B. BEBERAPA PERKEMBANGAN PENTING TERAKHIR DALAM EKONOMI INDONESIA 1. Arus perdagangan Indonesia melewati krisis global: turun drastis kemudian naik kembali Arus perdagangan Indonesia turun sampai separuhnya saat terjadi krisis ekonomi global, sebagian besar karena penurunan harga komoditas
Mulai dari Juli 2008 sampai Februari 2009, nilai ekspor barang Indonesia turun 43 persen, sementara impor barang turun sebesar 56 persen. (Gambar 30, Tabel 11) Penurunan ini, bersamaan dengan naiknya gejolak dalam pasar keuangan dan keluarnya modal, merupakan dampak terbesar penurunan ekonomi global atas perekonomian Indonesian. Arus dagang Indonesia bersama dengan semua mitra dagang utamanya mengalami penurunan pada masa itu, dengan penurunan ekspor terbesar terjadi di Jepang, Singapura, dan Cina. Nilai impor pun turun di semua mitra dagang saat perusahaan mengurangi persediaan dan terjadinya penurunan dalam ekspor mengurangi permintaan atas input yang diimpor. Jatuhnya harga komoditas curah dan minyak pada masa ini merupakan alasan utama penurunan, sementara volume dagang tetap stabil sepanjang akhir 2008 dan awal 2009. (Tabel 11) Pergeseran komposisi pun memberi kontribusi. Secara keseluruhan, sektor dagang Indonesia tidak kebal terhadap penurunan permintaan global - tapi harga komoditas yang rendah mungkin telah mendorong kenaikan permintaan atas beberapa barang di sebagian pasar, sehingga sedikit mengimbangi dampak negatif resesi global terhadap arus dagang Indonesia.
Untuk ekspor, walaupun pengurangan permintaan mengakibatkan penurunan besar dalam volume pertambangan dan manufaktur - terutama ke Jepang, (miliar USD, disesuaikan secara musiman) Singapura, dan Amerika Serikat - volume ekspor migas ke USD bn 14 USD bn 14 Korea tampaknya meningkat, dan volume ekspor July 08 Feb 09 pertanian ke Cina juga naik (terutama minyak sayur dan Exports minyak sawit). Kontraksi nilai ekspor ke Jepang 12 12 merupakan yang terbesar, hampir sepertiga dari total penurunan nilai ekspor - hampir setara dengan bobot 10 10 ekspor Jepang. Hal ini terutama dikarenakan penurunan harga ekspor migas, serta penurunan harga dan volume ekspor nikel. Kontraksi nilai ekspor ke Singapura, Cina 8 8 dan Amerika Serikat pun menyebabkan pengurangan yang signifikan. Penurunan ekspor ke Amerika Serikat Im ports dan Singapura dikarenakan penurunan volume tekstil, 6 6 pakaian dan alas kaki, serta bahan kimia, serta penurunan harga dan volume dalam ekspor migas dan karet, 4 4 sementara penurunan nilai ekspor ke Cina disebabkan oleh penurunan harga produk karet dan minyak. Gambar 30: Nilai perdagangan memuncak di pertengahan 2008, lalu turun di bulan Februari 2009
Oct-07
Sumber: BPS
Apr-08
Oct-08
Apr-09
Oct-09
Sama halnya dengan impor, walaupun modal terkait investasi dan volume transportasi turun - terutama dari Jepang, cina dan Korea - penurunan harga menunjukkan bahwa volume impor pelumas dari Cina serta bahan kimia, transportasi dan mesin dari Amerika Serikat meningkat.
23
Laporan Kuartalan Ekonomi Indonesia
Kembali melaju?
Tabel 11: Impor Indonesia terus turun, dan pulih lebih cepat, daripada ekspor
(persen kecuali disebutkan lain) July 2008 to February 2009
February 2009 to July 2009
Percentage Percentage Percentage Percentage point Proportion point point Proportion point contribution of total contribution of total Values contribution Values contribution growth Growth due to prices due to volumes growth Growth due to prices due to volumes Total Exports -43 -40 -3 100 36 -6 42 100 Oil & Gas -64 -82 17 34 45 45 0 18 Non-Oil & Gas -37 -25 -12 66 34 -13 47 82 Agriculture -34 -47 13 12 23 2 21 12 Mining & Minerals -55 -17 -39 28 100 2 98 47 Forestry -31 -27 -5 4 5 -3 8 1 Manufactured -27 -17 -10 22 18 -27 44 22 Total Imports Consumer Goods Intermediate Fuels and Lubricants Transportation Goods Capital Goods
-56 -41 -57 -73 -50 -34
-62 -34 -60 -97 25 -3
6 -7 3 24 -75 -31
100 3 35 44 4 14
50 53 47 89 77 25
-7 -9 -29 42 21 -16
58 62 76 47 57 41
100 10 15 7 18 50
Sumber: BPS dan Bank Dunia Kategori yang terkena dampak paling besar saat terjadi penurunan telah pulih paling cepat, walaupun mitra dagang Indonesia
Pada bulan Juli, nilai ekspor dan impor Indonesia tumbuh sekitar 36 dan 46 persen, secara berurutan. Kenaikan ini terjadi di seluruh kategori perdagangan, tapi terutama dalam komoditas migas dan pertambangan. Pergerakan harga yang tersirat menunjukkan bahwa sebagian kenaikan terjadi dalam volume, bersama dengan pemulihan dalam permintaan, sejalan dengan peningkatan investasi dan pengisian kembali persediaan, secara global dan di Indonesia, yang memberi kontribusi signifikan kepada kenaikan nilai perdagangan. Hal ini juga menunjukkan bahwa hanya sebagian pemulihan harga komoditas global yang masuk ke harga ekspor dan impor Indonesia, dan harga perdagangan tetap lemah karena berlanjutnya penurunan dalam harga barang modal, elektronik dan mesin lebih besar daripada kenaikan dalam harga minyak dan komoditas curah. (Tabel 11) Bersama dengan perkembangan harga dan volume, pemulihan dalam nilai ekspor terdorong oleh peningkatan ekspor pertambangan & mineral serta migas ke Jepang, Cina dan Korea. Sampai Agustus 2009, nilai ekspor ke Cina dan Korea kembali ke tingkat sebelum krisis, tapi ekspor ke Jepang tetap sekitar 40 persen di bawah tingkat bulan Juli 2008.
Tabel 12: Walaupun arus dagang mengalami penurunan di semua sisi, ekspor Indonesia ke negara berkembang di wilayahnya telah pulih dengan cepat
(juta USD dan persen)
Japan China US Singapore Korea India Malaysia Australia Other Total
Exports Imports July 2008 Contribution Feb 2009 Contribution Aug 2009 July 2008 Contribution Feb 2009 Contribution Aug 2009 Level to Fall Level to Rise Level Level to Fall Level to Rise Level 2,787 31 1,140 16 1,700 1,388 10 668 5 859 1,077 10 517 15 1,013 1,408 9 762 19 1,468 1,246 8 811 5 990 821 4 564 2 632 1,376 11 781 -1 744 2,240 19 933 28 2,000 643 3 502 5 688 801 7 295 4 457 529 3 375 10 702 248 2 139 2 212 497 3 342 9 655 951 9 331 3 453 527 6 203 2 260 367 3 191 4 333 3,845 26 2,464 39 3,793 4,645 37 2,057 33 3,293 12,528 100 7,134 100 10,544 12,870 100 5,939 100 9,707
Sumber: BPS dan Bank Dunia
THE WORLD BANK | BANK DUNIA
Desember 2009
24
Laporan Kuartalan Ekonomi Indonesia
Kembali melaju?
2. Nilai tukar rupiah sejak akhir 2008: skala pergerakan dan faktor-faktor pendorong a. Rupiah telah menguat secara berarti sejak bulan Maret, terutama terhadap dolar Amerika yang melemah Sejak bulan Maret, Rupiah telah menguat secara berarti terhadap dolar Amerika, dan secara tipis terhadap mata uang lain
Sejak bulan Maret 2009, Rupiah Indonesia telah menguat sebesar 22 persen terhadap dolar Amerika (USD). (Tabel 13, Gambar 31) Rupiah juga menguat terhadap mata uang lainnya (Tabel 13), dengan kurs tukar efektif riil (REER, suatu indeks utama kurs tukar bilateral rupiah, dan abstraksi dari perbedaan dalam laju inflasi) lebih dari 16 persen selama periode ini (Gambar 32). Tetapi tingkat dan laju penguatan terhadap dolar Amerika telah meningkatkan keprihatinan akan kelangsungannya dan juga dampak pada ekonomi riil dan daya saing. Arus masuknya modal asing ke pasar uang Indonesia dan pemulihan harga komoditas tampaknya berperan besar dalam penguatan rupiah, dan hubungannya terbentuk di bawah. Secara singkat, peningkatan 1 persen dalam investasi bukan penduduk pada aktiva keuangan Indonesia berdampak pada penguatan 0,62 persen terhadap dolar Amerika, dengan harga komoditas tetap; peningkatan 1 persen dalam harga komoditas ekspor non-migas berbobot berdampak pada penguatan 0,49 persen, dengan arus masuk modal tetap – dan faktor-faktor ini menyumbang sampai 73 persen dari variasi pada kurs tukar spot antara bulan Oktober 2008 and November 2009. Kedua faktor ini menjelaskan lebih banyak lagi (89 persen) dari pergerakan REER pada periode ini. (Tabel 14 dan 15)
Gambar 31: Sejak Maret, rupiah telah menguat jauh terhadap dolar Amerika dan dolar Amerika telah melemah terhadap Gambar 32: Kurs tukar Indonesia telah meningkat secara berbagai mata uang berarti terhadap berbagai mata uang secara riil
(USD (Indeks luas dolar Amerika, di-indeks ke 100 pada tanggal 21 Januari 1997) 120
Index
IDR per USD
115
IDR/USD (RHS)
110
(kurs tukar efektif riil berdasar indeks berbobot perdagangan JP Morgan; rupiah per tingkat dolar Amerika) 8500
190
Index
IDR per USD
9000
8750
9500 160
105 100
9500
10000 Dollar Index (LHS)
10500
95
11000
IDR Appreciation
90
11500
85
12000
10250
IDR Real Effective Exchange Rate (LHS)
IDR/USD Spot 11000 (RHS)
130
Appreciation
11750
12500 100
80 Jan‐08
8000
Apr‐08
Jul‐08
Oct‐08
Feb‐09
May‐09
Aug‐09
Sumber: Bank Sentral Amerika dan BI melalui CEIC Indeks umum Bank Sentral Amerika telah melemah 11,5 persen sejak bulan Maret, sementara saham dan aktiva pasar berkembang dan harga-haraga komoditas utama telah bangkit dengan kuat
Dec‐09
12500
Jan‐07 Apr‐07 Jul‐07 Oct‐07 Jan‐08 Apr‐08 Jul‐08 Oct‐08 Jan‐09 Apr‐09 Jul‐09 Oct‐09
Sumber: JP Morgan dan BI melalui CEIC
Rupiah bukanlah satu-satunya mata uang yang menguat terhadap dolar Amerika pada bulan-bulan terakhir. Indeks Umum Dolar Dewan Bank Sentral Amerika (yang menyertakan 26 mata uang yang mewakili mitra-mitra dagang utama Amerika) telah melemah sebesar 11,5 persen sejak bulan Maret, ketika pasar saham global dan hargaharga aktiva pada pasar negara berkembang pada khususnya mulai meningkat (Tabel 13). Dolar Amerika telah menunjukkan hubungan terbalik yang kuat dengan harga aktiva berisiko sejak dimulainya krisis bulan Oktober yang lalu. Pada puncak krisis, ketika harga saham dan aktiva jatuh di akhir tahun 2008 dan sekali lagi pada bulan Februari-Maret 2009, indeks dolar menguat ke tingkat tertingginya sejak tahun 2005 karena penanam modal mengganti aktivanya yang penuh risiko ke uang tunai dolar Amerika. Ketika pasar aktiva mulai pulih pada triwulan kedua tahun 2009 dan selera risiko investor kembali, dolar Amerika telah turun secara berarti.
THE WORLD BANK | BANK DUNIA
Desember 2009
25
Laporan Kuartalan Ekonomi Indonesia
Kembali melaju?
Sejak bulan Maret, indeks-indeks saham utama Asia telah meningkat lebih dari rata-rata 80 persen. (Gambar 33, Tabel 13) Selain itu, kebijakan moneter yang longgar juga memungkinkan obligasi untuk beraksi baik pada ekonomi baru dan maju: di Indonesia, yield obligasi negara 5 tahun dalam mata uang lokal telah turun 33 persen sejak bulan Maret, sementara di negara maju seperti Amerika Serikat, program-program pelonggaran kuantitatif bank sentral telah menopang harga-harga obligasi. (Gambar 34) Selain itu, emas, yang dipandang oleh investor sebagai pembendung inflasi dan juga mata uang alternatif, dan sejarahnya memiliki hubungan terbalik dengan dolar Amerika, telah meningkat sebesar 20 persen sejak bulan Maret ke nilai tertinggi dalam nilai nominal. Gambar 33: Kurs tukar dolar Amerika telah bergerak ke arah yang berlawanan dengan indeks saham dunia sejak dimulainya gejolak pasar keuangan pada bulan September 2008
(indeks pasar saham, di-indeks ke 100 pada 2 Januari 2008) 115
Equity Indices 2 Jan 08 = 100
Dollar Index
(yield obligasi negara 5 tahun dalam mata uang lokal dalam persen)
120
24
115
21
110
18
Percent
Percent
24
March 2009
Thailand SET 100
Gambar 34: Yield obligasi Indonesia dalam mata uang lokal telah jatuh sepertiganya sejak bulan Maret, tapi masih lebih tinggi dibanding yield yang lain
Dollar Index (RHS)
Singapore SGX
Jakarta JCI
21 18 Indonesia
85
70
105
15
100
12
15 12 Philippines
95
55
40
Shanghai Composite
90
9
9 Thailand
6
6 Malaysia
Bombay BSE
85
3
3 United States
25 Jan‐08
80 Apr‐08
Jul‐08
Oct‐08
Feb‐09
May‐09
Aug‐09
Sumber: CEIC dan Bank Dunia Kurs tukar rupiah/dolar Amerika menjadi sangat berkaitan dengan indeks dolar Amerika sejak dimulainya gejolak keuangan dunia pada bulan September 2008, dengan keseluruhan indeks dolar Amerika terhubung dengan pergerakan yang lebih besar pada kurs rupiah/dolar Amerika
Dec‐09
0 Jan‐08
0 Apr‐08
Jul‐08
Oct‐08
Feb‐09
May‐09
Aug‐09
Dec‐09
Sumber: CEIC
Kurs tukar rupiah/dolar Amerika telah bergerak erat dengan indeks dolar sejak dimulainya krisis pada penghujung tahun 2008 (yaitu, Rupiah telah menguat dengan melemahnya Indeks Dolar, dan sebaliknya), dan pergerakan dalam Indeks Dolar cenderung berkaitan dengan pergerakan yang lebih besar dari proporsional dalam kurs tukar rupiah/dolar Amerika, terutama sejak dimulainya krisis di penghujung tahun 2008. Kaitan antara pergerakan dalam rupiah/dolar Amerika dan Indeks Dolar berada pada 68 persen dari bulan Januari 2007 ke November 2009, menguat menjadi 92 persen jika kita hanya menghitung periode dari bulan September 2008 hingga sekarang. Selain itu, analisa regresi periode Januari 2007-November 2009 menunjukkan bahwa peningkatan 1 persen pada Indeks Dolar berkaitan dengan penurunan 1,22 persen dalam rupiah/dolar Amerika. Memperkecil kerangka waktu ke September 2008-November 2009 memperkuat kaitan ini menjadi 2,1 persen penurunan Rupiah untuk setiap peningkatan 1 persen dalam Indeks Dolar. Kedua hasil itu signifikan secara statistika pada tingkat tinggi dan tampaknya kokoh (Tabel 14).
b. Arus masuknya modal ke aktiva keuangan lancar menjelaskan sebagian besar penguatan … Kelemahan dolar Amerika, bersama bersama dengan catatan rendahnya suku bunga di Amerika Serikat dan menguatnya pasar-pasar berkembang, telah mendorong arus masuknya modal ukuran besar kepada ekonomi berkembang
Gabungan suku bunga yang rendah di Amerika Serikat, pelemahan dolar Amerika, dan menguatnya harga-harga aktiva di pasar-pasar berkembang telah mendorong arus masuk modal berukuran raksasa ke ekonomi-ekonomi berkembang dengan neraca modal terbuka pada enam bulan terakhir. Investor telah melakukan perdagangan, meminjam dalam dolar Amerika untuk membeli aktiva dengan yield yang lebih besar pada pasarpasar berkembang — pada suku bunga yang sebetulnya negatif. Hal ini menambah tekanan pada harga aktiva dan mata uang pasar berkembang, mendorong beberapa pemberi komentar untuk menyarankan bahwa beberapa harga aktiva dapat meningkat dengan lebih dari yang dijustifikasi dengan meningkatkan asas pokok ekonomi.
THE WORLD BANK | BANK DUNIA
Desember 2009
26
Laporan Kuartalan Ekonomi Indonesia
Indonesia telah menarik arus masuk modal sebesar 6,5 miliar dolar Amerika sejak Maret, yang berkaitan erat dengan penguatan rupiah
Kembali melaju?
Indonesia, dengan selisih suku bunganya yang sangat menarik dan neraca permodalan yang terbuka, telah menarik arus masuk permodalan bukan penduduk yang cukup besar. (Gambar 35) Sejak bulan Maret 2009, Indonesia telah menyerap 6,46 miliar dolar Amerika dalam arus masuk asing bersih, 40 persen dari nilai itu pada bulan September dan Oktober (Gambar 36). Tanpa sterilisasi penuh oleh bank sentral (membangun cadangan devisa asingnya dan mengimbangi dampaknya pada ekonomi dalam negeri), aliran masuk demikian sesuai sifatnya akan menyebabkan penguatan jangka pendek kurs tukar. Kaitan antara kurs rupiah/dolar Amerika dan keseluruhan kepemilikan bukan penduduk adalah 70 persen antara Oktober 2008 dan November 2009 (yaitu Rupiah menguat ketika bagian modal asing meningkat), dengan peningkatan 1 persen pada bagian modal asing berkaitan dengan penguatan 0,53 persen kurs rupiah/dolar Amerika. (Tabel 14, Gambar 36) Sejak jumlah bagian modal asing di Indonesia telah meningkat sekitar 28 persen sejak bulan Maret (dengan September dan Oktober menyumbang 9 poin persentase dari kenaikan itu), aliran masuk modal telah memberikan andil secara berarti kepada penguatan Rupiah pada periode ini.
Gambar 35: Adanya aliran masuk bersih modal yang berarti Gambar 36: … meningkatkan bagian modal di Indonesia oleh bukan penduduk sebesar 6,4 miliar dolar Amerika – menuju Indonesia sejak bulan Maret … (arus bersih dalam miliar dolar Amerika; Indeks dolar pada satu triwulan
Amerika dan rupiah/dolar Amerika di-indeks ke 100 pada Oktober 2008) 30000
IDR billion
Index Oct08=100
IDR/USD (RHS)
IDR billion
IDR per USD
8500
9500
110
200000
10000
Total Foreign Capital Stock (LHS)
105 100
0 Net Foriegn Flows (LHS)
Dollar Index (RHS)
95
‐20000
80
‐30000 Mar‐09
May‐09
Jul‐09
Sep‐09
Sumber: Federal Reserve Board, CEIC, BI dan Bank Dunia Investasi bukan penduduk dalam aktiva keuangan Indonesia berkaitan secara terbalik dengan kekuatan dolar Amerika, selisih suku bunga, dan spread EMBI Indonesia …ketika risiko meningkat, pihak asing akan melepaskan kepemilikan aktiva Indonesia mereka
10500
150000 11500
IDR Appreciation
85
Dec‐08
IDR/USD spot (RHS)
90
IDR Appreciation
Oct‐08
120 250000 115
20000
‐10000
(kepemilikan saham bukan penduduk, obligasi pemerintah dalam rupiah dan instrumen pasar uang jangka pendek)
100000 06‐Oct‐08
12500 06‐Jan‐09
06‐Apr‐09
06‐Jul‐09
06‐Oct‐09
Sumber: Federal Reserve Board, CEIC, BI dan Bank Dunia
Di antara faktor-faktor pendukung aliran masuk, bagian modal asing menunjukkan keterkaitan terbalik 80 persen dengan Indeks Dolar dan selisih suku bunga antara Indonesia dan Amerika Serikat. Analisa regresi menunjukkan bahwa kenaikan 1 persen Indeks Dolar berkaitan dengan penurunan -1,34 persen pada bagian modal asing, dengan suku bunga tetap. Seperti itu, kenaikan 1 persen dalam selisih suku bunga (antara SBI 3 bulanan dan T-Bills 3 bulanan Amerika Serikat) berkaitan dengan 0,62 persen penurunan dalam bagian modal asing, dengan Indeks Dolar tetap sama. (Tabel 14) Walaupun tampaknya tidak betul bahwa peningkatan dalam selisih suku bunga berkaitan dengan penurunan dan bukan peningkatan dalam bagian saham asing, hal ini dapat mencerminkan perbedaan mendasar antara suku bunga Indonesia dan Amerika Serikat yang sangat tinggi sehingga peningkatan lebih lanjut dari selisih biasanya disebabkan oleh suatu guncangan negatif atau naiknya risiko Indonesia yang disadari sehingga sejalan dengan penurunan pada penempatan modal bukan penduduk. Jumlah bagian modal asing di Indonesia memiliki keterkaitan terbalik sebesar 95 persen dengan spread EMBI Indonesia, yang biasanya digunakan sebagai nilai untuk mengukur risiko negara (Gambar 38): Peningkatan 1 persen dalam spread EMBI berkaitan dengan penurunan 0,23 persen dalam bagian modal asing. Jadi ketika spread dan risiko negara meningkat, dana mengalir keluar. (Spread ini juga memiliki keterkaitan positif tinggi dengan Indeks Dolar dan selisih suku bunga.)
THE WORLD BANK | BANK DUNIA
Desember 2009
27
Laporan Kuartalan Ekonomi Indonesia
Indonesia masih secara khusus rentan terhadap aliran masuk uang panas karena aliran itu cenderung cepat berubah arah dan dapat pergi secara tiba-tiba, mengganggu pasar uang dan ekonomi
Kembali melaju?
Walaupun kecepatan dan volume aliran masuk modal ke aktiva keuangan lancar Indonesia tidak berbeda dengan negara-negara pasar berkembang lainnya di Asia dan America Latin, nusantara tetap sangat rentan terhadap “uang panas” ini. Pertama, negara ini memiliki pasar-pasar modal terbuka, lebih dibanding negara tetangganya, dan selama ini tetap memegang komitmen untuk tidak menerapkan kendali modal. Kedua, warisan dari krisis tahun 1997-98 membuat investor di Indonesia mudah untuk memindahkan dana ukuran besar karena alasan yang sangat rapuh hubungannya dengan dasar-dasar (seperti ditunjukkan oleh keterkaitan negatif yang sangat kuat antara spread EMBI, yang menunjukkan kesadaran akan risiko negara, dan bagian dari kepemilikan bukan penduduk). Bila dananya keluar dari negara ini secepat – dan biasanya lebih cepat – dari pada waktu ia mulai mengalir, dan perdagangan pada pasar keuangan Indonesia relatif tipis, aliran-aliran ini akan dapat secara berarti menambah perubahan pasar yang cepat, dengan dampak yang lebih luas pada kepercayaan investor, kurs tukar, dan ekonomi riil. Intervensi oleh penyusun kebijakan dapat membatasi dampak aliran ini, tetapi sebagian besar pilihan kebijakan membutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit. (Gambar 39).
Gambar 37: Cadangan devisa asing Indonesia telah berkaitan dengan kurs tukar valuta sejak Oktober 2008, mengesankan bahwa BI telah agak membatasi pergerakan liar kurs tukar valuta
(cadangan dalam juta dolar Amerika, tingkat kurs rupiah/dolar Amerika) 70000
USD million
IDR per USD
7500
60000
8500
50000
9500
Gambar 38: Kepemilikan bukan penduduk akan aktiva keuangan Indonesia telah menurun ketika risiko negara meningkat, dan sebaliknya
(bagian aktiva keuangan Indonesia milik asing dalam miliar rupiah; Indeks Dolar, spread EMBI dan selisih suku bunga di-indeks ke 100 pada 6 Oktober 2008) 250000
IDR billion
Index 6 Oct 08=100 200
200000
140
IDR/USD Spot (RHS)
Dollar Index (RHS)
40000
10500
Indonesia‐US Interest Rate Differential (RHS)
150000
IDR Appreciation 30000
11500
International Reserves (LHS)
20000
Jan‐05
12500
Oct‐05
Aug‐06
Total Foreign Capital Stock (LHS)
May‐07
Mar‐08
Dec‐08
Indonesia EMBI spread (RHS)
100000
Oct‐09
Sumber: BI via CEIC dan Bank Dunia
80
06‐Oct‐08
20
06‐Jan‐09
06‐Apr‐09
06‐Jul‐09
06‐Oct‐09
Sumber: Federal Reserve Board, CEIC, BI dan Bank Dunia
Gambar 39: Kebijakan moneter dan fiskal dapat membatasi dampak aliran masuk modal, tetapi kebanyakan pilihan membutukan dukungan dana yang kuat
A : Allow inflow of money (shifts LM right ) → Can be inflationary
i
BP '
B : Sterilize inflow by building reserves, OMO (stay at B ) → Can prolong inflows by keeping interest rates high C : Allow appreciation (shifts IS and BP left ) → Exports lose competitiveness D : Impose capital controls (moves BP upward, steeper slope ) → Lose efficiency; have to finance investment through higher cost domestic funds rather than borrowing from abroad at lower cost E : Fiscal contraction (shifts IS left ) → Can be recessionary; politically difficult
LM BP=0
D
C, E
B
IS'
A
LM'
IS Y
Model IS-LM adalah kerangka Keynesian yang berfokus pada interaksi antara elemen ekonomi ril dan moneter. Kurva IS (investasi dan simpanan) menjelaskan hubungan antara output dan tingkat suku bunga yang memberikan keseimbangan di pasar barang, sedangkan kurva LM (preferensi likuiditas dan penawaran uang) menjelaskan hubungan antara pendapatan dan tingkat suku bunga yang memberikan keseimbangan di pasar uang. THE WORLD BANK | BANK DUNIA
Desember 2009
28
Laporan Kuartalan Ekonomi Indonesia
Kembali melaju?
c. …dengan pemulihan harga komoditas juga membaik Dengan komoditas merupakan sebagian besar ekspor Indonesia, rupiah cenderung menguat dengan harga komoditas
Harga komoditas adalah jalur penting kedua tempat jalan kelemahan dolar Amerika berdampak pada kurs tukar rupiah/dolar Amerika. Indeks dolar Amerika memiliki keterkaitan terbalik yang kuat dengan harga komoditas: kenaikan 1 persen Indeks berkaitan dengan penurunan 4,2 persen dalam EWCPI non minyak Indonesia. (Tabel 14) Komoditas menyumbang lebih dari setengah jumlah ekspor Indonesia. Penelitian empiris oleh Rogoff dan Chen (2003) telah menemukan keterkaitan yang berarti antara kurs tukar dan harga dunia dari komoditas ekspor dari Australia, Kanada dan Selandia Baru—tiga negara yang komoditas utamanya merupakan komponen utama ekspor. Tabel 13: Pergerakan dalam kurs tukar dan harga aktiva sejak September 2008 Level Sep 2 2008 March 2009 High Level Nov 9 2009
% Change since March % Change since Sep 08
IDR Crosses IDR/USD
9192
12065
9420
-22
IDR/EUR
13407
16130
14040
-13
2.5 5
IDR/GBP
16463
17119
15705
-8
-5
IDR/SGD
6437
7837
6778
-13.5
5
IDR/AUD
7808
8187
8712
6.4
11.5
USD Crosses INR/USD
44.4
51.8
46.36
-10.5
4
SGD/USD
1.4308
1.5565
1.3862
-11
-3
KRW/USD
1134.45
1570.1
1154.6
-26
2
JPY/USD
108.85
97.17
89.92
-7.5
-17
USD/AUD
0.8360
0.6301
0.9293
47
11
USD/EUR
1.4522
1.2580
1.4999
19
3
99.83
115
101.9
-11.4
2
Dollar Index Stock Indices Jakarta
2159
1256
2406
92
11
Bombay
7861
4160
8703
109
11
Shanghai
2305
2071
3175
53
38
Singapore
2759
1456
2693
85
-2
659
413
713
73
8
12
14
9.35
-33
-22
798
890
1062
20
33
Thailand 5yr IDR Govt Bond Yield Gold Price ($/troy oz)
Sumber: CEIC dan Bank Dunia
Hubungan yang sama terdapat antara indeks harga komoditas berbobot ekspor (EWCPI) dalam dolar Amerika dan kurs tukar efektif yang riil dan nilai spotnya. (Gambar 40, Gambar 41) Kurs tukar spot menunjukkan keterkaitan terbalik sebesar 69 persen dengan EWCPI berminyak atau tanpa minyak. (seperti Rupiah menguat ketika harga komoditas meningkat). Peningkatan 1 persen dalam EWCPI non minyak terkait dengan 0,26 persen penguatan rupiah/dolar Amerika (penguatan itu 0.25 persen untuk minyak EWCPI). Keterkaitan dan hasil regresi bahkan lebih kuat dari REER. EWCPI non-minyak menunjukkan keterkaitan 88 persen dengan kurs tukar riil, dengan 1 persen kenaikan oleh indeks berkaitan dengan peningkatan 0,46 persen (hubungan ini serupa dengan EWCPI minyak). (Tabel 14, Tabel 15) Hasil-hasil tersebut mengesankan bahwa kelemahan yang baru terjadi atas Indeks Dolar telah merembes menjadi harga komoditas yang lebih tinggi, dan dengan adanya keterkaitan positif antara Rupiah dan harga-harga komoditas, hal ini merupakan saluran lain lagi tempat rupiah/dolar Amerika telah menguat. Dolar Australia, dengan karakteristik yang sama dengan rupiah, telah menguat lebih tinggi lagi sejak bulan Maret
Banyak dari karakteristik yang tampaknya mendukung rupiah juga dimiliki oleh dolar Australia (AUD), walaupun kedua ekonomi itu memiliki perbedaan mendalam atas pendapatan dan pembangunan kelembagaan. Kedua ekonomi itu memiliki neraca modal terbuka, suku bunga dalam negeri cukup lebih tinggi dari suku bunga dunia, dan bagian komoditas yang besar dalam keranjang ekspor mereka. Keduanya telah menguat cukup tinggi terhadap dolar Amerika dan mata uang lainnya pada tahun ini: dolar Australia telah menguat sebanyak 47 persen terhadap dolar Amerika sejak bulan Maret, dua kali seperti rupiah. (Tabel 13)
THE WORLD BANK | BANK DUNIA
Desember 2009
29
Laporan Kuartalan Ekonomi Indonesia
Kembali melaju?
Gambar 40: Pergerakan harga komoditas berkaitan dengan pergerakan dalam rupiah, mencerminkan pentingnya komoditas dalam keranjang ekspor Indonesia
Gambar 41: … dan hubungannya cukup kuat menghadapi kurs tukar riil efektif
(Dolar umum dolar Amerika di-indeks ke 100 pada 21 (Harga ekspor komoditas Indonesia di-indeks ke 100 di tahun Januari 1997; harga emas dalam dolar Amerika per satuan 2000) troy oz) 500
Index 3 Jan 2000 =100
Index 3 Jan 2000 =100
Oil Export Weighted Commodity Price Index (LHS)
8500
Index Jan04=100
350
9500
IDR/USD spot (RHS)
Non‐Oil Export Weighted Commodity Price Index (LHS)
180
Non‐Oil Export Weighted Commodity Price Index (LHS)
250
300
10500
160
IDR Real Effective Exchange Rate (RHS)
200
IDR Appreciation
200
200
Oil Export‐Weighted Commodity Price Index (LHS)
300 400
Index Jan04=100
140
11500
150
100 2‐Jan‐07
120
12500 100 2‐May‐07
2‐Sep‐07
2‐Jan‐08
2‐May‐08
2‐Sep‐08
2‐Jan‐09
2‐May‐09
2‐Sep‐09
Sumber: BI lewat CEIC dan Bank Dunia
100 Jan‐07
May‐07
Sep‐07
Jan‐08
May‐08
Sep‐08
Jan‐09
May‐09
Sep‐09
Sumber: Federal Reserve Board, CEIC, BI dan Bank Dunia
Tabel 14: Analisa regresi kurs tukar rupiah dan beberapa dari keterkaitan utamanya
(regresi atas data harian) Dependent Variable: Log IDR/USD spot Time Period
Coefficient
R Square
T-Statistic
(1) Log FRB Dollar Index
Independent Variab le
Jan 07 - Nov 09
1.229
0.47
24.1
(2) Log FRB Dollar Index
Sep 08 - Nov 09
2.108
0.85
38.9
(3) Log Foreign Capital Stock
Oct 08 - Nov 09
-0.535
0.49
-16.0
(4) Log Non-Oil Export Weighted CPI
Jan 07 - Oct 09
-0.261
0.47
-24.5
(5) Log Oil Export Weighted CPI
Jan 07 - Oct 09
-0.246
0.48
-24.7
(6) Log Indo EMBI Spread
Oct 08 - Nov 09
0.148
0.66
21.9
(7) Log Interest Rate Differential
Oct 08 - Nov 09
0.833
0.70
24.4
(8) Log Foreign Capital Stock
Oct 08 - Nov 09
-0.621
0.73
-21.1
Oct 08 - Nov 09
-0.486
0.73
-17.1
-2.506
0.65
-21.5
Log Non-Oil Export Weighted CPI
Dependent Variable: Log Foreign Capital Stock (1) Log FRB Dollar Index
Oct 08 - Nov 09
(2) Log Indo EMBI Spread
Oct 08 - Nov 09
-0.228
0.91
-50.4
(3) Log FRB Dollar Index
Oct 08 - Nov 09
-0.619
0.73
-8.9
Oct 08 - Nov 09
-1.335
0.73
-8.1
Oct 08 - Nov 09
11.547
0.78
30.1
Jan 07 - Oct 09
-0.183
0.76
-45.7
0.76
-45.7
Log Interest Rate Differential
Dependent Variable: Log Indo EMBI Spread (1) Log FRB Dollar Index Dependent Variable: Log FRB Dollar Index (1) Log Non-Oil Export Weighted CPI
Dependent Variable: Log Non-Oil Export Weighted Commodity Price Index (1) Log FRB Dollar Index
Jan 07 - Oct 09
-4.171
Sumber: Bank Dunia
THE WORLD BANK | BANK DUNIA
Desember 2009
30
Laporan Kuartalan Ekonomi Indonesia
Kembali melaju?
Tabel 15: … dan mengenai keterkaitan dengan kurs tukar efektif riil
(regresi atas data bulanan) Dependent Variable: Log REER Independent Variab le (1) Log Non-Oil Export Weighted CPI
Time Period
Coefficient
R Square
T-Statistic
Jan 04 - Oct 09
0.458
0.77
15.2
(2) Log Oil Export Weighted CPI
Jan 04 - Oct 09
0.446
0.73
13.6
(3) Log Net Foreign Assets
Jan 04 - Aug 09
0.418
0.82
17.3
(4) Log Non-Oil Export Weighted CPI
Jan 04 - Aug 09
0.227
0.89
6.2
Jan 04 - Aug 09
0.251
0.89
7.6
Log Net Foreign Assets
Sumber: Bank Dunia
THE WORLD BANK | BANK DUNIA
Desember 2009
31