ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG ANALYSIS OF USE FAMILY LABOR CULTIVATION OF SHEEP LIVESTOCK IN THE SUBDISTRICT BUAHDUA DISTRICT SUMEDANG Riyadhi Abdan Rabbani Fakultas Peternakan Universitas Padjadajran e-mail :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang dari bulan April sampai dengan Mei 2016. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui besaran curahan tenaga kerja peternak dalam pemeliharaan domba, proporsi curahan tenaga kerja peternak untuk pemeliharaan domba di kandang dan penyediaan pakan hijauan domba, di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey, pengambilan responden dipilih secara proportional simple random sampling, ditentukan sebanyak 30 responden peternak domba di Kecamatan Buahdua. Untuk mengetahui perbandingan efisiensi tenaga kerja pria dan wanita dalam menyediakan pakan hijauan domba, maka diakukan uji t. Berdasarkan hasil penelitian : pada rata-rata jumlah pemilikan 7,4 ekor domba, menunjukan bahwa : curahan tenaga kerja keluarga dalam pemeliharaan sebesar 5,32 jam/hari dengan masing-masing curahan, yaitu tenaga kerja pria 3,27 jam/hari, wanita 1,96 jam/hari, dan anak 0,09 jam/hari. Proporsi curahan tenaga kerja keluarga untuk pemeliharaan di kandang sebesar 0,3 jam/hari (9,96%), dengan masing-masing curahan yaitu tenaga kerja pria 0,16 jam/hari, wanita 0,34 jam/hari dan anak 0,03 jam/hari, sedangkan untuk penyediaan pakan hijauan domba 4,79 jam/hari (90,04%), dengan masing-masing curahan yaitu tenaga kerja pria 3,11 jam/hari, wanita 1,62 jam/hari, dan anak 0,06 jam/hari. Penggunaan tenaga kerja pria dalam menyediakan pakan hijauan domba lebih efisien dibanding tenaga kerja wanita. Kata Kunci : Curahan Tenaga Kerja, Efisiensi, Proporsi, Rumah Tangga, Domba. ABSTRACT These research has been performed in the Subdistrick Buahdua District Sumedang since April till Mei 2016. The purpose of this research is to know far the family labor recipitation of breeder in the cultivation of the sheep cultivation is, how far the proportion of family labor recipitation of breeder for the care of livestock in the stall and for the preparation of the greenes of livestock breed and also to know the comparison the family labor eficiency of man and of women in preparing the greenes of breeding of sheep livestock in the Subdistrict Buahdua District Sumedang. The used method in this research is a survey one, in which responden collecting are proportionally random sampling selected, they are determined as much 30 sheep breeders in the Subdistrict Buahdua District Sumedang. For knowing the comparison of family labor eficiency of man and women in preparing the greenes of livestock breeding, the T test is carried out. The conclusion of this research is as the following : The family labor precipitation of breeder in cultivation of the sheep livestock in this Subdistrict Buahdua District Sumedang is 5,32 hour/day. The proportion of family labor precipitation of breeder for cultivation of stall and for preparation of greenes of the breeding sheep is 0,53 hour/day for the livestock cultivation of sheep in stall (9,96%) and 4,79 hour/dar for preparation of greenes of livestock breed (90,04%). The use of family labor of man in preparing the greenes of the breeding of sheep livestock in the Subdistrict Buahdua District Sumedang is more eficien to be carried out by the woman labors. Keywords : Family, Labors, Efficiency, Proportion, Sheep
PENDAHULUAN Usaha pengembangan peternakan sedang gencar dilaksanakan, hal ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Peningkatan populasi manusia menyebabkan peningkatan peningkatan kebutuhan protein, dan kebutuhan protein hewani erat kaitannya dengan produksi ternak potong. Salah satu ternak potong yang potensial dikembangkan adalah domba Pemeliharaan domba ini merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi pengangguran semu di kalangan petani akibat sifat musiman dari sektor pertanian. Cara ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja. sehingga tenaga kerja produktif tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyediakan pakan sehubungan dengan semakin langkanya lahan yang khusus ditanami pakan hijauan. Besar curahan, proporsi, dan efisiensi tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usaha ini karena ketiga hal tersebut diatas adalah kunci dalam usaha peternakan berskala rumah tangga. METODE Metode penelitian yang akan digunakan adalah survey. Metode ini dipilih atas dasar keterbatasan waktu, sebaran petani yang terpencar, dan keterbatasan biaya. Objek penelitian adalah peternak yang memelihara domba di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Sampel akan diambil dari 3 desa yaitu : Desa Cilumping, Kalapanunggal, dan Cibitung. Responden dalam penelitian ini ditetapkan secara purposive sebanyak 30 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencurahan Tenaga Kerja dalam Pemeliharaan Domba Pemeliharaan domba memiliki dua kegiatan utama. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari pemeliharaan ternak di kandang dan penyediaan hijauan pakan ternak. A.1. Pemeliharaan Ternak di kandang A.1.1. Pemberian Pakan dan Minum Peternak yang menjadi responden (66,67%) memberikan pakan pada ternaknya sebanyak 2 kali setiap hari yang diikuti sebesar 26,67% yang memberi pakan 3 kali sehari, sedangkan yang memberikan pakan 1 kali dan 4 kali masing-masing hanya satu responden 3,33%. Dilihat frekuensi pemberian pakan secara umum dari responden telah cukup baik karena frekuensi pemberian pakan tergantung pada kebiasaan peternak yaitu ada yang 2 kali dan ada juga yang 3 kali setiap hari (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Frekuensi Pemberian Pakan pada Pemeliharaan Domba. No. 1 2 3 4
Responden (orang) 1 20 8 1
Frekuensi (kali/hari) 1 2 3 4
Keterangan pagi pagi dan siang pagi, siang, dan sore pagi, siang, sore, dan malam
Peternak di Kecamatan Buahdua memberikan hijauan lebih dari cukup, karena jumlah kebutuhan pakan untuk domba dalah 10% dari berat badan. Tabel 2 membuktikan bahwa tenaga kerja peternak dalam memelihara ternaknya banyak dicurahkan untuk menyabit rumput. Tabel 2. Kisaran Jumlah Pemberian Pakan Hijauan pada Pemeliharaan Domba. Kisaran Pemberian (kg/ekor/hari) 3,50 - 5 >5-8 Jumlah Responden
Jumlah Responden (orang) 9 21 30
A.1.2. Pembersihan Kandang Kandang domba biasanya dibersihkan sesetiap hari waktu pagi sebelum petani peternak pergi ke sawah atau ke kebun atau mengerjakan pekerjaan lainnya. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh kepala keluarga, istri, dan kadang-kadang anak. Sesetiap kali melakukan pekerjaan ini memakan waktu sekitar 15 menit. A.1.3. Pengangkutan Feses Domba Pengangkutan feses dilakukan 1-3 bulan sekali. Jangka waktu pengangkutan kotoran hingga cukup untuk pupuk atau dijual berbeda-beda tergantung dari jumlah ternak yang dipelihara dan waktu luang yang tersedia untuk melakukan pekerjaan tersebut. Didalam lubang penampungan kotoran biasanya terdapat pula campuran daundaunan. Sisa hijauan limbah pertanian ini sengaja dipindahkan untuk campuran pupuk. Daun-daunan dan feses secara berkala diaduk, bagian yang sudah menjadi pupuk atau biasa disebut sudah ‘dingin’ diangkut ke sawah atau kebun pada waktu yang tersedia pekerjaan ini rata-rata memakan waktu selama 2 jam. A.1.4. Perbaikan Kandang Perbaikan kandang biasanya dilakukan sesetiap 3 – 12 bulan sekali dan biasanya dilakukan oleh kepala keluarga, dibantu oleh tetangga atau anak laki-laki Memakan waktu selama kurang lebih 6 jam.
A.1.5. Memandikan Ternak Waktu yang digunakan untuk memandikan ternak adalah 30 – 60 menit, waktu banyak terbuang pada saat menggiring ternak ke sungai atau kolam apabila jarak dari kandang ke tempat pemandian cukup jauh. Tujuan memandikan domba adalah untuk membersihkannya dari kuman atau parasit yang menempel pada kulit dan bulunya. Kegiatan ini dilakukan 2-12 kali pertahun (Sumoprastowo, 1990) A.1.6. Pencukuran Bulu Pencukuran bulu pada umumnya dilakukan pertama kali pada domba berumur 7 bulan, selanjutnya pencukuran bulu dilakukan setiap 1 tahun sekali. Kegiatan ini dilakukan oleh laki-laki (kepala keluarga) selama kurang lebih 60 menit per kegiatan A.1.6. Pelaksanaan Reproduksi Pelaksanaan perkawinan ini biasanya dilakukan oleh kepala keluarga. Waktu pelaksanaan perkawinan ini tidak sama, ada yang pagi hari, siang atau sore. Perbedaan waktu ini disebabkan karena waktu berahi yang tidak tentu. Umur domba pertama dikawinkan adalah 7 bulan. Keadaan ini cukup baik karena sesuai dengan pendapat Toelihere (1999) yang menyatakan bahwa ternak domba mulai dewasa kelamin pada umur 6 -12 bulan. A.2. Pencurahan Tenaga Kerja dalam Penyediaan Hijauan Pakan Ternak Kegiatan menyabit rumput atau kegiatan penyediaan pakan hijauan ternak adalah kegiatan yang paling banyak menyita waktu yang dicurahkan untuk pemeliharaan ternak. Tabel 3 memperlihatkan keterlibatan suami dalam menyediakan pakan hijauan domba yaitu 100% berarti suami selaku kepala keluarga sangat dominan dalam penyediaan pakan hijauan domba. Tabel 3. Jumlah Tenaga Kerja Keluarga yang Terlibat dalam Penyediaan Pakan Hijauan Domba.
No
1 2 3 n = 30
Status didalam Keluarga
Suami Istri Anak
Proporsi Keterlibatan (%)
Jumlah (orang)
30 26 4
100 83 13
Penyediaan hijauan terutama rumput diambil dari berbagai tempat, yaitu pematang sawah, kebun, perkebunan bahkan sampai ke gunung. Tabel 4 menjelaskan Jarak dan waktu tempuh ke masing-masing lokasi. Tabel 4. Jarak dan Waktu Tempuh Pengambilan Pakan Hijauan Domba pada Berbagai Lokasi.
No
Lokasi
Jarak (km)
Waktu Pencurahan (Jam)
1 2 3
Area Pertanian Area Kaki Gunung Area Perkebunan
0,05 - 0,5 0,30 - 2,0 1,50 - 2,5
1,0 - 1,5 1,5 - 2,5 2,5 - 3,5
B. Proporsi Pencurahan Tenaga Kerja dalam Pemeliharaan Domba di Kandang dan Penyediaan Pakan Hijauan. Tabel 5 dibawah menggambarkan bahwa curahan tenaga kerja dari ke tiga kelompok tenaga kerja yaitu pria, wanita, dan anak, proporsinya lebih besar untuk penyediaan pakan hijauan dibanding untuk pemeliharaan di kandang. Tabel 5. Curahan Tenaga Kerja dalam Pemeliharaan Domba di Kandang dan Penyediaan Pakan Hijauan.
No
Status Tenaga Kerja
1 Pria 2 Wanita 3 Anak Jumlah Rata-rata / ekor
Curahan Pemeliharaan Penyediaan Rutin di Hijauan Pakan Kandang Jam/hari (%) Jam/hari (%) 0,16 30,19 3,11 64,93 0,34 64,15 1,62 33,82 0,03 5,66 0,06 1,25 0,53 100 4,79 100 0,08 0,96
Tenaga kerja pria mencurahkan tenaga kerjanya untuk penyediaan pakan hijauan sebesar 3,11 jam setiap hari 64,93 % dan hanya 0,16 jam setiap hari 30.19 % untuk pemeliharaan di kandang. Curahan tenaga kerja wanita dan anak dalam penyediaan pakan hijauan adalah sebesar 1,62 jam setiap hari untuk tenaga kerja wanita dan 0,06 jam setiap hari untuk
tenaga kerja anak, sedangkan untuk pemeliharaan di kandang, curahan tenaga kerja wanita sebesar 0,34 jam setiap hari dan tenaga kerja anak sebesar 0,03 jam setiap hari. Keadaan ini terjadi karena menyangkut jarak tempuh ke tempat pengambilan hijauan lebih jauh dibanding dengan jarak ke kandang. Tabel diatas juga memberi gambaran bahwa persentase pencurahan tenaga kerja untuk penyediaan hijauan 90,04% lebih besar dibanding untuk pemeliharaan Domba di kandang 9,96%. Proporsi curahan tenaga kerja tersebut terjadi karena ternak sepanjang tahun berada di kandang. Tenaga kerja pria menempati curahan tertinggi dalam pemeliharaan domba yaitu sebesar 3,27 jam setiap hari (61,47%), ini disebabkan karena pria selain berperan sebagai yang bertanggung jawab mencari nafkah juga memiliki kemampuan fisik yang relatif lebih baik dibanding wanita. Tenaga kerja wanita dalam kegiatan sehari-harinya memiliki pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, sehingga dalam beternak domba hanya mencurahkan waktu sekitar 1,96 jam (36,84%). Tenaga kerja anak mencurahkan waktu sekitar 0,09 jam setiap hari (1,69%). Tampak pula bahwa walaupun usaha ternak domba masih sebagai usaha sampingan atau tambahan disamping usaha pokok lainnya, tetapi tetap lebih banyak dikerjakan oleh suami sebagai kepala keluarga. (Tabel 6) Tabel 6. Curahan Tenaga Kerja Peternak dalam Pemeliharaan Domba.
No 1 2 3 Jumlah
Status Tenaga Kerja Pria Wanita Anak
Curahan (jam/hari) 3,27 1,96 0,09 5,32
Persentase (%) 61,47 36,84 1,69 100
C. Efisiensi Tenaga Kerja Pria dan Wanita dalam Penyediaan Pakan Hijauan. Rata-rata kemampuan tenaga kerja pria menyediakan hijauan sebanyak 34,85 kg/hari yang nyata lebih besar daripada jumlah yang dihasilkan tenaga kerja wanita yaitu sebanyak 12,57 kg/hari dengan curahan tenaga kerja pria yaitu 3,11 jam/hari dan tenaga kerja wanita yaitu 1,62 jam/hari dan tingkat efisiensi tenaga kerja pria dalam penyediaan hijauan sebesar 11,20 kg/jam dan efisiensi tenaga kerja wanita sebesar 7,76 kg/jam.
Tabel 7. Efisiensi Tenaga Kerja Pria dan Wanita dalam Penyediaan Hijauan. Rata –rata
Pria Wanita
Produksi Hijauan (kg/hari)
Curahan dalam Penyediaan Hijauan (jam/hari)
Efisiensi dalam Penyediaan Hijauan (kg/jam)
34,85 12,57
3,11 1,62
11,2 7,76
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan aplikasi SPSS™, dapat dikatakan bahwa penggunaan tenaga kerja pria dalam penyediaan pakan hijauan domba di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang lebih efisien dibanding tenaga kerja wanita (P ≤ 0,05). KESIMPULAN Tenaga kerja pria menempati curahan tertinggi dalam pemeliharaan domba yaitu sebesar 3,27 jam perhari (61,47%) Tenaga kerja wanita yaitu 1,96 jam perhari (36,84%) dan tenaga kerja anak yaitu 0,09 jam perhari (1,69%). Curahan dan proporsi tenaga kerja diihat pada tabel dibawah ini Curahan No
Kelompok Tenaga Kerja
1 Pria 2 Wanita 3 Anak Jumlah Rata-rata / ekor
Pemeliharaan di Kandang Jam/hari 0,16 0,34 0,03 0,53 0,08
(%) 30,19 64,15 5,66 100
Penyediaan Hijauan Pakan Jam/hari 3,11 1,62 0,06 4,79 0,96
(%) 64,93 33,82 1,25 100
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan juga didapatkan tingkat efisiensi tenaga kerja pria dalam penyediaan hijauan sebesar 11,20 kg tiap jam dan efisiensi tenaga kerja wanita sebesar 7,76 kg tiap jam. Jadi tenaga kerja pria lebih efisien dibanding tenaga kerja wanita.
DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Peternakan. Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta. 2007. Sumoprastowo,R.M. 1990. Beternak Kambing yang Berhasil. Bhatara Karya Aksara, Jakarta. 26. Toelihere, M. R. 1999. Fisiologi Produksi Ternak. Aksara Jakarta. 171.