ARTIKEL
Skripsi yang Berjudul MENINGKATKAN KONSENTRASI ANAK MELALUI METODE MENDONGENG KELOMPOK B DI MIFTAHUL JANNAH KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh HAPISA DADI
LEMBAR PENGESAHAN
1
MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR MELALUI METODE MENDONGENG PADA ANAK DI TK MIFTAHUL JANNAH KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO Hapisa Dadi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo Dra. Hj. Maryam Rahim, M.Pd1 Hj. Murhima A. Kau, S.Psi, M.Psi2 ABSTRAK Hapisa Dadi. 2014. Meningkatan Konsentrasi Belajar Anak Kelompok B Melalui Metode Mendongeng Di TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi, jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Maryam Rahim, M.Pd dan pembimbing II. Hj. Murhima A. Kau, S.Psi, M.Psi. Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya konsentrasi belajar anak kelompok B di TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi belajar melalui metode mendongeng pada anak kelompok B di TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. Hipotesis dalam penelitian ini “Jika pendidik menggunakan metode mendongeng dalam proses pembelajaran maka dapat meningkatkan konsentrasi belajar anak kelompok B TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango”. Indikator Kinerja Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu apabila anak yang memiliki kemampuan konsentrasi belajar dapat ditingkatkan dari 30% menjadi 85% dari keseluruhan anak yang berjumlah 20 orang anak. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kemampuan berkonsentrasi anak TK Miftahul Jannah dapat ditingkatkan jika dalam pembelajaran menggunakan metode mendongeng. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “Jika pendidik menggunakan metode mendongeng dalam proses pembelajaran, maka dapat meningkatkan konsentrasi belajar anak Kelompok B TK Miftahul Jannah” dapat diterima. Demikian pula indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai, yakni apabila anak yang memiliki kemampuan konsentrasi belajar dapat ditingkatkan dari 30% menjadi 85% dari keseluruhan anak yang berjumlah 20 orang anak. Kata kunci: Peningkatan Konsentrasi Belajar Anak Melalui Metode Mendongeng 1
Dra. Maryam Rahim, M.Pd. Pembimbing I. Hj. Murhima A. Kau, S.Psi, M.Psi. Pembimbing II Dosen Universitas Negeri Gorontalo, Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan Konseling 2
2
Belajar pada hakikatnya adalah usaha untuk mewujudkan perubahan tingkah laku. Menurut pendidikan belajar adalah usaha untuk mewujudkan perubahan tingkah laku. Jadi walaupun seseorang telah berusaha sekuat tenaga namun perubahan tingkah laku tidak terwujud maka tidak bisa mengklaim bahwa seseorang telah belajar. Tingkah laku akan berubah jika mempelajari sesuatu yang belum pernah diketahui anak sebelumnya, kemudian menjadi tahu, paham dan mampu menerapkannya. Belajar juga bisa didapat melalui pengalaman. Apabila ada seseorang yang selalu membuat kesalahan yang sama, maka bisa dikatakan padanya “anda tidak pernah belajar dari pengalaman” Prinsip umum dari belajar adalah minat dan konsentrasi. Minat maksudnya adalah benar-benar berniat belajar. Niat itu dibangkitkan dari hati yang suka, rasa ingin tahu, penasaran dan perasaan yang berkobar. Minat menjadi pemicu semangat untuk berhasil. Kalau tidak berminat maka akan timbul rasa bosan dan malas. Konsentrasi maksudnya memusatkan pikiran dan perhatian bahwa seseorang dalam proses belajar maka pikirannya akan terpusat kepada apa yang sedang dipelajarinya. Konsentrasi yang benar akan membuat memori tersimpan lama di otak dan memudahkan orang untuk memahami. Seseorang tidak susah menghafal karena sudah paham dan mengerti sehingga terekam dalam pikiran dengan baik. Konsentrasi itu penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap kegiatan agar terlaksana dengan baik dan mendapatkan hasil yang baik pula, jika tidak bisa berkonsentrasi maka yang terjadi adalah akan memperlambat dalam mengerjakan pekerjaan atau bahkan tidak dapat diselesaikan. Banyak hal yang menyebabkan anak kurang konsentrasi, diantaranya, anak kurang sehat, pembelajaran yang disajikan kurang menarik dan banyak lagi hal lainnya. Konsentrasi yang diharapkan pada anak TK adalah bagaimana anak bisa memusatkan perhatiannya pada kegiatan yang sedang dilakukan sehingga anak dapat menyelesaikannya dengan baik. Melihat pentingnya
konsentarsi makasudah menjadi tugas orang
tua dan pendidik bagaimana cara meningkatkan atau melatih konsentrasi anak sehingga dapat meningkat. Banyak cara yang telah di tempuh oleh pendidik guna meningkatkan konsentrasi anak, seperti melalui permainan puzzle, teka-teki silang dan lainnya.
3
Namun cara ini kurang tepat diterapkan pada anak usia Taman kanak-kanak. Mendongeng merupakan cara yang baik diterapkan pada anak usia taman kanakkanak, karena selain menyukai permainan,
anak-anak juga sangat menyukai
cerita. Ketika mereka masih berusia dini , kesenangan anak-anak terhadap cerita masih bersifat pasif. Artinya mereka senang mendengar suatu cerita dari pada menjadi pencerita atau orang yang bercerita. Oleh karena itu, jadikanlah anak sebagai teman untuk bercerita. Tema cerita yang harus mereka dengar adalah tema cerita yang menyenangkan , membangun imajinasi dan fantasi, sehingga mereka bisa berkonsentrasi untuk mendengarkan sebuah cerita . selama ini kita mengetahui mendongeng kepada anak bisa dilakukan ketika anak sedang tidur. Sebenarnya mendongeng dapat dilakukan diluar waktu itu, karena mendongeng ketika anak hendak tidur hanyalah membantu mereka agar cepat terlelap. Biasanya tema cerita yang paling banyak disukai anak-anak adalah hewan atau tema-tema yang menurut khayalan mereka sangat menarik untuk dicertakan. Melalui mendongeng, sedikit demi sedikit bisa memasukan pelajaran yang berguna untuk membangun watak, mental dan karakter mereka dengan cara yang menyenangkan. Ketika seorang anak mendengar cerita , maka fantasinya akan aktif dan merka berkhayal menjadi bagian penting dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita dongeng yang didengarnya. Oleh karena itu, sebagai orang tua maupun pendidik harus memberikan titik tekan tentang siapa tokoh-tokoh yang perlu diteladani serta alas an yang menyebabkan tokoh dalam suatu cerita itu bagus untuk diteladani. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di TK miftahul jannah dimana penilaian didasarkan pada kemampuan anak menjwab pertanyaan seputar kegiatan yang telah dilakukan atau disimaknya , ternyata masih banyak anak yang tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan , hal ini disebabkan karena anak tidak menyimak atau kurangnya konsentarasi pada saat pembelajaran berlangsung, kebanyakan dari mereka yang hanya bermain. Hal ini mungkin disebabkan karena pembelajaran kurang menarik bagi mereka. Hasil yang diperoleh yaitu dari 20 orang anak hanya 30% atau 6 orang yang sudah dapat
4
berkonsentrasi dengan baik dan sisanya sebanyak 70% atau 14 orang belum mampu berkonsentrasi dengan baik. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, maka penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut:“Meningkatkan Konsentrasi Belajar Melalui Metode Mendongeng pada Anak di TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango”. Dari uraian di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: a. Anak TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango belum mampu menjawab pertanyaan tentang kegiatan yang telah dilakukan . b. Anak TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango belum memahami hal-hal yang telah disimaknya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah metode mendongeng dapat meningkatkan konsentrasi anak kelompok B TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan konsentrasi belajar melalui metode mendongeng pada anak kelompok B di TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda, walaupun secara praktis masing-masing sudah sangat memahami apa yang di maksud belajar itu, untuk menghindari pemahaman yang beragam tersebut, berikut akan dikemukakan berbagai definisi belajar menurut para ahli . Menurut R. Gagne (dalam Susanto, Ahmad. 2013:1), belajar didefinisikan sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagi suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui intruksi.
5
Zaman Saeful & Aundriani Libertina (2012:4) mengemukakan bahwa belajar adalah sebuah kebutuhan dasar manusia agar dapat mengembangkan pengetahuan, wawasan, kemampuan, dan keahlian dalam aspek-aspek yang diminatinya. Bagi kelancaran proses belajar, harus terlebih dahulu mengetahui prinsip belajar, sperti yang dipaparkan oleh Prof. Dr. Nursid Sumaatmadja (dalam Zaman Saeful & Aundriani Libertina (2012:4). Prinsip belajar meliputi beberapa tahapan sebagi berikut : (1) dari yang “diketahui” ke yang “belum diketahui”, (2) adri yang “mudah” ke yang “sukar”, (3) dari yang “dekat” ke yang “jauh”, (4) dari yang “sederhana” ke yang “lebih kompleks”, (5) dari yang “sempit” ke yang “lebar”, (6) dari yang “kecil” ke yang “besar”. Dalam buku karangan Soemanto, Wasty (2012:104) terdapat beberapa definisi belajar menurut para ahli, yaitu: menurut James O. Wittaker , belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melaluyi latihan atau pengalaman. Dengan demikian perubahan-perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kemtangan, kelelahan, penyakit , atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk sebagai belajar; definisi yang tidak jauh bebeda dengan definisi di atas, dikemukakan oleh Cronbach dalam bukunya yang berjudul “Educational Psychology” sebagai berikut : belajar yang lebih efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat inderanya, dan definisi belajar menurut Howard L, Kingsley sebagai berikut : belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Ahmadi, Abu (2007:256) mengatakan bahwa belajar adalah kegiatankegiatan fisik atau badaniah. Hasil yang dicapai adalah berupa perubahanperubahan dalam fisik itu, misalnya: dapat berlari , mengendarai mobil dan sebagainya . belajar menurut Sadirman (2011:20) berpendapat bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan , dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan mengamati, mendengarkan meniru dan lainsebagainya. Belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik .
6
Hal yang dikemukakan Sagala (2011:37) bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Sementara Sutoyo dan Hariyanto (2013:35) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh suatu pengetahuan, mengingkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, mengkokohkan kepribadian. Secara psikologis, jika memusatkan perhatiaanya pada sesuatu, maka segala stimulus lainnya yang tidak diperlukan tidak akan masuk dalam alam sadranya. Akibat dari keadaan ini adalah pengamatan menjadi sangat cermat dan berjalan baik. Stimulus yang menjadi perhatiannya kemudian menjadi mudah masukkedalam ingatan, juga akan menimbulkan tanggapan yang teran, kokoh, dan tidak mudah hilang begitu saja bahkan mudah untuk direproduksikan . Disamping itu dengan adanya fokus (pusat) perhatian atau konsentrasi, maka: (1) akan membangkitkan minat peserta didik untuk menaruh perhatian dalam pengajaran dan menimbulkan daya konsentrasi itu sendiri, (2) dapat mengorganisasikan bahan pelajaran yang menjadi suatu problem yang mendorong peserta didik aktif dalam hal mengamati, menyelidiki, memecahkan , dan menentukan jalan penyelesaiannya sekaligus bertanggung jawab atas tugas yang diserahkan kepadanya, (3) dapat memberikan struktur bahan pelajaran sehingga merupakan totalitas yang bermakna bagi peserta didik yang dapat digunakan untuk menghadapi lingkungan tempat ia hidup . Pengertian konsentrasi menurut Soemanto, Wasty (2012:34) ada dua yaitu : (1) konsentrasi adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertuju kepada suatu objek, (2) konsentrasi adalah pendayagunaan keadaan untuk menyertai suatu aktivitas. Konsentrasi menurut Maulana (2011:239) adalah pemusatan perhatian pada suatu hal. Sedangkan menurut Nakita (2013:1) konsentrasi adalah kemampuan untuk memusatkan atau mempertahankan perhatian pada suatu hal pada rentang waktu tertentu. Rumus untuk mengetahui seberapa rentang waktu kemampuan konsentrasi seseorang, rumusnya adalah 3-5 menit dikalikan usia . jadi pada usia 5 tahun , misalnya kemampuan berkonsentrasi idealnya 15-25 menit
7
. anak yang mencapai minimal rentang waktu tersebut (15 menit) boleh dibilang kurang mampu berkonsentrasi. Konsentrasi belajar menurut Alim (2009:5) adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu , sehingga pekerjaan itu dikerjakan dalam waktu tertentu. Pada beberapa anak bisa mengetahui kesulitan , kesusahan , dan gangguan dalam hal konsentrasi dan atensi yang ia berikan guru mengeluh dan bingung dalam meningkatkan dan mengatasi anak yang sulit berkonsentarsi . Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang pengembangan. Secara umum menurut ibu dan balita (2013:1) ada dua faktor yang menyebabkan anak usia dini kurang mampu berkonsentrasi yaitu : a. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari
luar lingkungan. Ada
beberapa kemungkinan , misalnya ketika sedang melakukan aktivitas mewarnai dirumah, ia diganggu adiknya, atau konsentrasinya terpecah oleh suara-suara, baik itu bersumber dari radio maupun TV , dan sebagainya . alhasil konsentrasinya ikut terganggu . b. Faktor internal, yaitu faktor dari dalam diri anak itu sendiri. Ada beberapa kemungkinan, diantaranya : (2) anak tidak menyukai atau bosan dengan kegiatan sehingga berusaha mencari sesuatu yang lebih menarik m, (3) anak sedang menjalani pengobatan . beberapa obat memiliki efek samping mengantuk . Meskipun bukan gangguan serius, akan tetapi kurang konsentrasi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Tanpa penangan apapun, masalah ini bisa menetap sampai usia selanjutnya dan semakin sulit untuk ditangani. Ketika anak memasuki sekolah dasar, ia akan mengalami kesulitan terkait dengan cara pembelajarannya yang berbeda dari ketika di TK. Ciri-ciri anak kurang memiliki konsentrasi menurut Lestari, Pudji Hastuti (2012:1) yaitu :
8
a. Perhatikan berapa lama rentang konsentrasi yang sanggup anak penuhi . rentang konsentrasi anak 4 tahun sekitar 12 menit dan 15 menit dan 5 tahun minimal 15 menit . bila kurang dari waktu tersebut, meski tidak perlu terlalu dikhawatirkan namun tetap perlu diwaspadai faktor penyebabnya , apakah eksternal atau internal . b. Perhatikan juga apa anak sering gonta ganti permainan dalam rentang waktu yang singkat. Selain karena permainan itu tidak menarik perhatian, ada kemungkinan anak kurang dapat berkonsentrasi dengan kegiatannya . c. Ketika anak diajak bicara, perhatikanlah apakah ia dapat memusatkan perhatian pada apa yang kita ucapkan . kemudian coba beri intruksi, apakah anak mampu mengikutinya . d. Perhatikan apakah memang ia tergolong anak yang cenderung tidak bisa diam, banyak melakukan aktivitas fisik, punya minat yang banyak, sehingga memang tak tahan kalau harus berdiam dalam waktu tertentu . e. Ingatlah setiap anak gaya belajar tersendiri, ada yang audio, visual, kinestetik, dan lainnya. Mungkin saja sebetulnya memiliki gaya belajar kinestetik sehingga ketika diminta duduk manis dan mendengarkan penjelasan guru, anak selalu tampak gelisah . Usia 2-3 tahun. Kemampuan konsentrasi dan memorinya makin meningkat. Ditandai dengan kemampuannya menyebut kembali kata yang terdapat pada satu atau dua lagu yang didengarnya. Kemampuan nkonsentrasinya berkisar3-5 menit. Di usia anak ini anak sedang hobi meninggalkan aktivitasnya yang tengah dikerjakan, saat ada aktivitas lain yang menarik perhatiannya. Stimulasinya : (1) menyelesaikan tugas atau permainan dengan cara menyusun puzzel hingga selesai, (2) ngobrol berdua dan minta anak mendengarkan. Anak akan terdorong konsentrasinya jika mengobrol dilakukan secara dua arah . suasana begini akan memacunya untuk bertanya dan berkomentar , (3) ajak menirukan gerakan yang akan kita lakukan, itu akan membiasakan anak, (4) mainan yang kontruktif seperti puzzle dan balok susun, (5) beri kesempatan anak untuk belajar mengenakan sepatu atau sandal sendiri.
9
Usia 3-5 tahun, konsentrasi dan memori anak makin membaik. Anak sudah bisa mengingat sedikitnya 3 benda terakhir yang berurutan . kemampuan konsentrasinya berkisar 5-10 menit. Kegiatan fisik sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuan sensorik-motorik sebagai salah satu cara bagi mereka untuk mengeksplorasi lingkungan. Cara menstimulasinya : (1) melatihnya berenang, karena dapat menstimulasi indera-indera sensorik . konsentrasi serta stimulasi otak kanan dan kiri, (2) minta anak menceritakan kembali film yang sudah ditonton atau buku yang sudah dibacakan.(3) tantang untuk melakukan lebih dari perintah dalam waktu bersamaan . jangan memarahi anak jika tidak dapat melakukannya. Jika anak berhasil , beri hadiah pujian, pelukan dan ciuman . Mendongeng merupakan kegiatan yang sangat sederhana, mudah dan maknanya sangat luas. Kenyataanya, tidak semua dapat mampu melakukannya. Dongeng menurut Muhammad, Abdul Latif (2012:14) adalah “bertutur dengan intonasi yang jelas, menceritakan sesuatu hal yang berkesan, menarik memiliki nilai-nilai dan tujuan khusus”. Pendongeng Kusumo Priyono Ars atau kak Kusumo (dalam Muhammad, Abdul Latif. 2012:14) menjelaskan “ kegiatan mendongeng sebenarnya tidak luhur, yakni pengenalan alam lingkungan , budi pekerti dan mendorong anak berperilaku positif „‟. Menurut Anti dan Stith Thompson (dalam Agus DS. 2008:11) , dongeng dikelompokkan dalam empat golongan besar yaitu : a. Dongeng binatang Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi oleh binatang peliharaan atau binatang liar. Binatang-binatang dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia . b. Dongeng biasa Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia biasa adalah kisah suka duka seseorang, misalnya dongeng ande-ande lumut, joko kerdil , joko tarub, sang kuriang, serta bawang merah dan bawang putih . c. Lelucon atau anekdot Lelucon atau anekdot adalah dongeng yang dapat menimbulkan tawa bagi yang mendengarkan nya maupun yang menceritakannya..
10
d. Dongeng berumus Dongeng berumus adalah dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan. Dongeng ini ada tiga macam, yaitu dongeng bertimbun banyak. Dongeng untuk memperdamaikan orang, dan dongeng yang tidak mempunyai akhir . Mendongeng bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat. Tidak hanya untuk anak-anak , orangtua yang mendongeng atau bahkan guru pun akan sama-sama mendapatkan manfaat. Menurut pakar dongeng Sarumpat Day lailatu (dalam Muhammad, Abdul Latif. 2012:84) bahwa “ mendongeng bermanfaat bagi orangtua sebagai pendongeng , dan tentu saja untuk anak itu sendiri sebagai pendengar ‟‟ Mur‟aini (dalam Muhammad, Abdul Latif. 2012:84) mengatakan bahwa “dongeng memberikan beberapa manfaat untuk anak yaitu : pertama, menjadikan hubungan anak dan ibu semakin dekat; kedua, sebagai sarana yang efektif untuk memberikan nilai-nilai tanpa mereka merasakan dinasehati secara langsung; dan ketiga , mencerdaskan anak baik secara EQ ( Emotional Quentient) atau SQ (Spiritual Quotient) Untuk sekedar mendongeng , siapapun dapat melakukannya karena pada dasarnya mendongeng itu mudah dan dapat dipelajari . kita tidak harus pintar mendongeng terlebih dahulu mendongeng, seorang pendongeng menurut Agus DS (2008:18) paling tidak harus memiliki hal-hal berikut : 1. Keinginan kuat dan tulus untuk mendongeng sehingga pendongeng dapat melakukannya dengan tulus ikhlas. 2. Siap melakukannya sehingga hasilnya tidak setengah-tengah. Karena jika pendongeng tidak siap , bisa menimbulkan keragu-raguan saat mendongeng. 3. Mau bersuara lantang dan jelas, mengatur tinggi rendahnya suara, bisa mengatur tempo cerita, dan amu memperlihatkan kemampuan lainnya tapi tidak dengan sengaja bermaksud pamer kemampuan . 4. Mau melakukannya dengan benar, yaitu mendongeng tidak bertujuan untuk menyesatkan pikiran dan mempengaruhi pendengaranya dengan melarang melakukan ini itu, dan tidak boleh dengan sengaja menakut-nakuti pendengar.
11
Namun sebaliknya, pendongeng harus menghargai dan mau mengerti harapan para pendengarnya . 5. Dapat menciptakan suasana akrab, hangat, dan gembira walaupun sesekali mungkin pendongeng akan membuat suasana menjadi sedih, pilu, mencekam , tapi dengan akhir cerita yang menyenangkan . Setelah memiliki bekal-bekal tersebut, mulailah mendongeng, sebiasanya saja. Jika memiliki buku cerita , pakailah buku itu sebagai bahan mendongeng . namun yang perlu diingat adalah mendongenglah denga benar dan pilihlah dongeng yang sesuai dengan usia pendengarnya atau lingkungan tempat mendongeng . Sesuai dengan pendapat Nur‟ain (dalam Muhammad Abdul Latif. 2012:84) yang diantaranya mengatakan bahwa dongeng dapat mencerdaskan anak baik secara EQ (Emotional Quotient) atau SQ (Spiritual Quotanak akanient). Apabila anak merasa tertarik dengan sesuatu hal, maka dengan sendirinya akan memperhatikan hal tersebut dengan seksama. Dengan demikian apabila dongeng yang dibawakan memiliki cerita yang bagus dan cara membawakan dongeng menarik maka anak akan konsentrasi menyimak dongeng tersebut hingga selesai . Hipotesis tindakan dala penelitian ini adalah„‟Jika pendidik menggunakan metode mendongeng dalam proses pembelajaran maka dapat meningkatkan konsentrasi belajar anak kelompok B TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango”. Yang menjadi Indikator kinerja keberhasilan penelitian tindakan kelas in yaitu apabila anak yang memiliki kemampuan konsentrasi belajar dapat ditingkatkan 30% (6 orang) orang menjadi 85% (17 orang) dari keseluruhan anak yang berjumlah 20 orang anak .
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Miftahul Jannah Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah anak sebanyak 20 orang dan terdiri 10 orang anak perempuan dan 10 orang anak laki-laki. TK miftahul Jannnah ini terletak sekitar 15 kilo meter dari kota Gorontalo, berada diantara perbukitan dengan latar belakang mata pencaharian penduduknya sebagai petani .
12
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pedoman observasi pelaksanaa kegiatan guru meningkatkan konsentrasi belajar anak melalui metode mendongeng , dan lembar penilaian konsentrasi anak. Data yang diperoleh dianalisis pada setiap siklus secara berkesinambungan secara kualitatif dan penelitian dalam bentuk persentase. Hasil yang diperoleh didasarkan pada indikator penilaian yaitu kemampuan menyebutkan tokoh cerita dalam dongeng, dan kemampuan menceritakan kembali isi dari cerita dongeng. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango. TK Miftahul Jannah berdiri pada tahun 2010 dibawah naungan Dinas Pendidikan Cabang Tilong Kabila dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango . TK Miftahul Jannah terdiri dari tiga ruangan yang terbagi atas dua ruang kelas dan satu ruang guru. Jumlah peserta didiknya sebanyak 45 orang . Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah TK Miftahul Jannah kelompok B yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 orang anak laki-laki dan 10 orang anak perempuan. Peneliti memilih anak-anak TK Miftahul Jannah ini dikarenakan masih ada sebagian besar anak belum mampu berkonsentrasi dengan baik dalam pembelajaran . Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Sebelum tindakan dilaksanakan peneliti melakukan observasi awal terlebih dahulu guna memperoleh gambaran awal tentang kemampuan anak dalam berkonsentrasi di TK Miftahul Jannah .Hasil penelitian ini mendukung teori-teori tentang keefektifan metode mendongeng dalam mengubah tingkah laku seseorang. Metode mendongeng adalah salah satu strategi yang dapat digunakan untuk menarik perhatian anak sehingga anak mampu berkonsentrasi dengan baik . Pembahasan
Kemampuan konsentrasi belajar sangat penting dimiliki oleh anak, hal ini sesuai dengan pendapat Alim (2009:5) yang menurut beliau bahwa konsentrasi
13
belajar adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan sesuatu sehingga pekerjaan itu dapat dikerjakan dalam waktu tertentu. Dalam menunjang aspek perkembangan bahasa anak. Berdasarkan hal inilah dapat dilihat betapa pentingnya kemampuan konsentrasi belajar dimiliki oleh anak, karena dapat berpengaruh pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh anak . apabila kemampuan konsentrasi belajar anak ini tidak berkembang dengan baik maka otomatis akan menghambat semua kegiatan anak. Penelitian tindakan kelas yang diadakan di TK Miftahul Jannah Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango dalam rangka meningkatkan kemampuan konsentrasi anak melalui metode mendongeng dengan indikator keberhasilan sebesar 85% dari jumlah anak kelompok B yaitu 20 orang anak . Data hasil penelitian di atas menunjukan bahwa kemmapuan konsentrasi belajar anak TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango setelah adanya tindakan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan dari tindakan pada siklus I dan siklus II . tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi anak TK Miftahul Jannah malalui metode mendongeng. Dari kegiatan observasi awal menunjukan bahwa hanya 30% (6 orang) baik itu kemampuan menyebutkan tokoh dalam dongeng maupun kemampuan memahami isi dongeng . melihat sangat rendahnya kemampuan konsentrasi belajar anak maka peneliti ingin memperbaiki dengan mengadakan tindakan pada setiap siklus . Dalam pelaksanaan siklus I menunjukan bahwa presentase dalam kemampuan menyebutkan tokoh dalam dongeng maupun memahami isi dongeng mengalami peningkatan yang baik yaitu 30% ( 6 orang ) menjadi 60% ( 12 orang ) . kondisi tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan konsentrasi belajar anak setelah diadakan tindakan pada siklus I ini belum maksimal karena belum sesuai dengan indikator sehingga peneliti memilih untuk melanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II Pada pelaksanaan siklus II presentase hasil capaian yang diperoleh sudah sangat memuaskan karena terjadi peningkatan yang cukup baik yaitu 85% (17 orang) yang dilihat dari kemampuan menyebutkan tokoh dalam dongeng. maupun
14
kemampuan memahami isi dongeng. Hasil yang diperoleh pada siklus II ini sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti, yakni apabila anak yang memiliki kemampuan konsentrasi belajar dapat ditingkatkan dari 30% (6 orang) menjadi 85% (17 orang) dari keseluruhan anak yang berjumlah 20 orang anak. dengan ini penelitian dihentikan hanya pada siklus II saja karena dianggap sudah cukup berhasil . Dari hasil pencapaian tersebut maka dapat dilihat bahwa kemampuan konsentrasi belajar anak TK Miftahul Jannah Kecamatan Tilong Kabila Kabupaten Bone Bolango dapat meningkat melalui metode mendongeng .
Simpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
disimpulkan
bahwa
kemampuan
berkonsentrasi anak TK Miftahul Jannah dapat ditingkatkan jika dalam pembelajaran menggunakan metode mendongeng. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “ jika guru menggunakan metode mendongeng dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan konsentrasi belajar anak kelompok B TK Miftahul Jannah dapat diterima . demikian pula indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai, yakni apabila anak yang memiliki kemampuan konsentrasi belajar dapat ditingkatkan dari 30% menjadi 85% dari keseluruhan anak yang berjumlah 20 orang anak. Saran
a. Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berkonsentrasi maka dalam proses pembelajaran guru perlu menggunakan metode mendongeng . b. Sebelum melakukan tindakan perbaikan pada proses pembelajaran sebaiknya guru harus mencari tahu terlebih dahulu penyebab dari masalah yang timbul dari proses belajar mengajar .
15
DAFTAR PUSTAKA
Agus, D.S. 2008. Mendongeng Bareng Kak Agus DS. Yuk. Yogyakarta: Kanisius. Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ibu
dan Balita. 2013. www.ibudanbalita.net/konsentrasi-pada-anak-usiadini/jurnal-ilmiah diakses pada tanggal 3 Agustus 2013
Lestari Puji Hastuti. 2012. http://lestaripujihastuti.blogspot.com/minat-belajaranak/mengapa-konsentrasi-anak-mudah-teralihkan diakses tanggal 3 Agustus 2013 Maulana, 2011. Belajar Berkepribadian, Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir, Bersikap, Berbicara, Bertindak dan Berkarakter. Yogyakarta: CV Pustaka Prima. Muhamad Abdul Latif. 2012. The Miracle of Story Telling, Mencerdaskan Anak Dengan Dongeng dan Cerita. Jakarta: Bestari Buana Murni. Nakita. 2013. 11 Dongeng Pembangkit Semangat. Jakarta: PT. Penerbitan Sara Bobo. Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sutoyo & Hariyanto. 2011. Sang Manusia Sempurna. Jakarta: Akademika Prasindo. Soemanto, Wasty. 2012. Psikologi Pendidikan. Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Susanto Ahmad, 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama Tabrani. 1989. Pendekatan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wena Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer. Jakarta: Bumi Aksara. Zaman Saeful. 2012. Membuat Anak Rajin Belajar Itu Gampang. Jakarta: Visimedia.
16