Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
ANALISIS MINYAK ATSIRI UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS SPEKTROMETER MASSA ANALYSIS OFESSENTIAL OILSGARLIC BULBS(AlliumsativumLinn.) USING GAS CHROMATOGRAPHYMASS SPECTROMETER Saeful Amin, Ruswanto, Yansen Indo Negoro, Program Studi S1Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya ABSTRAK Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia merupakan aset yang sangat besar terutama kandungan minyak atsiri yang diperoleh dari berbagai jenis tanaman di Indonesia.Minyak atsiri atau disebut juga volatil oil atau essential oil adalah istilah yang digunakan untuk minyak mudah menguap. Minyak atsiri umbi bawang putih (Allium sativum Linn.) didapatkan dengan cara destilasi air. Kromatografi gas spektrometermassa (GC-MS) merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan dan deteksi senyawa-senyawa yang mudah menguap dalam suatu campuran.Tujuan dari rangkaian penelitian ini adalah mengetahui komponen kimia minyak atsiri umbi bawang putih (Allium sativum Linn.) menggunakan kromatografi gas spektrometer massa (GC-MS).Tahap penelitian yang dilakukan yaitu pengumpulan bahan, determinasi, penanganan sampel, isolasi minyak atsiri dengan menggunakan destilasi air, identifikasi minyak atsiri umbi bawang putih (Allium sativum Linn.) menggunakan GC-MS. Didapatkan beberapa senyawa yaitu allyl sulfide, methyl allyl disulfide, diallyl disulphide, methyl allil trisulfide, isopulegol, citronella, βcitronellol, geraniol, diallyl trisulfide, citronelly acetate, neryl acetate, β-elemene, δ-cadinene, diallyl tetrasulphide, cyclohexane, -cadinol, α-cadinol.Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dari minyak atsiri umbi bawang putih (Allium sativum Linn.).Dan dapat bermanfaat sebagai bahan pembanding serta dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran dalam penelitian selanjutnya. Kata kunci :Umbi bawang putih, minyak atsiri, GC-MS. ABSTRACT Plant diversity in Indonesia is a very big asset especially volatile oil content derived from various types of crops in Indonesia. Essential oils or also called volatile oil or essential oil is the term used for volatile oil. Grass essential oil of garlic (AlliumsativumLinn.) Obtained by water distillation. Gas chromatography mass spectrometer (GC-MS) is a dynamic method for the separation and detection of compound-volatile compounds in a mixture. The purpose of this research network is to know the chemical components of volatile oil roots of garlic (AlliumsativumLinn.) Using gas chromatography mass spectrometer (GC-MS). Possible level of scrutiny that is collecting, determination, sample handling, isolation of essential oils using water distillation, identification of root essential oil of garlic (AlliumsativumLinn.) Using GC-MS. Obtained several compounds namely allyl sulfide, allyl methyl disulfide, diallyl disulphide, allyl methyl trisulfide, isopulegol, citronella, β-citronellol, geraniol, diallyl trisulfide, citronelly acetate, neryl acetate, β-elemene, δ-cadinene, diallyl tetrasulphide, cyclohexane, -cadinol, α-cadinol. This study is expected to be useful as a source of information from root essential oil of garlic (AlliumsativumLinn.). And can be useful as second and can be used as a premise in further research. Keywords: Bulbsof garlic, essential oils, GC-MS.
37
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
Penentuan
PENDAHULUAN Indonesia memiliki kekayaan dan
minyak
atsiri
dapat
dilakukan dengan menggunakan metode
keragaman flora yang banyak tumbuh di
kromatografi
hutan hujan tropis dengan jenis tumbuhan
merupakan metode yang dinamis untuk
yang
pemisahan dan deteksi senyawa-senyawa
diperkirakan
mencapai
sekitar
gas.Kromatografi
mudah
25.000 jenis atau lebih dari 10% jenis
yang
flora dunia.Dengan tingginya kekayaan
campuran.
alam yang dimiliki Indonesia dan berbagai
merupakan suatu instrument yang dapat
macam keanekargaman tumbuhan yang
menyeleksi
ada, memungkinkan untuk ditemukanya
bermuatan
beraneka jenis senyawa kimia. Beberapa
beratnya (Khopkar, 1990).
senyawa kimia sudah banyak ditemukan
menguap
dalam
gas
Spektrometer
massa
molekul-molekul berdasarkan
suatu
massa
gas atau
Kegunaan umum kromatografi gas
oleh para ahli, tetapi berdasarkan sejarah
adalah
penemuan
dan
dinamis dan identifikasi semua jenis
membuktikan
bahwa
pengembangan peluang
untuk
untuk
melakukan
pemisahan
senyawa organik yang mudah menguap
terjadinya temuan-temuan baru sangat
dan
besar (Agusta, 2000).
kualitatif dan kuantitatif senyawa dalam
Keanekaragaman
tumbuhan
juga
untuk
melakukan
analisis
di
suatu campuran (Gandjar dan Rohman,
Indonesia merupakan aset yang sangat
2007). Sedangkan spektrometer massa
besar terutama kandungan minyak atsiri
selain untuk penentuan struktur molekul,
yang dipeoleh dari berbagai jenis tanaman
spectrum massa dipakai untuk penentuan
di Indonesia. Sampai saat ini industri
analisis kuantitatif.
minyak atsiri di Indonesia hanya mampu menyediakan bahan baku dan langsung di ekspor, dengan sejalanya perkembangan
BAHAN DAN METODE Bahan Bahan-bahan
di dunia, perdagangan minyak atsiri berkembang kearah sintesa turunan atsiri untuk penggunaan yang lebih spesifik dan bernilai ekonomis. Minyak atsiri yang sudah di kaji antara lain minyak nilam,
Cara
umum
untuk
digunakan
selama penelitian ini adalah umbi bawang putih, natrium sulfat anhidrat, air suling dan MTC (Methyl Chloride). Alat
cengkeh, akar wangi, pala, kayu manis, dan sereh (Agusta, 2000).
yang
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini seperangkat alat destilasi air,
mengambil
komponen atsiri dari tumbuhan yaitu dengan cara destilasi, ekstraksi memakai pelarut, dan pengaliran udara atau aerasi
kromatografi gas spektrometer massa (GC-MS)
Agilent type 5975C , vial
injeksi, alat-alat gelas, dan timbangan digital.
(Robinson, 1995).
38
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
Isolasi Minyak Atsiri Dari Bawang
(Temperature progamming ) dengan suhu
Putih Dengan Metode Destilasi Air
awal disesuaikan selama 4 menit, lalu
Sebanyak 500 gram sampel diiris
dinaikkan perlahan-lahan dengan kenaikan
dan dimasukkan kedalam labu alas bulat
10oC/menit sampai suhu 299oC selama
kemudian tambahkan aquadest sampai
29,633 menit, dan detektor menggunakan
seluruh
MS (Massa Spektrometer).
sampel
terandam
sempurna
didalam labu alas bulat berleher panjang yang telah dirangkai dalam perangkat alat destilasi air.Destilasi dilakukan selama 4-5 jam.Minyak
atsiri
ditampung dalam dipisahkan
yang
air.Kemudian
minyak
minyak
lalu
dengan
atsiri
yang
diperoleh ditambahkan natrium sulfat anhidrat, dikocok dan didiamkan selama 1 hari.Minyak atsiri dipipet dan disimpan dalam
vial.Minyak
Isolasi Minyak Atsiri Bawang Putih Isolasi pada minyak atsiri pada
diperoleh
corong pisah
antara
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang
diperoleh
umumnya dilakukan dengan cara destilasi air dan destilasi uap. Menurut (Guenther, 2006), air berfungsi untuk menambah kecepatan
penguapan
minyak
pada
penyulingan, sehingga sistem penyulingan dengan air lebih unggul daripada sistem penyulingan uap.Namun suhu tinggi lebih mudah dicapai dengan sistem penyulingan
kemudian dianalisis dengan GC-MS.
uap. Pada isolasi minyak atsiri umbi
Analisis Minyak Atsiri dengan GC-MS Penentuan
komponen
minyak
bawang putih menggunakan destilasi air,
atsiri yang diperoleh dari simplisia umbi
yaitu sampel langsung kontak dengan air.
bawang putih dilakukan di Laboratorium
Dengan adanya pemanasan, minyak akan
Penelitian Farmasi dengan menggunakan
menguap bersamaan dengan air melalui
seperangkat alat GC-MS.
kondensor,
minyak
yang
bercampur
Kondisi analisis adalah sebagai
dengan air ditampung pada Erlenmeyer,
berikut: Sampel di injekan kedalam
hasilnya dipisahkan dengan menggunakan
septum dengan cara split injeksi sebanyak
corong pisah dan dimasukan kedalam vial.
1 µL, dengan rasio perbandingan 5:1,
Hasil dari penyulingan minyak atsiri
Jenis kolom kapiler dengan fase diam non
bawang
polar, Mengguakan kolom kapiler type
anhidrat
Agilent 19091S-433 HP-5MS, fase diam
menghilangkan
Phenyl Methyl Silox dengan suhu kolom
terdapat pada minyak atsiri bawang putih.
putih
ditambahkan
Na2SO4
berguna
untuk
yang
kandungan
air
yang
325°C, panjang 29,81 m diameter 250 µm dan
ukuran
partikel
0,25
µm,
gas
pembawa Helium dengan laju alir 15 ml/menit,
suhu
kolom
terprogram
Hasil Minyak Atsiri Bawang Putih Dari
hasil
destilasidiperoleh
minyak atsiri berwarna kuning dan berbau
39
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
khas bawang putih. Sebanyak 500 gram
dapat mendeteksi jenis sampel untuk
umbi bawang putih menghasilkan minyak
senyawa apapun.
atsiri sebanyak 0,6 ml. Komputer Pada GC-MS Perlakuan
Sampel
Penyuntikan
Kromatografi
Komputer
Sebelum Gas
Spektrometer Massa (GC-MS)
pada
GC-MS
menggunakan komputer yang modern dan dilengkapi dengan perangkat lunaknya
Sampel diambil sebanyak 0,5 ml,
(software) yang berfungsi sebagai data
dilarutkan dengan menggunakan pelarut
base, untuk mengetahui senyawa-senyawa
MTC(Methyl Chloride) sebanyak 5 ml,
yang memiliki berat molekul tertentu.
pipet sebanyak 1 ml dan masukan kedalam vial injeksi kemudian disuntikan pada alat
Oven Suhu
GC-MS.
temperature
maksimal:
325oC, memakai pengaturan suhu secara Kondisi Alat GC-MS Sebelum menggunakan alat GCMS, kondisi alat sangat penting untuk
bertingkat yaitu 10°C/menit sampai 299°C dan waktu yang dibutuhkan adalah 29,633 menit.
memastikan tidak adanya kesalahan pada waktu melakukan analisis, diantaranya
Injektor Ukuran syringe: 10 µL, volume
seperti memeriksa kebocoran yang sering terjadi pada alat GC-MS. Adapun kondisi alat GC-MS sebagai berikut :
injeksi: 1 µL, Menggunakan split injeksi, suhu injeksi: 250°C, laju alir gas dinaikan secara progresif selama analisis untuk mendorong
Kolom
lebih
cepat
komponen-
Mengguakan kolom kapiler type
komponen sampel sepanjang kolom yaitu
Agilent 19091S-433 HP-5MS, fase diam
dengan laju alir gas: 15 mL/menit, jenis
Phenyl Methyl Silox dengan suhu kolom
injektor yaitu dengan cara injeksi terpecah
325 °C, panjang 29,81 m diameter 250 µm
(split injection), yang mana sampel yang
dan ukuran partikel 0,25 µm.
diinjeksikan diuapkan dalam injektor yang panas
Fase Gerak
dan
selanjutnya
dilakukan
pemecahan dengan split injection: 5 : 1.
Fase gerak yang digunakan adalah Helium.
Analisis Minyak Atsiri Umbi Bawang Putih Dengan Kromatografi Gas
Detektor Detektor yang digunakan adalah detektor MS (Massa Spektrometer) yang
Dari hasil analisis kromatografi gas minyak
atsiri
umbi
bawang
putih
diperoleh 19 puncak yang terdeteksi, seperti yang terlihat pada Gambar 1.
40
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
Gambar 1.Kromatogram GC minyak atsiri umbi bawang putih Dari data hasil analisis diperoleh 19 senyawa yang terdeteksi dan memiliki waktu retensi yang berbeda. Data lengkap untuk setiap senyawa seperti tercantum pada tabel 1. Tabel 1.Data Hasil Kromatografi Gas
No
Waktu Retensi ( menit)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
5,439 6,466 9,277 9,498 9,598 10,227 10,310 10,390 11,482 11,879 12,631 13,216 13,630 13,829 15,504 15,784 15,829 16,940 17,095
Tinggi Puncak (mm2) 342706 1182955 5818689 259553 315472 734290 200469 3831682 1985471 2908551 3312711 766350 990425 217719 356667 716854 983368 179668 416450
Area
Total %
6918695 22369243 125207528 5124608 5879293 11911342 3301454 62569536 32838320 53190039 58627600 12441124 18344257 3603527 6155863 12021208 17973697 4118150 9190999
1,47 4,74 26,54 1,09 1,25 2,53 0,70 13,27 6,96 11,28 12,43 2,64 3,89 0,77 1,31 2,55 3,81 0,88 1,95
Hasil dari waktu retensi yang
akan dibawa oleh gas pembawa (Helium)
didapatkan dipengaruhi oleh kondisi alat
menuju kolom (HP-5MS). Zat terlarut
yang dipakai dan penggunaan fase gerak,
akan teradsorpsi pada bagian atas oleh
detektor,
suhu
fase diam (Phenyl Methyl Silox) dan akan
terprogram, fase diam dan fase gerak
merambat dengan laju rambat masing-
sangat mempengaruhi hasil analisis.
masing komponen yang sesuai dengan
Dengan pengaturan temperatur senyawa-
nilai koefisien partisi komponen tersebut.
senyawa dalam sampel akan menguap dan
Komponen-komponen
kolom,
laju
alir,
tersebut
terelusi
41
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
sesuai
dengan
urutan-urutan
membesarnya
nilai
menuju
detektor
ke
mencatat
koefisien
sederetan
makin
Analisis
partisi
Spektrometer Massa dan Fragmentasi
(MS).Detektor sinyal
akibat
Hasil
Fragmentasi
Kromatografi
dan
spektrometermassa
Gas
analisis
hasil
komponen
minyak
perubahan konsentrasi dan perbedaan laju
atsiri umbi bawang putih adalah sebagai
elusi. Pada alat pencatat sinyal akan
berikut:
tanpak
sebagai
kurva
antara
waktu
terhadap komposisi aliran gas pembawa. Senyawa Dengan Waktu Retensi 5,439 menit
Gambar 2. Kromatogram kromatografi gas dengan waktu retensi 5,439 menit
Gambar 3. Fragmentasi spektrometermassa dengan berat molekul 114
Dengan waktu retensi 5,439 menit
Spektrum
massa
puncak
ion
unknown
mempunyai M114 diikuti fragmen m/z99,
menghasilkan
molekul
85,75, 58 dan 45 seperti pada Gambar 3.
M114yang merupakan berat molekul dari
42
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
allyl sulfide (C6H10S). m/z 99 (M+) sesuai
Dari hasil fragmentasi yang telah
dengan lepasnya 14 satuan massa dari M,
dianalisis didapatkan senyawa dengan
yaitu lepasnya CH2 yang menghasilkan
berat molekul 114 dan diikuti fragmentasi
fragmen [C5H8S]+. m/z 85 (M) sesuai
yang sesuai dengan lepasnya ion pada
dengan lepasnya 14 satuan massa dari M,
satuan massa dengan kelimpahan yang
yaitu lepasnya CH2 yang menghasilkan
sesuai dengan senyawa tersebut (allyl
fragmen [C4H6S]+.m/z 75 (M) sesuai
sulfide) dan dibandingan dengan data
dengan lepasnya 12 satuan massa dari M,
library yang ada pada NIST (National
yaitu lepasnya C yang menghasilkan
Institute of Standards and Technologi).
+
+
fragmen [C3H6S] . m/z 58 (M ) yang
didapatkan hasil senyawanya yaitu allyl
sesuai dengan lepasnya 14 satuan massa
sulfide (C6H10S). Jadi dapat dipastikan
dari
yang
senyawa dengan waktu retensi 5,439 dan
menghasilkan fragmen [C2H4S] . m/z 45
memiliki berat molekul 114 adalah allyl
M,
yaitu
lepasnya
CH2 +
+
(M ) sesuai dengan lepasnya 12 satuan
sulfide (C6H10S) dengan rumus bangun
massa dari M, yaitu lepasnya C yang
seperti pada Gambar 4.
menghasilkan fragmen [CH4S]+. Berkas ion dipisah (diresolusi)
H2C
berdasarkan harga m/z nya. Ion-ion itu direkam pada alat
perekam sebagai
H2 C C H
H2 C S
C H
CH2
Gambar 4. Struktur Diallyl sulfide
spektrum massa harga m/z nya. Intensitas
Dengan cara analisis yang sama dapat
puncak pada spektrum massa berbanding
dilakukan pada senyawa lainnya yang
lurus dengan jumlah ion yang terbentuk.
terdapat dalam lampiran.
Tabel 2. Data Hasil GC-MS Minyak Atsiri Umbi Bawang Putih No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Waktu Retensi 5,439 6,466 9,277 9,498 9,598 10,227 10,310 10,390 11,482 11,879 12,631 13,216 13,630 13,829 15,504 15,784
Nama Senyawa
Rumus Molekul
Diallyl sulfide Methyl allyl disulfide Diallyl disulphide UNK UNK Methyl allil trisulfide Isopulegol Citronella β-citronellol Geraniol Diallyl trisulfide Citronelly acetate Neryl acetate β-elemene δ-cadinene Diallyl tetrasulphide
C6H10S C4H8S2 C6H10S2 C4H8S3 C10H18O C10H18O C10H20O C10H18O C6H10S3 C12H22O2 C12H19O2 C15H24 C15H24 C6H10S4
Berat Molekul 114,0 120,0 146,0 151,9 154,0 154,1 156,1 154,1 178,0 198,1 195,2 204,1 204,2 209,9
Kadar (%) 1,47 4,74 26,54 1,09 1,25 2,53 0,70 13,27 6,96 11,28 12,43 2,64 3,89 0,77 1,31 2,55
43
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014 17 18 19
15,829 16,940 17,095
Cyclohexane -cadinol α-cadinol
C15H26O C15H26O C15H26O
222,0 222,1 222,2
3,81 0,88 1,95
Tiap senyawa memiliki waktu
analisis GC-MS minyak atsiri umbi
retensi dan berat molekul tertentu dengan
bawang putih (Allium sativum Linn.) dapat
fragmentasi pada berkas ion yang dipisah
dilakukan dengan menggunakan GC-MS
atau diresolusi berdasarkan harga m/z nya.
Agilent type 5975C , kolom kapiler type
Ion-ion yang dihasilkan dicatat pada alat
Agilent 19091S-433 HP-5MS, fase diam
perekam
puncak-
Phenyl Methyl Silox dengan suhu kolom
puncak fragmentasi sebagai spektrum
325°C, panjang 29,81 m, diameter 250 µm
massa harga m/z nya. Intensitas puncak
dan ukuran partikel 0,25 µm, fase gerak
pada spectrum
Helium,
massa berbanding lurus dengan jumlah ion
Spektrometer), memakai pengaturan suhu
yang terbentuk.
secara bertingkat yaitu 10°C/menit sampai
dan
menghasilkan
Dari hasil data analisis diatas terdapat 19 senyawa yang dapat terdeteksi,
detektor
MS
(Massa
299°C, menggunakan split injeksi dengan rasio 5:1 dan laju alir gas: 15 mL/menit.
namun terdapat 2 senyawa yang tidak
Komponen kimia yang terdapat
teridentifikasi yaitu senyawa ke-4 dengan
dalam minyak atsiri umbi bawang putih
waktu retensi 9,498 menit dan senyawa
adalah diallyl sulfide (1,47%), methyl
ke-5 dengan waktu retensi 9,598 menit,
allyl
karena tidak adanya data base yang
disulphide(26,54%), methyl allil trisulfide
tersedia. Dari ke-19 senyawa diatas diallyl
(2,53%), isopulegol (0,70%), citronella
disulphide dengan waktu retensi 9,277
(13,27%), β-citronellol (6,96%), geraniol
menit dan dengan berat molekul 146
(11,28%), diallyl
merupakan senyawa yang memiliki kadar
citronelly acetate (2,64%), neryl acetate
terbanyak di antara senyawa lainnya, yaitu
(3,89%), β-elemene (0,77%), δ-cadinene
memiliki kadar 26,539 %.
(1,31%), diallyl tetrasulphide (2,55%),
Pada
umumnya
komponen
disulfide
α-cadinol (1,95%).
dapat menghasilkan aromakhas adalah
SARAN
putih
adalah
diallyl
disulfide,
dillyl
trisulfide
diallyl
(12,43%),
cyclohexane (3,81%), -cadinol (0,87 %),
terpenting pada umbi bawang putih yang
sulfur, dan komponen utama pada bawang
(4,74%),
Disarankan
dilakukan
uji
farmakologi antihipertensi untuk setiap
trisulfida dan allyl propyl disulfide.
komponen yang terdapat dalam minyak
KESIMPULAN
atsiri umbi bawang putih.
Dari
hasil
destilasi
diperoleh
minyak atsiri berwarna kuning dan berbau khas bawang putih sebanyak 0,6 ml. Hasil
44
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 11 No.1 Februari 2014
DAFTAR PUSTAKA Agusta,
Andria,.2000.
Minyak
Tumbuhan
Atsiri Tropika
Indonesia.Bandung : Penerbit ITB Bandung. Khopkar, SM,. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Jakarta:
Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press). Nurfita,
Dewi,
Segunung
SP,.
2012.
Bertanam
Untung Aneka
Bawang. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Robinson, T,. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Diterjemahkan oleh
Kosasih
Padmawinata.
Bandung: Penerbit ITB. Rohman, A,.dan Gandjar, IG,. 2007, Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
38 45