ISSN : 1858-330X ANALISIS SIFAT KONDUKTIVITAS LISTRIK PADA BEBERAPA JENIS MATERIAL DENGAN METODE POTENSIAL JATUH
Said, M. Jurusan Fisika Universitas Islam Negeri Makassar
ABSTRAK Telah dilakukan pengukuran konduktivitas lapisan batuan di laboratorium dengan menggunakan metode potensial jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai konduktivitas listrik pada beberapa jenis material homogen yang diperoleh melalui potensial jatuh dan mengetahui gambaran grafik sifat konduktivitas berbagai jenis material yang sama terhadap fungsi jarak pergeseran elektroda potensial jatuh. Pengolahan data dilakukan sepenuhnya dengan menggunakan perangkat lunak komputer Microsoft Excel 2003. Data input dalam analisis data ini adalah konduktivitas material ( σ ) dan jarak pergeseran elektroda potensial (X). Data ini kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik. Berdasarkan tampilan grafik diperoleh hubungan antara konduktivitas material dengan jarak pergeseran elektroda yang berbanding lurus atau cenderung meningkat. Dari hasil ini pula dapat dilihat bahwa jenis batuan/tanah yang memiliki konduktivitas yang lebih besar adalah tanah yang mengandung air asin sedangkan konduktivitas yang paling kecil adalah batu gamping yang mengandung kapur. -1 Nilai konduktivitas setiap lapisan batuan yang diperoleh adalah σ E = 0,4626 Ω m dengan derajat kepercayaan sebesar 91,47 % untuk tanah yang mengandung garam (air asin), -1
m dengan derajat kepercayaan sebesar 86,77 % untuk lapisan pasir dan kerikil, dengan derajat kepercayaan sebesar 92,18 % untuk batu pasir,
σE =
σE
σE
= 0,0087 Ω
= 0,0150 Ω m
-1
0,1608 Ω m dengan derajat -1
kepercayaan 83,04 % untuk tanah lempung, dan σ E = 0,00256 Ω m dengan derajat kepercayaan sebesar 92,40 % untuk batu gamping yang mengandung kapur. Dari kelima jenis material diduga bahwa variasi nilai konduktivitas disebabkan karena adanya perbedaan kemudahan arus listrik untuk mengalir pada setiap material penyusun batuan yang dilaluinya. Perbedaan kuat arus untuk mengalir dalam medium lapisan batuan sangat bergantung pada sifat fisik material yang dilaluinya. Sifat fisik tersebut antara lain adalah porositas, permeabilitas, rapat massa, dan distribusi ukuran butiran. -1
KATA KUNCI : konduktivitas, material, permeabilitas, potensial jatuh
I.
PENDAHULUAN Untuk
Secara
mengetahui
permukaan
kandungan
dibutuhkan
bawah
pengetahuan-
pengetahuan eksplorasi bawah permukaan dan ilmu
geologi.
terdapat
Dalam
geofisika
beberapa
metode
untuk
memprediksi
digunakan
eksplorasi,
yang
dapat
kandungan
material bawah permukaan dengan meninjau sifat-sifat fisis bumi antara lain geolistrik tahanan jenis,
self
potensial
(SP),
geomagnet,
seismik,
EM
arus
telluric,
(Elektromagnet),
induksi polarisasi (IP), dan lain-lain.
garis
besar
survey geofisika
dibagi dalam dua kategori besar yaitu metode aktif dan pasif. Metode aktif adalah metode pengukuran dengan menginjeksikan sinyal ke dalam bumi, dimana sinyal ini dapat berupa perpindahan, arus listrik, atau sumber radioaktif. Sedangkan
metode
pasif
adalah
metode
pengukuran yang mengukur medan alamiah bumi atau sifat-sifat alami bumi. Sejalan pengetahuan
dengan dan
perkembangan
teknologi
dewasa
ilmu ini,
penggunaan metode-metode geofisika pada umumnya
mengalami
perkembangan
yang
sangat pesat dalam memaksimalkan eksplorasi JSPF Vol. 9, Mei 2009 | 77
ISSN : 1858-330X dan eksploitasi pemanfaatan potensi sumber
dalam bumi. Adanya sifat kelistrikan material di
daya alam yang ada di permukaan bumi.
bawah permukaan yang tidak sama untuk setiap
Dalam penelitian ini digunakan metode
lapisan penyusun bumi mengakibatkan adanya
potensial jatuh untuk memprediksi kandungan
respon yang berbeda terhadap suatu masukan
material sifat konduktivitas listrik. Metode ini
arus.
mengukur
beda
menginjeksikan
potensial arus
material
listrik
DC
ke
dalam
permukaan material yang akan diukur sehingga dapat
diperoleh
harga
Dalam penelitian ini akan dicoba untuk
dengan
konduktivitas
menjawab masalah-masalah berikut: 1. Seberapa besar sifat konduktivitas listrik
listrik
yang
lapisan batuan sesuai dengan hukum ohm
terkandung
pada
beberapa
jenis
lapisan batuan dengan metode potensial
V = I . R.
jatuh ?.
Penerapan metode kelistrikan di atas adalah
dengan
batuan,
sehingga
memberikan gambaran
mengukur dapat
data
jenis
2. Bagaimana hubungan antara konduktivitas
kelistrikan
membantu
yang
tentang
sifat
listrik dengan jarak pergeseran elektoda
dalam
diinginkan
dan
mineral
yang
pada beberapa jenis lapisan batuan dengan metode potensial jatuh ?. 3. Bagaimana
terkandung di dalamnya. Batuan
adalah
cara
menetukan
sifat
konduktivitas listrik pada beberapa jenis kumpulan
dari
suatu
lapisan batuan dengan metode potensial
material, yang merupakan bagian dari kerak
jatuh?
bumi. Dilihat dari sifat fisikanya, batuan sangat beragam mineral suatu
baik
warna,
pembentuknya. jenis
mineral
kekerasan,
maupun
Batuan
merupakan
sehingga
batuanpun
mempunyai sifat kelistrikan. Arus listrik ini dapat berasal dari alam itu sendiri sebagai akibat terjadinya tidak keseimbangan, atau arus listrik yang sengaja diinjeksikan ke dalam bumi.
terhadap
suatu
timbulnya
masukan
yang
respon
energi maka mineral akan memberikan respon pada keluaran yang sesuai dengan sifat-sifat mineral tersebut, khususnya jika energi yang diberikan berupa arus listrik dan responnya berupa beda potensial listrik. merupakan
karakterisasi aliran listrik dari bahan suatu batuan. Pada bagian batuan, atom-atom terikat secara ionik atau kovalen. Karena adanya ikatan ini
maka
batuan
mempunyai
sifat
dalam batuan dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu
diberikan.
Dengan memberikan masukan dalam bentuk
Konduktivitas
Konduktivitas adalah suatu sifat atau
menghantarkan arus listrik. Aliran arus listrik di
Adanya sifat kelistrikan mineral penyusun batuan,menyebabkan
II. LANDASAN TEORI
2.1. Konduksi Elektronik Konduksi ini adalah tipe normal dari aliran arus listrik dalam batuan. Hal ini terjadi jika batuan tersebut mempunyai banyak elektron bebas. Akibatnya arus listrik mudah mengalir pada batuan ini. Sebagai contoh, batuan yang
karakteristik
yang dapat digunakan mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. Dalam hal ini berupa
banyak mengandung logam. Dalam konduksi elektronik, aliran arus melalui elektron seperti dalam metal. Konduksi elektronik sangat penting
pengukuran potensial akibat injeksi arus di JSPF Vol. 9, Mei 2009 | 78
ISSN : 1858-330X karena terdapat mineral konduktif, seperti metal
yang dapat mengalirkan arus listrik ke segala
sulfida dan grafit dalam survey mineral.
arah dan sama besarnya. (Rachman Kurniawan. 2001)
2.2. Konduksi Elektrolitik
Potensial listrik batuan dapat dibedakan
Konduksi jenis ini banyak terjadi pada batuan
yang
bersifat
poros
dan
pori-pori
atas empat bagian yaitu : a. Potensial
tersebut berisi oleh cairan-cairan elektrolitik.
Pada
konduksi
elektrolitik,
berpori. b. Potensial difusi, potensial ini terjadi apabila
arus
ada perbedaan dari ion dalam larutan yang
mengalir melalui perpindahan ion dalam tanah. Dalam survey lingkungan dan teknik, konduksi elektrolit merupakan mekanisme yang paling umum.
mempunyai konsentrasi yang berbeda. c.
Potensial nerust, potensial ini terjadi apabila suatu
elektroda
dimasukkan
ke
dalam
larutan homogen. Potensial mineralisasi, potensial ini timbul
2.3. Konduksi Dielektrik Konduksi ini terjadi jika batuan bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik yaitu terjadi polarisasi saat bahan dialiri arus atau batuan tersebut mempunyai elektron bebas sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari luar maka elektron-elektron
dalam
batuan
dipaksa
berpindah dan berkumpul terpisah dari intinya sehingga terjadi polarisasi. Konduktivitas listrik batuan
merupakan
menggambarkan
kuantitas
fisik
kemampuan
yang bahan
mengakibatkan arus listrik. Konduktivitas bahan ini umumnya bergantung pada besar, struktur, fluida
ini
melalui suatu pipa kapiler atau medium yang
oleh ion-ion larutan elektrolitik. Konduksi dengan
elektronik.
potensial
disebabkan bila suatu larutan bergerak
Dalam hal ini arus listrik mengalir akibat dibawa
cara ini lebih lambat dari pada konduksi
elektrokinetik,
pengisi
pori,
distribusi
pori,
serta
konduktivitas antar pori batuan, kecuali pada batuan yang bersifat konduktif seperti lempung. Besaran
yang
memiliki
satuan
Ωm −1 ini
merupakan besaran skalar dan kebalikan dari resistivitas listrik bahan. Konduktivitas batuan bervariasi bergantung pada volume, susunan pori dan kandungan air di dalamnya serta pada isotropi batuan sendiri. Dalam hal ini, batuan isotropi adalah batuan
bila dua logam dimasukkan ke dalam larutan homogen. nilainya
Nilai bila
potensial
ini
dibandingkan
paling
besar
dengan
jenis
potensial yang lain. Biasanya potensial ini pada zona yang mengandung banyak sulfida, grafit, dan magnetit. Dari beberapa sifat kelistrikan batuan maka ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam eksplorasi mineral, diantaranya adalah: 1. Sifat daya hantar listrik. 2. Sifat elektrik kimia. 3. Konstanta dielektrik. 4. Permeabilitas listrik. Pengukuran resistansi tanah umumnya dilakukan dengan menginjeksikan arus melalui elektroda ke dalam tanah. Penginjeksian arus dengan menggunakan metode potensial jatuh dilakukan melalui dua buah elektroda arus sedangkan
untuk
tegangan
diukur
dengan
menggeserkan elektroda potensial. Menurut teori medan listrik, bahwa antara dua titik yang berlawanan polaritasnya pada medan elektrik yang ditancapkan ke tanah akan timbul garis-garis yang merupakan bidang JSPF Vol. 9, Mei 2009 | 79
ISSN : 1858-330X ekipotensial atau garis kerja ekipotensial akibat
pengukuran
setiap
dua sumber di permukaan bumi tersebut,
ditentukan dengan menggunakan rumus:
sehingga setiap titik dalam satu garis memiliki R=
potensial yang sama.
titik
pergeseran
dapat
V I
dimana : A
I
-I
B
R = Resistansi atau tahanan tanah (Ω) V = Beda potensial pada tanah (V) I = Arus yang mengalir (A) Hasil variasi nilai resistansi untuk tanah homogen dari setiap pergeseran elektroda C
Gambar 2.1 Dua titik arus yang berlawanan polaritas dipermukaan bumi
sepanjang
AB
dengan
perhitungan
diatas
dapat
menggunakan dilihat
dengan
menggunakan grafik di bawah ini :
R Metode potensial jatuh yang digunakan menggunakan penempatan
sumber elektroda
tegangan arus
dan
DC,
elektroda
potensial seperti gambar berikut (Sumber : Hasbi Bakri. 1997 : 20) :
RE A
Sumber tegangan DC
B
X
A Gambar 2.3 Grafik antara nilai resistansi dengan jarak pergeseran elektroda
V Dari grafik terlihat bahwa nilai resistansi tanah dari akumulasi beberapa nilai resistansi A
C
B
ini diperoleh pada daerah RE. Sehingga nilai
Gambar 2.2 : Penempatan elektroda arus, elektroda potensial dengan sumber tegangan.
resistansi yang sebenarnya (RE) adalah nilai rata-rata resistansi yang konstan atau berada
Dari gambar 2.2 pergeseran elektroda C dari A ke B menjauhi elektroda A dan mendekati elektroda
B,
dimana
voltmeter
akan
menunjukkan harga yang tinggi dan akan mencapai
maksimum,
hal
ini
terjadi
jika
elektroda C bersentuhan dengan elektroda B. Penentuan
nilai
resistansi
berada pada posisi mendatar. Biasanya posisi
berdasarkan
pada posisi mendatar. Berdasarkan harga resistivitas listriknya, batuan digolongkan menjadi tiga bagian yaitu: (Hasbi Bakri. 1997 : 24) Konduktor baik: 10 Ωm < ρ < 1 Ωm -8
Konduktor pertengahan: 1 Ωm Isolator : ρ
≤ ρ < 107 Ωm
≥ 107 Ωm
JSPF Vol. 9, Mei 2009 | 80
ISSN : 1858-330X Sedangkan dalam metoda ini beberapa persamaan
menggunakan
definisi
sebagai
berikut :
2
J = Rapat arus listrik (A/m ).
σ = Konduktivitas listrik ( Ωm −1 ) ρ = Resistivitas / tahanan jenis ( Ωm )
a. Resistansi, dengan persamaan :
L = Panjang penampang silinder (m)
V R = ....................................... (2.1) I b. Resistivitas dengan persamaan :
2
A = Luas penampang silinder (m ) R = Hambatan ( Ω ) X = Jarak pergeseran elektroda potensial (m)
E ρ = ........................................ (2.2) J c.
Konduktivitas dengan persamaan :
σ =
1
ρ
III. METODE PENELITIAN
…..................................(2.3)
Untuk
silinder
konduktor
dengan
panjang L dan luas penampang A akan digambarkan berdasarkan penampang berikut :
Dalam penelitian ini, parameter sampel yang diukur adalah nilai beda potensial (V), dan nilai
kuat
arus
(I).
Prosedur
pengukuran
dilakukan sebagai berikut : 1. Menentukan lokasi pengukuran dan lokasi pengambilan sampel batuan. 2. Menetukan jumlah sampel material/ batuan yang akan diteliti. 3. Setelah mendapatkan lokasi pengambilan
Gambar 2.4 : Konduktor dengan panjang L dan luas penampang A
sampel yang cocok maka akan dilakukan penggalian sampai mendapatkan sampel
Sehingga untuk medan listrik E =
V diperoleh L
tahanan yang dapat dituliskan dalam bentuk :
R=ρ
L ……………………...…(2.4) A
batuan tersebut. 4. Jika sampel telah tersedia, maka langkah selanjutnya menyediakan bak tanah yang terbuat dari kaca. 5. Mengisi bak tanah dengan tanah lempung setinggi 50 cm dari dasar bak sampai seluruh
dengan R menyatakan tahanan ( Ω ) dan
ρ adalah resistivitas/tahanan jenis ( Ω m). Dari persamaan (2.2), diperoleh persamaan resistivitas yaitu :
permukaan bak menjadi rata. 6. Menghubungkan elektroda potensial pada salah satu ujung elektroda arus dan ujung elektroda potensial lainnya dibiarkan lepas kemudian menancapkan elektroda potensial
ρ=R
A V A .......................................(2.5) = L I L
dimana:
elektroda arus pada masing-masing ujung bak. 7. Menghubungkan
voltmeter,
amperemeter,
V = Beda potensial dua buah titik (V)
dan sumber tegangan satu sama lainnya
I = Besar arus listrik yang mengalir (A)
seperti gambar berikut :
E = Kuat medan listrik (V/m)
JSPF Vol. 9, Mei 2009 | 81
ISSN : 1858-330X
I
σ =
Sumber I
ρ
14. Memplot grafik hubungan karakteristik antara konduktivitas
A
B
C
V
dengan
jarak
pergeseran
elektroda untuk setiap lapisan batuan. Interpretasi data konduktivitas listrik akan dilakukan dengan menganalisis karakteristik kurva yang diperoleh dengan membuat plot
Bak berisi
harga konduktivitas lapisan batuan (sumbu y)
Gambar 3.1 : Rangkaian Alat Eksperimen (Penelitian) 8. Menancapkan elektroda A ke tanah dengan jarak spasi elektroda 5 cm dari elektoda C (AC = 5 cm) kemudian di on-kan, sambil mencatat beberapa saat hasil pembacaan
terhadap jarak pergeseran elektroda potensial (sumbu
x).
Hasil
dibandingkan
analisis
dengan
kemudian
standar
harga
konduktivitas listrik batuan penyusun lapisan tanah yang telah ditetapkan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
pada voltmeter dan amperemeter pada tabel Pengambilan data dilakukan di laboratorium
pengamatan. 9. Mengulangi kegiatan-2 pada
pergeseran
jarak pergeseran elektroda C sehingga jaraknya berubah (AC = 10 cm, 15 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm, ......, 100 cm). 10. Melakukan penyiraman air pada elektroda arus maupun elektroda potensial jika data pengukuran beubah secara ekstrim dari data titik sebelumnya dengan maksud agar kontak elektroda dengan seluruh lapisan
Fisika Bumi Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar
dengan
menggunakan
sampel
material dari sejumlah daerah di Sulawesi Selatan. Data yang terukur di laboratorium adalah nilai kuat arus (I) dan beda potensial (V) selanjutnya
diolah
dengan
menggunakan
perangkat lunak Microsoft Excel 2003 untuk menghitung nilai resistansi (R) di setiap titik, nilai faktor
geometri
(K),
nilai
resistivitas
( ρ ),
batuan pada bak tanah semakin baik
sehingga diperoleh harga konduktivitas untuk
sehingga pengukuran amperemeter dan
setiap titik pengukuran.
voltmeter memberikan bacaan yang baik dan lebih akurat. 11. Mengulangi kembali kegiatan 5-10 untuk jenis batuan lainnya. 12. Menghitung nilai resistivitas (tahanan jenis) berdasarkan persamaan berikut :
ρ = 2π r
V I
13. Menentukan konduktivitas listrik material ( σ ) pada suatu pengukuran digunakan rumus:
Pengukuran sampel dari ke lima sampel material, menghasilkan masing-masing 20 data dan jarak pergeseran elektroda potensial adalah 0,05 m. Sampel material yang diambil dari daerah selanjutnya dianalisis untuk menentukan besarnya
konduktivitas
masing-masing
dari
material. Data yang diperoleh dengan metode potensial
jatuh,
menghasilkan
harga
konduktivitas yang berbeda (bervariasi). Hasil perhitungan nilai konduktivitas setiap material JSPF Vol. 9, Mei 2009 | 82
ISSN : 1858-330X ( σ ) dan jarak pergeseran elektroda potensial
4. Konduktivitas untuk tanah lempung
(X) selanjutnya menjadi input pada pengolahan data
yang
menghasilkan
grafik
Grafik Hubungan Antara Konduktivitas Material dengan Jarak Pergeseran Elektroda Potensial
(kurva)
karakteristik. Berikut ini adalah hasil plot kurva yang diperoleh dalam penelitian ini. 1. Konduktivitas tanah yang mengandung
K o n d u k ti v ita s
0,2000 0,1500
y = 0,0093x + 0,1657 R2 = 0,8304
0,1000 0,0500
garam (air asin).
0,0000 0,00
Grafik Hubungan Antara Konduktivitas Material dengan Jarak Pergeseran Elektroda Potensial
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
Jarak (m)
0,5000
Konduktivitas
0,4000
5. Konduktivitas untuk batu gamping
0,3000 0,2000
Grafik Hubungan Antara Konduktivitas Material dengan Jarak Pergeseran Elektroda Potensial
0,1000 0,0000
0,00500
0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00
2. Konduktivitas tanah lapisan pasir dan kerikil
Konduktivitas
Jarak (m)
Grafik Hubungan Antara Konduktivitas Material dengan Jarak Pergeseran Elektoda
0,00400 0,00300 0,00200
y = 0,0002x + 0,0027 R2 = 0,8123
0,00100
0,00000 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00
Jarak (m)
K o n d u ktivitas
0,018 0,015 y = 0,0015x + 0,0095
0,012
R2 = 0,8677
Data yang diperoleh dengan menggunakan
0,009 0,006
metode potensial jatuh, menghasilkan harga
0,003
konduktivitas yang berbeda. Hasil perhitungan
0 0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50 0,60 Jarak (m)
0,70
0,80
0,90
1,00
akan menjadi acuan pada penggambaran profil lapisan batuan secara grafik (kurva). Untuk
3. Konduktivitas lapisan batu pasir
penafsiran lapisan batuan pada pengukuran
Grafik Hubungan Antara Konduktivitas Material dengan Jarak Pergeseran Elektroda Potensial
potensial jatuh, dilakukan dengan pendekatan
0,03000
nilai konduktivitas sebagai parameter lapisan.
0,02500 Konduktivitas
nilai konduktivitas lapisan batuan selanjutnya
Hasil
y = 0,0002x + 0,0151
0,02000
R2 = 0,9218
yang
diperoleh
dari
grafik
menunjukkan adanya variasi (perbedaan) nilai
0,01500
konduktivitas
material
untuk
setiap
lapisan
0,01000
batuan.
0,00500 0,00000 0,00
Variasi
nilai
konduktivitas
ini
menunjukkan adanya perbedaan kemudahan 0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
arus listrik untuk mengalir pada setiap material
Jarak (m)
penyusun batuan yang dilaluinya. Perbedaan kuat arus untuk mengalir dalam medium lapisan
JSPF Vol. 9, Mei 2009 | 83
ISSN : 1858-330X batuan sangat bergantung pada sifat fisik material yang dilaluinya. Sifat fisik tersebut
lempung, dan
σE=
0,00257 Ω m
-1
untuk
batu gamping yang mengandung kapur.
antara lain adalah porositas, permeabilitas, rapat massa, dan distribusi ukuran butiran. Disamping
sifat-sifat
fisik
tersebut
konduktivitas juga dipengaruhi oleh elektrolit atau non elektrolit zat cair yang dikandungnya. Dari hasil konduktivitas yang sebenarnya (
σE)
di atas dapat dilihat bahwa tanah yang
mengandung
air
asin
mempunyai
5.2. Saran
nilai
nilai
Beberapa saran yang diajukan berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peneliti
lain
menggunakan
metode ini secara langsung di lapangan. 2. Peneliti lapisan
selanjutnya material
konduktivitas yang lebih besar dibandingkan
pengambilan
jenis lapisan batuan lainnya (tanah lempung,
konduktivitas.
batu pasir, batu gamping yang mengandung
disarankan
agar
yang
data
menggunakan
heterogen untuk
dalam
penentuan
3. Bagi yang akan melakukan pengukuran dengan substansi yang sejalan dengan hasil
kapur, lapisan pasir dan kerikil).
penelitian,
maka
diharapkan
untuk
V. PENUTUP
menggunakan metode geolistik lainyanya
5.1. Kesimpulan
misalnya
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat
geolistrik
tahanan
jenis,
geomagnet, arus telluric dan sebagainya.
disimpulkan sebagai berikut : 1. Konduktivitas material yang sebenarnya (σE)
DAFTAR PUSTAKA
adalah nilai rata-rata konduktivitas yang konstan atau berada pada posisi mendatar pada
grafik
yang
didapat
dari
nilai
konduktivitas setiap pergeseran elektroda. 2. Berdasarkan
perbandingan
kelima
mempunyai nilai
σ lebih besar dibandingkan
dengan
material
lainnya
(tanah
lempung, batu pasir, batu gamping yang mengandung kapur, lapisan pasir dan kerikil). 3. Konduktivitas tiap-tiap jenis tanah yang diteliti diperoleh sebagai berikut
σ E = 0,4626 Ω m-1
untuk tanah yang mengandung garam (air asin),
σ E = 0,0087 Ω m-1 untuk lapisan pasir
dan kerikil, pasir,
σE =
σE =
0,0150 Ω m
0,1608
-1
Muhammad: Pengetahuan Tentang Bumi. Makassar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar 2000.
jenis
material, tanah yang mengandung air asin
jenis
Arsyad,
untuk batu
Ω m-1 untuk tanah
Bakri, Hasbi: Pengantar Geolistrik Tahanan Jenis Dalam Eksplorasi Air Tanah. Ujung Pandang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Hasanudin 1997. Doddy S.G: Batuan dan Mineral. Bandung NOVA 1986. Hasan, M. Irfan: Tugas Akhir Analisis Data Resistivitas Menggunakan Res2dinv dan Kurva Matcing untuk Mendeteksi Material Bawah Permukaan. (Skripsi). Makassar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar 2004. K, Rachmad : Modul Semester Break 2001 Tentang Kursus Metoda Geofisika Seismik Refleksi, Geolistrik, Well Logging dan Ground Penetrating JSPF Vol. 9, Mei 2009 | 84
ISSN : 1858-330X Radar Untuk Eksplorasi Air Tanah, Pertambangan dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung Jurusan Fisika Laboratorium Fisika Bumi 2001. Kurniawan, Rachman: Workshop Geofisika Eksplorasi Tingkat Dasar. Makassar Universitas Hasanuddin 2001. Samulya
dan Suratman Woro Suprojo: Pengantar Geografi Tanah,. Yokyakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada 1993.
Santoso, Joko: Batuan dan Peta Geologi. Bandung Laboratorium Geofisika & Vulkanologi Jurusan Teknik Geologi ITB 1992.
Suryatmo F: Teknik Pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta Penerbit Bumi Aksara 1997. Telford, W.M.L.P.Geldart,R.E. Sheriff: Geophysis. 1990.
Applied
JSPF Vol. 9, Mei 2009 | 85