Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi Karya Soebagijo I. N. Oleh: Riswanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
[email protected] Abstrak: “Analisis Tindak Tutur Direktif dan Ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi karya Soebagio I. N.” Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) jenis tindak tutur direktif dan ekspresif dalam novel Kembang Saka Pesi karya Soebagijo I. N. (2) fungsi tindak tutur direktif dan ekspresif dalam novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan yang terdapat dalam novel Kembang Saka Persi karya Soebagio I. N. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N. Instrumen yang di gunakan yaitu peneliti itu sendiri dan kartu data. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat. Teknik validitas data dan kredibilitas data menggunakan validitas semantis dan uji kredibilitas data. Teknik analisis data menggunakan metode analisis konten. Teknik penyajian hasil analisis data menggunakan teknik informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat jenis dan fungsi tindak tutur pada novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N. Jenis tindak tutur di dalam novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N. terdiri dari 35 indikator jenis tindak tutur direktif dalam novel Kembang Saka Persi yaitu tindak tutur direktif menyarankan ada 7 indikator, menyuruh ada 7 indikator, meminta ada 5 indikator, memohon ada 5 indikator, memerintah ada 3 indikator, memaksa ada 4 indikator, mengajak ada 3 indikator, menantang ada 1 indikator. Jenis tindak tutur Ekspresif dalam novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N. ada 10 indikator meliputi tindak tutur ekspresif mengkritik ada 1 indikator, mengeluh ada 2 indikator, 3 indikator, menyanjung ada 1 indikator, memuji ada 2 indikator, mengucapkan terima kasih ada 1 indikator. Fungsi tindak tutur di dalam novel Kembang Saka Persi ada 45 fungsi yang meliputi tindak tutur direktif ada 35 fungsi yaitu fungsi tindak tutur direktif menyarankan ada 7 indikator, menyuruh ada 7 indikator, meminta ada 5 indikator, memohon ada 5 indikator, memerintah ada 3 indikator, memaksa ada 4 indikator, mengajak ada 3 indikator, dan menantang ada 1 indikator. Fungsi tindak tutur ekspresif ada meliputi fungsi tindak tutur ekspresif mengkritik ada 1 indikator, mengeluh 2 indikator, menyalahkan ada 3 indikator, menyanjung ada 1 indikator, memuji ada 2 indikator, mengucapkan terima kasih ada 1 indikator. Kata Kunci: Direktif, Ekspresif, Novel Kembang Saka Persi
Pendahuluan Nurhayati (2012: 5) novel merupakan pengungkapan dari fragmen kehidupan manusia (dalam jangka yang lebih panjang). Novel diciptakan dengan menggunakan bahasa yang baik dan cerita yang menarik. Di dalam novel juga terdapat tuturantutran yang di ucapkan oleh tokoh. Adanya sebuah analisis pragmatik di dalam bahasa,
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
71
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
digunakan untuk menganalisis sebuah komunikasi, percakapan ataupun sebuah tuturan yang tidak di mengerti. Tindak tutur merupakan entitas yang bersifat sentral dalam pragmatik. Entitas yang berarti sesuatu yang memiliki keberadaan unik dan berbeda (Rustono, 1999: 31-32). Tindak tutur yang terhitung jumlahnya dan dikategorikan menjadi lima jenis yaitu representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi (Scarle dalam Rustono, 1999: 37). Tindak tutur direktif (impositif) adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan itu (Rustono, 1999: 38). Tuturan yang termasuk dalam tindak tutur direktif meliputi memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memerintah, memberikan aba-aba, dan menantang. Fraser dalam Rustono (1993: 39) menyebut tindak tutur ekspresif dengan istilah evaluatif. Tindak tutur itu meliputi tuturan-tuturan memuji, mengucapkan terima
kasih,
mengkritik,
mengeluh,
menyalahkan,
mengucapkan
selamat,
menyanjung. Di dalam tindak tutur terdapat situasi tuturan dan konteks tuturan. Situasi tutur yaitu sebuah situasi yang melahirkan sebuah tuturan. Tuturan terjadi karena adanya situasi yang mendukung. Konteks tuturan juga berkaitan erat dengan fungsi tindak tutur. Fungsi tindak tutur itu berkaitan erat dengan konteks yang melatarbelakangi lahirnya sebuah tuturan dan ujaran. Permasalahan yang muncul dalam Novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N. dimungkinkan adanya penggunaan jenis tindak tutur direktif dan jenis tindak tutur ekspresif. Tuturan direktif dan ekspresif dalam Novel Kembang Saka Persi diperkirakan memiliki fungsi yang berbeda-beda setiap jenis tindak tutur. Peneliti akan mendeskripsikan setiap fungsi jenis tindak tutur yang ada di novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N. Tujuan dari penelitian ini ingin mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif dan ekspresif dalam Novel Kembang saka persi karya Soebagijo I. N. mendeskripsikan fungsi tindak tutur direktif dan ekspresif dalam novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
72
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
Metode Penelitian Jenis penelitian ini meruoakan penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang pemaparannya menggunakan kata-kata bukan berupa angka-angka. Fokus penelitian agar peneliti fokus dengan objek yang akan di analisis. Sumber data dan data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan dalam novel Kembang saka persi. Selanjutnya tuturan yang ada di novel di seleksi yang termasuk tindak tutur direktif dan ekspresif dari novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak dan catat. Instrumen utama adalah peneliti serta instrumen penunjang lainnya seperti kartu data. Validitas atau keabsahan data merupakan kebenaran data dari proses penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode content analysis atau analisis isi. Selanjutnya teknik penyajian hasil analisis data menggunakan teknik informal. Teknik informal yaitu perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa tanpa menggunakan rumus atau simbol menurut Sudaryanto (1988: 145).
Hasil Penelitian 1. Tindak tutur direktif menyuruh Patih Khakan : “Manawa mangkono, coba mengo sore, saundurku saka pasowan Nata, kowe menyanga omahku sarta sudagar Persi mau kanthinen.” (KSP: 13) “Jika begitu, coba nanti sore, kepulangan ku dari tempat Raja, kamu datang kerumah ku juga sudagar Persi tadi bawa.” Sudagar : “Mundhi dhawuhipun Ki Patih” (KSP: 14) “Siap melaksanakan perintah Ki Patih” Kutipan di atas dituturkan oleh Patih Khakan dan sudagar. Situasi tuturan di atas sedang serius karena Patih Khakn dan sudagar membahas wanita yang akan di jadikan istri untuk Prabu Zinebi. Patih Khakan menyuruh kepada sudagar untuk datang ke rumah Patih Khakan. Tuturan “Manawa mangkono, coba mengo sore, saundurku saka pasowan Nata, kowe menyanga omahku sarta sudagar Persi mau kanthinen.” “Jika begitu, coba nanti sore, kepulangan ku dari tempat Raja, kamu datang kerumah ku juga sudagar Persi tadi bawa.” dituturkan oleh Patih Khakan kepada sudagar.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
73
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menyuruh karena berisi suruhan yang dilakukan oleh Patih Khakan kepada sudagar dengan maksud menyuruh sudagar untuk datang kerumahnya dengan membawa sudagar dari Persi. 2. Tindak tutur ekspresif menyalahkan Prabu Harun : “Gafar! Ndadekna kasumurupanmu! Sarana tindakanmu sing kaya mangkono mau, sira ngakoni keluputan tetelu” “Kesalahamu tetelu kuwi yaiku: sepisan, kowe teka wani-wani menehi idin tanpa palilahingsun. Kapindhone: dene sira ora enggal-enggal matur marang panjenenganingsun: sarta kaping telune: dene sira mung terus percaya bae marang ature Obrahim, kanthi ora nganakake panitipriksa luwih dhisik” (KSP: 45) “Gafar! Menjadikan kesalahanmu! Menjadikan kesalahanmu yang seperti itu, kamu melakukan tiga kesalahan” “Tiga kesalahan itu, yaitu pertama, kamu berani-beraninya memberi izin tanpa pengetahuanku. Kedua, karena kamu tidak cepat-cepat memberi tahu kepada ku. Yang ke tiganya karena kamu terus percaya saja dengan apa yang dikatakan Ibrahim, sampai tidak mengadakan penelitian terlebih dahulu” Patih Gafar
: “Kainggihan dhawuh Paduka, Gusti.“ (KSP: 45) “Siap melaksanakan perintah Paduka, Gusti.”
Kutipan di atas dituturkan oleh Prabu Harun dan Patih Gafar. Situasi tuturan di atas sedang tegang, Prabu Harun menyalahkan Patih Gafar karena Patih Gafar melakukan kesalahan yang membuat Prabu Harun sangat marah. Tuturan “Gafar! Ndadekna kasumurupanmu! Sarana tindakanmu sing kaya mangkono mau, sira ngakoni keluputan tetelu” “Kesalahamu tetelu kuwi yaiku: sepisan, kowe teka wani-wani menehi idin tanpa palilahingsun. Kapindhone: dene sira ora enggal-enggal matur marang panjenenganingsun: sarta kaping telune: dene sira mung terus percaya bae marang ature Obrahim, kanthi ora nganakake panitipriksa luwih dhisik” “Gafar! Menjadikan kesalahanmu! Menjadikan kesalahanmu yang seperti itu, kamu melakukan tiga kesalahan” “Tiga kesalahan itu, yaitu pertama, kamu beraniberaninya memberi izin tanpa pengetahuanku. Kedua, karena kamu tidak cepat-cepat memberi tahu kepada ku. Yang ke tiganya karena kamu terus
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
74
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
percaya saja dengan apa yang dikatakan Ibrahim, sampai tidak mengadakan penelitian terlebih dahulu” dituturkan oleh Prabu Harun kepada Patih Gafar. Tuturan tersebut merupakan tindak tutur ekspresif menyalahkan, yaitu menyalahkan tindakan yang telah dilakukan oleh Patih Gafar, yaitu memberi izin Ibrahim untuk membawa orang ke pesanggrahan milik Prabu Harun tanpa memberi tahu Prabu Harun terlebih dahulu. 3. Fungsi tindak tutur direktif menyuruh Patih Khakan : “Manawa mangkono, coba mengo sore, saundurku saka pasowan Nata, kowe menyanga omahku sarta sudagar Persi mau kanthinen.” (KSP: 13) “Jika begitu, coba nanti sore, kepulangan ku dari tempat Raja, kamu datang kerumah ku juga sudagar Persi tadi bawa.” Sudagar
: “Mundhi dhawuhipun Ki Patih” (KSP: 14) “Siap melaksanakan perintah Ki Patih” Tuturan di atas dituturkan oleh Patih Khakan dan Sudagar. Situasi
tuturan di atas sedang serius karena Patih Khakan dan sudagar membahas wanita yang akan di jadikan istri untuk Prabu Zinebi.
Tuturan “Manawa
mangkono, coba mengo sore, saundurku saka pasowan Nata, kowe menyanga omahku sarta sudagar Persi mau kanthinen.” “Jika begitu, coba nanti sore, kepulangan ku dari tempat Raja, kamu datang kerumah ku juga sudagar Persi tadi bawa.” Tuturan Patih Khakan tersebut berfungsi untuk menyuruh sudagar datang ke rumahnya. Tuturan tersebut termasuk tindak ilokusi karena pada tuturan itu Patih Khakan memberi tahu kepada sudagar untuk datang kerumah Patih Khakan. 4. Fungsi tindak tutur ekspresif menyalahkan Prabu Harun : “Gafar! Ndadekna kasumurupanmu! Sarana tindakanmu sing kaya mangkono mau, sira ngakoni keluputan tetelu” “Kesalahamu tetelu kuwi yaiku: sepisan, kowe teka wani-wani menehi idin tanpa palilahingsun. Kapindhone: dene sira ora enggal-enggal matur marang panjenenganingsun: sarta kaping telune: dene sira mung terus percaya bae marang ature Obrahim, kanthi ora nganakake panitipriksa luwih dhisik” (KSP: 45) “Gafar! Menjadikan kesalahanmu! Menjadikan kesalahanmu yang seperti itu, kamu melakukan tiga kesalahan” “tiga kesalahan itu,
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
75
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
yaitu pertama, kamu berani-beraninya memberi izin tanpa pengetahuanku. Kedua, karena kamu tidak cepat-cepat memberi tahu kepada ku. Yang ke tiganya karena kamu terus percaya saja dengan apa yang dikatakan Ibrahim, sampai tidak mengadakan penelitian terlebih dahulu” Patih Gafar
: “Kasinggihan dhawuh Paduka, Gusti.“ (KSP: 45) “Siap melaksanakan perintah Paduka, Gusti.”
Tuturan di atas dituturkan oleh Prabu Harun dan Patih Gafar. Situasi tuturan di atas sedang tegang, Patih Gafar melakukan kesalahan yang membuat Prabu Harun sangat marah. Prabu Harun melakukan tindak ilokusi pada tuturan “Gafar! Ndadekna kasumurupanmu! Sarana tindakanmu sing kaya mangkono mau, sira ngakoni keluputan tetelu” “Gafar! Menjadikan kesalahanmu! Menjadikan kesalahanmu yang seperti itu, kamu melakukan tiga kesalahan” Tuturan tersebut mempunyai fungsi menyalahkan tindakan yang telah dilakukan oleh Patih Gafar. Tuturan Prabu Harun termasuk tindak ilokusi karena pada tuturan itu Prabu Harun memberi informasi kepada Patih Gafar mengenai kesalahan yang telah dilakukan oleh Patih Gafar. Patih Gafar menanggapi dengan tuturan “Kasinggihan dhawuh Paduka, Gusti.“ “Siap melaksanakan perintah Paduka, Gusti.” dituturkan Patih Gafar sebagai tanda mengerti kesalahannya yang telah disebutkan oleh Prabu Harun.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, terdapat jenis dan fungsi tindak tutur direktif dan ekspresif dalam novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N. Berikut ini hasil kesimpulan dari analisis tindak tutur direktif dan ekspresif dalam novel Kembang Saka Persi: Jenis tindak tutur yang peneliti temukan dalam novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N. ada 35 indikator yaitu tindak tutur direktif menyarankan ada 7 indikator, tindak tutur direktif menyuruh ada 7 indikator, tindak tutur direktif meminta ada 5 indikator, tindak tutur direktif memohon ada 5 indikator, tindak tutur direktif memerintah ada 3 indikator, tindak tutur direktif memaksa ada 4 indikator, tindak tutur direktif mengajak ada 3 indikator,
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
76
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
tindak tutur direktif menantang ada 1 indikator. Jenis tindak tutur ekspresif dalam novel Kembang Saka Persi karya Soebagijo I. N. ada 10 indikator meliputi tindak tutur ekspresif mengkritik ada 1 indikator, tindak tutur ekspresif mengeluh ada 2 indikator, tindak tutur ekspresif menyalahkan ada
3 indikator, tindak tutur ekspresif
menyanjung ada 1 indikator, tindak tutur ekspresif memuji ada 2 indikator, tindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih ada 1 indikator. Fungsi tindak tutur dalam novel Kembang Saka Persi ada 45 fungsi yang meliputi tindak tutur direktif ada 35 fungsi yaitu fungsi tindak tutur direktif menyarankan ada 7 indikator, fungsi tindak tutur direktif menyuruh ada 7 indikator, fungsi tindak tutur direktif meminta ada 5 indikator, fungsi tindak tutur direktif memohon ada 5 indikator, fungsi tindak tutur direktif memerintah ada 3 indikator, fungsi tindak tutur direktif memaksa ada 4 indikator, fungsi tindak tutur direktif mengajak ada 3 indikator, dan fungsi tindak tutur direktif menantang ada 1 indikator. Tindak tutur ekspresif ada 10 fungsi yang meliputi fungsi tindak tutur ekspresif mengkritik ada 1 indikator, fungsi tindak tutur ekspresif mengeluh 2 indikator, fungsi tindak tutur ekspresif menyalahkan ada 3 indikator, fungsi tindak tutur ekspresif menyanjung ada 1 indikator, fungsi tindak tutur ekspresif memuji ada 2 indikator, fungsi tindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih ada 1 indikator.
Daftar Pustaka Ginanjar, Nurhayati. 2012. Pengkajian Prosa Fiksi. Surakarta. Belum diterbitkan. Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press. Sudaryanto. 1988. Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data. Yogyakarta: Duta Wacana Universty Press.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
77