Sidang Ujian PW 09 -1333
ARAHAN PENANGANAN LAHAN KRITIS DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI LESTI KABUPATEN MALANG IKA RACHMAWATI SURATNO 3606100051 DOSEN PEMBIMBING Ir. SARDJITO, MT
1
Latar belakang
Rumusan masalah
Luasnya lahan kritis yang terdapat di wilayah Sub DAS Lesti menyebabkan terjadinya dampak buruk bagi lingkungan Semakin meningkatnya luasan lahan kritis di Sub DAS Lesti Penanganan lahan kritis di Sub DAS Lesti kurang bertumpu pada karakteristik dan intensitas penyebabnya
Lahan kritis memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kehidupan sosial ekonomi. Penanganan lahan kritis disesuaikan dengan tipologi faktor penyebabnya agar dapat menangani lahan kritis secara menyeluruh.
Tujuan penelitian
Arahan Penanganan Lahan Kritis di Sub Daerah Aliran Sungai Lesti
Sasaran penelitian
Identifikasi Faktor Penyebab Lahan Kritis
Pembobotan Faktor Penyebab Lahan Kritis
Merumuskan tipologi lahan kritis di Sub DAS Lestiberdasarkan faktor penyebabnya
Arahan Penanganan Lahan Kritis di Sub Daerah Aliran Sungai Lesti
KERANGKA PEMIKIRAN
2
Ruang Lingkup
wilayah Sub DAS Lesti. 7040’-7055’LS dan 0 0 112 10’-112 25’BT. Secara administratif terletak pada Kabupaten Malang
3
Teori yang digunakan
1 Lahan dan Pemanfaatannya 2 Pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan di DAS • Fungsi DAS • Pemanfaatan Lahan dan Pengelolaan DAS Secara Terpadu 3. Lahan Kritis • Karakter Kekritisan Lahan • Faktor penyebab Lahan Kritis dan akibatnya 4. Penanganan Lahan Kritis
4
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai secara terpadu Penanganan Lahan Kritis dalam Dokumen Rencana dan Penelitian serta Best Practise yang telah dilakukan
Alternatif Penanganan Lahan Kritis
Feedback
Lahan dan Pemanfaatan di Daerah Aliran Sungai
Lahan kritis
Faktor penyebab Lahan Kritis
Kondisi Biofisik Tutupan vegetasi Kemiringan lereng Bahaya erosi Intensitas curah Hujan Jenis tanah
Kondisi ekonomi Produktifitas lahan
Kondisi sosial Kepadatan penduduk Managemen lahan Kerapatan Pekerja di bidang pertanian
tipologi lahan kritis
Arahan penanganan lahan kritis berdasarkan faktor penyebab
KERANGKA TEORI
Variabel penelitian Variabel
Sub Definisi Operasional Keterangan Variabel Sasaran 2 Menetapkan tipologi lahan kritis Kondisi topografi lahan, besar kecilnya Semakin curam lereng maka makin besar energi Kemiringan kelerengan dihitung dengan presentase (%), untuk dapat mengelupas permukaan tanah, atau alur lereng atau derajat (0). Besarnya % lapisan tanah yang potensial hilang Semakin tingginya erosi menyebabkan penurunan dan kedalaman erosi yang terjadi. mulai dari kesuburan tanah kerena lapisan atas terkikis Bahaya erosi sangat ringan, ringan, sedang, berat, dan sehingga akan menurunkan produksi lahan sangat berat. (%) klasifikasi alami yang didasarkan atas sifat Tidak peka, diantaranya jenis tanah aluvial, glei, tanah yang dimilikinya tanpa menghubungkan planossol, hidromorf kelabu, literite air tanah. dengan tujuan penggunaan tanah tersebut. Agak peka, diantaranya jenis tanah litosol. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar Kurang peka, diantaranya jenis tanah brown forest Jenis tanah terhadap sifat fisik, kimia dan mineralogi tanah soil, non calcic. Biofisik yang dimiliki masing-masing kelas yang Peka, diantaranya jenis tanah andosol, laterictic selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar gromosol, podsolik. untuk pengelolaan bagi berbagai penggunaan Sangat peka, diantaranya jenis tanah regosol, litosol tanah. organosol, renzine. Luasan tutupan vegetasi yang menutupi lahan Semakin luas tutupan vegetasi maka daerah resapan berupa jenis penggunaan lahan yang ada air akan semakin luas pula sehingga berfungsi untuk tutupan seperti tanaman, pertanian, permukiman, dan perlindungan vegetasi sebagainya. Dinilai berdasarkan prosentase penutupan tajuk pohon. (%) Persebaran rurah hujan rata rata(cm/tahun) Semakin tinggi curah hujan pada suatu wilayah maka Intensitas curah makin berpotensi untuk membawa permukaan tanah Hujan untuk bererosi 6
Kepadatan Penduduk
Sosial
Managemen lahan Kerapatan pekerja pada bidang pertanian
ekonomi
Produktivitas lahan
Perbandingan jumlah penduduk Kepadatan penduduk yang tinggi memberikan dengan luas wilayah jiwa/ha tekanan lebih tinggi pada lahan dan sumberdaya sehingga menurunkan daya dukung lahan Semakin banyak penduduk maka akan meningkatkan kebutuhan pangan , akibatnya akan memperpendek masa istirahat lahan Berdasarkan tingkat penguasaan Semakin baik manajemen lahan maka kualitas lahan, area yang subur, jeluk tanah lahan semakin baik produk hasil pertanian dan intensitas pengelolaan lahan. Perbandingan antara jumlah petani Semakin tinggi kerapatan petani maka tekanan dengan luas lahan terhadap lahan akan semakin tinggi
Memperlihatkan kondisi kesuburan Semakin produktif suatu lahan maka kegiatan tanah dan produksi pertanian yang konservasi akan lebih baik karena memberikan dihasilkan. % nilai ekonomi yang lebih. Semakin rendah produktifitas lahan maka semakin potensial menjadikannya lahan kritis lebih terjaga
7
Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian Teknik Pengambilan Sampel
rasionalisme deskriptif dan preskriptif Purposive sampling
No Instansi 1 Bappeda Kabupaten Malang 2 3 4 5 6
Metode pengumpulan data
Posisi Stakeholder Bidang sarana dan prasarana pengembangan wilayah BP DAS Brantas Staf Program BP DAS Malang Dinas Kehutanan Kabupaten Kasi Rehabilitasi lahan dan teknik Malang konservasi Tanah KPH Perhutani Kabupaten Malang Wakil administratur KPH Malang Dinas Perkebunan dan Pertanian Staf Tata Guna Lahan Bidang Usaha Tani Dinas Pertanian dan Perkebunan Jurusan Pengairan Universitas Dosen dan BPP FTUB Brawijaya
Skunder : Studi Literatur, studi instansi Primer : Wawancara terstruktur dengan kuisioner
8
Sasaran Teknik dan Alat Analisis Menentukan faktor penyebab Studi Literatur lahan kritis Menentukan bobot faktor AHP penyebab lahan kritis Menentukan tipologi lahan kritis Weighted Sum dengan di Sub DAS Lesti ArcGis
Merumuskan arahan penanganan Analisa Lahan Kritis di Sub DAS Lesti kualitatif berdasarkan tipologinya
diskriptif
Data Input Literatur
Hasil Akhir Faktor penyebab lahan kritis Hasil wawancara pembobotan Bobot faktor penyebab faktor dengan stakeholder lahan kritis Data terkait faktor penyebab lahan kritis Reclasify skor faktor penyebab lahan kritis dari eksplorasi stakeholder dan tinjauan pustaka Bobot Faktor penyebab lahan kritis Studi literatur Hasil tipologi lahan kritis Hasil deep interview stakeholder
Tipologi lahan kritis di Sub DAS Lesti
Arahan penanganan lahan kritis berdasarkan tipologinya di Sub DAS Lesti
9
Pendahuluan
Fakta empiri masalah lahan kritis di Sub DAS Lesti yang menimbulkan dampak negatif dan memerlukan penanganan secara menyeluruh
Landasan teori dan studi penelitian terkait dengan lahan kritis
Study Literatur
Pengumpulan Data
Penentuan variabel yang digunakan dalam penentuan faktor-faktor yang menyebabkan lahan kritis
Pengumpulan data sekunder melalui: penelitian dan dokumen terkait
Alternatif Penanganan lahan kritis dari penelitian dan best practise di wilayah lain
Pengumpulan data primer melalui: Kuisioner,wawancara, observasi, dan survei lapangan Reclasify skor faktor
Analisa
Analisa AHP
Analisa overlay dengan weighted Sum Arc GIS 9.3 Tipologi Lahan Kritis di Sub Daerah Aliran Sungai Lesti
Analisa Diskriptif Kualitatif
Penarikan Kesimpulan
Arahan Penanganan Lahan Kritis di Sub Daerah Aliran Sungai Lesti
TAHAPAN PENELITIAN
Hasil dan Pembahasan
11
Gambaran umum
Kota Malang
Samudera Hindia
Gambaran umum
Kota Malang
Samudera Hindia
Gambaran umum
Kota Malang
Samudera Hindia