132
KomuniTi, Vol. VI, No. 2 September 2014
ANALISIS KOMPARATIF REKRUITMEN PEREMPUAN DALAM PARTAI POLITIK STUDI KASUS PDIP DAN PKS KOTA SURAKARTA Cholida Eka Anggraini, Joko Sutarso1, Budi Santosa Program Studi : Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana strategi komunikasi politik partai politik dalam rekruitmen perempuan. Untuk mengetahui peran perempuan dalam partai politik dilakukan dengan membandingkan PDI Perjuangan dan PKS Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan purposive sampling dan snowball sampling untuk menentukan subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, arsip, dan observasi langsung. Setelah dilakukan analisis diperoleh kesimpulan: 1) strategi komunikasi politik. Komunikasi internal dalam PDI Perjuangan dan PKS Kota Surakarta dengan dilakukan dengan rapat inti pengurus sebagai bentuk komunikasi ke atas. Penyebaran informasi kebijakan-kebijakan partai hingga ke tingkat paling rendah dalam tatanan struktur kepartaian melalui koordinatosi di tiap-tiap wilayah sebagai bentuk komunikasi ke bawah. 2)Strategi Komunikasi politik eksternal partai politik dengan masyarakat menggunakan program-program yang dikeluarkan oleh partai. PDI Perjuangan melalui program Pemeliharan Kesehatan Masyarakat Solo (PKMS) dan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Solo (BPMKS). Adapun PKS membentuk enam program unggulan partai, yaitu Pos Wanita Keadilan (PWK), Sejahtera Study Club (bimbingan belajar gratis), Cluster Business (kelompok bisnis), Pembinaan Remaja Masjid, Senam Nusantara dan komunitas hobi. 3) Dalam proses rekrutmen calon legeslatif PDI Perjuangan dilakukan penelitian yang berupa penilaian, survei dan riset kelayakan bagi tiap-tiap calon yang diajukan oleh masyarakat. Calon legeslatif terpilih melalui pertimbangan dari pengabdian anggota kepada partai. Sedangkan PKS menggunakan pemilihan umum internal kader di setiap daerah pemilihan untuk menentukan calon legelatif. Hal ini diyakini bahwa setiap kader pada daerah pemilihan telah mengetahui dengan baik kinerja kader lainnya yang berada dalam satu wilayah. Kata Kunci : Perempuan, Partai Politik, Komunikasi Politik
Analisis Komparatif Rekruitmen Perempuan 133
A. PENDAHULUAN
bidang politik. Kesetaraan dan keadilan gender
Keterwakilan perempuan dalam men-
di Indonesia dalam bidang politik masih
duduki jabatan politik di Indonesia masih
menjadi masalah utama dalam partisipasi
dikatakan minim jumlahnya walaupun sudah
politik (Utami, 2001:5)
memiliki landasan hukum yang mewajibkan
Penelitian ini
membandingkan
antara
partai politik memenuhi kuota 30% perempuan
PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
dalam daftar calon legislatif yang diajukan
dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera). PDIP
ke KPU untuk mengikuti Pemilu 2014. Ada
adalah
indikasi bahwa partai politik berusaha untuk
dilekatkan kepada sosok Soekarno. Adapun
memenuhi kuota tersebut tanpa memikirkan
PKS adalah partai Islam modern yang banyak
kualitas dan elektabilitas
diminati oleh kaum muda. Keberadaan partai
tersebut.
Seperti
calon legeslatif
fenomena
partai
nasionalis
yang
senantiasa
munculnya
nasionalis sering kali dipertentangkan dengan
kalangan selebritis menjadi calon legislatif
partai-partai Islam. Bila partai-partai Islam
dalam daftar caleg, antara lain Angel Lelga
berkecenderungan meletakkan dasar agama
dari PPP, Jane Shalimar dari Nasdem, dan Bella
dalam argumen berpolitik dan bernegara,
Saphira dari Gerindra.
sebaliknya partai nasionalis justru dalam
Akibatnya, muncul kekhawatiran apakah
batas-batas tertentu sering dianggap berusaha
calon legeslatif yang diajukan oleh partai-partai
memisahkan urusan agama dan
Negara. Di
politik itu tidak mampu menjalankan tugasnya
antara dua kekuatan, yakni agama dan negara
dengan baik dalam memperjuangkan aspirasi
ini sering kali berseberangan akan sikap politik
rakyat.
(Pamungkas, 2001:119).
Partisipasi perempuan dalam politik pada
Kota Surakarta sering dijuluki sebagai
prinsipnya merupakan perjuangan perempuan
Kandang Banteng karena PDIP memiliki basis
untuk memperoleh jumlah wakil yang memadai
massa yang kuat. Pada tahun 2009 PDIP
mengingat jumlah penduduk perempuan lebih
menempatkan 15 orang menduduki kursi
banyak dibanding jumlah penduduk perempuan
DPRD Kota Surakarta. Namun, dari jumlah
sehingga jumlah perempuan dalam politik
tersebut,
masih dianggap sangat kecil. Hasil Pemilu 1999
kader perempuan menduduki kursi legislatif.
menunjukkan keterwakilan perempuan dalam
Berbeda dengan kondisi PKS yang tidak
politik hanya 9%, 2004 11% dan 2009 13%.
memiliki kader perempuan yang menduduki
Adanya perbedaan biologis antara lakilaki dan perempuan mempengaruhi kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan bahkan politik.
PDIP hanya memperoleh 3 orang
kursi legislatif DPRD Surakarta. Sebanyak 4 Kader terbaik PKS yang berhasil menduduki kursi DPRD semuanya adalah laki-laki.
Kurang optimalnya kesetaraan dan keadilan
Dalam Pemilu 2014 PDIP mendaftarkan
gender membuat partisipasi perempuan dalam
17 orang calon legeslatif (caleg) perempuan
dunia politik menjadi sangat kecil (Utami,
dan
2001:5). Perempuan Indonesia seakan-akan
perempuan
enggan merebut jabatan-jabatan politik yang
(KPU) kota Surakarta. Penelitian ini menarik
biasanya diduduki oleh laki-laki, termasuk
karena membandingkan strategi komunikasi
PKS
mendaftarkan ke
Komisi
18
orang
Pemilihan
caleg Umum
134
KomuniTi, Vol. VI, No. 2 September 2014
politik dua partai besar di Kota Surakarta dan
proses komunikasi adalah proses politik.
mengetahui komitmen mereka terhadap isu
Lord Windlesham (Effendy, 2004:158)
keterwakilan perempuan dalam politik.
mendefinisikan
komunikasi
politik
sebagai proses penyampaian pesan politik
B. RUMUSAN MASALAH
yang
dilakukan
dengan
sengaja
oleh
Rumusan penelitian adalah: apa strategi
komunikator untuk membuat komunikan
komunikasi politik yang dilakukan dalam
berperilaku tertentu sesuai dengan yang
rekruitmen perempuan di Partai Demokrasi
dikehendaki oleh komunikator.
Indonesia Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera Kota Surakarta.
menjadikan
komunikasi
politik yang efektif, maka
harus dibuat
perencanaan program komunikasi politik.
C. TINJAUAN PUSTAKA 1.
Untuk
Komunikasi politik merupakan alat yang
Komunikasi
menghubungkan antara satu kelompok
Komunikasi merupakan hal pokok
dengan kelompok yang lain sehingga
dalam kehidupan manusia, baik dalam
aspirasi dan kepentingan dikonversikan
aspek pendidikan, budaya, sosial maupun
oleh sistem politik menjadi kebijakan atau
politik. Hal ini telah disadari oleh banyak
keputusan politik. Apabila komunikasi
cendikiawan sejak ratusan tahun lalu.
politik yang dilakukan tersebut berjalan
Harold D. Lasswell menyatakan bahwa cara
lancar dan sehat maka sistem politik
yang baik untuk menjelaskan komunikasi
akan memiliki respon yang tinggi dari
adalah menjawab pertanyaan, Who Says
masyarakatnya (Alfian, 1991:2). Secara
What in Which Channel to Whom with What
garis besar komunikasi politik adalah
Effect. Unsur-unsur yang terkandung di
bagian penting sebagai jalan mencapai
dalamnya yaitu komunikator (communicator,
keteraturan, ketertiban, dan keharmonisan
source, sender), pesan (message), media
dalam wilayah kehidupan bernegara.
(channel), komunikan (communicant, receiver, recipent), dan efek (effect, impact, influence) (Effendy, 1992:10). Komunikasi yang efektif adalah apabila pesan yang disampaikan dari komunikator mendapatkan respon dan sesuai sasaran. Jadi, komunikasi efektif terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komuni-kator
dan
komunikan
dan
informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. 2.
Komunikasi Politik Hubungan antara komunikasi dan
politik sangat erat karena hampir seluruh
3.
Partisipasi Politik Samuel P. Huntington dan Joan M.
Nelson (Budiardjo, 1982:2) mendefinisikan partisipasi politik sebagai sebuah tindakan yang dilakukan oleh warga Negara untuk bertindak secara pribadi-pribadi untuk mempengaruhi
perbuatan
ataupun
keputusan yang dibuat oleh pemerintah. Partisipasi ini dapat bersifat individual atau kolektif, terorganisasi atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, dan efektif atau tidak efektif.
Analisis Komparatif Rekruitmen Perempuan 135 Di negara-negara demokratis pemiki-
5.
Partai Politik
ran yang mendasari konsep partisipasi
Untuk berpartisipasi dalam kegiatan
politik ialah bahwa kedaulatan ada di
politik diperlukan sebuah wadah yaitu
tangan rakyat sehingga semakin besar
partai politik. Partai politik merupakan
ruang partisipasi yang diberikan kepada
sarana setiap orang terjun pada dunia
masyarakat semakin demokratislah negara
politik.
tersebut.
Kegiatan
partisipasi
politik
dilakukan bersama-sama untuk menetapkan
tujuan-tujuan
serta
masa
depan
dari kehidupan masyarakat itu sendiri. Selain itu, kegiatan tersebut menentukan orang-orang untuk menjadi pemegang tampuk kepemimpinan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, partisipasi politik merupakan penyelenggaraan kekuasaan politik yang dianggap sah rakyat. 4.
menurut
(1982:61), memberikan definisi partai politik
sebuah
organisasi
artikulatif
yang didalamnya terdapat pelaku-pelaku politik yang aktif di masyarakat. Pelakupelaku
politik
tersebut
memusatkan
perhatian terhadap penguasaan kekuasaan pemerintahan
dan
mencari
dukungan
rakyat. Dengan demikian, partai politik merupakan
perantara
besar
yang
menghubungkan kekuatan-kekuatan dan
Gender dalam Politik Gender
Sigmun Neuman dalam Budiardjo
Women’s
Studies
ideologi sosial dengan lembaga-lembaga
Encyclopedia sebagaimana dikutip dalam
pemerintahan
Umar (1999:3) adalah suatu konsep
mengkaitkannya dengan aksi politik di
kultural yang berupaya membuat pem-
dalam masyarakat politik yang lebih luas.
bedaan (distinction) dalam hal peran,
yang
resmi
dan
yang
Di negara demokrasi partai relatif
perilaku, mental, dan karakteristik emosio-
menjadi
nal antara laki-laki dan perempuan yang
berpartisipasi aktif dalam pengelolaan
berkembang di masyarakat.
kehidupan bernegara dan memperjuangkan
wadah
untuk
warga
negara
Partisipasi perempuan dalam politik
kepentingannya di hadapan penguasa.
mencerminkan masih kentalnya ideologi
Beberapa fungsi partai politik yang di
patriarki di mana keikutsertaan perempuan
sebutkan oleh Budiardjo (1982:405-410),
dalam partai politik atau kedudukan di
yaitu:
parlemen merupakan domain laki-laki.
a.
Sebagai Sarana Komunikasi Politik
Streotipe gender yang dilekatkan pada perempuan
dalam
patriarki
setiap orang bebas dalam mengu-
mempertegas bahwa perempuan tidak
tarakan aspirasi dan pendapatnya
layak menjadi pemimpin. Argumentasi-
ke muka umum. Namun, aspirasi
argumentasi itu menjadi alasan yang
ataupun
signifikan menolak perempuan menduduki
ditampung ini akan menghilang tanpa
jabatan strategis di lembaga politik formal
menghasilkan apa-apa. Oleh karena
dan
itu,
kepemimpinan
idiologi
Di dalam dunia modern saat ini
perempuan
sulit
mendapat pengakuan di arena politik (Sihite, 2007:163).
pendapat
yang
tidak
perlu adanya penggabungan
(agregasi) aspirasi yang senada atau
136
KomuniTi, Vol. VI, No. 2 September 2014 Rekruitmen
sependapat agar dapat diolah menjadi lebih
teratur
untuk
kontinuitas dan kelestarian partai,
Penampungan
aspirasi
sekaligus
oleh
ke
melalui
program partai untuk disampaikan
politik diartikan sebagai suatu proses yang melalui proses tersebut seseorang terhadap
dan
fenomena
orientasi
politik,
yang
umumnya berlaku dalam masyarakat di mana ia berada. Sosialisasi politik partai adalah upaya dalam penciptaan citra
bahwa
ia
memperjuangkan
kepentingan umum. Fungsi lain dari sosialisasi politik partai adalah untuk mendidik anggota-anggotanya menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai warga negara dan menempatkan kepentingan sendiri di bawah kepentingan nasional. c.
Sebagai Sarana Rekruitmen Politik Pada
fungsi
persuasi,
d.
Sebagai Sarana Pengatur Konflik (conflict Konflik yang timbul akibat dari
Di dalam ilmu politik sosialisasi
sikap
pribadi,
Management)
Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
memperoleh
kontak
ataupun cara-cara lain.
atau diperjuangkan melalui parlemen umum (public policy).
untuk
melakukan rekruitmen politik, yaitu
dalam
pemerintah agar menjadi kebijakan
cara
pemimpin. Ada berbagai cara untuk
untuk kebijakana. Dari usul kebijakan dimasukan
merupakan
menjaring dan melatih calon-calon
partai politik ini yang menjadi usul
b.
dilakukan
ini juga didasari untuk menjamin
perumusan
kepentingan.
tersebut
yang
ini
dikaitkan
erat dengan permasalahan seleksi kepemimpinan, baik kepemim-pinan internal partai maupun kepemimpinan nasional yang lebih luas. Partai politik
masyarakat yang bersifat heterogen baik dari segi etnis (suku bangsa), sosial-ekonomi,
ataupun
agama
tidak dapat terhindarkan. Di sini peran partai politik untuk membantu mengatasinya,
meminimalisasi
konflik sedemikian rupa sehingga akibat atau ekses negatifnya dapat ditekan. Ringkasnya partai politik menjadi penghubung psikologis dan organisasional antara warga negara dengan pemerintahnya.
D. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis komparatif dua objek penelitian. Pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, dokumen resmi, dan observasi langsung
E. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
berkepentingan untuk memperluas
Pada bagian ini dianalisis perbandingan
dan memperbanyak jumlah keang-
strategi komunikasi politik PDIP dan PKS di
gotaannya, baik dari kalangan buruh,
Kota Surakarta. Partisipasi perempuan dalam
petani, pemuda, mahasiswa maupun
berpolitik masih ketinggalan dengan laki-laki.
wanita.
Faktor penghambatnya adalah pertama, karena
Analisis Komparatif Rekruitmen Perempuan 137 budaya patriarki yang masih menjadi pola
disalurkan dengan Program Kesehatan
pemikiran masyarakat dewasa ini. Perempuan
Masyarakat Solo (PKMS) yang berawal
ditempatkan sebagai makhluk inferior, menjadi
dari ide PDIP kemudian menjadi kebijakan
pelengkap dalam kehidupan bersama laki-
pemerintah Surakarta.
laki. Kedua, dari sisi agama perempuan masih dipertimbangkan menjadi seorang pemimpin untuk jabatan-jabatan tertentu. Tafsir terhadap teks-teks agama menempatkan perempuan dalam kehidupan domestik. Ketiga, adalah kendala lingkungan eksternal. Dalam tataran anggota dewan legislatif
perempuan masih
dianggap sebelah mata.
Program
kedua
adalah
pendidikan. Ketertinggalan
program perempuan
tidak bisa dilepaskan dari ketertinggalan dalam pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga maupun masyarakat. Dengan program sekolah 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah, PDIP memiliki harapan lebih
untuk
meningkatkan
rata-rata
Permasalahan yang dapat diserap oleh
pendidikan penduduk menjadi 12 tahun.
anggota perempuan, baik PDIP dan PKS
Berkaitan dengan hal itu pemerintah
di
permasalahan
mengupayakannya dengan mengeluarkan
berkaitan dengan kesehatan, pendidikan dan
program Bantuan Pendidikan Masyarakat
perekonomian serta keluarga. Berikut uraian
Kota Solo (BPMKS).
Kota
Surakarta
adalah
lebih rinci kondisi partai-partai tersebut. 1.
Program bantuan ini tidak menjadi program
PDIP Surakarta
pendidikan
gratis.
Dalam
adalah
program ini dikategorikan dalam tiga jenis
meningkatkan komunikasi eksternal partai
kartu yang dibuat menurut tingkatan, yaitu
dalam memperoleh massa partai yang
Platinum, Gold dan Silver. Kartu Platinum
lebih banyak. PDIP Surakarta menjalankan
dan Gold diperuntukkan untuk siswa yang
program melalui kader-kadernya yang
benar-benar tidak mampu sehingga segala
berada di wilayah Surakarta. Penempatan
pembiayaan
kader-kader ini mewakili partai untuk
pemerintah. Adapun untuk kartu Silver
berkomunikasi
diperuntukkan untuk siswa yang lebih
Program
membawa
utama
PDIP
langsung
konsep-konsep
dengan partai
tingkat terbawah. Di sisi lain,
dari
program
kerja nyata di lapangan sangat membantu
sekolah
ditanggung
oleh
mampu namun dipandang masih perlu mendapat bantuan. Program lainnya adalah program yang
dalam pembentukan citra positif partai
langsung
dan loyalitas anggota.
perempuan dalam kegiatannya. Kegiatan-
PDIP Surakarta sangat memperhatikan
melibatkan
mayoritas
kaum
kegiatan sosial yang dapat mengasah dan
menyentuh
menumbuhkan jiwa sosial dijadikan salah
kehidupan masyarakat, seperti program
satu cara berkomunikasi partai. Kegiatan-
kesehatan
uantuk
kegiatan tersebut mencakup donor darah,
masyarakat bawah. Program ini penting
lomba memasak, senam bersama dan
karena kaitannya dengan kualitas generasi
pengajian. Tidak hanya dalam bidang
penerus bangsa. Program kesehatan ini
sosial, PDIP Surakarta berusaha untuk
program
yang dan
langsung
pendidikan
138
KomuniTi, Vol. VI, No. 2 September 2014 mengembangkan pada bidang keterampilan
ibu dan masyarakat. Seperti dalam hal
seperti menjahit, merangkai bunga. Proses
menjahit atau membuat usaha kue. Partai
rekruitmen
mencoba untuk membantu memasarkan
caleg
PDIP
menggunakan
pencalonan dari tingkat Rukun Warga (RW)
kemudian
diinput
pada
daftar
identifikasi penjaringan calon legislatif. Perekrutan melalui tahapan berjenjang dari tingkat kalurahan, kecamatan hingga tingkat kota. Para calon ini menjalani proses penilaian, riset, dan survey terkait dengan popularitas-popularitas dan elektabilitas
dalam
masyarakat.
Hasilnya
akan dipertimbangkan untuk dicalonkan menjadi anggota legeslatif. 2.
hasilnya kepada masyarakat luas. Program kedua yaitu Sejahtera Study Club. Program ini bergerak dalam usaha memberikan bimbingan belajar gratis bagi siswa-siswa sekolah dasar yang duduk di bangku kelas 4 hingga kelas 6. Program ketiga yaitu cluster bisnis, yaitu usaha dalam bentuk halaqoh-halaqoh (kelompok) bisnis yang bertemu secara rutin seminggu sekali. Di dalamnya berisi kegiatan untuk saling memberi dukungan atas usaha anggota lain, mempromosikan usaha, berdiskusi
PKS Surakarta enam
tentang permasalahan-permasalahan yang
program unggulan partai untuk menjadi
ada di dalam usaha mereka dan mereka
sarana komunikasi dalam partai kepada
saling membeli produk usaha.
PKS
Surakarta
membentuk
eksternalnya. Keenam program unggulan
Program
keempat,
pembinaan
ini telah menjadi kerangka kerja dalam
terhadap remaja-remaja masjid sebagai
setiap
program-
calon generasi penerus agama dan ideologi
program unggulan ini memungkinkan
partai. Program kelima yaitu, program
setiap kader partai untuk terlibat langsung
Senam Nusantara yang segmennya tidak
sesuai
dan
hanya pada perempuan, tetapi setiap
kemampuannya masing-masing. Sehingga
orang bisa mengikuti kegiatan ini. Senam
bisa langsung terjadi interaksi antara calon
ini
legislatif dengan masyakarat.
kesadaran akan pentingnya kesehatan
periodenya.
dengan
Program
Dalam
kecenderungan
unggulan
pertama
yaitu
ditujukan
untuk
menumbuhkan
bagi masyarakat. Kesehatan merupakan
Pos Wanita Keadilan (PWK). Pos Wanita
awal
keadilan ini bergerak dalam menangani
yang bisa dilakukan setiap hari. Dalam
kegiatan perempuan dalam organisasi.
keadaan tubuh yang sehat diharapkan
Dalam kegiatannya PWK menekankan
lebih memiliki kualitas dalam berkegiatan
masalah
sehari-hari.
pendidikan,
kesehatan,
dan
tindakan
atau
kebiasaan
baik
ekonomi yang hal ini dianggap memiliki
Program terakhir yaitu kelompok
urgensi dalam masyarakat. PWK berdiri
hobi. Program ini membentuk komunitas-
di banyak titik wilayah Kota Surakarta
komunitas hobi dalam masyarakat. Hobi-
sesuai dengan persebaran kader partai.
hobi seperti bersepeda atau memancing
Organisasi ini bergerak dalam memberikan
dapat menjadi suatu komunitas yang di
penyuluhan-penyuluhan,
pengetahuan,
dalamnya dapat berkomunikasi lebih luas
dan
kepada
tentang hal tersebut. Dalam kelompok-
pelatihan-pelatihan
ibu-
Analisis Komparatif Rekruitmen Perempuan 139 kelompok program ini memungkinkan
perolehan suara PKS semuanya adalah laki-
menjadi sarana partai untuk mensosiali-
laki (Ketetapan KPU Kota Surakarta tentang
sasikan tentang konsep partai secara lebih
Perolehan Suara Partai Politik Peserta Pileg
dekat dengan masyarakat sehingga dapat
2014) Joglosemar, 13 Mei 2014 hal 4).
menjadi upaya untuk menarik masyarakat menjadi massa partai. Media baru juga menjadi sarana komunikasi
eksternal
PKS
F.
PENUTUP a.
Kesimpulan Dari
Surakarta.
penelitian
dapat
ditarik
yang
Partai memiliki akun-akun resmi, seperti
dilakukan
Twitter, Facebook dan Website PKS Surakarta.
kesimpulan tentang strategi komuni-
Sarana ini menjadi salah satu penyalur
kasi
komunikasi kader kepada eksternal partai
dalam
dan sebaliknya.
Kota Surakarta dengan melakukan
Proses rekruitmen partai menggunakan sistem pemilihan umum internal partai
yang
diselenggarakan
di
tiap-
tiap daerah pemilihan (dapil). Sistem ini dilakukan untuk memfokuskan para kader kepada calon yang dipilih. Setiap kader akan lebih mudah menentukan
politik. PDI
beberapa
Komunikasi Perjuangan
internal dan
PKS
rapat inti pengurus sebagai bentuk komunikasi
ke
atas.
Penyebaran
informasi kebijakan-kebijakan partai hingga ke tingkat paling rendah dalam tatanan struktur kepartaian melalui koordinator
di
tiap-tiap
wilayah
sebagai bentuk komunikasi ke bawah. Strategi
dikarenakan para kader lebih mengetahui
3.
hasil
Komunikasi
perfoma, interaksi, serta bagaimana kinerja
eksternal
kader lainnya dalam suatu dapil. Hasil
masyarakat menggunakan program-
dari ranking pemilu ini akan dicalonkan
program yang dikeluarkan oleh partai.
menjadi calon anggota legeslatif yang
PDI
didaftarkan pada Komisi Pemilihan Umum
Pemeliharan
(KPU) Surakarta.
Solo (PKMS) dan Bantuan Pendidikan
Program PDIP dan PKS yang ramah perempuan tersebut ternyata tidak berhasil meningkatkan jumlah partisipasi politik perempuan, terbukti dari 45 anggota DPRD Kota Surakarta hanya berhasil menempatkan 8 perempuan (3,6 persen) (Joglosemar, 13 Mei 2014 hal 11). Bila dilihat lebih rinci, 24 kursi yang diperoleh PDIP Kota Surakarta hanya berhasil menempatkan 6 kursi (25 persen) sedangkan
Perjuangan
Masyarakat
Hasil Pemilu 2014
perempuan,
partai
politik
dari
5
kursi
Adapun
politik
melalui
Kesehatan Kota
PKS
dengan
Solo
program
Masyarakat (BPMKS).
membentuk
enam
program unggulan partai, yaitu Pos Wanita Keadilan (PWK), Sejahtera Study Club (bimbingan belajar gratis), Cluster Business (kelompok bisnis), Pembinaan Remaja Masjid, Senam Nusantara dan komunitas hobi. Dalam proses rekruitmen calon legeslatif PDI Perjuangan melakukan penelitian yang berupa penilaian, survey, dan riset kelayakan bagi tiap-tiap calon yang diajukan oleh masyarakat. Calon
140
KomuniTi, Vol. VI, No. 2 September 2014 legislatif terpilih melalui pertimbangan
1.
rutin
antar
partai
dari pengabdian anggota kepada partai.
politik perlu dilakukan meng-
Adapun PKS menggunakan pemilihan
ingat partai politik sangat kurang
umum internal kader di setiap daerah
bersosialisasi
pemilihan untuk menentukan calon
partai dan hanya berkomunikasi
legilatif. Hal ini diyakini bahwa setiap
dengan internal partai. Saran ini
kader pada daerah pemilihan telah
diharapkan membentuk silahtu-
mengetahui dengan baik kinerja kader
rahmi dalam dunia politik itu
lainnya yang berada dalam satu wilayah.
sendiri
PDIP lebih berhasil menempatkan perempuan (25 persen) di kursi DPRD 2.
tidak
akan
juga
membangun
kuat
sebagai
hubungan
wadah
aspirasi
Lebih giat mengadakan sosialisasi kepada generasi muda dengan
Saran
tema Politic Education (Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat
Politik), sehingga stigma atau
memberikan pengetahuan baru ten-
pola pemikiran yang terbentuk
tang bidang komunikasi politik dan
dari terpaan media massa dapat
kepemimpinan perempuan.
tergantikan
masukkan
terhadap
dengan
pemikiran
tentang politik yang baru.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sehingga
antar
masyarakat.
Kota Surakarta dibanding dengan PKS (0 persen).
dengan
perihal persaingan politik namun
Dengan melihat hasil Pemilu 2014,
b.
Pertemuan
3.
Melakukan tindakan pengkaderan
dua partai politik untuk membuat
yang lebih intensif di mana
kebijakan khususnya pada permasa-
kegiatan-kegiatan
lahan perempuan yang saat ini terjadi
kukan
dalam berpolitik. Peneliti hanya bisa
banyak simpati dan empati dari
memberikan beberapa saran kepada
masyarakat sehingga bergabung
DPC PDI Perjuangan dan DPD PKS
kepada partai politik.
Kota Surakarta :
4.
Perlu
untuk
politik
menarik
mendorong
dilalebih
keterlibatan
perempuan bukan semata-mata sebagai pemilih tapi perempuan mendapat prioritas menggunakan hak aktifnya untuk dipilih.
Analisis Komparatif Rekruitmen Perempuan 141
DAFTAR PUSTAKA Alfian. 1991. Komunikasi Politik dan Sistem Politik di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Effendy, Onong Uchjana. 1992. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Effendy, Onong Uchjana. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Huntington, Samuel P. dan Joan M. Nelson. 1990. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta: Rineka Cipta. Budiardjo, Miriam. 1982. Partisipasi dan Partai Politik: Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Yayasan OBOR Indonesia. Pamungkas, Sigit. 2011. Partai Politik: Teori dan Praktik di Indonesia. Yogyakarta: Institute for Democracy and Welfarism (IDW). Sihite, Romany. 2007. Perempuan, Kesetaraan, dan Keadilan: Suatu Tinjauan Berwawasan Gender. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Umar, Nasaruddin. 1999. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Paramadina. Utami, Tari Siwi. 2001. Perempuan Politik di Parlemen: Sebuah Sketsa Perjuangan dan Pemberdayaan 19992001. Yogyakarta: Gama Media.