ANALISIS KANDUNGAN TEKNOLOGI DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK DAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) PADA SURABAYA PLAZA HOTEL M.Myrza.A, Udisubakti Ciptomulyono. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email
[email protected] ;
[email protected]
Abstrak Hotel sebagai salah satu komponen pariwisata memiliki peran penting dalam perkembangan pariwisata baik karena pemanfaatan untuk penunjang pariwisata ataupun dalam bisnis. Tujuan penelitian ini untuk mengukur kandungan teknologi dan mengetahui kontribusi komponen teknologi yang dimiliki oleh Surabaya Plaza Hotel(SPH). Penelitian ini menggunakan pendekatan teknometrik yang membandingkan antara kondisi suatu objek amatan dengan benchmarking agar dapat diketahui nilai gap yang ada. Teknometrik menginvestigasi empat elemen teknologi yaitu technoware, humanware, inforware dan orgaware serta menghitung nilai TCC(Technology Contribution Coefficient). Metode ANP(Analytic Network Process) digunakan dalam proses pembobotan dalam penentuan kriteria pengukuran yang digunakan dalam metode teknometrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa elemen inforware memiliki bobot terbesar dan bobot terkecil pada elemen technoware. Perhitungan TCC menunjukkan gap teknologi terbesar pada elemen technoware dan usulan perbaikan yang dapat diberikan yaitu SPH dapat terus melanjutkan proses bisnis yang dilakukan dengan disertai program yang inovatif. Kata Kunci: Analytical Network Process, hotel, pengukuran teknologi, teknometrik.
Abstract A hotel has an important role in the development of the tourism due to its function as tourism supporting facility and also the business conducted by the public. This research aims to assest the technological content and acknowledge the technological component contribution of the Surabaya plaza Hotel (SPH). This research is proposed to utilize technometric approach allows us to compares the research object condition with its benchmarking to find the existing gap. Technometric investigate four technological components, which is technoware,humanware,inforware and orgaware and also calculate the value of TCC(Technology Contribution Coefficient). The ANP(Analytical Network Process) method is used on the weighting process to decide the measurement criteria which will be used on technometric method. The research concludes that the biggest weight is the inforware element, while the smallest weight is the technoware element. The TCC calculation shows that the biggest technological gap is on the technoware element, and the suggested improvement recommended to SPH is to continue conducting the existing business process supported with innovative program. Key words : Analytical Network Process, hotel, technology measurement, technometric
1
1. Pendahuluan Hotel sebagai salah satu komponen pariwisata memiliki peran penting dalam perkembangan pariwisata suatu daerah karena saling bersaing untuk mendapatkan pelanggan demi mendapatkan keuntungan. Keberadaan suatu hotel juga memiliki dampak yang cukup luas dengan banyaknya tenaga kerja yang diserap, banyaknya bisnis lain yang terkait industri perhotelan dan pajak serta devisa yang masuk ke suatu daerah (Disparta Jatim dalam Anshori, 2010). Data yang ada mengatakan bahwa tingkat penghuni kamar pada hotel berbintang di Indonesia terus mengalami peningkatan dari 2008-2010 yaitu 48,78% pada tahun 2008, 49,73% pada tahun 2009, dan 50,61% pada tahun 2010. Sedangkan data PDB (Pendapatan Domestik Bruto) Indonesia untuk bidang hotel dan restoran tahun 2008-2010 turut berperan besar dalam devisa negara yang berada pada peringkat ke tiga(BPS, 2010). Dengan pertumbuhan serta manfaat yang diberikan, industri perhotelan menjadi sektor yang diperhatikan oleh pemerintah untuk dikembangkan dan diberdayakan. Pesatnya pertumbuhan hotel mendorong ke persaingan yang ketat, sehingga hotel berbintang lebih banyak melakukan inovasi baik dalam produk, layanan dan fasilitas yang dimiliki. Dalam industri perhotelan, terdapat inovasi, informasi dan teknologi yang menjadi faktor yang menyusun keunggulan kompetitif sebuah hotel. Sedangkan menurut Winston dalam Ham (2005) dikatakan bahwa informasi yang dipadukan dengan pengembangan teknologi, telah menjadi faktor kritis untuk bisnis terutama di industri perhotelan. Salah satu industri perhotelan yang ada di Surabaya adalah Surabaya Plaza Hotel (SPH) yang merupakan hotel dengan level bintang empat yang semua kamarnya termasuk kategori mewah (suite). Adapun SPH merupakan hotel pertama dan satu-satunya di Surabaya yang mendeklarasikan sebagai hotel bebas rokok, berkomitmen dalam pengembangan teknologi, hotel yang terletak di pusat kota tepatnya di pusat area perbelanjaan, bisnis distrik, kantorkantor pemerintahan dan fasilitas hiburan, serta merupakan hotel terdekat dari pusat pertemuan terbesar (Grand City Surabaya) sehingga merupakan hotel yang sangat ideal bagi pelaku bisnis maupun wisatawan. Dalam menjalankan proses bisnisnya, SPH tentunya menginginkan agar dapat memenangkan persaingan yang ada
agar dapat mengembangkan hotelnya menjadi hotel yang lebih baik lagi baik secara internal ataupun eksternal. Inovasi dan daya saing menjadi kata kunci di dalam pengembangan hotel terutama kaitannya dengan teknologi karena segala macam produk dan jasa yang ditawarkan pihak hotel tidaklah lepas dari peran teknologi yang dimiliki. Dan dalam menghadapi persaingan global yang tidak menentu, sangat dibutuhkan penggunaan teknologi yang optimal sehingga dapat membantu terwujudnya inovasi yang dilakukan karena jika tidak, maka perusahaan akan tidak memiliki daya saing yang baik sehingga akan ditinggal oleh konsumen yang berujung pada kerugian yang didapatkan. Dalam menggunakan teknologi yang ada, diperlukan pengukuran dari teknologi yang digunakan agar dapat diketahui komponen mana saja dari teknologi yang dirasa masih kurang optimal agar dapat dievaluasi dan ditingkatkan. Teknometrik merupakan salah satu metode pengukuran teknologi yang digunakan untuk mengevaluasi kontribusi komponen teknologi, yang mana keempat komponen tersebut yaitu technoware, humanware, inforware, dan orgaware. Adapun contoh penggolongan keempat komponen tersebut di dalam hotel seperti pada technoware (pendingin yang digunakan, lift, komputer,dll), humanware (pengalaman, ketrampilan, pengetahuan,dll), inforware (bagaimana prosedur dalam pelaksanaan instruksi yang diberikan, metode, proses,dll) dan orgaware (bagaimana pengaturan organisasi yang ada terhadap proses bisnis yang dijalankan, dll). Dalam metode teknometrik dibutuhkan perusahaan benchmarking agar bisa didapatkan nilai perbandingan antara komponen teknologi perusahaan existing dan benchmarking sehingga bisa diketahui nilai gap yang ada. Hotel Mercure merupakan perusahaan benchmarking yang digunakan karena selain memiliki kualitas layanan yang baik seperti kebersihan kamar yang terjaga, adanya kamar pengantin, grandballroom yang multifungsi, layanan berbasis keramahan kekeluargaan (beritajatim, 1 Maret 2011), hotel Mercure juga memiliki keunggulan pada letaknya yang strategis yaitu di tengah kota sehingga banyak konsumen yang mempertimbangkan hotel Mercure sebagai salah satu tujuan hotel untuk dikunjungi. Teknometrik dapat dilakukan untuk mendapatkan kondisi existing serta gap (perbedaan) dari teknologi yang ada di SPH dan 2
Mercure, yang berujung pada pengukuran seberapa besar kontribusi teknologi yang digunakan. Dan juga, untuk menentukan bobot kriteria pada metode teknometrik digunakan metode ANP (Analytic Network Process) yang menggunakan expert judgement di dalam proses penentuannya. Dari hasil pengukuran teknologi nantinya dapat digunakan sebagai usulan perbaikan yang sesuai dengan kebutuhan SPH agar dapat meningkatkan daya saing dari industri perhotelan itu sendiri.
Tahap Analisa dan Kesimpulan Tahap analisa dan kesimpulan merupakan tahap akhir dari rangkaian tahap dalam penelitian ini. Dalam tahap ini akan dilakukan analisa terhadap hasil-hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Dari hasil analisa inilah kemudian dapat ditarik kesimpulan. Selain itu juga dapat diberikan saran/masukan terhadap perusahaan yang bersangkutan ataupun kepada peneliti selanjutnya.
2. Metodologi Penelitian Metode penelitian ini dibagi menjadi empat tahap yaitu sebagai berikut:
Pada bagian ini dijelaskan mengenai proses dan hasil dari pengumpulan dan pengolahan data. Data dikumpulkan dari proses wawancara dan penyebaran kuisioner. Dari data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah berdasarkan metodologi penelitian yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Tahap Persiapan Merupakan tahapan mengidentifikasi atau mengangkat permasalahan yaitu bagaimana kontribusi teknologi atau Technology Contribution Coefficient (TCC) di Surabaya Plaza Hotel dalam menjalankan proses bisnis dan menganalisis nilai tersebut sebagai acuan perbaikan pada komponen teknologi yang ada. Sehingga diperoleh tujuan penelitian yaitu mendefinisikan komponen teknologi yang telah ada pada SPH, mengukur nilai TCC dan melakukan usulan perbaikan berdasarkan penilaian ataupun audit teknologi dengan perusahaan benchmarking. Studi yang akan dijadikan dasar meliputi studi literature dan studi lapangan. Tahap Pengumpulan Data Pada tahapan ini data yang diambil berupa data primer. Data primer yang diambil didapatkan dari wawancara dan penyebaran kuisioner kepada narasumber yang dianggap kompeten dalam menjawab kondisi eksisting dan permasalahan yang terjadi pada Surabaya Plaza Hotel.
3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
3.1 Proses Bisnis Perusahaan Secara umum proses bisnis yang dimiliki oleh SPH terdiri dari pembagian departemen itu sendiri, yang mana terdiri dari sales & marketing yang melakukan promosi secara langsung ataupun tidak langsung, food & beverage yang melakukan penediaan dan pelayanan produk sera servis kepada tamu, front office yang melakukan proses layanan check-in/out bagi tamu, engineering yang melakukan layanan perbaikan peralatan yang rusak ataupun hanya maintenance, house keeping yang melakukan persiapan, pengecekan dan pembersihan kamar tamu, marco’s club yang melakukan maintenance dalam hal sarana pendukung sepert sauna,spa,gym,dll, general affair yang melakukan penjagaan keamanan hotel di seluruh area dan yang terakhir finance accounting yang melakukan pengecekan pada pembayaran yang dilakukan oleh tamu hotel.
Tahap Pengolahan Data Pada tahap ini akan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Secara lebih detail pengolahan data untuk penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pembobotan kriteria dengan metode ANP 2. Pengukuran komponen teknologi dengan metode teknometrik dan THIO plot diagram.
3
Gambar 3.1 Proses Bisnis SPH
4
3.2 Pengumpulan Data Berdasarkan uraian proses bisnis perusahaan, langkah awal yang dilakukan untuk pengukuran kontribusi teknologi di perusahaan adalah mengidentifikasi elemen-elemen untuk masing-masing komponen teknologi, yaitu technoware, humanware, inforware, dan orgaware. Identifikasi dilakukan melalui studi literatur dan brainstorming dengan pihak perusahaan yang benar-benar memahami proses bisnis yang terjadi. Setelah dilakukan identifikasi terhadap elemen-elemen dari masing-masing komponen teknologi, dilakukan penyusunan dan penyebaran kuesioner. Terdapat dua macam kuesioner yang disebarkan, yaitu:
Tabel 3.1 pembobotan elemen teknologi elemen
weight
technoware
0.096
humanware
0.202
inforware
0.580
orgaware
0.122
inconsistency ratio
0.074
Sedangkan teknometrik digunakan untuk mengukur besar kontribusi komponen teknologi, yaitu technoware, humanware, inforware, dan orgaware. Pada tabel 3.2, 3.3, 3.4, 3.5 berikut menunjukan besar kontribusi kompone teknologi di SPH terhadap proses bisnis yang dilakukan.
1. Kuesioner pengukuran teknologi, yang ditujukan untuk mendapatkan penilaian bagi elemen-elemen dalam setiap komponen teknologi. Penilaian dilakukan terhadap perusahaan dan state-of-the-art untuk perusahaan sejenis berdasarkan skor yang ada. Yang dimaksud dengan state-of-the-art adalah perusahaan dengan tingkat komponen teknologi tertinggi (ideal). 2. Kuesioner ANP, yang ditujukan untuk mendapatkan penilaian bobot kepentingan dan bobot ketergantungan bagi komponen teknologi serta elemen-elemen di dalamnya. Bobot kepentingan dinilai dengan menggunakan skala tingkat sedangkan bobot ketergantungan dinilai dengan menggunakan skala 0 sampai dengan 1. Nilai 0 menyatakan tidak ada saling mempengaruhi antara komponen teknologi/elemen, dan nilai 1 menyatakan komponen teknologi/elemen yang satu mutlak mempengaruhi komponen teknologi/elemen yang lain.
Tabel 3.2 Perhitungan TCC SPH (technoware)
Tabel 3.3 Perhitungan TCC SPH (humanware)
3.3 Pengolahan Data 3.3.1 Technology Contribution Coefficient Data-data yang diperoleh diolah dengan menggunakan pendekatan ANP dan metode teknometrik. ANP digunakan untuk memperoleh bobot prioritas komponen teknologi, serta elemen didalamnya yang mana terdapat hubungan ketergantungan. Pada tabel 3.1 ditunjukan bobot prioritas komponen teknologi berdasarkan perhitungan dengan metode ANP.
5
Tabel 3.4 Perhitungan TCC SPH (inforware)
Tabel 3.5 Perhitungan TCC SPH (orgaware)
3.3.2 Teknometrik THIO plot diagram Setelah besar kontribusi dan bobot prioritas setiap komponen teknologi diketahui, maka didapatkan hasil pengukuran kontribusi komponen teknologi yang disajikan pada gambar 4.2
4. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil yaitu : 1. Berdasarkan pengukuran kandungan teknologi pada Surabaya Plaza Hotel dan Hotel Mercure sebagai benchmarking dengan metode pembobotan ANP dan pendekatan teknometrik untuk mengukur kontribusi komponen maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : • Elemen technoware pada proses bisnis yang dimiliki memiliki bobot sebesar 0.096 dan merupakan elemen dengan bobot yang terkecil. Komponen elemen technoware yang paling penting yaitu house keeping dengan bobot sebesar 0.243 sedangkan kontribusi komponen yang paling kecil yaitu finance accounting dengan bobot sebear 0.017. • Elemen humanware pada proses bisnis yang dimiliki memiliki bobot sebesar 0.202. Komponen elemen humanware yang paling penting yaitu owner dengan bobot sebesar 0.194 sedangkan kontribusi komponen yang paling kecil yaitu finance accounting dengan bobot sebear 0.016. • Elemen inforware pada proses bisnis yang dimiliki memiliki bobot sebesar 0.580 dan merupakan elemen dengan bobot yang terbesar. Komponen elemen inforware yang paling penting yaitu inforware sebagai pondasi humanware dengan bobot sebesar 0.265 sedangkan kontribusi komponen yang paling kecil yaitu inforware atribut technoware dengan bobot sebear 0.031. • Elemen orgaware pada proses bisnis yang dimiliki memiliki bobot sebesar 0.122. Komponen elemen orgaware yang paling penting yaitu work organization dengan bobot sebesar 0.565 sedangkan kontribusi komponen yang paling kecil yaitu modification of work dengan bobot sebear 0.055.
Gambar 3.2 THIO diagram
6
2. Berdasarkan hasil analisis gap antara nilai TCC dari Surabaya Plaza Hotel dan Hotel Mercure didapatkan bahwa selisih paling besar terdapat pada elemen technoware dengan nilai sebesar 0.0003. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka usulan perbaikan yang dapat diberikan yaitu pihak Surabaya Plaza Hotel dapat terus melanjutkan proses bisnis yang dilakukan disertai dengan program yang inovatif. 5. Saran Saran yang bisa diberikan peneliti untuk penelitian selanjutnya yaitu : 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya melibatkan expert judgement yang memahami kondisi existing perusahaan dengan benchmarking, jadi bukan hanya kondisi existing saja yang dimengerti sehingga didapatkan nilai yang lebih objektif dalam menentukan data-data yang akan mempengaruhi penilaian. 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya membuat nilai penilaian pada kuisioner teknometrik dengan nilai yang sama untuk kriteria yang satu dengan yang lainnya, sehingga bisa didapatkan perhitungan yang lebih maksimal. 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya melibatkan metode pendekatan teknometrik dengan skala yang lebih luas seperti perusahaan internasional agar didapatkan nilai benchmarking yang lebih kompetitif. 6. Daftar Pustaka Alkadri, Riyadi, S., Muchide, Siswanto dan Fathoni. 2001. Manajemen Teknologi untuk Pengembangan Wilayah : Konsep Dasar, Contoh Kasus dan Implikasi Kebijakan. Edisi revisi, Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi, Pengkajian Wilayah, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta. Anshori, Y. 2010. Manajemen Strategi Hotel. Edisi Kedua. Putra Media Nusantara, Surabaya
Badan Pusat Statistik. 2010. Tingkat Hunian Kamar pada Hotel Berbintang. Available online : <www.bps.go.id> diakses pada 23 Februari 2011. Beritajatim, 2011. Mercure Tingkatkan Layanan Pada Tamu. Available online :
diakses pada 19 Juli 2011. Ciptomulyono, U., Handayani. 2003. Implementasi Pendekatan ANP dalam Metode Teknometrik untuk Analisa Kandungan Teknologi (Studi Kasus : PT.Platinum Ceramics Industri). Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Google. 2009. Pengantar perhotelan. Available onlilne : <www.google.com/pengantar perhotelan> diakses pada 23 Februari 2011. Ham, S., Kim, W.G., Jeong, S. 2005. Effect of Information Technology on Performance in Upscale Hotels.Hospitality Management 24, p.281-294. Industri pariwisata dan perhotelan. 2008. Available online : diakses pada 23 Februari 2011. Khalil, T.M., 2000. Management of Technology : The Key to Competitivness and Wealth Creation. McGraw-Hill Book Publishing. Boston. Kusumaningtys, D. 2010. Implementation of Technology Assessment in Air Traffic Control at Juanda Airport Using Technometric Approach. Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Lee, J.W., Kim, S.H. 2000. Using Analytic Network Process and Goal Programming for Interdependent Information System Project Selection. Computer and Operation Research. Vol.27, p.367-382.
7
Pradana, A.H. 2011. Analisis Kandungan Teknologi Sentra Industri Kerajinan Kuningan dengan Pendekatan Teknometrik untuk Penyusunan Prioritas Pembinaan Teknologi di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Tugas Akhir JurusanTeknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Prawestri, E.D. 2003. Implementasi Metode Teknometrik untuk Menganalisis Kandungan Teknologi pada PT.Iglas (PERSERO). Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Saaty, T. L., 2005. Theory and Applications of The Analytic Network Process. Pittsburg: RWS Publications. Saaty, T.L. 1999. Fundamental of Analytic Network Process. ISAHP. Kobe, Japan. Smith, R., Sharif, N., 2007. Understanding and Acquiring Technology Assets for Global Competition. Technovation 27, p.643-64
8