TESIS
ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TELAGAWAJA PROVINSI BALI
KARSUN NIM 1291261016
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
i
ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TELAGAWAJA PROVINSI BALI
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Udayana
KARSUN NIM 1291261016
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014
ii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 04 DESEMBER 2014
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Merit, M.Agr NIP.19470414 197602 1 001
Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, M.S. NIP. 19590519 198601 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, M.S. NIP. 19670303 199403 1 002
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 19590215 198510 2 001
iii
Tesis Ini Telah Diuji pada Pada Tanggal 26 Nopember 2014
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana Nomor:4188/UN.14.4/HK/2014 Tanggal 31 Oktober 2014
Ketua
: Prof. Dr. Ir. I Nyoman Merit, M.Agr.
Anggota
:
1. Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, MS. 2. Prof. Dr. Ir. IPG. Ardhana. M.AgrSc, SH. 3. Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, Ph.D.
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Karsun
NIM
: 1291261016
Program Studi : Magister Ilmu Lingkungan Judul Tesis
: Arahan Penggunaan Lahan Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Telagawaja Provinsi Bali
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar,
Nopember 2014
Yang membuat pernyataan,
Materai 6000
Karsun
v
UCAPAN TERIMAKASIH Alhamdulillah, Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas nikmat kesehatan dan perkenan-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister di Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas Udayana Denpasar. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. I Nyoman Merit, M.Agr
selaku
pembimbing I yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan arahan serta saran selama penulis mengikuti program Magister, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. I Wayan Suarna, M.S selaku pembimbing II atas waktunya memberikan perhatian serta kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana, kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, kepada Ketua Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Prof. Dr. I Wayan Budiarsa Suyasa, MS atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Terimakasih juga kepada Prof. Dr. Ir. I.P.G. Ardhana, M.AgrSc. S.H. dan Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, M.T. Ph.D selaku penguji tesis, yang telah memberikan saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.
vi
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Republik Indonesia c.q. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan bantuan finansial dalam bentuk Beasiswa Unggulan (BU) Tahun 2012 sehingga meringankan beban penulis dalam menyelesaikan studi ini. Ucapan terima kasih kepada seluruh staf pegawai Program Studi Magister Ilmu Lingkungan yang telah membantu dalam menyiapkan segala keperluan administrasi yang penulis butuhkan. Kepada seluruh staf dosen pengajar Magister Ilmu Lingkungan atas pendalaman dan perluasan ilmu khususnya ilmu lingkungan yang sudah diajarkan selama kuliah. Tak lupa seluruh teman-teman mahasiswa ilmu lingkungan khususnya angkatan XII terimakasih dan semoga selalu berjaya. Ucapan terima kasih kepada Kepala Balai Pengeloaan DAS Unda Anyar beserta seluruh staf khususnya bapak I Gusti Putu Sujana dan Ade Supriatna atas segala dukungan dalam penyusunan tesis ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan Bapak Ahmad Rianto, Ibu dan Bapak Syarifudin atas do’a dan restunya. Ucapan terima kasih kepada istri tercinta Rachmawati Ariany, Putera-puteri kami Raka Fatih Sadewa dan Rania Dinara Syifa atas semangat dan motivasinya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan anugerah-Nya kepada semua pihak yang membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga. Denpasar,
Nopember 2014
Penulis
vii
Abstrak Kondisi sub daerah aliran sungai (DAS) Telagawaja, DAS Unda, saat ini menjadi skala prioritas penanganan DAS. Guna perencanaan penggunaan lahan Sub DAS Telagawaja, diperlukan studi untuk mengidentifikasi karakteristik lahan, fungsi kawasan, laju dan tingkat bahaya erosi (TBE), serta rekomendasi penanganan lahannya. Langkah awal dalam penelitian ini adalah membuat satuan pemetaan unit lahan. Satuan unit lahan yang dibuat merupakan unit terkecil yang digunakan untuk melakukan analisis data sesuai dengan tujuan penelitian. Identifikasi karakteristik lahan dilakukan dengan menganalisis peta-peta tematik pada daerah penelitian. Arahan klasifikasi fungsi kawasan ditentukan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 837/Kpts/Um/11/1980 dan Nomor: 683/Kpts/Um/8/1981. Prediksi erosi aktual dihitung dengan rumus USLE untuk daerah pertanian sementara lahan non pertanian menggunakan rumus Snyder (1980) dalam Asdak (2010). Kelas erosi dan tingkat bahaya erosi (TBE) ditentukan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Depertemen Kehutanan Nomor.041/Kpts/V/1998. Penentuan besarnya erosi yang masih dapat diperkenankan menggunakan metoda Thompson (1957) dalam Arsyad (2010) yang didasarkan pada sifat-sifat tanah yang ada di Sub DAS Telagawaja. Hasil identifikasi karakteristik Sub DAS Telagawaja menunjukkan bahwa luas wilayah seluas 11.115,59 ha. Berdasarkan Schmidht Ferguson memiliki tipe iklim A (sangat basah), jenis tanahnya regosol, bentuk lahan vulkanik dengan topografi bergelombang hingga berbukit dan bergunung serta adanya aktivitas pengelolaan lahan yang mengubah bentang alam. Faktor-faktor tersebut merupakan pemicu terjadinya erosi tanah. Hasil penelitian erosi pada wilayah Sub DAS Telagawaja sebesar 2.777,07 ton ha-1th-1. Tingkat bahaya erosi Sub DAS Telagawaja bervariasi dari tingkat sangat ringan hingga sangat berat. TBE dengan katagori sedang sampai dengan sangat berat seluas 7.135 ha (64,19%). Upaya pengendalian erosi dilakukan pengkajian arahan penggunaan lahan berdasarkan pada fungsi kawasannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa arahan fungsi kawasan Sub DAS Telagawaja terdiri atas fungsi lindung seluas 7.337,28 ha (66,01%) dan fungsi penyangga seluas 3.778,31 ha (33,99%). Erosi yang terjadi tidak hanya pada kawasan penyangga tetapi juga terjadi pada kawasan lindung. Perencanaan arahan penggunaan lahan dengan menerapkan alternatif tindakan konservasi tanah dan air memampu menurunkan laju erosi dari 2.777,07 ton ha1 -1 th menjadi 611,00 ton ha-1th-1 atau berkurang 2.166,07 ton ha-1th-1. Dari penelitian ini dapat disimpulkan: (1) wilayah Sub DAS Telagawaja rentan terhadap terjadinya erosi tanah; (2) berdasarkan fungsinya wilayah Sub DAS Telagawaja terdiri atas fungsi lindung dan fungsi penyanga; (3) tingkat bahaya erosi berat hingga sangat berat terjadi di Sub DAS Telagawaja yang seharusnya menjadi kawasan lindung; (4) perencanaan penggunaan lahan yang sesuai dan memadai dapat mengurangi laju erosi. Kata kunci: Karakteristik Lahan; Fungsi Kawasan; Bahaya Erosi; Arahan Penggunaan Lahan
viii
Abstract The condition of Telagawaja sub-watersheds (DAS), Unda watershed, currently become a priority of watershed management. In order to plan Telagawaja sub-watershed land use planning, it is necessary to identify the characteristics of the land, the function of the area, and the erosion potential rate (TBE), as well as land management recommendations. The initial step in this research is to create a land mapping unit. The smallest unit is used to analyze the data according to the research objectives. The identification of land is conducted by analyzing the characteristics of thematic maps in study area. The directives of classification land function is determined by the Minister of Agriculture Number.837/Kpts/Um/11/1980 and Number: 683/Kpts/Um/8/1981. The prediction of actual erosion is calculated by USLE formula for the agriculture area, while non-agricultural land use is applied Snyder formula (1980) in Asdak (2010). Erosion class and erosion rate (TBE) are determined based on the Director General of Reforestation and Land Rehabilitation Department of Forestry Number.041/Kpts/V/1998. Determination for the amount of erosion is still can be allowed using the method of Thompson (1957) in Arsyad (2010) which based on soil properties attached to Telagawaja sub watershed. The result of the identification of Telagawaja sub-watershed characteristics shows that the total vast area is 11115.59 Ha. Based on Schmidt Fergusson climate type, the area has type A which is very wet, regosol soil type, volcanic landform with hilly and mountainous topography and land management activity that alters the environment. These all factors are triggering to soil erosion. The result of the study on Telagawaja sub-watershed erosion is 2777.07 tonnes ha1 year-1. Based on TBE category, moderate to very severe with an area of 7,135 Ha (64.19%). Erosion control effort is conducted by the assessment of the direction of land use according to the region function. The analysis shows that the direction of the area function Telagawaja sub-watershed consists of an area of 7337,28 Ha of protection forest (66.01%), and the function of a buffer area 3778.31 Ha (33.99%). Erosion that occurs not only in the buffer zone but also occurs in protected areas. Land use planning implemented by applying alternative measures of soil and water conservation can reduce the rate of erosion of 2777.07 tonnes ha-1year-1 to 611.00 tonnes ha-1year-1 or less 2166.07 tonnes ha-1year-1. The conclusion from this research : (1) Telagawaja sub-watershed vulnerable to soil erosion; (2) based on Telagawaja sub-watershed function, consists of protection and buffer functions; (3) the level of danger severe to very severe erosion occurs in Telagawaja sub-watershed that should be a protected area; (4) land use planning is appropriate and sufficient to reduce the erosion rate. Keywords : Land Characteristics; Area Functions; Erosion Hazards; Land Use Refferal
ix
RINGKASAN Daerah aliran sungai (DAS) Unda merupakan salah satu DAS yang ditetapkan sebagai DAS Prioritas. Untuk tujuan pengelolaan dan perlindungan, DAS dibagi menjadi tiga bagian yaitu hulu, tengah dan hilir. Setiap bagian memiliki peran dan fungsinya sendiri, salah satunya adalah bagian hulu yang berfungsi sebagai daerah konservasi, tangkapan hujan dan dikelola untuk mempertahankan lingkungan DAS agar tidak terdegradasi. Sub DAS Telagawaja merupakan hulu dari DAS Unda. Sebagai hulu dari DAS, Sub DAS Telagawaja memiliki suatu peran dan fungsi yang sangat strategis yaitu sebagai daerah konservasi, daerah tangkapan air, sedangkan aliran Sungai Telagawaja dimanfaatkan sebagai sumber pengelolaan air. Pengelolaan DAS merupakan upaya yang dilakukan untuk menekan seminimal mungkin kerusakan lahan. Setiap DAS/Sub DAS memiliki karakter yang berbeda-beda, begitu juga Sub DAS Telagawaja sehingga pengelolaannya pun berbeda dengan DAS/Sub DAS yang lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik lahan Sub DAS Telagawaja; memprediksi tingkat bahaya erosi yang terjadi, menentukan arahan klasifikasi fungsi kawasan serta menentukan xlternative tindakan konservasi tanah sebagai bentuk arahan penggunaan lahan pada Sub DAS Telagawaja. Sub DAS Telagawaja secara geografis terletak diantara 08016’49,481” – 0 08 30’29,371” LS dan 115023’30,81” – 115030’17,745” BT. Secara administratif wilayah Sub DAS Telagawaja terletak di tiga wilayah kabupaten di Provinsi Bali, yaitu: Kabupaten Bangli, Karangasem dan Klungkung dengan luas 11.115,59 hektar. Sub DAS Telagawaja merupakan wilayah dengan tipe iklim A (sangat basah) dengan curah hujan rata-rata tahunan selama 10 tahun (tahun 2004-2013) antara 2.791 sampai dengan 3.628 mm tahun-1. Terdapat 3 jenis tanah di Sub DAS Telagawaja yaitu Regosol berhumus, Regosol kelabu dan Regosol coklat kekuningan. Tanah regosol termasuk jenis tanah yang sangat peka terhadap erosi. Kondisi topografi wilayah Sub DAS Telagawaja merupakan wilayah dengan bentuk topografi bergelombang, berbukit hingga bergunung. Berdasarkan genesis/asal-usulnya bentuk lahan pada Sub DAS Telagawaja merupakan bentuk lahan asal proses vulkanik dan denudasional. Penutupan vegetasi di dalam kawasan hutan terdiri atas hutan dengan vegetasi penutupan jarang sampai rapat. Penutupan lahan di luar kawasan hutan terdiri atas kebun campuran dengan penutupan jarang hingga rapat. Variasi penutupan lahan ini menunjukkan adanya intervensi manusia terhadap lahan di wilayah Sub DAS Telagawaja. Kondisi karakteristik sebagaimana dijelaskan, menunjukkan bahwa wilayah Sub DAS Telagawaja merupakan wilayah dengan lahan yang rentan terhadap terjadinya erosi tanah. Hasil analisis terhadap prediksi erosi yang terjadi di wilayah Sub DAS Telagawaja menunjukkan erosi sebesar 2.777,07 ton hektar-1 tahun-1. Hasil analisis kelas erosi di wilayah Sub DAS Telagawaja berada pada kisaran kelas I sampai dengan kelas III. Sementara tingkat bahaya erosi (TBE) Sub DAS Telagawaja bervariasi dari tingkat sangat ringan (SR) sampai dengan tingkat sangat berat (SB). Besarnya erosi aktual yang terjadi pada Sub DAS Telagawaja
x
secara umum telah melebihi batas erosi yang diperkenankan. Artinya, penutupan vegetasi, pola tanam dan tindakan konsevasi tanah yang ada belum mampu untuk mencegah atau menekan terjadinya erosi sampai pada tingkat yang tidak membahayakan. Upaya untuk menekan dan mengendalikan erosi yang terjadi sampai pada tingkat erosi yang tidak membayakan dilakukan dengan cara penataan lahan pada wilayah Sub DAS Telagawaja sesuai dengan arahan fungsi kawasannya, yaitu kawasan lindung, penyanga, budidaya tanaman tahunan, budidaya tanaman semusi dan pemukiman. Hasil analisis terhadap arahan klasifikasi fungsi kawasan, wilayah Sub DAS Telagawaja terdiri atas kawasan dengan fungsi lindung dan fungsi penyangga. Luas kawasan lindung mencapai 7.337,28 hektar atau 66,01% dari luas total DAS. Sedangkan wilayah penyangga di Sub DAS Telagawaja seluas 3.778,31 hektar atau 33,99% dari luas DASnya. Tindakan konservasi tanah dengan cara menambah vegetasi penutupan lahan dan memperbaiki praktek pengelolaan lahan bertujuan untuk menjaga dan mencegah kerusakan lahan dari erosi, menambah kesuburan lahan, menjaga tata air serta meningkatkan produktivitas lahan di wilayah Sub DAS Telagawaja. Penerapan teknik konservasi tanah mampu mengurangi tingkat bahaya erosi yang terjadi di Sub DAS Telagawaja. Besarnya laju erosi yang berhasil ditekan sebesar 2.166,07 ton hektar-1 tahun-1 (78,00%) dari erosi yang terjadi sebesar 2.777,07 ton hektar-1 tahun-1 menjadi 611,00 ton hektar-1 tahun-1. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan: (1) wilayah Sub DAS Telagawaja merupakan wilayah dengan lahan yang rentan terhadap terjadinya erosi tanah; (2) tingkat bahaya erosi berat hingga sangat berat terjadi di Sub DAS Telagawaja; (3) berdasarkan fungsi kawasannya wilayah Sub DAS Telagawaja terdiri atas kawasan lindung dan kawasan penyanga; (4) penggunaan lahan yang sesuai dan memadai mampu mengurangi laju erosi di wilayah Sub DAS Telagawaja.
xi
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM………………………………………………………........... i LEMBAR PERSYARATAN GELAR…………………………………………..
ii
LEMBAR PEGESAHAN………………………………………………………..
iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI…..…………………………………............
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT…………………………………..
v
UCAPAN TERIMAKASIH……………………………………………………..
vi
ABSTRAK………………………………………………………………………
viii
ABSTRACT……………………………………………………………………..
ix
RINGKASAN ……………..…………………………………………………….
x
DAFTAR ISI……………………………………………………….....................
xii
DAFTAR TABEL………………………………………………….....................
xv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………................. xvii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..... xviii BAB I PENDAHULUAN………………………………………….....................
1
1.1
Latar Belakang………………………………………………………
1
1.2
Rumusan Masalah…………………………………………………...
3
1.3
Tujuan Penelitian………………………………………....................
3
1.4
Manfaat Penelitian…………………………………………..............
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Daerah Aliran Sungai………………………………………..............
5
2.2
Erosi Tanah…………………………………………….....................
7
2.2.1 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Erosi …….………........
10
2.2.2 Prediksi Kehilangan Tanah……………………..……….…..
12
2.2.3 Erosi yang Dapat Diperkenankan (Edp)……….…..…….….
13
2.3
Peruntukan Fungsi Kawasan………………………………………...
14
2.4
Perencanaan Teknik Konservasi Tanah dan Air………....................
17
BAB III KERANGKA BERFIKIR KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1
Kerangka Pikir Penelitian………………………………….............
19
3.2
Konsep Penelitian…………………………………………..………
22
xii
3.3
Hipotesis Penelitian………………………………………………...
23
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………….....
25
4.2
Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………..
26
4.3
Jenis dan Sumber Data …………………………………………….
27
4.4
Variabel Penelitian………………………………………………....
28
4.5
Bahan dan Alat Penelitian……………………………………….…
29
4.6
Prosedur Penelitian………………………………………………...
30
4.7
Analisis Data………………………………………………….……
31
4.7.1
4.7.2
Identifikasi Karakteristik Lahan Sub DAS Telagawaja……………………………………………….....
31
Analisis Kelas dan Tingkat Bahaya Erosi………....….……
33
4.7.2.1 Prediksi Laju dan Sebaran Erosi……………….…...
33
4.7.2.1.1 Indeks Erosivitas Hujan ( R )……….…..
34
4.7.2.1.2 Indeks Erodibilitas Tanah ( K )………....
34
4.7.2.1.3 Indeks Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)…………………………..….
37
4.7.2.1.4 Indeks Pengelolaan Tanaman ( C )…..…..
37
4.7.2.1.5 Indeks Upaya Konservasi Tanah ( P )…...
40
4.7.2.1.6 Faktor Konservasi Tanah dan Sistem Pertanaman ( VM )…………………..…..
40
4.7.2.2 Kelas dan Tingkat Bahaya Erosi………………..….. 42 4.7.2.3 Erosi yang Dapat Diperkenankan………………….. 4.7.3
43
Analisis Arahan Klasifikasi Fungsi Kawasan……………… 43 4.7.3.1 Kawasan Lindung…………………………….……
45
4.7.3.2 Kawasan Penyangga…………………………….....
46
4.7.3.3 Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan……………
46
4.7.3.4 Kawasan Budidaya Tanaman Semusim/Setahun…
46
4.7.3.5 Kawasan Pemukiman…………………………..….. 46 4.7.4
Perencanaan Arahan Penggunaan …………….……….…...
xiii
47
BAB V HASIL PENELITIAN Kondisi Biofisik Sub DAS Telagawaja……………………..…….
48
5.1.1
Letak Administrasi dan Luas…………………………..….
48
5.1.2
Iklim………………………………………………….……
49
5.1.3
Jenis Tanah………………………………………….…….
52
5.1.4
Topografi………………………………………………….
54
5.1.5
Bentuk Lahan……………………………………………..
56
5.1.6
Penutupan Lahan………………………………………….
57
5.2
Satuan Unit Lahan…………………………………………….......
62
5.3
Kelas dan Tingkat Bahaya Erosi…………………………………..
62
5.3.1
Prediksi Erosi Aktual……………………………………...
62
5.3.2
Kelas Erosi dan Tingkat Bahaya Erosi……………………
65
5.3.3
Erosi yang Diperkenankan …….…………………………
71
5.4
Arahan Klasifikasi Fungsi Kawasan……………………………...
72
5.5
Perencanaan Arahan Penggunaan Lahan…………………………
78
5.1
BAB VI PEMBAHASAN 6.1
Karakteristik Sub DAS Telagawaja…………………………….…
83
6.2
Kelas dan Tingkat Bahaya Erosi …..……………………………...
86
6.2
Arahan Klasifikasi Fungsi Kawasan……………………………....
88
6.4
Perencanaan Arahan Penggunaan Lahan………………………….
91
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1
Kesimpulan………………………………………………………..
95
7.2
Saran………………………………………………………………
95
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..........
97
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Halaman Dampak Erosi Tanah……………………………………... 8
Tabel 4.1
Kode Struktur Tanah………………………………….......
36
Tabel 4.2
Kode Permeabilitas Profil Tanah…………………………
37
Tabel 4.3
Penilaian Kelas Lereng dan Faktor LS……………………
37
Tabel 4.4
Indeks Pengelolaan Tanaman (C) untuk Tanaman Tunggal..
38
Tabel 4.5
Indeks Pengelolaan Tanaman (C) untuk Tanaman Tumpangsari dan Pergiliran Tanaman ………………….......
39
Tabel 4.6
Indeks Konservasi Tanah (nilai P)…………………………..
40
Tabel 4.7
Faktor VM untuk Daerah Berhutan yang tidak terganggu (U.S. Soil Conservation Service, 1977)…………………………
Tabel 4.8
41
Faktor VM untuk beberapa tipe vegetasi penutup tanah (U.S. Soil Conservation Service, 1977)………………………………..
41
Tabel 4.9
Kombinasi solum tanah dan erosi dalam penentuan TBE…..
42
Tabel 4.10
Penetapan Erosi yang Diperkenanklan (Edp) untuk TanahTanah di Indonesia……………………………………….......
43
Tabel 4.11
Arahan Teknis Klasifikasi Fungsi Kawasan…………………
45
Tabel 5.1
Letak Wilayah Administrasi Sub DAS Telagawaja………….
48
Tabel 5.2
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Tahunan pada Masingmasing Stasiun Pengamat Curah ujan Sub DAS Telagawaja…………………………………………………...
Tabel 5.3
49
Jumlah Hujan Bulanan dan Hari Hujan Rata-rata selama 10 Tahun Sub DAS Telagawaja…………………………………
51
Tabel 5.4
Luas dan Jenis Tanah Sub DAS Telagawaja…………….......
53
Tabel 5.5
Kemiringan dan Luas pada Masing-masing Kemiringan Lereng Sub DAS Telagawaja………………………………..
55
Tabel 5.6
Sebaran Bentuk Lahan Sub DAS Telagawaja……………….
56
Tebel 5.7
Jenis dan Luas Penutupan Lahan Sub DAS Telagawaja…….
57
Tabel 5.8
Jenis Penutupan Lahan Sub DAS Telagawaja Berdasarkan Hasil Analisis Peta Penutupan Lahan………………………..
xv
58
Tabel 5.9
Jenis Penutupan lahan Sub DAS Telagawaja berdasarkan Hasil Survey/Pengamatan Lapangan……………..…………
61
Tabel 5.10
Nilai Erodibilitas Tanah (K) Sub DAS Telagawaja………...
63
Tabel 5.11
Nilai Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) Sub DAS Telagawaja…………………………………………………..
Tabel 5.12
Besarnya Prediksi Erosi Per Masing-masing Wilayah Desa…………………………………………………………
Tabel 5.13
80
Kelas dan Tingkat Bahaya Erosi setelah dilakukan Perencanaan Penggunaan Lahan Sub DAS Telagawaja…….
Tabel 5.21
77
Prediksi Erosi Setelah Dilakukan Perencanaan Penggunaan Lahan Sub DAS Telagawaja……………….........................
Tabel 5.20
76
Besarnya Erosi pada Masing-Masing Fungsi Kawasan Sub DAS Telagawaja……………………………………….
Tabel 5.19
75
Arahan Klasifikasi Fungsi Lindung dan Penyangga Sub DAS Teagawaja……………………………………….........
Tabel 5.18
72
Luas Kawasan Sub DAS Telagawaja Berdasarkan Arahan Fungsi Kawasan Pe Masing-masing Wilayah Desa ..……...
Tabel 5.17
70
Sebaran Erosi yang Diperkenankan pada Sub DAS Telagawaja………………………………………………….
Tabel 5.16
69
Sebaran Tingkat Bahaya Erosi (TBE) Per Masing-masing Wilayah pada Sub DAS Telagawaja………………………..
Tabel 5.15
64
Sebaran Kelas Erosi Per Masing-masing Wilayah pada Sub DAS Telagawaja…………………………………………….
Tabel 5.14
64
81
Perbandingan Prediksi laju dan Besarnya Erosi sebelum dan setelah dilakukan Perencanaan Penggunaan Lahan Sub DAS Telagawaja…………………………………………………...
xvi
82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Halaman Kerangka Alur Pikir Penelitian…………………………... 24
Gambar 4.1
Lokasi Penelitian………………………………………….
25
Gambar 4.2
Kerangaka Analisis……………………………………….
32
Gambar 4.3
Nomograf untuk menentukan erodibilitas tanah (K) (Wischmeier dan Smith 1978)……………………………
xvii
35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Halaman Hasil Analisis Sampel Tanah Sub DAS Telagawaja……... 100
Lampiran 2
Satuan Unit Lahan Sub DAS Telagawaja..…….…………
Lampiran 3
Kondisi Penutupan Vegetasi (C) dan Pengelolaan Lahan
105
(P) dan Nilai CP/VM Maksimum Sub DAS Telagawaja…………………………………………..….. Lampiran 4
111
Analisis Perhitungan Erosi Aktual, Erosi yang Diperkenankan, Kelas Erosi dan Tingkat Bahaya Erosi
123
Sub DAS Telagawaja…………….. Lampiran 5
Analisis Penetapan Arahan Klasifikasi Fungsi Kawasan Per unit LahanSub DAS Telagawaja…….……………….
Lampiran 6
128
Alternatif Arahan Penggunaan Lahan Sub DAS Telagawaja dengan Menerapkan Aternatif Bentuk Tindakan Konservasi Tanah …..……………………...
Lampiran 7
133
Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Sub DAS Telagawaja………………..................................................
LAMPIRAN PETA
xviii
147