- . ..
+ 4 d
j
,
"
I .q :.f, \
,
i..,
i
. -
I , '
.
AWALISA KEB UTUHAW TEN1611 DAN BlAYA PEMAWEWAN TEBU D l P6. MADUKISMO, YOGYAKARTA
1995
FAKULTAS TEHiVOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Wahyuddin. Analisa Kebutuhan Tenaga dan Biaya Pemanenan P b u di PG. Madukismo, Yogyakarta. Di bawah bimbingan Prof. Dr. 1n.t3ambang Pramudya, M.Eag.
Salah satu faktor yang menentukan untuk meningkatkan produksi gula adalah dengan menaikkan produksi tebu tiap hektarn;% cara penggarapan, pemeliaraan tanaman, serta sistem tebang angkut yang digunakan dan proses pengolahan tebu menjadi gula. Sistem tebang angkut mempakan gabungan beberapa kegiatan yang sangat komplek karena banyak hktor yang mempenganthi kegiatan ini. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam tebang angkut h a m dilakukan dengan baik karena keterlambatan pada
suatu bagian akan menyebabkan
keterlambatan pada bagian yang lain Kehilangan gula yang terjadi pada kegiatan penebangan sampai pengolahan adalah sebesar 35 persen, namun di antara kegiatan tersebut kehilangan terbesar terjadi pada saat kegiatan setelah tebang sarnpai sebelum giling yaitu sebesar 25 persen. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kebutuhan tenaga tebang, muat, dan bongkar tebu serta menghitung biaya dari setiap kegiatan tersebut. Penelitian ini dilakukan di PG. Madukismo, Yomakarta. Kebutuhan tenaga penebang tebu didasarkan pada target tebang atau jatah tebang per sinder selama periode tebang tertentu, kapasitas penebangan tiap jam dan jam kerja tebangan per hari. Kapasitas penebangan merupakan kemampuan tenaga tebang dalarn n~enebang tebu setiap jamnya. kapasitas
dihitung berdasarkan rata-rata tebu yang masuk per sinder dibagi dengan tenaga tebang yang dipakai.
Biaya tebang total dapat dihitung dengan
mengalian biaya tebang terhadap target tebang. Tenaga muat dan biaya pernuatan tidak dihitung lagi dalam proses karena sudah diperhitungkan dalarn biaya tebang. Hal ini dilakukan karena kegiatan penebangan dan pernuatan menggunakan orang yang sama. Alat angkut yang digunakan adalah truk dan lori. Kapasitas lori dihitung berdasarkan rata-rata tebu yang diangkut dibagi dengan jumlah lori yang digunakan. Kebutuhan lori didapatkan dari taksasi tebangan dibagi dengan kapasitas Ion. Biaya total lori rnerupakan hasil kali biaya lori dengan taksasi tebangan Kebutuhan truk berdasarkan taksasi tebangan, kapasitas truk, dan jumlah trip yang dapat dilakukan dalarn satu hari. Biaya total yang digunakan yaitu taksasi tebangan dikalikan biaya angkut truk.
Pembongkaran dilakukan
secara mekanis dengan biaya Rp 271ku tebu. Selama periode pertama rata-rata pemenuhan tebu sebesar 83,91 persen dan pemenuhan kapasitas giling sebesar 90,20 persen. Tenaga tebang yang dibutuhkan rata-rata sebesar 105 orang per hari dengan biaya Rp 217. 190.220. Biaya tebang tersebut rnerupakan nilai yang harus dibayar oleh petani untuk pelaksanaan penebangan tebu sampai dengan menaikkan ke atas kendaraan pengangkut, sedangkan biaya sebanyak Rp 212.612.400.
Kelebihan biaya sebesar Rp 4.577.820
dikarenakan target pemasukan tebu tidak tebu yang masuk.
tebang selarna periode pertama
Sebanyak 64.01 1 kuintal tebu diangkut dengan Ion. Dengan kapasitas lori sebesar 28,Ol kuintal maka dibutuhkan 82 Ion selarna periode pertarna dengan biaya Rp 1.299.259. Tebu yang diangkut dengan truk sebanyak 481. 149 kuintal, dengan kapasitas truk sebesar 61 kuintal maka dibutuhkan 141
truk tiap hari, tiap truk melakukan dua kali trip dalam satu hari dengan kecepatan isi rata-rata 5 1,9 menit, waktu muat 145,7 menit, dan kecepatan kosong 27,9 menit. Total biaya yang digunakan selama periode pertama
untuk biaya angkutan dengan rnenggunakan truk yaitu Rp 70 1.2 19.690. Biaya bongkar tebu dari truk ke lori di emplasemen ditetapkan sebesar Up 27 h i n t a l tebu sehingga biaya total untuk pembongkaran tebu sebesar Rp 12.991.023.
ANALISA KEBUTUHAN TENAGA DAN BIAYA PEMANENAN TEBU DI PG. MADUKISMO, YOGYAKARTA
Oleh
WAHYUDDIN F27.1196
SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Jurusan Mekanisasi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1995 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR