ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI, JUMLAH ANGGOTA, MODAL PINJAMAN, DAN SISA HASIL USAHA TERHADAP PERKEMBANGAN KOPERASI DI KOTA PADANG 1,2
Basirun1, Kasman Karimi, SE, M.Si1, Dr. Firdaus SY, M, P2 Department of Development Economics, Faculty of Economics, University of Bung Hatta Email:
[email protected] Abstract
Cooperative market has accounted for a third of microcredit in Indonesia a much needed public in improving productivity and competitiveness. Even the cooperative is able to serve tens of millions of customers, exceed the ability of the bank though. However, the character of Indonesian cooperatives are small and are not united in a system that both makes the role of co-operatives is not so noticeable in practice. Open environment and the tendency of decentralization provide for cooperative challenges and opportunities that exist to improve the ability of non-cooperative towards a healthy and strong. Analysis of the data used for this study using multiple linear regression analysis method. Hypothesis testing using partial test (t test), simultaneous test (F test) and test the coefficient of determination (R2). Classical Test assumptions with Multicollinearity Test, and autocorrelation. The data used in this study is the capital of data, number of members, loan capital, SHU, and Volume Cooperative business in the city of Padang. The results showed that a variable number of members, loan capital and SHU have a significant effect on the volume of Cooperative Enterprises, while the capital itself has no significant effect on Cooperative Business Volume in the city of Padang. Keywords: SHU, Capital, Volume Business.
karenanya
Pendahuluan Koperasi merupakan kekuatan ekonomi
yang
pendorong
bisa
disebut
pertumbuhan
ini
perekonomian di Indonesia. Dalam
di
kehidupan ekonomi masyarakat saat
masyarakat Indonesia.Perkembangan
ini, koperasi terbukti masih dipe-
tersebut berguna untuk mendorong
rlukan
pertumbuhan
mendorong
berkembang
akhir-akhir
sebagai
koperasi
cukup
pesat
ekonomi,
oleh
1
terutama
dalam
rangka
pertumbuhan
sektor
usaha kecil dan menengah (Dian
umumnya adalah dengan perluasan
Sukmalega, 2010).
investasi.
Koperasi telah menyumbang
Untuk
mencapai
tujuan
sepertiga pasar kredit mikro di
tersebut. koperasi harus memperoleh
Indonesia yang sangat dibutuhkan
perhitungan secara keseluruhan dari
masyarakat luas dalam meningkatkan
berbagai unit-unit kegiatan usaha
produktivitas dan daya saing. Bahkan
atau lebih tepatnnya volume usaha,
koperasi mampu melayani puluhan
yang digunakan sebagai salah satu
juta pelanggan, melebihi kemampuan
indikator
bank
perkembangan
besar
sekalipun.
Namun,
untuk
melihat
koperasi
dalam
karakter koperasi Indonesia yang
menjalankan
kecil dan tidak bersatu dalam suatu
data dari BPS Padang perkembangan
sistem yang baik membuat peranan
volume usaha koperasi dari tahun
koperasi tidak begitu terlihat dalam
1997 sampai tahun 2004 mengalami
praktek. Lingkungan yang terbuka
peningkatan dari sebesar Rp.42.955
dan
juta menjadi Rp.511.097 juta, namun
kecenderungan
memberikan
desentralisasi
tantangan
dan
usahanya.berdasarkan
perkembangan
volume
usaha
kesempatan bagi koperasi yang ada
koperasi dari tahun 2005 sampai
guna
kemampuan
akhir tahun 2009 mengalami keadaan
swadaya menuju koperasi yang sehat
yang berfuktuasi, namun pada tahun
dan kuat. (Dian Sukmalega, 2010)
2010 sempat mengalami peningkatan
meningkatkan
Oleh
karena
itu,
volume
usaha
koperasi
sebesar
pengembangan perkoperasian sangat
Rp.995.506 juta, namun pada tahun
penting,maka
2011 volume usaha koperasi di Kota
tugas
yang
akan
dihadapi oleh koperasi untuk waktu
Padang
yang akan datang akan semakin berat
dengan jumlah volume usaha sebesar
rintangannya. Untuk itu berdasarkan
Rp.765.693 juta.
azaz dan sendi dasar koperasi, salah
mengalami
Volume usaha yang harus
satu isyarat untuk pengembangan
diingkatkan
kesejahteraan
terlaksana
anggota
pada
khususnya dan masyarakat pada
penurunan
tersebut
2
oleh
koperasi
akan
apabila pada koperasi tersedia
modal
yang
mencukupi, baik yang berasal dari
volume usaha koperasi di Kota
partisipasi anggota (simpan pokok,
Padang.
simpanan
wajib,
dan
simpanan
3. Untuk mengetahui seberapa besar
sukarela) maupun modal yang digali
pengaruh
dari luar (hutang).
terhadap volume usaha koperasi
Berdasarkan
latar
belakang
modal
pinjaman
di Kota Padang.
diatas maka dapat dibuat rumusan
Untuk mengetahui seberapa besar
masalah sebagai berikut :
pengaruh SHU terhadap volume
1. Seberapa besar pengaruh modal
usaha koperasi di Kota Padang
sendiri terhadap volume usaha koperasi di Kota Padang?
METODELOGI PENELITIAN
2. Seberapa besar pengaruh jumlah anggota terhadap volume usaha koperasi di Kota Padang?
variabel-variabel akan dimasukan
3. Seberapa besar pengaruh modal
adalah
modal
tersebut
kedalam model sendiri,
modal
jumlah
pinjaman terhadap volume usaha
anggota,
pinjaman,
SHU
koperasi di Kota Padang?
sebagai variabel bebas (independen)
4. Seberapa besar pengaruh SHU
dan volume usaha koperasi sebagai
terhadap volume usaha koperasi
variabel terikat (dependen). Dapat
di Kota Padang?
dinyatakan
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas,maka
yang studi
dikemukakan penelitian
ini
suatu
fungsi
persamaan dibawah ini yaitu: (J. Supranto, 2001) Y = f(X1,X2,X3,X4)……………...(1)
bertujuan : 1. Untuk mengetahui seberapa besar
dalam
Berdasrkan
persamaan
(1)
dapat dibentuk persamaan regresi
pengaruh modal sendiri terhadap
sebagai berikut :
volume usaha koperasi di Kota
Y= a + b1X1+b2X2+ b3X3+ b4X4 +
Padang.
U...................................... .......…..(2)
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah anggota terhadap
Dimana : Y=Volume Usaha Koperasi a= Konstanta
3
b1=Koefisien regresi modal sendiri
t test=
X1= Modal sendiri
dimana :
b2=Koefisien regresi jumlah anggota X2=Jumlah anggota
t test= Nilai t yang dihitung bi= Elastisitas varibla (i)
b3=Koefisien regresi modal pinjaman
se(bi)= Standar error (i)
X3=Modal Pinjaman
dengan ketentuan :
b4=Koefisien regresi SHU
1. t hitung < t tabel
X4=SHU
hipotesa nol (Ho) diterima dan
U= Disturbance terms
hipotesa alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak ada hubungan yang
Koefisien Determinasi (R2)
berarti
Pengujian R2 atau koefisien determinasi berguna untuk melihat seberapa besar proporsi sumbangan
antara
variabel
bebas
dengan variabel terikat. 2. t hitung > t tabel hipotesa nol (Ho) ditolak dan
seluruh variabel bebas terhadap naik
hipotesa alternatif (Ha) diterima,
turunnya variabel tidak bebas.
artinya terdapat hubungan yang
2
R =
berarti
Dimana :
antara
variabel
bebas
dengan variabel terikat.
2
R = Koefisien determinasi Nilai R2 berkisar antara 0
Pengujian F (F-test)
sampai 1, suatu R2sebesar 1 berarti
Untuk menguji ada tidaknya
ada kecocokan sempurna, sedangkan
pengaruh seluruh variabel bebas
yang bernilai 0 berarti tidak ada
terhadap variabel terikat :
hubungan antara variabel independen
F test =
dan dependen. Dimana ; F test = Nilai F yang dihitung
Uji Koefisien Regresi ( t-test) Uji
koefisien
regresi
(t
statistik) melihat pengaruh antara variabel indipenden secara individual
R2
= Koefisisien Determinasi
k
= Jumlah variabel
n
= Jumlah tahun pengamatan dengan ketentuan:
terhadap variabel dependen. 4
1.
F hitung< Ftabel
koefisien determinasi majemuk (R2)
Hipotesa nol (Ho) diterima dab
regresi awal atau disebut dengan
hipotesa alternatif (Ha) ditolak,
metode Keil Rule of Thumbs. Jika r2
artinya tidak ada hubungan yang
<
berarti
multikolinearitas, (Gujarati, 2003).
antara
variabel
bebas
R2,
maka
tidak
ada
dengan variabel terikat. 2.
F hitung > F tabel
Autokorelasi
Hipotesa nol (Ho) ditolak
dan
Autokorelasi adalah keadaan
hipotesa alternatif (Ha) diterima,
dimana
artinya terdapat hubungan yang
yang satu dengan yang lain saling
berarti
berhubungan,
antara
variabel
bebas
dengan variabel terikat.
faktor-faktor
pengganggu
pengujian
terhadap
gejala autikorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji LM atau Lagrange Multiplier. atau dengan
Uji Asumsi Klasik Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah model yang diteliti akan
mengalami
pemeriksaan
dilakukan
statistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Estimasi Data
(Setyadharma,
Andryan, 2010).
Berdasarkan
hasil
analisis
regresi (Lampiran III), maka dapat dilihat
Multikolinearitas
Adalah
hubungan yang terjadi di antara variabel-variabel
SHU
modal
sendiri,
dapat
terhadap
perkembangan
koperasi.
independen,
terhadap
multikolinearitas
pengaruh
jumlah anggota, modal pinjaman dan
Multikolinearitas
pengujian
Watson
terhadap
penyimpangan asumsi klasik tersebut harus
Durbin
penyimpangan
asumsi klasik atau tidak, maka pengadaan
menggunakan
Persamaan
gejala
berganda
dilakukan
berikut :
regresi
linear
diperoleh hasil sebagai
dengan membandingkan koefisien
Y = 646183,098 +0,634X1- 5,064X2
determinasi
+ 0,880X3+ 5,351 X4
parsial
(r2),
dengan
5
t-hitung= (1,717) (-2,491)
(2,454)
(2,478)
Terlihat bahwa t- tabel lebih besar daripada t-hitung, maka H0 diterima,
t-tabel
= 2,179
Ha ditolak yang berarti bahwa modal
F- hitung
= 17,974
sendiri berpengaruh tidak signifikan
F-tabel
= 3,259
terhadap
R2
= 0,857
usaha pada tingkat kepercayaan 95%.
D-W
= 1,983
α
= 5%
perkembangan
Berdasarkan
hasil
volume
regresi
diperoleh nilai t-hitung untuk jumlah anggota koperasi sebesar -2,491 dan
Uji Koefisien Determinasi (R2)
t-tabel pada tingkat kepercayaan 95%
determinasi
(α =5%), df = 12 diperoleh -2,179.
digunakan untuk melihat seberapa
Terlihat t- hitung lebih besar dari t-
besar proporsi sumbangan seluruh
tabel, maka Ho ditolak Ha diterima
variabel bebas/independen terhadap
yang berarti
naik
jumlah
Uji
koefisien
turunnya
variabel
bebas/
bahwa anggota
dependen yang dilihat melalui R
berpengaruh
square.
perkembangan
Koefisien
determinasi
sebesar 0,857 artinya variasi
naik
turunnya volume usaha koperasi di
sendiri,
jumlah
koperasi
signifikan volume
terhadap usaha
koperasi di Kota Padang pada tingkat kepercayaan 95%.
Kota Padang dapat dijelaskan oleh modal
peningkatan
Berdasarkan
hasil
regresi
anggota,
diperoleh nilai t-hitung untuk modal
modal pinjaman, dan SHU sebesar
pinjaman sebesar 2,454 dan t-tabel
85,70 persen sedangkan 14,30 persen
pada tingkat kepercayaan 95% (α
dijelaskan oleh variabel-variabel lain
=5%), df = 12 diperoleh 2,179.
di luar model.
Terlihat t-hitung lebih besar dari t-
Uji Parsial (Uji t-test)
tabel, maka H0 ditolak, Ha diterima
Berdasarkan
hasil
regresi
yang berarti bahwa modal pinjaman
diperoleh nilai t-hitung untuk modal
berpengaruh
sendiri sebesar 1,717 dan t-tabel
perkembangan
dengan tingkat kepercayaan 95% (α
koperasi di Kota Padang.
=5%), df = 12 diperoleh 2,179.
6
signifikan volume
terhadap usaha
Berdasarkan
hasil
regresi
Uji multikolinieritas dilaku-
diperoleh nilai t-hitung untuk SHU
kan untuk menguji apakah pada
sebesar 2,478 dan t-tabel pada
modelregresi
tingkat kepercayaan 95% (α =5%) ,
korelasi antar variabel independen.
df = 12 diperoleh 2,179. Terlihat t-
Jika
hitung lebih besar dari t-tabel, maka
dinamakan
H0 ditolak, Ha diterima yang berarti
multikolinieritas. Model regresi yang
bahwa SHU koperasi berpengaruh
baik seharusnya tidak terjadi korelasi
signifikan terhadap perkembangan
diantaravariabel
volume usaha koperasi di Kota
Pengujian
Padang pada tingkat kepercayaan
multikolinearitas dilakukan dengan
95%.
memperhatikan nilai matriks korelasi
Uji Signifikan Parameter Simultan
yang dihasilkanpada saat pengolahan
(Uji F-test)
data
Uji F- hitung/statistik secara serempak
ditunjukan
ditemukan
terjadi
korelasi, terdapat
maka problem
independen.
ada
serta
adanya
tidaknya
nilai
VIF
gejala
(Variance
Inflation Factor)dan Tolerance-nya.
oleh
Nilai dari VIF yang kurang dari 10
perbandingan F-hitung dengan F-
dan toleransi yang lebih dari 0,10
tabel. F-tabel (F
maka
menandakan
derajat kepercayaan sebesar 95%.
terjadi
adanya
Adalah
kolinearitas.
α/2 k-1(n-k),
F0,025,(4)(12)
=
dengan
3,259.
bahwa
tidak
gejala
multi-
Sehingga
dapat
Sedangkan F-hitung sebesar 17,974,
disimpulkan bahwa model regresi
karena F-hitung lebih besar dari F-
tersebut
tabel (17,974>3,259). Ini berarti
kolinieritas.
bahwa
modal
sendiri,
tidak
terkena
jumlah
anggota, modal pinjaman, dan SHU berpengaruh positif dan signifikan dalam menjelaskan perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang. Tabel 1.1 Uji Multikolinearitas
Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas
7
multi-
autokorelasi dapat dilakukan dengan
Collinearity Statistics Tolerance VIF Modal 0,480 2,083 Sendiri Jumlah Anggot 0,664 1,507 a Modal Pinjama 0,680 1,470 n SHU 0,569 1,756 Sumber : Data Diolah dengan SPSS. 15,0 Dari ketentuan yang ada bahwa
jika
nilai
VIF
<
menggunakan uji Durbin Watson. secara
Setya Dharma, 2010). Keputusan ada tidaknya Autokorelasi adalah: 1.
Bila nilai DW berada di antara du sampai dengan 4-du, maka koefisien
2.
Bila nilai DW lebih kecil dari dl, koefisien
autokorelasi
lebih
besar dari nol. Artinya ada
independen (modal sendiri, jumlah
lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang
sama
autokorelasi
variabel
anggota, modal pinjaman, dan SHU)
autokorelasi
dengan nol. Artinya tidak ada
terjadi gejala multikolinearitas, dari
semua
mengenai
patokan sebagai berikut: (Andryan
dantolerance > 0,10 maka tidak
nilaitoleransi
panduan
angka Durbin-Watson dapat diambil
10
hasil analisis diatas dapat diketahui
umum
autokorelasi positif
3.
Bila nilai DW terletak di antara dl dan du, maka tidak dapat
dari 10. Maka dapat disimpulkan
disimpulkan
tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 2.2 Hasil Uji Durbin Watson Test
Uji Autokorelasi
Dari Uji ini bertujuan untuk
Dw
Dl
Du
4-Dl
4-Du
melihat apakah dalam suatu model
2,18
0,78
1,90
2,22
2,10
linear ada korelasi antar kesalahan
Sumber : Data Diolah dengan SPSS.
pengganggu pada periode t dengan
15,0
kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas
dari
autokorelasi.
Masalah
autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk
mendeteksi
Tabel
2.2
memperlihatkan
nilai statistik D-W sebesar 2,18 < du (2,10), dari pengamatan ini tidak dapat disimpulkan. hal ini karena nilai DW berada di antara dl dan du
masalah 8
maka harus dilakukan pengujian
Perkembangan volume usaha
autokorelasi apakah model terkena
koperasi. Hasil ini diperkuat
atau tidak, maka dilakukan pengujian
oleh pengujian F-test, dimana
autokorelasi dengan metode lain
F-hitunglebih besar dari F-tabel
yaitu LM test dan hasil yang didapat
(17,074> 3,,259) pada tingkat
nilai DW dengan memakai uji LM
kepercayaan
pada
didukung
Eviews
7
sebesar
1,93
95%
dengan
dan
perolehan
nilai koefisien determinasi (R2)
(Lampiran II) : Tabel 2.3 Hasil Uji Autokorelasi Memakai Uji LM Dw Dl Du 4-Dl 4-Du
sebesar 0,857 yang berarti
1,93
dijelaskan
0,78
1,90
2,22
perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang dapat
2,19
oleh
keempat
Sumber : Data Diolah dengan SPSS.
variabel tersebut yaitu modal
15,0
sendiri, jumlah anggota, modal pinjaman, dan SHU sebesar
Dari hasil uji LM tersebut nilai Du < DW < 4-Du (1,90<1,93< 2,19 )
85,70
. makadapat disimpulkan bahwa
sebesar 14,30 persen dijelaskan
tidak terjadi masalah autokorelasi
oleh faktor-faktor lain di luar
pada persamaan tersebut.
model. 2.
persen
dan
sisanya
Koefisien dari nilai
modal
sendiri koperasi adalah 0,634
Kesimpulan
dan nilai tersebut positif, maka
Berdasarkan hasil penemuan empiris yang diperkuat oleh hasil
peningkatan
perhitungan statistik, maka penulis
berpengaruh positif terhadap
mengambil
perkembangan volume usaha
kesimpulan
sebagai
koperasi
1.
Secara umum modal sendiri,
Artinya setiap kenaikan modal
jumlah
sendiri
modal
Kota
sendiri
berikut :
anggota,
di
modal
sebesar
Padang.
Rp.1
juta
pinjaman, dan SHU secara
rupiah, maka perkembangan
bersama-sama
volume usaha koperasi di Kota
signifikan
berpengaruh terhadap
9
Padang
3.
akan
meningkat
positif terhadap perkembangan
sebesar Rp. 0,634 juta rupiah.
volume usaha koperasi di Kota
Koefisien dari jumlah anggota
Padang. Jika SHU koperasi di
koperasi adalah -5,064 dan
Kota
nilai tersebut adalah negatif,
sebesar Rp.1 juta rupiah, maka
maka
jumlah
perkembangan volume usaha
anggota koperasi berpengaruh
koperasi di Kota Padang akan
negatif terhadap perkembangan
meningkat sebesar Rp.5,351
volume usaha koperasi di Kota
juta rupiah.
peningkatan
Padang
meningkat
Padang. Jika jumlah anggota koperasi meningkat sebesar 1 orang, maka akan menurunkan perkembangan volume usaha koperasi
di
Kota
Padang
sebesar Rp.5,064 juta rupiah. 4.
Koefisien dari modal pinjaman adalah 0,880 dan nilai tersebut positif
maka
peningkatan
Ucapan Terima Kasih 1. Kasman Karimi, SE, M.Si. dan Drs. Firdaus Sy , M.p selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing saya dalam mengerjakan skripsi ini serta telah memberikan banyak masukan dan saran kepada saya. DAFTAR PUSTAKA
modal pinjaman berpengaruh positif terhadap perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang. Jika modal pinjaman meningkat sebesar Rp.1 juta rupiah, maka perkembangan volume usaha koperasi di Kota Padang
akan
meningkat
sebesar Rp.0,880 juta rupiah. 5.
Koefisien SHU adalah 5,351 dan nilai tersebut positif, maka
Anonymous., 1992, Tentang Perkoperasian. Kantor koperasian dan Ukm. Aneka Ilmu. Semarang. Chan, syafrizal., 2003,”Pengaruh Efektifitas Pengunaan Potensi Modal Sendiri pada Koperasi Simpan Pinjam di Jabar”, Universitas Padjajaran, Bandung. Firdaus, Muhammad., 2002,”Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek”,Ghalia Indonesia.
peningkatan SHU koperasi di Kota
Padang
berpengaruh
10
Halomoan Tamba, arifin sitio., 2001,“ koperasi teori dan praktik”, erlangga., jakarta.
kota Padang, Skripsi, Universitas Bung Hatta Padang.
Hendrojogi., 2004,”Koperasi, Azazazaz, Teori dan Praktek”,Edisi Revisi 2004, Agustus, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba., 2004,Koperasi : Teori dan Praktek, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Karimi, Kasman., 1995, Analisis Pengaruh Harga, Pendapatan dan Promosi Terhadap Permintaan Pupuk Untuk Petani Anggota KUD dan Kaitannya dengan Sisa Hasil Usaha di Kabupaten 50 Kota, Universitas Padjajaran, Bandung. Lubis, M. Sally., 1975,”UndangUndang dasar 1945”, Penerbit Alumni, Bandung. Partomo, S.T., dan Abdul Rahman S. 2020. Ekonomi Skala Kecil/Menengah & Koperasi. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Rusiana, Sari, Agustin dan Beny Susanti., 2010,” The Influence of Own Capital, Loan Capital and Business Volume on Added Value ofCooperatives in Yogyakarta Special Province, (Jurnal Elektonik) diakses pada tanggal 10 Oktober 2012: www.jurnalekonomi.com
Sukirno, Sadono.,2000,”Pengantar Ekonomi Mikro”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sukmalega, Dian., 2010, Pengaruh Permodalan dan Volume Usaha terhadap Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Solok Sumatera Barat, Skripsi, Universitas Sumatera Utara. Supranto, J.,2001, ”statistik: teori dan aplikasi edisi keenam”, Erlangga, Jakarta. Susanti tasri,evi.,2010,”Perekono mian Indonesia”, Bung Hatta UniversityPress, Padang. .............Undang Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 1992,”Tentang Perkoperasian”, Penerbit Aneka ilmu,Semarang.
Sandi, heri., 2006, Analisis Pengaruh perkembangan Jumlah anggota, Modal sendiri, SHU, Terhadap Perkembangan Koperasi di
11