ANALISIS PEMODELAN PERILAKU MUKA AIR DAN DEBIT SUNGAI-SUNGAI DI DELTA MAHAKAM Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana pada Jurusan Teknik Sipil
oleh :
Emir Rezali (150 93 086) Pembimbing : Andojo Wurjanto, Ph.D.
Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung Oktober 1998
SARI
Delta Mahakam merupakan sebuah delta majemuk dengan karakterisitk yang sangat unik, yang barangkali tidak ditemui di tempat lain. Delta ini terjadi sebagai akibat dari proses sedimentasi yang terus menerus selama beratus-ratus tahun sehingga membentuk sebuah delta yang dikatakan delta majemuk karena terdiri dari belasan anak-anak sungai yang mempunyai interkorelasi dan berhilir ke laut dengan muara masingmasing. Sungai hulu Delta Mahakam, yaitu Sungai Mahakam, juga mempunyai karakter yang unik dimana sampai jauh ke hulu masih menerima pengaruh gerakan pasang surut pada laut di lepas delta. Hal ini terjadi karena kondisi topografi Pulau Kalimantan yang cendurung landai. Aspek-aspek fisik di atas mendasari usaha saya untuk menyelidiki perilaku hidrolis dari Delta Mahakam dengan pengutamaan pada pola pengaliran Delta Mahakam dan distribusi debit aliran Sungai Mahakam di Delta Mahakam untuk dialirkan keluar ke laut melalui muara-muaranya. Penyelidikan tersebut saya dekati dengan memodelkan Delta Mahakam dengan program Duflow 2.01. Penggunaan program ini juga merupakan sebuah hal yang unik pula dimana untuk memenuhi kondisi-kondisi fisik delta maka pemodelan dilakukan dalam hirarki yang terbalik, yaitu dari sungai utama kemudian masuk ke cabang-cabang anak sungai yang mempunyai interkorelasi satu sama lain sehingga membentu sebuah network yang rumit ( Lampiran B). Kondisi-kondisi batas yang saya aplikasikan di dalam penyelidikan ini adalah kondisi batas debit aliran Sungai Mahakam dan kondisi batas elevasi pasang surut di laut lepas delta dimana keduanya didetaki dengan menggunakan kondisi ekstrim. Debit aliran Sungai Mahakam didekati dengan memasukkan nilai debit banjir rencana 10 tahunan di DPS Mahakam, yang didapat dengan metode Gumbell Thiessen sebesar 2200 m3/s (Lampiran A dan B). Data elevasi pasang surut menggunakan data HHWL dan LLWL dari data pasang surut terbitan TNI-AL untuk data tipikal pasang surut Pulau Nubi dengan memberi beda fase 5-15 menit untuk muara-muara lainnya (Lampiran B). Dengan memperhatikan hal-hal di atas, maka dilakukan perhitungan dengan program Duflow 2.01 dengan tujuan data keluaran elevasi muka air, serta debit dan kecepatan aliran. Dari data-data keluaran ini maka selanjutnya dilakukan analisis untuk melakukan klasifikasi-klasifikasi sebagai berikut : Analisis Penggolongan Alur Pengaliran 1. Analisis ini dilakukan untuk mengklasifikasikan alur-alur pengaliran di dalam Delta Mahakam menjadi dua kelompok berdasarkan kondisi geomorfologi dan pola elevasi muka air di sepanjang alurnya. Hasil pengelompokan ini dinamakan Golongan A dan Golongan B.
2. Analisis Pola Pengaliran Analisis ini dilakukan terhadap satu data tipikal dari masing-masing kelompok sebagai data representatif untuk mengklasifikasikan tiap kelompok berdasarkan kemampuannya dalam mengalirkan aliran Sungai Mahakam dengan mempertimbangkan aspek pengaruh pasang surut terhadap aliran di tiap alur pengaliran dan juga fluktuasi debit yang Iewat di alur tersebut. Hasil analisis ini adalah Golongan A sebagai alur pengaliran yang mampu mengalirkan aliran Sungai Mahakam dengan jumlah yang cukup signifikan dan Golongan B sebagai alur pengaliran yang didominasi oleh aliran pasang surut dari laut di lepas delta dan juga memiliki kondisi geomorfologi yang tidak menunjang pengaliran Sungai Mahakam ke laut melalui alur tersebut. 3. Analisis Distribusi Debit Berdasarkan hasil analisis nomor 2, maka analisis distribusi debit aliran Sungai Mahakam di dalam Delta Mahakam difokuskan pada alur-alur pengaliran Gologan A saja, yaitu alur pengaliran Muara Bakapai, Muara Bujit, Muara Ulu Besar, Muara Kaeli dan Muara Berau. Dari analisis ini, didapatkan hasil dimana alur pengaliran Muara Ulu Besar, yaitu Sungai Muara Ulu, merupakan alur yang dengan debit pengaliran yang terbesar. Kesimpulan akhir yang didapat adalah bahwa interkorelasi yang terjadi di antara sungai-sungai di daam Delta Mahakam memberikan hasil yang unik dan kadangkala dapat menjebak, oleh karena itu setiap hasil perhitungan yang didapat haruslah dicek kembali terhadap kondisi geomorfologi lokasinya masingmasing. Dengan berdasarkan dari hal-hal tersebut, maka pelaksanaan penyelidikan analisis pola pengaliran dan distribusi debit Sungai Mahakam di Delta Mahakam memberikan hasil sebagai berikut: 1. Adanya dua penggolongan alur-alur pengaliran di dalam Delta Mahakam 2. Masing-masing golongan memberikan pola pengaliran yang berbeda, dengan mempertimbangkan hasil elevasi muka air, kecepatan dan debit aliran maka didapat bahwa hanya satu golongan sajalah yang mempunyai debit aliran Sungai Mahakam yang cukup besar. 3. Distribusi aliran Syungai Mahakam difokuskan pada alur-alur pengaliran di dalam golongan tersebut saja, dan memberi hasil bahwa alur pengaliran Muara Ulu Besar, yatu Sungai Muara Ulu, adalah alur dengan debit pengaliran yang terbesar.