ANALISIS PENGULANGAN KATA (REDUPLIKASI) DALAM ARTIKEL MOTIVASI DI WWW. ANDRIEWONGSO.COM
Skripsi Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia
Oleh : Desti Murtiani A2A006011
FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan sebenarnya penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun tanpa mengambil bahan hasil penelitian untuk suatu gelar atau diploma yang sudah ada di suatu universitas maupun hasil penelitian lain. Sejauh penulis ketahui, skripsi ini juga tidak mengambil bahan dari publikasi atau tulisan orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalam rujukan.
Desti Murtiani
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing,
Drs. Surono, S. U. NIP 195206171979031003
HALAMAN PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Program Strata 1 Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Pada tanggal : 11 September 2013
Ketua : Drs. Mujid Farihul Amin, M.Pd. NIP 19690218 199403 1 001 -----------------------------------------Anggota I Drs. Suharyo, M. Hum. NIP 19610710 198903 1 003 -----------------------------------------Anggota II Drs. Surono, S. U. NIP 19520617 197903 1 003 ------------------------------------------
Ketua Jurusan Sastra Indonesia
Drs. Suharyo, M. Hum. NIP 19610710 198903 1
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Mari tetap bersemangat. Bukan sekadar pembuktian diri karena sebuah tanda lulus atau gelar semata, tetapi lebih dari itu, untuk meningkatkan kualitas kita. Karena sejatinya hidup adalah aktualisasi diri. Hidup adalah proses belajar dan berjuang tanpa batas.
(Andrie Wongso)
PERSEMBAHAN Kupersembahkan tulisan ini untuk Kedua orang tua yang tercinta, Kedua kakak saya, dan suami saya tercinta, serta Para sahabat yang telah memberi semangat.
KATA PENGANTAR
Segala puja hanya milik Allah SWT penguasa alam semesta yang menggenggam jiwa-jiwa ini. Tidak ada kata yang terbaik selain mengucapkan syukur atas nikmat yang telah Allah berikan. Atas izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan karya kecil ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada nabi akhirul zaman, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang masih senantiasa teguh berada di jalan perjuangan beliau hingga akhir zaman. Proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak telah membantu penulis. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Agus Maladi Irianto, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang; 2. Drs. Suharyo, M. Hum.,
selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro; 3. Drs. Redyanto Noor, M. Hum., selaku dosen wali yang memberi dukungan penuh; 4. Drs. Surono, S.U., sebagai pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan, dan pengarahan dalam pembuatan skripsi ini; 5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang; 6. Staf administrasi dan karyawan perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya atas pelayanan yang diberikan selama penulis menjadi mahasiswa;
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan sepenuhnya dalam penyelesaian studi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro; 8. Kakak-kakakku yang juga memberikan dukungan semangat. 9. Arif Septian Priasthadi, belahan jiwa yang selalu memberi dorongan semangat dan doa; 10. Teman Sastra Indonesia 2006 yang tidak disebutkan satu per satu; Kesempurnaan hanyalah milik Allah semata dan penulis tidak mungkin sanggup merenggut kesempurnaan itu dari tangan-Nya. Segala bentuk kesalahan semata hanyalah kebodohan penulis. Meski tidak sempurna, semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Semarang, Agustus 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ........ ……………………………………………………………..x DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….. . xi INTISARI………………………………………………………………………......xii BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A.
Latar Belakang..................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C.
Tujuan penelitian ................................................................................. 5
D.
Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
E.
TinjauanPustaka …………………………………………………. .... 6
F.
Sumber Data…………………………………………………..…… 7
G.
Metode dan Teknik Penelitian……………………………….… ........ 7 1. Tahap PengumpulanData ………………….………………….…7 2. TahapAnalisisData……………………………….……...………8 3. Tahap Penyajian Hasil Analisis Data………………………........9
H.
Sistematika Penulisan……………………… ....... ………………….10
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 12 A.
Pengantar ........................................................................................... 12
B.
Konsep Reduplikasi ........................................................................... 12
C.
Jenis Kata Ulang ................................................................................ 14
D.
Bentuk Dasar Kata Ulang .................................................................. 21
E.
Makna Kata Ulang ............................................................................. 22
BAB III
ANALISIS BENTUK DAN MAKNA REDUPLIKASI
DALAM
ARTIKEL MOTIVASI ……………….......................................................30 A.
Pengantar ........................................................................................... 30
B.
Bentuk Reduplikasi dalam Artikel Motivasi oleh Andrie Wongso ... 31
1. Pengulangan Seluruh atau utuh………………………...........….31 2. Pengulangan Sebagian / Dwipurwa…………………………….34 3. Pengulangan Dwilingga Salin Swara / Perubahan Bunyi………36 4. Pengulangan yang Berkombinasi dengan Proses Pembubuhan Afiks C.
Makna
Reduplikasi
……………………............................37 dalam
Artikel
Motivasi
oleh
Andrie
Wongso………………………… .............. …………………………43 BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 51 A.
Simpulan ............................................................................................ 51
B.
Saran .................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 54 LAMPIRAN.............................................................................................................. 56
DAFTAR TABEL
Tabel : Tabel 1. Bentuk Reduplikasi seluruh pada artikel motivasi oleh Andrie Wongso Tabel 2. Reduplikasi Dwipurwa atau pengulangan sebagian dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso Tabel 3. Reduplikasi Dwilingga Salin Swara dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso Tabel 4. Bentuk Reduplikasi berafiks atau berimbuhan pada artikel motivasi oleh Andrie Wongso
DAFTAR SINGKATAN
R
: Reduplikasi
INTISARI
Murtiani, Desti. 2013. ― Analisis Pengulangan Kata (Reduplikasi) Dalam Artikel Motivasi di Www. Andriewongso.Com‖. Semarang: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Pembimbing: Drs. Surono, S.U Kata Kunci : Reduplikasi (Pengulangan kata), Artikel Motivasi, Andrie Wongso Penelitian tentang reduplikasi tidak hanya ditemukan dalam dialek bahasa daeah tetapi melalui sebuah artikel dapat juga ditemukan proses reduplikasi seperti pada artikel motivasi oleh Andrie Wongso edisi November 2012- November 2013. Artikel motivasi oleh Andrie Wongso berisi tentang beberapa artikel yang masih menggunakan beberapa reduplikasi dalam artikelnya sehingga tidak heran jika artikel ini layak untuk diteliti. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh deskripsi tentang proses reduplikasi, mengetahui bentuk-bentuk reduplikasi, dan memahami makna yang terkandung dalam reduplikasi tersebut.. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis linguistik struktural dengan tiga tahapan, yaitu: tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian analisis data. Berdasarkan bentuk reduplikasi atau kata ulang dalam artikel ini ditemukan empat jenis reduplikasi yaitu berupa 1). kata ulang utuh, 2). kata ulang sebagian, 3). kata ulang yang mengalami perubahan fonem dan 4). kata ulang berafiks atau berimbuhan atau kata ulang yang mendapatkan imbuhan baik awalan, akhiran, ataupun sisipan kata dan mengalami proses pengulangan Kata yang termasuk reduplikasi, yang berhasil diinventari berjumlah, dwilingga sebanyak 35 kata, dwipurwa sebanyak 7 kata, dwlingga salin suara sebanyak 2 kata, dan reduplikasi berkombinasi afiksasi sebanyak 28 kata. Makna yang dibentuk dalam proses reduplikasi ini memiliki 9 jenis kata yang menyatakan makna dari bentuk masing-masing reduplikasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi bertujuan agar dalam penyampaian gagasan dapat dilakukan secara efesien dan efektif. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki untuk dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah kemampuan dalam pembentukan kata Bahasa yang dipergunakan tidak hanya dalam bentuk lisan dalam komunikasi tetapi bahasa dapat diperoleh melalui tulisan baik dari artikel, wacana, novel, puisi dan sebagainya, serta penggunaan bahasa juga beragam dari penggunaan bahasa formal dan non-formal. Setiap bahasa sebenarnya mempunyai kesamaan dalam hal tata bunyi, tata bentuk, tata kata, tata makna tetapi karena berbagai faktor terdapat dalam masyarakat pemakai bahasa itu, seperti pendidikan, agama, bidang kegiatan, profesi, serta latar belakang budaya daerah, maka bahasa itu menjadi tidak seragam benar. Bahasa itu menjadi beragam (Chaer, 2006: 3). Artikel merupakan karangan ilmiah yang dibuat seseorang untuk dimuat di media masa maupun elektronik. Artikel yang ditulis untuk kepentingan penyaluran kreatifitas tertentu, dengan memakai pendekatan nilai dan norma artistik budaya/ seni. Kemasan artistik mendominasi wilayah pengucapan penulis. Antara ide dan gaya dapat dipadukan, dan menjadi
penulisan yang utuh. Artikel sekarang tidak hanya dapat ditemukan dalam media masa tetapi artikel juga ditemukan dalam situs internet. Menurut KBBI (2001: 66) definisi artikel adalah
(1) karya tulis
lengkap, misal laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dsb; (2) Hak bagian undang-undang atau peraturan yg berupa ketentuan; pasal; (3) unsur yg dipakai untuk membatasi atau memodifikasi nomina, misal the dl bahasa Inggris. Artikel Motivasi di situs www. andriewongso.com adalah kumpulan artikel yang berisi motivasi atau penyemangat kepada pembaca baik dalam permasalahan cinta, keuangan, pekerjaan,keluarga dan sebagainya. Artikel motivasi dapat diakses melalui www. andriewongso.com dan juga dapat diperdengarkan melalui stasiun radio Imelda FM Semarang dalam program inspirasi pagi. Artikel ini
memuat beberapa kisah cerita atau pengalaman
seseorang, percintaan baik cerita bahagia mapun duka atau sedih. Artikel ini bertujuan agar pembaca dapat menikmati motivasi dan mendapatkan inspirasi untuk mengawali rutinitas sehari-hari dari cerita yang disajikan. Penyajian kata dalam artikel ini banyak terdapat kata-kata bijak dan secara tidak langsung mempengaruhi pembaca memahami kesimpulan yang didapatkan dalam motivasi. Artikel berupa pengalaman dari andrie wongso sendiri tetapi juga pengalaman seseorang dari luar negeri yang disadur dalam bahasa Indonesia. Dalam artikel motivasi masih terdapat bentuk kata dalam kalimat cerita yang disajikan melalui situs www. andriewongso.com yaitu pengulangan kata atau reduplikasi. Penggunaan objek artikel motivasi dari www. andriewongso.com
terdapat beberapa jenis reduplikasi dalam satu artikel sehingga penelitian reduplikasi tidak hanya dapat diteliti dari membandingkan bahasa daerah satu dengan yang lain tetapi reduplikasi juga dapat ditemukan dalam sebuah artikel. Kata ulang atau reduplikasi adalah proses pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya atau sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 2001:64). Reduplikasi atau bentuk pengulangan dalam bahasa Indonesia yang terjadi pada tataran fonologis, morfologis, maupun tataran sintaksis. Menurut Muslich 1990:48) berpendapat bahwa proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. Sedangkan Kridalaksana (1983: 143) menjelaskan bahwa reduplikasi adalah suatu proses dan hasil pengulanganya satuan bahasa sebagai alat fonologis dan gramatikal. Dengan melihat konsep di atas, dalam konteks ilmu bahasa, reduplikasi termasuk dalam kajian morfologi karena reduplikasi memiliki status yang sama dengan proses pembentukan kata dalam morfologi, sebagaimana afiksasi dan penjamakan kata (kompositam) (Keraf: 1983: 120) . Berdasarkan definisi pengulangan kata menurut beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun secara sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak dan menjadi satuan bahasa sebagai alat fonologis dan gramatikal serta merupakan kajian dari morfologi.
Contoh reduplikasi yang terdapat dalam artikel motivasi‖;
(1). Rupanya seiring dengan bertambahnya usia, anak-anak ingin kamar tidur terpisah…….. (Piagam Ibu) (2) Mereka bersama-sama mengangkat, menggeser, ………….. (Piagam Ibu) Kalimat (1) bentuk pengulangan kata terdapat pada anak-anak. Kata Dasar dari morfem anak yang mengalami bentuk reduplikasi atau pengulangan kata pronominal menjadi anak-anak. Makna atau fungsi reduplikasi menyatakan banyak tak tertentu. Sedangkan kalimat (2) merupakan pengulangan kata terdapat dalam bersama-sama. Bentuk kata bersama-sama merupakan kata dasar dari sama yang memeperoleh imbuhan –ber sehingga menjadi bersama-sama. Bersama-sama mempunyai makna saling atau pekerjaan yang berbalasan. Melihat keunikan reduplikasi tersebut, penulis tertarik untuk membahas reduplikasi dalam penelitian ini. Pembahasan akan difokuskan pada bentuk, makna, dalam pembentukan reduplikasi pada artikel motivasi. Selain itu, kajian tentang reduplikasi di Fakultas Ilmu Budaya jarang dilakukan
penelitian
tersebut.
B. Rumusan Masalah Sebuah
penelitian
sangat
perlu
adanya
pembatasan
masalah.
Pembatasan masalah dilakukan agar tidak terlalu luas ruang lingkupnya sehingga penelitian dilakukan secara sistematik dan terperinci. Hal ini akan
membantu dan mempermudah penelitian. Adapun masalah dalam penelitian ini hanya dibatasai pada pengulangan kata dalam artikel motivasi ―Inspirasi Pagi‖ di www. andriewongso.com edisi November 2012-Maret 2013. Bertitik tolak dari alasan tersebut, maka peneliti akan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan:
1.
Bagaimanakah bentuk kata ulang dalam artikel motivasi di www. andriewongso.com?
2.
Bagaimanakah makna kata ulang dalam
artikel motivasi di www.
andriewongso.com?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan cara sebagai berikut: 1.
Mendeskripsikan bentuk bentuk kata ulang dalam artikel motivasi
di
www. andriewongso.com 2.
Mengidentifikasi ciri makna kata ulang artikel motivasi di www. andriewongso.com?
D. Manfaat Penelitian Suatu peristiwa ilmiah harus mampu memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a. Sebagai bahan rujukan untuk bahan penelitian selanjutnya tentang penggunaan reduplikasi dalam artikel
b. Sebagai sumber informasi atau rujukan untuk meningkatkan pemahaman
tentang bentuk-bentuk, jenis dan fungsi proses reduplikasi.
2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Bahasa Indonesia dan dapat digunakan sebagai gambaran penelitian bahasa di masa mendatang. b. Bagi mahasiswa lain, yang meneliti permasalahan yang sama, yakni mengetahui proses reduplikasi dalam kata..
E. Tinjauan Pustaka Melalui penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan pengulangan kata (reduplikasi) dalam artikel motivasi. Penelitian ini lebih menekankan pada reduplikasi morfologis. Adapun penelitian sebelumnya yang dinilai cukup relevan dengan penelitian ini antara lain dilakukan oleh Purniasih (2008) yang meneliti ―Morfofonemik Reduplikasi Bahasa Indonesia‖. Penelitian ini berisi tentang morfofonemik reduplikasi bedasarkan perubahan-perubahan fonem dan memperoleh deskripsi morfofonemik dan reduplikasi, mengetahui bentukbentuk morfofonemik reduplikasi, mengetahui perbedaan makna antara morfofonemik redupliasi dengan reduplikasi yang lain, dan kaidah-kaidah morfofonemik reduplikasi dalam bahasa Indonesia. Penelitian lain yang menyangkut dengan hubungan reduplikasi dilakukan oleh Avid Setyowati (2008) dengan judul ‖ Interferensi Morfologi dan Sintaksis Bahasa Jawa dalam Bahasa Indonesia pada Kolom ‖Piye ya?‖
Harian Suara Merdeka. Penelitian ini memiliki kaitan dengan reduplikasi walaupun pokok masalah dengan interferensi dalam bahasa jawa. Jenis kata ulang yang terdapat dalam penelitian ini adalah kata ulang berimbuhan atau bersambungan dan kata ulang berubah bunyi atau Dwilingga Salin Swara.
F. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah sumber tulis, yaitu berupa teks. Teks dalam penelitian ini berupa artikel motivasi di www. andriewongso.com edisi November 2012- Maret 2013 yang terdiri dari 28 buah artikel. Wujud data dalam penelitian ini diambil dari kata atau kalimat berbahasa Indonesia yang diduga mengandung pengulangan kata (reduplikasi) dalam kumpulan artikel di situs internet tersebut. Pengambilan data ini dipilih dengan pertimbangan dan tujuan sebagai berikut: kolom ini banyak ditemukan pengulangan kata (reduplikasi). G. Metode dan Teknik Penelitian Metode adalah cara kerja untuk memahami suatu objek yang bersangkutan. Teknik adalah jabaran dari metode tersebut sesuai dengan alat dan sifat alat yang dipakai. Tahapan atau urutan penggunaan teknik disebut prosedur (Sudaryanto, 1992:11). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif tersebut digunakan mengingat tujuan penelitian ini ingin menggambarkan tentang pemakaian reduplikasi kata dalam artikel motivasi. Oleh karena itu, pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan linguistik deskriptif.
Penelitian tentang Pengulangan kata (reduplikasi) artikel motivasi di www. andriewongso.com meliputi tahapan sebagai berikut: 1.
Tahap Pengumpulan Data Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode
simak. Metode ini dilakukan dengan cara membaca dan memahami artikel. Langkah-langkah yang digunakan peneliti pada tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut: Langkah pertama adalah mengumpulkan data, setelah semua data terkumpul kemudian data yang ada tersebut diperiksa dengan cara membaca dan memahami artikel secara berulang-ulang. Langkah kedua adalah seleksi data, semua data yang sudah diperiksa, teknik catat yaitu dengan mencatat kata atau kalimat yang ada pada sumber data. kemudian peneliti mengidentifikasikan bentuk pengulangan kata (reduplikasi) yang terdapat pada objek data serta menandai kata atau kalimat yang mengandung bentuk-bentuk Pengulangan kata (reduplikasi), dilanjutkan dengan mencatatat serta memberi nomor pada kata atau kalimat yang sudah ditandai tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penulis dalam mencari dan mengelompokkan data. Langkah ketiga yaitu pengelompokkan data. Data yang sudah diseleksi kemudian dikelompokkan menjadi satu. Pengelompokan data didasarkan pada bentuk pengulangan kata (reduplikasi) morfologi. 2.
Tahap Analisis Data
Data
yang
sudah
terkumpul,
kemudian
dianalisis
dengan
menggunakan metode agih Metode agih adalah metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto dalam Kesuma, 2007: 47).
Adapun teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik ulang yaitu dengan cara mengulang satuan lingual tertentu. Guna teknik ini adalah untuk adalah untuk mengetahui kejatian atau identitas satuan lingual tertentu. Dalam bahasa Indonesia dikenal adanya bentuk Rumah >> rumah-rumah (jamak) Makan >> makan-makan (perbuatan yang tak pasti) Cantik >> cantik-cantik (semuanya cantik) 3.
Tahap Penyajian Hasil Analisis Data Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode informal. Penyajian informal yaitu berupa rumusan dengan menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993:144-159). Alasan digunakannya metode informal dalam penyajian hasil analisis karena penelitian ini bersifat deskriptif. Maksudnya pendeskripsian dari dari gejala atau keadaan yang terjadi pada objek data penelitian. Pengulangan kata (reduplikasi) diungkapkan secara apa adanya berdasarkan pada data, sehingga hasil perian ini benar-benar merupakan suatu fenomena bahasa yang sesungguhnya. Data yang sudah dianalisis kemudian diberi penjelasan di bawahnya mengenai jenis pengulangan kata (reduplikasi), analisis dan sumber data. H. Sistematika Penulisan
BAB I
Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sumber Data, Metode dan Teknik Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan teori yang menyajikan teori-teori yang digunakan dalam penganalisisan penelitian ini. BAB III Pembahasan yang merupakan analisis data tentang pengulangan kata (reduplikasi) artikel motivasi di www. andriewongso.com BAB IV Penutup yang berisi Simpulan dan Saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengantar Sebelum dibahas beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kata ulang seperti yang telah diuraikan tersebut berikut akan disampaikan pengertian-pengertian tentang kata ulang, ciri-ciri kata ulang, jenis-jenis kata ulang, serta makna kata ulang yang terkandung dalam artikel motivasi di www. andriewongso.com Artikel karya andrie wongso memuat tentang cerita yang berasal dari kisah nyata maupun pengalaman seseorang yang dapat memotivasi dalam menjalani kehidupan, artikel dapat dibaca melalui website di www. andriewongso.com dan juga dapat diperdengarkan melalui radio Imelda FM dalam program inspirasi pagi Dari artikel tersebut yang disadur melalui website, peneliti tertarik untuk menganalisis tentang reduplikasi atau pengulangan kata yang digunakan artikel-artikel tersebut. B. Konsep Reduplikasi Secara sederhana, reduplikasi diartikan sebagai proses pengulangan. Hasil dari proses pengulangan itu dikenal sebagai kata ulang (Sutanyaya, 1997: 130). Selanjutnya Kridalaksana menjelaskan bahwa reduplikasi adalah suatu proses dan hasil pengulangannya satuan bahasa sebagai alat fonologis dan gramatikal (1983: 143). Ahli lain, Ramlan mengatakan bahwa proses pengulangan atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak (1983:
55). Hasil pengulangan tersebut disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Selanjutnya, Keraf dalam bukunya mengatakan, kata-kata ulang disebut reduplikasi (1980: 119). Istilah ini digunakan dalam tata bahasa pertama berdasarkan bentuk perulangan dalam bahasa barat, jadi bahasa Indonesia konsepsi sendiri tentang kata ulang. Dari pendapat kedua ahli tersebut di atas, jelas tergambar bahwa konsep reduplikasi (proses pengulangan kata) berhubungan dengan kata (termasuk perubahan bunyi kata), fungsi dan makna kata, karena disebutkan berhubungan dengan gramatika. Menurut Abdul Chaer, pengulangan atau reduplikasi merupakan alat morfologi yang produktif di dalam pembentukan kata (2006:286). Pengulangan ini dapat dilakukan terhadap kata dasar, kata berimbuhan, maupun kata gabung. Kata yang terbentuk sebagai hasil dari proses pengulngan ini biasa dikenal dengan nama kata ulang. Sedangkan Muslich berpendapat bahwa proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak (1990:48). Sementara itu Solichi menyatakan proses reduplikasi yaitu pengulangan satuan gramatikal, baik selurunya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak (1996:9). Hasil pengulangan disebut kata ulang, satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Keraf menyebutkan empat macam reduplikasi atau pengulangan, yaitu pengulangan dwipurwa, dwilingga, dwilingga salin suara, dan perulangan atau ulangan berimbuhan (1991: 149).
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai definisi kata ulang tersebut dapat disimpulkan bahwa proses reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagaian, baik dengan variasi fonem maupun tidak yang menghasilkan kata baru yang dilakukan terhadap kata dasar, kata berimbuhan, maupun kata gabung yang di sebut kata ulang. C. Jenis Kata Ulang Dilihat dari hasil pengulangan itu dapat dibedakan adanya empat macam kata ulang, yaitu (1) kata ulang utuh atau murni, (2) kata ulang berubah bunyi, (3) kata ulang sebagian, dan (4) kata ulang berimbuhan (Abdul Chaer, 2006:286). Seperti: 1.
Kata ulang murni adalah kata ulang yang baian perulangannya sama
dengan kata dasar yang diulanginya. Contoh: rumah-rumah
2.
→(bentuk dasar : rumah)
Makan-makan
→(bentuk dasar : makan)
Cepat-cepat
→(bentuk dasar: cepat)
Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang bagian perulangannya
terdapat perubahan bunyi, baik bunyi vocal maupun konsonan. Contoh : perubahan vocal : bolak-balik Larak-lirik Tindak-tanduk Serba-serbi Kelap-kelip Perubahan konsonan: sayur-mayur
Lauk-pauk Ramah-tamah cerai berai 3.
Kata ulang sebagian, yaitu kata ulang yang perulanganya hanya terjadi
pada suku kata awalnya saja dan disertai dengan penggantian vocal suku pertama itu dengan bunyi é pepet. Contoh:
leluhur → bentuk dasar : luhur Lelaki →bentuk dasar : laki tetangga→bentuk dasar : tangga peparu→bentuk dasar: paru tetumbuhan→bentuk dasar : tumbuhan
4.
Kata ulang berimbuhan, yaitu kata ulang yang disertai dengan pemberian
imbuhan. Menurut proses pembentukanya ada tiga macam kata ulang berimbuhan, yaitu: a.
Sebuah kata dasar mula-mula diberi imbuhan, kemudian baru diulang.
Umpamanya pada kata dasar atur, mula-mula diberi akhiran –an sehingga menjadi aturan. Kemudian kata aturan ini diulang sehingga menjdai aturan-aturan. Contoh lain:
Bangunan-bangunan Kegiatan-kegiatan Pemimpin-pemimpin Pembongkaran-pembongkaran Peraturan-peraturan
b.
Sebuah kata dasar mula-mula diulang, kemudian baru diberi imbuhan.
Umpamanya kata lari mula-mula diulang sehingga menjadi lari-lari. Kemudian kara lari-lari diberi awalan ber- sehingga menjadi berlari-lari. Contoh lain:
melihat-lihat Melompat-lompat Membolak-balik Mengharu-birukan
c.
Sebuah kata dasar diulang dan sekaligus diberi imbuhan. Umpamanya
pada kata dasar hari sekaligus diulang dan diberi awalan ber- sehingga menjadi bentuk berhari-hari. Contoh lain:
berton-ton Bermil-mil Bermeter-meter Berkubik-kubik Berbulan-bulan
Ahli lain, Ramlan membagi kata ulang (Reduplikasi) menjadi empat bagian (1983: 55) : 1.
Pengulangan seluruh Pengulangan seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa
perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses perubahan afiks. Contoh :
sepeda sepeda-sepeda buku buku-buku kebaikan kebaikan-kebaikan
2.
Pengulangan sebagian Pengulangan sebagian adalah pengulangan sebagian dari bentuk
dasarnya, dengan kata lain bentuk dasar tidak diulang seluruhnya. Contoh :
lelaki bentuk dasar laki tetamu bentuk dasar tamu beberapa bentuk dasar berapa
Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, dalam golongan ini bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, maksudnya pengulangan itu terjadi bersama-sama dengan proses pembubuhan afiks dan bersama-sama pula mendukung satu fungsi. Contoh :
kereta-keretaan bentuk dasar kereta gunung-gunungan bentuk dasar gunung
3. Pengulangan dengan perubahan fonem Kata ulang yang perubahannya termasuk sebenarnya sangat sedikit. Contoh :
gerak gerak-gerik robek robak-rabik serba serba-serbi
Sedangkan menurut Muslich, Jenis pengulangan didasarkan pada bagaimana bentuk dasar kata ulang itu diulang (2010: 52). Berdasarkan hasil penelitian, ternyata dalam bahasa Indonesia ada empat jenis pengulangan, yaitu (1) pengulangan seluruh, (2) pengulangan sebagian, (3) pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks, dan (4) pengulangan dengan perubahan fonem.
1.
Pengulangan seluruh Yang dimaksud dengan pengulangan seluruh ialah pengulanagan
bentuk dasar secara keseluruhan, tanpa berkombinasi dengan pembubuhan afiks dan tanpa fonem. Misalkan dapat dilihat pada table berikut: Bentuk Dasar
Hasil Pengulangan Seluruh
Batu
Batu-batu
Sembilan
Sembilan-sembilan
Persatuan
Persatuan-persatuan
Pembangunan
Pembangunan-pembangunan
Satuan
Satuan-satuan
Dari contoh-contoh di atas terlihat bahwa bentuk dasar dari pengulangan seluruh ada yang bermorfem tunggal (misalnya batu, Sembilan) dan ada yang bermorfem kompleks (misalnya peraturan, pembangunan, dan satuan). 2.
Pengulangan Sebagian Pengulangan sebagian ialah pengulangan bentuk dasar secara sebagian,
tanpa perubahan fonem. Sebagai contohnya, lihatlah tabel berikut: Bentuk Dasar
Hasil Pengulangan Sebagian
Memanggil
Memanggil-manggil, memanggil
3.
Menulis
Menulis-nulis
Mengukur
Mengukur-ukur
Pengulangan yang berekombinasi dengan Pembubuhan Afiks
panggil-
Yang dimaksud dengan pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan
afiks
ialah
pengulangan
bentuk
dasar
disertai
dengan
penambahan afiks secara bersama-sama atau serentak dan bersama-sama pula mendukung satu arti. Didalam bahasa Indonesia ada beberapa imbuhan yang dapat bergabung secara bersama-sama dengan pengulangan bentuk membentuk satu arti, yaitu (-an), (ke-an), dan (se-nya). Misalnya terlihat pada table berikut: Bentuk Dasar
Pengulangan dan pembubuhan afiks
Hasil pengulangan
Rumah
+(pengulangan)-an
= rumah-rumahan
Kuda
+(pengulangan)-an
= kuda-kudaan
Kuning
+ke- (pengulangan)-an
=
kekunimg-
kuningan
Dari contoh di atas, telihat bahwa umumnya bentuk dasar pengulanagan sebagian berupa morfem
kompleks
yang berafiks. Selain itu, ada
kecenderungan pula bahwa yang diulang hanya bentuk asalnya, yaitu bentuk yang belum mengalami proses morfologis, misalnya warna, kmas, tunjuk, satu, tulis, ukur dan sebagainya. 4.
Pengulangan dengan perubahan fonem Yang
dimaksud
dengan
pengulangan
perubahan
fonem
ialah
pengulangan bentuk dasar dengan disertai perubahan fonem. Pengulangan jenis ini sudah tidak produktif lagi dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi,
berdasarkan hasil perbandingan, masih dapat dibuktikan bahwa pengulangan jenis ini memang ada dalam bahasa Indonesia. Misalya, kata ulang gerak-gerik. Telah diketahui bahwa kata ulang itu terbentuk dasar gerak setelah dibandingkan dengan bentuk-bentuk, misalnya menggerakkan, digerakkan, penggerakkan, bergerak, dan pergerakan. Keraf (1991:149) mengatakan bahwa macam-macam kata ulang berdasarkan strukturnya, bentuk ulang dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi empat macam yaitu : 1. Pengulangan Dwipura Pengulangan dwipura adalah pengulangan yang dilakukan atas suku kata pertama dari sebuah kata. Dalam bentuk pengulangan macam ini, vokal suku kata awal yang diulang mengalami pelemahan karena pengulangan ini menghasilkan satu suku kata tambahan. Sehingga vokal suku kata baru ini diperlemah. Kata-kata yang mengalami pengulangan dwipura antara lain : tanaman > tatanaman > tetanaman tangga > tatangga > tetangga tamu > tatamu > tetamu 2. Pengulangan Dwilingga Dwilingga adalah bentuk dasar. Karena itu, bila sebuah bentuk dasar mengalami pengulangan seutuhnya maka pengulangan ini disebut pengulangan dwilingga. Lingga yang diulang dapat berupa kata dasar atau kata turunan. Misalnya : rumah > rumah-rumah
buah > buah-buahan anak > anak-anak 3. Pengulangan Dwilingga Salin – Suara Pengulangan dwilingga salin – suara adalah semacam pengulangan atas seluruh bentuk dasar, namun terjadi perubahan bunyi pada salah satu fonemnya atau lebih. Misalnya :
gerak – gerik > gerak – gerik porak – porak > porak – parik 4. Pengulangan Dwilingga Berimbuhan Pengulangan dwilingga berimbuhan adalah salah satu variasi lain dari pengulangan dwilingga, namun pada salah satu atau bentuk lingga atau bentuk dasarnya mendapat imbuhan.Misalnya : bermain-main memukul-mukul berjalan-jalan Dari pemerian reduplikasi dalam bahasa Indonesia di atas ternyata hanya satu,
yaitu pendapat Ramlan yang secara eksplisit (formal)
menggunakan kriteria penggolongan atau penjenisan reduplikasi, sedangkan selebihnya dinyatakan secara implisit. D. Bentuk Dasar Kata Ulang Ramlan (2001 : 65) mengatakan bahwa setiap kata memiliki satuan yang diulang, sehingga sebagian kata ulang dengan mudah dapat ditentukan
bentuk dasarnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa tidak semua kata ulang dengan mudah ditentukan bentuk dasarnya, sehingga dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasar kata ulang, yaitu sebagai berikut: a. Pengulangan pada umumnya tidak dapat mengubah golongan kata. Contoh : berkata –kata (kata kerja) bentuk dasarnya berkata (kata kerja) gunung – gunung (kata nominal) bentuk dasarnya gunung (kata nominal) cepat – cepat (kata sifat) bentuk dasarnya cepat (kata sifat) sepuluh –puluh (kata bilangan) bentuk dasarnya sepuluh (kata bilangan) b. Bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Contoh : mengata-ngatakan : bentuk dasarnya mengatakan, bukan mengata menyadar-nyadarkan : bentuk dasar menyadarkan, bukan menyadar berdesak-desakan : bentuk dasarnya berdesakan, bukan berdesak E. Makna kata ulang Pengulangan kata berfungsi membentuk kata-kata tertentu yang sesuai untuk digunakan dalam suatu ujaran. (Abdul Chaer, 2006:288). Sedangkan makna yang didapat sebagai hasil proses pengulangan itu, anatara lain: 1.
Pengulangan
untuk
mendapatkan
dilakukan terhadap kata benda umum.
makna
‗banyak,
semua,seluruh‘
Contoh: murid-murid harus memakai seragam. (murid-murid artinya ‗semua murid) 2.
Pengulangan untuk mendapatkan makna ‗banyak dan bermacam-macam‘
dilakukan terhadap. a.
Kata benda yang banyak jenisnya dalam bentuk kata ulang ber- akhiran – an Contoh:
Di pasar Minggu banyak dijual orangbuah-buahan. Buah-buahan artinya banyak dan bermacam-maam buah.
b.
Kata benda tertentu dalam bentuk kata ulang berbunyi. Contoh: sayur-mayur didatangkan dari daerah Lembang Sayur-mayur artinya banyak dari berbagai macam sayur.
c.
Kata kerja tertentu dalam bentuk kata ulang berakhiran –an Contoh: - Goreng-gorengan ini dijual di warung itu. Goreng-gorengan artinya berbagai macam (panganan) yang digoreng.
3.
Pengulangan untuk mendapatkan makna‘banyak dengan ukuran yang
disebut kata dasarnya‘dilkukan terhadap: a.
Kata benda yang menyatakan satuan ukuran (panjang, berat,isiwaktu) dan nama-nama benda yang menjadi wadah sesuatu, dalam bentuk kata ulang berawalan berContoh; -
Bangunan ini menghabiskan berto-ton semen. Berton-ton artinya banyak (semen) yang dihitung dengan ton
b.
Kata bilangan yang menyatakan kelipatan sepuluh, dalam benyuk kata ulang berawalan berContoh:-
Beribu-ibu orang menderita akibat perang itu. Beribu-ibu artinya banyak (orang) yang dihitung dengan ribuan
4.
Pengulangan untuk mendapatkan makna‘banyak yang disebut kata
dasarnya‘ dilakukan terhadap kata sifat, dalam bentuk kata dasar murni. Contoh:
-Sungai di Kalimantan lebar-lebar Lebar-lebar artinya banyak yang lebar
5.
Pengulangan untuk mendapatkan makna ‗agak atau sediki bersifat‘
dilakukan terhadap; a.
Kata benda yang menyatakan warna dalam bentuk kata ulang berimbuhan gabung ke-an. Contoh: -warna mobil itu kehijau-hijauan Kehijau-hijauan artinya sedikit (berwana hijau)
b.
Kata benda yang dikenal dengan sifatnya dalam bentuk kata ulang berimbuhan gabung ke-an Contoh : Usianya sudah hamper dua puluh tetapi masih saja kekanakkanakan Kekanak-kanakan artinya sedikit bersifat seperti kanak-kanak.
6.
Pengulangan untuk mendapatkan makna ‗menyerupai‘ dilakukan terhadap;
a.
Kata benda, dalam bentuk kata ulang murni
Contoh ; Sebelum dia sempat memasang kuda-kuda perutnya telah kutendang. Kuda-kuda artinya sikap seperti dikap kuda. b.
Kata benda dalam bentuk kata ulang berakhiran –an. Contoh : Mobil-mobilan disenangi anak laki-laki. Mobil-mobilan artinya mainan yang menyerupai mobil(dalam ukuran kecil)
7.
Pengulangan untuk mendapatkan makna ‗benar-benar atau sungguh-
sungguh‘ dilakukan terhadap kata sifat, dalam bentuk kata ulang murni. Contoh:
Rentangkan tanganmu lurus-lurus Lurus-lurus artinya benar-benar lurus.
8.
Pengulangan untuk mendapatkan makna ‗walaupun, meskipun‘ dilakukan
terhadap kata sifat dan kata keja yang menyatakan keadaan, dalam bentuk kata ualang murni. Contoh:
Mentah-mentah dimakannya ubi itu. Mentah-mentah artinya walaupun mentah.
9.
Pengulangan untuk mendapatkan makna ‗berulang kali atau seringkali‘
dilakukan terhadap kata kerja dalam bentuk kata ulang berawalan me- atau berContoh :
Mereka menari-nari dengan gembira Menari-nari artinya berulang-ulang menari
10. Pengulangan untuk mendapatkan makna ‗saling atau berbalasan‘ dilakukan terhadap:
a.
Kata kerja dalam bentuk kata ulang dengan awalan me- pada unsure keduanya. Contoh : perkelahian itu dimulai dari ejek-mengejek di antara mereka Ejek-mengejek artinya saling mengejek.
b.
Kata kerja dalam bentuk kata ulang dengan akhiran-an, atau imbuhan gabung ber-an. Contoh: Mereka berkejar-kejaran dengan gembira Berkejar-kejaran artinya saling mengejar.
11. Pengulangan untuk mendapatkan makna‘ dilakukan tanpa tujuan atau hanya untuk bersenang-senang‘ dilakukan terhadap kata kerja tertentu, biasanya dalam bentuk kata ulang murni. Contoh:
Mari kita duduk-duduk di luar. Duduk-duduk artinya duduk dilakukan tanpa tujuan.
12. Pengulangan untuk mendapatkan makna ‗tentaang ayau hal‘ dilakukan terhadap beberapa kata kerja dalam bentuk kata ulang dengan awalan me- pada unsure kedua. Contoh:
Dalam hal jilid-menjilid dialah orangnya Jilid-menjilid artinya hal menjilid
13. Pengulangan untuk mendapatkan makna ‗kesamaan waktu‘ dilakukan terhadap kata kerja dalam bentuk kata ulan murni, biasanya digunakan pada awal kalimat. Contoh:
Pulang-pulang perutku lapar. Pulang-pulang artinya sewaktu pulang atau begitu pulang.
14. Pengulangan untuk mendapatkan makna‘ paling atau tidak ada melebihi lagi‘ dilakukan terhadap kata sifat, dalam bentuk: a.
Kata ulang berawalan se-, atau berimbuhan gabung se, -nya dan digunakan pada awal kalimat atau di muka kata benda. Contoh: Sepandai-pandainya tupai melompat ada kalanya jatuh juga. Sepandai-pandainya artinya bagaimanapun pandainya.
b.
Kata ulang berimbuhan gabung se-,-nya dan digunakan sebagai keterangan yang terletak di belakang kata benda. Contoh: Pilihlah pesil yang sebaik-baiknya. Sebaik-baiknya artinya yang paling baik
15. Pengulangan untuk mendapatkan makna‘dikerjakan asal saja‘ dilakukan terhadap kata kerja, dalam bentuk kata ulang berimbuhan gabung se-nya. Contoh:
Tembaklah sekena-kenanya. Sekena-kenanya artinya asal kena saja
16. Pengulangan untuk mendapatkan makna ‗seluruh atau sepanjang‘ dilakukan terhadap kata benda yang menyatakan waktu dalam bentuk kata ulang berimbuhan gabung se-,-an. Contoh;
Semalam-malaman kami tidak tidur karena ayah sakit. Semalam-malaman artinya sepanjang malam
17. Pengulangan untuk mendapatkan makna‘pernah atau lagi‘dilakukan terhadap beberapa kata kerja dalam bentuk kata ulang dan biasanya digunakan sesudah kata ingkar tidak. Contoh:
Sudah sejak minggu yang lalu dia tidak dating-datang.
Datang-datang artinya (tidak) pernah datang lagi. 18. Pengulangan untuk mendapatkan makna ‗terdiri dari yang disebut kata dasarnya‘dilakukan terhadap: a.
Kata bilangan asal dalam bentuk kata ulang murni Contoh: Mereka dibariskan tiga-toga di muka kantor. Tiga-tiga artinya setiap deret (barisan) terdiri dari tiga orang.
b.
Kata benda yang mempunyai ukuran (berat, panjang, luas, besar dan waktu) atau yang biasa dijadikan ukuran untuk benda lain, dalam bentuk kata ulang murni berawalan SE-. Contoh: Bahan pakaian itu dipotongny semester-meter. Semeter-meter artinya setiap potong panjangnya semeter.
19. Pengulangan untuk mendapatkan makna‘intensitas‘ dilakukan terhadap: a.
Kata sifat, dalam bentuk kata ulang murni yang digunakan sebagai keterangan predikat dalam kalimat. Contoh: Ikatlah keranjang ini kuat-kuat Kuat-kuat artinya sekuat mungkin
b.
Kata sifat dalam bentuk kata ulang berimbuhan gabung me-, -kan dan digunakan sebagai predikat dalam kalimat transitif.
Contoh:
Jangan mebesar-besarkan persoalan itu. Membesar-besarkan artinya menjadikan sangat besar.
20. Pengulangan untuk maksud menegaskan dilakukan terhadap kata ganti dan beberapa kata keterangan. Contoh:
Yang tidak setuju ternyata mereka-mereka juga
Mereka-mereka artinya hanya merekalah. Ramlan mengatakan bahwa makna reduplikasi atau pengulangan kata terbagi menjadi 11 bagian (2001 : 176). sebagai berikut:
1. Menyatakan makna ‗banyak yang berhubungan dengan bentuk dasar`. Contoh :
rumah itu sudah sangat tua rumah – rumah itu sudah sangat tua
Kata rumah dalam kalimat rumah itu sudah tua menyatakan ―sebuah rumah― , sedangkan kata rumah-rumah dalam kalimat rumah-rumah itu sudah tua menyatakan ―banyak rumah.‖ Contoh:
binatang-binatang : banyak bintang pembanguan-pembangunan : banyak pembangunan kunjungan-kunjungan : banyak kunjungan
2. Menyatakan makna ‗ banyak yang tidak berhubungan bentuk dasar`. Contoh :
Mahasiswa
yang
pandai-pandai
mendapatkan
beasiswa
(mahasiswa itu pandai) pohon yang rindang-rindang itu pohon beringin (pohon ditepi jalan itu rindang-rindang) 3. Menyatakan makna ‗ tak bersyarat ‗ dalam kalimat Contoh:
- jambu-jambu mentah dimakannya
Pengulangan pada kata jambu dapat digantikan dengan kata meskipun, menjadi meskipun jambu mentah, dimakannya. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa pengulangan pada kata jambu menyatakan makna yang
sama dengan makna yang dinyatakan oleh kayta meskipun,ialah makna ‗ tak bersyarat ‗ Contoh :
- duri-duri diterjang : meskipun duri ‗ diterjang ‗ darah-darah diminum : meskipun darah diminum
4. Menyatakan makna ‗ yang menyerupai apa yang tersebut pada bentuk dasar‘. Dalam hal ini proses pengulangan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks –an. Contoh :
Kuda-kudaan : ‗ yang menyatakan kuda ‗ Rumah-rumahan : ‗ yang menyatakan rumah ‗
Anak-anakan : ‗yang menyatakan anak ‗ 5. Menyatakan bahwa ‗perbuatan tersebut pada bentuk dasar dilakukan berulang –ulang‘ Contoh :
Berteriak-teriak : ‗ berteriak berkali-kali‘ memukul-mukul : ‗ memukul berkali-kali ‗ memetik-memetik : ‗ memetik berkali-kali ‗ menyobek-nyobek : ‗ menyobek berkali-kali ‗
6. Menyatakan bahwa ‗ perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar dilakukan dengan enaknya, dengan santainya, atau dengan senangnya‘ Contoh :
Berjalan-jalan : ‗ berjalan dengan santainya‘ Makan-makan : ‗ makan dengan santainya ‗ Minum-minum : ‗ minum dengan santainya ‗ Membaca-baca : ‗ membaca dengan santainya ‗
7. Menyatakan bahwa ‗ perbuatan pada bentuk ini dilakukan oleh dua pihak dan saling mengenai.‘Dengan kata lin pengulangan ini menyatakan makna ‗ saling‘ Contoh :
pukul – memukul : ‗ saling memukul ‗ pandang – memandang : ‗saling memandang ‗ kunjung – mengunjungi : ‗ saling mengunjungi ‗
8. Menyatakan ‗ hal-hal yang berhubungan dengan perkejaan yang tersebut pada bentuk dasar ‗ Contoh :
Cetak-mencetak : ‗ hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan mencetak ‗ Jilid-menjilid : ‗ hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan menjilid‘
9. Menyatakan makna ‗ agak ‗ Contoh :
kemerah–merahan : ‗ agak merah ‗ kehitam–hitaman : ‗ agak hitam kebiru–biruan : ‗ agak biru ‗
10. menyatakan makna ‗tingkat yang paling tinggi yang dapt dicapai‘. Dalam hal ini pengulangan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks se-nya. Contoh:
sepenuh-penuhnya : ‗tingkat penuh yang paling tinggi yang dapat dicapai;sepenuh mungkin‘. serajin-rajinnya :‘tingkat rajin yang paling tinggi yang dapat dicapai;serajin mungkin‘.
11. Selain dari makna-makna yang tersebut di atas, terdapat juga proses pengulangan yang sebenarnya tidak mengubah arti bentuk dasarnya, melainkan hanya menyatakan intensitas perasaan. Contoh:
kata: mengharapkan dengan mengharap-harapkan, membedakan dengan membeda-bedakan.
BAB III ANALISIS BENTUK DAN MAKNA REDUPLIKASI DALAM ARTIKEL MOTIVASI
A. Pengantar Pada bab ini akan dikemukakan hasil analisis penelitian berdasarkan sampel yang berupa bentuk dan makna reduplikasi yang terdapat dalam artikel motivasi oleh andriwongso. Data dalam penelitian ini diambil dari situs internet yaitu www. andriewongso.com. Reduplikasi merupakan proses pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagaian, baik dengan variasi fonem maupun tidak yang menghasilkan kata baru yang dilakukan terhadap kata dasar, kata berimbuhan, maupun kata gabung yang di sebut kata ulang. Reduplikasi atau kata ulang dalam artikel ini ditemukan empat jenis reduplikasi yaitu berupa 1). kata ulang utuh, 2). kata ulang sebagian, 3). kata ulang yang mengalami perubahan fonem dan 4). kata ulang berafiks atau berimbuhan atau kata ulang yang mendapatkan imbuhan baik awalan, akhiran, ataupun sisipan kata dan mengalami proses pengulangan. Dalam penelitian ini juga dianalisis makna atau arti dari jenis reduplikasi tersebut sehingga pembaca dapat memahami penelitian ini. Untuk pembahasan terperinci dapat dilihat dibawah ini:
B. Bentuk Reduplikasi Kata dalam Artikel motivasi oleh Andrie Wongso Berdasarkan hasil analisis reduplikasi kata dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso, teridentifikasi adanya beberapa bentuk reduplikas yakni berupa bentuk pengulangan seluruh/utuh, pengulangan sebagian, pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, pengulangan dengan perubahan fonem. Keseluruhan bentuk pengulangan tersebut dipaparkan dalam poin berikut ini. 1. Pengulangan Seluruh atau utuh Pengulangan seluruh/utuh pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses perubahan afiks. Kata ulang yang terdapat dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk kategori. Dua bentuk kategori pengulangan ini dapat dipaparkan berikut ini. Tabel 1.
Bentuk Reduplikasi seluruh pada artikel motivasi oleh Andrie Wongso
Bentuk Dasar
Bentuk Reduplikasi
kata
kata-kata
Teman
Teman-teman
beban
beban-beban
laki
laki-laki
Burung
burung-burung
Setengah
setengah-setengah
Harapan
harapan-harapan
Hal
hal-hal
Anak
anak-anak
Barang
barang-barang
lilin
lilin-lilin
Murid
murid-murid
Calon
calon-calon
bunga
bunga-bunga
jalan
jalan-jalan
Marah
Marah-marah
diam
diam-diam
malam
malam-malam
orang
orang-orang
tahun
tahun-tahun
pagi
pagi-pagi
batu
batu-batu
kelemahan
kelemahan-kelemahan
perubahan
perubahan-perubahan
topik
topik-topik
Berkas
berkas-berkas
segan
segan-segan
semak
semak-semak
Kelinci
kelinci-kelinci
Pelajar
Pelajar-Pelajar
organisasi
organisasi-organisasi
Nilai
nilai-nilai
kejadian
kejadian-kejadian
contoh
contoh-contoh
a. Pengulangan seluruh yang dibentuk dari kata dasar Contoh dalam kalimat : (1). Sang guru terdiam, seakan menunggu kata-kata lain dari muridnya itu. (Nilai Kelulusan, Senin, 4 Maret 2013) (2). Padahal, apa yang dilakukan di mata orang lain adalah sesuatu yang jauh dari kebaikan. Alasan ekonomi misalnya, sering menjadikan nilai-nilai kebaikan terlihat kabur. (Delapan Kebajikan , Sabtu, 9 Maret 2013) Dari data (1) dan (2) pengulangan utuh atau seluruh di bentuk dari kata dasar. Kata sebagai kata dasar, dan kata-kata sebagai hasil dari reduplikasi dari kata, begitu juga kata dasar nilai, hasil dari reduplikasi menjadi nilai-nilai. b) Pengulangan seluruh yang dibentuk dari kata bentukan. Contoh dalam kalimat: (3). Tetapi jika kita memiliki kesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita bisa mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki
sehingga keahlian dan karakter positif akan terbangun. (Batu Ruby yang Retak, Rabu, 7 November 2012) Kelemahan → kelemahan-kelemahan (4). Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bernilai! (Batu Ruby yang Retak, Rabu, 7 November 2012) Perubahan
→ perubahan-perubahan
Data (3) dan (4) Pengulangan ini terjadi pada kata dasar atau kata bentukan kedua bentuk dasar yang mengalami proses pengulangan. 2.
Pengulangan Sebagian atau Dwipurwa Pengulangan
dengan Sebagian
Pengulangan sebagian adalah
pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya, dengan kata lain bentuk dasar tidak diulang seluruhnya (Ramlan, 1983: 55) Dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso
dapat diklasifikasikan
dalam satu bentuk kategori.
Pengulangan ini dapat dilihat pada pemaparan berikut ini. Tabel 2. Reduplikasi Dwipurwa atau pengulsngan sebagian dalam artikel Motivasi oleh Andrie Wongso Bentuk Dasar
Bentuk Reduplikasi
Luhur
Leluhur
Kasih
Kekasih
Patah
Pepatah
Berapa
Beberapa
sama Tiba setelah
Sesama Setiba Setelah
Contoh kalimat : (5). Ini merupakan sikap berbakti terhadap orangtua, leluhur, dan guru.( Delapan Kebajikan ,Sabtu, 9 Maret 2013) Luhur → la+ luhur → laluhur → leluhur /ləluhur/ (6). …….juga kuberikan untuk kekasihku, dan dia pun semakin sayang kepadaku.( Ember Bocor ,Rabu, 16 Januari 2013) Kasih → ka+ kasih → kakasih → kekasih /kəkasih/ (7) Sungguh luar biasa! Tentu, saya pun setuju sekali dengan pepatah yang mengatakan "knowledge is power". ( Manfaat Buku ,Rabu, 7 November 2012) Patah → pa + patah → papatah → pepatah / pəpatah/ (8). Ambil dan bawa kemari beberapa lilin di lemari ibu, nyalakan dengan korek api yang di situ. (Lilin-lilin Kecil ,Rabu, 12 Desember 2012) Berapa → ba+ berapa → baberapa → beberapa / bəberapa/ (9).
Membantu sesama—apalagi saudara—pasti akan membawa keberkahan (Kakak Beradik yang Saling Peduli ,Jumat, 16 November 2012) Sama → sa+ sama → sasama → sesama /səsama/
Dari data diatas pengulangan sebagian yang mengalami proses perubahan fonem vocal /a/ menjadi /e/. Suku pertama kata dasar dari data (5) ysitu la mengalami prubahan vocal /a/ menjadi /ə/ menjadi le kemudian
membentuk luhur → leluhur. Begitu pula dari data (6), (7), (8), dan (9), katakata dasar kasih, patah. berapa dan sama mendapat suku pertama ka-, pa-, ba-, dan sa- mengalami perubahan vocal /a/ menjadi /ə/ menjadi ke-, pe-, be-, dan se- kemudian menbentuk reduplikasi kekasih, pepatah, beberapa dan sesama. Pengulangan ini dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso terjadi pada suku kata kedua bentuk dasar yang mengalami proses pengulangan. Pengulangan ini terjadi dalam beberapa proses, yaitu kata dasar mengalami pengulangan secara utuh tetapi mengalami perubahan fonem dari vokal /a/ berubah menjadi vokal /ə/, kemudian
pengulangan ini mengalami
penghilangan pada suku kata pertama pada bentuk yang diulang, sehingga terbentuklah pengulangan sebagian dengan pelemahan vokal. 3. Pengulangan Dwilingga Salin Swara atau perubahan bunyi. Dwilingga salin swara adalah proses perulangan yang dibentuk dengan mengulang seluruh kata dasar dengan perubahan pada salah satu atau seluruh vocal dari kata dasar tersebut. Pengulangan sebagian dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso dapat diklasifikasikan dalam satu bentuk kategori. Pengulangan ini dapat dilihat pada pemaparan berikut ini. Tabel 3. Reduplikasi Dwilingga Salin Swara dalam artikel Motivasi oleh Andrie Wongso Bentuk Dasar
Bentuk Reduplikasi
Sana
sana-sini
Kaya
kaya raya
Contoh kalimat :
(10). walaupun mengalami gegar otak lumayan parah, tulang paha yang patah menjadi enam, dan memar di sana-sini. ( Kesempatan Kedua ,Rabu, 7 November 2012)
(11). Mendengar jawaban si nelayan, si pedagang seperti tersentak kesadarannya bahwa untuk menikmati memancing ternyata tidak harus menunggu kaya raya. (Pedagang dan Nelayan ,Rabu, 7 November 2012) Data (10) merupakan reduplikasi berubah bunyi, hal ini pada sana-sini terdapat perubahan fonem, dari fonem /a/ menjadi fonem /i/ dari kata dasar sana, sedangkan data (11) merupakan perubahan bunyi konsonan, dari fonem /k/ berubah menjadi /r/ dari kata dasar kaya. Pengulangan ini terjadi dalam beberapa proses, yaitu kata dasar mengalami pengulangan mengalami perubahan
berubah bunyi,
kemudian pengulangan
ini
pada bunyi fonem. Pengulangan ini terjadi pada
perubahan bunyi fonem baik fonem konsonan maupun vocal dari bentuk dasar yang mengalami proses pengulangan. 4.
Pengulangan yang Berkombinasi dengan Proses Pembubuhan Afiks
Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk kategori. Pengulangan ini dapat dilihat pada pemaparan berikut ini: Tabel 4. Bentuk Reduplikasi Berafiks atau berimbuhan pada artikel motivasi oleh Andrie Wongso
Bentuk Dasar
Proses Reduplikasi
Bentuk Reduplikasi
Angguk
Me+angguk+kan
mengangguk-anggukkan
Beda
Me+ beda+kan
membeda-bedakan
Pindah
Me+pindah+kan
memindah-mindahkan
Geleng
Me+geleng+kan
menggeleng-gelengkan
Olok
Me+olok
mengolok-ngolok
Lompat
Me+lompat
melompat-lompat
Buang
Me+buang
membuang-buang
Panggil
Me+panggil
memanggil-manggil
Bulan
Ber+bulan
berbulan-bulan.
Beda
Ber+ beda
berbeda-beda
Sama
Ber+sama
bersama-sama
Kaca
Ber+kaca
berkaca-kaca
Kali
Ber+kali
Berkali-kali
Jalan
Ber+jalan
berjalan-jalan
Tahun
Ber+tahun
Bertahun-tahun
Tubi
Ber+tubi
bertubi-tubi
Lama
Lama+an
lama-kelamaan
Mati
Mati+an
mati-matian
Banyak
Se+banyak+nya
sebanyak-banyaknya
Olah
Se+ olah
seolah-olah
Tunggu
Di+tunggu
ditunggu-tunggu
Buat
Di+buat
dibuat-buat.
Nanti
Di+nanti+kan
dinanti-nantikan
Lipat
Ter+lipat
terlipat-lipat
Buru
Ter+buru
terburu-buru
Bahu
Bahu+me
Bahu-membahu
surat
Surat+ me
Surat-menyurat
terus
Terus+ me
terus-menerus
Contoh Kalimat: (12). Dengan wajah gembira, sambil mengangguk-anggukkan kepala, sang guru besar berkata: ―Sekarang kamu sudah siap menerima tanda kelulusan ini dan memulai kerja kerasmu di luar perguruan ini. (Nilai Kelulusan, Senin, 4 Maret 2013) Angguk → me +angguk→ mengangguk+R+kan→menganggukanggukan (13). Ayah menyayangi kalian dan tidak pernah membeda-bedakan. (Cahaya Lilin, Selasa, 26 Februari 2013) Beda → me+ beda → membeda+R+kan→membeda-bedakan (14). Jangkrik muda pun melompat-lompat menuju suara nyanyian. (Jangkrik dan Burung , Senin, 11 Februari 2013) Lompat → me+ lompat → melompat+R→melompat-lompat (15). Si anak terdiam menengadahkan wajah, tampak matanya berkaca-kaca. ( Lilin-lilin Kecil , Rabu, 12 Desember 2012) kaca → ber+ kaca → berkaca+R→berkaca-kaca (16). Dengan sabar, jangkrik dewasa pun menjawab, ―Aku sudah berlatih setiap hari terus menerus selama berbulan-bulan. (Jangkrik dan Burung , Senin, 11 Februari 2013) Bulan → ber+ bulan →berbulan+R→berbulan-bulan (17). ―Aku sudah berusaha mati-matian, tapi tetap saja belum bisa menyanyikan lagu yang indah. (Jangkrik dan Burung , Senin, 11 Februari 2013) Mati → R+an → mati-matian (18). Karena beban itu lama-kelamaan akan makin terasa berat. (Menikmati Hidup , Selasa, 26 Februari 2013) Lama → R+ ke-an → lama- kelamaan (19). Mengapa dia ingin merampas kekayaan alam sebanyakbanyaknya untuk dijual kembali. (Pedagang dan Nelayan , Rabu, 7 November 2012)
Banyak → banyaknya
se+
banyak
→
sebanyak+R+nya→sebanyak-
(20). Jika dipahami dalam arti yang sempit, seolah-olah di sini orang yang bejo atau beruntung adalah "sekadar" mendapat berkah, sehingga ia bisa memperoleh apa yang didambakan dengan mudah. (Bejo (beruntung, Rabu, 7 November 2012) Olah → se+ olah → seolah+R→ seolah-olah (21). Tapi, yang ditunggu-tunggu si bocah tak kunjung tiba. (Layu Sebelum Berkembang, Rabu, 5 Desember 2012) Tunggu → di +tunggu → ditunggu+R→ditunggu-tunggu (22). Berbuat baiklah kepada sesama dengan penuh ketulusan yang mendalam dan tidak dibuat-buat. (Berbuat baiklah kepada sesama dengan penuh ketulusan yang mendalam dan tidak dibuat-buat. Dua Pertanyaan Raja ,Rabu, 7 November 2012) Buat → di + buat → dibuat+R→ dibuat-buat (23). Hari yang dinanti-nantikan itu pun akhirnya tiba. (Pemburu dan Kelinci, Rabu, 7 November 2012) Nanti → di + nanti→ dinanti+R+kan→dinanti-nantikan (24). Cincin sang raja memang memungkinkan untuk menyimpan rapi secarik kertas yang terlipat-lipat. (Mantra Sukses , Rabu, 7 November 2012) Lipat → ter + lipat → Terlipat+R→terlipat-lipat (25). Maka dengan terburu-buru dia pun mengarahkan busurnya ke kiri, dan kelinci itu pun sudah menghilang ke semak-semak. (Pemburu dan Kelinci , Rabu, 7 November 2012) Buru → ter + buru →Terburu+R→terburu-buru (26). Bahu-membahu, mereka menjadi keluarga kecil yang sangat bahagia. (Kakak Beradik yang Saling Peduli, Jumat, 16 November 2012) Bahu → me+bahu →membahu+R→bahu-membahu
(27). Surat-menyurat pun butuh waktu lama. (Bejo (beruntung) , Rabu, 7 November 2012) Surat → me+surat→ menyurat+R→surat-menyurat (28). Tetapi, setelah dicoba terus-menerus, suaranya tidak bisa keluar dengan nyaring. Jangkrik dan Burung (Senin, 11 Februari 2013) Terus → me+terus→-menerus+R→terus-menerus Data (12) berupa kata dasar angguk mula-mula diimbuhkan akhiran – kan sehingga menjadi anngukkan. Setelah itu diimbuhkan awalan me- sehingga akhirnya menjadi menganngukkan dan mendapat reduplikasi menjadi mengangguk-anggukan. Begitu juga pada data (13) terdapat kata dasar beda yang mendapat awalan me- dan akhiran kan- sehingga membentuk reduplikasi menjadi membeda-bedakan. Data (14) dengan kata dasar lompat mendapat imbuhan me- menjadi melompat yang menyatakan kata kerja dan mengalami proses reduplikasi menjadi melompat-lompat. Kata dasar kaca pada data (15) dan bulan pada data (16) , kedua kata dasar tersebut menyatakan kata benda mendapat imbuhan awalan ber- menjadi berkaca dan berbulan mengalami proses reduplikasi menjadi berkaca-kaca dan berbulan-bulan berubah makna menjadi kata sifat. Pembahasan pada data (17) kata dasar mati mendapat akhiran –an menjadi matian , setelah itu mengalami reduplikasi dari kata mati menjadi mati-matian yang berubah menjadi kata kerja. Sedangkan data (18) kata dasar lama mendapat sisipan ke- dan –an menjadi kelamaan serta mengalami reduplikasi menjadi lama-kelamaan. Kata dasar banyak pada data (19) merupakan adjektiva ulang terbentuk dari perulangan kata dasar + se- + -nya menjadi sebanyak-banyaknya dan data
(20) sama halnya kata olah merupakan kata dasar yang mendapat imbuhan semenjadi seolah serta mengalami perulangan menjadi seolah-olah. Awalan di- pada data (21), dan (22) berfungsi sebagai kata kerja terjadi pada kata dasar tunggu dan buat yang mengalami proses perulangan menjadi ditunggu-tunggu dan dibuat-buat. Kata di- disini berfungsi sebagai awalan bukan sebagai kata depan. Sedangkan data (23) kata ulang dinanti-nantikan berasal dari kata dasar nanti yang mendapat awalan di dan akhiran kan- dan mengalami proses reduplikasi. Kata ulang dinanti-nantikan membentuk kata kerja. Fungsi awalan ter- pada data (24) dan (25) membentuk kata kerja pasif yang menyatakan keadaan yang terbentuk dari kata dasar lipat dan buru yang mendapat awalan ter- dan mengalami proses perulangan kata menjadi terlipatlipat dan ditunggu-tunggu. Data (26) dengan kata dasar bahu mendapat imbuhan me- menjadi membahu mengalami perubahan pengulangan menjadi bahu-membahu bukan membahu-bahu. Sedangkan data (27) kata dasar surat juga mendapat imbuhan me- menjadi menyurat bukan mensurat karena konsonan /s/ dalam imbuhan me- diluluhkan menjadi /y/ dan terjadi proses pengulangan sehingga bukan menyurat-nyurat melainkan surat-menyurat. Sama halnya sengan data (28) kata dasar terus mendapat imbuhan me dan terjadi proses pengulangan kata menjadi terus-menerus bukan menerus-nerus serta konsonan /t/ dalam imbuhan me- akan diluluhkan menjadi men- . Pengulangan di atas terjadi dalam beberapa proses, yaitu kata dasar
mengalami pengulangan secara utuh, kemudian pengulangan ini mengalami penghilangan pada suku kata pertama pada bentuk yang diulang, sehingga terbentuklah pengulangan sebagian, selanjutnya berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Pengulangan ini dalam Artikel motivasi oleh Andrie Wongso terjadi pada suku kata kedua bentuk dasar yang mengalami proses pengulangan. C. Makna Reduplikasi dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso Dalam garis besarnya, makna dapat dibagi menjadi dua, yaitu makna leksikal dan makna gramatikal. Oleh proses morfemis tertentu, kata yang dikenainya dapat mengalami perubahan dalam kedua bidang ini. Ada kalanya proses morfemis tidak mengadakan perubahan arti leksikal. Ada pula proses morfemis yang mengakibatkan perubahan arti gramatikal. Sebaliknya, ada yang mengakibatkan perubahan gramatikal tanpa diikuti oleh perubahan makna leksikal. Seperti halnya proses morfemis lainnya, reduplikasi juga dapat dibagi atas reduplikasi yang mengubah makna leksikal dan makna gramatikal. Selanjutnya, data memperlihatkan bahwa makna yang dapat dihubungkan dengan
reduplikasi
tertentu
dapat
ditentukan
dengan
segera
tanpa
memperhatikan konteks kata ulang yang bersangkutan dan reduplikasi yang demikiandisebutreduplikasi yang bebas konteks. Di pihak lain, ada reduplikasi tertentu yang maknanya tergantung dari konteksnya (yaitu konteks kata ulang), reduplikasi demikian disebut reduplikasi yang terikat konteks. Pada penelitian ini data yang diperoleh adalah reduplikasi reduplikasi secara utuh, sebagian,
perubahan fonem, dan berimbuhan diantaranya makna reduplikasi yang menyatakan banyak, menyatakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang, dan menyatakan ‗ saling‘. Ramlan mengatakan bahwa makna reduplikasi atau pengulangan kata terbagi menjadi 11 bagian sebagai berikut (2001 : 176): 1. Menyatakan makna ‗banyak yang berhubungan dengan bentuk dasar`. contoh : a) Sang guru terdiam, seakan menunggu kata lain dari muridnya itu. (Nilai Kelulusan, Senin, 4 Maret 2013) Sang guru terdiam, seakan menunggu kata-kata lain dari muridnya itu. b). Padahal, apa yang dilakukan di mata orang lain adalah sesuatu yang jauh dari kebaikan. Alasan ekonomi misalnya, sering menjadikan nilai-nilai kebaikan terlihat kabur. (Delapan Kebajikan , Sabtu, 9 Maret 2013) Kata dasar dari kata dalam kalimat kata lain dari muridnya itu.menyatakan ―sebuah kata― , sedangkan kata kata-kata dalam kalimat katakata lain dari muridnya itu.menyatakan ―banyak kata.‖ Begitu pula dengan kata nilai jika berdiri sendiri mempunyai arti sebuah nilai kebaikan, sedangkan nilai-nilai menyatakan banyak nilai kebaikan. contoh lain : Teman-teman
Menyatakan banyak teman
beban-beban
Menyatakan banyak beban
laki-laki Menyatakan banyak laki burung-burung
Menyatakan banyak burung
hal-hal
Menyatakan banyak hal
anak-anak
Menyatakan banyak anak
barang-barang
Menyatakan banyak barang
lilin-lilin
Menyatakan banyak lilin
murid-murid
Menyatakan banyak murid
calon-calon
Menyatakan banyak calon
bunga-bunga
Menyatakan banyak bunga
orang-orang
Menyatakan banyak orang
tahun-tahun
Menyatakan banyak tahun
batu-batu
Menyatakan banyak batu
kelemahan-kelemahan
Menyatakan banyak kelemahan
perubahan-perubahan
Menyatakan banyak perubahan
topik-topik
Menyatakan banyak topic
berkas-berkas
Menyatakan banyak berkas
kelinci-kelinci
Menyatakan banyak kelinci
Pelajar-Pelajar
Menyatakan banyak pelajar
organisasi-organisasi
Menyatakan banyak organisasi
kejadian-kejadian
Menyatakan banyak kejadian
contoh-contoh
Menyatakan banyak contoh
Harapan- harapan
Menyatakan banyak harapan
2. Menyatakan makna ‗ banyak yang tidak berhubungan bentuk dasar`. contoh :
masing-masing segan-segan 3. Menyatakan makna ‗ tak bersyarat ‗ dalam kalimat Contoh dalam kalimat : c) Maka jika kita hanya setengah-setengah dalam berusaha tapi mengharapkan hasil paling maksimal, tidak mungkin kita dapatkan! Persis seperti kata-kata mutiara dalam bahasa Mandarin: 有 头有尾 you tou you wei (ada kepala, ada ekor). (Totalitas ,Senin, 28 Januari 2013) Pengulangan pada kata setengah dapat menyatakan banyak tetapi dalam jumlah kecil dapat digantikan dengan kata meskipun, menjadi meskipun setengah dalam berusaha Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa pengulangan pada kata setengah menyatakan makna yang sama dengan makna yang dinyatakan oleh kayta meskipun,ialah makna ‗ tak bersyarat Contoh : pagi-pagi
: meskipun pagi
malam-malam
: meskipun malam
4. Menyatakan makna ‗ yang menyerupai apa yang tersebut pada bentuk dasar‘. Dalam hal ini proses pengulangan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks –an, pada artikel motivasi ini tidak diketemukan makna tersebut. 5. Menyatakan bahwa ‗perbuatan tersebut pada bentuk dasar dilakukan berulang ulang‘ Contoh :
Mengangguk-angguk : ‗ mengangguk berkali-kali‘ Melompat-lompat
: ‗ melompat berkali-kali ‗
memindah-mindahkan : ‗ memindah berkali-kali ‗ menggeleng-gelengkan: ‗ menggeleng berkali-kali ‗ membuang-buang
: ‗ membuang berkali-kali
memanggil-manggil
: ‗ memanggil berkali-kali
Contoh kalimat: c). Jangkrik muda pun melompat-lompat menuju suara nyanyian. (Jangkrik dan Burung , Senin, 11 Februari 2013) d). Dengan wajah gembira, sambil mengangguk-anggukkan kepala, sang guru besar berkata: ―Sekarang kamu sudah siap menerima tanda kelulusan ini dan memulai kerja kerasmu di luar perguruan ini. (Nilai Kelulusan, Senin, 4 Maret 2013) Pengulangan kata melompat-lompat menyatakan perbuatan berulangulang atau berkali-kali jangkrik itu melompat menuju suara nyanyian. Sedangkan kata mengangguk-angguk dilakukan berulang kali dan biasanya diperagakan oleh bagian tubuh yaitu kepala. 6. Menyatakan bahwa ‗ perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar dilakukan dengan enaknya, dengan santainya, atau dengan senangnya‘ Contoh : e). Saat merasa bosan, dia berjalan-jalan keluar dari villa tempat dia menginap dan menyusuri tepian pantai. Pedagang dan Nelayan (Rabu, 7 November 2012) berjalan-jalan : „jalan dengan santainya‟ Kata ulang berjalan menyatakan makna melakukan perbuatan dengan santai atau enak yang merupakan kata kerja Dalam kalimat di atas berjalanjalan saat dia merasa bosan dari tempat villa dengan menyusuri tepian pantai.
7. Menyatakan bahwa ‗ perbuatan pada bentuk ini dilakukan oleh dua pihak dan saling mengenai.‘Dengan kata lin pengulangan ini menyatakan makna ‗ saling‘ Contoh : Bahu-membahu : saling membahu atau membantu Surat-menyurat : saling menulis surat Terus-menerus : saling terus menerus atau berkelanjutan. Contoh kalimat : f). Bahu-membahu, mereka menjadi keluarga kecil yang sangat bahagia. (Kakak Beradik yang Saling Peduli, Jumat, 16 November 2012) g). Surat-menyurat pun butuh waktu lama. (Bejo (beruntung) , Rabu, 7 November 2012)
h). Tetapi, setelah dicoba terus-menerus, suaranya tidak bisa keluar dengan nyaring. (Jangkrik dan Burung , Senin, 11 Februari 2013) Kata ulang bahu-membahu menyatakan perbuatan saling, mereka saling bahu membahu menjadi keluarga kecil yang sangat bahagia. Perbuatan saling juga terjadi pada kata ulang surat- menyurat dan terus menerus yang biasanya dilakukan oleh dua pelaku atau dua orang. 8. Menyatakan ‗ hal-hal yang berhubungan dengan perkejaan yang bersungguh-sungguh tersebut pada bentuk dasar ‗ Contoh : i). Aku sudah berusaha mati-matian, tapi tetap saja belum bisa menyanyikan lagu yang indah. (Jangkrik dan Burung , Senin, 11 Februari 2013) Mati-matian : ‗ hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan mencetak ‗
Pada kalimat di atas mati-matian mempunyai makna pekerjaan yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh. Aku berusaha sungguh sampai mati tetapi belum bias menyanyikan lagu yang indah. 9. Menyatakan makna ‗ agak ‗ dalam artikel motivasi ini tidak diketemukan. 10. menyatakan makna ‗tingkat yang paling tinggi yang dapt dicapai‘. Dalam hal ini pengulangan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks senya. Contoh: j). Mengapa dia ingin merampas kekayaan alam sebanyak-banyaknya untuk dijual kembali. (Pedagang dan Nelayan , Rabu, 7 November 2012) Sebanyak-banyaknya : ‗tingkat penuh yang paling banyak yang dapat dicapai; sepenuh mungkin. Kata ulang sebanyak-banyaknya menyatakan makna paling banyak. Kekayaan alam yang akan dirampas paling banyak dan untuk dijual kembali. 11.Selain dari makna-makna yang tersebut di atas, terdapat juga proses pengulangan yang sebenarnya tidak mengubah arti bentuk dasarnya, melainkan hanya menyatakan intensitas perasaan. Contoh: k). Ayah menyayangi kalian dan tidak pernah membeda-bedakan. Cahaya Lilin (Selasa, 26 Februari 2013) membedakan dengan membeda-bedakan. Kalimat di atas pengulangan kata pada membeda- bedakan tidak mengubah makna jika diganti dengan membedakan.
Dengan demikian makna yang terjadi dalam reduplikasi artikel motivasi oleh Andrie Wongso yang setiap kata ulang memiliki arti yang berbeda-beda. Pembahasan diatas membuktikan bahwa dalam artikel motivasi oleh Andrie wongso juga dapat ditemukan beberapa proses reduplikasi.
BAB IV PENUTUP A. Simpulan
Berdasarkan
hasil
penelitian
dalam
artikel
motivasi
di
www.
andriewongso.com maka dapat disimpulkan sebagai berikut. peneliti menemukan kata-kata yang telah mengalami proses reduplikasi. Jadi, reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian baik dengan variasi fonem atau tidak. Permasalahan yang muncul dalam proses reduplikasi antara lain mengenai penentuan jenis kata ulang tertentu, makna apa saja yang terdapat dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso. Permasalahan-permasalahan itu kiranya dapat diatasi dengan membaca beberapa tulisan yang membahas reduplikasi. Reduplikasi dapat dibentuk melalui beberapa proses, yaitu : 1. pengulangan seluruh (dwilingga) contoh : teman-teman, kata-kata, nilai-nilai dan sebagainya. Dalam artikel ini ditemukan 35 kata ulang utuh. 2. pengulangan sebagian (dwipurwa) contoh: leluhur, kekasih, beberapa, pepatah dan sebagainya. Dalam artikel ini ditemukan 7 kata ulang yang dengan proses sebagian kata yang diulang. 3. perulangan dengan perubahan fonem contoh: sana-sini, kaya raya. Dalam pengulangan ini terjadi akibat perubahan fonem konsonan yang mengalami proses pengulangan kata dan dalam penelitian ini hanya menemukan 2 kata ulang tersebut.
4. Pengulangan
dengan
berkombinasi
dengan
proses
pembubuhan
afiks.
Pengulangan ini merupakan proses reduplikasi kata dasar yang ditambahkan baik kata awalan, akhiran maupun kata sisipan dan diulang sehingga memperoleh makna/arti. Artikel motivasi oleh Andrie Wongso ditemukan 28 kata ulang berafiks. Reduplikasi pun memiliki berbagai makna dan berbagai problematik yang sering ada di kehidupan sehari-hari. 1. Menyatakan makna ‗banyak yang berhubungan dengan bentuk dasar`. 2. Menyatakan makna ‗ banyak yang tidak berhubungan bentuk dasar`. 3. Menyatakan makna ‗ tak bersyarat ‗ dalam kalimat 4. Menyatakan bahwa ‗perbuatan tersebut pada bentuk dasar dilakukan berulang ulang 5. Menyatakan bahwa ‗ perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar dilakukan 6. Menyatakan bahwa ‗ perbuatan pada bentuk ini dilakukan oleh dua pihak dan saling mengenai 7. Menyatakan ‗ hal-hal yang berhubungan dengan perkejaan yang tersebut pada bentuk dasar ‗ 8. menyatakan makna ‗tingkat yang paling tinggi yang dapt dicapai‘. 9. proses pengulangan yang sebenarnya tidak mengubah arti bentuk dasarnya, melainkan hanya menyatakan intensitas perasaan. Makna-makna di atas adalah hasil makna reduplikasi yang ditemukan dalam artikel motivasi oleh Andrie Wongso yang diakses di www. andriewongso.com.
B. Saran Demi menghindari adanya kesalahan atau kerancuan dalam berbahasa, baik dalam artikel motivasi ini disarankan bagi pengguna bahasa untuk menggunakan tata cara yang umum dan banyak digunakan oleh masyarakat. Namun, para pengguna bahasa juga harus mengoreksi lagi, apa tata cara tersebut sesuai dengan standar dan tata cara yang telah disepakati dalam proses reduplikasi. Pemakaian bahasa yang umum belum tentu benar, justru karena pemakaiannya yang telah menyeluruh itu kesalahannya jadi tidak tampak. Dapat menjadi acuan atau sumber data bagi peneliti lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan et al. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa dan Balai Pustaka. Chaer, Abdul. 2007. LinguistikUmum. Jakarta: RinekaCipta.
Keraf, Gorys. 1980. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah. Kridalaksan, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. ---------------------------. 1982. Pembentukan Kata dalamBahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Muslich, Masnur. 1990. Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tata Bahasa Deskriptif. Malang: YA 3 Malang. -----------------------.2008. “Tata Bentuk Bahasa Indonesia”. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Purniasih. 2008. ―Mofofonemik Reduplikasi Bahasa Indonesia.‖ Skripsi S-1 Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang. Ramlan. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V. Karyono. Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik (ii) Metode dan Aneka Teknik Pengumpulan Data.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Setyowati, Avid. 2008. ―Interferensi Morfologi dan Sintaksis Bahada Jawa dalam Bahasa Indonesia pada kolom ― Piye ya?‖. Skripsi S-1 Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang.
Sumber Internet: www. andriewongso.com
LAMPIRAN I REDUPLIKASI ARTIKEL ANDRIE WONGSO EDISI MARET Delapan Kebajikan (Sabtu, 9 Maret 2013) 1. Ini merupakan sikap berbakti terhadap orangtua, leluhur, dan guru. 2. Padahal, apa yang dilakukan di mata orang lain adalah sesuatu yang jauh dari kebaikan. Alasan ekonomi misalnya, sering menjadikan nilai-nilai kebaikan terlihat kabur. 3. Bagi sebagian orang, nilai ini bisa jadi berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang mana yang digunakan. Nilai Kelulusan (Senin, 4 Maret 2013) 1. Sang guru terdiam, seakan menunggu kata-kata lain dari muridnya itu. 2. Berlatihlah kembali dan pikirkan baik-baik. 3. Dengan wajah gembira, sambil mengangguk-anggukkan kepala, sang guru besar berkata: ―Sekarang kamu sudah siap menerima tanda kelulusan ini dan memulai kerja kerasmu di luar perguruan ini. REDUPLIKASI ARTIKEL ANDRIE WONGSO EDISI FEBRUARI Cahaya Lilin (Selasa, 26 Februari 2013) 1. Ayah menyayangi kalian dan tidak pernah membeda-bedakan. Menikmati Hidup (Selasa, 26 Februari 2013) 1. Setiap mahasiswa menyebutkan angka yang berbeda-beda. 2. Jika kita menanggung beban-beban hidup (bisa berupa kekecewaan, kegagalan, kekalahan, kesedihan, dukacita, dll) sepanjang waktu, cepat atau lambat, kita taidk kan mampu bertahan. 3. Karena beban itu lama-kelamaan akan makin terasa berat. Alasan yang Kuat (Sabtu, 16 Februari 2013) 1. Kemudian naiklah seorang laki-laki ke atas panggung. 2. Beberapa orang tertawa terbahak-bahak bahkan mengolok-ngolok wanita itu. Jangkrik dan Burung (Senin, 11 Februari 2013) 1. Jangkrik muda pun melompat-lompat menuju suara nyanyian. 2. Jangkrik dewasa menjawab, ―Kita memang sama-sama jangkrik, jadi kamu pun bisa seperti aku. 3. Tetapi, setelah dicoba terus-menerus, suaranya tidak bisa keluar dengan nyaring.
4. ―Aku sudah berusaha mati-matian, tapi tetap saja belum bisa menyanyikan lagu yang indah. 5. Dengan sabar, jangkrik dewasa pun menjawab, ―Aku sudah berlatih setiap hari terus menerus selama berbulan-bulan. REDUPLIKASI ARTIKEL ANDRIE WONGSO EDISI JANUARI Tuntas dan Maksimal (Senin, 28 Januari 2013) 1. Cuaca cerah, burung-burung berkicau nyaring tanda di sana memang tempat yang tepat untuk mendapatkan binatang buruan. 2. Mendengar penuturan Sang Raja, semua orang mengangguk-angguk tanda mengerti dan setuju terhadap apa yang menjadi kebijakan raja 3. Orang sukses pasti punya kebiasaan menuntaskan pekerjaan lebih maksimal dibandingkan orang yang biasa-biasa saja. Totalitas (Senin, 28 Januari 2013) 4. ―Laki-laki sejati bahkan tidak akan pernah meminum air curian. 5. Maka jika kita hanya setengah-setengah dalam berusaha tapi mengharapkan hasil paling maksimal, tidak mungkin kita dapatkan! Persis seperti kata-kata mutiara dalam bahasa Mandarin: 有 头有尾 you tou you wei (ada kepala, ada ekor). Ember Bocor (Rabu, 16 Januari 2013) 6. Di perjalanan pulang nanti, perhatikanlah baik-baik tepian jalan berbunga yang setiap hari kita lalui.‖ Saat perjalanan pulang, si ember bocor pun memperhatikan tepi jalan yang mereka lewati. 7. …….juga kuberikan untuk kekasihku, dan dia pun semakin sayang kepadaku Tahun Kerja Keras dan Penuh Berkah (Selasa, 1 Januari 2013) 8. Menyesali terus kesalahan & kegagalan masa lalu namun tidak mampu untuk mengubahnya, hanya membuang-buang waktu dan membuat sakit mental. 9. Teguhkan tekad untuk meraih harapan-harapan baru, cita-cita baru! Tegaskan dalam diri: tahun ini harus lebih baik daripada tahun lalu! Cintai Apa yang Dimiliki (Rabu, 26 Desember 2012) 10. Celakanya, dalam mengejar 1 koin ini, mereka lupa pada hal-hal lainnya. 11. Mari teman-teman, mengembangkan dan menjalankan semua aktivitas dengan modal rasa syukur dan bahagia. Sehingga di sepanjang jalan, kita
bisa selalu ringan tangan berbagi kebahagiaan kepada sesama, terutama keluarga. Piagam Ibu (Senin, 17 Desember 2012) 12. Mereka bersama-sama mengangkat, menggeser, ………….. 13. ……….dan memindah-mindahkan berbagai macam perabot rumah dengan diselingi canda dan sapa akrab di antara mereka. 14. Rupanya seiring dengan bertambahnya usia, anak-anak ingin kamar tidur terpisah…….. 15. sehingga ada keleluasaan untuk mengatur barang-barang mereka sendiri. 16. Bersamaan mengangkat bahu tanda masing-masing tidak mempunyai jawaban atas pernyataan piagam rahasia milik ibu. 17. Setiba di sana, terpampang di tembok telah dipigura, akte kelahiran masing-masing anak. 18. Seorang ibu, walaupun tanpa piagam dan penghargaan apapun, tetap adalah pahlawan bagi anak-anaknya. Lilin-lilin Kecil (Rabu, 12 Desember 2012) 19. Si anak terdiam menengadahkan wajah, tampak matanya berkaca-kaca. 20. ―Ambil dan bawa kemari beberapa lilin di lemari ibu, nyalakan dengan korek api yang di situ. 21. Lihat baik-baik, Nak. Nyala api lilin pertama tetap terang 'kan? 22. Walaupun dia telah memberikannya kepada lilin-lilin yang lain.‖ 23. Dengan memberi, seorang guru baru berarti bagi orang lain yaitu muridmuridnya….. 24. ……orang tua murid yang menitipkan pendidikan anaknya ke sekolah ini, dan guru juga menjadi tumpuan harapan setiap bangsa untuk menyiapkan kalian, calon-calon pemimpin di masa depan. Layu Sebelum Berkembang (Rabu, 5 Desember 2012) 25. Ia ingin rumahnya ditumbuhi oleh bunga-bunga indah.
26. ―Papa, mama. Aku ingin sekali punya tanaman bunga yang indah seperti di taman kota, seperti waktu Papa ajak aku jalan-jalan tempo hari,‖ pinta si bocah. 27. ―Yang penting, rawat tanaman ini baik-baik, sirami, dan pelihara sungguhsungguh.” 28. Si bocah pun mematuhi kata-kata orangtuanya. 29. Tapi, yang ditunggu-tunggu si bocah tak kunjung tiba. Sulit Menyenangkan Semua Orang (Sabtu, 24 November 2012) 30. Marah-marah tidak pada tempatnya Air Minum di Hutan(Senin, 19 November 2012) 31. Setelah istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambahkan beberapa kata di bawah instruksi pesan itu: Kakak Beradik yang Saling Peduli (Jumat, 16 November 2012) 32. Membantu sesama—apalagi saudara—pasti akan membawa keberkahan 33. Bahu-membahu, mereka menjadi keluarga kecil yang sangat bahagia. 34. Ia berpikir, rasanya kurang adil jika mereka sama-sama punya jatah yang rata, padahal sang kakak sudah punya tanggungan keluarga. 35. Karena itu, ketika malam semakin larut, ia diam-diam membawa satu karung hasil panen yang menjadi jatahnya untuk dibawa ke rumah kakaknya. 36. Dik, apa yang kamu lakukan malam-malam begini?‖ 37. Warisan yang diberikan orangtua pun menjadi warisan yang benar-benar bermanfaat. 38. Bukan hanya dengan saudara sedarah, tapi juga dengan orang-orang terdekat. Pertanyaan Keenam (Rabu, 14 November 2012) 39. ―Kami memang membutuhkan orang untuk membantu mengirimkan barang-barang pesanan ke pelanggan,‖ kata pemilik toko.
Perbedaan Pola Pikir (Kamis, 8 November 2012) 40. Waktu berganti, tahun-tahun pun berlalu. 41. Kemudian untuk mematuhi pesan kedua, saya selalu pergi pagi-pagi sekali dan baru pulang saat sudah malam. Kesempatan Kedua (Rabu, 7 November 2012) 42. Karena kantuk dan lelah yang mendera, tiba-tiba ia kehilangan kesadarannya dan gubraaak.....mobil yang dikendarainya melintasi trotoar dan berakhir dengan menabrak sebuah pohon besar. 43. Nanar, tampak bayangan bundanya sedang menangis, memegangi tangan dan memanggil-manggil namanya 44. walaupun mengalami gegar otak lumayan parah, tulang paha yang patah menjadi enam, dan memar di sana-sini Batu Ruby yang Retak (Rabu, 7 November 2012) 45. Dipanggillah para ahli batu-batu berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. 46. Tetapi jika kita memiliki kesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita
bisa
mengurangi
kelemahan-kelemahan
yang
ada
sekaligus
mengembangkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter positif akan terbangun. 47. Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bernilai! Pedagang dan Nelayan (Rabu, 7 November 2012) 48. Saat merasa bosan, dia berjalan-jalan keluar dari villa tempat dia menginap dan menyusuri tepian pantai. 49. Mengapa dia ingin merampas kekayaan alam sebanyak-banyaknya untuk dijual kembali.
50. "Lho, bukankan hal itu yang setiap hari saya lakukan tuan, kenapa harus menunggu berlibur baru memancing?" kata si nelayan menggelenggelengkan kepalanya semakin heran. 51. Mendengar jawaban si nelayan, si pedagang seperti tersentak kesadarannya bahwa untuk menikmati memancing ternyata tidak harus menunggu kaya raya. Mantra Sukses (Rabu, 7 November 2012) 52. Cincin sang raja memang memungkinkan untuk menyimpan rapi secarik kertas yang terlipat-lipat. Bejo (beruntung) (Rabu, 7 November 2012) 53. Bertahun-tahun silam, barangkali kita tidak akan pernah membayangkan betapa mudahnya orang berkomunikasi. 54. Surat-menyurat pun butuh waktu lama. 55. Tapi, besarnya impian masing-masing, mereka bayar dengan perjuangan yang mati-matian. 56. Pertanyaannya kemudian, apakah di penemuan ke-10 ribu itu sebenarnya Edison "beruntung" mendapat formula yang pas sehingga berhasil, atau ia memang telah pada "puncak" di mana ia pasti akan mendapat formula itu setelah berkali-kali gagal namun terus maju lagi? 57. Jika dipahami dalam arti yang sempit, seolah-olah di sini orang yang bejo atau beruntung adalah "sekadar" mendapat berkah, sehingga ia bisa memperoleh apa yang didambakan dengan mudah. Memanfaatkan Kesempatan(Rabu, 7 November 2012) Manfaat Buku (Rabu, 7 November 2012) 58. Jika buku yang kita baca itu topik-topiknya menyangkut bidang yang kita geluti, yang kita minati, maka dalam lima tahun kita pasti bisa menjadi pakar dalam bidang yang kita tekuni. 59. Sungguh luar biasa! Tentu, saya pun setuju sekali dengan pepatah yang mengatakan "knowledge is power".
The Point Of No Return (Rabu, 7 November 2012) 60. Lama-lama usaha itu semakin berkembang dan mereka malah sukses jadi pengusaha, dengan pendapat jauh lebih besar dari gaji sebelumnya. Kebiasaan Menjaga Kerapihan (Rabu, 7 November 2012) 61. Salah satu cara agar manajemen berjalan dengan baik dan terarah adalah dengan menjaga kerapian. Mulai dari menjaga kerapian pekerjaan, kerapian berkas-berkas, hingga berbagai perkakas pendukungnya. Beri Layanan Terbaik (Rabu, 7 November 2012) Manusia Berusaha, Tuhan yang Menentukan (Rabu, 7 November 2012) Dua Pertanyaan Raja (Rabu, 7 November 2012) 62. Dan terbukti, baginda tidak segan-segan membantu saya mencangkul tanah dan tidak canggung pula saat harus menolong pemuda yang sedang terluka parah. 63. Berbuat baiklah kepada sesama dengan penuh ketulusan yang mendalam dan tidak dibuat-buat. Pemburu dan Kelinci (Rabu, 7 November 2012) 64. Hari yang dinanti-nantikan itu pun akhirnya tiba. 65. Dia pun dengan teliti memperhatikan setiap gerakan di semak-semak sambil mengikuti tanda petunjuk yang di buat sang ayah agar tidak tersesat di dalam hutan. 66. Maka dengan terburu-buru dia pun mengarahkan busurnya ke kiri, dan kelinci itu pun sudah menghilang ke semak-semak. 67. Tadi ada dua ekor kelinci, tetapi kelinci-kelinci itu lincah sekali! Makna Sumpah Pemuda (Rabu, 7 November 2012)
68. Tepat 84 tahun lalu, 27-28 Oktober 1928, para pemuda yang dipelopori oleh organisasi
Perhimpunan
Pelajar-Pelajar
Indonesia
(PPPI)
menyelenggarakan Kongres Pemuda Kedua di Jakarta (Kongres pertama dilaksanakan pada tahun 1926 di Jakarta). 69. Pesertanya adalah perwakilan dari organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia tanpa melihat asal daerah atau sukunya. 70. Di akhir kongres para tokoh pemuda itu merumuskan sumpah setia yang disebut Sumpah Pemuda yang hingga kini menjadi rumusan nilai-nilai kebangkitan dan persatuan pemuda Indonesia. 71. Maka sangat ironis, di saat kita memperingati Hari Sumpah Pemuda yang sudah 84 tahun, masih sering kita melihat kejadian-kejadian yang justru bertentangan dengan semangat itu. 72. Datangnya pun bertubi-tubi sehingga terkesan biasa dan layak dimafhumi. 73. Sepantasnya, media yang sama bisa menularkan lebih sering lagi contohcontoh positif yang mampu menginspirasi dan mendorong para pemuda kita untuk lebih berprestasi yang membanggakan. 74. Mereka banyak yang sudah mampu menunjukkan pada dunia luas bahwa pemuda-pemudi Indonesia memiliki kemampuan luar biasa, mampu bersaing di percaturan dunia mulai kegiatan sosial hingga penguasaan teknologi canggih, mengalahkan negara-negara besar seperti Amerika, Eropa, dan Jepang. Bahagia Dari Dalam Diri Sendiri (Rabu, 7 November 2012)
75.Teman-teman..., mari jadikan bahagia muncul dari dalam diri sendiri.
LAMPIRAN II ARTIKEL MOTIVASI ANDRIE WONGSO
Delapan Kebajikan Oleh Andrie Wongso Sabtu, 9 Maret 2013 Banyak orang yang sadar bahwa baik itu hal yang mulia, kebaikan itu sesuatu yang patut dijunjung dan diapresiasi. Tapi, entah mengapa, masih banyak juga orang yang—disadari atau tidak, terpaksa atau tidak—lebih memilih jalan yang berlawanan dengan kebaikan.
Tak jarang, atas alasan tertentu, seseorang merasa telah berbuat benar. Padahal, apa yang dilakukan di mata orang lain adalah sesuatu yang jauh dari kebaikan. Alasan ekonomi misalnya, sering menjadikan nilai-nilai kebaikan terlihat kabur. Tentu, masih ada banyak faktor yang bisa diperdebatkan kemudian, sebanyak alasan yang juga mungkin bisa dibuat untuk membenarkan sebuah tindakan. Terlepas dari itu semua, bagi saya pribadi, kesuksesan seseorang dalam hidup sejatinya banyak ditentukan oleh nilai-nilai kebaikan/kebajikan. Hal utama yang menjadi penyaring adalah baik, benar, halal. Indikator ini mudah dikenali oleh hati, pikiran, dan jiwa yang bersih. Agar lebih jelas, dalam tulisan ini, saya akan menyampaikan ―delapan sifat mulia kebajikan‖. Hal ini penting untuk kita ingat, sadari, dan praktikkan: 1. Bakti Ini merupakan sikap berbakti terhadap orangtua, leluhur, dan guru. Sepertinya sederhana, tapi kadang kita lupa. Padahal, merekalah orang-orang yang memang pantas kita berikan penghormatan mendalam. Sebab, dari mereka kita belajar banyak hal yang berguna untuk kehidupan. Dari mereka kita mendapat banyak bekal untuk meraih kesuksesan. Sikap berbakti ini akan membuat kita selalu ingat, bahwa ada banyak nilai-nilai luhur yang bisa kita jadikan pegangan untuk meraih kebahagiaan sebenarnya.
2. Persaudaraan Ini mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berlaku hormat terhadap yang lebih
tua sebagai saudara sehingga selalu mampu memunculkan sifat rendah hati. Rasa saling menghargai antar saudara akan menjadi ―penyaring‖ bagi kita untuk tidak berbuat hal-hal yang kurang bernilai baik. Sebab, dengan menjaga persaudaraan, kita akan selalu ingat, bahwa setiap perbuatan yang baik—dan sebaliknya, kurang baik—juga akan berdampak langsung atau tidak langsung pada hubungan persaudaraan. Dengan begitu, kita akan selalu bisa menjaga amanah dalam segala tindakan. 3.Kesetiaan Ini merupakan nilai kesetiaan terhadap atasan, teman, dan kerabat. Sikap ini akan membuat kita punya nilai karena kita mampu selalu berpegang teguh pada apa yang sudah diucapkan pada lingkungan sekitar. Sikap setia ini akan menjadikan kita selalu mengingat bahwa hidup ini tidak sendirian, sehingga kita selalu mampu menjaga keharmonisan dan keseimbangan hidup dengan sesama.
4.DapatDipercaya Umumnya, orang yang dapat dipercaya akan mendapat banyak teman, relasi, bahkan pesaing yang menghormatinya. Karena itu, sikap dapat dipercaya yang dibuktikan dengan sifat dan sikap yang jujur, amanah, mampu memegang janji, dan berbagai kualitas mental positif lainnya, akan mengantarkan kita pada ―pencapaian‖ hidup yang benar-benar berkualitas. 5.Susila Ini merupakan nilai-nilai kepantasan yang harus kita pegang teguh dalam hidup bermasyarakat. Mulai dari menjauhi tindakan bersifat asusila, punya nilai bertatakrama yang baik, sikap sopan santun, berbudi pekerti luhur, dapat memperkuat integritas kita sebagai insan mulia yang punya nilai di mata masyarakat. Dalam hal ini, tentu kita sendiri yang bisa menjaganya.
6.Kebenaran Ini merupakan sikap untuk senantiasa menjunjung tinggi kebenaran sejati atau suatu sifat solidaritas terhadap sesama. Bagi sebagian orang, nilai ini bisa jadi berbedabeda, tergantung dari sudut pandang mana yang digunakan. Namun, jika semua itu dikembalikan kepada hati nurani, pasti kita akan menemukan nilai kebenaran yang sejati. Sebab, pada dasarnya, kita sendiri sudah bisa menilai mana yang baik, mana yang buruk. 7.Sederhana Sepertinya, sifat ini mudah dijalankan. Namun pada praktiknya, nilai sederhana yang diterapkan orang sangat berbeda-beda. Untuk itu, kita harus senantiasa berkaca dalam diri, sudah benarkah apa yang kita lakukan hari ini? Apakah nilainilai kesederhanaan yang telah kita jalankan, terutama agar hidup selalu berjalan harmonis dan seimbang di mata masyarakat dan lingkungan sekitar? Kita sendiri yang bisa menjalankan dan memilih melakukannya.
8.TahuMalu Budaya tahu malu ini sebenarnya akan menjadi penyaring utama dalam setiap tindakan agar hal yang kita lakukan pun menjadi lebih bernilai bagi sekitar. Mari kita coba kembali berkaca. Kita telusuri dalam diri dan segera perbaiki, nilainilai kebajikan yang barang kali mulai luntur di antara kita. Tentunya, agar kita semua bisa meraih sukses dan kehidupan yang jauh lebih bermakna.
Nilai Kelulusan Oleh Andrie Wongso Senin, 4 Maret 2013
Alkisah, di suatu sore hari di sebuah perguruan kungfu, tampak seorang murid yang masih muda berlutut di hadapan sang guru untuk melakukan uji terakhir sebelum turun gunung. Pelajaran kehidupan, latihan keras, dan disiplin tinggi yang telah dijalaninya selama ini akhirnya mampu diselesaikan dengan baik. ―Muridku, sebelum diizinkan untuk turun gunung, kamu harus lulus satu ujian lagi,‖ kata sang guru besar. ―Saya siap Guru,‖ jawab si murid yang menduga harus menjalani satu ronde adu tanding bela diri lagi. ―Kamu harus menjawab pertanyaan saya. Bagi kamu, apa arti tanda kelulusan yang akan saya berikan ini?‖ ―Bagi saya, tanda kelulusan adalah akhir dari perjalanan saya,‖ jawab si murid dengan nada bangga. Sang guru terdiam, seakan menunggu kata-kata lain dari muridnya itu. Jelas sekali dia tidak puas dengan jawaban yang diberikan muridnya. Akhirnya, sambil menghela napas, sang guru berkata, ‖Kamu belum siap menerima tanda kelulusan dari perguruan ini. Berlatihlah kembali dan pikirkan baik-baik. Kembalilah kemari satu bulan lagi.‖ Sebulan kemudian, si murid datang dan berlutut lagi di hadapan sang Guru. ―Muridku, setelah berpikir dan berlatih di sini selama ini, apa arti sesungguhnya dari tanda kelulusan yang diberikan kepada kamu?‖ tanya sang guru. ―Artinya adalah simbol kehormatan dan pencapaian tertinggi dalam seni bela diri di perguruan ini,‖ jawab si murid.
Sambil menggeleng lemah, sang guru berkata, ―Sayang sekali, kamu belum siap turun gunung dan menerima tanda kelulusan. Kembalilah satu bulan lagi.‖ Satu bulan berlalu, Dan sekali lagi guru besar bertanya, ―Muridku, saya tidak bisa melepas kepergianmu sebelum kamu memiliki pengertian benar dengan menjawab pertanyaan terakhir ini. Apa arti sesungguhnya tanda kelulusan ini?‖ ―Setelah merenung dengan sungguh-sungguh selama satu bulan ini, saya menyadari, tanda kelulusan bukanlah akhir perjalanan tetapi justru awal dari dimulainya perjalanan tanpa akhir dari disiplin, kerja keras untuk mengamalkan prinsip-prinsip yang telah diajarkan di perguruan selama ini,‖ jawab si murid dengan mantap dan sikap yang lebih dewasa. Dengan wajah gembira, sambil mengangguk-anggukkan kepala, sang guru besar berkata: ―Sekarang kamu sudah siap menerima tanda kelulusan ini dan memulai kerja kerasmu di luar perguruan ini. Semoga kamu berhasil!‖ Netter yang luar biasa! Saat kita menerima sebuah tanda kelulusan, gelar, predikat, di bidang apa pun, sesungguhnya itu awal sebuah perjalanan panjang untuk membuktikan bahwa kita memang layak menerimanya dengan segala konsekuensinya dan tanggung jawab yang menyertai di dalamnya. Mari tetap bersemangat. Bukan sekadar pembuktian diri karena sebuah tanda lulus atau gelar semata, tetapi lebih dari itu, untuk meningkatkan kualitas kita. Karena sejatinya hidup adalah aktualisasi diri. Hidup adalah proses belajar dan berjuang tanpa batas. Salam sukses luar biasa!
Cahaya Lilin Oleh Andrie Wongso Selasa, 26 Februari 2013 Di sebuah kerajaan, raja mempunyai dua orang putra yang beranjak menjadi dewasa. Mereka berdua sama pandainya dan baik hati. Melihat karakter dan kemampuan kedua putra mahkota, rakyat merasa lega dan berbahagia karena kelak, apabila raja turun dari tahta, siapapun di antara kedua putra mahkota, pasti akan mampu memimpin kerajaan dengan baik dan bijak.
Akhirnya tiba waktunya, raja harus menentukan pilihan, siapa penerus tahta di antara dua anak tersebut. Setelah memikirkan cukup lama, maka suatu hari dipanggillah keduanya untuk menghadap raja.
―Anakku! Ayah tahu kalian berdua sama-sama pandai, berprestasi serta dan mencintai kerajaan ini. Ayah menyayangi kalian dan tidak pernah membedabedakan. Umur ayah sudah semakin tua, suatu hari kelak, ayah harus menyerahkan tahta kerajaan ini kepada salah satu di antara kalian. Entah siapapun kelak yang memerintah kerajaan ini, kalian harus tahu dan mengerti, bahwa ayah tidak pernah meragukan kemampuan kalian dan tetap mencintai kalian sama besarnya.‖ Setelah diam sejenak, sang raja melanjutkan, ―Ada yang Ayah ingin kalian pikirkan baik-baik sebelum menjawab. Jawaban kalian akan menentukan seberapa besar kebijaksanaan yang kalian punyai untuk menjadi diri sendiri dan pemimpin di kemudian hari. Apakah kalian siap mendengar?‖ Keduanya menganggukkan kepala dan bersamaan menjawab, ―Kami siap!‖ Lalu sang raja memberi sekeping uang emas kepada kedua putranya sambil berkata, ‖Dengan uang ini belilah benda atau apa saja yang dapat memberikan gambaran dan pandanganmu apabila engkau memimpin kerajaan ini‖.
Tiga hari kemudian, saat malam tiba, satu persatu mereka menghadap raja. Si sulung ternyata membeli sebuah pena, diapun menjelaskan, ―Pena adalah benda yang penting dan serba guna. Dengan pena ini, aku akan menulis semua yang Ayah inginkan dan rencanakan untuk kesejahteraan kerajaan ini.‖ Saat si bungsu tiba, dia mengajak ayahnya masuk ke dalam sebuah ruangan yang gelap, dan menghidupkan lilin di tangannya sambil berucap, ―Ayah, menurut ananda, seorang pemimpin sama seperti cahaya lilin ini, memberi penerangan bagi mereka yang ada di kegelapan dan menjadi panutan pada semua orang yang dipimpinnya. Dan setiap saat rela berkorban untuk penerangan itu sendiri.‖
Sang raja sangat gembira dengan jawaban kedua putranya. Setelah menganalisa secara saksama, akhirnya sang raja memilih anak kedua sebagai calon penerus tahta kerajaan. Netter yang LuarBiasa,
Gambaran seorang pemimpin sama seperti nyala sebuah lilin yang mampu menerangi dan menghangatkan seisi ruangan adalah tepat sekali, karena pemimpin bukanlah sekadar posisi yang hanya memerintah dan mengawasi. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk membimbing, membina, dan mengembangkan kelebihan orang yang dipimpinnya sehingga tercipta sinergi dalam proses pencapaian citacita bersama. Kepemimpinan adalah teladan, pengabdian dan proses tanggung jawab tanpa henti.
Salam Sukses Luar Biasa!
Menikmati Hidup Oleh Andrie Wongso Selasa, 26 Februari 2013 Seorang dosen memberikan kuliah tentang manajemen stres. Ia mengangkat sebuah gelas berisikan air dan bertanya pada mahasiswanya, ”Menurut kalian, berapa berat air dalam gelas ini?”
Setiap mahasiswa menyebutkan angka yang berbeda-beda. Lalu sang dosen berkata lagi, ‖Berapa berat yang pasti tidaklah penting. Karena hal itu bergantung pada berapa lama kita memegangnya. Jika saya memegangnya selama semenit, tidak masalah. Kalau saya memegangnya selama satu jam, lengan kanan saya akan kram. Dan jika saya memegangnya seharian, mungkin kita harus dibawa ke rumah sakit. Padahal beratnya sama saja, tapi semakin lama kita memegangnya, gelas air itu akan terasa semakin berat. ‖Begitu pula dalam hidup ini. Jika kita menanggung beban-beban hidup (bisa berupa kekecewaan, kegagalan, kekalahan, kesedihan, dukacita, dll) sepanjang waktu, cepat atau lambat, kita taidk kan mampu bertahan. Karena beban itu lamakelamaan akan makin terasa berat. Karena itu, yang perlu kita lakukan adalah menaruh gelasnya, beristirahat sebentar sebelum kembali memegangnya.‖ Sama halnya dengan gelas air tersebut, kita perlu meletakkan beban-beban hidup kita pada waktu-waktu tertentu, sehingga kita bisa merasa segar lagi dan mampu mengangkat beban itu kembali.
Jadi, sebelum kita pulang ke rumah dari pekerjaan atau segala aktivitas kita selama seharian penuh, letakkan sejenak beban kerja dan hidup kita. Jangan membawa beban itu ke dalam rumah. Tinggalkan itu di luar rumah. Esok pagi, saat tubuh kita sudah terasa segar kembali, kita bisa mengambil beban itu lagi. Cobalah untuk beristirahat dan bersantai. Nikmatilah hidup ini! Karena pada akhirnya yang paling penting adalah seberapa baik kita menjalani hidup, mencintai, dan belajar untuk melepaskan beban dalam hidup.
Alasan yang Kuat Oleh Andrie Wongso Sabtu, 16 Februari 2013
Pasar malam dibuka di sebuah kota. Seluruh penduduk menyambutnya dengan gembira. Ada berbagai macam permainan, stan makanan, dan sirkus. Tetapi kali ini yang paling istimewa adalah atraksi Manusia Kuat. Setiap malam, ratusan orang menonton pertunjukannya. Ia bisa melengkungkan baja hanya dengan tangan telanjang, ia bisa menghancurkan beberapa batu bata tebal dengan tinjunya, ia mengalahkan banyak pria di kota itu dalam lomba panco. Tapi untuk menutup pertunjukannya ia hanya memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras terus hingga tetes terakhir air jeruk itu terperas.
Kemudian ia menantang para penonton. "Barangsiapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini, akan kuberikan dia uang satu juta!" Kemudian naiklah seorang laki-laki ke atas panggung. Tangannya terlihat begitu besar dan kuat. Ia memeras dan memeras... tapi tak setetes pun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sepertinya sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria dari penjuru kota pun penasaran ikut mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum. Kemudian ia berkata, "Kesempatan terakhir. Siapa yang mau mencoba..?"
Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja boleh, Nyonya. Mari naik ke panggung!" Manusia Kuat lantas membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tertawa terbahak-bahak bahkan mengolok-ngolok wanita itu. Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya.
Lalu wanita itu mencoba memeras dengan penuh konsentrasi. Ia memeras ... memeras ... dan ... setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh membasahi lantai panggung. Para penonton diam, terperangah. Lalu cemoohan mereka segera berubah menjadi tepuk tangan riuh. Manusia Kuat memeluk dan menyalami wanita kurus itu, sambil berkata, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukan semacam ini ratusan kali. Dan, ribuan orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang saya tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya Anda satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh tahu, bagaimana Anda bisa melakukan hal itu?" "Begini,‖ jawab wanita itu. "Saya adalah orang yang telah terbiasa setiap hari
memeras air jeruk atau air kelapa, baik untuk keperluan rumah tangga serta pekerjaan di kios makanan. Dan jika suamimu sedang sakit keras dan tak bisa bekerja mencari nafkah, sedangkan kau memiliki tanggungan empat anak yang harus diberi makan setiap harinya, lalu kau harus kuat mencari uang meski hanya seratus-dua ratus.. maka hanya memeras setetes jeruk untuk mendapatkan satu juta bukanlah hal yang teramat berat. Bila Anda memiliki ALASAN cukup kuat, maka Anda akan menemukan jalannya," demikian kata wanita tersebut dengan mantap. Netter yang LuarBiasa,
Seringkali kita tidak mampu melakukan sesuatu bukan karena kita tidak kuat, tetapi karena kita tidak memiliki alasan yang cukup kuat. Orang yang berhasil adalah orang yang penuh dengan motivasi, impian, dan semangat yang tinggi. Salam sukses, luar biasa!!
Jangkrik dan Burung Oleh Andrie Wongso Senin, 11 Februari 2013 Alkisah, seekor jangkrik muda keluar dari liang rumahnya di tengah hutan. Ia mendengar nyanyian yang merdu. Maka ia pun segera mencari sumber suara tersebut. Lalu dilihatnya seekor burung sedang berkicau di atas dahan pohon. Jangkrik muda pun bertanya, ―Hai, engkau siapa? Mengapa bisa menyanyi demikian merdu?‖ Si burung menjawab, ―Hai juga. Aku Nuri. Aku tidak tahu mengapa bisa menyanyi merdu. Tapi yang pasti, sejak kecil aku memang sudah seperti ini.‖
Saat itu, dari kejauhan terdengar kembali suara nyanyian lain yang jauh lebih merdu. Jangkrik muda pun melompat-lompat menuju suara nyanyian. Tak lama, ia bertemu dengan seekor burung yang juga sedang berkicau di dahan pohon lain. Jangkrik muda pun bertanya, ―Hai, siapa namamu? Nyanyianmu lebih merdu dari si Nuri.‖ ―Aku Kutilang. Sejak kecil aku memang sudah banyak mengenal lagu dan belajar menyanyikannya dengan suara kicauanku.‖
Namun, mendadak terdengar irama seperti seruling yang mengalun teratur. Jangkrik muda pun dengan antusias menuju ke arah suara tersebut. Sampai di situ, dia bertemu seekor jangkrik dewasa yang sedang mengerik. Katanya heran, ‖Rupamu sama seperti aku! Tapi mengapa suaraku tidak bisa sepertimu?‖ Jangkrik dewasa menjawab, ―Kita memang sama-sama jangkrik, jadi kamu pun bisa seperti aku. Kalau mau, aku ajari.‖ Jangkrik kecil pun dengan semangat mulai belajar menyanyi. Tetapi, setelah dicoba terus-menerus, suaranya tidak bisa keluar dengan nyaring. Setelah beberapa hari, jangkrik kecil mendatangi jangkrik dewasa sambil mengeluh. ―Aku sudah berusaha mati-matian, tapi tetap saja belum bisa menyanyikan lagu yang indah. Aku bosan!‖ Dengan sabar, jangkrik dewasa pun menjawab, ―Aku sudah berlatih setiap hari terus menerus selama berbulan-bulan. Kamu baru belajar beberapa hari, mana mungkin suaramu bisa sama sepertiku? Jika kamu ingin bernyanyi lebih nyaring dari suaraku, jangan berhenti mencoba dan berlatih. Setelah pita suaramu terlatih dengan baik, maka suatu hari nanti nyanyianmu pasti akan lebih nyaring dariku.‖ Mendengar jawaban tersebut, jangkrik kecil pun tersadar. Maka, saat hari sudah gelap, si jangkrik pun kembali berlatih. Bahkan, saat manusia sudah terlelap di alam mimpi, jangkrik muda makin giat berlatih menyanyi. Dan akhirnya, suatu hari terdengarlah nyanyian nyaring si jangkrik muda, kriiik-kriiik-kriiik.
Netter yang Bijaksana.. Ada banyak kesuksesan yang sering kita lihat dari orang lain. Tentu, adalah hal yang wajar jika kemudian kita mendambakan sukses yang sama. Namun, seringkali kita ingin mendapatkan sesuatu dengan cara serba cepat. Ada rintangan dan halangan sedikit saja, akan membuat kita lemah tak berdaya.
Pahami:bahwa hukum kesuksesan paling sederhana sebenarnya adalah mau berjuang sepenuh hati dengan penuh keuletan dan siap belajar dari masalah yang mendera. Ingat, semua perlu diperjuangkan, semua butuh pengorbanan, dan tak ada sukses yang diraih tanpa melalui proses kerja nyata. Mari, terus berjuang, berkarya, dan berusaha. Jadikan setiap masa dan periode perjuangan sebagai pembelajaran untuk mencapai sukses yang sebenarnya.
Tuntas dan Maksimal Oleh Andrie Wongso
Senin, 28 Januari 2013 Alkisah, ada seorang raja hendak berburu. Ia ditemani oleh panglima kerajaan dan punggawa terpercayanya, serta beberapa prajurit dari istana. Dalam perburuan itu, Raja harus melewati berbagai daerah dan hutan yang luas.
Dalam peristirahatan sejenak sebelum berburu masuk ke hutan tersebut, Sang Raja sempat mendengar sebuah percakapan dari prajuritnya. Mereka beradu pendapat, mengapa dua orang terpercaya Raja bisa mendapat jabatan yang berbeda. Satunya sebagai panglima, satu lagi menjadi punggawa. Padahal, keduanya punya kedekatan dan jasa yang hampir sama. Mendengar itu, keesokan harinya, Sang Raja memanggil semua orang yang mendampingi perburuannya. Ia lantas memanggil salah satu prajurit. ―Tolong lihat keadaan di dalam hutan sebelum kita memulai berburu. Laksanakan!‖ Setelah beberapa saat menunggu, prajurit itu kembali. ―Paduka, keadaan hutan cukup aman kita masuki.‖ Mendengar jawaban itu, Sang Raja kali ini menitahkan punggawanya untuk melakukan hal yang sama. Punggawa membutuhkan waktu lebih lama untuk mengamati. ―Paduka, keadaan hutan cukup aman seperti yang tadi dikatakan prajurit. Cuaca cerah, burung-burung berkicau nyaring tanda di sana memang tempat yang tepat untuk mendapatkan binatang buruan. Selain itu, saya juga menemukan satu tempat strategis untuk berburu.‖
Sang Raja tersenyum puas mendengar jawaban tersebut. Namun, Panglima yang sedari tadi memperhatikan saja, memohon izin pada Baginda Raja untuk juga diberi kesempatan melihat ke dalam hutan sejenak. Sang Raja pun mengabulkan. Beberapa lama kemudian, Panglima itu pun kembali. ―Paduka, apa yang disampaikan prajurit dan sahabat punggawa tadi sangat benar. Namun, karena Baginda lebih suka hewan kijang untuk diburu, saya sudah menyiapkan tempat yang paling strategis. Ada satu sungai kecil, di mana kita bisa lebih mudah mendapatan kijang. Untuk menuju ke sana ada tiga cara. Saya sudah tahu jalur paling nyaman untuk kita semua. Di situ juga banyak tempat istirahat yang aman, sehingga jika cuaca tiba-tiba berubah, kita akan lebih mudah mencari perlindungan.‖ Mengetahui penuturan panglimanya, Sang Raja berkata kepada semua orang yang bersamanya. ―Semalam aku mendengar ada orang berdebat, mengapa satu orang dengan yang lainnya mendapat kedudukan lebih tinggi di bawahku. Hari ini, kalian menyaksikan sendiri jawabannya. Kalian semua adalah orang-orang terbaik. Tapi,
baik saja belum cukup. Kecekatan, kepekaan, keahlian, kepedulian, kecermatan, ketelitian, dan ketuntasan terhadap pekerjaan bisa menjadi pembeda. Kalian semua pasti bisa mendapat jabatan lebih tinggi. Namun, hanya yang terbaiklah yang akan mendapat tempat terbaik pula. Panglima mencari informasi paling banyak, paling cermat, paling pas, dan paling sesuai dengan kebiasaan yang aku lakukan, maka ia aku pilih menjadi panglima. Kalian semua mengerti?‖ Mendengar penuturan Sang Raja, semua orang mengangguk-angguk tanda mengerti dan setuju terhadap apa yang menjadi kebijakan raja. Mereka berjanji pada dirinya masing-masing, agar ke depan bisa menjadi orang yang jauh lebih baik, dengan mampu menuntaskan semua pekerjaan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Netter yang luar biasa, Orang sukses pasti punya kebiasaan menuntaskan pekerjaan lebih maksimal dibandingkan orang yang biasa-biasa saja.
Orang yang berpikiran, berjiwa, bertindak, dan berkarakter sebagai orang sukses biasanya akan selalu bertanggung jawab tanpa memandang siapa yang memberi tugas, akan bekerja sepenuh hati tanpa diawasi, akan memaksimalkan pekerjaan tanpa disuruh. Dengan begitu, setiap peran yang dilakoni, setiap bidang yang dijalani, setiap tugas yang dilaksanakan, dapat menjadi karya yang tuntas. Ibarat seorang pelukis, ia akan menggambar karya selayaknya seorang maestro. Mari, kita tuntaskan pekerjaan—apa pun bidang yang kita jalani—dengan kesungguhan, ketelitian, kecekatan, keterampilan, sehingga setiap karya akan membuat kita menjadi pemenang sejati kehidupan.
Salam sukses, LuarBiasa!!
Totalitas Oleh Andrie Wongso Senin, 28 Januari 2013
Pada zaman dulu, di sebuah negara, hiduplah seorang pria yang dipanggil Leyangtsi. Ia mempunyai seorang istri yang sangat bijaksana dan cerdas. Mereka hidup harmonis karena saling mencintai satu sama lain.
Suatu hari, Leyangtsi dalam perjalanan pulang dari bekerja, menemukan sebongkah emas. Baginya, itu adalah harta yang sangat berharga. Karenanya, saking senang, ia
pun segera berlari menuju rumah untuk memberitahukan penemuan itu pada istrinya. Ternyata, sampai di rumah, ia justru mendapat ―sambutan‖ yang berbeda. Istrinya berkata, ―Laki-laki sejati bahkan tidak akan pernah meminum air curian. Jadi bagaimana bisa kamu membawa emas yang bukan milikmu?‖ Mendengar ucapan itu, Leyangtsi pun terbuka kesadarannya. Ia segera mengembalikan emas itu ke tempat di mana ia menemukannya. Begitulah, sang istri selalu mendampingi Leyangtsi dengan saling mengingatkan satu sama lain. Hingga suatu ketika, Leyangtsi pergi untuk belajar pada seorang guru, yang membuatnya berpisah dengan sang istri untuk beberapa lama. Pada suatu hari, setelah mereka berpisah cukup lama, Leyangtsi datang ke rumah. Saat itu, istrinya sedang menenun kain. Melihat kedatangan yang tiba-tiba, sang istri bertanya dengan nada khawatir, apa yang membuatnya kembali sebelum waktunya. Leyangtsi menjawab, dirinya sangat sedih berpisah lama dengan istrinya, dan ia sangat merindukannya.
Namun, sang istri ternyata bereaksi kurang sesuai yang diharapkan. Bahkan, tanpa diduga, sang istri mengambil gunting dan langsung memotong kain tenunan yang hampir diselesaikannya. ―Aku tahu kamu memang mencintaiku, begitu juga sebaliknya. Tapi, seperti halnya kain ini, tak akan menjadi kain yang indah jika aku tak menyelesaikannya. Kalau hanya separuh saja, ini tak akan laku dijual atau tak akan bisa dipakai. Begitu juga denganmu. Saat kamu hanya menjalani setengahnya, ilmumu tak akan pernah cukup!‖ seru sang istri. Leyangtsi pun sadar, ada kepentingan yang lebih besar daripada sekadar memenuhi rasa kangen pada istrinya. Maka, ia pun berjanji, baru akan kembali setelah menyelesaikan masa belajar dan mencetak prestasi yang mengagumkan.
Netter yang LuarBiasa, Kisah tadi mencerminkan bahwa pekerjaan apa pun yang kita mulai, harus kita tuntaskan, selesaikan dengan sebaik-baiknya. Maka jika kita hanya setengahsetengah dalam berusaha tapi mengharapkan hasil paling maksimal, tidak mungkin kita dapatkan! Persis seperti kata-kata mutiara dalam bahasa Mandarin: 有 头有尾 you tou you wei (ada kepala, ada ekor). Hanya mereka yang punya komitmen, berani memulai, berani menuntaskan, berikhtiar selangkah demi selangkah, berjuang terus menerus secara konsisten, maka pasti impian kita, rencana kita, akan berbuah sukses luar biasa!
Ember Bocor Oleh Andrie Wongso
Rabu, 16 Januari 2013 Dikisahkan, ada seorang pekerja yang tinggal di rumah sederhana dengan sumurnya yang bermata air jernih, bersih dan segar. Dia bekerja sebagai pengambil air. Tugasnya adalah memenuhi bak air untuk kebutuhan di rumah majikannya.
Dengan pikulan dan ember kayu di kiri kanan tubuhnya, setiap hari dilaluinya jalan sepanjang satu kilometer. Sayangnya satu ember utuh, ember yang lain bocor—ada beberapa lubang kecil di sana. Dengan ember yang utuh, air sampai ke tujuan dengan utuh pula. Sedang ember yang bocor, sampai di tujuan hanya tersisa setengah ember air saja. Si ember utuh merasa bangga sekali dengan hasil kerjanya, sedangkan si ember bocor semakin lama merasa semakin frustasi. Dia pun berkata kepada si pekerja, ―Tuan, saya merasa sedih dan malu sekali. Saya ingin minta maaf...‖ ―Kenapa kamu merasa malu?‖ Tanya tuannya. ―Selama saya disini, saya cuma bisa menyumbangkan setengah ember air ke rumah majikan. Gara-gara saya, mesti tuan telah bekerja keras tetapi hasilnya tidak seimbang dengan tenaga yang tuan keluarkan.‖ Tukang air terdiam menyimak katakata si ember bocor sebelum menjawab, ―Di perjalanan pulang nanti, perhatikanlah baik-baik tepian jalan berbunga yang setiap hari kita lalui.‖ Saat perjalanan pulang, si ember bocor pun memperhatikan tepi jalan yang mereka lewati.
Di bawah sorot hangat sinar matahari, bunga-bunga beraneka warna tumbuh berkembang dis epanjang jalan. Melihat pemandangan yang indah itu, si ember merasa terhibur hatinya. ―Lihatlah bunga-bunga yang tumbuh di sisi sebelahmu dan tidak tumbuh di sisi ember utuh. Itu karena saya sengaja menabur benih kembang di sisimu dan kamu yang menyirami setiap hari kita melewati jalan ini. Indah sekali kan? Bunga-bunga itu kupetik untuk dipajang di rumah majikan kita, juga kuberikan untuk kekasihku, dan dia pun semakin sayang kepadaku. Kalau tidak ada kamu, rumah majikan tidak akan seindah itu dan cintaku pun tidak akan semesra ini. Ha ha! Aku lah yang seharusnya berterima kasih kepadamu!‖ kata si tukang air panjang lebar, dengan riang. Mendengar semua perkataan itu, si ember bocor merasa senang dan bersyukur karena ternyata walaupun dirinya tidak utuh lagi tetapi masih bisa berguna dan membahagiakan orang.
Netter yang LuarBiasa,
Begitu pula dalam kehidupan ini, sering kali kita terjebak oleh pandangan yang salah tentang peranan kita. Tiap hari, kita lebih banyak berkutat dengan kekurangan dan kelemahan semata, sehingga perasaan rendah dirilah yang lebih dominan dalam mengarungi hidup ini.
Perlu disadari, tidak ada manusia yang sempurna. Bagaimana pun kecilnya peranan / pekerjaan yang kita emban, lakukan dengan penuh tanggung jawab. Yakin! Apa yang kita berikan pasti bernilai buat diri sendiri dan orang lain. Tetap semangat, salam sukses luar biasa!!
Tahun Kerja Keras dan Penuh Berkah Oleh Andrie Wongso Selasa, 1 Januari 2013
Netter yang Luar Biasa! Tanpa terasa tahun baru 2013 telah kita tapaki. Kehidupan manusia pada umumnya, terlibat 3 masa: Masa lalu, masa kini, dan masa depan. Menyesali terus kesalahan & kegagalan masa lalu namun tidak mampu untuk mengubahnya, hanya membuang-buang waktu dan membuat sakit mental. Mencemaskan & menakutkan masa depan yang belum terjadi adalah kebodohan. Maka waktu yang paling penting & berharga adalah masa kini, hari ini! Kehidupan mengajarkan, tidak ada salahnya sejenak menoleh ke belakang. Melihat kesalahan & kelemahan yang pernah kita jalani agar tidak terulang di masa depan. Sekaligus melihat kelebihan & kekuatan yang pernah dilakukan agar dapat kita aktualisasikan di hari ini dan di masa depan dengan lebih baik lagi.
Saat ini, tahun baru sudah di hadapan kita. Mari kita mulai melangkah dengan rasa syukur, doa, optimisme. Teguhkan tekad untuk meraih harapan-harapan baru, citacita baru! Tegaskan dalam diri: tahun ini harus lebih baik daripada tahun lalu! Saya yakin & percaya: dengan hati bersih, fokus, dan berjuang dengan sepenuh hati memungkinkan setiap hari di sepanjang tahun 2013 kita bisa menikmati kerja keras dengan penuh kegembiraan sekaligus mampu mengukir prestasi sukses yang luar biasa. Yes I can! Saya bisa! Semoga Tuhan YME selalu menyertai setiap langkah dan niat baik kita. Selamat tahun baru 2013. Happy new year. Xin nian kuai le.
Salam sukses, luar biasa!
Cintai Apa yang Dimiliki Rabu, 26 Desember 2012 Oleh Andrie Wongso Pada zaman dahulu, hiduplah seorang raja yang sangat kaya. Akan tetapi, ia merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Dari hari ke hari, ia merasa hidupnya kian hampa. Repotnya, dia sendiri tak tahu apa yang menjadi penyebabnya. Suatu pagi, ketika bangun dari tidur, Raja mendengar suara seseorang yang sedang bernyanyi. Karena penasaran, dia pun bergegas mendekati asal suara tersebut. Ternyata, suara itu berasal dari salah seorang pelayan kerajaan yang sedang membersihkan ruangan. Pelayan itu terlihat sangat menikmati hidupnya. Dengan penasaran sang Raja bertanya: ―Wahai Pelayan, rahasia apa yang engkau miliki, sehingga bisa begitu bahagia?‖ Pelayan itu pun menjawab, ―Tuanku Raja, hamba tidak memiliki apa-apa, kecuali keluarga yang bahagia dan penuh syukur.‖ Karena merasa penasaran dengan penuturan si Pelayan, sang Raja pun memanggil penasihat kerajaan yang bijaksana untuk dimintai saran. Kata sang Penasihat, ―Yang Mulia, saya yakin bahwa si pelayan itu belum masuk Koin 99! Untuk menjelaskannya, mohon beri hamba koin emas sejumlah 99. Nanti, koin emas ini akan hamba masukkan ke dalam tas, dan hamba letakkan di depan pintu rumah si pelayan.‖ Singkat cerita, tas yang sudah berisi koin 99 itu kemudian diletakkan di depan rumah si pelayan. Sang Raja sendiri dengan perasaan ingin tahu, ikut menantikan bagaimana kira-kira reaksi si Pelayan. Pada saat si pelayan membuka pintu rumah, dia terkejut dan berteriak kegirangan karena menemukan tas besar berisi kepingan uang emas. Dengan tak sabar, si Pelayan pun mulai menghitungnya. Ternyata, hanya ada 99 keping uang emas— yang berarti tidak genap 100 keping! Lalu, pelayan itu pun mencarinya ke seluruh penjuru istana. Tetapi sia-sia saja, karena ia tetap tidak menemukannya. Jadi, dia bertekad akan bekerja lebih keras supaya dapat membeli 1 lagi koin uang emas sehingga jumlah uang emasnya bisa genap menjadi 100. Karena begitu fokus akan ambisi dan pekerjaannya, berbeda dengan hari-hari sebelumnya, si pelayan tak lagi bernyanyi dan bersiul gembira. Wajahnya terlihat begitu serius dan murung. Terlihat perubahan yang sangat drastis dalam diri si pelayan.
Sang Penasihat pun menjelaskan hal ini kepada raja, ―Tuanku, itu artinya, Pelayan itu telah bergabung dengan Koin 99! Yaitu mereka yang memiliki banyak hal, tetapi merasa tidak bahagia. Mereka fokus bekerja untuk mengejar satu koin lagi supaya genap menjadi 100. Celakanya, dalam mengejar 1 koin ini, mereka lupa pada hal-hal lainnya. Mereka kekurangan waktu tidur, kekurangan waktu untuk keluarga, untuk lingkungan, serta kekuarangan waktu untuk kebahagiaan mereka sendiri. Terkadang, dalam mengejar satu koin emas ini, mereka rela mencelakai orang lain. Itulah yang hamba maksud dengan Koin 99, Yang Mulia.‖ ―Wahai engkau Penasehat yang bijak, sekarang aku memahami maksudmu,‖ jawab sang raja. ―Mulai sekarang kuputuskan, untuk menghargai setiap apapun yang aku miliki.‖ Netter yang Bijaksana, Sebagaimana si Pelayan dalam cerita tadi, tanpa kita sadari, kita pun sering terfokus hanya pada ‗1 koin‘ yang kurang, tanpa pernah bersyukur pada ‗99 koin‘ yang sudah kita punya. Padahal kita semua tahu, ada hal-hal yang tak ternilai harganya. Misalnya kesehatan, teman, sanak-saudara, bahkan keluarga. Bahkan kalau toh seandainya ada salah satu dari hal-hal tersebut tidak kita miliki, setidaknya kita masih memiliki umur dan waktu. Mari teman-teman, mengembangkan dan menjalankan semua aktivitas dengan modal rasa syukur dan bahagia. Sehingga di sepanjang jalan, kita bisa selalu ringan tangan berbagi kebahagiaan kepada sesama, terutama keluarga. Salam hangat, luar biasa!
Piagam Ibu Oleh Andrie Wongso Senin, 17 Desember 2012 Suatu hari, di sebuah rumah terlihat kesibukan penghuninya. Mereka bersamasama mengangkat, menggeser, dan memindah-mindahkan berbagai macam perabot rumah dengan diselingi canda dan sapa akrab di antara mereka. Rupanya seiring dengan bertambahnya usia, anak-anak ingin kamar tidur terpisah, sehingga ada keleluasaan untuk mengatur barang-barang mereka sendiri. Bersama mereka merencanakan pembagian ruang, perabotan, dan tugas, dan sengaja meluangkan waktu libur untuk merenovasi sesuai rencana yang telah disepakati. Di keluarga itu, ayah dan anak-anak memiliki kesamaan minat dan aktif di berbagai kegiatan dan organisasi, seperti olah raga, kesenian dan kegiatan
sosial lainnya. Itu bisa dilihat dari banyaknya piagam penghargaan dan piala yang berhasil didapat dan saat ini tegeletak di berbagai sudut, terbengkalai dan belum tersentuh. Setelah memikirkan bersama, mereka memastikan piagam dan piala akan ditempatkan di ruang tamu dengan menambahkan rak pajang. Sambil bernostalgia mengingat saat kemenangan, si sulung berkomentar, ―Bu, rasanya enggak komplit lho, di antara piala dan piagam ini tidak ada nama ibu. Waktu ibu muda sampai sekarang, apa ibu enggak pernah ikut pertandingan?‖ ―Wah kalau ibu kalian ikut bertanding dan menjadi pemenang juga, kita semakin repot dong mencari tempat untuk menyimpan piala dan piagam ini, hahaha,‖ timpal sang ayah. ―Eh, Ibu juga punya piagam, lho… Bukan hanya satu, tapi dua! Penasaran? Kalau ingin tahu piagam apa yang ibu punya, sediakan saja dua paku kosong, besok akan ibu gantung piagamnya di sana,‖ sambil tersenyum misterius, ibu melanjutkan kerjanya. Ayah dan anak saling bertanya lewat tatapan mata. Bersamaan mengangkat bahu tanda masing-masing tidak mempunyai jawaban atas pernyataan piagam rahasia milik ibu. Dengan penasaran, keesokan harinya mereka segera melihat di ruang tamu. Ah… pakunya masih kosong! Saat selesai makan malam, ibu pun mengumumkan layaknya seorang pembawa acara. ―Hadirin, sesuai janji kemarin, piagam yang ibu dapatkan sudah tergantung di tempatnya, silakan ke ruang tamu untuk melihatnya!‖ Mereka berhamburan ke ruang tamu ingin segera tahu, kejuaraan apa yang telah dimenangkan oleh ibu atau piagam penghargaan seperti apa yang telah dirahasiakan ibu selama ini? Pasti sangat luar biasa sampai orang serumah tidak pernah ada yang tahu! Setiba di sana, terpampang di tembok telah dipigura, akte kelahiran masingmasing anak. Mereka terkesima dan begitu tersadar, si sulung segera memeluk ibunya, ―Iya Bu, ini adalah piagam paling berharga di seluruh dunia. Pertanda Ibu telah memenangkan pertandingan terbesar dan terhebat karena diperjuangkan dengan taruhan nyawa. Piala dan piagam yang kami dapat, tidak sepadan dengan piagam yang ibu punya. Terima kasih telah mengingatkan dan maafkan kesombongan kami, Bu,‖ dengan terharu mereka berpelukan. Netter yang Luar Biasa! Seorang ibu, walaupun tanpa piagam dan penghargaan apapun, tetap adalah pahlawan bagi anak-anaknya. Entah semewah atau sesederhana apapun sebuah rumah, sosok ibu adalah tempat terindah untuk anak-anaknya pulang.
Semoga, saat ini masih ada kesempatan buat kita untuk berbakti kepada ibu dan senantiasa mensyukuri bahwa melalui dialah kita ada.
Lilin-lilin Kecil Oleh Andrie Wongso Rabu, 12 Desember 2012 Suatu hari di sebuah kelas, bu guru memperhatikan salah seorang muridnya yang tampak gelisah dan tidak konsentrasi mengikuti pelajaran yang diberikan. Saat bel pulang berdering, bu guru memanggil si anak untuk diajak berbincang, ―Nak, ibu perhatikan, kamu beberapa hari ini tidak mengikuti pelajaran dengan baik. Ada apa, Nak? Apakah ada masalah yang sedang mengganggu pikiran kamu?‖ ucap bu guru sambil membelai kepala kecil di hadapannya dengan sayang. Si anak terdiam menengadahkan wajah, tampak matanya berkaca-kaca. ―Maafkan saya, Bu. Saya sudah mengabaikan pelajaran sekolah. Beberapa hari ini saya sedang bingung, tetapi setiap kali saya hendak berbicara dengan ibu guru, saya lihat ibu begitu sibuk sehingga saya tidak berani mengganggu.‖ ―Baiklah, sekarang ibu tidak sibuk. Apa masalahmu, siapa tahu ibu bisa membantu..‖ lanjut bu guru. ―Tapi Bu, saya sungguh tidak ingin menyusahkan ibu. Di kelas ini saja ada 40 murid yang harus diajar oleh ibu, belum lagi kelas yang lain. Saya tidak ingin merepotkan ibu dengan masalah saya,‖ si anak membandel menolak jasa baik ibu guru. ―Baiklah. Kalau begitu, maukah kamu membantu ibu?‖ Segera si anak mengganggukkan kepalanya. ―Ambil dan bawa kemari beberapa lilin di lemari ibu, nyalakan dengan korek api yang di situ. Pasang lilin yang lain dan nyalakan dengan api lilin yang pertama.‖ Walaupun tidak mengerti apa maksud semua ini, si anak dengan patuh mengerjakannya. ―Lihat baik-baik, Nak. Nyala api lilin pertama tetap terang 'kan? Walaupun dia telah memberikannya kepada lilin-lilin yang lain.‖ ―Apa maksud Ibu? Apa hubungannya masalah saya dengan lilin? Saya sungguh tidak mengerti, Bu..‖ jawab si anak kebingungan. ―Lilin pertama tidak kehilangan terang dan panasnya walaupun telah memberi kepada lilin yang lain. Nah, sama seperti lillin. Bu guru juga tidak akan kekurangan apapun dengan memberikan ilmu, waktu, dan pengetahuan yang ibu punyai untuk kalian semua. Dengan memberi, seorang guru baru berarti bagi orang lain yaitu murid-muridnya, orang tua murid yang menitipkan pendidikan
anaknya ke sekolah ini, dan guru juga menjadi tumpuan harapan setiap bangsa untuk menyiapkan kalian, calon-calon pemimpin di masa depan. Dengan memberi bantuan, bu guru kan tidak berkurang sedikit pun. Bagaimana? Sekarang kamu mengerti?‖ Dengan tersenyum, si anak pun mulai menceritakan masalahnya dan akhirnya pulang ke rumah dengan perasaan puas dan lega. Pembaca yang bijaksana, Kenyataan sering kali bertolak belakang dengan keinginan kita. Ada orang yang ingin membantu, tetapi yang dibantu tidak mau. Ada pula orang yang butuh bantuan ke orang lain, tetapi orang lain tidak mau membantunya. Manusia sebagai makhluk sosial, tidak mungkin hidup sendiri. Manusia selalu memiliki sifat saling ketergantungan satu dengan yang lain. Maka saat kita butuh bantuan biar orang lain membantu kita, tetapi saat kita bisa memberi bantuan, ya kita ringankan beban orang lain; seperti sifat lilin tadi yang memberikan nyala apinya kepada lilin-lilin yang lain, selalu menjadi penerang dalam kegelapan dan menghangatkan sekelilingnya tanpa pernah kehilangan jati dirinya. Salam sukses luar biasa!
Layu Sebelum Berkembang Oleh Andrie Wongso Rabu, 5 Desember 2012 Alkisah, ada seorang anak yang sangat menyenangi bunga. Ia ingin rumahnya ditumbuhi oleh bunga-bunga indah. Karena itu, saat akan berulang tahun, ia pun meminta hadiah kepada orangtuanya. ―Papa, mama. Aku ingin sekali punya tanaman bunga yang indah seperti di taman kota, seperti waktu Papa ajak aku jalan-jalan tempo hari,‖ pinta si bocah. Keesokan harinya, tepat di hari ulang tahunnya, permintaan itu dikabulkan. Sebuah pot bunga berisi tumbuhan segar diberikan sebagai hadiah. ―Terima kasih Pa, Ma.. Tapi, ini kok nggak ada bunganya?‖ tanya si bocah polos. ―Bunga yang kamu inginkan itu memang hanya tumbuh saat musimnya datang,‖ jawab kedua orangtua itu sabar. ―Yang penting, rawat tanaman ini baik-baik, sirami, dan pelihara sungguh-sungguh.‖ Si bocah pun mematuhi kata-kata orangtuanya. Setiap hari, disiraminya tanaman bunga yang diletakkan di pinggir jendela kamarnya itu. Hari demi hari berlalu. Tak terasa, sudah dua minggu lebih tanaman itu ada di kamar si bocah. Tanaman
itu terlihat makin segar karena rajin disiram oleh si bocah. Tapi, yang ditunggutunggu si bocah tak kunjung tiba. Tanaman itu baru memunculkan satu dua kuncup calon bunga. Maka, si bocah pun bertanya kepada kedua orangtuanya. ―Papa Mama, mengapa aku sudah rajin menyiram dan merawat, yang muncul hanya kuncup ini? Mana bunganya?‖ ―Nak, sabar. Kuncup itu akan jadi bunga indah yang kamu inginkan. Terus rawat. Maka kuncup itu akan mekar pada waktunya…‖ nasihat kedua orangtuanya sabar. Si bocah mengangguk. Namun, dalam hatinya ia sedikit kecewa. Sudah cukup lama ia menanam dan merawat, tapi yang ia dapat hanya kuncup bunga. Tak terasa, seminggu kemudian, kuncup itu pun terlihat hendak mekar. Warna kuning merekah sudah terlihat dari dalam kuncup itu. Si bocah kegirangan. Dikiranya, bunga itu segera akan mekar. Maka, ia pun segera meraih kuncup bunga yang hendak merekah itu. Ia merasa, bunga itu harus dibantu untuk bisa keluar dan menghiasi kamarnya. Tanpa ia sadar, tindakannya itu justru merontokkan bunga yang hendak mekar. Bunga yang memang sedang menunggu saat tepat untuk merekah itu justru layu saat dibantu tangan bocah untuk mekar. Bocah itu pun menangis. Ia menyesali perbuatannya yang hendak membantu mekarnya bunga, malah mematikan bunga itu. Netter yang LuarBiasa Kisah tadi adalah sebuah pelajaran kehidupan, bahwa tidak ada sesuatu yang instan. Kita bisa saja mempercepat proses untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi, jika memang belum saatnya untuk ―matang‖, hampir bisa dipastikan, apa yang didapat, tak memiliki fondasi yang kuat. Akibatnya, sukses yang diperoleh pun akan mudah tumbang, mudah goyah, dan mudah pula ditiup badai kehidupan. Karena itu, sadari sepenuhnya, bahwa semua butuh diperjuangkan dengan proses yang tak bisa instan. Justru, dengan melewati berbagai halangan, tantangan, dan kesulitan, akan mendewasakan. Mari, jangan pernah menyerah saat proses hidup terasa menyulitkan. Sebab, di sanalah kita akan digembleng menjadi insan dengan ―akar‖ kuat yang saatnya matang kelak, akan jadi pribadi hebat penuh manfaat. Salam sukses, luar biasa!
Sulit Menyenangkan Semua Orang Oleh Andrie Wongso
Sabtu, 24 November 2012 Alkisah, suatu siang yang terik, tampak seorang pengusaha mendatangi sebuah toko mebel dikawasan pusat bisnis di sebuah kota. Pengusaha itu datang dengan membawa kursi sofa yang terbuka jahitannya. Sambil memasang muka yang marah, dengan lantang dia berkata kepada penjual di situ dengan menunjuk ke kursi sofa yang dibawanya, ―Lihat sofa ini. Saya sudah membayar dengan harga mahal dan sofa ini telah terbuka jahitannya sebelum dipakai!‖ Dengan sabar, si pemilik toko meladeni omelan dan kemarahan tamunya dengan penuh perhatian. Setelah melihat kerusakan kursi sofa tersebut, si pemilik toko berkata, ―Baiklah, Pak. Jangan kuatir. Saya akan berusaha membantu memperbaiki jahitan kursi sofa ini sebaik-baiknya. Besok silakan bapak ambil kemari atau kapan pun bapak ada waktu.‖ Mendengar kata-kata sopan itu, redalah kemarahan si pemilik sofa. Ia pun pergi meninggalkan sofanya untuk diperbaiki dan berjanji akan datang kesokan harinya untuk mengambilnya. Sepeninggal si tamu, anak pemilik toko mebel itu mendekati ayahnya dan berkata. ―Tamu tadi sungguh keterlaluan. Marah-marah tidak pada tempatnya. Bukankah sofa ini bukan buatan kita dan dibeli dari toko kita? Mengapa ayah tidak berusaha menjelaskan, malahan masih mau memperbaiki sofa itu?‖ tanya si anak penasaran. Di sekitar toko itu memang ada beberapa toko mebel lain yang menjual sofa, dengan desain yang satu sama lain saling memiliki kemiripan. Dengan sabar, sambil tersenyum si ayah memberi tahu putranya. ―Camkan ini baik-baik anakku! Memang, Ayah tahu ini bukan sofa yang kita jual. Tapi tidak ada ruginya membantu perbaikan kecil dan tidak merepotkan ini. Dengan kita membantunya, maka tamu tadi pasti akan datang ke sini lagi. Dengan begitu, kita akan memiliki pelanggan baru. Apakah kamu mengerti?‖ ujarnya menjelaskan. Begitulah, si pemilik toko mebel mengubah mejengkelkan dan ketidakpuasan menjadi sebuah pelayanan dengan dampak keuntungan di kemudian hari. Dan memang, pengusaha yang awalnya marah-marah dan mengeluhkan kerusakan sofa itu, meminta maaf atas kekeliruannya karena melepas kemarahan bukan pada tempatnya dandi kemudian hari menjadi pelanggan setia toko mebel itu. Kisah ini konon berasal dari pengalaman sebuah toko mebel ternama ketika sedang di masa-masa awal membangun bisnisnya. Ternyata, tidak selamanya ketidakpuasan itu berdampak negatif. Dan pengertian bahwa ―kita tak bisa menyenangkan semua orang‖ seharusnya bisa kita sikapi dengan cara yang bijak. Sebab, bisa jadi, ketidakpuasan yang diungkap, malah akan jadi evaluasi—atau bahkan peluang, seperti dalam kisah di atas—untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih baik lagi. Mari, ubah ketidakpuasan yang muncul menjadi sebuah pembelajaran. Yakni, pembelajaran untuk jadi lebih baik, lebih dewasa, dan lebih berkembang. Dengan
begitu, saat kita tak bisa menyenangkan semua orang, justru akan jadi evaluasi terbaik untuk memajukan perusahaan. Terus berinovasi, terus perbaiki layanan. Salam sukses, luar biasa!
Air Minum di Hutan Oleh Andrie Wongso Senin, 19 November 2012 Alkisah, seorang pria tersesat di hutan yang sangat gersang. Ia sempoyongan karena hampir mati kehausan. Tak disangka, ia bertemu dengan sebuah rumah kosong. Di depan rumah tua tanpa jendela dan hampir roboh itu, terdapat sebuah pompa air. Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga. Tapi, tidak ada air yang keluar. Lalu ia melihat ada kendi kecil di sebelah pompa itu dengan mulutnya tertutup gabus dan tertempel kertas dengan tulisan, ‖Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air dulu.. Setelah mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum pergi.‖ Pria itu mencabut gabusnya dan ternyata kendi itu berisi penuh air. ―Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu? Daripada nanti mati kehausan, kalau ternyata pompanya tidak berfungsi. Untuk apa menuangkan air sebanyak ini ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?‖ Begitu pikirnya. Untung suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mencoba mengikuti nasihat yang tertera di kertas itu, sekali pun berisiko. Lantas, ia menuangkan seluruh isi kendi itu ke dalam pompa yang karatan tersebut dan dengan sekuat tenaga memompanya. Benar!! Air keluar dengan melimpah. Pria itu minum sepuasnya. Setelah istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambahkan beberapa kata di bawah instruksi pesan itu: ―Saya telah melakukannya dan berhasil. Engkau harus berkorban terlebih dahulu sebelum bisa menerima kembali secara melimpah. PERCAYALAH!! Inilah kebenaran hukum alam.‖ Netter yang Luar Biasa,
Hidup ini, tidak selalu harus menerima, baru memberi. Tetapi ada kalanya, bahkan seringkali, kita harus memberi dulu, baru menerima. Bukan seperti katakata dalam bahasa Inggris yang populer dan sering kita dengar: ―Take and Give‖ (mendapatkan dan memberi) tetapi seharusnya ―give and take‖ (memberi dan mendapatkan). Dalam kehidupan ini, sebenarnya sumber kebahagiaan adalah memberi (baik memberi layanan, pertolongan, perjuangan, atau pengorbanan). Barulah kita akan menikmati apa-apa yang pantas kita dapatkan. Mari, miliki inisiatif untuk memberi dan memberi terlebih dahulu. Maka anugerah terindah pasti disuguhkan kepada kita. Salam sukses, luar biasa!
Kakak Beradik yang Saling Peduli Oleh Andrie Wongso Jumat, 16 November 2012 Membantu sesama—apalagi saudara—pasti akan membawa keberkahan. Ditambah dengan ketulusan, kita pun akan selalu mendapatkan ―bantuan‖ dalam berbagai wujud kebaikan.
Di sebuah desa kecil, tinggal dua orang kakak beradik yang hidup berdampingan dengan rukun dan bahagia. Untuk menghidupi diri, mereka saling bantu menanami satu-satunya ladang yang ditinggalkan sebagai warisan terakhir orangtuanya. Dengan penuh ketelatenan, mereka selalu mendapatkan hasil yang dibagi rata satu sama lain. Tahun demi tahun berlalu. Hingga, suatu kali, sang kakak menikah dengan perempuan dari desa sebelah. Bahu-membahu, mereka menjadi keluarga kecil yang sangat bahagia. Mereka tetap saling bantu di ladang. Istri sang kakak juga selalu membawakan makanan dan minuman untuk kedua bersaudara itu. Sementara, untuk hasil panen, mereka tetap membagi rata untuk kedua kakak beradik itu.
Suatu hari, di sebuah malam, si adik merenung. Ia berpikir, rasanya kurang adil jika mereka sama-sama punya jatah yang rata, padahal sang kakak sudah punya tanggungan keluarga. Sementara, dirinya baru hidup seorang diri di rumah yang kecil pula. Karena itu, ketika malam semakin larut, ia diam-diam membawa satu karung hasil panen yang menjadi jatahnya untuk dibawa ke rumah kakaknya.
Begitu seterusnya setiap kali panen. Selalu saja ia membawa satu karung untuk diberikan secara diam-diam ke rumah kakaknya. Bulan demi bulan berlalu. Hal itu terus dilakukan sang adik. Tapi anehnya, setiap kali memberikan satu kantong hasil panen, cadangan hasil panen di rumahnya tak pernah berkurang. Itu baru disadarinya setelah beberapa waktu berlalu.
Suatu malam, saat hendak kembali mengirimkan satu karung panen, sang adik berinisiatif mengambil jalan yang berbeda dari jalan biasanya. Tanpa dinyana, di sebuah jalan sempit, ia berpapasan dengan sosok yang juga sedang membawa karung. Hampir saja ia mengira itu adalah orang yang hendak mencuri hasil panen di rumah kakaknya. Namun, setelah lebih dekat, yang dijumpai ternyata justru sang kakak sendiri. Mereka pun saling terpana, kaget melihat saudaranya satu sama lain sedang mengangkat karung hasil panen. ―Dik, apa yang kamu lakukan ―Kakak sendiri sedang apa?‖ balas sang adik.
malam-malam
begini?‖
Setengah terbata, sang kakak bercerita. ―Dik, aku sebenarnya merasa tidak enak dengan kamu. Setiap kali kamu pasti selalu membantu kakak di ladang. Kamu bekerja dengan sangat keras. Rasanya tak adil jika hasil panen ini kakak bagi rata denganmu. Sebab, aku hidup berdua. Sudah ada yang melayani aku sepanjang hari sehingga aku pasti tak akan selelah kamu yang hidup sendiri. Karena itu, aku memutuskan untuk membawa satu karung panen ini untuk aku berikan kepadamu. Aku harap, dengan kantong panen yang lebih banyak, kamu bisa hidup lebih enak dan bisa pula menata hidup lebih baik,‖ terang sang kakak. ―Kamu sendiri, apa yang kamu lakukan malam-malam begini?‖ ―Kak, rupanya kita punya pikiran yang hampir sama. Kakak kasihan melihat aku, sedangkan aku juga kasihan melihat kakak dan istri kakak. Harusnya kakak memang menerima lebih banyak karena sudah ada tanggungan lebih banyak daripada aku. Karena itu, tiap panen, aku selalu membawakan satu kantong untuk kuberikan di lumbungmu.‖ Rupanya, kedua kakak beradik itu tak henti saling menyayangi. Pengorbanan mereka untuk saudaranya, ternyata langsung berbalas kebaikan pula. Karena itulah, meski dikurangi kantongnya setiap kali panen, jumlahnya selalu tetap karena satu sama lain saling memberi.
Melihat hal itu, mereka pun saling berpelukan, menangis haru. Ternyata,
persaudaraan mereka sangat tulus sehingga bisa terus saling mendukung dan membantu satu sama lain. Pembaca yang bijaksana,
Kisah kakak beradik tadi setidaknya bisa kita maknai dengan dua hal. Pertama, rasa kasih sayang yang tulus dan ikhlas akan selalu membawa kebaikan dan kebahagiaan bersama. Meski sudah terpisah dari orangtua, kedua bersaudara tadi selalu komitmen untuk membantu sama lain. Warisan yang diberikan orangtua pun menjadi warisan yang benar-benar bermanfaat. Dengan kondisi tersebut, keduanya akan selalu memetik manfaat yang maksimal dari kebersamaan mereka. Berkaca dari kisah itu, sudah selayaknya kita juga selalu memupuk semangat persaudaraan. Bukan hanya dengan saudara sedarah, tapi juga dengan orang-orang terdekat. Dengan saling mengasihi dan menyayangi, maka kita akan mendapatkan harmonisasi kehidupan yang bisa membawa kita pada kebahagiaan.
Hal kedua yang bisa kita maknai dalam kisah tersebut adalah bahwa sikap mau memberi, akan mendatangkan keberkahan. Memberi tak akan membuat kita kurang. Malah—entah dari mana—rezeki kita akan tetap berlimpah. Kisah kedua bersaudara itu mencerminkan kondisi bahwa pemberian yang dilandasi dengan niat tulus ikhlas, akan berbuah kebaikan juga bagi mereka. Begitu juga dengan kita. Tak akan kekurangan orang yang mau berbagi dengan sesamanya. Mari, kita kembangkan sikap saling menghargai, saling dukung, saling tolong, antara sesama dan sekitar kita. Jadikan setiap rezeki yang dimiliki menjadi sesuatu yang bisa membawa kebaikan bersama. Dengan itu semua, kedamaian dan kebahagiaan sejati, akan jadi milik kita. Salam hangat, Luar Biasa!
Pertanyaan Keenam Oleh Andrie Wongso Rabu, 14 November 2012 Suatu hari, di sebuah kota kecil, tampak seorang remaja tertarik melihat iklan lowongan pekerjaan sebagai pengantar barang di sebuah toko. Anak itu pun kemudian menemui pemilik toko untuk melamar pekerjaan tersebut. ―Kami memang membutuhkan orang untuk membantu mengirimkan barangbarang pesanan ke pelanggan,‖ kata pemilik toko.
―Mengenai pekerjaan ini, bolehkan saya mengajukan enam pertanyaan kepada bapak?‖ tanya remaja itu kepada pemilik toko. ―Silakan,‖ jawab pemilik toko. ―Pertama, berapa gaji bulanan yang akan saya terima? Kedua, jam berapa mulai bekerja dan sampai pukul berapa? Ketiga, berapa lama waktu yang diberikan untuk istirahat dan makan siang setiap harinya? Lalu keempat, berapa hari libur selama setahun? Dan kelima, berapa biaya pengobatan yang diberikan bila saya sakit?‖ tanya anak tersebut. Setelah pemilik toko menjawab kelima pertanyaan tersebut dengan jelas. Si anak mengajukan pertanyaannya yang keenam, ―Apakah ada sepeda yang bisa digunakan untuk tugas mengantar barang ke pelanggan?‖ ―Wah, kami tidak menyediakan sepeda untuk mengantarkan barang barang itu, tetapi…..‖ Belum selesai pertanyaan dijawab, si anak memotong ucapan pemilik toko. ―Oh, kalau begitu saya tidak jadi melamar pekerjaan ini.‖ Kemudian dia bergegas pergi meninggalkan toko. Dua jam kemudian, ada seorang remaja lain yang datang ke toko tersebut dengan maksud sama seperti remaja sebelumnya, yaitu mengisi lowongan pekerjaan di toko tersebut. Setelah tahu jenis pekerjaan yang ditawarkan, si anak pun setuju untuk mulai bekerja d sana. ―Apakah kamu perlu tahu berapa gaji disini?‖ tanya pemilik toko dengan ramah. ―Tidak perlu,‖ jawab pelamar itu dengan sopan. ―Saya lihat bapak adalah orang yang baik dan bijaksana, pasti akan memberi gaji yang layak kepada saya. Lagi pula, saya membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan uang untuk membantu ibu saya. Asal saya bisa mengisi lowongan pekerjaan di sini, saya sudah senang sekali.‖ Melihat kesungguhan remaja ini, pemilik toko pun berkata, ―Dua jam yang lalu ada orang seusiamu yang datang kemari untuk menanyakan beberapa hal mengenai pekerajaan ini. Semua pertanyaan sudah saya jawab. Saat saya sedang menjawab pertanyaannya yang keenam, yaitu adakah sepeda yang disediakan untuk pengantaran barang, saya jawab tidak ada. Dan pelamar kerja tadi langsung pergi begitu saja...
Perlu kamu ketauhi, saya memang tidak menyediakan sepeda, tetapi ada sebuah motor baru yang saya sediakan untuk mengantarkan barang. Bagaimana? Kamu siap bekerja keras kalau saya menerima kamu bekerja di sini?‖ Dengan senyum lebar si anak menjawab, ‖Terima kasih Pak, saya siap bekerja keras!‖ Pembaca yang Luar Biasa! Apa perbedaan dua remaja pencari pekerjaan tadi? Mereka mempunyai kesempatan yang sama dan pekerjaan yang sama pula. Akan tetapi, cara berpikir dan sikap mereka yang berbeda, membuat pelamar pertama kehilangan kesempatan bekerja yang sudah ada di depan matanya. Sementara pelamar kedua dengan sikap yang lebih positif, akhirnya mendapatkan kesempatan bekerja dengan fasilitas yang memadai. Dalam bekerja, yang kita butuhkan bukan sekadar menuntut apa yang akan kita terima, tetapi harus dimulai dengan apa yang mampu kita beri. Sebenarnya, bagi saya, kita bukan sekadar bekerja untuk atasan atau bos, tetapi lebih dari itu, kita bekerja untuk diri kita sendiri sesuai dengan tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan kepada kita. Saya percaya, dengan sikap mental bekerja seperti itu, tentu integritas dan kemajuan karir kita akan terbangun secara mantap! Salam sukses, luar biasa!
Perbedaan Pola Pikir Oleh Andrie Wongso Kamis, 8 November 2012 Suatu kali, sebuah keluarga yang cukup harmonis mengalami ujian yang cukup sulit. Sang ayah yang merupakan pencari nafkah satu-satunya, sakit keras. Karena itulah, sang ibu dan dua anak kembar mereka yang masih berusia belasan, terpaksa harus bekerja keras. Sang ibu membuat kue, dan kedua anak mereka menjualnya sembari berangkat ke sekolah. Dalam masa enam bulan itu, kondisi sang ayah terus memburuk. Hingga suatu hari, iamemanggil istri dan kedua anak kesayangannya. ―Istriku, waktuku sepertinya sudah tak lama lagi. Terima kasih sudah mendampingiku selama ini dan mendidik kedua anak kita dengan baik. Tolong jaga mereka,‖ kata sang ayah. ―Anakku yang sangat kusayangi. Aku juga berpesan dua hal kepada kalian. Pertama, jangan pernah menagih piutang kalian. Kedua, jangan biarkan diri kalian terbakar sinar matahari.‖
Kedua anak itu saling berpandangan. Mereka pun bertanya, ‖Apa maksud ucapan Ayah?‖ Namun belum sempat dijawab, sang ayah sudah mengembuskan napas terakhirnya. Mereka pun menangisi kepergian orang yang sangat mereka cintai, sembari memikirkan, apa maksud pesan terakhir sang ayah. Waktu berganti, tahun-tahun pun berlalu. Kedua pemuda kembar itu telah berpisah untuk mencari jalan hidupnya masing-masing. Hingga suatu hari, ibu mereka berniat untuk mengunjungi kedua anaknya yang tinggal berjauhan. Kali pertama, sang ibu mendatangi anak kedua. Saat itu, ia baru tahu, mengapa anak keduanya kerap mengeluh di surat yang selalu dikirimnya. Dia hidup miskin, tubuhnya kurus kering. Ia pun bertanya, ―Anakku, mengapa kamu bisa mengalami kondisi seperti ini?‖ tanyanya. ―Ibu… saya hanya menjalankan pesan ayah.‖ Jawabnya. ―Yaitu, jangan pernah menagih piutang dan jangan sampai terbakar matahari. Pesan pertama saya laksanakan! Setiap ada yang berutang, saya tak pernah menagihnya kecuali mereka sendiri yang membayar. Dan, itu membuat banyak orang yang berutang malah tak pernah membayar. Yang kedua, karena tak boleh terbakar sinar matahari, ketika sedang ada uang, saya gunakan semuanya untuk membeli mobil sendiri. Akibatnya, saat ini uang saya tidak pernah cukup,‖ sebut si anak kedua memelas. Si ibu yang kasihan, lantas meminta si anak kedua ikut kembali tinggal bersamanya. Namun, sebelum itu, ia ingin menemui anak pertamanya. Ternyata, dia hidup sukses dan bahagia. Apa yang membuat kondisi anak pertama sangat berbeda dengan anak kedua? Si anak pertama pun menjawab, ―Ibu, saya hanya menjalankan pesan yang diberikan ayah dulu. Waktu itu, ayah meminta saya tidak boleh menagih piutang. Maka, saya pun berusaha semaksimal mungkin tidak pernah membiarkan orang berutang. Untuk setiap barang yang saya jual, saya wajibkan untuk bayar di awal. Kemudian untuk mematuhi pesan kedua, saya selalu pergi pagi-pagi sekali dan baru pulang saat sudah malam. Saya pun bisa memaksimalkan waktu untuk bisa mencapai hasil hingga seperti sekarang.‖ Netter
yang
LuarBiasa,
Dalam kisah ini, sangat jelas bahwa pola pikir (positif atau negatif) akan memberi dampak yang berbeda pula. Hal yang sama bisa terjadi pada kita. Suatu kondisi dan keadaan yang menimpa (misalnya krisis) akan memberi hasil yang berbeda jika kita bisa mengubah sudut pandang menjadi lebih positif. Sebab, dengan pola pikir yang positif, kita akan mempunyai cara berpikir yang lebih luas untuk memperbaiki keadaan. Saat gagal, bisa menjadi momen untuk belajar memperbaiki apa yang salah. Saat terjatuh, bisa menjadi masa mengevaluasi diri agar mampu bangkit lagi.
Mari, kita perbaiki sudut pandang kita terhadap segala hal yang kita jumpai, dengan pola pikir yang selalu positif. Sehingga, setiap hasil apa pun yang kita dapati, dapat menjadi hal yang selalu penuh arti. Salam sukses, Luar Biasa!
Kesempatan Kedua Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Alkisah, di kesepian malam, tampak seorang pemuda berwajah tampan sedang memacu laju kendaraannya. Karena kantuk dan lelah yang mendera, tiba-tiba ia kehilangan kesadarannya dan gubraaak.....mobil yang dikendarainya melintasi trotoar dan berakhir dengan menabrak sebuah pohon besar. Karena benturan yang keras di kepala, si pemuda sempat koma dan dirawat di rumah sakit. Saat kesadarannya mulai kembali, terdengar erangan perlahan. "Aduuuh...kepalaku sakit sekali. Kenapa badanku tidak bisa digerakkan. Oh..ada di mana ini?". Nanar, tampak bayangan bundanya sedang menangis, memegangi tangan dan memanggil-manggil namanya. Lewat beberapa hari, setelah kesadarannya pulih kembali, ia baru tahu kalau mobil yang dikendarainya ringsek tidak karuan bentuknya dan melihat kondisi mobil, seharusnya si pengemudi pasti meninggal dunia. Ajaibnya, dia masih hidup (walaupun mengalami gegar otak lumayan parah, tulang paha yang patah menjadi enam, dan memar di sana-sini; hal ini membuatnya harus menjalani operasi dan proses terapi penyembuhan yang lama dan menyakitkan). Saat pamannya datang menjenguk, si pemuda menggerutu tidak puas pada kehidupannya, "Dunia sungguh tidak adil! Sedari kecil aku sudah ditinggal oleh ayahku. Walaupun aku tidak pernah hidup berkekurangan tetapi teman-temanku jauh lebih enak hidupnya. Gara-gara Bunda membelikan mobil jelek, aku jadi celaka bahkan kini cacat pula wajah ini. Oh...sungguh sial hidupku.." Pamannya yang kenal si pemuda sedari kecil menegur keras, "Anak muda. Wajahmu rupawan tetapi jiwamu ternyata tidak. Bundamu bekerja keras selama ini hingga hidupmu berkecukupan. Lihatlah sekelilingmu, begitu banyak orang yang tidak seberuntung kamu. Tidak perlu menyalahkan orang lain. Kecelakaan ini karena kesalahanmu sendiri! Pernahkan kamu pikirkan, seandainya kecelakaan itu merenggut nyawamu, bekal apa yang kamu bawa untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatanmu di hadapan Sang Khalik? Tuhan begitu baik, memberi kesempatan kedua kepadamu untuk hidup lebih lama. Itu artinya, kamu harus hidup lebih baik! Apakah kamu mengerti?"
Si pemuda terpana sesaat dan lirih menjawab, "Terima kasih paman. Saya akan mengingat nasihat paman. Biarlah luka di wajah ini sebagai pengingat agar aku tahu diri dan mampu untuk bersyukur". Netter yang LuarBiasa, Setiap hari di setiap tarikan napas kita sesungguhnya adalah "kesempatan kedua" di dalam kehidupan kita. Kesempatan untuk selalu mengingat kebaikan yang telah kita terima dan mengingatkan kita untuk selalu berbuat bajik kepada sesama. Mari, manfaatkan setiap kesempatan yang ada dengan menjalankan ibadah dan amanah.
Batu Ruby yang Retak Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Alkisah, di sebuah kerajaan, raja memiliki sebuah batu ruby yang sangat indah. Raja sangat menyayangi, mengaguminya dan berpuas hati karena merasa memiliki sesuatu yang indah dan berharga. Saat permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan hadiah batu ruby itu kepada istri tercintanya. Tetapi saat hendak mengeluarkannya dari tempat penyimpanan, terjadi sebuah kecelakaan sehingga batu itu sedikit cacat. Raja sangat kecewa dan bersedih. Dipanggillah para ahli batu-batu berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Beberapa ahli permata telah datang ke kerajaan, tetapi mereka menyatakan tidak sanggup memperbaiki batu berharga tersebut. "Mohon ampun Baginda. Cacat di batu ini tidak mungkin bisa diperbaiki. Kami tidak sanggup mengembalikannya seperti keadaan semula." Kemudian sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang seluruh ahli permata di negeri itu yang mungkin waktu itu terlewatkan. Tidak lama kemudian datanglah ke istana seorang setengah tua berbadan bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai ahli permata. Melihat penampilannya yang tidak meyakinkan, para prajurit menertawakan dia dan berusaha mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja memerintahkan untuk menghadap. "Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda karena adanya cacat pada batu ruby kesayangan Baginda, perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba memperbaikinya." "Baiklah, niat baikmu aku kabulkan," kata baginda sambil memberikan batu tersebut.
Setelah melihat dengan saksama, sambil menghela napas, si tamu berkata, "Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaan semula, tetapi bila diperkenankan, saya akan membuat batu ruby retak ini menjadi lebih indah." Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan batu ruby itu, raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai bekerja: memotong dan menggosok. Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu permata ruby yang retak telah dia pahat menjadi bunga mawar yang sangat indah. Baginda sangat gembira, "Terima kasih rakyatku. Bunga mawar adalah bunga kesukaan permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah." Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan karena besarnya hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu. Karena dia telah membuat raja yang dicintainya berbahagia. Netter yang luar biasa, Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan perasaan cinta untuk membahagiakan orang lain Saya kira demikian pula bagi manusia, tidak ada yang sempurna, selalu ada kelemahan besar ataupun kecil. Tetapi jika kita memiliki kesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita bisa mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter positif akan terbangun. Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bernilai! Salam sukses luar biasa!
Pedagang dan Nelayan Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Suatu hari, seorang pedagang kaya datang berlibur ke sebuah pulau yang masih asri dan agak terpencil letaknya. Saat merasa bosan, dia berjalan-jalan keluar dari villa tempat dia menginap dan menyusuri tepian pantai. Lalu, dia melihat di dekat dinding karang, seseorang sedang duduk menunggui stik pancing. Dia pun menghampiri sambil menyapa, "Selamat siang.. Sedang memancing, Pak?"
Sambil menoleh si nelayan menjawab, "Benar, Tuan. Mancing satu-dua ikan untuk makan malam keluarga kami." "Lho, kenapa cuma satu-dua ikan pak? Kan banyak ikan di laut ini. Kalau bapak mau sedikit lebih lama duduk disini, tiga-empat ekor ikan pasti dapat kan?" Si pedagang dalam hatinya mulai menilai si nelayan sebagai orang malas. "Apa gunanya buat saya?" tanya si nelayan keheranan. "Ambil satu-dua ekor ikan untuk disantap keluarga bapak. Sisanya kan bisa dijual. Hasil penjualan ikan bisa ditabung untuk membeli alat pancing yang lebih baik sehingga hasil pancingan bapak bisa lebih banyak lagi," katanya menjelaskan, dengan nada menggurui. "Ah, apa gunanya bagi saya?" tanya si nelayan semakin keheranan. "Begini, Pak. Dengan uang tabungan yang lebih banyak, bapak bisa membeli jala. Bila hasil tangkapan ikan semakin banyak, uang yang dihasilkan juga lebih banyak, bapak bisa saja membeli sebuah perahu. Dari satu perahu bisa bertambah menjadi armada penangkapan ikan. Bapak bisa memiliki perusahaan sendiri. Suatu hari bapak akan menjadi seorang nelayan yang kaya raya." Nelayan yang sederhana itu memandang si turis dengan penuh tanda tanya dan kebingungan. Dia berpikir, laut dan tanah telah menyediakan banyak makanan bagi dia dan keluarganya, mengapa harus dihabiskan untuk mendapatkan uang? Mengapa dia ingin merampas kekayaan alam sebanyak-banyaknya untuk dijual kembali. Sungguh tidak masuk diakal ide yang ditawarkan kepadanya. Sebaliknya, merasa hebat dengan ide bisnisnya si pedagang kembali meyakinkan, "Kalau bapak mengikuti saran saya, bapak akan menjadi kaya dan bisa memiliki apa pun yang bapak mau." "Apa yang bisa saya lakukan bila saya memiliki banyak uang?" tanya si nelayan. "Bapak bisa melakukan hal yang sama seperti saya lakukan, setiap tahun bisa berlibur, mengunjungi pulau seperti ini, duduk di dinding pantai sambil memancing." "Lho, bukankan hal itu yang setiap hari saya lakukan tuan, kenapa harus menunggu berlibur baru memancing?" kata si nelayan menggeleng-gelengkan kepalanya semakin heran. Mendengar jawaban si nelayan, si pedagang seperti tersentak kesadarannya bahwa untuk menikmati memancing ternyata tidak harus menunggu kaya raya. Netter yang luar biasa,
Pepatah mengatakan, "Jangan mengukur baju dengan badan orang lain." Si pedagang mungkin benar melalui analisa bisnisnya. Dia pun merasa apa yang dilakukan oleh si nelayan terlalu sederhana dan monoton. Berusaha dan berjuang mendapatkan uang dan kekayaan sebanyak-banyaknya adalah hal yang wajar. Sedangkan bagi si nelayan, dengan pikiran yang sederhana, mampu menerima apapun yang diberikan oleh alam dengan puas dan ikhlas. Sehingga hidup dijalani setiap hari dengan rasa syukur dan berbahagia. Memang ukuran "bahagia", masing-masing orang pastilah tidak sama. Semua kembali kepada keikhlasan dan cara kita mensyukuri, apapun yang kita miliki saat ini! Salam sukses luar biasa!
Mantra Sukses Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Alkisah ada seorang raja yang meminta sebuah mantra pada kaum bijak di negerinya. Mantra yang bisa digunakan saat situasi sedang genting dan bahaya besar. Tapi karena kebingungan, kaum bijak itu pun meminta bantuan guru agung mereka. Dan, sang guru agung hanya memberikan secarik kertas yang terlipat kepada mereka sambil berkata, "Tulisan dalam kertas ini tidak boleh dibaca kecuali situasi dan kondisinya sangat bahaya dan sudah tidak ada lagi harapan!" Akhirnya, kertas itu sampai ke tangan sang raja, yang segera disimpan sang raja di bawah batu permata pada cincinnya. Cincin sang raja memang memungkinkan untuk menyimpan rapi secarik kertas yang terlipat-lipat. Di kemudian hari terjadi masa-masa yang tampak berbahaya, tapi sang raja teringat akan pesan kaum bijak itu. "Bacalah tulisan dalam kertas itu, hanya jika Paduka merasa inilah harapan terakhir Paduka!" Sejak itu banyak peristiwa berbahaya yang datang dan berlalu, tapi sang raja selalu merasa mampu untuk menghadapinya, dan dia belum sampai di momen dirinya benar-benar tidak berdaya. Hingga akhirnya, suatu hari kematian sudah nyaris menjemput sang raja, tapi tulisan pada kertas itu tak kunjung dibacanya juga. Kaum bijak itu memohon padanya agar sang raja bersedia membuka kertas itu. Ternyata mereka juga merasa penasaran dengan tulisan sang guru agung mereka. "Itu tidak penting lagi sekarang. Mantra itu sudah bekerja dengan baik untukku.
Sejak aku menerima mantra ini, aku tidak lagi merasa takut. Bahaya apa pun yang terjadi, aku merasa masih bisa mengatasinya dengan baik. Dan, aku tetap merasa tidak gentar." Sang raja melanjutkan lagi, "Guru agung kalian memang orang paling bijak di negeri ini, orang yang layak mendapat penghormatan tertinggi. Tapi, sekarang aku sudah tidak peduli lagi dengan tulisannya di kertas itu." Sepeninggal sang raja, kaum bijak itu segera membuka cincinnya dan menarik kertas yang terselip di dalamnya. Setelah dibuka, ternyata tidak ada tulisan apa pun di kertas itu. Alias, kosong. Itu cuma secarik kertas kosong. Sahabat yang LuarBiasa, Seperti contoh cerita di atas, di mana saat kita menghadapi kesulitan dan tantangan sebesar apa pun, jangan mudah menggerutu, mengeluh, apalagi putus asa. Selama kita berani menghadapi dengan sepenuh hati, pikiran, dan jiwa maka kita akan selalu mampu mengatasinya. Kita harus yakin, seperti apa yang sering kita dengar bahwa 'Tuhan tidak akan memberi cobaan yang tidak mampu diatasi'. Salam sukses, luar biasa!
Bejo (beruntung) Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Bertahun-tahun silam, barangkali kita tidak akan pernah membayangkan betapa mudahnya orang berkomunikasi. Telepon mahal. Telegram merepotkan. Suratmenyurat pun butuh waktu lama. Sekarang? Semua seolah tinggal klik. Duduk manis di depan komputer, terhubung ke internet. Kita pun sudah siap melanglang buana, meski hanya melalui dunia maya. Sungguh mengesankan. Dulu, barang dan benda teknologi yang sepertinya hanya khayalan, kini dengan mudah kita dapatkan. Jika ditilik jauh ke belakang, kita akan menemukan, betapa banyak orang-orang berjasa besar yang memungkinkan semuanya terjadi. Dan, satu yang harus kita garis bawahi. Mereka semua menciptakan berbagai inovasi tidak dalam satu dua hari. Berbulan, bahkan bertahun-tahun. Tak jarang, hinaan dan celaan sering kali mereka terima. Ada yang meragukan, ada yang menyangsikan, ada yang bahkan menganggap mereka gila hingga harus diasingkan. Tapi, besarnya impian masingmasing, mereka bayar dengan perjuangan yang mati-matian. Kita tentu masih ingat kisah klasik Thomas Alva Edison yang menemukan bohlam lampu setelah ribuan kali gagal. Jika hidup pada era tersebut, barang kali kita juga
akan mengira betapa gilanya Edison. Sudah gagal lebih dari 9 ribu kali untuk mengikuti "keyakinannya" bahwa ia bisa menciptakan inovasi dunia, namun tetap saja mencoba dan mencoba lagi. Bahkan, jika ia hidup dan melakukannya pada zaman sekarang, barangkali orang akan segera mengindentifikasikan Edison sebagai orang stres atau kurang kerjaan. Tapi, apa yang terjadi dengan Edison? Ia "membayar" semua keyakinannya itu dengan terus dan terus mencoba lagi. Hasilnya-konon-di percobaan ke 10 ribu, ia berhasil mewujudkan impiannya. Hingga, ia pun terkenal dengan ucapannya, bahwa dirinya tak pernah gagal, hanya saja ia menemukan 9999 cara yang belum berhasil. Dan, setelah melewati berbagai bentuk perjuangan itu, dia pun menjadi inovator dunia yang sangat sukses dan kaya. Pertanyaannya kemudian, apakah di penemuan ke-10 ribu itu sebenarnya Edison "beruntung" mendapat formula yang pas sehingga berhasil, atau ia memang telah pada "puncak" di mana ia pasti akan mendapat formula itu setelah berkali-kali gagal namun terus maju lagi? Sebagian besar orang pasti akan berpikir dan setuju, bahwa faktor yang kedua itulah yang membuatnya berhasil. Ia bukan beruntung, tapi memang karena telah bekerja keras sehingga berhasil. Namun, jika pertanyaannya kita lontarkan tanpa tahu bagaimana ia harus mencoba dan sampai gagal 9 ribu kali lebih, barangkali orang akan menjawab: ia beruntung! Sama halnya yang sering kita jumpai pada ungkapan banyak orang tentang keberhasilan orang lain saat ini. "Ah.. dia beruntung banget...." Atau "Ah, dia bisa begitu karena beruntung..." Saya jadi teringat sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa: "Wong bodho kalah karo wong pinter, wong pinter kalah karo wong bejo" atau dalam arti harfiahnya "Orang bodoh kalah dengan orang pandai, tapi orang pandai kalah dengan orang yang beruntung." Jika dipahami dalam arti yang sempit, seolah-olah di sini orang yang bejo atau beruntung adalah "sekadar" mendapat berkah, sehingga ia bisa memperoleh apa yang didambakan dengan mudah. Tapi, apakah memang itu yang terjadi? Bagi saya sendiri, bejo atau beruntung itu adalah buah perjuangan. Tak ada yang datang hanya secara kebetulan, tanpa ada yang mendasari. Karena itu, untuk jadi beruntung, sebenarnya pasti ada rentetan peristiwa di belakangnya. Atau, agar kita beruntung, ada banyak "cara" dan "jalan" yang pasti telah kita lakukan sehingga kita sampai pada apa yang disebut orang sebagai beruntung. Ada dua buah buku yang menyebut hal yang senada. Yang paling terkenal adalah karya Profesor Richard Wiseman yang menulis buku The Luck Factor. Hal senada juga ditulis oleh Max Gunther. Keduanya memang menyebut bahwa keberuntungan adalah hal atau kejadian menyenangkan yang mampu mengubah hidup jadi lebih baik. Dan, melalui berbagai penelitian yang dilakukan, ternyata antara orang yang beruntung dan tidak, ternyata memiliki pola hidup dan sikap yang berbeda. Disebutkan bahwa orang yang beruntung biasanya lebih ramah dengan orang lain, lebih rajin, lebih percaya diri, selalu memiliki pikiran positif,
sabar, tak takut risiko, hingga suka bekerja keras. Melalui "kombinasi" sifat dan sikap itulah, orang jadi cenderung gampang bejo atau beruntung. Maka, jika dikembalikan pada kisah Thomas Alva Edison, sebenarnya bisa dikatakan bahwa ia memang orang yang bejo. Namun, ia mendapatkan semuanya setelah melalui sifat dan sikap dengan terus mau bekerja keras untuk mewujudkan impiannya. Karena itu, jika ingin meningkatkan keberuntungan kita-lebih cepat sukses, lebih cepat kaya, lebih cepat menggapai impian-tingkatkan sifat dan sikap kaya mental dalam keseharian. Mari, jemput bersama keberuntungan kita!! Salam sukses, luar biasa!
Memanfaatkan Kesempatan Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Dalam proses meraih kesuksesan, kita boleh punya kemampuan. Kita boleh punya pengetahuan. Tapi kalau kita tidak punya kesempatan, maka semua akan menjadi sia-sia! Ada 3 tipe manusia, dalam melihat sebuah kesempatan. Dalam pepatah Mandarin dikatakan: 1. 弱者等待机会 - ruo zhe deng dai ji hui (orang yang lemah, menunggu kesempatan). 2. 强者创造机会 - qiang zhe chuang zao ji hui (orang yang kuat, menciptakan kesematan). 3. 智者争取机会 - zhi zhe zheng qu ji hui (orang yang cerdik & bijak memanfaatkan momentum / kesempatan). Bagi orang lemah (tipe pertama), bila kesempatan belum datang, dia akan menunggu dan menunggu sampai kesempatan itu datang, Bila ditunggu kesempatan belum juga datang, dia berpikir, "Yah.... Ini memang nasibku." Bagi orang kuat (tipe kedua) bila kesempatan belum datang, dia akan mengunakan berbagai macam cara: kreativitas, memanfaatkan koneksi, dan segenap kemampuannya.untuk menciptakan kesempatan itu datang padanya.
Bagi orang cerdik & bijaksana (tipe ketiga), dia akan memanfaatkan kesempatan karena dia menyadari kesempatan adalah sesuatu yang berharga. Belum tentu kesempatan itu datang untuk kedua kali!
Memang pada kondisi tertentu, kadang munculnya kesempatan itu butuh pematangan waktu. Kita perlu menunggu sesaat, tetapi bukan dengan sikap yang pasif, sebaliknya, kita menunggu kesempatan itu dengan sikap waspada, proaktif, dan penuh kesiapan. Seperti sikap seekor kucing yang akan menangkap tikus, kucing bisa dengan sabar, waspada, penuh kesiapan menunggu kesempatan tikus keluar dari lubang persembunyiannya. Begitu tikus keluar, kucing akan segera menyergap mangsanya. Keberhasilan kucing melumpuhkan tikus adalah serangkaian proses melakukan tiga hal yang saya bicarakan di atas, yaitu kemampuan menunggu kesempatan bukan secara pasif tetapi proaktif, penuh kesiapan. Begitu kesempatan tercipta, langsung dimanfaatkan. Kesempatan merupakan salah satu faktor yang harus dimiliki bagi siapa saja yang mau mengembangkan diri. Tanpa kesempatan yang tersedia, tidak mungkin kita bisa sukses. Oleh sebab itu bila kesempatan belum datang, kita harus berusaha menciptakannya, bahkan di dalam kesulitan pun. Jika kita punya keuletan untuk berusaha terus menerus, suatu hari, kesempatan pasti akan datang. Persis seperti yang dikatakan oleh ilmuwan besar Albert Einstein: IN THE MIDDLE OF DIFFICULTY, LIES OPPORTUNITIES. Di dalam setiap kesulitan terdapat kesempatan. Pastikan dengan segenap kreativitas, kerja keras, keuletan, dan niat baik kita ciptakan kesempatan, manfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri semaksimal mungkin dan memperoleh kehidupan yang lebih baik, lebih sukses, dan lebih berarti!! Salam sukses luar biasa!!
Manfaat Buku Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Sebuah buku ditulis dengan kerja keras yang luar biasa. Buku adalah buah pemikiran seorang penulis. Hasil dari pengamatan dan riset selama beberapa tahun, bahkan mungkin puluhan tahun yang dikristalisasikan dan dituangkan dalam bentuk tulisan. Saya dan kita semua sungguh beruntung dan patut berterima kasih kepada para penulis buku. Mereka adalah dermawan ilmu pengetahuan, pembuka jendela wawasan dunia dan informasi bagi manusia, pembaca, dan pembelajar. Dengan membaca, kita bisa menimba berbagai macam ilmu dan pengalaman orang lain selama bertahun-tahun, tanpa kita sendiri melewati masa ujicoba selama itu.
Kekayaan pikiran penulis yang kita baca pada setiap buku bisa dinikmati berulang kali, bermanfaat memperkaya pengetahuan, bahkan mampu mengubah mind-set kita. Buku adalah investasi yang tiada habisnya dan tak ternilai harganya. Buku juga bisa mengubah nasib seseorang yang siap belajar dan mau berubah. Saya sendiri, mengalaminya. Karena buku, nasib saya berubah. Dengan pendidikan formal yang sangat minim, saya sangat sadar, saya harus belajar, belajar, dan belajar. Selama lebih dari 20 tahun, saya secara konsisten: tiada hari tanpa membaca. Buku memberikan kontribusi besar sebagai penunjang saya dalam mengembangkan dan mengaktualisasikan diri hingga mencapai prestasi seperti hari ini. Jadi saya kira, tepat sekali pepatah bijak ini: "Orang miskin karena buku menjadi kaya. Orang kaya karena buku menjadi anggun/mulia". Bayangkan, jika kita bisa membiasakan membaca, minimal 1 buku dalam 1 minggu maka dalam 1 bulan 4-5 buku kita baca dan dalam setahun 52 buku. Maka dalam 5 tahun, kita sudah membaca 260 buku. Sebuah angka yang fantastis! Jika buku yang kita baca itu topik-topiknya menyangkut bidang yang kita geluti, yang kita minati, maka dalam lima tahun kita pasti bisa menjadi pakar dalam bidang yang kita tekuni. Sungguh luar biasa! Tentu, saya pun setuju sekali dengan pepatah yang mengatakan "knowledge is power". Pengetahuan adalah kekuatan! Jangan membuang waktu yang berharga hanya untuk kegiatan yang tidak produktif. Mari, pastikan menjadi seorang pembelajar. Tingkatkan kualitas kehidupan dan karir kita dengan membiasakan diri membaca buku yang bermutu. Bukan nanti, bukan besok, tapi dimulai hari ini. Selamat membaca!
The Point Of No Return Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Ungkapan terkenal "The Point of No Return" (tidak ada jalan untuk kembali) bisa kita artikan: satu-satunya peluang adalah terus melangkah dan menaklukkan apa pun yang ada di hadapan kita.
Seseorang yang menghadapi "jalan buntu" akan menghadapi dua kemungkinan. Pertama, ia akan menerima apa adanya dan menyerah pada nasib sampai akhirnya mati sia-sia. Atau kedua, ia berpikir dan mengerahkan segala upaya dan kemampuannya untuk menemukan jalan selamat.
Keadaan terdesak, tak selalu merupakan akhir dari segalanya. Untuk mereka yang mau mengeksplorasi segala sumber daya, justru akan menemukan kreativitasnya. Ada banyak orang yang setelah di-PHK dan gagal menemukan pekerjaan baru, justru berhasil membangun usaha sendiri. Karena mereka tak ada pilihan lain, satu-satunya cara bertahan hidup adalah fokus pada usaha kecilnya. Lama-lama usaha itu semakin berkembang dan mereka malah sukses jadi pengusaha, dengan pendapat jauh lebih besar dari gaji sebelumnya. Karena itu, ketika kita menghadapi masalah yang sulit dipecahkan, tak perlu merasa hidup akan berakhir. Mungkin di sanalah, sumber sukses kita tersembunyi. Kuncinya adalah fokus mencari solusi. Jika masalah terpecahkan, sukses siap menjemput. Salam sukses, Luar Biasa!
Kebiasaan Menjaga Kerapihan Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Dalam keseharian, kita sering kali disibukkan oleh berbagai kegiatan. Kadang, bahkan untuk sekadar istirahat pun tak memiliki kesempatan. Untuk itu, kita butuh manajemen waktu, manajemen diri, dan manajemen pikiran untuk memaksimalkan setiap saat yang kita miliki. Salah satu cara agar manajemen berjalan dengan baik dan terarah adalah dengan menjaga kerapian. Mulai dari menjaga kerapian pekerjaan, kerapian berkasberkas, hingga berbagai perkakas pendukungnya. Sepertinya sederhana. Tapi, dengan menjaga kerapian, kita akan lebih mudah mengakses segala perangkat yang kita butuhkan. Dengan menjaga kerapian segala macam aspek yang berkait dengan manajemen diri, kita akan menjadi insan yang lebih terencana. Saat bekerja, mudah menemukan file pekerjaan. Saat hendak menjalankan tugas, lebih mudah mengakses segala hal yang diperlukan. Saat hendak beristirahat, semua barang pun sudah tertata rapi agar pikiran lebih tenang. Mari, biasakan menjaga kerapian, agar manajemen diri bisa lebih terarah dan membawa dampak yang menyenangkan. Salam sukses luar biasa!
Beri Layanan Terbaik Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012
Dikisahkan, ada sebuah toko bakpao yang sangat terkenal. Setiap hari di sana, terlihat antrean orang yang akan membeli bakpao. Bahkan banyak pelanggan dari luar kota pun sengaja datang, hanya sekadar untuk membeli bakpao yang terkenal karena kelezatannya itu. Walaupun harga bakpaonya terbilang mahal, tetapi orangorang tetap saja mau antre untuk membeli. Suatu hari, tampak seorang berpakaian lusuh seperti pengemis, ikut antre untuk membeli bakpao. Saat tiba gilirannya dilayani, tiba-tiba sang pemilik toko mendekati dan menyapa dengan ramah. Kemudian ia melayani sendiri pembeli itu. "Ada yang bisa saya bantu Pak? Anda ingin bakpao dengan cita rasa apa?" Sambil matanya menatap lapar, dengan tangannya orang itu menunjuk ke bakpao yang diinginkannya. Sang majikan dengan penuh senyum melayani sambil menyerahkan kantong berisi bakpao, lalu berkata "Terima kasih, Pak atas pembelian bakpaonya. Lain kali datang lagi ya." Si pengemis membayar dengan uang kumal sambil berkata, "Akhirnya saya bisa menikmati bakpao lezat yang saya inginkan." Lalu ia pun pergi meninggalkan toko. Setelah itu, dari kejauhan dan dengan tatapan takjub, sang majikan toko memperhatikan si pengemis berteduh sambil memakan bakpao dengan nikmatnya. Malam harinya, saat para karyawan hendak pulang, salah seorang dari mereka dengan penasaran bertanya ke majikannya, "Tuan, kenapa seorang pengemis yang hanya membeli dua bakpao, mendapat pelayanan yang istimewa dari tuan sendiri? Padahal selama ini kan kami yang melayani semua pembeli?"
Dengan senyum bijak, si majikan menjawab, "Anakku, memang pelangan kita pada umumnya adalah orang orang mampu, tetapi hari ini kita kedatangan pembeli yang istimewa! Seorang pengemis! Tahukah kalian, butuh berapa lama dia harus mengumpulkan uang agar bisa membeli bakpao kita? Ingat, setiap pelanggan, termasuk pengemis tadi layak menerima layanan yang sama baiknya seperti kita melayani pelanggan lainnya. Apakah kalian mengerti?" Seluruh karyawan pun merasa puas atas pengertian yang diuraikan oleh sang majikan. Dan mereka siap, untuk melayani setiap pelanggan sama baiknya seperti teladan yang telah ditunjukkan oleh majikan mereka. Pembaca yang luar biasa, Semangat melayani untuk memuaskan pelanggan seperti majikan dalam cerita di atas, patut kita simak dan teladani. Seperti teori marketing pada umumnya, intinya adalah kita mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (customer‗s needs and wants). Bila kebutuhan dan keinginan konsumen mendapat kepuasan, selanjutnya akan lahir loyalitas konsumen pada produk atau jasa yang kita berikan.
Ingat, siapapun konsumen kita, layak kita layani dengan sebaik-baiknya. Mari, if you can do better, please do it! Jika Anda mampu melakukan dengan lebih baik, lakukanl
Manusia Berusaha, Tuhan yang Menentukan Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Ungkapan "Manusia berusaha, Tuhan menentukan" dapat kita maknai: seberapa keras usaha yang kita lakukan, apa pun hasilnya, kita seharusnya pasrah dan berserah, karena pasti ada "hukum alam" yang luar biasa indah di balik semua hasil yang didapat. Alkisah, ada seorang pemburu yang tengah memburu mangsanya di hutan. Namun, karena suatu sebab, ia mengalami kecelakaan. Bukannya mendapatkan buruan, ia malah mendapatkan musibah terperosok ke dalam lubang jebakan yang dibuat oleh pemburu lainnya. Kakinya pun terluka parah sehingga harus diamputasi sebatas paha. Tentu, ia bersedih. Bukan karena sekadar kehilangan kaki, tapi karena kini ia mengalami kesulitan dalam berburu mangsa di hutan. Apalagi, hanya dari berburu itulah ia bisa menghidupi keluarganya. Sebab, sebelum kejadian itu, ia selalu menjual sebagian besar buruannya ke pasar dan mendapatkan uang yang cukup untuk memberi makan keluarganya. Hari demi hari berlalu, waktu demi waktu berjalan. Meski berusaha sekuat tenaga untuk bisa pulih dan kembali berburu dengan bantuan kaki palsu, ia tak bisa selincah dulu lagi. Sehingga, si pemburu itu pun tak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya seperti dulu. Beruntung, keluarganya selalu mendukungnya. Maka, untuk menambal kebutuhan hidup, mereka pun bercocok tanam dan berkebun di ladang yang selama ini kurang dimaksimalkan. Bahu-membahu mereka saling bantu. Di tengah kesedihannya karena tak bisa berburu, pelan tapi pasti si pemburu kini mulai menemukan semangat baru. Apalagi, keluarganya pun ikut membantu. Sehingga, tanpa dirasa, hasil tanaman dan panenan kebun itu ternyata cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Bahkan, karena makin mahir dan tahu teknik terbaik, hasilnya pun makin lama makin berlimpah. Tanpa terasa, waktu berlalu. Si pemburu dan keluarganya kini menjadi petani yang sukses. Mereka hidup berkecukupan dari hasil berkebun. Bukan itu saja. Jika dulu sering meninggalkan keluarga karena harus berburu selama beberapa lama di hutan, kini si pemburu selalu berada dekat dengan keluarganya. Ia bebas bercanda dan mendidik anaknya sehingga semua tumbuh dengan sehat. Karena itulah, meski dulu sangat menyesal kakinya cacat ketika berburu dulu, kini si pemburu
berterima kasih pada nasib. Sebab, dengan kondisi saat ini, ia malah makin dekat dengan keluarga dan makin bisa membahagiakan mereka karena bisa selalu berada dekat dengan istri dan anaknya. Itulah sepenggal kisah "keindahan" di balik musibah. Si pemburu yang menyesal kakinya harus hilang dan tak bisa lagi berburu, ternyata mendapat "skenario" indah dalam kehidupannya. Ia malah bisa lebih bahagia saat menjadi petani tanpa harus meninggalkan keluarganya ke hutan. Melalui kisah ini, kita bisa belajar, bahwa memang manusia berusaha, Tuhan yang menentukan. Dan, pasti ada banyak hikmah di balik ketentuan Sang Mahakuasa. Namun selain itu, jangan dilupakan juga, bahwa sebelum Tuhan menentukan, manusia wajib berusaha. Kalimat "manusia berusaha" yang berada di depan kalimat "Tuhan menentukan", harus kita perhatikan. Sebab, tanpa usaha, tanpa bekerja, tanpa berupaya, kita hanya akan jadi manusia tanpa daya. Karena itu, jangan pernah tidak berusaha ketika mengharap sesuatu. Jangan berkata pasrah dan berserah pada ketentuan Sang Mahakuasa jika kita belum mengusahakan semaksimal yang kita bisa. Sebab sejatinya, yang terbaik dari-Nya hanya akan diberikan kepada mereka yang mau berbuat yang terbaik pula untuk diri dan lingkungannya. Mari terus berusaha, terus berkarya. Do your best, let God take the rest. Salam sukses, luar biasa!!!
Dua Pertanyaan Raja Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Alkisah, di sebuah kerajaan, sang raja mempunyai kesibukan yang sangat padat. Suatu ketika, raja merasa resah dan tidak tenang. Penyebabnya, karena sang raja sangat ingin tahu, apakah dengan kegiatan rutin yang sudah sungguh-sungguh dikerjakannya demi rakyat, telah benar-benar membuat rakyatnya sejahtera dan bahagia? Untuk mencari jawaban atas pertanyaan itu, para petinggi di kerajaan tersebut dimintai nasihat dan pendapat. Tetapi, jawaban yang diberikan sangat beragam dan tidak memuaskan raja. Maka sang raja pergi dari istana guna mengunjungi seorang bijak yang terkenal, yang bertempat tinggal di bawah kaki gunung. Setibanya di sana, si orang bijak terlihat sedang mencangkul tanah, penuh perhatian dan konsentrasi. Raja menghampirinya dan berkata, "Saya rajamu, datang kemari ingin bertanya kepada Anda, orang bijak."
Setelah ditunggu beberapa saat dan tidak ada komentar, raja tiba-tiba mengambil sekop, membantu pekerjaan si orang tua sambil melanjutkan berkata, "Baiklah. Entah kamu mendengar atau tidak, aku, rajamu, tetap akan bertanya demi kelangsungan kehidupan kerajaan dan rakyatku. Pertanyaanku adalah apakah yang telah kulakukan selama ini bermanfaat untuk kesejahteraan rakyatku? Selain itu, kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan hal-hal yang bermanfaat bagi rakyatku?" Namun, si orang tua tetap membisu.
Dalam kesunyian mereka bekerja, tiba-tiba tampak seorang pemuda berlari limbung ke arah mereka. Sekujur tubuhnya berlumur darah karena diserang oleh serigala yang berkeliaran di sekitar sana. Raja dan si orang tua segera berlari memberi pertolongan, membawanya masuk ke dalam rumah, menghentikan pendarahan, membersihkan luka, dan mengganti baju yang robek terkoyak. Tak lama, raja pun kelelahan dan tertidur lelap setelah bekerja mencangkul tanah dan mengobati si pemuda yang terluka. Keesokan hari, saat terbangun, raja yang penasaran belum mendapat jawaban sekali lagi mengajukan pertanyaan, sebelum pergi dari sana. Dengan senyum bijak, si kakek menjawab, "Maafkan hamba yang tidak melayani baginda dengan baik. Sebenarnya apa yang baginda tanyakan telah terjawab semuanya. Yang dilakukan baginda dan bermanfat untuk rakyat adalah sikap dan perasaan baginda setiap kali berbuat sesuatu, apapun juga, dengan tulus dan dilandasi dengan belas kasih demi kesejahteraan rakyat dengan adil. Kemudian, kapan itu harus dilaksanakan? Jawabannya adalah saat ini. Karena yang kemarin merupakan masa lalu, dan besok sekadar harapan. Dan terbukti, baginda tidak segan-segan membantu saya mencangkul tanah dan tidak canggung pula saat harus menolong pemuda yang sedang terluka parah. Membantu sesama, tanpa pamrih, serta dilakukan saat ini dengan landasan hati belas kasih adalah tugas kita sebagai manusia." Raja sangat puas mendengar jawaban tersebut. "Terima kasih atas jawaban Anda. Saya berjanji akan memerintah dengan cinta kasih agar setiap saat selalu bermanfaat untuk kesejateraan rakyatku." Raja pun berpamitan untuk kembali ke istana. Pembaca yang bijaksana, Sebagai manusia, siapapun kita hari ini, entah menjadi si kaya, si hebat, atau si pandai serta entah berkedudukan atau sedang menjabat sebagai apapun, jangan pernah lupa bahwa kita tercipta tidak sendiri. Kita semua diciptakan oleh Yang Mahakuasa dengan segala tanggung jawab yang menyertainya, termasuk untuk saling membantu dan saling memberi.
Karena itu, jika ada kesempatan berbuat baik, tidak perlu nanti, tidak harus menunggu besok, segera singsingkan lengan baju, berbuatlah yang terbaik bagi sekitar kita. Namun, jangan berbuat baik dengan perhitungan atau pandang bulu, apalagi sampai ada pamrih tertentu. Sebab, sebuah tindakan jika berlandaskan niat yang salah, akan menghasilkan hasil yang tidak bermanfaat, bagi diri sendiri, maupun orang lain. Berbuat baiklah kepada sesama dengan penuh ketulusan yang mendalam dan tidak dibuat-buat. Dan, lakukan itu di setiap kesempatan yang ada, maka hidup akan terasa lebih indah. Sebab, laksana bibit yang kita tabur, sebuah kebaikan yang kita tanam kelak buahnya kita sendiri yang akan menuainya. Ingat: jangan pernah meremehkan niat baik dan perbuatan baik sekecil apapun. Semoga kebaikan membantu sesama membuahkan kebahagiaan untuk kita bersama. Salam hangat luar biasa!
Pemburu dan Kelinci Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Di tepi sebuah hutan, tinggallah seorang pemburu dengan anak semata wayangnya. Melihat hasil buruan ayahnya, si anak tertarik untuk belajar menggunakan busur dan anak panah. Dia merengek kepada sang ayah untuk membuatkan busur dan anak panah dalam ukuran lebih kecil untuk berlatih dan suatu hari nanti bisa mengikuti jejak sang ayah menjadi seorang pemburu. Hari yang dinanti-nantikan itu pun akhirnya tiba. Dengan gembira, si anak membawa busur dan anak panahnya, memulai hari pertamanya pergi berburu ke dalam hutan. Dia pun dengan teliti memperhatikan setiap gerakan di semak-semak sambil mengikuti tanda petunjuk yang di buat sang ayah agar tidak tersesat di dalam hutan. Tiba-tiba, hampir bersamaan tampak dua kelinci keluar dari semaksemak. Pemburu muda segera mengarahkan busurnya ke arah kelinci sebelah kiri. Tetapi saat dia melirik ke kanan, tampaklah seekor kelinci yang lebih gemuk. Dia pun ganti mengarahkan busurnya ke sebelah kanan. Tapi saat itu, si kelinci sudah kabur ke semak. Maka dengan terburu-buru dia pun mengarahkan busurnya ke kiri, dan kelinci itu pun sudah menghilang ke semak-semak. Ketika bertemu dengan ayahnya, dengan kesal si pemburu muda berseru, "Ayah, saya belum mendapatkan satu buruan pun. Tadi ada dua ekor kelinci, tetapi kelinci-kelinci itu lincah sekali! Belum sempat saya lepaskan anak panah, mereka sudah hilang di semak-semak. Wah, padahal saya sudah berusaha bergerak dengan
cepat. Saat saya beralih sasaran ke kelinci yang lain, dia juga sudah kabur. Saya gagal di perburuan pertama ini. Apa yang salah, Ayah?" Si ayah tersenyum dan berkata, "Kegagalanmu kali ini adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga buatmu, anakku. Kelinci-kelinci itu adalah sasaran yang bagus. Salahnya bukan karena kelincinya yang kecil dan lincah, tetapi karena kamu tidak fokus pada titik sasaran! Sebentar mengarah ke kiri dan sebentar ke kanan. Ingat! Kamu tidak mungkin dapat melakukan dua pekerjaan sekaligus di saat yang bersamaan. Kamu harus menentukan satu pilihan dan fokus untuk menyelesaikannya. Andai tadi kamu membidik dengan fokus hanya pada satu titik sasaran, tentu hasilnya akan berbeda. Mungkin saat ini kamu sudah berhasil membawa pulang kelinci lincah itu." Netter yang luar biasa, One rabbit in hand is batter than two rabbits in the bush. Satu kelinci di tangan lebih baik daripada dua kelinci di semak-semak. Demikian peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kisah ilustrasi di atas. Begitu pula di dalam kehidupan ini, untuk sukses dalam mengembangkan karier atau bisnis kita. Jangan mudah berganti-ganti bidang pekerjaan; sebentar mengerjakan bisnis ini, sebentar beralih ke pekerjaan atau bisnis yang lain. Atau ingin menguasai semua pekerjaan. Untuk berhasil, kita harus fokus pada titik sasaran yang akan kita raih. Titik sasaran itu bisa diartikan fokus pada bakat, keterampilan, pekerjaan atau pada bisnis yang benar-benar kita kuasai. Hanya dengan fokus kita akan dapat meraih kesuksesan secara maksimal. Salam sukses, luar biasa!
Makna Sumpah Pemuda Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Tepat 84 tahun lalu, 27-28 Oktober 1928, para pemuda yang dipelopori oleh organisasi Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) menyelenggarakan Kongres Pemuda Kedua di Jakarta (Kongres pertama dilaksanakan pada tahun 1926 di Jakarta). Pesertanya adalah perwakilan dari organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia tanpa melihat asal daerah atau sukunya. Mereka berkumpul dengan semangat persatuan Indonesia. Persatuan menjadi senjata paling kuat untuk melawan Belanda yang menjajah Indonesia saat itu.
Di akhir kongres para tokoh pemuda itu merumuskan sumpah setia yang disebut Sumpah Pemuda yang hingga kini menjadi rumusan nilai-nilai kebangkitan dan persatuan pemuda Indonesia. Maka sangat ironis, di saat kita memperingati Hari Sumpah Pemuda yang sudah 84 tahun, masih sering kita melihat kejadian-kejadian yang justru bertentangan dengan semangat itu. Lihat saja tawuran antarpelajar. Dulu, terbatas antarkelompok siswa SMA atau yang setingkat seperti STM. Itu pun antarsekolah tertentu. Kini siswa SMP hingga mahasiswa pun melakukannya. Yang lebih memiriskan, masalah yang dipertentangkan sebagai faktor penyebab tawuran sangat sepele. Hanya soal tegur sapa yang salah saja bisa memicu tawuran yang memakan korban jiwa. Sering kali korbannya bukan dari kelompok yang bertikai, tetapi anak-anak yang tak bersalah atau anggota masyarakat lain. Tawuran ini juga menjadi gangguan sosial karena terjadi di tempat terbuka. Maka pantas jika pengamat sosial menyebut tawuran sebagai "kanker". Seperti juga kanker, akibat buruk tawuran adalah korban jiwa atau kematian. Kita mungkin bertanya, kenapa para pelajar dan mahasiswa kita bisa terpapar "kanker" tawuran ini? Mungkin contoh teladan kita yang kurang. Di televisi dan media masa, betapa seringnya kita menyaksikan berita negatif yang memalukan bangsa seperti korupsi, manipulasi, saling caci, saling benci. Pelakunya bukanlah orang biasa, tetapi tokoh-tokoh terpandang yang seharusnya memberi contoh teladan. Lebih dari itu beritanya datang begitu dekat melalui televisi di tengah keluarga, atau media internet yang bisa diakses melalui handphone. Datangnya pun bertubi-tubi sehingga terkesan biasa dan layak dimafhumi. Sepantasnya, media yang sama bisa menularkan lebih sering lagi contoh-contoh positif yang mampu menginspirasi dan mendorong para pemuda kita untuk lebih berprestasi yang membanggakan. Karena banyak tokoh teladan yang layak tayang atau diangkat ke permukaan yang belum tersentuh pemberitaan media. Memang tak bisa dipungkiri, sejumlah kemajuan telah ditunjukkan oleh para pemuda kita. Perannya pun makin luas. Prestasi mereka juga tak hanya diraih di dalam negeri. Mereka banyak yang sudah mampu menunjukkan pada dunia luas bahwa pemudapemudi Indonesia memiliki kemampuan luar biasa, mampu bersaing di percaturan dunia mulai kegiatan sosial hingga penguasaan teknologi canggih, mengalahkan negara-negara besar seperti Amerika, Eropa, dan Jepang. Maka di saat kita memperingati Hari Sumpah Pemuda pada hari ini, mari teruskan berkarya positif, kembangkan potensi diri, kesampingkan perbedaan, dan tingkatkan persatuan. Jangan mudah terprovokasi bahkan oleh teman sendiri tanpa mencernanya terlebih dulu. Bersikaplah lebih kritis sehingga tak terjebak dalam aksi solidaritas sempit. Lebih baik kita kritisi propaganda yang meluluhkan nilainilai persatuan dan menjatuhkan moral demi kemajuan bangsa dibanding mudah tersulut oleh kegiatan yang hanya menghamburkan tenaga yang mencederai persatuan.
Kita ini bangsa besar, kita ini berpotensi besar. Jangan sampai ini tersia-siakan. Mari wujudkan Indonesia yang lebih maju! Siapa lagi yang akan melakukannya selain kita, para pemuda Indonesia. Kita pasti bisa! Salam sukses, Luar Biasa!!
Bahagia Dari Dalam Diri Sendiri Oleh Andrie Wongso Rabu, 7 November 2012 Bahagia adalah sebuah rasa yang setiap makhluk Sang Pencipta berhak memiliki dan merasakannya. Karena itu, bahagia sebenarnya selalu ada dalam diri. Bahagia bisa kita rasakan setiap saat, jika kita mengizinkannya selalu mengisi relung hati, pikiran, dan perasaan Sayangnya, banyak orang yang "mengejar" kebahagiaan dari luar diri. Merasa materi, panggung penuh kehormatan, dan jabatan bisa jadi solusi yang mendatangkan kebahagiaan. Mereka tak pernah merasa bahagia jika semua itu belum menjadi miliknya. Di sinilah rasa bahagia bisa jadi hanya "mampir" sekelebatan mata. Sebab, materi atau jabatan hanya predikat yang tak bisa setiap saat melekat. Teman-teman..., mari jadikan bahagia muncul dari dalam diri sendiri. Caranya, dengan mensyukuri segala kondisi : bahagia bisa hidup, bahagia bisa berbagi, bahagia dalam setiap "jalan" yang kita lalui. Bahagia yang muncul dari dalam diri ini akan menjadi kebahagiaan yang hakiki, karena bisa datang setiap waktu. Salam hangat, Luar Biasa!