ANALISIS PENGATURAN TOLL FEE PADA SUATU RUAS PIPA TRANSMISI GAS
TUGAS AKHIR
Oleh: WISNU JALUAKBAR NIM 12204024
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA TEKNIK pada Program Studi Teknik Perminyakan
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS ILMU KEBUMIAN DAN TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2008
PENGATURAN TOLL FEE PADA PIPA TRANSMISI GAS
TUGAS AKHIR
Oleh: WISNU JALUAKBAR NIM 12204024
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar SARJANA TEKNIK pada Program Studi Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung
Disetujui oleh: Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Tanggal……………………………..
(Dr. Ir. Arsegianto)
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir dangen baik yang artinya mengakhiri masa pendidikan penulis di Program Studi Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung. Pengerjaan dan penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Papa yang selalu bekerja keras dan mikirin keperluan anak-anaknya, Mama dengan semua omelannya untuk memacuku agar menjadi manusia yang lebih baik lagi. Dan pastinya kakak – kakakku tercinta. Terima kasih atas kasih sayang dan motivasi yang diberikan, serta tambahan uang jajan di akhir bulan.hehehehe 2. Bapak Dr. Ir. Taufan M. Msc. selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan ITB, 3. Bapak Ir. Hernansjah selaku dosen wali yang telah membimbing dan memberikan pengarahan selama penulis mengenyam pendidikan di Program Studi Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung, 4. Bapak Dr. Ir. Arsegianto selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberi masukan, dan dorongan selama penulis menyelesaikan tugas akhir serta meluluskan kompre. Terimakasih mas. 5. Bpk Dr. Ir. Sutopo dan mas Amega. Alhamdulillah berkat mas saya bisa lulus kompre. 6. Seluruh staf pengajar di Program Studi Teknik Perminyakan yang telah membagi ilmunya kepada penulis, 7. Pak Oman, Pak Paryono, Pak Haryanta, serta seluruh pegawai tata usaha Program Studi Teknik Perminyakan yang telah membantu tanpa kenal lelah dan sabar agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan di ITB, 8. Special thanks for Meitha Fitria yang selalu setia menemani penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini 9. Segenap penghuni ”Siliwangi berduri”(aan yo, emBIEkkk, gantinadek, 808) dan orang-orang yang sering mampir (nanda,dongo, pises, mantai,sanggi dll) Thanx bro..ga salah pilih bwt tinggal bareng ma klean!! 10. Rekan-rekan di Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan PATRA ITB, Penulis sadar bahwa hasil penulisan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Bandung, Juli 2008 Penulis, Wisnu Jaluakbar
Analisis Pengaturan Toll Fee Pada Suatu Ruas Pipa Transmisi Gas Wisnu Jaluakbar* Dr. Ir. Arsegianto**
Sari Walaupun Indonesia termasuk negara yang maju di dunia dalam pengembangan gas bumi, khususnya gas bumi cair (liquefied natural gas: LNG) untuk diekspor, namun pengembangan industri gas bumi di dalam negerinya sendiri masih sangat terlambat. Gas bumi Indonesia hingga saat ini lebih banyak dimanfaatkan untuk di ekspor, meskipun kebutuhan untuk pemanfaatan di dalam negeri terus meningkat. Menyadari hal ini pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan gas di dalam negeri. Makin mahalnya harga minyak sebagai akibat pengurangan subsidi bahan bakar minyak makin memicu peningkatan kebutuhan gas di Indonesia. Tingginya permintaan akan gas juga meningkatkan pemintaan akan instalasi pipa transmisi gas sebagai salah satu media transportasi yang digunakan. Toll fee merupakan kewajiban yang akan dibebankan operator pipa ke konsumen untuk membayar sejumlah uang sewa dalam proses transportasi gas melalui instalasi pipa. Namun harga ini ditetapkan oleh pemerintah melalui mekanisme lelang. Harga ini berubah seiring dengan waktu sesuai toll fee path yang telah ditentukan. Tujuan studi ini adalah menganalisa suatu kasus tentang proses estimasi harga toll fee serta pengaturannya dengan memperhitungkan beberapa parameter sebagai indikator ekonomi. Hasil yang diperoleh dari studi ini menunjukkan proses estimasi harga toll fee dan parameterparameter apa saja yang digunakan dalam melakukan analisa. Kata kunci : toll fee, indikator ekonomi Abstract Indonesia is one among the most advanced countries in developing liquefied natural gas (LNG) for exports, but the country is quite late in building its natural gas industry for domestic use. The amount of natural gas for domestic use is less than for export purpose, even tough the demands for domestic use is increasing. Realizing, the government arranged to fulfill the need of natural gas for domestic use as the main concern. Gas demand in Indonesia is increasing as a result of increasing of oil price due to fewer subsidies in oil price. The increasing demands of natural gas effect on the increasing of pipe installation as one among gas transportation methods. Toll fee is a compulsory for consumen to pay rent to pipe operator when using pipe instalation in gas transportation. The price has been set by goverment with using auction methods. But it will change followed the toll fee path. The object of this study is to analyze a case about toll fee estimation which may happen with concerning some economic indicator. The result from this study shows the proses to estimate toll fee and some indicators that we concern when analysing the case. Keywords : toll fee, economic indicator *
) Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan – InstitutTeknologi Bandung ) Dosen Pembimbing Program Studi Teknik Perminyakan – Institut Tenologi Bandung
**
Wisnu Jaluakbar, 12204024, Sem 2 2007/2008
1
I.
PENDAHULUAN Indikator ekonomi adalah parameter-parameter dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi secara obyektif. Persentasi indikator ekonomi secara kuantitatif dapat digunakan sebagai petunjuk atau alat evaluasi dalam mengambil keputusan mengenai kelayakan proyek. Indikator-indikator yang digunakan dalam studi ini adalah :
Latar Belakang Dengan semakin digalakkannya penggunaan gas alam sebagai bahan bakar pengganti minyak telah meningkatkan permintaan gas setiap tahunnya. Namun sayangnya instalasi pipa sebagai salah satu media transportasi dirasa masih sangat kurang. Maka pemerintah melakukan program pembangunan instalasi pipa transmisi dan distribusi dari daerah sumber gas ke daerah – daerah konsumen yang sangat membutuhkan terutama untuk daerah-daerah industri. Dalam ketentuan yang berlaku di Indonesia, bentuk pengoperasian pipa adalah monopolistik. Dimana hanya ada satu perusahaan operator pipa dalam suatu ruas pipa transmisi gas. Mekanisme yang digunakan dalam penentuan operator tersebut adalah melalui lelang (tender) yang dilakukan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas). Dalam menentukan pemenang lelang, BPH Migas menggunakan owner estimate yaitu suatu nilai toll fee (dalam US$/MSCF) yang ”tetap” berdasar IRR pemerintah Semakin rendah toll fee bid perusahaan peserta dari owner estimate maka semakin tinggi nilai yang akan diberikan. Salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan untuk dapat memenangkan lelang adalah dengan melakukan pinjaman (leverage) sehingga IRR peusahaan bisa dibawah IRR pemerintah. . Tujuan Penelitian
Net Present Value (NPV) Didalam menilai keekonomian suatu proyek, perlu dilakukan analisis tentang nilai uang pada waktu sekarang bersih (NPV) dari suatu Cash Flow. NPV dapat menunjukkan jumlah keuntungan bersih yang dinilai pada waktu sekarang yang dihitung berdasarkan suatu harga bunga (interest rate) tertentu. Sehingga NPV dapat digunakan untuk menunjukkan nilai absolute earning power dari modal yang diinvestasikan di proyek, yaitu total pendapatan (discounted) dikurangi total biaya (discounted) selama proyek. Apabila NPV bernilai positif, proyek layak untuk dijalankan. Namun apabila NPV bernilai negatif maka proyek tidak layak, karena akan memberikan kerugian secara ekonomis. NPV juga dapat digunakan untuk menentukan internal rate of return (IRR), yaitu pada saat NPV = 0. Dalam hal ini proyek tidak memberikan keuntungan maupun kerugian secara ekonomis. Berarti investasi tersebut menghasilkan IRR yang sama besarnya dengan harga yang digunakan. Present Value dapat dinyatakan dengan :
Tujuan studi ini adalah : • Mengetahui Owner Estimate dari BPH Migas dalam Tender. • Menghitung toll fee yang akan diajukan operator pipa dalam lelang (bidding). • Menghitung IRR operator pipa apabila menggunakan pinjaman (leverage). • Menghitung kenaikan harga toll fee (toll fee path) dalam waktu kontrak. II.
C=
NPV= Co+
S1 S S + 1 2 +... 1 n 1 (1+ i) (1+ i) (1+ i)
(1) (2)
J
Sn n n = 0 (1 + i )
NPV = ∑
METODOLOGI
(3)
Internal Rate of Return (IRR)
Metode Penelitian
IRR adalah harga bunga yang menyebabkan besarnya harga cash inflow sama dengan outflow bila cash flow didiskon untuk suatu waktu tertentu. IRR dapat menunjukkan nilai relatif earning power dari modal yang diinvestasikan di proyek, yaitu discount rate yang menyebabkan NPV = 0.
Studi ini dilakukan dengan menganalisa suatu kasus tentang proses estimasi harga toll fee serta pengaturannya dengan memperhitungkan beberapa parameter sebagai indikator ekonomi. Indikator Ekonomi
Wisnu Jaluakbar, 12204024, Sem 2 2007/2008
S (1 + i ) n
2
pemboran dan produksi, mesin-mesin, fasilitas produksi konstruksi dan alat transportasi yang mengalami depresiasi nilai karena pemakaian. Sedangkan istilah barang non kapital adalah modal yang meliputi semua tipe dari mineral, biaya-biaya operasi dan pemeliharaaan. Tidak ada nilai yang dapat ditetapkan pada saat pemeriksaan dan modal tidak mengalami depresiasi terhadap waktu. Penggolongan suatu barang apakah termasuk kapital atau non-kapital bersifat tidak pasti, tergantung pada perjanjian yang dilakukan.
Penghitungan nilai IRR umumnya menggunakan pendekatan coba-coba (trial and error), yaitu menentukan NPV pada beberapa tingkat diskon sampai diperoleh nilai NPV negatif dan positif, kemudian dilakukan interpolasi dimana NPV sama dengan nol dari harga NPV positif dan negatif yang terdekat dengan nol. Kelemahan konsep IRR adalah tidak dapat dipakai untuk mempertimbangkan resiko secara eksplisit. IRR juga tidak memberikan informasi mengenai jumlah biaya yang terlibat dalam proyek dan berapa lama pay out time (POT) akan tercapai. Harga IRR harus memenuhi persamaan berikut : J
Sn
∑ (1 + ROR) n =0
n
=0
2.3.2. Depresiasi Suatu barang atau modal kapital akan mengalami pengurangan nilai karena waktu atau pemakaian. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam menghitung periode depresiasi dari suatu barang atau modal adalah biaya awal (initial cost), harga/biaya yang dapat diperoleh (recoverable cost) pada waktu barang-barang selesai atau tak dapat dipakai lagi dan lama waktu pemakaian. Beberapa metode depresiasi yang sering dipakai adalah straight line, declining balance, dan double declining balance with cross over dan write off, yang mempergunakan kombinasi dari metode double declining balance dan straight line.
(4)
Pay Out Time (POT) Pay out time menunjukan waktu yang diperlukan oleh investor untuk memperoleh modalnya kembali. Investor selalu mengingikan dana yang ditananamkan cepat kembali, yaitu proyek yang mempunyai POT yang lebih pendek. Namun indikator POT ini mempunyai kelemahan tidak memberikan gambaran apa yang akan terjadi setelah POT tercapai, dan juga tidak menghitung keuntungan dari investasi. Dengan kelemahan ini maka POT jarang digunakan sebagai indikator utama dalam pemilihan proyek tapi hanya sebagai pertimbangan tambahan. Harga IRR harus memenuhi persamaan berikut POT
∑ t =0
( Rt − Ct ) =0 (1 + d )t
- Metode Straight Line Pada metode ini depresiasi dihitung dengan menganggap penurunan nilai barang tiap tahunnya dianggap konstan dari awal tahun sampai akhir periode depresiasi. Secara matematis, metode ini dapat ditulis sebagai berikut : Investasi Depresiasi = (6) Waktu Depresiasi
(5)
Struktur Fiskal Kontrak Bagi Hasil Dalam kontrak bagi hasil terdapat beberapa komponen yang digunakan dalam perhitungan indikator keekonomian suatu proyek.
- Metode Declining Balance Pada metode ini depresiasi dihitung dengan menganggap penurunan nilai barang tidak sama dari tahun ke tahun. Pada awal penurunan nilai barang lebih besar dibanding pada tahun berikutnya. Secara matematis, metode ini dapat ditulis sebagai berikut :
2.3.1. Investasi Kapital dan Non-Kapital Istilah kapital dan non-kapital digunakan untuk mendefinisikan nilai suatu barang atau modal sebagai fungsi dari waktu. Barang-barang yang digolongkan sebagai kapital adalah barangbarang yang dianggap memiliki pengurangan nilai atau depresiasi terhadap waktu, sedangkan barang-barang non-kapital dianggap tidak memiliki nilai depresiasi. Istilah barang/aset kapital didefinisikan sebagai nilai uang dari suatu modal (asset) yang tangible, hal ini meliputi bangunan-bangunan, peralatan Wisnu Jaluakbar, 12204024, Sem 2 2007/2008
( Depresiasi )i =
1 ( Investasi − Depresiasii −1 ) T
(7)
- Metode Double Declining Balance Metode ini hampir sama dengan metode declining balance, hanya saja nilai suatu barang akan berkurang dua kali lebih cepat
3
Tabel.2 Pengolahan Data
daripada metode declining balance. Secara matematis, metode ini dapat dituliskan sebagai berikut : 2 ( Depresiasi )i = ( Investasi − Depresiasii −1 ) T
Investasi Investasi Pipa Investasi Kompresor Investasi Total
(8)
2.3.3 Pajak Pajak adalah pembayaran yang wajib diberikan oleh kontraktor ke pemerintah. Pajak hanya dipungut pemerintah apabila recovery dari biaya melebihi revenue. Besarnya pajak tergantung dari kebijakan pemerintah. III.
Pipa Kompresor
STUDI KASUS
US$
3,000,000
US$
171,000,000
US$
O&M 6,720,000 750,000
US$ US$
Penghitungan Owner Estimation
Data
Sebagai regulator, dalam melakukan lelang BPH Migas haruslah memiliki owner estimate yaitu nilai toll fee (dalam US$/MSCF) yang akan digunakan sebagai acuan ketika lelang berlangsung. Nilai ini akan digunakan sebagai parameter utama dalam penentuan pemenang lelang (perusahan peserta), semakin rendah toll fee bid dari owner estimate semakin tinggi nilai yang diberikan. Owner estimate ini berupa toll fee yang “tetap” meskipun pada kenyataannya nanti nilai toll fee ini akan berubah berdasar toll fee path dari operator pipa. Dari perhitungan pada lampiran B diperoleh Owner Estimate sebesar US$ 0.2621/MSCF
Kasus yang terjadi adalah pembangunan pipa transmisi dari Cirebon ke Semarang, dan dari Semarang ke Gresik. Dengan data yang digunakan sebagai berikut : Tabel 1. Data Proyek Pipa Panjang (L) 300 Diameter (D) 28 Harga (P) 20 Operating and maintenance (O&M) 4 Cost Kompresor Jumlah (n) 2 Daya (p) 1000 Harga (P) 1500 Operating and maintenance 25 (O&M) Cost Data Tambahan IRR 12 Laju alir Gas (Qg) 300 Bunga Bank 4 Bunga Pinjaman 8 Data Fiskal Pajak 30 PPN 10 Iuran BPH 0.5
168,000,000
Km Inch US$/in.m %
Penghitungan (bidding)
Unit HP US$/HP
Fee
dalam
lelang
Setelah mengetahui owner estimate maka perusahaan peserta lelang dapat mengajukan toll fee bidnya. Nilai bid ini beragam untuk tiap-tiap perusahaan tergantung dari keberanian perusahaan dalam menentukan IRRnya. Dalam studi ini agar bisa memenangkan lelang tersebut sebuah perusahaan berani memasang IRR sebesar 10% (perhitungan lihat Lampiran C) sehingga menghasilkan nilai toll fee sebesar US$ 0.2339/MSCF.
%
% MMSCF/D % % % % %
Penghitungan IRR Akibat Leverage Leverage adalah pengurangan modal secara besar-besaran dengan melakukan pinjaman. Dengan menggunakan pinjaman maka dapat menaikkan IRR, hal ini dikarenakan investasi yang dikeluarkan lebih sedikit namun memiliki resiko yang lebih besar.
Pengolahan Data Dari data diatas dapat diolah seperti pada lampiran A sehingga diperoleh :
Wisnu Jaluakbar, 12204024, Sem 2 2007/2008
Toll
4
menghapuskan monopoli pemerintah dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Badan Usaha yang ingin melakukan kegiatan usaha migas. Sayangnya perkembangan industri gas di Indonesia terhadang oleh kendala kurangnya investor akibat besarnya investasi yang harus dikeluarkan untuk pembangunan proyek. Seperti diungkapkan oleh Nugroho : ”Secara umum, transportasi gas bumi membutuhkan biaya dan persyaratan teknis yang lebih tinggi dibandingkan transportasi minyak mentah, produk-produk minyak (oil products) maupun batubara” (Nugroho, 2004). Namun bisnis ini juga sangat menjanjikan karena dapat memberikan pengembalian modal (POT) yang singkat dengan IRR yang cukup tinggi. Maka peran pemerintah untuk mengemas industri ini sehingga dapat menarik para investor sangat diperlukan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mengatur harga sewa yang akan dibebankan operator pipa kepada konsumen (toll fee) yang dihitung dalam persatuan ruas transmisi pipa. Ruas transmisi adalah ruas tertentu dari Jaringan Pipa Transmisi Gas Bumi yang merupakan bagian dari Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional yang ditetapkan oleh Menteri.
Dalam studi ini agar menghasilkan IRR yang besar perusahaan tersebut melakukan pinjaman (leverage) sebesar 70% dari total investasi (perhitungan lihat Lampiran D) sehingga dapat menghasilkan IRR sebesar 34.77 % Penghitungan Toll Fee Path Untuk mengantisipasi adanya inflasi yang menyebabkan penurunan daya beli dari uang tersebut maka perlu dibuat toll fee path yang berupa kenaikan harga toll fee terhadapwaktu. Pada kasus ini dengan menggunakan IRR = 10% dan kenaikan 8% pertahun. Perhitungan IRR dilakukan secara Geometrik yang dapat dituliskan pada persamaan berikut :
Geometrik (i ≠ E ) P=B
(
1 − (1 + E )
(1 + i ) )
n
1− E
Sehingga pada akhir proyek harga toll fee adalah US$ 3.4621/MSCF Toll fee path yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut :
4
Toll Fee (US$/MSCF)
3.5 3
Oleh sebab itu penulis merasa perlu adanya suatu Analisis Pengaturan Toll Fee Pada Suatu Ruas Pipa Transmisi Gas.
2.5 2 1.5 1
Pada studi ini beberapa asumsi yang digunakan adalah : • pembangunan proyek diprediksikan selesai pada tahun ketiga. Dan terjadi Grace Period selama 5 tahun, yaitu masa dimana operator hanya membayar bunga pinjaman tanpa membayar pinjaman pokok.investasi. • Jumlah investasi dan pinjaman dibayarkan secara bertahap selama 3 tahun masa pembangunan proyek tersebut. • Pajak yang diberikan oleh pemerintah sebesar 30%. Sedangkan PPN 10 % dan iuran BPH 0.5% dari revenue yang akan dibayarkan setelah pendapatan dipotong pajak. • Depresiasi yang terjadi diasumsikan linier selama masa kontrak berlaku
0.5 0 0
5
10
15
20
25
30
Tahun
IV.
DISKUSI
Dengan diberlakukannya UU Migas No. 22 tahun 2001 telah mengubah kerangka hukum bisnis migas di Indonesia secara cukup signifikan. Perubahan ini tidak hanya terjadi pada sektor hulu tetapi juga pada sektor hilir. Hal ini sangat membantu dalam perkembangan industri gas. Dimana dalam UU tersebut diatur bahwa kini bisnis migas menganut prinsip pemisahan usaha (unbundling principle) yaitu bahwa perusahaan yang bergerak di sektor hulu tidak diperbolehkan berusaha di sektor hilir, demikian pula sebaliknya. UU ini juga Wisnu Jaluakbar, 12204024, Sem 2 2007/2008
5
3.
Sistem pengoperasian pipa yang secara monopolistik itu berdasar atas UU 22/2001 Pasal 27:2 dimana “Terhadap Badan Usaha pemegang Izin Usaha Pengangkutan Gas Bumi melalui jaringan pipa hanya dapat diberikan ruas Pengangkutan tertentu. ... ”. Untuk dapat menjadi operator pipa, perusahaan tersebut haruslah memenangkan lelang yang diadakan oleh BPH Migas. Sebagai regulator, dalam melakukan lelang BPH Migas haruslah memiliki owner estimate yaitu nilai toll fee (dalam US$/MSCF) yang akan digunakan sebagai acuan ketika lelang berlangsung. Nilai ini akan digunakan sebagai parameter utama dalam penentuan pemenang lelang (perusahan peserta), semakin rendah toll fee bid dari owner estimate semakin tinggi nilai yang diberikan. Pada penghitungan dengan leverage menunjukkan bahwa leverage dapat menguntungkan, tetapi dapat pula merugikan. Adanya leverage ini meningkatkan resiko, karena apabila cashflow tidak berjalan seperti yang diharapkan, maka kita tetap harus membayar bunga pinjaman dari uang kita apabila proyek tidak mampu menyisakan uang untuk membayarnya. Selain itu pengaturan besarnya jumlah pinjaman harus dioptimasi sedemikian rupa sehingga beban bunga yang terjadi tidak terlalu besar. Optimasi ini dapat berupa peminjaman dalam jumlah yang kecil pada awal proyek, dan semakin bertambah besar ketika akhir pembangunan. Hal ini dikarenakan pada awal proyek umumnya baru berupa studi sehingga belum membutuhkan dana yang besar, berbeda dengan ketika pembangunan proyek telah berjalan dimana sangat dibutuhkan dana segar untuk pembangunan proyek.
4.
5. 6.
VI.
2.
VII. C S i n Rt Ct T d VIII.
2.
Untuk mengantisipasi kerugian investor akibat penurunan daya beli uang, di awal proyek investor telah memperhitungkan perubahan harga toll fee akibat inflasi yang akan terjadi dengan menggunakan metode Geometrik. Dalam melakukan perubahan ini investor harus mengacu pada pedoman yang telah ada dan tetap membutuhkan persetujuan dari BPH Migas. Perubahan harga ini umum disebut dengan toll fee path. V.
SARAN 1.
1.
3.
4. 5.
Penentuan operator pipa melalui lelang yang diadakan oleh BPH Migas. BPH Migas perlu memiliki owner estimate yang akan digunakan sebagai acuan dalam lelang. Leverage dapat menaikkan IRR proyek Harga toll fee berubah sesuai path yang telah ditentukan.
Dalam menghitung harga Toll fee, analisis yang dilakukan masih perlu memperhitungkan faktor-faktor lain seperti kandungan gas, dll. Perlu dilakukan analisis lanjutan dari studi ini agar hasil yang diperoleh bisa dilakukan secara general. DAFTAR SIMBOL = nilai uang pada waktu sekarang = nilai uang pada waktu n (tahun) = bunga rata-rata = waktu (tahun) = revenue pada waktu t = biaya (termasuk investasi) pada waktu t = Lama waktu depresiaisi = diskon rate DAFTAR PUSTAKA Arsegianto.: ”Ekonomi Minyak dan Gas Bumi,” Diktat Kuliah Teknik Perminyakan ITB,2000. Johnston, Daniel.: ”International Petroleum Fiscal Systems and Prodction Sharing Contracts,” PennWell Publishing Company, 1994. Partowidagdo, Widjajono.: ”Manajemen dan Ekonomi Minyak dan Gas Bumi,” Penerbit Program Studi Pembangunan Pasca Sarjana ITB, 2002. www.bpmigas.com www.esdm.go.id
KESIMPULAN 1.
2.
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2001 sangat berpengaruh dalam perkembangan industri gas. bentuk pengoperasian pipa di Indonesia secara monopolistik.
Wisnu Jaluakbar, 12204024, Sem 2 2007/2008
6
Lampiran A – Pengolahan Data
Lampiran C – Perhitungan Toll Fee dalam Bidding
Investasi Pipa (Ip)
=P×D×L
−investasi
= 20 US$/in.m × 28 in × 300,000 m
NPV = − ⎡⎣OC ( P A , i, n ) ⎤⎦
= US$ 168,000,000
Investasi Kompresor (Ic)
=n×p×P
= 2 × 1,000 HP × 1,500 US$/HP = US$ 3,000,000
Investasi total = Ip + Ic
+ ⎡⎣365 × tollfee × Qg ( P A , i, n ) ⎤⎦ −171, 000, 000
0 = − ⎡⎢6, 720, 000 ( P A , 0.10,30 ) ⎤⎥ ⎢⎣ +750, 000 ( P A , 0.10,30 ) ⎥⎦
+ ⎡⎣365 × tollfee × 3 ×105 ( P A , 0.10,30 ) ⎤⎦
= US$ 168,000,000 + US$ 3,000,000 = US$ 171,000,000
− 171, 000, 000
0 = − [ (6, 720, 000 + 750, 000) × 9.4269 ] O&M pipa
= 4% × US$ 168,000,000 = US$ 6,720,000
O&M pipa
+ ⎡⎣ 365 × tollfee × 3 × 10 5 × 9.4269 ⎤⎦
= 25% × US$ 3,000,000 = US$ 750,000
Lampiran B – Perhitungan Owner Estimation
Toll Fee = US$ 0.2339/MSCF
Lampiran D – Perhitungan IRR dengan Leverage
Toll fee minimum Î NPV = 0, Sehingga :
Loan = 0.7 x 171,000,000 = 119,700,000
−investasi
Rev = 356 x 0.2339 x 3.105 = 25,612,050
NPV = − ⎡⎣OC ( P A , i, n ) ⎤⎦
Equitity = 0.3 x 171,000,000 = 51,300,000
+ ⎡⎣365 × tollfee × Qg ( P A , i, n ) ⎤⎦
OC = 6,720,000 + 750,000 = 7,470,000 D = 17,.000,000/ 30 = 5,700,000 Cashflow pada Tabel 3
−171, 000, 000
0 = − ⎡⎢6, 720, 000 ( P A , 0.12,30 ) ⎤⎥ ⎣⎢ +750, 000 ( P A , 0.12,30 ) ⎦⎥
+ ⎡⎣365 × tollfee × 3 ×105 ( P A , 0.12,30 ) ⎤⎦ − 171, 000, 000
0 = − [ (6, 720, 000 + 750, 000) × 8.0552 ] + ⎡⎣ 365 × tollfee × 3 × 10 5 × 8.0552 ⎤⎦ Toll Fee = US$ 0.2621/MSCF
Lampiran E – Perhitungan Toll Fee Path
− investasi n ⎡ ⎡ (1 + E ) ⎤ ⎤ ⎢ 1− ⎢ ⎥ ⎥ + i 1 ( ) ⎢ ⎣ ⎦ ⎥ − ⎢ OC ( i − E ) ⎥⎥ NPV = ⎢ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ n ⎡ ⎡ (1 + E ) ⎤ ⎤ ⎢ 1− ⎢ ⎥ ⎥ (1 + i ) ⎦ ⎥ ⎢ ⎣ + ⎢ 365 × tollfee × Q g ( i − E ) ⎥⎥ ⎢ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦
−171.000.000 30 ⎡ ⎡(1+ 0.08) ⎤ ⎤ ⎢ ⎥ 1− ⎢ (1+ 0.10) ⎥⎦ ⎥ ⎢ ⎣ − ⎢(6.720.000 + 750.000) ( 0.10 − 0.08) ⎥⎥ ⎢ NPV = ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ 30 ⎡ ⎡(1+ 0.08) ⎤ ⎤ ⎢ 1− ⎢ ⎥ ⎥ + 1 0.10 ( ) ⎢ ⎦ ⎥ + ⎢365×tollfee×3×105 × ⎣ ( 0.10 − 0.08) ⎥⎥ ⎢ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦
−171.000.000
0 = − [ 7.470.000 × 0.46] + ⎡⎣365 × tollfee × 3 × 105 × 0.46 ⎤⎦ Toll fee = US$ 3.4621/MSCF
Tabel 3 - Cashflow untuk Perhitungan IRR dengan Leverage Revenue
Expenditure
Tahun Equity
Loan
Business
Bank Int.
Total
Invest
O&M
Pinjaman Pokok
Bunga Pinjaman
TI Tax
R-E
CF
Total
0
7,000,000
7,250,000
14,250,000
14,250,000
14,250,000
0
0
1
11,300,000
31,450,000
0
42,750,000
42,750,000
580,000
43,330,000
-580,000
0
2
17,000,000
40,000,000
0
57,000,000
57,000,000
3,096,000
60,096,000
-3,096,000
0
3
16,000,000
41,000,000
57,000,000
0
57,000,000
4
25,612,050
0
25,612,050
7,470,000
-6,296,000
0
9,576,000
2,569,815
19,615,815
8,566,050
5,996,235
15,572,235
5
25,612,050
622,889
26,234,939
7,470,000
6
25,612,050
640,330
26,252,380
7,470,000
7,980,000
9,576,000
2,756,682
19,802,682
9,188,939
6,432,258
16,008,258
9,576,000
367,914
25,393,914
1,226,380
858,466
7
25,612,050
736,579
26,348,629
7,470,000
18,414,466
7,980,000
8,937,600
588,309
24,975,909
1,961,029
1,372,720
18,290,320
8
25,612,050
731,613
26,343,663
9
25,612,050
723,813
26,335,863
7,470,000
7,980,000
8,299,200
778,339
24,527,539
2,594,463
1,816,124
18,095,324
7,470,000
7,980,000
7,660,800
967,519
24,078,319
3,225,063
2,257,544
17,898,344
10
25,612,050
715,934
11
25,612,050
708,052
26,327,984
7,470,000
7,980,000
7,022,400
1,156,675
23,629,075
3,855,584
2,698,909
17,701,309
26,320,102
7,470,000
7,980,000
6,384,000
1,345,831
23,179,831
4,486,102
3,140,272
17,504,272
12
25,612,050
13
25,612,050
700,171
26,312,221
7,470,000
7,980,000
5,745,600
1,534,986
22,730,586
5,116,621
3,581,635
17,307,235
692,289
26,304,339
7,470,000
7,980,000
5,107,200
1,724,142
22,281,342
5,747,139
4,022,998
17,110,198
14
25,612,050
684,408
26,296,458
7,470,000
7,980,000
4,468,800
1,913,297
21,832,097
6,377,658
4,464,361
16,913,161
15
25,612,050
676,526
26,288,576
7,470,000
7,980,000
3,830,400
2,102,453
21,382,853
7,008,176
4,905,723
16,716,123
16
25,612,050
668,645
26,280,695
7,470,000
7,980,000
3,192,000
2,291,608
20,933,608
7,638,695
5,347,086
16,519,086
17
25,612,050
660,763
26,272,813
7,470,000
7,980,000
2,553,600
2,480,764
20,484,364
8,269,213
5,788,449
16,322,049
18
25,612,050
652,882
26,264,932
7,470,000
7,980,000
1,915,200
2,669,920
20,035,120
8,899,732
6,229,812
16,125,012
19
25,612,050
645,000
26,257,050
7,470,000
7,980,000
1,276,800
2,859,075
19,585,875
9,530,250
6,671,175
15,927,975
20
25,612,050
637,119
26,249,169
7,470,000
7,980,000
638,400
3,048,231
19,136,631
10,160,769
7,112,538
15,730,938
21
25,612,050
629,238
26,241,288
7,470,000
5,631,386
13,101,386
18,771,288
13,139,901
13,139,901
22
25,612,050
525,596
26,137,646
7,470,000
5,600,294
13,070,294
18,667,646
13,067,352
13,067,352
23
25,612,050
522,694
26,134,744
7,470,000
5,599,423
13,069,423
18,664,744
13,065,321
13,065,321
24
25,612,050
522,613
26,134,663
7,470,000
5,599,399
13,069,399
18,664,663
13,065,264
13,065,264
25
25,612,050
522,611
26,134,661
7,470,000
5,599,398
13,069,398
18,664,661
13,065,262
13,065,262
26
25,612,050
522,610
26,134,660
7,470,000
5,599,398
13,069,398
18,664,660
13,065,262
13,065,262
27
25,612,050
522,610
26,134,660
7,470,000
5,599,398
13,069,398
18,664,660
13,065,262
13,065,262
28
25,612,050
522,610
26,134,660
7,470,000
5,599,398
13,069,398
18,664,660
13,065,262
13,065,262
29
25,612,050
522,610
26,134,660
7,470,000
5,599,398
13,069,398
18,664,660
13,065,262
13,065,262
30
25,612,050
522,610
26,134,660
7,470,000
5,599,398
13,069,398
18,664,660
13,065,262
13,065,262
31
25,612,050
522,610
26,134,660
7,470,000
5,599,398
13,069,398
18,664,660
13,065,262
13,065,262
32
25,612,050
522,610
26,134,660
7,470,000
5,599,398
13,069,398
18,664,660
13,065,262
13,065,262
33
25,612,050
522,610
26,134,660
7,470,000
5,599,398
13,069,398
18,664,660
13,065,262
13,065,262
IRR = 34.77 %
6,296,000
63,296,000