ANALISIS PERANAN LAZISMU TERHADAP PEMBERDAYAAN PEREKONOMIAN UMAT ISLAM ( Studi Kasus di LAZISMU Kota Pasuruan) M. Fahmul Iltiham, S.HI, M.H, Wiwin Zuhro Abstraksi: Zuhro, Wiwin. 2014. Analisis Peranan LAZISMU Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Umat Islam ( Studi Kasus; LAZISMU Kota Pasuruan).Skripsi, Program Studi Ekonomi Syari’ah. Fakultas Agama Islam. Universitas Yudharta Pasuruan. Pembimbing: Muhammad Fahmu Iltiham, S.HI, MH ZIS merupakan bentuk ibadah maaliyah umat muslim, yang mana zakat mendapat kedudukan tinggi, karena zakat merupakan pengeluaran harta yang hukumnya wajib bagi umat muslim yang pendapatannya sudah masuk dalam nisbah zakat. Dana ZIS jika digali lebih dalam lagi mampu menjadi sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan bagi masyarakat. Maka dibutuhkan suatu lembaga husus untuk bisa menangani hal ini dengan baik dan amanah. Dengan adanya LAZIS ini, diharapkan dapat membantu para muzakki untuk menyalurkan ZISnya. Dalam penelitian ini digunakan rancangan kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu peneliti menggambarkan permasalahan dengan didasari pada data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk diambil kesimpulan. Data primer dari penelitian ini adalah hasil wawancara, data sekunder diperoleh dari hasil penelitian kepustkaan yang berkaitan dengan penelitian. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Tehnik pengumpulan data menggunakan metode interview, observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitian yang diperoleh, bahwa pendayagunaan ZIS di lakukan dengan empat cara, yaitu 1) program pendidikan, 2) program dakwah, 3) sosial, 4) pemberdayaan ekonomi. Program pendidikan, social dan pemberdayaan ekonomi diperuntukkan bagi fakir, miskin, gharim dan amil. Dalam hal ini pemberian bantuan materi di gunakan untuk barang yang sifatnya produktif. Untuk program dakwa diberikan pada ibnu sabil, fisabilillah dan muallaf. Dari beberapa program tersebut ada 7 golongan yang menerima, kurang 1 golongan yaitu riqab. Hal ini menunjukkan bahwa peran LAZISMU Kota Pasuruan ini belum dinyatakan susuai dengan Undang-Undang Zakat Nomor 38 tahun 1999 dan belum menjalankan sesuai Kaidah Islamiyah yang tercantum dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60. Kata Kunci: Peran LAZISMU, Pemberdayaan Ekonomi Islam A. Latar Belakang Zakat merupakan ajaran yang melandasi tumbuh kembangnya sebuah kekuatan sosial ekonomi umat Islam. Seperti empat rukun Islam yang lain, ajaran zakat menyimpan beberapa dimensi yang kompleks meliputi nilai privat-publik, vertikal-horizontal, serta ukhrowi dan duniawi. Nilai-nilai tersebut merupakan landasan pengembangan kehidupan masyarakat yang komprehensif. Bila dimensi yang ada dalam ajaran zakat ini dapat di aktualisasikan, maka zakat 22
akan menjadi sumber kekuatan yang sangat besar bagi pembangunan umat menuju kebangkitan kembali peradaban Islam. Pada dasarnya, zakat merupakan suatu tanda yang jelas dan tegas dari ALLAH S.W.T untuk menjamin tidak seorangpun menderita kekurangan sarana untuk memenuhi kebutuhan pokoknya akan barang dan jasa. Optimalisasi pengelolaan zakat berguna sebagai pemberdayaan ekonomi umat. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa potensi ekonomi ZIS (zakat, infaq dan shadaqah) cukup besar untuk pemberdayaan ekonomi umat ,memberantas kemiskinan,
membuka
lapangan
kerja,
meningkatkan
kesehatan
umat,
meningkatkan kualitas pendidikan umat dan sebagainya. Hal ini juga termaktub dalam Undang-Undang RI nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat bahwa zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syari’at Islam. Membayar zakat adalah dasar Islam yang ketiga, tanpa dasar ketiga itu bangunan Islam tidak akan berdiri tegak. Disamping itu, al-Qur’an dan asSunnah tidak saja memastikan zakat tetapi juga memastikan arahan penggunaan dana zakat sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an (surah at-taubah ayat 60). “sesungguhnya sadaqah (zakat dan infaq) itu hanya untuk (1) fakir,(2) miskin ,(3) amil, (4) mualaff, (5) budak, (6) orang yang dililit hutang, (7) jihad dijalan allah, (8)orang yang terlantar diperjalanan”. Dari ayat diatas dijelaskan kemana arah penggunaan dan pengumpulan hasil zakat, yaitu: salah satunya adalah untuk menanggulangi kemiskinan. Indonesia adalah negara berpendudukan muslim terbesar di dunia yang memiliki potensi zakat, infaq dan shadaqah yang terbilang cukup tinggi . Namun, potensi yang ada belum dapat dikelola dan didayagunakan secara maksimal sehingga tidak memberi dampak yang signifikan bagi penyelesaian persoalan yang ada.” dengan spirit LAZISMU kreativitas dan inovasi, senantiasa memproduksi program-program pendayagunaan yang mampu menjawab tantangan perubahan dan problem sosial masyarakat yang berkembang. Salah satu sisi ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah penanggulangan kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah. 23
Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ZIS sebenarnya memiliki potensi yang besar dalam masalah penanggulangan kemiskinan yang terus meluas. Potensi itu dapat diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan dana ZIS dikalangan orang-orang kaya atau orang-orang yang hartanya sudah mencapai kadar dalam mengeluarkan zakat. Dari pemberdayaan ZIS ini nanti akan timbul. harapan besar untuk merubah penduduk muslim di negeri tercinta ini menjadi masyarakat yang sejahtera. Akan tetapi pada kenyataanya implementasi ZIS masih belum terealisasi secara efisien di masyarakat. Seperti halnya masyarakat kota Pasuruan. Masyarakat kota Pasuruan yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, sebenarnya mempunyai peran besar untuk mengembangkan dana ZIS, yang mana pengumpulan dana ZIS ini nantinya diharapkan mampu membantu para mustakhiq dalam meningkatkan pendapatan perekonomian. Akan tetapi karena kurang pengetahuan masyarakat sekitar tentang kewajiban mengeluarkan zakat, maka tidak jarang masyarakat yang berkewajiban mengeluarkan zakat enggan melaksanakan kewajiban berzakat. Maka disinilah peran LAZISMU sebagai lembaga penghimpun dana ZIS untuk memberi pengarahan
dan
penjelasan
kepada
masyarakat
kota
Pasuruan
bahwa
mengeluarkan zakat adalah wajib bagi orang-orang yang pendapatan atau hartanya telah mencapai kadar nisab. Permasalah yang selanjutnya bahwa penduduk kota Pasuruan yang mayoritas berpendapatan dibawah UMR, menjadi problem utama bagi
LAZISMU untuk lebih meningkatkan perannya sebagai lembaga
penghimpun dan penyalur dana ZIS dari para muzakki untuk memberdayakan perekonomian masyarakat menjadi lebih baik lagi. B. Teori Penelitian a) Pengertian Zakat Secara terminologi (asal kata) zakat berasal dari kata “ zaka “ yang berarti berkah, tumbuh, bersih, suci, subur dan baik. Arti tumbuh dan bersih tidak hanya dipakaikan buat kekayaan, tetapi juga dapat diperuntukkan buat jiwa orang yang
24
menunaikan zakat sebab zakat merupakan upaya mensucikan dan membersihkan diri kekotoran sikaf kikir dan dosa.1 b) Dasar Hukum Zakat Dari Al-Qur’an c) اﻧﻤﺎاﻟﺼﺪﻗﺖ ﻟﻠﻔﻘﺮاءواﻟﻤﺴﻜﯿﻦ واﻟﻌﺎﻣﻠﯿﻦ ﻋﻠﯿﮭﺎ واﻟﻤﺆﻟﻔﺔ ﻗﻠﻮﺑﮭﻢ وﻓﻰ اﻟﺮﻗﺎ ب وﻟﻐﺎرﻣﻲ وﻓﻲ ﺳﺒﯿﻞ ﷲ واﺑﻦ اﻟﺴﺒﯿﻞ ﻓﺮﺿﺔ ﻣﻦ ﷲ ﻋﻠﯿﻢ ﺣﻜﻢ Artinya: “ Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus zakat, muallaf, budak, orang yang punya hutang, untuk jalan Allah, untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah mengetahui lagi maha bijaksana”. (QS. At-Taubah:60)2 d) Hikmah Zakat Zakat adalah salah satu bentuk ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada beberapa hikmah zakat antara lain: 1. Bagi Orang yang mengeluarkan zakat 1) Sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada Allah yang telah memberikan bermacam-macam kenikmatan antara lain berupa kekayaan. 2) Dapat membersihkan diri dari sifat kikir, serta mendidik diri agar bersifat mulia dan pemurah dengan membiasakan menunaikan amanat kepada orang yang berhak. 3) Dapat mebersihkan harta dari tercampurnya dengan yang haram. 2. Bagi Orang yang menerima zakat 1) Memperteguh dan memupuk iman orang-orang mu’alaf dan menarik orang lain yang belum masuk Islam. 2) Sebagi bentuk rasa tolong menolong, mengatasi segala kesulitan dan kesusahan yang dialami oleh fakir miskin. 3) Supaya fakir miskin dapat ikut menikmati harta yang dimiliki oleh orangorang kaya. 3.
Bagi Masyarakat 1) Zakat bersifat sosialistis, karena meringankan beban fakir miskin dan meratakan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia. 2) Zakat mengandung arti persamaan yang memikirkan nasib manusia dalam suasana persaudaraan.
1
2
Sofyan Hasan, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf,( Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), hlm 21
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, ( Jakarta: PT. Syaamil Cipta Media, 2004), hlm…..
25
3) Zakat dapat mencegah timbulnya rasa dengki, iri hati, dan menghilangkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Zakat dapa mendidik jiwa manusia untuk suka berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir dan bakhil.3 e) Tujuan Zakat Segala sesuatu yang diwajibkan oleh ALLAH punya tujuan . Adapun tujuan tersebut adalah: 1.
Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan hidup serta penderitaan.
2.
Membantu pemecahan permasalah yang dihadapi oleh para mustahiq .
3.
Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang punya harta.4
f) Syarat Wajib Zakat Berikut beberapa persamaan dan perbedaan di kalangan imam mazhab tentang syarat-syarat zakat. 1. Berakal Madhab Hanafi mensyaratkan pelaku zakat harus berakal dan baligh. Adapun Imam Malik, Imam Hambali dan Imam Syafi’i tidak mensyaratkan berakal dan balig sehingga harta orang gila dan anak-anak wajib dizakati dan walinya harus mengeluarkan zakatnya. 2. Islam Imam Hanafi, Imam Syafi’i, dan Imam Hambali menyatakan bahwa zakat tidak wajib bagi non muslim. Adapun Imam Malik berbeda pendapat bahwa zakat juga wajib bagi non muslim. 3. Harta tersebut dimiliki penuh seseorang, bukan pinjaman, sewa atau yang lainnya. Yang disebut pemilik adalah orang yang menguasai hartanya secara utuh dan bisa dikeluarka kapanpun tanpa adanya ikatan dari orang lain. Jika harta tersebut dibajak, dirampok, dicuri, atau hilang maka gugur kewajiban zakatnya. 4. Harta tersebut mencapai hitungan satu tahun, berdasarkan hitungan tahun qomariyah.5 3 4
Ust. Labib MZ, Risalah Fiqh Islam, ( Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2006), hlm. 381-382. Lahmudin Nasution, Fiqh 1.tt,hlm. 21.
26
g) Waktu membayar Zakat Waktu membayar zakat diperbolehkan mulai awal bulan Ramadhan secara ta’jil (dengan lebih cepat) sampai dengan hari raya Idul Fitri sebelum shalat Idul Fitri. Beberapa waktu pembayaran zakat adalah: 1. waktu yang diperbolehkan yaitu mulai dari awal bulan Ramadhan sampai penghabisan bulan Ramadhan. 2. Waktu yang wajib yaitu semenjak terbenamnya matahari pada penghabisan bulan Ramadhan sampai sebelum shalat Idul Fitri. 3. Waktu yang makruh yaitu sesudah shalat Idul Fitri sampai terbenamnya matahari pada hari raya Idul Fitri.6 h) Penerima Zakat, Infaq dan Shadaqah 1. Faqir yaitu orang yang tidak ada harta untuk hidup sehari-hari dan tidak mampu untuk berusaha dan bekerja. 2. Miskin yaitu orang yang penghasilan
sehari-harinya tidak mencukupi
kebutuhan hidupnya. 3. Amil yaitu orang –orang yang bertugas mengumpulkan dan membagikan zakat kepada yang berhak menerimanya. 4. Mualaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan imannya masih lemah. 5. Hamba Sahaya ( budak) yaitu orang yang belum merdeka. 6. Gharim yaitu orang yang banyak hutang sedangkan ia tidak mampu untuk melunasi hutangnya. 7. Sabilillah yaitu orang-orang yang berjuang dijalan ALLAH S.W.T. 8. Ibnu Sabil yaitu orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) seperti orang berdakwa dan mencari ilmu.7 i) Pengertian Infaq Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Menurut terminologi Syariat Islam infaq berarti mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam. Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah disaat lapang maupun sempit. Jika zakat harus diberikan 5
M. Masrur Huda, Syubhat Zakat, ( Solo: Tinta Media, 2012), hlm.11-12. Harniawati, Risalah Fiqih Islam,( Surabaya: Bintang Usaha, 2006), hlm. 373-374. 7 Mahmudi, Sistem Akuntansi Pengelola Zakat, (Yogyakarta: P3EI Press,2009), hlm9-10. 6
27
kepada mustahik tertentu (8 asnaf), maka infaq boleh diberikan kepada siapapun. Misalnya untuk kedua orang tua, anak yatim, dan sebagainya.8 j) Pengertian Sedekah Sedekah berasal dari kata shadaqah yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah
adalah
orang
yang
benar
pengakuan
imannya.
Adapun
secara terminologi syariat shadaqah makna asalnya adalah tahqiqu syai’in bisyai’i, atau menetapkan atau menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat tetentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu, dan kadarnya. Atau pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan jumlah, jenis maupun waktunya. 9 k) Pemberdayaan Ekonomi Umat Pemberdayaan ekonomi umat, merupakan upaya untuk membangun daya (masyarakat) dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi ekonomi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Keberdayaan masyarakat adalah unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan. Dalam pengertian yang dinamis, yaitu mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat menjadi sumber dari apa yang dikenal sebagai Ketahanan Nasional. Pembahasan mengenai perekonomian umat, ada beberapa kemungkinan yang perlu diperhatikan yaitu, ekonomi umat itu hampir identik dengan ekonomi pribumi Indonesia. Sementara itu umat Islam sendiri merupakan 87% dari total penduduk. Konsekuensi dari pengertian ini adalah bahwa jika dilakukan pembangunan nasional yang merata secara vertikal maupun horisontal, maka hal ini berarti juga pembangunan ke perekonomian umat Islam. Dan yang dimaksud perekonomian umat itu adalah sektor-sektor yang dikuasai oleh muslim-santri.
Batasan
ini
mempunyai
masalah
tersendiri,
karena
sulit
membedakan mana yang Islam dan mana pula yang abangan. Arti ekonomi umat yang lain adalah badan-badan yang dibentuk dan dikelola oleh gerakan Islam. Indikator ini mengacu kepada perusahaanperusahaan yang dikembangkan oleh gerakan Nasrani yang telah berhasil membangun diri sebagai konglomerasi dan 8
http://fikrismkn1cjr.blogspot.com/2013/04/pengertian-infaq-dan-manfaat- berinfaq_17.html http://www.islam2u.net/index.php?option=com_content&view=article&id=402:kelebihan-orangyang-bersedekah&catid=27:fadhilat-amal&Itemid=62 9
28
bergerak di bidang-bidang seperti perbankan, perkebunan, perdagangan eksporimpor, perhotelan, penerbitan, percetakan dan industri lainnya.10 C. Hasil Penelitian A. Latar Belakang Berdirinya LAZISMU Kota Pasuruan LAZISMU adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq dan shadaqoh baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. Didirikan oleh PP. Muhammadiyah pada tahun 2002 yang ditandai dengan penandatangan deklarasi oleh Prof. Dr. HA. Syafi'i Maârif, MA (Buya Syafi'i) dan selanjutnya dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002. Latar belakang berdirinya LAZISMU terdiri atas dua faktor;
pertama, fakta Indonesia yang
berselimut dengan kemiskinan yang masih meluas, kebodohan dan indeks pembangunan manusia yang sangat rendah. Semuanya berakibat dan sekaligus disebabkan tatanan keadilan sosial yang lemah. Kedua, zakat diyakini mampu bersumbangsih dalam mendorong keadilan sosial, pembangunan manusia dan mampu mengentaskan kemiskinan. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi zakat, infaq dan shadaqah yang terbilang cukup tinggi.
Namun, potensi yang ada belum dapat dikelola dan didayagunakan secara
maksimal sehingga tidak memberi dampak yang signifikan bagi penyelesaian persoalan yang ada. Berdirinya LAZISMU dimaksudkan sebagai institusi pengelola zakat dengan manajemen modern yang dapat menghantarkan zakat menjadi bagian dari penyelesai masalah (problem solver) sosial masyarakat yang terus berkembang. Dengan budaya kerja amanah, professional dan transparan, LAZISMU berusaha mengembangkan diri menjadi lembaga zakat terpercaya. Dan seiring waktu, kepercayaan publik semakin menguat. B. Visi dan Misi LAZISMU kota Pasuruan Visi: “ Terwujudnya optimalisasi potensi dan pengelolaan Zakat, Infaq dan Shodaqoh dengan professional dan amanah untuk pemberdayaan umat” 10
Sahri Muhammad, Mekanisme Zakat dan Permodalan Masyarakat Miskin, ( Malang: Bahtera Press, 2006), hlm. 241-246.
29
Misi : 1. Mengoptimalisasikan potensi zakat, infaq dan shodaqoh dari para aghniya. 2. Mengoptimalisasikan penyaluran zakat untuk pemberdayaan umat di bidang sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan. 3. Mengelola zakat, infaq dan shodaqoh secara professional dan amanah. C. Operasional LAZISMU Kota Pasuruan 1. Pemasaran Untuk lebih memaksimalkan penggalian ZIS, diperlukan cara yang lebih inovatif dalam menjaring para aghniyah untuk bersedia menyalurkan ZIS nya lewat lembaga ini. Masyarakat tidak bisa hanya diharapkan datang ke lembaga ZIS setelah mendengarkan ceramah atau khotbah di masjid. Masyarakat perlu diyakinkan bahwa menyalurkan ZIS melalui lembaga ZIS lebih aman, terarah sesuai syariah dan tepat sasaran. Maka diperlukan langkah pemasaran yang tepat agar masyarakat mengetahui keberadaan lembaga ZIS serta mempercayai bahwa lembaga ZIS ini adalah lembaga amil zakat yang bertanggungjawab dan layak diberi amanah untuk mengelola dengan baik. 2. Pengumpulan ZIS ini dilakukan dengan cara: 1) Menerima ZIS, yakni muzakki datang sendiri langsung kekantor lembaga ZIS. Untuk itu dibutuhkan tenaga staff yang dapat stan by dikantor lembaga, dengan kemampuan mengadministrasikan transaksi penyaluran ZIS dengan baik dan benar. 2) Mengumpulkan ZIS, yakni mendatangi langsung para muzakki ke rumah masing-masing. 3) Menerima transfer uang dari muzakki melalui rekening bank lembaga ZIS. 3. Penyaluran ZIS Macam-macam kegiatan penyaluran zakat: 1. Santunan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam bentuk uang tunai. 2. Santunan bagi anak yatim, yaitm piatu, anak terlantar, korban bencana alam, penggungsi yang terlantar, orang
jompo, penyandang cacat dari keluarga
miskin.
30
3. Bantuan pembiayaan pendidikan bagi anak tidak mampu misalnya beasiswa , pembayaran SPP, iuran komite, pembayaran uang ujian. 4. Bantuan peralatan sekolah untuk anak tidak mampu misalnya, seragam sekolah, buk pelajaran dll. 5. Bantuan biaya pengobatan , persalinan maupun kecelakaan untuk fakir miskin, pengobatan gratis. 6. Pengadaan ambulan gratis. 7. Sunatan massal bagi anak-anak fakir miskin. 8. Bantuan tunjangan untuk pengelola masjid dan musholla ( penjaga, petugas kebersihan, muadzin dan guru ngaji). 9. Bantuan modal bagi usaha kecil mikro. D. Alokasi Penyaluran ZIS 100% penerima zakat, infaq dan shadaqah disalurkan kepada mustahiq. Kegiatan penyaluran ZIS dapat berupa kerjasama dengan majelis pimpinan daerah Muhammadiyah
kota Pasuruan maupun dilakukan sendiri oleh lembaga ZIS.
Bagian untuk amil disalurkan dalam bentuk biaya operasional lembaga ZIS sesuai kebutuhan, dengan plafon anggaran maksimal 10% dari penerima. Realisasi kebutuhan operasinal
lembaga ZIS dilaporkan secara berkala kepada publik tiap
bulan. E. Laporan Keuangan dan Administrasi 1) Kegiatan Administrasi pada Lembaga ZIS antara lain: Surat menyurat dan pengarsipan, termasuk pencatatan proposal permintaan bantuan yang masuk kelembaga ZIS. Proposal permintaan bantuan yang masuk paling lambat 1 X 24 jam sudah harus disampaikan kepada pengurus untuk dibahas dan paling lamabt 3 X 24 jam rapat. Pengurus sudah membuat keputusan tentang diterima atau tidak penyaluran bantuan. 2) Laporan Keuangan Lembaga ZIS meliputi: Laporan penerimaan dan penyaluran ZIS, kepada badan pengawas dan muzakki (dipublikasikan secara umum) secara berkala. Laporan keuangan tahunan kepada badan pengawas LPPL PDM kota Pasuruan. Laporan keuangan berupa buku kas harian dan buku bank, bersifat interen, tidak dipublikasikan namun terbuka untuk diperiksa atau di audit.
31
F. Program kerja Lembaga ZIS periode 2013-2015 adalah sebagai berikut : 1. Menunjukkan eksistensi Lembaga ZIS sebagai Lembag Amil ZIS yang professional dan amanah baik dikalangan warag Muhammadiyah maupun umat Islam secara umum. 2. Menyusun data base para wajib zakat (Muzakki) dan penerima ZIS (mustahiq). 3. Melakukan pengumpulan ZIS dari para muzakki, dengan manajemen dan administrasi yang baik dengan target yang jelas pada tiap bulannya. 4. Melakukan penyaluran ZIS melalui program-program yang direncanakan dengan seksama sesuai ketentuan syariah sehingga tepat sasaran, kebutuhan dan waktu, serta dapat dipertanggungjawabkan secara berkala dengan baik dan terukur. 5. Menyusun rencana dan melakukan pengembangan pengelolaan ZIS. G. Penyaluran Dana ke Nomor Rekening ZIS 1. Zakat 1) Bank Muamalat cabang Pasuruan, Nomer Rekening 712 000 1507 2) Bank Syari’ah Mandiri, Nomer Rekening 700 76 2828 7 2. Infaq dan Sadaqah 1) Bank Muamalat cabang Pasuruan, Nomer Rekening 712 0000 637 H. Kantor Layanan LAZISMU kota Pasuruan Kantor layanan lazismu kota pasuruan terletak di Jl. KH. Wachid Hasyim 202, Pasuruan Jawa Timur, kompleks masjid Darul Arkoq Pasuruan. Nomor telp (0343) 412673/7799853,FAX. (0343) 419548. Alamat Email:
[email protected]. facebook:Lazismu Kota Pasuruan,Website: www.lazismukotapasuruan.net.tc/ www.lazismukota pasuruan.com I. Dari hasil penelitian terhadap data yang diperoleh jumlah pemasukan dana ZIS di LAZISMU kota Pasuruan pada tahun 2011, 2012 dan 2013 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: No
Jenis Dana
Tahun 2011
2012
2013
1
Zakat
366,614,508.00
245,614,301.00
127,672,061.00
2
Infaq
7,908,650.00
245,614,900.00
31,888,350.00
3
Shodaqoh
2,604,100.00
3,720,000.00
8,197,500.00
32
Dari hasil keseluruhan perolehan dana ZIS pada tahun 2011,2012 dan 2013 bahwa dana pemasukan zakat memperoleh hasil yang paling banyak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat kota pasuruan akan kewajiban berzakat bagitu besar. Dengan besarnya dana zakat ini diharapkan dapat membantu para asnaf dalam meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik. Karena pada hakikatnya zakat ini jika digali lebih dalam lagi akan membuahkan hasil maksimal dalam membantu suatu negara untuk mengentas kemiskinan yang melanda di kalangan masyarakat. D. Kesimpulan Pemberdayaan ekonomi suatu hal yang harus dilakukan suatu wilayah, karena dengan adanya pemberdayaan ekonomi ini perubahan menjadi lebih baik semakin dekat. Seperti pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh LAZISMU Kota Pasuruan. 1. Dengan adanya program-program yang sudah berjalan maka dapat dilihat bahwa LAZISMU ini sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari table di depan bahwa antara jumlah pemasukan dan pengeluaran dana ZIS yang relevan sesuai dengan syari’at islam. Jumlah dana pemasukan yang banyak ini menandakan bahwa masyarakat kota pasuruan mayoritas sudah mengetahui akan kewajiban berzakat. Mereka sadar akan pendapatan yang diperoleh 2,5 % adalah milik orang lain. Dalam artian 2,5 % harta merekan wajib diberikan kepada orang-orang yang berhak menerima zakat. 2. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa masyarakt kota Pasuruan selain berzakat juga mengelurkan infaq dan shodaqoh. Ini membuktikan tingkat kesadaran akan bershodaqoh mereka yang kuat. Hal tersebut tidak lepas dari peran LAZISMU dalam upaya meningkatan kesadaran dalam berzakat, infaq dan bershodaqoh. Tingkat loyalitas yang baik juga terdapat antara keduanya. Ini membuktikan bahwa hubungan baik antara LAZSIMU, mustahiq dan muzakki berjalan dengan harmonis.
33
DAFTAR PUSTAKA Chapra, M.Umer (1999) Islam dan Tantangan Ekonomi, cet.1; Surabaya: Risalah Gusti. Departemen Agama RI (2004). Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: PT Syaamil Cipta Media. Hasan, Sofyan ( 1993) Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Surabaya: Al-Ikhlas Hafiduddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani Press, 2002 Huda, M.Masrur (2012) Syubhat Zakat, Cet.1;Solo: Tinta Medina Harniawati (2006) Risalah Fiqih Islam, Cet.1; Surabaya: BINTANG USAHA JAYA http://www.islam2u.net/index.php?option=com_content&view=article&id=402:kelebih an-oran-gyang-bersedekah&catid=27:fadhilat-amal&Itemid=62 http://fikrismkn1cjr.blogspot.com/2013/04/pengertian-infaq-dan-manfaatberinfaq_17.html Kuncoro, Mudrajat ( 2009) Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Cet.3;Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama LAZISMU Kota Pasuruan, Mata Hati. Pasuruan. Edisi Mei 2014 Labib (2006) Risalah Fiqih Islam, Cet.1; Surabaya: Bintang Usaha Jaya Muhammad (2002) Zakat Profesi, Wacana Pemikiran Zakat dalam Fiqh Kontemporer ( Jakarta : Salemba Diniyah) Mahmudi (2009) Sistem Akuntansi Organisasi Pengelola Zakat,Yogyakarta: P3EI Press Moleong, lexy (2002) Metodologi Peneitian Kualtatif, Cet.17;Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muhajir, Neong (96) Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin Nasution, Lahmudin, fiqih 1. Sugiyono (2008) Memahami Penelitian Kualitatif, Cet.4;Bandung:CV ALFABETA
34