Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Juli 2015
APLIKASI TEKNOLOGI PENGINDERAAN JARAK JAUH UNTUK MENGIDENTIFIKASI HEAT ISLAND (“PULAU PANAS”) DI KOTA PEKANBARU Muhammad Ikhwan1, Hadinoto1 1Staf
pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Lancang Kuning Jln. Yos Sudarso Km. 8 Rumbai Pekanbaru Riau Telp./Fax. (0761) 54092 Email :
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT The increasingly development in Pekanbaru city caused the environmental change. This condition also affected to the increased of surface temperature on the urban area of Pekanbaru City. The increasing of surface temperature will lead the increasing of air temperature which could impact to the uncomfortable activity in Pekanbaru City. The high air temperature in urban areas is caused by increasing built-up areas and declining green open space. Green open space should be built to lower air temperature and to create a comfortable micro climate. Green open space should be developed at locations with high air temperature to reach its efficiency. The research was aimed to identify the phenomena of Heat Island in Kota Pekanbaru. The processing satellite image data of band 6 of Landat 7 ETM+ was conducted to produce the distribution of surface temperature in Pekanbaru City. The results shows that, the surface temperature of the urban area is higher than the green open space area, especially for residence area, road, office building area and bare land. This condition indicates that the phenomena of Heat Island accurs in Pekanbaru City. Keywords : built up area, green open space, surface temperature, remote sensing
44
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
PENDAHULUAN
penutupan
Perkembangan
Kota
lahan.
Juli 2015
dan
penggunaan
Perubahan
penutupan
Pekanbaru akibat pembangunan
lahan dapat merubah reflektansi
infrastruktur
berupa
radiasi surya permukaan bumi
pembangunan fisik seharusnya
dan menyebabkan pendinginan
tetap
ataupun
yang
memperhatikan
keseimbangan
ekosistem
dan
pemanasan
(Handayani, 2007).
lokal
Perubahan
kualitas lingkungan yang baik.
lingkungan yang terjadi tersebut
Tapi kenyataannya hal tersebut
berdampak
tidak
pada
pernah
dijumpai
kegiatan
dalam
pembangunan
infrastruktur Kota.
pada
perubahan
unsur-unsur
Perubahan
unsur
iklim
iklim. yang
Sejak tahun
terjadi adalah pada suhu, radiasi
2000 hingga sekarang, wilayah
matahari, kecepatan angin, dan
Kota Pekanbaru telah mengalami
keawanan.
perubahan penutup lahan yang cukup berarti.
Dari empat unsur iklim
Hal ini ditandai
tersebut, yang dapat dirasakan
meningkatnya
langsung perubahannya adalah
pembangunan pemukiman, ruko,
suhu. Perubahan tataguna lahan
gedung perkantoran dan jalan dan
ataupun konversi lahan karena
semakin berkurangnya kawasan
aktivitas manusia yang terjadi di
ruang terbuka hijau
kota Pekanbaru mempengaruhi
dengan
Pesatnya
perkembangan
kondisi suhu permukaan, yang
dan pemekaran wilayah di Kota
selanjutnya mempengaruhi suhu
Pekanbaru
merubah
udara. Bahan bangunan seperti
Banyak ruang
aspal, semen, dan beton menjadi
terbuka hijau yang telah dijadikan
penyerap dan penyimpan panas
sarana dan prasarana publik,
matahari
yang berdampak pada perubahan
Suhu pada wilayah perkontoran
telah
lansekap kota.
(Tursilowati,
2002).
45
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
dan
mengalami
yang merupakan hasil aktivitas
perubahan yang tinggi, berbeda
kegiatan manusia, akan bergerak
dengan
dan
jalan
aspal
kawasan
yang
Juli 2015
terkonsentrasi
menuju
bervegetasi yang memiliki suhu
kawasan-kawasan yang bersuhu
permukaan yang lebih rendah.
lebih tinggi.
Adanya
perbedaan
dikawasan
kota
bangunan
dengan
dipinggiran
kota
suhu
yang
Dengan
demikian
padat
diperlukan adanya pembangunan
kawasan
wilayah yang terencana untuk
yang
masih
menjaga
dan
memperbaiki
didominasi oleh tutupan vegetasi
kualitas udara di Kota Pekanbaru.
dikenal dengan istilah heat island
Pembenahan
atau “pulau panas”.
perkotaan dengan
menentukan
kawasan-kawasan
untuk tiap
Pengkonversian bervegetasi
menjadi
lahan
tata
ruang
kawasan-
penggunaan lahan. Oleh karena
kawasan pembangunan di daerah
itu perlu dilakukan suatu kajian
perkotaan
tentang
menyebabkan
sebaran
beberapa dampak negatif pada
permukaan
lingkungan.
penutupan
Meningkatnya suhu
pada
suhu
berbagai
lahan
di
Kota
Harapan
jangka
udara dapat mengurangi mutu
Pekanbaru.
lingkungan hidup, berkurangnya
menengah
kenyamanan kota dan buruknya
adalah Kota Pekanbaru menjadi
kualitas
kota yang lebih nyaman, lebih
udara
di
kawasan
dan
panjangnya
perkotaan yang berdampak pada
bersih dan lebih sehat.
menurunnya tingkat kesehatan
Teknologi
yang
dapat
masyarakat. Selain itu, polutan-
digunakan untuk mendapatkan
polutan yang berbentuk gas dan
informasi dengan cepat tentang
partikel kecil di atmosfer seperti
jenis
CO, CO2, Pb, NOx, SOx, dan CFC
sebaran suhu permukaan di Kota
penutupan
lahan
dan
46
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Pekanbaru
dengan
Pekanbaru memiliki luas wilayah
menggunakan data penginderaan
sebesar 632,26 km2, yang secara
jauh atau citra satelit sumberdaya,
administratif berbatasan dengan
khusunya citra Landsat.
Citra
sebesal Utara dan Timur dengan
mampu
Kabupaten Siak, sebelah Selatan
adalah
satelit
Landsat
Juli 2015
memberikan data yang diperoleh
dengan
dengan
dan sebelah Barat berbatasan
cepat,
tepat
dan
berkesinambungan yang mampu merekam lahan
kondisi
setiap
tertentu
sehingga
perubahan
waktu
perubahan-
Pelalawan
dengan Kabupaten Kampar.
penutupan
periode
Kabupaten
Kegiatan
Penelitian
ini
dilaksanakan dari Bulan Maret 2015 sampai Mei 2015.
yang terjadi di Kota
Pekanbaru pada rentang waktu
Bahan dan Alat Penelitian
tertentu
Bahan
dapat
dideteksi
dan
diidentifikasi setiap saat. Tujuan dari penelitian ini adalah
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah : a. citra band 6 Landsat 7 ETM+
mengidentifikasi
path/row 127/60 untuk liputan
fenomena Heat Islands di Kota
wilayah Kota Pekanbaru untuk
Pekanbaru.
akuisisi tanggal 13 Mei 2012 yang
digunakan
sebagai
METODE PENELITIAN
bahan untuk diekstrak menjadi
Lokasi dan Waktu Penelitian
data suhu permukaan.
Penelitian ini dilakuan di Kota Pekanbaru yang secara geografis terletak antara
1010 18’ Bujur
b. Peta digital batas administrasi Kota Pekanbaru Alat
yang
digunakan
pada
Timur sampai 1010 36’ Bujur
penelitian ini adalah :
Timur serta 00 25’ Lintang Utara
a. seperangkat komputer beserta
Sampai 0045’ Lintang Utara. Kota
asesorisnya 47
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
b. perangkat lunak atau software
setiap tutupan lahan yang ada di
ERDAS
Imagine
versi
8.5
Kota
Juli 2015
Pekanbaru
untuk pengolahan data citrn
dokumentasinya
Landsat 7 ETM+
koordinat
beserta
dan
data
jenis tutupan lahan
c. perangkat lunak atau software
tersebut.
Arc View GIS versi 3.2 untuk
kegiatan
proses digitasi dan pemetaan.
diawali dengan pengumpulan data
d. Kamera digital Alat
GPS
Pada
pengumpulan
sekunder.
(global
positioning
penelitian
Data
ini, data
sekunder
tersebut adalah data citra satelit
system) untuk memperoleh data
band 6
koordinat penutupan lahan di Kota
diperoleh (dibeli) dari PT. Waindo
Pekanbaru.
SpecTeraa dan data peta digital
Landsat 7 ETM+ yang
untuk wilayah administrasi Kota Metode dan Analisis Penelitian Kegiatan
penelitian
ini
Pekanbaru yang diperoleh dari Dinas Kehutanan Propinsi Riau.
diawali dengan mempersiapkan perangkat-perangkat
keras
Tahap
pertama
pengolahan
data
dalam adalah
(komputer) dan perangkat lunak
melakukan pengolahan data citra
(software
Erdas
band
ArcView
GIS).
Imagine
dan
Selanjutnya
6
yaitu
mengkonversi
nilai
proses kecerahan
adalah mengumpulkan data-data
(brightness temperature) menjadi
yang diperlukan.
nilai
Adapun data
suhu
permukaan
dalam
yang dikumpulkan dapat dibagi
satuan derjat celcius. Selanjutnya
dua jenis yaitu data primer dan
untuk menelaah kembali hasil
data sekunder. Data primer pada
interpretasi obyek/jenis tutupan
penelitian ini adalah data-data
lahan pada citra, maka dilakukan
hasil
dilapangan
pengecekan ke lapangan (ground
seperti : data suhu udara pada
check) dan pengambilan data
pengecekan
48
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
koordinat dengan menggunakan alat GPS eTrex.
Juli 2015
Penutupan lahan berkaitan
Pengambilan
dengan jenis kenampakan yang
data koordinat ini dilakukan pada
ada di permukaan bumi, contoh
setiap jenis tutupan lahan yang
jenis
ada di Kota Pekanbaru yang
bangunan
disesuaikan dengan citra hasil
vegetasi dan lain-lain. Sedangkan
pengklasifikasian.
Setelah
istilah
pengecekan
selesai,
berkaitan
lapangan
penutup
adalah
perkotaan,
danau,
penggunaan
selanjutnya dilakukan pengolahan
manusia
data citra satelit
tertentu
Landsat 7 ETM
lahan
dengan pada
lahan kegiatan
bidang
(Lillesand
dan
lahan Kiefer
khususnya pada band/kanal 6
(1997). Menurut Lo (1995) bahwa
untuk menghasilkan data suhu
penutupan
permukaan
menggambarkan
pada
berbagai
lahan
tutupan lahan yang ada di Kota
vegetasi
Pekanbaru dan sekitarnya. Citra
menutup
permukaan
hasil olahan dari band 6 yang
Kontruksi
tersebut
menggambarkan
tampak secara langsung dari citra
suhu
permukaan Kota Pekanbaru dan sekitarnya
dianalisis
deskriptif
untuk
informasi
tentang
secara
mendapatkan ada
atau
dan
kontruksi buatan
yang lahan.
seluruhnya
penginderaan jauh. Kota
Pekanbaru
mempunyai luas wilayah 632,26 km2 atau 63.226 Ha.
tidaknya fenomena Heat Island di
Ikhwan
Kota Pekanbaru.
penelitian
(2013)
menunjukkan,
Menurut
bahwa
Ikhwan
Hasil (2013) bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN
berdasarkan hasil klasifikasi citra
Penutupan Lahan di Kota Pekanbaru
satelit Landsat 5 TM tahun 1989 dan citra Landsat 7 ETM+ tahun 2012, Kota Pekanbaru mengalami 49
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
perubahan penutupan lahan pada
penurunan
setiap tipe penutupan lahannya.
penutupan lahan yang terdapat di
Dalam kurun waktu dari tahun
Kota
Pekanbaru.
1989 – 2012 (23 tahun)
lahan
yang
terjadi
peningkatan
Tabel 1. No.
telah dan
Juli 2015
luas
wilayah
Perubahan
terjadi
tersebut
disajikan pada Tabel 1.
Perubahan Penutupan lahan Kota Pekanbaru tahun 1989-2012 Tahun 1989 Tahun 2012 Penutupan Lahan Ha % Ha %
1.
Hutan (sekunder)
15.337,1
21,6
2.359,89
3,91
2.
Lahan/tanah kosong
5.910,6
8,33
17.811,3
29,5
3.
Badan air
994,23
1,40
869,76
1,44
4.
Kawasan terbangun
8.499,9
11,9
11.202,4
18,5
5.
Rumput
7.697,4
10,8
6.
Semak/Belukar
28.764,
40,5
23.595,1
39,1
7.
Tidak ada data (awan dan bayangan awan)
3.770,0
5,31
4.549,68
7,53
70.975,0
100,0
60.388,20
100
Jumlah
-
-
Sumber : Ikhwan (2013)
Pada
Tabel
memperlihatkan
1
Sedangkan
yang
mengalami
bahwa
penurunan
adalah
penutupan
perubahan penutupan lahan yang
lahan semak bhelukar dan hutan.
terjadi dalam periode 1989-2012
Penutupan lahan tanah kosong
di Kota Pekanbaru ada yang
dari luas kawasan 5.910,57 ha
mengalami
pada
penambahan
pengurangan.
tahun
1989
menjadi
yang
17.811,27 ha pada tahun 2012.
mengalami penambahan adalah
Peningkatan luas tanah kosong ini
penutupan
berasal dari
kosong,
Kawasan
dan
lahan
dan
area
tanah/tanah terbangun.
konversi
tutupan
lahan semak belukar dan padang 50
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
rumput
belukar,
yang
kawasan
akan
dijadikan
terbangun
pemukiman
dan
Juli 2015
area
terbangun,
seperti
pertanian dan perkebunan. Hutan
bangunan-
yang masih tetap ada dan terjaga
bangunan perkantoran dan unit-
keberadaannya
adalah
unit usaha (ruko). Selain dijadikan
yang
kawasan
sebagai
Chevron, hutan yang ada di
kawasan
terbangun,
ada
di
PT.
lahan-lahan tanah kosong ini akan
kawasan
digunakan
kegiatan
Kuning dan hutan konservasi
pertanian dan perkebunan sawit.
Tahura Sultan Syarif Hasim. Tidak
Penutupan
hanya penutupan lahan hutan
untuk
terbangun
lahan
Lancang
tahun
1989
saja yang mengalami penurunan,
ha
dan
penutupan lahan semak belukar
meningkat menjadi 11.202,48 ha
berkurang luasnya dari 28.764,99
pada tahun 2012.
Penigkatan
ha pada tahun 1989 menjadi
luas kawasan terbangun ini tidak
23.595,12 ha pada tahun 2012.
terlepas dari meningkatnya jumlah
Tapi meskipun semak belukar ini
penduduk Kota Pekanbaru dari
mengalami
tahun ke tahun yang tentunya
penutupan lahan semak belukar
penduduk ini memerlukan tempat
ini masih mendominasi penutupan
tinggal
lahan yang ada di Kota Pekanbaru
adalah
pada
kawasan
Universitas
hutan
8.499,87
dan
Penutupan mengalami
tempat
usaha.
lahan
hutan
pengurangan,
dari
luas 15.337,17 ha pada tahun 1989, hanya tinggal 2.359,89 ha.
pengurangan,
menjadi
Sebagian besar
kawasan hutan ini telah berubah menjadi tanah kosong, semak
Sebaran Suhu Permukaan Kota Pekanbaru dan Sekitarnya Hasil pengukuran data suhu dan titik koordinat lokasi pada berbagai penutupan lahan di Kota Pekanbaru
dapat dilihat pada
Tabel 2. 51
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Juli 2015
Tabel 2. Data suhu dan titik koordinat penutupan lahan No.
1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Penutupan Lahan
Suhu (0)
Titik Koordinat
Bujur Timur Pemukiman 35 1010 26’ 09,10 “ masyarakat Jalan Aspal 32,8 1010 25’ 44,42 “ Hutan alam sekunder 28 1010 25’ 33,65 “ Kebun Sawit 31,5 1010 25’ 35,31 “ HTI Ekaliptus 31,3 1010 25’ 26,40 “ Sumber : Hasil pengolahan (2015)
Berdasarkan
hasil
Lintang Utara 00 34’ 01,95 “ 00 34’ 30,64 “ 00 34’ 28,68 “ 00 34’ 35,71 “ 00 34’ 44,07 “
permukaan
yang
rendah.
pengolahan pada band/kanal 6
Kawasan yang berwarna abu-abu
citra Landsat 7 ETM+ tahun 2012
dan
untuk wilayah Kota Pekanbaru
yang memiliki suhu permukaan
dan sekitarnya, diperoleh sebaran
yang lebih tinggi dibandingkan
suhu permukaan berkisar antara
yang berwarna hitam
12,94 0C sampai 30,38 0C seperti yang disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 Memperlihatkan
putih merupakan kawasan
Untuk memudahkan dalam menginterpretasi sebaran suhu permukaan secara visual pada
citra hasil pengolahan band 6
citra
pada Landsat 7 ETM+
pengolahan
wilayah
Kota
untuk
Pekanbaru
dan
ini,
maka
dilakukan dengan
mengelompokkan nilai-nilia suhu
sekitarnya. Citra ini menjelaskan
pada
sebaran suhu permukaan dalam
menggunakan
satuan derjat celcius yang secara
unsupervised classification. Pada
visual
warna
metode
putih.
permukaan
di
yang
Pekanbaru
dan
terlihat
hitam, Wilayah berwarna kawasan
sebagai
abu-abu atau
dan
kawasan
hitam yang
merupakan
memiliki
suhu
citra
tersebut
ini,
dengan metode
sebaran wilayah
suhu Kota
sekitarnya
di
kelompokkan menjadi 6 (enam) kelas.
untuk
dapat
melihat 52
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
perbedaan
sebaran
Vol.10, No.2
suhu
Juli 2015
pekanbaru adalah antara 12,940 C
permukaan, maka citra dengan
(suhu
permukaan
enam kelas ini diberi warna. Hasil
sampai
pengolahan dapat dilihat pada
permukaan
Gambar 2.
permukaan berkisar antara 24,730
30,380
terendah)
C
(suhu
tertinggi).
Suhu
Gambar 2 memperlihatkan
C – 30,380 C secara visual pada
sebaran suhu permukaan di Kota
Gambar 5.2 adalah berwarna
Pekanbaru
kuning, merah muda dan merah,
dan
sekitarnya
(sebagian Kabupten Kampar dan
terlihat
Kabupaten Pelalawan) terdiri dari
pemerintahan
6 kelas yang diwakili oleh 6 warna
padat penduduk di Kecamatan
yang berbeda. Suhu permukaan
Tampan, Kecamatan Bukit Raya
12,94 0C sampai 17,82 0C diberi
dan Kecamatan Marpoyan Damai.
warna
permukaan
Sementara itu, di luar kawasan
20,93 0C sampai 22,80 0C diberi
Kota Pekanbaru, yaitu sebagian
warna
suhu
wilayah Kabupaten Kampar, suhu
sampai
berkisar antara 12,940 C sampai
23,70 0C diberi warna hijau muda,
22,80 C yang pada Gambar 4.2
suhu permukaan 24,73 0C sampai
secara visual terlihat berwarna
biru,
biru
permukaan
25,19
suhu
0C
muda,
22,89
0C
diberi warna kuning,
suhu permukaan 26,05 0C sampai 26,74
0C
diberi warna merah
biru
di
muda
pusat dan
dan
Adanya
kota
pemukiman
hijau
data
muda. yang
memperlihatkan bahwa suhu di
muda dan suhu permukaan 27,08
pusat
0C
dibandingkan suhu disekitarnya
sampai 30,38 0C diberi warna
merah. Secara visual dari Gambar
kota
lebih
tinggi
(sebagaian wilayah Kabupaten Kampar) yang lebih rendah, maka
5.2 juga memperlihatkan bahwa
berdasarkan
sebaran suhu permukaan di Kota
fenomen
Heat
data Island
tersebut, (pulau 53
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
panas) di Kota Pekanbaru sudah
pada
mulai ada. Tapi fenomena yang
menyerap sinar matahari dalam
juga telihat secara visual dan data
jumlah besar, akan tetapi karena
hasil penelitian memperlihatkan
adanya transpirasi yang cukup
bahwa suhu permukaan tertinggi
tinggi maka pada siang hari terjadi
terdapat
kawasan
pendinginan, tingginya transpirasi
pemukiman padat penduduk di
dapat mengurangi suhunya pada
Kecamatan
dan
siang hari. Keberadaan vegetasi
yang
dalam jumlah banyak tidaklah
pada
Tampan
Kecamatan
Bukit
Rata
mencapai 30,380 C. disebabkan
Hal ini
oleh
tingginya pemukiman
mungkin
Juli 2015
siang
hari
pada
vegetasi
daerah
urban,
semakin
melainkan pada daerah rural.
pembangunan
Sementara daerah urban tentunya
oleh
para
memiliki suhu lebih tinggi akibat
dan
kepadatan bangunan berstruktur
pendirian bangunan ruko, jalan
material beton dan jalan beraspal
aspal
pusat-pusat
sebagai wujud kontribusi kota ntuk
Kecamatan
menyediakan
pengembang
(developer)
dan
perbelanjaan
di
Tampan dan Bukit Raya.
infrastruktur.
kelayakan Perbedaan
suhu
Miller (1986) mengatakan
antara daerah urban dan rural
bahwa bangunan beton dan aspal
yang cukup tajam ini membentuk
menyerap panas sepanjang hari
suatu
dan
secara
(panas), fenomena ini dikenal
harinya.
sebagai pulau bahang perkotaan
Sedangkan pada vegetasi (Curran
atau Urban Heat Island (UHI)
1985
dicirikan
lambat
melepaskannya pada
dalam
malam
Sutanto
1987)
perbedaan
seperti
“bahang”
pulau
udara
menyatakan bahwa suhu harian
permukaan panas yang terpusat
vegetasi variansinya lebih kecil
di area urban dan akan akan
daripada bangunan beton, karena
semakin turun temperaturnya di 54
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
daerah sekelilingnya pada daerah
19,74 0C.
suburban
merupakan suhu permukaan pada
/
rural
(Tursilowati,
penelitian
Ikhwan
cover) di Kota Pekanbaru. Nilai
menunjukkan
sebaran
suhu permukaan pada berbagai
Hasil
suhu
Suhu permukaan ini
berbagai penutupan lahan (land
2007)
(2013)
Juli 2015
permukaan
Pekanbaru
di
pada
tahun
berkisar antara 9,4 Tabel 3.
0C
Kota
penutupan
1989
Pekanbaru dapat dilihat pada
hingga
lahan
di
Kota
Tabel 3.
Suhu Permukaan Pada Berbagai Penutupan Lahan Di Kota Pekanbaru Tahun 1989 Suhu Permukaan (0C) 9,40- 13,95 10,94 - 17,36 11,95 - 18,32 13,45 - 16,39 13,45 - 19,27
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Penutupan Lahan
Badan air (sungai, danau, kolam) Hutan Semak belukar Padang rumput Lahan atau tanah kosong Area terbangun (pemukiman, jalan, gedung 6. 13,95 - 19,74 perkantoran swasta dan pemerintahan) Sumber : Hasil Penelitian (Ikhwan, 2013)
Pada
Tabel
3
semak belukar antara 11,950C 0C,
memperlihatkan bahwa sebaran
18,32
suhu
permukaan pada padang rumput
permukaan
terendah
sebaran
suhu
terdapat pada penutupan lahan
sebesar 13,450C - 16,39
badan air (sungai, anak sungai,
Penutupan lahan dengan sebaran
danau, kolam) dengan rentang
suhu permukaan antara 13,450C
antara 13,95
0C
Selanjutnya
penutupan
hutan
memiliki
-
9,40 0C .
sebaran
permukaan antara 10,94 17,36
0C.
Sebaran
0C.
hingga 19,270C adalah tanah
lahan
kosong
suhu
memiliki sebaran suhu permukaan
0C
antara 13,950C - 19,740C.
-
suhu
permukaan pada penutupan lahan
dan
Selama
area
terbangun
periode
antara
tahun 1989 sampai 2012, telah 55
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
terjadi
Vol.10, No.2
peningkatan
permukaan bervegetasi
antara dengan
suhu kawasan lahan
Juli 2015
terbangun di Kota Pekanbaru
.
Hal ini dapat diperlihatkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Peningkatan Suhu Permukaan untuk Kawasan bervegetasi dan Lahan Terbangun Di Kota Pekanbaru Periode Tahun 1989 dan 2012 Suhu Permukaan (0C) No. 1. 2.
Penutupan Lahan
Tahun 1989
Bervegetasi (Hutan, semak 10,94 -18,32 belukar, padang rumput) Kawasan Terbangun (gedung perkantoran, jalan 13,95- 19,74 aspal, Pemukiman, bangunan ruko) Sumber : Hasil Peneltian (Ikhwan, 2013)
Tahun 2012 16,96 –26,63 22,37 – 27,00
56
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Tabel
4
Vol.10, No.2
memperlihatkan
Juli 2015
akan mempengaruhi besarnya
bahwa suhu permukaan pada
pancaran
kawasan
dipantulkan dari sumber energi
yang
bervegetasi
energi
yang
(seperti : hutan, semak belukar,
yang
padang rumput) memiliki suhu
perubahan penggunaan lahan di
yang lebih rendah dibandingkan
daerah perkotaan menjadi lahan
kawasan yang terbangun yang
terbangun dapat
dibuat dari beton
meningkatkan suhu sekitar dan
dan jalan
didapat.
Adanya
aspal. Hasil penelitian Hidayati
berdampak
(2013) di Kota Yogyakarta juga
fenomena Pulau Bahang atau
menunjukkan
Urban Heat Island.
bahwa
pada
terjadinya
penggunaan lahan berupa lahan terbangun memiliki suhu yang
KESIMPULAN DAN SARAN
lebih tinggi bila dibandingkan
Kesimpulan
dengan penggunaan lahan yang
1. Sebaran suhu permukaan di
lainnya, baik di tahun 1992
Kota
maupun
sekitarnya
di
Pekanbaru
dan
tahun
2009.
diantara
suhu
12,940 C (suhu permukaan
dengan
terendah) sampai 30,380 C
penggunaan lahan lainnya juga
(suhu permukaan tertinggi).
menunjukan selisih yang relatif
Suhu
besar. Hal ini dapat disebabkan
antara 24,730 C – 30,380 C
karena energi yang dipancarkan
tersebar
oleh lahan terbangun cenderung
pemerintahan
lebih
pemukiman padat penduduk
Perbandingan lahan
terbangun
besar
terekam
untuk kemudian
oleh
Perbedaan
sensor
penggunaan
satelit. atap
bangunan pada lahan terbangun
di
adalah
permukaan
di
antara
berkisar
pusat
Kecamatan
kota dan
Tampan,
Kecamatan Bukit Raya dan Kecamatan
Marpoyan 57
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Vol.10, No.2
Juli 2015
Damai. Sementara itu, di luar
tutupan
kawasan Kota Pekanbaru,
dengan lahan tidak bervegetasi,
yaitu
sehingga dapat diperoleh suhu
sebagian
Kabupaten
wilayah
Kampar,
berkisar antara
lahan
bervegetasi
suhu
permukaan tutupan lahan yang
12,940 C
nyaman bagi masyarakat Kota
sampai 22,80 C.
Pekanbaru untuk beraktifitas.
2. Fenomen Heat Island (pulau panas) di Kota Pekanbaru
DAFTAR PUSTAKA
sudah mulai ada.
Handayani. 2007. Identifikasi perubahan kapasitas panas kawasan perkotaan dengan menggunakan citra Landsat TM/ETM (studi kasus : kodya Bogor). Skripsi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. FMIPA IPB. Bogor. Lillesand TM.. dan Kiefer RW. 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Lo. C.P. 1995. Penginderaan Jauh Terapan (Diterjemahkan oleh B. Purbowaseso). Universitas Indonesia. Jakarta Ikhwan, Muhammad. 2013. Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Mengidentifikasi Distribusi Suhu Pemukaan di Kota Pekanbaru. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Riau. Tursilowati, Laras. (2002). Urban Heat Island Dan
. Saran Adapun saran yang dapat dituliskan dari hasil penelitian ini, bahwa ntuk dapat mewujudkan Kota Pekanbaru yang memiliki iklim
mikro
mencegah
yang
dan
ideal,
mengurangi
fenomena Heat Islands meningkatkan maka
rasa
perlu
serta
nyaman, dilakukan
pengembangan ruang terbuka hijau khususnya di kawasankawasan terbangun pemukiman,
sepanjang
seperti jalan
aspal, bangunan perkantoran dan ruko. Oleh karena itu perlu ada
penelitian
tentang
lebih
kombinasi
lanjut antara
58
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan
Kontribusinya Pada Perubahan Iklim Dan Hubungannya dengan Perubahan Lahan. dalam Prosiding Seminar Nasional Pemanasan Global dan Perubahan Global. Fakta. Mitigasi. Dan Adaptasi. Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN. ISBN :978-979-17490-0-8 : 89-96 Tursilowati, Laras. 2007. Use Of Remote Sensing And Gis To Compute Temperature Humidity Index As Human Comfort Indicator Relate With Land Use-Land Cover Change (LULC) In Surabaya. The 73th International Symposium on Sustainable
Vol.10, No.2
Juli 2015
Humanosphere. Jurnal Ilmiah Esai 160:166 Sutanto. 1998. Penginderaan Jauh Jilid I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Whardani. Diah Eka. 2006. Pengkajian Suhu Udara Dan Indeks Kenyamanan Dalam Hubungannya Dengan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Kota Semarang). Skripsi. Departemen Geofisika Dan Meteorologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor
59