ANALISIS FINANSIAL PEMBUTAN GULA AREN (Arenga pinnata) SECARA TRADISIONAL
Oleh : JUMARDIN NIM : 090 500 039
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013
ANALISIS FINANSIAL PEMBUTAN GULA AREN a pinnata) SECARA TRADISIONAL (Arenga
Oleh : JUMARDIN NIM : 090 500 039
Ka arya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mempero oleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diplo oma III Po oliteknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTA AN USAN TEKNOLOGI PERTANIAN JURU POLITEKN NIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013
ANALISIS FINANSIAL PEMBUTAN GULA AREN (Arenga pinnata) SECARA TRADISIONAL
Oleh : JUMARDIN NIM : 090 500 039
Karya Ilmiah ini Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah
: ANALISIS FINANSIAL PEMBUTAN GULA AREN (Arenga pinnata) SECARA TRADISIONAL
Nama
: Jumardin
NIM
: 090 500 039
Program Studi
: Teknologi Hasil Hutan
Jurusan
: Teknologi Pertanian
Pembimbing,
Penguji I,
Penguji II,
Ir. Andi Yusuf, MP NIP. 1962 1022 1998031 001
Ir. Iskandar, MP NIP. 195911191987101001
Ir. Sumiati NIP. 195906261998032004
Menyetujui, Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan
Mengesahkan, Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Ir. Syafi’i, MP NIP. 1968 0610 1995121 001
Heriad Daud Salusu, S.Hut., MP NIP. 1970 0830 1997031 001
Lulus ujian pada tanggal :
ABSTRAK
JUMARDIN. ANALISIS FINANSIAL PEMBUTAN GULA AREN (Arengapinnata) SECARA TRADISIONAL ,di bawah bimbingan Bapak Ir. Andi Yusuf. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan petani gula aren yang berada di Dusun Muang Dalam Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara Pohon aren atau enau (Arengapinnata) merupakan pohon yang banyakmenghasilkanbahan-bahanindustri yang sudah lama dikenal.Pohon aren dewasa tumbuh tinggi besar dan kokoh. Tingginya bisa mencapai 25 meter dengan diameter batang aren 65 cm dan diameter tajuk pohon hingga 6 meter. Pohon aren tidak bercabang, batangnya tertutup oleh pelepah daun dan diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijik atau juk atau duk. Pohon aren mulai berbunga ketika berumur sekitar 8-10 tahun. Bunga pertama muncul dari ruas batang yang berada di bagian pucuk pohon Dari data yang diperoleh dilapangan dan wawacara yang dilakukan maka didapat hasil perhitungan biaya produksi pembuatan gula merah dari pohon Aren (Arengapinnata) yang terdiri dari Biaya Tetap, Biaya Tidak Tetap dan Biaya Total. 1. Diketahui bahwa dalam memproduksi gula aren diperlukan biaya total sebesar Rp. 4.750,-/Kg atau Rp 39.456,73/hari. 2. Biaya Tetap hanya berupa biaya penyusutan alat dan bangunan sebesar Rp. 4.750,00/hari atau Rp 4.110,37/Kg karena usaha ini tidak membayar pajak dan asuransi (usaha tradisional rakyat). Sedangkan biaya tidak tetap sebesar Rp 38.000,-/hari atau Rp 3.653,84,-/Kg. 3. Pendapatan Kotor Pendapatan kotor pada kegiatan usaha gula aren adalah jumlah produksi gula aren dengan harga yang ditetapkan dipasaran. Harga gula aren sangat tergantung pada banyak sedikitnya produksi gula setiap musim dan produksi rata-rata gula aren selama sehari sebesar 10,40 Kg atau dalam 1 bulan sebanyak 208 Kg. Jika harga penjualan gula aren Rp 14.000/Kg maka pendapatn kotor perhari sebesar Rp. 145.600,- atau pendaptan kotor perbulan (1 bulan=20 hari kerja efektif) sebesar Rp. 2.924.000,-. 4. Pendapatan Bersih Pendapatan bersih di peroleh dari selisih antara pandapatan kotor dengan biaya total. Jika biaya total perkilo sebesar Rp 4.750,00 maka pendapatan bersih sebesar Rp. 9.250,00 Jika biaya total perhari sebesar Rp 39.456,73 maka pendapatan bersih perhari sebesar Rp 96.200 dan pendapatan bersih perbulan sebesar Rp 1.924.000,00. 5. Kelayakan Usaha Terhadap UMK dan Garis Kemiskinan Jika dibandikan dengan Upah Minimum Kota Samarinda tahun 2013 sebesar Rp 1.752.500,-/bulan maka pendapatan petani gula aren berada diatas UMK Samarinda. Jika dibandingkan kriteria garis kemiskinan menurut Bank Dunia sebesar US$ 2/hari atau Rp 22.000/hari (asumsi US$ 1=Rp 11.000) maka pandapatan petani gula aren berada diatas garis kemiskinan.
RIWAYAT HIDUP
Jum mardin lahir pada tanggal 15 juli 1989 di d Samarinda, Kecamatan Samarinda Utara. Merupakan anak ketiga Ibu mmia dan Bapak Jumare. Sem Tahun 1996 memulai pendidikan Sekolah Dasar Negeri 063 Samarinda dan memperoleh Ijazah tahun 200 02. Kemudian anjutkan ke MTs Lempake dan memperoleh h Ijazah pada mela tahu un 2005 dan pada tahun 2008 mendapatkan Ija azah SMK DDI Cendana Samarinda. ggi dimulai pada Politeknik Pertanian Negerri Samarinda, Pendidikan Ting Jurusan Teknologi Perttanian, Program Studi Teknologi Hasil Hutan n tahun 2009. Selama menempuh pe endidikan di Politeknik Pertanian Negeri Sam marinda, aktif dalam perkulihan dan organisasi di kampus, Desember 2009 mengikuti pendidikan Ilmu Dasar Cinta Alam (PIDCA) di oraganisasi Mahasiswa Pecinta Allam Politeknik TANI), dan pada tahun 2010-2012 menjadi pengurus MAPA Pertanian (MAPA POLIT POLITANI, manjabat ssebagai Kordinator Divisi (KORDIV). Juli
20 011 mengikuti
Kelompok Mahasiswa Wirausaha (PMW). September 2011 mewakkili organisasi m Ketua MAPA Politani dikegiatan PIPA (pusat informasi pecinta alam) menjadi dan Mei 2012 Pendakian bersama di pujak Me erapi rute New kordinator penanaman d Selo Jawa Tengah. Pada tanggal 7 Maret 2012sampai 20 April 2012, mengikuti kegiatan
Praktek Kerja Lapang (PKL) yaitu kerajinan anyaman bambu dan n kertas seni juga membuat Figurra di Balai Besar kerajinan dan batik memiliki m dua bangunan. Pelaksanaan kegiatan paraktek kerja lapang bertemp pat di gedung Balai Besar Kerajinan n dan Batik yang berlokasi dijalan Kusuman negara no. 7 dan gedung Balai Bessar Kerajinan dan Batik yang beralamat di Jalan Sidobali no. 9 Yogyakarta.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas berkat RahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini dengan tepat waktu. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dan merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di Politaknik Pertanian Negeri Samarinda. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada : 1.
Kedua orang tua, yaitu Bapak Jumare dan Ibu Semmia
2.
Dosen PembimbingKarya Ilmiah, yaitu Bapak Ir.Andi Yusuf,MP
3.
Dosen penguji, yaitu Bapak Ir. Iskandar, MP dan Ibu Ir. Sumiati.
4.
Ketua Program Studi,Bapak Ir. Syafi’i, MP
5.
Ketua Jurusan, Heriad Daud Salusu,S.Hut,MP
6.
Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Yaitu Bapak Ir. Wartomo, MP.
7.
Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di Program Studi Teknologi Hasil Hutan
8.
Seluruh teman-teman yang membantu dan dukungan semua pihak dalam pelaksanaan penelitian
9.
Seluruh keluarga besar Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Walaupun sudah berusaha, penulis menyadari kekurangan yang dimiliki.
Penulis mohon kritik dan saran untuk perbaikan penulisa.Semoga Karya Ilmiah ini dapat menjadi bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Kampus Sei Keledang, September 2013
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ..............................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................
ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
v
I.
PENDAHULUAN
1
II.
TINJAUAN PUSTAKA
3
A. Analisis Finansial
3
B. Biaya Produksi
3
C. Unsur Biaya Produksi
4
D. Elemen Biaya Produksi
6
E. Analisis Biaya Produksi
7
F. Proses PembuatanGulaAren
10
G. RisalahPohonAren
13
METODE PENELITIAN
15
III.
IV.
V.
A. Tempat Waktu dan Penelitian
15
B. Alat dan Bahan
15
C. Prosedur Penelitian
15
D. Perhitungan Data
17
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
A. Hasil Penelitian
19
B. Pembahasan
21
KESIMPULAN DAN SARAN
24
A. KESIMPULAN
28
B. SARAN
28
DAFTAR PUSTAKAN LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor
Tubuh Utama
Halaman
1.
Produksi Nira dan Gula Aren Setiap Hari di Kebun Rakyat
19
2.
Hasil Perhitungan Biaya Tetap, Biaya Tidak Tetap,dan Biaya Total Produksi Pembuatan Gula Aren
20
Perbandingan Antara Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap Terhadap Biaya Total
20
Hasil Perhitungan Penyusutan Alat-alat Pada Pembuatan Gula Merah/aren.
21
3.
4.
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Lampiran
Halaman
1.
Menuangkan air nira ke wajan
30
2.
Proses pemasakan nira di atas tungku
30
3.
Proses perebusan nira
31
4.
Proses pengecekan keketalan gula aren
31
5.
Proses pencetakan gula aren
32
6.
Hasil pencetakan gula merah setelah di masak
7.
Hasil proses pembuatan gula aren yang siap di jual
33
8.
Perlengkapan usaha pembuatan gula aren
33
..
32
BAB I PENDAHULUAN
Pengembangan pertanian harus dilakukan melalui pendekatan agribisnis secara keseluruhan. Agribisnis yang didalamnya terdapat subsistem usaha yang saling terkait, saling tergantung dan saling berpengaruh mulai dari subsistem hulu, usahatani, subsistem hilir dan jasa penunjang. Semua subsistem tersebut harus dikembangkan secara bersama dan seimbang untuk menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi, baik dipasar domestik maupun pasar internasional. Agroindustri merupakan salah satu subsistem agribisnis yang strategis, dimana dari pengembangannya diharapkan terjadi peningkatan nilai tambah hasil pertanian melalui pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan teknologi pengolahan. Agroindustri dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk meningkatkan pendapatan dan peningkatan kapasitas produksi berbagai pengolahan hasil pertanian. Pohon aren atau enau (Arenga pinnata) merupakan pohon yang banyak menghasilkan bahan-bahan industri yang sudah lama dikenal. Hampir semua bagian atau produk dari tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Salah satu produk pengolahan yang berasal dari pohon aren yaitu air nira yang diolah menjadi gula merah. Kelurahan Lempake merupakan salah satu daerah di Kecamatan Samarinda Utara yang memiliki potensi dalam pengembangan usaha gula aren, khususnya Dusun Muang Dalam Kelurahan Lempake merupakan salah satu lokasi di Kecamatan Samarinda Utara yang sebagian penduduknya bermata pencaharian
2
tetap sebagai pengusaha gula aren yang bersifat home industri. Dalam memproduksi gula aren di Dusun Muang Dalam Kelurahan Lempake, pengusaha masih menggunakan teknologi tradisional. Produksi gula aren yang dihasilkan dengan mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh pengusaha untuk memperoleh keuntungan. Maksud dan tujuan adalah untuk menghitung berapa besar penerimaan dan pengeluaran yang sebenarnya dari pembuatan gula merah dari pohon aren secara tradisional, sehingga dapat ditentukan keuntungan dari jumlah pembuatan gula aren. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini untuk memberikan informasi mengenai berapa besar komponen biaya, pendapatan dan laba yang diperoleh dari pembuatan gula aren berdasarkan jumlah biaya yang digunakan dalam membuat gula aren dan harga penjualan sehingga bermanfaat dalam pengembangan usaha pembuatan gula aren secara tradisional.
BAB ll TINJAUAN PUSTAKA
A. Analisis Finansial Menurut (GRAY, 2002), Analisis financial lebih menekankan pada aspek ‘input output’ pada penerimaan dan pengeluaran yang sebenarnya. Dengan demikian pada pada analisis ini, variabel yang digunakan adalah data harga sebenarnya.Analisis financial penting untuk mengetahui posisi proyek atau usaha pada tahun-tahun tertentu, apakah usaha dalam keadaan deficit atau dalam keadaan yang menguntungkan. B.
Biaya Produksi
Menurut (MULYADI, 1990), mengatakan bahwa biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan produksi jadi yang siap dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan bangunan, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan, baik yang langsung maupun yang tidak langsung. Menurut dikorbankan
(Soemita, 1969), biaya produksi adalah sejumlah nilai yang
untuk
memperoleh
suatu
barang.
Sedangkang
usaha
untuk
menetapkan biaya produksi. ada beberapa cara, yaitu biaya ditetapkan oleh nilai dan banyaknya kapasitas produksi yang diperlukan untuk memproduksi barang. Kapasitas produksi tersebut dapat ditentukan oleh tenaga kerja dan kapasitas peralatan.
4
C.
Unsur Biaya Produksi
Untuk memproduksi suatu jenis barang tertentu, maka perusahaan industri mengeluarkan biaya untuk biaya langsung, dan biaya tidak langsung yang diperinci sebagai berikut : (MOECTAR,
1981),
biaya
produksi
langsung
adalah
biaya
yang
berhubungan secara langsung dalam proses produksi, seperti : 1.
Bahan baku Bahan baku merupakan bahan dasar atau bahan pokok yang digunakan untuk manghasilkan suatu produk.
2.
Upah langsung Disebut juga biaya tenaga kerja langsung yaitu upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang langsung ikut dalam proses produksi, seperti upah para oprator mesin, para perakit dan semua upah mereka, baik yang bekerja dengan tenaga maupun dangan perkakas, bekerja pada produksi. Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja tak langsung, tidak boleh digolongkan sebagai upah langsung. Upah mereka masuk pada biaya produksi tak langsung. Biaya produksi tak langsung terdiri dari semua biaya yang dikeluarkan oleh semua pabrik yang terdiri dari : a.
Upah tak langsung 1) Gaji kerja kerja kepala bagian 2) Upah pengawas atau mandor 3) Upah pelayan pabrik 4) Upah penjaga gudang pabrik
5
b.
Biaya gedung pabrik 1) Penyusutan gedung 2) Asuransi atas gedung 3) Pajak–pajak 4) Biaya pemeliharaan gedung pabrik 5) Biaya penerangan, air dan tenaga listrik pabrik
c.
Biaya mesin dan peralatan 1) Penyusutan mesin dan peralatan 2) Asuransi mesin dan peralatan 3) Reparasi serta pemeliharaan 4) Perkakas–perkakas kecil yang dipakai di pabrik dan Beberapa macam biaya tertentu seperti asuransi, telepon dan gaji dapat dibebankan kedalam biaya produksi tak langsung, sebagai biaya umum dan administrasi. Biaya demikian boleh langsung dialokasikan menurut cara yang layak kepada perkiraan–perkiraan biaya tak langsung, biaya penjualan dan biaya umum dan admistrasi, pada saat biaya–biaya itu dikeluarkan atau segala macam biaya itu dicatat lebih dahulu pada perkiraan–perkiraan tanggal masing–masing dan kemudian, baru pada akhirnya periode yaitu pada waktu penyusunan neraca lajur diadakan pengalokasiannya melalui cara–cara penyesuaian.
6
D. Elemen Biaya Produksi Menurut (WANARDI,1965), biaya tetap adalah pengorbanan yang pada umumnya tidak berubah, walaupun produksi meningkat atau menurun. Sedangkan biaya tidak tetap adalah segala pengorbana atau biaya yang dikeluarkan berupah mengikuti perubahan produksi. Selanjutnya, (MULYADI,1993), biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya tetap merupakan kemampuan beroprasi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi menejemen. dan biaya tidak tetap adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung merupakan contoh biayatidak tetap yang berubah sebanding dengan volume produksi. (SALVATORE,1981), membedakan jenis biaya produksi berdasarkan sifat biaya dalam hubungannya dengan tingkat produksi sebagai berikut : 1.
Biaya tetap atau total fixed cost (TFC), adalah jumlah biaya yang harus dibayarkan secara tetap oleh produsen tanpa menghitung tingkat produksi tertentu yang diperoleh.
2.
Biaya variable total atau Total Variable Cost (TVC), adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh produsen yang berubah menurut tingkat produksi yang diproleh.
3.
Biaya total atau Total Cost (TC), adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variable.
7
E. Analisis Biaya Produksi Menurut, (MULYONO,1986) dalam (ANANG,1997), yang termasuk biaya tetap yaitu : 1.
Biaya penyusutan yaitu pembelian alat yang akan menyusut terus – menerus selama masa pakainya sebagai akibat dari keadaan alat yang semakin tua, aus, rusak, berkarat dimakan iklim.
2.
Biaya asuransi yaitu pertanggungan atas barang atau alat terhadap pencirian, kebakaran, kerusakan dan tenggelam alat berat dilaut tanpa adanya unsur kesengajaan.
3.
Pajak.
4.
Biaya bunga yaitu bunga atau uang yang dibelanjakan apabila uang dipinjam dari bank atau jika alat tersebut dibeli secara tunai atau dengan uang sendiri. hal ini serupa dengan andai kata uang itu tidak dibelanjakan tetapi dimasukan ke bank. Sedangkan biaya tidak tetap meliputi : a. Biaya bahan bakar yaitu banyaknya bahan bakar untuk suatu jenis pekerjaan per unit waktu. b. Biaya untuk minyak pelumas seperti oli dan lain-lain. c. Biaya reparasi dan pemeliharaan adalah segala biaya yang dikeluarkan untuk reparasi dan pemeliharaan. d. Biaya untuk upah operator adalah upah yang diberikan pada operator dan pembantunya.
8
Adapun cara menghitung biaya tetap dan biaya tidak tetap adalah sebagai berikut: 1.
Biaya penyusutan dan depresiasi a.
Metode garis lurus (ANANG,1997) !"
b.
#$%&' !()*&+& , -&).& /$0.1$2&0 3+4) !&2&5
Metode neraca yang menurun (ANANG,1997) !"
67 #$%&' 3*&+& 3+4) !&2&5
Dengan cara ini diperoleh persentase yang tetap, tetapi nilai alat semakin berkurang. Bila penaksiran 0 tahun maka besarnya penyusutan pada: –
8&940 2( :: 6;;%/ 0 7 9&).&
–
8&940 2( 6: 6;;%/ 0 7<9&).& , 6;;%/ 0=
–
8&940 2( > ? 6;;%/ 0 7<9&).& , 6;;%/ 0=
Metode ini biasanya digunakan dalam auditing (tatabuku dan biaya merupakan historis). c.
Metode tarif jam jasa (ANANG,1997) Apabila alat yang digunakan itu banyak mengalami perubahan dari waktu kewaktu maka metode ini digunakan untuk menghitung nilai penyusutan.
9
d.
Metode menurut (ANONIM,1977) dalam (ANANG,1997)
!"
-! , / @7A
Dimana , !
" !(0B414*&0
-! " -&).& !$2$2
Cara menghitung biaya bunga, pajak asuransi Menghitung bunga dengan menggunakan nilai investasi rata-rata pertahun (ANANG,1997) : I0J(1*&15 )&*& , )&*& C()*&940 "
I<@ K I= 6@
Perhitungan tersebut digunakan bila pada akhir umur teknis nilai rongsokannya nol, tapi bila pada akhir umur teknis terdapat nilai rongsokan, maka perhitungannya sebagai berikut : I0J(1*&15 )&*& , )&*& C()*&940 "
Dimana, I " I0J(1*&15 &*&4 +$%&' C()+4'&&0 @ " 3+4) *(2051 / " -&).& )$0.1$2&0 C&%& &295) 4+4) *(2051
10
Nilai investasi rata-rata pertahun ini selanjutnya digunakan untuk menghitung biaya bunga, pajak dan asuransi dengan mengalikannya. a.
Cara menghitung biaya perbaikan dan pemeliharaan Anang (1997): L5&B& C()M&52&0 %&0 C(+('59&)&&0 "
b.
9&).& C(0B()&9&0 7 ;,:; :;;;
Menghitung biaya bahan bakar dan pelumas Anang (1997) : L5&B& M&9&0 M&2&) " ;, :N 9&).& C$2$2 C()'5*() L5&B& C('4+&1 "
c.
9&).& C(0B()&9&0 7 ;, ;;O :;;;
Cara menghitung biaya upah tenaga kerja Untuk menghitung upah dilakukan dengan cara menghitung besarnya upah permenit waktu ( perhari, perminggu, bulan) atau dengan persatuan produksi. F.
Proses Pembuatan Gula Aren
Nira aren bisa di ambil dari tandan bunga jantan atau bunga betina. Namun, dengan pertimbangan kelangsungan populasi aren maka yang di ambil adalah niranya bunga jantan sehingga bunga betina tetap bisa menghasilkan bunga dan biji. Menurut pengalaman, jumlah dan kualitas nira yang keluar deri tandan bunga betina kurang memuaskan. Pengambilan nira baru bisa di lakukan setelah keluar bunga jantan, kira-kira setelah berumur lebih dari 8 tahun. Sejak mulai bisa disadap, umumnya pohon aren mampu terus disadap hingga 3-4 tahun berikutnya. Tandan bunga jantan dikatakan siap disadap jika tepung sarinya sudah berjatuhan. Tanda ini mudah dilihat bagi penyadap karena tepung sari tersebut sangat banyak sehingga ketika sudah keluar maka tanah di bawah pohon aren akan berwarna kuning, tertutup oleh tepung sari bunga aren. Tanda yang lain dengan
11
mengunakan golok dan pada mata golok tersebut tertinggal bekas-bekas getah serta bekas sayatanya juga bergetah, maka itulah tanda bahwa aren sudah siap di sadap. Tetapai jika mata golok dan bakas irisanya tetap kering maka penyadapan belum bisa di mulai. Jika tanda-tanda bunga jantan siap disadap sudah muncul maka pembersihan sisa pelepah daun, ijuk yang menempel di batang dilakukan agar tidak mengganggu pekerjaan penyadapan. Setelah tanda tersebut bersih, pemukulan tangkai tandan mulai dari ujuk kearah sebaliknya, dengan menggunakan martil kayu kecil. Pemukulan dilakukan secara hat-hati agar tangkai tandan tidak patah. Pemukulan tersebut dilakukan untuk memperlonggar pembulu-pembulu tipis (foloen) dalan tangkai tandan. Pembulu foloen yang berperan sebagai pemasok sari makanan (asimilat) yang mengandung gula semula memang sangat rapat. Dengan pemukulan, pembulu yang semula padat akan terurai atau pecah sehingga timbul lubang-lubang yang menjadi saluran baru. Sari makanan disebut nira pun mengalir ketempat yang remuk tersebut. Pemukulan dilakukan tiga kali sehari, yaitu pagi,siang,dan sore hari, masingmasing selama kurang lebih setengah jam. Pemukulan tidak dilakukan setiap hari, melainkan berselang seling, dengan diberi masa istirahat. Pada hari ke-6 biasanya dilakukan pemukulan sekali, tetapi lebih keras dari sebelumnya. Goyangkan tandan bunga jantan tersebut sehingga lemas tetapi tidak patah. Jika tandan ini lunglai ke bawah diharapkan nira akan mengucur lebih lancar ke arah bumbung bambu penampang nira yang ditadahkan dibawahnya dan pemukulan dilakukan secara
12
berhari-hari kadang hingga 3-4 minggu, kemudian tandan bunga yang sudah lemas diikat dengan tali pada salah satu daun terdekat yang ada di atasnya. Selanjutnya, pagi-pagi buta ujung tangkai tanda diiris dan diberi tumbukan bawang putih untuk merangsang keluarnya nira, kemudian di balut. Jika keesokan harinya nira sudah keluar maka pembalut dilepas dan diganti dengan tabung bambu yang di dekatkan pada tandan untuk penampung kucuran nira. Tabung bambu yang digunakan untuk menampung nira harus bersih agar nira tidak cepat asam. Kadangkadang dimasukkan daun sirih untuk menumpas bakteri dan jamur sehingga nira bisa tetap segar. Selain sirih, tatal kayu nangka juga diberikan untuk mengentalkan dan memberi warna kuning jika nira tersebut dimasak menjadi gula. Nira yang sudah dikumpulkan segera digodok agar secepatnya menjadi gula. Kayu bakar untuk menggodok nira sering kali menggunakan kayu yang ada disekitar kebun dan penggodokkan dilakukan dengan api yang tidak terlalu besar sehingga sirup gula tidak terbakar dan menjadi hitam, Melalui penggodokkan, air dalam nira akan menguap sehingga yang tertinggal adalah sirup gula yang kental. Tetesan minyak makan digunakan untuk mempercepat pengentalan. Selama penggodokkan, semua kotoran yang mengapung di bagian atas harus dibuang. Gula aren terbentuk jika nira tersebut sudah pekat. Penanda kepekatan adalah ketika nira sudah terasa berat untuk diaduk dan jika diciduk dan dituang di wajan, jatuhnya nira sudah terputus-putus tidak lagi mengucur. Jika nira sudah pekat, maka api pembakaran dikurangi atau dipadamkan. Setelah itu, pengadukan yang sering disebut digodok dilakukan.
Pengadukan
dilakukan
dengan
jalur
pengadukan
yang
tetap,
dimaksudkan agar panasnya merata. Massa gula yang masih panas tersebut
13
kemudian dituang kedalam cetakan plastik yang sudah tersedia. Dan dua belahan gula aren hasil cetakan biasanya dipasarkan dalam bentuk setangkap seperti bola. G. Risalah Pohon Aren Menurut, (Widyawanti, 2011),Pohon aren termasuk dalam famili Arecaceae (Palmae) dan termasuk tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) karena biji buahnya terbungkus oleh daging buah. Klasifikasi botani pohon aren adalah sebagai berikut. Divisio
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Bangsa
: Spadictilorae
Suku
: Palmae (Arecaceae)
Marga
: Arenga
Jenis (Nama Botani):Arenga Pinnata (Wurmb) Merr. Nama Umum/nama dagang : Aren Pohon aren yang tumbuh subur di berbagai sudut di berbagai daerah. Orang Aceh menyebutnya Bakjud, orang karo menyebutnya Pola, masyarakat Toba menyebutnya Bagot, orang Mandailing menyebutnya Bargat/Agaton, ornag Sunda menyebutnya Enau/Neluluk/Nanggong, orang Dayak menyebutnya Hanau, orang bugis menyebutnya Indru, dan orang Jawa menyebutnya Aren. Pohon aren dewasa tumbuh tinggi besar dan kokoh. Tingginya bisa mencapai 25 meter dengan diameter batang aren 65 cm dan diameter tajuk pohon hingga 6 meter. Pohon aren tidak bercabang, batangnya tertutup oleh pelepah daun
14
dan diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang dikenal sebagai ijik atau juk atau duk. Pohon aren mulai berbunga ketika berumur sekitar 8-10 tahun. Bunga pertama muncul dari ruas batang yang berada di bagian pucuk pohon, sedikut di bawah tempat tumbuhnya daun muda. Jika betina, bunga pertama tersebut biasanya rontok karena belum diserbuki. Bunga jantan dan betina berikutnya keluar dari ruasruas batang, dari ujung makin ke bawah secara bertahap dengan jarak waktu yang bervariasi. Hanya bunga betina yang berhasil diserbuki saja yang akan berkembang menghasilkan buah aren. Jika diperhatikan terlihat bahwa diameter tangkai tandan (tongkol) bunga betina lebih besar dari tangkai tandan bunga jantan.
BAB lll METODE PENELITIAN
A.
Tempat Waktu dan Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan kebun bapak Haseng selaku pembuat gula aren secara tradisional dilakukan pada tanggal 30 Juli sampai 15 Agustus 2013. Yang ada di Dusun muang Dalam Kelurahan Lempake Kecapamatan Samarinda Utara. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain : Alat tulis menulis, Kalkulator, Daftar pertanyaan, Alat dokumentasi . Bahan yang digunakan yaitu data profil usaha mengenai pembuatan gula aren serta semua data yang berhubungan dengan biaya produksi pembuatan gula aren yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak pembuat gula aren. C.
Prosedur Penelitian
1.
Orentasi lapangan, yaitu menetukan tempat usaha pembuatan gula aren
2.
Memohon ijin dari tempat usaha pembuatan gula aren untuk mengadakan penelitian pada usaha tersebut.
3.
Setelah diijinkan, selanjutnya mengadakan pengamatan data-data yang di peroleh seperti biaya-biaya yang berkait dengan kegiatan usahadan juga mencatatwawancara langsung dengan pemilik usaha pembuatan gula aren dan semua individu yang berkepentingan dalam penelitian ini. Adapun biaya yang berkaitan dengan usaha ini adalah sebagai berikut :
16
a. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang selama satu periode kerja tetap jumlahnya, dan tidak mengalami perubahan. Adapun yang termasuk dalam biaya tetap pada penelitian ini adalah biaya penyusutan terhadap peralatanperalatan yang digunakan pada proses penyadapan nira dan pembuatan gula aren. Metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan ini adalah metode garis lurus, yakni investasi dibebani penyusutan dengan jumlah yang sama setiap tahun selama umur ekonomis dari peralatan dan dihitung dangan persamaan:
!"
#$% &
!'()*): ! " +'),) -.*,/0/1)*/!.23.0')0' 4%2/1)5/*6 # " #78)9 4%26 % " %)0'8//&'9)' 0'0) 4%26 & " :(/3 .;7*7(' )9)1 41)5/*6 b. Biaya tidak tetap Biaya tidak tetap adalah jenis-jenis biaya yang naik turun bersamasama dengan volume kegiatan. Jenis-jenis biaya variabel dalam penelitian ini adalah biaya tenaga kerja, kayu bakar dan biaya transportasi. c. Biaya produksi total Biaya
produksi
total
adalah
biaya-biaya
yang
terjadi
untuk
menghasilkan suatu produk jadi yang siap untuk dijual atau tidak dijual. Dapat dihutung dengan rumus sebagai berikut:
17
+'),) <71)9 -378/;0' " +< = +> !'()*): +< " +'),) <71)9 4%2/1)5/*6 +> " +'),) <'8); <.1)2 4%2/1)5/*6 d. Pendapatan kotor Pendapatan kotor adalah hasil penjualan gula aren sebelum dikurangi biaya. e. Keuntungan ?./*1/*@)* " -? $ +-< Dimana: -? " Pendapatan Kotor (Rp/tahun) +-< " Biaya Produksi Total (Rp/tahun) 4.
Setelah semua data diperoleh, kemudian data tersebut dihitung.
5.
Semua hasil pengamatan dan perhitungan disusun dan ditulis menjadi karya ilmiah. D. Perhitungan Data
1.
Biaya tetap Diketahui modal seluruhnya Rp. 1.771.000,- dan biaya penyusutan Rp. 639.000,-/tahun jadi biaya penyusutan alat dan bangunan adalah Rp. 1.140.000,-/tahun dan perharinya Rp. 4.750,00/hari.
18
2.
Biaya tidak tetap Diketahui biaya tidak tetap Rp. 38.000,- dan melipiti Minyak goreng Rp. 3000,-, Plastik pembukus (100 pcs) gula aren Rp. 10.000,-, dan biaya tenaga kerja Rp. 25.000,-.
3.
Biaya total produksi Biaya produksi total adalah biaya-biaya yang terjadi untuk menghasilkan suatu produk jadi yang siap untuk dijual atau tidak dijual. Dapat dihutung dengan rumus sebagai berikut:
+'),) <71)9 -378/;0' " +< = +> diketahui biaya tetap Rp. 4.750/hari dan biaya tidak tetap Rp. 38.000,jadi, biaya produksi adalah Rp. 4.500,00 = Rp. 38.000,00 " 42.750,00 4.
Pendapatan kotor Pendapatan kotor adalah hasil penjualan gula aren sebelum dikurangi biaya. dan diketahui harga jual gula aren perkilo Rp. 14.000,- dan hasil produksi gula aren perhari 10,40 Kg, jadi pandapatan kotor/hari sebesar Rp. 145.600,-.
5.
Keuntungan
?./*1/*@)* " -? $ +-< diketahui pendapatan kotor perhari Rp. 145.600,00 dan pendapatan produksi total
Rp.
42.750,00,
jadi
Rp. 145.600,00 $ Rp. 42.750,00 " Rp. 102.850
keuntungan/hari
adalah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil dan wawancara langsung di lokasi penelitian dengan bapak Haseng sebagai pemilik kebun aren. Produksi gula aren setiap harinya selama penelitian di kebun rakyat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.
Produksi Nira dan Gula aren setiap hari di kebun rakyat.
Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah Rata-rata
Produksi Nira (ltr) 75 90 80 80 100 80 90 90 80 85 90 80 90 55 1.165 83,21
Produksi Gula 9,375 11,25 10 10 12,5 10 11,25 11,25 10 10,625 11,25 10 11,25 6,875 145,625 10,40
Berdasarkan Tabel tersebut di atas maka produksi nira 83,21Ltr!hari Kg danmenghasilkan gula aren sebanyak 10,40 !hari.
20
Tabel 2.
Hasil Perhitungan Biaya Tetap, Biaya Tidak Tetap dan Biaya Total Produksi Pembuatan Gula Merah. Uraian Biaya (Rp/hari) Biaya (Rp/Kg) A. Biaya Tetap 1. Biaya penyusutan alat 4.750,00 456,73 dan bagunan Jumalah Biaya Tetap 4.750,00 456,73 B. Biaya Tidak Tetap 1. Biaya bahan baku yaitu 3.000 288,46 minyak goreng i bungkus kecil. 2. Plastik pembukus gula 10.000 961,54 merah (100 pcs) 3. Biaya tenaga kerja 25.000 2.403,85 Jumlah Biaya Tidak Tetap 38.000 3.653,64 Biaya Total 39.456,73 4.110,37
Keteranga : Produksi gula aren di asumsikan sebesar 10,40 kg/hari Tabel 3. No. 1 2
Perbandingan Antara Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap Terhadap Biaya Total. Jenis Biaya Biaya (Rp/Kg) Persentase (%) Biaya Tetap 141,22 3,72 Biaya Tidak Tetap 3.653,84 96,28 Total 3.795,06 100
21
Tabel 4. Hasil Perhitungan Penyusutan Alat-alat pada pembuatan Gula Merah/aren. No.
1 2 3 4 5 6
Komponen Penyusutan Jerigen 20L Jerigen 18L Jerigen 10L Parang Kampak Mangkok Plastik (cetakan gula aren)
7
Timbangan Max 10 Kg 8 Gubuk Kebun 9 Wajan Max 40 ltr Jumlah
JML Harga (pcs) Beli (Rp)
JML Nilai Umur Harga Residu Pakai Beli (Rp) (Rp) (thn)
Total Nilai Residu Penyusuta (Rp) n (Rp/thn)
1 2 8 3 1 24
25000 10000 5000 100000 50000 1500
25000 20000 40000 300000 50000 36000
5000 2000 4000 50000 10000 3000
1 1 1 5 5 1
5000 2000 4000 250000 50000 3000
20000 18000 36000 50000 8000 33000
1
150000
150000
15000
3
45000
105000
1000000 25000 150000 15000 1771000 129000
10 2 29
250000 30000 639000
750000 120000 1140000
1 1000000 1 150000 42 1491500
Jumlah penyusutan perjam (asumsi 1 hari = 9 jam kerja, 1 bual 20 hari kerja)
527,78 4750,00
Keterangan : Jumlah jam kerja pertahun = 12 X 20 X 9 = 2160 jam
B. Pembahasan 1.
Perhitungan Biaya Tetap, Biaya Tidak Tetap dan Biaya Total Dari data yang diperoleh dilapangan dan wawacara yang dilakukan maka didapat hasil perhitungan biaya produksi pembuatan gula aren yang terdiri dari Biaya Tetap, Biaya Tidak Tetap dan Biaya Total seperti terlihat pada table di atas.
2.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dalam memproduksi gula aren diperlukan biaya total sebesar Rp. 4.750,-/Kg atau Rp 39.456,73/hari. Biaya Total ini tidak termasuk biaya pembelian kayu bakar yang merupakan yang merupakan komponen biaya tidak tetap karna kayu bakar tidak dibeli, melainkan dari kebun sendiri atau kebun sekitarnya namun kebutuhan kayu bakar untuk pembuatan gula aren rata-rata sebesar 0,15 sm(setapel metrik, asimulasi tinggi
22
1 meter X lebar 1 meter). Selain itu tidak dibutuhkan juga biaya pemasaran karna pembeli langsung datang ke kebun. Biaya
Tetap hanya berupa biaya penyusutan alat dan bangunan
sebesar Rp. 4.750,00/hari atau Rp 4.110,37/Kg karena usaha ini tidak membayar pajak dan asuransi (usaha tradisional rakyat). Sedangkan biaya tidak tetap sebesar Rp 38.000,-/hari atau Rp 3.653,84,-/Kg dimana biaya tidak tetap ini hanya terdiri dari 3 komponen biaya yaitu biaya bahan baku, pembeli plastik pembukus, dan biaya tenaga kerja. Biaya total suatu usaha merupakan pengeluaran tunai pemilik usaha ini sehingga tidak memerlukan pinjaman dari pemilik modal atau perbankkan sehingga tidak perlu memperhitungkan bunga pinjamansebagai komponen biaya tetap. Perbandingan antara biaya tetap dan biaya tidak tetap terhadap biaya total dapat dilihat pada tabel 3. 3.
Seluruh biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan produksi gula aren merupakan komponen biaya yang dibebankan terhadap komponen produk yang akan dipasarkan. Nilai jual produk yang dipasarkan diharapkan akan mamanuhi biaya-biaya yang dikeluarkan, sampai pada akhirnya memberikan keuntungan bagi pihak yang mengelolah usah.
4.
Pendapatan Kotor Pendapatan kotor pada kegiatan usaha gula aren adalah jumlah produk gula aren dengan harga yang ditetapkan dipasaran. Harga gula aren sangat tergantung pada banyak sedikitnya produksi gula setiap musim.
23
Produksi rata-rata gula aren selama sehari sebesar 10,40 Kg atau dalam 1 bulan sebanyak 208 Kg. Jika harga penjualan gula aren Rp 14.000/Kg maka pendapatn kotor perhari sebesar Rp. 145.600,- atau pendaptan kotor perbulan (1 bulan=20 hari kerja efektif) sebesar Rp. 2.924.000,-. 5.
Pendapatan Bersih Pendapatan bersih di peroleh dari selisih antara pandapatan kotor dengan biaya total. Jika biaya total perkilo sebesar Rp 4.750,00maka pendapatan bersih sebesar Rp. 9.250,00 Jika biaya total perhari sebesar Rp 39.456,73 maka pendapatan bersih perhari sebesar Rp 96.200 dan pendapatan bersih perbulan sebesar Rp 1.924.000,00.
6.
Kelayakan Usaha Terhadap UMK dan Garis Kemiskinan Jika dibandikan dengan Upah Minimum Kota Samarinda tahun 2013 sebesar Rp 1.752.500,-/bulan maka pendapatan petani gula aren berada diatas UMK Samarinda. Jika dibandingkan kriteria garis kemiskinan menurut Bank Dunia sebesar US$ 2/hari atau Rp 22.000/hari (asumsi US$ 1=Rp 11.000) maka pandapatan petani gula aren berada diatas garis kemiskinan.
7.
Manfaat Gula aren bagi Tubuh Kita Gula yang rasanya tidak seberapa manis ini justru merupakan pemanis alami yang sehat dan kaya manfaat. Bahkan, ia memiliki manfaat kesehatan seperti mengatasi anemia, asma, kejang otot, kram akibat menstruasi, problem pencernaan, membersihkan darah, dan mencegah peradangan pada kulit yang menyebabkan komedo dan jerawat. Lebih detail lagi, inilah manfaat kesehatan gula merah.
24
a.
Membersihkan darah Manis tetapi tidak membuat darah Anda teracuni oleh bahan-bahan kimia berbahaya. Justru gula merah ini berperan sebagai agen yang membersihkan racun-racun dari darah Anda.
b.
Membantu mengatasi problem pencernaan Gula merah selain membantu mendetoks darah juga akan mendetoks pencernaan. Tambahkan sedikit gula merah pada teh, susu, atau minuman Anda yang lain untuk melancarkan pencernaan Anda.
c.
Mengatasi sariawan Sariawan atau panas dalam seringkali dialami banyak wanita maupun pria, mulai anak-anak hingga dewasa. Saat panas dalam, biasanya nenek moyang menyuguhkan segelas kunyit asam yang dimasak dengan menggunakan gula merah. Kunyit di sini berfungsi mencegah peradangan, sedangkan gula merah berfungsi mendinginkan suhu tubuh yang meningkat akibat sariawan.
d.
Mencegah anemia Mengonsumsi gula merah juga membantu mencegah anemia. Sebagai sumber zat besi yang baik, gula merah mengatasi problem anemia terutama pada saat menstruasi.
e.
Mencegah jerawat Gula merah juga mencegah problem kulit seperti komedo dan jerawat. Manisnya tidak menyebabkan peradangan pada kulit, sehingga
25
aman untuk dikonsumsi bila Anda mendambakan memiliki kulit yang lembut dan bersih. f.
Menyembuhkan batuk dan demam Karena memiliki sifat mendinginkan, gula merah juga boleh dikonsumsi ketika sedang batuk kering dan demam. Diseduh atau dicampurkan pada menu makanan, gula merah membantu mengencerkan dahak dan membuat batuk segera reda.
g.
Mencegah asma Pasien asma dianjurkan untuk mengonsumsi gula merah dan mengurangi gula pasir. Saat temperature tubuh terjaga, asma bisa diatasi dan tidak mudah kambuh. Selain itu, gula merah juga memiliki sifat anti alergi.
h.
Meredakan nyeri saat menstruasi Sesekali kram dan nyeri pada perut akan membuat wanita merasa kesakitan saat sedang menstruasi. Dengan mengonsumsi kunyit asam yang diseduh menggunakan gula merah, maka nyeri perut ini bisa diredakan. Harga gula merah ini memang kalau dihitung-hitung jauh lebih mahal ketimbang gula pasir. Namun yang jelas, efek kesehatannya juga lebih terasa.
8.
Fungsi pohon aren untuk Ekologis, Budaya dan Ekonomi Pohon aren dengan batang dan akar yang kokoh merupakan salah satu tumbuhan yang mampu diandalkan sebagai penyeimbang ekosistem dan
26
ekologi. Meski pohon aren mempunyai akar serabut, namun jenis akar pohon aren sangat kokoh, dalam serta tersebar. Ini membuat pohon aren mampu menahan proses erosi tanah. Akar pohon aren juga memiliki kemampuan untuk menahan air, inilah kelebihan lain dari pohon aren. Keistimewaan ini membuat pohon aren mampu ditanam di lahan yang relatif kering dan tidak memerlukan perawatan khusus. Kemampuan pohon aren tersebut sangat membantu untuk menjaga kelestarian daerah pengunungan yang berlereng-lereng dan juga daerah lembah. Masyarakat tradisional mengunakan pohon aren sebagai bahan bagunan, upacara adat, obat-obatan, sehingga berbagai perabotan rumah tangga. Aren juga dipakai sebagai sumber makanan manusia juga pakan ternak. Sementara, petani pohon aren selama ini menggunakan hasil produksi pohon aren sebagai bahan dasar untuk nira dan gula aren. Nira aren dapat diproses manjadi minuman nira dari pohon aren juga dapat juga dapat dibuat menjadi gugus fungsialcohol seperti etanol atau etil alcohol. Etanol merupakan bahan dasar alternatif yang bisa digunakan untuk mengantikan minyak tanah, gas alpiji, dan bensin. Etanol
berfungsi
sebagai
bahan
sterilisasi
alat-alat
medis
dan
kedokteran. Gulan aren atau disebut juga dengan palm sugar juga mempunyai menfaat ekonomi yang luar biasa gula aren dapat dijadikan komoditi ekonomi dengan nilai yang cukup tinggi. Selain nira dan gula aren, batang aren diparut
27
halus bisa dicampurkan dengan dedak, gabah ataupun bekatul untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Buah aren yang keras bisa dilunakan dan diolah menjadi kolang-koling, sebagai campuran untuk minuman kolak. Daun aren yang masih muda umunya digunakan sebagai bahan rokok linting kemudian diisi tembakau. Sedangkan untuk daun aren yang telah tua, biasanya dipakai sebagai atap rumah atau kazebo, ijik pohon aren biasanya dimanfaatkan untuk sapu dan manyaring air. Bagi kesehatan, tenyata pohon aren juga mambari kontribusi yang signifikan. Nira aren dapat dijadikan obat-obatan untuk haid yang tidak teratur, sembelit, sariawan, disentri, kepala pusing, radang paru-paru sampai melepas keletihan. Gula aren mempunyai manfaat jitu untuk menghambat penyerapan kolesterol. Akar muda pohon aren dapat digunakan untuk penyembuhan batu ginjal, dan akar tua pohon aren dipakai sebagai bahan obat sakit gigi. Bahkan penelitian beberapa tahun lalu menyebutkan bahwa minuman aren yang telah difermentasikan mampu dijadikan biopestisida yang ramah lingkungan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN 1.
Biaya Total produksi pembuatan gula aren sebesar Rp 3.794,86/Kg atau Rp. 39.466,54 /hari atau Rp. 789.330,88/bulan.
2.
Pendapatan bersih dari usaha pembuatan gula aren per kg sebesar Rp.10.205,14,
pendapatan
bersih
perhari
sebesar
Rp.106.133,46
dan
pendapatan bersih perbulan sebesar Rp.2.122.669,20. 3.
Pendapatan petani gula aren berada diatas UMK Samarinda dan berada diatas garis kemiskinan. B. SARAN
1.
Perlu penelitian lanjutan terhadap pohon aren untuk Ekologi, Budaya dan Ekonomi, diantaranya adalah pendapatan petani pembuatan gula aren dalam suatu kelompok petani pada kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara di Kota Samarinda.
2.
Untuk petani aren menambah hasil sampingan berupa pembuatan kerajina ijuk, sikat, dan pembuatan makan kolang-kaling.
29
DAFTAR PUSTAKA
ANANG, 1997. Analisis Biaya Pembersihan Lahan Dengan Mengunakan Traktor D7 Pada Cater Pilar Pembangunan HTI di PT. Adindo Hutani Lestari. Tarakan. ANDAYANI, W. 1999. Ekonomi Hutan. Fakultas kehutanan Universitas Gaja Mada. Yokyakarta. ANONIM,http://4qyu4rius.blogspot.com/2012/07/analisis-finansial-agroindustrigula.htmlhttp://orang-jembatan.blogspot.com/2012/02/analisa-kelayakanusaha-pengolahan-gula.html MOECTAR, Z A. 1981. Dasar – dasarAkuntasi Jilit 4. Institut dagang Moectar. Surabaya. RIYANTO, B. 1995. Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan. Universitas Gaja Mada. Yakyakarta. SALVATORE, 1981. Biaya Harga Pokok Jilit I. Akademik Perusahaan dan Perniagaan. Bandung. SOEMITA, A. R. A. K. 1969. Biaya dan Harga Pokok Jilit I. Akademik Perusahaan dan Perniagaan. Bandung. , 1994. Kalkulasi Harga Pokok. CV. Tarsito. Bandung. SUPRIONO, 1994. Akuntansi biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku 1 edisi 2. Fakultas Ekonomi. Yagyakarta. WIDYAWATI, 2011. Sekses Investasi Masa Depan Dengan Bertanam Pohon Aren.Yogyakarta: Bagian penerbit ANDI. WULYADI, 1990. Akuntasi Biaya Edisi 5. STIEYKPN. Yokyakarta.
30
Gambar 1. Menunakan air nira ke wajan
Gambar 2. Proses pemasakan nira di atas tungku
31
Gambar 3. Proses perubusan nira
Gambar 4. Proses pengecekan keketalan gula merah/aren
32
Gambar 5. Proses pencetakan gula merah/aren
Gambar 6. Hasil pencetakan gula merah setelah di masak
33
Gambar 7. Hasil proses pembuatan gula merah/aren yang siap di jual
Gambar 8. Perlengkapan usaha pembuatan gula merah/aren
34
Analisis Biaya Penyadapan Nira dan Pembuatan Gula Merah/aren Tabel 3.
No.
1 2 3 4 5 6
Hasil Perhitungan Penyusutan Alat-alat pada pembuatan Gula Merah/aren.
Komponen Penyusutan Jerigen 20L Jerigen 18L Jerigen 10L Parang Kampak Mangkok Plastik (cetakan gula aren)
7 Timbangan Max 10 Kg 8 Gubuk Kebun 9 Wajan Max 40 ltr Jumlah
JML Nilai Umur Total Nilai JML Harga Harga Residu Pakai Residu Penyusuta (pcs) Beli (Rp) Beli (Rp) (Rp) (thn) (Rp) n (Rp/thn) 1 2 8 3 1 24
1
25000 25000 10000 20000 5000 40000 100000 300000 50000 50000 1500 36000
150000 150000
5000 2000 4000 50000 10000 3000
15000
1 1000000 1000000 25000 1 150000 150000 15000 42 1491500 1771000 129000
1 5000 1 2000 1 4000 5 250000 5 50000 1
20000 18000 36000 50000 8000
3000
33000
45000 10 250000 2 30000 29 639000
105000 750000 120000 1140000
3
Jumlah penyusutan Perjam (asumsi 1 hari = 9 jam kerja, 1 bual 20 hari kerja) Keterangan : Jumlah jam kerja pertahun = 12 X 20 X 9 = 2160 jam
527,78 4750,00
SURAT KETERANGAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Pemilik usaha pembuatan gula merah dengan ini menerangkan bahawa; Nama
: Jumardin
Tempat, tanggal lahir
: Samarinda, 15 Juli 1989
NIM
: 090 500 039
Program Studi
: Teknologi Hasil Hutan
Jurusan
: Teknologi Pertanian
Universitas
: Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Semester
: VI (enama)
Alamat rumah
: Ds. Sido Makmur Rt 21Desa Bhuana Jaya Kecamatan Tenggarong Seberang.
Adalah benar melaksanakan dan telah selesai penelitian dari tanggal 30 Juli 2013 samapi 15 Agustus 2013 dengan judul penelitian: ANALISIS FINANSIAL PEMBUATAN GULA MERAH SECARA TRADISIONAL. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Samarinda, 16 Agustus 2013 Pimpinan,
Haseng
SURAT PERNYATAAN
Pada hari Selasa tanggal tiga puluh bulan Juli tahun dua ribu tuga belas, saya yang bertanda tangan di bawah ini; Nama
: Jumardin
Tempat, tanggal lahir
: Samarinda, 15 Juli 1989
NIM
: 090 500 039
Program Studi
: Teknologi Hasil Hutan
Jurusan
: Teknologi Pertanian
Universitas
: Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Semester
: VI (enama)
Alamat rumah
: Ds. Sido Makmur Rt 21Desa Bhuana Jaya Kecamatan Tenggarong Seberang.
Benar adanya telah melaksanakan Penelitian dan telah selesai melaksanakan penelitian tersebut dari tanggal 30 Juli 2013 samapi 15 Agustus 2013 dengan judul penelitian ANALISIS FINANSIAL PEMBUATAN GULA MERAH SECARA TRADISIONAL, di bawah bimbingan Dosen Ir. Andi Yusuf,MP dan teknis pendamping bapak Haseng selaku pemilik usaha pembuatan gula merah yang berada di Dususn Muang dalam Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk saya gunakan sebagaimana mestinaya. Samarinda, 16 Agustus 2013 Yang bersangkutan,
Jumardin NIM. 090 500 039