ANALISIS PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO, CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2007 Skripsi Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Prodi Akuntansi
oleh Rizqi Yuniar 3351405562
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke panitia siding ujian skripsi pada Hari
: Rabu
Tanggal
: 19 Agustus 2009
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Subkhan NIP. 130686738
Trisni Suryarini, S.E., M.Si NIP. 132297152
Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi
Amir Mahmud, S.Pd, M.Si NIP. 132205936
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Sidang Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada Hari
:
Tanggal
:
Penguji Skripsi
Drs. Sukirman, M.Si NIP. 196706111991031003
Anggota I
Anggota II
Drs. Subkhan
Trisni Suryarini, S.E.,M.Si
NIP. 195003271978031002
NIP. 197804132001122001
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M.Si NIP. 196208121987021001
iii
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang saya tulis dalam skripsi ini adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik karya ilmiah.
Semarang,
Agustus 2009
Rizqi Yuniar NIM. 3351405562
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamalamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan kau akan mati besok (Hadist Nabi Muhammad SAW). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S. Al Insyirah: 6 dan 8). Jika hidup harus berputar, biarlah berputar... (Sheila On 7) You’ll never walk alone… (Theme song Liverpool FC)
Persembahan Skripsi ini saya persembahkan dan dedikasikan untuk : 1. Ibuku yang selalu menyayangi dan mendoakanku hingga sekarang, dan Almarhum Ayahku yang telah mendidik dan menyayangiku hingga aku dewasa. 2. Kakak, adik-adikku dan semua keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan dan doa. 3. Teman-teman dan sahabatku yang selalu memberi bantuan dan dukungan. 4. Mayang dan keluarga, terimakasih buat semuanya. 5. Almamaterku.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji
syukur
kehadirat
Allah
SWT
yang
senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Return On Assets Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dorongan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, antara lain: 1. Prof. DR. H. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi. 3. Amir Mahmud, S.Pd, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi. 4. Drs. Subkhan, Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penyusunan skripsi ini. 5. Trisni Suryarini, S.E, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penyusunan skripsi ini.
vi
6. Semua teman-temanku dan anak Akuntansi S1 2005 yang selalu membantu dan mendukungku, terimakasih atas kebersamaan dan kerja samanya selama ini. 7. Orang tua, kakak dan adikku, Mayang, dan keluarga besarku yang telah memberikan bantuan dan dorongan baik moral ataupun materi. 8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu atau memberikan dukungan, masukan info, pinjaman buku dan lain-lain dari awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Dengan keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca atau yang membutuhkan.
Penulis
vii
ABSTRAK
Rizqi Yuniar. 2009. “Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Return On Assets Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007”. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Kata kunci : LDR, CAR, ROA, Harga Saham.
Tingkat keberhasilan sebuah perusahaan dapat dilihat berdasar laporan kinerja tiap tahunnya, baik kinerja keuangan maupun manajemennya. Investor adalah salah satu pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Dengan informasi dari laporan tersebut investor dapat memprediksi harga saham dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan datang. Informasi ini dapat diketahui dari rasio keuangan yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Untuk perbankan dapat dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitasnya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap rasio likuiditas yang diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio, solvabilitas atau kecukupan modal yang diwakili dengan Capital Adequacy Ratio, dan rentabilitas atau profitabilitas yang menggunakan Return On Assets terhadap perubahan harga saham baik secara simultan ataupun parsial. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui adakah pengaruh ketiga rasio keuangan fundamental perbankan tersebut terhadap perubahan harga saham. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang listing di BEI selama tahun 2005-2007 yaitu berjumlah 27 perusahaan, tetapi yang memenuhi kriteria sebagai sampel adalah sebanyak 22 perusahaan. Penyusunan skripsi ini menggunakan metode dokumentasi dengan mencari data mengenai variabel penelitian yaitu LDR, CAR dan ROA yang dihitung dari laporan keuangan yang ada dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008. Setelah dilakukan uji normalitas data, kemudian dilakukan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh LDR, CAR, dan ROA terhadap harga saham. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis, dan yang terahir adalah pengujian terhadap asumsi klasik. Dari hasil olah data diperoleh persamaan Y = 0.794 - 0.009LDR + 0.001CAR – 0.083ROA, dan dari hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara LDR, CAR dan ROA terhadap harga saham perbankan baik secara simultan atau bersama-sama maupun secara parsial. Dari hasil koefisien determinasi yang dihasilkan diketahui secara simultan 3.9% ketiga variabel ini mempengaruhi harga saham. Sedang secara parsial sumbangan LDR terhadap harga saham adalah sebesar 0.69%, untuk CAR memberi kontribusi terhadap harga saham sebesar 22.85%, dan untuk ROA sebesar 6.86% mempengaruhi harga saham.
viii
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LDR, CAR dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perbankan di BEI tahun 2005-2007. Hal ini dimungkinkan para investor tidak selalu memperhitungkan ketiga rasio ini dalam investasinya, melainkan variabel lain yang tidak diteliti baik yang berasal dari intern maupun ekstern perusahaan. Untuk lebih menarik investor maka perbankan di Indonesia sebaiknya meningkatkan pemanfaatan terhadap dana tidak produktif agar LDR meningkat sehingga ROA juga meningkat, dan perbankan yang memiliki CAR masih dibawah ketentuan BI hendaknya terus meningkatkan modal sehingga kepercayaan masyarakat juga akan meningkat.
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………………..
iii
PERNYATAAN …………………………………………………………
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………
v
KATA PENGANTAR …………………………………………………...
vi
ABSTRAK ……………………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….
x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………
xiv
DAFTAR TABEL ….……………………………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….
xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ……………………………………
1
1.2
Permasalahan ……………………………………..
8
1.3
Tujuan Penelitian …………………………………
8
1.4
Manfaat Penelitian ………………………………..
9
LANDASAN TEORI 2.1
Saham ……..………………………………………
x
10
2.1.1 Pengertian saham ……..…………………...
10
2.1.2 Jenis-jenis saham …..………………………
10
2.1.3 Harga saham ……….……………………….
12
2.1.4 Penilaian harga saham ……………………...
14
Pasar Modal ..……………………………………….
16
2.2.1 Pengertian pasar modal …………………….
16
2.2.2 Manfaat pasar modal ……………………….
17
2.2.3 Efisiensi pasar modal ………..……………..
19
2.3
Teori Signal (Signaling Theory) ……………………
20
2.4
Perbankan …………………………………………..
21
2.4.1 Pengertian bank …………………………..
21
2.4.2 Fungsi bank ……………………………….
22
2.4.3 Peran bank ………………………………..
23
2.4.4 Usaha pokok bank ………………………..
24
2.4.5 Jenis bank …………………………………
25
2.4.6 Kegiatan dan jasa perbankan lainnya …….
26
2.5
Analisis Rasio Keuangan Bank …………………..
28
2.6
Loan to Deposit Ratio (LDR) ……………………
29
2.6.1 Pengertian LDR …………………………
29
2.6.2 Unsur-unsur LDR ……………………….
31
Capital Adequacy Ratio (CAR) …………………
32
2.7.1 Pengertian CAR …………………………
32
2.2
2.7
xi
BAB III
2.7.2 Unsur-unsur CAR ………………………
34
2.8
Return On Assets (ROA) ……………………….
37
2.9
Hubungan LDR,CAR, dan ROA Terhadap Harga Saham ……………………………………
38
2.10
Penelitian Terdahulu ……………………………
40
2.11
Kerangka Berpikir ………………………………
42
2.12
Hipotesis …………………………………………
46
METODE PENELITIAN 3.1
Populasi dan Sampel ………………………………
47
3.2
Variabel Penelitian ………………………………...
49
3.2.1 Independent variable / variabel bebas (X) ..
49
3.2.2 Dependent variable / variabel terikat (Y) …
51
3.3
Metode Pengumpulan Data ……………………….
51
3.4
Metode Analisis Data ……………………………… 52 3.4.1 Uji normalitas ……………………………… 52 3.4.2 Analisis Deskriptif …………………………. 54 3.4.3 Analisis Inferensial ………………………… 54 3.4.4 Pengujian hipotesis ………………………… 55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian ……………………………………. 59 4.1.1 Deskripsi perusahaan sampel ……………… 59 4.1.2 Deskripsi variabel penelitian ………………. 69 4.1.3 Hasil analisis regresi ……………………….. 76 xii
4.1.4 Pengujian hipotesis ………………………… 77 4.1.5 Koefisien determinasi ……………………… 80 4.1.6 Uji asumsi klasik …………………………… 81 4.2 BAB V
Pembahasan ………………………………………… 84
PENUTUP 5.1
Kesimpulan …………………………………………. 90
5.2
Saran ………………………………………………..
91
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
92
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………..
94
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Peneliti
45
Gambar 3.1
Histogram Normalitas Data
53
Gambar 3.2
Normal P-P Plot
53
Gambar 4.1
Hasil Uji Scatterplot
83
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1
Tingkat Rasio Keuangan Perbankan Tahun 2002-2004
6
Tabel 2.1
Tingkat Loan to Deposit Ratio
31
Tabel 2.2
Tingkat Capital Adequacy Ratio
33
Tabel 2.3
Tingkat Return On Assets
38
Tabel 3.1
Daftar Populasi Penelitian
47
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
49
Tabel 4.1
Hasil Penelitian Terhadap LDR
70
Tabel 4.2
Hasil Penelitian Terhadap CAR
71
Tabel 4.3
Hasil Penelitian Terhadap ROA
73
Tabel 4.4
Hasil Penelitian terhadap Harga Saham Relatif
75
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Estimasi Regresi Linier Berganda
76
Tabel 4.6
Colinearity Stastistic
81
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Tabel Perhitungan Loan to Deposit Ratio (LDR)
95
Lampiran 2
Tabel Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR)
97
Lampiran 3
Tabel Perhitungan Return On Assets (ROA)
99
Lampiran 4
Tabel Perhitungan Harga Saham Relatif
101
Lampiran 5
Hasil Olah Data Penelitian
104
Lampiran 6
Laporan Keuangan Perusahaan Sampel
107
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Keberhasilan
perekonomian
Indonesia
tidak
terlepas
dari sektor
perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Di samping peran sebagai sumber pembiayaan, perbankan juga dapat menyebabkan ekonomi Indonesia menjadi carut-marut. Pada saat krisis moneter melanda Indonesia juga diantaranya disebabkan buruknya kinerja beberapa bank. Hal tersebut dikarenakan oleh banyaknya kredit macet, tingkat likuiditas rendah, serta kurang profesionalnya manajemen dan pengelolaan bank itu sendiri. Bank sebagai salah satu pemegang peran penting dalam perekonomian suatu negara harus diolah dengan manajemen yang baik. Industri perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan penting sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat. Dalam PSAK No. 31 disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Peran dan fungsi bank tersebut harus berjalan secara efektif dan efisien demi terlaksananya pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, menuju taraf hidup masyarakat Indonesia yang lebih baik. Pada dasarnya falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan dari
1
2
nasabah. Dalam operasinya, bank lebih banyak menggunakan dana yang berasal dari masyarakat dibanding dengan modal sendiri. Dana inilah yang akan terus berputar dalam perekonomian Indonesia. Tingkat keberhasilan perusahaan ini dapat dilihat berdasar laporan kinerja tiap tahunnya, baik kinerja keuangan maupun manajemennya. Hal tersebut sesuai dengan PSAK No. 1 yang menyebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan pada mereka. Bank sebagai suatu entitas ekonomi menyusun laporan keuangan guna memberikan informasi posisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan adanya laporan keuangan
yang
transparan,
para
pihak
yang
berkepentingan
dapat
memprediksikan keadaan perusahaan yang akan datang. Investor adalah salah satu pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Kepentingan investor yang paling mendasar adalah untuk mengetahui seberapa besar keuntungan perusahaan yang mereka tanam investasinya. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Terlepas dari keuntungan finansial yang berupa deviden dan capital gain, investor juga memperoleh keuntungan dari investasi sahamnya berupa hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. Para investor dalam melakukan
3
transaksi jual beli saham dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor mikro dan makro. Faktor mikro (internal perusahaan) yang mempengaruhi transaksi perdagangan saham antara lain keuntungan yang diperoleh, tingkat risiko, dan kinerja perusahaan. Faktor makro (eksternal perusahaan) antara lain tingkat inflasi, nilai kurs rupiah, kondisi perekonomian dan sosial politik di negara yang bersangkutan. Semua faktor dan risiko itu dapat diperhitungkan dengan adanya informasi yang akurat, aktual dan transparan dari perusahaan emiten. Informasi yang akurat oleh investor dapat digunakan untuk memprediksi harga saham dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan datang, serta dapat menentukan saham perusahaan mana yang cocok dan paling menguntungkan. Untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli, mana yang akan dijual, dan mana yang tetap dimiliki. Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan dari perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten), dimana perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh besarnya penawaran dan permintaan yang terjadi di bursa (pasar sekunder). Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham maka saham tersebut harganya akan semakin naik, dan begitu juga sebaliknya. Secara umum, semakin baik kinerja suatu perusahaan maka laba perusahaan akan meningkat, hingga pada akhirnya harga saham perusahaan tersebut juga akan naik. Menurut Jogiyanto (2000: 88), terdapat dua macam analisis untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham, yaitu analisis sekuritas fundamental
4
dan analis teknis. Analisis fundamental menurut Husnan (1998: 315), yaitu mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai-nilai faktor fundmental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variable-vaariabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Selanjutnya menurut Anoraga (2000: 108) analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan persahaan. Dengan analisis fundamental ini, investor akan mengetahui kondisi perusahaan yang akan dibeli kepemilikannya. Kondisi itu diantaranya sehat atau tidak, dan menguntungkan atau tidak. Untuk mengetahui apakah kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk, kita dapat melihat laporan kinerja pada tiap periodenya. Salah satu kinerja yang sangat menjadi pertimbangan, khususnya pada perusahaan perbankan adalah kinerja keuangan. Untuk menganalisis kinerja keuangan ini kita dapat melakukan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan ini dianalisis dari laporan keuangan perusahaan yang merupakan sumber informasi fundamental. Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 Tanggal 31 Mei 2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, rasio keuangan yang lazim digunakan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan bank adalah dengan menggunakan rasio CAMEL (Capital, Assets Quality, Management, Earnings, Liquidity). Menurut Kasmir (2002: 263), rasio keuangan perusahaan perbankan yang dianggap penting adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Kemudian selanjutnya ditegaskan oleh Dendawijaya (2005: 114), bahwa analisis kinerja
5
bank dapat dilakukan dengan tiga analisis yaitu analisis rasio likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas. Komponen rasio keuangan tersebut dapat diukur dengan Loan to Deposit Ratio untuk aspek likuiditas, Capital Adequacy Ratio untuk mengukur kecukupan modal atau solvabilitas, dan untuk rentabilitas atau keuntungan menggunakan Return On Assets. Oleh karena itulah peneliti ingin menganalisis pengaruh ketiga rasio keuangan tersebut dalam penelitian ini. Perusahaan yang berkemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo maka dapat dikatakan dalam keadaan likuid. Tingkat likuiditas inilah yang akan diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio. Menurut Dendawijaya (2005: 116), LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemempuan bank dalam membayar
kembali
penarikan
dana
yang
dilakukan
deposan
dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank, karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Jadi banyaknya kredit yang disalurkan kepada masyarakat harus diimbangi dengan kemampuan mengembalikan dana tersebut agar
kepercayaan masyarakat
meningkat,
hingga pada
akhirnya akan
meningkatkan harga saham. Selain kewajiban jangka pendek, perusahaan juga memiliki kewajiban jangka panjang yang tentunya memiliki risiko yang lebih besar. Kemampuan untuk memenuhi kedua kewajiban inilah yang akan diukur dengan Capital
6
Adecuacy Ratio. Menurut Dendawijaya (2005: 121), semakin tinggi CAR berarti kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) juga tinggi, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan para investor untuk membeli saham perusahaan itu. Laba yang dihasilkan suatu perusahaan juga menjadi pertimbangan yang sangat penting bagi para investor. Kemampuan menghasilkan laba (rentabilitas) ini dapat diukur dengan ROA. Menurut Dendawijaya (2005: 118) rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Tingginya nilai ROA akan meyakinkan investor bahwa
berinvestasi di perusahaan tersebut akan
menguntungkan, sehingga harga saham pun akan naik. Berdasarkan survey awal, peneliti memperoleh data rasio keuangan perbankan periode tahun 2002 – 2004 Tabel 1.1 Tingkat Rasio Keuangan Perbankan Tahun 2002 - 2004 Nama Perbankan
PT Bank Arta Niaga Kencana, Tbk
PT Bank Central Asia, Tbk
PT Bank Lippo, Tbk
PT Bank Negara Indonesia, Tbk
Tahun
LDR (%)
CAR (%)
ROA (%)
Harga Saham Relatif (%)
2002 2003 2004 2002 2003 2004 2002 2003 2004 2002 2003 2004
57.31 55.48 62.64 17.82 21.65 26.92 17.92 15.94 18.87 34.13 37.74 45.88
19.49 19.13 17.72 15.59 16.43 14.36 39.27 31.73 38.86 8.81 10.68 13.23
0.64 0.78 0.92 2.17 1.79 2.14 -2.03 -1.95 3.21 2.00 0.63 2.30
-0.13 -0.15 -0.30 3.69 -1.39 1.13 0.10 0.90 5.72 -0.78 2.28 0.92
7
PT Bank Permata, Tbk
2002 2003 2004
30.13 34.10 48.88
5.59 8.13 9.56
-2.88 1.92 1.96
-1.09 -0.95 -0.36
Sumber: www.bi.go.id Dari tabel hasil observasi awal di atas, dapat diketahui bahwa fakta yang terjadi tidak selamanya sejalan dengan teori yang ada. Hal tersebut misalnya terlihat dari tingkat ROA yang dimiliki PT Bank Arta Niaga Kencana, Tbk dari tahun 2002 hingga 2004 selalu mengalami peningkatan, tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan menurunnya harga saham relatifnya. Begitu juga dengan PT Bank Permata, Tbk yang mengalami kenaikan tingkat LDR dari, tetapi hal tersebut ternyata tidak membuat harga saham relatifnya menurun, yang terjadi malah harga saham relatif perusahaan terus meningkat. Penelitian untuk menganalisis pengaruh berbagai faktor terhadap harga saham pada sektor perbankan telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan variabel dependen dan independen yang beragam. Hasil dari penelitian-penelitian ini juga beragam, penelitian yang dilakukan Heidi Taylor Aggeler (1998) mengenai pengaruh LDR, pertumbuhan kredit, modal bank, dan waktu pelaporan keuangan menghasilkan kesimpulan bahwa LDR paling besar pengaruhnya terhadap adanya permasalahan likuiditas bank daripada ketiga variabel yang lain. Penelitian Puji Astuti (2002) diperoleh kesimpulan bahwa LDR signifikan mempengaruhi harga saham, sedangkan ROA tidak signifikan. Sari (2004) melakukan penelitian terhadap rasio keuangan perusahaan perbankan dan diperoleh kesimpulan bahwa LDR dan ROA signifikan mempengaruhi harga saham. Tahun 2005 Casper H. Fouche dan kawan-kawan meneliti tentang aset,
8
modal, kewajiban, kredit, dan utang perbankan, dan diperoleh kesimpulan bahwa aspek kecukupan modal (CAR) mempengaruhi kinerja dan prestasi bank. Dari paparan latar belakang tersebut di atas, peneliti mengangkat judul “Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Return On Assets terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2007”. Motivasi dalam melakukan penelitian ini adalah untuk menguji konsistensi pengaruh rasio keuangan berdasarkan data akuntansi terhadap harga saham.
1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan yang akan dianalisis adalah : 1. Adakah pengaruh rasio keuangan Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Assets (ROA) terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI baik secara parsial maupun simultan? 2. Dari ketiga rasio keuangan tersebut, manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh rasio keuangan Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Assets
9
(ROA) terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI baik secara parsial maupun simultan. 2. Untuk mengetahui dari ketiga rasio keuangan tersebut, manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Sebagai penerapan ilmu dan teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan membandingkannya dengan kenyataan yang ada di dunia perbankan atau pasar modal. 2. Manfaat Praktis a. Bagi investor Penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat khususnya masyarakat investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi. b. Bagi Perusahaan Perbankan Bagi perusahaan perbankan penelitian ini berguna untuk memberikan bahan masukan dan pertimbangan dalam usaha, serta meningkatkan kinerja manajemen perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Saham 2.1.1 Pengertian saham Menurut Husnan (2001: 36) saham merupakan tanda bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Sedangkan menurut Anoraga (2001: 54) menyebutkan bahwa saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas. Sehingga dapat disimpulkan pengertian saham adalah tanda penyertaan modal sebagai bukti tanda kepemilikan perusahaan (PT) yang go public. 2.1.2 Jenis-jenis Saham Menurut Anoraga dalam Setiyawati (2007: 18) berdasarkan hak tagih atau klaim, saham dibagi menjadi : 1) Saham Biasa Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak memperoleh deviden sepanjang perusahaan memperoleh keuntungan dan mempunyai hak suara pada RUPS sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimiliki serta memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua dilunasi pada waktu perusahaan diluidasi.
10
11 2) Saham Preferen Saham preferen adalah saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan deviden atau bagian kekayaan lebih dahulu pada saat perusahaan dilikuidasi dari pada saham biasa. Pemegang saham preferen mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris. Sedangkan berdasarkan peralihan haknya, saham dibagi menjadi : 1) Saham Atas Unjuk Saham ini tidak menyertakan nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat dengan mudah dipindahtangankan atau mudah berganti pemilik dan siapapun yang memegang saham tersebut secara sah menjadi pemilik saham tersebut dan berhak dalam RUPS. 2) Saham Atas Nama Saham ini mencantumkan nama dari pemilik saham pada setiap lembar sahamnya. Saham ini dapat dipindahtangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu. Berdasarkan kinerjanya, saham dibagi menjadi : 1) Blue Chip Stock Blue Chip Stock merupakan saham unggulan karena diterbitkan oleh perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik, dapat membagikan deviden secara stabil dan konsisten. 2) Growth Stock Saham ini adalah saham yang telah diterbitkan perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan tertentu. 3) Income Stock
12 Saham ini merupakan saham yang memiliki saham progresif atau besarnya deviden yang lebih tinggi dari rata-rata tahun sebelumnya. 4) Speculative Stock Saham ini menghasilkan deviden yang tidak tetap karena perusahaan yang menerbitkan memiliki pendapatan yang berubah-ubah tetapi memungkinkan mempunyai prospek yang bagus di masa yang akan datang. 5) Counter Cyclical Stock Perusahaan yang menerbitkan saham ini operasionalnya tidak dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro. Perusahaan ini biasanya bergerak dalam bidang produksi atau layanan jasa vital. 2.1.3 Harga saham Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan dari perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Harga saham dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan. Anoraga (2001: 100) mengemukakan bahwa harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang diterima oleh pemilik saham di kemudian hari. Masih menurut Anoraga (2001: 58), berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dibagi atas tiga jenis : 1) Par Value Par value / nilai nominal adalah nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi. 2) Base Price
13 Base price adalah harga perdana untuk menentukan nilai dasar, dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya. 3) Market Price Market price merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price). Umumnya harga pasar saham berbeda dengan nilai buku saham. Semakin sedikit informasi yang dapat diperoleh untung menghitung harga saham, semakin jauh perbedaan tersebut. Untuk mencegah hal ini sebaiknya perusahaan selalu memberi informasi yang cukup ke Bursa Efek sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga sahamnya, sehingga harga dapat mencerminkan nilai wajarnya. Inilah yang disebut dengan harga pasar wajar atau nilai intrinsik / fair value. Menurut Bodie (2006: 222) nilai intrinsik suatu saham didefinisikan sebagai nilai sekarang dari seluruh pembayaran kas kepada investor, meliputi deviden, hasil penjualan saham, dan diskonto dengan tingkat bunga yang disesuaikan terhadap risiko. Nilai intrinsik / fair value adalah nilai saham yang seharusnya terjadi. Investor sangat berkepentingan terhadap harga pasar dan nilai intrinsik sebagai dasar dalam pengambilan keputusan membeli atau menjual saham.
2.1.4 Penilaian harga saham Harga saham merupakan nilai dari suatu saham yang diperdagangkan di pasar modal / bursa efek. Perubahan harga saham sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
14 penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Semakin banyak permintaan suatu saham, maka harganya akan semakin naik, dan begitu juga sebaliknya. Menurut Jogiyanto (2003: 88), terdapat dua macam analisis untuk menentukan nilai suatu saham yaitu : 1) Analisis Fundamental Menurut Anoraga (2001: 108) analisis fundamental merupakan analisis yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional perusahaan yang nantinya akan menjadi milik mereka, apakah sehat atau tidak, menguntungkan atau tidak, dan sebagainya. Dalam analisis ini dinyatakan bahwa saham memiliki nilai intrinsik (nilai yang seharusnya). Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut mencerminkan nilai intrinsiknya. Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan. Data yang digunakan merupakan data historis, yang artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Analisis fundamental mencoba memperkiarakan harga saham di masa yang akan datang dengan : a. Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang. b. Menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut hingga diperoleh taksiran harga saham. 2) Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data atau catatan pasar. Analisis ini berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham, volume
15 perdagangan, indeks harga saham baik individu maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknik. Analisis ini lebih menekankan pada perilaku pasar modal, dimana datanya berdasarkan kebiasaan di masa lalu. Analisis ini berupaya untuk memperkirakan harga saham tersebut di masa lalu. Sasaran yang ingin dicapai dari analisis ini adalah ketepatan untuk memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham, oleh karena itu informasi-informasi yang berasal dari faktor-faktor teknis sangant penting bagi para pemodal, guna menentukan kapan suatu saham harus dibeli atau dijual. Alat analisis yang utama digunakan adalah grafik atau chart dari berbagai indikator teknis. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk memprediksi harga saham dapat dilakukan dengan dua analisis yaitu analisis fundamental dan tiknikal. Dalam penelitian ini analisis yang akan digunakan adalah analisis fundamental yaitu dengan mengukur tingkat Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Rreturn On Assets perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta pengaruhnya terhadap harga sahamnya. Selain menggunakan kedua analisis diatas, penaksiran harga saham juga sangat memerlukan adanya informasi yang akurat sebagai pertimbangan pengambilan keputusan dalam investasinya.
2.2 Pasar Modal 2.2.1 Pengertian pasar modal Menurut Husnan (1998: 3), secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagi instrumen jangka panjang yang diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang, maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun
16 perusahaan swasta. Pasar adalah situasi dimana para pelakunya (penjual dan pembeli) dapat menegoisasikan pertukaran satu atau lebih komoditas. Sedangkan modal adalah sesuatu yang digunakan oleh perusahaan sebagai sumber dana untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Sehingga pasar modal merupakan situasi dimana terdapat aktivitas pertukaran modal (Ang, 1997:33). Widiatmodjo (1996: 13) berpendapat pasar modal dapat diartikan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pasar modal adalah suatu sistem yang mempertemukan permintaan dan penawaran komoditas modal dari perushaan yang bersifat jangka panjang. Pada dasarnya dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga yaitu: 1) Pasar Perdana Pasar perdana adalah penjualan perdana efek / sertifikat atau penjualan yang dilakukan sesaat sebelum perdagangan di bursa / pasar sekunder. Pada pasar ini efek / sertifikat diperdagangkan dengan harga resmi. 2) Pasar Sekunder Pasar sekunder adalah penjualan efek / sertifikat setelah pasar perdana berakhir. Pada pasar ini efek/sertifikat diperdagangkan dengan harga kurs. 3) Pasar Paralel Pasar atau bursa paralel merupakan pelengkap bursa efek yang ada. Persyaratan listing di bursa efek yang cukup berat mengakibatkan tidak semua efek dapat diperjualbelikan di bursa efek. Bursa paralel merupakan alternatif bagi perusahaan yang go public untuk
17 memperjualbelikan efeknya jika perusahaan tidak mampu memenuhi persyaratan listing di bursa efek. 2.2.2 Manfaat pasar modal Selain sebagai sarana untuk memperjualbelikan instrumen keuangan, pasar modal juga memiliki berbagai manfaat yang diuraikan oleh Darmadji dan Fakhrudin dalam Uni (2006) yaitu antara lain : 1) Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2) Menyediakan Leading Indicator bagi tren ekonomi negara. 3) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai ke lapisan masyarakat menengah. 4) Penyebaran kepemilikan perusahaan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan iklim berusaha yang sehat. 5) Menciptakan lapangan pekerjaan / profesi yang menarik. 6) Memberi kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik. 7) Sebagai alternatif investasi yang dapat memberikan keuntungan yang dapat diperhitungkan atau diprediksikan, membuka iklim keterbukaan bagi dunia usaha, dan memberikan akses kontrol sosial. 8) Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan manajemen profesional. 9) Sumber dana jangka panjang bagi emiten. Sedangkan menurut Ahmad (2004: 58) manfaat yang dapat diperoleh bagi masyarakat pemodal dalam berinvestasi di pasar modal antara lain :
18 1) Nilai investasi barkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga yang menjadi capital gain. 2) Sebagai pemegang saham investor memperoleh deviden, sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga tetap atau bunga yang mengambang. 3) Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bagi pemegang saham. 4) Dapat dengan mudah mengagnti instrumen investasi, missal dari saham A ke saham B sehingga dappat meningkatkan keuntungan atau mengurangi risiko. 5) Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk mengurangi risiko. 2.2.3 Efisiensi pasar modal Secara formal pasar modal yang efisien dapat didefinisikan sebagai pasar modal yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar, seperti ini disebut dengan pasar efisien (Husnan, 2001: 256). Menurut Fama dalam Jogiyanto (2000: 371), ada tiga bentuk efisiensi pasar modal yaitu: 1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form efficiency) Pasar dikatakan dalam bentuk ini jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga
19 sekarang. Ini berarti bahwa investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.
2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form) Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang ada di laporan keuangan perusahaan emiten. Pasar modal Indonesia termasuk dalam bentuk efisiensi setengah kuat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu yang lama. 3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form) Pasar daikatakan dalam bentuk ini jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat. Jika pasar dalam bentuk ini maka tidak ada investor atau grup dari investor yang memperoleh keuntungan tidak normal karena mempunyai imformasi privat.
2.3Teori Signal (Signaling Theory) Adanya informasi yang akurat sangat dibutuhkan oleh masyarakat investor sebagai pertimbangan pengambilan keputusan dalam investasinya. Teori signal ini mengajarkan bahwa setiap tindakan adalah mengandung informasi. Informasi tersebut diperlukan untuk mengetahui kondisi perusahaan emiten dan perilaku pasar. Menurut Anoraga (2001: 88) ada tiga jenis informasi utama yang perlu diketahui oleh para pelaku pasar modal yaitu: 1)
Informasi yang bersifat fundamental
20 2)
Informasi yang berkaitan dengan masalah teknis
3)
Informasi yang berkaitan dengan faktor lingkungan Teori signal berasumsi bahwa manajemen perusahaan mempunyai informasi yang
akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor luar. Jika manajemen perusahaan tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperolehnya tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan terhadap pasar modal, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu signal terhadap adanya suatu peristiwa tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan yang terjadi.
2.4 Perbankan 2.3.1 Pengertian bank Dalam Pasal 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UndangUndang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan pengertian perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Stuart dalam Dendawijaya (2005: 14) berpendapat bahwa bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. Selanjutnya Abdurachman
21 dalam Dendawijaya (2005: 14) mengemukakan bahwa bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain. Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bank adalah suatu lebaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, serta melaksanakan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan aspek keuangan. 2.3.2 Fungsi bank Susilo (2000: 6) secara spesifik menyebutkan bahwa fungsi bank meliputi : 1) Agent of trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsure kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan dananya di bank. Pihak bank sendirai akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsure kepercayaan.
2) Agent of development Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu
22 dengan yang lain. Sektor riil tidak akan bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi dan juga konsumsi barang dan jasa dimana selalu berkaitan dengan penggunaan uang. 3) Agent of services Disamping kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan. 2.3.3 Peran bank Malayu (2004: 3) berpendapat bahwa bank sangat penting dan berperan untik mendorong pertumbuhan pertumbuhan perekonomian suatu bangsa karena bank adalah : 1) Pengumpul dana dari masyarakat yang kelebihan dana (Surplus Spending Unit / SSU) dan penyalura kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana (Defisit Spending Unit / DSU). 2) Tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat. 3) Pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis, dan ekonomis. 4) Penjamin penyelesaian pedagangan dengan menerbitkan Letter of credit (L/C). 5) Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank guarantee. 2.3.4 Usaha pokok bank
23 Menurut Malayu (2004: 5), pada dasarnya bang merupakan perantara antara SSU dan DSU, usaha pokok bank didasarkan atas empat hal pokok, yaitu : 1) Denomination Devisibility, artinya bank menhimpun dana dari SSU yang masing-masing nilainya relatif kecil, tetapi secara keseluruhan jumlahnya akan sangat besar. 2) Maturity Flexibility, artinya bank dalam menghimpun dana menyelenggarakan bentubentuk simpanan yang bervariasi jangka waktu dan penarikannya, seperti rekening giro, deposito berjangka, buku tabungan, dan sebagainya. 3) Liquidity Transformation, artinya dana yang disimpan oleh para penabung (SSU) kepada bank umumnya bersifat likuid. Oleh karena itu, SSU dapat dengan mudah mencairkannya sesuai dengan bentuk tabungannya. 4) Risk Diversification, artinya bank dalam menyalurkan kepada banyak pihak atau debitor dan sektor-sektor ekonomi yang beraneka macam, sehingga risiko yang dihadapi bank dengan cara menyebarkan kredit akan menjadi semakin kecil.
2.3.5 Jenis bank Dendawijaya (2005: 15) berpendapat bahwa jenis atau bentuk bank bermacam-macam, tergantung pada cara penggolongannya. Penggolongan dapat dilakukan bardasarkan hal-hal sebagai berikut : a. Formalitas berdasarkan undang-undang b. Kepemilikannya c. Penekanan kegiatan usahanya
24 d. Pembayaran bunga atau pebagian hasil usaha. Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu : 1) Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan bank umum sangat luas dalam bidang keuangan dari mulai menghimpun dan menyalurkan dana hingga memperjualbelikan saham perusahaannya dalam rangka investasi. 2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang usahanya hanya meliputi penghimpunan dana, memberikan kredit, serta menyediakan pembiayaan dan penempatan dana dalam bentuk SBI, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. Selanjutnya Kasmir (2002: 26) menyebutkan jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai berikut ; 1) Bank Milik Pemerintah Adalah bank dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. 2) Bank Milik Swasta Nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. 3) Bank Milik Asing
25 Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara. 4) Bank Milik Campuran Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional, namun secara mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh warga negara Indonesia.
2.3.6 Kegiatan dan jasa perbankan lalinnya Menurut Dendawijaya (2005: 20) kegiatan dan jasa perbankan lainnya selain kegiatan pokok bank antara lain :
1) Kegiatan money market (pasar uang) Kegiatan yang bersifat abstrak (tidak ada transaksi secara tunai atau cash money), dimana dana dapat dipinjam atau dipinjamkan dalam jangka pendek (satu hari, satu minggu, dua minggu). Atas kesempatan mempergunakan dana tersebut, peminjam dikenakan bunga oleh pemilik dana. 2) Kegiatan foreign exchange (forex) Kegiatan bank dalam melakukan pertukaran atau jual beli mata uang asing atau valuta asing (valas). 3) Kegiatan pasar modal (capital market) Kegiatan bank dalam melakukan jual beli saham, obligasi, ataupun derivative di bursa efek meliputi perantara (broker/pialang). Bursa efek adalah tempat atau sarana untuk
26 mempertemukan pemunta dana (emiten) dan penawar dana (investor) terhadap dana jangka panjang dalam bentuk efek. 4) Layanan custody (custodian service) Layanan terpadu atas kegiatan transaksi efek yang dilakukan nasabah yang meliputi: a. layanan penyimpanan (safe keeping service), b. layanan transaksi (trade dearing service), c. layanan informasi (information service). 5) Layanan broker (brokerage service) Layanan jasa bank yang diberikan kepada nasabah untuk melakukan jual beli saham, obligasi, sertifikat danareksa, dan surat berharga lainnya di bursa efek.
6) Gold card Kredit yang dikeluarkan bank dengan bekerja sama dengan penerbit kartu kredit di luar negeri untuk mengkombinasikan fasilitas gold card dari penerbit itu (termasuk transaksi dalam valas) dengan jasa-jasa yang diberikan oleh bank.
2.5 Analisis Rasio Keuangan Bank Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik analisa yang biasa digunakan dalam laporan keuangan. Menurut Munawir (2004: 37) analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis beberapa rasio keuangan akan memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap prestasi dan kondisi keuangan sebuah perusahaan.
27 Rasio keuangan sangatlah penting bagi pihak eksternal yang menilai suatu perusahaan guna investasinya di masa yang akan datang. Hasil analisis rasio keuangan akan membantu mengintepretasikan hubungan bebagai aspek yang dapat memberikan dasar pertimbangan tentang potensi keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, dengan analisis rasio keuangan perusahaan dapat diketahui tingkat kesehatan perusahaan. Menurut Sawir (2005: 6), analisis dan intepretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analisis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Analisis rasio keuangan yang menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba rugi satu dengan lainnya, dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis rasio keuangan memerlukan beberapa tolok ukur. Menurut Undang-Undang No. 19 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas UndangUndang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia. Undang-undang tersebut lebih lanjut menetapkan bahwa bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan likuiditas, kualitas aset, kualitas manajemen, rentabilitas dan solvabilitas serta aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. Kelima aspek itulah yang biasa dikenal dengan CAMEL. Setiap aspek diukur dengan rasio masing-masing, misalnya untuk likuiditas dengan LDR, rentabilitas dengan ROA, dan solvabilitas dengan CAR.
2.6 Loan to Deposit Ratio (LDR)
28 2.6.1 Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR)
Menurut Kashmir (2002: 272) Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rasio ini dapat dirumuskan
LDR =
x 100%
Dendawijaya (2005: 116) menyebutkan bahwa rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk sagara memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Rasio LDR juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan suatu bank. Apabila kredit yang disalurkan mengalami kegagalan atau bermasalah, maka bank akan mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana yang dititipkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas rasio LDR melalui Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 tanggal 31 Mei 2004 sebagai berikut:
29
Tabel 2.1 Tingkat Loan to Deposit Ratio Prosentase Rasio
Kategori
Di bawah 93.75 %
Sehat
93.75 % - 97.5 %
Cukup sehat
97.5 % - 101.25 %
Kurang sehat
Di atas 101.25 %
Tidak sehat
Sumber: SE.BI No. 6/23/DPNP/2004
2.6.2 Unsur-unsur Loan to Deposit Ratio Kasmir (2002: 272) menyebutkan unsur-unsur LDR sebagai berikut : 1) Total Loans Total Loans adalah adalah semua realisasi kredit dalam rupiah dan valuta asing yang diberikan bank termasuk kantornya di luar negeri, kepada pihak ketiga bukan bank baik di dalam maupun di dalam negeri. 2) Total Deposit Total Deposit adalah dana yang dihimpun oleh bank yang berupa : a. Giro, yaitu simpanan yang dapat digunukan sebagai alat pembayaran, dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan. b.Deposito berjangka, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
30 c. Sertifikat deposito, yaitu deposito berjangka yang bukti penyimpanannya dapat diperdagangkan. d.Tabungan, yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. 3) Equity Equity adalah modal yang terdiri dari modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak.
2.7 Capital Adequacy Ratio (CAR) 2.7.1 Pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Sinungan (1992: 157), Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah perbandingan modal sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia setelah dihitung margin risk atau pertumbuhan risikonya. Sedangkan menurut Mulyono (1999: 130) CAR merupakan perbandingan antara equity capital dengan total loans dan securities. Dendawijaya (2005: 121) berpendapat bahwa CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lainlain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR adalah rasio kecukupan modal atau kemampuan bank dalam permodalan guna menutup kerugian dalam perkreditan atau kemungkinan kerugian dalam perdagangan surat-
31 surat berharga. CAR merupakan indikator terhadapkemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut
x 100%
CAR =
Bank Indonesia menetapkan ketentuan mengenai batas rasio CAR sebagai berikut dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 tanggal 31 Mei 2004 sebagai berikut : Tabel 2.2 Tingkat Capital Adequacy Ratio Prosentase Rasio
Kategori
Di atas 8 %
Sehat
6.4 % - 8 %
Kurang Sehat
Di bawah 6.4 %
Tidak Sehat
Sumber: SE.BI No. 6/23/DPNP/2004
2.7.2 Unsur-unsur CAR Berdasarkan ketentuan yang dibuat oleh Bank Indonesia mangenai Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, terdapat ketentuan bahwa unsur permodalan (CAR) terdiri atas : 1.Modal
32 Menurut Dendawijaya (2005: 38), modal bank terdiri atas modal inti dan modal pelengkap. a) Modal Inti Komponen modal inti pada dasarnya terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, dengan perincian sebagai berikut : 1) Modal disetor, adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya. 2) Agio saham, adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya. 3) Cadangan umum, adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham atau rapat anggota sesuai anggaran dasar masing-masing. 4) Cadangan tujuan, adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham atau rapat anggota. 5) Laba ditahan, adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan. 6) Laba tahun lalu, adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan belum ditentukan penggunaannya oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau rapat anggota. Jumlah laba tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
33 7) Laba tahun berjalan, adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mengalami kerugian pada tahun bejalan, seluruh kerugian tesebut menjadi faktor pengurang dari modal inti. 8) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan anak perusahaan adalah bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) lain yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank. b) Modal Pelengkap Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang tidak dibantuk dari laba setelah pajak dan pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal. Secara terperinci modal pelengkap dapat berupa sebagai berikut : 1) Cadangan re-evaluasi aktiva tetap, adalah cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal pajak. 2) Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, adalah cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif. 3) Modal kuasi, adalah modal yang didukung oleh instrument atau warkat yang memiliki sifat seperti modal. 4) Pinjaman subordinasi, adalah pinjaman yang harus memenuhi berbagai syarat, seperti ada perjanjian tertulis antara bank dan pemberi pinjaman serta mendapat persetujuan dari
34 Bank Indonesia, minimal berjangka 5 tahun dan pelunasan sebelum jatuh tempo harus atas persetujuan Bank Indonesia. 2.Total Loans Total loans merupakan jumlah kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga dan pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa setelah dikurangi penyisihan penghapusan. 3.Securities / Surat Berharga Securities / surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal atau pasar uang.
2.8 Return On Assets (ROA) Menurut Dendawijaya dalam Setiyawati (2007: 30) Return On Assets (ROA) adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Jadi rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut
ROA
x 100%
35 Laba setelah pajak adalah laba rugi bank yang diperoleh dalam periode berjalan setelah dikurangi pajak. Total asset merupakan komponen yang terdiri dari kas, giro pada BI, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, kredit yang diberikan, pendapatan yang masih harus diterima, biaya bayar di muka, uang muka pajak, aktiva tetap dan penyusutan aktiva tetap dan lain-lain. Berikut ini adalah ketentuan tingkat ROA dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 :
Tabel 2.3 Tingkat Return On Asset Prosentase Rasio
Kategori
Di atas 1.22 %
Sehat
0.99 % - 1.22 %
Cukup Sehat
0.77 % - 0.99 %
Kurang Sehat
Di bawah 0.77 %
Tidak Sehat
Sumber: SE.BI No. 6/23/DPNP/2004
2.9 Hubungan LDR, CAR, dan ROA terhadap Harga Saham Menurut Dendawijaya (2005: 114), ada tiga rasio keuangan yang penting dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan perbankan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Masing-masing rasio ini mewakili syarat kinerja perusahaan bank yang baik yaitu terjaganya keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai. Pada penelitian
36 ini untuk menilai aspek likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas tersebut maka digunakan rasio LDR, CAR, dan ROA. Dendawijaya (2005: 116) mengatakan bahwa Loan to Deposit Ratio menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Jadi banyaknya kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat harus diimbangi dengan kemampuan bank tersebut untuk mengembalikan dana itu. Dengan keseimbangan kemampuan ini maka rasio LDR akan teatp terjaga, serta masyarakat dan dan investor pun akan semakin percaya bahwa bank tersebut dalam kondisi sehat sehingga pada akhirnya harga saham juga akan meningkat. Dendawijaya (2005: 121) berpendapat bahwa CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Dengan CAR yang tinggi, berarti bank mempunyai kemampuan untuk mengatasi kemungkinan kerugian akibat perkreditan dan perdagangan surat-surat berharga. Selain itu, jika CAR tinggi maka masyarakat dan investor akan percaya terhadap kemampuan permodalan bank, dan dana yang diserap dari masyarakat meningkat yang akhirnya akan meningkatkan harga saham.
37 Return On Assets (ROA) merupakan rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. ROA yang tinggi berarti rasio rentabilitas juga tinggi, yang berarti juga bank sukses dalam menghasilkan laba. Dengan laba yang tinggi berarti investor dapat mengharapkan keuntungan yang berasal dari deviden, hingga pada akhirnya harga saham akan naik. Sebaliknya jika ROA rendah berarti profitabilitas bank juga rendah, hal tersebut dapat menurunkan harga saham. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LDR, CAR dan ROA berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan di BEI.
2.10 Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian tentang variabel-variabel dalam penelitian ini telah dilakukan untuk menguji besarnya pengaruh berbagai faktor terhadap kinerja dan harga saham perbankan, baik di dalam maupun luar negeri. Berikut beberapa penelitian yang peneliti gunakan sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini. Heidi Taylor Aggeler (1998) meneliti tentang pengaruh pertumbuhan kredit (loan growth), tingkat modal perbankan (bank’s equity level), dan waktu pelaporan keuangan terhadap permasalahan likuiditas perbankan. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa LDR paling besar pengaruhnya terhadap permasalahan likuiditas bank daripada kedua variabel yang lain. Puji Astuti (2002) melakukan penelitian dengan judul Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Harga Pasar Saham Perbankan di BEJ. Dalam penelitian ini digunakan variabel diantaranya Earning Per Share, ROE, ROA, NPM, Liqudity Risk, Interest Rate Risk, Credit Risk, dan CAR. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa EPS, ROE, NPM, LR, CR, CAR berpengaruh positif, sedangkan ROA dan IRR berpengaruh negatif.
38 Selanjutnya tahun 2004 Pena Arisanti meneliti berbagai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham perbankan di BEJ 1999-2001 dengan menggunakan variabel Price Earning Ratio, ROE, NPM, DER, dan ROA. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan secara simultan semua variabel tidak berpengaruh secara sgnifikan terhadap harga saham, dan secara parsial hanya NPM dan ROE yang berpengaruh signifikan. Casper H. Fouche, J.Mukuddem-Petersen,
dan M. A. Petersen (2005) melakukan
penelitian berjudul Continuous-time Stochastic Modelling of Capital Adequacy Ratios for Banks. Penelitian ini meneliti tentang Stochastic banking model (aset, modal, kewajiban, kredit, utang). Diperoleh kesimpulan variabel tersebut beserta CAR konsisten mempengaruhi kinerja dan prestasi bank. Lidiadni Septiantri (2006) mengangkat judul Analisis Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham pada Sektor Perbankan yang Go Public Tahun 2000-2004 untuk penelitiannya. Dengan variabel EPS, LDR, CAR, ROE, NPM, IRR, Assets to Loan Ratio dan Leverage Mulplier diperoleh kesimpulan secara simultan semua berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan EPS, ROE, NPM secara parsial signifikan berpengaruh terhadap harga saham. Desi Arianti (2007) menyusun penelitian berjudul Analisis Tingkat Kesehatan Bank dan pengaruhnya terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ. Dalam penelitian ini digunakan variabel CAR, RORA, NPM, ROA, LDR dan diperoleh kesimpulan bahwa secara simultan semua berpengaaruh signifikan, dan secara parsial hanya CAR, RORA, LDR berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2.11 Kerangka Berpikir
39 Dalam melakukan sebuah investasi, seorang investor membutuhkan informasi yang akurat, aktual dan transparan mengenai perusahaan yang akan dibeli kepemilikannya. Salah satu informasi yang sangat dibutuhkan seorang investor adalah informasi mengenai kinerja, baik keuangan maupun manajemennya. Informasi ini sangatlah fundamental bagi para investor agar dapat memperhitungkan keuntungan yang dapat diperoleh dalam investasinya. Untuk tujuan tersebut, investor menggunakan laporan keuangan yang kemudian dianalisis untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan. Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan dalam PSAK No. 1 yang dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang kinerja dan posisi keuangan perusahaan kepada para stakeholder guna pengambilan keputusan ekonomi perusahaan. Dengan demikian para pihak yang berkepentingan termasuk investor dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan, yang pada akhirnya akan berdampak pada harga saham perusahaan. Karena pada dasarnya harga saham perusahaan ditentukan oleh kinerjanya. Secara teori, jika kinerja perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham, begitu juga dengan sebaliknya. Untuk mengukur kinerja perusahaan dapat digunakan analisa terhadap rasio keuangan. Menurut Dendawijaya (2005: 114), analisis kinerja perusahaan perbankan terdiri dari analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Dalam penelitian ini rasio likuiditas akan diukur dengan Loan to Deposiy Ratio (LDR), rasio solvabilitas diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), dan untuk rasio rentabilitas diukur dengan Return On Asset (ROA). LDR merupakan indikator kerawanan dan kemampuan suatu bank. Tingginya rasio ini mengindikasikan rendahnya likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan banyak
40 dana yang diberikan sebagai kredit kepada nasabah. Oleh karena itu pemberian kredit kepada masyarakat tentunya diimbangi dengan kemampuan untuk mengembalikannya, sehingga perusahaan akan memperoleh keuntungan dari bunga kredit yang diberikan. Jika kedua kemampuan ini berimbang maka masyarakat dan investor percaya bahwa bank yang bersangkutan adalah menguntungkan, yang pada akhirnya harga saham pearusahaan akan meningkat. CAR adalah rasio untuk mengukur kecukupan modal sebuah perusahaan, guna menutup kemungkinan kerugian dalam perkreditan atau dalam perdagangan surat-surat berharga. Semakin tinggi rasio ini, maka bank yang bersangkutan dapat dikatakan solvable. Dengan status bank yang solvable ini kepercayaan masyarakat dan investor semakin tinggi karena mereka merasa aman untuk menginvestasikan dananya di bank tersebut, yang pada akhirnya akan menaikkan harga saham perusahaan. Selanjutnya untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (rentabilitas) suatu perusahaan dapat diukur dengan ROA. Tingginya rasio ini berarti perusahaan dalam hal ini perbankan sukses dalam memanfaatkan aset yang dimiliki dalam usahanya guna mengasilkan laba. Tingginya tingkat laba yang dihasilkan dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas investor karena mereka yakin akan mendapatkan deviden yang besar. Jadi semakin tinggi ROA suatu perusahaan akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Dari uraian di atas, peneliti barasumsi bahwa LDR, CAR, dan ROA berpengaruh terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan. Berikut gambar kerangka berpikir peneliti :
41
Likuiditas
Tinggi
Likuiditas Rendah
Rendah
Likuiditas Tinggi
LDR
Harga Saham Naik Rasio Keuangan Fundamental
Solvabilitas
Rentabilitas
Tinggi
Modal Kuat
Rendah
Modal Lemah
Tinggi
Laba Tinggi
Rendah
Laba Rendah
CAR
ROA
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Peneliti Pengaruh LDR, CAR dan ROA terhadap Harga Saham
Harga Saham Turun
42
2.12 Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 = Ada pengaruh negatif antara Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di BEI. H2 = Ada pengaruh positif antara Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di BEI. H3 = Ada pengaruh positif antara Return On Asset (ROA) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di BEI. H4 = Ada pengaruh antara Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Asset (ROA) secara simultan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di BEI.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Populasi mencakup keseluruhan obyek yang akan diukur, diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Sampel dalam penelitian ini menggunakan model purposive sampling, dan unit sampel dalam penelitian ini mengambil keseluruhan laporan keuangan tahunan dan rasio keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dengan kriteria tertentu, yaitu : 1) Perbankan yang listing di BEI selama 3 periode berturut-turut. 2) Perbankan tersebut mempublikasikan laporan keuangan selama tahun penelitian 20052007. 3) Perbankan tersebut tidak dilikuidasi pada saat tahun penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh populasi sebanyak 27 perbankan. Berikut daftar populasi yang peneliti peroleh : Tabel 3.1 Daftar Populasi Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7
Perbankan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Bank Artha Niaga Kencana Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Bumi Arta Tbk PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Century Tbk 43
44 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
PT Bank Danamon Tbk PT Bank Eksekutif Internasional Tbk PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Kesawan Tbk PT Bank Lippo Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mayapada Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Niaga Tbk PT Bank NISP Tbk PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Swadesi Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk PT Bank UOB Buana (d/h Bank Buana Indonesia) Tbk PT Bank Victoria International Tbk
Sumber: Data sekunder yang diolah
Setelah dipelajari, ternyata dari semua populasi yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian adalah sebanyak 22 perbankan. Perbankan yang tidak masuk sebagai sampel dikarenakan masing-masing dari lima perbankan tersebut tidak memenuhi salah satu atau lebih kriteria yang diajukan. Untuk PT Bank Artha Niaga Kencana Tbk tidak masuk sampel karena pada tahun 2007 perbankan ini tidak listing di BEI dan tidak mempublikasikan laporan keuangan. Hal yang sama juga terjadi pada PT Bank Bukopin Tbk, PT Bank Bumi Arta Tbk, dan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk pada tahun 2005. Sedangkan untuk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk baru listing di BEI pada tahun 2007. Berikut daftar sampel dalam peneletian ini : Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian No.
Perbankan
45 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Century Tbk PT Bank Danamon Tbk PT Bank Eksekutif Internasional Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Kesawan Tbk PT Bank Lippo Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mayapada Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Niaga Tbk PT Bank NISP Tbk PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Swadesi Tbk PT Bank UOB Buana (d/h Bank Buana Indonesia) Tbk PT Bank Victoria International Tbk
Sumber: Data sekunder yang diolah
3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Independent Variable / Variabel Bebas (X) Variabel bebas merupakan variabel yang diduga mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas berupa : a. X1 = Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan bank selama tahun 2005-2007.
46
x 100%
LDR =
b. X2 = Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio adalah rasio kecukupan modal atau kemampuan bank dalam permodalan guna menutup kerugian dalam perkreditan atau kemungkinan kerugian dalam perdagangan surat-surat berharga selama tahun 2005-2007.
x 100%
CAR =
c. X3 = Return On Asset (ROA) Return On asset adalah rasio yang berfungsi untuk mengukur efektivitas bank dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya selama periode tahun 2005-2007.
ROA
x 100%
3.2.2Dependent Variable / Variabel Terikat (Y) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah harga saham relatif perbankan tahun 2005-2007. Yang dimaksud dengan harga saham relatif dalam hal ini adalah rata-rata perubahan harga saham selama 5 hari sebelum dan setelah publikasi laporan keuangan perbankan pada tahun tersebut.
47
3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data dokumen sekunder yang memuat kejadian atau transaksi historis perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2005-2007. Metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui pengungkapan laporan keuangan tahunan (annual report), tingkat rasio keuangan serta perubahan harga saham pada perusahaan sampel. Data-data dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari catatan-catatan yang dipublikasikan di BEI. Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan jenis data sekunder yang berupa ringkasan laporan keuangan yang terdapat pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD), atau juga dapat diperoleh di situs www.idx.co.id, www.bi.go.id dan www.bapepam.co.id.
3.4 Metode Analisis Data 3.4.1 Uji Normalitas
Sebelum melakukan uji statistik, langkah awal yang harus dilakukan adalah screening terhadap data yang akan diolah. Screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis, akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal.
48 Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal atau tidak. Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram dari residualnya dan melihat persebaran data pada sumbu diagonal atau pada grafik normal. Dasar pengambilan keputusan ini antara lain : 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau mengubah arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal sehingga model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dari hasil uji normalitas terhadap data yang peneliti peroleh, semua data terdistribusi secara normal. Artinya diperoleh data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis pada histogram, dan persebarannya pada sumbu diagonal dan grafik normal. Berikut gambar hisrogram dan P-Plot normalitas data :
Gambar 3.1 Histogram Normalitas Data
49
Gambar 3.2 Normal P-Plot
3.4.2 Analisis Deskriptif Tujuan adanya analisis deskriptif adalah mendeskripsikan data sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Selain itu, analisis ini juga memberikan penjelasan tentang variabel-variabel penelitian, nilai maksimum, minimum,dan rata-ratanya. Variabel yang akan dianalisis daam penelitian ini adalah LDR, CAR dan ROA sebagai variabel independen, serta perubahan harga saham / harga relative saham sebagai variabel dependen. 3.4.3 Analisis Inferensial Analisis Inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk
50 mengetahui pengaruh Loan to Deposit ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Asset (ROA) terhadap harga saham. Adapun bentuk model yang aka diuji dalam penelitian ini yaitu : Y = a - b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan : Y
= harga saham
a
= konstanta
b
= koefisien persamaan regresi X1, X2, dan X3
X1 = variabel LDR X2 = variabel CAR X3 = variabel ROA e
= faktor pengganggu / error
3.4.4 Pengujian Hipotesis 1) Uji Simultan Uji statistik ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F, dengan cara membandingkan nilai F kritis (Ftabel) dengan F rasio (Fhitung) yang terdapat pada tabel analysis of variance dari hasil perhitungan. Untuk menentukan nilai Ftabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = 66 - 4 = 62. Kriteria yang digunakan dalam uji ini menurut Algifari (2000: 73) adalah : Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha), yang artinya secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua
51 variabel independen (X) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (Y). Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima yang artinya secara statistik dapat dibuktikan bahwa semua variabel independen (X) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). 2) Uji Parsial Kendala regresi berganda sebagai alat estimasi sangat ditentukan oleh signifikansi parameter-parameter yang dalam hal ini adalah koefisien regresi. Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Untuk menentukan nilai t statistik tabel digunakan tingkat signifikasi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel, jadi diperoleh df = 61. Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan menerima hipotesis alternatif (Ha) yang artinya variabel independen (X) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima yang artinya variabel independen (X) secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). 3) Koefisien Determinasi Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda, yang masing-masing variabel independen yaitu Loan to deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Return On Assets (ROA) secara simultam maupun parsial berpengaruh terhadap harga saham. Untuk menyatakan besarnya pengaruh variabel bebas (X) secara simultan terhadap harga saham digunakan R², sedangkan untuk menyatakan besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara parsial digunkan r².
52 4) Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik atau tidak. Dalam uji ini, model analisa yang digunakan akan menghasilkan estimator yang tidak bias apabila memenuhi beberapa asumsi klasik sebagai berikut : a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat cara-cara sebagai berikut : (1) Nilai R² yang dihasilkan dalam model regresi sangat tinggi, tetapi secar individual variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. (2) Menganalisi matriks korelasi variabel independen. Jika antar variabel dependen ada korelasi yang cukup tinggi ini merupakan indikasi multikolinier. (3) Dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terdapat multikolinier. b. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi atau hubungan yang terjadi antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam serangkaian waktu (data time series). Salah satu pengujian yang umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelaasi adalah uji statistik Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut : 1)
Bila nilai Durbin Watson (DW) terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4 – du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
53 2)
Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl) maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif.
3)
Bila DW lebih besar dari (4 – dl), maka autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4)
Bila DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl), atau DW terletak antara (4 – du) dan (4 – dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
c. Uji Heterokedastisitas Penyimpangan asumsi klasik ini adalah adanya heterokedastisitas, yang artinya varian dalam model tidak sama. Konsekuensi adanya heterokedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar, walaupun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya dalam arti tidak bias. Pertambahan sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya (konsisten). Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji Scatterplots.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi perusahaan sampel a. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Perusahaan ini pada awalnya adalah sebuah institusi bukan bank dengan nama PT Inter-Pacific Financial Corp, perusahaan ini berdiri pada 7 September 1973 sebagai hasil join venture dari beberapa perusahaan yaitu PT BRI (Persero), Continental Bank (Belgia), The Sanwa Bank (Jepang), dan Credit Comercial De France (Perancis). Kemudian perusahaan ini berubah statusnya menjadi bank komersial pada tanggal 24 Februari 1993 dengan nama PT Inter-Pacific Bank. Pada 1 Juli 1998 bank ini berubah nama menjadi PT Bank Inter-Pacific Tbk. Bank Indonesia menyetujui merger bank ini dengan PT Bank Artha Graha pada tanggal 15 Juni 2005, dan tanggal 14 Juli 2005 namanya berubah menjadi PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. Kepemilikan saham bank ini adalah sbesar 22.48% oleh PT Cerana Artharutra, PT Karya Nusantara Permai sebesar 12.12%, PT Puspita Bisnispuri, PT Arthamulia Sentosajaya dan PT Pirus Platinum Murni masing-masing sebesar 14.04%, dan sisanya 23.28% dimiliki oleh publik.
b. PT Bank Bmiputera Indonesia Tbk
54
55 Berdiri pada 31 Juli 1989, perusahaan ini memperoleh izin beroperasi sebagai bank umum pada 4 Januari 1990. Pada 5 Desember 1997 perusahaan ini memperoleh status baru sebagai bank asing. Saham bank ini dimiliki oleh Che Abdul Daim Bin Haji Zainuddin sebesar 67.07%, AJB Bumiputera 1912 sebesar 5.98%, dan sisanya sebesar 26.95% dimilikimoleh publik. c. PT Bank Central Asia Tbk Bank ini pertama berdiri pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Bank ini merupakan gabungan usaha antara Bank Sarana Indonesia dan Bank Gemari (1976), serta Indo Comercial Bank (1979). Bank ini merupakan bank yang tahan akan dampak krisis yang melanda asia tahun 1997. Hingga kini BCA masih menjadi salah satu bank yang memiliki good corporate governance yang cukup stabil. Kepemilikan saham bank ini adalah sebesar 51.15% dimiliki oleh Farindo Investments (Mauritius) Ltd., Anthony Salim sebesar 1.76%, Djohan Emir Setijoso sebesar 0.13%, dan 46.96 dimiliki oleh publik. d. PT Bank Century Tbk PT Bank Century berdiri pada tahun 1989. bank ini mulai listing di Bursa Efek Jakarta pada 25 Juni 1997. pada 22 Oktober 2004 bank ini merger dengan Bank Danpac dan Bank Pikko, dan kemudian berganti nama menjadi PT Bank Century Tbk. Saham bank ini dimiliki oleh Cleanstream Banking S.A Luxembourg sebesar 11.15%, First Gulf Asia Holding Limited 9.55%, sebesar 9.00% dimiliki oleh PT Century Mega Investindo, PT Antaboga Delta Sekuritas sebesar 7.44%, PT Century Super Investindo 5.64%, dan sisanya dimiliki oleh publik. e. PT Bank CIMB Niaga Tbk
56 Berdiri pada 26 September 1955, Bank Niaga merupakan salah satu dari tujuh bank yang memiliki aset terbesar. Bank ini menjadi bank lokal pertama yang menyediakan layanan ATM di tahun 1987 dan juga sistem on-line pada 1991. Pada tahun selanjutnya, Bank Niaga berhasil mempertahankan rekor sebagai penyedia layanan terbaik. Pada tahun 2006 Bank Niaga memperoleh penghargaan sebagai bank yang paling konsisten dalam keunggulan layanan dari Marketing Research Indonesia. Pada awal 2008 Bank Niaga meluncurkan visi baru mereka yaitu menjadi bank umum yang paling utama di Indonesia, tentunya dalam hal produk perbankan dan layanannya. Kepemilikan saham ini adalah sebesar 62.47% dimiliki oleh CIMB Group Sdn Bhd, SSB HG22 Smallcap Worl-Fund Inc sebesar 1.79%, Morgan Stanley Inc sebesar 1.55%, Fortis Ekuitas dan Goldman Sach London-Segregated Account masing-masing sebesar 1.22%, dan sisanya sebesar 31.75 dimiliki oleh publik. f. PT Bank Danamon Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk berdiri pada tahun 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia, kemudian pada tahun 1976 namanya berubah menjadi Bank Danamon Indonesia kembali. Di tahun 1976 bank ini menjadi bank asing pertama, dan mulai listing di BEJ pada 1977. Bank ini merupakan penggabungan dari Asia-Afrika Banking Corp (1981), PT Bank Delta (1996), PT PDFCI (1999), PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara Tbk, PT Jaya Bank Int, dan PT Bank Risjad Salim Int (2000). Saham bank ini dimiliki oleh Asia Financial (Indonesia) Pte., Ltd. sebesar 67.88% dan publik sebesar 32.12%. g. PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
57 Perbankan ini berdiri pada tahun 1992 yang kemudian berganti nama menjadi Bank Eksekutif Internasional pada 16 Januari 1996 dan mulai beroperasi sebagai bank umum pada 9 Agustus 1993. Pada bulan Juli 2001, perusahaan ini menerbitkan 277.5 juta lembar saham. Sebagian besar kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh Widjaja bersaudara yaitu sebesar 53.15% oleh Lunardi Widjaja, Lusiana Widjaja sebesar 10.29%, Irawanti dan Sinthyawati Widjaja masing-masing 4.99%, Setiawan Widjaja sebesar 4.82%, dan sisasnya sebesar 21.76% dimiliki oleh publik. h. PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) berdiri pada tanggal 15 Mei 1959 dan diakui sebagai bank asing pada 1988. Bank ini mulai listing pada tahun 1989 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Kepemilikan saham bank ini adalah sebesar 55.61% oleh Sorak Financial Holdings Pte., Ltd, Aranda Investments (Mauritius) Pte., Ltd sebesar 6.01%, dan dimiliki oleh publik sebesar 38.38%.
i. PT Bank Kesawan Tbk Perbankan ini didirikan di Medan pada 28 April 1913 dengan nama Chunghwa Shangyeh Maatschappij NV (sebuah perusahaan dagang Cina). Pada 31 Maret 1962, perusahaan ini berganti nama menjadi PT Chunghwa Shangyeh. Dan pada 10 Maret 1965 namanya berganti lagi menjadi PT Bank Kesawan. Saham bank ini dimiliki oleh PT Adhi Tirta Mustika sebesar 64.03%, PT Arthavest Tbk sebesar 19.95%, PT Kapita Sekurindo sebesar 5.89%, dan siasanya sebesar 10.13% dimiliki oleh publik. j. PT Bank Lippo Tbk
58 Bank ini berdiri pada tahun 1948 dengan nama Bank Perniagaan. Bank ini telah beberapa kali melakukan merger dengan bank lain, misalnya dengan Central Comercial Bank pada 1977 dan berganti nama menjadi PT Bank Perniagaan Indonesia, serta dengan PT Bank Umum Asia pada 1989 dan berganti nama menjadi Lippo Bank. Pada 23 Desember 1998 bank ini kembali berganti nama menjadi PT Bank Lippo Tbk. Kepemilikan saham bank ini adalah oleh Santubong Investments B.V sebesar 87.03%, Gratville Pte., Ltd sebesar 5.57%, PPA (pemerintah Indonesian) sebesar 1.70%, dan oleh publik sebesar 5.70%. k. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank ini berdiri pada Oktober 1998 setelah terjadi krisis moneter asia tahun 19971998. Bank Mandiri adalah hasil penggabungan dari empat bank milik pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor dan Bank Pembangunan Indonesia. Saham bank ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebesar 66.97% dan publik sebesar 33.03%. l. PT Bank Mayapada Tbk Bank ini didirikan di Jakarta dengan nama PT Bank Mayapada International pada 1989, dan pada 1995 namanya berganti menjadi PT Bank Mayapada Internasional. Bank ini mulai beroperasi secara komersialmulai tahun 1990, dan tiga tahun kemudian mendapat lisensi sebagai bank asing. Kepemilikan saham bank ini adalah sebesaar 25.31% oleh PT Mayapada Karunia, Summertime Ltd sebesar 24.43%, CMGI I Client Segregated Secs sebesar 23.03%, sebesar 7.76% dimiliki oleh Brilliant Bazzar Ltd, 7.68% oleh Dubai Ventures, dan sisanya dimiliki oleh publik. m. PT Bank Mega Tbk
59 Berdiri di Surabaya pada tahun 1969, bank ini termasuk bank yang pertumbuhannya cukup baik dengan pengelolaan yang profesional. Pada 1992 perbankan ini berganti nama menjadi PT Mega Bank dan berlokasi di Jakarta. Pada 30 September 1999, bank ini diakuisisi oleh PT Indovest Securitas sebagai anak perusahaannya dan pada 21 Januari berganti nama menjadi PT Bank Mega Tbk. Pada bulan Maret tahun 2000 bank ini mulai listing di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Kepemilikan bank ini adalah oleh PT Mega Corporation sebesar 55.22% dan sisanya sebesar 44.78% dimiliki oleh publik.
n. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Berdiri pada Juli 1946, Bank BNI pada awalnya memegang fungsi sebagai bank sentral. Pada tahun 1949, pemerintah Indonesia dan Belanda mengadakan Konverensi Meja Bundar dan salah satu hasilnya adanya persetujuan untuk mengubah fungsi Bank BNI menjadi bank komersial. Memulai fungsinya sebagai bank komersial pada tahun 1950, bank ini menjadi bank milik publik pertama yang listing di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Hingga kini bank yang lebih dikenal dengan nama BNI 46 ini terus berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang terdepan di Indonesia. Kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebesar 76.36%, dan sisanya sbesar 23.64% dimiliki oleh publik. o. PT Bank NISP Tbk Bank ini berdiri pada 4 April 1941 di Bandung dengan nama Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank NISP adalah bank tertua keempat di Indonesia yang fungsi pertamanya adalah sebagai bank penerima simpanan. Di tahun 1967 status bank ini berubah
60 menjadi bank komersial, dan pertama listing di Bursa Efek Jakarta pada 20 Oktober 1994. Kepemilikan bank ini paling besar dipegang oleh OCBC Overseas Investments Pte., Ltd yaitu sebesar 72.35%, oleh publik ssebesar 20.33%, International Finance Corporation sebesar 7.17%, dan sisanya dimiliki oleh Surjaudaja bersaudara.
p. PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank ini berdiri pada Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Karya Parahyangan. Untuk mengembangkan usahanya, pada Maret 1989 status bank ini berubah menjadi bank komersial dengan nama PT Bank Nusantara Parahyangan. Kemudian pada tahun 2000 bank ini mulai listing menjadi bank milik publik. Hingga akhir tahun 2007, mayoritas kepemilikan saham bank ini dipegang oleh ACOM Co. Ltd dan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd yaitu sebesar 55.68% dan 20.00%. Selain itu PT Hermawan Sentral Investama dan PT Hermawan Ladang Arta masing-masing memiliki 7.50%, PT Gema Megah Korporindo sebesar 2.25%, PT Gucimas Sukses Makmur sebesar 1.27%, PT Binadana Nata Arta sebesar 0.28%, dan publik memiliki sebesar 5.52%. q. PT Bank Pan Indonesia Tbk Perbankan ini berdiri pada tahun 1971 dari hasil penggabungan antara PT Bank Industri dan Dagang Indonesia, PT Bank Kemakmuran dan PT Industri Djaja Indonesia. Pada tahun setelah 1972 kemudian bank ini bergabung lagi dengan bank lain seperti PT Bank Abadi, PT Bank Lingga Harta, PT Bank Pembangunan Ekonomi, dan PT Bank Pembangunan Sulawesi. Pada tahun 2002 bank ini menjadi salah satu bank terbesar milik
61 publik. Saham bank ini dimiliki PT Panin Life Tbk sebesar 44.78%, Votraint No. 1103 PTY Limited sebesar 29.98%, dan publik sebesar 25.24%.
r. PT Bank Permata Tbk Secara formal Bank Permata bardiri pada tahun 2002, yaitu hasil penggabungan dari PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot. Pada tahun 2004 Standard Chartered Bank dan PT Astra Internasional Tbk mengambil alih kepemilika bank ini dan membawanya kepada perubahan besar. Hingga akhir tahun 2007 kedua perusahaan ini memiliki saham bank ini masing-masing sebesar 44.50%, dan sisanya dimiliki oleh publik. s. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Bank ini menjadi bank umum pada tahun 1968, kemudian sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah. Pada 10 Nopember 2003 Bank BRI melakukan pencatatan perdana sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Kepemilikan saham bank ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebesar 56.82% dan publik sebesar 43.185%.
62
t. PT Bank SwadesiTbk Bank ini berdiri di Surabaya pada September 1968 dengan nama PT Bank Pasar Swadesi, dan mulai beroperasi sebagai bank umum pada 2 September 1989. Di tahun 1992 bank ini menjalankan bisnis penukaran mata uang asing, dan pada 11 November bank ini beroperasi sebagai bank penukar mata uang asing. Saham bank ini dimiliki oleh PT Panca Mantra Jaya sebesar 49.00%, PT Putra Mahkota Perkasa sebesar 39.52%, Prakash Rupchand Chugani sebesar 1.61%, dan publik sebesar 9.87%. u. PT Bank UOB Buana Tbk Bank ini berdiri sebagai bank komersial pada tahun 1956, kemudian merger dengan PT Bank Pembinaan Nasional (1972), PT Bank Kesejahteraan Masyarakat (1974), dan PT Bank Aman Makmur (1975). Di tahun 1989 bank ini bergabung dengan Japan’s Mitsubishi Bank dan berganti nama menjadi Mitsubishi Buana Bank, tapi pada 1997 DBS Singapore membeli kepemilikannya dan namanya berganti menjadi DBS Buana Bank. Pada tahun 2004 United Overseas Bank (UOB) mengambil alih kepemilkan itu, dan pada 2007 namanya berganti menjadi PT Bank UOB Buana Tbk. Kepemilikan UOB atas bank ini adalah sebesar 61.13%, PT Sari Dasa Karsa memiliki 26.75%, dan dimiliki oleh publik sebesar 12.12%. v. PT Bank Victoria Intrnational Tbk Bank Victoria berdiri sebagai PT Bank Victoria pada 28 Oktober 1992, dan mulai beroperasi sebagai bank komersial pada 10 Agustus 1994. Bank ini memperoleh lisensi sebagai bank penukar mata uang asing pada tahun 1997, dan mulai listing di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1999. Kepemilikan saham bank ini dipgang oleh PT Victoria Sekuritas
63 sebesar 21.70%, Trans Universal Holding Ltd sebesar 14.92%, PT Suryayudha Investindo Cipta sebesar 13.57%, PT Nata Patindo sebesar 8.30%, Sukmawati sebesar 0.50%, dan publik sebesar 41.01%.
4.1.2 Deskripsi variabel penelitian a. Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposit Ratio merupakan rasio likuiditas bank yang diukur dengan menghitung jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. LDR dalam penelitian ini dihitung dan diukur dari tahun 2005 sampai 2007, berikut tabel LDR berdasar hasil penelitian : Tabel 4.1 Loan to Deposit Ratio Loan to Deposit Ratio ( % ) No.
Perbankan
1
2005
2006
2007
Rata-rata
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
77.58
70.70
74.57
74.28
2
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
75.38
77.17
74.77
75.77
3
PT Bank Central Asia Tbk
36.22
34.62
38.12
36.32
4
PT Bank Century Tbk
22.49
19.64
34.28
25.47
5
PT Bank Danamon Tbk
65.82
62.12
72.06
66.67
6
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
72.87
65.85
69.57
69.43
7
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
54.73
47.31
63.13
55.06
8
PT Bank Kesawan Tbk
53.40
64.31
63.13
60.28
9
PT Bank Lippo Tbk
27.59
38.49
52.07
39.38
10
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
39.80
42.66
44.04
42.17
11
PT Bank Mayapada Tbk
71.50
73.13
77.46
74.03
12
PT Bank Mega Tbk
47.80
39.14
41.99
42.98
13
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
44.37
40.94
48.41
44.57
14
PT Bank Niaga Tbk (CIMB Niaga)
74.77
73.88
80.73
76.46
15
PT Bank NISP Tbk
68.24
69.79
73.13
70.39
16
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
52.48
48.92
44.24
48.55
17
PT Bank Pan Indonesia Tbk
43.96
58.79
74.36
59.04
64 66.80
68.63
71.97
69.13
62.84
58.35
57.33
59.51
46.87
46.39
53.82
49.03
PT Bank UOB Buana Tbk
67.24
64.25
74.16
68.55
PT Bank Victoria International Tbk Rata-rata
35.62
37.97
40.43
38.01
54.94
53.80
60.20
56.31
18
PT Bank Permata Tbk
19
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
20
PT Bank Swadesi Tbk
21 22
Sumber: Laporan keuangan yang diolah
Dari tabel tersebut di atas diketahui bahwa rata-rata LDR tertinggi dimiliki oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk yaitu sebesar 76.46%, dan yang terendah adalah PT Bank Century Tbk yaitu hanya sebesar 25.47%. Dari tahun 2005 sampai dengan 2007 meskipun sempat mengalami penurunan, tingkat LDR perbankan kembali meningkat pada tahun 2007. Secara keseluruhan LDR selama tiga tahun adalah sebesar 56.31%, hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan perbankan di Indonesia dalam kategori sehat karena memiliki LDR sesuai dengan yang ditentukan Bank Indonesia pada kategori ini yaitu dibawah 93.75%. b. Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio adalah perbandingan modal sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia dengan mengukur rasio antara equity capital (modal) dengan total loans (kredit) dan securities (surat-surat berharga). Dengan kata lain CAR merupakan rasio kecukupan modal bank untuk mendanai kegiatan operasionalnya serta pembiayaan suratsurat berharga dan segala risikonya. Berikut tabel CAR perbankan tahun 2005-2007 sesuai dengan hasil penelitian : Tabel 4.2 Capital Adequacy Ratio Capital Adequacy Ratio ( % ) No.
Perbankan
1
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
2005
2006
2007
Rata-rata
6.88
6.65
8.16
7.23
65 6.28
11.84
11.49
9.87
14.60
15.85
14.84
15.10
15.55
12.44
16.18
14.72
PT Bank Danamon Tbk
11.80
12.41
11.40
11.87
6
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
12.40
13.39
12.47
12.75
7
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
17.55
14.07
12.84
14.82
8
PT Bank Kesawan Tbk
10.14
8.08
7.31
8.51
9
PT Bank Lippo Tbk
30.43
26.07
19.33
25.28
10
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
12.14
13.25
13.37
12.92
11
PT Bank Mayapada Tbk
15.19
13.84
26.98
18.67
12
PT Bank Mega Tbk
6.37
7.57
10.35
8.10
13
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
11.88
13.60
12.79
12.76
14
PT Bank Niaga Tbk (CIMB Niaga)
16.55
14.43
15.85
15.61
15
PT Bank NISP Tbk
12.61
12.19
14.83
13.21
16
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
7.57
10.83
10.15
9.52
17
PT Bank Pan Indonesia Tbk
28.27
30.70
19.32
26.10
18
PT Bank Permata Tbk
9.97
13.02
13.89
12.29
19
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
14.40
16.05
14.42
14.96
20
PT Bank Swadesi Tbk
25.81
25.80
20.54
24.05
21
PT Bank UOB Buana Tbk
17.19
23.97
22.93
21.36
22
PT Bank Victoria International Tbk Rata-rata
9.64
12.68
9.07
10.46
13.24
14.94
14.48
14.22
2
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
3
PT Bank Central Asia Tbk
4
PT Bank Century Tbk
5
Sumber: Laporan keuangan yang diolah
Berdasarkan tabel hasil penelitian tersebut diketahui bahwa tingkat rata-rata CAR tertinggi dari tahun 2005 hingga 2007 dimiliki oleh PT Bank Pan Indonesia Tbk yaitu sebesar 26.10%, dan yang terendah adalah PT Artha Graha Internasional Tbk yaitu sebesar 7.23%, perusahaan ini adalah satu-satunya perbankan yang berstatus kurang sehat karena memiliki rata-rata di bawah 8% selama tahun penelitian. Sedangkan 21 perbankan yang lainnya masuk dalam kategori sehat. Tingkat CAR perbankan yang terdaftar di BEI sempat mengalami kenaikan di tahun 2006 yaitu dari 13.24% menjadi 14.94%, tapi pada tahun berikutnya menurun menjadi 14.48%. Selama tiga tahun tersebut CAR perbankan di
66 Indonesia secara keseluruhan memiliki rata-rata sebesar 14.22% yang berarti dalam kategori sehat karena tingkat CAR lebih dari 8%. c. Return On Assets (ROA) Return On Assets merupakan rasio rentabilitas atau profitabilitas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Berikut hasil perhitungan ROA perusahaan sampel selama tahun penelitian : Tabel 4.3 Return On Assets Return On Assets ( % ) No.
Perbankan
1
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
2
2005
2006
2007
Rata-rata
0.21
0.28
0.13
0.21
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
-1.11
0.15
0.33
-0.21
3
PT Bank Central Asia Tbk
2.40
2.40
2.06
2.29
4
PT Bank Century Tbk
0.25
0.25
0.39
0.30
5
PT Bank Danamon Tbk
2.95
1.61
2.37
2.31
6
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
-3.13
-1.02
0.05
-1.37
7
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
1.44
1.19
0.74
1.12
8
PT Bank Kesawan Tbk
0.19
0.20
0.29
0.23
9
PT Bank Lippo Tbk
1.42
1.52
1.90
1.61
10
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
0.23
0.91
1.36
0.83
11
PT Bank Mayapada Tbk
0.54
1.03
0.91
0.83
12
PT Bank Mega Tbk
0.71
0.46
1.49
0.89
13
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
0.96
1.14
0.49
0.86
14
PT Bank Niaga Tbk (CIMB Niaga)
1.32
1.39
1.40
1.37
15
PT Bank NISP Tbk
1.02
0.98
0.86
0.95
16
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
1.00
0.91
0.84
0.92
17
PT Bank Pan Indonesia Tbk
1.53
1.80
1.79
1.71
18
PT Bank Permata Tbk
0.88
0.84
1.29
0.92
19
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
3.10
2.75
2.37
2.74
20
PT Bank Swadesi Tbk
1.23
0.85
0.73
0.94
21
PT Bank UOB Buana Tbk
2.16
2.43
2.30
2.30
22
PT Bank Victoria International Tbk
0.95
1.01
0.94
0.97
67 Rata-rata
0.92
1.05
1.14
1.04
Sumber: Laporan keuangan yang diolah
Dari tabel hasil penelitian tersebut, rata-rata ROA tertinggi dimiliki oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yaitu sebesar 2.74%, dan yang memiliki rata-rata ROA terendah adalah PT Bank Eksekutif Internasional Tbk yaitu sebesar -1.37%. Selama tahun 2005 sampai dengan 2007 tingkat ROA selalu mengalami kenaikan yaitu dari 0.92% menjadi 1.05%, dan kemudian menjadi 1.14%. Secara keseluruhan rata-rata ROA perbankan tahun 2005-2007 adalah sebesar 1.04%, angka ini menunjukkan bahwa secara rata-rata perbankan di Indonesia dalam kategori cukup sehat. Secara individu, bank yang masuk kategori tidak sehat berdasar ROA adalah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk, PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk, PT Bank Century Tbk, PT Bank Eksekutif Internasional Tbk, PT Bank Kesawan Tbk karena memiliki ROA kurang dari 0.77%. Kemudian untuk perbankan yang masuk dalam kategori cukup sehat (ROA=0.99%-1.22%) adalah PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Dan yang masuk dalam kategori sehat adalah PT Bank BCA Tbk, PT Bank Danamon Tbk, PT Bank Lippo Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank BRI Tbk, PT Bank UOB Buana Tbk karena memiliki ROA diatas 1.22%, dan 9 bank lainnya masuk dalam kategori kurang sehat karena memiliki ROA antara 0.77%-0.99%. d. Harga saham Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga saham relatif rata-rata selama lima hari sebelum himgga sesudah laporan keuangan perusahaan dipublikasikan dari tahun 2005 sampai dengan 2007. Berikut hasil perhitungan harga relatif saham perbankan sesuai hasil penelitian
68 Tabel 4.4 Harga Saham Relatif Harga Saham Relatif ( % ) No.
Perbankan
1
2005
2006
2007
Rata-rata
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
0.00
-0.63
0.76
0.04
2
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
0.00
0.00
-2.69
-0.90
3
PT Bank Central Asia Tbk
1.27
-0.18
-1.31
-0.07
4
PT Bank Century Tbk
-0.52
1.57
1.88
0.98
5
PT Bank Danamon Tbk
0.12
0.37
0.23
0.24
6
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
1.11
2.07
0.70
1.29
7
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
0.04
-1.61
-0.40
-0.66
8
PT Bank Kesawan Tbk
0.72
-0.35
0.00
0.12
9
PT Bank Lippo Tbk
0.13
-0.25
0.03
-0.03
10
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
0.71
0.68
0.91
0.77
11
PT Bank Mayapada Tbk
0.83
0.99
0.00
0.61
12
PT Bank Mega Tbk
0.15
0.00
0.00
0.05
13
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
0.17
1.59
-0.87
0.30
14
PT Bank Niaga Tbk (CIMB Niaga)
0.39
-0.67
0.03
-0.08
15
PT Bank NISP Tbk
-0.28
0.15
0.00
-0.04
16
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
0.40
0.00
0.00
0.13
17
PT Bank Pan Indonesia Tbk
0.54
-0.16
0.23
0.20
18
PT Bank Permata Tbk
-0.54
-0.44
0.12
-0.29
19
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
1.35
1.26
0.76
1.12
20
PT Bank Swadesi Tbk
0.71
0.00
0.00
0.24
21
PT Bank UOB Buana Tbk
-0.72
0.00
0.02
-0.23
22
PT Bank Victoria International Tbk Rata-rata
0.66
-0.44
1.51
0.58
0.33
1.32
0.09
0.58
Sumber: Laporan keuangan yang diolah
Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata harga saham relatif tertinggi selama tahun 2005-2007 adalah PT Bank Eksekutif Internasional Tbk yaitu sebesar 1.29%, dan yang terendah adalah PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk yaitu sebesar -0.90%. Secara keseluruhan harga saham relatif perbankan memiliki rata-rata kenaikan 0.58%. 4.1.3 Hasil analisis regresi
69 Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang telah ditentukan, maka didapat hasil pengolahan data dengan program SPSS sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Estimasi Regresi Linier Berganda Variabel Koef. Reg. (Constant) 0.794 LDR -0.009 CAR 0.001 ROA -0.083 R R square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
Std. Error 0.475 0.006 0.018 0.109 : 0.199 : 0.039 : 0.80068 : 1.688
t Significance Cor. Partial (r) 1.672 0.100 -1.448 0.153 0.083 0.053 0.958 0.478 -0.761 0.450 0.262 Fhitung : 0.849 Ftabel : 2.76 ttabel : 1.67
r² 0.0069 0.2285 0.0686
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut Y = 0.794 – 0.009 LDR + 0.001 CAR – 0.083 ROA + e Dari persamaan regresi dapat diketahui bahwa 1) Konstanta a = 0.794, artinya jika X1 (LDR), X2 (CAR) dan X3 (ROA) sama dengan nol, maka Y (harga saham relatif) akan sama dengan atau sebesar 0.794. 2) Jika X1 (LDR) naik sebesar 1 sedangkan variabel lain diasumsikan tetap (konstan), maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 0.009. 3) Jika X2 (CAR) naik sebesar 1 sedangkan variabel lain diasumsikan tetap (konstan), maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 0.001. 4) Jika X3 (ROA) naik sebesar 1 sedangkan variabel lain diasumsikan tetap (konstan), maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 0.083.
70 4.1.4 Pengujian hipotesis a. Uji simultan (H4) Uji statistik ini digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F, dengan cara membandingkan nilai F kritis (Ftabel) dengan F rasio (Fhitung) pada tingkat kepercayaan 5%. Jika Fhitung > Ftabel maka semua variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Sedangkan uji F dengan probabilitas value dapat dilihat dari besarnya nilai probabilitas value dibandingkan dengan 0.05, Ha akan diterima jika probabilitas lebih kecil dari 0.05. Berdasrkan hasil analisis data dengan program SPSS diperoleh Fhitung sebesar 0.849, sedangkan Ftabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) pembilang 3 serta dk penyebut 62, maka diperoleh Ftabel sebesar 2.76. Dalam hal ini Fhitung < Ftabel, berarti dapat disimpulkan bahwa LDR, CAR dan ROA secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap harga saham. Selain itu besarnya probabilitas adalah 0.473 lebih besar dari 0.05, sehingga kesimpulannya adalah sama yaitu LDR, CAR dan ROA secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap harga saham secara signifikan, atau dengan kata lain Ho diterima. b. Uji parsial Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (LDR, CAR dan ROA) terhadap variabel bebas (harga saham). Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi dengan hasil sebagai berikut : 1) Pengujian thitung LDR (H1)
71 Dari hasil olah data dengan SPSS diperoleh nilai t hitung untuk koefisien X1 adalah 1.448. Nilai ttabel untuk t (0.05 : 61) adalah 1.67. dengan demikian diketahui bahwa thitung < ttabel yang berarti tidak ada pengaruh antara X1 (LDR) terhadap Y (harga saham). Dari nilai probabilitas value juga dapat dilihat bahwa 0.153 > 0.05 yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara LDR dengan harga saham. Dan jika dilihat dari koefisien yang dihasilkan variabel LDR berpengaruh negatif terhadap harga saham sesuai dengan tori yang ada. 2) Pengujian thitung CAR (H2) Dari hasil olah data dengan SPSS diperoleh nilai t hitung untuk koefisien X2 adalah 0.053. Nilai ttabel untuk t (0.005 : 61) adalah 1.67. dengan demikian diketahui bahwa thitung < ttabel yang berarti tidak ada pengaruh antara X2 (CAR) terhadap Y (harga saham). Dari nilai probabilitas value juga dapat dilihat bahwa 0.958 > 0.05 yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara CAR dengan harga saham. Dari kofisien yang dihasilkan variabel CAR berpengaruh positif terhadap harga saham sesuai dengan teori yang ada. 3) Pengujian thitung ROA (H3) Dari hasil olah data dengan SPSS diperoleh nilai t hitung untuk koefisien X3 adalah 0.761. Nilai ttabel untuk t (0.005 : 61) adalah 1.67. dengan demikian diketahui bahwa thitung < ttabel yang berarti tidak ada pengaruh antara X3 (ROA) terhadap Y (harga saham). Dari nilai probabilitas value juga dapat dilihat bahwa 0.450 > 0.05 yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara ROA dengan harga saham. Dilihat dari koefisien yang dihasilkan pada persamaan regresi variabel ROA berpengaruh negatif yang berarti tidak sesuai dengan teori yang ada.
72 4.1.5 Koefisien determinasi Dalam uji regresi linier berganda ini juga dianalisis besarnya determinasi, baik secara keseluruhan (R²) maupun parsial (r²). Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai R² sebesar 0.039 atau 3.9%. Koefisien ini menunjukkan bahwa 3.9% perubahan harga saham disebabkan oleh variabel Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Assets (ROA) secara bersama-sama, sedangkan sisanya disebabkan oleh variabel atau faktor lain yang tidak diteliti. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya determinasi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, maka digunakan kuadrat dari nilai koefisien korelasi parsial (r²). Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai r² untuk LDR adalah sebesar 0.0069, jadi sumbangan LDR terhadap harga saham adalah sebesar 0.69%. Kemudian r² untuk CAR adalah sebesar 0.2285, yang artinya CAR memberi kontribusi terhadap harga saham sebesar 22.85%. Dan yang terakhir nilai r² untuk ROA adalah sebesar 0.0686, hal ini berarti sumbangan ROA terhadap harga saham adalah sebesar 6.86%. 4.1.6 Uji asumsi klasik Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik atau tidak. Berkaitan dengan uji asumsi klasik dalam penelitian ini, model analisis yang digunakan akan menghasilkan estimator yang tidak bias apabila memenuhi asumsi klasik sebagai berikut : a. Multikolinieritas Uji terhadap penyimpangan ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan di antara variabel bebas. Pengujian terhadap penyimpangan ini salah satunya dilakukan dengan melihat angka tolerance dan VIF yang diperolah dari olah data, jika
73 angka tolerance dan VIF lebih kecil dari 10 dan semakin mendekati angka 1 maka dapat dikatakan bahwa hubungan antar variabel bebas rendah. Berikut nilai tolerance dan VIF dari masing-masing variabel bebas yang diperoleh :
Variabel LDR CAR ROA
Tabel 4.6 Colinearity Statistic Tolerance VIF 0.980 1.021 0.861 1.162 0.865 1.156
Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai tolerance dan VIF mendekati angka satu, jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antar variabel bebas dalam penelitian ini rendah atau tidak terjadi multikolinieritas. b. Autokorelasi Uji terhadap penyimpangan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam serangkaian waktu (data time series). Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan ini maka dilakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (Dw). Dari hasil olah data dengan menggunakan observasi (n = 66) dan variabel (k = 4) diperoleh nilai Dw sebesar 1,688. Angka-angka tersebut jika dibandingkan dengan tabel Durbin-Watson maka diperoleh nilai durbin lower (dl) = 1,40 dan durbin upper (du) = 1,66. Dengan nilai tersebut kemudian diketahui 4 – du = 2,34 dan 4 – dl = 2,60. Sehingga terlihat bahwa nilai Dw sebesar 1,688 berada di antara batas atas (du) dan (4 – du). Dengan demikian, sesuai ketentuan yang ada jika nilai Dw terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4 – du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, yang berarti tidak ada autokorelasi.
74 c. Uji Heterokedastisitas Adanya penyimpangan asumsi klasik ini dapat diartikan bahwa varian dalam model tidak sama. Konsekuensi adanya heterokedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji Scatterplots. Konsekuensi adanya heterokedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien. Berikut gambar Scatterplots yang dihasilkan dari olah data menggunakan SPSS :
Gambar 4.1 Hasil Uji Scatterplot Dari gambar Scatterplots di atas telihat bahwa tidak tejadi heterokedastisitas pada modeel regresi yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan data menyebar secara normal pada angka lebih dari dan kurang dari nol, serta tidak membentuk pola tertentu.
4.2 Pembahasan
75 Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang diperoleh, disebutkan bahwa Fhitung < Ftabel (0.849 < 2.76) dan besarnya probabilitas adalah 0.473 lebih besar dari 0.05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara variabel LDR, CAR dan ROA terhadap harga saham perbankan yang terdaftar di BEI ditolak. Besarnya pengaruh yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi (R²) sebesar 0,0039, dapat dikatakan bahwa hanya 3.9% perubahan harga saham yang disebabkan oleh perubahan LDR, CAR dan ROA. Hal ini dapat diartikan bahwa LDR, CAR dan ROA tidak mutlak mempengaruhi harga saham. Tidak signifikannya ketiga variabel tersebut terhadap harga saham dimungkinkan para investor tidak hanya dan tidak selalu menggunakan tingkat LDR, CAR dan ROA dalam memprediksi perubahan harga saham, tetapi menggunakan variabel lain atau mempertimbangkan situasi dan kondisi pasar. Selain itu juga biasanya permintaan akan sebuah saham dipengaruhi oleh kondisi politik dan ekonomi negara yang bersangkutan. Pada dasarnya tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat mempengaruhi harga saham khususnya pada perusahaan perbankan. Dari segi likuiditas, LDR yang tinggi mengindikasikan banyaknya dana suatu bank yang digunakan untuk memberikan kredit kepada nasabah. Hal ini dapat mengakibatkan tingkat likuiditas bank yang bersangkutan semakin rendah, yang pada akhirnya akan menyebabkan harga saham menurun. Dari hasil penelitian, diperoleh rata-rata LDR selama tahun 2005 hingga 2007 adalah sebesar 54.94%, 53.80%, dan 60.20%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rasio ini masih berada dalam batas aman karena masih jauh di bawah angka yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 101% untuk kategori tidak sehat. Dilihat dari sisi profitabilitas, LDR yang tinggi akan dapat menaikkan harga saham karena dapat dikatakan bank tersebut telah menjalankan fungsinya sebagai penyalur dana
76 kepada masyarakat secara maksimal. Dengan LDR yang tinggi juga dapat mengindikasikan tingginya pendapatan bunga yang diperoleh bank dari kredit yang disalurkan sehingga dapat menaikkan tingkat profitabilitas bank yang pada akhirnya dapat mengakibatkan harga saham meningkat. Dilihat dari aspek profitabilitas tingkat LDR yang diperoleh dalam penelitian ini dinilai masih sangat randah karena bank cenderung masih takut melakukan ekspansi agresif pada usaha kecil menengah dan mikro, sehingga perlu adanya peningkatan pemanfaatan dana yang tidak produktif oleh bank untuk kredit kepada para nasabahnya. Dengan demikian pendapatan bank juga akan meningkat karena pendapatan terbesar bank adalah berasal dari bunga kredit. Dari sudut pandang ini terlihat bahwa PT Bank CIMB Niaga Tbk adalah bank dengan tingkat LDR yang paling baik, karena angka rasio ini adalah yang tertinggi yaitu 76.46% dan angka ini tentunya masih jauh dari batas aman yang ditentukan oleh BI. Berdasarkan hasil penelitian, secara parsial diketahui LDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukkan dengan t hitung lebih kecil dari ttabel (1.448 < 1.67) dan nilai probabilitas 0.153 lebih besar dari 0.05. Jika dilihat dari tingkat determinasinya, LDR juga memiliki sumbangan yang paling kecil terhadap harga saham dibandingkan dengan CAR dan ROA yaitu hanya sebesar 0.69%. Tidak signifikannya variabel ini dimungkinkan karena adanya beberapa perhitungan LDR dilakukan tanpa memperhitungkan kredit bermasalah atau macet dalam pembukuan bank, dengan demikian angka LDR yang dihasilkan bukanlah angka yang sesungguhnya. Selain itu tidak semua investor menggunakan LDR sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual sahamnya, melainkan variabel lain yang tidak dieliti.
77 Berdasarkan hasil olah data juga diperoleh t hitung CAR yang lebih kecil dari t tabel (0.053 < 1.67), dengan taraf signifikansi 0.958 > 0.05 yang berarti secara parsial variabel ini juga tidah berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini berlawanan dengan teori yang menyebutkan bahwa tingginya Capital Adequacy Ratio menandakan perusahaan yang bersangkutan memiliki kecukupan modal yang kuat dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Namun demikian, jika dibandingkan dengan dua variabel bebas yang lain yaitu LDR dan ROA, CAR memberi kontribusi terhadap harga saham (memiliki tingkat determinasi) yang paling tinggi yaitu sebesar 22.85%. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat CAR perbankan selama tahun penelitian yaitu 2005-2007 ada beberapa bank yang masuk dalam kategori kurang sehat dan tidak sehat karena CAR kurang dari 8%. Jika kita menilik pada ketentuan dari Bank Indonesia sebelumnya (per September 1995) yaitu bank harus memiliki tingkat CAR yang terus meningkat selama enam tahun operasi yaitu dari 9% hingga 12%, beberapa bank tidak memenuhi ketentuan itu. Dengan demikian tingkat kecukupan modal minimum perbankan Indonesia masih perlu ditingkatkan agar kegiatan operasional bank dapat berjalan lancar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR pada perusahaan perbankan selama tahun 2005-2007 ternyata hanya PT Bank Artha Graha Internasional Tbk yang tidak memenuhi batas minimum rasio ini. Sedangkan perusahaan yang lain memiliki rata-rata lebih dari 8% selama tiga tahun tersebut. Meskipun CAR yang dicapai PT Bank Mega Tbk pada tahun 2005 hanya 6.37%, tetapi secara bertahap mengalami kenaikan, demikian pula terjadi pada PT Bank Kesawan Tbk dan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk. Untuk variabel ROA, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung juga lebih kecil dari ttabel (-0.761 < 1.67) dan taraf signifikansi 0.450 > 0.05 yang artinya Return On Assets
78 tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Padahal teori yang ada menyebutkan bahwa dengan tingginya ROA mengindikasikan tingkat profitabilitas perusahaan juga tinggi, yang pada akhirnya akan dapat menaikkan harga saham dikarenakan para investor tertarik dengan tingkat deviden yang akan didapat. Tapi tingkat determinasi variabel ini terhadap harga saham masih lebih besar dari LDR yaitu sebesar 6.68%. Selama tahun penelitian, sebanyak 14 bank antara lain PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk, PT Bank Eksekutif Internasional Indonesia Tbk dan PT Bank Century Tbk masuk dalam kategori kurang sehat dan tidak sehat jika dilihat dari ROA yang dicapai karena kurang dari 0.99%. Hal ini dapat dikatakan bank di Indonesia yang terdaftar di bursa kurang maksimal dalam menghasilkan laba, meskipun secara keseluruhan hasil penelitian diperoleh rata-rata ROA sebesar 1.04% atau masuk dalam kategori cukup sehat. Dengan demikian bank-bank di Indonesia masih harus meningkatkan efisiensi penggunaan aset dalam beroperasi agar Return On Assets atau tingkat laba dapat meningkat dan stabil. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan juga dapat diketahui penurunan atau kenaikan rata-rata tingkat LDR, CAR dan ROA secara keseluruhan selama tahun penelitian tidak semuanya diikuti dengan peningkatan atau penurunan harga saham relatif. Misalnya saja rata-rata ROA pada tahun 2007 yang meningkat yaitu dari 1.05% menjadi 1.14%, hal tersebut tidak tercermin pada peningkatan rata-rata harga saham relatif, melainkan berlawanan yaitu menurun dari 1.32% menjadi 0.09%. Pencapaian tersebut tidak sejalan dengan kondisi perbankan pada umumnya yang semakin baik tingkat kesehatannya pada tahun tersebut. Rasio keuangan fundamental bank dilihat dari LDR, CAR,dan ROA tidak mempengaruhi perubahan harga saham pada penelitian ini dikarenakan banyak faktor lain
79 yang mempengaruhi. Faktor tersebut dapat berasal dari ketidak akuratan data yang disajikan oleh perusahaan, atau juga berasal dari kondisi politik dan ekonomi negara yang bersangkutan. Kondisi politik Indonesia selama tahun 2005-2007 dinilai cukup stabil sehingga memungkinkan kegiatan di pasar modal dapat berjalan dengan baik. Kondisi ini berdampak pada stabilitas ekonomi negara yang diimplementasikan dengan terkendalinya tingkat inflasi pada kisaran angka 6.6%, serta nilai tukar rupiah yang stabil yaitu pada angka Rp 9.140 per dolar Amerika. Kedua indikator tersebut memberi ruang bagi penurunan suku bunga dalam negeri. Secara bertahap suku bunga acuan (BI rate) diturunkan dari 12.75% hingga mencapai angka 8%. Dari rasio-rasio keuangan fundamental yang ada pada perbankan yaitu likuiditas yang diukur dengan Loan to Deposit Ratio (LDR), solvabilitas yang diukur dengan Capital Adquacy Ratio (CAR) dan rentabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) ternyata tidak selamanya berpengaruh terhadap harga saham. Karena dari hasil penelitian ketiga variabel ini terhadap harga saham perbankan pada tahun 2005 hingga 2007 diperoleh kesimpulan bahwa variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dikarenakan para investor cenderung lebih memilih keuntungan berupa capital gain karena dinilai lebih pasti dari pada devidend. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak semua fakta yang terjadi sesuai dengan teori yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahun penelitian tersebut, para investor cenderung tidak menggunakan ketiga variabel ini baik secara simultan ataupun parsial dalam memperhitungkan harga saham sebagai pertimbangan investasi mereka.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Secara simultan variabel Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007. Secara parsial juga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Assets (ROA) terhadap perubahan harga saham perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007. 2. Dilihat dari tingkat determinasi yang dihasilkan, ketiga variabel tersebut secara bersamasama / simultan memberikan kontribusi kepada harga saham sebesar 3.9%. Dilihat dari tingkat determinasi yang dihasilkan, CAR memberikan kontribusi terbesar terhadap perubahan harga saham yaitu sebesar 22.85%. Sedangkan LDR memberi kontribusi sebesar 0.69%, dan ROA sebesar 6.86%.
80
81
5.2
Saran
1. Dilihat dari segi profitabilitas, tingkat LDR masih sangat rendah, sehingga perbankan di Indonesia sebaiknya meningkatkan pemanfaatan terhadap dana tidak produktif untuk kredit kepada masyarakat agar LDR juga meningkat sehingga laba (ROA) yang dihasilkan pun akan meningkat. 2. Perbankan yang memiliki CAR di bawah 8% sebaiknya meningkatkan modal yang dimiliki, karena dengan modal yang semakin besar akan menjamin jalannya kegiatan operasional perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan menaikkan harga saham.
82
DAFTAR PUSTAKA Aggeler, Heidi Taylor. 1998. www.business24-7.ae
Is the Loan-to-Deposit Ratio Still Relevant?
Ahmad, K. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio. Jakarta: Rineka Cipta. Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE. Ang, Robert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Media Soft Indonesia. Anoraga, P dan Pakarti. 2001. Pengantar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Arianti, Desi. 2007. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dan pengaruhnya terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEJ. Semarang: Skripsi Unnes. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arisanti, Pena. 2004. Berbagai Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di BEJ Periode 1999-2001. Semarang: Skripsi Unnes. Astuti, Puji. 2002. Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Harga Pasar Saham Perbankan di BEJ. Kompak No. 6 hal. 300-327. Bank Indonesia. 2002. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika. Bank Indonesia. 2004. Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP/2004 Tanggal 31 Mei 2004 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Jakarta. Bringham, Eugene. 1998. Manajemen Keuangan (Alih Bahasa oleh Herman Wibowo). Jakarta: Erlangga. Cahya Dewi, Rianti. 2007. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Perusahaan Perbankan Go Public Tahun 2004-2006. Semarang: Skripsi Unnes. Casper H. Fouche, J.Mukuddem-Petersen, dan M. A. Petersen. 2005. Continuous-time Stochastic Modelling of Capital Adequacy Ratios for Banks. Wiley InterScience 2006; 22:41–71.
83
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hasibuan, Malayu. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Rineka Cipta. Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Indonesian Capital Market Directory. 2008. Jogiyanto, HM. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Kashmir. 2002. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Prasetya Uni, Ayuk. 2006. Pengaruh Kinerja Keuangan dengan Alat Ukur ROA, ROE terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Semarang: Skripsi Unnes. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Septiantri, Lidiadni. 2006. Analisis Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham pada Sektor perbankan yang Go Public. Semarang: Skripsi Unnes. Setiyawati, Latifah. 2007. Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Return On Assets terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di BEJ. Semarang: Skripsi Unnes. Susilo, Sri. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Widiatmodjo, Sawidji. 1996. Cara Seahat Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT Zumalindo Aksara Grafika. www.bapepam.co.id www.bi.go.id www.idx.com
84
Lampiran-lampiran
85
TABEL PERHITUNGAN LDR
No 1
2
3
4
5
6
7
8
Perbankan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Century Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Danamon tbk
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Total Deposits
Tahun
Loans
Equity
LDR
2005
7,349,224
8,938,394
535,198
77.58
2006
6,870,481
9,166,672
551,160
70.70
2007
7,415,899
9,312,793
631,737
74.57
2005
3,008,760
3,787,435
204,115
75.38
2006
3,995,291
4,658,591
518,929
77.17
2007
4,328,974
5,253,017
536,714
74.77
2005
52,776,750
129,861,060
15,847,154
36.22
2006
59,688,265
154,328,511
18,067,350
34.62
2007
80,702,481
191,237,133
20,441,731
38.12
2005
2,355,964
10,109,721
366,401
22.49
2006
2,355,632
11,213,652
781,634
19.64
2007
3,918,827
10,270,398
1,160,628
34.28
2005
28,671,419
34,377,604
3,966,113
74.77
2006
32,457,152
39,143,492
4,787,095
73.88
2007
40,675,512
45,183,018
5,203,398
80.73
2005
34,842,515
44,350,482
8,588,953
65.82
2006
39,531,250
54,194,256
9,441,927
62.12
2007
49,456,909
57,803,865
10,833,445
72.06
2005
1,041,625
1,300,247
129,101
72.87
2006
833,747
1,150,743
115,475
65.85
2007
878,919
1,147,177
116,188
69.57
2005
22,780,988
36,917,305
4,708,424
54.73
86
9
10
11
12
13
14
15
16
PT Bank Kesawan Tbk
PT Bank Lippo Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mayapada Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank NISP Tbk
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
2006
21,030,375
39,378,576
5,255,253
47.31
2007
27,932,980
39,763,340
5,343,190
63.13
2005
810,940
1,396,725
121,976
53.40
2006
1,263,920
1,839,359
126,067
64.31
2007
1,291,410
1,913,192
132,326
63.13
2005
7,648,301
25,105,334
2,611,580
27.59
2006
11,563,542
26,693,173
3,651,766
38.49
2007
17,819,956
30,345,626
3,878,477
52.07
2005
94,869,474
215,135,061
23,214,398
71.50
2006
103,282,247
215,756,628
26,340,670
73.13
2007
12,548,384
255,679,707
29,243,732
77.46
2005
2,025,891
2,516,132
317,211
71.50
2006
2,493,173
3,053,142
356,271
73.13
2007
3,023,510
2,961,852
941,652
77.46
2005
11,113,855
21,977,477
1,276,625
47.80
2006
10,839,026
25,756,000
1,934,301
39.14
2007
13,843,320
30,030,996
2,939,137
41.99
2005
57,526,342
117,750,054
11,894,914
44.37
2006
62,613,795
138,141,073
14,794,269
40.94
2007
81,448,239
149,992,482
17,219,585
48.41
2005
12,244,905
15,957,791
1,986,381
68.24
2006
15,410,325
19,627,127
2,454,932
69.79
2007
18,857,535
22,417,770
3,368,626
73.13
2005
1,430,951
2,562,822
163,650
52.48
2006
1,579,453
2,948,662
279,810
48.92
87
17
18
19
20
21
22
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Swadesi Tbk
PT Bank UOB Buana Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
2007
1,629,213
3,371,291
311,663
44.24
2005
13,898,766
27,232,426
4,384,651
43.96
2006
17,844,632
23,740,975
6,614,388
58.79
2007
28,867,401
31,321,182
7,500,148
74.36
2005
21,356,766
29,397,821
2,571,904
66.80
2006
22,787,596
29,441,284
3,762,072
68.63
2007
2,589,060
31,235,129
3,902,674
71.97
2005
70,122,985
98,227,889
13,352,982
62.84
2006
83,564,704
126,336,779
16,878,808
58.35
2007
107,014,778
167,211,018
19,437,635
57.33
2005
427,864
801,014
111,925
46.87
2006
440,771
834,046
116,167
46.39
2007
605,174
999,723
124,653
53.82
2005
10,126,485
12,892,013
2,169,128
67.24
2006
10,108,440
12,465,422
3,268,328
64.25
2007
12,459,353
13,290,875
3,557,654
74.16
2005
724,936
1,877,624
157,549
35.62
2006
1,088,691
2,559,330
307,851
37.97
2007
1,953,182
4,427,421
403,563
40.43
88
TABEL PERHITUNGAN CAR
No 1
2
3
4
5
6
7
Perbankan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Century Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Danamon tbk
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
Tahun
Equity
Loans
Securities
CAR
2005
535,198
7,349,224
429,728
6.88
2006
551,160
6,870,481
1,416,785
6.65
2007
631,737
7,415,899
324,453
8.16
2005
204,115
3,008,760
242,702
6.28
2006
518,929
3,995,291
388,606
11.84
2007
536,714
4,328,974
342,690
11.49
2005
15,847,154
52,776,750
55,801,929
14.60
2006
18,067,350
59,688,265
54,266,445
15.85
2007
20,441,731
80,702,481
57,074,023
14.84
2005
366,401
2,355,964
-
15.55
2006
781,634
2,355,632
3,929,100
12.44
2007
1,160,628
3,918,827
3,255,691
16.18
2005
3,966,113
28,671,419
4,932,800
16.55
2006
4,787,095
32,457,152
6,108,879
14.43
2007
5,203,398
40,675,512
4,695,111
15.85
2005
8,588,953
34,842,515
17,054,564
11.80
2006
9,441,927
39,531,250
25,921,423
12.41
2007
10,833,445
49,456,909
18,903,674
11.4
2005
129,101
1,041,625
-
12.40
2006
115,475
833,747
28,939
13.39
2007
116,188
878,919
52,889
12.47
89
8
9
10
11
12
13
14
15
16
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Kesawan Tbk
PT Bank Lippo Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mayapada Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank NISP Tbk
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
2005
4,708,424
22,780,988
4,047,591
17.55
2006
5,255,253
21,030,375
16,308,285
14.07
2007
5,343,190
27,932,980
13,691,770
12.84
2005
121,976
810,940
392,220
10.14
2006
126,067
1,263,920
300,132
8.08
2007
132,326
1,291,410
517,824
7.31
2005
2,611,580
7,648,301
934,877
30.43
2006
3,651,766
11,563,542
1,291,140
26.07
2007
3,878,477
17,819,956
2,248,820
19.33
2005
23,214,398
94,869,474
96,400,021
12.14
2006
26,340,670
103,282,247
95,511,990
13.25
2007
29,243,732
12,548,384
93,258,842
13.37
2005
317,211
2,025,891
62,498
15.19
2006
356,271
2,493,173
81,061
13.84
2007
941,652
3,023,510
466,453
26.98
2005
1,276,625
11,113,855
8,923,168
6.37
2006
1,934,301
10,839,026
14,728,533
7.57
2007
2,939,137
13,843,320
15,549,382
10.35
2005
11,894,914
57,526,342
42,597,823
11.88
2006
14,794,269
62,613,795
46,182,987
13.60
2007
17,219,585
81,448,239
53,220,664
12.79
2005
1,986,381
12,244,905
3,510,792
12.61
2006
2,454,932
15,410,325
4,736,266
12.19
2007
3,368,626
18,857,535
3,853,184
14.83
2005
163,650
1,430,951
731,001
7.57
90
17
18
19
20
21
22
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Swadesi Tbk
PT Bank UOB Buana Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
2006
279,810
1,579,453
1,003,493
10.83
2007
311,663
1,629,213
1,440,590
10.15
2005
4,384,651
13,898,766
1,609,767
28.27
2006
6,614,388
17,844,632
3,703,271
30.70
2007
7,500,148
28,867,401
9,943,386
19.32
2005
2,571,904
21,356,766
4,430,051
9.97
2006
3,762,072
22,787,596
6,108,682
13.02
2007
3,902,674
2,589,060
2,868,298
1389
2005
13,352,982
70,122,985
22,592,451
14.40
2006
16,878,808
83,564,704
21,599,632
16.05
2007
19,437,635
107,014,778
27,805,314
14.42
2005
111,925
427,864
5,705
25.81
2006
116,167
440,771
9,442
25.80
2007
124,653
605,174
1,745
20.54
2005
2,169,128
10,126,485
2,494,186
17.19
2006
3,268,328
10,108,440
3,525,628
23.97
2007
3,557,654
12,459,353
3,059,147
22.93
2005
157,549
724,936
909,647
9.64
2006
307,851
1,088,691
1,339,789
12.68
2007
403,563
1,953,182
2,497,203
9.07
91
TABEL PERHITUNGAN ROA
No 1
2
3
4
5
6
7
Perbankan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Century Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Danamon tbk
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
Tahun
Profit (Loss) After Taxes
Total Assets
ROA
2005
22,537
10,848,952
0.21
2006
30,779
11,045,884
0.28
2007
15,060
11,282,397
0.13
2005
(48,104)
4,317,058
-111
2006
7,927
5,415,141
0.15
2007
20,648
6,346,386
0.33
2005
3,597,681
150,180,752
2.40
2006
4,242,809
176,798,726
2.40
2007
4,489,252
218,005,008
2.06
2005
22,288
8,991,455
0.25
2006
35,594
14,547,470
0.25
2007
56,945
14,509,632
0.39
2005
546,921
41,579,861
1.32
2006
647,732
46,544,346
1.39
2007
770,481
54,885,576
1.40
2005
2,003,198
67,803,454
2.95
2006
1,325,332
82,072,687
1.61
2007
2,116,915
89,409,827
2.37
2005
(46,659)
1,492,008
-313
2006
(13,626)
1,339,267
-102
2007
713
1,349,720
0.05
92
8
9
10
11
12
13
14
15
16
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Kesawan Tbk
PT Bank Lippo Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mayapada Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank NISP Tbk
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
2005
725,118
50,271,052
1.44
2006
633,710
53,102,230
1.19
2007
404,750
55,148,450
0.74
2005
2,946
1,541,559
0.19
2006
4,091
2,052,127
0.20
2007
6,259
2,184,493
0.29
2005
412,121
29,116,215
1.42
2006
506,855
33,357,782
1.52
2007
737,905
29,116,215
1.90
2005
604,531
263,383,348
0.23
2006
2,422,472
267,517,192
0.91
2007
4,347,491
319,085,590
1.36
2005
16,945
3,155,554
0.54
2006
38,185
3,699,865
1.03
2007
40,744
4,474,878
0.91
2005
179,353
25,109,428
0.71
2006
151,698
30,972,910
0.46
2007
520,719
34,907,728
1.49
2005
1,414,739
147,812,206
0.96
2006
1,928,565
169,415,573
1.14
2007
901,744
183,341,611
0.49
2005
204,971
20,105,690
1.02
2006
237,035
24,205,990
0.98
2007
250,084
28,969,069
0.86
2005
28,315
2,839,666
1.00
93
17
18
19
20
21
22
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Swadesi Tbk
PT Bank UOB Buana Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
2006
30,373
3,351,474
0.91
2007
31,850
3,772,770
0.84
2005
563,752
36,919,444
1.53
2006
730,279
40,514,765
1.80
2007
954,906
53,470,645
1.79
2005
304,364
34,782,459
0.88
2006
318,450
37,851,322
0.84
2007
508,911
39,303,727
1.29
2005
3,808,587
122,775,579
3.10
2006
4,257,572
154,725,486
2.75
2007
4,838,001
203,734,938
2.37
2005
11,749
925,664
1.23
2006
8,272
972,457
0.85
2007
8,486
1,167,733
0.73
2005
345,796
15,999,505
2.16
2006
409,243
16,856,118
2.43
2007
420,302
18,260,086
2.30
2005
20,138
2,112,005
0.95
2006
29,367
2,897,471
1.01
2007
49,554
5,273,416
0.94
TABEL PERHITUNGAN HARGA SAHAM RELATIF No 1
2
3
4
5
6
7
8
Perbankan
Tahun
Tanggal Publikasi
t-5
t-4
t-3
t-2
t-1
t
t+1
t+2
t+3
t+4
t+5
Harga Relatif
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
2005
29-Mar-06
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
0.00
2006
28-Mar-07
210
230
215
215
215
215
230
215
210
210
210
-0.63
2007
14-Apr-08
78
74
74
70
76
76
84
84
80
83
83
0.76
2005
31-Mar-06
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
90
0.00
2006
01-Mar-07
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
0.00
2007
10-Mar-08
147
147
147
147
147
147
147
148
125
110
110
-2.69
2005
14-Mar-06
3,650
3,600
3,650
3,825
3,725
3,700
3,675
3,800
4,025
4,175
4,125
1.27
2006
21-Mar-07
5,250
5,100
5,050
5,000
5,000
5,050
5,200
5,150
5,150
5,150
5,150
-0.18
2007
13-Mar-08
3,625
3,550
3,475
3,400
3525
3,400
3,275
2,975
2,975
3,200
3,150
-1.31
2005
03-May-06
80
75
70
70
70
70
70
70
65
70
75
-0.52
2006
30-Mar-07
69
68
68
67
65
66
67
74
79
81
80
1.57
2007
31-Mar-08
61
63
62
64
66
65
70
74
70
71
73
1.88
2005
24-Feb-06
405
405
395
405
395
395
405
395
400
415
420
0.39
2006
28-Feb-07
830
820
800
780
780
770
800
780
720
780
790
-0.67
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
ÿT Bank Century Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Danamon tbk
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
2007
21-Feb-08
770
790
760
770
740
760
750
750
750
760
770
0.03
2005
01-May-06
5,300
5,250
5,400
5,300
5,150
5,250
5,250
5,450
5,500
5,300
5,350
0.12
2006
13-Feb-07
5,800
5,900
5,750
5,500
5,600
5,700
6,000
6,000
6,100
6,050
6,000
0.37
2007
18-Feb-08
6,800
6,750
6,950
7,150
7,200
7,250
7,250
7,150
7,150
7,000
6,950
0.23
2005
31-Mar-06
60
60
60
65
55
65
65
65
65
65
65
1.11
2006
02-Apr-07
57
58
58
58
58
58
69
69
69
69
69
2.07
2007
01-Apr-08
68
68
74
74
74
81
75
61
61
70
70
0.70
2005
03-Mar-06
150
150
150
145
155
155
160
155
155
150
150
0.04
2006
23-Feb-07
225
215
215
220
215
210
205
200
195
193
191
-1.61
2007
18-Feb-08
345
345
340
340
325
330
330
310
320
320
330
-0.40
9
10
11
12
13
14
15
16
17
PT Bank Kesawan Tbk
PT Bank Lippo Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mayapada Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank NISP Tbk
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk
2005
31-Mar-06
360
395
395
395
395
395
385
385
385
385
385
0.72
2006
17-Apr-07
470
470
470
460
450
470
470
500
500
450
450
-0.35
2007
01-Apr-08
600
600
600
600
600
600
600
600
600
600
600
0.00
2005
16-Mar-06
1,050
1,050
1,040
1,020
1,090
1,060
1,060
1,050
1,070
1,060
1,060
0.13
2006
15-Mar-07
1,540
1,540
1,530
1,550
1,510
1,500
1,520
1,470
1,470
1,520
1,500
-0.25
2007
27-Feb-08
1,925
1,910
1,940
1,930
1,920
1,930
1,960
1,910
1,950
1,950
1,930
0.03
2005
22-Mar-06
1,580
1,630
1,640
1,710
1,760
1,680
1,650
1,710
1,710
1,740
1,690
0.71
2006
12-Mar-07
2,250
2,300
2,300
2,350
2,425
2,550
2,550
2,425
2,475
2,450
2,400
0.68
2007
13-Mar-08
3,150
3,175
3,000
3,125
3,150
3,025
3,000
3,075
3,025
3,000
3,125
0.91
2005
31-Mar-06
120
120
120
120
120
120
130
130
130
130
130
0.83
2006
20-Mar-07
490
510
510
530
530
530
540
540
540
540
540
0.99
2007
31-Mar-08
1,540
1,540
1,540
1,540
1,540
1,540
1,540
1,540
1,540
1,540
1,540
0.00
2005
24-Mar-06
2,000
2,100
2,125
2,125
2,075
2,075
2,075
2,100
2,100
2,025
2,025
0.15
2006
14-Mar-07
2,100
2,100
2,100
2,125
2,125
2,125
2,100
2,100
2,100
2,100
2,000
0.00
2007
26-Mar-08
2,800
2,800
2,800
2,800
2,800
2,800
2,800
2,800
2,800
2,800
2,800
0.00
2005
31-Mar-06
1,270
1,290
1,290
1,280
1,280
1,280
1,280
1,280
1,330
1,320
1,290
0.17
2006
02-Apr-07
1,770
1,760
1,750
1,780
1,760
1,780
1,800
1,800
1,770
1,970
2,060
1.59
2007
09-Apr-08
1,360
1,290
1,320
1,320
1,260
1,190
1,220
1,250
1,220
1,220
1,240
-0.87
2005
01-Mar-06
700
700
700
690
690
700
700
700
700
680
680
-0.28
2006
26-Feb-07
840
840
840
860
860
860
860
810
850
850
850
0.15
2007
21-Feb-08
900
900
900
900
900
900
900
900
900
900
900
0.00
2005
31-Mar-06
760
760
760
760
760
760
760
760
790
790
790
0.40
2006
06-Mar-07
700
700
700
700
700
700
700
700
700
700
700
0.00
2007
31-Mar-08
1510
1510
1510
1510
1510
1510
1510
1510
1510
1510
1510
0.00
2005
20-Mar-06
460
455
460
465
470
475
485
490
490
490
485
0.54
2006
21-Mar-07
560
530
530
540
540
540
550
540
550
560
550
-0.16
2007
01-Apr-08
600
620
630
670
640
630
650
630
600
600
610
0.23
18
19
20
21
22
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Swadesi Tbk
PT Bank UOB Buana Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
2005
29-Mar-06
740
730
720
710
720
720
700
690
700
710
700
-0.54
2006
28-Feb-07
900
900
900
900
890
860
880
870
860
860
860
-0.44
2007
21-Feb-08
890
890
880
880
880
900
890
910
900
910
900
0.12
2005
09-Mar-06
3,375
3,375
3,450
3,425
3,425
3,525
3,725
3,675
3,700
3,725
3,850
1.35
2006
02-Apr-07
5,000
5,000
5,000
5,050
5,050
5,200
5,400
5,550
5,300
5,500
5,650
1.26
2007
28-Mar-08
5,450
5,350
6,050
6,500
6,350
6,350
6,300
5,950
5,950
5,650
5,800
0.76
2005
29-Mar-06
420
420
420
420
420
420
420
420
450
450
450
0.71
2006
30-Mar-07
700
700
700
700
700
700
700
700
700
700
700
0.00
2007
04-Apr-08
900
900
900
900
900
900
900
900
900
900
900
0.00
2005
20-Mar-06
970
970
950
950
950
970
970
970
900
900
900
-0.72
2006
14-Mar-07
980
980
980
980
980
980
980
980
980
980
980
0.00
2007
10-Mar-08
1,050
1,050
1,050
1,050
1,050
1,050
1,000
1,000
1,000
1,050
1,050
0.02
2005
27-Mar-06
80
85
80
80
80
80
80
80
80
80
85
0.66
2006
26_mar-07
136
132
131
131
131
130
131
130
130
131
130
-0.44
2007
21-May-08
112
119
121
135
136
138
128
128
128
139
128
1.51
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Harga Relatif
.5785
.79788
66
LDR
56.3138
15.70453
66
CAR
14.2189
5.87221
66
ROA
1.0397
.97969
66
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Harga Relatif
LDR
CAR
ROA
Harga Relatif
1.000
-.172
-.007
-.080
LDR
-.172
1.000
-.126
-.106
CAR
-.007
-.126
1.000
.363
ROA
-.080
-.106
.363
1.000
Harga Relatif
.
.083
.478
.262
LDR
.083
.
.156
.198
CAR
.478
.156
.
.001
ROA
.262
.198
.001
.
Harga Relatif
66
66
66
66
LDR
66
66
66
66
CAR
66
66
66
66
ROA
66
66
66
66
b
Variables Entered/Removed Variables
Variables
Model
Entered
Removed
Method
1
ROA, LDR,
.
Enter
a
CAR
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Harga Relatif
b
Model Summary
Model
R
1
.199
a
Std. Error
Change Statistics
Adjusted R
of the
R Square
F
R Square
Square
Estimate
Change
Change
df1
df2
Change
DurbinWatson
.039
.007
.80068
.039
.849
3
62
.473
1.688
Sig. F
a. Predictors: (Constant), ROA, LDR, CAR b. Dependent Variable: Harga Relatif
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares df
Mean Square
F
Sig.
Regression
1.632
3
.544
.849
.473
Residual
39.748
62
.641
Total
41.380
65
a
a. Predictors: (Constant), ROA, LDR, CAR a.
Dependent Variable: Harga Relatif
a
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
95% Confidence Interval for B
Std. Model
B
Error
1
(Constant)
.794
.475
LDR
-.009
.006
CAR
.001
ROA
-.083
b.
Beta
Lower
Upper
Correlations Zeroorder
Partial
Part
Tolerance
VIF
.004
-.172
-.181
-.180
.980
1.021
-.035
.037
-.007
.007
.007
.861
1.162
-.301
.135
-.080
-.096
-.095
.865
1.156
t
Sig.
Bound
Bound
1.672
.100
-.156
1.744
-.182
-1.448
.153
-.022
.018
.007
.053
.958
.109
-.102
-.761
.450
Dependent Variable: Harga Relatif
a
Coefficient Correlations Model 1
Correlations
ROA
Collinearity Statistics
ROA
LDR
CAR
1.000
.065
-.354
Covariances
LDR
.065
1.000
.095
CAR
-.354
.095
1.000
ROA
.012
4.551E-5
.000
LDR
4.551E-5
4.082E-5
1.105E-5
CAR
.000
1.105E-5
.000
a. Dependent Variable: Harga Relatif
107
Summary of Financial Statements
Keterangan Total Assets Cash on Hand and in Banks Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (dalam juta rupiah) 2005 2006 10,484,952 11,045,884 1,654,473 1,217,255 116,810 184,362 1,348,524 932,234 189,139 100,659 414,985 319,183 429,728 1,416,785 7,349,224 6,870,481 475 130 138,594 134,678 861,473 1,087,372
Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Borrowings Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
2007 11,282,397 2,257,939 204,074 2,021,173 32,692 35,831 324,453 7,415,899 136 137,982 1,110,157
10,313,626 8,938,394 885,698 7,375,337 677,359 84,029 9,928 1,077,042 204,233 128
10,494,600 9,166,672 798,831 7,726,248 641,593 97,995 1,067,113 162,820 124
10,650,546 9,312,793 1,053,916 7,550,583 708,294 107,073 1,057,236 173,444 114
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings
535,198 558,840 415,913 (439,555)
551,160 558,840 415,913 (423,593)
631,737 651,980 419,374 (439617)
Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
1,022,009 998,082 23,927 7,426 31,353 22,537
1,388,000 1,347,682 40,318 3,745 44,072 30,779
1,188,345 1,162,011 26,334 4,924 31,258 15,060
Sumber : ICMD 2008
108
Summary of Financial Statements
Keterangan Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets Liabilities Deposits Call Money Notes Issued Loans Taxes Payable Accrued expenses Other Liabilities
PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk (dalam juta rupiah) 2005 2006 4,317,058 5,415,141 530,758 563,522 30,662 47,761 466,864 460,378 33,232 55,383 304,555 142,427 242,702 388,606 3,008,760 3,995,291 36,744 32,996 193,539 292,299
2007 6,346,386 727,353 67,652 532,726 126,975 517,285 342,690 4,328,974 37,361 392,723
4,112,943 3,787,435 26,967 98,674 47 18,375 181,445
4,896,213 4,658,591 32,148 46 22,210 183,218
5,809,672 5,253,017 105,514 40 18,056 433,045
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings
204,115 200,000 5,149 (1,034)
518,929 500,000 2,861 16,068
536,714 500,000 2,861 33,853
Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
455,844 528,152 (72,308) 7,097 (65,211) (48,104)
684,476 674,480 9,996 2,593 12,589 7,927
774,725 740,326 34,399 (1,638) 32,761 20,648
Sumber : ICMD 2008
109
Summary of Financial Statements
Keterangan
PT Bank Central Asia Tbk (dalam juta rupiah) 2005 150,180,752 27,213,874 3,725,998 23,252,221 235,665 7,344,934 55,801,929 52,778,750 55,422 2,024,748 4,961,095
2006 176,798,726 48,254,949 5,484,694 42,315,361 454,894 6,297,820 54,266,445 59,688,265 38,153 2,214,931 6,038,163
2007 218,055,088 65,256,124 7,675,723 57,273,744 306,657 5,538,246 57,074,023 80,702,481 27,737 2,261,056 7,145,341
134,332,330 129,861,060 28,965,847 37,335,408 63,559,805 720,321 652,439 525,316 2,573,194 1,268
158,729,984 154,328,511 34,234,356 48,526,046 71,568,109 1,025,142 36,762 702,310 2,637,259 1,382
197,563,277 191,237,133 43,935,833 52,571,332 94,729,968 1,225,988 531,782 1,083,995 3,484,379 -
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings (accumulated loss)
15,847,154 1,539,888 3,889,441 10,417,825
18,067,360 1,540,938 3,895,933 12,630,489
20,441,737 1,540,938 3,895,933 15,004,860
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
15,397,484 10,393,489 5,003,995 119,623 5,123,618 3,597,681
19,376,468 13,367,790 6,008,678 57,925 6,066,603 4,242,809
19,173,564 12,842,304 6,331,260 70,370 6,401,630 4,489,252
Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
Sumber : ICMD 2008
110
Summary of Financial Statements PT Bank Century Tbk (dalam juta rupiah) 2005 8,991,455 1,446,323 101,490 1,270,447 74,385 2,843,649 2,355,964 134,019 2,211,500
2006 14,547,470 1,734,645 101,996 1,568,394 64,255 3,495,361 3,929,100 2,355,632 135,394 2897,338
2007 14,509,632 1,188,487 129,350 977,714 81,423 3,092,805 3,255,691 3,918,827 130,464 2,923,358
Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Taxes Payable Other Liabilities
12,907,139 10,109,721 527,150 9,127,642 454,929 230,245 2,567,173
13,765,834 11,213,652 732,324 9,970,500 510,828 17,796 14,497 2,519,889
13,349,003 10,270,398 983,708 8,632,274 654,416 22,901 10,662 3,045,042
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings (Accumulated loss)
366,401 1,769,049 185,224 (1,587,872)
781,634 1,769,049 185,224 (1,172,639)
1,160,628 2,211,312 178,759 (1,229,443)
778,379 955,009 (176,630) 200,134 23,504 22,288
1,551,008 1,452,450 98,558 (48,005) 50,553 35,594
1,379,804 1,288,195 91,609 (40,638) 50,971 56,945
Keterangan Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes Sumber : ICMD 2008
111
Summary of Financial Statements
Keterangan
PT Bank CIMG Niaga Tbk (dalam juta rupiah) 2005 41,579,861 3,225,296 463,751 2,492,585 268,960 2,449,628 4,932,800 28,671,419 90,203 440,499 1,770,016
2006 46,544,346 3,774,408 681,685 2,893,745 198,978 2,017,223 6,108,879 32,457,152 25,311 462,239 1,699,134
2007 54,885,576 3,865,616 911,164 2,784,701 169,751 3,383,155 4,695,111 40,675,512 40,622 444,415 1,781,145
37,610,301 34,377,604 50,000 1,280,456 91,853 1,810,388 3,447
41,752,356 39,143,492 1,107,349 102,183 1,399,322 4,895
49,678,787 45,183,018 93,930 1,171,665 49,006 3,181,168 3,391
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings (accumulated loss)
3,966,113 949,794 1,666,733 1,349,586
4,787,095 958,880 1,712,120 2,116,095
5,203,398 971,807 1,810,548 2,421,043
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
4,124,159 3,397,538 726,621 19,708 746,329 546,921
6,013,750 4,985,808 1,027,942 (96,145) 931,797 647,732
5,736,881 4,744,467 992,414 34,489 1,026,903 770,481
Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Notes Issued Loans Taxes Payable Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
Sumber : ICMD 2008
112
Summary of Financial Statements PT Bank Danamon Tbk (dalam juta rupiah) 2005 67,803,454 6,430,306 640,044 4,633,140 1,157,122 3,856,903 17,054,564 34,842,515 11,958 1,480,028 4,127,180
2006 82,072,687 7,388,601 832,583 5,985,971 570,047 1,742,926 25,921,423 39,531,250 12,052 1,466,876 6,009,559
2007 89,409,827 7,904,516 2,237,518 6,069,598 597,400 3,921,100 18,903,674 49,456,909 12,053 1,488,961 7,722,614
59,043,170 44,350,482 184,731 2,875,000 4,900,768 3,628,474 6,732,189 171,331
72,385,809 54,194,256 236,272 4,000,000 4,559,781 3,373,940 9,395,500 244,951
78,239,344 57,803,865 241,123 3,402,665 4,870,669 3,359,420 11,921,022 337,038
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings (accumulated loss)
8,588,953 3,569,247 198,770 4,820,936
9,441,927 3,581,679 347,247 5,486,001
10,833,445 3,627,337 632,988 6,575,120
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
9,960,891 6,773,362 3,187,529 (189,285) 2,998,244 2,003,198
12,956,830 10,480,498 2,467,332 (373,091) 2,103,241 1,325,325
14,672,904 11,152,627 3,520,277 (206,751) 3,313,526 2,116,915
Keterangan Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Deposits Call Money Notes Issued Loans of which Subordinated Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
Sumber : ICMD 2008
113
Summary of Financial Statements
Keterangan Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets
PT Bank Eksekutif Internasional Tbk (dalam juta rupiah) 2005 2006 1,492,008 1,339,267 142,325 122,510 12,547 16,844 128,809 103,924 969 1,741 89 258 28,939 1,041,625 833,747 91,234 103,680 216,735 250,134
Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Other Liabilities
2007 1,349,720 105,691 20,976 82,667 2,047 3,131 52,889 878,919 111,047 198,044
1,362,907 1,300,274 15,804 1,213,631 70,839 15,619 47,015
1,223,792 1,150,743 22,999 995,725 132,020 17,101 55,949
1,233,531 1,147,177 33,127 881,174 232,876 11,967 74,388
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Revaluation of fixed assets Retained earnings (accumulated loss)
129,101 81,375 7,666 31,241 8,819
115,475 81,375 7,666 31,241 (4,808)
116,188 81,375 7,666 31,241 (4,094)
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
210,181 287,492 (77,312) 11,731 (65,580) (46,659)
196,647 247,362 (50,715) 31,676 (19,039) (13,626)
181,301 207,385 (26,084) 27,801 1,717 713
Sumber : ICMD 2008
114
Summary of Financial Statements
Keterangan Total Assets Cash and cash equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (dalam juta rupiah) 2005 50,271,052 4,919,732 698,903 3,272,733 948,096 4,059,943 4,047,591 22,780,988 3,491 831,869 13,627,438
2006 53,102,230 4,622,711 822,572 3,208,114 592,025 3,845,368 16,308,285 21,030,375 2,656 826,148 6,466,687
2007 55,148,450 4,582,840 1,259,510 3,096,300 227,020 1,680,580 13,691,770 27,932,980 2,650 780,880 6,476,720
Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Loans Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
45,562,628 36,917,305 9,937,125 21,907,337 5,072,843 501,315 1,915,035 6,228,973 -
47,516,558 39,378,576 11,136,035 22,637,003 5,605,538 548,665 2,974,647 4,614,670 330,419
49,629,380 39,763,340 11,715,210 20,510,890 7,537,230 396,400 4,139,140 5,330,480 175,860
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings (accumulated loss)
4,7708,424 3,218,048 63,198 1,427,178
5,255,253 3,226,627 67,247 1,961,379
5,343,190 3,236,000 78,850 2,028,340
5,593,768 4,696,540 897,228 19,882 917,110 725,118
7,222,178 6,501,888 720,290 23,200 743,490 633,710
6,726,070 6,406,180 319,890 57,140 377,040 404,750
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes Sumber : ICMD 2008
115
Summary of Financial Statements PT Bank Kesawan Tbk (dalam juta rupiah) 2005 1,541,559 160,249 20,015 128,429 11,805 26,539 392,220 810,940 38,915 112,695
2006 2,052,127 192,016 29,871 148,826 13,319 93,310 300,132 1,263,920 39,395 163,354
2007 2,184,493 208,745 33,389 157,791 17,565 6,199 517,824 1,291,410 39,866 120,449
1,419,582 1,396,725 163,594 924,288 308,843 9,246 13,611
1,926,060 1,839,359 173,972 1,325,195 340,192 10,277 76,424
2,052,167 1,913,192 247,193 1,312,242 353,758 16,777 122,198
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Revaluation of fixed assets Retained earnings (accumulated loss)
121,976 123,670 15,477 (17,171)
126,067 123,670 15,477 (13,080)
132,326 123,670 15,477 (6,821)
Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
178,990 175,677 3,313 1,412 4,725 2,946
230,144 224,727 5,417 726 6,143 4,091
245,258 233,295 11,962 (4,745) 7,217 6,259
Keterangan Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Other Liabilities
Sumber : ICMD 2008
116
Summary of Financial Statements PT Bank Lippo Tbk (dalam juta rupiah) 2005 29,116,215 5,009,668 565,054 4,232,488 212,126 4,335,047 934,877 7,648,301 3,846 687,877 10,496,599
2006 33,357,782 9,458,181 640,551 8,710,269 107,361 3,404,853 1,291,140 11,563,542 3,499 756,293 6,880,274
2007 38,962,169 9,472,431 816,497 8,537,380 118,554 1,627,721 2,248,820 17,819,956 2,985 788,433 7,001,823
Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Loans of which Subordinated Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
26,504,635 25,105,334 8,565,133 7,180,956 9,359,245 225,564 45,437 20,924 1,128,300 -
30,006,016 26,693,173 8,376,582 8,889,453 9,427,138 207,738 1,815,377 1,798,530 1,289,728 -
35,033,213 30,345,626 9,820,857 9,824,821 10,699,948 469,696 2,218,572 1,875,087 1,999,319 50,479
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Revaluation of fixed assets Retained earnings (accumulated loss)
2,611,580 811,494 9,779,687 633,300 (8,612,901)
3,351,766 811,494 9,779,687 633,300 (7,872,715)
3,878,477 811,494 9,779,687 633,300 (7,346,004)
2,677,499 2,075,300 602,199 (79,848) 522,351 412,121
3,651,838 2,751,162 900,676 (320,989) 579,687 506,855
4,150,419 3,033,366 1,117,053 (59,933) 1,057,120 737,905
Keterangan Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes Sumber : ICMD 2008
117
Summary of Financial Statements
Keterangan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (dalam juta rupiah) 2005 263,383,348 38,270,982 2,522,764 35,042,890 705,328 15,348,399 96,400,021 94,869,474 68,066 5,305,413 13,120,993
2006 267,517,192 40,423,638 3,965,717 35,909,538 548,383 9,424,392 95,511,990 103,282,247 84,870 4,709,243 14,080,812
2007 319,085,590 58,996,438 5,909,369 51,685,087 1,401,982 16,818,937 93,258,842 125,488,384 124,905 4,531,577 19,866,507
240,164,245 215,135,061 46,410,270 121,571,613 47,153,178 926,656 3,983,469 4,279,631 15,839,428 4,705
241,171,346 215,756,628 48,812,753 106,640,314 60,303,561 882,904 3,793,883 7,582,252 13,155,679 5,176
289,835,512 255,679,707 67,010,951 103,309,942 85,358,814 1,049,493 4,050,564 12,280,336 16,775,412 6,346
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings (accumulated loss)
23,214,398 10,127,859 6,006,255 7,080,284
26,340,670 10,315,609 6,433,948 9,591,113
29,243,732 10,374,776 6,570,959 12,297,997
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
23,577,554 22,389,981 1,187,573 45,304 1,232,877 604,531
28,994,128 26,283,018 2,711,110 120,086 2,831,196 2,422,472
27,317,253 21,104,336 6,212,917 120,466 6,333,383 4,347,491
Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
Sumber : ICMD 2008
118
Summary of Financial Statements
Keterangan
PT Bank Mayapada Tbk (dalam juta rupiah) 2005 3,155,554 206,475 14,041 184,955 7,479 158,905 62,498 2,025,891 211,591 490,194
2006 3,699,865 242,562 18,648 217,768 6,146 196,615 81,061 2,493,173 213,683 472,771
2007 4,474,878 245,895 36,298 205,435 4,162 194,844 466,453 3,023,510 224,301 319,875
2,838,343 2,516,132 162,497 2,247,469 106,166 34,661 15,597 271,953
3,343,594 3,053,142 204,531 2,654,033 194,578 18,638 15,093 256,721
3,533,226 2,961,852 285,330 2,418,276 258,246 15,954 555,420
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Revaluation of fixed assets Retained earnings (accumulated loss)
317,211 284,129 412 32,670
356,271 284,129 412 71,730
941,652 412,956 453,588 75,108
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
325,890 301,935 23,955 (124) 23,831 16,945
494,264 439,855 54,409 (1,510) 52,899 38,185
508,775 450,071 58,704 242 58,946 40,744
Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Loans Other Liabilities
Sumber : ICMD 2008
119
Summary of Financial Statements PT Bank Mega Tbk (dalam juta rupiah) 2005 25,109,428 3,972,113 159,499 3,783,784 28,830 49,682 8,923,168 11,113,855 31 564,995 485,584
2006 30,972,910 2,910,927 301,734 2,558,285 50,908 1,055,947 14,728,533 10,839,026 31 674,675 763,771
2007 34,907,728 3,800,429 532,011 2,938,581 329,837 1,258,362 14,549,382 13,843,320 31 753,647 704,557
23,832,803 21,977,477 2,138,334 18,076,312 1,762,831 113,868 85,000 85,000 1,276,625 -
29,038,609 25,756,000 3,346,785 19,114,512 3,294,703 67,148 195,045 135,045 60,000 3,020,416 -
31,968,591 30,030,996 6,842,035 16,909,175 6,279,786 118,326 452,685 422,685 30,000 1,366,584 -
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings
1,276,625 712,694 377,876 186,055
1,934,301 812,722 777,985 343,594
2,939,137 812,722 777,985 1,348,430
Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
2,364,387 2,101,606 262,781 910 263,691 179,353
3,155,307 2,927,394 227,913 (5,929) 221,984 151,698
3,588,965 2,842,849 746,116 (96) 746,020 520,719
Keterangan Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans of which Bank Indonesia Subordinated Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
Sumber : ICMD 2008
120
Summary of Financial Statements
Keterangan Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (dalam juta rupiah) 2005 2006 147,812,206 169,415,573 20,174,079 18,277,362 2,843,779 2,694,635 16,825,114 15,160,405 505,186 422,322 14,016,438 29,978,141 42,597,823 46,182,987 57,526,342 62,613,795 778,525 337,716 4,417,549 4,111,593 8,301,450 7,913,979
Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans of which Subordinated Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
2007 183,341,611 22,014,025 3,259,229 17,573,082 1,181,714 14,797,601 53,220,664 81,448,239 134,793 3,871,229 7,855,060
135,890,987 117,750,054 30,635,842 50,650,538 36,463,674 1,436,318 2,117,007 7,228,702 2,433,032 7,358,906 26,305
154,596,653 138,141,073 35,765,750 63,759,112 38,616,211 1,383,405 1,534,657 6,248,227 2,238,803 7,289,291 24,651
166,094,416 149,992,482 43,002,096 58,854,212 48,136,174 1,200,706 1,269,135 7,242,855 933,704 6,389,238 27,610
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Revaluation of fixed assets Retained earnings (accumulated loss)
11,894,914 7,042,194 2,525,661 2,327,059
14,794,269 7,042,194 2,525,661 5,226,414
17,219,585 7,789,288 5,812,879 3,617,418
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
15,203,457 12,094,975 2,298,482 (42,700) 2,255,728 1,414,739
17,904,835 15,243,990 2,660,845 178,794 2,839,639 1,928,565
19,007,436 17,739,788 1,267,648 213,492 1,481,140 901,744
Sumber : ICMD 2008
121
Summary of Financial Statements PT Bank NISP Tbk (dalam juta rupiah) 2005 20,105,690 1,653,578 244,650 1,325,718 83,210 1,419,981 3,510,792 12,244,905 1,957 442,405 832,072
2006 24,205,990 1,850,983 318,696 1,436,688 95,599 611,016 4,736,266 15,410,325 60,644 603,209 933,547
2007 28,969,069 2,331,702 616,441 1,649,050 66,211 1,407,942 3,853,184 18,857,535 67,880 729,765 1,721,061
17,990,586 15,957,791 2,143,173 10,601,147 3,213,471 132,632 499,460 563,569 563,569 837,134 64,598
21,751,058 19,627,127 2,783,775 12,886,336 3,957,016 164,542 497,411 513,500 513,500 948,478 -
25,600,443 22,417,770 4,240,148 12,634,450 5,543,172 326,069 501,444 802,764 802,764 1,552,396 -
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings
1,986,381 616,996 630,066 739,319
2,454,932 616,996 630,066 1,207,870
3,368,626 726,822 1,221,814 1,419,990
Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
2,111,437 1,818,391 293,046 (2,243) 290,803 204,971
2,756,455 2,425,460 330,995 1,883 332,878 237,035
2,958,899 2,609,552 349,347 2,546 351,893 250,084
Keterangan Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans of which Others Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
Sumber : ICMD 2008
122
Summary of Financial Statements
Keterangan Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets Liabilities Deposits Call Money Other Liabilities
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (dalam juta rupiah) 2005 2006 2,839,666 3,351,474 324,975 395,415 52,431 65,201 199,752 243,043 72,792 87,171 286,437 305,135 731,001 1,003,493 1,430,951 1,579,453 23,266 26,273 43,036 41,705
2007 3,772,770 451,530 82,945 322,033 46,552 186,001 1,440,590 1,629,213 25,790 39,646
2,676,016 2,562,822 20,671 92,523
3,071,664 2,948,662 24,793 98,209
3,461,107 3,371,291 27,698 62,118
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings
163,650 79,138 1,183 83,329
279,810 158,275 8,009 113,526
311,663 158,275 8,009 145,379
Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
256,603 221,787 34,816 5,728 40,544 28,315
367,063 323,678 43,385 137 43,522 30,373
347,960 305,637 42,323 3,435 45,758 31,850
Sumber : ICMD 2008
123
Summary of Financial Statements
Keterangan
PT Bank Pan Indonesia Tbk (dalam juta rupiah) 2005 36,919,444 2,753,390 211,336 2,395,294 146,760 3,350,670 1,609,767 13,898,766 102,896 1,187,123 14,016,832
2006 40,514,765 8,855,692 316,762 8,352,856 186,074 3,309,448 3,703,271 17,844,632 102,997 1,252,395 5,446,330
2007 53,470,645 5,573,154 484,707 4,764,380 324,067 2,481,533 9,943,386 28,867,401 100,288 1,552,497 4,952,386
32,102,803 27,232,426 4,858,167 18,514,686 3,859,573 197,352 10 217,449 4,455,566 431,990
33,399,634 23,740,975 5,569,202 12,879,079 5,292,694 143,986 1,613,382 1,060,143 6,841,148 500,743
45,150,759 31,321,182 6,406,831 17,363,720 7,550,631 334,050 3,142,753 2,141,497 8,211,277 819,738
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up in excess of par value Retained earnings
4,384,651 1,606,543 1,251,719 1,526,389
6,614,388 2,008,179 2,242,574 2,363,635
7,500,148 2,021,119 2,281,394 3,197,635
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
3,438,241 2,658,233 780,008 (22,617) 757,391 563,752
4,699,027 3,642,548 1,056,479 (8,841) 1,047,638 730,279
4,999,077 3,642,280 1,356,797 113,150 1,469,947 954,906
Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
Sumber : ICMD 2008
124
Summary of Financial Statements PT Bank Permata Tbk (dalam juta rupiah) 2005 34,782,459 3,446,161 518,889 2,539,065 388,207 2,173,992 4,430,051 21,356,766 5,251 964,955 2,405,283
2006 37,851,322 4,419,453 575,055 3,639,185 205,213 1,067,980 6,108,682 22,787,596 234 1,383,012 2,084,366
2007 39,303,727 7,257,138 702,666 6,326,520 227,952 307,269 2,868,298 25,289,060 84 1,294,654 2,289,224
Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Loans Other Liabilities Minority Interests in Subsidiaries
32,154,930 29,397,821 5,651,360 17,950,002 4,759,684 1,036,775 750,642 2,006,467 55,625
34,035,768 29,441,284 6,645,522 15,911,435 6,046,134 838,193 1,176,162 3,418,322 53,482
35,341,376 31,235,129 7,688,224 15,047,397 7,335,926 1,163,582 1,209,263 2,896,984 59,677
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings (accumulated loss)
2,571,904 1,300,534 5,826,978 (4,555,608)
3,762,072 1,300,534 5,826,978 (3,365,440)
3,902,674 1,300,534 5,826,978 (3,224,838)
3,760,648 3,361,690 398,958 6,385 405,343 304,364
5,142,504 4,621,890 520,614 (65,445) 455,169 318,450
5,130,610 4,349,934 780,676 (43,879) 736,797 508,911
Keterangan Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes Sumber : ICMD 2008
125
Summary of Financial Statements
Keterangan Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (dalam juta rupiah) 2005 2006 122,775,579 154,725,486 21,557,645 39,898,673 2,763,958 3,458,907 18,140,742 36,257,831 652,945 181,935 2,671,582 3,900,886 22,592,451 21,599,632 70,122,985 83,564,704 64,671 68,711 1,910,135 1,821,972 3,856,110 3,870,908
Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Loans Other Liabilities
2007 203,734,938 54,911,823 5,041,396 48,947,575 922,852 4,823,256 27,805,314 107,014,778 76,668 1,643,946 7,459,153
109,422,597 98,227,889 17,383,641 31,472,221 49,372,027 1,956,467 1,799,919 7,438,322
137,846,678 126,336,779 27,864,092 40,165,063 58,307,624 2,356,547 1,764,607 7,388,745
184,297,303 167,211,016 37,161,794 57,749,295 72,299,927 3,955,880 2,382,277 10,748,130
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings (accumulated)
13,352,982 6,017,850 1,916,284 5,418,848
16,878,808 6,143,211 2,535,660 8,199,937
19,437,635 6,158,900 2,676,620 10,602,115
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
17,978,326 12,666,017 5,312,309 295,643 5,607,952 3,808,587
22,579,587 16,794,968 5,784,619 122,102 5,906,721 4,257,572
25,016,006 17,460,003 7,556,003 224,071 7,780,074 4,838,001
Sumber : ICMD 2008
126
Summary of Financial Statements PT Bank Swadesi Tbk (dalam juta rupiah) 2005 925,664 379,615 10,241 324,175 45,199 71,819 5,705 427,864 30,619 10,042
2006 972,457 426,400 9,503 396,018 20,879 69,091 9,442 440,771 16,949 9,804
2007 1,167,733 470,523 9,915 448,174 12,434 46,193 1,745 605,174 16,020 28,078
Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Other Liabilities
813,739 801,014 83,678 646,362 70,974 1,342 11,383
856,290 834,046 66,719 689,538 77,789 1,743 20,501
1,043,080 999,723 114,043 796,343 89,337 1,963 41,394
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings
111,925 62,000 1,704 48,221
116,167 62,000 1,704 52,463
124,653 62,000 1,704 60,949
91,852 75,724 16,128 1,063 17,191 11,749
119,248 108,436 10,812 938 11,750 8,272
108,547 98,630 9,917 2,444 12,361 8,486
Keterangan Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Fixed Assets Other Assets
Revenue Operating Expenses Operating Profit (Loss) Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes Sumber : ICMD 2008
127
Summary of Financial Statements
Keterangan
PT Bank UOB Buana Tbk (dalam juta rupiah) 2005 15,999,505 1,260,805 130,559 1,002,609 127,637 1,528,569 2,494,186 10,126,485 367,875 221,585
2006 16,856,118 1,230,989 182,745 957,087 91,157 1,416,703 3,525,628 10,108,440 26 365,544 208,788
2007 18,260,086 1,282,473 219,140 892,703 170,630 871,974 3,059,147 12,459,353 26 348,989 238,124
13,830,377 12,892,013 3,115,831 5,724,333 4,051,849 10,299 28,555 899,510
13,587,790 12,465,422 3,114,866 5,224,524 4,126,032 67,315 22,220 1,032,833
14,702,432 13,290,875 3,541,634 4,990,575 4,758,666 91,817 16,330 1,303,410
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings
2,169,128 1,441,561 238,276 489,291
3,268,328 1,663,339 812,595 792,394
3,557,654 1,663,339 812,595 1,081,720
Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
1,795,807 1,340,037 455,770 36,426 492,196 345,796
2,308,858 1,715,978 592,880 (5,666) 587,214 409,243
1,980,809 1,377,581 603,228 1,157 604,385 420,302
Total Assets Cash on Hand and in Banks Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Certificate of deposits-Net Call Money Borrowings Other Liabilities
Sumber : ICMD 2008
128
Summary of Financial Statements
Keterangan
PT Bank Victoria International Tbk (dalam juta rupiah) 2005 2,112,005 193,267 6,921 186,072 274 190,221 909,647 724,936 23,374 70,560
2006 2,897,471 186,568 12,698 172,640 1,230 198,000 1,339,789 1,088,691 43,067 41,356
2007 5,273,416 347,640 14,981 331,441 1,218 178,097 2,497,203 1,953,182 61 124,566 172,667
1,954,456 1,877,624 51,845 1,762,152 63,627 9,309 67,523 -
2,589,620 2,559,330 91,460 2,363,345 104,525 10,063 20,227 -
4,869,844 4,427,421 228,108 4,022,631 176,682 10,473 400,000 31,950 9
Shareholders’ Equity Paid-up capital Paid-up capital in excess of par value Retained earnings
157,549 129,459 (827) 28,917
307,851 201,116 8,230 98,505
403,563 233,500 8,230 161,833
Revenue Operating Expenses Operating Profit Other Income (Expenses) Profit (Loss) before taxes Profit (Loss) after taxes
244,631 217,572 27,059 512 27,571 20,138
304,674 264,689 39,985 (1,419) 38,566 29,367
405,705 347,401 58,304 (328) 57,976 49,554
Total Assets Cash and Cash Equivalents Cash Bank Indonesia Other Banks Placements in Other Banks Notes and Securities Loans Investments Fixed Assets Other Assets Liabilities Total Deposits Demand deposits Time deposits Saving deposits Call Money Notes Issued Other Liabilities Minority Interests inSubsidiaries
Sumber : ICMD 2008