Mik Salmina, Analisis Soal Ujian Matematika… ANALISIS KUALITAS SOAL UJIAN MATEMATIKA SEMESTER GENAP KELAS XI SMA INSHAFUDDIN KOTA BANDA ACEH Mik Salmina1 dan Fadlillah Adyansyah2
Abstrak
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kualitas Soal Ujian Matematika Semester Genap Kelas XI SMA Inshafuddin Kota Banda Aceh. Pada penelitian ini di gunakan metode deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan lembaran jawaban siswa sebagai data. Selanjutnya data tersebut di analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda setiap butir soal. Populasi penelitian ini adalah nilai evaluasi belajar siswa bidang studi matematika kelas XI SMA Inshafuddin Tahun Pelajaran 2015/2016. Sedangkan yang menjadi sampel adalah lembaran jawaban siswa yang penulis ambil dari 35 orang siswa yang mengikuti ujian. Soal tes berupa 8 uraian (essay). Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa tes validitas bentuk essay 50% tergolong katagori sangat tinggi, 37,5% tergolong katagori tinggi, dan 12,5% tergolong katagori rendah, reliabilitas bentuk essay 0,80 > 0,70 termasuk katagori tinggi, tingkat kesukaran bentuk essay 50% katagori sedang dan 50% tergolong katagori sukar. Adapun daya pembeda soal bentuk essay yaitu 50% tergolong katagori baik, 37,5% tergolong cukup, dan 12,5% tergolong katagori jelek sebaiknya dibuang saja. Dari hasil penelitian bahwa Kualitas Soal Ujian Matematika Semester Genap Kelas XI SMA Inshafuddin Kota Banda Aceh sudah dikatagorikan baik dan perlu adanya beberapa yang harus direvisi. Sehingga sebelum melakukan tes guru harus mengevaluasi ruang lingkup pembelajaran dengan demikian soal tersebut dapat dikatagorikan soal yang baik dan layak di ujiankan. Kata kunci: Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Beda
1 2
Mik Salmina, STKIP Bina Bangsa Getsempena. Email:
[email protected] Fadlillah Adyansyah, STKIP Bina Bangsa Getsempena.
ISSN 2355-0074
Volume 4. Nomor 1. April 2017 |37
Mik Salmina, Analisis Soal Ujian Matematika… pembelajaran,
PENDAHULUAN
diperlukan
soal
tes
yang
Pembelajaran merupakan suatu proses,
memiliki kualitas. Soal tes yang berkualitas
dimana keberhasilanya ditentukan oleh banyak
adalah soal tes yang dapat berfungsi dengan
faktor, baik faktor yang ada di dalam diri
baik dan efektif dalam mengukur kemampuan
siswa seperti intelegensi, bakat, minat dan
peserta didik. Pengolahan soal tes dapat
motivasi, maupun faktor yang datang dari
dilakukan dengan analisis butir soal. “Analisis
guru, lingkungan keluarga dan masyarakat.
butir soal atau analisis item merupakan
Namun
tersebut
pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar
mempunyai pengaruh dan peranan yang
diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki
berbeda dalam pencapaian prestasi belajar
kualiatas yang memadai” (Sudjana, 2011:135).
yang optimal. Ketersediaan dari seluruh faktor
Analisis butir soal yang dilakukan akan dapat
ini
meningkatkan kualitas soal melalui unsur
demikian
akan
setiap
menunjang
faktor
pembentukan
dan
pencapaian hasil belajar yang memuaskan. Evaluasi dalam pendidikan merupakan
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.
hal yang penting untuk mengukur dan menilai
Evaluasi melalui analisis butir soal
kualitas pendidikan guna mencapai tujuan dari
sangat membantu dalam menilai soal-soal
pembelajaran. Menurut Widoyoko (2009:6)
yang berkualitas sehingga layak sebagai tolak
evaluasi didefinisikan sebagai berikut:
ukur
Evaluasi sistematis
merupakan
dan
pembelajaran
siswa.
yang
Analisis butir soal dapat dihitung melalui
untuk
beberapa unsur yaitu Validitas, Reliabilitas,
mendeskripsikan,
Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda dan Fungsi
berkelanjutan
mengumpulkan, menginterprestasikan,
proses
keberhasilan
menyajikan
Pengecoh. Dengan adanya analisis butir soal
informasi tentang suatu program untuk dapat
dapat diidentifikasi soal yang baik dan soal
digunakan sebagai dasar membuat keputusan,
yang kurang baik serta soal mana yang dapat
menyusun
masuk ke dalam bank soal, direvisi atau
kebijakan
dan
maupun
menyusun
program selanjutnya. Oleh
evaluasi
Evaluasi sangatlah penting dalam
data,
menunjang pembelajaran, jika evaluasi tidak
mendeskripsikan, menginterprestasikan, serta
dilakukan maka akan timbul dampak negative
menyajikan informasi tentang suatu program
yaitu:
sehingga keberhasilan pembelajaran dapat
1.
dilakukan
karena
dibuang.
kegiatan
itu
dalam
pengumpulan
Tidak bisa memperoleh pemahaman
terlaksana dengan baik dan dapat mencapai
pelaksanaan dan hasil pembelajaran
tujuan pendidikan.
yang telah berlangsung/dilaksanakan.
Salah satu langkah dalam menilai
2.
Tidak mampu membuat
ketercapaian pembelajaran adalah dengan
berkenaan
melaksanakan tes berupa ujian akhir semester
dan hasil pembelajaran.
dengan soal ISSN 2355-0074
keputusan
dengan pelaksanaan
tes. Dalam mencapai tujuan Volume 4. Nomor 1. April 2017 |38
Mik Salmina, Analisis Soal Ujian Matematika…
3.
kualitas
2) Untuk mengetahui tingkat efektivitas
proses dan hasil pembelajaran dalam
dari metode-metode pengajaran yang
rangka upaya meningkatkan kualitas
telah
pendidikan.
pembelajaran
Tidak dapat
meningkatkan
dipergunakan dalam
dalam
proses
jangka
waktu
tertentu.
KAJIAN TEORI
Sedangkan fungsi evaluasi pendidikan
1. Tinjauan Evaluasi Untuk mengetahui hasil yang telah
menurut Arikunto (2010:24) adalah :
dicapai dalam proses belajar mengajar di
1) Berfungsi selektif. Dengan mengadakan
sekolah, maka setiap akhir pemberian suatu
evaluasi, guru dapat melakukan seleksi
pokok bahasan, biasanya diadakan tes sebagai
atau penilaian terhadap siswanya.
alat evaluasi terhadap keberhasilan siswa
2) Berfungsi
dalam menyerap materi yang diberikan. a.
mengadakan
Pengertian Evaluasi Evaluasi
sistem
organisasi,
yaitu
pelaksanaan,
evaluasi,
Dengan guru
dapat
melakukan dignosis tentang kebaikan
merupakan
manajemen
diagnostik.
bagian
dari
perencanaan,
monitoring
dan kelemahan siswanya.
3) Berfungsi sebagai penempatan. Dengan
dan
mengadakan
evaluasi,
evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan
menempatkan
siswa
diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi
kemampuannya masing-masing.
tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta
4) Berfungsi
guru sesuai
dapat dengan
sebagai
pengukur
Dengan
mengadakan
hasilnya. Menurut Yunanda (2009) pengertian
keberhasilan.
istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang
evaluasi, guru dapat mengetahui sejauh
terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu
mana keberhasilan suatu program yang
obyek dengan menggunakan instrumen dan
telah diterapkan.
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur
2. Langkah-Langkah Evaluasi Hasil
untuk memperoleh kesimpulan”. b.
Belajar
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Adapun tujuan evaluasi dalam bidang
pendidikan menurut Sudijono (2011: 16) adalah:
1) Untuk
Menurut
(2012:59-60)
merinci kegiatan evaluasi hasil belajar ke dalam enam langkah pokok, yaitu: a.
menghimpun
Sudijono
bahan-bahan
Menyusun
rencana
evaluasi
hasil
belajar
keterangan yang akan dijadikan sebagai
Sebelum
evaluasi
hasil
belajar
bukti mengenai taraf perkembangan
dilaksanakan, harus disusun terlebih dahulu
atau taraf kemajuan yang dialami oleh
perencanaannya secara baik dan matang.
para peserta didik, setelah mereka
Perencanaan
mengikuti proses pembelajaran dalam
umumnya mencakup enam jenis kegiatan,
jangka waktu tertentu.
yaitu:
ISSN 2355-0074
evaluasi
hasil
belajar
itu
Volume 4. Nomor 1. April 2017 |39
Mik Salmina, Analisis Soal Ujian Matematika… 1)
2)
3)
4)
Merumuskan tujuan dilaksanakannya
data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat
evaluasi.
memisahkan data yang baik dari data yang
Menetapkan aspek-aspek yang akan
kurang baik. Data yang baik yaitu data yang
dievaluasi, misalnya aspek kognitif,
dapat memperjelas gambaran yang akan
aspek afektif, atau aspek psikomotorik.
diperoleh
Memilih dan menentukan teknik yang
sekelompok individu yang sedang dievaluasi.
akan digunakan di dalam pelaksanaan
Sedangkan yang dimaksud data yang kurang
evaluasi, misalnya apakah evaluasi itu
baik yaitu data yang akan mengaburkan
akan dilaksanakan dengan teknik tes
gambaran yang akan diperoleh apabila data itu
atau non tes.
ikut serta diolah.
Menyusun alat-alat pengukur yang akan
d.
dipergunakan dalam pengukuran dan
5)
6)
diri
individu
atau
Mengolah dan menganalisis data Mengolah data dan menganalisis hasil
penilaian hasil belajar.
evaluasi dilakukan dengan maksud untuk
Menentukan tolak ukur, norma atau
memberikan makna terhadap data yang telah
kriteria yang akan dijadikan pegangan
berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
atau
Dalam mengolah dan menganalisis data itu
patokan
dalam
memberikan
interprestasi terhadap hasil evaluasi.
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
Menentukan frekuensi dari kegiatan
statistik.
evaluasi hasil belajar itu sendiri b.
mengenai
e.
Menghimpun data Langkah
selanjutnya
Memberikan interprestasi dan menarik kesimpulan
adalah
Penafsiran atau interprestasi terhadap
menghimpun data dalam evaluasi belajar yang
data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya
berarti melaksanakan pengukuran. Pengukuran
adalah merupakan hasil verbalisasi dari makna
data disesuaikan dengan jenis data yang ingin
yang terkandung dalam data yang telah
diambil misalnya dengan menyelenggarakan
mengalami pengolahan dan penganalisisan
tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar
tersebut. Atas dasar interprestasi terhadap data
itu menggunakan teknik tes) atau melakukan
evaluasi hasil belajar itu pada akhirnya dapat
pengamatan, wawancara atau angket dengan
dikemukakan
menggunakan instrumen- instrumen tertentu
kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang
berupa rating scale, check list, interview guide
tentu mengacu pada tujuan dilakukannya
atau questionnaire (apabila hasil belajar itu
evaluasi itu sendiri.
menggunakan teknik nontes). c.
f.
Melakukan verifikasi data
kesimpulan.
Kesimpulan-
Tindak lanjut hasil evaluasi Bertitik tolak dari data hasil evaluasi
Data yang telah berhasil dihimpun
yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis,
harus disaring terlebih dahulu sebelum diolah
dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa
lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal
makna yang terkandung didalamnya maka
dengan istilah penelitian data atau verifikasi
pada
ISSN 2355-0074
akhirnya
evaluator
akan
dapat
Volume 4. Nomor 1. April 2017 |40
Mik Salmina, Analisis Soal Ujian Matematika… mengambil
keputusan
atau
merumuskan
kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi
situasi yang komplek atas konsep-konsep dasar. e.
tersebut.
Jenjang soal sintesis (synthesis); C5 Soal sintesis meminta siswa untuk
menggabungkan
3. Penyebaran Soal
atau
menyusun
kembali
Berdasarkan Taksanomi Bloom soal
(reorganize) hal-hal yang spesifik agar dapat
dikategorikan dalam enam jenjang kognitif
mengembangkan suatu struktur baru. Dengan
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan/
singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua
sintesis ini siswa diminta untuk melakukan
aspek yang pertama adalah jenjang kognitif
generalisasi.
rendah dan keempat aspek yang kedua adalah
f.
jenjang kognitif tingkat tinggi.
Jenjang soal evaluasi (evalution); C6 Dalam soal evaluasi meminta siswa
a. Jenjang soal pengetahuan (knowledge); C1
untuk membuat keputusan atau menyatakan pendapat khususnya tentang kualitas. Apabila
Dalam soal, siswa di tekankan untuk mengingat kembali materi yang dipelajari. b. Jenjang
soal
pemahaman
(comprehension); C2 Dengan
pemahaman
penyusun soal bermaksud untuk mengetahui sejauh
mana
siswa
mampu
menerapkan
pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus yang
ini,
siswa
menjawab pertanyaan dengan kata-katanya
diajukan oleh penyusun soal. 4. Unsur-Unsur Analisis Butir Soal
sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip maupun konsep.
Dalam melakukan analisis butir soal ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan
c. Jenjang soal penerapan (application); C3
agar analisis soal tersebut mendapatkan hasil analisis yang maksimal. Adapun unsur-unsur
Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan informasi
analisis butir soal tersebut, yaitu: a.
pada situasi nyata, dimana peserta didik
Validitas Surapranata (2009:50), berpendapat
mampu menerapkan pemahamannya dengan
bahwa
cara menggunakannya secara nyata. Di jenjang
berkaitan dengan sejauh mana tes telah
ini,
mengukur apakah yang seharusnya diukur”.
peserta
didik
dituntut
untuk
dapat
“Validitas
pada situasi baru yang belum pernah diberikan
mengetahui kualitas tes dalam kaitannya
sebelumnya.
dengan mengukur hal yang seharusnya diukur.
Dalam tugas analisis siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau
ISSN 2355-0074
Menurut
ditentukan
yang
Validitas
Jenjang soal analisis (analysis); C4
perlu
konsep
menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki
d.
tes
adalah
Arikunto
untuk
(2013:80-84)
validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman.
Volume 4. Nomor 1. April 2017 |41
Mik Salmina, Analisis Soal Ujian Matematika… Secara garis besar validitas dibagi
Validitas
isi
sering juga
disebut
kedalam dua kelompok yaitu validitas logis
validitas kurikulum, artinya bahwa suatu alat
(logical
empiris
ukur dipandang valid apabila sesuai dengan
(empirical validity). Validitas logis meliputi
kurikulum yang hendak diukur. Sebuah tes
validitas isi (content validity) dan validitas
dapat dikatakan memiliki validitas isi apabila
konstruk
sedangkan
sesuai dengan tujuan khusus yang sama
validitas empiris meliputi validitas “ada
dengan isi pelajaran yang telah diberikan di
sekarang” atau konkruen (concurrent validity)
kelas.
validity)
dan
(construct
validitas
validity),
dan validitas prediksi (predictive validity). 1)
Validitas butir soal dapat dihitung
Validitas isi (content validity)
dengan menggunakan rumus korelasi product
Validitas isi didefinisikan sebagai
moment dengan rumus sebagai berikut:
kecocokan antara isi alat ukur dengan sasaran ukur.
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁𝛴𝑥𝑦− ∑𝑥 ∑𝑦 (𝑁𝛴𝑥 2 − ∑𝑥
2
𝑁𝛴𝑦 2 − (𝛴𝑦
Validitas konstruk (construct validity)
Keterangan :
Arikunto dalam bukunya mengatakan
rxy = Koefesien korelasi antara
bahwa sebuah tes memiliki validitas konstruk
variable X dan Y
2)
apabila butir-butir soal yang membangun tes
X = Skor setiap butir soal
tersebut mengukur setiap aspek berpikir
Y = Skor total
seperti
N = Jumlah siswa
yang
disebutkan
dalam
tujuan
Untuk menentukan kriteria validitas
instruksional. 3)
2)
Validitas “ada sekarang” (concurrent
suatu soal tes, mengklasifikasi harga koefisien
validity)
korelasi sebagai bahan:
Validitas ini sering dikenal dengan validitas
empiris.
Sebuah
tes
a)
r = 0,81 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
dikatakan
memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai
b)
r = 0,61 sampai dengan 0,80 : tinggi
dengan pengalaman.
c)
r = 0,41 sampai dengan 0,60 : cukup
Validitas prediksi (predictive validity)
d)
r = 0,21 sampai dengan 0,40 : rendah
Menurut
e)
r = 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat
4)
Arikunto
sebuah
tes
rendah
dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas
ramalan
apabila
Indeks korelasi point biserial (rxy)
mempunyai
kemampuan untuk meramalkan apa yang akan
yang
terjadi pada masa yang akan datang.
dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf
Analisis
Kualitas
Matematika
Semester
Inshafuddin
Tahun
Soal
Genap Pelajaran
di
diperoleh
dari
hasil
perhitungan
Ujian
signifikan 5% sesuai jumlah siswa yang diteliti
SMA
apabila rxy > r tabel maka butir soal tersebut
2015/2016
valid.
menggunakan validitas isi.
ISSN 2355-0074
Volume 4. Nomor 1. April 2017 |42
Mik Salmina, Analisis Soal Ujian Matematika… b.
Reliabilitas Arikunto
yang sedang diuji reliabilitasnya telah (2013:100)
menyatakan
memiliki
bahwa “Suatu tes dapat dikatakan reliabilitas
reliabilitas
yang
tinggi
(=reliable).
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
2)
Apabila r11 lebih kecil dari pada 0,70
hasil yang tetap”. Begitu juga menurut Arifin
berarti tes belajar yang sedang diuji
(2013:258) “Reliabilitas adalah tingkat atau
reliabilitasnya
derajat konsistensi dari suatu instrumen”.
reliabilitas yang tinggi (=unreliable)
Konsep
reliabilitas
mendasari
kesalahan
c.
pengukuran yang mungkin terjadi pada suatu
belum
memiliki
Tingkat Kesukaran Arikunto
(2013:222)
menyatakan
proses pengukuran atau pada nilai tunggal
bahwa “Soal yang baik adalah soal yang tidak
tertentu, sehingga menimbulkan perubahan
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar”. Sudjana
pada
“Reliabilitas
(2013:135) mengungkapkan bahwa “Dalam
berlaku pada tingkat suatu perangkat tes
pembuatan soal tidak hanya memandang dari
sehingga tidak berlaku untuk masing-masing
segi validitas dan reliabilitas tetapi juga
item tes” (Subali: 2012:113).
dituntut adanya keseimbangan dari tingkat
susunan
kelompoknya.
Adapun dalam menghitung reliabilitas
kesulitan soal tersebut”. Keseimbangan yang
untuk soal tes dalam bentuk uraian sebaiknya
dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang
dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha
termasuk mudah, sedang, dan sukar secara
sebagai berikut:
proporsional.
r11=
𝑛 𝑛−1
1−
∑ 𝛼 𝑖2
Arifin
𝛼𝑖
mengemukakan
bahwa “perhitungan tingkat kesukaran soal
Keterangan:
adalah pengukuran seberapa besar derajat
r11= reliabilitas tes secara keseluruhan ∑ αi2= jumlah varians skor tiap-tiap item
kesukaran suatu soal.” Menganalisis tingkat kesukaran soal berarti mengidentifikasi soal
αi2= varians soal
mana yang termasuk mudah, sedang, dan
Varians dapat dihitung dengan rumus: 𝜎2 =
(2013:266)
sukar.
(∑𝑥)2 𝑛 𝑛
∑𝑥 2 −
Rumus menentukan tingkat kesukaran pada soal uraian (essay), yaitu:
Keterangan:
x
𝜎𝑡 = varians
TK = 𝑥
x = simpangan x dan 𝑥 , yang dicari x-𝑥
Keterangan :
n = banyaknya subjek pengikut tes
TK
= tingkat kesukaran soal
𝑥
= skor rata-rata peserta didik
Pemberian
interprestasi
terhadap
koefisien reliabilitas tes (r11) pada umunya digunakan patokan sebagai berikut: 1)
Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari pada 0,70 berarti tes belajar
ISSN 2355-0074
𝑚𝑎𝑘𝑠
untuk satu butir soal 𝑋𝑚𝑎𝑘𝑠 = skor maksimum yang telah ditetapkan sesuai tingkat kesukarannya Volume 4. Nomor 1. April 2017 |43
Mik Salmina, Analisis Soal Ujian Matematika… Adapun kriteria tingkat kesukaran dari soal tes, memberi klasifikasi sebagai berikut: a)
b)
D = 0,00 – 0,20 : jelek D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua
antara 0,00 sampai dengan 0,30 adalah
butir soal yang mempunyai nilai D negatif
soal sukar
sebaiknya dibuang saja.
antara 0,31 sampai dengan 0,70 adalah
METODE PENELITIAN
soal sedang c)
d.
Jenis
penelitian ini menggunakan
antara 0,71 sampai dengan 1,00 adalah
penelitian
deskriptif,
dengan
pendekatan
soal mudah
kuantitatif yang berguna dalam menganalisis
Daya Beda
kualitas soal ujian matematika semester genap
Daya pembeda menurut Arikunto
Kelas XI SMA Inshafuddin tahun pelajaran
(2013:226) merupakan kemampuan suatu soal
2015/2016, khususnya melalui unsur validitas,
untuk membedakan antara siswa yang mampu
reliabilitas, tingkat
mengerjakan soal atau berkemampuan tinggi
pembeda.
dengan siswa yang tidak mampu mengerjakan soal atau berkemampuan rendah.
dan daya
Dalam hal ini siswa merupakan subjek dan objek yaitu soal dan seluruh lembaran
Rumus menentukan daya beda pada soal uraian (essay), yaitu: DB =
kesukaran,
jawaban yang digunakan oleh siswa kelas XI semester genap SMA Inshafuddin. Teknik Pengumpulan data ialah cara-
x 𝐴− x 𝐵 𝑋 𝑚𝑎𝑘𝑠
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
Keterangan:
mengumpulkan data (Arikunto, 2007: 100).
DB = daya beda soal
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
x 𝐴 = skor rata-rata siswa berkemampuan
teknik dokumentasi. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data penelitian yang
tinggi
berupa daftar nama siswa, silabus mata
x 𝐵 = skor rata-rata siswa berkemampuan
pelajaran matematika, kisi-kisi soal ujian akhir
rendah
semester genap, soal objektif dan kunci
𝑥𝑚𝑎𝑘𝑠 = skor maksimum yang ditetapkan
jawaban ujian akhir semester genap, dan seluruh lembar jawaban siswa peserta ujian
pada soal yang dicari daya Setelah
itu
daya
bedanya pembeda
akan
akhir
semester
genap
mata
matematika di SMA Inshafuddin Kota Banda
dikriteriakan sesuai dengan kriteria untuk
Aceh.
mengetahui kualitas butir soal tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kriteria indeks daya pembeda dari
pelajaran
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
soal tes, memberi klasifikasi sebagai berikut:
mengetahui Kualitas Soal Ujian Matematika
D = 0,71 – 1,00 : sangat baik
Semester Genap Kelas XI SMA Inshafuddin
D = 0,41 – 0,70 : baik
Kota Banda Aceh Tahun Pelajaran 2015/2016.
D = 0,21 – 0,40 : cukup
Kualitas butir soal tersebut dapat dilihat
ISSN 2355-0074
Volume 4. Nomor 1. April 2017 |44
Mik Salmina, Analisis Soal Ujian Matematika… melalui unsur validitas, reliabilitas, tingkat
diujikan memiliki reliabilitas yang tinggi atau
kesukaran, dan daya pembeda.
reliabel, tetapi apabila r11 ≤ 0,70 maka butir
a.
tingkat
Validitas
soal yang diujikan memiliki reliabilitas rendah
Validitas butir soal mengacu pada
atau tidak reliabel.
ketepatan
penafsiran
skor
tes
Pengujian
reliabilitas
soal
ujian
berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang
matematika semester genap kelas XI SMA
ingin dicapai. Tes dapat dikatakan memiliki
Inshafuddin Kota Bnada Aceh Tahun Ajaran
validitas apabila tes tersebut dapat mengukur
2015/2016 dilakukan dengan menggunakan
objek yang seharusnya diukur dan sesuai
program
dengan kriteria tertentu. Validitas soal dapat
koefisien reliabilitas sebesar 0,80 > 0,70.
dianalisis dengan menghitung validitas tiap
Maka butir soal ini dapat dikatakan reliabilitas
butir soal kemudian mengkorelasikan dengan
yang tinggi.
validitas keseluruhan soal.
b.
komputer.
Sehingga
diperoleh
Tingkat Kesukaran
Untuk tes uraian (essay) dari hasil
Untuk tes uraian (essay) dari hasil
analisis validitas tes diperoleh bahwa soal
analisis tingkat kesukaran tes diperoleh bahwa
nomor 1, 2, 7, 8 memiliki kriteria sangat
soal nomor 1, 2, 5, 6, memiliki kriteria sedang
tinggi, soal nomor 4, 5, 6 memiliki kriteria
dengan persentase 50% dan soal nomor 3, 4, 7,
tinggi, dan soal nomor 3 memiliki kriteria
8 memiliki kriteria sukar dengan persentase
rendah. Untuk tiap butir soal memiliki
50%. Dalam hal ini soal yang baik adalah soal
persentase 12,5%. Ada 7 butir soal yang di
yang memiliki tingkat kesukaran tidak terlalu
kategorikan valid dengan persentase 87,5%
mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang
dan 1 butir soal yang tidak valid dengan
terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
persentase 12,5%. Dalam hal ini untuk
berusaha memecahkannya dan soal yang
kevaliditannya soal uraian (essay) bisa di
terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi
kategorikan baik.
putus asa serta tidak semangat
b.
lagi untuk
Reliabilitas
menyelesaikan soal tersebut karena di luar
Reliabilitas soal mengacu pada tingkat
kemampuan
mereka.
Berdasarkan
hasil
konsistensi dari suatu soal sehingga dapat
analisis tingkat kesukaran, soal uraian sudah
dipercaya kebenarannya. Pengukuran memiliki
memadai. Soal-soal yang tergolong rendah dan
reliabilitas
sukar perlu direvisi sehingga siswa lebih
yang
tinggi
jika
pengukuran
tersebut mampu menghasilkan data yang
semangat
reliabel. Suatu tes dikatakan reliabel jika tes
tersebut.
tersebut selalu memberikan hasil yang sama
c.
dalam
menyelesaikan
soal-soal
Daya Beda
bila diberikan pada kelompok yang sama
Untuk tes uraian (essay) dari hasil
dalam waktu dan kesempatan yang berbeda.
analisis daya beda tes uraian (essay) diperoleh
Interpretasi koefisien reliabilitas (r11) adalah
bahwa butir soal nomor 4, 5, 6, 8 memiliki
apabila r11 ≥ 0,70 maka butir soal yang
kriteria baik dengan persentase 50%,
ISSN 2355-0074
butir
Volume 4. Nomor 1. April 2017 |45
Mik Salmina, Analisis Soal Ujian Matematika… soal nomor 1, 2, 7 memiliki kriteria cukup
50% katagori baik, 37,5% katagori cukup,
dengan persentase 37,5% dan butir soal nomor
12,5% katagori jelek.
3 memiliki kriteria jelek dengan persentase
Rincian hasil analisis kualitas soal
12,5%. Dengan demikian daya beda tes uraian
ditinjau dari validitas, reliabiltas, tingkat
(essay) tergolong baik yaitu (50%). Dengan
kesukaran, dan daya beda yaitu:
adanya beberapa soal yang termasuk katagori jelek
dan
sangat
jelek
guru
1.
Sebanyak 8 butir soal uraian (essay) dari
perlu
keseluruhan butir soal di katagorikan
mengintropeksi diri dengan mengkaji ulang
valid dengan kriteria 4 sangat tinggi, 3
tentang cara penyampaian materi yang terlalu
tinggi dan 1 rendah.
cepat, atau mungkin terlalu lambat dan
2.
metode-metode atau model yang diterapkan mungkin harus diperbaiki lagi. Guru juga harus
memperbaiki
pembelajaran
reliabilitas yang tinggi. 3.
dalam
penyampaian materi. dan untuk butir soal yang
Soal ujian termasuk soal yang memiliki
Soal ujian rata-rata memiliki tingkat kesulitan sedang dan sukar.
4.
Daya beda soal ujian termasuk dalam
mempunyai nilai negatif sebaiknya dibuang
katagori 4 baik, 3 cukup, dan 1 jelek.
saja dan perlu direvisi kembali.
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat
disimpulkan kualitas soal ujian matematika
disimpulkan kualitas soal ujian matematika
semester genap kelas XI SMA Inshafuddin
semester genap kelas XI SMA Inshafuddin
Kota Banda Aceh tahun pelajaran 2015/2016
Kota Banda Aceh tahun pelajaran 2015/2016
memiliki kriteria validitas soal yang sangat
memiliki kriteria validitas soal yang sangat
baik dengan persentase 87,5% , reliabilitas
baik dengan persentase 87,5% , reliabilitas
soal yang tinggi diatas 0,70 yaitu 0,80. Tingkat
soal yang tinggi diatas 0,70 yaitu 0,80. Tingkat
kesukaran soal yang cukup baik dengan
kesukaran soal yang cukup baik dengan
persentase 50%, dan daya pembeda soal yang
persentase 50%, dan daya pembeda soal yang
baik dengan persentase 50%. Maka untuk soal
baik dengan persentase 50%.
no. 1,2,4,5,6,7,8 dapat dikatagorikan soal
SIMPULAN
tersebut baik dan bisa disimpan di bank soal.
Penelitian yang telah dilakukan di SMA Inshafuddin Kota Banda Aceh kelas XI
Dan untuk soal no. 3 perlu adanya revisi kembali, jika tidak dibuang saja.
semester genap dengan menerapkan analisis tiap butir soal menghasilkan 87,5% katagori valid, 12,5% katagori tidak valid, memiliki reliabilitas yang tinggi dengan 0,80 > 0,70. Untuk tingkat kesukaran memperoleh hasil 50% katagori soal sedang dan 50% katagori soal sukar. Dan untuk daya beda memperoleh
ISSN 2355-0074
Volume 4. Nomor 1. April 2017 |46
Mik Salmina, Analisis Soal Ujian Matematika… DAFTAR PUSTAKA Ana Anitasari , Entin Martiana Kusumaningtyas, S.Kom, M.Kom, Arna Fariza2 S.Kom, M.Kom,”Analisa Kualitas Materi Soal Ujian Akhir Semester di SMP Terpadu Ponorogo”, Journal Pens, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. 2012 Arikunto, S. 2011a. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Cetakan kesebelas, Jakarta : Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2013b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta. Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ashutosh Kumar Singh, Sandeep Goutele, S.Verma and N. Purohit.” An Energy Efficient Approach for Clustering in WSN using Fuzzy Logic” International Journal of Computer Applications.Vol.44.No.18.April 2012. Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Crawford, John. 2000. Ed. 2. Evaluation of Libraries and Information Services. London: Aslib, the association for information management and information management international Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Lababa, Djunaidi. 2008. Evaluasi program: sebuah http://evaluasipendidikan.blogspot.co.id/2008/03/evaluasi-program-sebuahpengantar.html%2001%20maret%202010. Diakses pada 01 Maret 2010.
pengantar.
Ratumanan, T.G, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Unesa University Press. Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Subali, Bambang. 2012. Prinsip Asesmen & Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: UNY Press. Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono, 2010a. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta. Sugiyono, 2012b. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Surapranata, Sumarna 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suyono dan Hariyanto, 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Thoha, M. Chahib. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Yunanda, Martha . 2009. Evaluasi dalam Islam. http://id.shvoong.com/socialsciences/education/1956775-evaluasi-dalam-islam/. Diakses pada 01 Maret 2010. ISSN 2355-0074
Volume 4. Nomor 1. April 2017 |47