MAKALAH – 1
SIAPAKAH ROH ALLAH / ROH KUDUS ITU? Oleh Herlianto
[email protected] (Depok, Indonesia)
( Ya
y a
s a
n
b
in a
a
w
a
m
)
*) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan oleh Gereja Sidang Injil Borneo (SIB) Petaling Jaya, Malaysia, pada tanggal 19 s/d 20 Mei 2012. Penulis adalah ketua YABINA ministry (Yayasan Bina Awam, www.yabina.org) dan telah menulis 37 buku dalam berbagai bidang a.l. yang berkenaan dengan topik ini adalah: Saksi Yehuwa, siapa dan bagaimana mereka? (Kalam Hidup, 1997); Saksi-Saksi Yehuwa, tamu tak diundang yang rajin berkunjung ke rumah-rumah” (Kalam Hidup, 2004); Teologi Sukses (BPK-GM, 2006); Kristen Tauhid (Mitra Pustaka & Yabina, 2007); Saksi-Saksi Yehuwa Mengetuk Pintu Rumah Anda (BPK-GM, 2012); dan Gerakan Pentakosta dan Kharismatik (belum diterbitkan)
PENDAHULUAN “ Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:16–17 )
Ayat ini menunjuk dengan jelas ke’Tritunggal’an Allah, dimana Allah Bapa berbicara dari sorga, Yesus dibaptis oleh Yohanes, dan Roh Allah turun seperti burung merpati. Sepanjang sejarah gereja, kecuali semasa Kitab Para Rasul, kehadiran Roh Allah / Roh Kudus kurang dipentingkan dalam ibadat gereja, mereka lebih mementingkan Allah Bapa dan Anak Allah. Sekalipun sekali-kali timbul perhatian terhadap Roh Kudus, sifatnya sporadis dan sewaktu-waktu. Namun pada akhir abad XIX terjadi kegairahan besar akan pribadi dan kuasa Roh Kudus dikalangan aliran Pentakosta mengikuti gejala yang terjadi di hari Pentakosta (Kis.2), dan ini terulang kembali di tahun 1960-an dengan bangunnya aliran Karismatik (neo pentecostal) yang menekankan karunia-karunia rohani (karismata). Mengapa timbul perhatian begitu besar akan gerakan Roh Kudus belakangan ini? Ada beberapa penyebab utama timbulnya kegairahan kembali akan Roh Kudus sebagai pribadi Allah yang mendatangkan kuasa, yaitu: 1. Gejala kebangunan Roh Kudus dikalangan gereja-gereja terjadi sebagai akibat gejolak sosial yang dialami manusia sebagai akibat perbenturan era agraris dan era industri. Pada masa itu rasionalisme dan materialisme menguasai masyarakat modern sehingga terjadi kekosongan batin yang dialami manusia pada umumnya. Di kalangan gereja kekosongan itu diisi dengan pencarian ke dalam batin dan gejala Roh Kudus yang dikenal sebagai gerakan Pentakosta; 2. Abad ke XVIII – XIX dunia gereja dipengaruhi rasionalisme dan materialisme yang menolak hakekat supra-alami dan mujizat sehingga kotbah-kotbah gereja menjadi rutin, rasional, liberal dan materialistis. Ini menimbulkan dikalangan beriman kegairahan kembali akan kuasa Roh dan karunia-karunia rohani (terutama karunia kesembuhan dan karunia lidah); 3. Gejala kebangunan Roh Kudus kembali terjadi dikalangan gereja sebagai akibat gejolak sosial yang dialami manusia sebagai akibat perbenturan era industri dan era informasi (tahun 1960-1n). Perang Dunia II membuat manusia frustrasi karena materialisme tidak membawa kedamaian tetapi kehancuran, dan di kalangan gereja kekosongan itu diisi dengan pencarian kembali ke dalam batin dan gejala Roh Kudus yang dikenal sebagai gerakan Karismatik; 4. Ada yang melihat bangunnya kegairahan akan Roh Kudus dan kuasanya pada masakini sebagai pemenuhan nubuatan Alkitab dalam kitab Yoel: “Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu.” (Yoel 2:23)
2
Bagi yang percaya, hari Pentakosta (Kis.2) pada abad pertama dianggap sebagai hujan awal, dan hujan akhir (latter rain movement) terjadi pada akhir zaman ini.
SIAPAKAH ROH ALLAH / ROH KUDUS ITU ? Dalam Alkitab keberadaan Roh Allah / Roh Kudus cukup jelas, baik di Perjanjian Lama (PL) maupun Perjanjian Baru (PB) kehadiran-Nya cukup sering disebutkan. Dalam PL, sejak awal kehadiran Roh Allah sudah terlihat. Roh Allah (Ruach Elohim) ikut dalam penciptaan langit dan bumi sebagai bagian dari keluarga Tritunggal Allah (Trinitas, band. Yoh.1:1). Sekalipun belum secara tetap, Roh Allah mendiami dan memenuhi hamba-hamba Allah sewaktu-waktu, seperti kepada Yusuf (Kej.41:38), Musa (Bil.11:25), Yosua (Ul.34:9), Samson (Hak.13:24-25) dll. Kehadiran Roh Allah (Pneuma Tou Deiou) dalam PB dengan nama yang sama atau Roh Kudus (Hagiou Pneumatos) mulai lebih sering terlihat, semula seperti dalam PL memenuhi hamba-hamba Allah sewaktu-waktu, seperti kepada Maria (Luk.1:35), Elizabet (Luk.1:41), Zakaria (Luk.1:67), dan sesudah Hari Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan keatas semua umat percaya agar mendiami mereka secara tetap (Band. Yoh.14-16 sebagai Penolong Yang lain / Penghibur / Roh Kebenaran). Pembaptisan Yesus seperti pada ayat pembuka (Mat.3:16-17) menunjukkan bahwa Roh Allah / Roh Kudus adalah bagian dari ketritunggalan Allah yang hadir bersama-sama dalam peristiwa itu.
RUACH ADALAH ROH RASIONAL Pada akhir abad XIX ada dua jenis aliran yang memandang Roh Kudus secara berbeda. Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) menganggap bahwa Roh Kudus bukan pribadi, ia hanya tenaga aktif Allah saja. Church of God 7thday1 yang membedakan diri dengan 7th-day Adventist, dalam hal Roh Kudus sebagian menganut pandangan bahwa Roh Kudus adalah tenaga aktif Allah tetapi sebagian menganut binitarian yaitu bahwa Allah Bapa dan Anak Allah itu dua nama untuk satu pribadi Allah yang sama. Sebagian lainnya menganut Sabelianisme, yaitu memandang Allah Bapa, Anak Allah, dan Roh Kudus sebagai tiga nama untuk satu pribadi Allah yang sama. Namun aliran Pentakosta kembali menekankan pribadi Roh Kudus yang membekali umat dengan kuasa. Dalam Alkitab, sekalipun kadang-kadang Roh Kudus digambarkan seakan-akan hanya sebagai kekuatan yang mendampingi murid-murid, namun terdapat banyak petunjuk yang menunjukkan bahwa Roh Kudus digambarkan sebagai oknum atau pribadi Allah. Dari satu sudut, dapat dilihat bahwa roh (ibr: ruach, yun: pneuma) bisa berarti angin atau nafas, namun ruach/pneuma juga berarti ‘pribadi roh rasional’. Strong Concordance menyebut ‘ruach’ sebagai ‘angin, nafas,’ tapi juga ‘roh pribadi rasional,’ dan ‘pneuma’ juga disebut sebagai ‘angin, nafas’ tapi juga ‘roh pribadi manusia rasional’ atau ‘mahluk roh rasional, seperti halnya malaikat, setan, Roh Allah/Kristus/Roh Kudus.’ Yesus menyebut Roh Kudus sebagai Penolong yang akan mengajar, bersaksi, berkata-kata, dan mendengar (Yoh.14:16,26;15:26;16:13). Church of God 7thday berbeda dengan Church of God (Tennesee) yang merupakan gereja Pentakosta tertua di Amerika Serikat. COG (Tenesee) percaya Roh Kudus adalah pribadi dari Allah Tritunggal. 1
3
Perlu disadari bahwa di seluruh Alkitab kita melihat ada beberapa pengertian roh, a.l. sebagai tenaga atau pribadi, sedangkan ‘Roh Kudus’ adalah pribadi Roh Rasional yang nyata, melakukan hal-hal yang hanya bisa dilakukan oleh pribadi. Kita melihatNya dengan pikiran, iteligensia, dan pengetahuan (Rm.8:27; 1Kor.2:11). Ia memiliki kemauan (1Kor.12:1). Ia menunjukkan cinta dan kasih-sayang (Rm.15:30). Ia berbicara kepada Filipus (Kis.8:29). Ia menyuruh Petrus (Kis.11:12) dan menyuruh jemaat mengkhususkan Paulus dan Barnabas untuk tugas pelayanan untuk mana mereka telah dipanggil (Kis.13:2,4). Pada satu kesempatan Ia melarang Paulus berbicara di propinsi Asia (Kis.16:6-7). Ia berbicara kepada sidang jemaat (Why.2:7,11,17,29). Ia bergabung dengan gereja untuk mengundang yang lainnya untuk datang (Why.22:7). Memang dalam Alkitab adakalanya hal-hal bukan pribadi dipersonifikasikan sebagai pribadi manusia seperti dalam kasus Hikmat, Dosa, dan Kematian, namun itu tidak berarti bahwa semua yang mengenai Roh Kudus dipersonifikasikan sama dengan itu. Kita melihat juga bahwa Roh Kudus dapat dijadikan sedih atau duka (Yes.63:10;Ef.4:30), dihujat atau dihina (Mat.12:31;Ibr.10:29), dibohongi (Kis.5:3), dan dicobai atau diuji (Kis.5:9). Tidak ada tenaga tak berpribadi yang menunjukkan kesedihan atau cinta-kasih demikian kecuali pribadi. Ciri-ciri pribadi demikian tidak dimiliki oleh kata-kata Hikmat, Dosa, dan Kematian. Fakta bahwa ia adalah pribadi yang jelas, terlihat juga dalam ayat-ayat seperti Yes.48:16, “Dan sekarang, Tuhan Allah mengutus aku dengan Roh-Nya”. Yesus menyebutkan Roh sebagai pribadi yang jelas ketika mengutip Yes.61:1, “Roh Tuhan Allah ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku.” Lalu Ibr.9:14 menyatakan bahwa Kristus “yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat.” Yesus kemudian menunjuk Roh Kudus sebagai “Penolong Yang Lain” (Yoh.14:16;15:26;16:7). Roh Kudus diutus Bapa dan Anak (Yoh.14:16;14:26; 15:26) dan Roh Kudus bekerja dalam Yesus Kristus (Luk.4:18; Mat.12: 28) dan Orang Percaya (Yoh. 3:6;Mat.10: 20). Demikian juga dalam pembaptisan Yesus kita melihat Roh Kudus digambarkan sebagai pribadi yang bisa bergerak menurut kemauannya sendiri (bagai burung Merpati). Ini tentu berbeda dengan kekuatan batin yang ada dalam pemikiran para mistikus dimana kekuatan itu dimiliki semua orang dan harus diolah manusia supaya bisa bekerja. Roh Allah juga ada sejak awal penciptaan (Kej.1:2) Banyak ayat lain yang menunjukkan perbedaan antara ‘Roh Kudus’ dengan hikmat, dosa, kematian, dan air dan darah yang bisa dipersonifikasikan, karena tidak pernah disebutkan bahwa mendukakan Roh Kudus Allah yang memeteraikan (Ef.4:30) juga berlaku pada kata-kata non-pribadi yang lain itu, demikian juga dikatakan bahwa jangan mendukakan Roh Kudus (Efs.4:30) yang tentu yang dimaksudkan ditujukan kepada suatu pribadi. Ayat berikut menunjukkan perbedaan antara roh manusia yang melekat dalam diri manusia dengan Roh Kudus yang merupakan pribadi Allah yang dikaruniakan kepada manusia ketika ia percaya: “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? ... Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1Kor.3:16;6:19).
4
ROH KUDUS ADALAH PRIBADI ALLAH Lebih-lebih ada hal yang tidak bisa diberlakukan pada kata-kata non-pribadi yang lain itu namun hanya bisa kepada pribadi yaitu adanya ucapan “menghujat Roh Kudus tidak akan diampuni” (Luk.12:10). Kita mengetahui bahwa ‘hujatan’ adalah ciri sifat kekuatan yang menentang Allah (Why.13), dan kepada para penghujat, nerakalah tempat yang terbaik: “Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.” (Why.16:9).
Dalam kasus Ananias juga disebut ‘Roh Kudus tidak boleh didustai,’ sebab mendustai Roh Kudus itu berarti mendustai Allah: “Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? … Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah” (Kis.5:3,4)
Dalam ayat-ayat di atas jelas bahwa bukan saja Roh Kudus itu pribadi namun juga disamakan dengan Allah dalam kemuliaannya dan tidak boleh dihujat atau didustai oleh manusia. Rasul Paulus mengatakan adanya pribadi Roh Allah yang mendiami manusia yang dibedakan dengan Bapa: “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anakanak Allah.” (Rm.8:14-16)
Lukas menyebutkan bahwa: “pada saat itu Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan” (12:12)
Ini menunjukkan dengan jelas bahwa Roh Kudus bukan hanya Allah, pribadi yang tidak boleh dihujat, namun ia juga akan mengajar apa yang akan kita katakan, sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh oknum/pribadi yang berotoritas Ilahi. Nafas/tenaga batin/tenaga aktif ada dalam diri semua manusia, namun Roh Kudus hanya dikaruniakan kepada orang yang beriman saja. Orang-orang dalam Alkitab dapat menyambutNya atau menolakNya, namun mereka menerimanya sebagai Roh Allah (Kej.6:3; Kel.31:3; Hak.6:34; Yes.61:1; Rm.8:9; 2Kor.3:3). Ia adalah Roh dari Bapa (Mat.10:30) dan Roh dari Anak (Gal.4:6). Ia Allah yang benar, sama halnya dengan Bapa adalah Allah dan Anak adalah Allah, seperti mereka, ia memiliki sifat-sifat ilahi. Ia mahahadir (Mzm.139:7-8). Ia mahatahu (Yes.40:13; 1Kor.2:10-11). Ia mahakuasa (Za.4:6). Ia kekal (Ibr.9:14). Ia juga baik sama halnya Allah adalah baik (Neh.9:20; Mzm.143.10). Dalam ayat-ayat berikut jelas terlihat bahwa Roh Kudus bukan saja pribadi namun juga pribadi Allah yang melakukan pekerjaan Allah, dan diutus oleh Allah Bapa.
5
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. ... tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (Yoh.14:15-17,26) “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari padaKu.” (Yoh.16:13-14)
Hanya ‘pribadi’ yang bisa mendengar dan kemudian memberitakan apa yang didengarnya. Roh Kudus juga secara aktip dan dengan penuh kepribadian mendampingi para murid dalam tugas pelayanan mereka setelah Yesus naik ke surga, ini tentu berbeda sekali dengan sekedar kekuatan, tenaga atau kuasa saja. Roh Kudus mendampingi umat beriman dengan kuasa: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis.1:8) “Mereka melintasi tanah Fergia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.” (Kis.16:6)
ROH KUDUS BAGIAN DARI ALLAH TRITUNGGAL Dalam Alkitab memang tidak disebut adanya istilah ‘Tritunggal,’ namun lepas dari perumusan doktrin mengenainya, sejak lama umat melihat dalam Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, adanya kandungan pengertian bahwa keberadaan Allah itu ‘Esa namun mengungkapkan adanya kejamakan dalam tiga pribadi.’ Dalam Perjanjian Lama (PL) ke’tiga’an Allah tidak terungkap secara eksplisit seperti dalam Perjanjian Baru (PB), tetapi pada awal penciptaan langit dan bumi kita sudah melihat kehadiran ketiga pribadi Allah yang esa: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” (Kej.1:1-2). “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yoh.1:1)
Namun dalam PL secara implisit, terlihat adanya dua pribadi lainnya yang khas seperti ‘Malak Yahweh’ yang dibedakan dengan malaikat pada umumnya (Kej.16:7,13; 22:11-12; Kel.23:20-23) demikian juga dengan ‘Ruach Elohim’ (Kej.1:2;6:3; Ayb.33:4; Mzm.51:13; 139:7; Yes.11:2), keduanya mempersentasikan YHWH. Dalam Yes.48:12-16;63:7-14, ketiga pribadi disebutkan bersama-sama. Malak Yahweh sering menyatakan diri sebagai manusia, Ia menemui Hagar (Kej.16) dan
6
berkata atas Nama-Nya sendiri dan dipanggil ‘El-Roi’. ‘Ia bergumul dengan Yakub dan menyatakan diri sebagai Allah’ (Kej.32:28-32). Bila pribadi pertama ‘Bapa’ tidak pernah menyatakan muka-Nya kepada manusia (Kel.33:20), Malak Yahweh sebagai pribadi kedua sering memimpin bani Israel sebagai Malaikat yang berotoritas mengidentifikasikan diri sebagai Yahweh dan bisa dilihat muka-Nya (band.Yoh.1:18), seperti ‘Menahan Abraham membunuh anaknya Ishak’ (Kel.14) dan ‘Menampakkan Diri kepada Abraham’ (Kej.17,18), ‘Ia Menyuruh Gideon’ (Hak.6), ‘Menubuatkan kelahiran Simson’ (Hak.13), ‘Menyuruh Elia ke gunung Horeb’ (1Raj.19), dan ‘Menyuruh Daud membangun Bait Allah di Yerusalem’ (2Raj.19:35). Ia juga menyatakan diri sebagai ‘Hakim pembela Israel’ dari para musuh (Bil.22:22-35; 2Raj.19:35). Dalam Perjanjian Baru, penyataan ke’Tritunggal’an Allah lebih jelas dan eksplisit. Dalam Pembaptisan Yesus kita melihat tiga saksi pembaptisan yaitu ‘Bapa, Anak dan Roh Kudus’ dan ini kemudian menjadi saksi pembaptisan dalam Perintah Yesus untuk Memberitakan Injil dimana kita menjumpai ketiga Nama disebutkan sebagai tiga pribadi terpisah namun Esa: “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (Mat.3:16-17). “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat.28:19).
Rasul Yohanes mengawali Injilnya dengan pernyataan tentang kesetaraan Allah Bapa dan Anak, bahwa: “Pada mulanya adalah Firman (Logos); Firman (Logos) itu bersama-sama dengan Allah dan Firman (Logos) itu adalah Allah.” (Yoh.1:1)
Dalam kitab Wahyu, Bapa dan Anak sama-sama disebut sebagai ‘arche dan telos’ (awal dan akhir, 1:17-18;22:13; band. 1:8;21:6) dan juga ‘alfa dan omega’ (1:78;2:8;21:6;22:13). Yohanes mengirim salam kasih & damai sejahtera dari Bapa dan Yesus (Why.1:4-5). Ke’Tritunggal’an juga dikemukakan Rasul Petrus: “Yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darahNya.” (1Ptr.1:2).
Ayat lain yang juga menyiratkan ke’Tritunggal’an Allah dapat dilihat dalam a.l. penglihatan Stefanus mengenai ‘Anak disebelah kanan Allah Bapa di surga dan Roh Kudus yang mendampinginya di dunia’ (Kis.7:55). Paulus memberi salam dalam ke’Tritunggal’an Allah: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” (2Kor.13:13; band. 1Kor.12:4-6)
Rasul Paulus mengidentikkan ‘Roh Kudus’ (1Kor.6:19) dengan ‘Roh Allah’ (1Kor.3:16) dan ‘Roh Yesus’ (Kis.16:7; Flp.1:19), Pribadi Allah yang mendiami hati manusia sebagai Bait-Nya (band. Yoh.20:28). Banyak ayat lainnya juga menunjukkan keesaan dan kerjasama yang sempurna. 1Kor.12:4-6 menunjukkan bahwa Roh, Tuhan Yesus, dan Allah Bapa adalah pribadi
7
sejajar. Ef.4:4-6 mengungkapkan mereka sebagai koordinasi yang sempurna. Mereka semua tinggal di Bait sebagai Allah (1Kor.3:16;6:19; Kol.1:27).
8