Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
PENERAPAN INKUIRI TERPIMPIN DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN SIKAP SPIRITUAL DAN KETERAMPILAN SISWA KELAS VII SMPN 18 MALANG The Implementation Of Inquiry In The Science Learning To Enhance Students’ Spiritual Attitude And Skill In Class VII State Junior High School 18 Malang Anna Jarrotul Khoiriyah 1, Siti Zubaidah 2, Istamar Syamsuri 2 1 Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang no. 5 Malang 2 Jurusan Biologi-FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang no. 5 Malang Alamat: Perum IKIP Tegalgondo Asri Telp: 082232853433 Email :
[email protected] Abstrak Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran terhadap siswa kelas VII H SMPN 18 Malang tahun ajaran 2015-2016, menunjukkan bahwa 36% siswa memiliki skor sikap spiritual rendah (nilai 2 dari rentang 1-4). Aspek keterampilan terutama dalam melakukan praktikum terdapat 52% siswa memiliki skor di bawah angka ketuntasan minimal (KKM) 75 dan aspek keterampilan dalam membuat laporan praktikum terdapat 79% siswa mendapatkan skor di bawah KKM 75. Kurangnya pembiasaan penerapan sikap spiritual dalam pembelajaran menyebabkan rendahnya sikap spiritual dan kurangnya penerapan praktikum menyebabkan rendahnya kemampuan melakukan praktikum dan membuat laporan praktikum. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap spiritual dan keterampilan siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terpimpin sebagai usaha untuk meningkatkan sikap spiritual dan keterampilan siswa. Penelitian ini diterapkan dengan 2 siklus yang terdiri atas empat belas pertemuan. Penelitian dilakukan dalam 2 KD, materi energi sebagai siklus 1 dan materi suhu sebagai siklus 2. Tahap masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Data sikap diperoleh dengan kuesioner (skala Likert), keterampilan melakukan praktikum dengan lembar observasi, dan keterampilan membuat laporan praktikum dengan rubrik penilaian kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan inkuiri terpimpin meningkatkan (1) ketuntasan sikap spiritual meningkat 9% (2) rata-rata skor sikap spirirual meningkat 0,42 (3) ketuntasan keterampilan dalam melakukan praktikum meningkat 52% (4) ratarata skor keterampilan melakukan praktikum meningkat 9,89 (5) ketuntasan keterampilan dalam membuat laporan praktikum meningkat 73% (6) rata-rata skor keterampilan dalam menuliskan laporan praktikum meningkat 25,08. Saran, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait keterampilan siswa dalam melakukan pembahasan. Kata kunci: Inkuiri terpimpin, Sikap spritual, Keterampilan, Penelitian Tindakan Kelas Abstract The result of the observation toward the students of VII H SMPN 18 Malang during the lesson shows that 36% of students getting a low score (score 2 from the range of 1-4). The skills of doing practicum, there are 52% of students getting scores under the minimum standard score of 75 and the skill of creating a practicum report there are 79% of students getting scores under minimum standard score of 75. The lack of practicum application causes the low score of spiritual attitude, the practicum application and the practicum report. The goal of the research is to develop students‘ spiritual attitude and students‘ skill. The research used is Classroom Action Research (CAR) which apply inquiry learning, as the effort to develop students‘ spiritual attitude and students‘ skill. Inquiry learning is chosen to develop students‘ creativity. The research is applied in two cycles consisting 14 134
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
meetings.The research is applied in two basic competences. The lesson material of energy in life is used as cycle 1 and temperature is used as cycle 2. The cycle step includes planning, action applying, observing and reflecting. The data of attitude is gotten by questionnere (Likert scale), the skill of applying practicum is gotten by observation sheet, and the skill of creating practicum report is gotten by students‘ work rubrics. The research shows that the applying of inquiry develops (1) the spiritual attitude, up to 9% (2)the average score of spiritual attitude, up to 0,42% (3) the skill of doing practicum, up to 52% (4) the average score of doing practicum, up to 73% (6) the average score of creating practicum report, up to 25,08%. To suggest that it is necessary to do the following research related to the students skill to do discussion. PENDAHULUAN Indonesia berturut-turut mendapat prestasi yang rendah dalam uji berstandar internasional atas prestasi siswa. Tercatat pada Program for International Student Assessment (PISA), Indonesia mendapat peringkat 50 dari 57 negara dalam bidang ilmu pengetahuan (World bank, 2012). Baswedan (2014) memaparkan bahwa Indonesia menempati urutan ke 40 dari 40 negara pada pemetaan the learning curve-pearson yang merupakan akses pemetaan mutu pendidikan pada tahun 2013 dan 2014. Masalah lain yang dipaparkan adalah masih rendahnya karakter yang dimiliki siswa. Hal ini dapat dilihat dari data banyaknya tawuran pelajar, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual. Hasil observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran terhadap siswa kelas VII H SMPN 18 Malang tahun ajaran 2015-2016, menunjukkan bahwa 36% siswa memiliki skor sikap spiritual 2 dari rentang 1-4 dan memiliki rata-rata 2,67. Aspek keterampilan terutama dalam melakukan praktikum terdapat 52% siswa memiliki skor dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan perolehan rata-rata 79,64 dan aspek keterampilan dalam membuat laporan praktikum terdapat 79% siswa mendapatkan skor dibawah KKM dengan perolehan rata-rata 65,07. KKM yang ditetapkan di SMPN 18 Malang, untuk aspek spiritual adalah 3 dan KKM untuk aspek keterampilan adalah 75. Kurangnya pembiasaan atau penanaman sikap spiritual dalam pembelajaran dan penerapan praktikum menyebabkan rendahnya sikap spiritual, dan keterampilan siswa terutama dalam pelaksanaan praktikum dan membuat laporan praktikum. Penerapan inkuiri terpimpin diharapkan mampu meningkatkan sikap spiritual dan keterampilan siswa. Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat (Permendikbud no. 103, 2014). Berdasarkan karakteristik yang dimilki, IPA merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat mengeksplorasi kemampuan dan kompetensi yang dimiliki. Dengan belajar IPA siswa diharapkan dapat memiliki keterampilan dalam membangun pola pikir, dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari pembelajaran IPA adalah mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip IPA untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Permendikbud no. 58, 2014). Karakteristik Kurikulum 2013 antara lain mengembangkan kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkan kompetensi tersebut dalam berbagai situasi di sekolah dan 135
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
masyarakat. Karakteristik pembelajaran IPA dijelaskan pada permendiknas no 58 tahun 2013 meliputi (1) sikap ilmiah (2) proses ilmiah (3) produk ilmiah. Permendiknas no 22 tahun 2006 menyatakan bawa pembelajaran IPA sedapat mungkin diarahkan untuk inkuiri ilmiah (scientific inquiry). Inkuiri merupakan model pembelajaran yang dapat diunggulkan dalam mempelajari sains. Dengan inkuiri siswa akan terdorong untuk mencari atau bertanya, dan berusaha menemukan jawabannya dengan berbuat dengan mencoba, membaca, dan berkolaborasi (Rustaman, 2005). Pembelajaran inkuiri adalah strategi pembelajaran yang merangsang, mengajarkan, dan mengajak siswa untuk berpikir kritis, analitis, dan sistematis dalam rangka menemukan jawaban secara mandiri dari berbagai permasalahan yang diutarakan (Hartono, 2013). Sund dan Trowbridge (1973) mengemukakan inkuiri berarti penyelidikan, yang mempersiapkan siswa untuk melakukan eksperimen sendiri, melihat apa yang akan terjadi, mencari jawaban atas apa yang ditanyakan, menghubungkan penemuan yang satu dengan yang lain, dan membandingkan penemuannya dengan penemuan sebelumnya. Joyce, dkk., (2000) menjelaskan bahwa langkah-langkah pembelajaran inkuiri terpimpin terdiri dari (1) identifikasi dan penetapan ruang lingkup masalah (2) merumuskan hipotesis, (3) merancang percobaan (4) mengumpulkan data, (5) interpretasi data, (6) membuat kesimpulan. Tahap 1 dilakukan siswa bersama guru, sedangkan tahap berikutnya sepenuhnya dilakukan siswa. Koes (2003) menjelaskan bahwa salah satu keuntungan pembelajaran menggunakan metode inkuiri adalah dapat mengembangkan bakat keterampilan individu. Inkuiri terpimpin dipilih karena pada tahapan inkuiri terpimpin memungkinkan dikembangkan (1) keterampilan dalam merancang dan melakukan praktikum (2) berfikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah (3) terbentuknya kolaborasi antar siswa dengan guru dan siswa dengan siswa yang lain (4) hasil yang diperoleh menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan YME. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan inkuiri terpimpin dapat meningkatkan sikap spiritual dan keterampilan siswa. Manfaat dari penelitian ini adalah (1) meningkatkan sikap spiritual dan keterampilan bagi siswa (2) perbaikan pembelajaran bagi guru (3) memberikan masukan penerapan pembelajaran untuk sikap spiritual dan keterampilan. Berdasarkan uraian tersebut, maka untuk mengetahui apakah penerapan inkuiri terpimpin dapat meningkatkan sikap spiritual, keterampilan dalam melakukan praktikum, dan keterampilan membuat laporan praktikum maka dilakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VII H SMPN 18 Malang. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian siswa kelas VII H SMPN 18 Malang pada tahun ajaran 2015-2016 yang berjumlah 33 Siswa. Penelitian dilakukan pada Bulan Januari 2016 sampai dengan Maret 2016. Penelitian dilaksanakan dengan 2 siklus yang terdiri atas 14 pertemuan. Penelitian dilakukan dalam 2 KD, materi energi sebagai siklus 1 dan materi suhu sebagai siklus 2. Setiap siklus memiliki 4 tahapan, yaitu: kegiatan perencanaan (plan), pelaksanaan (act) 136
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
dan observasi (observe), refleksi (reflect) (Kemmis & Mc Taggart, 2007). Pelaksanaan penelitian dijelaskan sebagai berikut. Tahap perencanaan dilakukan sebelum melakukan tindakan. Kegiatan ini dijabarkan sebagai berikut. (1) Menyusun silabus (2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penerapan model pembelajaran inkuiri (3) Menyiapkan fenomena/kegiatan yang akan digunakan sebelum pelaksanaan inkuiri (3) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) (4) Menyiapkan angket untuk sikap spiritual (5) Menyiapkan lembar observasi keterampilan untuk observer (6) Menyiapkan rubrik penilain keterampilan (7) Membuat lembar pengamatan keterlaksanaan pelaksanaan inkuiri untuk observer. Tahap pelaksanaan, terdiri atas 2 kegiatan utama, yaitu kegiatan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan kegiatan observasi atau pengamatan yang dilakukan oleh guru dan observer. RPP yang telah disusun terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan terdiri dari fenomena di kehidupan sehari-hari, pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal siswa, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti terdiri dari pelaksanaan tahaptahap inkuiri. Penutup berupa kesimpulan. Tahap refleksi, guru dan observer mengkaji dan menelaah proses pembelajaran yang telah dilaksanakan serta memberikan beberapa usulan untuk perbaikan pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus selanjutnya. Data yang diperoleh selama siklus 1 dijadikan acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Observer terdiri dari 4 orang dan bertugas: (1) mencatat keterlaksanaan inkuiri pada lembar pengamatan keterlaksanaan RPP (2) melakukan observasi kegiatan keterampilan siswa dalam lembar pengamatan. (3) melakukan refleksi bersama guru diakhir siklus. Sebelum penelitian dilaksanakan, observer diberi breefing terlebih dahulu yang bertujuan untuk meminimalkan kendala teknis selama pelaksanaan penelitian. Instrumen pada penelitian ini dijelaskan pada tabel 1. Aspek sikap spiritual yang diamati adalah rasa syukur kepada Alloh SWT sedangkan aspek keterampilan yang diamati adalah keterampilan melakukan praktikum dan keterampilan membuat laporan praktikum. Tabel 1 Instrumen Penelitian No
Variabel
Instrumen
Teknik Pengambilan Data
1
Penerapan inkuiri a. Sikap spiritual b. Keterampilan
Lembar observasi keterlaksa-naan inkuiri Rubrik penilaian Angket Lembar observasi Rubrik penilain kinerja
Observasi
2
Angket Observasi Laporan praktikum
Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Analisis yang digunakan menurut Miles & Hubberman (1992: 20) yang meliputi : (1) reduksi data (2) sajian deskriptif dengan alur sajian yang sistematis dan logis (3) penyimpulan dari hasil yg disajikan. Sikap spiritual dan keterampilan diskor dari rubrik penilaian. Sikap spritual memiliki rentang 1-4, sedangkan keterampilan 0-100.
137
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keterlaksanaan Tindakan Pelaksanaan penerapan inkuri terpimpin selama proses pembelajaran dipaparkan pada Tabel 2. Pada Tabel tersebut, guru maupun siswa telah melaksanakan tahapan pembelajaran inkuiri terpimpin dengan baik, yakni mencapai 100%. Tabel 2. Keterlaksanaan penerapan inkuiri terpimpin Pertemu Tahapan inkuiri terpimpin Tahapan inkuiri terpimpin an kesiklus 1 siklus 2 1 100 % 100 % 2 100 % 100 % 3 100 % 100 % 4 100 % 100 % 5 100 % 100 % 6 100 % 100 %
Sikap Spiritual Sikap spiritual yang diamati pada penelitian ini adalah rasa syukur yang terbentuk setelah membelajari materi energi pada siklus 1 dan materi suhu pada siklus 2. Skor sikap spiritual dan prosentase ketuntasan dijelaskan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil dan ketuntasan sikap spiritual Ketuntasan Skor Siklus 1 2,99 70% Siklus 2 3,09 73% Peningkatan 0,1 3%
Keterampilan melakukan praktikum Keterampilan melakukan praktikum yang diamati dalam penelitian ini, terdiri atas tiga aspek, yaitu penggunaan alat percobaan, ketepatan prosedur percobaan, dan ketepatan cara memperoleh data. Data ketuntasan dan rata-rata skor keterampilan melakukan praktikum selama proses pembelajaran disajikan pada Tabel 4 Tabel 4. Skor dan jumlah ketuntasan Keterampilan melakukan praktikum Siklus 1 Siklus 2 Skill Skor Ketun Skor Ketun tasan
Penggunaan alat percobaan Ketepatan prosedur percobaan Ketepatan cara memperoleh data Rerata total skill Peningkatan
tasan
90,53 94,70 88,64
100% 100% 100%
98,86 100 100
100% 100% 100%
91,28
100%
99,62 8,34
100% 0%
138
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Keterampilan membuat laporan praktikum Keterampilan membuat laporan praktikum yang diamati dalam penelitian ini, terdiri atas empat aspek, yaitu kemampuan menuliskan data dalam bentuk tabel, kemampuan cara menulisan laporan, bahasa penulisan, dan kemampuan melakukan pembahasan. Aspek dalam keterampilan ini diamati dengan membuat rubrik pengamatan yang dibuat peneliti disesuaikan dengan kondisi pembelajaran. Data hasil dan ketuntasan keterampilan membuat laporan praktikum selama proses pembelajaran disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Skor dan ketuntasan Keterampilan membuat laporan praktikum Siklus 1 Siklus 2 Skill Skor Ketun Skor Ketun tasan
Menuliskan data dalam bentuk tabel Cara menuliskan laporan Bahasa penulisan melakukan pembahasan Rerata total skil Peningkatan
tasan
59,60
33%
88,89
79%
96,30 96,97 47,81 75,17
100% 100% 0% 61%
99,49 100 72,22
100% 100% 36% 94% 33%
90, 15
14,98
Refleksi siklus 1 Antusias siswa dalam penerapan inkuiri terpimpin sangat tinggi, waktu yang disediakan pada pendahuluan pembelajaran melebihi waktu yang disediakan. Antusias terlihat dari banyaknya pertanyaan, pengembangan jawaban siswa, dan masalah-masalah yang ingin diketahui siswa. Antusias siswa juga terlihat pada saat pelaksanaan praktikum, dan membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran. Kolaborasi terlihat saat siswa merancang percobaan dan melakukan percobaan. Beberapa kendala yang ditemukan pada pelaksanaan siklus 1 adalah kurangnya waktu yang disediakan pada tahapan membuat rancangan percobaan dan melakukan pembahasan. Siswa juga mengalami kesulitan dalam menyajikan data dalam bentuk tabel dan membuat pembahasan. Kurangnya panduan/arahan dalam membiasakan sikap spiritual. Kendala lain adalah terdapat kelompok yang kurang efektif dalam pembelajaran. Beberapa rencana yang dilakukan pada siklus 2 adalah (1) lebih konsisten dalam membiasakan siswa dalam sikap spiritual dengan memberikan pertanyaan/ arahan mulai dari awal pembelajaran, pelaksanaan praktikum, LKS, sampai akhir pembelajaran (2) lebih menyederhanakan/ memfokuskan tema bahasan yang dibelajarkan (3) memberikan panduan dalam menuliskan pembahasan. (4) memberikan bimbingan dalam membuat tabel (5) menyusunan kelompok baru. Refleksi siklus 2 Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan dengan refleksi yang dilakukan pada siklus 1. Kelompok baru lebih efektif dari kelompok sebelumnya. Siswa terlihat belum terbiasa dengan panduan/arahan sikap spiritual yang dilakukan guru. Tahapan dalam 139
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
membuat rancangan percobaan, pelaksanaan praktikum, pembuatan laporan, dan pelaksanaan review sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kendala yang ditemukan pada siklus 2 adalah (1) kurangnya tanggapan siswa pada saat diberi pertanyaan tentang sikap spiritual (2) sebagian besar siswa belum dapat menuliskan pembahasan. Refleksi yang ditemukan pada siklus 2 adalah (1) lebih konsisten lagi dalam membiasakan siswa dalam sikap spiritual dengan memberikan pertanyaan/ arahan mulai dari awal pembelajaran, pelaksanaan praktikum, LKS, sampai akhir pembelajaran (2) membuat panduan yang lebih detail tentang cara siswa dalam melakuka pembahasan. Terkait dengan tercapainya peningkatan ketuntatasan dan skor pada sikap spiritual dan keterampilan siswa, pelaksanaan siklus hanya dilakukan sampai siklus 2. PEMBAHASAN Perkembangan sikap spiritual Berdasarkan data hasil penilaian sikap spiritual yang ditunjukkan pada tabel 3, diketahui bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terpimpin dapat meningkatkan ketuntasan sebesar 9% dari data awal dan 3% yaitu siklus 1 sebesar 70% menjadi 73% pada siklus 2. Capaian nilai rata-rata sikap spiritual meningkat sebesar 0,42 dari data awal dan meningkat 0,1 , yaitu siklus 1 sebesar 2,99 menjadi 3,09 pada siklus 2. Berdasarkan hasil penilaian sikap spiritual dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terpimpin dapat meningkatkan ketercapaian hasil penilaian sikap spiritual. Hal ini senada dengan dengan Zubaidah, dkk., (2013) yang menyebutkan bahwa pembelajaran inkuiri mendorong pembentukan perilaku dan sikap ilmiah siswa yang meliputi pengetahuan dan pemahaman konseptual, berpikir kritis, sikap positif, hasil belajar, dan perpikir rasional. Hasil penelitian lain Mudalara (2012) dan Natalina, dkk. (2013) yang menyatakan bahwa sikap ilmiah dapat dititingkatkan dengan inkuiri. Pembelajaran inkuri mendorong siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya sehingga siswa akan berinisiatif dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran (Slavin, 2006). Pembuktian sendiri oleh siswa membuat siswa semakin yakin dengan apa yang dilihat. Keyakinan dapat menumbuhkan rasa syukur kepada Alloh SWT. Penerapan inkuiri melibatkan aktifitas untuk mencari dan menemukan jawaban dari pertanyaan siswa sehingga mampu menumbuhkan sikap percaya diri (Sanjaya, 2007). Perkembangan keterampilan Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terpimpin dapat meningkatkan ketuntasan keterampilan melakukan praktikum 52% dari dara awal dan tidak ada peningkatan dari siklus I ke siklus 2 karena sudah mencapai 100%. Rata-rata nilai meningkat sebesar 19,78 dari data awal dan meningkat 5,68 dari siklus 1 ke siklus 2. Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri terpimpin dapat meningkatkan ketuntasan keterampilan dalam membuat laporan praktikum sebesar 73% dari data awal dan 33% dari siklus 1 ke siklus 2. Rata-rata nilai meningkat 25,08 dari data awal dan meningkat 14,98 dari siklus 1 ke siklus 2. 140
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Penelitan yang menyatakan hal senada dilakukan oleh Sochibin (2009), Ramdani (2012) yang mengemukakan bahwa penerapan inkuiri dapat meningkatkan keterampilan siswa. Menurut Bruner pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan intelektual siswa, memunculkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, membantu siswa dalam mencari penyelasaian masalah dan menemukan pemecahannya (Sund & Trowbridge, 2006). Inkuiri memilki tahapan yang mampu melatih keterampilan siswa terutama dalam mencari, menemukan pemecahan masalah dengan melakukan percobaan, sehingga penerapan inkuiri dapat melatih keterampilan siswa dalam melakukan praktikum. Keterampilan lain yang dapat dikembangkan adalah kemampuan siswa dalam menuliskan laporan praktikum. Berdasarkan data pada ke empat aspek kemampuan melakukan praktikum, semua aspek dapat melampaui ketuntasan dan skor KKM, sedangkan pada keterampilan membuat laporan praktikum, ada aspek yang belum mencapai ketuntasan dan skor KKM. Aspek tersebut adalah kemampuan dalam melakukan pembahasan. PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan inkuiri (1) ketuntasan sikap spiritual meningkat 9% (2) rata-rata skor sikap spirirual meningkat 0,42 (3) ketuntasan keterampilan dalam melakukan praktikum meningkat 52% (4) rata-rata skor keterampilan melakukan praktikum meningkat 9,89 (5) ketuntasan keterampilan dalam membuat laporan praktikum meningkat 73% (6) rata-rata skor keterampilan dalam menuliskan laporan praktikum meningkat 25,08. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan inkuiri terpimpin dapat meningkatkan sikap spiritual, keterampilan melakukan praktikum, dan membuat laporan praktikum siswa kelas VII H SMPN 18 Malang. Saran Perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait dengan keterampilan siswa dalam melakukan pembahasan dalam pembuatan laporan praktikum. DAFTAR PUSTAKA Baswedan, A. Gawat Darurat Pendidikan Indonesia. 2014. Disampaiakan dalam silaturahmi kementrian dengan kepada dinas Jakarta, 1 Desember 2014. Hartono, R. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta: Diva Press. Joice, B., Weil, M., & Calhoun, E., 2000. Models of Teaching (6th ed.). Boston: Allyn and Bacon. Kemmis S. & Mc Taggart R. 2007. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University. Koes, S. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Bandung: JICA. Miles, M.B., & Huberman, A. M. (1992). Qualitative Data Analysis: a Sourcebook of New Methods. (Tjetjep Rohendi Rohidi. Terjemahan). California: SAGE Publications. 141
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Mudalara, I. Putu. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Bebas terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gianyar Ditinjau dari Sikap Ilmiah. Jurnal Pendidikan IPA 2.2. (http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnalipa/article/view/443 Diakses tanggal 9 Nopember 2015) Natalina, M., Mahadi, I., dan Suzane, A. C. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil BelajarBiologi Siswa Kelas XI IPA5 SMA Negeri 5 Pekanbaru Tahun Ajaran 2011/2012. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementrian Pedidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Kementrian Pedidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pedidikan Nasional no 22 Tahun 2006. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Ramdani, A. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inkuiri Melalui Kegiatan Lesson Study Dan Pengaruh Implementasinya Terhadap Hasil Belajar IPA Biologi dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda di SMP Negeri Kota Mataram. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Rustaman, N. Y. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains. Bandung: Makalah Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Penndidikan IPA Indonesia Bekerja Sama dengan FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sochibin, A., P. Dwijananti, and P. Marwoto. 2009. Penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa SD. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (Indonesian Journal of Physics Education) 5.2. (journal.unnes.ac.iddiakses 9 Nopember 2015). Slavin, R.E. 2006. Educational Psyhcology Theory and Practice. Eight Edition. USA: Allyn and Bacon Publishare. Sund, R.B. dan Trowbridge, L. W. 1973. Teeaching Science by Inquiry in the Secondary School. Ohio: Charles E. Publishing Company. World Bank. Bank Dunia dan Pendidikan di Indonesia. 2014. (http://www.worldbank. org/in/country/indonesia/brief/world-bank-and-education-in-indonesia diakses 7 Januari 2016). Zubaidah, S., Mahanal, S., Yuliati, L. 2013. Ragam Model IPA Sekolah Dasar. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
142