BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2013 Kota Semarang disusun berdasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2013 dan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
2013. Penyusunan Anggaran Pendapatan
Daerah (APBD) merupakan proses penganggaran daerah dimana secara konseptual terdiri
dari
formulasi
kebijakan anggaran (budget
policy
formulation) dan perencanaan operasional anggaran (budget operational planning). Kebijakan Umum APBD (KUA) sebagai formulasi kebijakan anggaran yang menjadi dasar dalam perencanaan operasional anggaran. Formulasi Kebijakan Anggaran berkaitan dengan analisis fiskal sedangkan perencanaan rasional anggaran lebih ditekankan pada alokasi sumber daya keuangan. Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) adalah dokumen yang memuat kebijakan tentang Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun. Latar belakang penyusunan KUA adalah dalam rangka menindaklanjuti Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2010 – 2015 dengan mengacu pada RKPD Provinsi Jawa Tengah dan RKP Tahun 2013. Data Realisasi APBD Tahun 2013 yang dituangkan dalam LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2013 merupakan data unaudited atau belum diaudit oleh BPK. Data keuangan yang sudah diaudit akan disampaikan dalam Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (LPKD) Tahun Anggaran 2013.
3.1
PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Dalam merencanakan Pengelolaan Pendapatan Daerah yang perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1.
Pendapatan daerah yang meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 27
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. 2.
Seluruh Pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, dalam hal ini mempunyai makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil.
3.
Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Anggaran
Pendapatan Daerah Kota Semarang tahun 2013, terdiri
dari: 1.
PAD
Rp.
2.
Dana Perimbangan
Rp. 1.219.637.347.000,-
3.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Rp. Total Pendapatan Daerah
778.866.930.000,-
596.058.411.000,-
Rp. 2.594.562.688.000,-
3.1.1 Kebijakan Pendapatan Kebijakan perencanaan Pendapatan Daerah Kota Semarang pada tahun 2013 diarahkan pada : Optimalisasi
penerimaan
Pendapatan
Daerah
(PAD)
melalui
upaya
intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dengan menitikberatkan pada prinsip-prinsip : a. Potensi daripada jumlah atau jenis pungutan yang banyak b. Tidak memberatkan masyarakat c. Tidak merusak lingkungan d. Mudah diterapkan dan dilaksanakan e. Penyesuaian pendapatan baik mengenai tarif maupun materinya serta optimalisasi aset dan kekayaan Pemerintah Kota.
Kebijakan dan langkah-langkah pengelolaan keuangan ini diharapkan dapat memberikan akuntabilitas yang obyektif dan proporsional pada kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan serta meningkatkan akselerasi aktivitas perekonomian
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 28
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
3.1.2 Target dan Realisasi Pendapatan Target dan Realisasi Pendapatan Pemerintah Kota Semarang Tahun 2013 secara umum telah mencapai target, bahkan beberapa pendapatan melampaui target realisasinya. Di sisi lain terdapat beberapa jenis pendapatan yang realisasinya belum mencapai target. Pemerintah Kota Semarang melalui SKPD penghasil, dimana SKPD Penghasil melakukan berbagai program dan kegiatan dalan mencapai target dan realisasi yang ditetapkan. Adapun Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2013 sebagai berikut :
Target Pendapatan
Rp. 2.594.562.688.000,-
Realisasi Pendapatan
Rp. 2.801.228.549.867,-
Selisih Lebih
Rp.
-
206.665.861.867,-
Realisasi Pendapatan mencapai 107,97% dari target Pendapatan Tahun 2013.
Rincian Target dan Realisasi pendapatan adalah sebagai berikut : NO
JENIS PENDAPATAN
1.
Pendapatan Asli Daerah.
2.
Dana Perimbangan
3.
Lain-lain Pendapatan yang Sah.
Jumlah Pendapatan Daerah.
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
SELISIH
778.866.930.000
930.577.133.513
151.710.203.513
1.219.637.347.000
1.191.097.523.757
(28.539.823.243)
596.058.411.000
679.553.892.597
83.495.481.597
2.594.562.688.000
2.801.228.549.867
206.665.861.867
PROSEN TASE 119,48% 97,66%
REALISASI 2012 786.578.41.659 1.165.886.786.903 586.820.088.088
114,01% 107,97%
2.539.285.286.650
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013.
a)
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang dipisahkan. Target
Rp. 778.866.930.000,-
Realisasi
Rp. 930.577.133.513,- -
Selisih lebih
Rp .151.710.203.513,-
Realisasi PAD mencapai 119,48% dari target PAD Tahun 2013.
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 29
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
NO 1. 2. 3.
4.
URAIAN
96.658.489.950
PROSEN TASE 116,47%
REALISASI 2012 598.872.260.463
(2.035.857.507)
98,06%
84.877.260.948
7.650.778.888
778.018.888
111,32%
6.777.319.253
80.213.264.000
136.522.816.182
56.309.552.182
170,20%
96.051.570.995
778.866.930.000
930.577.133.513
151.710.203.513
119,48%
786.578.411.659
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
587.050.000.000
683.708.489.950
104.730.906.000
102.695.048.493
6.872.760.000
Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang Sah Jenis PAD
SELISIH
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
Secara rinci Penjelasan Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut : 1)
Pajak Daerah : Pajak Daerah merupakan PAD yang tarifnya ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang. Pemungutan penerimaan
dan
pengelolaan
pendapatan
dilaksanakan oleh Dinas Pengelolaan
Pajak
Daerah
Keuangan dan Aset
Daerah (DPKAD) Kota Semarang. Target dan Realisasi Pajak Daerah tahun 2013 adalah :
Target
Rp. 587.050.000.000,-
Realisasi
Rp. 683.708.489.950,- -
Selisih lebih Pajak
Rp. 96.658.489.950,-
Realisasi Pajak Daerah mencapai 116,47 % dari target Pajak Daerah Tahun 2013. Pajak Daerah secara rinci sebagai berikut : 1.
Pajak Hotel
38.000.000.000
44.674.905.002
6.674.905.002
PROSEN TASE 117,57%
2.
Pajak Restoran
40.000.000.000
48.387.960.623
8.387.960.623
120,97%
39.406.951.705
3.
Pajak Hiburan
12.000.000.000
12.405.484.804
405.484.804
103,38%
10.416.687.455
4.
Pajak Reklame
18.500.000.000
23.040.464.075
4.540.464.075
124,54%
17.195.403.162
5.
Pajak Penerangan Jalan
118.000.000.000
137.411.660.918
19.411.660.918
116,45%
114.180.202.647
6.
0
0
0
0,00%
1.122.774.154
1.000.000.000
1.367.379.075
367.379.075
136,74%
0
8
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C Pajak Parkir
5.000.000.000
5.658.633.242
658.633.242
113,17%
4.912.611.413
4.500.000.000
4.679.097.924
179.097.924
103,98%
4.371.739.057
50.000.000
0
(50.000.000)
0,00%
0
NO
7
URAIAN
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
SELISIH
REALISASI 2012 37.927.674.833
9
Pajak Air Tanah
10
Pajak Sarang Burung Walet
11
Pajak BPHTB
180.000.000.000
220.909.156.797
40.909.156.797
122,73%
208.003.747.971
12
Pajak PBB
170.000.000.000
185.173.747.490
15.173.747.490
108,93%
161.334.468.066
PAJAK DAERAH
587.050.000.000
683.708.489.950
96.658.489.950
116,47%
598.872.260.463
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 30
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
2) Retribusi Daerah Retribusi Daerah merupakan PAD yang tarifnya ditetapkan melalui Perda dan terkait langsung dengan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Semarang. Pemungutan dan pengelolaan Pendapatan Retribusi Daerah dilakukan oleh masing-masing SKPD sebagai unit penghasil. Target dan Realisasi Retribusi adalah : Target
Rp. 104.730.906.000,-
Realisasi
Rp. 102.695.048.493,- -
Selisih kurang Retribusi
Rp.
( 2.035.857.507,-)
Realisasi Retribusi Daerah mencapai 98,06% dari target Retribusi Daerah Tahun 2013. Penerimaan Retribusi Daerah dirinci sebagai berikut : 1.
DINAS KESEHATAN
6.599.105.000
8.250.886.050
1.651.781.050
PROSEN TASE 125,03%
6.599.105.000
8.250.886.050
1.651.781.050
125,03%
7.487.333.180
2.
Retribusi Pelayanan Kesehatan DINAS BINA MARGA
39.487.000
41.500.000
2.013.000
105,10%
35.520.000
39.487.000
41.500.000
2.013.000
105,10%
35.520.000
3.
Retr. Ijin Persewaan Alat Berat DINAS PSDA & ESDM
121.096.000
121.645.000
549.000
100,45%
115.552.000
121.096.000
121.645.000
549.000
100,45%
115.552.000
4.
Retr. Ijin Persewaan Alat Berat DINAS KEBAKARAN
59.062.000
72.762.500
13.700.500
123,20%
52.930.000
Retr.Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah DINAS TATA KOTA & PERUMAHAN Retr.Pelayanan Pemakaman & Pengabuan Myt Retr.Penggantian Biaya Cetak Peta Retr. Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah Retr. Ijin Mendirikan Bangunan Retr. Ijin Gangguan / Keramaian PENERANGAN JALAN & P. REKLAME Retr. Reklame / Titik Reklame DISHUB KOMINFO
45.062.000
58.512.500
13.450.500
129,85%
35.805.000
14.000.000
14.250.000
250.000
101,79%
17.125.000
23.119.691.000
30.268.255.900
7.148.564.900
130,92%
23.829.470.135
302.382.000
771.062.000
468.680.000
255,00%
374.645.000
1.300.000.000
1.482.985.800
182.985.800
114,08%
2.420.975.435
697.360.000
917.667.500
220.307.500
131,59%
750.902.500
16.294.575.000
21.070.239.500
4.775.664.500
129,31%
16.168.970.200
4.525.374.000
6.026.301.100
1.500.927.100
133,17%
4.113.977.000
18.465.748.000
6.675.978.460
(11.789.769.540)
36,15%
9.104.059.955
18.465.748.000
6.675.978.460
(11.789.769.540)
36,15%
9.104.059.955
14.489.429.000
12.482.703.730
(2.006.725.270)
86,15%
9.075.781.645
5.853.120.000
2.601.911.700
(3.251.208.300)
44,45%
1.351.127.200
5.432.094.000
6.142.773.030
710.679.030
113,08%
5.143.519.020
1.440.249.000
1.900.248.500
459.999.500
131,94%
1.284.648.075
NO
5.
6.
7.
URAIAN
Retr. Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum Retr. Pengujian Kendaraan Bermotor Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
SELISIH
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
REALISASI 2012 7.487.333.180
Hal - 31
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
NO
73.021.500
PROSEN TASE 109,12%
REALISASI 2012 548.514.850
62.933.000
107,77%
718.355.000
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
Retr. Terminal
800.604.000
873.625.500
Retr.Tempat Khusus Parkir Retr. Ijin Trayek
809.512.000
872.445.000
153.850.000
91.700.000
(62.150.000)
59,60%
29.617.500
BADAN LINGKUNGAN HIDUP Retr. Pemakaian Kekayan Daerah DINAS KEBERSIHAN & TAMAN Retr.Pelayanan Persampahan Retr. Penyedotan Kakus
239.850.000
275.950.000
36.100.000
115,05%
265.800.001
239.850.000
275.950.000
36.100.000
115,05%
265.800.001
9.799.956.000
13.631.303.800
3.831.347.800
139,10%
7.969.300.000
8.901.456.000
12.648.398.000
3.746.942.000
142,09%
7.831.150.000
144.000.000
228.405.800
84.405.800
158,62%
138.150.000
754.500.000
754.500.000
0
100,00%
0
3.028.050.000
2.854.896.000
(173.154.000)
94,28%
3.702.397.000
3.028.050.000
2.854.896.000
(173.154.000)
94,28%
3.702.397.000
1.983.790.000
2.060.349.950
76.559.950
103,86%
2.046.620.600
932.865.000
975.912.450
43.047.450
104,61%
822.643.600
1.050.925.000
1.084.437.500
33.512.500
103,19%
1.223.977.000
5.721.697.000
5.568.807.000
(152.890.000)
97,33%
3.698.028.405
2.370.612.000
2.380.678.000
10.066.000
100,42%
864.000.655
325.000.000
355.200.000
30.200.000
109,29%
314.320.000
3.026.085.000
2.832.929.000
(193.156.000)
93,62%
2.519.707.750
13.
Penggantian Biaya KTP & Akte Capil D. SOSIAL PEMUDA & OLAHRAGA Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah Retr.Tempat Rekreasi & Olah Raga DINAS PARIWISATA & KEBUDAYAAN Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah Retr.Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/Villa Retr.Tempat Rekreasi & Olahraga SEKRETARIAT
788.674.000
846.734.000
58.060.000
107,36%
674.880.000
99.541.405
125.200.000
25.658.595
125,78%
100.550.000
689.132.595
721.534.000
32.401.405
104,70%
574.330.000
14.
Retr. Pemakaian Kekayaan Daerah Retr.Tempat Penginapan / Villa DPKAD
2.046.437.000
2.636.154.903
589.717.903
128,82%
1.375.044.790
380.000.000
1.453.460.228
1.073.460.228
382,49%
708.582.620
660.000.000
110.000.000
(550.000.000)
16,67%
605.000.000
1.569.116
110,00%
0
142.382.810
17.260.275 142.383.000
190
100,00%
61.462.170
191.239.000
223.112.000
31.873.000
116,67%
0
15.628.216
34.625.000
18.996.784
221,55%
0
8.
9.
10.
11.
12.
URAIAN
Retr. Sewa Lapangan Simpang Lima DISPENDUK & CAPIL
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Retr.Sewa Aset Tanah Retr. SPBU Pandanaran
15.
16.
Retr.Sewa Lahan Jembatan Ciputa-Anggrek Sewa Lahan Jembatan Ciputa-Achmad Dahlan Retr.Kerjasama Lantai dasar Pertokoan Simp.5 Retr.Kerjasana Bengkok Pujasera Ngaliyan Retr.Kerjasana PT. NARPATI Retr.Sewa Lahan Sam Po Kong Retr.Sewa Lahan Tk. Roti Purimas DINAS KELAUTAN & PERIKANAN Pemakaian Kekayaan Daerah Retr. Tempat pelelangan Ikan DINAS PASAR Retr. Pelayanan Pasar
15.691.159
580.000.000
SELISIH
0
100,00%
0
34.875.815
580.000.000 24.494.400
(10.381.415)
70,23%
0
26.620.000
50.820.000
24.200.000
190,91%
0
49.500.000
58.802.580
9.302.580
118,79%
51.555.650
22.500.000
26.240.500
3.740.500
116,62%
23.288.000
27.000.000
32.562.080
5.562.080
120,60%
28.267.650
18.179.334.000
16.848.318.620
(1.331.015.380)
92,68%
15.392.987.587
12.229.219.550
12.414.897.320
185.677.770
101,52%
10.957.933.638
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 32
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
NO
URAIAN
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah
5.950.114.450
4.433.421.300
104.730.906.000
102.695.048.493
RETRIBUSI DAERAH
(1.516.693.150)
PROSEN TASE 74,51%
REALISASI 2012 4.435.053.949
(2.035.857.507)
98,06%
84.877.260.948
SELISIH
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
3) Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah
(HPKD)
yang
dipisahkan : Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah
yang
Dipisahkan
merupakan PAD dari pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kota Semarang pada Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah. Pendapatan ini diterima dan dikelola melalui Sekretariat Daerah Kota Semarang. Target dan Realisasi HPKD yang dipisahkan adalah : Target
Rp. 6.872.760.000,-
Realisasi
Rp. 7.650.778.888,- -
Selisih lebih
Rp.
778.018.888,-
Realisasi HPKD mencapai 111,32% dari target HPKD yang dipisahkan Tahun 2013. Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan dapat dirinci sebagai berikut :
NO
URAIAN
1
Perusahaan Daerah RPH & BHP Perusahaan Daerah Percetakan Perusahaan Daerah Bank Pasar Perusahaan Daerah Bpr / BKK Bank Jateng Cabang Semarang
2 3 4 5
JUMLAH
2.787.554
PROSEN TASE 107,49%
REALISASI 2012 39.017.100
181.801.835
2.320.353
101,29%
101.166.915
361.116.372
330.515.110
(30.601.262)
91,53%
302.940.370
1.044.925.000
1.048.800.379
3.875.379
100,37%
309.669.986
5.250.000.000
6.049.636.864
799.636.864
115,23%
6.024.524.882
6.872.760.000
7.650.778.888
778.018.888
111,32%
6.777.319.253
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
37.237.146
40.024.700
179.481.482
SELISIH
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
4) Lain-lain PAD yang Sah : Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah merupakan penerimaan dari 6 Satuan Perangkat Kerja (SKPD) Kota Semarang yaitu RSUD, Dinas Perhubungan dan Kominfo,
Dinas Sosial,
Pemuda dan Olah raga, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Pertanian dan Dinas Kelautan dan Perikanan. L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 33
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
Target dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah adalah : Target
Rp. 80.213.264.000,-
Realisasi
Rp. 136.522.816.182,-
Selisih lebih
Rp
56.309.552.182,-
Realisasi Lain-lain PAD yang Sah mencapai
170,20 % dari
target Lain – lain PAD yang sah Tahun 2013. Rincian Lain – lain PAD yang Sah sebagai berikut :
NO
URAIAN
1.
2.
3.
5.532.455.719
110,44%
50.629.006.813
12.676.647.564
1.919.317.564
117,84%
6.722.926.239
53.000.000.000
58.532.455.719
Jasa Pelayanan Kesehatan BLU DISHUB KOMINFO
53.000.000.000 10.757.330.000
SELISIH
Fasilitas Umum
246.975.000
245.617.850
(1.357.150)
99,45%
320.239.750
Penr.lain2 BLU
10.510.355.000
12.431.029.714
1.920.674.714
118,27%
6.402.686.489
1.182.449.000
1.182.449.664
664
100,00%
985.374.720
1.182.449.000
1.182.449.664
664
100,00%
985.374.720
14.960.688.000
63.809.088.072
48.848.400.072
426,51%
37.603.238.609
100.000.000
96.698.000
(3.302.000)
96,70%
17.404.464
50.000.000
1.435.318.450
1.385.318.450
2870,64%
2.087.000.000
3.700.000.000
12.987.145.879
9.287.145.879
351,00%
8.482.433.255
11.054.439.000
44.781.020.977
33.726.581.977
405,10%
22.670.985.105
Pelepasan Hak Atas Tanah Penj.Peralatan/ Perlengk.Kant. Yg tdk terpakai Jasa Giro Kas Daerah Rekening Deposito pada Bank Plat Ijin Reklame
56.249.000
36.471.500
(19.777.500)
64,84%
39.873.000
Lain-lain DPKAD
0
4.472.433.266
4.472.433.266
0,00%
3.940.794.946
Bunga Dana Bergulir
0
0
0
0,00%
83.062.394
13.547.000
13.787.000
240.000
101,77%
13.710.000
13.547.000
13.787.000
240.000
101,77%
13.710.000
299.250.000
308.388.163
9.138.163
103,05%
379.000.059
13.500.000
30.000.600
16.500.600
222,23%
22.519.000
285.750.000
278.387.563
(7.362.437)
97,42%
356.481.059
80.213.264.000
136.522.816.182
56.309.552.182
170,20%
96.051.570.995
DINAS KELAUTAN & PERIKANAN Penjualan Hasil Perikanan DINAS PERTANIAN
6.
58.532.455.719
RUMAH SAKIT UMUM
DPKAD
5.
REALISASI 2012 50.629.006.813
REALISASI 2013
D. SOSIAL PEMUDA & OLAHRAGA Penr Lain-lain / GGS
4.
5.532.455.719
PROSEN TASE 110,44%
ANGGARAN 2013
Penjualan Hasil Pertanian Penjualan Hasil Peternakan PENERIMAAN LAINLAIN PAD YG SAH
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
b)
Dana Perimbangan Dana
Perimbangan
merupakan
dana
yang
bersumber
dari
Pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Target dan Realisasi Dana Perimbangan adalah : Target
Rp. 1.219.637.347.000,-
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 34
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
Realisasi
Rp. 1.191.097.523.757,- -
Selisih kurang
Rp.
(28.539.823.243),-
Realisasi Dana Perimbangan mencapai 97,66% dari target Dana Perimbangan Tahun 2013, adapun rinciannya sebagai berikut : NO
URAIAN
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
1.
Bagi Hasil Pajak
114.600.538.000
120.223.608.244
5.623.070.244
PROSEN TASE 104,91%
1.057.500.000
1.878.324.513
820.824.513
177,62%
1.537.731.986
1.054.002.569.000
1.054.002.569.000
0
100,00%
936.865.926.000
49.976.740.000
14.993.022.000
(34.983.718.000)
30,00%
72.270.900.000
1.219.637.347.000
1.191.097.523.757
(28.539.823.243)
97,66%
1.165.886.786.903
3.
Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum.
4.
Dana Alokasi Khusus
2.
Dana Perimbangan
SELISIH
REALISASI 2012 155.212.228.917
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
1)
Bagi Hasil Pajak : Dana Bagi Hasil Pajak merupakan bagian daerah yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan Pajak Penghasilan Pasal 21. Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak adalah : Target
Rp.114.600.538.000,-
Realisasi
Rp.120.223.608.244,- -
Selisih lebih
Rp.
5.623.070.244,-
Atau realisasi Bagi Hasil Pajak mencapai 104,91 % dari target Bagi Hasil Pajak Tahun 2013. Bagi Hasil Pajak dapat dirinci sebagai berikut :
NO
URAIAN
1.
Bagi Hasil Pajak Bumi & Bangunan Bagi Hasil dari PPH OPDN & Pasal.21 Bagi Hasil Pajak Cukai Tembakau PPH Pasal 25/29
2. 3. 4.
Bagi Hasil Pajak
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
16.000.000.000
18.596.870.546
2.596.870.546
PROSEN TASE 116,23%
84.000.000.000
85.000.241.717
1.000.241.717
101,19%
116.807.508.621
6.600.538.000
7.265.045.216
664.507.216
110,07%
6.668.686.768
8.000.000.000
9.361.450.765
1.361.450.765
117,02%
10.829.970.248
114.600.538.000
120.223.608.244
5.623.070.244
104,91%
155.212.228.917
SELISIH
REALISASI 2012 20.906.063.280
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 35
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
2)
Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam (BHBP / SDA) : Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam merupakan bagian daerah yang berasal dari Penerimaan SDA Kehutanan, pertambangan
umum,perikanan,
pertambangan
minyak
bumi,pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi. Target dan Realisasi BHBP / SDA adalah : Target
Rp.
1.057.500.000,-
Realisasi
Rp.
1.878.324.513,- -
Selisih lebih
Rp.
820.824.513,-
Atau realisasi BHBP/SDA mencapai 177,62 % dari target BHBP / SDA Tahun 2013. Penerimaan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam dirinci sebagai berikut : NO
URAIAN
1.
Bagi Hasil dari Iuran Pengusahan Hutan Bagi Hasil dari Eksplorasi & Eksploitasi Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
2.
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
57.500.000
0
(57.500.000)
PROSEN TASE 0,00%
1.000.000.000
1.878.324.513
878.324.513
187,83%
1.441.042.180
1.057.500.000
1.878.324.513
820.824.513
177,62%
1.537.731.986
SELISIH
REALISASI 2012 96.689.806
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
3)
Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum merupakan Dana yang bersumber dari pendapatan
APBN
yang
pemerataan
kemampuan
dialokasikan keuangan
dengan
antar
daerah
tujuan untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Target
Rp. 1.054.002.569.000,-
Realisasi
Rp. 1.054.002.569.000,- -
Selisih
Rp.
0,-
Selisih 0 % dari target DAU Tahun 2013.
4)
Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 36
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus adalah : Target
Rp. 49.976.740.000,-
Realisasi
Rp. 14.993.022.000,- -
Selisih Kurang
Rp. (34.983.718.000),-
Realisasi Dana Alokasi Khusus mencapai 30,00 % dari target Dana Alokasi Khusus Tahun 2013.
c)
Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah merupakan pendapatan daerah dari sumber lain yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Target dan Relisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah : Target
Rp. 596.058.411.000,-
Realisasi
Rp. 679.553.892.597,-
Selisih lebih
Rp. 83.496.481.597 ,-
Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 114,01 % dari target Lain – lain Pendapatan Daerah yang sah Tahun 2013. Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah dirinci sebagai berikut : NO
URAIAN
1.
Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemda Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Propinsi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah
2. 3.
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
244.901.850.000
329.977.231.976
85.075.381.976
PROSEN TASE 134,74%
266.894.650.000
266.894.650.000
0
100,00%
191.552.502.000
84.261.911.000
82.682.010.621
(1.579.900.379)
98,13%
86.236.936.000
596.058.411.000
679.553.892.597
83.495.481.597
114,01%
586.820.088.088
SELISIH
REALISASI 2012 309.030.650.088
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
1)
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya (DBHP & PD) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBD Provinsi yang dialokasikan kepada
kabupaten/kota
se
Provinsi
yang
bersangkutan
berdasarkan angka prosentase untuk mendanai kebutuhan daerah.
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 37
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
Target dan Realisasi DBHP dan PD adalah : Target
Rp. 244.901.850.000,-
Realisasi
Rp. 329.977.231.976,-
Selisih lebih
Rp. 85.075.381.976,-
Realisasi DBHP & PD mencapai 134,74 % dari target
Dana
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Tahun 2013. Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya dirinci sebagai berikut : NO
URAIAN
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
1.
Pajak Kendaraan Bermotor BBNKB
80.000.000.000
105.092.447.396
25.092.447.396
PROSEN TASE 131,37%
76.500.000.000
138.691.775.956
62.191.775.956
181,30%
125.463.133.189
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor P2 & PAP
87.314.942.000
86.033.439.525
(1.281.502.475)
98,53%
84.267.373.662
946.846.000
159.569.099
(787.276.901)
16,85%
218.846.166
140.062.000
0
(140.062.000)
0,00%
180.641.493
244.901.850.000
329.977.231.976
85.075.381.976
134,74%
309.030.650.088
2. 3. 4.
Retr. Tera dan Tera Ulang Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemda Lainnya
SELISIH
REALISASI 2012 98.900.655.578
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
2)
Dana Penyesuaian Dana penyesuaian merupakan dana yang dialokasikan untuk membantu daerah dalam rangka melaksanakan kebijakan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terdiri dari Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah, Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah, Bantuan Operasional Sekolah dan Dana Insentif Daerah. Target dan Realisasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus adalah : Target
Rp. 266.894.650.000,-
Realisasi
Rp. 266.894.650.000 ,-
Selisih
Rp.
0,-
Dana Penyesuaian mencapai 100 % dari target Dana Penyesuaian Tahun 2013. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dirinci sebagai berikut:
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 38
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
NO 1 2 3
URAIAN
REALISASI 2013
0
0
0
0
0
0
0,00%
0
266.894.650.000
266.894.650.000
0
100,00%
191.552.502.000
266.894.650.000
266.894.650.000
0
100,00%
191.552.502.000
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Dana Bantuan Operasional Sekolah Tambahan Penghasilan Guru PNSD & Tunj.Prof Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus
SELISIH
PROSEN TASE 0,00%
ANGGARAN 2013
REALISASI 2012 0
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
Dana BOS target dan realisasi sebesar Rp 0,- dikarenakan dana BOS tidak masuk pada laporan realisasi anggaran (LRA) APBD namun dimasukkan pada laporan operasional dan neraca. 3)
Bantuan Keuangan Provinsi Bantuan
keuangan
provinsi
merupakan
bantuan
yang
digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan. Target dan Realisasi Bantuan Keuangan Provinsi adalah : Target
Rp. 84.261.911.000,-
Realisasi
Rp. 82.682.010.621 ,-
Selisih kurang
Rp.
(1.579.900.379,-)
Bantuan Keuangan Provinsi mencapai 98,13 %
dari
target
Bantuan Keuangan Provinsi Tahun 2013. Bantuan Keuangan dirinci sebagai berikut: NO
URAIAN
1
Bantuan Keuangan dari Propinsi Tk.I Bantuan Keuangan dari Propinsi Tk.I
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
84.261.911.000
82.682.010.621
(1.579.900.379)
PROSEN TASE 98,13%
84.261.911.000
82.682.010.621
(1.579.900.379)
98,13%
SELISIH
REALISASI 2012 86.236.936.000 86.236.936.000
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
3.1.3 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Pendapatan Daerah Pemerintah Kota Semarang dalam upaya mengelola pendapatan daerah sering mengalami berbagai permasalahan. Adapun permasalahan yang timbul pada setiap optimalisasi pendapatan dan solusinya sebagai berikut :
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 39
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
1.
Permasalahan Pendapatan dan Solusi pada PAD a) Permasalahan Pajak Daerah 1) Kesadaran Wajib Pajak Daerah yang belum maksimal dalam melaporkan Obyek Pajak Baru. 2) Kesadaran Wajib Pajak yang belum maksimal dalam hal memenuhi kewajiban pembayaran pajaknya. 3) Adanya Peraturan Menteri PU yang melarang pemasangan Baliho yang ada di median jalan 4) Kesadaran Wajib Pajak PBB belum optimal dalam hal memenuhi kewajiban pembayaran pajaknya (ketepatan waktu pembayaran). 5) Terbatasnya tempat sarana pelayanan masyarakat/WP PBB di wilayah untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. 6) Adanya Surat Edaran Kepala BPN No.5 Tahun 2013 bahwa masyarakat tidak perlu verifikasi SSPD BPHTB yang dilakukan Pemkot atau menverifikasi dengan menghitung harga pasar b) Solusi yang diupayakan sebagai berikut : 1) Melaksanakan
sosialisasi,
pembinaan,
monitoring
dan
updating obyek dan subyek pajak secara terus menerus. 2) Melaksanakan pemeriksaan secara periodik setiap Triwulan dan
penungguan
terhadap
obyek
pajak
tertentu
yang
ditengarai dalam membayar pajaknya tidak sesuai dengan yang seharusnya. 3) Mengintensifkan pendataan/penagihan jenis Reklame lainnya 4) Memberikan penghargaan kepada WP berprestasi sebagai motivasi agar WP membayar pajak sesuai dengan potensinya serta menyelenggarakan pembukuan secara tertib. 5) Menambah
pengadaan
mobil
keliling
untuk
melayani
pembayaran PBB sehingga WP dapat memenuhi kewajiban membayar pajak. 6) Melaksanakan koordinasi ke Pemerintah Pusat. 2.
Permasalahan Retribusi Daerah Upaya pengelolaan Retribusi Daerah secara optimal sering terjadi permasalahan dan kendala yang dihadapi SKPD pengelola Retribusi
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 40
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
Daerah bersangkutan. Adapun permasalahan Retribusi Daerah setiap SKPD sebagai berikut : Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan Reklame Permasalahan :
Retribusi Reklame mengalami penurunan dari target karena adanya UU No.28/2009 dan Permen.PU No.20/2010 yang menyatakan bahwa titik-titik reklame yang berada di lahan pribadi dan wilayah dinas kerja Bina Marga tidak dikenakan retribusi dan tidak diperbolehkan lagi memasang reklame melintang di jalan (bando), di median jalan termasuk delta, baik di jalan nasional, provinsi maupun kota.
Solusi : 1. Penyesuaian target sesuai potensi 2. Mengembangkan potensi titik reklame baru di lahan kota 3. Mengoptimalkan pengawasan dan pengendalian reklame-reklame yang tidak berijin dan habis masa ijinnya Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informatika Permasalahan : 1) Belum optimalnya penarikan retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum karena penetapan target titik parkir tidak sesuai titik parkir yang terdata 2) Kendaraan Taksi yang tidak layak jalan mengakibatkan banyak taksi yang tidak beroperasi.Hal ini berpengaruh pada pendapatan Retribusi Ijin Operasional Taksi Solusi yang diupayakan sebagai berikut : 1) a. Upaya yang dilakukan adalah dengan mencari titik-titik parkir baru,serta mengefektifkan titik-titik parkir yang sudah ada. b. Melakukan Koordinasi dengan Instansi terkait untuk pembinaan dan pengawasan terhadap Juru Parkir. 2) Diberikan Surat Peringatan kepada Pengusaha Taksi bahwa ijin operasional Taksinya sudah habis masa berlakunya dan untuk segera dilakukan perpanjangan serta diberikan sanksi apabila tidak melakukan perpanjangan akan dicabut ijin trayeknya.
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 41
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Permasalahan : 1) Berkurangnya
pengunjung
karena
akses
jalan
terganggu
dikarenakan adanya pembangunan jalan nasional yang berada di depan pintu masuk Taman Margasatwa. 2) Masih kurangnya penambahan daya tarik wisata seperti hewan dan wahana baru Solusi yang diupayakan sebagai berikut : 1) Menjalin
kerjasama
mengoptimalkan
dengan
pemakaian
pihak lahan
lain di
dalam
rangka
lingkungan
Taman
Margasatwa. 2) Melengkapi dan meningkatkan fasilitas daya tarik wisata Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah : Permasalahan : 1) Kerjasama pengelolaan SPBU Pandanaran ini diputus oleh Pemerintah
Kota
Semarang
sejak
tahun
2013,
sehingga
pendapatan hanya diterima 2 bulan yaitu bulan Januari dan Februari sebesar Rp.110.000.000,00 2) Pihak pengelola Sam Po Kong keberatan dan telah mengajukan keringanan
dan
keberatan
atas
penetapan
retribusi
dan
Pemerintah Kota Semarang belum bisa mengabulkan karena tidak ada alasan sebagai dasar pemberian keringanan tersebut, akan tetapi pihak pengelola Sam Po Kong belum menyetorkan kewajibannya. Solusi sebagai berikut : 1) Dilakukan penyesuaian target pendapatan. 2) Pemerintah
Kota
Semarang
akan
menarik
kembali
hak
pengelolaan aset tersebut (memutus perjanjian kerjasama). Dinas Pasar : Permasalahan : Retribusi
Sewa
Lahan
PKL
belum
dapat
memenuhi
target
dikarenakan: 1) Adanya Renovasi Pasar – Pasar
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 42
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
2) Pengawasan
terhadap
mekanisme
setoran
pemungutan
retribusi PKL di kecamatan/kelurahan belum terkoordinasi secara optimal dengan Dinas Pasar Kota Semarang. Solusi yang diupayakan sebagai berikut : 1) Mensegerakan pembangunan pasar-pasar tersebut sehingga dapat cepat menata pedagang 2) Mengevaluasi dan memonitoring retribusi setiap hari ke pasarpasar 3) Pembentukan Pokja – Pokja untuk pemantauan pemungutan retribusi PKL yang masih dilaksanakan oleh kelurahan – kelurahan (Pokja Wilayah Semarang Barat, Pokja Wilayah Semarang Timur dan Pokja Wilayah Semarang Selatan) 4) Melaksanakan penagihan tunggakan dan monitoring Retribusi PKL setiap bulan ke masing – masing Kelurahan 5) Melaksanakan pembinaan terhadap petugas juru pungut dan pedagang PKL tentang hak dan kewajiban dan mengadakan pendataan ulang PKL
3.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Permasalahan
Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Daerah
Yang
Dipisahkan : PD BPR Bank Pasar tidak mencapai target di tahun 2013 karena : 1) Suku bunga LPS BPR yang terus mengalami kenaikan sehingga sangat berpengaruh pada biaya bunga pihak ketiga yang mengalami kenaikan dari 8% menjadi 9,75%. 2) Kebijakan
Bank
Indonesia
Pembentukan Penyisihan
dalam
pembentukan
biaya
Aktiva Produktif (PPAP) sehingga
berpengaruh terhadap biaya penyusutan Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP) yang besar. Solusi yang diupayakan sebagai berikutnya : PD. BPR Bank Pasar untuk memaksimalkan penyaluran kredit kepada pihak ketiga.
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 43
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
4.
Lain-lain PAD Yang Sah Lain-lain PAD yang Sah pada Pendapatan Hasil Peternakan tidak mencapai target sebagai berikut : Dinas Pertanian Permasalahan yang dihadapi
Lain-lain PAD yang Sah pada Pendapatan Hasil Peternakan tidak mencapai target karena ada peternak belum maksimal dalam mengelola ternaknya, sehingga mengakibatkan hasil ternak tidak sesuai target.
Solusi lain-lain PAD Yang Sah
Penyuluhan dan pembinaan yang intensif kepada penggaduh tentang budi daya ternak yang benar.
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Permasalahan yang dihadapi : 1) Pelepasan Hak Atas Tanah tidak mencapai target karena ganti rugi pelepasan aset yang terkena proyek rel ganda belum dilaksanakan karena pemberkasan belum selesai. 2) Bidang Pajak Daerah Pendapatan Ijin Plat Reklame tidak mencapai target karena animo Wajib Pajak untuk memasang plat ijin reklame sangat terbatas bila dibandingkan pemasangan umbul-umbul yang bersifat insidentil Solusi lain-lain PAD Yang Sah sebagai berikut : 1) Pelepasan atas aset tersebut pembayaran ganti rugi akan dilaksanakan di tahun 2014. 2) Pendapatan ijin plat reklame di tahun 2014 sudah tidak dilaksanakan namun tetap memberikan fasilitas kepada WP untuk pemakaian reklame tanpa ijin plat reklame karena setelah dievaluasi hasilnya tidak signifikan dengan perolehan hasil pajak reklame. 5.
Pendapatan Dana Perimbangan Permasalahan yang dihadapi dalam upaya optimalisasi pendapatan Dana Perimbangan : a) Dana Alokasi Umum (DAU) Permasalahan
yang
dihadapi dalam upaya optimalisasi
pendapatan DAU :
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 44
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
1) Data penunjang perolehan alokasi DAU didasarkan pada beberapa
komponen
diantaranya
Data
Statistik
Kependudukan, Data Belanja Pegawai dan Indeks Fiskal yang disajikan secara periodik dengan data sumber sebagai acuan DJPK Kementrian Keuangan adalah data Tahun -1 (Tahun Sebelumnya). 2) Alokasi
DAU
mutlak
ditentukan
oleh
pusat
setelah
mempertimbangkan Pendapatan Nasional pada APBN Solusi yang ditempuh : 1) Meningkatkan koordinasi dengan Badan Statistik maupun DJPK Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2) Melaksanakan laporan rutin tiap bulan kepada Pemerintah Pusat terkait pendapatan DAU yang ditransferkan melalui Kas Daerah. 3) Melaporkan realisasi penyerapan DAU secara periodik tengah semester dan akhir tahun berikut SILPA yang ada di Kas Daerah.
b) Dana Alokasi Khusus (DAK) Permasalahan
yang
dihadapi dalam upaya optimalisasi
pendapatan DAK : 1) Perolehan DAK mengalami penurunan jumlah bidang
dari
tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan kurangnya koordinasi terkait penyampaian data pendukung guna menyajikan data teknis
sesuai
yang
diharapkan
oleh
masing-masing
Kementrian Teknis. 2) Data Teknis yang disampaikan SKPD kepada masing-masing Kementrian
Teknis
penyampaian,
masih
sehingga
ada
kesalahan/keterlambatan
mengakibatkan
tidak
mendapat
Alokasi DAK pada tahun berikutnya. 3) Dinas Pendidikan yang mendapatkan alokasi terbesar dari total alokasi DAK yang telah dialokasikan Pemerintah Pusat tidak melaksanakan kegiatan dengan menggunakan dana DAK tersebut sehingga hal ini menjadikan optimalisasi pendapatan kurang maksimal.
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 45
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
4) Pada awal Tahun 2013 belum mampu menyajikan administrasi pencatatan SILPA DAK hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dan koordinasi semua pihak terkait. 5) Petunjuk Teknis dan masing-masing Kementrian Teknis khususnya
dari
KementrianPendidikan
dan
Kebudayaan
seringkali terlambat turun dibanding penetapan APBD tahun berjalan. Solusi yang ditempuh : 1) Meningkatkan fungsi dan peran DAK sebagaimana amanat Undang-undang 2) Meningkatkan Koordinasi dengan seluruh SKPD terkait untuk selalu berkomunikasi dan berkonsultasi serta meningkatkan pemahaman dalam hal pengelolaan DAK yang baik dan benar. 3) Secara periodik selalu berkoordinasi dan konsultasi dengan Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 4) Membukukan secara tertib sehingga mampu menghasilkan data time series DAK Pemerintah Kota Semarang selama 5 tahun terakhir berikut data SILPA sampai dengan akhir tahun 2013. 6.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Permasalahan yang dihadapi dalam upaya optimalisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah : Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 1) Pajak Air Permukaan (PAP) realisasinya tidak mencapai target karena penerimaan pajak air tanah merupakan bagi hasil dari Provinsi
sehingga
penerimaan
pajaknya
sesuai
dengan
pendapatan yang diperoleh Pemerintah Provinsi 2) Retribusi Tera Ulang dan Tera tidak ada realisasi karena sesuai dengan ketentuan bahwa Bagi Hasil Retribusi yang ada hanya Bagi Hasil Pajak sehingga Retribusi Tera Ulang dan Tera dimasukkan sebagai pendapatan dari Bantuan Keuangan Provinsi Solusi yang ditempuh : 1) Dilakukan
koordinasi
dengan
Pemerintah
Provinsi
tentang
Penyesuaian target pendapatan 2) Disesuaikan dengan target sesuai dengan ketentuan
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 46
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
Dana Penyesuaian 1) Alokasi Dana Tunjangan Penghasilan Guru (TPG) dan Tambahan Penghasilan Guru (TAMSIL) data sumber dari Dinas Pendidikan langsung disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga masih perlu dilakukan koordinasi. 2) PMK yang mengatur tentang TPG dan TAMSIL mengamanatkan penyampaian laporan secara semester dan tahunan, sedangkan alokasi transfer dilaksanakan secara triwulan sehingga kurang sinkron dalam penyampaian laporan. Solusi yang ditempuh : 1) Meningkatkan koordinasi dengan SKPD (Dinas Pendidikan) menyangkut penyampaian usulan data kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan upaya percepatan penyajian laporan
agar
dilaksanakan
secara
triwulan
sebagaimana
penerimaan transfer yang dilaksanakan secara triwulan. 2) Meningkatkan koordinasi dengan DJPK Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Bantuan Keuangan dari Propinsi Realisasi Bantuan Keuangan dari Propinsi tidak memenuhi target karena : SKPD DPKAD 1) DPA Alokasi Bantuan Keuangan dari Provinsi sepenuhnya ditentukan oleh Provinsi Jawa Tengah yaitu kegiatan dan besarannya. 2) Kesalahan peruntukan kegiatan maupun nomenklatur masih terjadi pada DPA Provinsi Jawa Tengah. 3) Bantuan keuangan di APBD Provinsi Jawa Tengah TA.2013 perubahan untuk kegiatan fisik, waktunya terlalu pendek. Solusi yang ditempuh : 1) Secara rutin SKPD terkait melalui Bappeda Kota Semarang mengusulkan kegiatan-kegiatannya hasil Musrenbang ke Provinsi Jawa Tengah dengan prioritas utama pada proyek infrastruktur. 2) Mengajukan revisi atas kesalahan peruntukan kegiatan dan nomenklatur tersebut kepada Provinsi Jawa Tengah
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 47
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
3) Berkonsultasi kepada Tim TAPD agar kegiatan bisa dilaksanakan di APBD Perubahan Tahun 2014
3.2
PENGELOLAAN BELANJA DAERAH Belanja Daerah pada tahun 2013 yang terdiri dari belanja langsung
dan belanja tidak langsung, belanja tersebut disusun berdasarkan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan dalam rangka pemberian pelayanan umum, serta didasarkan pula pada permasalahan yang dihadapi mengacu pada Strategi Prioritas Pembangunan Daerah yang disusun secara terintegrasi dengan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional.
3.2.1 Kebijakan Belanja Daerah Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Kebijakan Belanja Daerah di tahun 2013 terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung. 1. Belanja Tidak langsung meliputi : a. Belanja Pegawai yang dianggarkan dengan berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil. Pada Tahun 2013 Gaji PNSD diproyeksikan mengalami peningkatan rata-rata 10 persen dan kenaikan pada tambahan tunjangan profesi guru yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah pusat serta kenaikan insentif pajak daerah. b.
Belanja Hibah dilaksanakan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku yang bertujuan antara lain : 1. Hibah kepada Pemerintah bertujuan untuk menunjang peningkatan penyelenggaraan fungsi Pemerintahan di daerah diberikan pada satuan kerja dari kementerian /
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 48
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
lembaga
pemerintah
non
kementerian
yang
wilayah
kerjanya berada dalam daerah Kota Semarang; 2. Hibah kepada masyarakat dan organisasi kemasyarakatan diberikan untuk kegiatan-kegiatan tertentu dalam bidang perekonomian,
pendidikan,
kesehatan,
keagamaan,
kesenian, adat istiadat, dan keolahragaan non-profesional yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
partisipasi
penyelenggaraan pembangunan daerah. c.
Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan yang bersifat sosial kemasyarakatan dalam
bentuk
kelompok/anggota
uang
dan/atau
masyarakat
dan
barang partai
kepada
politik
yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemberian bantuan sosial diberikan secara selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat (pemberian bersifat tidak wajib dan tidak harus diberikan tiap tahun), kecuali dalam keadaan tertentu serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Penetapan Belanja Hibah dan Bantuan Sosial mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan
Bantuan Sosial
yang
bersumber dari APBD,dimana terdapat mekanisme yang mengatur tentang penerimaann hibah dan bantuan sosial. d. Belanja Tidak Terduga Belanja tidak terduga merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait langsung dengan pelaksanaan Program dan Kegiatan Anggaran. Penetapan belanja tidak terduga pada tahun anggaran 2013 dengan mempertimbangkan posisi geografis Kota Semarang dan penetapan pagu anggaran belanja tidak terduga diproyeksikan dengan mengacu pada
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 49
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
ketentuan dan peraturan yang berlaku. Anggaran penyediaan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa/tanggap darurat yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, di luar kendali dan
pengaruh
pemerintah,
diberikan
dalam
rangka
pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan Pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat serta tidak diharapka secara berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial untuk dapat diperkirakan sebelumnya.
2. Belanja Langsung meliputi : a. Kebijakan Belanja berdasarkan Urusan Pemerintah Daerah Kebijakan belanja daerah berdasarkan urusan Pemerintah daerah terdiri dari Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang terdiri dari 26 Urusan wajib dan 8 urusan pilihan sesuai dengan RPJMD 2010-2015 diarahkan untuk untuk mendukung prioritas percepatan
pencapaian
Sapta
Program.
Urusan
wajib
diselenggarakan dengan prioritas untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. b. Kebijakan Belanja berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kebijakan
belanja
berdasarkan
SKPD
diarahkan
untuk
menunjang efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi SKPD. Pengalokasian pagu anggaran belanja yang direncanakan oleh SKPD harus memenuhi prinsip-prinsip Specific, Measurable, Acceptable, Reliable, Time (SMART).
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 50
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
Kebijakan Pembangunan Daerah Prioritas program pembangunan Tahun 2013 merupakan upaya dalam
dalam
“Terwujudnya
rangka
pencapaian
Semarang
Kota
visi
Kota
Perdagangan
Semarang dan
Jasa,
yaitu yang
Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera”. Adapun langkah konkrit yang akan dilakukan untuk mencapai visi tersebut dituangkan dalam 7 agenda pokok prioritas pembangunan Kota Semarang “SAPTA PROGRAM” adalah sebagai berikut : 1. Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran a. Peningkatan pemerataan dan jangkautan akses pelayanan pendidikan b. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat 100%; c. Menurunkan
angka
pengangguran
malalui
peningkatan
produktivitas angkatan kerja dan padat karya produktif; d. Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
melalui
kegiatan
peningkatan produktivitas UKM / IKM, pengembangangan agrobisnis peternakan/perikanan, pemberdayaan usaha bagi PMKS; e. Peningkatan kualitas perumahan dan permukiman melalui kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni, perbaikan kualitas lingkungan dan penyediaan rumah layak huni serta penyediaan air bersih masyarakat; 2. Penanganan rob dan banjir a. Pembebasan lahan kali Beringin dan Tenggang; b. Pembangunan sistem polder Banger; c. Normalisasi kali Tenggang; d. Operasi dan pemeliharaan pompa banjir. 3. Peningkatan Pelayanan Publik a. Peningkatan keterbukaan informasi publik melalui kegiatan pembembangunan e-Gov, penyempurnaan P5D; b. Peningkatan
partisipasi
masyarakat
dalam
perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan pembangunan; c. Penyelenggaraan event-event dalam mendukung Visit Jateng Year 2013;
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 51
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
d. Dukungan pelaksanaan Pemilihan Gubernur melalui kegiatan PAM TAKSUNG, Fasilitasi Sukses Pemilihan Gubernur Jateng, dan pencanangan Kampanye Damai; e. Peningkatan
pendapatan
asli
daerah
melalui
penggalian
sumber-sumber pendapatan daerah; 4. Peningkatan Infrastruktur a. Pembebasan lahan Jangli-Undip dan outer ringroad BaratSelatan; b. Peningkatan jalan akses bandara Ahmad Yani; c. Pembangunan jalan tembus Jembatan Kartini ke Jalan Gajah; d. Pembangunan sarana perekonomian melalui pembangunan pasar-pasar tradisional (Pasar Klitikan, Pasar Rasamala, Pasar Jrakah, Rehabilitasi Pasar surtikanti), Lanjutan pembangunan Pasar Bulu dan pembangunan Pasar Ikan Tradisional Terpadu Rejomulyo; e. Pembangunan ruang terbuka hijau di eks lahan Pasar Rejomulyo; f. Pembangunan
Gedung
Pendidikan
dan
Pelatihan
Kota
Semarang; g. Rehabilitasi GOR Tri Lomba Juang. 5. Kesetaraan gender. a. Peningkatan
kapasitas
dan
jaringan
kelembagaan
pemberdayaan perempuan dan anak. b. Penyediaan data pilah gender. 6. Pendidikan; a. Rehabilitasi sedang/berat bangunan SD dan pengadaan sarana prasarana; b. Pendampingan bantuan operasional sekolah SD dan SMP; c. Pembangunan sarana dan prasarana Pendidinan Anak Usia Dini (PAUD); d. Pembangunan SMP Negeri baru; e. Pengadaan sarana dan prasarana sekolah SMP dan SMA/SMK
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 52
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
7. Kesehatan. a. Peningkatan derajat kesahatan melalui upaya peningkatan pelayanan dasar kesehatan dan rujukan. b. Pencegahan penyakit menular.
3.2.1 Target dan Realisasi Belanja Daerah Target dan Realisasi Belanja Daerah adalah Anggaran
Rp. 3.184.087.019.000
Realisasi
Rp. 2.481.924.180.150 _
Selisih kurang
Rp.
702.162.838.850,-
Kurang 22,05% dari Anggaran Belanja Tahun 2013 NO
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
1.329.550.219.000
1.189.315.029.305
140.235.189.695
PROSEN TASE 89,45%
1.854.536.800.000
1.292.609.150.845
561.927.649.155
69,70%
933.788.561.728
Belanja
3.184.087.019.000
2.481.924.180.150
702.162.838.850
77,95%
2.058.962.442.278
URAIAN
1 2
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
SELISIH
REALISASI 2012 1.125.173.880.550
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
Target dan Realisasi Belanja dapat dirinci sebagai berikut : 1.
Belanja Tidak Langsung Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung adalah : Anggaran
Rp. 1.329.550.219.000,-
Realisasi
Rp. 1.189.315.219.000,-
Selisih lebih
Rp.
Atau lebih
_
140.235.189.695,-
10,55% dari Anggaran BelanjaTidak Langsung Tahun
2013. NO
URAIAN
1
Belanja Pegawai
2
Belanja Bunga
3
Belanja Subsidi
4
Belanja Hibah
5
Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil
6 7 8
Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tidak terduga Belanja Tidak Langsung
1.261.572.130.000
1.142.988.541.942
(118.583.588.058)
PROSEN TASE 90,60%
1.000.000.000
378.295.400
(621.704.600)
37,83%
723.905.100
0
0
0
0,00%
0
43.719.559.000
41.621.315.866
(2.098.243.134)
95,20%
30.708.338.580
4.006.400.000
2.731.600.000
(1.274.800.000)
68,18%
7.485.436.900
0
0
0
0,00%
0
788.567.000
788.567.000
0
100,00%
788.567.000
18.463.563.000
806.709.097
(17.656.853.903)
4,37%
89.140.960
1.329.550.219.000
1.189.315.029.305
(140.235.189.695)
89,45%
1.125.173.880.550
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
SELISIH
REALISASI 2012 1.085.378.492.010
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 53
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
Pemerintah Kota Semarang dalam Realisasi Belanja Daerah diupayakan menghindari adanya pelampauan. Realisasi kurang dari target belanja apabila target sasaran output terpenuhi berarti terjadi efisiensi. Adapun selisih kurang Belanja pada Belanja Tidak langsung dapat diuraikan sebagai berikut : a) Belanja Pegawai : Selisih kurang diakibatkan adanya pegawai pensiun, mutasi pegawai dan meninggal. Kurang Belanja Pegawai terdapat pada setiap SKPD dengan selisih terkecil di SKPD RSUD dan terbesar di SKPD Dinas Pendidikan b) Belanja Bunga : Selisih kurang karena pada saat perubahan anggaran dialihkan atau
dipindahkan
untuk
pembayaran
pokok
hutang
yang
diakomodir pada pos pembiayaan pada angsuran hutang pokok. c) Belanja Subsidi Belanja subsidi tidak dianggarkan. d) Belanja Hibah Selisih kurang karena pemberian hibah selektif dan lebih berhatihati. e) Belanja Bantuan Sosial : Selisih kurang karena pemberian Bantuan Sosial lebih selektif dan hati-hati. f)
Belanja Bantuan Keuangan : Bantuan Keuangan dari Propinsi digunakan sesuai ketentuannya.
g) Belanja Tidak Terduga : Belanja Tidak Terduga digunakan sesuai dengan kebutuhan yaitu untuk restitusi sedangkan sisanya dicadangkan apabila terjadi bencana alam.
2.
Belanja Langsung Target dan Realisasi Belanja Langsung adalah : Anggaran
Rp. 1.854.536.800.000,-
Realisasi
Rp. 1.292.609.150.845,- -
Selisih kurang
Rp.
561.927.649.155,-
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 54
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
Atau kurang sebesar
30,3% dari target Belanja Langsung Tahun
2013: 1
Belanja Pegawai
172.175.946.224
149.882.292.083
(22.293.654.141)
PROSEN TASE 87,05%
2
Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal
632.619.454.779
551.044.086.081
(81.575.368.698)
87,11%
450.528.367.285
1.049.741.398.997
591.682.772.681
(458.058.626.316)
56,36%
351.854.282.249
Belanja Langsung
1.854.536.800.000
1.292.609.150.845
(561.927.649.155)
69,70%
933.788.561.728
NO
3
URAIAN
ANGGARAN 2013
REALISASI 2013
SELISIH
REALISASI 2012 131.405.912.194
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
Keterangan kurang belanja pada Belanja Langsung sebagai berikut : a) Belanja Pegawai : Selisih kurang belanja pegawai disebabkan karena : Selektif pada jumlah personil pada kegiatan yang melibatkan kepanitiaan. Kurang Belanja Langsung Pegawai terdapat pada beberapa
SKPD
yaitu
SKPD
Dinas
Kesehatan,
Dinas
Perhubungan dan Kominfo, Sekretariat Daerah dan Dinas Pasar. b) Belanja Barang dan Jasa : Pada belanja barang dan jasa selisih kurang disebabkan karena : 1)
Belanja barang jasa sesuai dengan kebutuhan kegiatan yang dilaksanakan.
2)
Pembelian makan dan minum rapat sesuai dengan kebutuhan riil.
3)
Pemakaian telepon, listrik, dan lain-lain dilakukan sesuai dengan kebutuhan kedinasan.
4)
Pengadaan dan penyediaan ATK, komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor,
dan penyediaan
peralatan kantor disesuaikan dengan harga pasar dan negosiasi barang. 5)
Adanya beberapa kegiatan yang dilaksanakan target sasaran dan penyerapan belanjanya tidak mencapai 100% dan beberapa kegiatan yang tidak dilaksanakan atau 0%.
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 55
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
Kurang Belanja Barang dan Jasa terdapat pada SKPD Dinas Kesehatan,
Dinas
Perumahan,
Bina
Dinas
Marga,
Kebersihan
Dinas dan
Tata
Kota
dan
Pertamanan
dan
Sekretariat Daerah. c) Belanja Modal : Pada belanja modal selisih kurang Belanja disebabkan karena : 1)
Pembelian barang modal memiliki kualitas dan kuantitas dan pelaksanaannya di bawah standar indeks harga yang sudah ditentukan.
2)
Belanja modal pengadaannya dilakukan secara selektif yaitu
dengan
melakukan
perbandingan
harga
yang
menguntungkan bagi pemerintah daerah yaitu melalui mekanisme lelang. 3)
Belanja modal pengeluarannya sesuai kebutuhan.
4)
Kegiatan tidak mencapai 100% dan kegiatan tidak dilaksanakan terdapat pada SKPD Kurang Belanja Modal antara lain berasal dari SKPD Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Bina Marga, Dinas PSDA Dan ESDM, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pasar
3.2.2 Permasalahan dan Solusi Permasalahan belanja Daerah yang timbul
dalam pelaksanaan.
Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut : a) Keterbatasan sumber pendapatan daerah yang diperoleh sehingga alokasi belanja mengutamakan pada program dan kegiatan yang sangat prioritas, dengan demikian tidak semua program dan kegiatan yang direncanakan terdanai. b) Permasalahan pembebasan pada pertanahan masih banyak tanah sengketa di masyarakat harga negosiasi yang dikehendaki masyarakat mencapai
dan
kemampuan
sepakat
sehingga
keuangan
pemerintah
memerlukan
waktu
belum lama
penyelesaiannya, maka pembebasan belum dapat diselesaikan semua
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 56
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
c) Beberapa program dan kegiatan dari pusat yang ditetapkan belum diikuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan tepat waktu sehingga bila direalisasikan pelaksanaannya sering terbentur dengan waktu dan kondisi di lapangan. Solusi dalam Pengelolaan Belanja Daerah adalah sebagai berikut : a) Dalam upaya pemenuhan pendanaan Pemerintah Kota melakukan komunikasi dan konsultasi secara intensif dengan Pemerintah Provinsi, Pusat maupun dari pihak ketiga dalam memenuhi alternatif pendanaan yang saling menguntungkan dengan tetap mempertimbangkan skala prioritas pendanaan pada program dan kegiatan yang ada. b) Permasalahan
pembebasan
tanah
diselesaikan
dengan
komunikasi dan pendekatan persuasif kepada masyarakat serta tokoh-tokoh masyarakat selain dengan musyawarah mufakat. c) Melakukan koordinasi dan komunikasi dalam rangka sinkronisasi program dan kegiatan dengan Petunjuk Pelaksanaan (juklak) dari pusat.
3.3
PEMBIAYAAN DAERAH Pada APBD bahwa pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan tersebut harus diterima dan dibayar kembali. Pembiayaan Netto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan Apabila APBD terjadi defisit maka untuk menutup terjadinya defisit tersebut
maka
Pemerintah
Daerah
merencanakan
pembiayaannya
bersumber dari penerimaan pembiayaan. Penerimaan pembiayaan berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA). 3.3.1. Penerimaan Pembiayaan 1.
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Pada tahun 2013 Kebijakan penerimaan pembiayaan diarahkan pada penerimaan dari sisa lebih perhitungan tahun anggaran sebelumnya (Silpa) tahun 2013, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan daerah dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 57
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
2.
Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan Anggaran
Rp. 635.424.331.000,-
Realisasi
Rp 635.457.569.772,- -
Selisih lebih
Rp
33.238.772,-
Atau lebih sebesar 0,1 % dari Target Penerimaan Pembiayaan Tahun 2013. Penerimaan
Pembiayaan
adalah
berasal
dari
Sisa
Lebih
Perhitungan Anggaran (SILPA) Tahun 2013, yaitu sebesar Rp.635.457.569.772,-. NO
URAIAN
1
635.424.331.000
635.457.569.772
33.238.772
PROSEN TASE 100,01%
635.424.331.000
635.457.569.772
33.238.772
100,01%
ANGGARAN 2013
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA) Penerimaan Pembiayaan
REALISASI 2013
SELISIH
REALISASI 2012 207.718.808.732 207.718.808.732
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
3.3.2. Pengeluaran Pembiayaan 1.
Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Pada tahun 2013 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan diarahkan pada pembentukan Dana Cadangan serta penyertaan modal kepada perusahaan daerah.
2.
Target dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Anggaran
Rp. 45.900.000.000,-
Realisasi
Rp. 45.816.665.353,- -
Selisih kurang
Rp.
(83.334.647),-
Atau kurang sebesar 0,18 % dari Target Pengeluaran Pembiayaan Tahun 2013. NO
URAIAN
ANGGARAN 2013
1
Pembentukan Dana Cadangan
15.000.000.000
2
15.000.000.000
4
Penyertaan Modal (Bank Jateng) Penyertaan Modal (Dana Bergulir UKM, LKM,dan Koperasi Penyertaan Modal (PDAM)
5
Penyertaan Modal BPR/BKK
6
REALISASI 2013 15.000.000.000
SELISIH 0
PROSEN TASE 100,00%
REALISASI 2012 30.000.000.000
0
100,00%
0
0
15.000.000.000 0
0
0,00%
0
10.000.000.000
10.000.000.000
0
100,00%
20.000.000.000
1.000.000.000
1.000.000.000
0
100,00%
0
Penyertaan Modal Bank Pasar
1.000.000.000
1.000.000.000
0
100,00%
0
7
Penyertaan Modal (Perusda Percetakan)
1.000.000.000
1.000.000.000
0
100,00%
0
8
Penyertaan Modal Perusda RPH dan BHP
1.000.000.000
1.000.000.000
0
100,00%
0
9
Pembayaran Pokok Utang
1.900.000.000
1.816.665.353
(83.334.647)
95,61%
1.816.665.500
3
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 58
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
NO 10
URAIAN
ANGGARAN 2013
Pengembalian Sisa Dana DPPID Pengeluaran Pembiayaan
REALISASI 2013
SELISIH
0
0
0
PROSEN TASE 0,00%
45.900.000.000
45.816.665.353
(83.334.647)
99,82%
REALISASI 2012 785.925.034 52.602.590.534
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2013
Keterangan : Sisa anggaran pada pembayaran pokok utang dimaksudkan untuk berjaga – jaga jika terdapat pembayaran utang yang tidak tepat waktu baik berupa pokok maupun bunga, yang mengakibatkan terjadinya denda.
3.4
SISA LEBIH PERHITUNGAN TAHUN 2013
3.4.1 Kebijakan SILPA Tahun Berjalan. Kebijakan SILPA pada tahun berjalan bahwa SILPA tahun berjalan dijadikan pedoman dasar untuk pengambilan kebijakan pada perhitungan penyusunan RAPBD. Apabila menghasilkan SILPA tahun berjalan positif, pemerintah daerah memanfaatkan untuk menambah program dan kegiatan sesuai skala prioritas yang dibutuhkan dan/atau pengeluaran pembiayan. Dan apabila SILPA tahun berjalan terjadi negatif maka pemerintah daerah mengurangi bahkan menghapus pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya. 3.4.2 Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2013. Mendasarkan hal tersebut di atas maka perhitungan anggaran Tahun 2013 pada sisa kas (Sisa perhitungan) sebagai berikut : 1. Realisasi Pendapatan
Rp. 2.801.228.549.867,-
Realisasi Belanja
Rp. 2.481.924.180.150,-
Surplus Anggaran
Rp.
319.304.369.717,-
2. Realisasi Penerimaan Pembiayaan
Rp.
635.457.569.772,-
Realisasi Pengeluaran Pembiayaan
Rp.
45.816.665.353,-
Surplus Pembiayaan
Rp.
589.640.904.419,-
3. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2013 Rp.
908.945.274.136,-
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 59
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
Sisa
Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun
2013 sebesar
Rp.
908.945.274.136,- terdiri dari : Sisa efisiensi atau target sasaran sudah mencapai 100% dan kegiatan
yang tidak dilaksanakan tetapi tidak wajib dianggarkan kembali sebesar Rp. 616.324.071.491,- Untuk uraian lebih detail rincian kegiatan yang mencapai 100%, kurang dari 100 % dan 0% dapat dilihat di Buku III LKPJ Tahun 2013. Sisa kegiatan yang wajib dianggarkan kembali atau sisa yang berasal dari dana – dana yang sifatnya khusus dan sesuai dengan ketentuan tidak dapat digunakan untuk membiayai program dan kegiatan yang lain sebesar Rp. 292.621.202.645 -
Silpa yang sudah ditentukan penggunaan dan dianggarkan kembali di tahun 2014 dengan rincian sebagai berikut : 1. Dinas PSDA dan ESDM Luncuran kegiatan 2013
yang belum terlaksana dan dianggarkan
kembali di Tahun 2014 karena gagal lelang dan pembebasan tanah terkait dengan proses penetapan lokasi yang membutuhkan waktu relatif
lama
sebesar
Rp.229.013.421.000,-
terdiri
dari
Rp.90.513.421.000,- (APBD Murni 2014) dan Rp.138.500.000.000,(APBD Perubahan 2014)
2. Alokasi
DBCHT
kemudian
diakumulasi
dianggarkan
dengan
kembali
di
Silpa
tahun
tahun
sebelumnya
2014
sebesar
Rp.7.150.000.000,- terdiri dari : a. RSUD Rp.6.850.000,b. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rp.300.000.000,-
3. Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah diakumulasi dengan Silpa tahun sebelumnya dan dianggarkan kembali di tahun 2014 sebesar Rp.4.465.500,-
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 60
BAB III – Kebi jakan Umu m Peng el ol aan Keuangan Daerah
4. Dana
Tunjangan
Profesi
Guru
Pegawai
Negeri
Sipil
Daerah
diakumulasi dengan Silpa tahun sebelumnya dan dianggarkan kembali di tahun 2014 sebesar Rp.46.036.754.900,5. Dana Alokasi Khusus dan Pendampingan yang dianggarkan kembali di tahun 2014 sebesar Rp.9.229.061.245,- terdiri dari : a. Dinas Pendidikan Rp.8.882.555.000,b. DKK Rp.148.981.145,c. Dinas PSDA dan ESDM Rp.36.883.000,d. Dinas Tata Kota dan Perumahan Rp.1.892.600 e. Badan Lingkungan Hidup Rp.43.368.400,f.
BapermasRp.109.265.100,-
g. Dinas Perhubungan dan Kominfo Rp.6.116.000,
6. Dana Bantuan Keuangan yang dianggarkan kembali di tahun 2014 sebesar Rp.1.187.500.000,- pada Dinas Pendidikan yang disebabkan karena keterlambatan juknis dan keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan serta tidak cukup waktu pelaksanaan lelang.
L K P J WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013
Hal - 61