ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN AKUNTANSI DAN PEMAHAMAN KETENTUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DI KPP PRATAMA TANAH ABANG SATU Desi Friska Natalia Jurusan Akuntansi dan Keuangan Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530
[email protected]
Iswandi .S.E., Ak., M.M., BKP, CA, CFE Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-21) 53696969, Fax: (+62-21) 530-0655
Abstract This research aims to examine the impact of understanding of accounting and understanding of tax provisions on corporate tax compliance in KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Satu. The data collecting method used in this research is survey method by questionnaire. The respondents are the company employee who were reporting their annual tax return in KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Satu. Methods of analysis used in this study is the technique of multiple regression analysis version 21.0. Result of the study showed that the understanding of accounting and understanding of tax provisions impacted corporate tax compliance in KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Satu. Keywords: understanding accounting, tax provision, tax compliance Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh pemahaman akuntansi dan pemahaman ketentuan perpapajakan terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Satu. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah dengan menyebarkan kuisioner. Sampel yang digunakan adalah setiap orang yang mewakili WP badan yang datang untuk melaporkan atau membayar SPT tahunan ke KPP Pratama Tanah Abang Satu. Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif (descriptive statistics), uji asumsi klasik, uji regresi berganda, dan uji hipotesis. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman akuntansi dan pemahaman ketentuan perpajakan berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap kepatuhan wajib pajak badan di KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Satu. (DFN) Kata Kunci: pemahaman akuntansi, ketentuan perpajakan, kepatuhan wajib pajak badan
PENDAHULUAN Dalam artikel yang dimuat di Jawa Pos yang ditulis oleh Owi, bahwa terdapat defisit penerimaan pajak dalam anggaran APBN 2014 yang ditargetkan Rp 1.246,1 triliun tetapi hanya menerima sebesar Rp 1.143,3 triliun. Dalam Tribunnews juga menyatakan bahwa penerimaan pajak di Indonesia selama ini dinilai kurang maksimal, hal ini terjadi karena sedikitnya jumlah wajib pajak serta tidak seluruhnya membayar pajak dengan baik. Ada 60 juta wajib pajak tapi saat ini hanya sekitar 28 juta wajib pajak yang aktif membayar dan dari 5 juta badan usaha yang aktif membayar hanya 550 ribu badan usaha.
Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kpp Pratama Tanah Abang Satu 1
Semenjak adanya reformasi perpajakan di Indonesia pada tahun 1983, system pemungutan pajak berubah yaitu menganut sistem Self Assesment. Dimana sistem ini adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menetukan sendiri besarnya pajak yang terutang sehingga peran akuntansi atau pembukuan/pencatatan wajib pajak menjadi sangat besar. Wujud kepatuhan wajib pajak badan untuk memahami akuntansi agar dapat melaksanakan pembukuan. Menurut Waluyo (2014 : 21) Pembukuan sesuai dengan Pasal 1 angka 29 Undang-Undang KUP No. 28 tahun 2007 menyatakan bahwa pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan meliputi asset, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut. Pemahaman Akuntansi didefinisikan sebagai suatu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami prosedur akuntansi. American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai “…proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.” Dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, maka peran akuntansi sebagai susatu sistem informasi keuangan menjadi sangat penting untuk dunia usaha, khususnya Direktorat Jendral Pajak yang sangat memerlukan informasi ekonomi ini yang digunakan sebagai dasar menetapkan besarnya pajak yang terutang tetapi tetap masih harus disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku (Waluyo, 2014 : 34). Untuk dapat tercapainya peningkatan penerimaan yang optimal, sangat dibutuhkan peran aktif masyarakat sebagai wajib pajak yang patuh dan taat dalam menghitung, membayar, serta melaporkan pajak terutangnya. Penelitian terhadap wajib pajak badan ini dilakukan di KPP Pratama Tanah Abang Satu yang beralamat di Jalan Penjernihan I No. 36, Jakarta Pusat. Karena luasnya pembahasan tentang pajak maka untuk mempermudah penulis dalam penelitian ini maka pembahasan ini dibatasi pada Pemahaman Akuntansi dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh Pemahaman Akuntansi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam meningkatkan penerimaan atau pendapatan pajak dan untuk membuktikan secara empiris pengaruh Pemahaman Ketentuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam meningkatkan penerimaan atau pendapatan pajak. Menurut Ernawati & Wijaya (2011) dalam jurnalnya yang berjudul Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Usaha Di Bidang Perdagangan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banjarmasin, faktor Pemahaman Akuntansi pajak memberikan pengaruh yang besar dalam terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban pajak penghasilan. Selama wajib pajak memahami akuntansi pajak maka wajib pajak akan patuh dalam menghitung, membayar, dan melaporkan pajak penghasilan mereka secara terbuka dan jujur. Dengan memahami secara benar akuntansi perpajakan maka wajib pajak dapat membayar pajak dengan tarif lebih murah. Karena dengan mengetahui akuntansi perpajakan kita dapat memikirkan cara agar bagaimana membayar pajak penghasilan dengan tarif murah akan tetapi tidak melanggar ketentuan Undang-Undang perpajakan (KUP). Pakpahan (2014) melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Pemahaman Ketentuan Perpajakan Dan Transparansi Dalam Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan” menyimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa Variabel Pemahaman Akuntansi berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa Variabel Pemahaman Ketentuan Perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa Variabel Transparansi dalam Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan.
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Weygant mengatakan bahwa, “Accounting is the financial information system that provide these insight. In short, to understand an organization of any type, you have to know the number. Accounting consist of there basic activities- it identifies, records, and communicates the economics events of an organization to interested users” (Weygant, 2013 : 4). Dapat diartikan bahwa akuntansi adalah sistem informasi keuangan yang menyediakan pandangan dan pengertian tentang apa yang terjadi secara financial dalam sebuah perusahaan. Akuntansi terdiri dari tiga aktivitas dasar yaitu mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan aktivitas ekonomi perusahaan supaya pengguna tertarik. “Financial accounting answers these question. It provides economic and financial information for investors, creditors, and other external users. The information needs of external users vary considerably. Taxing
Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kpp Pratama Tanah Abang Satu 2
authorities, such as the State Adminitration of Taxation in the People’s Republic of China (CHN), want to know whether the company complies with tax laws. Regulatory agencies, such as the Autorite des Marches Financiers (FRA) or Federal Trade Commision (USA), want to know whether the company is operating within prescribed rules” (Weygant,2013:6) . Maksudnya adalah informasi keuangan tersebut berbentuk laporan keuangan dimana menyediakan informasi ekonomi dan financial untuk investor, kreditor, serta pengguna eksternal lainnya. Kebutuhan informasi yang diinginkan oleh pengguna eksternal berbeda satu dengan lainnya. Seperti Badan Otoritas Pajak membutuhkan laporan keuangan untuk mengetahui apakah perusahaan telah membuat laporan sesuai dengan hukum pajak. Atau seperti Badan Regulatory contoh Autorie des Marches Financiers (FRA) membutuhkan laporan keuangan untuk mengetahui apakah bisnis perusahaan berjalan sesuai aturan atau tidak. Pembukuan sesuai pasal 1 angka 29 Undang-undang KUP No 28 Tahun 2007 menyatakan bahwa pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi asset, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut. Dalam akuntansi komersial pembukuan adalah kegiatan mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis data transaksi keuangan ke dalam buku atau catatan yang telah disiapkan, serta pengendalian proses akuntansi melalui prinsip pengendalian internal, pengukuran nilai transaksi ke dalam nilai moneter berdasarkan standar akuntansi yang berlaku, dan penyajian hasil transaksi keuangan menjadi informasi keuangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Bentuk dari informasi keuangan itulah yang disebut dengan laporan keuangan (Waluyo, 2014 : 20). Apabila dibandingkan dengan pengertian akuntansi, maka pengertian pembukuan lebih sempit tetapi bermakna sama, yaitu menghasilkan laporan keuangan dan lebih mengacu pada kebutuhan informasi keuangan sebagai pertanggungjawaban Wajib Pajak yang dituangkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT). Laporan keuangan yang dihasilkan dari pembukuan harus mampu mendukung atau membuktikan kebenaran angka-angka yang dilaporakan dalam SPT pada saat dilakukan pemeriksaan atau penyidikan yang sering disebut sebagai akuntanbilitas pajak (Waluyo, 2014 : 21). Pengaruh Pemahaman Akuntansi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Akuntansi adalah sistem informasi keuangan yang menyediakan pandangan dan pengertian tentang apa yang terjadi secara financial dalam sebuah perusahaan. Akuntansi terdiri dari tiga aktivitas dasar yaitu mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan aktivitas ekonomi perusahaan supaya pengguna tertarik. Ho : tidak ada pengaruh antara Pemahaman Akuntansi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Ha : ada pengaruh antara Pemahaman Akuntansi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Pengaruh Pemahaman Ketentuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Wajib pajak seharusnya memiliki Pemahaman Ketentuan Perpajakan yang baik supaya dapat memenuhi kewajiban perpajakanya. Ho : tidak ada pengaruh Pemahaman Ketentuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Ha : ada pengaruh Pemahaman Ketentuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan.
METODA PENELITIAN Data dikumpulkan dengan menggunakan survei kuisioner terhadap Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Tanah Abang Satu. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan mendatangi Wajib Pajak yang datang ke KPP ini. Kuisioner ini berisi beberapa pertanyaan yang telah dibagi menjadi 3 bagian penting yaitu Pemahaman Akuntansi, Pemahaman Ketentuan Perpajakan, dan Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Penulis memilih metode pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner, oleh karena itu untuk menganalisis data yang didapatkan dari responden penulis menggunakan analisis regresi linier berganda yang akan diproses melalui program Statistical Product Solution Service (SPSS). Dalam penelitian peneliti memasukan populasi sebanyak jumlah WP Badan yang terdaftar di KPP Pratama Tanah Abang Satu sampai dengan tahun 2014 yaitu sebesar 6.492. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel maka pengambilan sampelnya yaitu setiap orang yang mewakili WP Badan yang datang untuk melaporkan atau membayar SPT Tahunan ke KPP Pratama Tanah Abang Satu.
Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kpp Pratama Tanah Abang Satu 3
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kuisioner disebar sebanyak 200 kuisioner dan yang kembali sebanyak 168 kuisioner dengan persentase 84%, serta 32 kuisioner yang tidak kembali dengan persentase 16%. Dari kuisioner yang kembali terdapat 17 kuisioner yang tidak memenuhi kriteria sehingga tidak dapat diolah. Hal ini dikarenakan kuisioner yang kembali tetapi tidak lengkap diisi sebanyak 11 kusioner dan 6 kuisioner yang kembali tetapi tidak diisi, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengolah data. Oleh karena itu, kuisioner yang memenuhi kriteria sebanyak 151 kuisioner dengan presentase 75.5%. Berdasarkan data responden di atas dapat ditarik kesimpulan, yaitu terdapat 81 responden laki-laki atau 54,30% dan 69 responden perempuan atau 45,69%, 51 responden atau 33,78% berusia kurang dari 20-25 tahun, 53 responden atau 35,1% berusia antara 26-30 tahun, 29 responden atau 19,2% berusia antara 31-35 tahun, serta 18 responden atau 11,92% > 35, 13 responden atau 8,61% memiliki ijazah SMA, 16 responden atau 10,6% memiliki gelar D3, 113 responden atau 74,83% memiliki gelar S1, serta 9 atau 5,96% responden yang memiliki gelar S2, dan 53 responden atau 35,1% memiliki masa kerja 0 sampai 2 tahun, 75 responden atau 49,67% memiliki masa kerja 3 sampai 5 tahun, 11 responden atau 7,28% memiliki masa kerja 6 sampai 8 tahun, dan 12 responden atau 7,95% memiliki masa kerja lebih dari 8 tahun. Uji Validitas Dari 23 pernyataan dalam kuesioner didapat hasil valid, hal ini dapat diukur dengan membandingkan R hitung dengan R tabel 0,1587. Uji Reliabelitas Kuesioner dalam penilitian ini reliabel, hal ini dapat dilihat dari hasil yang menunjukkan Croanbach Alpha > 0,7. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
151 .0000000 .43941245 .106 .102 -.106 1.308 .065
Berdasarkan data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai residual pada model persamaan regresi terdistribusi normal karena nilai sig dari KS-Z adalah 0,065 dan lebih besar dari 0,05.
Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kpp Pratama Tanah Abang Satu 4
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Model B
Beta
Tolerance
VIF
-0.475
0.399
Pemahaman Akuntansi
0.297
0.101
0.204
0.72
1.389
Pemahaman Ketentuan Perpajakan
0.754
0.091
0.572
0.72
1.389
(Constant)
1
Std. Error
a.
Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Badan Tabel 4.16 Uji Multikoinearitas
Dengan melihat nilai Tolerance dan Inflation Factor (VIF), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada model persamaan regresi karena dari masing-masing variabel nilai Tolerance Pemahaman Akuntansi (X1) dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan (X2) adalah 0,720 dimana lebih besar dari 0,1, sedangkan nilai VIF Pemahaman Akuntansi (X1) dan nilai VIF Pemahaman Ketentuan Perpajakan (X2) adalah 1,389 dimana lebih kecil daripada 10. Uji Heterokedastisitas
Hasil dari output SPSS 21.0, scatterplot memperlihatkan bahwa titik-titik pada gambar menyebar dan tidak membentuk pola tertentu. Jadi data pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan tidak terdapat heteroskedastisitas.
Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kpp Pratama Tanah Abang Satu 5
Uji Regresi Linear Berganda
Model
1
(Constant) Pemahaman Akuntansi Pemahaman Ketentuan Perpajakan
Unstandardized Coefficients B Std. Error -.475 .297
.399 .101
.754
.091
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance VIF
.204
-1.192 .235 2.953 .004
.720 1.389
.572
8.274 .000
.720 1.389
Y= -0,475 + 0,297X1 + 0,754X2 + e Dari persamaan regresi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Nilai konstanta -0,475 dapat diartikan jika seluruh variabel independen memiliki nilai 0, makanya variabel dependen akan memiliki nilai -0,475 satuan. 2. Nilai koefisien regresi Variabel Pemahaman Akuntansi 0,297 berarti bahwa setiap peningkatan Pemahaman Akuntansi sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Badan sebesar 0,297 dengan asumsi bahwa variabel independen lain bernilai tetap. 3. Nilai koefisien regresi Variabel Pemahaman Ketentuan Perpajakan 0,754 berarti bahwa setiap peningkatan Kompetensi sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Badan sebesar 0,754 dengan asumsi bahwa variabel independen lain bernilai tetap. Uji Koefisien Determinan (R2)
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson Square Estimate a 1 .701 .492 .485 .44237 1.864 a. Predictors: (Constant), Pemahaman Ketentuan Perpajakan, Pemahaman Akuntansi b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dari Tabel diatas diperoleh Adjusted R2 = 0,485 atau 48,5%, yang artinya persentase sumbangan pengaruh Variabel Pemahaman Akuntansi dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan terhadap Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Badan sebesar 48,5%, sedangkan sisanya yaitu 51,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kpp Pratama Tanah Abang Satu 6
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Model Regression
ANOVAa Sum of Squares df Mean Square 28.019 2 14.010
F 71.591
Sig. .000b
1
Residual 28.962 148 .196 Total 56.982 150 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Badan b. Predictors: (Constant), Pemahaman Ketentuan Perpajakan, Pemahaman Akuntansi Berdasarkan Tabel 4.22 nilai sig dari F adalah 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari α = 0,05 sehingga dapat 3 diterima, maka seluruh variabel independen (Pemahaman disimpulkan bahwa hasil uji F menunjukan Akuntansi ( ) dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan ( )) dalam penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya (Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y)) dengan tingkat keyakinan 95%. Uji T
Model
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B
Std. Error
t
Sig.
Beta
(Constant) -.475 .399 Pemahaman .297 .101 .204 Akuntansi 1 Pemahaman .754 .091 .572 Ketentuan Perpajakan a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
-1.192 .235 2.953 .004
.720
1.389
8.274 .000
.720
1.389
Berdasarkan tabel 4.23 diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
2.
Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah apakah Pemahaman Akuntansi (X1) mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Hasil penelitian menunjukan angka Sig. untuk koefisien Pemahaman Akuntansi ( ) sebesar 0,004 yang berada lebih rendah dari α = 0,05, sehingga pengujian hipotesis pertama ditolak dan diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara Pemahaman Akuntansi (X1) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y). Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah apakah Pemahaman Ketentuan Perpajakan (X2) mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Hasil penelitian menunjukan angka Sig. untuk koefisien Pemahaman Ketentuan Perpajakan ( ) sebesar 0,000 yang berada lebih rendah dari α = 0,05, sehingga pengujian hipotesis pertama ditolak dan diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara Pemahaman Ketentuan Perpajakan (X2) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y).
Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kpp Pratama Tanah Abang Satu 7
Pembahasan Dalam hasil uji T untuk hipotesis 1 yang terdapat dalam Tabel 4.23, dihasilkan nilai signifikan pada Variabel Pemahaman Akuntansi sebesar 0,004 yang artinya adalah Pemahaman Akuntansi memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Sedangkan dari hasil pengujian regresi linear berganda pada Tabel 4.20 dihasilkan bahwa nilai koefisien dari regresi Pemahaman Akuntansi (X1) sebesar 0,297. Hal ini menunjukan bahwa setiap satuan Variabel Pemahaman Akuntansi (X1) berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y) sebesar 0,297 apabila variabel lainnya tetap. Dengan kata lain, apabila Pemahaman Akuntansi yang dimiliki masing-masing wajib pajak meningkat maka Kepatuhan Wajib Pajak juga akan meningkat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Ernawati & Wijaya (2011) dan Pakpahan (2014) yang menemukan bahwa Pemahaman Akuntansi memiliki pengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Dalam penelitian ini Pemahaman Akuntansi memiliki pengaruh yang positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan yang berarti hampir semua wajib pajak Badan mengerti dengan baik akuntansi. Namun dari kuisioner yang dibagikan, masih terdapat responden yang masih tidak mengerti akuntansi dengan baik. Pemahaman Akuntansi sangat mempermudah untuk melakukan pembukuan. Pembukuan akan menghasilkan satu laporan keuangan yang mana nantinya laporan keuangan tersebut juga digunakan untuk membuat laporan fiskal pajak untuk dapat menghitung pajak terutang pada satu tahun pajak. Sehingga jika perusahaan mengerti dan memahami akuntansi dengan baik maka akan mempengaruhi peningkatan kepatuhan Kepatuhan Wajib Pajak. Dalam hasil uji T untuk hipotesis 2 yang terdapat dalam Tabel 4.23, dihasilkan nilai signifikan pada Variabel Pemahaman Akuntansi sebesar 0,000 yang artinya adalah Pemahaman Akuntansi memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Sedangkan dari hasil pengujian regresi linear berganda pada Tabel 4.20 dihasilkan bahwa nilai koefisien dari regresi Pemahaman Ketentuan Perpajakan (X2) sebesar 0,754. Hal ini menunjukan bahwa setiap satuan Variabel Pemahaman Ketentuan Perpajakan (X2) berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y) sebesar 0,754 apabila variabel lainnya tetap. Dengan kata lain, apabila Pemahaman Akuntansi yang dimiliki masing-masing wajib pajak meningkat maka kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Priambudi (2012), Maseko (2014), dan Pakpahan (2014) yang menemukan bahwa Pemahaman Ketentuan Perpajakan mempunyai pengaruh positif yaitu meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Ketentuan perpajakan membantu setiap wajib pajak untuk memahami dan mengerti hal-hal apa saja yang diperlukan dalam menghitung, membayar, dan menyetorkan pajak. Dalam ketentuan perpajakan diatur segala prosedur untuk mendapatkan NPWP, tarif pajak, cara menghitung, aturan pajak, serta sanksi-sanksi yang diterima jika tidak atau kurang dalam menghitung, melaporkan, dan membayar pajak terutang, sehingga memahami ketentuan perpajakan akan memudahkan wajib pajak dalam menghitung, melaporkan, dan membayar pajaknya dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengolahan berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Pemahaman Akuntansi ( ) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y), memiliki arah hubungan yang positif dan keeratan korelasi yang kuat sebesar 25,2%. 2. Pemahaman Ketentuan Perpajakan ( ) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y), memiliki arah hubungan yang positif dan keeratan korelasi yang kuat sebesar 45,8%. 3. Pemahaman Akuntansi ( ) dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan ( ) sebesar 48,5% secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y), dan 51,5% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini. Beberapa saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya adalah: 1. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian dan jumlah responden yang lebih banyak agar mendapatkan data yang lebih baik dan lebih akurat sehingga memungkinkan memberikan hasil penelitian yang berbeda. 2. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat menambah variable bebas lainnya yang diindikasikan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam suatu lingkungan tertentu, seperti pelayanan dari KPP, tarif pajak, atau variabel lainnya .
Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kpp Pratama Tanah Abang Satu 8
3. Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya memperoleh data tidak hanya kuesioner, tetapi juga dengan instrumen lain seperti wawancara, pengamatan langsung, maupun contoh kasus nyata yang disertai bukti, dan mendapatkan data yang valid serta menggambarkan kondisi sesungguhnya. 4. Penulis meyarankan untuk KPP agar mengadakan sosialisasi mengenai ketentuan perpajakan, prosedur pelaporan, perhitungan, dan pembayaran pajak secara rutin dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada wajib pajak. 5. Penulis menyarankan untuk wajib pajak agar mempelajari secara otodidak ketentuan-ketentuan perpajakan.
REFERENSI
Ernawati, Sri., & Mellyana Wijaya. (2011). Pengaruh Pemahaman Akuntansi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Usaha di Bidang Perdagangan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banjarmasin. Jurnal Spred, April 2011, Volume 1 Nomor 1. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Lubis, Irwansyah. (2010). Menggali Potensi Pajak Perusahaan dan Bisnis dengan Pelaksanaan Hukum. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia. Lignier, Philip., & Chris Evans. (2012). The rise and rise of tax compliance costs for the small business sector in Australia. University of Tasmania. Paper Contribution to an Australian Research Council, 18 June 2012. Mardiasmo. (2011) Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta : Penerbit Andi. Maseko, Nelson. (2014). The impact of personal tax knowledge and compliance costs on tax compliance behaviour of SMEs in Zimbabwe. Elite Research Journal of Accounting and Business Management Volume 2 (3) pp. 26-37, July, 2014. Owi/Gal. 2015. Defisit Penerimaan Pajak Dalam Anggaran APBN 2014. 11 Januari 2015. http://www.jawapos.com/baca/artikel/11136/Ada-Tambahan-Dana-Rp-230-T-di-RAPBNP-2015 Pakpahan, Yunita Eriyanti. (2014). Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Pemahaman Ketentuan Perpajakan dan Transparansi Dalam Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Skripsi S1. Universitas Riau, Pekanbaru. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran. Pranadata, I Gede Putu. (2014). Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan Perpajakan, Dan Pelaksanaan Sanksi Pajak, Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Batu. Skripsi S1. Universitas Brawijaya, Malang. Priambudi, Adam Adiansah Atsani. (2012). Pengaruh Pemahaman Perpajakan, Tarif Pajak, Sanksi Pajak, Serta Pelayanan Pembayaran Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Umkm Di Kota Surabaya. Jurnal Skripsi. Priyanto, Duwi. (2014). SPSS 22: Pengelolahan Data Terpraktis. Yogyakarta : Penerbit Andi. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ( UU No. 28 tahun 2007 ) Waluyo. (2012). Akuntansi Pajak. Jakarta : Salemba empat. Waskita, Ferdinand. (2015). Penerimaan Pajak Di Indonesia Selama Ini Dinilai Kurang Maksimal. 12 Januari 2015. http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/01/11/penerimaan-pajak-di-indonesia-dinlai-kurang-maksimal
Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kpp Pratama Tanah Abang Satu 9
Weygant, Jerry J., Paul D.Kimmel., & Donald E.Kieso. (2013). Financial Accounting IFRS 2nd Edition. New Jersey : Wiley.
RIWAYAT PENULISAN Nama
: Desi Friska Natalia
Tempat / Tanggal lahir
: Rumbai, 10 Desember 1993
Pendidikan S1
:Universitas Bina Nusantara, Akuntansi dan Keuangan (2011-2015)
Analisis Pengaruh Pemahaman Akuntansi Dan Pemahaman Ketentuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Di Kpp Pratama Tanah Abang Satu 10