perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO yang Terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009)
Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : Prita Kartikasari NIM. F0205122
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Dalam hidup ini nikmatilah proses yang sudah Tuhan sediakan untuk kita lalui. Karena Tuhan melihat proses dan bukan melihat hasil instant kita. (prita)
Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama. (aminudin)
Dengan segenap hati aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintahMu. (Mazmur 119:10)
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini aku persembahkan kepada : 1. My LORD, Jesus Christ. Terimakasih karena telah menyertai aku sampai hari ini, banyak tantangan terjadi dalam skripsiku ini dan KAU mampukan aku melewati senua ini dengan tetap selalu mengucap syukur dalam segala hal. Terimakasih untuk orang-orang tercinta yang KAU berikan untukku, yang memberikan semangat, doa dan kekuatan sehingga aku mampu menjalani semuanya. Thank’s GOD. 2. Bapak (Alm) dan Ibu tercinta. Terimakasih untuk kasih sayang, nasihat,doa, dan fasilitas yang selalu mengalir tiada henti. Untuk kedua adik ku, Wiwid dan Lia, terimakasih untuk support dan doanya. Juga untuk keluarga besar ku semua, luv u all. ☺ 3. Pembimbing skripsiku, Bp. Bambang Hadinugroho, terimakasih banyak pak untuk kesabaran dan support bapak selama membimbing saya skripsi, saya sangat bersyukur mempunyai pembimbing seperti Bapak, GBU. 4.Antok “BO”, terimakasih untuk kasih sayang, perhatian dan doa selama ini. Aku mengasihimu. 5. Mb Emmi, trimakasih ya mbak untuk setiap masukkan dan bantuan nya selama proses skripsi ku, juga untuk riasan dan fotonya, hehehehe..... 6. Yepri, Lisya, Dyah, Liani, Dewi, Corina, M Danang, Nanang, Mikha.. trimakasih untuk dukungan kalian semua, kalian yang dengan tidak mengenal lelah selalu dukung aku, jadi tempat curhatanku selama skripsi ini, terimakasih banyak. Aku bersyukur memiliki kalian. 7. Temen-temen Manajemen 05 , pengalaman yang tak akan kulupakan ketika bersama kalian melewati hari-hari di kampus ini. Trimaksih semuanya.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Temen-temen magangku, Nanang dan Kiki...dimanapun kalian berada sekarang, trimakasih untuk waktu yang kita lewati bersama selama magang. Trimakasih untuk kerjasamanya. 9. Temen- temen PMK FE, Yessi, Tomo, Famera, Kick Andi, Septian, Eva, dan semuanya, terimakasih untuk semuanya,.bersama kalian, aku bisa mengenal lebih dekat lagi pribadi yang selama ini mengasihi aku sampai akhir hayat ku, yaitu Tuhan Yesus. Akan selalu kurindukan perjuangan saat kita mencari dana, luar bias banget,hehehe...luv u all. 10. Mb mulani, Mb Agnes,Mb Priska, Mas Dedi, Mas Kukuh, Mas Mahar, Mas Edo, terimakasih untuk kalian semua. Aku bersyukur mempunyai kakak- kakak seperti kalian. Luv u all. 11.Maharani Dian (akuntansi 05) , trimakasih banyak sist, buat support dan doa nya selama aku ngerjain skripsi. Setiap kali baca sms dari kamu, aku merasa sangat terberkati dan semangat lagi. Thx u sist...^_^ 12. Temen – temen gereja ku ,trias, tiva, mb debi, ratih, mami Shinta, dan semuanya, thx u all udah dukung aku dalam doa dan support yang luar biasa dari kalian. Trimakasih banyak , tetep semangat dalam pelayanan ya. Gbu 13. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih.
Banyaknya nama yang tersebut dalam halaman ini menunjukkan begitu banyaknya pihak yang telah membantu dan mendukung penulis hingga karya ini bisa terselesaikan. Terimakasih. GOD Bless U all.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan penulis panjatkan dengan segala kerendahan hati kepada Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku karena segala anugerah dan penyertaan kasih-Nya yang sangat nyata dan tidak akan pernah berkesudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ” Analisis Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana (Studi Kasus pada Perusahaan- perusahaan yang melakukan IPO yang Terdaftar Di BEI pada tahun 2005-2009)”. Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak, penulis tidak bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bp. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ibu Dr. Hunik Sri R, M.Si., selaku ketua Jurusan Manajemen dan Bp. Reza Rahardian, SE, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bp. Drs. Bambang Hadinugroho, M.Si. selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan pengarahan, bantuan, saran, kesabarannya, dan waktunya selama proses penyelesaian skripsi ini. 4. Mba’ Emy di Pojok Bursa Efek Indonesia atas saran, waktu dan datadatanya sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik. 5. Seluruh dosen-dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi atas semua bantuannya selama ini. 6. Bapak (Alm) dan Ibu yang telah memberikan dukungan doa, dana, dan suasana sangat harmonis dan penuh sukacita di rumah. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian sebagai wujud tanggung jawab dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini. Adik-adik ku Wiwid dan Lia yang selalu memberi warna dalam hidupku, semoga sukses dalam studi kalian dan tetap hidup takut akan Tuhan. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. God bless U all.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapakan saran dan kritik tang bersifat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii MOTTO ................. ........................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii DAFTAR ISI . .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiii ABSTRAKSI......................................................................................................xiv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .......................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
BAB II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Pasar Modal..................................................................... 9 B. Underpricing ................................................................................... 12 C. Financial Leverage ......................................................................... 14 D. Return On Asset. ............................................................................. 14 E. Earning Per Share. ......................................................................... 15 F. Nilai penawaran Saham................................................................... 16 G. Kondisi Pasar. ................................................................................. 17
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. Reputasi Underwriter. ..................................................................... 17 I. Reputasi Auditor. ............................................................................ 20 J. Ukuran Perusahaan.......................................................................... 21 K. Umur Perusahaan. ........................................................................... 22 L. Tipe Perusahaan. ............................................................................. 22 M. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 23 N. Kerangka Penelitian………………………………………………..27 O. Hipotesis.......................................................................................... 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................................................. 35 B. . Populasi dan Sampel ...................................................................... 36 C. Sumber Data .................................................................................... 36 D. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 37 E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 42
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. ........................................................................ 47 B. Pengujian Data ................................................................................ 50
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 66 B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 67 C. Implikasi......................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69
LAMPIRAN ..................................................................................................... 73
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1
Seleksi Pemilihan Sampel ........................................................... 47
Tabel IV.2
Statistik deskriptif data................................................................ 48
Tabel IV.3
Uji Normalitas data ..................................................................... 51
Tabel IV.4
Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 53
Tabel IV.5
Uji Multikolinieritas .................................................................... 54
Tabel IV.6
Hasil Uji Hipotesis dan Regresi. ................................................. 55
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1
Kerangka Penelitian......................................................................27
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran I
Perusahaan yang melakukan IPO periode 2005-2009 ........... 72
Lampiran II
Data Keuangan Perusahaan yang melakukan IPO ................. 75
Lampiran III
Data Non Keuangan Perusahaan yang melakukan IPO ......... 78
Lampiran IV
Uji Normalitas Data. .............................................................. 84
Lampiran V
Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 85
Lampiran VI
Uji Regresi ............................................................................. 86
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya melakukan berbagai cara, diantaranya melakukan ekspansi. Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi diperlukan sumber dana yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber pendanaan yang terdahulu yaitu perbankan. Selain dana yang dapat dihimpun lebih besar, pendanaan dari pasar modal tidak perlu menyediakan agunan seperti halnya perbankan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana tersebut, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan oleh perusahaann seperti mencari pinjaman uang, mencari partner untuk melakukan penggabungan usaha (Merger), menjual perusahaan atau menutup serta mengurangi sebagian kegiatan usaha. Alternatif lainnya yang dapat dilakukan dalam mencari tambahan dana itu adalah dengan mencari pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menjual sebagian dari kepemilikan atas perusahaan, penjualan kepemilikan dilakukan dengan menjual sebagian dari kepemilikan atas perusahaan. Penjualan kepemilikan dilakukan dengan menjual sebagian dari saham yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas yang dalam hal ini disebut investor atau pemodal dan penawaran saham ini disebut dengan istilah penawaran umum (Go Public). Ketika menawarkan saham pertama kali di pasar modal, salah satu permasalahan penting yang dihadapi perusahaan adalah penentuan besarnya harga penawaran perdana. Harga saham di pasar perdana ditentukan berdasarkan
commit to user
kesepakatan antara perusahan emiten dan penjamin emisi (underwriter). Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar (permintaan dan penawaran). Sehingga underwriter cenderung menjualkannya pada harga murah (undervalued). Trianingsih (2005) menyatakan bahwa, walaupun emiten dan underwriter secara bersama-sama mengadakan kesepakatan dalam menentukan harga perdana saham, namun sebenarnya mereka masing-masing mempunyai kepentingan yang berbeda. Penawaran perdana harus dilakukan dengan mengikuti peraturan pelaksanaan dan undang-undang yang berlaku. Tetapi walaupun peraturan mengenai pengungkapan laporan keuangan pada saat IPO sudah sangat terperinci, hal tersebut tidak menjamin terjadinya kesimetrian informasi antar partisipan (emiten, underwriter, dan investor). Adanya ketidakpastian tentang nilai intrinsik perusahaan emiten menyebabkan meningkatnya kemungkinan kesalahan perkiraan tentang nilai instrinsik perusahaan emiten. Ketidakpastian ini berupa permintaan pasar akan saham yang ditawarkan perdana. Ketidakpastian tersebut dirasakan oleh calon investor yang umumnya calon investor yang memiliki informasi yang terbatas tentang perusahaan emiten (Hartono, 2005). Fenomena yang umum dan sering terjadi di pasar modal manapun saat emiten melakukan IPO adalah terjadinya underpricing. Underpricing adalah selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham di pasar perdana. Dan selisih ini merupakan initial return yang diterima investor. Jadi initial return adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham karena perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana (IPO). Husnan (1991) berpendapat bahwa analisis saham dilakukan untuk menilai tentang saham tertentu yang mengalami overvalued atau undervalued. Bila harga saham yang ditawarkan lebih tinggi dari nilai ekonomi intrinsiknya, maka
commit to user
keputusannya ialah tidak membeli saham tersebut. Sebaliknya, bila harga saham
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang ditawarkan undervalue, artinya harga yang ditawarkan lebih rendah dari nilai ekonomis intrinsiknya, keputusannya adalah membeli saham tersebut. Dengan membeli saham yang harganya undervalue, diharapkan akan diperoleh capital gain di masa yang akan datang, karena adanya koreksi pasar sehingga harga cenderung naik. Sebaliknya, bila harga saham overvalue dan saham tersebut dibeli, akibatnya di masa yang akan datang akan mengalami capital loss karena harganya cenderung turun. Untuk menciptakan harga saham yang ideal, terlebih dahulu perlu dipelajari faktor-faktor
yang
mempengaruhi
underpricing.
Mengetahui
faktor
yang
mempengaruhi underpricing akan dapat menghindarkan perusahaan yang akan go public dari kerugian karena underestimate atas nilai pasar sahamnya (Indrawati, 2005). Underpricing pada harga saham perdana diikuti oleh adanya kenaikan harga saham perusahaan di pasar bursa atau harga penawaran berikutnya. Dengan demikian underpricing merupakan signal bahwa perusahaan akan menjanjikan keuntungan bagi investor. Namun kondisi underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan karena dana yang diperoleh menjadi tidak maksimum, tetapi bila overpricing terjadi maka investor akan dirugikan karena tidak menerima initial return. Allen dan Fauhber (1989) dalam Gumanti (2004) berpendapat bahwa underpricing selain dapat memberikan sinyal yang negatif dapat juga merupakan sinyal yang positif. Informasi asimetri adalah informasi yang tidak sempurna yang dimiliki antar partisipan (Hartono, 2005). Adanya masalah mengenai asimetri informasi dan ketidakpastian akan membuat investor sulit untuk membedakan secara obyektif perusahaan yang baik dan yang buruk. Perusahaan dengan kualitas tinggi akan berusaha meyakinkan investor bahwa perusahaan mereka baik. Hal ini dilakukan
commit to user
dengan cara memberi sinyal positif yang dapat ditangkap oleh investor.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ketika prospektus merupakan satu-satunya informasi yang dapat digunakan oleh investor dalam memutuskan investasi pada perusahaan yang sedang IPO, asimetri informasi antara manajemen dengan pihak eksternal perusahaan akan tinggi. Informasi yang terdapat dalam prospektus menyangkut informasi tentang keuangan dan non keuangan yang bersifat historis maupun yang bersifat proyeksi pada masa mendatang. Terdapat laporan mengenai financial leverage, Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Nilai Penawaran Saham, underwriter, dan auditor di dalam prospektus. Informasi tersebut dibutuhkan oleh investor untuk memprediksi penghasilan dividen di masa yang akan datang dan juga risiko relatif dari masing-masing perusahaan.Informasi asimetri yang tinggi tersebut memberi peluang kepada manajemen melakukan manajemen laba dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmurannya. Ketika dilakukan IPO, investor potensial hanya mengandalkan informasi yang terdapat dalam prospektus. Kondisi seperti ini memungkinkan manajemen melakukan manajemen laba untuk meningkatkan kemakmurannya dengan harapan harga saham akan tinggi pada penawaran perdana. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing telah dilakukan oleh Beatty (1989), penelitian tersebut berhasil menunjukkan bahwa reputasi auditor, reputasi underwriter, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan, tipe penjamin emisi dan indikator perusahaan minyak dan gas berpengaruh negatif terhadap initial return. Penelitian yang dilakukan oleh Rosyati dan Sabeni (2002) berhasil menunjukkan bahwa variabel underwriter dan umur perusahaan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap tingkat underpricing. Sedangkan kondisi pasar dan reputasi auditor tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap tingkat underpricing. Kemungkinan yang terjadi dalam penelitian Rosyati dan Sabeni (2002) disebabkan oleh kondisi perekonomian yang
commit to user
tidak stabil (krisis moneter) pada saat pengambilan sampel. Penelitian Dian (2008)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berhasil menunjukkan bahwa kondisi pasar, Return on Asset (ROA), dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Sedangkan leverage, reputasi auditor, reputasi underwriter, EPS, nilai penawaran saham dan tipe perusahaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap underpricing. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengambil
Underpricing
judul
”Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pada Penawaran Saham Perdana (Studi Kasus pada
Perusahaan-perusahaan yang melakukan IPO yang Terdaftar di BEI pada tahun 2005-2009)”.
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah financial leverage, Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Nilai Penawaran Saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan tipe perusahaan berpengaruh secara parsial pada tingkat underpricing? 2. Apakah financial leverage, Return On Assets, Earning Per Share, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor; ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan berpengaruh secara bersamasama pada tingkat underpricing?
C. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh financial leverage, Return On Asset
commitNilai to user (ROA), Earning Per Share (EPS), Penawaran Saham, kondisi pasar,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan tipe perusahaan secara parsial pada tingkat underpricing. 2. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh financial leverage, Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), Nilai Penawaran Saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan tipe perusahaan secara bersama-sama pada tingkat underpricing.
D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap IPO, terutama bagi : 1. Bagi Investor/ calon investor, Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi mengenai variabelvariabel yang berpengaruh pada initial return yang diterima saat IPO, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menanamkan modalnya di perusahaan go public. 2. Bagi Emiten/ calon emiten, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat perusahaan emiten dalam menentukan harga yang tepat dalam penawaran saham perdana, sehingga perusahaan akan memperoleh modal baru dengan biaya yang relatif murah.
3. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan, Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada pasar modal Indonesia (BAPEPAM, Bursa Efek Indonesia, calon emiten, dan posisi lain yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terkait) dalam meningkatkan perannya untuk memenuhi kebutuhan pihak pemakai informasi. 4. Bagi praktisi/akademis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pihak-pihak yang ingin mendalami Pasar Modal Indonesia dan diharapkan pula hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk penelitian yang selanjutnya agar dapat lebih memahami kebutuhan dunia usaha serta menjawab tantangan globalisasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN PASAR MODAL
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Menurut
digilib.uns.ac.id
(Husnan,
2004:3),
secara
formal
pasar
modal
dapat
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih yang sempit dari pasar keuangan (financial market). 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pasar Modal a) Supply sekuritas Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah (1) apakah terdapat jumlah perusahaan yang cukup banyak disuatu negara yang memerlukan dana yang bisa diinvestaikan dengan menguntungkan? dan (2) apakah mereka bersedia memenuhi persyaratan full disclosure yang dianut oleh pasar modal.
b) Demand akan sekuritas Calon-calon pembeli sekuritas tersebut mungkin berasal dari individu, perusahaan non keuangan, maupun lembaga-lembaga keuangan.
c) Kondisi politik dan ekonomi Kondisi politik yang stabil ikut mendukung pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand sekuritas.
d) Masalah hukum dan peraturan Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan
commit to user
menyesatkan menjadi mutlak diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal Lembaga-lembaga seperti BAPEPAM, Bursa Efek, Akuntan Publik, underwriter, wali amanat, notaris, kosultan hukum, lembaga clearing, dan lain-lain perlu untuk bekerja dengan profesional dan bisa diandalkan sehingga kegiatan emisi dan transaksi di bursa bisa berlangsung dengan cepat, efisien dan dapat dipercaya.
2. Peranan Pasar Modal Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal juga mempunyai fungsi alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamnkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana. Sebagai akibatnya, peminjam dan pemberi pinjaman akan lebih diuntungkan dibandingkan jika pasar modal tidak ada. Salah satu alternatif pembiayaan yang dapat digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan dana yaitu dapat dilakukan dengan cara penerbitan saham baru pada masyarakat yang disebut penawaran umum (Trianingsih, 2005). Penawaran Umum Perdana adalah penawaran surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti hutang, rights (bukan right), warrants, opsi, atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrument yang dikeluarkan oleh BAPEPAM sebagai efek, penawaran umum harus dilakukan dalam wilayah Indonesia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atau kepada Warga Negara Indonesia, menggunakan media massa atau ditawarkan kepada lebih dari 100 (seratus) pihak atau telah terjual kepada 50 pihak dan dalam batas nilai emisi serta batas waktu ditetapkan BAPEPAM. Terdapat dua jenis penawaran perdana dalam penerbitan sekuritas baru, yaitu Initial Public Offering (IPO) yang diperdagangkan pada pasar primer dan Seasoned New Issues atau Seasoned Equity Offering (SEO) yang diperdagangkan pada pasar sekunder (Saputro dan Agung, 2005).
B. UNDERPRICING Menurut Ritter (1998) dalam Indrawati (2005), fenomena underpricing hampir terjadi di semua negara di dunia meskipun tingkat underpricing itu berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Fenomena underpricing di terjadi di pasar modal Indonesia berkisar antara 4% hingga 16% (Hartono, 2005). Rock (1986) dalam Hartono (2005) menyatakan bahwa underpricing merupakan fenomena ekuilibrium dengan adanya asymmetric information antar partisipan. Uniformed investor akan menghadapi adverse selection ketika membeli saham pada penawaran umum perdana, hal ini disebabkan karena beberapa investor lebih banyak memiliki informasi (informed investor). Informed investor tidak akan membeli saham pada saat penawaran umum jika dianggap harga saham overpriced, sehingga meninggalkan seluruh saham tersebut pada uninformed investor. Pada model Baron (1982) dalam Adi (2002), informasi asimetri dapat terjadi antara perusahaan emiten dan penjamin emisi. Underwriter menggunakan ketidaktahuan emiten mengenai pasar modal untuk mengurangi risiko yang harus ditanggungnya apabila saham yang dijamin di pasar perdana tidak laku terjual dan harus membelinya (Safitri, 2001).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Underpricing merupakan biaya yang ditanggung oleh emiten, maka dengan nilai penawaran yang besar, emiten akan cenderung berhati-hati dalam menentukan harga penawaran (Hartono, 2005). Indrawati (2005) menyatakan bahwa investor mempunyai informasi yang lebih dari issuer, misalnya issuer tidak mengetahui tentang permintaan sahamnya atau harga pasar yang akan bartahan pada saat tersebut. 1. Asumsi pertama: investor mempunyai informasi yang seimbang. Investor hanya akan membeli saham jika harganya di bawah taksiran umum, sehingga untuk mensukseskan IPO maka harga penawaran harus cukup underpriced. 2. Asumsi kedua: investor tidak mempunyai informasi yang seimbang. Penetapan harga yang terlalu tinggi menyebabkan issuer khawatir akan “winner’s curse”. Yaitu asimetri informasi antara informed investors dengan uninformed investors. Untuk menutup kerugian uninformed investor akibat pembelian saham yang overpriced, maka emisi saham perdana secara umum harus cukup underpriced. 3. Asumsi ketiga: Jika underwriter mempunyai informasi yang lebih dari issuer. Secara teoritis, issuer tidak mempunyai informasi, tetapi dibandingkan dengan underwriter tidak dengan investor. Untuk membujuk underwriter mau melakukan usahanya yang optimal maka issuer mengizinkan underwriter melakukan underpricing.
C. FINANCIAL LEVERAGE Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahan dalam membayar hutangnya dengan ekuitas yang dimilikinya. Apabila financial leverage tinggi, menunjukkan risiko suatu perusahaan juga tinggi. Financial leverage secara teoritis
commit to user
menunjukkan adanya tambahan risiko yang dimiliki suatu perusahaan, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
financial leverage akan memberikan pengaruh pada ketidakpastian suatu perusahaan (Hartono, 2005). Variabel ini diukur dengan menggunakan rasio debt to equity yaitu rasio total utang terhadap modal perusahaan (total ekuitas yang dimiliki perusahaan).
D. RETURN ON ASSET Laba merupakan informasi yang penting bagi investor sebagai pertimbangan investasi. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan memberikan manfaat bagi investor dalam mengurangi tingkat ketidakpastian perusahaan. Jika tingkat ketidakpastian rendah akan berpengaruh terhadap perilaku harga saham dengan tingkat underpriced yang rendah (Kartini dan Payamta, 2002). Return on assets merupakan salah satu rasio keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan asset yang dimiliki perusahaan tersebut (Hartono, 2005). Para investor tidak memperhatikan ROA yang disajikan dalam prospektus, tetapi mungkin mereka memperhatikan ROA untuk beberapa tahun sebelum perusahaan melakukan IPO (Daljono, 2000). Variabel ini diukur dengan rasio net income terhadap total asset.
E. EARNING PER SHARE Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS). Sedangkan jumlah laba per lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden. Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS)toyang commit user dibagikan kepada para investor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. EPS merupakan informasi tentang laba yang bersih untuk setiap unit saham, yang dinyatakan dalam mata uang. Rasio ini sering digunakan oleh investor untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki (Kartini dan Payamta, 2002). Menurut Brigham ( 2000:83 ) laba per lembar saham (EPS), adalah : “Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of all the items of on the income statement.” Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.Laba per saham dapat mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih badan usaha dalam satu periode tertentu. Besar kecilnya laba per saham ini dipengaruhi oleh perubahan variabel-variabelnya. Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham (EPS).
F. NILAI PENAWARAN SAHAM (PROCEED) Pada saat perusahaan menawarkan saham baru maka terdapat aliran kas masuk dari proceeds (penerimaan dari pengeluaran saham). Proceeds menunjukkan besarnya ukuran penawaran saham saat IPO. Ukuran penawaran saham diukur
commit to user
dengan nilai penawaran saham saat IPO. Melalui IPO diharapkan prospek
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan semakin lebih baik karena ekspansi dan investasi yang akan dilakukan atas hasil IPO (Chandradewi, 2000). Nilai penawaran merupakan salah satu indikator ketidakpastian yang dihadapi oleh calon investor. Nilai penawaran saham yang lebih kecil cenderung lebih spekulatif dibanding nilai penawaran yang besar (Kooli dan Suret, 2002: 8). Nilai penawaran saham dihitung dari dengan harga penawaran dikalikan jumlah lembar saham yang diterbitkan (shares).
G. KONDISI PASAR Kondisi pasar dalam penelitian ini diproksikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan, karena suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas (Hartono, 2000: 60). Perbedaan kondisi pasar modal akan menyebabkan perbedaan perilaku pasar modal tersebut (Kooli dan Suret, 2002: 8). Kondisi pasar akan mempengaruhi perilaku pasar (underwriter) dalam menentukan harga saham perdana yang dijaminkannya (Indrawati, 2005). Menurut Kunz dan Aggarwal (1994) dalam Rosyati dan Sebeni (2002) metode ini digunakan untuk mencari hubungan antara penawaran perdana dengan kondisi pasar yaitu dengan menggunakan selisih indeks harga saham pada masa satu bulan sebelum saham perusahaan listing di pasar modal. Jika ada pengaruh kondisi pasar berarti terjadinya peningkatan harga pada pasar sekunder lebih disebabkan pada pengaruh dari kondisi pasar sebelumnya (Rosyati dan Sebeni, 2002). Menurut Kim et. all (1995) dalam Chandradewi (2000) menunjukkan bahwa investor memandang prospek pasar secara luas sebagai faktor yang relevan dalam penentuan harga saham dengan tidak memperhatikan masing-masing indutri effect.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. REPUTASI UNDERWRITER Emiten dan underwriter merupakan pihak yang menentukan harga saham saat IPO. Underwriter merupakan pihak yang mengetahui atau memiliki banyak informasi pasar modal. Underwriter akan menyediakan saran-saran yang penting yang dibutuhkan selama proses rencana pelemparan sekuritas ke publik. Saran yang yang diberikan dapat berupa (1) Volume saham, (2) harga dari sekuritas,dan (3) waktu pelemparannya (Kooli dan Suret, 2002: 8) Dalam proses IPO underwriter bertanggung jawab atas terjualnya saham. Apabila ada saham yang masih tersisa, maka underwriter bertanggung jawab untuk membelinya. Bagi underwriter yang mempunyai reputasi, akan sangat berhati-hati menghindari risiko. Bagi underwriter yang yang memiliki reputasi tinggi, mereka akan berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi dari kualitas penjaminannya (Daljono, 2000). Empat macam tipe underwriter: a. Full/ Firm Commitment (Kesanggupan Penuh) Penjamin emisi menyatakan kesanggupan penuh dalam hal saham/obligasi terjual sebagian maupun seluruhnya, penjamin emisi akan membeli seluruh saham/obligasi yang tidak laku dengan harga yang sama dengan harga penawaran kepada pemodal secara umum. Umumnya, IPO di Bursa Efek Indonesia dilakukan dengan metode ini.
b. Best Effort (Kesanggupan Terbaik) Kesanggupan ini menuntut penjamin emisi agar berusaha sebaik mungkin menjual saham/obligasi emiten supaya semuanya terjual. Bila pada akhir masa penjualan masih terdapat sisa yang tidak laku, maka saham/obligasi tersebut akan dikembalikan pada emiten.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Standby Commitment (Kesanggupan Siaga) Penjamin emisi akan bersedia membeli saham/obligasi yang tidak terjual sampai batas waktu penjualan yang telah ditentukan, tetapi harga pembelian oleh penjamin emisi telah dilakukan perjanjian sebelumnya, tentunya di bawah harga penawaran umum.
d. All or None Commitment (Kesanggupan semua atau tidak sama sekali) Penjamin emisi akan berusaha menjual saham emiten sampai terjual semuanya. Jadi saham/obligasi yang tidak terjual dikembalikan pada emiten dan emiten tidak mendapat dana sedikitpun.
Dalam menentukan harga saham perdana, underwriter cenderung mengambil risiko terkecil, yaitu dengan menetapkan harga saham perdana lebih rendah dibanding dengan harga pasar sekunder pada saham yang sama. Reputasi underwriter berkaitan erat dengan besar kecilnya tingkat underpricing. Reputasi underwriter yang baik akan memberikan sinyal yang baik pada pasar. Karena underwriter yang bereputasi baik dikategorikan sebagai informed investor. Pasar relatif mengenal underwriter yang bereputasi baik dan pasar percaya underwriter yang bereputasi baik tidak akan menjamin perusahaan yang berkualitas rendah dan harga saham yang overprice (Hartono, 2005). Sehingga diharapkan pemilihan underwriter
dapat
memperkecil
tingkat
underpricing.
Dengan
pemilihan
underwriter yang bereputasi baik akan membantu calon investor dalam membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. I. REPUTASI AUDITOR Semakin tinggi kualitas auditor maka diharapkan tingkat underpricing semakin rendah. Karena reputasi commit auditor to berpengaruh pada kredibilitas laporan user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keuangan ketika suatu perusahaan go public dan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang bereputasi baik akan lebih dipercaya oleh investor. Pentingnya kredibilitas laporan keuangan ini mendorong perusahaan untuk mendorong perusahaan untuk memilih auditor yang bereputasi baik (Hartono, 2005). Sehingga reputasi auditor ini dapat digunakan sinyal dari perusahaan dalam melakukan penawaran perdana saham dan investor juga akan dapat membedakan perusahaan yang baik dan buruk dengan memperhatikan variabel tersebut. Auditor yang mempunyai reputasi tinggi, akan mempertahankan reputasinya dengan memberikan kualitas pengauditan yang tinggi pula. Atas kualitas pengauditan yang tinggi auditor akan dihargai dalam bentuk premium harga oleh klien. Dengan menggunakan adviser (auditor dan underwriter) yang profesional dapat digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten. Dengan adviser yang berkualitas, akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar. Pengorbanan emiten untuk memilih adviser yang berkualitas akan diintepretasikan oleh investor, bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak menyesatkan mengenai prospeknya dimasa mendatang. Hal ini berarti penggunaan adviser yang memiliki reputasi tinggi akan mengurangi ketidakpastian di masa mendatang (Daljono, 2000). Pengorbanan perusahaan untuk memilih auditor yang memiliki reputasi akan ditanggapi oleh investor sebagai sinyal bahwa informasi yang disajikan tidak menyesatkan. Oleh karena itu investor mau melakukan investasi meskipun tanpa underpricing (tanpa menerima initial return) (Daljono, 2000).
J. UKURAN PERUSAHAAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Aktiva merupakan tolak ukur dari besaran perusahaan. Biasanya perusahaan besar akan memiliki aktiva yang besar pula. Secara teoritis perusahaan yang lebih besar akan mempunyai kepastian yang lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan untuk tahun yang akan datang (Yolana dan Martani, 2005). Sehingga hal ini membantu investor dalam memprediksi risiko yang mungkin terjadi pada perusahaan tersebut. Perusahaan yang lebih besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Karena lebih dikenal maka informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Banyak sedikitnya informasi yang diungkapkan oleh perusahaan emiten akan mengurangi asimetri informasi dan tingkat ketidakpastian di masa yang akan datang (Indrawati, 2005).
K. UMUR PERUSAHAAN Umur perusahaan seringkali mencerminkan pengalaman perusahaan dalam melakukan berbagai kebijakannya. Perusahaan yang berpengalaman akan lebih berhati-hati dalam melakukan investasi, sehingga risiko investasi relatif lebih kecil. Meskipun demikian tidak berarti umur perusahaan yang muda mempunyai prospek kedepan yang buruk. Namun investor seringkali kesulitan dalam menentukan nilai instrinsik perusahaan. Perusahaan yang telah lama berdiri memiliki tim manajemen yang lebih berpengalaman dan solid dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang tejadi.
Sedangkan,
manajemen
yang
relatif
commit to user
muda,
diperkirakan
kurang
berpengalaman sehingga manajemen tidak mempunyai pengetahuan yang luas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan harga penawaran saham perdana (Irniawan dan Payamta, 2004).
L. TIPE PERUSAHAAN Menurut Alli, Yau, dan Yung (1994) dalam Hartono (2005) menyatakan bahwa institusi financial mengalami ketidakpastian yang lebih kecil dibandingkan institusi non-financial. Hal ini disebabkan adanya regulasi yang mengharuskan institusi financial mengungkapkan laporan kondisi perusahaannya ke masyarakat secara periodik, sehingga masalah asimetri informasi dan ketidakpastian nilai sebenarnya institusi finansial lebih kecil dibandingkan institusi finansial. Sehingga institusi financial akan mengalami tingkat underpricing lebih rendah dibandingkan institusi non-financial. Hal ini disebabkan perusahaan keuangan lebih teregulasi.
M. PENELITIAN TERDAHULU Kecenderungan underpricing
terjadi hampir di setiap negara, yang
membedakan hanyalah besarnya tingkat underpricing tersebut. Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing IPO baik di dalam maupun di luar negeri. Beatty (1989), pada tingkat signifikansi 5% penelitian tersebut berhasil menunjukkan bahwa reputasi auditor, reputasi underwriter, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan, tipe penjamin emisi dan indikator perusahaan minyak dan gas berpengaruh negatif terhadap initial return. Daljono (2000), pada tingkat signifikasi 5% meneliti di Bursa Efek Indonesia dengan sampel sebanyak 151 perusahaan menyimpulkan bahwa reputasi auditor, umur perusahaan, prosentase saham yang ditawarakan ke publik, Return on Asset dan solvability ratio tidak
commit to user
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan initial return. Tetapi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
reputasi underwriter dan financial leverage berpengaruh terhadap besarnya initial return. Rosyati dan Sebeni (2002), melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing saham pada perusahaan go public dengan sampel sebanyak 52 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat signifikasi 5%. Ternyata kondisi pasar dan reputasi auditor tidak mempengaruhi besarnya underpricing. Tetapi umur perusahaan dan reputasi underwriter berpengaruh terhadap besarnya underpricing. Arwah Arjun Madan (2003) meneliti 1368 perusahaan yang melakukan IPO di India pada tahun 1989 – 1995 menyimpulkan bahwa pada tingkat signifikansi 1 % umur perusahaan secara parsial berpengaruh secara negatif signifikan terhadap tingkat underpricing Misnen (2004), dengan signifikasi 5% meneliti sampel sebanyak 64 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berhasil menemukan bahwa Earning Per Share (EPS) mempengaruhi besarnya intial return. Namun variabel lain yaitu Return On Asset (ROA), financial leverage, ukuran penawaran (proceed), pertumbuhan laba, current ratio, dan besaran perusahaan tidak berpengaruh dengan initial return. Safitri (2004) menyimpulkan bahwa pada tingkat signifikasi 0,05 dengan sampel sebanyak 57 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari bulan Juli 1997 sampai Desember 2001 berhasil menyimpulkan bahwa secara parsial
ukuran
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
underpricing.
Sedangkan, reputasi auditor, reputasi underwriter, umur perusahaan, prosentase saham yang ditawarkan ke publik saat IPO, jenis industri, profitabilitas perusahaan, financial leverage, dan kondisi pasar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing. Tim Loughran and Jay Ritter (2004) meneliti 6391 perusahaan yang mengalami
commit to user
underpricing yang terdaftar di Thomson Financial Securities Data menyimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa usia perusahaan dan underwriter tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing.Yolana dan Martani (2005), melakukan penelitian mengenai variabelvariabel yang mempengaruhi fenomena underpricing IPO dengan sampel sebanyak 131 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat signifikasi 5%. Kesimpulannya adalah bahwa rata-rata kurs, skala perusahaan, ROE dan jenis industri secara parsial berpengaruh terhadap besarnya underpricing. Sedangkan reputasi penjamin emisi tidak mempengaruhi underpricing. Tetapi secara simultan variabel-variabel tersebut mempengaruhi tingkat underpricing sebesar 28, 15%. Saputro dan Agung (2005), melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing IPO di Indonesia dengan sampel sebanyak 60 perusahaan dengan tingkat signifikasi 5%. Secara simultan variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan, reputasi penjamin emisi, dan reputasi auditor berpengaruh terhadap underpricing. Secara parsial, ukuran perusahaan dan reputasi auditor yang berpengaruh terhadap underpricing, sedangkan umur perusahaan dan reputasi penjamin emisi tidak mempengaruhi underpricing. Indrawati (2005), pada tingkat signifikasi 5% berhasil menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan Leverage Ratio (DER) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap underpricing pada 56 perusahaan yang melakukan penawaran perdana yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan, proceeds, presentase penawaran saham, umur perusahaan, profitabilitas, dan kondisi pasar tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh terhadap underpricing. Trianingsih (2005) meneliti perusahaan yang melakukan IPO yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta menyimpulkan bahwa reputasi underwriter, financial leverage, dan return on assets pada syarat signifikasi 5%, variabel-variabel tersebut secara simultan berpengaruh terhadap besarnya underpricing. Namun secara parsial
commit to user
hanya variabel reputasi underwriter dan financial leverage yang berpengaruh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
signifikan terhadap tingkat underpricing pada tingkat signifikasi 5%. Yunahar (2006) meneliti perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2002-2004 menyimpulkan bahwa pada tingkat signifikasi 5% secara parsial earning per share, financial leverage, nilai penawaran saham, tipe perusahaan, besaran perusahaan, umur perusahaan, reputasi underwriter, dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Namun, secara serempak variabel earning per share, financial leverage, nilai penawaran saham, dan besaran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Dan secara
serempak
earning per share, financial leverage, nilai penawaran saham, tipe perusahaan, besaran perusahaan, umur perusahaan, reputasi underwriter, dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Dian (2008) meneliti perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2001 – 2005 di Bursa Efek Indonesia. Dengan tingkat signifikansi 5 %, penelitian ini tidak berhasil menunjukkan pengaruh financial leverage, return on aseets, earning per share, nilai penawaran saham, reputasi underwriter, reputasi auditor, umur perusahaan, dan tipe perusahaan terhadap underpricing. Walaupun secara simultan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial leverage, return on aseets, earning per share, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan berpengaruh terhadap underpricing.
N. KERANGKA PENELITIAN Penelitian ini akan menguji pengaruh financial leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
variabel independen sedangkan underpricing sebagai variabel dependen. Kerangka teoritis dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen
Variabel Dependen
1. Financial Leverage, 2. ROA 3. EPS 4. Nilai Penawaran Saham 5. Kondisi Pasar (IHSG) 6. Reputasi Underwriter,
Underpricing
7. Reputasi Auditor, 8. Ukuran Perusahaan, 9. Umur Perusahaan, 10. Tipe Perusahaan
GAMBAR II.1 KERANGKA PENELITIAN Keterangan : Sepuluh variabel diatas
(financial leverage, Return On Asset (ROA),
Earning Per Share (EPS), Nilai Penawaran Saham, kondisi pasar, reputasi underwriter,
reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan tipe
perusahaan) yang diduga signifikan berpengaruh terhadap underpricing perusahaan digunakan sebagai variabel independent untuk menguji underpricing dengan menggunakan perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2005-2009 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan Initial return digunakan sebagai proksi dari underpricing. Indonesia digunakan sebagai variabel dependen.
O. HIPOTESIS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Pengaruh financial leverage pada tingkat underpricing. Para investor dalam melakukan investasi akan mempertimbangkan informasi keuangan dari perusahaan yang melakukan penawaran perdana. Investor akan mempertimbangkan besarnya financial leverage, karena financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan ekuitas yang dimiliki. Dengan tingginya financial leverage maka risiko suatu perusahaan juga akan tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H1 : Diduga financial leverage berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
2. Pengaruh ROA pada tingkat underpricing. Tingkat profitabilitas merupakan informasi tingkat keuntungan yang dicapai
atau
informasi
mengenai
efektivitas
operasional
perusahaan.
Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Untuk mengukur profitabilitas digunakan Rate of Return On Total Asset(ROA). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H2
: Diduga
ROA berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing
3. Pengaruh EPS pada tingkat underpricing. Ketika akan melakukan pembelian saham, investor akan melakukan penilaian mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas di masa mendatang yang diproksikan dengan earning per share (EPS). EPS diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki
commit to user
suatu saham. Investor yang terkecoh laba dan nilai buku aktiva yang tinggi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akibat polesan laporan akuntansi diduga menyebabkan investor bersedia membeli saham-saham IPO dengan harga yang tinggi (Suroso dan Utama, 2006). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H3
: Diduga EPS berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
4. Pengaruh nilai penawaran saham pada tingkat underpricing. Nilai penawaran saham diperoleh dari harga per lembar saham dikalikan jumlah saham yang ditawarkan ke publik. Jadi bila perusahaan mengeluarkan saham dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, akan dianggap oleh investor bahwa perusahan tersebut cenderung berspekulasi dalam menawarkan sahamnya (Hartono, 2005). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H4
: nilai penawaran saham berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
5. Pengaruh kondisi pasar pada tingkat underpricing. IHSG sebagai proksi dari kondisi pasar ini meliputi pergerakanpergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (yang sebagian besar kurang aktif diperdagangkan) dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan pasar modal (Hartono, 2000: 64). Jika ada pengaruh kondisi pasar, berarti terjadinya peningkatan harga pada pasar sekunder lebih disebabkan pada pengaruh dari kondisi pasar sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H5
: kondisi pasar berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
6. Pengaruh reputasi underwritercommit pada tingkat to userunderpricing.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada saat melakukan penawaran umum perdana calon investor tidak sepenuhnya dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono, 2005). Teori signalling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Pasar relatif mengenal underwriter dan auditor yang bereputasi baik tidak akan menjamin perusahaan yang berkualitas rendah dan harga saham overpriced. Bagi underwriter yang belum mempunyai reputasi, akan sangat hati-hati untuk menghindari risiko. Untuk menghindari risiko, maka underwriter menginginkan harga yang rendah. Bagi underwriter yang memiliki reputasi tinggi, mereka berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi dari kualitas penjaminannya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H6 : Diduga reputasi underwriter berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
7. Pengaruh reputasi auditor pada tingkat underpricing. Auditor yang mempunyai reputasi tinggi akan mempertahankan repitasinya dengan memberikan kualitas pengauditan yang tinggi pula. Atas kualitas pengauditannya yang tinggi, auditor akan akan dihargai dalam bentuk premium harga oleh klien. Penggunaan adviser yang profesional/berkualitas( auditor dan underwriter yang mempunyai reputasi tinggi) dapat digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas perusahaan emiten. Dengan memakai adviser yang berkualitas maka akan mengurangi kesempatan emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan yang tidak akurat ke pasar. commit toinformasi user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H7 : Diduga reputasi auditor berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
8. Pengaruh ukuran perusahaan pada tingkat underpricing. Ukuran perusahaan atau total aktiva dapat dipergunakan untuk menambah penghasilan emiten dan mampu menutupi kewajibannya akan dapat memperkecil ketidakpastian dimana mendatang (Yolana dan Martani, 2005). Investor mempertimbangkan besarnya ukuran perusahaan dalam melakukan investasi, semakin besar ukuran perusahaan semakin tinggi tingkat return yang akan didapatkan investor, karena semakin besar ukuran perusahaan, semakin banyak informasi yang dapat diperoleh (Triani dan Nikmah, 2005). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H8 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada tingkat underpricing.
9. Pengaruh umur perusahaan pada tingkat underpricing. Perusahaan yang sudah lama berdiri, kemungkinan sudah mempunyai banyak pengalaman yang diperoleh (Rosyati dan Sebeni, 2002). Semakin lama umur perusahaan maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut (Hartono, 2005). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H9 : Diduga umur
perusahaan berpengaruh signifikan pada tingkat
underpricing.
10. Pengaruh tipe perusahaan pada tingkat commit to underpricing. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jenis industri yang berisiko tinggi biasanya akan memberikan kompensasi yang besar atas keberanian dan ekspektasi investor untuk berinvestasi(higher return higher risk). Penelitian Beatty dan Ritter (1986) menyatakan bahwa harga saham perdana pada perusahaan yang lebihberisiko relatif lebih underpriced daripada perusahaan dengan risiko relatif rendah. Perusahaan
keuangan
akan
memiliki
pengawasan
yang
lebih
efektif
dibandingkan perusahaan non keuangan. H10 : Diduga tipe perusahaan signifikan secara pada tingkat underpricing.
11. Pengaruh financial leverage, ROA, EPS, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan pada tingkat underpricing. Informasi dalam prospektus mencakup informasi keuangan dan informasi non keuangan yang menggambarkan keadaan perusahaan pada saat IPO maupun proyeksi pada masa mendatang serta informasi yang terkait dengan penawaran
perdana.
Asimetri
informasi
menyebabkan
munculnya
ketidakpastian, ketidakpastian pada penawaran perdana IPO terkait dengan nilai intrinsik perusahaan emiten dan permintaan saham. Adanya ketidakpastian tersebut menimbulkan risiko bagi underwriter. Risiko tersebut terkait dengan kerugian karena kesalahan dalam menetapkan harga dan kemungkinan pertanggungjawaban hukum yang ditimbulkan. (Hartono, 2005). Dalam prospektus tersebut selain menyajikan informasi keuangan dan juga menyajikan informasi non keuangan seperti underwriter, auditor independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, presentase saham yang ditawarkan, unmur perusahaan dan juga informasi lainnya (Caster dan Manaster, 1990 dalam Triani dan Nikmah, 2005). Namun menurut Trisnawati (1998) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam Triani dan Nikmah (2005) menemukan bahwa para investor di BEI tidak menggunakan informasi non keuangan dalam pembuatan keputusan. Bertolak dari hasil penelitian yang saling bertentangan maka peneliti mengambil hipotesis sebagai berikut. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis sebagai berikut : H11
: Diduga financial leverage, ROA, EPS, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan berpengaruh signifikan secara bersamasama pada tingkat underpricing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan event study, yaitu penelitian yang hanya mengamati suatu kejadian tertentu dengan melihat tanggal perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini didesain untuk melihat pengaruh variabelvariabel independen terhadap tingkat underpricing saham perdana. Sedangkan menurut dimensi waktunya bersifat cross sectional, yaitu penelitian yang hanya mengambil sampel waktu dan kejadian pada suatu waktu tertentu. Sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah underpricing. Variabel ini dapat dideteksi melalui fenomena underpricing melalui pengukuran initial return, yang merupakan return awal yang diterima pemodal. Ukuran underpricing disini menggunakan intial return dan bukan abnormal return karena underpricing hanya dilihat dari beberapa capital gains yang dinikmati pemodal pada hari pertama saham diperdagangkan di bursa tanpa dibandingkan dengan return pasar dan atau memperhatikan faktor risiko (Irniawan dan Payamta, 2004).
B. POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 20052009. Bursa Efek Indonesia dijadikan acuan sebagai sumber pengambilan populasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
karena BEI merupakan bursa efek terbesar di Indonesia dan memiliki data-data perusahaan yang lengkap. Pemilihan sampel yang akan diuji dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Pusposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Hartono, 2004:79). Beberapa kriteria untuk sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Perusahaan yang melakukan Penawaran Perdana Umum (IPO) di Bursa Efek Jakarta pada periode 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2009. b. Perusahaan yang mengalami underpricing saat Penawaran Umum Perdana.
C. SUMBER DATA Strategi pengumpulan data dan sumber data adalah strategi arsip yaitu data yang dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada. Sumber data dari strategi ini adalah data sekunder (secondary data) yaitu teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data dari basis data (Hartono, 2004: 81). Data sekunder tersebut terdiri dari closing price, offering price, total hutang, total ekuitas, laba bersih, total asset, jumlah saham yang beredar, jumlah saham yang diterbitkan,underwriter, auditor, umur perusahaan, dan tipe perusahaan. Adapun pengambilan data yang digunakan sebagai sampel diperoleh dari : a. Perusahaan yang melakukan IPO pada periode 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2009. Data ini diperoleh dari Fact book, JSX, dan Indonesia Capital Market Directory tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010 yang tersedia di Pojok Bursa Efek Indonesia UNS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Data harga saham harian pada harga penutupan yang menjadi harga pada hari pertama saat diperdagangkan di pasar sekunder dapat diperoleh secara online melalui komputer yang terdapat di Pojok Bursa Efek Indonesia UNS.
D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah underpricing yang
diukur
dengan initial return, berupa selisih antara harga penutupan saham (closing price) di pasar perdana dengan harga penawaran umum (offering price) di pasar sekunder pada hari pertama kemudian dibagi dengan harga penawaran umum (offering price) UDP =
Closing price – Offering price Offering price
2. Variabel Independen a. Financial Leverage Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya dengan ekuitas yang dimilikinya. Diukur dengan menggunakan rasio debt to equity yaitu rasio total utang terhadap modal perusahaan. Financial Leverage =
Total hutang Total ekuitas
b. Return On Asset Variabel ini menunjukkan ukuran profitabilitas perusahaan yang memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas operasi
commit to user
perusahaan. Variabel ini diukur dengan rasio laba bersih terhadap total asset.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ROA = Laba bersih Total Asset c. Earning Per Shares Laba per lembar saham (EPS) adalah rasio laba antara laba bersih dengan jumlah saham biasa yang beredar. Rasio ini sering digunakan investor
untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba
berdasarkan saham yang dimiliki. EPS =
Laba bersih Jumlah saham yang beredar
d. Nilai Penawaran Saham Proceeds merupakan hasil yang diterima dari pengeluaran saham yang menunjukkan besarnya nilai penawaran saham pada saat melakukan IPO. Nilai penawaran saham dihitung dari dengan harga penawaran dikalikan jumlah lembar saham yang diterbitkan (shares). e. Kondisi Pasar Saham Indeks Harga Saham Gabungan merupakan nilai indeks harga saham secara keseluruhan industri tanpa dibedakan menurut masing-masing sektornya (Chandradewi, 2000). Kondisi pasar diproksikan dengan pergerakan pasar yang ditunjukkan oleh harga saham gabungan (IHSG) pada setiap tanggal penawaran. f. Reputasi underwriter Variabel ini diukur dengan memperingkat underwriter berdasarkan pada besarnya nilai yang dijamin oleh underwriter,volume penjualan dan frekuensi dari underwriter..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Underwriter dikelompokkan menjadi 5 (lima) underwriter teraktif (Big Five) berdasarkan volume, frekuensi dan nilai penawarannya. Adapun 5 underwriter teraktif adalah : 1. eTrading Securities 2. Indo Premier Securities 3. CIMB Securities Indonesia 4. Danareksa Sekuritas 5. Kim Eng Securities Perusahaan yang menggunakan underwriter teraktif akan diberi nilai 1 (satu) sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan 5 (lima) underwriter ter-aktif akan diberi nilai 0 (nol). g. Reputasi Auditor Variabel ini diukur dengan memperingkat auditor berdasarkan Big Four Kantor Akuntan Publik terbesar di Indonesia dan di dunia internasional. The Big Four KAP Terbesar di Indonesia adalah: 1. Pricewaterhouse Coopers dengan partner lokal Haryanto Sahari 2. Delloite dengan partner lokal Hans Tuanokotta, Mustofa & Halim. 3. Ernest&Young dengan partner lokal Purwantono, Sarwoko, & Sandjaya 4. KPMG dengan partner lokal Siddharta, Siddharta dan Wijaya Emiten yang menggunakan The Big Four KAP diatas akan diberi nilai 1 (satu) sedangkan emiten yang tidak menggunakan The Big Four KAP akan diberi nilai 0 (nol). h. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian, karena perusahaan yang berskala besar umumya lebih dikenal daripada perusahaan
commit to user
berskala kecil. Ukuran perusahaan dihitung dari log total aktiva perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berdasarkan pada laporan keuangan perusahaan sebelum melakukan penawaran perdana.
i. Umur Perusahaan Umur perusahaan ini dihitung dari perusahaan tersebut berdiri sampai dengan perusahaan tersebut melakukan penawaran saham yang dihitung dalam skala bulanan. j. Tipe Perusahaan Penilaian tipe perusahaan dalam penelitian ini menggunakan dummy variabel. Jika perusahaan tersebut termasuk dalam perusahaan keuangan maka akan diberi nilai 1 (satu) tetapi jika tidak termasuk dalam perusahaan keuangan maka akan diberi nilai 0 (nol). Hal ini dikarenakan perusahaan keuangan memiliki pengawasan lebih efektif dibandingkan perusahaan non keuangan.
E. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Perumusan Model Untuk mengetahui adanya pengaruh variabel independen yang telah ditetapkan diatas pada variabel dependen digunakan analisis regresi berganda (multiple linear regression). Persamaan regresi ini digunakan untuk menguji pengaruh financial leverage, ROA, EPS, ukuran penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter, reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan terhadap tingkat underpricing. Persamaan regresi berganda yang dipakai adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
UDP =
digilib.uns.ac.id
bo + b1 LEV + b2 ROA + b3 EPS + b4 LNPROCEEDS + b5
LNMARKET + b6 UDW + b7 AUD + b8 LNSIZE + b9 LNAGE + b10 TYPE + e
Keterangan
:
UDP
: Underpricing
bo
: konstanta
b1-b10
:
koefisien
regresi
dari
tiap-tiap
variabel–variabel
independen. LEV
: Financial Leverage
ROA
: Return On Assets
EPS
: Earning Per share
LNPROCEEDS : LN nilai penawaran saham LNMARKET
: LN Indeks Harga Saham Gabungan
UDW
: reputasi underwriter
AUD
: reputasi auditor
LNSIZE
: LN ukuran perusahaan
LNAGE
: LN umur perusahaan
TYPE
: tipe perusahaan
e
: error
2. Uji Normalitas Data Uji Normalitas bertujuan untuk menguji pendistribusian secara normal
commit to user
dalam model regresi tersebut, baik variabel dependen dan variabel independen.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Dalam penelitian ini pengujian normalitas menguji variabel unstandardized residual dari variabel independen. Jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistibusi normal.
3. Uji Asumsi Klasik Selain pengujian-pengujian diatas, dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian
asumsi
klasik,
yang
meliputi
pengujian
autokorelasi,
multikolinieritas, dan uji heterocedastisitas. a. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Pengujian multikolinieritas dapat diamati dari Tolerance Value dan
Value Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance value > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka multikolinearitas tidak terjadi.
b. Uji Heteroskedastisitas Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui varian kesalahan pengganggu pada semua variabel bebas dalam regresi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui terjadi tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini digunakan Uji Glejser. Dilakukan dengan melihat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
angka dari nilai P. jika nilai P di bawah nilai alpha yang telah ditentukan berarti terjadi heteroskedastisitas. Demikian juga sebaliknya.
c. Uji Autokorelasi Autokorelasi
adalah
korelasi
antara
anggota
serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti data time series) atau ruang ( seperti data cross sectional). Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu didalam suatu model regresi pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Untuk mendeteksi autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson ( DW Test ). Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: 1)
Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2)
Angka D-W dintara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
3)
Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi negatif.
4. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian koefisien regresi secara simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama dengan variabel dependen. Pengujiannya adalah sebagai berikut: 1)
Ho diterima
atau Ha ditolak apabila Fhitung < Ftabel. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel independent secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2)
Ho ditolak
atau Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama
commit to user
berpengaruh terhadap variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Pengujian koefisien regresi secara parsial (uji t) Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial dengan variabel dependen. Pengujiannya adalah sebagai berikut: 1) Ho diterima
atau Ha ditolak apabila thitung < ttabel. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel independent secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2) Ho ditolak
atau Ha diterima apabila thitung > ttabel. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji ini digunakan untuk mengetahui presentase variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai besarnya antara 0 dan 1. R2 dikatakan baik jika mendekati 1, sedangkan jika R2 sama dengan 1 berarti variabel independen berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Dan jika R2 adalah 0 maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisis untuk menguji ke sebelas hipotesis dengan menggunakan satu persamaan regresi. Dalam penelitian ini, populasi meliputi seluruh perusahaan yang melakukan penawaran perdana pada periode 20052009. Menurut data pada fact book periode 2005-2009 terdapat 74 perusahaan yang melakukan penawaran perdana. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh melalui metode purposive sampling adalah 63 perusahaan. Dalam analisis data digunakan program SPSS 17.00 for windows. Proses pemilihan sample dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL IV.1 SELEKSI PEMILIHAN SAMPEL Perusahaan yang melakukan IPO periode 2005-2009 Perusahaan yang tidak terpilih menjadi sampel - perusahaan yang datanya tidak lengkap - perusahaan yang tidak mengalami underpricing perusahaan yang terpilih menjadi sampel
74 perusahaan ( 6) (5) 63 perusahaan
Sumber: hasil pengolahan data
A. STATISTIK DESKRIPTIF Deskripsi mengenai variabel dependen dan variabel independen dapat dilihat pada tabel IV.2 berikut ini:
TABEL IV.2 STATISTIK DESKRIPTIF DATA
commit to user
Descriptive Statistics
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
.791666667 .33068870617
UNDP
63
.000000000
.246255264904
LEV
63
.18
.97
.6395
.17396
ROA
63
-.50
.85
.0811
.17224
EPS
63
-26.000
529960.770
10505.06005
6.744478E4
LN_PROCEED
63
22.74
30.14
26.0237
1.54756
LN_MARKET
63
6.95
7.94
7.5722
.30292
UND
63
0
1
.29
.455
AUDIT
63
0
1
.17
.383
LN_SIZE
63
11.15
17.62
13.6160
1.53436
LN_AGE
63
3.26
7.18
5.2826
.76742
TYPE
63
0
1
.30
.463
Valid N (listwise)
63
Interpretasi mengenai variabel dependen dan variabel independen pada tabel IV.2 adalah sebagai berikut:
Underpricing diukur dengan initial return, berupa selisih antara harga penutupan saham (closing price) di pasar perdana dengan harga penawaran umum (offering price) di pasar sekunder pada hari pertama kemudian dibagi dengan harga penawaran umum (offering price). Besarnya tingkat underpricing masing-masing perusahaan bervariasi dari 0,00 atau 0 % sampai dengan 0,7916 atau 79,16 %. Ratarata besarnya tingkat underpricing adalah 0,3306 atau 33,06 %. Underpricing tertinggi pada PT. Alam Sutera Realty, Tbk. dan underpricing terendah pada PT. Bumi Serpong Damai, Tbk. Nilai rata-rata financial leverage perusahaan yang melakukan penawaran perdana saham adalah 0,6395 atau 63,95 %. Financial leverage minimum adalah 0,18 atau 18 % pada PT. Triwira Insanlestari, Tbk. dan nilai maksimum financial
leverage sebesar 0,97 atau 97 % pada PT. Bank tabungan Negara(Persero), Tbk. Nilai rata-rata return on assets perusahaan yang melakukan penawaran
commit to user
perdana saham adalah 0,0811 atau 8,11 %. Sedangkan return on assets minimum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebesar -0,50 atau -50 % pada PT Bukit Darmo Property, Tbk. dan nilai maksimum
return on assets sebesar 0,85 atau 85 % pada PT. Trikomsel Oke, Tbk. Nilai rata-rata Earning Per Share perusahaan yang melakukan penawaran perdana saham adalah Rp. 10505,06,-. Earning Per Share minimum sebesar Rp. 26,00 pada PT. Dian Swastatika,Tbk dan nilai maksimum Earning Per Share sebesar Rp. 529.960,80 pada PT. Cowell Development. Rata-rata nilai penawaran saham perusahaan yang melakukan penawaran perdana saham (proceed) adalah Rp. 26,02. Nilai penawaran saham minimum sebesar Rp. 22,74 pada PT. Bekasi Asri Pemula Tbk., sedangkan nilai maksimum penawaran perdana saham sebesar Rp. 30.14,- pada PT. Adaro Energy Tbk. Nilai rata-rata kondisi pasar adalah 7.5722. Kondisi pasar minimum adalah 6.95 pada PT. Excelcomindo Pratama, Tbk. Sedangkan nilai maksimum kondisi pasar sebesar 7.94 pada PT. Sat Nusapersada,Tbk dan PT. Jasa Marga (perseroan),Tbk. Nilai rata-rata reputasi underwriter adalah 0,29. Sedangkan nilai rata-rata reputasi auditor sebesar 0,17. Nilai rata-rata reputasi underwriter adalah 0,29 atau 29 %. Sedangkan nilai maksimum adalah 1 (satu) dan minimum 0 (nol). Nilai rata-rata reputasi auditor adalah 0,17 atau 17 %. Sedangkan nilai minimum adalah 0 (nol) dan nilai maksimum adalah 1 (satu) Nilai rata-rata ukuran perusahaan yang melakukan penawaran perdana saham adalah Rp. 13,61. Uk uran perusahaan paling rendah sebesar Rp. 11.15,- pada PT. Panorama Transportasi, Tbk. Sedangkan ukuran perusahaan paling tinggi sebesar Rp. 17,62 yaitu oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Nilai rata-rata umur perusahaan yang melakukan penawaran perdana saham adalah 5,2826 bulan. Umur perusahaan minimum sebesar 3,26 bulan pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PT. Inovisi Infracom Tbk. dan nilai maksimum umur perusahaan sebesar 7,18 bulan pada PT Ace Hardware Indonesia, Tbk. Nilai rata-rata tipe perusahaan sebesar 0,30 yaitu bahwa perusahaan keuangan diberi nilai 1 (satu) dan pada perusahaan non keuangan diberi nilai 0 (nol).
B. PENGUJIAN DATA 1. Uji Normalitas Uji Normalitas data dilakukan untuk menguji pendistribusian data secara normal. Pengujian normalitas ini dilakukan berdasarkan uji Kolmogorov-
Smirnov. Dalam penelitian ini yang di uji adalah unstandardized residual dari variabel independen. Kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan probability
value yang diperoleh dengan pedoman pengambilan keputusan sebagai berikut: a. jika probability value > 0,05 maka data terdistribui normal. b. jika probability value < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam tabel IV.3 berikut ini: TABEL IV. 3 UJI NORMALITAS DATA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
63 a,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
Absolute
.080
Positive
.056
Negative
-.080
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
.19033344
.632
commit to user
.819
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
63
Normal Parameters
a,,b
Mean
.0000000
Std. Deviation Most Extreme Differences
.19033344
Absolute
.080
Positive
.056
Negative
-.080
Kolmogorov-Smirnov Z
.632
Asymp. Sig. (2-tailed)
.819
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: hasil pengolahan data
Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,632 dan signifikan pada 0,819, hal ini berarti H0 diterima yang berarti residual terdistribusi secara normal.
2. Uji Asumsi Klasik Model a. Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjuk pada hubungan yang terjadi diantara anggotaanggota serangkaian pengamatan yang tersusun dalam serangkaian waktu maupun serangkaian ruang. Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson, yaitu dengan membandingkan nilai tabel
Durbin Watson dengan nilai Durbin Watson yang diperoleh dari perhitungan regresi. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Santosa, 2004): 1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi negatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada model regresi I, nilai Durbin Watson adalah sebesar + 1,975. Hal ini berarti model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi.
b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan keadaan dimana seluruh faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh pengamatan atas variabel independen. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya Heteroskedastisitas dalam model regresi adalah metode Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai dari seluruh variabel independen dengan nilai mutlak dari nilai residual sehingga dihasilkan probability value. Kriteria pengujiaannnya adalah sebagai berikut: 1) jika probability value < 0,05 maka terjadi Heteroskedastisitas. 2) jika probability value > 0,05 maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL IV.4 HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS Variabel
probability value
LEV ROA
0,246 0,541
0,47 PROCEEDS 0,701 LNMARKET 0,240 0,201 AUD 0,115 LN_SIZE 0,305 LN_AGE 0,700 TYPE 0,186
Asumsi Heteroskedastisitas
tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas EPS tidak terjadi heteroskedastisitas LN tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas UND tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: hasil pengolahan data
c. Uji Multikolinieritas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Uji Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linier diantara variabel-variabel independen dengan model regresi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tolerance value dan VIF dengan kriteria pengujian sebagai berikut: 1) jika tolerance value < 0,01 maka terjadi multikolinieritas 2) jika tolerance value > 0,01atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL IV.5 HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS Variabel
VIF
Tolerance value
FLEV 1,504 ROA 1,135 EPS 1,097 LN PROCEEDS 3,262 LNMARKET 1,131 UND 1,309 AUD 1,358 LN_SIZE 3,381 LN_AGE 1,236 TYPE 1,392
0, 665 0,881 0,912 0,307 0,884 0,764 0,736 0,296 0,809 0,718
Asumsi Multikolinieritas tidak terjadi multikolinieritas tidak terjadi multikolinieritas tidak terjadi multikolinieritas tidak terjadi multikolinieritas tidak terjadi multikolinieritas tidak terjadi multikolinieritas tidak terjadi multikolinieritas tidak terjadi multikolinieritas tidak terjadi multikolinieritas tidak terjadi multikolinieritas
Sumber: hasil pengolahan data
3. ANALISIS DATA PENELITIAN a. Uji Regresi Berganda Tujuan analisis regresi linier berganda adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TABEL IV. 6 HASIL UJI HIPOTESIS DAN REGRESI MODEL I Variabel
coefficient
(Constant) LEV ROA EPS LN PROCEEDS LNMARKET UND AUD LN_SIZE LN_AGE TYPE
-0,340 0,050 -0,177 0,0004 0,010 0,135 -0,289 -0,037 -0,018 -0,052 -0,033
b
t
0,133 0,035 -0,124 0,135 0,060 0,166 -0,534 -0,057 -0,114 -0,163 0,063
-0,422 0,269 -1,083 1,199 0,311 1,457 -4,354 -0,456 -0,578 -1,366 -0,498
prob.value 0,675 0,789 0,284 0,236 0,757 0,151 0,001 0,650 0,566 0,178 0,621
Adj R2 = 0,288 Fhitung = 3,505 P value= 0,001 Sumber: hasil pengolahan data
Dari tabel IV.6 yang merupakan hasil pengujian regresi linier berganda dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: UDP = -0,340 + 0,050 LEV - 0,177 ROA + 0,0004 EPS + 0,010 PROCEEDS + 0,135 MARKET -0,289 UND - 0,037 AUD 0,018SIZE -0,052 AGE 0,033TYPE
b. Pengujian Secara Bersama-sama (Uji F) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel
commit to user
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dari Tabel IV.6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat dilihat probabilitas value dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,001. Karena angka tersebut lebih kecil dari angka 0,05 yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,000 < 0,05) maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa
financial leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap underpricing.
c. Pengujian secara Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu antara underpricing terhadap financial
leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran saham (proceed), kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan. Berikut ini hasil uji parsial dari masing-masing variabel:
1) Pengujian parsial terhadap financial leverage Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,789. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,789 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari financial
leverage pada underpricing.
2) Pengujian parsial terhadap return on assets Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,284. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang
commit to user
merupakan angka derajat kepercayaan (0,284 > 0,05), maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari return on
asset pada underpricing.
3) Pengujian parsial terhadap earning per share Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,236. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,236 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari earning per
share (EPS) pada underpricing.
4) Pengujian parsial terhadap nilai penawaran saham (proceed) Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,757. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,757 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari proceed pada underpricing.
5) Pengujian parsial terhadap kondisi pasar Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,151. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,151 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari kondisi pasar pada underpricing.
6) Pengujian parsial terhadap reputasi underwriter Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000. Karena angka tersebut lebih kecil dari angka 0,05 yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan angka derajat kepercayaan (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari reputasi
underwriter pada underpricing.
7) Pengujian parsial terhadap reputasi auditor Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,650. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,650 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari reputasi auditor pada underpricing.
8) Pengujian parsial terhadap ukuran perusahaan Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,566. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,566 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ukuran perusahaan (size) pada underpricing.
9) Pengujian parsial terhadap umur perusahaan Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,178. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,178 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari umur perusahaan pada underpricing.
10) Pengujian parsial terhadap tipe perusahaan Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi
commit to user
sebesar 0,621. Karena angka tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan angka derajat kepercayaan (0,621 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tipe perusahaan pada underpricing.
d. Uji koefisien determinasi Uji ini digunakan untuk mengetahui presentase variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai koefisien determinasi yang dihasilkan dari analisis regresi adalah sebesar 0,288. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kesepuluh variabel independen, yaitu financial leverage, return on assets,
earning per share, nilai penawaran saham, kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan mampu menjelaskan 28,8 % variasi yang terjadi pada tingkat underpricing. Sedangkan variabel dependen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini sebesar 71,2 %.
4. INTERPRETASI HASIL PENELITIAN Dalam bagian ini, peneliti akan membahas analisis hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan hasil penelitian ini akan menjelaskan apakah hipotesis yang dikemukakan dapat diterima atau tidak dapat diterima secara empirik.
a) Pengaruh financial leverage pada tingkat underpricing
Financial leverage dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan pada underpricing.Financial leverage dalam penelitian ini dinyatakan dengan debt to equity ratio commit yaitu rasio utang atas modal yang dimiliki to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan. Financial leverage menunjukkan tambahan risiko yang dimiliki perusahaan, sehingga financial leverage yang tinggi akan memberikan pengaruh ketidakpastian suatu perusahaan.Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Misnen (2004), Safitri (2004), Yunahar(2006), dan Dian (2008) yang menyatakan bahwa financial leverage tidak berpengaruh secara signifikan pada underpricing.
b) Pengaruh return on assets(ROA) pada tingkat underpricing
Return on asset (ROA) dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan pada underpricing. Return on assets ditunjukkan dengan net income
to total assets. Tidak adanya hubungan tersebut mungkin dikarenakan para investor telah menduga bahwa laporan keuangan perusahaan yang melakukan IPO telah di mark-up untuk menunjukkan kinerja yang baik. Dengan demikian para investor tidak memperhatikan ROA yang disajikan dalam prospektus, tetapi mungkin mereka memperhatikan ROA untuk beberapa tahun sebelum perusahaan melakukan IPO. Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Daljono (2000), dan Misnen (2004) yang menyatakan bahwa secara parsial variabel return on asset (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat
underpricing.
c) Pengaruh earning per share pada tingkat underpricing
Earning per share dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan pada underpricing. Hal ini mungkin di sebabkan karena investor merasa bahwa earning per share yang ada sudah di mark-up sehingga hal ini mungkin membuat earning per share tidak signifikan terhadap underpricing. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dian (2008) yang menyatakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bahwa variabel earning per share tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat underpricing.
d) Pengaruh nilai penawaran saham (proceed) pada underpricing Nilai penawaran saham (proceed) dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan pada underpricing. Tidak signifikannya proceed disebabkan investor di Bursa Efek Indonesia kemungkinan belum menganggap bahwa dengan proceed yang besar prospek perusahaan akan membaik di masa yang akan datang karena tersedianya dana yang cukup. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Misnen(2004), Indrawati (2005), Yunahar (2006), dan Dian (2008) yang membuktikan bahwa tidak ada pengaruh proceed pada tingkat underpricing.
e) Pengaruh kondisi pasar pada underpricing Kondisi pasar dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan pada underpricing. Hal ini dimungkinkan karena Bursa Efek Indonesia masih merupakan thin Market dan dalam thin market banyak dijumpai saham tidur, sehingga IHSG jarang berpengaruh terhadap pasar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2004), Indrawati (2005), dan Dian(2008) yang membuktikan bahwa kondisi pasar tidak berpengaruh pada tingkat underpricing.
f) Pengaruh reputasi underwriter pada underpricing reputasi underwriter dalam penelitian ini berpengaruh secara signifikan pada underpricing. Underwriter yang yang memiliki reputasi tinggi akan berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi dari kualitas yang mempunyai reputasi, akan sangat penjaminannya. Bagi underwriter commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berhati-hati menghindari risiko. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Daljono (2000) dan Trianingsih (2005) yang membuktikan bahwa reputasi
underwriter berpengaruh secara signifikan pada tingkat underpricing.
g) Pengaruh reputasi auditor pada underpricing Reputasi auditor dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan pada underpricing. Tingkat underpricing akan semakin rendah dengan pemilihan auditor yang berkualitas. Hal ini karena reputasi auditor mempengaruhi kredibilitas laporan keuangan ketika suatu perusahaan go public dan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor yang bereputasi baik akan lebih dipercaya oleh investor. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Daljono (2000), Rosyati dan Sebeni (2002), Safitri (2004), Yunahar (2006), dan Dian (2008) yang membuktikan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh pada tingkat underpricing.
h) Pengaruh ukuran perusahaan pada underpricing Ukuran perusahaan dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan pada underpricing. Ukuran perusahaan yang lebih besar umumnya akan lebih dikenal oleh masyarakat dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil. Karena lebih dikenal maka informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan yang berukuran kecil dan dari informasi ini maka tingkat underpricing akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Misnen (2004) dan Yunahar (2006) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada tingkat
underpricing.
underpricing i) Pengaruh umur perusahaan padacommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Umur perusahaan dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan pada underpricing. Umur perusahaan seringkali mencerminkan pengalaman perusahaan dalam melakukan berbagai kebijakannya. Perusahaan yang berpengalaman akan lebih berhati-hati dalam melakukan investasi, sehingga risiko investasi relatif lebih kecil. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Daljono (2000), Safitri (2004), Saputro dan Agung (2005), Yunahar (2006), Dian (2008) yang membuktikan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh pada tingkat underpricing.
j) Pengaruh tipe perusahaan pada underpricing Tipe perusahaan dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan pada underpricing. Tipe perusahaan dibedakan antara perusahaan keuangan dengan perusahaan non keuangan. Hal ini dikarenakan adanya regulasi yang mengharuskan perusahaan keuangan untuk mengungkapkan laporan kondisi perusahaannya ke masyarakat secara periodik, sehingga perusahaan keuangan akan memiliki tingkat underpricing yang lebih rendah dibanding dengan perusahaan non keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunahar (2006), Dian (2008) yang membuktikan bahwa tipe perusahaan tidak berpengaruh pada tingkat underpricing.
k) Pengaruh financial leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran saham (proceed), kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan pada underpricing
Financial leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran saham (proceed), kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran
commit to user
perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan dalam penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berpengaruh signifikan secara bersama – sama pada underpricing. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Trianingsih (2005) dan Yunahar (2006) yang menyatakan bahwa secara bersama – sama financial leverage,
return on assets, earning per share, nilai penawaran saham (proceed), kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan berpengaruh secara signifikan pada tingkat
underpricing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
underpricing pada saat IPO (Initial Public Oferring) yaitu financial leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran saham (proceed), kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan. Hasil pengujian yang diperoleh mengindikasi beberapa variabel yang mempunyai hubungan signifikan dan tidak signifikan. Penjelasannya sebagai berikut: 1. Dari hasil pengujian secara parsial dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya variabel reputasi underwriter yang berpengaruh secara signifikan negatif pada underpricing. 2. Dari hasil pengujian secara simultan dapat ditarik kesimpulan bahwa financial
leverage, return on assets, earning per share, nilai penawaran saham (proceed), kondisi pasar, reputasi underwriter; reputasi auditor, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan tipe perusahaan secara bersama – sama berpengaruh secara signifikan dengan koefisien determinasi sebesar 28,8 %. Sedangkan variabel dependen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini sebesar 71,2 %.
B. KETERBATASAN PENELITIAN Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian lima tahun sehingga sampel perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana terbatas jumlahnya. Untuk penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan periode waktu yang lebih lama, misalnya 10 tahun. 2. Secara parsial, hasil dari penelitian ini tidak berhasil menunjukkan pengaruh
financial leverage, return on aseets, earning per share, nilai penawaran saham,kondisi pasar, ukuran perusahaan, reputasi auditor, umur perusahaan, dan tipe perusahaan pada underpricing. Walaupun secara simultan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ke sepuluh variabel tersebut berpengaruh pada
underpricing.
Untuk
penelitian
yang
akan
datang
diharapkan
dapat
membuktikan pengaruh ke sepuluh variabel independen di atas. 3. Penelitian ini hanya mengelompokkan perusahaan keuangan dan non keuangan untuk melihat pengaruh tipe perusahaan terhadap besarnya underpricing. Kemungkinan pengelompokkan tersebut belum bisa menggambarkan pengaruh tipe perusahaan terhadap underpricing. Untuk penelitian yang akan datang bisa menggunakan
pengelompokan
perusahaan
yang lain,
seperti misalnya
manufaktur dan non manufaktur. 4. Penelitian hanya meneliti satu variabel makro. Dengan menambah variabel independen makro memungkinkan tingkat koefisien determinasi yang lebih tinggi. Untuk penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan variabel independen makro lebih dari satu, misalnya inflasi, dan SBI.
C. IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian mengenai variabel yang mempengaruhi underpricing, maka terdapat beberapa implikasi yang bisa diterapkan : 1. Bagi investor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi underwriter berpengaruh signifikan negatif pada underpricing. Sehingga investor yang menginginkan mendapatkan nilai underpricing yang tinggi sebaiknya memperhatikan saham yang mempunyai reputasi underwriter yang rendah serta memperhatikan ke sepuluh variabel yang ada yaitu financial leverage, return on aseets, earning per
share, nilai penawaran saham,kondisi pasar, ukuran perusahaan, reputasi auditor, umur perusahaan, dan tipe perusahaan secara bersama-sama. 2. Bagi emiten/ perusahaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi underwriter berpengaruh signifikan
negatif
pada
underpricing.
Perusahaan
yang
menginginkan
underpricing yang rendah sebaiknya melihat reputasi underwriter yang tinggi serta memperhatikan ke sepuluh variabel yang ada yaitu financial leverage,
return on aseets, earning per share, nilai penawaran saham,kondisi pasar, ukuran perusahaan, reputasi auditor, umur perusahaan, dan tipe perusahaan secara bersama-sama.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Muh. Sasongko. 2002. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Initial Return di Bursa Efek Jakarta Tahun 1999-2000. Skripsi S1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Beatty.R.P. 1989, “ Auditor Reputation and The Pricing of Initial Public Offering”. Accounting Review, Vol. LXIV, No. 4, 693-709.
Brigham, E. F. dan Houston, J. F. 2000. Fundamental Of Financial Management. Eight Edition. Jakarta: Erlangga. Carter, R dan S. Manaster. 1990. ” Initial Public Offering and Underwriter Reputation”. The Journal of Finance Vol XLV No. 4 (September). Pp 1045-1067.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Chandradewi, Susanna. 2000. “ Pengaruh Variabel Keuangan Terhadap Penentuan Harga Pasar Saham Perusahaan Sesudah Penawaran Perdana”. Pespektif, Vol. 5, No. 1: 15-23.
Daljono. 2000. “Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Initial Return Saham Yang Listing Di BEJ Tahun 1990-1997”. Simposium Nasional Akuntansi III. Jakarta. Hal 556-572.
Enyan, dan Husnan. 2002. “Perbandingan Underpricing Penerbitan Saham Perdana Perusahaan Keuangan dan Non-Keuangan di Pasar Modal Indonesia: Pengujian Hipotesis Asimetri Informasi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 17. No. 4: 372-383.
Gozali, Imam. 2009. “ Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17”. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gumanti, Tatang A. 2004. “Hubungan Antara Nilai Perusahaan, Underpricing, dan Ownership Retention Pada Perusahaan yang Baru Go-Public di Bursa Efek Jakarta (1991-1996)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. X. No. 2: 187-199.
Hartono. 2005. “Hubungan Teori Signalling Dengan Underpricing Saham Perdana Di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5. No. 1: 35-50.
Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Husnan, Suad. 2004. Dasar - Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kedua. Yogyakarta: AMP YKPN.
Indrawati, Novita. 2005. “Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 5. No. 1: 1-11.
Irniawan, Henny dan Payamta. 2004. “Pengaruh Informasi Prospektus IPO Terhadap Keputusan Investasi Investor Di Bursa Efek Jakarta”. Perspektif, Vol. 9 No. 1: 41-52.
Kartini, dan Payamta. 2002. “Analisis Perilaku Harga Saham dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Pada Penawaran Perdana Di BEJ”. Perspektif, Vol. 7. No. 2: 93-103. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kooli, Maher and Jean-Marc Suret. 2002. “The Underpricing of Initial Public Offering: Further Canadian Evidence”. Cirano Scientific Series, www.ssrn.com Kunz, R.M. and Aggarwal, R. 1994. “Why Initial Public Offering are Underpriced Evidence from Switzerland”. Jurnal of Banking and Finance. Vol. 18,pp.705723.
Loughran, Tim and Jay Ritter. 2004. “ Why Has IPO Underpricing Changed Over Time?”. Financial Management Autumn, 5-37. Madan, Arwah Arjun. ” Investments in IPOS in The Indian Capital Market”. 2003. Bimaquest, Vol III Issue 1. Nurhidayati, dan Indriantoro. 1998. “Analisis Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap Tingkat Underpriced pada penawaran perdana di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 13. No. 1: 21-30
Rosyati, dan Arifin Sebeni. 2002. “Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Go-Public di Bursa Efek Jakarta (Tahun 1997 - 2000 )”. Simposium Nasional Akuntansi 5. Semarang: 286-297.
Safitri, Widi Ibni. 2004. Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpriced pada Penawaran Perdana di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S-1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Santosa, Singgih. 2004. SPSS Stastistik Parametrik. Edisi ke-empat. Jakarta:Elex Media Komputindo
Saputro, Hari Guntoro Ridha dan Mahastuti Agung. 2005. “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Dalam Initial Public Offering (IPO) di Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ Periode 19992003)”. Fokus Manajerial, Vol. 3. No. 1: 65-79. Setianingrum, Tia. (2005). “Pengaruh Informasi Prospektus Perusahaan terhadap Initial Return pada Penawaran Saham Perdana (Studi Kasus pada Bank-Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, tahun 1996-2003)”. Thesis S-2. Bandung : Universitas Widyatama. Suroso, dan Utama Siddharta. 2006. ”Hubungan Kinerja Jangka Panjang Saham Pasca IPO dengan Tindakan Optimisme dan Divergensi Opini Investor serta Tindakan Oportunis Emiten”. Usahawan No. 03 TH XXXV: 27-39
Suyatmin dan Sujadi. 2006. ”Faktor-Faktor mempengaruhi Underpricing Pada commityang to user Penawaran Perdana Di Bursa Efek Jakarta”. Benefit, Vol. 10 No. 1: 11-32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2005. Panduan Go- Public. Jakarta: Jakarta Stock Exchange Triani, Apriliani dan Nikmah. 2006. “Reputasi Penjamin Emisi, Reputasi Auditor, Presentase Penjamin Emisi, Ukuran Perusahaan, dan Fenomena Underpricing: Studi Empiris Pada Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang: 1-27.
Trianingsih, Sri. 2005. “Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Pada Perusahaan Yang Go-Public di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 4. No. 2: 195-210.
Yolana, Chastina dan Dwi Martani. 2005. “Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 19942001”. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo: 538-553.
Yunahar, Nirna Fitri. 2006. Pengaruh Informasi Prospektus IPO terhadap Tingkat Underpriced Pada Penawaran Umum Perdana Di Bursa Efek Jakarta. Skripsi S-1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
commit to user