ANALISIS PELAYANAN DAN BAGI HASIL TERHADAP KEPUTUSAN MENABUNG NASABAH PADA BANK SYARIAH DI KOTA MEDAN RAIHANAH DAULAY ABSTRACT This research is aimed to know the effect of service and profit sharing to the customer’s saving decision at Medan Chief Branch Office of Syariah Medan Bank and also to know the most dominant factor which affects the customer’s saving decision. This research is a descriptive research with study case approach supported by survey method. There were 300 persons of sample used in this research. The data were collected by using quistioners with likert scale unit. The data had been tested with validity and reliabilitas tests by taking sample from 50 customers of Medan Office of Syariah Bank. Validity and reliability conducted by using SPSS version 10.01. From the finding of research, it can be found that the variables of service and profit sharing have positive effect and significant to the customer’s saving decision. The method of data analysis used in the research is the double regression analysis which is helped by the test instrument of SPSS version 10.01. The technique of double regression analysis in testing the hypothesis used F-test and t-test at the level of significance 95% with = 0.05. The result of F-test and t-test indicated that service and profit sharing have positive effect and significant to customer’s saving decision in Medan Chief Branch Office of Syariah Bank.. Based on the standardized coefficient, it can be known that belief variable partially has dominant effect than service and profit sharing variables. The adjusted R square regression result is 36,2 % which showed that independent variable (service and profit sharing) can explain 36,2 % to dependent variable (saving decision). Keywords : Service, Profit Sharing and Saving Decision Pendahuluan Kuantitas dan heterogenitas masyarakat Indonesia adalah peluang bagi lembaga bisnis perbankan sebagai lahan memasarkan produk jasa keuangan. Salah satu lembaga perbankan dengan perkembangan cukup pesat adalah perbankan syariah. Bank syariah merupakan salah satu alternatif bank yang dianggap aman oleh masyarakat untuk menyimpan dananya. Fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respon positif dari pemerintah dengan dikeluarkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang menetapkan perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah di mana meyakini keberadaan bank konvensional dan bank syariah secara berdampingan dan disempurnakan dengan UU No. 10 tahun 1998 guna memberikan landasan hukum yang jelas bagi operasional perbankan syariah Nasional. Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Office Channeling(OC), yaitu memberikan kesempatan pada cabang-cabang bank
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
1
konvensional di seluruh wilayah Indonesia untuk dapat menawarkan layanan keuangan syariah bagi masyarakat. Dengan kebijakan tersebut pertumbuhan bank syariah berkembang pesat. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), performance bank syariah menunjukkan kemajuan yang mengesankan. Sebagai ilustrasi, jaringan bank syariah tumbuh dari 636 kantor pada Desember 2006 menjadi 711 kantor pada 2007. Sedangkan jumlah outlet pelayanan perbankan syariah bertambah dua kali lipat dari 419 outlet pada September 2006, menjadi 1.053 outlet pada September 2007. Kemudian kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun dari 32,7% tahun 2006 naik menjadi 37.3%. (Ardhi, 2008). Besarnya kontribusi OC dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan potensi dan peluang penentrasi perbankan syariah masih sangat luas. Untuk itu dibutuhkan penambahan sumber daya manusia (SDM) di outletoutlet OC dan peningkatan pemahaman terhadap produk dan jasa perbankan syariah yang ditawarkan. Bank Indonesia sangat mengharapkan dukungan dan komitmen yang kuat dari bank induk Unit Usaha Syariah (UUS) untuk mengedukasi dan promosi bank syariah ditengah-tengah masyarakat. Bank syariah dapat berkembang dengan baik bila mengacu pada demand masyarakat akan produk dan jasa bank syariah. Untuk itu Bank syariah telah melakukan terobosan-terobosan untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan permintaan pasar akan pelayanan-pelayanan dengan meluncurkan berbagai produk layanan yang memberikan kemudahan-kemudahan bagi para nasabahnya untuk bertransaksi dengan berbagai aktivitas. Landasan Teoritis Perilaku Konsumen Konsumen merupakan unsur terpenting dalam pemasaran yang menjadi perhatian besar bagi sebuah lembaga bisnis. Hal ini disebabkan konsumen adalah sasaran dari produk baik barang maupun jasa yang dihasilkan produsen. Tanpa konsumen bisnis tidak pernah akan mencapai tujuan apa-apa. Menurut Lamb, Hair dan McDaniel (2001) perilaku konsumen adalah proses pelanggan dalam membuat keputusan membeli, menggunakan barang-barang dan jasa yang dibeli, juga faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk atau jasa. Sebelum melakukan keputusan pembelian, konsumen terlebih dahulu melalui beberapa tahapan sampai kepada keputusan membeli yaitu proses tahap demi tahap yang digunakan konsumen ketika membeli barang atau jasa. Tahap- Tahap Dalam Proses Keputusan Membeli Menurut Kotler (1997) “keputusan pembelian adalah tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihannya di antara beberapa merk yang tergabung dalam perangkat pilihan”. Pengharapan konsumen dibentuk berdasarkan pengalaman konsumen itu sendiri, saran teman-teman dan iklan yang disampaikan perusahaan jasa. Konsumen memilih membeli jasa berdasarkan pengharapan ini. Proses sebelum sampai kepada keputusan membeli konsumen menjalani tahapan proses pengambilan keputusan. Pada tahap ini konsumen mempelajari terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan suatu produk. Pada produk jasa seperti jasa perbankan faktor pelayanan, fasilitas maupun keuntungan yang akan diperoleh konsumen sangat menjadi pertimbangan konsumen.
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
2
Setiadi (2003) menyatakan bahwa “ada lima tahapan yang dilalui konsumen dalam proses pembelian suatu jasa atau produk yang diinginkannya yaitu dimulai dari pengenalan produk, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan pembelian dan terakhir adalah perilaku setelah pembelian”. Jelasnya proses keputusan pembelian dapat dilihat pada gambar berikut ini : Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Penilaian
Keputusan
Altrernatif
Membeli
Perilaku setelah Pembelian
Sumber : Setiadi (2003)
Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan proses pengambilan keputusan pembelian sebagai berikut : a. Pengenalan produk yaitu proses dimulainya saat memilih barang atau jasa dengan menyadari adanya banyak pilihan dalam memperoleh kebutuhan yang diinginkan. b. Pencarian informasi adalah melakukan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan yang berhubungan dengan kebutuhan yang diharapkan atau diinginkan. Tingkatan pencarian informasi ini dibagi kepada dua tingkat. Tingkat pertama adanya perhatian yang meningkat dan yang kedua adalah pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari dari segala sumber. c. Penilaian alternatif yaitu konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut dari produk atau jasa. d. Keputusan membeli yaitu pada tahap ini konsumen menyusun merekmerek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian dan akan menjatuhkan pilihan dengan apa yang ia sukai e. Perilaku setelah pembelian yaitu konsumen akan mengalami dua hal yaitu akan mengalami tingkat kepuasan dan atau ketidak puasan sama sekali. Pelayanan Pelayanan atau disebut jasa sering dilihat sebagai sesuatu fenomena yang rumit. Jasa sering diartikan sebagai pelayanan personal (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Jasa sering diberikan dengan tidak menimbulkan kepemilikan. Lupiyoadi (2001) menyatakan jasa adalah “setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan konsumen”. Menurut Stanton dalam Alma (2004) menyatakan “service are those separately identifiable, essentially, intangible activites that provide wantsatisfaction and that are not necessarily tied to the sale of a product or another service. To produce a service may or may nor require the use of tangible goods”. Jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak. Selanjutnya Valerie A. Zeithaml and Mary J.Bitner dalam Alma (2004) memberikan batasan pelayanan sebagai berikut ”service is all economic activities whose output is not a physical product or construction is generally consumed at
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
3
that time it is produced,and provides added value in forms (such as convenience, amusement, timeliness, comfort or health) that are assentially intangible concerns of its first purchaser”. Maksudnya jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat yang bersifat tidak berwujud. Jasa diartikan sebagai setiap tindakan, perbuatan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain. Jasa pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan maupun meningkatkan kepemilikan sesuatu.(Tjiptono, 1996, Kotler dan Susanto, 2001 ) Jasa tidak dapat dinilai sebelum konsumen merasakannya atau mengkonsumsinya sendiri. Bila pelanggan membeli suatu jasa, ia hanya menggunakan, memanfaatkan atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian , para pelanggan akan memperhatikan tanda-tanda atau bukti jasa yang akan diperolehnya melalui fasilitas perusahaan jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu tugas pemasar jasa adalah menjadi tantangan untuk memberikan bukti-bukti fisik dan perbandingan pada penawaran abstraknya. Selanjutnya Kotler (1999) menyatakan bahwa “salah satu cara utama untuk menempatkan sebuah perusahaan jasa lebih unggul dari pesaingnya adalah dengan memberikan pelayanan yang lebih bermutu dibandingkan para pesaingnya, menciptakan dan melengkapi inovasi-inovasi dan jaringan yang luas.”. Menurut Lupiyoadi (2001) bahwa “bidang-bidang keunggulan yang harus dimiliki oleh sebuah bank untuk menarik nasabah dapat berupa : keamanan finansial, kenyamanan, cepat, pelayanan ramah, tingkat bunga (pada bank syariah diberlakukan bagi hasil), layanan secara pribadi, tempat parkir luas, menguntungkan bagi nasabah, jaringan yang luas dan sebagainya”. Menurut Kecgan dan Warren (2003) pelayanan adalah “suatu paradigma yang merupakan semangat dari perusahaan, sikap untuk menyokong dan memenangkan persaingan masa depan”. Teori ini menunjukkan setiap perusahaan bila ingin unggul dalam persaingan harus dapat mengutamakan pelayanan. Perusahaan yang tidak memikirkan pelayanan akan kalah dalam persaingan. Kotler (1999) menyatakan bahwa “suatu bank yang ingin menyampaikan gagasan jasanya dengan segera dan efisien harus memperhatikan : a) tempat, b) karyawan, c) peralatan, d) bahan komunikasi, e) lambang, f) harga”. Bagi Hasil Konsumen di dalam membeli produk terutama jasa juga dipengaruhi oleh tingkat keuntungan atau manfaat yang akan diperolehnya dalam menggunakan suatu produk atau jasa. Sesuai dengan karakteristiknya bank syariah memiliki perbedaan dengan bank konvensional., jika bank konvensional memberikan keuntungan dengan bunga bank maka bank syariah memberikan keuntungan dalam bentuk bagi hasil. Bank syariah beroperasi berdasarkan bagi hasil, dalam usahanya bank syariah berbagi hasil atas pendapatan atau hasil usaha yang dilakukan dengan pemilik dana yang dihimpun dengan prinsip mudharabah. (Wiroso, 2005). Menurut Al-Qardhawi (2001) “bagi hasil adalah dimana kedua belah pihak akan berbagi keuntungan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dimana
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
4
bagi hasil mensyaratkan kerjasama pemilik modal dengan usaha/kerja untuk kepentingan yang saling menguntungkan kedua belah pihak, sekaligus untuk masyarakat. Sebagai konsekuensi dari kerjasama adalah memikul resiko, baik untung maupun rugi. Jika untung yang diperoleh besar maka penyedia dana dan pekerja menikmati bersama sesuai dengan kesepakatan sebelumnya dan jika rugi usaha maka harus dirasakan bersama. Inilah keadilan yang sempurna keuntungan sama dinikmati dan kerugian sama-sama dirasakan”. Sistem bagi hasil pada bank syariah adalah merupakan suatu bentuk pembagian keuntungan yang akan diperoleh nasabah sebagai pemilik modal dengan bank sebagai pengelola modal yang disimpan nasabah. Pembagian keuntungan didasarkan kepada seberapa besar bank dapat mengelola dana tersebut untuk medapatkan keuntungan atau mungkin juga kerugian. Dalam sistem bagi hasil terdapat prinsip-prinsip untuk menjalankan aktivitasnya yaitu : (1). Prinsip Keadilan dan Kehati-hatian tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara bank dengan nasabah kemudian bank sebagai pengelola akan mengembangkan dana yang terkumpul dari nasabah untuk usaha-usaha yang baik secara profesional; (2). Prinsip Kesederajatan, dimana menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko, dan keuntungan yang berimbang antara nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana, maupun bank; (3). Prinsip Ketentraman. Produk-produk Bank Syariah telah sesuai dengan prinsip dan kaidah Muamalah Islam, antara lain tidak adanya unsur riba serta penerapan zakat harta. Dengan demikian, nasabah akan merasakan ketentraman lahir maupun batin (Mutasowifin, 2003). Selanjutnya Al-Qardhawi (2001) menyatakan bahwa “harta yang baik adalah harta yang diperoleh dari unsur yang halal dan dikembangkan secara halal artinya dengan usaha legal sesuai syariat dan yang bermanfaat, baik melalui usaha pribadi maupun kerjasama kemitraan dengan pihak lain seperti dalam sistem bagi hasil”. Ini menunjukkan dalam prinsip bagi hasil didalam mencari keuntungan adalah dengan mengembangkan modal yang dikelolanya untuk hal-hal yang halal dan bermanfaat, hal ini akan menjadi motivasi bagi nasabah untuk mengambil keputusan menabung di bank syariah. Taylor (2003) menyatakan bahwa prinsip ekonomi syariah mengijinkan kepemilikan (property) dan mengumpulkan kekayaan, pedoman prinsip dari kegiatan ekonomi adalah kebaikan menyeluruh untuk masyarakat dan alam, konsep ini berbeda dengan yang dipahami dalam sistem kapitalis Barat. Prinsip Bagi Hasil Bank Syariah Berdasarkan Pasal 1 butir 13 UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan bahwa prinsip bagi hasil adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).(Wiroso, 2005). Adapun ketentuan prinsip bagi hasil terdiri atas : 1. Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
5
2. Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. 3. Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan. 4. Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil 5. Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika proyek itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Perbandingan Antara Bank Syariah dan Konvensional Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad, seperti hal-hal berikut : 1. Rukun, seperti penjual, pembeli, barang, harga dan akad/ijab-qabul. 2. Syarat, seperti : a) barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasa yang haram menjadi batal demi hukum syariah, b) harga barang dan jasa harus jelas, c) tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena berdampak pada biaya transportasi, d) barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan. Tidak boleh menjual sesuatu yang belum dimiliki atau dikuasai seperti yang terjadi pada transaksi short sale dalam pasar modal. Tabel berikut menunjukkan perbandingan bank syariah dengan bank konvensional. Tabel 1. Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Bank Syariah Bank Konvensional 1. Melakukan investasi-invetasi yang 1. Investasi yang halal dan haram halal saja. 2. Memakai perangkat bunga 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil atau 3. Profit oriented sewa 4. Hubungan dengan nasabah dalam 3. Profit dan falah oriented bentuk debitor-debitor 4. Hubungan dengan nasabah dalam 5. Tidak terdapat dewan sejenis bentuk hubungan kemitraan 5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah Sumber : Antonio (2001)
Beberapa Penelitian Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah Beberapa penelitian berkaitan dengan perilaku dan motivasi masyarakat terhadap keberadaan maupun keputusan menabung di bank syariah dapat dilihat dari berapa penelitian di dalam maupun di luar negeri. Hasil penelitian Erol dan Eldour (1989), Rizal (2002) menunjukkan bahwa preferensi masyarakat menabung di bank syariah adalah motif keuntungan bukan motif agama, efisiennya pelayanan, reputasi, kerahasiaan bank, lokasi/akses, pelayanan, kredibilitas, fasilitas dan kesan bank. Sasongko (2000) dalam penelitiannya di Wilayah Propinsi Jawa Barat dengan mengambil sampel Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat menghasilkan adanya korelasi signifikan antara variabel keamanan, pelayanan, suku bunga dan informasi dengan kepercayaan masyarakat terhadap bank.
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
6
Hasil studi lain juga menunjukkan bahwa pelanggan Bank Islam di Bahrain telah merasa terpuaskan dengan produk dan jasa yang mereka gunakan (Metawa dan almossawi, 1998). Penelitian Kristianto dan Rifa’i (2004) menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan faktor motivasi maupun persepsi terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Penelitian Bank Indonesia dengan Universitas Brawijaya menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat individual untuk memilih bank syari’ah adalah: (1) informasi dan penilaian, (2) humanisme dan dinamis, (3) fleksibilitas pelayanan, (4) kebutuhan, (5) lokasi, (6) keyakinan dan sikap, (7) materialisme, (8) keluarga, (9) peran dan status, (10) kepraktisan dalam menyimpan kekayaan, (11) perilaku pasca pembelian, (12) promosi langsung, dan (13) agama (Bank Indonesia dan Universitas Brawijaya, 2000) Penelitian dengan kajian seperti di atas, menyimpulkan bahwa variabelvariabel yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk mengadopsi bank syariah di Sumatera Selatan adalah pendidikan non formal bisnis, jenis pekerjaan, pertimbangan kemapanan dan profesionalisme pelayanan, posisi tokoh keagamaan, ketaatan beragama, persepsi terhadap bunga, kesan positif terhadap bank syariah dan keberadaan bank syariah. Sementara keputusan nasabah untuk terus mengadopsi bank syariah dipengaruhi oleh variabel-variabel: pendidikan non formal keagamaan, dan keterbukaan terhadap informasi aksesibilitas, posisi tokoh, pengetahuan akan bank syariah, pendapat bank syariah menguntungkan dan mudah pelayanannya. Sedangkan keputusan masyarakat untuk ingin mengadopsi bank syariah dipengaruhi variabel-variabel: pendidikan non formal bisnis, jenis pekerjaan, posisi tokoh keagamaan, kesan positif terhadap bank syariah, dan persetujuan terhadap penerapan prinsip syariah dalam perbankan (Bank Indonesia dan Institut Pertanian Bogor, 2004). Metodologi Penelitian Model dalam penelitian ini diadaptasi dari ”Model Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen” oleh Kotler (1997), model tersebut diaplikasikan untuk mengkaji tentang perilaku konsumen yakni terhadap keputusan menabung di bank syariah, khususnya dipengaruhi faktor pelayanan dan bagi hasil. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif eksplanatori karena tidak hanya menggambarkan fakta-fakta empiris yang ditemui di lapangan, tetapi juga bermaksud menganalisis dan menjelaskan pengaruh antara variabel lainnya. Sejalan dengan tujuan, maka metode yang dipergunakan adalah metode survei. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan oleh peneliti dilakukan melalui kuisioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang relevan. Data primer diperoleh dari 300 orang responden nasabah bank syariah di Kota Medan dengan teknik accidental sampling (kebetulan) dan convenience sampling (kesesuaian) yang tergolong kepada nonprobability sampling. Teknik accidental sampling dan convenience sampling ini merupakan teknik untuk menentukan sampel dengan cara kebetulan, artinya setiap bertemu dengan seseorang dan kebetulan orang tersebut sesuai untuk dijadikan sampel, maka orang tersebut akan
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
7
dipilih menjadi responden penelitian. Berdasarkan sampling aksidental, maka kusioner diberikan kepada siapa saja yang dijumpai sebagai nasabah bank syariah di Kota Medan Pengumpulan data penelitian menggunakan kuisioner (angket). Agar instrumen angket memiliki tingkat kebenaran yang tinggi, sebelumnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Selanjutnya di dalam penggunaan Model Regresi Linear berganda penulis akan melakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Data yang didapat dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) Hasil Penelitian Hipotesis penelitian menyatakan bahwa pelayanan, bagi hasil dan agama berpengaruh terhadap keputusan menabung nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Utama Medan di Medan. Berdasarkan hasil regresi dari data primer dengan menggunakan alat bantu Statistic Package for Social Sciences (SPSS), maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Regresi Pelayanan, Bagi Hasil dan Keyakinan Terhadap Keputusan Menabung Unstandardized Coefficients Model B Std. 1 (Constant) 5.189 PLAYANAN .129 BAGIHASIL 0.09.618
Standardized Coefficients
Error .922 .013 .021
t
Beta 5.627 .482 9.743 .228 4.600
Collinearity Statistics
Sig. Correlations Zero-order Partial .000 .000 .001
.562 .397
.492 .258
Part Tolerance .452 .213
.877 .877
a Dependent Variable: KNABUNG Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2008)
Berdasarkan Tabel 2 tersebut di atas, maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini sebagai berikut : Y = 5,189 + 0,129 X1 + 0,09618X2 Berdasarkan persamaan diketahui bahwa koefisien regresi X1 (pelayanan) bernilai positif (0,129) artinya bahwa variabel pelayanan searah dengan keputusan menabung nasabah. Dengan kata lain pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan menabung nasabah Bank Syariah di Kota Medan. Dengan demikian apabila pelayanan semakin baik dan ditingkatkan maka jumlah nasabah yang menabung akan meningkat, sebaliknya apabila kualitas pelayanan berkurang maka nasabah yang menabung akan berkurang pula. Koefisien regresi X2 (bagi hasil) bernilai positif (0,09618) artinya bahwa variabel bagi hasil searah dengan keputusan nasabah. Dengan kata lain bagi hasil berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah Bank Syariah di Kota Medan. Hal ini menunjukkan apabila bagi hasil yang diterima nasabah ditingkatkan maka akan semakin bertambah jumlah nasabah yang menabung, sebaliknya jika bagi hasil yang diterima berkurang maka jumlah nasabah yang menabung akan berkurang jumlahnya.
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
8
Tabel 3. Hasil Uji Determinasi R
R Square
Adjusted R Square
Model 1 .601 .362 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2008)
Std. Error of the Estimate
.357
1.2413
Dari table di atas dapat diketahui besarnya R Square . Dari tabel tersebut diketahui bahwa besarnya angka R Square adalah sebesar 0,362. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang diteliti peneliti yaitu pelayanan dan bagi hasil menjelaskan 36,2 % terhadap variabel terikatnya yaitu keputusan menabung. Sedangkan sisanya 63,8 % dijelaskan oleh variabel variabel bebas lainnya yang tidak diteliti. Uji Serempak Pengaruh variabel pelayanan dan bagi hasil secara serempak terhadap keputusan menabung nasabah dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Hasil Uji Serempak Model
Sum of df Mean Square Squares 1 Regression 259.241 2 129.620 Residual 457.596 297 1.541 Total 716.837 299 a Predictors: (Constant), BAGIHASIL, PELAYANAN b Dependent Variable: KNABUNG Sumber : Hasil pengolahan SPSS (2008)
F
Sig.
84.129
.000
Dari Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa dengan melakukan
pengujian dengan tingkat kepercayaan 95 % ( 0.05) diperoleh nilai Fhitung sebesar 84,129 > Ftabel 3.00 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa sebenarnya pengaruh antara (pelayanan dan bagi hasil) secara bersama-sama terhadap keputusan menabung sangat tinggi yaitu mencapai pada tingkat kepercayaan sebesar 95 % (high significant). Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan antara pelayanan dan bagi hasil secara bersama terhadap keputusan menabung nasabah. Uji Parsial Hasil uji pengaruh variabel pelayanan dan bagi hasil secara parsial terhadap keputusan menabung nasabah dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini : Tabel 5. Hasil Uji Parsial Model 1
Standardized Coefficients Beta
(Constant) PELAYANAN BAGIHASIL a Dependent Variable: KNABUNG
.482 .228
t
Sig.
5.627 9.743 4.600
.000 .000 .011
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2008) Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui pengaruh secara parsial variabel pelayanan (X1) terhadap keputusan menabung (Y). Dari hasil pengujian diperoleh bahwa besarnya standardized coefficient variabel pelayanan adalah 0.482 dan
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
9
nilai thitung sebesar 9,743 > t tabel 1,96 serta nilai signifikan sebesar 0.000. Hal ini berarti bahwa pengaruh antara pelayanan terhadap keputusan menabung tinggi, yaitu mencapai pada tingkat kepercayaan 95 %. Dengan demikian H o ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pelayanan terhadap keputusan menabung. Jika ditinjau dari teori-teori yang ada, maka pelayanan merupakan modal utama bagi perusahaan jasa untuk dapat bersaing dan untuk dapat menarik konsumen terhadap produk jasa yang ditawarkan. Oleh karena itu, perusahaan jasa perbankan harus memperhatikan standar pelayanan yang harus diberikan, seperti : fasilitas fisik, kenyamanan, ketepatan, keandalan, keramah tamahan sehingga nasabah yang menggunakan jasa akan merasa puas, sehingga menimbulkan keinginan untuk tetap menggunakan jasa tersebut. Hal ini akan menjadikan nasabah tertarik dan membuat keputusan menabung. Hasil penelitian ini pada dasarnya sesuai dengan pendapat para ahli, seperti Alma (2004) yang menyatakan perusahaan jasa harus menjaga kualitas jasa yang ditawarkan harus berada di atas saingan dan harus lebih dari yang dibayangkan oleh konsumen. Apabila kualitas jasa yang diterima oleh konsumen lebih baik atau sama dengan yang dibayangkan, maka ia akan cendrung untuk mencobanya kembali. Akan tetapi bila perceived services lebih rendah dari expected services, maka konsumen akan kecewa dan akan menyetop hubungannya dengan perusahaan jasa yang bersangkutan. Jika jasa atau barang yang dibeli sesuai dengan apa yang diharapkan oleh nasabah maka akan terdapat kepuasan dan sebaliknya akan timbul rasa kecewa. Bila kenikmatan yang diperoleh nasabah melebihi harapannya maka nasabah betul-betul puas, mereka akan mengacungkan jempol dan akan tetap menggunakan jasa tersebut serta memberi rekomendasi kepada rekan-rekannya. Kemudian dari hasil pengujian pada tabel 2 dapat diketahui besarnya standardized coefficient variabel bagi hasil sebesar 0.228 dan nilai thitung 4.600 > ttabel 1.96 serta nilai signifikan sebesar 0.001, hal ini berarti bahwa sebenarnya pengaruh antara bagi hasil terhadap keputusan menabung tinggi yakni mencapai pada tingkat kepercayaan sebesar 95 %. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara bagi hasil terhadap keputusan menabung. Bagi hasil merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keinginan nasabah untuk menyimpan dananya di bank syariah. Bila perusahaan mampu untuk mengelola dengan baik dana yang disimpan nasabah maka bagi hasil yang diperoleh akan lebih baik pula. Selain keuntungan dalam prinsip bagi hasil juga terdapat unsur keadilan, yakni tidak ada satu pihak pun yang diuntungkan dan pihak lain dirugikan. Besar benefit yang diperoleh nasabah sangat tergantung kepada kemampuan bank dalam menginvestasikan dana-dana yang diamanahkan kepadanya. Berarti keuntungan yang diperoleh tidak hanya bagi nasabah juga bank sebagai pengelola. Dengan sistem ini dimaksudkan akan menjadi tantangan bagi bank sebagai pengelola untuk lebih meningkatkan pengelolaan pada sektor riil yang lebih besar, menguntungkan dan memberi manfaat sehingga terwujud kesejahteraan semua pihak. Jika perusahaan mampu melaksanakannya maka tidak sulit bagi perusahaan untuk menarik nasabah dan membuat keputusan menabung. Hasil penelitian ini pada dasarnya sesuai dengan pendapat para ahli, seperti Hamidi (2003) yang menyatakan bahwa keuntungan dalam sistem bagi hasil
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
10
dipandang dari dua sisi, pertama dari sisi peminjam dengan berbisnis pada bank bagi hasil, mereka tidak dipatok untuk membayar dana yang pasti untuk periode tertentu, seperti pada sistem bunga. Hal ini menguntungkan peminjam apalagi dalam kondisi ketidak pastian, sehingga dapat memperkecil risiko. Kedua, pemodal diuntungkan mungkin tidak sama dengan bank konvesional, tapi melalui kemampuan bank untuk mengelola dana yang disimpan dan diputar bank kepada para pengusaha dan investor. Disinilah semua pihak terkait dapat menerima manfaat dan menerima perlakuan adil sebagaimana yang diinginkan Islam. Jadi secara keseluruhan pengaruh variabel independent (pelayanan dan bagi hasil) terhadap keputusan menabung nasabah, ternyata variabel pelayanan lebih besar pengaruhnya terhadap variabel keputusan menabung nasabah. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengolahan Statistic Package for Social Sciences (SPSS) dengan nilai standardized coefficients variabel pelayanan sebesar 0,482 dan variabel bagi hasil sebesar 0.228. Penutup Dari hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Secara bersama-sama terdapat pengaruh yang sangat signifikan pelayanan dan bagi hasil terhadap keputusan menabung nasabah pada Bank Syariah di Kota Medan pada tingkat kepercayaan 95 %. Secara parsial variabel pelayanan dan bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menabung nasabah bank Syariah di Kota Medan pada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05). Pelayanan merupakan variabel paling dominan yang mempengaruhi keputusan menabung nasabah bank Syariah di Kota Medan kemudian bagi hasil . Hal ini berarti pelayanan sangat berpengaruh didalam mempengaruhi keputusan menabung nasabah disamping bagi hasil.
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, 2004, Manjemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi,Bandung : Alfabeta. Al-Qardhawi, Yusuf, alih bahasa Setiawan Budi Utomo, 2001, Bunga Bank Haram, Cetakan Pertama, , Jakarta : Akbar. Abdullah,Burhanuddin, 2008. Bank Syariah Akan Tumbuh Pesat, Republika Online – http://www.republika.co.id, diakses 28 Januari 2008 Basri, Faisal, 2003, Kerja Bank Syariah Itu Memble dan Tidak Profesional, Hukum Online - http://www.ikastara co.id, Diakses, 12 Agustus 2007 Bank Indonesia, 2004. “Potensi , Preferensi , dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah: Studi Pada Wilayah Sumatera Selatan”. Executive Summary Hasil Penelitian, Kerjasama Bank Indonesia dengan Institut Pertanian Bogor http://www.bi.go.id. Diakses 20 Agustus 2007. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Khristianto, Wheny and Rifa’I, Ahmad, 2004. “The Effects of Customer’s Psychological Factors on the Decision for Joining Syariah Folk Credit Banking”, Istecs Journal, Vol. V, pp. 73-86
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
11
Kotler, 1999, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Edisi ke sembilan, Jilid 2, Jakarta, Salemba Empat,. Lamb, Hair dan Mc Daniel., 2001, Pemasaran, Penerjemah David Octarevia, Buku 1, Jakarta : Salemba Empat. Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktik, Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Empat. Metawa, Saad A. dan Almossawi, Mohammed, 1998.”Banking Behavior of Islamic Bank Customers: Perspectives and Implications”, International Journal of Bank Marketing, Vol. 16 No. 7 pp. 299–313 Mutasowifin, Ali, 2003. “Menggagas Strategi Pengembangan Perbankan Syariah di Pasar Nonmuslim”, Jurnal Universitas Paramadina, Vol.3 No. 1, pp. 2539. Rizal Muhammad, 2002, Pentingnya Masyarakat Memilih Bank Syariah, Waspada Online – http://www.waspada.co.id/, Diakses, 14 Agustus 2007 Sasongko, Nanang, 2000. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Masyarakat terhadap Bank”, http://www.bogor.net/idkf/idkf-1/ ekonomi/ analisis-faktor-kepercayaanmasyarakat-thd-bank-04-2000.rtf. Diakses 20 Oktober 2007. Taylor, Michael F., 2003. “Islamic Banking - the Feasibilty of Establishing an Islamic Bank in the United States”, American Business Law Journal, Vol. 40 Issue 2, pp. 385. Wiroso, 2005, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Jakarta : Grasindo.
JURNAL MANAJEMEN & BISNIS VOL 10 NO. 01 APRIL 2010 ISSN 1693-7619
12