ANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL
DISUSUN OLEH : DANNISA APRILIA 21211733
Latar Belakang Arus perkembangan informasi yang cepat membuka jalur bisnis tidak hanya dalam satu negara tetapi antar negara. Dimana perusahaan setiap negara memilki minat untuk melakukan investasi dengan perusahaan lain antar negara. Perusahaan yang melakukan transaksi antar negara memiliki keutungan bagi perusahaanya. Saat ingin melakukan sebuah transaksi bisnis antar negara, biasanya investor asing akan melihat laporan keuangan perusahaan terlebih dahulu. Karena standar akuntansi disetiap negara memilki perbedaan, mengakibatkan dibuatnya standar akuntansi internasional atau yang lebih dikenal dengan IFRS (International Financial Reporting Standards).
Perumusan Masalah dan Batasan Masalah Bagaimana kebijakan akuntansi perusahaan sebelum dan sesudah konvergensi ke standar akuntansi keuangan global ?
Tujuan Penelitian Mengetahui apakah terdapat perbedaan kebijakan akuntansi perusahaan sebelum dan sesudah konvergensi ke standar akuntansi keuangan global.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yaitu penelitian yang mendeskripsikan dan dianalisis untuk diambil kesimpulan.
Pembahasan Perbandingan PSAK Yang Diterapkan No 1 2
3 4
5
PSAK Yang Diterapkan Tahun 2010 PSAK 1 (Revisi 2009) " Penyajian Laporan Keuangan " PSAK 4 No. 4 (Revisi 2009)
Tahun 2011 PSAK 1 (Revisi 2009) "Penyajian Laporan Keuangan " PSAK 4 No. 4 (Revisi 2009)
" Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri "
"Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri"
PSAK 5 (Revisi 2009) " Segmen Operasi " PSAK 7 " Hubungan Pihak- Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa "
PSAK 5 (Revisi 2009) " Segmen Operasi " PSAK 7 (Revisi 2010) " Pengungkapan Pihak- Pihak Berelasi "
PSAK 16 (Revisi 2007) " Aset Tetap "
PSAK 16 (Revisi 2007) " Aset Tetap "
Beda / Tidak Beda Tidak Beda
Tidak Beda
Tidak Beda
Beda
Tidak Beda
No 6 7 8 9 10
11
PSAK Yang Diterapkan Tahun 2010 PSAK 19 (Revisi 2000) " Aset Tak Berwujud " PSAK 22 " Kombinasi Bisnis " PSAK 23 " Pendapatan " PSAK 24 (Revisi 2004) " Imbalan Kerja " PSAK 50 (Revisi 2006)
Tahun 2011 PSAK 19 (Revisi 2010) " Aset Tak Berwujud " PSAK 22 (Revisi 2010) " Kombinasi Bisnis " PSAK 23 (Revisi 2010) " Pendapatan " PSAK 24 (Revisi 2004) " Imbalan Kerja " PSAK 50 (Revisi 2006)
" Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan "
" Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan "
PSAK 55 (Revisi 2006) PSAK 55 (Revisi 2006) " Instrumen Keuangan : Pengakuan " Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran " dan Pengukuran "
Beda / Tidak Beda
Beda Beda Beda Tidak Beda
Tidak Beda
Tidak Beda
Kebijakan Akuntansi Perusahaan Tahun 2010 dan 2011 No
Kebijakan Akuntansi Perusahaan
Beda / Tidak Beda
1 2 3 4 5 6
Kas dan Setara Kas Instrumen Keuangan Portofolio Efek / Investasi Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Biaya Dibayar Dimuka Aset Tetap Biaya Pelapisan Ulang Ditangguhkan Penurunan Nilai Aset Hutang Obligasi dan Biaya Emisi Obligasi Biaya Emisi Saham Pengakuan Pendapatan dan Beban
Tidak Beda Tidak Beda Tidak Beda Tidak Beda Tidak Beda Tidak Beda
7 8 9 10 11
Tidak Beda Tidak Beda Tidak Beda Tidak Beda Tidak Beda
Kebijakan Akuntansi Perusahaan Tahun 2010 dan 2011 No
Kebijakan Akuntansi Perusahaan
Beda / Tidak Beda
16
Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pajak Penghasilan Imbalan Kerja Transaksi dengan Pihak Hubungan Istimewa Informasi Segmen
17
Laba Bersih Per Saham
Tidak Beda
18 19
Penggunaan Estimasi Goodwill
Tidak Beda Tidak Beda
20
Modal Saham Diperoleh Kembali
Tidak Beda
12 13 14 15
Tidak Beda Tidak Beda Tidak Beda Beda
Beda
PSAK Yang Berubah Dari Tahun 2010 ke tahun 2011 : 1. PSAK 7 “Hubungan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. 2. PSAK 19 (Revisi 2000) “Aset Tak Berwujud” 3. PSAK 22 “Kombinasi Bisnis” 4. PSAK 23 “Pendapatan”
Perubahan PSAK Yang Diterapkan Yang Mempengaruhi Kebijakan Akuntansi 1. Transaksi dengan Pihak- Pihak Berelasi a. Perubahan nama kebijakan akuntansi Transaksi dengan Pihak Hubungan Istimewa menjadi Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi. b. Perubahan kriteria yang termasuk Pihak-Pihak Berelasi.
Perubahan Kriteria Pihak Berelasi PSAK 7 : “Pihak – Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa” 1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendallikan oleh atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan perusahaan (termasuk holding company , subsidiaries dan fellow subsidiaries ). 2. Perusahaan asosiasi. 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor. 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut. 5. Perusahaan, bilamana suatu kepentingan substantial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap yang diuraikan dalam (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut.
PSAK 7 (Revisi 2010) : “Pihak – Pihak Berelasi”
Orang atau entitas yang berelasi dengan “entitas pelapor” : A. Orang atau anggota keluarga terdekatnya berelasi dengan entitas pelopor jika orang tersebut: 1. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama terhadap entitas pelapor; 2. Memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor; atau 3. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
B.
Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi halhal berikut : 1. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya berelasi dengan entitas lain. 2. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya. 3. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. 4. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
5.
6. 7.
Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang berelasi dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor . Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a). Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas atau anggota menejemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
2. Informasi Segmen Perubahan penggunaan kalimat dalam kebijakan akuntansi Informasi Segmen : Informasi Segmen Informasi segmen disajikan menurut pengelompokan umum produk dan wilayah pemasaran sesuai dengan aktifitas masingmasing segmen industri dan wilayah geografis.
Informasi Segmen Informasi pelaporan segmen usaha disajikan untuk menunjukan hasil usaha per wilayah yang berasal dari pendapatan tol.
Simpulan Penerapan standar akuntansi keuangan global menunjukan adanya perbedaan terhadap kebijakan akuntasi perusahaan pada periode tahun 2010 dan 2011.