Artikel
ANTISIPASI DAN PENANGGULANGAN RUMOR KB Oleh : Dra. Nukmah Fatkhiyati
Masih jelas di ingatan kita, sewaktu program KB masih menjadi program rintisan pemerintah di tahun 1970 an dan era perluasan jangkauan tahun 1980 an, kita sering mendengar adanya berbagai berita yang bernada negatif tentang KB dan alat kontrasepsi. Saat itu, kita dengar berita dari mulut ke mulut tentang banyaknya kegagalan KB MOW (Tubektomi) maupun MOP (Vasektomi), kemudian masih adanya anggapan pemakaian alat kontrasepsi IUD yang dipasang dalam rahim ibu dapat “berjalan-jalan” sampai ke jantung atau paru-paru dan menembusnya sehingga dapat menimbulkan kematian. Di samping itu, IUD juga dapat menyebabkan kecacatan bayi jika si pemakai IUD mengalami kehamilan, karena IUD dapat masuk ke kepala bayi. Suntikan dan Pil KB juga pernah diberitakan dapat menyebabkan kemandulan. Tidak terkecuali juga, alat kontrasepsi Implant (Susuk KB) yang dipasang di lengan kiri seorang ibu dapat berjalan-jalan sampai ke pergelangan tangan, dada, bahkan sampai ke kepala. Kita juga pernah mendengar nada-nada sumbang bahwa KB haram, KB itu dosa, KB itu identik dengan membunuh bayi, dan masih banyak lagi. Berbagai berita “bohong” tersebut, pada tahun 1970 hingga 1980 an pernah membuat “heboh” masyarakat kita terutama di pedesaan yang membuat orang menjadi “antipati” terhadap KB dan pemakaian alat kontrasepsi. Akibatnya jelas sekali. Di beberapa wilayah terutama di pedesaan
KB pernah menjadi
“momok” yang sangat ditakuti oleh penduduk, sehingga sering terjadi jika Petugas KB (dulu dikenal sebagai Petugas Lapangan Keluarga Berencana =
1
PLKB) datang, mereka menanggapi dengan rasa ketakutan yang berlebih bahkan sinis dan kemudian pada akhirnya menimbulkan “rasa benci” yang amat sangat pada petugas KB. Kebencian inilah yang suatu saat dapat menimbulkan berbagai kejadian yang sama sekali di luar dugaan petugas KB. Sebagai contoh, adanya kejadian petugas KB dikejar-kejar suami si isteri yang didatangi untuk ikut KB. Kemudian adanya petugas KB atau bidan yang hendak dibunuh oleh suami si isteri yang telah dipasang IUD karena dianggap mengganggu haknya sebagai suami dan masih banyak lagi. Maka sangat wajar saja jika waktu itu di beberapa wilayah terutama di wilayah pedesaan, program KB yang dijalankan pemerintah mengalami banyak sekali hambatan. Berbagai berita negatif tentang KB inilah yang sekarang kita kenal dengan istilah “rumor KB”, yang dalam dekade 1970 - 1980 an sempat menggoyangkan kemajuan pemasyarakatan KB di Indonesia. Pada tahun – tahun tersebut memang masa-masa rawan dan penuh tantangan dalam pembudayaan Norma Keluarga Kecil (Norma Keluarga Kecil) sebagai salah satu tujuan dari program KB waktu itu. Orang masih sangat mudah termakan rumors atau desas-desus. Sebab waktu itu di samping berbagai informasi dan penerangan KB masih sangat kurang, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang terbilang masih rendah menyebabkan mereka mudah percaya pada “omongan” orang tanpa ditelusuri dahulu benar tidaknya..
Apa itu Rumor? Kata rumors yang berasal dari bahasa Inggris mengandung pengertian suatu pesan yang tidak pasti dan belum diuji kebenarannya. Biasanya disampaikan dari mulut ke mulut. Secara singkat kita dapat mengidentikkan rumor tersebut dengan desas-desus atau kabar angin. Dikatakan desas-desus karena isi rumor ini belum tentu benar. Pada umumnya dibesar-besarkan sehingga jauh lebih besar dari kenyataan atau dikacaukan. Seorang ibu yang mengalami sedikit pendarahan karena memakai IUD, mungkin juga dikatakan dalam rumor mengalami pendarahan hebat dan menyebabkan ibu tersebut hampir mati. Dengan demikian
2
rumor KB dapat diartikan sebagai desas-desus yang menyangkut soal keluarga berencana. Sejalan dengan perkembangan modern saat ini, rumor KB juga mengalami perkembangan baik dalam bentuk maupun jenisnya, meskipun saat ini penyebarannya tidak meluas seperti dulu dan pengaruhnya tidak begitu besar. Namun begitu, yang namanya rumor tetaplah rumor, yang sewaktu-waktu dapat “meledak” dan mengacaukan keadaan dan menghambat perkembangan dan kemajuan program KB di suatu wilayah. Menurut jenisnya, rumor KB saat ini dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu : (1) Rumor medis, contoh ibu-ibu pemakai Pil KB badannya menjadi terlalu gemuk atau terlalu kurus dan rambutnya rontok; (2) Rumor religius/agama, contoh KB MOW-MOP itu haram, KB itu dosa, KB adalah membunuh bayi; (3) Rumors ekonomi, contoh
ikut KB harus membayar mahal, alat kontrasepsi
menyebabkan lesu, malas bekerja sehingga tidak produktif, jika sekarang memakai alat kontrasepsi maka akan ditagih bayaran kemudian hari; (4) Rumor tradisional, contoh jika ikut KB maka nenek moyang yang sudah meninggal akan marah, kalau ibu-ibu memakai alat kontrasepsi maka rejeki sang suami mampet; dan (5) Rumor politis, contoh WNI akan menjadi mayoritas di negara kita, karena mereka tidak ikut KB, warga negara asing harus ikut KB jika akan masuk ke Indonesia dan sebagainya. Dari berbagai jenis rumor KB tersebut, rumor medis dan rumor relugiuslah yang menempati ranking tertinggi di Indonesia. Karena masyarakat Indonesia paling peka terhadap kedua masalah ini. Walaupun BkkbN sudah membentuk forum lintas agama. Rumor medis oleh masyarakat kita (terutama di pedesaan) yang selalu menyangkut masalah kesehatan ibu akan tetap rawan. Karena masalah-masalah “penyiksaan tubuh” pada prinsipnya sangat tidak diterima oleh masyarakat kita. Sedangkan rumor religius tetap efektif dan mengakar kuat di kalangan masyarakat kita, karena memang keyakinan masyarakat kita terhadap Tuhan YME sangat kuat, sehingga apapun bentuknya jika sudah dilarang oleh agama, mereka akan bertahan “mati-matian” untuk tidak melakukannya.
3
Cara Menanggulangi Rumor KB Mengingat rumor KB dapat muncul sewaktu-waktu, maka kita sebagai pengelola KB harus bersiap-siap membantu kader KB dilapangan (baca: kader IMP) untuk mengatasi dan menanggulangi rumor ini. Lebih-lebih saat ini KB sudah menjadi suatu “gerakan” masyarakat, yang artinya KB sudah menjadi bagian dari “kebutuhan hidup” keluarga dan diyakini sebagai salah satu jalan untuk menuju terwujudnya keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera sebagai misi KB. Oleh sebab itu tidak ada salahnya jika kita pun turut serta berpartisipasi menangglangi rumor ini sebagai “sumbangan” atau bentuk partisipasi kita terhadap kemajuan dan perkembangan bangsa Indonesia menuju kehidupan yang lebih maju. Pada prinsipnya, mengatasi rumor KB tidaklah mudah. Banyak sekali tantangan dan hambatan yang harus kita hadapi. Sebab masyarakat yang sudah “termakan” rumors (terutama masyarakat pedesaan), mereka akan antipati terhadap KB bahkan kepada petugasnya. Oleh sebab itu penanganannya harus hati-hati dan membutuhkan kesabaran yang tinggi. Harus hati-hati, karena jika rumor tersebut menyangkut soal religius atau agama jika penanganannya tidak hati-hati dapat membawa dampak yang sangat luas dan tidak kita harapkan. Harus memiliki kesabaran yang tinggi, karena menanggulangi/mengatasi rumor tidak hanya cukup membutuhkan waktu sehari atau dua hari saja, namun dapat memerlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Dalam upaya penanggulangan rumor KB, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengidentifikasi rumor itu sendiri, yaitu dengan cara mengetahui secara pasti rumor tersebut termasuk jenis apa, dari mana sumbernya, penyebarannya sampai berapa luas, bagaimana intensitas rumor, bunyi rumor dan maksud menyebarluaskan rumor tersebut. Jika dengan cara tersebut ternyata juga belum menunjukkan hasil yang memuaskan, kita dapat menempuh jalan dengan melaporkan kepada yang lebih berkompeten, yaitu ke BkkbN melalui Petugas KB. Sebab nantinya BkkbN lah yang nantinya secara kontinyu yang akan melakukan pembinaan dengan strategi yang efektif pada masyarakat yang termakan rumor. Dan jika seandainya BkkbN tidak mampu mengatasi sendirian, sebagai suatu
4
badan koordinasi tentunya BkkbN akan minta “pertolongan” pada instansi lain yang terkait untuk mengatasinya, misalnya : Departemen Agama, Departemen Sosial, Departemen Kesesehatan. Departemen Pendidikan Nasional, dsb. Dengan adanya penanganan rumor KB secara cepat, tentunya dampak dari rumors tersebut dapat diperkecil atau dihilangkan sama sekali. Atau setidak tidaknya penyebarannya dapat dilokalisir, sehingga rumors tersebut tidak tersebar ke mana-mana dan menjadi “momok” bagi masyarakat. Pada saat sekarang ini, adalah menjadi tugas dan tanggung jawab kita untuk tetap waspada dan tanggap terhadap munculnya rumor KB di sekitar kita, mengingat KB sudah menjadi bagian dari kebutuhan kita dan telah kita akui bersama bahwa KB merupakan cara yang jitu untuk mengangkat dan mengentaskan bangsa Indonesia dari berbagai permasalahan kependudukan dan ekonomi yang beberapa waktu yang lalu sempat menjadi “masalah besar” negara kita. Oleh karena itu sudah saatnya kita mendukung program KB secara penuh sesuai kemampuan kita. Terlebih-lebih saat ini kita telah memasuki era baru Program KB, dimana KB adalah sudah menjadi suatu kebutuhan dimasyarakat. . Dengan perjuangan kita yang penuh keikhlasan, mudah-mudahan membawa hasil yang memuaskan dan membawa nama harum bangsa kita di mata dunia. Amin.
Dra Nukmah Fatkhiyati,-Koordinator PKB Kecamatan Lendah, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kulonprogo
5