ANALISIS RANCANGAN PROGRAM PERCEPATAN REVITALISASI PESAWAT PIPER SENECA V DENGAN METODE 5W+1H FITA MARIYANA WIDYASTUTI DAN DEBBIE KEMALA SARI Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma Jakarta Email:
[email protected]
ABSTRACT Maintenance schedule has do for serviceable aircraft and airworthy. Implementation of revitalization is done not in accordance with the target time has been planned so that the need for future repairs and program design in order to accelerate the implementation of revitalization, so it needs to be fixed by finding the causes factors of the implementation of the revitalization, improve outcomes improved to match the target time, knowing dominant factor and the longest time, and improve maintenance planning schedule of the aircraft. This research method 5W +1 H (What, Why, Who, Where, When and How) to resolve the problems in finding a revitalization program improvement ideas Piper Seneca V. Based on the analysis of the obtained dominant cause of the implementation of the revitalization that is incompatible with the target time is, the implementation of engine overhauls for 95 days (36.67 %) and expenditure process engine / imports for 60 days (20.00 %). As well as knowing the target is not reached during the time that these improvements to the delivery time of 7.3 times the raw materials and the process of spending the engine / import and process quotation and payment of 6 times the specified targets, so that repairs may take longer. Minimal delay in the revitalization of the factors can be improved for each causal factor is 3 times and 2.5 times that of the repair time is ideal. Key words: Maintenance, 5W+1H, diagram Fishbone, diagram Pareto, engine overhaul
PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap perusahaan penerbangan harus memberikan service yang baik untuk para pelanggannya sehingga perusahaan selalu berusaha untuk melakukan perbaikan - perbaikan terhadap sistem kerja yang ada. Perbaikan ini di fokuskan pada pengendalian proses perencanaan perbaikan atau program perawatan yang direncanakan sesuai jadwal perawatan yang sesuai spesifikasi dari pabrikan ataupun yang sudah di akui oleh pemangku kebijakan peraturan penerbangan sipil Indonesia DKUPPU (Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara). Identifikasi masalah yang ada dalam perusahaan antara lain: Meningkatnya biaya perbaikan yang tidak sesuai dengan perencanaan awal, keterlambatan proses pelaksanaan pekerjaan perbaikan, pelaksanaan perbaikan terlalu lama, karena berhubungan dengan proses ekpor
dan impor barang dan terkendalanya penyediaan spare part dan komponen pendukung dalam perbaikan.
METODE Definisi pemeliharaan (maintenance) adalah semua aktifitas penting yang dilakukan agar komponen atau sistem yang rusak akan dikembalikan/ diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada periode tertentu (Ebeling, 1997, dikutip dari Heri Kurniawan, 2009). Pemeliharaan mesin sangat berpengaruh pada produktivitas mesin sehingga pemeliharaan mesin sebaiknya dilakukan di luar waktu produksi atau pemeliharaan dijadwalkan pada waktu tertentu yang tidak mendadak. Pemeliharaan selalu berhubungan dengan reliabilty, dan reliabilty pun selalu berhubungan dengan failure, karena walaupun suatu sistem atau komponen telah didesain, diproduksi, dan dioperasikan secara benar, tetapi 50
kemungkinan kerusakan fungsional akan tetap ada. Adapun klasifikasi
pemeliharaan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Sumber: Ebelling, 1997 (dikutip dari Heri Kurniawan, 2009) Gambar 1. Klasifikasi Pemeliharaan
a. Preventive maintenance (Pemeliharaan Pencegahan) adalah semua aktivitas pemeliharaan dan pencegahan yang terjadwal sebelum terjadinya kerusakan dengan tujuan untuk mengurangi kerusakan mesin, meningkatkan keandalan alat dan meningkatkan produktivitas. b. Corrective adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah suatu komponen atau sistem mengalami kerusakan dan bertujuan untuk mengembalikan kehandalan komponen atau sistem yang rusak tersebut pada kondisi seperti semula. Kegiatan perawatan ini bersifat tidak terjadwal, artinya tergantung dari kondisi komponen atau sistem itu sendiri. Pengertian diagram tulang ikan (Fishbone diagram) merupakan sebuat metode atau tool di dalam meningkatkan kualitas yang sering disebut dengan cause effect diagram atau diagram sebab akibat (Dr. Kaoru Ishikawa, 1953).. Diagram fishbone merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi,
mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan. 5W+1H adalah metode analisis yang digunakan untuk melakukan pemecahan masalah yang akan ditangani sehingga terdapat berbagai segi kelengkapan dalam ide perbaikan tersebut. Rumusan untuk mencari ide perbaikan dari masalah pelaksanaan revitalisasi pesawat Piper Seneca V ini, menggunakan metode 5W+1H yakni: W1= what, W2= who, W3= when, W4= where, W5= why, H= how. Metodologi Penelitian Penelitian merupakan suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah. Sehingga setiap tahapan merupakan bagian yang menentukan bagi tahapan selanjutnya. Oleh karena itu tiap tahapan harus dilakukan secara terstruktur dan cermat.
51
Gambar 2. Diagram Alir
HASIL DAN PEMBAHASAN Maintenance pesawat Piper Seneca V merupakan Major perventive maintenance merupakan pekerjaan yang harus dilakukan sepenuhnya oleh AMO (Aircraft Maintenance Organization) dalam hal ini adalah pekerjaan overhaul Engine dan propeller pada pesawat Piper Seneca V. Overhaul adalah pelaksanaan perbaikan besar yang dilakukan berdasarkan dengan time limitation component itu sendiri, pelaksanaannya sesuai dengan TBO (Time Between
Overhaul) limitation yaitu Flight hours atau Calendar years dilihat mana yang terlebih dahulu. Berdasarkan time limitation, pesawat Piper Seneca V melakukan overhaul Engine dan propeller karena masuk dalam kategori Calendar years, dimana kondisi pesawat tidak sering terbang (flight hours sedikit) tetapi perhitungan kalender maintenance tetap berjalan. Dalam perencanaan awal/ time frame revitalisasi Piper Seneca V adalah dari tanggal 16 Mei sampai dengan 30 Juni 2012, target time frame revitalisasi 52
harus diselesaikan dalam waktu kurang dari 2 (dua) bulan. Sehingga dari target tersebut tidak dapat tercapai karena beberapa kendala yang dicakup dalam diagram fishbone dan pareto. Dari penyebab terlambatnya pelaksanaan revitalisasi yang tidak sesuai
dengan target waktu yakni faktor 4M (Man, Machine, Material dan Methode) diatas, maka dapat ditunjukan dengan diagram sebab akibat (Fishbone diagram) dibawah ini:
Gambar 3. Diagram Fishbone Identifikasi Masalah Dengan Diagram Pareto Identifikasi masalah dengan Diagram Pareto adalah sebagai berikut: Tabel 1. Prosentase Waktu Aktual Revitalisasi/ Perbaikan
53
Gambar 4. Diagram Pareto – Waktu Aktual Revitalisasi Ide perbaikannya menggunakan Metode 5W + 1H agar masalah yang muncul dapat diketahui detail terhadap 4
komponen yang mempengaruhi dalam diagram Fishbone sebelumnya. Usulan ide perbaikan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Root Cause Analysis Dengan Metode5W+1H
54
Tabel 2. Root Cause Analysis Dengan Metode 5W+1H (Lanjutan)
55
Tabel 3. Ide Perbaikan Faktor Penyebab Revitalisasi Terlambat
Target waktu yang tidak tercapai dalam pelaksanaan revitalisasi atau perbaikan adalah selisih dari waktu aktual perbaikan dan SOP. Sehingga dapat diketahui berapa kali target yang tidak
tercapai selama perbaikan tersebut. Sehingga dapat diketahui item pekerjaan apa yang targetnya tidak tercapai. Dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini:
Tabel 4. Prosentase Waktu Yang Tidak Tercapai
56
Gambar 5. Diagram Pareto – Waktu Yang Tidak Tercapai Sehingga dapat diketahui target waktu yang paling lama tidak tercapai adalah waktu pengiriman raw material lama 7,3 kali dengan prosentase 17%, proses pengeluaran engine/ impor serta proses quotation raw material dan payment 6 kali dengan prosentase 14%. Sehingga perlu dilakukan perbaikan pada target waktu yang tidak tercapai tersebut sehingga pelaksanaan perbaikan selanjutnya dapat sesuai dengan target waktu. Minimal dapat dilakukan perbaikan untuk masing-masing
faktor penyebab adalah 3 kali, 2,5 kali dan 2,5 kali agar waktu perbaikan tersebut ideal. Dari ide perbaikan maka dimaksudkan agar riil proses pengeluaran engine (impor) dari 60 hari dapat dipadatkan menjadi 10 hari dari keseluruhan pekerjaan tersebut. Sehingga dapat dijadikan rancangan program revitalisasi perusahaan untuk selanjutnya sesuai SOP.
Tabel 5. Prosentase Ide Waktu Perbaikan Sesuai SOP
57
Diagram Pareto yakni prosentase ide waktu perbaikan diatas menerangkan table 5. bahwa pelaksanaan engine overhaul dapat dilaksanakan selama 35 hari dengan prosentase 39,00% dan proses pengeluaran engine/ impor dapat dilakukan selama 10 hari dengan prosentase 11,00% dengan catatan semua sistem dilaksanakan dengan baik dan berjalan sesuai dengan rencana, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih kecil dari pada pelaksanaan revitalisasi sebelumnya.
KESIMPULAN Sesuai hasil penelitian mengenai analisis rancangan program percepatan revitalisasi pesawat Piper Seneca V yakni: Pelaksanaan revitalisasi pesawat Piper Seneca V yang dilakukan tidak dapat sesuai dengan target perbaikan yang telah direncanakan, sehingga dengan diagram Fishbone dan Pareto dapat diketahui faktor penyebab dominan pada pelaksanaan revitalisasi tersebut yakni pelaksanaan engine overhaul selama 95 hari (31,67%) dan proses pengeluaran engine/ impor selama 60 hari (20,00%), sehingga dapat diperbaharui menjadi 35 hari dan 10 hari untuk masing – masing pekerjaan. Dapat diketahui pula target yang tidak tercapai dalam pelaksanaan revitalisasi tersebut yakni untuk waktu pengiriman raw material sebesar 7,3 kali dan proses pengeluaaran engine/ impor serta proses quotation dan payment sebesar 6 kali dari target yang ditentukan, sehingga perbaikan memerlukan waktu yang lebih panjang. Agar minimal faktor terlambatnya revitalisasi tersebut dapat dilakukan perbaikan untuk masing-masing faktor penyebab adalah 3 kali dan 2,5 kali agar waktu perbaikan tersebut ideal. Hasil tersebut didapat dengan mengunakan diagram Pareto dan usulan ide perbaikan menggunakan 5W+1H.
Render, Barry. Heizer, Jay. 2001. Prinsip – Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta : Salemba Empat. Blanchard, Benyamin S., Verna, Dinesh., Paterson, Elmer L. 1995. “MAINTENABILITY: A Key to Effective Serviceability and Maintenance Management”. New York : John Wiley & Sons. Reksohadiprodjo M.Com, Prof. Dr. Sukanto. Gitosudarmo M.Com (Hons.), Drs. Indriyo. 1997. Manajemen Produksi. Yogyakarta : Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. M.Z. MEngSc, Prof. Dr. Ir. T. Yuri. Nurcahyo MengSc, Dr. Ir. Rahmat. 2013. TQM Manajemen Kualitas Total Dalam Prespektif Teknik Industri. Jakarta : PT. Indeks. Gaspersz, Vincent. 2001. Total Quality Management. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Angliani, Ria Astrid. 2012. Perencanaan Pemeliharan Preventif Berdasarkan Periodik Dengan Perhitungan LLP (Life Limit Part) Turbine Shaft APU Airbus A320-216. Jakarta: Universitas Suryadarma. Fakhri, Faiz Al. 2010. Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT. Masscom Grahpy Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk Menggunakan Alat Bantu Statistik. Universitas Diponegoro. 2012. Approved Aircraft Inspection Program Piper Seneca V. Jakarta : PT. Nusantara Air Charter. 2013. Company Maintenance Manual. Jakarta : PT. Nusantara Air Charter. 2012. Airplane Maintenance Manual. Florida : Piper Aircarft, Inc. 1997. Engine Manual. United State of America : Continental Motor, Inc.
DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Buffa, Elwood S. 2012. Manajemen Produksi/ Operasi. Jakarta : Erlangga. 58