i
ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SENTRA INDUSTRI KONVEKSI DI DESA TAMBAKBOYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh : Sinung Waluyanto NIM. 7450406042
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada : Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Rusdarti, M.Si NIP. 195904211984032001
Drs. S.T. Sunarto, M.S NIP. 194712061975011001
Mengetahui, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si NIP. 196812091997022001
ii
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada : Hari
:
Tanggal
: Penguji Skripsi
Dra. Y. Titik Haryati, M.si NIP.195206221976122001
Anggota I
Anggota II
Prof. Dr. Rusdarti, M.Si NIP. 195904211984032001
Drs. S.T. Sunarto, M.S NIP. 194712061975011001
Mengetahui : Dekan,
Drs. S. Martono, M.Si NIP. 196603081989011001
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, September 2011
Sinung Waluyanto NIM. 7450406042
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Allah
tidak
membebani
seseorang
melainkan
sesuai
dengan
kesanggupannya…” (QS. Al Baqarah {2} 286) “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dengan urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya Tuhan-Mu lah hendaknya kamu berharap”(QS. Al Insyirah:6-8)
PERSEMBAHAN: Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala karunia-Nya skripsi ini kupersembahkan kepada: Ibu dan Ayah tercinta. Saudara-saudaraku tercinta. Guru dan Dosenku.
v
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan Sentra Industri Konveksi Di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Strata 1 (satu) guna meraih gelar Sarjana Ekonomi. Penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada: 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dengan segala kebijakannya . 2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang dengan kebijaksanaanya memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan studi yang baik 3. Dr. Hj. Sucihatiningsih DWP, M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk menyusun skripsi. 4. Prof. Dr. Rusdarti, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran selama penyusunan skripsi. 5. Drs. S.T. Sunarto, M.S, Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan selama penyusunan skripsi.
vi
vii
6. Kepala Disperindagkop & UMKM Kabupaten Klaten dan kepala bagian industri kecil, beserta staf dan karyawan yang telah memberikan informasi dan data yang dibutuhkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Kakakku (Priyanto, Setiyawan, Suryanti dan Setiyarto), atas doa dan motivasi dalam penyelesaian skripsi 8. Teman-temanku seperjuangan EP’06, kakak dan adik kelas, terima kasih atas bantuan kalian selama ini. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, jika ada kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih sempurnanya skripsi ini dapat diterima dengan senang hati. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang telah membantu.
Semarang,
September 2011
Sinung Waluyanto
vii
viii
SARI Sinung Waluyanto. 2011. “Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan Sentra Industri Konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten”, Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Rusdarti, M.Si Pembimbing II Drs. ST. Sunarto, M.S. Kata Kunci: Kelayakan Usaha, Strategi Pengembangan dan Industri Konveksi Industri konveksi di Desa Tambakboyo merupakan salah satu sentra dari industri konveksi di Kabupaten Klaten. Industri konveksi di Desa Tambakboyo nilai investasi dan nilai produksi yang naik turun menjadi masalah yang utama dalam penelitian ini. Selain itu yang mengakibatkan naik turunnya nilai investasi dan nilai produksi diakibatkan industri konveksi mengalami permasalahan mengenai permodalan, pemasaran, teknologi, akses informasi, dan sebagainya. Adanya permasalahan tersebut, industri konveksi di Desa Tambakboyo dapat mengalami kegagalan bahkan kebangkrutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha dan strategi pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Populasi penelitian ini adalah semua unit-unit usaha industri konveksi di Desa Tambakboyo berjumlah 63 unit usaha yang disebut dengan penelitian populasi. Variable penelitian adalah profil industri konveksi, kelayakan usaha dan strategi pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, angket dan interview. Metode analisis deskriptif, kuantitatif dan kualitatif dengan alat analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis kelayakan usaha dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha industri konveksi di Desa Tambakboyo menunjukkan kelompok industri Rumah Tangga nilai NPV sebesar Rp37,634,077.10, BCR sebesar 1,16 dan IRR sebesar 37% dan kelompok industri kecil NPV sebesar Rp88,446,732.08, BCR sebesar 1,15. dan IRR sebesar 37%. Berdasarkan hasil analisis SWOT usaha industri konveksi mempunyai keunggulan dalam produktivitas dan SDM, dan kelemahan dalam hal kurangnya promosi produk sehingga pemasaran kurang maksimal. Industri konveksi Desa Tambakboyo memiliki peluang pasar yang cukup tinggi dan perhatian yang baik pemerintah dan ancaman dalam hal persaingan dengan industri konveksi wilayah lain. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah usaha indutri konveksi di Desa Tambakboyo masih layak dilakukan. Saran yang dapat diberikan adalah bagi industri konveksi di Desa Tambakboyo harga produk diturunkan tanpa mengurangi kualitas produk agar mampu bersaing dengan industri konveksi daerah lain yang lebih murah dengan cara mencari alternatif bahan baku dan memperbanyak desain. Promosi produk industri konveksi di Desa Tambakboyo masih perlu ditingkatkan agar pasar dapat diperluas dan semakin banyak konsumen yang tertarik dengan cara memperluas media cetak maupun elektronik. Pemerintah harus tetap memberi dukungan bagi industri konveksi di Desa Tambakboyo agar dapat terus berjalan dan lebih berkembang dengan cara pemberian modal, peralatan dan pelatihan. viii
ix
DAFTAR ISI
Hal. HALAMAN JUDUL .................................................................................... PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. PERNYATAAN............................................................................................ MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. PRAKATA .................................................................................................... SARI ............................................................................................................. DAFTAR ISI................................................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR GAMBAR .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................
i ii iii iv v vi viii ix xi xiii xiv 1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................
10
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................
11
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................
11
BAB 2 LANDASAN TEORI .......................................................................
12
2.1 Pembangunan ................................................................................
12
2.2 Industri ..........................................................................................
14
2.2.1 Industri Kecil ........................................................................
16
2.2.2 Industri Konveksi .................................................................
17
2.3 Studi Kelayakan ............................................................................
18
2.4 Strategi Pengembangan ................................................................
22
2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................................
25
2.6 Kerangka Berpikir .........................................................................
27
2.6.1 Net Present Value .................................................................
28
2.6.2 Internal Rate of Return .........................................................
29
2.6.3 Benefit Cost ratio .................................................................
30
2.6.4 SWOT ...................................................................................
30
BAB 3 METODE PENELITIAN...............................................................
31
ix
x
3.1 Populasi Penelitian ........................................................................
31
3.2 Variabel Penelitian .......................................................................
31
3.2.1 Profil Usaha Industri Konveksi ............................................
31
3.2.2 Kelayakan Usaha Industri ....................................................
32
3.2.3 Strategi Pengembangan ........................................................
32
3.3 Metode Pengumpulan Data ...........................................................
33
3.3.1 Metode Dokumentasi ...........................................................
33
3.3.2 Metode Kuesioner atau Angket ............................................
33
3.4 Metode Analisis Data ...................................................................
34
3.4.1 Analisis Diskriptif ..................................................................
34
3.4.2 Analisis Kelayakan Finansial .................................................
34
3.4.3 Analisis SWOT ......................................................................
36
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................
41
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................
41
4.1.1 Profil Industri Konveksi Desa Tambakboyo...........................
41
4.1.2 Analisis Kelayakan Usaha ......................................................
69
a. Perhitungan Net Present Value ..................................................
69
b. Perhitungan Benefit Cost Ratio ................................................
71
c. Perhitungan Internal Rate of Return .........................................
73
4.1.3 Analisis SWOT .......................................................................
76
a. Identifikasi Faktor-Faktor Strategi Internal dan Eksternal ........
77
b. Matriks SWOT ..........................................................................
83
4.2 Pembahasan...................................................................................
87
4.2.1 Analisis Kelayakan Usaha .......................................................
87
4.2.2 Analisis SWOT........................................................................
88
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................
90
5.1 Simpulan .....................................................................................
90
5.2 Saran ...........................................................................................
93
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
94
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................
96
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Hal.
Perusahaan Industri dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Usaha di Kabupaten Klaten Tahun 2008 ................................................................. 3
1.2
Sentra Industri Konveksi di Kabupaten Klaten Tahun 2008 .................... 5
1.3
Perkembangan Sentra Industri Konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Tahun 2006-2008 .......................... 7
3.1
Matriks SWOT .......................................................................................... 38
4.1
Tahun Berdiri dan Lama Usaha Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga .......................................................................................... 42
4.2
Tahun Berdiri dan Lama Usaha Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga .......................................................................................... 43
4.3
Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo.......................................... 44
4.4
Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi Desa Tambakboyo .... 46
4.5
Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo ............................ 48
4.6
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Jenis Kelamin ..................................................................................................... 50
4.7
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Usia ......... 52
4.8
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Tingkat Pendidikan................................................................................................. 54
4.9
Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 56
4.10 Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........................ 58 4.11 Rincan Upah Pekerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo .................... 60 4.12 Rata-Rata Produktivitas Tenaga Kerja Konveksi ..................................... 61 4.13 Jenis Produksi Kelompok Industri Rumah Tangga .................................. 62 4.14 Jenis Produksi Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil..................... 63 4.15 Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo .............................. 64 4.16 Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 66 xi
xii
4.17 Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri RT Desa Tambakboyo .............................................................................. 68 4.18 Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo .......................................................................... 69 4.19 Perhitungan Net Present Value Kelompok Industri RT ........................... 70 4.20 Perhitungan Net Present Value Kelompok Industri Kecil ........................ 70 4.21 Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Rumah Tangga ........ 71 4.22 Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Kecil ........................ 72 4.23 Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri RT.................... 74 4.24 Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri Kecil ................ 74 4.25 Faktor Strategi Internal Kelompok Industri RT ........................................ 77 4.26 Faktor Strategi Internal Kelompok Industri Kecil .................................... 78 4.27 Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri RT ..................................... 79 4.28 Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri Kecil.................................. 80 4.29 Matrik eksternal-internal ........................................................................... 82 4.30 Penentuan Strategi .................................................................................... 84
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal.
1.1
Unit Industri dan Tenaga Kerja ................................................................ 8
1.2
Nilai Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo .............................. 9
2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................ 28
4.1
Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo ......................................... 45
4.2
Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi Desa Tambakboyo.... 47
4.3
Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo (dalam jutaan) ... 49
4.4
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Jenis Kelamin ............................................................................................ 52
4.5
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Usia ......... 53
4.6
Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Tingkat Pendidikan................................................................................................. 55
4.7
Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 57
4.8
Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........................ 59
4.9
Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo .............................. 64
4.10 Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo ........... 67
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Hal.
1
Angket Penelitian .................................................................................... 97
2
Jumlah Tenaga Kerja Industri Konveksi .................................................. 105
3
Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2007 ................... 107
4
Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2008 ................... 108
5
Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2009 ................... 109
6
Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Tahun 2010 ................... 110
7
Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2007 ................................... 111
8
Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2008 ................................... 112
9
Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2009 ................................... 113
10
Pendapatan dan Biaya Industri Kecil Tahun 2010 ................................... 114
11
Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga....................... 115
12
Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Kecil ...................................... 116
13
Analisis Finansial Industri Rumah Tangga .............................................. 117
14
Analisis Finansial Industri Kecil .............................................................. 118
15
SWOT Strategi Internal Industri Rumah Tangga ..................................... 119
16
SWOT Strategi Eksternal Industri Rumah Tangga .................................. 120
17
SWOT Strategi Internal Industri Kecil ..................................................... 121
18
SWOT Strategi Eksternal Industri Kecil .................................................. 122
19
Profil Industri Konveksi Desa Tambakboyo ............................................ 123
21
Produksi Industri Rumah Tangga Konveksi............................................. 125
22
Produksi Industri Kecil Konveksi ............................................................ 126
23
Permohonan Ijin Observasi ...................................................................... 127
24
Permohonan Ijin Penelitian ...................................................................... 128
25
Permohonan Ijin Penelitian dari BAPPEDA ............................................ 129
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu komponen utama pembangunan ekonomi yang mampu memberikan kontribusi keluaran yang besar dalam perekonomian nasional. Sektor ini juga
memberikan kontribusi yang besar
dalam penyerapan tenaga kerja. Begitu pula dengan perekonomian di Kabupaten Klaten. Industri di Kabupaten Klaten dapat dibagi menjadi Industri Logam Mesin Kimia dan Aneka (ILMKA) serta Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK). Dari data Klaten Dalam Angka tahun 2008 dan Data Sentra Industri Kabupaten Klaten tahun 2008, tercantum jumlah perusahaan ILMKA sebanyak 33.347 perusahaan. Kondisi ini mengalami kenaikan sebesar 0.45 persen dibandingkan tahun 2007. Untuk jumlah tenaga kerja yang diserap sebesar 148.978 orang, mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen dari tahun 2007. Nilai produksi tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 18,80 persen dari tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa pada sektor industri ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan mampu menopang dalam pembangunan di Kabupaten Klaten.
1
2
Nilai produksi yang di sumbangkan dari sektor industri ini sebesar 5.636.923.046 pada tahun 2008. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan 18,80 persen yang sebelumnya sebesarr
4.744.952.192 pada tahun 2007. Dan
sumbangan terbesar dari sektor industri adalah pada sektor industri kecil Industri Logam Mesin Kimia dan Aneka (ILMKA) yaitu sebesar 2.731.794,2 atau sebesar 42,08% dari jumlah keseluruhan di sektor industri. Industri yang lain yaitu industri kecil pada Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) sebesar 1.742.284.800 atau 30,91%, industri besar dan menengah ILMKA sebesar 739.475.036 atau 13,11% dan yang terakhir adalah industri besar menengah hasil pertanian dan kehutanan sebesar 783.368.950 atau 13,9%. Perkembangan industri di Kabupaten Klaten secara tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Baik dilihat dari jumlah usaha, tenaga kerja, investasi maupun nilai produksi. Peningkatan tersebut menunjukkan hal yang positif bagi perkembangan industri di Kabupaten Klaten. Dan nantinya juga akan meningkatkan pembangunan di kabupaten Klaten itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut yang menunjukkan jumlah industri dan tenaga kerja menurut kelompak usahanya:
3
Tabel 1.1 Perusahaan Industri Dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Usaha Di Kabupaten Klaten Tahun 2008 No
Kelompok Industri
1
Industri
Jumlah
Jumlah
Unit
Tenaga Kerja
Investasi
Nilai Produksi
Besar/Menengah
2
Sub Jumlah 2008
126
12.543
588.936.000
1.522.843.986
2007
126
12.543
588.936.000
1.253.110.992
2006
126
12.543
588.936.000
1.113.255.992
2005
126
11.125
588.936.000
945.164.965
2004
126
11.125
585.936.000
510.483.599
Sub Jumlah 2008
33.221
136.435
1.156.956.500
4.114.079.060
2007
33.071
135.097
1.156.956.500
3.491.841.200
2006
35.802
145.270
1.156.961.500
3.309.370.450
2005
35.762
145.270
1.156.961.600
3.016.004.650
2004
35.791
145.263
1.156.961.500
2.851.693.363
Jumlah Total 2008
33.347
148.978
1.745.892.500
5.636.923.046
2007
33.197
147.640
1.745.892.500
4.744.952.192
2006
35.928
157.813
1.745.897.500
4.422.626.442
2005
35.888
156.395
1.745.897.600
3.961.169.615
2004
35.917
156.388
1.741.897.500
3.362.176.962
Industri Kecil
Sumber:BPS Jawa Tengah (Desperindagkop dan PM Kabupaten Klaten)
Salah satu industri yang berpotensi di Kabupaten Klaten untuk dikembangkan adalah industri konveksi. Sentra industri konveksi di Kabupaten
4
Klaten menyebar di beberapa lokasi yaitu di Kecamatan Wedi, Ngawen, Pedan, Ceper, Klaten Selatan dan Jogonalan. Kecamatan yang memiliki jumlah sentra industri konveksi terbanyak adalah Kecamatan Wedi yang memiliki 3 sentra industri konveksi, disusul kemudian Kecamatan Ngawen, Ceper, Jogonalan dan Klaten Selatan masing-masing memiliki 2 sentra industri konveksi, sedangkan Kecamatan Pedan hanya memiliki 1 sentra industri konveksi. Melihat profil dan lokasi sentra industri konveksi di Kabupaten Klaten tersebut tampak bahwa industri ini memiliki peran yang penting dalam mendorong aktivitas perekonomian rakyat di Kabupaten Klaten. Kemampuan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.474 orang adalah jumlah yang cukup besar dalam suatu sentra industri. Jumlah unit usaha pada sentra industri konveksi di Kabupaten Klaten pada tahun 2008 sebanyak 425 unit usaha. Total tenaga kerja yang dapat terserap dalam sentra industri konveksi berjumlah 2.474 orang. Sedangkan jenis produksi yang dihasilkan cukup beragam yaitu pakaian dalam, kaos, pakaian anak dan celana/hem.
5
Tabel 1.2 Sentra Industri Konveksi di Kabupaten Klaten Tahun 2008 Nama Sentra No
Desa
Kecamatan
Jmlh (unit)
Nilai
Nilai
Tenaga
Produksi
Investasi
Kerja
(000)
(000)
(orang)
1
Tempursari
Ngawen
24
1.260.000
480.000
126
2
Mayungan
Ngawen
11
116.000
83.700
31
3
Tambakboyo
Pedan
63
16.750.000
1.260.000
268
4
Ngawonggo
Ceper
15
3.397.500
236.000
754
5
Kurung
Ceper
9
1.100
22.000
22
6
Kajoran
Klaten Selatan
35
9.765.000
375.000
117
7
Glodogan
Klaten Selatan
11
2.835.000
1.460.000
44
8
Kalitengah
Wedi
76
23.940.000
15.200.000
332
9
Pandes
Wedi
56
21.420.000
1.375.000
276
10
Gadungan
Wedi
10
3.330.000
250.000
44
11
Pakahan
Jogonalan
66
28.800.000
13.200.000
260
12
Ngering
Jogonalan
34
10.710.000
680.000
138
13
Delanggu
Delanggu
7
1.700.000
640.000
34
14
Ringin Putih
Karangdowo
8
240.000
70.000
28
425
124.264.600
34.755.700
425
Jumlah
Sumber:Disperindag Kabupaten Klaten Industri konveksi di Desa Tambakboyo dibandingkan dengan industri yang lain, pada industri konveksi di Desa Tambakboyo terdapat dua kelompok industri yaitu industri rumah tangga dan industri kecil. Jika dibandingkan dengan industri dari daerah lain, seperti di Wedi kebanyakan masuk kategori industri kecil sudah paling maju dan besar di Kabupaten Klaten, sedangkan industri yang
6
lain terlalu sedikit dan kebanyakan pada industri rumah tangga. Jika di Kabupaten Klaten perbandingan industri rumah tangga dan industri kecil relaitif sama dan perbedaan jumlah tidak terlalu jauh. Sentra industri konveksi di Kecamatan Pedan dibanding dengan sentra industri konveksi lain masih di bawah seperti industri konveksi yang ada di kecamatan Wedi. Dapat dilihat baik dari hal jumlah sentra, nilai investasi, nilai produksi ataupun jumlah unitnya. Selain itu sentra industri konveksi di Kecamatan Wedi merupakan industri konveksi yang terbesar di Kabupaten Klaten dan memilik wilayah yang besar pula dan dalam undergraduate theses oleh Beny Wahyu Pramono 05/185948/TK/30904, Teknik Arsitektur dan Perencanaan FT UGM bahwa Sentra Konveksi Wedi memiliki sejumlah karakter yang mampu mewakili hasil penelitian serupa terhadap barbagai sentra konveksi di Indonesia. Industri konveksi perlu dikembangkan tentunya sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Nilai investasi industri konveksi di Kabupaten Klaten menunjukkan tiap tahun mengalami peningkatan. Di tahun 2006 menunjukkan nilai investasi sebesar Rp 1.275.000.000 dan mengalami peningkatan di tahun 2007 menjadi Rp 20.650.000.000 dan di tahun 2008 menjadi Rp 34.755.7000. dari nilai investasi tersebut bahwa hal ini baik untuk dikembangkan.
7
Tabel 1.3 Perkembangan sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Tahun 2006-2008 Komoditi Industri
Tahun 2006
2007
2008
Unit
63
63
63
Tenaga Kerja
189
268
268
Nilai Investasi
189.000.000
3.150.000.000
1.260.000.000
Nilai Produksi
4.082.400.000
25.795.000.000
16.750.000.000
Konveksi
Sumber:Disperindag Kabupaten Klaten 2009 Berdasarkan tabel 1.3 di atas menunjukkan dari nilai investasi industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan menunjukkan mengalami penurunan di tahun 2008 dari Rp 3.150.000.000 menjadi Rp 1.260.000.000. Hal ini tidak selaras dengan nilai investasi industri konveksi seluruh Kabupaten Klaten. Di sentra industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan nilai produksi juga mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar Rp25.795.000.000 menjadi Rp 16.750.000 di tahun 2008. Pengaruh dari turunnya nilai investasi ini dan jumlah unit usaha dan tenaga kerja berdampak pada turunnya nilai produksi. Perkembangan
sentra
industri
Konveksi
di
desa
Tambakboyo
Kecamatan Pedan menunjukkan bahwa unit usaha dari tahun ke tahun selalu tetap. Akan tetapi nilai investasi dan nilai produksi selalu mengalami perubahan.
8
Grafik 1.1 Unit Industri dan Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
Grafik 1.1 di atas dapat dilihat jumlah unit usaha dan tenaga kerja dari tahun 2006 sampai dengan 2008. Bahwa jumlah unit usaha dan jumlah tenaga kerja tidak adanya peningkatan atau jumlahnya tetap yaitu unit usaha jumlahnya selalu 63 unit usaha dan tenaga kerja pada tahun 2007 dan 2008 adalah sama yaitu 268 tenaga kerja. Pada grafik 1.2 di bawah ini menunjukkan tingkat nilai produksi konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan pada tahun 2006 ke 2007 mengalami peningkatan akan tetapi mengalami penurunan dari tahun 2007 ke 2008. Dapat dilihat pada grafik berikut:
9
Grafik 1.2 Nilai Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo (dalam jutaan)
Berdasarkan grafik 1.1 dan grafik 1.2 bahwa unit usaha jumlahnya tetap yaitu 63 unit dan tenaga kerja mengalami peningkatan dari tahun 2006 ke tahun 2007 dan tetap pada tahun 2008. Sedangkan pada nilai produksi mengalami penurunan pada tahun 2008 sehingga hal ini menunjukkan bahwa adanya ketimpangan antara jumlah unit usaha, tenaga kerja dan jumlah produksi. Sehingga menyebabkan nilai investasi juga menurun. Ketidakseimbangan ini dikarenakan adanya perbedaan skala unit usaha yang dilakukan. Pada sentra industri ini sebagian besar adalah industri rumah tangga dan industri kecil. Sehingga yang mempengaruhi jumlah nilai produksi pada sentra industri ini tergantung pada pasar dan kemajuan masing-masing industri. Nilai investasi dan nilai produksi yang naik turun menjadi masalah yang utama dalam penelitian ini. Selain itu yang mengakibatkan naik turunnya nilai investasi dan nilai produksi juga diakibatkan sentra industri konveksi mengalami
10
permasalahan mengenai permodalan, pemasaran, teknologi, akses informasi, dan sebagainya. Permasalahan tersebut dapat mengakibatkan adanya kegagalan dalam industri konveksi di Kecamatan Pedan. Berdasarkan uraian diatas maka analisa kelayakan usaha perlu dilakukan guna meminimalisir besarnya resiko yang akan di tanggung para pelaku industri atau masih layakkah industri konveksi tersebut dijalankan. Selain itu perlu dikaji strategi pengembangan yang tepat untuk dapat meningkatkan usaha industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan Sentra Industri Konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah di atas, dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profil industri konveksi di sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten? 2. Apakah industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten layak secara finansial? 3. Bagaimana strategi pengembangan usaha sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten?
11
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mendiskripsikan profil sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. 2. Menganalisis kelayakan finansial usaha sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. 3. Menganalisis strategi pengembangan usaha sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya mengenai sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. b. Sebagai bahan acuan bagi penelitian sejenis dalam usaha pengembangan lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan kajian tentang pengembangan sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. b. Sebagi bahan masukan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan
pembangunan
Kabupaten
Klaten
pengembangan sentra industri konveksi.
khususnya
dalam
hal
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembangunan Pembangunan merupakan sebuah proses yang di dalamnya terjadi perubahan menuju ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan semula. Pembangunan daerah sebagai cerminan dari kegiatan pengembangan kemampuan suatu daerah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya merupakan hal yang sangat penting dilakukan terutama dengan adanya otonomi daerah sehingga tiap daerah diharuskan menentukan nasib daerahnya sendiri. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah dan masyarakatnya mengelola sumber daya – sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999:108). Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan dan pembangunan perusahaan-perusahaan baru. (Arsyad, 1999:109)
12
13
Menurut Arsyad (1999:122), strategi pembangunan daerah dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu : a. Strategi Pengembangan Fisik atau Lokalitas Dilakukan dengan program perbaikan kondisi fisik atau lokalitas daerah untuk kepentingan pembangunan industri dan perdagangan. Tujunnya untuk menciptakan identitas daerah atau kota, memperbaiki basis pesona (amenity base) atau kualitas hidup masyarakat dan memperbaiki dunia usaha daerah. b. Strategi pengembangan dunia usaha Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah karena daya tarik, kreasi atau daya perekonomian daerah yang sehat. c. Strategi pengembangan sumber daya manusia Sumber daya manusia merupakan aspek yang paling penting dalam proses pembangunan ekonomi. d. Strategi pengembangan ekonomi masyarakat Kegiatan pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang ditujukan untuk pengembangan suatu kelompok masyarakat itu di suatu daerah atau dikenal dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menciptakan manfaat social, misalnya melalui penciptaan proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau memperoleh keuntungan dari usahanya.
14
2.2 Industri Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Menurut Dumairy (1998:148) industri sebagai suatu sistem terdiri dari unsur fisik dan dan unsur perilaku manusia. Unsur fisik yang mendukung proses industri adalah komponen tempat meliputi pula kondisinya, peralatan, bahan baku / bahan mentah dan beberapa hal yang memerlukan sumber energi, sedangkan unsur perilaku manusia meliputi komponen tenaga kerja, ketrampilan tradisi, transportasi dan komunikasi serta keadaan politik dan pasar. Pengertian menurut Sandi (1985:154) industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga satuan yang serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin. Menurut Wibowo (1988:5) industri adalah jenis usaha yang terutama bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan/barang menjadi bahan/barang lain yang berbeda bentuk dan sifatnya dan mempunyai nilai tambah.
15
Pembangunan industri disesuaikan dengan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi (Bintarto,1987:86). Industri adalah bagian dari proses produksi di mana bagian ini tidak mengambil bahan – bahan langsung dari alam yang kemudian mengolahnya hingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat (Bintarto, 1987:87). Penggolongan sektor industri dikelompokkan ke dalam empat golongan yang didasarkan pada banyaknya tenaga kerja, yaitu: 1. Industri Besar tenaga kerja 100 orang/lebih 2. Industri Sedang tenaga kerja 20-99 orang 3. Industri Kecil tenaga kerja 5-19 orang 4. Industri Rumah Tangga tenaga kerja 1-4 orang (BPS Jawa Tengah : Statistik Industri Sedang Kecamatan Trucuk Tahun 2004) Penggolongan industri hanya berdasarkan banyaknya tenaga kerja dan tanpa memperhatikan apakah perusahaan ini menggunakan mesin atau tidak serta tanpa memperhatikan besarnya modal. Pada penelitian ini menggunakan kriteria tenaga kerja karena untuk mempermudah penggolongan dalam menganalisis. Penelitian ini kriteria penggolongan dibedakan menjadi kelompok industri rumah tangga dan kelompok industri kecil karena jumlah tenaga paling sedikit di industri konveksi Desa Tambakboyo ada 2 orang dan paling banyak 16 orang.
16
2.2.1 Industri Kecil Industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga kerja dan pemodalan kecil, menggunakan teknologi sederhana tetapi jumlah keseluruhan tenaga kerja mungkin besar. Pada umumnya industri kecil didirikan tanpa melalui atau mengenal ijin usaha, tanpa mengenal prosedur resmi dan lain-lain
sehingga perusahaan kecil tersebut
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Sering menghadapi kesulitan modal karena bentuknya yang informal sehingga sulit dipercaya oleh lembaga perbankan untuk menerima pinjaman modal. b. Perputaran keuangannya lambat c. Kegiatan pribadi pengusaha sangat besar d. Keuntungan bersih dari pengusaha biasanya sulit dibesarkan jika dibandingkan dengan gaji/upah yang diterima pengusaha bila bekerja pada perusahaan lain. e. Secara yuridis pengusaha mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas dan hasrat pribadi terlibat untuk melunasi hutang perusahaan jika mengalami kerugian (Subroto,1979). Industri
kecil
juga
merupakan
salah
satu
penunjang
pembangunan di desa yang tidak dapat diragukan lagi. Industri kecil di pedesaan mempunyai beberapa keunggulan yaitu : a. Tenaga kerja murah b. Biaya untuk pembelian peralatan relatif murah
17
c. Biaya penyelenggaraan gedung dan penggudangan relatif murah d. Bebas dari pungutun, biaya keselamatan relatif murah, tanpa pemadam kebakaran, masker, sarung tangan, pengaman dan sebagainya. Dari beberapa pendapat tersebut diatas, secara umum terdapat kesamaan sifat dan karakter tentang industri kecil antara lain: memiliki modal kecil, usaha dimiliki secara pribadi, menggunakan teknologi dan peralatan sederhana, serta jumlah tenaga kerja relatif sedikit. Oleh karena itu industri kecil cocok untuk dikembangkan didaerah pedesaan. Industri kecil yang sedang berkembang diantaranya adalah industri konveksi. 2.2.2. Konveksi Industri konveksi adalah industri yang memproduksi pakaian jadi. Konveksi termasuk dalam klasifikasi barang konsumen yaitu shopping goods kelompok heterogeneus shopping goods. Konveksi termasuk dalam kelompok heterogeneus shopping goods sebab aspek karakteristik atau ciri-cirinya (features) dianggap lebih penting oleh konsumen dari pada aspek harganya. (www.journal.uii.ac.id. 2004:97) Industri konveksi merupakan suatu usaha yang dikerjakan dirumah yang mengarah pada produksi kain atau pakaian jadi. Proses produksi pakaian jadi harus ditunjang dengan mesin dan peralatan yang lengkap. Alur proses produksi yang umumnya dilaksanakan oleh industri kecil perusahaan konveksi adalah sebagai berikut.
18
a. Bahan baku b. Pengukuran dan pemotongan kain c. Penjahitan d. Pembuatan lubang kancing e. Pemasangan aksesoris f. Produk jadi (www.bi.go.id. 2007:17) 2.3 Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan penilaian atas usaha suatu proyek dimana untuk mengetahui layak atau tidak usaha tersebut dan membantu pengembangan dan perencanaan usaha di masa yang akan datang. Selain itu berguna
membantu
pengusaha
dalam
perencanaan
usahanya
untuk
peningkatan efisiensi dan produktivitas usahanya. Suatu usaha akan memerlukan dana yang cukup besar untuk keberlangsungan dan keberlanjutan usahanya. Baik itu dalam proses produksi maupun investasinya. Namun banyak usaha yang setelah dijalankan sekian lama ternyata tidak menguntungkan. Kegagalan usaha tersebut dapat disebabkan karena kesalahan perencanaan, kesalahan dalam menafsir pasar, kesalahan dalam memperkirakan kontinuitas bahan baku dan sebagainya. Untuk itulah studi kelayakan usaha sangat penting dalam suatu usaha. Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,
19
dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan. Mempelajari mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu. Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. (Kasmir dan Jakfar, 2006:10) Yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis (SKB) adalah penelitian tentang tidak dapatnya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dengan pertimbangan mendapatkan manfaat financial (arti sempit). Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis yang biasanya merupakan proyek investasi itu dilaksanakan. Maksud layak (atau tidak layak) di sini adalah prakiraan bahwa proyek akan dapat (atau tidak dapat) menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan (Umar, 1997:7) Analisis yang dilakukan dalam studi kelayakan bisnis mencakup banyak faktor yang dikerjakan secara menyeluruh, meliputi aspek – aspek teknologi, pasar dan pemasaran, manajemen, hukum, lingkungan dan keuangan (Umar, 1997:7). Sedangkan Studi kelayakan proyek
menurut
Suwarsono dan Suad Husnan (1994:4) adalah penelitian tentang tidak
20
dapatnya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Studi kelayakan juga disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam arti financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan. (Ibrahim, 2009:1) Paling tidak ada lima tujuan mengapa perlu adanya studi kelayakan bisnis sebelum usaha dilakukan (Kasmir dan Jakfar, 2006:20) yaitu: a) Menghindari Resiko Kerugian Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. b) Memudahkan Perencanaan Perencanaan akan lebih mudah jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, maka akan mempermudah kita
21
dalam malakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. c) Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus diikuti. Pedoman tersebut telah tersusun secara sistematis, sehingga usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah tersusun. d) Memudahkan Pengawasan Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan kita untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun. e) Memudahkan Pengendalian Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan pelaksanakan agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan kan tercapai. Studi kelayakan ini akan memakan biaya tetapi biaya tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan resiko kegagalan suatu usaha yang menyangkut investasi dalam jumlah besar, ada pula sebab lain yang
22
mengakibatkan suatu usaha ternyata kemudian menjadi tidak menguntungkan atau gagal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam studi kelayakan : a) Ruang lingkup usaha b) Cara kegiatan usaha c) Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya suatu usaha d) Hasil kegiatan usaha tersebut, serta biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut e) Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya usaha tersebut. Analisis kelayakan merupakan studi yang bertujuan untuk menilai apakah suatu kegiatan investasi yang dijalankan tersebut layak atau tidak layak dijlankan dilihat dari aspek finansial atau keuangan. Analisis finansial lebih memusatkan penilaian usaha dari sudut pandang investor dan pemilik usaha sehingga dapat dikatakan analisis finansial berorientasi pada profit atau mencari laba atau keuntungan. Sasaran utama dari analisis finansial adalah menemukan dan berusaha untuk mewujudkan besarnya penerimaan usaha. 2.4 Strategi Pengembangan Strategi
merupakan
alat
untuk
mencapai
tujuan.
Dalam
perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Dalam bukunya, Rangkuti (2006:56) mengutip pengertian atau definisi strategi menurut beberapa pakar strategi yaitu: Menurut Skinner (1978) strategi merupakan filosopi yang berkaitan dengan alat untuk mencapai tujuan. Selain itu menurut Hayes dan Wheel Wright (1978) strategi mengandung arti semua kegiatan yang
23
ada dalam lingkup perusahaan, termasuk di dalamnya pengalokasian semua sumber daya yang dimiliki perusahaan. Sedangkan menurut Hill (1989) strategi merupakan suatu cara yang berkaitan dengan kegiatan manufaktur dan pemasaran, semuanya bertujuan untuk mengembangkan perspektif corporat melalui agregasi.
Konsep strategi menurut Rangkuti (2006:4) ada dua konsep yaitu: 1. Distinctive Competence Distinctive Competence merupakan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan pesaingnya. 2. Competitive Advantage Competitive Advantage kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Tipe tipe strategi menurut Rangkuti (2006:7) dapat dikelompokkan menjadi: 1) Strategi Manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi
pengembangan
sebagainya.
pasar
strategi
mengenai
keuangan
dan
24
2) Strategi Investasi Strategi yang berorientasi pada investasi, misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan dan sebagainya. 3) Strategi Bisnis Strategi ini disebut juga dengan strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan menajemen, misalnya strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi lain yang berhubungan dengan keuangan. Dalam proses pengembangan strategi dimulai dari pengembangan strategi korporat dengan fokus mempertahankan hidup atau disebut survival. Berdasarkan strategi korporat ini , strategi unit bisnis dengan fokus pada distinctive competence, kepemimpinan, biaya, diferensiasi mengenai produkdan fokus pada biaya. Yang terakhir adalah penyusunan strategi operasional dengan fokus pada prioritas persaingan, biaya kualitas, fleksibilitas, dan pengiriman. Penetapan strategi operasional ini berupa pengembangan struktur maupun infrastruktur (Rangkuti, 2006:58) Pengembangan struktur meliputi: a. Desain organisasi b. Evaluasi kapasitas c. Strategi mengenai fasilitas d. System desain operasional
25
Pengembangan infrastruktur meliputi: a. Perencanaan operasional b. Pengendalian kebutuhan bahan c. Kualitas dan pelayanan kepada konsumen d. Produktivitas dan tenaga kerja e. Penggunaan teknologi manajemen 2.5
Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu mengenai industri terutama tentang kelayakan usaha telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Disini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian sebagai bahan acuan dan perbandingan dalam penelitian ini, diantaranya adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Hadi Arifin adalah Analisis Kelayakan Usaha Industri Kecil pada tahun 2005. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek usaha industri kecil kerajinan rotan di kecamatan Jeumpa kabupaten Bireuen yang berkaitan dengan adanya gangguan keamanan yang mengakibatkan berkurangnya pendapatan para pengusaha industri kecil dan mengetahui faktor permasalahan yang sedang dihadapi oleh para pengusaha kerajinan rotan di kecamatan Jeumpa. Analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan bisnis. Data yang digunakan data primer yaitu langsung wawancara dari pemilik usaha. Berdsarkan hasil perhitungan analisis kelayakan usaha maka kerajinan rotan memiliki PNV, IRR dan Net B/C memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan walaupun usaha tersebut memiliki investasi yang cukup kecil.
26
Penelitian yang dilakukan oleh Budi Raharjo tahun 2008 tentang Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan Industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha industri mebel di kecamatan Suruh kabupaten Semarang. Hasil dari peneitian ini adalah kelayakan usaha didapatkan hasil NPV = Rp 452.950.625,43, BCR=1,55 dan IRR=18,7% serta hasil SWOT menunjukkan industri ini memiliki keunggulan dalam produktivitas dan sumber daya dan memiliki kelemahan dalam hal kurangnya peralatan, modal dan teknologi serta kurangnya promosi produk sehingga pemasaran kurang maksimal. Penelitian lainnya yaitu dilakukan oleh Nashrul Imam tahun 2010 tentang Profit dan Strategi Pengembangan Industri Mebel di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme produksi dan pemasaran, kendala dalam produksi dan pemasaran serta strategi pengembangan industri kecil mebel tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, usaha mebel di kecamatan Suruh memiliki keunggulan dan dalam produktivitas dan sumber daya, dan memiliki kelemahan dalam hal kurangnya peralatan, modal dan teknologi serta kurangnya promosi produk sehingga pemasaran kurang maksimal. Industri mebel ini memiliki peluang pasar yang cukup tinggi dan perhatian yang baik dari pemerintah dan memiliki ancaman dalam hal persaingan dengan industri mebel wilayah lain. Beberapa penelitian terdahulu kaitannya dengan penelitian ini adalah penelitian terdahulu yang pertama mengenai kelayakan usaha kerajinan rotan, yang kedua analisis kelayakan usaha dan strategi pengembangan industri
27
mebel dan yang ketiga tentang profil dan strategi pengembangan dibandingkan dengan penelitian ini mencakup semua analisis yang ada pada ketiga penelitian terdahulu yaitu mengenai profil, kelayakan usaha dan strategi pengembangan dan sama-sama mengenai industri kecil. 2.6 Kerangka Berpikir Industri kecil adalah industri yang bergerak dengan jumlah tenaga kerja dan pemodalan kecil, menggunakan teknologi sederhana tetapi jumlah keseluruhan tenaga kerja mungkin besar. industri kecil sangat berperan penting dalam pembangunan suatu daerah tertentu karena dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan memberi andil yang cukup besar pula dalam mensejahterakan rakyat. Sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten dilakukan sudah dilakukan sejak bertahun tahun yang lalu. Dalam menganalisis layak atau tidaknya industri konveksi tersebut menggunakan analisis kelayakan finansial dan untuk menganalisis strategi pengembangan sentra industri tersebut menggunakan analisis SWOT. Untuk
mempemudah penelitian yang akan dilaksanakan, maka perlu
adanya penyusunan kerangka pemikiran mengenai konsepsi tahap-tahap penelitiannya.
Kerangka
pemikiran
dibuat
skema
sederhana
yang
menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalahnya. Skema sederhana diharapkan memberi gambaran mengenai jalannya penelitian secara keseluruhan yang dapat diketahui secara jelas dan terarah. Maka penulis menggambarkan kerangka berfikir sebagai berikut:
28
Gambar. 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Analisis Kelayakan terdiri dari NPV, IRR, dan BCR yang akan di teliti dalam penelitian ini. Sedangkan strategi pengembangan menggunakan analisis SWOT. 2.6.1
Net Present Value (NPV) Net Present Value merupakan nilai sekarang (present value) dari suatu proyek dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu dan menunjukkan kelebihan benefit dibandingkan dengan biaya. Artinya bahwa suatu proyek itu dikatakan layak atau menguntungkan jika value benefit lebih besar dari pada value cost. Dengan kata lain, jika NPV > 0 dapat dikatakan bahwa proyek tersebut layak atau menguntungkan dan jika NPV < 0 maka proyek tersebut tidak layak untuk diusahakan.
29
Cara perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
Keterangan :
2.6.2
DF
= Discount Factor
i
= tingkat bunga yang berlaku
n
= lamanya periode waktu
Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat diskon yang akan manyamakan nilai sekarang dari arus kas bersih dari biaya awal proyek. Jika nilai sekarang dari arus kas lebih besar dari biaya awal proyek, kita menaikkan tingkat diskon dan mengulangi prosesnya. Sebaliknya jika nilai sekarang dari arus kas lebih rendah dari biaya awal proyek maka kita menurunkan tingkat diskon. Proses ini berlanjut sampai tingkat diskon ditemukan menyamakan nilai sekarang arus kas bersih dengan biaya awal proyek. Tingkat diskon yang ditemukan adalah tingkat pengembalian internal (IRR) dari proyek (Salvatore, 2005 : 277).
-
30
Keterangan : i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama dimana diperoleh NPV positif. i2 = Discount Factor (tingkat bunga) kedua dimana diperoleh NPV negatif. 2.6.3
Benefit Cost Ratio (BCR) Suatu usaha dapat dikatakan layak dilaksanakan apabila nilai BCR lebih besar dari pada satu. Jika nilai BCR lebih kecil dari satu maka usaha industri akan mendatangkan kerugian ekonomis apabila dilaksanakan (Gasperzs, 2002 : 145) Kriteria rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio=BCR) untuk menganalisis investasi proyek industri yang memiliki umur ekonomis t (t=1,2,3,…,n) tahun dilakukan berdasarkan formula berikut: BCR(i) = {∑DFt (Bt)}/{∑DFt (Ct)} Disini t = 0,1,2,….,n
2.6.4
SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths). Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2006:18)
31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.
Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek pemelitian (Suharsimi Arikunto,
2006:130).
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi Arikunto : Apabila subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga penelitiannya penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua unit-unit usaha industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten yang berjumlah 63 unit, sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi. 3.2.
Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, Suharsimi, 2006:118). Variabel dalam penelitian ini adalah : 3.2.1
Profil Usaha Industri Konveksi Profil sentra industri konveksi adalah deskripsi latar belakang dari penelitian yang dilakukan dalam hal ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
31
32
3.2.2
Kelayakan Usaha Industri Konveksi Kelayakan usaha atau financial merupakan indikator menunjukkan bahwa
industri
konveksi
di
desa
yang
Tambakboyo
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten pelaksanaannya sudah layak secara financial yang diukur dengan menggunakan analisis uji NPV, IRR, dan BCR. 3.2.3
Strategi pengembangan industri konveksi Strategi pengembangan industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten adalah kebijakan pengembangan yang dilakukan mengenai potensi industri yang cukup besar tersebut akan tetapi masih perlu adanya pembinaan dan mengatur strategi yang terkait dengan pengembangan terhadap masa depan industri konveksi itu. Pengembangan industri dapat dilakukan analisis terlebihi dahulu dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT yaitu mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi.
Analisis
ini
didasarkan
pada
logika
yang
dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths). Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2006:18)
33
3.3.
Metode Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
3.3.1
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan pengumpulan data baik angka maupun keterangan secara tertulis. Menurut Suharsini Arikunto (2006,158) metode dokumentasi adalah suatu cara untuk memperoleh data atau informasi tentang hal-hal yang ada kaitannya dengan penelitian, dengan jalan melihat kembali sumber tertulis yang lalu baik berupa angka atau keterangan. Mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah dengan mencatat data yang tersedia pada kelompok/masyarakat yang terkait, seperti para pengusaha industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Klaten. Selain itu mengumpulkan informasi dari sumber pusataka yang relevan dengan penelitian dan internet.
3.3.2
Metode Kuesioner (Angket) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang responden ketahui. (Arikunto, Suharsimi. 2006:151). Metode ini memperoleh data dengan cara memberi angket atau daftar pertanyaan kepada responden. Dalam hal ini digunakan untuk mengetahui profil usaha industri konveksi, tingkat keuntungan dan biaya yang digunakan untuk industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
34
3.4.
Metode Analisis Data
3.4.1
Analisis Diskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis yang berguna untuk menggambarkan variabel yang diteliti ( Arikunto, 1997: 212). Yaitu hasil penelitian ini hanya untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan suatu obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan faktafakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Analisis ini untuk mengetahui tentang profil industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten.
3.4.2
Analisis Kelayakan Finansial Aspek finansial sangat memegang peranan penting dalam melakukan studi kelayakan bisnis. Ada beberapa metode yang biasa dipertimbangkan dalam penilaian suatu investasi : a.
Net Present Value (NPV) Net Present Value merupakan nilai sekarang (present value) dari suatu proyek dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu dan menunjukkan kelebihan benefit dibandingkan dengan biaya. Artinya bahwa suatu proyek itu dikatakan layak atau menguntungkan jika value benefit lebih besar dari pada value cost. Dengan kata lain, jika NPV > 0 dapat dikatakan bahwa proyek tersebut layak atau menguntungkan dan jika NPV < 0 maka proyek tersebut tidak layak untuk diusahakan (Abdul Choliq, 1999:33).
35
Cara perhitungan NPV adalah sebagai berikut :
Keterangan :
b.
DF
= Discount Factor
i
= tingkat bunga yang berlaku
n
= lamanya periode waktu
Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat diskon yang akan manyamakan nilai sekarang dari arus kas bersih dari biaya awal proyek. Jika nilai sekarang dari arus kas lebih besar dari biaya awal proyek, kita menaikkan tingkat diskon dan mengulangi prosesnya. Sebaliknya jika nilai sekarang dari arus kas lebih rendah dari biaya awal proyek maka kita menurunkan tingkat diskon. Proses ini berlanjut sampai tingkat diskon ditemukan menyamakan nilai sekarang arus kas bersih dengan biaya awal proyek. Tingkat diskon yang ditemukan adalah tingkat pengembalian internal (IRR) dari proyek (Salvatore, 2005 : 277). IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan IRR juga
merupakan
mengembalikan
alat
bunga
ukur
kemampuan
pinjaman.
IRR
itu
proyek pada
dalam dasarnya
36
menunjukkan Discount Factor (DF) sehingga tercapai NPV = 0 (Choliq, 1999:57) Keterangan : i1 = Discount Factor (tingkat bunga) pertama dimana diperoleh NPV positif. i2 = Discount Factor (tingkat bunga) kedua dimana diperoleh NPV negatif. c. Benefit Cost Ratio (BCR) Kriteria rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio=BCR) untuk menganalisis investasi proyek industri yang memiliki umur ekonomis t (t=1,2,3,…,n) tahun dilakukan berdasarkan formula berikut: BCR(i) = {∑DFt (Bt)}/{∑DFt (Ct)} Disini t = 0,1,2,….,n Suatu usaha dapat dikatakan layak dilaksanakan apabila nilai BCR lebih besar dari pada satu. Jika nilai BCR lebih kecil dari satu maka usaha industri akan mendatangkan kerugian ekonomis apabila dilaksanakan (Gasperzs, 2002 : 145) 3.4.3
Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
37
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths). Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2006:18) Tahap pengumpulan data merupakan tahap pertama dalam penyusunan analisis SWOT. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Model yang digunakan dalam tahap ini adalah Matriks Faktor Strategi Eksternal dan Matriks Faktor Strategi Internal. Tahap selanjutnya adalah memanfaatkan informasi tersebut ke dalam rumusan strategi. Alat yang digunakan untuk menyusun faktorfaktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dari ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternative strategis.
38
Tabel 3.1 Matriks SWOT IFAS
STRENGHT (S)
EFAS
OPPORTUNITIES (O)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kekuatan
faktor kelemahan
internal
internal
STRATEGI SO
STRATEGI WO
Tentukan 5-10
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
faktor peluang
menggunakan kekuatan
meminimkan kelemahan
eksternal
untuk memanfaatkan
untuk memanfaatkan
peluang
peluang
TREATS (T)
Tentukan 5-10 faktor-
WEAKNESSES (W)
STRATEGI ST
STRATEGI WT
Tentukan 5-10
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
faktor ancaman
menggunakan kekuatan
meminimkan kelemahan
eksternal
untuk mengatasi ancaman
dan menghindari ancaman
Sumber : Freddy Rangkuti, 2006:31 a. Strategi SO Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Apabila di dalam kajian terlihat peluang-peluang yang tersedia ternyata juga memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan komparatif. Dua elemen sektor industri eksternal dan internal yang baik ini tidak boleh dilepaskan begitu saja, tetapi akan menjadi isu utama pengembangan. Meskipun demikian dalam proses pengkajiannya tidak boleh dilupakan adanya berbagai kendala dan ancaman perubahan, kondisi lingkungan yang terdapat di sekitarnya
39
untuk digunakan sebagai usaha untuk mempertahankan keunggulan komparatif tersebut. b. Strategi ST Strategi ini mempertemukan interaksi antara ancaman atau tantangan dari luar yang diidentifikasikan untuk memperlunak ancaman atau tantangan tersebut, dan sedapat mungkin merubahnya menjadi peluang bagi pengembangan selanjutnya. Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman. c. Strategi WO Strategi ini merupakan kajian yang menuntut adanya kepastian dari berbagai peluang dan kekurangan yang ada. Peluang yang besar di sini akan dihadapi oleh kurangnya kemampuan sektor untuk menangkapnya. Pertumbuhan harus dilakukan secara hati-hati untuk memilih dan menerima peluang tersebut. Khususnya dikaitkan dengan keterbatasan potensi kawasan. Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategi WT Merupakan tempat menggali berbagai kelemahan yang akan dihadapi sektor industri kecil dalam pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dari pertemuan antara ancaman dan tantangan dari luar dengan kelemahan yang terdapat di dalam kawasan. Strategi yang harus ditempuh adalah mengambil keputusan untuk mengendalikan kerugian
40
yang akan dialami dengan sedikit membenahi sumber daya internal yang ada. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan yang ada serta menghindari ancaman.
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.
Hasil Penelitian Hasil penelitin meliputi deskripsi profil industri konveksi, analisis kelayakan usaha industri konveksi dan strategi pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. 4.1.1
Profil Industri Konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Profil industri konveksi adalah deksripsi tentang latar belakang yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan usaha industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Profil industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten meliputi:
a. Berdirinya Industri Konveksi Industri konveksi di Desa Tambakboyo sudah cukup lama berkembang. Berdasarkan hasil wawancara di lapangan diketahui bahwa usaha industri konveksi ini berdiri sejak puluhan tahun yang lalu. Akan tetapi pada waktu itu usaha yang dilakukan adalah pembuatan karung dan kain tenun pada tahun 1980an dan dalam perkembangannya usaha tersebut berubah menjadi industri konveksi pada tahun 1990an.
41
42
Tabel 4.1 Tahun Berdiri dan Lama Usaha Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
No. Responden R1 R4 R5 R6 R7 R11 R14 R15 R16 R17 R19 R21 R23 R27 R28 R31 R33 R34 R39 R43 R44 R47 R49 R51 R52 R53 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 Rata-Rata Sumber:data diolah
Tahun Berdiri 1989 2006 2004 1996 2003 2000 2001 2002 1997 2000 1993 1994 2001 1990 1994 1992 1996 2001 1995 2002 2000 1991 2003 1995 1994 1995 1990 1991 1989 1989 2000 1990 1995 1993 2002
Lama Usaha (tahun) 21 4 6 14 7 10 9 8 13 10 17 16 9 20 16 18 14 9 15 8 10 19 7 15 16 15 20 19 21 21 10 20 15 17 8 13,62
43
Industri konveksi kelompok industri kecil tahun berdiri dan lama usaha dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2 Tahun Berdiri dan Lama Usaha Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
No. Responden R2 R3 R8 R9 R10 R12 R13 R18 R20 R22 R24 R25 R26 R29 R30 R32 R35 R36 R37 R38 R40 R41 R42 R45 R46 R48 R50 R54 Rata-Rata Sumber:data diolah
Tahun Berdiri 2004 1991 1994 2002 1998 2005 1989 1994 2001 1995 2006 1992 1998 1996 1998 1994 1993 1990 1995 1994 1991 2003 1992 2004 2000 2004 1995 1994
Lama Usaha (tahun) 6 19 16 8 12 5 21 16 9 15 4 18 12 14 12 16 17 20 15 16 19 7 18 6 10 6 15 16 13,14
Pada waktu itu hanya beberapa orang pengusaha yang membuka usaha konveksi, kemudian masyarakat sekitar ikut bekerja setelah
44
beberapa lama kemudian mereka membuka usaha konveksi sendiri. Usaha konveksi ini kemudian menjadi berkembang dan menjadi mata pencaharian masyarakat. Rata-rata responden telah menjalankan usahanya selama 13 sampai 14 tahun. Usaha yang dijalankan paling lama telah berdiri selama 21 tahun sejak tahun 1989, sedangkan usaha yang paling baru berdiri yaitu 4 tahun atau sejak tahun 2006. b. Jenis Industri Penggolongan jenis industri konveksi di Desa Tambakboyo berdasarkan jumlah tenaga kerja. Industri konveksi di Desa Tambakboyo masuk dalam kategori industri rumah tangga dan industri kecil dan tidak ada yang masuk dalam kategori industri sedang dan industri besar. Sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo jumlah tenaga kerja paling sedikit 2 orang dan paling banyak 16 orang. Pengelompokkan jenis industri dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.3 Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo No
Jenis Industri
Jumlah
Persentase (%)
1
Industri Rumah Tangga
35
56
2
Industri Kecil
28
44
Total
63
100
Sumber : data primer diolah 2011
45
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah unit industri rumah tangga sebanyak 35 unit industri dan kelompok industri kecil sebanyak 28 unit industri. Hal ini menunjukkan kelompok industri rumah tangga lebih banyak dari pada kelompok industri kecil. Perbandingan antara jenis industri kelompok industri rumah tangga dan industri kecil dapat dilihat pada grafik sebagai berikut: Grafik 4.1 Jenis Industri Konveksi di Desa Tambakboyo
c. Status Pemilikan Izin Usaha Sebuah industri harusnya memiliki izin usaha yaitu bentuk pengesahan suatu usaha pada waktu pendirian yang dilakukan oleh instansi pemerintah (instansi terkait) yang diperkuat dengan bukti tertulis atau akta. Akan tetapi kebanyakan industri kecil tidak memiliki izin usaha. Berikut ini merupakan tabel mengenai status kepemilikan izin usaha industri konveksi dari Desa Tambakboyo.
46
Tabel 4.4 Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi Di Desa Tambakboyo No
Jenis
Status Kepemilikan Usaha
Industri
∑
1
Industri RT
2
Industri Kecil
Jumlah (unit)
Milik Izin
Belum Izin
35
-
35
35
28
10
18
28
Total
10
53
63
Persentase
16%
84%
100%
Sumber : Data Primer diolah 2011 Tabel Status Kepemilikan Izin Usaha menunjukkan dari 63 unit industri konveksi, sebanyak 53 unit industri konveksi (84%) belum memiliki izin usaha dan dan hanya 10 unit industri konveksi (16%) yang sudah memiliki izin usaha. Masih minimnya industri konveksi yang belum memiliki izin usaha menandakan bahwa kesadaran pemilik usaha masih kurang. Tidak ada konsekuensi bagi para pemilik industri konveksi jika tidak memiliki izin usaha, karena tanpa memiliki izin usaha merekapun masih tetap bisa berjalan. Berdasarkan hasil penelitian, status kepemilikan izin usaha kelompok indsutri rumah tangga belum memiliki izin usaha sebanyak 35 unit dan tidak ada yang memiliki izin usaha. Kelompok industri kecil yang memiliki izin usaha sebanyak 18 unit dan yang memiliki izin usaha sebanyak 10 unit. Hal ini menunjukkan rata-rata industri
47
konveksi di Desa Tambakboyo belum memiliki izin usaha. Dapat dilihat pada grafik sebagai berikut: Grafik 4.2 Status Kepemilikan Izin Usaha Industri Konveksi Desa Tambakboyo
d. Peralatan Pada awalnya, dalam memproduksi usaha konveksi masih menggunakan mesin yang kecil, akan tetapi dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan banyak alat-alat baru yang dijual dipasaran pada tahun 1990an. Para pengusaha mulai menambah dan mengganti alat-alat untuk memproduksi, seperti gunting diganti mesin potong yang lebih mudah untuk memotong kain, mesin jahit kecil dan mesin obras diganti mesin obras yang bisa langsung jahit tanpa dua kali proses produksi walaupun mesin jahit masih digunakan untuk produksi yang lain.
48
Alat-alat yang digunakan untuk memproduksi konveksi Desa Tambakboyo antara lain : gunting, mesin potong, mesin jahit, mesin obras, mesin itik, mesin overdeck dan lain-lain. Penggunaan mesinmesin baru bertujuan untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi konveksi. e. Modal Usaha Industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten merupakan kelompok industri rumah tangga dan industri kecil. Untuk mengetahui modal yang dibutuhkan usaha konveksi dapat dilihat tabel berikut. Tabel 4.5 Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten No
Jenis Industri ∑
Modal Usaha
Jumlah
(dalam jutaan)
(unit)
>40
31-40
20-30
< 20
1
Industri RT
35
-
3
16
16
35
2
Industri Kecil
28
14
8
6
-
28
14
11
22
16
63
22%
18%
35%
25%
100%
Jumlah Total Persentase
Sumber : Data Primer diolah 2011
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah unit industri yang paling banyak berdasarkan modal usahanya adalah Rp 20.000.000-Rp
49
30.000.000 dengan rincian kelompok industri rumah tangga sebanyak 16 unit dan kelompok industri kecil 6 unit. Sedangkan jumlah unit yang paling sedikit berdasarkan besar modal adalah Rp31.000.000-Rp 40.000.000 dengan rincian kelompok rumah tangga 3 unit dan kelompok industri kecil 8 unit. Modal industri yang paling besar yaitu di atas Rp 40.000.000 pada kelompok industri kecil sebanyak 14 unit dan modal paling kecil di bawah Rp 20.000.000 pada kelompok industri rumah tangga sebanyak 16 unit. Rincian tersebut dapat dilihat pada grafik 4.3. Semakin besar modal semakin besar skala industri tersebut. Grafik 4.3 Modal Usaha Industri Konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten (dalam jutaan)
50
f. Tenaga Kerja Dari 63 unit industri konveksi yang diteliti, setidaknya mampu menyerap 297 tenaga kerja. Rincian tenaga kerja menggunakan tenaga kerja tetap saja tidak termasuk tenaga kerja sambilan, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perhitungan ganda, karena tenaga sambilan sifatnya hanya sementara dan dapat berpindah-pindah kerja dari industri konveksi yang satu ke industri konveksi yang lain. Tenaga kerja sambilan biasanya dibutuhkan pada waktu tertentu saja. Industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten berjumlah 63 unit usaha, dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 297 orang. 1) Jenis Kelamin Data yang diperoleh mengenai komposisi tenaga kerja industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Tenaga Kerja Industri Konveksi Menurut Jenis Kelamin No
Jenis Industri
Jenis Kelamin
∑
Jumlah Tenaga
Laki-laki
Perempuan
Kerja
1
Industri RT
35
4
95
99
2
Industri Kecil
28
30
168
198
Total
63
34
263
297
11%
89%
100%
Persentase
Sumber : data primer diolah
51
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 297 tenaga kerja yang terserap, 263 orang adalah tenaga kerja perempuan dan 34 orang adalah tenaga kerja laki-laki. Hal ini disebabkan tenaga kerja perempuan sangat berperan besar dalam proses produksi konveksi yaitu sebagai penjahit untuk menghasilkan suatu barang sedangkan tenaga
kerja
laki-laki
berperan
sebagai
tenaga
kerja
pengguntingan/pemotongan dan pengepakan. Dapat dilihat pada grafik berikut. Kelompok industri rumah tangga jumlah tenaga kerja laki-laki sebanyak 4 orang dan perempuan 95 orang, sedangkan kelompok industri kecil jumlah tenaga kerja laki-laki sebanyak 30 orang dan perempuan 168 orang. Kelompok indsutri kecil lebih banyak menyerap tenaga kerja dibandingkan kelompok industri rumah tangga walaupun industri rumah tangga jumlah unit industrinya labih banyak dibandingkan jumlah unit industri kecil. Dapat dilihat pada grafik sebagai berikut.
52
Grafik 4.4 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Jenis Kelamin
2) Usia Tenaga Kerja Usia tenaga kerja yang bekerja pada industri konveksi di Desa Tambakboyo dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Usia No
Jenis
Usia (tahun)
Industri
∑
1
Industri RT
2
(orang)
21-30
≤20
29
44
18
99
23
28
82
65
198
31
57
126
83
297
11%
19%
42%
28%
100%
>40
31-40
35
8
Industri Kecil
28
Total
63
Persentase
Jumlah
Sumber : data primer diolah Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat bahwa usia tenaga kerja pada industri konveksi di Desa Tambakboyo paling tinggi terdapat
53
pada kelompok umur 21-30 tahun atau sebesar 42% hal ini dikarenakan pada kelompok umur ini adalah tenaga yang produktif dalam industri konveksi dan paling sedikit pada kelompok umur > 40 tahun atau sebesar 11% dikarenakan kebanyakan tenaga kerja adalah wanita dan umur di atas 40 sudah tidak lagi produktif, sedangkan kelompok umur ≤20 tahun sebesar 28% dan kelompok umur 31-40 tahun sebesar 19%. Industri konveksi di Desa Tambakboyo jumlah tenaga kerja berdasarkan usia paling banyak adalah 21-30 tahun untuk kelompok industri rumah tangga sebanyak 44 orang dan kelompok industri kecil sebanyak 82 orang. Sedangkan jumlah tenaga kerja berdasarkan usia paling sedikit adalah usia di atas 40 tahun untuk kelompok industri rumah tangga sebanyak 8 orang dan kelompok industri kecil sebanyak 31 orang. Dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 4.5 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Usia 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
82 65 >40
44
31-40
29 18
23
28
≤20
8
Industri Rumah Tangga
21-30
Industri Kecil
54
3) Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh tenaga kerja. Tingkat pendidikan tenaga kerja pada industri konveksi di Desa Tambakboyo dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Tingkat Pendidikan No
Jenis Industri
Tingkat Pendidikan ∑
Jumlah (orang)
Tamat
Tamat
Tamat
Tidak
SMA
SMP
SD
Sekolah
1
Industri RT
35
24
38
24
13
99
2
Industri Kecil
28
47
64
62
25
198
Jumlah total
63
71
102
86
38
297
24%
34%
29%
13%
100%
Persentase
Sumber : data primer diolah Tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tenaga kerja pada industri konveksi di Desa Tambakboyo adalah tidak sekolah sebanyak 38 orang (13%) dengan rincian kelompok industri rumah tangga sebanyak 13 orang dan kelompok industri kecil 25 orang, Tamat SD sebanyak 86 orang (29%) kelompok industri rumah tangga 24 orang dan kelompok industri kecil 62 orang, Tamat SMP sebanyak 102 orang (34%) kelompok industri rumah tangga 38 orang dan kelompok industri kecil 64 orang, dan Tamat SMA sebanyak 71 (24%)
55
kelompok industri rumah tangga 24 orang dan kelompok industri kecil 47 orang. Paling banyak pada tingkat pendidikan Tamat SMP dan paling sedikit pada tingkat pendidikan tidak sekolah. Dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 4.6 Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Menurut Tingkat Pendidikan
Melihat data tersebut dapat kita simpulkan bahwa industri konveksi di Desa Tambakboyo ternyata mampu membuka lapangan kerja bagi mereka yang memiliki tingkat pendidikan cukup rendah. Hal ini disebabkan karena proses produksi industri konveksi tidak membutuhkan tingkat pendidikan tinggi, namun perlu keterampilan yang memadai dan keahlian didapat secara turun temurun sehingga tingkat pendidikan tidak terlalu diperhatikan.
56
4) Status Tenaga Kerja Status tenaga kerja pada industri konveksi pada penelitian ini menggunakan tenaga kerja tetap tanpa tenaga kerja sambilan yang berjumlah 297 orang. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perhitungan ganda, karena tenaga kerja sambilan sifatnya hanya sementara dan dapat berpindah-pindah kerja dari industri konveksi yang satu ke industri konveksi yang lain. Tenaga kerja sambilan biasanya dibutuhkan pada waktu tertentu saja. Tabel 4.9 Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi Desa Tambakboyo No
Jenis Industri
∑
Status Tenaga Kerja
Jumlah
Tetap
Sambilan
TK
1
Industri RT
35
99
-
99
2
Industri Kecil
28
198
-
198
63
297
-
297
100%
-
100%
Total Persentase Sumber : data primer diolah
Berdasarkan hasil penelitian, status tenaga kerja tetap industri konveksi di Desa Tambakboyo adalah tenaga kerja tetap. Kelompok industri rumah tangga sebanyak 99 orang dan kelompok industri kecil sebanyak 198 orang. Indistri kecil lebih banyak menyerap tenaga kerja dari pada industri rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa industri konveksi menjadi mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan
57
hidupnya. Hal ini dikarenakan industri konveksi di Desa Tambakboyo sudah merupakan sentra industri konveksi dan sulitnya mencari kerja selain manjadi tenaga kerja di industri konveksi yang disebabkan kebanyakan yang bekerja adalah perempuan dan tingkat usia masih muda dan tingkat pendidikan kebanyakan Tamat SMP yang telah dijelaskan sebelumnya. Status tenaga kerja industri konveksi Desa Tambakboyo dapat dilihat pada grafik sebagai berikut.
Grafik 4.7 Status Tenaga Kerja Tetap Industri Konveksi Desa Tambakboyo
5) Asal Tenaga Kerja Asal tenaga kerja adala asal daerah tempat tinggal tenaga kerja. Asal daerah tenaga kerja dibedakan menjadi dua yaitu dalam daerah
58
dan luar daerah. Maksud dari dalam daerah adalah asal tenaga kerja masih tergolong dari daerah sendiri yaitu Desa Tambakboyo, sedangkan luar daerah yaitu luar dari Desa Tambakboyo. Asal tenaga kerja industri konveksi di Desa Tambakboyo dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.10 Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten No
Jenis Industri
Asal Tenaga Kerja ∑
Dalam Desa
Luar Desa
Jumlah TK
1
Industri RT
35
62
37
99
2
Industri Kecil
28
114
84
198
Total
63
176
121
297
59%
41%
100%
Persentase Sumbe : data primer diolah
Berdasarkan hasil penilitian asal tenaga kerja industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan untuk kelompok industri rumah tangga untuk asal dalam daerah sebanyak 62 orang dan luar daerah 114 orang, sedangkan kelompok industri kecil untuk kelompok industri rumah tangga sebanyak 37 orang dan kelompok industri kecil 84 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang terserap kebanyakan dari dalam daerah. Dapat dilihat pada grafik 4.8 sebagai berikut.
59
Grafik 4.8 Asal Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo
g. Upah Upah yang berlaku pada industri konveksi Desa Tambakboyo ada dua jenis yaitu upah borongan dan upah harian menurut masingmasing industri. Biasanya upah borongan untuk pekerja jahit dan upah harian untuk pekerja potong dan pengepakan. Besar upah tenaga kerja dapat dilihat pada tabel berikut :
60
Tabel 4.11 Rincan Upah Pekerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo No
Proses Produksi
Upah (Rp)
1
Pengguntingan/pemotongan
15.000 - 30.000 per hari
2
Jahit
3
a. Celana
300-500 per potong
b. Kaos
500-1000 per potong
c. Jaket / jamper
1000-2000 per potong
Pengepakan
15.000 - 20.000 per hari
Sumber : Data Primer diolah Bagi tenaga kerja jahit upah yang diterima menurut output yang mereka hasilkan. Rata-rata upah yang dihasilkan sebesar Rp15.000 sampai Rp 30.000 per hari. Pemberian upah yang diberikan yaitu mingguan. Besar jumlah upah yang diterima berdasarkan output yang dihasilkan selama satu minggu. h. Produksi Produksi konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten terdapat dua jenis yaitu produksi massal dan produksi pesanan. Produksi massal yaitu produksi yang dilakukan setiap saat, sedangkan produksi pesanan merupakan produksi yang dilakukan untuk memenuhi pesanan dari konsumen. Bahan baku utama industri konveksi adalah kain yang diperoleh dari dalam Kabupaten Klaten dan luar Kabupaten Klaten seperti Solo, Bandung hingga Jakarta.
61
Tabel 4.12 Rata-Rata Produktivitas Tenaga KerjaKonveksi Desa Tambakboyo No 1
Indikator
Jumlah
Jenis Produksi
2
a. Celana
30 unit/orang/hari
b. Kaos
25 unit/orang/hari
c. Jaket
15 unit/orang/hari
Hasil produksi
70 unit/hari
Sumber : data primer diolah Jenis produksi kelompok industri rumah tangga ada 3 jenis yaitu kaos, celana dan jaket. Jumlah produksi paling banyak adalah celana sebesar 17.400, kaos sebesar 11.850 dan jaket 1.600. Sebagian besar industri konveksi memproduksi jenis kaos dan celana. Jumlah unit yang memproduksi jenis hasil produksi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
62
Tabel 4.13 Jenis Produksi Kelompok Industri Rumah Tangga No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Responden
Jenis Usaha
R1 Kaos, Celana R4 Kaos, Celana R5 Kaos, Celana, jaket R6 Kaos, Celana R7 Kaos, Celana R11 Celana R14 Kaos, Celana R15 Kaos, Celana R16 Kaos, Celana R17 Kaos, Celana R19 Kaos, Celana R21 Kaos, Celana R23 Kaos, Celana R27 Kaos, Jaket R28 Kaos, Celana R31 Kaos, Jaket R33 Kaos, Celana R34 Kaos, Celana R39 Celana R43 Kaos, Celana R44 Kaos, Celana R47 Kaos, Celana R49 Kaos, Celana R51 Kaos, Celana, Jaket R52 Kaos, Celana R53 Kaos, Celana R55 Kaos, Celana R56 Kaos, Celana R57 Kaos, Celana R58 Kaos, Celana R59 Kaos, Celana, Jaket R60 Kaos, Celana R61 Kaos, Jaket R62 Kaos, Celana R63 Kaos, Celana Total Sumber : Data Primer diolah
Jenis Industri Kaos Celana Jaket 450 300 450 350 300 250 250 350 350 350 350 350 450 350 450 250 450 250 400 350 350 400 250 300 250 400 400 450 400 400 450 350 400 11.850
700 500 700 550 500 350 350 350 450 450 450 450 450
200
250 350 250 300 700 800 350 650 650 700 700 350 550 300 700 700 750 600 700
200
300 400
600 700 17.400
1.600
63
Sedangkan untuk kelompok industri kecil, jenis produk yang dihasilkan adalah kaos, celana dan jaket dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.14 Jenis Produksi Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Responden
Jenis Usaha Kaos, Celana, Jaket Kaos, Celana Kaos, Celana, Jaket Kaos, Celana Kaos, Celana, Jaket Kaos, Jaket Kaos, Celana Kaos, Celana Kaos, Celana, Jaket Kaos, Jaket Kaos, Celana Kaos, Celana Kaos, Celana Kaos, Celana, Jaket Kaos, Celana, Jaket Kaos, Celana Kaos, Celana Kaos, Celana Kaos, Celana, Jaket Kaos, Celana Kaos, Celana Kaos, Celana Kaos, Celana Kaos, Celana, Jaket Kaos, Celana Kaos, Celana, Jaket Kaos, Celana Kaos, Celana, Jaket
R2 R3 R8 R9 R10 R12 R13 R18 R20 R22 R24 R25 R26 R29 R30 R32 R35 R36 R37 R38 R40 R41 R42 R45 R46 R48 R50 R54 Total Sumber : Data Primer diolah
Jenis Industri Kaos Celana Jaket 2000 3000 500 1000 1500 2000 3000 500 800 1200 700 1000 300 900 500 1500 2500 900 1500 1500 2500 1000 900 700 900 1500 850 1200 900 1500 1800 2500 600 1200 2000 400 900 1300 1000 1800 450 700 1500 2500 1000 850 1200 900 1500 800 1200 800 1200 800 1100 800 1200 1000 1500 800 800 1000 2500 3500 1500 30950 44600 7800
64
Jumlah produksi industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan dalam satu bulan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.15 Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo (dalam satu bulan) No
Jenis Industri
Jenis Produk
∑
Kaos
Celana
Jaket
1
Industri RT
35
11.850
17.400
1600
2
Industri Kecil
28
30.950
44.600
7800
Total
63
42.800
62.000
9400
Sumber : Data Primer diolah Jumlah produksi industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan dalam satu bulan dapat dilihat pada grafik sebagai berikut. Grafik 4.9 Hasil Produksi Industri Konveksi Desa Tambakboyo (dalam satu bulan)
Berdasarkan tabel dan grafik di atas industri konveksi Desa Tambakboyo rata-rata hasil produksi paling banyak celana sebanyak
65
62.000 potong, kaos 43.050 potong dan jaket 9400 potong per bulan. Industri rumah tangga mampu menghasilkan 12100 kaos, 17400 celana dan 1600 jaket. Industri kecil mampu menghasilkan 30950 kaos, 44600 celana dan 7800 jaket. Banyaknya kendala yang dihadapi dalam proses produksi industri konveksi
seperti kendala mengenai kenaikan bahan baku,
keterbatasan peralatan dan persaingan harga industri konveksi mempengaruhi jumlah hasil produksi. Tetapi rata-rata pekerja dapat menghasilkan hasil seperti rincian pada tabel 4.10 diatas. i. Pemasaran Produk industri konveksi dari Desa Tambakboyo tidak hanya dipasarkan di daerah Kabupaten Klaten saja tetapi juga sampai keluar daerah bahkan ada yang sampai keluar pulau Jawa. Dalam hal pemasaran, pengusaha industri konveksi tidak terlalu mengalami kesulitan, karena biasanya telah memiliki pelanggan sendiri dari daerah tertentu dan juga memiliki semacam makelar di daerah tertentu yang datang sendiri ke tempat usaha mereka. Daerah pemasaran produk industri konveksi Desa Tambakboyo sudah cukup luas. Persentase daerah tersebut dapat kita lihat pada tabel:
66
Tabel 4.16 Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten No
Jenis Industri
∑
Daerah Pemasaran Produk Lokal
Luar Daerah
Jumlah (unit)
1
Industri RT
35
24
11
35
2
Industri Kecil
28
2
26
28
Total
63
26
37
63
41%
59%
100%
Persentase Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan tabel di atas dearah pemasaran menunjukkan lebih banyak produk yang dipasarkan di luar daerah daripada di dalam daerah sendiri. Dapat kita lihat bahwa produk industri konveksi dari Desa Tambakboyo 40% dipasarkan di dalam daerah Kabupaten Klaten dan sebanyak 60% telah dipasarkan di luar daerah, di luar yang dimaksud juga termasuk di luar Propinsi Jawa Tengah dan luar Pulau Jawa jadi jangkauan pemasaran industri cukup luas. Hasil penelitian ini, daerah pemasaran produk industri konveksi Desa Tambakboyo kelompok industri rumah tangga daerah pemasaran produk lokal sebanyak 24 unit dan luar daerah 11 unit, sedangkan kelompok industri kecil derah pemasaran produk lokal sebanyak 2 unit dan luar daerah 26 unit. Dapat dilihat pada grafik 4.9 sebagai berikut.
67
Grafik 4.10 Daerah Pemasaran Produk Industri Konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten
Pemasaran juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi para pengusaha industri konveksi Desa Tambakboyo, selain dari sisi teknologidan peralatan, jangkauan pemasaran hasil produksi industri konveksi Desa Tambakboyo sudah cukup luas tetapi masih dapat lebih dikembangkan. Sistem pemasaran yang masih menggantungkan pelanggan dan makelar masih bisa dikembangkan dengan strategi promosi lain seperti pemasaran melalui media cetak maupun media elektronik, contohnya seperti koran, radio dan internet yang belum banyak dilakukan.
68
j. Pendapatan dan Keuntungan Berdasarkan hasil penelitian dari data primer didapat rata-rata pendapatan dan biaya industri konveksi Desa Tambakboyo adalah sebagai berikut:
No
Table 4.17 Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri RT Desa Tambakboyo Keterangan 2007 2008 2009
1
Pendapatan
2
Biaya Var.
2010
88,506,300.00
90,745,871.43
92,265,871.43 92,863,728.57
-Upah Tenaga Kerja
15,638,071.43
15,718,900.00
15,940,428.57 16,311,628.57
-Bahan Baku
56,130,371.43
58,422,514.29
59,663,961.90 58,923,000.00
2,222,000.00
2,224,571.43
2,314,000.00
2,329,571.43
1,455,714.29
1,456,285.71
1,453,428.57
1,462,000.00
698,428.57
786,142.86
786,142.86
786,142.86
12,137,457.14
12,107,909.52
-Transportasi dll Biaya Tetap -Biaya penyusutan -biaya perawatan 3
Profit (1-2) 12,361,714.29
Sumber : data primer diolah
13,051,385.71
69
No
Table 4.18 Rata-rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Keterangan 2007 2008 2009
2010
220,543,035.71
218,881,964.29
221,203,392.86
223,562,142.86
36,886,107.14
37,097,059.52
37,214,619.05
38,342,428.57
147,120,500.00
148,769,309.52
148,325,119.05
150,320,514.29
2,698,392.86
2,724,285.71
2,808,392.86
2,824,464.29
-Biaya penyusutan
1,981,428.57
1,985,892.86
1,989,464.29
1,987,678.57
-biaya perawatan
1,140,357.14
1,235,357.14
1,231,785.71
1,246,071.43
30,716,250.00
27,070,059.52
29,634,011.90
28,840,985.71
1
Pendapatan
2
Biaya Var. -Upah Tenaga Kerja -Bahan Baku -Transportasi dll Biaya Tetap
3
Profit (1-2) Sumber : data primer diolah 4.1.2 a.
Analisis Kelayakan Usaha Perhitungan Net Present Value Net Present Value merupakan nilai sekarang dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate tertentu. Net Present Value (NPV) menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost (biaya). Apabila NPV > 0 berarti proyek tersebut menguntungkan. Sebaliknya jika NPV < 0 berarti proyek tersebut tidak layak diusahakan. Perhitungan NPV kelompok industri Rumah Tangga dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
70
Tabel 4.19 Perhitungan Net Present ValueKelompok Industri RT Tahun Benefit
1
Cost
Net Benefit
DF
NPV
(Rp)
(Rp)
(1-2)
12%
(4x5)
2
3
4
5
6
2007
88,506,300.00
76,144,585.71
12,361,714.29
0,893 11,039,010.86
2008
90,745,871.43
78,608,414.29
12,137,457.14
0,797
9,673,553.34
2009
92,265,871.43
80,157,961.90
12,107,909.52
0,712
8,620,831.58
2010
92,863,728.57
79,812,342.86
13,051,385.71
0,636
8,300,681.31
364,381,771.43
314,723,304.76
49,658,466.67
Jumlah
37,634,077.10
Sumber : data primer diolah Sedangkan untuk perhitungan NPV kelompok industri kecil dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.20 Perhitungan Net Present Value Kelompok Industri Kecil Tahun Benefit
Cost
Net Benefit
DF
NPV
(Rp)
(Rp)
(1-2)
12%
(4x5)
2
3
4
5
6
2007
220,543,035.71
189,826,785.71
30,716,250.00 0,893 27,429,611.25
2008
218,881,964.29
191,811,904.76
27,070,059.52 0,797 21,574,837.44
2009
221,203,392.86
191,569,380.95
29,634,011.90
2010
223,562,142.86
194,721,157.14
28,840,985.71 0,636 18,342,866.91
Jumlah
884,190,535.71
767,929,228.57 116,261,307.14
1
Sumber : data primer diolah
0,712 21,099,416.48
88,446,732.08
71
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa Net Present Value dari industri konveksi di Desa Tambakboyo Kelompok Industri Rumah Tangga sebesar Rp 37,634,077.10 dan Kelompok Industri Kecil sebesar Rp 88,446,732.08. Oleh karena nilai NPV kedua kelompok industri tersebut lebih besar daripada nol, maka industri konveksi di Desa Tambakboyo layak dilakukan. b.
Perhitungan Benefit Cost Ratio Suatu proyek industri dikatakan memiliki keuntungan ekonomis, layak dilaksanakan, apabila nilai Benefit Cost Ratio (BCR) lebih besar daripada satu, jika nilai BCR lebih kecil daripada satu, maka proyek industri akan mendatangkan kerugian ekonomis apabila dilaksanakan (Gasperzs, 2002:145). Tabel 4.21 Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Rumah Tangga
Tahun
1
Benefit
Cost
DF
PV (B)
PC (C)
12%
(2x4)
(3x4)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
2
3
4
5
6
2007
88,506,300.00
76,144,585.71
0,893
79,036,125.90
67,997,115.04
2008
90,745,871.43
78,608,414.29
0,797
72,324,459.53
62,650,906.19
2009
92,265,871.43
80,157,961.90
0,712
65,693,300.46
57,072,468.88
2010
92,863,728.57
79,812,342.86
0,636
59,061,331.37
50,760,650.06
364,381,771.43
314,723,304.76
276,115,217.26
238,481,140.16
Sumber : data primer diolah
72
1,16 Tabel 4.22 Perhitungan Benefit Cost Ratio Kelompok Industri Kecil Tahun
1
Benefit
Cost (Rp)
DF 12% (Rp)
PV (B) (2x4) (Rp)
PC (C) (3x4) (Rp)
(Rp) 2
3
4
5
6
2007
220,543,035.71
189,826,785.71
0,893
196,944,930.89
169,515,319.64
2008
218,881,964.29
191,811,904.76
0,797
174,448,925.54
152,874,088.10
2009
221,203,392.86
191,569,380.95
0,712
157,496,815.71
136,397,399.24
2010
223,562,142.86
194,721,157.14
0,636
142,185,522.86
123,842,655.94
884,190,535.71
767,929,228.57
671,076,195.00
582,629,462.92
Sumber : data primer diolah
1,15 Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai BCR untuk kelompok industri rumah tangga adalah 1,16 dan kelompok industri kecil sebesar 1,15. Nilai BCR tersebut berarti bahwa nilai manfaat yang diperoleh dalam kelompok industri rumah tangga adalah sebesar
73
1,16 kali lipat dari nilai biaya yang dikeluarkan pada tingkat bunga sebesar 12% dan 1,15 kali lipat untuk kelompok industri kecil. Nilai BCR lebih besar daripada satu maka industri konveksi di Desa Tambakboyo layak diusahakan. c.
Perhitungan Internal Rate of Return Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskon yang akan menyamakan nilai sekarang dari arus kas bersih dengan biaya awal proyek, jika nilai sekarang dari arus kas melebihi biaya awal proyek, kita menaikkan tingkat diskon dan mengulangi prosesnya. Sebaliknya, jika nilai sekarang arus kas bersih dari proyek lebih rendah dari biaya awalnya, kita menurunkan tingkat diskon. Proses ini berlanjut sampai tingkat diskon yang ditemukan menyamakan nilai sekarang arus kas bersih dengan biaya awal proyek. Tingkat diskon yang ditemukan adalah tingkat pengembalian internal (IRR) dari proyek (Salvatore, 2005:277).
74
Tabel 4.23 Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri RT Tahun
Arus Kas (Rp) 2
DF 36% 3
NPV1 (2x3) 4
DF 38% 5
NPV2 (2x5) 6
1 2007
12,361,714.29 0.735
9,085,860.00
0.725
8,962,242.86
2008
12,137,457.14 0.541
6,566,364.31
0.525
6,372,165.00
2009
12,107,909.52 0.398
4,818,947.99
0.381
2010
13,051,385.71 0.292
3,811,004.63
0.276
49,658,466.67
24,282,176.93
Jumlah
4,613,113.53 3,602,182.46 23,549,703.84
Sumber : data primer diolah
Tabel 4.24 Perhitungan Internal Rate of Return Kelompok Industri Kecil Tahun
Arus Kas
DF
NPV1
DF
NPV2
(Rp)
36%
(2x3)
38%
(2x5)
1
2
3
4
5
6
2007
30,716,250.00
0.735 22,576,443.75
0.725 22,269,281.25
2008
27,070,059.52
0.541 14,644,902.20
0.525 14,211,781.25
2009
29,634,011.90
0.398 11,794,336.74
0.381 11,290,558.54
2010
28,840,985.71
0.292
Jumlah
116,261,307.14
Sumber : data primer diolah
Dimana : i1
= tingkat bunga ke-1
8,421,567.83 57,437,250.52
0.276
7,960,112.06 55,731,733.09
75
i2
= tingkat bunga ke-2
N1 = NPV1 positif N2 = NPV2 negatif Maka, perhitungan Internal Rate of Return atau IRR berdasarkan rumus interpolasi diatas adalah a) Internal Rate of Return Kelompok Industri RT
= 0,36 + (0,51)(0,02) = 0,36 + 0,01 = 0,37 = 37% b) Internal Rate of Return Kelompok Industri Kecil
= 0,36 + (0,51)(0,02) = 0,36 + 0,01 = 0,37 = 37%
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai IRR sebesar 38% karena nilai ini lebih besar daripada tingkat bunga bank yang berlaku pada saat dilaksanakannya penelitian sebesar 12% maka dapat disimpulkan bahwa usaha industri konveksi di
76
Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten layak dilakukan. 4.1.3
Analisis SWOT Strategi pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Alat analisa ini bertujuan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh industri. Analisis SWOT mengurai tentang kekuatan dan kelemahan eksternal dan internal suatu unit usaha. Lingkungan internal inilah yang harus dipahami untuk lebih bisa memajukan sebuah organisasi/perusahaan. Lingkungan internal adalah keadaan dari unit usaha itu sendiri yaitu kelebihan dan kekurangan usaha tersebut, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan eksternal adalah keadaan di sekitar unit usaha tersebut seperti pesaing, kondisi ekonomi, pemerintahan dan lainya yang dapat mempengaruhi unit usaha tersebut.
Analisis SWOT terdiri dari Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman).
77
Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data pada industri konveksi di Desa Tambakboyo, maka dapat disusun analisis SWOT sebagai berikut. a. Identifikasi Faktor-Faktor Strategi Internal dan Eksternal Identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) dalam analisis SWOT, maka disusun tabel faktor-faktor strategi internal dan eksternal yang bertujuan untuk memperoleh rincian formula yang strategis sebagai berikut: 1) Faktor Strategi Internal Tabel 4.25 Faktor Strategi Internal Kelompok Industri RT Faktor Strategis Internal Bobot Peringkat Kekuatan a. Bahan baku yang mudah di dapat 0.103 3 b. Potensi SDM 0.108 3 c. Kualitas yang terjaga 0.098 3 d. Ciri khas produk dan segmentasi pasar 0.097 3 e. Produktivitas yang cukup tinggi 0.100 3 Kelemahan a. Keterbatasan modal 0.109 3 b. Kurangnya kreativitas dalam desain 0.104 3 produk c. Kurangnya kemampuan promosi dan 0.101 3 distribusi d. Keterbatasan keterampilan dan teknologi 0.099 3 e. Kurangnya motivasi pelaku usaha 0.083 2 1 Sumber : data primer diolah
Skor 0.309 0.324 0.294 0.291 0.300 0.327 0.312 0.303 0.297 0.166 2.92
78
Tabel 4.26 Faktor Strategi Internal Kelompok Industri Kecil Faktor Strategis Internal
Bobot
Peringkat
Skor
a. Bahan baku yang mudah di dapat
0.106
3
0.318
b. Potensi SDM
0.110
3
0.330
c. Kualitas yang terjaga
0.105
3
0.315
d. Ciri khas produk dan segmentasi pasar
0.091
3
0.273
e. Produktivitas yang cukup tinggi
0.107
3
0.321
a. Keterbatasan modal
0.105
3
0.315
b. Kurangnya kreativitas dalam desain
0.100
3
0.300
0.102
3
0.306
d. Keterbatasan keterampilan dan teknologi
0.091
3
0.273
e. Kurangnya motivasi pelaku usaha
0.081
2
0.162
Kekuatan
Kelemahan
produk c. Kurangnya kemampuan promosi dan distribusi
1
2.91
Sumber : data primer diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa faktor-faktor strategi internal, faktor kekuatan yang paling besar kelompok industri rumah tangga adalah potensi SDM dengan skor 0.324 dan industri kecil adalah potensi SDM sebesar 0.330 yang menggambarkan bahwa produktivitas yang cukup tinggi.
Hal itu menunjukkan bahwa
produktivitas merupakan faktor utama yang dapat memberi pengaruh positif
terhadap
pengembangan
industri
konveksi
di
Desa
Tambakboyo. Oleh karena itu, produktivitas industri konveksi di Desa Tambakboyo perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar tetap menjadi
79
kekuatan bagi industri konveksi Desa Tambakboyo, sedangkan faktor kelemahan yang paling tinggi untuk kelompok industri rumah tangga adalah keterbatasan modal dengan skor 0.327 dan industri kecil dengan skor 0.315. Modal yang terbatas membuat industri konveksi di Desa Tambakboyo mengalami kesulitan untuk mengembangkan usahanya. Kelemahan tersebut perlu diatasi dengan bantuan pemberian modal dari pemerintah. 2) Faktor Strategi Eksternal Tabel 4.27 Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri RT Faktor Strategi Eksternal
Bobot
Peringkat
Skor
a. Dukungan dan perhatian pemerintah
0.111
3
0.333
b. Peluang pasar yang cukup tinggi
0.106
3
0.318
c. Pengembangan klaster industri konveksi
0.092
2
0.184
d. Kondisis sosial yang cukup kondusif
0.097
3
0.291
e. Meningkatkan
0.110
3
0.330
a. Meningkatnya isu lingkungan
0.085
2
0.170
b. Meningkatnya persaingan regional dan
0.109
3
0.327
c. Pasar yang semakin selektif
0.110
3
0.330
d. Kontinuitas bahan baku
0.095
3
0.285
e. Perekonomian yang tidak stabil
0.086
2
0.172
Peluang
pesanan
untuk
jenis
produk Ancaman
nasional
1 Sumber : data primer diolah
2.74
80
Tabel 4.28 Faktor Strategi Eksternal Kelompok Industri Kecil Faktor Strategi Eksternal
Bobot
Peringkat
Skor
a. Dukungan dan perhatian pemerintah
0.107
3
0.321
b. Peluang pasar yang cukup tinggi
0.107
3
0.321
c. Pengembangan
industri
0.094
3
0.282
d. Kondisis sosial yang cukup kondusif
0.104
3
0.312
e. Meningkatkan pesanan untuk jenis
0.108
3
0.324
a. Meningkatnya isu lingkungan
0.086
2
0.172
b. Meningkatnya persaingan regional
0.108
3
0.324
c. Pasar yang semakin selektif
0.099
3
0.297
d. Kontinuitas bahan baku
0.098
3
0.294
e. Perekonomian yang tidak stabil
0.091
3
0.273
Peluang
klaster
konveksi
produk Ancaman
dan nasional
1
2.92
Sumber : data primer diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa diantara faktor-faktor strategi eksternal, faktor peluang paling besar kelompok industri rumah tangga adalah dukungan dan perhatian pemerintah dengan skor 0.333 yang artinya industri konveksi memiliki kesempatan untuk mengembangkan usahanya dengan menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah. Bentuk kerjasama dapat berupa pelatihan, bantuan modal, maupun publikasi dan promosi sedangkan peluang kelompok industri kecil paling besar adalah meningkatkan pesanan
81
untuk jenis produk dengan skor 0.324 yang artinya industri ini memiliki peluang dan bisa berkembang dengan cara memperbanyak jenis produk industri agar konsumen dapat memilih produk apa yang diinginkan. Faktor ancaman yang paling tinggi untuk kelompok industri rumah tangga adalah pasar yang semakin selektif dengan skor 0.330 dan ancaman untuk kelompok industri kecil adalah meningkatnya persaingan regional dan nasional dengan skor 0.324. Hal ini menunjukkan bahwa jika tidak dapat bersaing dengan konveksi lain, maka industri konveksi dapat mengalami kegagalan. Oleh karena itu, industri konveksi di Desa Tambakboyo perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk agar dapat bersaing dengan industri konveksi yang lain. Kelompok industri rumah tangga skor total faktor strategi eksternal sebesar 2.74 lebih kecil dari skor total faktor strategi internal sebesar 2.92. Nilai tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor strategi internal lebih berpengaruh terhadap pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo dibanding dengan faktor-faktor strategi eksternalnya. Pada kelompok industri kecil yaitu skor total faktor eksternal sebesar 2.92 lebih besar dari skor total faktor strategi internal yaitu 2.91 yang artinya bahwa faktor strategi eksternal lebih berpengaruh terhadap pengembangan industri konveksi dibanding dengan faktor internalnya.
82
Berdasarkan tabel di bawah ini matrik eksternal – internal, kelompok industri rumah tangga dan kelompok industri kecil dengan nilai total skor dari faktor internal sebesar 2.92 dan 2.91 dan faktor eksternal sebesar 2.74 dan 2.92. Strategi yang tepat bagi kedua kelompok industri konveksi di Desa Tambakboyo adalah strategi integrasi horizontal atau stabilitas. Tabel 4.29 Matrik eksternal-internal Kuat (3-4) PERTUMBUHAN Konsentrasi melalui integrasi vertical
Rata-Rata (2-3) PERTUMBUHAN Kosentrasi melalui integrasi horizontal
Rata-rata (2-3)
STABILITAS
Lemah (1-2)
PERTUMBUHAN Diversifikasi kosentrik
PERTUMBUHAN PENCIUTAN Kosentrasi melalui Strategi divestasi integrasi horizontal STABILITAS Profit strategi PERTUMBUHAN LIKUIDASI Diversifikasi konglomerat
Kuat (3-4)
Lemah (1-2) PENCIUTAN Strategi turnaround
Strategi integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas usaha dengan cara membangun di lokasi yang lain dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Industri konveksi Desa Tambakboyo
Kecamatan
Pedan
Kabupaten
Klaten
dapat
meningkatkan kualitas produk dengan manambah desain produk atau memperbanyak jenis produk dan memperluas pasar dengan cara promosi pemsaran menggunakan media yang belum dipakai tetapi
83
sudah dipakai pada industri konveksi daerah lain yang telah efektif yakni menggunakan media internet. Sedangkan strategi stabilitas bersifat defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Pada industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten dapat memperkuat kerjasama antar industri misalnya dengan pembentukan Kelompok
Usaha
Bersama
antar industri
konveksi
di Desa
Tambakboyo Kecamatan Pedan maupun di Kabupaten Klaten. b. Matriks SWOT Penentuan strategi yang digunakan untuk analisis strategi pengembangan menggunakan Matriks SWOT, dapat dilahat pada tabel berikut:
84
Tabel 4.30 Penentuan Strategi Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W) a. Bahan baku yang mudah a. Keterbatasan modal didapat b. Kurangnya kreatifitas b. Potensi SDM dalam desain produk c. Kualitas terjaga c. Kurangnya kemampuan d. Cirri khas produk dan promosi dan distribusi segmentasi pasar d. Keterbatasan keterampilan e. Produktivitas yang cukup dan teknologi Faktor Eksternal tinggi e. Kurangnya motivasi pelaku usaha Peluang (O) Strategi SO Strategi WO a. Dukungan dan perhatian a. Memprioritaskan produksi a. Perhatian pemerintah pemerintah massal dalam bentuk pemberian b. Peluang pasar yang cukup b. Menjaga kualitas produk bantuan modal dan tinggi untuk memelihara peralatan c. Pengembangan klaster kesetiaan konsumen b. Meningkatkan promosi industri konveksi c. Menambah desain baru untuk menjangkau pasar d. Kondisis sosial yang agar calon pembeli yang lebih luas khususnya cukup kondusif memiliki lebih banyak luar jawa yang semakin e. Meningkatkan pesanan pilihan berkurang untuk jenis produk Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT a. Meningkatnya isu a. Menjaga cirri khas a. Motivasi pelaku usaha lingkungan produk agar mampu untuk dapat b. Meningkatnya persaingan bersaing dengan industri mengembangkan regional dan nasional konveksi yang lain usahanya c. Pasar yang semakin b. Menjaga kontinuitas b. Meningkatkan selektif bahan baku dengan kemampuan manajerial d. Kontinuitas bahan baku mencari alternative bahan pemilik usaha e. Perekonomian yang tidak baku yang lebih murah stabil
Adapun yang menjadi alasan penentuan strategi-strategi SWOT di atas. Keterangan prioritas penentuan strateginya adalah :
85
Strategi SO a) Memprioritaskan produksi massal Mengingat kemampuan karyawan dalam memproduksi produk konveksi menjadi kekuatan produksi massal diharapkan menjadi prioritas sehingga tidak harus menunggu pesanan untuk melakukan proses produksi akan tetapi strategi ini juga harus didukung oleh modal yang besar. b) Menjaga kualitas produk Hasil produksi sentra industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten, sudah baik daripada produk sejenis di sentra industri konveksi Kabupaten Klaten yang lain. Tentunya dengan menjaga kualitas hasil produk akan dapat memelihara kesetiaan konsumen agar konsumen tidak beralih ke produk industri konveksi yang lain. c) Menambah desain baru Penambahan jenis produk dan desain produk seperti baju muslim atau desain motif atau sablon yang bervariasi akan dapat menarik konsumen dan akan lebih banyak pilihan. Strategi ST a) Menjaga cirri khas produk konveksi Desa Tambakboyo Menjaga ciri khas produk konveksi Desa Tambakboyo yang sudah menjadi unggulan produk dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin selektif.
86
b) Menjaga kelangsungan bahan baku Perlu manjaga kontinuitas bahan baku dimaksudkan selain untuk menjaga kualitas produk konveksi juga untuk menjaga biaya produksi tinggi, kerena bahan baku cenderung tidak stabil. Strategi WO a) Perhatian pemerintah Peran pemerintah sebagai dukungan terhadap industri kecil sangat diperlukan karena biasanya dukungan pemerintah sangat efektif dalam mengembangkan industri kecil. b) Meningkatkan promosi Memperluas promosi mengingat pemasaran sudah sampai keluar Jawa Tengah, hanya saja belum optimalnya strategi pemasarannya. Seperti belum optimal digunakannya media elektronik seperti radio dan internet. Strategi WT a) Motivasi pelaku usaha Motivasi pelaku usaha perlu ditingkatkan dengan memperluas akses informasi pasar untuk mengetahui keadaan pasar guna menghadapi perekonomian yang tidak stabil. Artinya bahwa pelaku usaha akan lebih termotivasi jika mengatahui kondisi pasar, jadi mereka tahu strategi apa dan bagaimana harus menghadapi persaingan pasar.
87
b) Meningkatkan kemampuan manajerial Kemampuan manajerial pemilik usaha konveksi Desa Tambakboyo masih kurang, terlihat dari belum adanya pembukuan yang rapi tentang laporan rugi / laba, hanya perkiraan saja dalam merencanakan proses produksi, sehingga tidak terlalu terperinci. Perlunya meningkatkan kemampuan manajerial untuk meminimalisir kegagalan dalam proses produksi. 4.2.
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa hal yang dapat dibahas untuk diketahui lebih lanjut : 4.2.1
Analisis Kelayakan Usaha Suatu usaha dalam pelaksanaannya pada umumnya memerlukan
dana yang cukup besar untuk keberlangsungan dan keberlanjutan usahanya, baik itu untuk proses produksi maupun investasi, namun banyak usaha yang setelah dijalankan sekian lama ternyata tidak menguntungkan. Oleh karena itu, perlu ada sebuah kajian untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu usaha dilaksanakan, yaitu dengan analisis kelayakan usaha. Analisis kelayakan usaha menggunakan analisis Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR). Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan usaha di sentra industri konveksi Desa Tambakboyo didapatkan hasil NPV kelompok industri RT sebesar Rp 37,634,077.10 dan kelompok industri kecil sebesar Rp88,446,732.08 karena nilai NPV lebih besar daripada nol, maka industri
88
konveksi di Desa Tambakboyo layak dilaksanakan. Nilai BCR untuk kelompok industri RT sebesar 1,16 dan kelompok industri kecil sebesar 1,15. Nilai BCR tersebut berarti bahwa nilai manfaat yang diperoleh dalam usaha kelompok industri RT adalah sebesar 1,16 kali lipat dari nilai biaya yang dikeluarkan pada tingkat bunga sebesar 12%, dan kelompok industri kecil sebesar 1,15 karena nilai BCR lebih besar daripada satu maka industri konveksi Desa Tambakboyo layak dilaksanakan. Nilai IRR industri RT adalah sebesar 37% dan kelompok industri kecil 37% karena nilai ini lebih besar daripada tingkat bunga bank sebesar 12% maka dapat disimpulkan bahwa usaha industri konveksi Desa Tambakboyo layak dilaksanakan. Dari hasil penelitian analisis kelayakan usaha menggunakan perhitungan NPV, BCR dan IRR dapat disimpulkan bahwa industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten layak dilaksanakan. 4.2.2
Analisis SWOT Berdasarkan hasil analisis SWOT diketahui industri konveksi di
Desa Tambakboyo mempunyai kekuatan dalam hal potensi SDM dan produktifitas yang tinggi yang cukup baik. Peluang yang dimiliki oleh industri konveksi di Desa Tambakboyo antara lain adalah dukungan dari pemerintah daerah dan peluang pasar yang cukup tinggi.
89
Kelemahan yang dimiliki industri konveksi adalah keterbatasan modal. Selain itu promosi produk juga sangat kurang sehingga peluang pasar yang ada tidak termanfaatkan dengan maksimal. Belum lagi tingginya tingkat persaingan dengan industri konveksi dari wilayah lain merupakan ancaman serius. Perlu disusun strategi untuk mengembangkan usaha konveksi di Desa Tambakboyo. Adapun strategi pengembangan yang bisa diterapkan adalah: a. Menjalin kerjasama dengan pemeerintah untuk mendapatkan bantuan baik berupa modal, peralatan maupun pelatihan. b. Meningkatkan promosi agar mampu menjangkau pasar yang lebih luas bisa dilakukan dari segi pemasaran seperti media elektronik radio dan internet yang belum banyak dilakukan. c. Meningktakan dan manjaga kualitas produk untuk memelihara kesetiaan konsumen agar mampu bersaing dengan industri konveksi dari daerah lain. d. Meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan kemampuan manajerial dan motivasi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan usahanya. e. Menjaga kontinuitas bahan baku dengan mencari alternatif bahan baku yang lebih terjangkau harganya. f. Menambah desain baru agar pembeli memiliki lebih banyak pilihan.
90
BAB V PENUTUP
5.1.
Simpulan Hasil penelitian mengenai analisis kelayakan usaha dan strategi pengembangan industri konveksi di Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Profil industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten berdiri sejak puluhan tahun yang lalu. Gambaran umum mengenai industri konveksi di Desa Tambakboyo yaitu: 1) Kelompok industri ada 2 yaitu industri rumah tangga yang berjumlah 35 unit dan industri kecil berjumlah 28 unit dan sebagian besar belum memiliki izin usaha. 2) Peralatan yang digunakan antara lain gunting, mesin potong, mesin jahit, mesin obras, mesin itik, mesin overdeck dan lain-lain. 3) Kebanyakan modal yang dimiliki industri konveksi sekitar Rp 20.000.000 - Rp 30.000.000 sebanyak 22 unit. 4) Sentra industri konveksi Desa Tambakboyo terdapat 63 unit usaha industri konveksi yang mampu menyerap 297 tenaga kerja dan sebagian besar tenaga kerjanya adalah perempuan. Tenaga kerja paling banyak pada usia antara 21-30 tahun sebanyak 126 orang, tingkat pendidikan tamat SMP sebanyak 102 orang, status tenaga
90
91
kerja adalah tenaga kerja tetap dan asal tenaga kerja kebanyakan dari dalam daerah sebanyak 176 orang. 5) Rata-rata upah yang diterima sebesar Rp 15.000 – Rp 30.000 tergantung output yang dihasilkan. Hasil industri konveksi berupa celana, kaos dan jaket. 6) Jangkauan pemasaran meliputi wilayah kabupaten Klaten hingga luar Jawa Tengah. 7) Kendala-kendala yang dihadapi industri konveksi Desa Tambakboyo antara lain keterbatasan modal dan peralatan, strategi pemasaran yang kurang baik, kontinuitas harga bahan baku yang tidak stabil dan ketatnya persaingan dengan industri konveksi dari daerah lain. 2. Analisis kelayakan usaha menunjukkan Net Present Value (NPV) dari industri konveksi di Desa Tambakboyo pada kelompok industri RT sebesar
Rp37,634,077.10
dan
kelompok
industri
kecil
sebesar
Rp88,446,732.08. Nilai Benefit Cost Ratio (BCR) kelompok industri RT sebesar 1,16 dan kelompok industri kecil sebesar 1,15. Nilai Internal Rate of Return (IRR) kelompok industri RT sebesar 37% dan kelompok industri kecil 37%. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha industri konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten layak dilakukan. 3. Analisis SWOT menunjukkan bahwa usaha industri konveksi mempunyai keunggulan dalam produktivitas dan sumber daya manusia, tetapi masih mempunyai
kelemahan
dalam
hal
kurangnya
peralatan,
modal,
92
keterbatasan bahan baku dan teknologi serta kurangnya promosi pemasaran produk sehingga pemasaran kurang maksimal. Peluang yang dimiliki industri konveksi di Desa Tambakboyo memiliki peluang pasar yang cukup tinggi dan perhatian yang baik dari pemerintah dan memiliki ancaman dalam hal persaingan dengan industri konveksi yang lain merupakan penghambat berkembangnya industri konveksi di Desa Tambakboyo. Strategi yang bisa diterapkankan untuk pengembangan industri konveksi Desa Tambkaboyo adalah 1) Menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk mendapatkan bantuan baik berupa modal, peralatan maupun pelatihan. 2) Meningkatkan promosi agar mampu menjangkau pasar yang lebih luas bisa dilakukan dari segi pemasaran seperti melalui media elektronik seperti radio dan internet yang masih belum banyak dilakukan. 3) Meningkatkan dan menjaga kualitas produk untuk memelihara kesetiaan konsumen agar mempu bersaing dengan industri konveksi yang lain. 4) Meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan kemampuan manajerial dan motivasi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan usahanya. 5) Manjaga kontinuitas bahan baku dengan mancari alternatif bahan baku yang harganya lebih terjangkau. 6) Menambah jenis dan desain baru agar calon pembeli memiliki lebih banyak pilihan.
93
5.2.
Saran Hasil analisis dan pembahasan di atas, saran ynag dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Industri konveksi Desa Tambakboyo, dari kualitas produk sudah baik dibanding produk sejenis, tetapi produk harus dapat meningkatkan daya tarik bagi konsumen. Caranya dengan menambah desain produk dan jenis produk agar pilihan menjadi banyak bagi konsumen. 2. Promosi produk industri konveksi di Desa Tambakboyo masih perlu ditingkatkan agar pasar dapat diperluas dan semakin banyak konsumen yang tertarik. Caranya dapat dengan memperluas media cetak dan elektronik. Promosi lewat internet bisa melalui jasa pembuatan iklan lewat internet. Cara promosi yang lain dengan menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak seperti menjalin kerjasama dengan toko busana atau distro. 3. Dukungan pemerintah sangat bermanfaat bagi industri konveksi di Desa Tambakboyo untuk mengatasi keterbatasan modal. meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, menghadapi ancaman persaingan dengan industri konveksi lain dan meningkatkan promosi sehingga dapat terus berjalan dan lebih berkembang. Caranya dengan pemberian bantuan baik modal, peralatan dan pelatihan.
94
DAFTAR PUSTAKA Abdul Choliq, A. Rivai dan Sumarno Hasan. 1999. Evaluasi Proyek. Bandung : Pionir Jaya Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta:STIE YKPN Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Industri Sedang Kecamatan Trucuk. Klaten. Badan Pusat Statistik. 2009. Klaten Dalam Angka, Klaten. Bank Indonesia. 2007. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah (PPUK-Syariah). (online). (http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/B2F2B570-C0BA-48E3-B0FA661585303F28/16005/IndustriPakaianJadiSyariah.pdf) Bintarto. 1987. Penentuan Geografi Desa. Yogyakarta:UP Sring. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal. 2006. Data Industri Kecil dan Potensi Sentra. Klaten : Pemerintah Kabupaten Klaten Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal. 2007. Data Industri Kecil dan Potensi Sentra. Klaten : Pemerintah Kabupaten Klaten Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal. 2008. Data Industri Kecil dan Potensi Sentra. Klaten : Pemerintah Kabupaten Klaten Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga. Feriyanto, Nur. 2004. Profil Industri Kecil Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Kabupaten Klaten. (online). Hal 91-104. (http:www.uii.ac.id) Gasperzs, Vinzent. 2002. Pedoman Penyusunan Rencana Bisnis. Jakarta : Gramedia Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta. Kasmir dan Jakfar. 2006. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Kencana. Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:Gramedia. Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat Sandy, I Made.1985. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta : Dekdikbud
94
95
Subroto, Thomas. 1979. Pengantar Teknik Berusaha. Semarang: Ltd Suwarsono dan S Husnan. 1994. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Umar, Husein. 1999. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta:Gramedia. Wibowo, S. 1988. Petunjuk Mnedirikan Industri Kecil. Jakarta : Swadaya. Wibowo M.E.et al. 2009. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
LAMPIRAN
97 Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Rumah Tangga Konveksi Desa Tambakboyo No 1
Keterangan
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010 92,863,728.57
88,506,300.00
90,745,871.43
92,265,871.43
Upah tenaga kerja
15,638,071.43
15,718,900.00
15,940,428.57
16,311,628.57
Bahan baku
56,130,371.43
58,422,514.29
59,663,961.90
58,923,000.00
2,222,000.00
2,224,571.43
2,314,000.00
2,329,571.43
1,455,714.29
1,456,285.71
1,453,428.57
1,462,000.00
Perawatan
698,428.57
786,142.86
786,142.86
786,142.86
4
Total Biaya
76,144,585.71
78,608,414.29
80,157,961.90
79,812,342.86
3
Profit (1-2)
12,361,714.29
12,137,457.14
12,107,909.52
13,051,385.71
2
Pendapatan
Tahun 2007
Biaya Variabel:
Transportasi dll Biaya Tetap: Penyusutan
Sumber : data primer diolah
98
Rata-Rata Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo No 1
Keterangan
Tahun
Tahun
Tahun
2007
2008
2009
2010
220,543,035.71
218,881,964.29
221,203,392.86
223,562,142.86
36,886,107.14
37,097,059.52
37,214,619.05
38,342,428.57
147,120,500.00
148,769,309.52
148,325,119.05
150,320,514.29
2,698,392.86
2,724,285.71
2,808,392.86
2,824,464.29
Penyusutan
1,981,428.57
1,985,892.86
1,989,464.29
1,987,678.57
Perawatan
1,140,357.14
1,235,357.14
1,231,785.71
1,246,071.43
4
Total Biaya
189,826,785.71
191,811,904.76
191,569,380.95
194,721,157.14
3
Profit (1-2)
30,716,250.00
27,070,059.52
29,634,011.90
28,840,985.71
2
Pendapatan
Tahun
Biaya Variabel: Upah tenaga kerja Bahan baku Transportasi dll Biaya Tetap:
Sumber : data primer diolah
99
Produksi Industri Rumah Tangga Konveksi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Responden
Jenis Usaha kaos celana kaos celana kaos celana jaket kaos celana kaos celana celana kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana kaos jaket kaos celana kaos jaket kaos celana kaos celana celana kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana jaket kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana jaket kaos celana kaos jaket kaos celana kaos celana
R1 R4 R5 R6 R7 R11 R14 R15 R16 R17 R19 R21 R23 R27 R28 R31 R33 R34 R39 R43 R44 R47 R49 R51 R52 R53 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 Jumlah Rata-Rata Sumber : data primer diolah
produksi dalam 1 bulan koas
celana 450 300 450 350 300 250 250 350 350 350 350 350 450 350 450 250 450
250 400 350 350 400 250 300 250 400 400 450 400 400 450 350 400 11850 338.5714
jaket 700 500 700 550 500 350 350 350 450 450 450 450 450
200
250 350 250 300 700 800 350 650 650 700 700 350 550 300 700 700 750 600 700
200
300 400
600 700 17400 497.1429
1600 45.71429
100
Produksi Industri Kecil Konveksi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Responden
Jenis Usaha kaos celana jaket kaos celana kaos celana jaket kaos celana kaos celana jaket kaos jaket kaos celana kaos celana kaos celana jaket kaos jaket kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana jaket kaos celana jaket kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana jaket kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana kaos celana jaket kaos celana kaos celana jaket kaos celana kaos celana jaket
R2 R3 R8 R9 R10 R12 R13 R18 R20 R22 R24 R25 R26 R29 R30 R32 R35 R36 R37 R38 R40 R41 R42 R45 R46 R48 R50 R54 Jumlah Rata-Rata Sumber : data primer diolah
Produksi dalam satu bulan kaos 2000 1000 2000 800 700 900 1500 900 1500 900 900 850 900 1800 1200 900 1000 450 1500 850 900 800 800 800 800 1000 800 2500 30950 1105.357
celana 3000 1500 3000 1200 1000 2500 1500 2500 1500 1200 1500 2500 2000 1300 1800 700 2500 1200 1500 1200 1200 1100 1200 1500 1000 3500 44600
jaket 500 500 300 500
1000 700
600 400
1000
800 1500 7800
101
Industri Rumah Tangga No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Strategi Internal Analisis SWOT
No Responden
R1 R4 R5 R6 R7 R11 R14 R15 R16 R17 R19 R21 R23 R27 R28 R31 R33 R34 R39 R43 R44 R47 R49 R51 R52 R53 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 Jumlah Persentase Ranking Mean Rating
1 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 2 3 3 2 4 2 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 105 75.00 B 3.000 3
Kekuatan 2 3 4 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 4 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 4 4 3 3 2 2 4 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 110 100 99 78.57 71.43 70.71 B B B 3.143 2.857 2.829 3 3 3
Bobot Skor
0.103 0.309
0.108 0.324
0.098 0.294
0.097 0.291
5 2 2 4 4 3 2 3 4 2 3 4 4 2 3 3 2 3 4 4 2 3 2 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 102 72.86 B 2.914 3 0.100 0.300
Jumlah
1 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 111 79.29 B 3.171 3
Kelemahan 2 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 1 4 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 1 3 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 1 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 1 2 3 3 106 103 101 75.71 73.57 72.14 B B B 3.029 2.943 2.886 3 3 3
5 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 1 3 3 2 3 1 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 85 60.71 K 2.429 2
0.109 0.327
0.104 0.312
0.083 0.166
0.101 0.303
0.099 0.297
27 29 34 29 29 31 30 32 30 27 34 32 28 31 33 26 25 33 34 24 28 24 30 30 25 33 31 29 26 26 31 30 30 26 25 1022
29.20 1 2.92
102
Industri Rumah Tangga Strategi Eksternal No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
No Responden R1 R4 R5 R6 R7 R11 R14 R15 R16 R17 R19 R21 R23 R27 R28 R31 R33 R34 R39 R43 R44 R47 R49 R51 R52 R53 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 Jumlah Persentase Ranking Mean Rating Bobot Skor
Analisis SWOT 1 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 105 75.00 B 3.000 3 0.111 0.333
2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 3 2 2 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 4 2 2 2 101 72.14 B 2.886 3 0.106 0.318
Peluang 3 2 1 3 3 2 1 4 4 2 2 3 2 4 3 3 2 1 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 87 62.14 K 2.486 2 0.092 0.184
4 2 3 2 3 3 2 4 4 3 3 2 4 1 3 2 3 2 4 3 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 92 65.71 B 2.629 3 0.097 0.291
5 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 104 74.29 B 2.971 3 0.110 0.330
1 1 2 1 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 2 3 2 3 3 1 3 2 2 1 2 3 2 81 57.86 K 2.314 2 0.085 0.170
2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 3 2 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 103 73.57 B 2.943 3 0.109 0.327
Ancaman 3 3 4 2 4 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 104 74.29 B 2.971 3 0.110 0.330
Jumlah 4 2 3 2 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 3 2 4 2 2 3 90 64.29 B 2.571 3 0.095 0.285
5 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 82 58.57 K 2.343 2 0.086 0.172
26 27 22 30 26 27 29 31 27 26 30 26 29 24 30 28 26 31 30 27 28 28 28 29 27 30 30 23 23 26 26 27 22 25 25 949
27.11 1.00 2.74
103
Industri Kecil Strategi Internal No
No Responden
Analisis SWOT
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
R2 R3 R8 R9 R10 R12 R13 R18 R20 R22 R24 R25 R26 R29 R30 R32 R35 R36 R37 R38 R40 R41 R42 R45 R46 R48 R50
1 3 3 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4
2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 3
Kekuatan 3 3 2 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3
28
R54 Jumlah
3 86
3 89
3 85
2 74
3 87
3 85
4 81
3 83
2 74
3 66
Persentase Ranking Mean Rating Bobot Skor
76.79 B 3.071 3 0.106 0.318
79.46 B 3.179 3 0.110 0.330
75.89 B 3.036 3 0.105 0.315
66.07 B 2.643 3 0.091 0.273
77.68 B 3.107 3 0.107 0.321
75.89 B 3.036 3 0.105 0.315
72.32 B 2.893 3 0.100 0.300
74.11 B 2.964 3 0.102 0.306
66.07 B 2.643 3 0.091 0.273
58.93 K 2.357 2 0.081 0.162
4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 3 4 2 2 3 2
5 4 3 3 4 1 4 3 2 3 2 2 4 3 4 4 3 1 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3
1 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4
2 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3
Kelemahan 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
4 3 3 3 4 2 1 4 2 3 3 3 4 1 2 3 4 3 2 1 4 1 3 3 3 2 3 2
5 3 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 1 2 3 2 3 3 3 4 1 1 2 2 3 3 2 3
29 29 31 31 22 30 32 26 31 31 27 32 26 26 29 33 30 24 29 30 28 31 29 27 27 31 30 29 810
28.93 1.00 2.91
104
Industri Kecil Strategi Eksternal No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
No Responden R2 R3 R8 R9 R10
R12 R13 R18 R20 R22 R24 R25 R26 R29 R30 R32 R35 R36 R37 R38 R40 R41 R42 R45 R46 R48 R50 R54 Jumlah Persentase Ranking Mean Rating Bobot Skor
Analisis SWOT 1 2 2 2 3 3
2 3 2 4 2 2
Peluang 3 3 2 2 3 3
4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 2 4 3 3 2 3 3 2 83 74.11 B 2.954 3 0.107 0.321
4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 2 3 3 2 3 1 2 3 3 2 3 4 4 83 74.11 B 2.954 3 0.107 0.321
3 3 3 2 3 4 3 1 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 73 65.18 B 2.607 3 0.094 0.282
4 2 3 3 2 2
5 4 3 3 3 4
1 4 3 4 3 3
4 3 3 2 2 1 2 4 2 4 1 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 81 72.32 B 2.893 3 0.104 0.312
3 2 3 4 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 84 75.00 B 3.000 3 0.108 0.324
1 3 3 3 3 1 1 3 3 2 1 3 3 1 3 1 2 2 2 1 3 3 2 67 59.82 K 2.393 2 0.086 0.172
Jumlah
2 4 4 3 3 2
Ancaman 3 3 2 4 3 2
4 2 3 1 4 2
5 2 2 3 3 2
3 3 3 3 4 2 3 2 3 4 2 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 84 75.00 B 3.000 3 0.108 0.324
2 2 3 4 4 2 2 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 77 68.75 B 2.750 3 0.099 0.297
3 2 2 3 3 2 3 3 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 3 2 4 3 3 76 67.86 B 2.714 3 0.098 0.294
2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 71 63.39 B 2.536 3 0.091 0.273
29 26 29 29 25 29 28 29 31 29 26 28 28 29 32 21 25 32 25 28 22 29 30 27 23 33 28 29 779
27.82 1 2.92
No Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30
Jumlah Tenaga Kerja Industri Konveksi Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Tahun 2010 Status Tenaga Jenis Kelamin Usia Pendidikan Kerja Asal Laki31Tidak Perempuan Laki <20 21-30 40 >40 Sekolah SD SMP SMA Tetap Sambilan Dalam Luar 2 1 1 2 0 0 0 0 2 1 3 0 3 0 10 2 4 6 1 1 2 3 5 2 12 0 8 4 4 1 2 2 0 1 1 1 2 1 5 0 3 2 2 0 0 2 0 0 0 1 1 0 2 0 2 0 4 0 1 0 2 1 1 0 0 3 4 0 2 2 3 0 1 2 0 0 0 1 2 0 3 0 2 1 2 0 0 0 2 0 0 1 1 0 2 0 0 2 10 1 4 4 2 1 0 3 5 3 11 0 7 4 4 1 0 3 1 1 1 2 2 0 5 0 2 3 5 1 2 1 2 1 1 1 3 1 6 0 5 1 2 0 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 1 1 4 1 3 1 1 0 0 0 3 2 5 0 3 2 6 1 4 2 0 1 0 3 2 2 7 0 2 5 2 0 0 0 2 0 1 0 1 0 2 0 2 0 2 0 1 0 1 0 0 1 0 1 2 0 2 0 3 0 1 2 0 0 0 1 1 1 3 0 2 1 3 0 0 2 1 0 0 0 2 1 3 0 3 0 4 1 2 2 0 1 0 3 2 0 5 0 3 2 3 0 1 1 1 0 1 1 0 1 3 0 1 2 11 2 5 6 1 1 1 4 4 4 13 0 7 6 3 0 1 2 0 0 0 0 2 1 3 0 3 0 5 0 2 0 2 1 1 1 3 0 5 0 4 1 2 0 0 2 0 0 1 1 0 0 2 0 0 2 5 1 2 2 1 1 1 3 2 0 6 0 3 3 4 1 2 3 0 0 0 0 1 4 5 0 2 3 5 0 2 2 1 0 0 1 3 1 5 0 3 2 4 0 1 3 0 0 0 0 2 2 4 0 2 2 2 0 0 1 1 0 1 0 1 0 2 0 2 0 10 3 3 6 2 2 2 4 4 3 13 0 8 5 6 1 2 3 1 1 0 2 3 2 7 0 4 3
Jumlah Tenaga kerja 3 12 5 2 4 3 2 11 5 6 2 5 7 2 2 3 3 5 3 13 3 5 2 6 5 5 4 2 13 7
Jenis Industri RT √
Kecil √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
106 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 Jumlah
3 4 2 4 6 5 8 4 2 7 5 4 2 3 5 4 3 7 3 4 3 2 3 12 2 3 2 4 3 3 4 2 3 263
Sumber : data primer diolah
0 1 0 0 0 1 2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 4 0 0 1 0 1 0 0 0 0 34
0 0 0 1 2 1 4 1 0 2 1 2 0 1 2 1 0 3 0 1 1 0 0 6 0 1 0 2 1 0 2 0 1 83
0 3 2 2 2 4 4 2 0 3 3 2 2 0 2 3 0 3 2 2 0 2 2 6 2 2 2 0 2 1 0 2 2 126
2 1 0 1 1 1 1 1 2 2 1 0 0 2 0 1 2 1 0 1 2 0 1 2 0 0 0 1 1 1 2 0 0 57
1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 2 0 0 1 1 0 1 0 0 0 31
0 1 0 0 1 0 2 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 2 0 1 1 1 0 3 0 1 0 1 1 1 0 0 1 38
1 2 0 1 3 2 2 2 1 3 0 3 0 2 2 1 1 4 0 2 1 1 0 5 2 0 1 2 2 0 2 0 0 86
2 1 0 3 0 2 3 1 0 0 2 1 0 1 2 2 0 0 1 2 2 0 2 4 0 1 2 1 0 1 2 1 2 102
0 1 2 0 2 2 3 1 1 3 2 1 1 0 0 1 2 2 2 0 0 0 1 4 0 1 0 0 1 1 0 1 0 71
3 5 2 4 6 6 10 5 2 7 5 5 2 3 5 5 3 8 3 5 4 2 3 16 2 3 3 4 4 3 4 2 3 297
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 0 2 4 3 8 2 2 3 2 3 0 3 4 2 1 2 3 4 2 2 0 10 2 2 1 0 4 2 2 2 2 176
0 2 2 2 2 3 2 3 0 4 3 2 2 0 1 3 2 6 0 1 2 0 3 6 0 1 2 4 0 1 2 0 1 121
3 5 2 4 6 6 10 5 2 7 5 5 2 3 5 5 3 8 3 5 4 2 3 16 2 3 3 4 4 3 4 2 3 297
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 35
28
107 Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2007 Biaya Variabel No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Responden R1 R4 R5 R6 R7 R11 R14 R15 R16 R17 R19 R21 R23 R27 R28 R31 R33 R34 R39 R43 R44 R47 R49 R51 R52 R53 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 Jumlah Rata-Rata
Biaya Tetap
Pendapatan (Rp) 101,570,000 60,700,000 123,325,000 95,450,000 61,050,000 54,320,500 59,000,000 60,400,000 97,550,000 94,035,000 100,320,000 96,670,000 59,635,000 125,340,000 70,120,000 109,140,000 60,150,000 110,320,000 57,410,000 60,250,000 95,355,000 94,120,000 93,150,000 128,345,000 59,150,000 73,210,000 57,350,000 95,640,000 98,250,000 123,450,000 121,130,000 105,150,000 132,250,000 61,150,000 103,265,000 3,097,720,500 88,506,300.00
Sumber : data primer diolah
UpahTenaga Kerja (Rp) 17,595,000 11,500,000 20,550,000 15,980,000 11,600,000 11,720,000 11,160,000 11,900,000 16,250,000 15,670,000 16,720,000 16,150,000 12,105,000 20,890,000 14,686,000 18,970,000 11,800,000 18,386,000 11,058,000 12,410,000 15,892,500 16,150,000 15,525,000 21,380,000 11,992,000 14,868,000 11,391,000 15,940,000 16,375,000 20,575,000 21,750,000 16,961,000 22,042,000 11,691,000 17,700,000 547,332,500 15,638,071.43
Bahan Baku (Rp) 65,450,000 34,500,000 82,200,000 63,920,000 34,800,000 29,874,000 33,603,000 30,870,000 61,560,000 59,750,000 66,880,000 64,600,000 34,450,000 83,560,000 42,800,000 71,360,000 35,400,000 73,544,000 33,174,000 33,430,000 63,570,000 60,750,000 62,100,000 85,520,000 32,998,000 42,100,000 33,135,000 62,895,000 64,670,000 82,300,000 80,215,000 67,844,000 88,168,000 35,073,000 67,500,000 1,964,563,000 56,130,371.43
Transportasi dll (Rp) 2,500,000 2,000,000 2,200,000 1,975,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,150,000 2,000,000 2,300,000 2,100,000 2,000,000 2,500,000 2,000,000 2,800,000 2,000,000 2,550,000 2,000,000 2,100,000 2,250,000 2,000,000 2,150,000 2,500,000 2,000,000 2,300,000 2,000,000 2,200,000 2,150,000 2,705,000 2,550,000 2,400,000 2,750,000 2,140,000 2,500,000 77,770,000 2,222,000.00
Biaya Penyusutan (Rp) 2,000,000 1,600,000 2,450,000 1,500,000 1,250,000 1,500,000 1,250,000 1,250,000 1,400,000 1,500,000 1,500,000 1,600,000 1,250,000 2,250,000 1,500,000 1,950,000 1,000,000 1,450,000 1,000,000 1,300,000 1,500,000 1,100,000 1,400,000 1,750,000 1,000,000 1,300,000 1,000,000 1,350,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,100,000 1,700,000 1,000,000 1,750,000 50,950,000 1,455,714.29
Perawatan Peralatan (Rp) 650,000 590,000 1,000,000 650,000 570,000 550,000 600,000 600,000 700,000 650,000 700,000 700,000 630,000 800,000 610,000 850,000 550,000 750,000 600,000 600,000 650,000 650,000 650,000 1,000,000 600,000 650,000 600,000 675,000 650,000 920,000 900,000 850,000 950,000 600,000 750,000 24,445,000 698,428.57
Biaya Total (Rp) 88,195,000 50,190,000 108,400,000 84,025,000 50,220,000 45,644,000 48,613,000 46,620,000 82,060,000 79,570,000 88,100,000 85,150,000 50,435,000 110,000,000 61,596,000 95,930,000 50,750,000 96,680,000 47,832,000 49,840,000 83,862,500 80,650,000 81,825,000 112,150,000 48,590,000 61,218,000 48,126,000 83,060,000 85,345,000 108,000,000 106,915,000 89,155,000 115,610,000 50,504,000 90,200,000 2,665,060,500 76,144,585.71
Pendapat Bersih (Rp) 13,375,000 10,510,000 14,925,000 11,425,000 10,830,000 8,676,500 10,387,000 13,780,000 15,490,000 14,465,000 12,220,000 11,520,000 9,200,000 15,340,000 8,524,000 13,210,000 9,400,000 13,640,000 9,578,000 10,410,000 11,492,500 13,470,000 11,325,000 16,195,000 10,560,000 11,992,000 9,224,000 12,580,000 12,905,000 15,450,000 14,215,000 15,995,000 16,640,000 10,646,000 13,065,000 432,660,000 12,361,714.29
108 Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2008 Biaya Variabel Responden
Pendapatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
R1 R4 R5 R6 R7 R11 R14 R15 R16 R17 R19 R21 R23 R27 R28 R31 R33 R34 R39 R43 R44 R47 R49 R51 R52 R53 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 Jumlah Rata-Rata
(Rp) 106,575,000 78,500,000 127,025,000 97,450,000 69,000,000 65,320,500 67,800,000 62,700,000 97,550,000 94,535,000 97,320,000 94,670,000 71,635,000 126,340,000 71,120,000 108,040,000 61,150,000 109,320,000 57,410,000 62,250,000 101,355,000 95,020,000 94,150,000 129,355,000 60,150,000 80,210,000 55,000,000 97,640,000 100,500,000 123,440,000 122,000,000 98,150,000 121,100,000 71,770,000 100,555,000 3,176,105,500 90,745,871.43
UpahTenaga Kerja (Rp) 18,695,000 12,575,000 20,700,000 16,380,000 11,800,000 10,820,000 11,090,000 11,400,000 16,000,000 15,770,000 16,220,000 16,350,000 12,205,000 21,056,667 12,900,000 18,006,667 11,630,000 18,586,000 10,968,000 11,941,000 17,042,500 16,350,000 15,891,667 21,630,000 11,292,000 14,868,000 12,591,000 16,523,000 16,900,000 21,731,000 21,950,000 17,116,000 22,342,000 11,891,000 16,950,000 550,161,500 15,718,900.00
Sumber : data primer diolah
Bahan Baku (Rp) 65,550,000 48,045,000 82,900,000 59,021,000 41,760,000 41,087,000 41,686,000 38,800,000 64,250,000 63,220,000 65,230,000 63,600,000 43,500,000 84,726,667 43,268,000 72,426,667 35,570,000 74,544,000 32,992,000 36,762,000 68,770,000 64,300,000 63,816,667 86,870,000 36,186,000 41,700,000 30,315,000 66,192,000 67,800,000 80,180,000 82,440,000 65,650,000 80,230,000 45,570,000 65,830,000 2,044,788,000 58,422,514.29
Transportasi dll (Rp) 2,200,000 1,925,000 2,300,000 2,025,000 2,600,000 2,100,000 2,200,000 2,100,000 2,300,000 2,000,000 2,350,000 2,100,000 2,000,000 2,500,000 2,000,000 2,800,000 2,000,000 2,650,000 2,000,000 2,400,000 2,250,000 2,105,000 2,000,000 2,600,000 2,205,000 2,350,000 2,150,000 2,350,000 2,200,000 2,000,000 2,300,000 2,300,000 2,100,000 2,300,000 2,100,000 77,860,000 2,224,571.43
Biaya Tetap Perawatan Biaya Penyusutan Peralatan (Rp) (Rp) 2,100,000 710,000 1,720,000 650,000 2,450,000 1,150,000 1,500,000 1,000,000 1,250,000 650,000 1,500,000 750,000 1,250,000 650,000 1,250,000 600,000 1,400,000 700,000 1,500,000 705,000 1,500,000 750,000 1,600,000 700,000 1,250,000 650,000 2,250,000 900,000 1,300,000 700,000 1,950,000 900,000 1,000,000 650,000 1,450,000 900,000 1,000,000 700,000 1,300,000 800,000 1,500,000 950,000 1,100,000 950,000 1,400,000 850,000 1,750,000 1,000,000 1,000,000 700,000 1,300,000 775,000 1,000,000 800,000 1,350,000 775,000 1,500,000 750,000 1,500,000 800,000 1,500,000 800,000 1,100,000 780,000 1,700,000 1,000,000 1,000,000 650,000 1,750,000 720,000 50,970,000 27,515,000 1,456,285.71 786,142.86
Biaya Total (Rp) 89,255,000 64,915,000 109,500,000 79,926,000 58,060,000 56,257,000 56,876,000 54,150,000 84,650,000 83,195,000 86,050,000 84,350,000 59,605,000 111,433,333 60,168,000 96,083,333 50,850,000 98,130,000 47,660,000 53,203,000 90,512,500 84,805,000 83,958,333 113,850,000 51,383,000 60,993,000 46,856,000 87,190,000 89,150,000 106,211,000 108,990,000 86,946,000 107,372,000 61,411,000 87,350,000 2,751,294,500 78,608,414.29
Pendapat Bersih (Rp) 17,320,000 13,585,000 17,525,000 17,524,000 10,940,000 9,063,500 10,924,000 8,550,000 12,900,000 11,340,000 11,270,000 10,320,000 12,030,000 14,906,667 10,952,000 11,956,667 10,300,000 11,190,000 9,750,000 9,047,000 10,842,500 10,215,000 10,191,667 15,505,000 8,767,000 19,217,000 8,144,000 10,450,000 11,350,000 17,229,000 13,010,000 11,204,000 13,728,000 10,359,000 13,205,000 424,811,000 12,137,457.14
109 Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2009 Biaya Variabel NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Responden
R1 R4 R5 R6 R7 R11 R14 R15 R16 R17 R19 R21 R23 R27 R28 R31 R33 R34 R39 R43 R44 R47 R49 R51 R52 R53 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 Jumlah Rata-Rata
Biaya Tetap
Pendapatan (Rp) 107,575,000 78,800,000 127,525,000 97,850,000 69,300,000 66,320,500 68,300,000 63,200,000 98,050,000 96,035,000 98,320,000 95,170,000 72,135,000 127,340,000 72,120,000 109,040,000 60,650,000 108,320,000 56,410,000 63,750,000 106,355,000 97,020,000 95,150,000 130,105,000 63,100,000 81,710,000 59,000,000 103,140,000 105,500,000 123,940,000 130,700,000 102,950,000 120,600,000 72,470,000 101,355,000 3,229,305,500 92,265,871.43
Sumber : data primer diolah
Biaya Total UpahTenaga Kerja (Rp) 18,895,000 12,549,000 20,800,000 16,480,000 11,800,000 10,945,000 11,340,000 11,400,000 16,300,000 16,070,000 16,486,667 16,600,000 12,455,000 21,500,000 12,000,000 18,200,000 11,880,000 18,836,000 11,218,000 12,341,000 17,762,000 16,500,000 16,158,000 21,830,000 12,442,000 15,068,000 11,841,000 17,640,000 17,698,333 21,831,000 22,100,000 17,316,000 22,492,000 12,041,000 17,100,000 557,915,000 15,940,428.57
Bahan Baku (Rp) 66,050,000 48,555,000 83,550,000 59,971,000 42,260,000 41,587,000 42,086,000 39,200,000 65,750,000 64,720,000 66,646,667 63,800,000 46,250,000 86,900,000 44,018,000 73,400,000 35,150,000 71,400,000 33,242,000 36,862,000 71,748,000 66,700,000 64,982,000 87,870,000 37,386,000 50,950,000 33,615,000 67,730,000 69,520,000 80,330,000 88,800,000 67,320,000 78,280,000 44,770,000 66,840,000 2,088,238,667 59,663,961.90
Transportasi dll (Rp) 2,300,000 1,975,000 2,350,000 2,075,000 2,650,000 2,150,000 2,250,000 2,150,000 2,350,000 2,050,000 2,400,000 2,150,000 2,100,000 2,650,000 2,150,000 2,850,000 2,100,000 2,700,000 2,050,000 2,520,000 2,370,000 2,205,000 2,100,000 2,750,000 2,305,000 2,450,000 2,250,000 2,500,000 2,300,000 2,140,000 2,445,000 2,350,000 2,250,000 2,355,000 2,250,000 80,990,000 2,314,000.00
Biaya Penyusutan (Rp) 2,100,000 1,720,000 2,450,000 1,500,000 1,250,000 1,500,000 1,250,000 1,250,000 1,400,000 1,400,000 1,500,000 1,600,000 1,250,000 2,250,000 1,500,000 1,950,000 1,000,000 1,450,000 1,000,000 1,100,000 1,500,000 1,100,000 1,400,000 1,750,000 1,000,000 1,300,000 1,000,000 1,350,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,100,000 1,700,000 1,000,000 1,750,000 50,870,000 1,453,428.57
Perawatan Peralatan (Rp) 710,000 650,000 1,150,000 1,000,000 650,000 750,000 650,000 600,000 700,000 705,000 750,000 700,000 650,000 900,000 700,000 900,000 650,000 900,000 700,000 800,000 950,000 950,000 850,000 1,000,000 700,000 775,000 800,000 775,000 750,000 800,000 800,000 780,000 1,000,000 650,000 720,000 27,515,000 786,142.86
(Rp) 90,055,000 65,449,000 110,300,000 81,026,000 58,610,000 56,932,000 57,576,000 54,600,000 86,500,000 84,945,000 87,783,333 84,850,000 62,705,000 114,200,000 60,368,000 97,300,000 50,780,000 95,286,000 48,210,000 53,623,000 94,330,000 87,455,000 85,490,000 115,200,000 53,833,000 70,543,000 49,506,000 89,995,000 91,768,333 106,601,000 115,645,000 88,866,000 105,722,000 60,816,000 88,660,000 2,805,528,667 80,157,961.90
Pendapat Bersih (Rp) 17,520,000 13,351,000 17,225,000 16,824,000 10,690,000 9,388,500 10,724,000 8,600,000 11,550,000 11,090,000 10,536,667 10,320,000 9,430,000 13,140,000 11,752,000 11,740,000 9,870,000 13,034,000 8,200,000 10,127,000 12,025,000 9,565,000 9,660,000 14,905,000 9,267,000 11,167,000 9,494,000 13,145,000 13,731,667 17,339,000 15,055,000 14,084,000 14,878,000 11,654,000 12,695,000 423,776,833 12,107,909.52
110
Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Responden
R1 R4 R5 R6 R7 R11 R14 R15 R16 R17 R19 R21 R23 R27 R28 R31 R33 R34 R39 R43 R44 R47 R49 R51 R52 R53 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 Jumlah Rata-Rata
Pendapatan (Rp) 109,075,000 79,800,000 128,025,000 98,450,000 70,300,000 67,820,500 67,800,000 62,850,000 99,050,000 94,285,000 98,820,000 95,670,000 73,135,000 126,840,000 71,445,000 112,540,000 62,650,000 111,820,000 59,410,000 65,750,000 106,505,000 98,020,000 97,500,000 132,655,000 62,650,000 86,110,000 57,150,000 103,640,000 103,600,000 124,940,000 123,700,000 99,950,000 122,100,000 73,570,000 102,605,000 3,250,230,500 92,863,728.57
Sumber : data primer diolah
Biaya Variabel UpahTenaga Kerja (Rp) 20,145,000 14,799,000 20,915,000 16,780,000 12,950,000 12,170,000 12,540,000 12,540,000 16,525,000 16,320,000 16,735,000 16,700,000 13,555,000 21,620,000 12,150,000 18,325,000 12,080,000 19,081,000 11,318,000 10,506,000 17,504,000 16,700,000 16,550,000 21,930,000 10,692,000 15,318,000 12,141,000 19,450,000 19,048,000 21,931,000 22,310,000 17,416,000 22,707,000 12,141,000 17,315,000 570,907,000 16,311,628.57
Bahan Baku (Rp) 66,400,000 48,555,000 84,010,000 59,971,000 42,470,000 41,087,000 40,686,000 36,850,000 66,538,000 61,282,000 68,040,000 60,900,000 42,450,000 87,680,000 42,018,000 74,100,000 36,415,000 73,589,000 33,402,000 36,962,000 70,000,000 67,640,000 63,320,000 88,510,000 37,640,000 42,050,000 32,030,000 67,975,000 67,010,000 80,430,000 83,490,000 65,300,000 80,880,000 46,060,000 66,565,000 2,062,305,000 58,923,000.00
Biaya Tetap Transportasi dll (Rp) 2,400,000 1,975,000 2,350,000 2,075,000 2,650,000 2,150,000 2,250,000 2,150,000 2,400,000 2,050,000 2,400,000 2,285,000 2,100,000 2,860,000 2,150,000 2,850,000 2,100,000 2,700,000 2,050,000 2,520,000 2,370,000 2,205,000 2,100,000 2,750,000 2,305,000 2,450,000 2,250,000 2,500,000 2,300,000 2,140,000 2,445,000 2,350,000 2,250,000 2,405,000 2,250,000 81,535,000 2,329,571.43
Biaya Penyusutan (Rp) 2,100,000 1,720,000 2,450,000 1,500,000 1,250,000 1,500,000 1,250,000 1,250,000 1,400,000 1,500,000 1,500,000 1,600,000 1,250,000 2,250,000 1,500,000 1,950,000 1,000,000 1,450,000 1,000,000 1,300,000 1,500,000 1,100,000 1,400,000 1,750,000 1,000,000 1,300,000 1,000,000 1,350,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,100,000 1,700,000 1,000,000 1,750,000 51,170,000 1,462,000.00
Perawatan Peralatan (Rp) 710,000 650,000 1,150,000 1,000,000 650,000 750,000 650,000 600,000 700,000 705,000 750,000 700,000 650,000 900,000 700,000 900,000 650,000 900,000 700,000 800,000 950,000 950,000 850,000 1,000,000 700,000 775,000 800,000 775,000 750,000 800,000 800,000 780,000 1,000,000 650,000 720,000 27,515,000 786,142.86
Biaya Total (Rp) 91,755,000 67,699,000 110,875,000 81,326,000 59,970,000 57,657,000 57,376,000 53,390,000 87,563,000 81,857,000 89,425,000 82,185,000 60,005,000 115,310,000 58,518,000 98,125,000 52,245,000 97,720,000 48,470,000 52,088,000 92,324,000 88,595,000 84,220,000 115,940,000 52,337,000 61,893,000 48,221,000 92,050,000 90,608,000 106,801,000 110,545,000 86,946,000 108,537,000 62,256,000 88,600,000 2,793,432,000 79,812,342.86
Pendapat Bersih (Rp) 17,320,000 12,101,000 17,150,000 17,124,000 10,330,000 10,163,500 10,424,000 9,460,000 11,487,000 12,428,000 9,395,000 13,485,000 13,130,000 11,530,000 12,927,000 14,415,000 10,405,000 14,100,000 10,940,000 13,662,000 14,181,000 9,425,000 13,280,000 16,715,000 10,313,000 24,217,000 8,929,000 11,590,000 12,992,000 18,139,000 13,155,000 13,004,000 13,563,000 11,314,000 14,005,000 456,798,500 13,051,385.71
111
Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2007 Biaya Variabel No
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
R2 R3 R8 R9 R10 R12 R13 R18 R20 R22 R24 R25 R26 R29 R30 R32 R35 R36 R37 R38 R40 R41 R42 R45 R46 R48 R50 R54 Jumlah Rata-Rata
Pendapatan (Rp) 407,650,000 171,340,000 391,250,000 177,400,000 180,460,000 170,560,000 284,035,000 175,400,000 430,450,000 157,440,000 180,250,000 149,450,000 178,450,000 304,700,000 207,350,000 162,560,000 187,620,000 66,000,000 370,350,000 144,330,000 186,440,000 152,100,000 153,430,000 134,400,000 142,250,000 235,500,000 138,640,000 535,400,000 6,175,205,000 220,543,035.71
Sumber : data primer diolah
UpahTenaga Kerja (Rp) 67,940,000 29,220,000 65,700,000 29,500,000 30,050,000 28,420,000 47,330,000 29,200,000 71,700,000 26,240,000 30,045,000 24,980,000 29,741,000 50,783,000 34,558,000 27,095,000 31,270,000 12,400,000 61,725,000 24,055,000 31,075,000 25,350,000 26,750,000 22,400,000 23,708,000 39,250,000 23,106,000 89,220,000 1,032,811,000 36,886,107.14
Bahan Baku (Rp) 271,760,000 116,880,000 262,800,000 118,000,000 120,200,000 113,680,000 189,320,000 116,800,000 286,800,000 104,960,000 120,180,000 100,850,000 118,964,000 203,132,000 138,232,000 108,380,000 125,080,000 38,400,000 246,900,000 96,220,000 124,300,000 101,400,000 105,400,000 89,600,000 94,832,000 157,000,000 92,424,000 356,880,000 4,119,374,000 147,120,500.00
Transportasi dll (Rp) 2,850,000 2,500,000 2,950,000 2,500,000 2,650,000 2,450,000 2,700,000 2,450,000 3,000,000 2,750,000 2,750,000 2,800,000 2,750,000 2,750,000 2,675,000 2,850,000 2,750,000 2,000,000 3,200,000 2,860,000 2,550,000 2,150,000 2,570,000 2,550,000 2,700,000 2,900,000 2,500,000 3,450,000 75,555,000 2,698,392.86
Biaya Tetap Biaya Penyusutan Perawatan Peralatan (Rp) (Rp) 2,500,000 1,600,000 1,900,000 1,000,000 2,750,000 1,500,000 2,000,000 1,000,000 1,980,000 1,000,000 2,000,000 1,000,000 2,250,000 1,200,000 2,000,000 1,000,000 2,750,000 1,680,000 2,250,000 1,000,000 1,500,000 1,050,000 1,500,000 1,000,000 2,400,000 1,000,000 2,500,000 1,500,000 2,200,000 1,100,000 2,000,000 1,000,000 1,700,000 1,100,000 1,200,000 600,000 1,950,000 1,400,000 1,500,000 1,000,000 1,500,000 1,200,000 1,700,000 1,000,000 2,000,000 1,050,000 1,650,000 900,000 1,500,000 1,000,000 2,000,000 1,250,000 1,800,000 1,000,000 2,500,000 1,800,000 55,480,000 31,930,000 1,981,428.57 1,140,357.14
Biaya Total (Rp) 346,650,000 151,500,000 335,700,000 153,000,000 155,880,000 147,550,000 242,800,000 151,450,000 365,930,000 137,200,000 155,525,000 131,130,000 154,855,000 260,665,000 178,765,000 141,325,000 161,900,000 54,600,000 315,175,000 125,635,000 160,625,000 131,600,000 137,770,000 117,100,000 123,740,000 202,400,000 120,830,000 453,850,000 5,315,150,000 189,826,785.71
Pendapat Bersih (Rp) 61,000,000 19,840,000 55,550,000 24,400,000 24,580,000 23,010,000 41,235,000 23,950,000 64,520,000 20,240,000 24,725,000 18,320,000 23,595,000 44,035,000 28,585,000 21,235,000 25,720,000 11,400,000 55,175,000 18,695,000 25,815,000 20,500,000 15,660,000 17,300,000 18,510,000 33,100,000 17,810,000 81,550,000 860,055,000 30,716,250.00
112 Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2008 Biaya Variabel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Responden
R2 R3 R8 R9 R10 R12 R13 R18 R20 R22 R24 R25 R26 R29 R30 R32 R35 R36 R37 R38 R40 R41 R42 R45 R46 R48 R50 R54 Jumlah Rata-Rata
Pendapatan (Rp) 383,650,000 177,840,000 386,750,000 177,500,000 182,460,000 173,560,000 285,035,000 173,400,000 431,850,000 154,940,000 178,150,000 148,450,000 175,450,000 303,700,000 206,000,000 161,560,000 187,520,000 66,500,000 371,350,000 145,330,000 185,240,000 150,150,000 153,450,000 130,500,000 140,200,000 236,100,000 139,660,000 522,400,000 6,128,695,000 218,881,964.29
Sumber : data primer diolah
UpahTenaga Kerja (Rp) 68,040,000 29,320,000 65,800,000 29,400,000 30,550,000 28,820,000 47,630,000 29,400,000 71,700,000 26,700,000 30,545,000 25,000,000 29,941,000 50,973,000 34,578,000 27,595,000 31,603,333 11,600,000 63,891,667 24,521,667 31,275,000 25,175,000 25,675,000 21,950,000 23,808,000 39,500,000 23,506,000 90,220,000 1,038,717,667 37,097,059.52
Bahan Baku (Rp) 276,530,000 117,380,000 263,400,000 117,750,000 122,700,000 115,980,000 191,520,000 118,100,000 287,800,000 106,900,000 122,580,000 100,600,000 120,014,000 204,492,000 138,862,000 110,730,000 131,563,333 40,230,000 256,566,667 98,186,667 125,900,000 101,500,000 103,100,000 88,350,000 95,982,000 156,650,000 94,174,000 358,000,000 4,165,540,667 148,769,309.52
Transportasi dll (Rp) 2,950,000 2,100,000 3,000,000 2,600,000 2,750,000 2,500,000 2,850,000 2,500,000 3,200,000 2,750,000 2,750,000 2,800,000 2,800,000 2,750,000 2,850,000 2,850,000 2,750,000 2,000,000 3,300,000 2,060,000 2,700,000 2,150,000 2,570,000 2,550,000 2,850,000 3,000,000 2,850,000 3,500,000 76,280,000 2,724,285.71
Biaya Tetap Biaya Perawatan Penyusutan Peralatan (Rp) (Rp) 2,600,000 1,900,000 1,975,000 1,290,000 2,700,000 1,600,000 2,000,000 1,000,000 1,980,000 1,000,000 2,000,000 1,050,000 2,250,000 1,300,000 2,000,000 1,000,000 2,750,000 1,700,000 2,250,000 1,000,000 1,500,000 1,000,000 1,500,000 1,000,000 2,400,000 1,450,000 2,500,000 1,500,000 2,200,000 1,300,000 2,000,000 900,000 1,700,000 950,000 1,200,000 800,000 1,950,000 2,000,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,000,000 1,700,000 1,200,000 2,000,000 1,250,000 1,650,000 1,000,000 1,500,000 1,000,000 2,000,000 1,150,000 1,800,000 1,000,000 2,500,000 1,750,000 55,605,000 34,590,000 1,985,892.86 1,235,357.14
Biaya Total (Rp) 352,020,000 152,065,000 336,500,000 152,750,000 158,980,000 150,350,000 245,550,000 153,000,000 367,150,000 139,600,000 158,375,000 130,900,000 156,605,000 262,215,000 179,790,000 144,075,000 168,566,667 55,830,000 327,708,333 127,768,333 162,375,000 131,725,000 134,595,000 115,500,000 125,140,000 202,300,000 123,330,000 455,970,000 5,370,733,333 191,811,904.76
Pendapat Bersih (Rp) 31,630,000 25,775,000 50,250,000 24,750,000 23,480,000 23,210,000 39,485,000 20,400,000 64,700,000 15,340,000 19,775,000 17,550,000 18,845,000 41,485,000 26,210,000 17,485,000 18,953,333 10,670,000 43,641,667 17,561,667 22,865,000 18,425,000 18,855,000 15,000,000 15,060,000 33,800,000 16,330,000 66,430,000 757,961,667 27,070,059.52
113
Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2009 Biaya Variabel No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Responden R2 R3 R8 R9 R10 R12 R13 R18 R20 R22 R24 R25 R26 R29 R30 R32 R35 R36 R37 R38 R40 R41 R42 R45 R46 R48 R50 R54 Jumlah Rata-Rata
Pendapatan (Rp) 404,150,000 188,340,000 387,450,000 177,900,000 182,960,000 174,060,000 286,535,000 173,900,000 432,350,000 155,440,000 179,150,000 149,950,000 176,950,000 305,200,000 207,000,000 162,060,000 187,020,000 67,000,000 370,350,000 146,330,000 184,740,000 149,650,000 154,950,000 132,000,000 139,700,000 236,600,000 139,010,000 542,950,000 6,193,695,000 221,203,392.86
Sumber : data primer diolah
UpahTenaga Kerja (Rp) 68,140,000 29,420,000 65,900,000 29,550,000 30,650,000 29,220,000 47,830,000 29,600,000 72,050,000 26,106,667 30,895,000 25,400,000 30,091,000 51,123,000 34,728,000 27,895,000 31,620,000 11,300,000 62,125,000 24,700,000 31,675,000 25,191,667 26,125,000 22,400,000 24,008,000 39,790,000 23,756,000 90,720,000 1,042,009,333 37,214,619.05
Bahan Baku (Rp) 272,760,000 117,930,000 262,900,000 118,750,000 123,600,000 117,980,000 192,820,000 119,400,000 289,700,000 104,826,667 124,180,000 102,450,000 120,714,000 200,500,000 139,762,000 112,130,000 126,780,000 39,230,000 249,700,000 99,000,000 127,900,000 101,766,667 105,150,000 89,600,000 90,850,000 156,950,000 95,374,000 350,400,000 4,153,103,333 148,325,119.05
Transportasi dll (Rp) 3,000,000 2,150,000 3,050,000 2,650,000 2,800,000 2,550,000 2,850,000 2,550,000 3,320,000 2,870,000 2,950,000 2,900,000 2,900,000 2,800,000 2,900,000 2,950,000 2,850,000 2,050,000 3,450,000 2,110,000 2,740,000 2,250,000 2,670,000 2,625,000 3,000,000 3,150,000 2,950,000 3,600,000 78,635,000 2,808,392.86
Biaya Tetap Biaya Perawatan Penyusutan Peralatan (Rp) (Rp) 2,650,000 1,900,000 1,975,000 1,290,000 2,750,000 1,600,000 2,000,000 1,000,000 1,980,000 1,000,000 2,000,000 1,050,000 2,250,000 1,300,000 2,000,000 1,000,000 2,750,000 1,700,000 2,250,000 1,000,000 1,500,000 1,000,000 1,500,000 1,000,000 2,400,000 1,350,000 2,500,000 1,500,000 2,200,000 1,300,000 2,000,000 900,000 1,700,000 950,000 1,200,000 800,000 1,950,000 2,000,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,000,000 1,700,000 1,200,000 2,000,000 1,250,000 1,650,000 1,000,000 1,500,000 1,000,000 2,000,000 1,150,000 1,800,000 1,000,000 2,500,000 1,750,000 55,705,000 34,490,000 1,989,464.29 1,231,785.71
Biaya Total (Rp) 348,450,000 152,765,000 336,200,000 153,950,000 160,030,000 152,800,000 247,050,000 154,550,000 369,520,000 137,053,333 160,525,000 133,250,000 157,455,000 258,423,000 180,890,000 145,875,000 163,900,000 54,580,000 319,225,000 128,810,000 164,815,000 132,108,333 137,195,000 117,275,000 120,358,000 203,040,000 124,880,000 448,970,000 5,363,942,667 191,569,380.95
Pendapat Bersih (Rp) 55,700,000 35,575,000 51,250,000 23,950,000 22,930,000 21,260,000 39,485,000 19,350,000 62,830,000 18,386,667 18,625,000 16,700,000 19,495,000 46,777,000 26,110,000 16,185,000 23,120,000 12,420,000 51,125,000 17,520,000 19,925,000 17,541,667 17,755,000 14,725,000 19,342,000 33,560,000 14,130,000 93,980,000 829,752,333 29,634,011.90
114 Pendapatan dan Biaya Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten 2010 Biaya Variabel No
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
R2 R3 R8 R9 R10 R12 R13 R18 R20 R22 R24 R25 R26 R29 R30 R32 R35 R36 R37 R38 R40 R41 R42 R45 R46 R48 R50 R54 Jumlah Rata-Rata
Pendapatan (Rp) 405,150,000 188,840,000 389,450,000 180,400,000 185,110,000 176,160,000 287,535,000 169,340,000 431,950,000 156,115,000 179,825,000 150,550,000 177,405,000 306,200,000 209,450,000 164,060,000 190,020,000 94,500,000 372,900,000 149,030,000 186,740,000 151,150,000 156,450,000 133,500,000 141,850,000 238,700,000 142,210,000 545,150,000 6,259,740,000 223,562,142.86
Sumber : data primer diolah
UpahTenaga Kerja (Rp) 78,265,000 30,370,000 66,050,000 29,750,000 30,900,000 30,520,000 48,980,000 29,725,000 72,275,000 26,590,000 31,120,000 25,265,000 30,166,000 51,348,000 35,878,000 27,895,000 32,265,000 12,915,000 63,407,000 24,825,000 31,925,000 25,570,000 26,475,000 22,650,000 24,158,000 40,400,000 23,856,000 100,045,000 1,073,588,000 38,342,428.57
Bahan Baku (Rp) 257,100,000 121,730,000 265,375,000 119,885,000 125,050,000 113,696,400 197,920,000 120,450,000 291,100,000 107,260,000 125,380,000 102,160,000 121,134,000 206,642,000 144,662,000 112,455,000 129,480,000 60,640,000 259,048,000 99,620,000 129,200,000 103,495,000 106,750,000 91,186,000 97,682,000 153,100,000 96,024,000 350,750,000 4,208,974,400 150,320,514.29
Transportasi dll (Rp) 3,100,000 2,150,000 3,050,000 2,650,000 2,900,000 2,550,000 2,850,000 2,550,000 3,320,000 2,870,000 2,950,000 2,900,000 2,900,000 2,800,000 2,900,000 2,950,000 2,850,000 2,100,000 3,500,000 2,110,000 2,740,000 2,250,000 2,670,000 2,625,000 3,000,000 3,150,000 2,950,000 3,750,000 79,085,000 2,824,464.29
Biaya Tetap Perawatan Biaya Penyusutan Peralatan (Rp) (Rp) 2,600,000 2,000,000 1,975,000 1,290,000 2,750,000 1,600,000 2,000,000 1,000,000 1,980,000 1,000,000 2,000,000 1,050,000 2,250,000 1,300,000 2,000,000 1,000,000 2,750,000 1,700,000 2,250,000 1,000,000 1,500,000 1,000,000 1,500,000 1,000,000 2,400,000 1,450,000 2,500,000 1,500,000 2,200,000 1,300,000 2,000,000 900,000 1,700,000 950,000 1,200,000 800,000 1,950,000 2,000,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,000,000 1,700,000 1,200,000 2,000,000 1,250,000 1,650,000 1,000,000 1,500,000 1,000,000 2,000,000 1,150,000 1,800,000 1,000,000 2,500,000 1,950,000 55,655,000 34,890,000 1,987,678.57 1,246,071.43
Biaya Total (Rp) 343,065,000 157,515,000 338,825,000 155,285,000 161,830,000 149,816,400 253,300,000 155,725,000 371,145,000 139,970,000 161,950,000 132,825,000 158,050,000 264,790,000 186,940,000 146,200,000 167,245,000 77,655,000 329,905,000 129,555,000 166,365,000 134,215,000 139,145,000 119,111,000 127,340,000 199,800,000 125,630,000 458,995,000 5,452,192,400 194,721,157.14
Pendapat Bersih (Rp) 62,085,000 31,325,000 50,625,000 25,115,000 23,280,000 26,343,600 34,235,000 13,615,000 60,805,000 16,145,000 17,875,000 17,725,000 19,355,000 41,410,000 22,510,000 17,860,000 22,775,000 16,845,000 42,995,000 19,475,000 20,375,000 16,935,000 17,305,000 14,389,000 14,510,000 38,900,000 16,580,000 86,155,000 807,547,600 28,840,985.71
115 Profil Industri Kecil Konveksi No
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Responden R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31
Tahun Berdiri
Lama Usaha
1989 2004 1991 2006 2004 1996 2003 1994 2002 1998 2000 2005 1989 2001 2002 1997 2000 1994 1993 2001 1994 1995 2001 2006 1992 1998 1990 1994 1996 1998 1992
21 6 19 4 6 14 7 16 8 12 10 5 21 9 8 13 10 16 17 9 16 15 9 4 18 12 20 16 14 12 18
Usia Pemilik Usaha 45 30 50 24 29 55 40 38 28 36 38 31 58 29 29 37 37 51 48 44 47 52 40 39 56 59 47 45 38 46 46
Jumlah Tenaga kerja 3 12 5 2 4 3 2 11 5 6 2 5 7 2 2 3 3 5 3 13 3 5 2 6 5 5 4 2 13 7 3
<20jt
Modal 20jt- 30jt30jt 40jt √
Ijin Usaha >40jt
Milik
√
√
√
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√ √
√ √ √
Kecil √ √
√ √
√ √ √
RT √
√ √
√
√ √ √ √ √
√
√ √ √ √
√ √ √ √
√
√
√
Luar
Jenis Industri
√ √
√
√ √
√
Dalam √
√
√
√
Belum √
Pemasaran
√ √ √
116 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50 R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 Jumlah Rata-Rata
1994 1996 2001 1993 1990 1995 1994 1995 1991 2003 1992 2002 2000 2004 2000 1991 2004 2003 1995 1995 1994 1995 1994 1990 1991 1989 1989 2000 1990 1995 1993 2002
16 14 9 17 20 15 16 15 19 7 18 8 10 6 10 19 6 7 15 15 16 15 16 20 19 21 21 10 20 15 17 8 845 13.41269841
49 44 40 33 52 50 50 32 47 39 50 29 30 39 40 54 29 28 35 40 55 43 47 47 45 44 44 41 51 43 33 26 2621 41.6031746
5 2 4 6 6 10 5 2 7 5 5 2 3 5 5 3 8 3 5 4 2 3 16 2 3 3 4 4 3 4 2 3 297
√
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ 16
√ 22
11
14
10
√
√ √
√ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √ √
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√ √ √ √
√
√ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 53
√ √ √ √ √ √ √ √ √ 26
37
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 35
28
117
Analisis Finansial Industri Konveksi Kelompok Industri Rumah Tangga Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten Tahun
Benefit
Cost
Net Benefit
DF 12%
(2-3)
NPV
PV(benefit)
PV(cost)
(4x5)
(2x5)
(3x5)
DF 36%
NPV1
DF 38%
(4x9)
NPV2 (4x11)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2007
88,506,300.00
76,144,585.71
12,361,714.29
0.893
11,039,010.86
79,036,125.90
67,997,115.04
0.735
9,085,860.00
0.725
8,962,242.86
2008
90,745,871.43
78,608,414.29
12,137,457.14
0.797
9,673,553.34
72,324,459.53
62,650,906.19
0.541
6,566,364.31
0.525
6,372,165.00
2009
92,265,871.43
80,157,961.90
12,107,909.52
0.712
8,620,831.58
65,693,300.46
57,072,468.88
0.398
4,818,947.99
0.381
4,613,113.53
2010
92,863,728.57
79,812,342.86
13,051,385.71
0.636
8,300,681.31
59,061,331.37
50,760,650.06
0.292
3,811,004.63
0.276
3,602,182.46
Jumlah
364,381,771.43
314,723,304.76
49,658,466.67
37,634,077.10
276,115,217.26
238,481,140.16
Sumber : data primer diolah
24,282,176.93
23,549,703.84
118
Tahun
Analisis Finansial Industri Konveksi Kelompok Industri Kecil Desa Tambakboyo Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten DF DF DF 38% Benefit Cost Net Benefit 12% NPV PV(benefit) PV(cost) 36% NPV1 (2-3)
(4x5)
(2x5)
(3x5)
(4x9)
7
8
18,342,866.91
11 0.725 196,944,930.89 169,515,319.64 0.735 22,576,443.75 174,448,925.54 152,874,088.10 0.541 14,644,902.20 0.525 157,496,815.71 136,397,399.24 0.398 11,794,336.74 0.381 0.276 142,185,522.86 123,842,655.94 0.292 8,421,567.83
88,446,732.08
671,076,195.00
582,629,462.92
1
2
3
4
5
6
2007
220,543,035.71
189,826,785.71
30,716,250.00
0.893
27,429,611.25
2008
218,881,964.29
191,811,904.76
27,070,059.52
0.797
21,574,837.44
2009
221,203,392.86
191,569,380.95
29,634,011.90
0.712
21,099,416.48
2010
223,562,142.86
194,721,157.14
28,840,985.71
0.636
Jumlah 884,190,535.71 Sumber : data primer diolah
767,929,228.57
116,261,307.14
9
10
57,437,250.52
NPV2 (4x11) 12 22,269,281.25 14,211,781.25 11,290,558.54 7,960,112.06 55,731,733.09
119
Instrumen Penelitian A. Identitas Responden 1. Nomor Responden
: ……….
2. Nama Responden
: ……….
3. Usia a. ≤20 tahun
c. 31-40 tahun
b. 21-30 tahun
d. > 40 tahun
4. Pendidikan a. Tidak Sekolah
d. Tamat SMA
b. Tamat SD
e. Lainnya, …..
c. Tamat SMP 5. Tahun Berdiri a. ≤ 1990
c. 2001-2010
b. 1991-2000
d. > 2010
6. Lama Berusaha a. ≤ 5 tahun
c. 11-15 tahun
b. 6-10 tahun
d. > 15 tahun
7. Status Pemilikan Usaha a. Memiliki izin usaha b. Belum memiliki izin usaha B. Modal 1. Dari manakah sumber modal yang digunakan? a. Modal pribadi b. Modal pinjaman c. Modal pribadi dan modal pinjaman d. Lainnya, ….. 2. Berapakah modal awal yang dibutuhkan untuk usaha?
120 Sumber Modal 1 Modal Sendiri = ……… 2 Modal Pinjaman - Pinjaman Bank = ………. - Pinjaman Koperasi = ………. 3 Lain-lain = ………. Total Jumlah
Nilai (Rp) Rp ………. Rp ………. Rp ………. Rp ……….
3. Berapa modal usaha saat ini? Modal 1 Kas 2 Persediaan Barang Usaha 3 Piutang Dagang 4 Peralatan dan Perlengkapan 5 Utang Dagang Jumlah 4. Alokasi modal usaha di prioritaskan untuk apa?
Nilai (Rp) Rp ………. Rp ………. Rp ………. Rp ………. Rp ………. Rp ……….
a. Pengadaan bahan baku b. Biaya pemasaran produk c. Pengembangan produksi d. Biaya pelatihan dan ketrampilan e. Lainnya, yaitu ….. C. Tenaga Kerja 5. Berapa jumlah tenaga kerja yang dimiliki? No 1
Indikator Tenaga Kerja Jenis Kelamin
a. Laki – laki b. Perempuan
2
Usia :
a. ≤ 20 tahun b. 21-30 tahun c. 31-40 tahun
Jumlah Tenega Kerja … … … … … …
d. > 40 tahun 3
Pendidikan :
a. Tidak Sekolah b. Tamat SD c. Tamat SMP d. Tamat SMA
… … … …
121 4
5
Status Tenaga Kerja
a. Tenaga Kerja Tetap
Asal
a. Dalam daerah sendiri
… …
b. Tenaga Kerja Sambilan
… …
b. Luar daerah 6. Berapa jam tenaga kerja dalam satu hari? Jawab : ….. 7. Adakah pelatihan kerja guna meningkatkan guna meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja? a. Ada b. Tidak ada 8. Jika ada pelatihan kerja apa yang diberikan? No 1 2 3
Jenis Pelatihan ….. ….. …..
Tujuan ….. ….. …..
Peserta ….. ….. …..
Penyelenggara ….. ….. …..
D. Produksi 9. Berapa hasil produksi dan jenis produksinya? 1
Indikator Jenis Produksi a. ….. b. ….. c. …..
Jumlah (unit/bulan) ….. ….. ….. ….. ….. …..
d. ….. e. ….. 2
Hasil Produksi
…..
E. Pemasaran 10. Berapa rata-rata jumlah produk yang dapat dipasarkan dalam satu bulan Jawab: ………. Unit 11. Berapa harga jual untuk masing-masing jenis produk?
122 Jenis produk a. ….. b. ….. c. …..
Harga ….. ….. ….. …..
d. ….. 12. Sifat pemasaran produknya? a. Massal b. Pesanan c. Massal dan pesanan 13. Daerah manakah pemasaran produknya? a. Luar Negeri b. Luar Jawa Tengah c. Luar Daerah Kabupaten Klaten d. Di Daerah Kabupaten Klaten 14. Bagaimana mempromosikan produk? a. Mengikuti Pameran b. Membuat poster, pamphlet, spanduk, papan nama c. Promosi secara lisan dari orang ke orang d. Lainnya, ….. 15. Bagaimana memasarkan hasil produksi? a. Dijual sendiri b. Dijual melalui agen c. Dijual melalui koperasi d. Lainnya, ….. 16. Dalam pemasarannya apakah menjalin kemitraan/kerjasama? a. Ya b. Tidak 17. Jika ada dengan siapa menjalin kemitraan/kerjasama? a. Kerjasama dengan pemerintah
123 b. Kerjasama dengan pengusaha konveksi c. Kerjasama dengan koperasi d. Tidak ada 18. Kendala apa yang dihadapi dalam pemasaran? Jawab : …..
F. Peralatan dan Bahan Baku 19. Peralatan apa saja yang digunakan dalam kegiatan produksi? No ...
Peralatan …..
Jumlah ….
Harga (Rp) ….
Umur ekonomis …
Nilai sisa (Rp) ….
20. Bahan baku apa saja yang anda gunakan dalam kegiatan produksi? No …
Peralatan ….
Jumlah …
Harga/satuan (Rp) …
Total (Rp) ….
124 G. Pendapatan 21. Berapa besar pendapatan usaha anda? No
Tahun Produksi
Jenis
1
2007
a. b. c. d.
2
2008
a. b. c. d.
3
2009
a. b. c. d.
4
2010
a. b. c. d.
Harga Satuan (Rp)
Penjualan (unit)
Pendapatan (Rp)
H. Profit/Keuntungan 22. Berapa besar keuntungan usaha anda? No 1 2
3
Keterangan 2007 Pendapatan Biaya Beaya variabel -upah tenaga kerja -bahan baku -transportasi -lain-lain Biaya tetap -biaya penyusutan -perawatan peralatan -pajak, retribusi dan lain-lain Profit (1-2)
2008
2009
2010
125 I. Strategi Pengembangan Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (treaths). Hal ini disebut dengan analisis situasi. Tentukan rating dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) berikut ini dengan dengan menggunakan tanda (x) pada pilihan Saudara yang dianggap paling sesui. Pilihan rating (untuk kekuatan dan peluang) pada isian berikut terdiri dari: Rating 4 : sangat tinggi Rating 3 : tinggi Rating 2 : rendah Rating 1 : sangat rendah Pilihan rating (untuk kelemahan dan ancaman) pada isian beriktu teridri dari: Rating 1 : sangat tinggi Rating 2 : tinggi Rating 3 : rendah Rating 4 : sangat rendah
4
A. Rating Faktor Internal 1. Kekuatan a. Bahan baku yang mudah didapat b. Potensi SDM c. Kualitas yang terjaga d. Ciri khas produk dan segmentasi pasar e. Produktivitas yang cukup tinggi 2. Kelemahan a. Keterbatasan modal b. Kurangnya kreativitas dalam desain produk c. Kurangnya kemampuan promosi dan distribusi d. Keterbatasan teknologi
keterampilan
e. Kurangnya motivasi pelaku usaha
dan
3
2
1
126 B. Rating Faktor Eksternal 1. Peluang a. Dukungan dan perhatian b. Peluang pasar yang cukup tinggi c. Pengembangan konveksi
klaster
industri
d. Kondisi social yang cukup kondusif e. Meningkatkan pesanan untuk jenis produk 2. Ancaman a. Meningkatnya isu lingkungan b. Meningkatnya dan nasional
persaingan
regional
c. Pasar yang semakin selektif d. Kontinuitas bahan baku e. Perekonomian yang tidak stabil