Al-Buhuts ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 Halaman 80-90 http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN-KOMPONEN ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI DAN ARUS KAS PENDANAAN TERHADAP RETURN SAHAM Sri Dewi Yusuf Abstrak Di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 tahun 1994 dinyatakan bahwa perusahaan publik wajib menyusun laporan arus kas yang dipisahkan menjadi tiga komponen, yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Di samping itu Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No.2 juga menwajibkan perusahaan publik untuk memberikan informasi tentang komponen-komponen arus kas investasi dan arus kas pendanaan dengan metode langsung, dan menganjurkan purusahaan publik untuk menyampaikan informasi tentang komponen-komponen arus kas operasi dengan menggunakan metode langsung. Kata Kunci: Kandungan Informasi, komponen-komponen Arus Kas, Return Saham A. Pendahuluan Dalam suatu pasar modal yang kompetitif, terbentuknya harga ekuilibrium suatu aktiva/sekuritas ditentukan oleh penawaran dan permintaan agregat.Harga ekuilibrium ini mencerminkan konsensus bersama antara semua partisipan pasar tentang nilai dari aktiva tersebut berdasarkan informasi yang tersedia.1Harga ekuilibrium tersebut akan bergeser ke ekuilibrium yang baru, bila muncul informasi baru yang relevan yang digunakan untuk menganalisis dan menentukan harga aktiva tersebut.Meskipun informasi akuntansi bukan merupakan satu-satunya informasi yang menjadi dasar pertimbangan membeli atau menjual saham, namun penyampaian informasi tersebut dimaksudkan untuk mengurangi ketidakpastian investasi. Pengungkapan informasi arus kas dimulai semenjak FASB (Financial Accounting Standard Board) mengeluarkan SFAS (Statement of Financial Accounting Standard) No. 95 tentang Statement of Cash Flows yang merekomondasikan untuk memasukan laporan arus kas sebagai bagian dari 1
Hartono Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Pertama (Yogyakarta: BPFE, 1998), hlm. 56.
80
Sri Dewi Yusuf
laporan keuangan dengan tujuan memberikan manfaat potensial dari informasi arus kas untuk menaksir seperti likuiditas perusahaan, flekbilitas keuangan, pofitabilitas dan resiko. Sedangkan keharusan melaporkan informasi arus kas di Indonesia dinyatakan di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. tentang laporan arus kas yang berlaku efektif mulai 1 Januari 1995.Dalam PSAK No.2 (1994) disebutkan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas, dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk tiap periode penyajian pelaporan keuangan. Menurut SFAS No. 95 dan PSAK No. 2 laporan arus kas disajikan dalam tiga komponen yaitu arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.Ketiga arus kas tersebut selanjutnya masing-masing dipisahkan ke dalam komponen-komponen individu.PSAK No. 2 menentukan bahwa laporan arus kas dapat disusun dengan dua metode yaitu metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect method).Menurut metode langsung laporan arus kas harus memuat penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto berdasarkan kelompok utama. Sedangkan metode tidak langsung menyajikan arus kas dengan jalan menyesuaikan laba atau rugi bersih dengan pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Di dalam PSAK No. 2 juga disebutkan bahwa perusahaan publik dianjurkan untuk melaporkan arus kas operasi dengan menggunakan metode langsung.Metode langsung menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung, karena metode ini dapat memberikan informasi yang terperinci mengenai komponen utama penerimaan kas seperti penerimaan kas dari pelanggan (penjualan), maupun komponen utama pengeluaran kas seperti pengeluaran kas untuk pemasok dan karyawan. Berdasarkan informasi yang lengkap tersebut dapat dibuat estimasi arus kas operasi masa depan. Terkait dengan ini FASB (1987) menandaskan bahwa jumlah-jumlah komponen utama penerimaan kas dan pengeluaran kas koperasi (metode langsung) lebih berguna dari pada hanya jumlah total arus kas dari aktivitas operasi metode tidak langsung), dalam menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas operasi yang cukup guna membayar utang, untuk menginvestasikan kembali arus kas operasi, maupun untuk membayar dividen. Publiksi laporan arus kas dikatakan ada kandungan/isi informasinya, bila dengan menggunakan informasi tersebut, menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal (investor bereaksi).Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh investor menyebabkan perubahan harga/return saham.Harianto dkk (1990) menyatakan bahwa reaksi pasar menunjukan bahwa laporan keuangan mampu
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
81
Analisis Kandungan Informasi Komponen-Komponen Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham
mempengaruhi harga sekuritas.Sedangkan Livnat dan Zarowin berpendapat bahwa secara teoritis berbagai komponen arus kas mempuyai hubungan dengan return saham, meskipun dalam prediksi yang berbeda mengenai arah dan besarnya hubungan. B. Pembahasan 1. Pasar Modal Efesien Di dalam suatu pasar modal yang kompetitif, terbentuknya harga ekuilibrium suatu aktiva / sekuritas ditentukan oleh penawaran dan permintaan agregat.Harga ekuilibrium ini mencerminkan konsensus bersama antara semua partisipan pasar tentang nilai dari aktiva tersebut berdasarkan informasi yang tersedia.2 Informasi merupakan kunci untuk menentukan harga saham.3Oleh karena itu untuk mengukur efesiensi pasar modal, kunci utamanya adalah hubungan antara harga saham/sekuritas dengan informasi.4Lebih lanjut Jones menyatakan bahwa pasar modal efesien adalah pasar yang harga-harga sekuritasnya secara cepat dan sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia tentang aktiva.Definisi ini berbeda dengan yang diberikan oleh Fama5 yang menyatakan bahwa suatu pasar modal dikatakan efesien jika harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Selanjutnya Fama menyajikan tiga bentuk efesiensi pasar modal berdasarkan jenis informasi yang digunakan dalam membuat keputusankeputusan pasar, yaitu: a. Efisiensi Pasar Modal Bentuk Lemah Hartono menyatakan bahwa hipotesis untuk menguji efesiensi pasar modal bentuk lemah berhubungan dengan hipotesis langkah acak (random walk hypothesis).Jika harga-harga mengikuti pola langkah acak (random walk), maka perubahan harga hari ini tidak berhubungan dengan perubahan harga hari-hari sebelumnya (bersifat acak yang independen).Implikasinya bahwa investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan/return abnormal. b. Efisiensi Pasar Modal Bentuk Setengah Kuat 2
Hartono Jogiyanto, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, hlm. 56-57.
3
Charles P. Jones, Investments Analysis and Management, Sixth Edition, (New York: John Wiley & Sons, 1998), hlm. 84. 4
Hartono Jogiyanto, Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, hlm. 58.
5
Eugene Fama, Efficient Capital Markets: A Review Of Theory And Empirical Work. Journal of Finance, May, Tahun 1970. hlm. 383-412.
82
Jurnal Al-Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X
Sri Dewi Yusuf
Yang dimaksud informasi di dalam efesiensi pasar modal bentuk setengah kuat adalah informasi yang dipublikasikan termasuk laporanlaporan keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa: 1. Informasi yang dipublikasikan hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi ini berbentuk pengumuman oleh perusahaan yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten, contohnya pengumuman laba. 2. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah yang hanya berdampak pada perusahaan yang terkena aturantersebut. Contoh regulasi tentang peningkatan cadangan (reserve requirement) yang harus dipenuhi oleh semua bank. 3. Informasi yang dipublikasikan harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Contoh peraturan akuntasi untuk mencantumkan laporan arus kas yang harus dilakukan oleh semua perusahaan. c. Efesiensi Pasar Modal Bentuk Kuat Agar pasar berada pada bentuk kuat, maka harga-harga sekuritas harus sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia baik yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan (insider information).Insider information adalah informasi yang dimiliki oleh pihak-pihak dalam perusahaan. 2. Nilai Perusahaan Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Pinches menjelaskan bahwa nilai perusahaan atau nilai pasar perusahaan merupakan fungsi dari klaim pemegang saham (nilai saham) dan klaim pemegang obligasi/utang lainnya (nilai obligasi/utang), sehingga nilai pasar perusahaan dapat dinyatakan dengan rumus: V S + B, dimana V = nilai perusahaan, S = nilai pasar saham, B = nilai obligasi/utang Klaim pemegang obligasi/utang lainnya berbeda dengan klaim pemegang saham. Berapapun tingginya laba perusahaan, pemegang obligasi/utang hanya menerima hasil sebesar bunga obligasi/utang, yang berarti nilai obligasi/utang lainnya bersifat tetap yaitu sebesar nilai nominal obligasi/utang lain ditambah bunganya. Sedangkan jika perusahaan mencapai sukses besar, maka nilai pasar saham meningkat pesat. Begitupun sebaliknya, perusahaan dalam kondisi tersendat-sendat, hak pemegang obligasi/utang lain akan didahulukan, sedangkan nilai saham perusahaan menurun drastis. Sehingga Weston dan Copeland menyimpulkan bahwa nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan.Atas dasar alasan
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
83
Analisis Kandungan Informasi Komponen-Komponen Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham
tersebut maka nilai perusahaan dapat diukur berdasarkan nilai pasar saham (harga saham). Sejalan dengan ini, Sartono menegaskan bahwa harga pasar saham dapat menunjukan nilai perusahaan. Karena bagi perusahaan yang menjual 100% sahamnya di pasar modal, maka nilai perusahaannya adalah sebesar kapitalisasi saham yang beredar yaitu jumlah saham yang beredar dikalikan dengan harga per lembar saham, tentunya dengan asumsi pasar modal efesien.6 3. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory membahas hubungan antara pemberi kerja (principal) dengan penerima amanah (agen) untuk melaksanakan pekerjaan.Principal (pemegang saham) memberikan hak kepada agen (manajer) untuk menjalankan perusahaan.Sedangkan agen mempuyai kewajiban memberikan laporan periodik pada principal tentang usaha yang dijalankan.Sebagai agen manajer seharusnya bertindak atas kepentingan pemegang saham yaitu memakmurkan pemegang saham.Namun dalam kenyataannya, sering manajemen mempuyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan tersebut.Dilain pihak para pemegang obligasi/kreditur juga mempuyai kepentingan tersendiri pada perusahaan.Adanya konflik kepentingan ini menimbulkan masalah yang disebut agency problems.Agency problem biasanya terjadi antara manajer dengan pemegang saham atau antara pemegang saham dengan kreditur (pemberi peminjam). Masalah keagenan antara pemegang saham dengan manajer potensial terjadi jika manajer suatu perusahaan memiliki kurang dari 100% saham perusahaan. Ketika perusahaan masih berbentuk perseorangan pemilik sekaligus sebagai manajer akan bertindak meningkatkan kemakmurannya. Namun setelah sebagian sahamnya dimiliki pihak luar, maka munculah masalah keagenan.Sebagai contoh, manajer tidak berusaha memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melainkan memperbesar skala perusahaan melalui ekspansi atau membeli perusahaan lain, hal ini dilakukan dengan motif; (1) meningkatkan keamanan posisi dari ancaman pengambilalihan oleh perusahaan lain, (2) untuk meningkatkan power, status, dan gaji manajer.7Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham harus dibarengi dengan usaha peningkatan kemakmuran kelompok lain. 4. Kandungan Informasi Atau Hipetesis Signaling Asumsi utama dalam teori kandungan informasi /teori sinyal adalah bahwa manajemen mempuyai informasi yang akurat tentang nilai perusahaan 6
Agus R. Sartono, Manajemen Keuangan. Edisi 3 (Yogyakarta: BPFE, 1996), hlm. 47-48. 7 Agus R. Sartono, Manajemen Keuangan, hlm. 53-55.
84
Jurnal Al-Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X
Sri Dewi Yusuf
yang tidak diketahui investor luar, dan manajemen adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang diharapkannya.8Artinya manajemen umumnya mempuyai informasi yang lebih lengkap dan akurat dibanding pihak luar perusahaan (investor) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Apabila manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang dimilikinya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal, maka akan terjadi informasi asimetris. Ross dalam Weston dan Copeland memberikan pendapatnya bahwa penandaan (signaling) dapat digunakan untuk mengatasi informasi asimetris.Maksudnya bahwa pemberian suatu informasi ke pasar, secara umum dapat direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal/tanda terhadap event-event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga atau return saham, sehingga dengan pemberian sinyal tersebut informasi asimetris dapat diatasi.9 5. Pengujian Kandungan Informasi Sharpe dkk menyatakan “satu cara untuk menguji jika perubahan deviden menyampaikan informasi ke publik adalah dengan melihat reaksi harga saham atas pengumuman perubahan deviden.” Untuk membuktikan pendapatnya ini Sharpe dkk memberikan contoh pada kasus-kasus perusahaan yang mengumumkan kenaikan deviden, terdapat reaksi positif yang signifikan atas harga saham mereka, dan sebaliknya. Penentuan ini mendukung hipotesis kandungan informasi deviden, dengan pengumuman berisi informasi mengenai prospek masa depan perusahaan. Selain pengumuman deviden, dilakukan juga dengan menguji reaksi pasar.Linvat dan Zarowin maupun Garrond dan Hadi menguji reaksi pasar dengan menghubungkan antara komponen-komponen individu arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas penandaan dengan cumulative abnormal return.10 Hal yang sama juga dijelaskan oleh Watts and Zimmerman yang menjelaskan bahwa istilah kandungan informasi digunakan untuk isu-isu yang menguji apakah suatu even seperti pengumuman laba mempuyai pengaruh terhadap harga saham pada waktu event terjadi. Alasan mereka bahwa informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sebagai sesuatu yang belum dimengerti
8
George E. Pinches, Essential of Financial Management. Fifth Edition (New York: Harver Collins College Publishers, 1996), hm. 231-233. 9
Fred. J. Weston And Thomas E. Copeland. Manajemen Keuangan, Jilid 1 (Jakarta: Binarupa Aksara, 1995), hlm. 154-155. 10 Joshua Livnat and Paul Zarowin, The Incremental Information Content Of Cash Flow Component, Journal of Accounting and Economics, Vol.13, hlm 25-26.
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
85
Analisis Kandungan Informasi Komponen-Komponen Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham
sebelumnya.11Sedangkan Foster mengemukakan bahwa kandungan informasi berarti release berita baru/pengumuman menyebabkan revisi dalam distribusi return sekuritas.12 Kandungan informasi diukur dengan kekuatan-kekuatan pengaruh informasi komponen-komponen arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan terhadap return saham dalam bentuk akumulasi return tidak normal (CAR). Sehingga dapat dikatakan bahwa komponen-komponen arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan mempuyai kandungan informasi bila berpengaruh secara signifikan terhadap CAR. 6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kandungan Informasi Foster menjelaskan ada tiga faktor yang mempengaruhi kandungan informasi suatu pengumuman (release) yaitu; 1. Ekspektasi pasar modal terhadap kandungan (content) dan waktu (timming) suatu pengumuman. Pada dasarnya ada ketidakpastian tentang kandungan/isi maupun waktu dari pengumuman suatu perusahaan. Semakin besar ketidakpastian, maka semakin besar pula potensi suatu pengumuman menyebabkan terjadinya revisi harga-harga sekuritas. 2. Implikasi suatu pengumaman terhadap distribusi return sekuritas di waktu yang akan datang. 3. Kredibilitas sumber informasi 7. Tujuan Dan Kegunaan Laporan Arus Kas Laporan arus kas sangat perlu disusun oleh emiten (perusahaan) untuk membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan, seperti investor, kreditur dan lain-lain. Penyusunan laporan arus kas, menurut FASE mempuyai tujuan untuk menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode. Sedangkan PSAK No.2 1994 menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan arus kas adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan selama suatu periode akuntansi. Laporan arus kas ini berbeda dengan neraca atau laporan laba rugi, karena dapat menunjukan secara rinci ringkasan dari semua arus kas masuk dan arus kas keluar selama satu periode.Heath dalam Triyono menyatakan bahwa untuk mengukur solvabilitas perusahaan tidak dapat dilakukan dengan 11
Ross.L. Watts and Jerold L. Zimmerman, Positive Accounting Theory. (New Jersey: Prentice Hall, Inc, 1986), hlm. 221-223. 12
George Poster, Financial Statement Analysis, Second Edition, (New Jersley: Prentice Hall-International Inc, 1986), hlm. 87.
86
Jurnal Al-Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X
Sri Dewi Yusuf
menganalisis aktiva lancar, tetapi melalui analisis terhadap penerimaan dan pengeluaran kas. Kegunaan lainnya adalah memberikan informasi yang memungkinkan pemakai menilai: struktur keuangan, likuiditas perusahaan, kemampuan menghasilkan kas dan setara kas. Selain itu informasi arus kas berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya. 8. Klasifikasi arus kas Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode.PSAK No. 21994 yang mengacu pada FAS No. 95 mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluarankas menurut aktivitas operasi, investasi, dan pandanaan. Akivitas operasi meliputi semua transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.Umumnya aktivitas operasi mencakup kegiatan produksi dan penyerahan barang dan jasa serta pemberian jasa (FASB, 1987).Menurut PSAK No. 2, 1994 arus kas dari aktivitas operasi pada umumnya, berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Aktivitas investasi mencakup pemberian dan pengumpulan utang; pembelian dan penjualan instrumen saham (sekuritas), tanah, bangunan, peralatan dan aktiva lain yang digunakan untuk produksi.13 Aktivitas-aktivitas ini mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Oleh karena itu aktivitas ini tidak dimasukkan dalam aktivitas operasi, tetapi diungkapkan secara terpisah. Sedangkan aktivitas pendanaan mencakupsemua transaksi atau peristiwa memperoleh sumber dana dari emisi saham, emisi obligasi, utang, hipotik, wesel atau utang-utang lain-lainnya, serta pembayaran kembali instrument-instrumen tersebut; pembayaran return yang berupa deviden atas enisi saham. 9. Pelaporan Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Arus kas dari aktivitas operasi menjadi perhatian utama, mengingat bahwa dalam jangka panjang untuk menjaga kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan harus menghasilkan arus kas bersih yang positif dari aktivitas operasi. PSAK No. 2 1994 menyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi baru tampa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Pernyataan tersebut sejalan dengansaran Cheng et al. bahwa arus kas dari 13
FASB, Statement Of Financial Accounting Stanmdard No.95 Statement of Cash Flows (SFAS No.95 November 1987). http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
87
Analisis Kandungan Informasi Komponen-Komponen Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham
aktivitas operasi dapat membantu ukuran kinerjadalam mengevaluasi kemampuan menghasilkan arus kas sekarang dan investasi potensial.14Begitu pentingnya informasi tentang arus kas dari aktivitas operasi, telah mendorong Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)mewajibkan setiap perusahaan melaporkan arus kas operasi dengan menggunakan salah satu metode dari dua metode yaitu metode langsung dan tidak langsung. 1. Metode Langsung Dengan metode ini kelompok/komponen utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.Komponen-komponen utama penerimaan kas misalnya penerimaan kas dari pelanggan, sedangkan komponen utama pengeluaran kas misalnya pembayaran kas kepada pemasok. 2. Metode Tidak Langsung Metode ini melaporkan kas yang digunakan atau tersedia untuk operasi, dengan melakukan konversi pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya atas dasar waktu (akrual) ke dasar kas. Dalam metode tidak langsung arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh sebagai berikut: - Perubahan persediaan atau piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan. - Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi. - Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Berkaitan dengan metode langsung ada beberapa pendapat yang mengulas tentang manfaat metode tersebut. White et.al memandang metode langsung memberikan informasi yang bermanfaat untuk analisis trend.15Contohnya untuk mengetahui apakah peningkatan arus kas operasi disebabkan oleh meningkatnya penerimaan atau disebabkan karena pembayaran yang menurun, maka metode langsung mampu memberikan informasi tersebut.Di dalam FASB dinyatakan bahwa metode langsung dapat memperlihatkan penerimaan dan pengeluaran kas (operasi). Pemahaman khusus tentang sumber-sumber pemasukan dan pembayaran kas serta tujuan
14
Agnes C.S. Cheng, Shin Liu Chao And Thomas Schaefer, The Value Relevance of SFAS No. 95 Cach Flows from Operations as Assessed by Security Market Effects. Journal of Accounting Horizons.11 No. 3 September hlm.1-15, 1997. 15 Gerald I. White.,Aswinpaul C.Sondhi., Dov Fricd, The Analysis and Use of Financial Statements. (New York: Jhon Wiley & Sons, Inc, 1994.
88
Jurnal Al-Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X
Sri Dewi Yusuf
penerimaan kas dari aktivitas operasi yang dibuat pada periode lalu dapat bermanfaat untuk mengestimasi arus kas operasi yang akan datang. C. Kesimpulan Agar dapat memberikan informasi yang lengkap kepada investor, diharapkan emiten/perusahaan melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung, yaitu menyajikan arus kas operasi secara terperinci ke dalam komponenya. Informasi tentang komponenutama penerimaan dan pengeluaran kas lebih bermanfaat dibanding total arus kas, karena dapat digunakan mengestimasi arus kas masa depan maupun untuk mengakses kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas yang cukup dari aktivitas operasinya guna membayar utang, dan menginvestasikan kembali arus kas operasi. Daftar Pustaka Cheng C.S Agnes., Shin Liu Chao And Thomas Schaefer, The Value Relevance of SFAS No. 95 Cach Flows from Operations as Assessed by Security Market Effects. Journal of Accounting Horizons. 11 No. 3 September 1997 Fama Eugene, Efficient Capital Markets: A Review Of Theory And Empirical Work. Journal of Finance, May, Tahun 1970. FASB, Statement Of Financial Accounting Stanmdard No.95 Statement of Cash Flows SFAS No.95 November 1987. JogiyantoHartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Pertama Yogyakarta: BPFE, 1998. JonesP.Charles Investments Analysis and Management, Sixth Edition, New York: John Wiley & Sons, 1998. Livnat Joshua and Paul Zarowin, The Incremental Information Content Of Cash Flow Component, Journal of Accounting and Economics, Vol.13, 1990. Pinches E.George Essential of Financial Management. Fifth Edition New York: Harver Collins College Publishers, 1996. Poster George, Financial Statement Analysis, Second Edition, New Jersley: Prentice Hall-International Inc, 1986. SartonoR.Agus Manajemen Keuangan. Edisi 3 Yogyakarta: BPFE, 1996.
http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ab
89
Analisis Kandungan Informasi Komponen-Komponen Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham
Watts L.Ross.and Jerold L. Zimmerman, Positive Accounting Theory. New Jersey: Prentice Hall, Inc, 1986. WestonJ. FredAnd Thomas E. Copeland. Manajemen Keuangan, Jilid 1 Jakarta: Binarupa Aksara, 1995. WhiteI.Gerald.,Aswinpaul C.Sondhi., Dov Fricd, The Analysis and Use of Financial Statements. New York: Jhon Wiley & Sons, Inc, 1994
90
Jurnal Al-Buhuts Volume 11 Nomor 1 Juni 2015 ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X