Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
ANALISIS POLA PENGOBATAN PASIEN GAGAL JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2015 TREATMENT PATTERNS ANALYSIS OF OF HEART FAILURE PATIENT TREATMENT HOSPITALIZED AT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PERIOD 2015 Aprilia Cahyaningrum 1), Ingenida Hadning 1) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1)
[email protected]
INTISARI Prevalensi gagal jantung di Indonesia tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 0,25%. Hal tersebut mengakibatkan tingginya biaya pengobatan yang menjadi beban bagi pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pengobatan pasien gagal jantung rawat inap pasien JKN dan Non JKN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik non-eksperimental. Data diambil secara retrospektif dari rekam medis pasien, dan laporan keuangan milik pasien JKN kegagalan jantung dengan kode INA-CNG’s I-4-12-I (kegagalan jantung ringan), I-4-12-II (kegagalan jantung sedang), dan I-4-12-III (kegagalan jantung berat) dan pasien non JKN kelas perawatan I, II, dan III. Data di analisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan pola pengobatan pasien gagal jantung rawat inap pada pasien JKN dan Non JKN dan pola pengobatan pasien gagal jantung pasien JKN dan non JKN seuai dengan guideline.
Kata Kunci : gagal jantung, pola pengobatan
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
1
11 Mei 2017
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
ABSTRACT The prevalence of heart failure in Indonesia the highest is in Yogyakarta Special Region there are 25%. This resulted in high medical expenses that become a burden for the government. The aim of this research was to know medical treatment pattern of heart failure that used in JKN and non JKN patient. This research was held in Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. This research used non-experimental analysis. The data was taken by using retrospective from patient’s medical report, and finance report of JKN patient heart failure which had code INA-CBG’s I4-12-I (mild heart failure), I-4-12-II ( moderate heart failure) , I-4-12-III (severe heart failure), and non JKN patient class therapy I, II, and III. To analysis the data, this research used T-test. The result of this research there is no significant difference between JKN and non JKN patient. The medical treatment of heart failure for JKN patient and non-JKN was in line with the guideline. Keyword : Heart failure, Treatment pattern
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
2
11 Mei 2017
11 Mei 2017
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
dibandingkan usia 50-59 tahun (Tendera,
PENDAHULUAN Gagal jantung merupakan salah
2004). Siklus hidup terkena gagal jantung
satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi
menjadi berkembang 20% pada orang
penyebab utama kematian di negara-
Amerika yang berusia ≥ 40 tahun. Di
negara
adanya
Amerika Serikat, angka kejadian gagal
menjadi
jantung stabil untuk beberapa dekade
penyebab kematian di negara berkembang
dengan angka > 650.000 kasus gagal
(Depkes, 2013). Gagal jantung adalah
jantung yang baru tiap tahunnya (Yancy, et
sindrom klinis kompleks yang disebabkan
al., 2013).
maju
dan
kecenderungan
oleh
tampak
meningkat
gangguan
fungsional
ataupun
Prevalensi
gagal
Indonesia
ventrikel
dan
didiagnosis dokter sebesar 0,13% dan
dari
berdasarkan diagnosis dokter atau gejala
gagal jantung seperti dispnea, kelelahan
sebesar 0,3%. Prevalensi gagal jantung
yang menyebabkan terbatasnya kegiatan
yang terdiagnosis dokter tertinggi di
dan retensi cairan yang menyebabkan
Daerah Istimewa Yogyakarta (0,25%),
kongesti pulmoner dan udem periferal (W.
selanjutnya Jawa Timur (0,16%) dan Jawa
Yancy, et al., 2013).
Tengah (0,18%) (RISKESDAS, 2013).
mengeluarkan
menampung
darah.
Manifestasi
Lebih dari 20 juta orang di dunia diperkirakan
mengalami
pengobatan
pernah
merupakan
gagal
masalah yang sangat penting bagi negara
jantung. Prevalensi juga akan meningkat
berkembang seperti di Indonesia. Salah
karena pertambahan umur baik laki- laki
satu yang mempengaruhi besarnya biaya
maupun perempuan, gagal jantung pada
penanganan gagal jantung adalah jenis
usia 80-89 tahun mempunyai prevalensi
obat yang digunakan. Oleh karena itu
lebih
dalam
tinggi
akan
Biaya
yang
di
struktural yang mengganggu kemampuan untuk
berdasarkan
jantung
sepuluh
kali
lipat
pengobatan
gagal
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
jantung
3
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
diperlukan penanganan yang rasional dan
menyangkut tingginya prevalensi pasien
komprehensif agar hasil yang didapat
gagal
yang maksimal dan pelayanan kesehatan
Yogyakarta. Selain itu banyaknya pasien
yang optimal (Anonim, 2007).
peserta JKN menjadi salah satu faktor
Pola
pengobatan
gagal
jantung
di
Daerah
Istimewa
jantung
peneliti untuk menganalisis perbandingan
merupakan karakteristik peresepan yang
pola pengobatan pasien peserta JKN dan
digunakan pada pasien, seperti pada
Non JKN.
penelitian yang dilakukan oleh Sistha
Penelitian ini dilakukan di Rumah
(2013) tentang gambaran dan analisis
Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
biaya pengobatan gagal jantung kongestif
yang merupakan salah satu rumah sakit
pada pasien rawat inap di RSUD Dr.
pendidikan dengan kategori tipe B di
Moewardi
2011.
regional 1 yang telah menerapkan sistem
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pembiayaan terpadu berbasis pelayanan.
prevalensi
jantung
Rumah sakit ini merupakan salah satu
kongestif lebih banyak terjadi pada pasien
rumah sakit yang telah bekerja sama
laki-laki
(58%),
dengan BPJS Kesehatan Daerah Istimewa
sedangkan pasien dengan usia diatas 65
Yogyakarta sebagai rumah sakit rujukan
tahun sebanyak 20 pasien (40%) lebih
untuk melayani pasien yang terdaftar
banyak
jantung
dalam JKN sesuai dengan Permenkes
kongestif. Pengobatan yang paling banyak
Nomor 1 Tahun 2012 dan Peraturan
diberikan di RSUD Dr.Moewardi di
Gubernur Nomor 59 Tahun 2012 tentang
Surakarta tahun 2011 adalah furosemid
Rujukan
(90%) sebanyak 45 pasien.
Prevalensi pasien gagal jantung di rumah
di
surakarta
terjadinya
sebanyak
mengalami
tahun
gagal
29
pasien
gagal
Penelitian analisis pola pengobatan
sakit
Berjenjang
tersebut
cukup
(Kusuma,
tinggi
2007).
sehingga
gagal jantung ini dilakukan oleh peneliti
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
4
11 Mei 2017
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
memudahkan peneliti dalam penelusuran
Non
JKN
sesuai
guideline
terapi
data.
menggunakan metode analisis deskriptif. HASIL PENELITIAN
METODOLOGI
Karakteristik Pasien Gagal Jantung
Instrumen Penelitian
Kelas I, II, dan III di Rumah Sakit PKU
Dokumen dan data biaya pasien
Muhammadiyah Yogyakarta.
peserta JKN dan Non JKN selama menjalani pengobatan gagal jantung kelas
laki laki
43,82%
56,18%
I, II, dan III yang diambil dari bagian keuangan
di
Rumah
Sakit
PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Data rekam medis pasien peserta
Gambar 1. Distribusi Pasien Gagal Jantung Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
JKN dan Non JKN selama menjalani pengobatan gagal jantung yang diambil dari bagian rekam medik di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
populasi
gagal
adalah jantung
seluruh yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian
dan
gagal
jantung
di
RS
PKU
Muhammadiyah Yogyakarta seperti pada
sebanyak 39 pasien (43,82%) dan jumlah
penelitian pasien
pasien
gambar 2, jumlah pasien perempuan
Sampel Penelitian Subjek
Pada penelitian ini didapatkan data
telah
dikelompokkan
berdasarkan INA-CBG’s. Analisis Data
pasien laki- laki sebanyak 50 pasien (56,18%).
Hasil
tersebut
menyatakan
bahwa penderita gagal jantung lebih banyak dialami oleh pasien laki- laki. Sebuah penelitian di Amerika menjelaskan bahwa angka kejadian penderita gagal
Analisis pola pengobatan pasien gagal jantung rawat inap peserta JKN dengan
jantung lebih banyak dialami oleh laki-laki daripada perempuan (Sistha, 2013), hal ini
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
5
11 Mei 2017
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
sesuai dengan hasil penelitian. Menurut
kategori usia di atas 65 tahun sebanyak 46
Anh
tersebut
pasien (51,68%), kemudian kategori usia
hormon
55-64 tahun sebanyak 29 tahun (32,58) dan
esterogen yang banyak pada perempuan
pada kategori 45-54 dan kurang dari 45
sebelum
tahun masing- masing terdapat 7 pasien
L.
Bui
dikarenakan
(2011)
adanya
hal
produksi
perempuan
mengalami
menopause, menyebabkan pembuluh darah
(7,87%)
menjadi lebih lentur sehingga mengurangi
dikarenakan faktor usia pada umumnya
resiko terkena gagal jantung.
memicu peningkatan gagal jantung (Dosh,
7,87%
(Gambar
2).
Hal
tersebut
2004).
USIA
7,87% < 45
51,68%
45-54 32,58%
55-64
Tabel 1. Jenis Comorbid Pasien Gagal Jantung Jenis Jumlah % Comorbid
Gambar 2. Distribusi Pasien Gagal Jantung Berdasarkan Usia Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
pasien n=104
Gangguan
41
39,42%
25
24,04%
DM
21
20,19%
Anemia
4
3,85%
Gangguan
3
2,88%
fungsi jantung
Dalam merupakan
data
penelitian yang
ini
umur
penting untuk
mengetahui banyaknya penderita gagal jantung yang umumnya diderita oleh
Gangguang fungsi paru
kebanyakan orang. Menurut Heart of
fungsi ginjal
England Screening Study, kelompok umur
Hipertensi
3
2,88%
Infeksi
3
2,88%
Cefalgia
2
1,92%
Stroke
1
0,96%
hiperlipid
2
0,96%
pendeita gagal jantung dibagi menjadi 4, yaitu kurang dari 45 tahun, 45- 54 tahun, 55-64 tahun dan lebih dari 65 tahun. Hasil penelitian menyatakan bahwa kejadian gagal jantung paling banyak pada
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
6
11 Mei 2017
11 Mei 2017
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
Comorbid
pada
penelitian
ini
antara lain ganguan fungsi jantung (atrial fibrilation,
penyakit
jantung
iskemik,
I-4-12I
Acute Decompensated Heart Failure), I-4-12gangguan fungsi paru (dypsnea, bronkitis, pneumonia,
efusi
pleura,
acute
II
(Rp)
(Rp)
(Rp)
2.538.650
2.648.790
2.985.274
±
±
±
2.372.497
1.174.074
1.380.270
6.657.711
5.777.250
4.406.990
±
±
±
4.362.980
2.304.899
2.625.367
3.045.900
5.481.300
±
±
1.726.755
3.700.146
8.496.300
9.851.100
3.159.167
±
±
±
lung
13.
oedema), gangguan fungsi ginjal (CKD,
I-4-12-
371.300
acute renal failure), DM, hipertensi,
III
± 9.302.347
infeksi (sepsis, ISK), anemia, stroke, hiperlipid, cefalgia. Terlalu banyaknya
Non JKN
jenis
penyakit
dikelompokkan
penyerta
dalam
maka
beberapa
jenis Pada penelitian ini didapatkan rata-
penyakit. Data tabel 1 menunjukkan jumlah kejadian comorbid yang lebih banyak dari jumlah pasien, hal tersebut dikarenakan terdapat sejumlah pasien yang mempunyai lebih dari 1 comorbid. Didapatkan hasil bahwa
1.294.712 10.425.582 1.734.642
gangguan
fungsi
jantung
merupakan comorbid terbanyak.
rata dari masing- masing biaya pada tiap kelas
dari
masing-
masing
tingkat
keparahan dari pasien gagal jantung pada tahun
2015
di
Rumah
Sakit
PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Kemudian data tersebut dikelompokkan berdasarkan kode INA-CBG`s. Berikut rekapan ratarata biaya perawatan gagal jantung rawat
Perbedaan Biaya JKN dan Non JKN Tabel 2. Rata-rata Biaya Perawatan Gagal Jantung JKN dan Non JKN Rata-rata Biaya Kode Kelas I Kelas II Kelas III
inap di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada pasien JKN dan Non JKN.
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
7
11 Mei 2017
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
Pola Pengobatan Gagal Jantung
Diureti
Pada penelitian ini telah didapatkan
c Furose
data
penggunaan
obat
antihipertensi,
diuretic, dan antidiabetes sebagai tiga pilihan terapi paling banyak digunakan
71,
20
mid spirono
4 28,
8
lakton
6
17
68
34
8
32
14
70, 8 29, 2
Antidia pada pasien gagal jantung peserta JKN dan
betes
Non JKN kelas I, II, dan III rumah sakit
Metfor
PKU
min
Muhammadiyah
Yogyakarta.
Menurut PERKI tahun 2015 algoritma tatalaksana
gagal
jantung
adalah
Glimep irid Insulin
3
60
-
0
2
20
-
0
-
0
5
50
2
40
-
0
3
30
pemberian terapi diuretic sebagai lini pertama pada pengobatan gagal jantung.
Pada
tabel
3
menunjukkan
Kemudian pemberian ACE inhibitor atau
penggunaan obat antihipertensi, diuretic,
ARB sebagai terapi anti hipertensinya.
dan antidiabetes pada pasien JKN kelas I
Tabel 3. Obat Gagal Jantung peserta JKN Kelas I Kelas II Kelas III Terapi n= % n= % n=3 % Obat 20 18 8
terhadap penggunaan obat antihipertensi,
Antihi
diuretic paling banyak adalah penggunaan
pertens
yang paling banyak adalah valsartan sebesar 50%, untuk penggunaan obat
furosemid sebanyak 71,4%, dan untuk obat
i Captopr il Valsart an Bisopro lol Amlodi pin
1
12
4
7
4,2
50 16, 7 29, 1
4
9
3
1
23, 5 53 17, 6 5,9
5
19
6
5
14, 3 54,
antidiabetes
sebagai
terapi
comorbid
paling banyak dari gagal jantung yang palig
banyak
penggunaannya
adalah
2 17, 25 14,
metformin sebesar 60%. Pada pasien JKN kelas II paling banyak penggunaan obat antihipertensi
3
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
8
11 Mei 2017
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
adalah obat valsartan yaitu sebesar 53%,
pertens
kemudian untuk obat diuretic penggunaan
i Captopr
paling banyak adalah furosemid sebanyak 68%.
Pada
penggunaan
pasien obat
JKN
kelas
antihipertensi
III yang
il Valsart an Bisopro
paling banyak adalah valsartan sebanyak 54,2%, untuk penggunaan obat diuretic paling banyak adalah furosemid sebanyak 70,8%
dan
antidiabetes
untuk paling
penggunaan banyak
obat adalah
l Amlodi pin
Dapat dikatakan pada semua peserta
Furose
spirono
JKN kelas I, II maupun III paling banyak
Antidia
penggunaan obat valsartan sebagai terapi
betes Metfor min
sebagai diuretic pada pengobatan pasien
Glimep
gagal
irid
jantung di
rumah sakit
PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Hal tersebut
10 0
-
2
-
0
-
-
0
1
0 66, 7 0 33, 3
1
10
6
60
2
20
1
10
c
lakton
antihipertensi dan penggunaan furosemid
1
0
Diureti
mid
glimepirid sebanyak 50%.
-
Insulin
2
10 0
1
50
8
50
4
-
0
1
-
0
1
-
0
-
-
0
-
10
66, 7 33, 3
-
0
0
-
0
0
-
0
0
menunjukkan kesesuaian guideline terapi Pada tabel 4 telah didapatkan data yang rasional pada gagal jantung yaitu penggunaan obat antihipertensi, diuretic PERKI tahun 2015. dan obat antidiabetes pada pasien Non Tabel 4. Obat Gagal Jantung Peserta Non JKN Kelas I Kelas II Kelas III Terapi n= % n=2 % n= % Obat 2 9 Antihi
JKN di Rumah Sakit Muhammadiyah Yogkarta. Pada pasien Non JKN kelas I penggunaan
obat
antihipertensi
yang
paling banyak addalah valsartan sebesar
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
9
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
100%, untuk penggunan diuretic paling
JKN tersebut rasional sesuai dengan
banyak adalah furosemid sebanyak 100%.
PERKI tahun 2015.
Pada pasien Non JKN kelas II
Dapat dilihat pola pengobatan gagal
penggunaan antihipertensi paling banyak
jantung rawat inap di rumah sakit PKU
adalah valsartan sebesar 66,7%, untuk
Muhammadiyah Yogyakarta pada pasien
diuretic paling banyak digunakan adalah
JKN maupun Non JKN tidak terdapat
furosemid dan spironolakton keduanya
perbedaan atau tidak dibedakan pemberian
mempunyai
obatnya,
perbandingan
jumlah
penggunaan obat yang sama yaitu masing-
baik
diuretic
maupun
antihipertensinya.
msing sebesar 50%, untuk penggunaan anitidiabetes yang paling banyak adalah
KESIMPULAN
metformin sebesar 100%. Pada pasien Non
Berdasarkan hasil penelitian dan
JKN kelas III penggunaan anitihipertensi
analisis serta pembahasan pada semua
paling banyak adalah valsartan sebesar
pasien gagal jantung di Rumah Sakit PKU
60%, untuk obat diuretic paling banyak
Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun
digunakan
2015 yang masuk dalam daftar inklusi
adalah
furosemid
sebesar
66,7%.
penelitian diperoleh kesimpulan bahwa
Didapatkan hasil valsartan sebagai penggunaan
obat
antihipertensi
pola pengobatan
pasien gagal jantung
dan
rawat inap pada pasien JKN dan non JKN
furosemid sebagai diuretic pada terapi
adalah valsartan untuk antihipertensi dan
pengobatan gagal jantung pada pasien Non
penggunaan obat diuretic paling banyak
JKN kelas I, II maupun III di rumah sakit
adalah penggunaan furosemid penggunaan
PKU
Yogyakarta.
obat-obat
Pengobatan gagal jantung peserta Non
guideline.
Muhammadiyah
ini
sudah
sesuai
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
dengan
10
11 Mei 2017
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
Penelitian
SARAN 1. Bagi
rumah
sakit
PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Rumah dapat
selanjutnya
diharapkan dapat melakukan uji yang serupa dengan periode yang
sakit
diharapkan
melakukan
prosedur
lebih dan jumlah data yang lebih banyak
sehingga
dapat
lebih
pengobatan pasien gagal jantung
menggambarkan
kondisi
sesuai standar sehingga pengobatan
sesungguhnya, melakukan uji yang
dapat terkontrol lebih baik dan
serupa terhadap penyakit lainnya.
pengobatan lebih optimal. 1. Bagi Pemerintah
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah dapat mengenai
diharapkan
melakukan sistem
evaluasi
pengkodingan
yang ada pada software INA-
Anonim A National Clinical Guideline for Management of Chronic Heart Filure [Jurnal] // Journal of Scottish Intercollegiate Guideline Network. - 2007. Baliga Ragavendra R. and Haas Garrie J. Management of Heart Failure [Book]. London : Springer.
CBG`s terkait adanya berbagai penyakit diagnosis
penyerta
maupun
sekunder.
Pemerintah
Budi Siswanto Bambang [et al.] PEDOMAN TATALAKSANA GAGAL JANTUNG [Jurnal]. - 2015.
juga diharapakan meninjau kembali kesesuaian tarif dalam INA-CBG`s
Depkes Penyakit Tidak Menular [Buku]. Jakarta : [s.n.], 2013.
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan
karena
juga
mempengaruhi pengobatannya. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya
akan pola
Dosh Steven A. Diagnosis of Heart Failure in Adults [Journal]. - Escanaba, Michigan : American Family Physician, 2004.
Juni Udjianti Wajan Keperawatan Kardiovaskular [Buku]. - Jakarta : [s.n.], 2010.
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
11
11 Mei 2017
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah
RISKESDAS RISET KESEHATAN DASAR [Jurnal] // Departemen Kesehatan RI. - 2013.
Sistha Fitria Nila GAMBARAN DAN ANALISIS BIAYA PENGOBATAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF PADA PASIEN RAWAT INAP DI RS “A” DI SURAKARTA TAHUN 2011 [Journal]. Surakarta : [s.n.], 2013.
T. Dipiro Joseph [et al.] Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach [Buku]. 2008.
Tendera Michal The epidemiology of heart failure [Jurnal]. - 2004. W. Yancy Clyde [et al.] Management of Heart Failure [Jurnal] // ACCF/AHA Guideline for the. - 2013.
Yancy Clyde dan Bozkurt Biykem Guideline for the Management of Heart Failure [Jurnal] // ACCF/AHA. - 2013.
Aprilia Cahyaningrum [Farmasi FKIK UMY]
12
11 Mei 2017