ANALISIS CURAHAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK KAMBING DI KELOMPOK PETERNAK SIMPAY TAMPOMAS KECAMATAN CIMALAKA SUMEDANG (Studi Kasus di Kelompok Peternak Kambing Simpay Tampomas Kecamatan Cimalaka Sumedang)
SKRIPSI ANNI NUR ATIQOH
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
i
RINGKASAN Anni Nur Atiqoh. D14080274. 2012. Analisis Curahan Tenaga Kerja dan Pendapatan Peternak Kambing di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Kecamatan Cimalaka Sumedang. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Dwi Joko Setyono, M.S Pembimbing Anggota : Ir. Lucia Cyrilla Eko Nugrohowati S.D., M.Si Curahan tenaga kerja merupakan jumlah waktu yang dipakai oleh seorang anggota keluarga dalam melakukan kegiatan tertentu dengan ukuran waktu jam per hari. Perhitungan curahan tenaga kerja dalam usaha ternak dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas adalah menjumlahkan semua kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja kelurga dan tenaga kerja dari luar selama setahun yang disetarakan dalam jam kerja pria. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis curahan tenaga kerja keluarga, pendapatan peternak, dan menganalisis hubungan antara pendapatan peternak, skala usaha, dan curahan tenaga kerja. Penelitian ini didesain dengan metode studi kasus. Studi kasus ini ditujukan untuk menganalisis curahan tenaga kerja dan pendapatan peternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas. Unit penelitian adalah berupa peternak kambing yang menjadi anggota aktif dikelompok peternak Simpay Tampomas yang terdapat di Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata curahan tenaga kerja keluarga pada usaha ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas khusus untuk peternak dengan tujuan produksi susu adalah 720,993 HKP/tahun. Berdasarkan kegiatannya, kegiatan mencari pakan merupakan kegiatan yang membutuhkan curahan tenaga kerja yang paling besar yaitu 453,75 HKP/tahun (62,93%). Rata-rata curahan tenaga kerja untuk peternak dengan tujuan produksi daging adalah 427,179 HKP/tahun. Berdasarkan kegiatannya, kegiatan mencari pakan hijauan merupakan kegiatan yang membutuhkan curahan tenaga kerja yang paling besar yaitu 337,66 HKP/tahun. Rata-rata pendapatan bersih peternak dengan tujuan produksi susu adalah Rp 50.868.973,4/tahun dengan pendapatan terbesar berasal dari pendapatan tunai sebesar Rp 26.002.637,4 dan pendapatan non-tunai sebesar Rp 24.866.300. Rata-rata pendapatan bersih peternak dengan tujuan produksi daging adalah Rp 13.490.416,67/tahun dengan pendapatan terbesar dari pendapatan non-tunai yaitu Rp 9.265.333,33 dan pendapatan tunai yaitu Rp 4.225.083,34. Korelasi antara pendapatan dengan skala usaha berhubungan positif yang erat (p<0,01) artinya, ketika terjadi peningkatan skala usaha maka akan diikuti dengan peningkatan pendapatan. Skala usaha dengan curahan tenaga kerja berhubungan positif yang erat (p<0,01) artinya, ketika terjadi peningkatan skala usaha maka akan diikuti dengan peningkatan curahan tenaga kerja. Pendapatan dengan curahan tenaga kerja tidak berhubungan (p>0,05) artinya, berapapun pendapatan yang diperoleh peternak tidak ada hubungannya dengan curahan tenaga kerja yang dikeluarkan. Kata-kata kunci : Pendapatan, curahan tenaga kerja, skala usaha, Simpay Tampomas
i
ABSTRACT Analysis of Labour Effusing and Goat Farmer Incomes in Simpay Tampomas Farmer Group Subdistrict Cimalaka Sumedang. Atiqoh, A. N, D. J. Setyono and L. Cyrilla ENSD Labour one of main production factors. The aims of this study were to analyse the labour effusing, the goat farm incomes in Simpay Tampomas group and to analyse the correlation between labour effusing, farm scale and farm incomes. Primary data was obtained through interviewed of whole farmer that active in Simpay Tampomas group is 17 farmer. Secondary data was obtained from the village goverment and related agencies. This study have descriptive analyzed, farm incomes, ratio R/C, labour effusing and correlation. The labour effusing average of farmer with orientation milk production is 720,993 male work day/year, by using the biggest effusing to look for the grass that equaled to 453,75 male work day/year, or 62,93% from whole activity. The biggest labour effusing done by husband that equaled to 617,538 male work day/year. The labour effusing average of farmer with orientation meat production is 427,179 male work day/year, by using the biggest effusing to look for the grass that equaled to 337,66 male work day/year, or 79% from whole activity. The biggest labour effusing done by husband that equaled to 337,491 male work day/year. Average incomes of farmer with orientation milk production equaled to Rp 50.868.973,4/year. Average incomes of farmer with orientation meat production aqualed to Rp 13.490.416,67/year. The result indicated that correlation between farm incomes with farm scale was significant at the 0,01 level (P<0,01), farm incomes with labour effusing was not significant (p>0,05) and the correlation between farm scale with labour effusing was significant (P<0,01). Keywords : Incomes, labour, labour effusing, farm scale, Simpay Tampomas.
ii
ANALISIS CURAHAN TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK KAMBING DI KELOMPOK PETERNAK SIMPAY TAMPOMAS KECAMATAN CIMALAKA SUMEDANG (Studi Kasus di Kelompok Peternak Kambing Simpay Tampomas Kecamatan Cimalaka Sumedang)
ANNI NUR ATIQOH D14080274
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
iii
Judul :
Analisis Curahan Tenaga Kerja dan Pendapatan Peternak Kambing di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Kecamatan Cimalaka Sumedang
Nama : Anni Nur Atiqoh NIM : D14080274
Menyetujui, Pembimbing Utama,
(Ir. Dwi Joko Setyono, M.S) NIP. 19601123 198903 1 001
Pembimbing Anggota,
(Ir. Lucia Cyrilla E.N.S.D., M.Si) NIP. 19630705 198803 2 001
Mengetahui: Ketua Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
(Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M.Agr. Sc) NIP. 19591212 198603 1 004
Tanggal Ujian : 24 Juli 2012
Tanggal Lulus :..............................
iv
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Anni Nur Atiqoh dilahirkan di Jepara pada tanggal 31 Maret 1989 dari bapak H. Achmad Thohar, S.Pd dan ibu Hj. Mu’aniqoh. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara yaitu Mu’izzul Umam dan Iffa Qorri Aina. Penulis mengawali pendidikan dasar pada tahun 1995 di MI Matholi’ul Huda Jepara dan diselesaikan pada tahun 2001. Pendidikan lanjutan tingkat pertama dimulai pada tahun 2002 dan diselesaikan pada tahun 2005 di Madrasah Tsanawiah Raudlatul Ulum Guyangan Pati. Penulis melanjutkan pendidikan tingkat kedua di Madrasah Aliyah Raudlatul Ulum Guyangan Pati pada tahun 2005 dan diselesaikan pada tahun 2008. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur Bantuan Utusan Daerah dari Kementerian Agama Republik Indonesia dan diterima di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan pada tahun 2008. Penulis aktif dalam organisasi Community of Santri Scholars of the Ministry of Religious Affairs IPB (CSS MoRA IPB) periode 2010-2011 sebagai pengurus bagian divisi Informasi dan Komunikasi. Penulis pernah mengikuti kegiatan magang di UPTD BPT sapi perah dan HMT Cikole, Lembang pada tahun 2010.
v
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir saya dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa saya panjatkan kepada Nabi agung Muhammad SAW. yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang modern seperti sekarang ini dengan adanya agama Islam. Skripsi ini disusun berdasarkan pada penelitian yang dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2011 dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas di Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Kambing Peranakan Etawah dan Kambing Jawa Randu menjadi topik penelitian dalam skripsi ini. Tingginya permintaan masyarakat terhadap daging menjadi peluang besar bagi usaha ternak kambing. Dalam rangka meningkatkan usaha peternakan rakyat, imbalan yang diterima peternak berupa pendapatan harus mendapat perhatian, karena hal inilah yang mendorong peternak untuk mau berusaha lebih baik lagi. Oleh karena itu perlu memperhatikan berapa banyak curahan tenaga kerja yang dikeluarkan dan berapa banyak pendapatan dari masing-masing peternak. Sehingga diharapkan pendapatan para peternak sesuai dengan pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis curahan tenaga kerja keluarga, pendapatan peternak, dan menganalisis hubungan antara pendapatan peternak, skala usaha, dan curahan tenaga kerja dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan karena kendala yang dihadapi saat penelitian. Penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi bisa bermanfaat bagi pembaca. Bogor, Agustus 2012 Penulis
vi
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ........... ....................................................................................
i
ABSTRACT... ........... ....................................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
iv
RIWAYAT HIDUP ... ....................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI.. ........... ....................................................................................
vii
DAFTAR TABEL...... ....................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR . ....................................................................................
xii
PENDAHULUAN ..... ....................................................................................
1
Latar Belakang .................................................................................... Tujuan ........... ....................................................................................
1 2
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................
3
Kambing......... .................................................................................... Kambing Perah ................................................................................... Karakteristik Kambing PE ...................................................... Karakteristik Kambing Jawa Randu ....................................... Aktivitas Peternakan Kambing.......................................................... . Memandikan Kambing........................................................... Memotong Kuku.................................................................... . Mencukur Bulu...................................................................... . Mencegah Pertumbuhan Tanduk........................................... . Memotong Tanduk................................................................ .. Menghilangkan Kelenjar Bau................................................ . Kastrasi.................................................................................. . Memberi Tanda..................................................................... .. Membersihkan Peralatan dan Kandang.................................. Curahan Tenaga Kerja ........................................................................ Pendapatan...... ....................................................................................
3 3 4 4 5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7 8
MATERI DAN METODE ..............................................................................
10
Lokasi dan Waktu ............................................................................... Materi...... ......... .................................................................................. Prosedur ......... .................................................................................... Rancangan Penelitian dan Analisis Data............................................ Rancangan Penelitian............................................................... Analisis Data............................................................................ Analisis Deskriptif...................................................... Analisis Curahan Tenaga Kerja.................................. .
10 10 10 10 10 10 11 11
vii
Analisis Pendapatan.................................................... Analisis Rasio R/C...................................................... Analisis Korelasi.........................................................
12 12 13
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................
14
Keadaan Umum Lokasi Penelitian ..................................................... Kondisi Geografis ................................................................... Penduduk dan Mata Pencaharian ............................................ Pendidikan .............................................................................. Keadaan Peternakan ................................................................ Karakteristik Peternak......................................................................... Karakteristik Usaha Ternak Kambing ................................................ Kepemilikan Ternak Tujuan Produksi Susu ........................... Kepemilikan Ternak Tujuan Produksi Daging...................... . Perubahan Ternak ................................................................... Penjualan Ternak .................................................................... Pemeliharaan Usaha Ternak Kambing ............................................... Perkandangan .......................................................................... Pakan ... ................................................................................... Penanganan Kesehatan ........................................................... Sistem Perkawinan.................................................................. Analisis Curahan Tenaga Kerja.......................................................... Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu......... Memberikan Hijauan................................................. .. Memberikan Konsentrat............................................. . Memberikan Air Minum.............................................. Membersihkan Kandang.............................................. Membersihkan Peralatan Susu.................................... Memandikan Kambing................................................ Memerah Susu............................................................. Mengawinkan Kambing.............................................. Mengangkat Susu........................................................ Mencari Hijauan.......................................................... Membersihkan Kotoran............................................... Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging...... Memberikan Hijauan................................................... Memberikan Air Minum.............................................. Membersihkan Kandang.............................................. Memandikan Kambing................................................. Mengawinkan Kambing............................................... Mencari Hijauan........................................................... Membersihkan Kotoran............................................... Analisis Pendapatan Peternak.............................................................. Analisis Rasio R/C............................................................................... Analisis Korelasi..................................................................................
14 14 15 16 16 17 19 19 20 21 22 24 24 24 26 27 28 28 28 28 29 30 30 31 31 32 32 33 33 36 36 36 37 37 38 38 39 42 46 46
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... .. Kesimpulan ..... ...................................................................................
48 48
viii
Saran ..... ......... ...................................................................................
48
UCAPAN TERIMAKASIH ...........................................................................
49
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
50
LAMPIRAN .... ........... ...................................................................................
52
ix
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1.
Alokasi Penggunaan Lahan Desa Cibeureum Wetan Tahun 2010 .....
14
2.
Mata Pencaharian Penduduk Desa Cibeureum Wetan Tahun 2010 ...
16
3.
Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Cibeureum Wetan Tahun 2010 .
16
4.
Populasi Ternak Desa Cibeureum Wetan ...........................................
17
5.
Karakteristik Peternak .........................................................................
18
6.
Komposisi Ternak Kambing Tujuan Produksi Susu ...........................
20
7.
Komposisi Ternak Kambing Tujuan Produksi Daging .......................
21
8. Total Perubahan Ternak Kambing Setahun Terakhir...................... .....
21
9.
Rata-rata Perubahan Ternak Kambing Setahun Terakhir ...................
22
10.
Total Penjualan Ternak Kambing Setahun Terakhir...........................
22
11. Rata-rata Penjualan Ternak Kambing Setahun Terakhir ......................
23
Kebutuhan Nutrisi Kambing Perah................................................ ......
26
13. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Untuk Memberikan Hijauan...........................................................................
28
14. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Untuk Memberikan Konsentrat ......................................................................
29
15. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Untuk Memberikan Air Minum.................................................................... .
29
16. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Untuk Membersihkan Kandang........................................................... ..........
30
17. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Untuk Membersihkan Peralatan Susu.............................................................
31
18. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Untuk Memandikan Kambing...................................................................... ..
31
19. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Untuk Memerah Susu.....................................................................................
32
20. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Untuk Mengawinkan Kambing......................................................................
32
21. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Untuk Mengangkat Susu................................................................................
33
22. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Untuk Mencari Hijauan...................................................................................
33
23. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Untuk Membersihkan Kotoran.......................................................................
34
12.
x
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37.
Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Selama Setahun................................................................................... Rata-rata Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Selama Setahun................................................................................. .. .
35 35
Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging Untuk Memberikan Hijauan.............................................................................
36
Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging Untuk Memberikan Air Minum........................................................................
37
Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging Untuk Membersihkan Kandang.......................................................................
37
Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging Untuk Memandikan Kambing..........................................................................
38
Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging Untuk Mengawinkan Kambing........................................................................
38
Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging Untuk Mencari Pakan Hijauan.........................................................................
39
Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging Untuk Membersihkan Kotoran.......................................................................
39
Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging Selama Setahun.....................................................................................
40
Rata-rata Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging Selama Setahun....................................................................................
41
Rata-rata Pendapatan Bersih Peternak Tujuan Produksi Susu Selama Setahun.......................................................................... .........
43
Rata-rata Pendapatan Bersih Peternak Tujuan Produksi Daging Selama Setahun.......................................................................
44
Nilai Koefisien Korelasi Pearson..........................................................
47
xi
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1.
Peta Desa Cibeureum Wetan............................................................
15
2.
Kandang Kambing ...........................................................................
24
3.
Jenis Leguminosa (a) Calliandra calothyrsus (b) Gliricidia sepium
25
xii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1.
Halaman Kuesioner Penelitian......... ...............................................................
46
xiii
PENDAHULUAN Latar Belakang Negara Indonesia terkenal sebagai negara agraris. Para petani di Indonesia pada umumnya telah melakukan kegiatan usahatani dalam berbagai bentuk komoditi usaha, mulai dari bidang pertanian, perkebunan, perikanan serta bidang peternakan. Hal ini dilakukan terutama untuk menambah pendapatan petani, memanfaatkan lahan yang tersedia, serta untuk saling mengisi dalam kegiatan usahataninya. Kelompok peternak kambing Simpay Tampomas merupakan salah satu kelompok peternak yang terdapat di Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Awal terbentuknya kelompok tersebut berasal dari adanya
usaha untuk
memanfaatkan lahan kritis, akibat dibukanya daerah penambangan pasir di Kecamatan Cimalaka dan daerah sekitarnya. Awal kegiatan pemanfaatan lahan kritis tersebut dilakukan dengan memelihara kambing Peranakan Etawah yang dipelopori oleh seorang petani pelestari lingkungan yaitu Uha Juhari dari Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka. Keberhasilan dalam beternak kambing ternyata banyak mengundang minat dari penduduk sekitarnya, sehingga banyak penduduk di Desa Cibeureum Wetan yang mengikuti jejak Uha Juhari untuk memelihara kambing dilahan kritis sambil berusaha menyuburkan lahan bekas galian disekitar desa tersebut. Sehingga pada tahun 1994 dibentuklah kelompok peternak kambing Simpay Tampomas. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian, yang mana sektor pertanian tetap memiliki nilai strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat. Di sisi lain, sub sektor peternakan juga mampu berperan sebagai pertumbuhan ekonomi yaitu dalam membangun dan menumbuhkan
ekonomi
masyarakat
pedesaan,
mengatasi
pengangguran,
meningkatkan pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan usaha peternakan rakyat, imbalan yang diterima peternak berupa pendapatan harus mendapat perhatian, karena hal inilah yang mendorong peternak untuk mau berusaha lebih baik lagi. Oleh karena itu perlu memperhatikan berapa banyak curahan tenaga kerja yang dikeluarkan dan berapa banyak pendapatan dari masing-masing peternak. Sehingga diharapkan pendapatan para peternak sesuai dengan pekerjaannya.
1
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis curahan tenaga kerja keluarga, pendapatan peternak, dan menganalisis hubungan antara pendapatan peternak, skala usaha, dan curahan tenaga kerja dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas.
2
TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing merupakan hewan yang sangat penting dalam pertanian subsisten karena kemampuanya yang unik untuk mengadaptasikan dan mempertahankan dirinya dalam lingkungan-lingkungan yang keras. Kambing merupakan hewan serba guna yang dapat memproduksi susu, daging, kulit, dan bulu (Williamson dan Payne, 1993). Menurut Devendra dan Burns (1994), dari produk yang hasilkan terutama susu dan daging, kambing memberi sumbangan bagi kesehatan dan gizi berjuta-juta penduduk di berbagai negara berkembang. Pemeliharaan kambing, walaupun dalam jumlah sedikit, dapat menyediakan kebutuhan akan protein hewani, mineral esensial dan vitamin asal lemak yang sangat penting terutama bagi kelompok orang lemah, seperti wanita hamil, menyusui, serta anak kecil. Menurut Heriyadi (2004), Secara umum taksonomi kambing Peranakan Etawah adalah sebagai berikut : Kingdom
: Animalia
Sub Kingdom : Vertebrata Class
: Mamalia
Ordo
: Ungulata
Sub Ordo
: Artiodactylata
Section
: Pecora
Familiy
: Bovidae
Sub Family
: Caprinae
Genus
: Capra
Spesies
: Capra hircus Kambing Perah
Seperti sapi perah, kambing perah juga dikembangbiakkan dan diseleksi sejak dahulu untuk menghasilkan susu dalam jumlah yang banyak. Konformasi tubuh yang dimiliki dari sapi perah dan kambing perah adalah sama. Struktur dari masingmasing kelenjar ambing dan kambing perah, yaitu alveoli, saluran susu, sisterna kelenjar serta fungsi anatomi dan fungsi puting susunya dalam memproduksi susu, 3
sama dengan sapi perah. Konversi makanan menjadi susu juga sama antara keduanya. Periode laktasi selama 305 hari dengan 60 hari periode kering kandang, juga merupakan norma yang berlaku untuk kedua spesies tersebut (Blakely dan Bade, 1992). Menurut Mulyono (2003), beberapa bangsa kambing perah yang ada di Indonesia meliputi Kambing Peranakan Etawah (PE), Kambing Jawa Randu, dan Kambing Saanen. Karakteristik Kambing Peranakan Etawah Menurut Mulyono (2003), Kambing Peranakan Etawah merupakan kambing hasil persilangan antara kambing kacang (lokal) dengan kambing Etawah. Kambing Peranakan Etawah mampu beradaptasi terhadap kondisi dan habibat Indonesia. Kambing Peranakan Etawah memiliki ciri-ciri antara kambing Kacang dengan kambing Etawah, yaitu bagian hidung ke atas melengkung, panjang telinga antara 15-30 cm menggantung ke bawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara warna hitam dan coklat, kambing jantan memiliki bulu yang tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak, sedangkan bulu kambing betina agak panjang terdapat dibagian bawah ekor ke arah garis kaki, bobot badan hidup kambing Peranakan Etawah jantan sekitar 40 kg dan Peranakan Etawah betina sekitar 35 kg. Keistimewaan lain yang dimiliki kambing Peranakan Etawah adalah harga jual yang lebih tinggi dibandingkan kambing lokal, karena ukuran tubuh yang lebih besar dan harga susu kambing yang lebih mahal dibandingkan harga susu sapi. Selain itu, kambing Peranakan Etawah mempunyai efisiensi reproduksi yang tinggi apabila dipelihara dengan baik, sehingga lebih cepat berkembang biak. Kambing Etawah betina memiliki kemampuan menghasilkan anak setiap tahun dengan jumlah anak lebih dari satu setiap kelahiran (kidding crop berkisar antara 150-170 %), pencapaian bobot badan yang tinggi pada awal dewasa tubuh dan lebih cepat dibandingkan kambing jantan (Heriyadi, 2004). Karakteristik Kambing Jawa Randu Menurut Mulyono (2003), kambing Jawa Randu memiliki ciri-ciri yaitu memiliki tubuh yang lebih kecil dari kambing Etawah, memiliki telinga lebar terbuka, panjang, dan terkulai, memiliki warna bulu bervariasi dari belang coklat putih, ke abu-abuan, dan hitam kecoklatan, bulu dibagian paha belakang lebat, ada yang bertanduk dan ada yang tidak bertanduk, dan merupakan ternak dwiguna. 4
Aktivitas Peternakan Kambing Menurut Sodiq dan Abidin (2008), beberapa kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengawasi dan menjaga kesehatan kambing antara lain memandikan kambing, memotong kuku, mencukur bulu, mencegah pertumbuhan tanduk, memotong tanduk, menghilangkan kelenjar bau, kastrasi, memberi tanda, membersihkan peralatan dan kandang. Memandikan Kambing Di Habitat aslinya, kambing kurang menyukai air dan tidak pernah membersihkan badannya sendiri, sehingga kondisi tubuhnya selalu kotor. Badan yang kotor memungkinkan tumbuh dan berkembangnya berbagai parasit dan mikroba bibit penyakit. Dalam usaha peternakan kambing perah, sebaiknya kambing selalu dimandikan, setidaknya setiap dua minggu sekali. Jika lantai kandang masih berupa tanah, kegiatan memandikan kambing harus dilakukan lebih sering. Kambing sebaiknya dimandikan pada pagi hari saat cuaca cerah, sehingga tubuh kambing lebih cepat kering. Secara tidak langsung, kebersihan tubuh kambing bisa meningkatkan produksi susu (Sodiq dan Abidin, 2008). Memotong Kuku Menurut Sodiq dan Abidin (2008), pertumbuhan kuku kambing yang dipelihara didalam kandang relatif lebih cepat dibandingkan dengan kambing yang dipelihara dipadang penggembalaan. Hal ini terjadi karena ruang gerak kambing didalam kandang sangat terbatas. Kuku yang panjang bisa berakibat buruk bagi kambing, misalnya memungkinkan kambing terserang penyakit kuku busuk (foot root) yang berkembang disela-sela kuku. Selain itu, kuku yang panjang menyebabkan kambing sulit berjalan dan kambing jantan sulit untuk mengawini kambing betina. Kuku yang panjang juga mudah patah yang bisa menimbulkan luka dan infeksi. Dengan demikian, kuku kambing harus dipotong secara rutin, setidaknya setiap dua bulan sekali. Mencukur Bulu Kambing yang dipelihara dikandang lemprakan biasanya akan memiliki bulu yang kotor dan menggumpal, sehingga sulit dibersihkan. Hal ini merupakan sumber penyakit. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatannya, sebaiknya bulu kambing
5
dicukur secara berkala. Mencukur bulu kambing bisa menggunakan gunting atau alat pencukur bulu (Sodiq dan Abidin, 2008). Mencegah Pertumbuhan Tanduk Beberapa jenis atau bangsa kambing, cempe jantan atau betina lahir dalam keadaan belum tumbuh tanduk. Pertumbuhan tanduk ini sebaiknya dicegah. Caranya dengan memanasi tempat tumbuh tanduk menggunakan alat yang disebut disbudding iron. Untuk memudahkan penanganan, kambing dimasukkan ke sebuah kotak yang ukurannya sesuai dan bagian kepalanya berada diluar kotak. Bagian kepala dipanasi menggunakan disbudding iron selama 5-10 detik. Pemakaian bahan kimia seperti caustic soda atau sodium hidroksida juga bisa diterapkan untuk mencegah pertumbuhan tanduk, tetapi cara ini tidak sepenuhnya aman (Sodiq dan Abidin, 2008). Memotong Tanduk Menurut Sodiq dan Abidin (2008), jika tanduk sudah tumbuh sejak kambing dilahirkan, sebaiknya sejak kecil sudah dilakukan pemotongan tanduk. Pemotongan tanduk sebaiknya dilakukan saat cempe berumur satu bulan. Tujuannya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Tanduk kambing betina harus dipotong untuk memudahkan proses pemerahan dan agar pemerah tidak ditanduk kambing. Tanduk kambing jantan juga harus dipotong, karena tanduk bagi kambing jantan adalah senjata untuk menyerang sesuatu yang tidak disukai. Menghilangkan Kelenjar Bau Proses menghilangkan kelenjar bau yang disebut deodorizer bertujuan untuk mematikan kelenjar bau yang mengeluarkan bau prengus, yang bisa mencemari susu atau daging. Kelenjar ini terdapat didaerah sekitar tanduk. Menghilangkan kelenjar bau ini biasanya dilakukan sekaligus dengan proses mencegah pertumbuhan tanduk. Caranya dengan melakukan pemanasan didaerah sekitar tanduk selama 5-10 detik (Sodiq dan Abidin, 2008). Kastrasi Menurut Sodiq dan Abidin (2008), untuk menghindari terjadinya perkawinan yang tidak diinginkan, cempe jantan dan betina harus ditempatkan dikandang terpisah. Kambing jantan yang tidak akan digunakan sebagai pejantan sebaiknya
6
dikastrasi dengan cara memotong testis sejak kecil. Selain itu, juga bisa menggunakan semacam karet penjepit yang ditempatkan dibagian atas scrotum (kantong testis). Memberi Tanda Beberapa peternakan yang sudah maju, setiap kambing memiliki tanda yang khas. Misalnya, diberi nomor telinga dengan cara mentatonya atau memakaikan nomor tag (Sodiq dan Abidin, 2008). Membersihkan Peralatan dan Kandang Setelah selesai digunakan, peralatan kandang terutama yang terbuat dari logam sebaiknya dibersihkan dengan air bersih, kemudian dikeringkan untuk mencegah karat. Tempat pakan sebaiknya dibersihkan setiapa hari. Begitu pula tempat minum, harus dicuci bersih setiap hari. Selain peralatan, kandang kambing juga sebaiknya dibersihkan setiap hari. Jika ketersediaan air cukup melimpah, ada baiknya kandang dibersihkan menggunakan air. Jika ketersediaan air terbatas, kandang cukup dibersihkan dengan mengangkat kotoran yang ada dilantai kandang. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah bibit penyakit. Selain kebersihan kandang, lingkungan sekitar kandang juga perlu dibersihkan. Semak-semak yang tumbuh liar, jika tidak dibersihkan akan menjadi tempat yang nyaman bagi bibit penyakit maupun hewan pemangsa seperti ular (Sodiq dan Abidin, 2008). Curahan Tenaga Kerja Tenaga kerja (man power) menurut Simanjuntak (1985) adalah kelompok penduduk dalam usia kerja (working age populaion). Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia. Artinya, orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Secara praktis, pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan hanya oleh batas umur. Setiap usaha pertanian yang akan dilaksanakan pasti membutuhkan tenaga kerja. Oleh sebab itu dalam analisis ketenagakerjaan dibidang pertanian, penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Dalam analisa ketenagakerjaan juga dibutuhkan pembedaan tenaga kerja pria, wanita, anak-anak dan ternak. Pembedaan ini terjadi karena setiap jenis tahapan pekerjaan dalam suatu
7
usaha pertanian adalah berbeda dan faktor kebiasaan juga menentukan (Soekartawi, 1993). Umumnya pemakaian jam kerja dianggap dapat memenuhi keperluan, tanpa memperhatikan kebiasaan kerja yaitu delapan jam kerja dalam satu hari kerja. Kelemahan pada ukuran ini antara lain pekerja yang mempunyai keahlian, kekuatan dan pengalaman kerja yang berbeda, dinilai sama padahal pekerjaan dalam usahatani relatif beragam. Oleh sebab itu dalam prakteknya digunakan ukuran setara jam kerja pria dengan menggunakan faktor konversi sebagai berikut : 1) 8 jam tenaga kerja pria dewasa = 1 HKP; 2) 8 jam tenaga kerja wanita dewasa = 0.8 HKP dan 3) 8 jam tenaga kerja anak-anak = 0.5 HKP (Soekartawi et al ., 1986). Menurut Agustian dan Nurmanaf (2001), tenaga kerja produktif pada rumah tangga peternak meliputi : kepala keluarga, istri dan anak. Curahan waktu tenaga kerja umumnya teralokasi untuk beragam aktivitas pada pemeliharaan ternak yang diusahakan. Kepala keluarga atau anak biasanya melaksanakan kegiatan seperti dalam hal : menyabit rumput atau menggembalakan ternak, memandikan ternak. Sementara istri biasanya melakukan kegiatan seperti : memberi makan ternak, dan membersihkan kandang. Oleh sebab itu, tingkat produktivitas tenaga kerja rumah tangga akan sangat menentukan kinerja usahatani. Pendapatan Income statement merupakan suatu ringkasan dari pendapatan dan pengeluaram untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai alat kontrol atau alat evaluasi suatu usaha. Dengan pendapatan dapat diketahui apakah suatu perusahaan memiliki untung dan bila memiliki berapa keuntungan tersebut. Dalam analisis pendapatan bersih usaha tani digunakan analisis untuk profit dan profitabilitas. Profit merupakan jumlah rupiah yang didapat dari pendapatan bersih suatu usaha. Profitabilitas merupakan suatu ukuran dari keuntungan yang bersifat relatif terhadap nilai input yang dipakai untuk menghasilkan suatu profit. Sesuatu dapat mempunyai laba yang positif tetapi mempunyai nilai profitabilitas yang kecil terhadap ukuran usahanya (Prawirokusumo, 1990). Menurut Soekartawi et al. (1986) penerimaan tunai usahatani diartikan sebagai nilai uang yang diterima dari produk usahatani. Sedangkan selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani disebut pendapatan tunai
8
usahatani dan merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai. Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pengeluaran total usahatani didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani. Kondisi peternakan rakyat tingkat kelayakan usaha sangat ditentukan oleh kondisi sosio-ekonomi peternak sendiri. Tingkat sumbangan pendapatan usaha ternak kambing di pedesaan masih beragam yang sangat tergantung pada motivasi usaha (manajemen pemeliharaan), tingkat ketersediaan tenaga kerja keluarga serta skala pemeliharaan ditingkat peternak khususnya jumlah induk yang dipelihara. Jumlah ternak yang dipelihara dan harga ternak merupakan faktor utama dalam peningkatan usaha ternak. Faktor pemilikan ternak merupakan aset peternak dalam usaha, sedangkan harga merupakan komponen penentu dalam faktor usaha. Pendapatan usaha pertanian merupakan komponen penting bagi petani untuk memperbesar usaha ternak (Priyanto et al., 2001).
9
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Juli sampai bulan Agustus 2011 di Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Materi Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah peralatan alat tulis, camera digital, kuesioner (serangkaian daftar pertanyaan), data sekunder dan data primer. Unit penelitian adalah peternak kambing Peranakan Etawah dan Jawa Randu yang menjadi anggota aktif dikelompok peternak Simpay Tampomas yang berada di Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Sedangkan objek penelitian adalah berupa kambing Peranakan Etawah dan Jawa Randu. Prosedur Untuk mendapatkan data primer dilakukan melalui wawancara dengan penyusunan kuesioner (daftar pertanyaan) kepada seluruh peternak yang menjadi anggota aktif kelompok peternak Simpay Tampomas dengan penekanan pada kekayaan informasi dan relevansinya dengan kajian. Data sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan dan instansi yang terkait dengan penelitian ini. Rancangan dan Analisis Data Rancangan Penelitian ini didesain dengan metode studi kasus. Unit kasus yang diteliti adalah peternak kambing yang menjadi anggota aktif dikelompok peternak Simpay Tampomas. Studi kasus ini ditujukan untuk menganalisis curahan tenaga kerja, pendapatan peternak, menganalisis hubungan antara pendapatan peternak, curahan tenaga kerja, dan skala usaha dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas. Analisis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dilapangan, pencatatan, dan wawancara dengan peternak yang menjadi anggota aktif dikelompok peternak
Simpay Tampomas
dengan menggunakan kuesioner
yang telah
dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari pemerintah kantor desa, literatur yang relevan dengan penelitian, dan informasi dari instansi terkait seperti kantor Dinas
10
Peternakan di Kabupaten Sumedang. Data yang sudah terkumpul diolah dan ditabulasikan kemudian dianalisis. Analisis dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Analisis Deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan umum lokasi penelitian dan karakteristik peternak. Karakteristik peternak meliputi umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, tujuan produksi, jumlah kepemilikan kambing, dan pengalaman beternak. Analisis Curahan Tenaga Kerja. Besarnya alokasi waktu kerja dalam usaha ternak kambing ditentukan berdasarkan curahan waktu kerja yang digunakan rumah tangga peternak untuk kegiatan usaha ternak kambing. Analisis curahan tenaga kerja digunakan untuk mengetahui besarnya alokasi waktu kerja yang digunakan dalam kegiatan usaha ternak kambing. Curahan waktu kerja rumah tangga untuk kegiatan dalam usaha ternak kambing : Wkt = WK cp + WK bp + WK bko + WK ba + WK bk + WK mt + WK mk + WK bps + WK mk + WK kk + WK ms ++ WK bktr Keterangan : Wkt
= Curahan waktu kerja usaha ternak kambing (HKP/tahun)
WKcp = Curahan waktu kerja untuk mencari hijauan (HKP/ tahun) WKbp = Curahan waktu kerja untuk memberi hijauan (HKP/tahun) WKbko = Curahan waktu kerja untuk memberi konsentrat (HKP/tahun) WKba = Curahan waktu kerja untuk memberi air minum (HKP/tahun) WKbk = Curahan waktu kerja untuk membersihkan kandang (HKP/tahun) WKmt = Curahan waktu kerja untuk memandikan ternak (HKP/tahun) WKbps = Curahan waktu kerja untuk membersihkan peralatan susu (HKP/tahun) WKmk = Curahan waktu kerja untuk memerah kambing (HKP/tahun) WKkk = Curahan waktu kerja untuk mengawinkan kambing (HKP/tahun) WKms = Curahan waktu kerja untuk mengangkut susu (HKP/tahun) WKbktr = Curahan waktu kerja untuk membersihkan kotoran kambing.
11
Analisis Pendapatan. Pendapatan dari usaha ternak diperoleh dari selisih antara penerimaan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan. Biaya dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Menurut Kadarsan (1995) rumus pendapatan dapat ditulis sebagai berikut : π = TR – TC = TR – (TVC+TFC) Keterangan : π
= Pendapatan usaha ternak
TR = Total Revenue (total penerimaan) TC = Total Cost (Total Biaya) TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel) TFC = Total Fix Cost (Total Biaya Tetap) Dengan kriteria : π = positif, maka usaha menguntungkan π = 0, maka usaha impas π = negatif, maka usaha rugi Analisis Rasio R/C. Rasio R/C adalah rasio penerimaan atas biaya yang menunjukkan besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam produksi usaha ternak. Rasio R/C dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif kegiatan usaha ternak, artinya dari angka rasio tersebut dapat diketahui apakah suatu usaha ternak menguntungkan atau tidak (Kadarsan, 1995). Rumus yang digunakan : R/C Rasio = Total Penerimaan/periode Total Biaya/periode Dengan kriteria : Rasio R/C > 1 : maka usaha menguntungkan Rasio R/C = 1 : maka usaha impas Rasio R/C < 1 : maka usaha rugi
12
Analisis Korelasi. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara curahan tenaga kerja, skala usaha, dan pendapatan peternak. Uji korelasi dilakukan dengan program komputer SPSS 15.00 for Windows. Menurut Hasan (2004) rumus korelasi Pearson (r) digunakan pada analisis korelasi sederhana untuk variabel interval/rasio dengan variabel interval/rasio. Koefisien Pearson dirumuskan sebagai berikut : rxy Keterangan
= NXY - XY [NX2 – (X)2] [NY2 – (Y)2]
:
r
: koefisien korelasi Pearson
X
: variabel bebas
Y
: variabel terkait
Dimana : 0≤ rxy ≤ 1 rxy = 1 korelasi sempurna rxy = 0 tidak ada korelasi rxy mendekati 1 korelasi kuat rxy mendekati 0 korelasi lemah
13
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kondisi Geografis Desa Cibeureum Wetan berada di Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Desa ini terletak pada ketinggian antara 500-600 dari permukaan laut dengan suhu berkisar antara 23-31⁰C, dengan kelembaban relatif berkisar antara 68-80% dan curah hujan harian berkisar antara 2.000–2.500 mm/tahun. Jarak dari desa ke kecamatan mencapai empat km, jarak dari desa ke kabupaten mencapai delapan km. Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang memiliki batas-batas sebagai berikut : sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kehutanan Kecamatan Conggeang, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ciuyah Kecamatan Cisarua, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cibeureum Kulon Kecamatan Cimalaka, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Legokkaler Kecamatan Paseh. Penggunaan lahan di Desa Cibeureum Wetan sebagian besar digunakan untuk Prasarana Umum. Peta Desa Cibeureum Wetan disajikan pada Gambar 1. Alokasi penggunaan lahan di Desa Cibeureum Wetan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Alokasi Penggunaan Lahan di Desa Cibeureum Wetan Luas No
Penggunaan Lahan
Hektar (ha)
Persentase (%)
1
Pemukiman
52,31
13,28
2
Persawahan
96,25
24,43
3
Perkebunan
90
22,84
4
Pemakaman
2,45
0,62
5
Pekarangan
0,6
0,15
6
Perkantoran desa
0,2
0,05
7
Prasarana umum lainnya
152,19
38,63
394
100
Total luas
Sumber : Pemerintah Desa Cibeureum Wetan (2010)
Luas Desa Cibeureum Wetan secara keseluruhan mencapai 394 ha. Sebagian besar lahan di Desa Cibeureum Wetan yang digunakan untuk prasarana umum
14
seperti, lapangan olah raga, tempat beribadah, sekolah dan jalan mencapai 152,19 ha (38,63%).
Gambar 1. Peta Desa Cibeureum Wetan Sumber : Google Earth (2012)
Penduduk dan Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Desa Cibeureum Wetan Kecamatan Cimalaka pada tahun 2010 tercatat sebanyak 3.903 orang terdiri dari 1.973 laki-laki (50,55%) dan 1.930 perempuan (49,45%) dengan jumlah kepala keluarga 1.279 KK. Sebagian besar penduduk Desa Cibeureum Wetan bermata pencaharian sebagai petani (59,62%). Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian di Desa Cibeureum Wetan merupakan sektor andalan bagi penduduk untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Mata pencaharian lainnya sebagai buruh tani, pegawai swasta, jasa, pedagang, peternak, wiraswasta dan PNS. Mata Pencaharian penduduk di Desa Cibeureum Wetan disajikan pada Tabel 2.
15
Tabel 2. Penduduk Desa Cibeureum Wetan menurut Jenis Mata Pencaharian No
Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk (orang)
Persentase (%)
1
Petani
2.053
59,62
2
Buruh tani
587
17,04
3
PNS
45
1,3
4
Pegawai swasta
370
10,74
5
Wiraswasta
82
2,4
6
Peternak
86
2,5
7
Pedagang
103
3
8
Jasa
117
3,4
Total
3.443
100
Sumber : Pemerintah Desa Cibeureum Wetan (2010)
Pendidikan Penduduk Desa Cibeureum Wetan sebagian besar (36,91%) berpendidikan rendah atau tidak berpendidikan dan tamatan SD, hal ini disebabkan oleh ketidak mampuan masyarakat untuk menanggung biaya sekolah anak-anak mereka. Pendidikan yang rendah ini akan mengakibatkan kualitas sumber daya manusia di desa ini rendah. Tingkat pendidikan penduduk Desa Cibeureum Wetan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Cibeureum Wetan No
Jenis Pendidikan
Jumlah (orang)
Persentase (%)
3
0,1
1
Tidak Sekolah
2
Tamatan SD/ sederajat
1140
36,81
3
Tamatan SMP/ sederajat
916
29,6
4
Tamatan SMA/ sederajat
870
28,1
5
Tamatan D1
50
1,6
6
Tamatan D2
30
0,96
7
Tamatan D3
56
1,81
8
Tamatan S1
30
0,96
9
Tamatan S2
2
0,06
3097
100
Total
Sumber : Pemerintah Desa Cibeureum Wetan (2010)
Keadaan Peternakan Desa Cibeureum Wetan merupakan daerah yang cukup potensial bagi perkembangan usaha ternak. Hal ini dapat dilihat dari kondisi lingkungan yang
16
mendukung dan ketersediaan pakan hijauan yang memadai. Jenis ternak yang terdapat di Desa Cibeureum Wetan adalah sapi, kerbau, kambing, domba, kelinci, angsa, bebek, ayam ras, dan ayam kampung. Populasi ternak di Desa Cibeureum Wetan dapat disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Populasi Ternak di Desa Cibeureum Wetan No
Jenis Ternak
Jumlah (ekor)
1
Sapi
3
2
Kerbau
1
3
Ayam kampung
4.124
4
Ayam Ras
7.700
5
Bebek
220
6
Kambing
541
7
Domba
370
8
Angsa
140
9
Kelinci
114
Sumber : Pemerintah Desa Cibeureum Wetan (2010)
Tabel 4 menunjukkan bahwa ternak ayam ras memiliki populasi terbesar (7.700 ekor) dibandingkan dengan ternak-ternak yang lain. Ternak kambing memiliki populasi terbesar sebagai ternak ruminansia dengan jumlah populasi 541 ekor. Karakteristik Peternak Karakteristik peternak yang dilihat dari penelitian ini adalah umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, pengalaman beternak, jumlah kepemilikan kambing, dan tujuan produksi. Karakteristik peternak disajikan pada Tabel 5. Berdasarkan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa umur peternak kambing yang menjadi responden berkisar antara 21 tahun sampai 79 tahun dengan umur rata-rata 54 tahun. Sebagian besar (52,94%) berada pada usia produktif yaitu 15 sampai 64 tahun (Daniel, 2002). Umur peternak berhubungan dengan kemampuan fisik peternak. Kemampuan fisik peternak yang tua lebih rendah daripada peternak yang berada pada kisaran umur produktif. Hal ini akan mempengaruhi aktivitas peternak dalam menjalankan usaha ternak kambing. Tingkat pendidikan peternak masih sangat rendah, sebagian besar (58,82%) peternak hanya berpendidikan sampai tamat SD dan tidak melanjutkan ke tingkat
17
pendidikan yang lebih tinggi. Sebesar (17,65%) peternak adalah lulusan SMP dan sebanyak (23,53%) peternak merupakan lulusan SMA. Tingkat pendidikan peternak yang paling banyak adalah lulusan SD. Hal ini disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan serta keterbatasan dana yang dimiliki untuk melanjutkan pendidikan. Tabel 5. Karakteristik Peternak Karakteristik
Jumlah Orang
(%)
21-64 tahun
9
52,94
65-80 tahun
8
47,06
Tamat SD
10
58,82
Tamat SMP
3
17,65
Tamat SMA
4
23,53
Petani sawah
3
17,65
Berkebun
2
11,75
Pedagang
1
5,89
Peternak
11
64,71
1-5 tahun
5
29,41
6-10 tahun
1
5,88
11-15 tahun
9
52,94
16-20 tahun
2
11,77
1 sampai 10
5
29,41
11 sampai 20
7
41,17
21 sampai 30
1
5,9
>30
4
23,52
Susu
5
29,41
Daging
12
70,59
Umur
Tingkat Pendidikan
Mata Pencaharian
Pengalaman beternak
Jumlah kambing PE dan Jawa Randu yang diPelihara (ekor)
Tujuan Produksi
Sebagian besar (64,71%) peternak memiliki mata pencaharian sebagai peternak dan petani sawah mencapai (17,65%). Sebesar (11,75%) dan (5,89%) memiliki mata pencaharian sebagai petani kebun dan pedagang. Berdasarkan data 18
diatas menunjukkan bahwa peternak paling banyak memiliki mata pencaharian pokok sebagai peternak. Pengalaman beternak berkisar antara 2 sampai 17 tahun dengan rata-rata pengalaman beternak 10 tahun. Sebagian besar (52,94%) peternak memiliki pengalaman beternak pada interval 11 sampai 15 tahun. Peternak yang memiliki pengalaman beternak kambing diatas 16 tahun adalah 11,77%. Peternak yang memiliki pengalaman beternak pada interval 1 sampai 5 tahun sebesar (29,41%). Hal tersebut disebabkan peternak baru memulai melaksanakan usaha ternak kambing. Semakin lama pengalaman beternak akan membantu peternak dalam pengambilan keputusan yang tepat disaat menghadapi permasalahan yang ditemui dalam memelihara ternak kambing. Kambing yang dipelihara peternak merupakan campuran dari kambing Peranakan Etawah dan kambing Jawa Randu, jumlahnya berkisar antara 5-57 ekor. Sebagian besar peternak memelihara ternak kambing sebanyak 11 sampai 20 ekor (41,17%). Peternak yang memiliki kambing 1 sampai 10 ekor adalah 29,41%. Peternak yang memiliki kambing 21 sampai 30 ekor sebesar (5,9%). Peternak yang memiliki kambing lebih dari 30 ekor adalah 23,52%, pemilikan ternak rata-rata adalah 20 ekor. Sebagian besar (70,59%) peternak memelihara ternak kambing dengan tujuan produksi daging. Sebesar (29,41%) peternak memelihara ternak kambing untuk tujuan produksi susu. Karakteristik Usaha Ternak Kambing Kepemilikan Ternak Tujuan Produksi Susu Jenis ternak kambing yang dimiliki peternak dengan tujuan produksi susu adalah kambing Peranakan Etawah. Jumlah kambing yang dipelihara berkisar dari 22-57 ekor yang terdiri dari kambing dewasa betina, kambing dewasa jantan, kambing muda jantan, kambing muda betina, kambing anak jantan dan kambing anak betina. Kambing dewasa jantan dan dewasa betina adalah kambing yang berumur lebih dari satu tahun. Kambing muda jantan dan muda betina adalah kambing yang berumur antara enam hingga satu tahun. Sedangkan kambing anak jantan dan anak betina adalah kambing yang berumur kurang dari enam bulan. Komposisi ternak
19
kambing peternak dengan tujuan produksi susu pada akhir tahun disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Komposisi Ternak Kambing Peternak Tujuan Produksi Susu pada Akhir Tahun (Bulan Juli 2011) Kategori
Jumlah (ekor)
ST (Satuan Ternak)
%
Jantan dewasa
7
0,98
4,55
Betina dewasa
115
16,1
74,8
Jantan muda
20
1,4
6,504
Betina muda
24
1,68
7,804
Jantan anak
14
0,49
2,276
Betina anak
25
0,875
4,066
Jumlah
205
21,525
100
Rata-rata/peternak
4,305
Standar Deviasi
47,95
Berdasarkan pada Tabel 6 terlihat bahwa kepemilikan ternak peternak tujuan produksi susu yang paling banyak adalah kambing betina dewasa (74,8%). Rata-rata kepemilikan ternak setiap peternak yaitu 4,305 ST, dengan standar deviasi 47,95 ST. Kepemilikan Ternak Tujuan Produksi Daging Jenis ternak kambing yang dimiliki oleh peternak tujuan produksi daging adalah campuran dari kambing Peranakan Etawah dan Kambing Jawa Randu. Kepemilikan ternak berkisar dari 16-31 ekor yang terdiri dari kambing dewasa betina, kambing dewasa jantan, kambing muda jantan, kambing muda betina, kambing anak jantan dan kambing anak betina. Kambing dewasa jantan dan dewasa betina adalah kambing yang berumur lebih dari satu tahun. Kambing muda jantan dan muda betina adalah kambing yang berumur antara enam hingga satu tahun. Sedangkan kambing anak jantan dan anak betina adalah kambing yang berumur kurang dari enam bulan. Komposisi ternak kambing peternak dengan tujuan produksi daging pada akhir tahun disajikan pada Tabel 7.
20
Tabel 7. Komposisi Ternak Kambing Peternak Tujuan Produksi Daging pada Akhir Tahun (Bulan Juli 2011) Kategori
Jumlah (ekor)
ST (Satuan Ternak)
%
Jantan dewasa
16
2,24
20,32
Betina dewasa
31
4,34
39,36
Jantan muda
16
1,12
10,16
Betina muda
20
1,4
12,71
Jantan anak
30
1,05
9,52
Betina anak
25
0,875
7,93
Jumlah
138
11,025
100
Rata-rata/peternak
0,918
Standar Deviasi
1,25
Berdasarkan pada Tabel 7 kepemilikan ternak tujuan produksi daging yang paling banyak adalah kambing betina dewasa (39,36%). Rata-rata kepemilikan ternak setiap peternak adalah 0,918 ST, dengan standar deviasi 1,25 ST. Perubahan Ternak Perubahan ternak kambing selama setahun (Agustus 2010 hingga Juli 2011) terdiri dari jumlah ternak pada awal tahun, pembelian ternak, kelahiran ternak, kematian ternak, penjualan ternak, pemotongan ternak atau dikonsumsi sendiri oleh peternak dan jumlah ternak pada akhir tahun. Total perubahan ternak dan rata-rata perubahan ternak pada bulan Agustus 2010 hingga bulan Juli 2011 disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8. Total Perubahan Ternak Kambing di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Setahun Terakhir (Agustus 2010-Juli 2011) Kategori
Awal
Akhir
tahun
Beli
Lahir
Mati
Jual
Dewasa Jantan
4,2
0
0
0,14
0,84
0
3,22
Dewasa Betina
26,04
0
0
0,56
5,04
0
20,44
Muda Jantan
3,43
0,28
0
0,21
0,7
0,28
2,52
Muda Betina
4,41
0,14
0
0,14
1,12
0,21
3,08
Anak Jantan
1,085
0,035
2,345
0,315
1,575
0,035
1,54
Anak Betina
0,63
0,385
3,115
1,365
1,015
0
1,75
39,795
0,84
5,46
2,73
10,29
0,525
32,55
Total
Potong
Tahun
21
Tabel 9. Rata-rata Perubahan Ternak Kambing di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Selama Setahun Terakhir (Agustus 2010-Juli 2011) Kategori
Awal
Akhir
tahun
Beli
Lahir
Mati
Jual
Potong
Tahun
Dewasa Jantan
0,25
0
0
0,008
0,05
0
0,192
Dewasa Betina
1,53
0
0
0,033
0,3
0
1,197
Muda Jantan
0,2
0,016
0
0,012
0,04
0,016
0,148
Muda Betina
0,26
0,008
0
0,008
0,065
0,012
0,183
Anak Jantan
0,06
0,002
0,14
0,018
0,09
0,002
0,092
Anak Betina
0,037
0,022
0,18
0,08
0,06
0
0,099
Total
2,337
0,048
0,32
0,159
0,605
0,03
1,911
Perubahan ternak pada Tabel 8 dan Tabel 9 dapat dilihat bahwa berdasarkan kategori ternak pada akhir tahun ternak dewasa jantan, dewasa betina, muda jantan, dan muda betina mengalami penurunan. Sedangkan untuk ternak anak jantan dan anak betina mengalami peningkatan. Sebagian besar penjualan ternak berasal dari ternak dewasa betina dengan total 5,04 ST dan rata-rata mencapai 0,3 ST selama setahun. Penjualan Ternak Sistem penjualan ternak kambing yang ada dikelompok peternak Simpay Tampomas adalah sistem penjualan langsung kepada tengkulak yang berlangsung di kandang peternak. Tengkulak biasanya mendatangi peternak yang akan menjual ternak kambingnya. Hal ini memudahkan peternak karena peternak tidak perlu pergi ke pasar. Total dan rata-rata penjualan ternak selama setahun disajikan pada Tabel 10 dan Tabel 11. Tabel 10. Total Penjualan Ternak Kambing di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Kategori
Jumlah (ST)
Nilai Penjualan (Rp)
Dewasa Jantan
0,84
16.500.000
Dewasa Betina
5,04
104.750.000
Muda Jantan
0,7
9.800.000
Muda Betina
1,12
19.500.000
Anak Jantan
1,575
34.300.000
Anak Betina
1,015
22.500.000
Total
10,29
207.350.000
22
Tabel 11. Rata-rata Penjualan Ternak Kambing di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Kategori
Jumlah (ST)
Nilai Penjualan Ternak
Dewasa Jantan
0,05
970.588,24
Dewasa Betina
0,3
6.161.764,71
Muda Jantan
0,04
576.470,58
Muda Betina
0,07
1.147.058,82
Anak Jantan
0,09
2.017.647,06
Anak Betina
0,06
1.323.529,41
Total
0,61
12.197.058,82
Penjualan ternak pada Tabel 10 dan Tabel 11 dapat dilihat bahwa ternak kambing memiliki nilai jual yang cukup tinggi terutama pada Hari Raya Idul Adha. Kambing Peranakan Etawah dan Jawa Randu memiliki harga jual yang berbeda. Harga jual kambing Peranakan Etawah berdasarkan dari harga jual yang berlaku diDesa Cibereum Wetan adalah untuk kambing dewasa jantan sekitar Rp 4.000.000/ekor, harga jual kambing dewasa betina sekitar Rp 2.500.000/ekor, harga jual kambing muda betina sekitar Rp 1.750.0000/ekor, harga jual kambing muda jantan sekitar Rp 1.750.000/ekor, harga jual kambing anak jantan dan anak betina sekitar Rp 800.000/ekor. Sedangkan harga jual kambing untuk kambing Jawa Randu adalah untuk kambing dewasa jantan sekitar Rp 2.500.000/ekor, harga jual kambing dewasa betina sekitar Rp 1.500.000/ekor, harga jual kambing muda jantan sekitar Rp 800.000/ekor, harga jual kambing muda betina sekitar Rp 750.000/ekor, harga jual kambing anak jantan dan anak betina sekitar Rp 500.000/ekor. Menurut Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (2012), harga jual kambing dewasa jantan sebesar Rp 2.000.000/ekor, harga jual kambing dewasa betina sebesar Rp 1.700.000/ekor. Harga jual kambing di Desa Cibeureum Wetan cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga jual menurut Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Total penjualan ternak selama setahun mencapai Rp 207.350.000 dengan rata-rata Rp 12.197.058,82. Total penjualan terbesar dari kambing dewasa betina yaitu sebesar 5,04 ST.
23
Pemeliharaan Usaha Ternak Kambing Perkandangan Sistem pemeliharaan kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas adalah pemeliharaan intensif dimana ternak dikandangkan tanpa digembalakan. Ternak dikeluarkan dari kandang hanya pada saat dimandikan. Tipe kandang yang digunakan adalah kandang tipe panggung. Kandang tipe panggung ini memiliki celah atau lubang sehingga kotoran dan air kencing kambing bisa langsung jatuh dan memudahkan peternak untuk membersihkannya. Selain itu, ternak terhindar kontak langsung dengan kotorannya. Peternak memakai kayu dan bambu sebagai bahan untuk membuat kandang kambing. Ukuran luas kandang peternak bervariasi. Ukuran luas kandang dilokasi penelitian berkisar antara 24-72 m2. Salah satu contoh kandang kambing yang ada di kelompok peternak Simpay Tampomas dapat dilihat pada Gambar 1. Jarak rumah peternak dengan kandang bervariasi antara 10 hingga 2500 m. Rata-rata jarak kandang dengan rumah peternak mencapai 1,4 km. Hal ini disebabkan lokasi kandang yang berada diatas gunung. Kepemilikan kandang peternak adalah milik sendiri dengan rata-rata ketahanan usia atau umur ekonomis mencapai delapan tahun.
Gambar 2. Kandang Kambing Pakan Pakan yang diberikan peternak berupa jenis leguminosa dan pakan konsentrat komersial. Jenis leguminosa yaitu berupa Gliricidia sepium dan Calliandra calothyrsus yang dapat dilihat pada Gambar 2. Pemberian pakan konsentrat yang berupa konsentrat komersial diberikan sekali dalam sehari yang hanya dilakukan oleh 4 dari 17 peternak, pemberian pakan konsentrat hanya diberikan kepada ternak 24
kambing Peranakan Etawah yang diambil produksi susunya. Peternak memperoleh pakan jenis leguminosa dari gunung dengan menyabit dan membawanya (cut and carry) tanpa harus mengeluarkan biaya pakan. Rata-rata dari sebagian besar peternak memberikan pakan jenis leguminosa sekitar 5 kg per ekor per hari tanpa dicincang dengan rata-rata pemberian sebanyak 2 kali dalam sehari. Pemberian susu pada cempe langsung dari induknya. Hal itu disebabkan cempe disapih dari induknya ketika sudah berumur 2,5 bulan. Cempe disatukan dengan induknya dalam satu kandang. Susu kambing baru diambil oleh peternak untuk dijual ketika cempe sudah lepas sapih. Oleh karena itu, tidak bisa dihitung secara pasti berapa liter susu yang dibutuhkan atau dikonsumsi oleh cempe.
(a)
(b)
Gambar 3. Jenis Leguminosa. (a) = Calliandra calothyrsus; (b) = Gliricidia sepium Pakan konsentrat yang diberikan berupa konsentrat komersial. Pemberian pakan konsentrat oleh peternak dibedakan berdasarkan kategori ternak. Rata-rata pemberian pakan konsentrat untuk induk laktasi sekitar 1 kg per ekor per hari, induk bunting kering sekitar 0,5 kg per ekor per hari, muda betina dan muda jantan sekitar 0,5 kg per ekor per hari, dewasa jantan sekitar 1 kg per ekor per hari, anak jantan dan anak betina sekitar 0,25 kg per ekor per hari. Harga beli konsentrat komersial berdasarkan harga beli di daerah Kecamatan Cimalaka yaitu sebesar Rp 2.500/kg. Menurut Ensminger (2002), salah satu faktor yang mempengaruhi produksi susu adalah pemberian pakan dan minum. Pakan yang diberikan pada kambing harus dapat memenuhi kebutuhan untuk hidup pokok dan reproduksi. Jumlah pakan yang diberikan tergantung kondisi fisiologis (pertumbuhan, bunting, dan laktasi), bangsa,
25
dan kapasitas produksi (Gall, 1981). Menurut Rashid (2008), kebutuhan nutrien kambing perah dewasa pada tingkat berbagai fase produksi disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Kebutuhan Nutrien Kambing Perah Dewasa pada Berbagai Fase Produksi Fase Produksi
Konsumsi BK (% bobot badan)
Kebutuhan Nutrien Harian PK (% BK)
TDN (% BK)
Hidup Pokok
1,8-2,4
7
53
Awal kebuntingan
2,4-3,0
9-10
53
Akhir kebuntingan
2,4-3,0
13-14
53
Laktasi
2,8-4,6
12-17
53-56
Sumber : Rashid (2008)
Penanganan Kesehatan Jenis-jenis penyakit yang menyerang ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas antara lain, skabies, flu, mencret, dan sakit mata. Penyakit yang sering menyerang adalah skabies (50%), flu (20,83%), mencret (20,83%), dan sakit mata (8,34%). Penyakit skabies atau kudis ditandai dengan rasa gatal pada ternak, bulu rontok dan pembentukan kudis. Penyebaran penyakit kudis melalui kontak dengan ternak yang terinfeksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengobatan untuk penyakit skabies yang biasa dilakukan oleh peternak adalah dengan mengolesi oli bekas pada tubuh ternak yang terinfeksi. Penyakit mencret ditandai dengan kotoran ternak yang berwarna hijau muda, hijau kehitaman atau hijau kemerahan. Ternak yang mencret dapat menjadi lemah dan kemudian mati bila tidak segera diberikan pertolongan. Pengobatan untuk penyakit mencret yang biasa dilakukan oleh peternak adalah dengan memberikan pakan berupa daun nangka. Penyakit yang lain yaitu sakit mata dengan gejala mata selalu berair, kelopak mata yang membengkak atau mata menjadi merah. Peternak dalam mengatasi penyakit ini dengan menggunakan obat tetes mata yang diteteskan ke mata kambing. Untuk mencegah timbulnya penyakit secara umum, peternak membersihkan kandang secara rutin. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak. Peternak membersihkan kandang minimal satu kali dalam sehari yaitu pada waktu pagi hari.
26
Sistem Perkawinan Perkawinan ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas dilakukan dengan perkawinan alami. Peternak tidak mengawinkan ternaknya dengan cara inseminasi buatan. Hal ini dikarenakan tidak adanya fasilitas kawin suntik dari Dinas Peternakan setempat. Berdasarkan pada komposisi ternak dikelompok peternak Simpay Tampomas maka diperoleh rasio antara kambing dewasa jantan dengan kambing dewasa betina adalah 1 : 6. Menurut Blakely dan Bade (1992), kambing jantan yang sehat dapat melayani paling sedikit 30 ekor kambing betina. Perkawinan alami dilakukan dengan menyatukan kambing jantan dan kambing betina dalam satu kandang ketika terjadi tanda-tanda berahi pada kambing betina. Tanda- tanda berahi ini ditandai dengan tingkah laku gelisah (ribut) dan nafsu makan yang menurun. Menurut Blakely dan Bade (1992), tanda-tanda berahi pada kambing sama dengan berahi pada sapi yaitu vulvanya membengkak, sering kencing, sering mengembik, menaiki kambing betina yang lain. Menurut Devendra dan Burns (1994), siklus berahi pada kambing berkisar 18 sampai 21 hari dan lama berahi antara 24-36 jam. Peternak mengawinkan betina dewasa atau ternak yang sedang berahi dengan pejantan yang dimilikinya atau dengan meminjam pejantan dari peternak yang lain ketika pejantan tersebut sudah pernah dikawinkan dengan kambing betina atau induk tersebut. Analisis Curahan Tenaga Kerja Curahan tenaga kerja merupakan jumlah waktu yang dipakai oleh seorang anggota keluarga dalam melakukan kegiatan tertentu dengan ukuran waktu jam per hari. Perhitungan curahan tenaga kerja dalam usaha ternak dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas adalah menjumlahkan semua kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja kelurga dan tenaga kerja dari luar selama setahun yang disetarakan dalam jam kerja pria dengan menggunakan konversi sebagai berikut : (1) 8 jam tenaga kerja pria dewasa = 1 HKP; (2) 8 jam tenaga kerja wanita dewasa = 0,8 HKP; (3) 8 jam tenaga kerja anak-anak = 0,5 HKP (Soekartawi, 1986). Menurut Soekartawi (2002) menyatakan dalam analisa ketenagakerjaan juga diperlukan pembedaan tenaga kerja pria, wanita, anak-anak, dan ternak. Pembedaan tentang hal ini terjadi karena setiap jenis tahapan pekerjaan dalam suatu usaha pertanian adalah berbeda dan faktor kebiasaan juga menentukan.
27
Kegiatan curahan tenaga kerja dalam usaha ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan peternak dengan tujuan produksi susu dan kegiatan peternak dengan tujuan produksi daging. Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Susu Kegiatan yang dilakukan peternak dengan tujuan produksi susu meliputi kegiatan memberikan hijauan, memberikan konsentrat, memberikan air minum, membersihkan kandang, membersihkan peralatan susu, memandikan kambing, memerah susu, mengawinkan kambing, mengangkat susu, mencari hijauan, dan membersihkan kotoran. Rincian masing-masing kegiatan untuk peternak dengan tujuan produksi susu adalah sebagai berikut. Memberikan Hijauan. Sebagian besar waktu yang digunakan peternak untuk memberikan hijauan adalah pada siang hari yaitu sekitar pukul 12.00-13.00 WIB ketika peternak selesai mencari hijauan. Total curahan tenaga kerja peternak memberikan hijauan selama setahun disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Memberikan Hijauan Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
6
6
363
272,25
90,9
Istri
1
0,75
363
27,225
9,1
Total
7
6,75
726
299,475
100
Berdasarkan pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja yang paling besar adalah suami (90,9%). Terdapat satu peternak yang menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga sebanyak tiga tenaga kerja. Suami dalam hal ini memiliki peranan yang besar dalam pemeliharaan ternak kambing. Istri memiliki waktu yang terbatas dalam membantu suami dalam memberikan hijauan. Istri memiliki peranan mengurus rumah tangga dan anak. Memberikan Konsentrat. Pemberian konsentrat pada ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas hanya dilakukan oleh 4 dari 5 peternak. Hal ini disebabkan keterbatasan biaya untuk membeli pakan konsentrat. Ternak kambing yang diberi pakan konsentrat adalah jenis kambing Peranakan Etawah yang diambil
28
produksi susunya. Pakan konsentrat diberikan terlebih dahulu sebelum pemberian pakan hijauan oleh peternak. Menurut Siregar (1995), konsentrat yang diberikan dua jam sebelum pakan hijauan akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik pakan sehingga pada akhirnya meningkatkan konsumsi pakan. Jenis pakan konsentrat yang diberikan adalah konsentrat komersial. Total curahan tenaga kerja peternak memberikan konsentrat disajikan pada Tabel 14. Tabel 14. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Memberikan Konsentrat Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
4
1
363
45,375
100
Total
4
1
363
45,375
100
Berdasarkan pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja untuk memberikan konsentrat sebesar 45,375 HKP/tahun. Seperti halnya kegiatan memberikan hijauan, curahan tenaga kerja suami dalam pemberian pakan konsentrat ini adalah paling dominan dimana curahan tenaga kerja untuk memberikan pakan konsentrat semuanya dilakukan oleh tenaga kerja suami. Memberikan Air Minum. Sebagian besar peternak memberikan air minum kepada ternak kambing sekali dalam sehari. Pemberian air minum biasanya diberikan pada siang hari yaitu dilakukan setelah pemberian pakan hijauan. Kebutuhan air bagi ternak adalah penting. Menurut Devendra dan Burns (1994) bahwa air mutlak diperlukan oleh ternak untuk proses pendinginan tubuh melalui penguapan disamping itu kambing perah yang hidup didaerah tropis bisa menghasilkan susu dalam jumlah yang banyak jika mendapat air dalam jumlah yang memadai. Total curahan tenaga kerja peternak memberikan air minum disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Memberikan Air Minum Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
4
0,73
363
33,12
47,7
Istri
1
1
363
36,3
52,3
Total
5
1,73
726
69,42
100
29
Berdasarkan pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja untuk memberikan air minum pada ternak kambing dilakukan oleh tenaga kerja suami dan istri. Terdapat empat peternak yang menggunakan tenaga kerja suami yang membutuhkan curahan tenaga kerja sebanyak 33,12 HKP/tahun. Membersihkan Kandang. Pembersihan kandang dilakukan sekali dalam sehari. Pembersihan kandang secara rutin dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit secara umum. Total curahan tenaga kerja membersihkan kandang disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Membersihkan Kandang Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
5
6
363
272,25
78,95
Istri
1
2
363
72,6
21,05
Total
6
8
726
344,85
100
Berdasarkan pada Tabel 16 kegiatan pembersihan kandang dilakukan oleh tenaga kerja suami dan istri. Terdapat satu peternak yang menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga yaitu satu tenaga kerja. Total curahan tenaga kerja yaang dilakukan oleh peternak untuk membersihkan kandang selama setahun adalah sebesar 344,85 HKP/tahun. Curahan tenaga kerja untuk membersihkan kandang dominan dilakukan oleh tenaga kerja suami yaitu sebesar 272,25 HKP/tahun atau mencapai 78,95%. Membersihkan Peralatan Susu. Kegiatan membersihkan peralatan susu yang dilakukan oleh peternak bertujuan untuk menjamin kualitas susu yang dihasilkan. Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari yang dilakukan sebelum pemerahan susu kambing. Total curahan tenaga kerja membersihkan peralatan susu disajikan pada Tabel 17.
30
Tabel 17. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Membersihkan Peralatan Susu Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
1
0,5
363
22,68
20
Istri
4
2,5
363
90,75
80
Total
5
3
726
113,43
100
Berdasarkan pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa total curahan tenaga kerja untuk membersihkan peralatan susu selama setahun sebesar 113,43 HKP/tahun. Kegiatan membersihkan peralatan susu banyak dilakukan oleh tenaga kerja istri (80%). Memandikan Kambing. Kegiatan memandikan kambing dilakukan peternak bertujuan agar menciptakan suasana segar selain menjaga kebersihan kambing sehingga terhindar dari penyakit kudis atau parasit yang ada dibulu. Kegiatan ini dilakukan sekali dalam satu minggu. Adapun yang melakukan kegiatan ini adalah tenaga kerja suami. Total curahan tenaga kerja memandikan kambing disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Memandikan Kambing Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/minggu
Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
5
5,5
0,782
48
4,69
100
Total
5
5,5
0,782
48
4,69
100
Total curahan tenaga kerja untuk memandikan kambing selama setahun yaitu 4,69 HKP/tahun. Kegiatan ini 100% dilakukan oleh tenaga kerja suami. Suami dalam hal ini memiliki peran yang besar dalam pemeliharaan usaha ternak kambing. Istri memiliki waktu yang terbatas kerena harus mengurus rumah tangga dan anak. Memerah Susu. Kegiatan memerah susu dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Total curahan tenaga kerja memerah susu disajikan pada Tabel 19.
31
Tabel 19. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Memerah Susu Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
Curahan Tenaga Kerja
n
Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
1
1
363
45,38
18,52
Istri
4
5,5
363
199,65
81,48
Total
5
6,5
726
245,03
100
Berdasarkan pada tabel 19 dapat dilihat bahwa total curahan tenaga kerja untuk memerah susu selama setahun sebesar 245,03 HKP/tahun. Tenaga kerja istri paling besar mengeluarkan curahan tenaga kerja untuk memerah susu (81,48%). Mengawinkan Kambing. Kegiatan mengawinkan kambing dilakukan ketika ada kambing dewasa betina yang sedang berahi. Sebagian besar dari peternak melakukan kegiatan ini setiap bulan. Curahan tenaga kerja untuk mengawinkan kambing dihitung berdasarkan banyaknya jumlah kambing dewasa betina yang dimiliki selama setahun terakhir. Total curahan tenaga kerja mengawinkan kambing selama setahun disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Mengawinkan Kambing Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/bulan
Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
5
6
0,18
12
0,27
100
Total
5
6
0,18
12
0,27
100
Total curahan tenaga kerja untuk mengawinkan kambing selama setahun sebesar 0,27 HKP/tahun yang sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja suami. Kegiatan mengawinkan kambing dilakukan oleh 5 peternak. Mengangkat Susu. Kegiatan mengangkat susu dilakukan setelah pemerahan susu selesai. Susu yang telah diperah siap untuk dibungkus dan dijual pada ketua kelompok peternak Simpay Tampomas dengan harga jual yang telah disepakati. Kegiatan mengangkut susu dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari. Total curahan tenaga kerja mengangkat susu selama setahun disajikan pada Tabel 21.
32
Tabel 21. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Mengangkat Susu Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
4
1,46
363
66,25
78,50
Istri
1
0,5
363
18,15
21,50
Total
5
1,96
726
84,4
100
Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat bahwa kegiatan mengangkat susu paling dominan dilakukan oleh tenaga kerja suami (78,50%). Total curahan tenaga kerja untuk mengangkat susu selama setahun membutuhkan waktu 84,4 HKP/tahun. Mencari Hijauan. Rata-rata peternak mencari pakan hijauan pada waktu pagi hari yaitu pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan mencari hijauan dilakukan oleh tenaga kerja suami. Perhitungan curahan waktu tenaga kerja untuk mencari hijauan dimulai dari saat peternak berangkat dari rumah sampai kembali lagi ke kandang setelah selesai mencari hijauan. Total curahan tenaga kerja mencari hijauan selama setahun disajikan pada Tabel 22. Tabel 22. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Mencari Hijauan Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
11
50
363
2268,75
100
Total
11
50
363
2268,75
100
Berdasarkan pada Tabel 22 dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja secara keseluruhan dilakukan oleh suami (100%). Semua peternak yang memelihara kambingnya dengan tujuan produksi susu menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga untuk kegiatan mencari pakan hijauan. Penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga sebanyak tujuh tenaga kerja. Total curahan tenaga kerja untuk mencari hijauan selama setahun sebesar 2268,75 HKP/tahun. Membersihkan Kotoran. Kegiatan membersihkan kotoran dilakukan setiap satu kali dalam satu hari. Kotoran tersebut dikumpulkan dalam satu tempat dan dimanfaatkan untuk pupuk atau dijual ke petani yang membutuhkan. Curahan tenaga kerja untuk membersihkan kotoran disajikan pada Tabel 23. 33
Tabel 23. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Untuk Membersihkan Kandang Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
4
1,25
363
56,718
43,86
Istri
1
2
363
72,6
56,14
Total
5
3,25
726
129,318
100
Berdasarkan pada Tabel 23 dapat dilihat bahwa tenaga kerja suami paling banyak yaitu empat orang. Total curahan tenaga kerja untuk membersihkan kotoran selama setahun yaitu sebesar 129,318 HKP/tahun. Total curahan tenaga kerja pada usaha ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas khusus untuk peternak yang memelihara kambing dengan tujuan produksi susu adalah sebesar 3605,012 HKP/tahun dengan rata-rata 720,993 HKP/tahun. Berdasarkan tenaga kerja yang digunakan maka tenaga kerja suami paling banyak mengeluarkan curahan tenaga kerja 617,538 HKP/tahun (85,65%). Tenaga kerja istri mengeluarkan curahan tenaga kerja sebesar 103,455 HKP/tahun (14,35%). Berdasarkan kegiatannya, maka kegiatan mencari pakan hijauan merupakan kegiatan yang membutuhkan curahan tenaga kerja yang paling banyak (62,93%) dari seluruh kegiatan yang dilakukan. Hal ini disebabkan lokasi mencari hijauan yang cukup jauh yaitu diatas gunung. Total dan rata-rata curahan tenaga kerja peternak dengan tujuan produksi susu dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas disajikan pada Tabel 24 dan Tabel 25. Berdasarkan pada Tabel 25 dari rata-rata curahan tenaga kerja dapat diketahui produktivitas secara teknis tenaga kerja pada usaha ternak kambing di kelompok peternak Simpay Tampomas khusus tujuan produksi susu. Produktivitas secara teknis diperoleh dengan membandingkan jumlah ternak kambing yang dimiliki (ST) dengan jumlah curahan tenaga kerja yang diserap (HKP) setiap hari. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas teknis tenaga kerja pada usaha ternak kambing di kelompok peternak Simpay Tampomas tujuan produksi susu masih rendah yaitu mencapai 2,14 ST/HKP. Hal ini berarti setiap satu Hari Kerja Pria (HKP) tenaga kerja mampu menangani 2,14 ST kambing.
34
Tabel 24. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Suami
Istri
(HKP/Th)
(HKP/Th)
No
Kegiatan
Total
%
1
Memberikan Hijauan
272,25
27,225
299,475
8,31
2
Memberikan Konsentrat
45,375
0
45,375
1,258
3
Memberikan Air Minum
33,124
36,3
69,424
1,925
4
Membersihkan Kandang
272,25
72,6
344,85
9,565
5
Membersihkan Peralatan Susu
22,68
90,75
113,43
3,145
6
Memandikan Kambing
4,69
0
4,69
0,13
7
Memerah Susu
45,38
199,65
245,03
6,796
8
Mengawinkan Kambing
0,27
0
0,27
0,007
9
Mengangkat Susu
66,25
18,15
84,4
2,341
10
Mencari Hijauan
2268,75
0
2268,75
62,93
11
Membersihkan Kotoran
56,718
72,6
129,318
3,586
3087,737
517,275
3605,012
100
85,65
14,35
Total %
100
Tabel 25. Rata-rata Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Susu Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Suami
Istri
(HKP/Th)
(HKP/Th)
Total
No
Kegiatan
1
Memberikan Hijauan
54,45
5,445
59,895
8,31
2
Memberikan Konsentrat
9,075
0
9,075
1,258
3
Memberikan Air Minum
6,624
7,26
13,884
1,925
4
Membersihkan Kandang
54,45
14,52
68,97
9,565
5
Membersihkan Peralatan Susu
4,53
18,15
22,68
3,145
6
Memandikan Kambing
0,94
0
0,94
0,13
7
Memerah Kambing
9,075
39,93
49,005
6,796
8
Mengawinkan Kambing
0,054
0
0,054
0,007
9
Mengangkat Susu
13,25
3,63
16,88
2,341
10
Mencari Hijauan
453,75
0
453,75
62,93
11
Membersihkan Kotoran
11,34
14,52
25,86
3,586
617,538
103,455
720,993
85,65
14,35
100
Total %
%
100
35
Curahan Tenaga Kerja Peternak Tujuan Produksi Daging Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peternak anggota kelompok peternak kambing Simpay Tampomas tujuan produksi daging meliputi memberikan hijauan, memberikan
air
minum,
membersihkan
kandang,
memandikan
kambing,
mengawinkan kambing, mencari hijauan, dan membersihkan kotoran. Rincian dari masing-masing kegiatan akan diuraikan sebagai berikut. Memberikan Hijauan. Sebagian besar peternak memberikan hijauan adalah pada pukul 12.00-13.00 WIB ketika peternak selesai mencari pakan hijauan. Total curahan tenaga kerja peternak memberikan hijauan selama setahun disajikan pada Tabel 26. Tabel 26. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Memberikan Hijauan Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
11
6,22
363
282,232
96,05
Istri
1
0,32
363
11,616
3,95
Total
12
6,54
726
293,848
100
Berdasarkan Tabel 26 dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja yang paling besar untuk memberikan hijauan adalah suami (96,05%). Suami memiliki peranan yang besar dalam pemeliharaan ternak kambing. Istri memiliki waktu yang terbatas untuk membantu suami dalam pemeliharaan ternak kambing. Istri memiliki peranan dalam mengurus rumah tangga dan anak. Memberikan Air Minum. Sebagian besar peternak memberikan air minum kepada ternak kambing sekali dalam satu hari. Pemberian air minum biasanya diberikan pada siang hari yaitu dilakukan setelah pemberian pakan hijauan. Kebutuhan air bagi ternak adalah penting. Menurut Devendra dan Burns (1994) bahwa air mutlak diperlukan oleh ternak untuk proses pendinginan tubuh melalui penguapan disamping itu kambing perah yang hidup didaerah tropis bisa menghasilkan susu dalam jumlah yang banyak jika mendapat air dalam jumlah yang memadai. Total curahan tenaga kerja peternak untuk memberikan air minum disajikan pada Tabel 27.
36
Tabel 27. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Memberikan Air Minum Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
Total Curahan Tenaga Kerja
n
Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
11
2,835
363
128,638
97,8
Istri
1
0,08
363
2,904
2,2
Total
12
2,915
726
131,542
100
Berdasarkan pada Tabel 27 dapat dilihat bahwa total curahan tenaga kerja untuk memberikan air minum selama setahun sebesar 131,542 HKP/tahun. Curahan tenaga kerja untuk memberikan air minum paling besar dilakukan oleh suami (97,8%). Membersihkan Kandang. Kegiatan membersihkan kandang dilakukan sekali dalam sehari. Pembersihan kandang secara rutin dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit secara umum. Total curahan tenaga kerja membersihkan kandang disajikan pada Tabel 28. Tabel 28. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak Kambing dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Membersihkan Kandang Selama Setahun (Agustus 2010Juli 2011). Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
10
8,57
363
388,863
93,45
Istri
2
0,75
363
27,225
6,55
Total
12
9,32
726
416,088
100
Berdasarkan pada Tabel 28 dapat dilihat bahwa total curahan tenaga kerja untuk membersihkan kandang sebesar 416,088 HKP/tahun. Curahan tenaga kerja suami paling besar untuk kegiatan membersihkan kandang (93,45%). Memandikan Kambing. Kegiatan memandikan kambing dilakukan peternak untuk menciptakan suasana segar selain menjaga kebersihan kambing sehingga terhindar dari penyakit kudis atau parasit yang ada dibulu. Kegiatan ini hanya dilakukan oleh tiga peternak dari dua belas peternak yang dilakukan sekali dalam satu minggu.
37
Adapun yang melakukan kegiatan ini adalah tenaga kerja suami. Total curahan tenaga kerja untuk memandikan kambing disajikan pada Tabel 29. Tabel 29. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Memandikan Kambing Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/minggu
Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
3
4,24
0,606
48
29,184
100
Total
3
4,24
0,606
48
29,184
100
Berdasarkan pada Tabel 29 dapat dilihat bahwa kegiatan memandikan kambing sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja suami. Total curahan tenaga kerja untuk memandikan kambing selama setahun yaitu 29,184 HKP/tahun. Mengawinkan Kambing. Kegiatan mengawinkan kambing dilakukan ketika ada kambing dewasa betina yang sedang berahi. Sebagian besar peternak melakukan kegiatan ini setiap bulan. Curahan tenaga kerja mengawinkan kambing dihitung berdasarkan banyaknya jumlah kambing betina dewasa yang dimiliki selama setahun terakhir. Total curahan tenaga kerja untuk mengawinkan kambing disajikan pada Tabel 30. Tabel 30. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Mengawinkan Kambing Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/bulan
Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
9
9,25
0,28
5,33
0,194
100
Total
9
9,25
0,28
5,33
0,194
100
Total curahan tenaga kerja untuk mengawinkan kambing selama setahun sebesar 0,194 HKP/tahun yang sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja suami. Peranan suami dalam pemeliharaan kambing sangat dominan daripada peranan istri. Mencari Hijauan. Sebagian besar peternak mencari pakan hijauan pada waktu pagi hari yaitu pada pukul 07.00 WIB. Kegiatan mencari pakan hijauan dilakukan oleh tenaga kerja suami dan istri. Perhitungan curahan waktu tenaga kerja untuk mencari hijauan dimulai dari saat peternak berangkat dari rumah sampai kembali lagi ke
38
kandang setelah selesai mencari hijauan. Total curahan tenaga kerja untuk mencari hijauan disajikan pada Tabel 31. Tabel 31. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Mencari Hijauan Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
12
66,5
363
3017,44
74,47
Istri
5
28,5
363
1034,55
25,53
Total
17
95
762
4051,99
100
Total curahan tenaga kerja untuk mencari hijauan selama setahun sebesar 4051,99 HKP/tahun. Tenaga kerja suami paling besar mengeluarkan curahan tenaga kerjanya (74,47%). Perbedaan antara peternak dengan tujuan produksi susu dan peternak dengan tujuan produksi daging untuk kegiatan mencari hijauan adalah pada peternak dengan tujuan produksi daging seluruhnya menggunakan tenaga kerja keluarga. Sedangkan untuk peternak dengan tujuan produksi susu untuk kegiatan mencari pakan hijauan mereka menggunakan tambahan tenaga kerja dari luar keluarga. Membersihkan Kotoran. Kegiatan membersihkan kotoran dilakukan peternak satu kali dalam satu hari. Kotoran yang telah dibersihkan dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk pupuk atau dijual kepada petani yang membutuhkan. Total curahan tenaga kerja untuk membersihkan kotoran disajikan pada Tabel 32. Tabel 32. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Untuk Membersihkan Kotoran Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Tenaga Kerja
n
Total Curahan Tenaga Kerja Jam/hari
Hari/tahun
HKP/tahun
%
Suami
10
4,48
363
203,37
100
Total
10
4,48
363
203,37
100
Berdasarkan pada Tabel 32 dapat dilihat bahwa kegiatan membersihkan kotoran sepenuhnya dilakukan oleh tenaga kerja suami (100%). Total curahan tenaga kerja untuk membersihkan kotoran ternak selama setahun adalah sebesar 203,37 HKP/tahun.
39
Total curahan tenaga kerja pada usaha ternak kambing dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas khusus peternak yang memelihara kambing dengan tujuan produksi daging adalah 5126,216 HKP/tahun dengan rata-rata 427,179 HKP/tahun. Berdasarkan tenaga kerja yang digunakan maka tenaga kerja suami paling besar menyumbangkan curahan tenaga kerjanya yaitu sebesar 337,491 HKP/tahun (79%). Tenaga kerja istri menyumbangkan curahan tenaga kerja sebesar 89,688 HKP/tahun (21%). Berdasarkan kegiatannya, maka kegiatan mencari pakan hijauan merupakan kegiatan yang paling banyak membutuhkan curahan tenaga kerja (62,93%) dari seluruh kegiatan yang dilakukan. Hal ini disebabkan lokasi mencari pakan hijauan yang cukup jauh yaitu diatas gunung dan masih ada beberapa dari peternak yang berjalan kaki untuk mencari pakan hijauan. Total dan rata-rata curahan tenaga kerja khusus peternak dengan tujuan produksi daging disajikan pada Tabel 33 dan Tabel 34. Tabel 33. Total Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Suami
Istri
(HKP/Th)
(HKP/Th)
No
Kegiatan
1
Memberikan Hijauan
282,232
11,616
293,848
5,732
2
Memberikan Air Minum
128,638
2,904
131,542
2,566
3
Membersihkan Kandang
388,863
27,225
416,088
8,116
4
Memandikan Kambing
29,184
0
29,184
0,569
5
Mengawinkan Kambing
0,194
0
0,194
0,003
6
Mencari Hijauan
3017,44
1034,55
4051,99
79,004
7
Membersihkan Kotoran
203,37
0
203,37
4
4049,921
1076,295
5126,216
100
79
21
Total %
Total
%
100
40
Tabel 34. Rata-rata Curahan Tenaga Kerja Peternak dengan Tujuan Produksi Daging Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Suami
Istri
(HKP/Th)
(HKP/Th)
Total
No
Kegiatan
1
Memberikan Hijauan
23,519
0,968
24,487
5,732
2
Memberikan Air Minum
10,719
0,242
10,961
2,566
3
Membersihkan Kandang
32,405
2,268
34,673
8,116
4
Memandikan Kambing
2,432
0
2,432
0,569
5
Mengawinkan Kambing
0,016
0
0,016
0,003
6
Mencari Hijauan
251,45
86,21
337,66
79,004
7
Membersihkan Kotoran
16,95
0
16,95
4
337,491
89,688
427,179
79
21
100
Total %
%
100
Berdasarkan pada Tabel 34 dari rata-rata curahan tenaga kerja dapat diketahui produktivitas secara teknis tenaga kerja pada usaha ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas khusus untuk peternak dengan tujuan produksi daging. Produktivitas secara teknis diperoleh dengan membandingkan jumlah ternak kambing yang dimiliki (ST) dengan jumlah curahan tenaga kerja yang diserap (HKP) setiap hari. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas teknis tenaga kerja pada usaha ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas khusus untuk peternak dengan tujuan produksi daging masih sangat rendah yaitu 0,78 ST/HKP. Hal ini berarti setiap satu Hari Kerja Pria (HKP) tenaga kerja mampu menangani 0,78 ST kambing. Berdasarkan pada Tabel 25 dan Tabel 34 dari rata-rata curahan tenaga kerja peternak dengan tujuan produksi susu dan peternak dengan tujuan produksi daging dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja peternak dengan tujuan produksi susu lebih banyak membutuhkan curahan tenaga kerja yaitu sebesar 720,993 HKP/tahun daripada peternak dengan tujuan produksi daging yaitu sebesar 427,179 HKP/tahun. Hal ini disebabkan kegiatan yang dilakukan oleh peternak dengan tujuan produksi susu lebih banyak daripada peternak dengan tujuan produksi daging. Produktivitas secara teknis antara peternak dengan tujuan produksi susu lebih tinggi daripada peternak dengan tujuan produksi daging. Hal ini disebabkan jumlah ternak yang dimiliki peternak dengan tujuan produksi susu lebih banyak daripada peternak dengan tujuan produksi daging. Sehingga pengalokasian curahan tenaga kerja 41
peternak dengan tujuan produksi susu lebih efisien daripada pengalokasian curahan tenaga kerja peternak dengan tujuan produksi daging. Analisis Pendapatan Peternak Penerimaan tunai usahatani diartikan sebagai nilai uang yang diterima dari produk usahatani. Sedangkan selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani disebut pendapatan tunai usahatani dan merupakan ukuran kemampuan usahatani untuk menghasilkan uang tunai. Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pengeluaran total usahatani didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani disebut pendapatan bersih usahatani (Soekartawi et al .,1986). Menurut Kadarsan (1995) pendapatan bersih merupakan selisih dari penerimaan total dengan total biaya. Pendapatan kotor peternak anggota kelompok peternak Simpay Tampomas dibedakan menjadi pendapatan kotor peternak dengan tujuan produksi susu dan pendapatan kotor peternak dengan tujuan produksi daging. Pendapatan kotor yang diterima peternak dengan tujuan produksi susu berasal dari penjualan ternak, penjualan susu, nilai kotoran ternak, perubahan nilai ternak, dan nilai ternak bagi hasil (gaduhan). Adapun pendapatan kotor yang diterima peternak dengan tujuan produksi daging berasal dari penjualan ternak, nilai kotoran ternak, perubahan nilai ternak, dan nilai ternak bagi hasil (gaduhan). Komponen pendapatan kotor yang diterima peternak dengan tujuan produksi susu dan peternak dengan tujuan produksi daging hanya dibadakan pada komponen penjualan susu. Nilai kotoran ternak tetap dihitung berdasarkan harga jual yang berlaku didaerah tersebut karena untuk memperkirakan pendapatan kotor yang diterima peternak. Sebagian besar peternak di kelompok peternak Simpay Tampomas memanfaatkan kotoran ternakanya sebagai pupuk untuk tanaman buah naga. Oleh karena itu, sistem pertanian dikelompok peternak Simpay Tampomas termasuk sistem pertanian terpadu. Pendapatan bersih rata-rata peternak kambing dengan tujuan produksi susu dan peternak dengan tujuan produksi daging disajikan pada Tabel 35 dan Tabel 36.
42
Tabel 35. Rata-rata Pendapatan Bersih Peternak Kambing dengan Tujuan Produksi Susu di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Keterangan
Nilai (Rp/Tahun) Tunai
Non-Tunai
Total
Pendapatan Kotor : Penjualan Ternak
28.990.000
28.990.000
Nilai Ternak Akhir Tahun
115.250.000
115.250.000
Nilai Ternak Awal Tahun
-84.740.000
-84.740.000
Nilai Kotoran Ternak
2.708.300
2.708.300
Nilai Ternak yang Dikonsumsi
2.350.000
2.350.000
Nilai Susu yang Dikonsumsi
5.940.000
5.940.000
Penjualan Susu
30.240.000
Nilai Ternak Bagi Hasil
30.240.000 400.000
Pembelian Ternak
-1.920.000
Total Pendapatan Kotor
57.310.000
400.000 -1.920.000
41.908.300
99.218.300
Penyusutan Kandang
-4.900.000
-4.900.000
Penyusutan Peralatan
-2.092.000
-2.092.000
Biaya Tetap :
Sewa Lahan
-60.000
-60.000
-15.246.000
-15.246.000
-11.706.462,6
-11.706.462,6
Obat-obatan
-1.030.000
-1.030.000
Operasional
-3.264.900
-3.264.900
Biaya Variabel : Tenaga Kerja Konsentrat
Beli Susu Cempe Total Biaya Pendapatan Bersih
-10.050.000
-10.050.000
-31.307.363
-17.042.000
-48.349.362,6
26.002.637,4
24.866.300
50.868.937,4
Biaya dibedakan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya non-tunai. Komponen biaya tunai yang dikeluarkan oleh peternak dengan tujuan produksi susu meliputi biaya untuk obat-obatan, biaya operasional, tenaga kerja, sewa lahan dan biaya untuk konsentrat. Sedangkan biaya non-tunai meliputi biaya penyusutan kandang, biaya penyusutan peralatan, dan pembelian susu cempe. Pembelian susu cempe masuk dalam biaya non-tunai. Hal itu disebabkan, cempe memperoleh susu langsung dari induknya dan cempe tersebut disapih setelah berumur 2,5 bulan. Untuk memperkirakan produksi susu secara kasar yang dihasilkan dalam penelitian ini
43
menggunakan pendekatan dengan kurva produksi susu. Adapun komponen biaya tunai yang dikeluarkan oleh peternak dengan tujuan produksi daging meliputi biaya untuk obat-obatan dan biaya operasional. Peternak dengan tujuan produksi daging tidak menggunakan tenaga kerja dari luar, tidak memberikan konsentrat, dan tidak ada yang menyewa lahan untuk usaha ternak. Komponen biaya non-tunai meliputi biaya penyusutan kandang dan biaya penyusutan peralatan. Tabel 36. Rata-rata Pendapatan Bersih Peternak Kambing dengan Tujuan Produksi Daging di Kelompok Peternak Simpay Tampomas Selama Setahun (Agustus 2010-Juli 2011) Keterangan
Nilai (Rp/Tahun) Tunai
Non-Tunai
Total
Pendapatan Kotor : Penjualan Ternak
5.200.000
5.200.000
Nilai Ternak Akhir Tahun
28.012.500
28.012.500
Nilai Ternak Awal Tahun
-18.425.000
-18.425.000
Nilai Kotoran Ternak
632.750
632.750
Nilai Ternak Bagi Hasil
250.000
250.000
Pembelian Ternak Total Pendapatan Kotor
-250.000 4.950.000
-250.000 10.470.250
15.420.250
Penyusutan Kandang
-837.500
-837.500
Penyusutan Peralatan
-367.416,67
-367.416,67
Biaya Tetap :
Biaya Variabel : Obat-obatan
-207.083,33
-207.083,33
Operasional
-517.833,33
-517.833,33
Total Biaya
-724.916,66
-1.204.916,67
-1.929.833,33
4.225.083,34
9.265.333,33
13.490.416,67
Pendapatan Bersih
Berdasarkan pada Tabel 35 dapat dilihat rata-rata pendapatan kotor dari peternak dengan tujuan produksi susu dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas. Rata-rata pendapatan kotor peternak dengan tujuan produksi susu sebesar Rp 99.218.300. Biaya produksi yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan usaha ternak kambing yang dijalankan selama satu tahun. Hasil perhitungan menunjukkan total biaya sebesar Rp 48.349.362,6. Dengan demikian diperoleh ratarata pendapatan bersih untuk peternak dengan tujuan produksi susu sebesar Rp
44
50.868.937,4/tahun dengan pendapatan terbesar berasal dari pendapatan tunai sebesar Rp 26.002.637,4 dan pendapatan non-tunai sebesar Rp 24.866.300. Berdasarkan dari hasil rata-rata curahan tenaga kerja dan rata-rata pendapatan bersih dari peternak dengan tujuan produksi susu maka dapat diketahui produktivitas secara ekonomis. Produktivitas secara ekonomis diperoleh dengan membandingkan rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh dengan rata-rata curahan tenaga kerja yang dikeluarkan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas secara ekonomis tenaga kerja pada peternak dengan tujuan produksi susu adalah sebesar Rp 70.553,99/HKP per hari, yang berarti sumbangan tenaga kerja pada usaha ternak kambing dengan tujuan produksi susu adalah sebesar Rp 70.553,99 setiap harinya. Berdasarkan pada Tabel 36 dapat dilihat rata-rata pendapatan kotor dari peternak dengan tujuan produksi daging dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas. Rata-rata pendapatan kotor untuk peternak dengan tujuan produksi daging sebesar Rp 15.420.250. Biaya produksi yang digunakan untuk memelihara ternak kambing selama setahun sebesar Rp 1.929.833,33. Sehingga diperoleh ratarata pendapatan bersih untuk peternak dengan tujuan produksi daging sebesar Rp 13.490.416,67/tahun dengan pendapatan terbesar dari pendapatan non-tunai yaitu Rp 9.265.333,33 dan pendapatan tunai sebesar Rp 4.225.083,34. Berdasarkan dari hasil rata-rata curahan tenaga kerja dan rata-rata pendapatan bersih dari peternak dengan tujuan produksi daging maka dapat diketahui produktivitas secara ekonomis. Produktivitas secara ekonomis diperoleh dengan membandingkan rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh dengan rata-rata curahan tenaga kerja yang dikeluarkan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas secara ekonomis tenaga kerja pada peternak dengan tujuan produksi daging adalah sebesar Rp 31.580,24/HKP per hari, yang berarti sumbangan tenaga kerja pada usaha ternak kambing dengan tujuan produksi daging adalah sebesar Rp 31.580,24 setiap harinya. Pendapatan bersih yang diterima peternak dengan tujuan produksi susu lebih besar daripada peternak dengan tujuan produksi daging. Hal itu disebabkan adanya tambahan komponen penerimaan yaitu penjualan susu selain penjualan ternak itu sendiri. Sedangkan untuk peternak dengan tujuan produksi daging komponen
45
penerimaannya hanya berasal dari penjualan ternak. Produktivitas ekonomis tenaga kerja pada peternak dengan tujuan produksi susu lebih besar daripada peternak dengan tujuan produksi daging. Hal itu berarti penerimaan atau pendapatan setiap hari yang diterima oleh peternak dengan tujuan produksi susu lebih besar daripada pendapatan yang diterima oleh peternak dengan tujuan produksi daging. Analisis Rasio R/C Perhitungan rasio R/C dihitung dengan membandingkan total penerimaan dengan total biaya. Rasio R/C dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif suatu kegiatan atau usaha, artinya dari angka rasio tersebut dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak (Kadarsan, 1995). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata rasio R/C peternak dengan tujuan produksi susu dikelompok peternak kambing Simpay Tampomas adalah 2,05. Hal ini berarti usaha ternak kambing dikelompok tersebut khusus untuk peternak dengan tujuan produksi susu adalah menguntungkan atau layak, karena nilai rasio R/C > 1. Perhitungan rasio R/C khusus untuk peternak dengan tujuan produksi daging dikelompok peternak Simpay Tampomas adalah 7,9. Hal ini berarti usaha ternak kambing dengan tujuan produksi daging adalah menguntungkan atau layak, karena nilai rasio R/C > 1. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Rasio R/C Produksi Susu
= 99.218.300 48.349.362,6 = 2,05
Rasio R/C Produksi Daging
= 15.420.250 1.929.833,33 = 7,9
Analisis Korelasi Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara curahan tenaga kerja, skala usaha, dan pendapatan peternak. Uji korelasi dilakukan dengan program komputer SPSS 15.00 for windows (Hasan, 2004). Korelasi antara pendapatan, skala usaha, dan curahan tenaga kerja disajikan pada Tabel 37.
46
Tabel 37. Nilai Koefisien Korelasi Pearson Variabel
Pendapatan
Skala
Curahan Tenaga Kerja
Pendapatan
1,000
0,846**
0,477
Skala
0,846**
1,000
0,764**
Curahan Tenaga Kerja
0,477
0,764**
1,000
Keterangan **: nyata pada = 0,01
Berdasarkan pada Tabel 37 dapat dilihat bahwa korelasi antara pendapatan dengan skala usaha berhubungan positif yang erat (p<0,01) artinya, ketika terjadi peningkatan skala usaha maka akan diikuti dengan peningkatan pendapatan. Skala usaha dengan curahan tenaga kerja berhubungan positif yang erat (p<0,01) artinya, ketika terjadi peningkatan skala usaha maka akan diikuti dengan peningkatan curahan tenaga kerja. Pendapatan dengan curahan tenaga kerja tidak memiliki hubungan (p>0,05) artinya, berapapun pendapatan yang diperoleh peternak tidak ada hubungannya dengan curahan tenaga kerja yang dikeluarkan.
47
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Rata-rata curahan tenaga kerja usaha ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas khusus untuk peternak dengan tujuan produksi susu adalah 720,993 HKP/tahun, dengan curahan tenaga kerja yang paling besar digunakan untuk mencari pakan hijauan yaitu sebesar 453,75 HKP/tahun atau 62,93% dari seluruh kegiatan. Curahan tenaga kerja yang paling besar dilakukan oleh suami yaitu sebesar 617,538 HKP/tahun atau 85,65%. Rata-rata curahan tenaga kerja usaha ternak kambing khusus untuk peternak dengan tujuan produksi daging adalah 427,179 HKP/tahun, dengan curahan tenaga kerja yang paling besar digunakan untuk mencari pakan hijauan yaitu sebesar 337,66 HKP/tahun atau 79% dari seluruh kegiatan. Curahan tenaga kerja yang paling besar dilakukan oleh suami yaitu sebesar 337,491 HKP/tahun atau 79%. 2. Rata-rata pendapatan bersih dari usaha ternak kambing dikelompok peternak Simpay Tampomas untuk peternak dengan tujuan produksi susu adalah Rp 50.868.973,4/tahun dengan pendapatan terbesar berasal dari pendapatan tunai yaitu sebesar Rp 26.002.637,4 dan pendapatan nontunai sebesar Rp 24.866.300. Rata-rata pendapatan bersih untuk peternak dengan tujuan produksi daging adalah Rp 15.420.250/tahun dengan pendapatan terbesar berasal dari pendapatan non-tunai yaitu sebesar Rp 9.265.333,33 dan pendapatan tunai sebesar Rp 4.225.083,34. 3. Korelasi antara pendapatan dengan skala usaha berhubungan positif yang erat (p<0,01), skala usaha dengan curahan tenaga kerja berhubungan positif yang erat (p<0,01), dan pendapatan dengan curahan tenaga kerja tidak berhubungan (p<0,05). Saran 1. Agar waktu untuk mencari pakan lebih efisien, peternak disarankan untuk menanam hijauan atau rumput dekat lahan atau kebun. 2. Peternak perlu meningkatkan produktivitas teknis atau jumlah kelahiran anak kambing dengan menggunakan pejantan atau bibit yang unggul.
48
UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Ir. Dwi Joko Setyono, M.S. dan Ir. Lucia Cyrilla E.N.S.D, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penyelesaian tugas akhir penulis. Terimakasih kepada Dr. Ir. Afton Atabany, M.Si., Dr. Ir. Suryahadi, DEA., dan Zakiah Wulandari, S.TP. M.Si. sebagai dosen penguji dalam ujian sidang yang telah memberikan masukan dan koreksi berupa saran dan kritik yang membantu dalam perbaikan skripsi ini. Terimakasih kepada Dr. Jakaria, S.Pt, M.Si selaku dosen pembimbing akademik penulis atas segala bimbingan dan arahan selama masa studi penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta yaitu, Bapak H. Achmad Thohar dan Ibu Hj. Mu’aniqoh serta kedua saudara penulis yaitu Mu’izzul Umam dan Iffa Qorri Aina yang senantiasa tulus memberikan do’a, semangat, dan materi serta kepecayaan yang besar kepada penulis. Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama proses belajar dan terimakasih kepada seluruh anggota aktif kelompok peternak Simpay Tampomas, ketua kelompok peternak Simpay Tampomas, kepala Desa Cibeureum Wetan beserta stafnya, yang telah mau bekerjasama dan membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih kepada teman-teman di Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor angkatan 45, staf IPTP, dan AJMP Fapet IPB, teman-teman satu tim penelitian dikelompok peternak Simpay Tampomas, Ayu Lestari dan Ika Siregar yang telah menjadi teman baik penulis atas dukungan dan kebersamaan selama penulis menempuh studi. Seluruh pihak yang telah berjasa kepada penulis yang tak dapat disebutkan satu persatu penulis ucapkan terimakasih. Hanya Allah SWT yang dapat membalas seluruh kebaikan yang penulis terima selama ini.
49
DAFTAR PUSTAKA Agustian, A & A. R, Nurmanaf. 2001. Kontribusi usahatani ternak ruminansia kecil terhadap pendapatan rumah tangga dan prospek pengembangannya dalam memanfaatkan peluang pasar pada masa mendatang (Kajian di Kabupaten Deli Serdang-Sumatera Utara). Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. Blakely, J & D. H, Bade. 1992. Ilmu Peternakan. Edisi keempat. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara, Jakarta. Devendra, C & M, Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Terjemahan: H. Putra. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Dinas
Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2012. http://disnak.jabarprov.go.id/index. [12 Juni 2012]
Info
harga
bulanan.
Ensminger, M. E. 2002. Sheep and Goat (Animal Agriculture Series). 6th Ed. Interstate Publisher, Inc., Danvile. Gall, C. 1981. Goat Production. Academic Press Inc. Ltd, London. Google Earth. 2012. Peta satelit Cibeureum Wetan, Pulau Jawa. [27 Juli 2012] Halcrow, H. G. 1992. Ekonomi Pertanian. Terjemahan: Armand Sudiyono. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. Hasan, I. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. PT Bumi Aksara, Jakarta. Heriyadi, D., N, Kasim & Budi, W. S. 2004. Standardisasi mutu bibit kambing Peranakan Etawah. Laporan Penelitian Universitas Padjadjaran Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, Bandung. Kadarsan, H. W. 1995. Keuangan Pertaniann dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Mulyono, S. 2003. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan kelima. PT Penebar Swadaya, Jakarta. Pemerintah Desa Cibeureum Wetan. 2010. Profil Desa Cibeureum Wetan. Balai Desa Cibeureum Wetan Kabupaten Sumedang, Sumedang. Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usahatani. Edisi pertama. BPFE, Yogyakarta. Priyanto, D., B. Setiadi, M. Martawidjaja & D. Yulistiani. 2001. Peranan usaha ternak kambing lokal sebagai penunjang perekonomian petani di pedesaan. Balai Penelitian Ternak, Bogor. Rashid, M. 2008. Goat and their nutrition. Manitoba Agriculture. http://www.gov.mb.ca/agriculture/livestock/goat/pdf/bta01s08.pdf.[27 Juli 2012] Simanjuntak, P. J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia. Lembaga Penelitian, Jakarta. Siregar, S. B. 1995. Pakan Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.
50
Sodiq, A & Z. Abidin. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa. PT. AgroMedia Pustaka, Jakarta. Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Edisi keempat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Catakan ketiga. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Soekartawi, J. L, Dillon, J. B, Hardaker & A. Soeharjo. 1986. Ilmu Usaha Tani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI- Press, Jakarta. Williamson, G & Payne, W. J. A. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Terjemahan: D. Darmaja. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
51
LAMPIRAN
52
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUESIONER PETERNAK KAMBING DI KELOMPOK PETERNAK SIMPAY TAMPOMAS, SUMEDANG JAWA BARAT Nomor : Nama pewancara : Tanggal : I. Identitas Responden 1. Nama
: .................................................
2. Umur
: .................................................
3. Alamat
: .................................................
4. Jenis Kelamin
: ................................................
5. Mata pencaharian
: .................................................
6. Pengalaman beternak :.................................................. 7. Jumlah anggota keluarga ................ orang 8. Tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah saudara ikuti : a. Tidak sekolah b. SD/ sederajat (selama ......... tahun) c. SLTP/sederajat (selama .......... tahun) d. SMU/ sederajat (selama ........... tahun) e. Perguruan Tinggi (selama ........... tahun) 9. Tingkat pendidikan informal bidang peternakan yang pernah saudara ikuti Kegiatan
Lama Pendidikan ( hari/ bulan/ tahun)
Keterangan
Kursus Pelatihan Penyuluhan Lainnya
10. Motivasi beternak : a. b. c. d.
Meningkatkan pendapatan Usaha turun temurun Tidak dapat bekerja di bidang lain Lainnya .................
53
II. Usaha Peternakan Kambing Perah A. Kepemilikan ternak 1. Bagaimana status kepemilikan ternak kambing pernah yang saudara pelihara? a. Milik sendiri
b. Memelihara ternak orang lain/gaduhan
2. Kapan saudara mulai memelihara ternak kambing?.......................................... 3. Berapa jumlah ternak kambing perah yang saudara pelihara?..........ekor a. Milik sendiri =
ekor
b. Gaduhan
ekor
=
Kategori
Jumlah (ekor)
Kambing induk laktasi - Bunting - Tidak bunting Kambing induk kering - Bunting - Tidak bunting Dara Jantan Betina -
Dewasa Muda Anak Anak
Kambing cacat/ afkir - Jantan dewasa - Jantan muda - Jantan anak - Induk - Betina muda/dara - Betina anak
54
4. Berapa total produksi susu yang dihasilkan ternak induk kambing setiap hari? Induk
Jumlah produksi susu (liter) Maks Minim
Frekuensi pemerahan/ hari
Umur
Laktasi ke-
Produksi susu pada hari ini (liter)
Induk 1 Induk 2 Induk 3 Induk 4 Induk 5 Induk 6 Induk 7 Induk 8 Induk 9 Induk10
B. Pakan 1. Bagaimana cara memperoleh pakan (hijauan)? a. Disabit oleh pemilik sendiri b. Disabitkan oleh tenaga kerja upahan c. Lainnya, sebutkan...................................................................................... 2. Darimana biasanya saudara memperoleh hijauan makanan ternak? a. Padang rumput/lahan pertanian milik sendiri (berapa...................................m2 / Ha) Rumput / legum/ pohon apa yang ditanam? 1). Rumput Gajah 2). Rumput Lapang 3). .......................... 4). .......................... Apakah rumput yang ditanam mencukupi baik musim kemarau maupun penghujan? Ya / tidak. Jika tidak, darimana saudara mendapatkan hijauan tambahan? - Membeli, berapa kg/ikat? (Rp ............................................./kg/ikat.............) - Lainnya ................................................................. b. Padang rumput/lahan pertanian milik orang lain c. Kombinasi a dan b d. Lainnya, sebutkan ................................
55
3. Berapa frekuensi pemberian hijauan ............... kali/hari (pukul berapa saja?.........................., ................................, ............................... Jumlah pemberian hijauan (kg) IL IK D JD JM C
Jenis Hijauan yang diberikan
Biaya hijauan (Rp/kg)
Keterangan : IL IK D JD JM C
= Induk Laktasi = Induk kering = Dara = Jantan Dewasa = Jantan Muda =Cempe
4. Apakah saudara menggunakan alat transportasi untuk mengangkut rumput dan mengantar susu? Ya/tidak Alat transportasi
Jumlah (buah)
Tahun pembelian
Umur ekonomis
Biaya pembelian (Rp)
Biaya transportasi/hari (Rp)
Mobil - Truk - Colt Motor
5. Apakah saudara juga memberikan pakan penguat (konsentrat)? Ya/tidak 6. Jika ya, berapa frekuensi pemberian konsentrat dalam satu hari? .....kali, sebanyak...............kg, waktu (pukul)............., ...................., ................. Jenis pakan yang diberikan
Keterangan : IL = Induk Laktasi IK= Induk kering D= Dara
IL
Jumlah pemberian pakan (kg) IK D JD JM
C
Biaya pakan (Rp/kg)
JD = Jantan Dewasa JM = Jantan Muda C= Cempe
56
Perkandangan 1. kepemilikan kandang a. milik sendiri
b. Menyewa (biaya sewanya? Rp............./...........)
2. perincian kandang yang digunakan : a. Luas kandang : ...........m2 b. jumlah kandang: 1. .................m2(untuk ternak kambing :....................) 2. .................m2 (untuk ternak kambing : ..................) 3. .................m2 (untuk ternak kambing : ..................) 4. .................m2 (untuk ternak kambing : ..................) Jenis Bangunan
Jumlah (buah)
Kapasitas (ekor)
Tahun pembuatan
Usia ekonomis (tahun)
Biaya Pembuatan
Kandang Induk Kandang Cempe Gudang Penampungan fases ...................... .....................
c. jarak kandang dari rumah pemilik : ..............m2 d. atap
: genteng/seng/rumbia/asbes/lainnya............................
e. dinding : papan kayu/tembok/bambu/lainnya........................... f. lantai
: papan kayu/semen/beton/bambu/lainnya...................
3. berapa biaya total yang saudara keluarkan untuk pembuatan kandang? Rp.................................... D.Peralatan dan Perlengkapan Jenis
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Umur Ekonomis
umur pakai > 1 tahun arit sekop cangkul Milk can Pemotong kuku kambing Cooling unit ........................
........................ ........................
57
Jenis
Jumlah
Harga satuan (Rp)
Umur Ekonomis
Umur pakai < 1 tahun Sepatu boot ember sikat Sapu lidi Selang (........meter) Saringan kain Sarung tangan .................... ...................... .....................
Perkawinan 1. Berapa umur ternak kambing saudara saat dikawinkan pertama kali .............. tahun 2. Berapa umur ternak kambing saudara ketika disapih ?....................bulan 3. Darimana saudara memperoleh pejantan unggul ? a. Milik sendiri b. Milik orang lain c. Keduanya d. Lainnya.............. 4. Apakah saudara sudah menggunakan teknologi inseminasi buatan (IB)? a. Ya
b. Tidak
5. Jika ya, siapa yang melakukannya ?......................................................... 6. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk setiap menggunakan IB? Rp...................... 7. Berapa kali rata-rata melakukan IB untuk setiap keberhasilan ternak untuk bunting? ........................kali
58
E. Penanganan Penyakit 1. Penanganan Penyakit (selama satu tahun) Jenis penyakit
pengobatan
Biaya pengobatan
Ciri-ciri
2. Apakah anda memberikan vaksin kepada ternak? Ya/tidak 3. Berapa biaya vaksin selama satu tahun untuk ternak kambing yang saudara pelihara ? Rp............................................./ternak Jenis vaksin.............................................. F. Kepemilikan Lahan 1. Berapa total luas lahan yang saudara miliki : ......................m 2 2. Berapakah luas lahan/tanah yang saudara pergunakan untuk : a. tempat tinggal/rumah
:...................................m2
b. kandang
: ..................................m2
c. pekarangan
: ..................................m2
d. lahan hijauan
: ..................................m2
e. lainnya .....................
: ..................................m2
G. Pendapatan Usaha Ternak 1. Berapa total penjualan ternak kambing saudara selama satu tahun terakhir Ternak kambing Induk (ekor)
jumlah
Nilai (Rp)
Dara (ekor) Jantan dewasa (ekor) Jantan muda (ekor) Cempe (ekor) Total
59
2. Penjualan susu segar dan fases kambing perah
Penjualan susu
..............liter
Frekuensi (kali) ............./hari
Penjualan fases
.............kg
............../........
Penjualan
Jumlah
Harga (Rp)
keterangan
3. Perincian penggunaan susu
Bulan
Dikonsumsi tidak tunai (liter) Anak kambing Pemilik (cempe)
Penjualan tunai (liter) KUD
Non KUD
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total (Rp)
4. Apakah saudara membayar pajak untuk untuk usaha ternak kambing ? ya/tidak . Jika ya, berapa biaya pajak selama setahun ? Rp................. 5. Berapa listrik yang dibayar per bulan untuk penerangan kandang dan penggunaan fasilitas di peternakan saudara ? Rp.......................... III. Curahan Tenaga Kerja 1. Berapa waktu yang dicurahkan untuk jenis pekerjaan di bawah ini : (menit/hari) Jenis pekerjaan
Jumlah (orang)
Penggunaan TK Suami
Istri
Anak
Frekuensi (kali/hari)
Memberikan hijauan Memberikan konsentrat Memberikan air minum Membersihkan kandang Membersihkan
60
peralatan susu Memandikan kambing Memerah kambing Mengawinkan kambing Mengangkut susu Mencari hijauan Mencacah rumput Memotong kuku Membersihkan kotoran kambing Lainnya, sebutkan ............ Total curahan jam kerja
2.
Berapa hari efektif dalam setahun untuk kegiatan pemeliharaan ternak kambing?
IV. Pemasaran 1. Kepada siapa anda menjual susu? 2. Siapakah yang menentukan harga jual susu? 3. Apakah susu yang terjual diantar atau pembeli datang langsung ke peternakan? 4. Apakah yang saudara lakukan jika ternak kambing tidak dapat menghasilkan susu lagi? 5. Kemana biasanya saudara menjual ternak kambing perah? 6. Siapakah yang menentukan harga jual ternak kambing perah? 7. Alasan apa yang membuat saudara menjual ternak kambing perah? a. Membutuhkan uang tunai b. Ternak sudah tidak produktif c. Lainnya,................................ 8. Berapa harga jual ternak kambing perah cacat (afkir)?...............................(Rp/ekor) 9. Kepada siapa saudara menjual kotoran ternak ?.................................... 61
V. Perkembangan Ternak 1.
Berapa banyak jumlah ternak yang saudara miliki selama satu tahun? Ternak Kambing
Awal tahun (ekor)
Akhir tahun (ekor)
Kambing induk laktasi Kambing induk kering Jantan - Dewasa - Muda - anak Betina - Dara - anak Kambing cacat/afkir - induk - dara - jantan dewasa - jantan muda - cempe 2.
Berapa perkembangan harga jual ternak selama setahun? Ternak Kambing
Harga Awal Tahun
Harga Akhir Tahun
Kambing induk laktasi Kambing induk kering Jantan - Dewasa - Muda - anak Betina - Dara - anak Kambing cacat/afkir - induk - dara - jantan dewasa - jantan muda - cempe
62
3. Berapa jumlah perubahan ternak (mutasi ternak) yang saudara miliki selama satu tahun? Kategori Ternak (ekor)
Mutasi Induk
Dara
Dewasa Muda Jantan Jantan
Anak Jantan
Anak Betina
Kelahiran Kematian Dijual Untuk kegiatan sosial Kehilangan Apa saja kendala yang dialami selama menjadi peternak kambing perah?.............................................................................................................................. ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ....................................
63