perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: SRI WINDARTI NIM. F1106047
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul :
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009
Surakarta, 28 Juni 2010 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing
(Drs.Wahyu Agung Setyo,M.Si) NIP. 196505221992031002 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan.
Surakarta, Agustus 2010
Tim Penguji Skripsi 1. Dra. Nunung Sri Mulyani NIP. 195808051986012001
sebagai Ketua Penguji
(…………… )
2. Drs. Wahyu Agung Setyo,M.Si NIP. 196505221992031002
sebagai Pembimbing
(…………....)
3. Drs. Supriyono,M.Si NIP. 196002211986011001
sebagai Anggota Penguji
(…………. . )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan kepada: Allah SWT yang telah memberi petunjuk dan kekuatan untuk menyelesaikan amanah ini
Karya sederhana ini aku hadiahkan kepada : 1.
Orang Tuaku Terutama Ibuku
2.
Mbah kakung dan Mbah Putri
3.
Tunang
4.
Sahabat-sahabatku
5.
Almamaterku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN MOTTO
”Barang siapa mengurangi satu kesulitan saudaranya sewaktu di dunia, maka Allah akan mengurangi kesulitan-kesulitannya pada hari qiyamat kelak ”. (Al-Hadits)
”Jika sebuah tali itu sudah sangat mengencang, itu tandanya akan putus. Jika malam sudah gelap gulita, tandanya bahwa kegelapan akan segera lenyap. Jika sebuah masalah itu sudah sangat menghimpit, itu tandanya akan ada jalan keluar. Dan sesungguhnya satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan. Ini semua adalah hukum Allah” ( A’idh Al-Qorni) ” Boleh jadi suatu perkara itu tampak buruk bagimu, tapi pada akhirnya ia membuatmu senang. Ibarat awan yang pada mulanya petir dan kilat, namun berikutnya adalah hujan yang membawa kesejukan” (A’idh Al-Qorni)
”Kebahagiaan itu terdapat pada pengorbanan, menahan keinginan pribadi, pencurahan segala upaya, dan mencegah semua bahaya, serta jauh dari sifat egoisme dan balas dendam” (A’idh Al-Qorni Hidup dan nasib bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis. Namun, setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah holistic yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun terjadi karena kebetulan. Ini fakta yang tak terbantahkan. _Edensor_
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasi Usaha (SHU) Pda KPRI di Kabupaten Wonogiri”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kendala yang penulis hadapi. Namun berkat arahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan ketulusan yang mendalam penulis manghaturkan terima kasih kepada : 1. Drs.Wahyu Agung Setyo,M.Si selaku pembimbing yang dengan arif dan bijak telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini. 2. Prof. Dr. Bambang Sutopo. M.Com, Ak , selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dwi Prasetyani, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staff dan karyawan yang telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan pelayanan kepada penulis. 6. Keluargaku yang senantiasa selalu mendoakan, memberi dorongan dan bimbingan commit to user kepada penulis.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Tunang yang selalu menemani, menyayangi dan menjagaku dalam suka maupun duka 8. Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2006 Non Reguler dan semua sahabatku terimakasih atas segala bantuan dan dukungannya. 9. Teman-teman kost Cinta Damai kalian adalah keluarga keduaku. 10.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung maupun
tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Agustus 2010
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................
i
ABSTRAKSI..........................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................
v
MOTTO ..................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ............................................................................
vi
DAFTAR ISI...........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xiii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................
1
B. Perumusan Masalah...................................................................
9
C. Tujuan Penelitian.......................................................................
9
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
10
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ..........................................................................
11
1. Pengertian Koperasi ............................................................
11
2. Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia ...................
12
3. Jenis-jenis Koperasi di Indonesia........................................
15
4. Dimensi Partisipasi .............................................................
17
to user 5. Keberhasilan Usaha Koperasi commit .............................................
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Modal Koperasi ...................................................................
21
7. Daya Saing Koperasi...........................................................
24
8. Koperasi Pegawai Negeri ....................................................
25
9. Keanggotaan Koperasi. .......................................................
26
10. Pengurus koperasi dan Tanggung jawabnya.......................
31
11. Hubungan Antara Partisipasi Anggota dengan Keberhasilan Usaha...............................................
36
12. Sisa Hasil Usaha.................................................................
38
B. Penelitian Terdahulu .................................................................
40
C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ...........................................
41
1. Kerangka Pemikiran............................................................
41
2. Hipotesis Penelitian ............................................................
44
BAB III : METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................
46
B. Jenis dan Sumber Data ..............................................................
46
C. Teknik Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel ....................
46
D. Metode Pengumpulan Data .......................................................
47
E. Definisi Operasional Variabel ...................................................
48
F. Metode Analisis Data ................................................................
51
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian ......................................................
59
B. Analisis Deskriptif.....................................................................
74
C. Deskriptif Variabel Penelitian....................................................
76
D. Hasil Analisis Data....................................................................
81
commit to user E. Pengujian Asumsi Klasik...........................................................
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................
88
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................
91
B. Saran ..........................................................................................
94
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran……………………………………….. 44 3.1 Daerah Kritis Uji t…………………………………………………. 55 3.2 Daerah Kritis Uji F………………………………………………… 57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
4.1 Pembagian Wilayah Adminitrasi Kab. Wonogiri Tahun 2008....................................................................................... 63 4.2 Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasi Regrestasi diperinci Per Kec. Akhir Tahun 2004-2008…………………………65 4.3 Luas Panen Rata-Rata Produksi dan Produksi Bahan Makanan diperinci Per Kec. Di Kab.Wonogiri Tahun 2008...............69 4.4 Jumlah Koperasi di Kab. Wonogiri…………………………………75 4.5 Jumlah SHU KPN di Kab. Wonogiri……………………………….76 4.6 Jumlah Modal Sendiri KPN di Kab. Wonogiri…………………………………………………………….77 4.7 Jumlah Modal Pinjaman KPN di Kab. Wonogiri ……………………………………………………………78 4.8 Jumlah Partisipasi Usaha Anggota KPN Di Kab. Wonogiri…………………….……………………………..79 4.9 Jumlah Anggota KPN di Kab. Wonogiri…………………………….80 4.10 Jumlah Pengurus KPN di Kab. Wonogiri…………………….………………………………………81 4.11 Hasil Regresi Linear Berganda…………………….……………….82 4.12 Hasil Uji t…………………….……………………………………...84 4.13 Hasil Uji Multikoliearitas…………………….………………………86 4.14 Hasil Uji Heteroskesidas……………………………………………..87 4.15 Uji Autokorelasi……………………
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ABSTRAKSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU)PADA KPRI DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009 Sri Windarti (NIM. F1106047) Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui apakah variabel-variabel variabel-variabel jumlah modal sendiri, jumlah modal pinjaman, jumlah partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah pengurus koperasi terhadap besarnya jumlah Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri. Sehubungan dengan tujuan tersebut diajukan lima hipotesis, pertama diduga jumlah modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, kedua diduga jumlah modal pinjaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, ketiga diduga jumlah partisipasi usaha anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, keempat diduga jumlah anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi, kelima jumlah pengurus koperasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data berupa data sekunder yang di dapat dari Pusat Koperasi Pegawai Negeri. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 Koperasi Pegawai Negeri dengan teknik simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana. Metode pengujian statistik antara lain uji t, uji f, dan uji R 2 serta uji ekonometrika (multikolinearitas, heteroskedatisitas, autokorelasi). Peneliti menggunakan signifikan pada tingkat 5%. Kesimpulan penelitian ini adalah variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, dan jumlah pengurus koperasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU pada Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri. Dan variabel jumlah anggota tidak berpengaruh positif terhadap besarnya SHU pada Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri Saran peneliti berdasarkan penelitian adalah: Jumlah modal sendiri, jumlah modal pinjaman, jumlah partisipasi usaha anggota , jumlah pengurus koperasi berpengaruh signifikan terhadap SHU, oleh karena itu bagi koperasi diharapkan mampu meningkatkan Summber Daya Manusianya terutama dalam pengelolaan koperasi dengan meningkatkan variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota , pengurus koperasi agar SHU meningkat. Dan jumlah anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU. Koperasi diharapkan untuk selalu meningkatkan penndapatan sehingga biaya operasional meningkatkan dan keuntungan meningkat. Kata Kunci: modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi anggota, anggota, pengurus koperasi, SHU
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang tumbuh dikalangan masyarakat sebagai pendorong tumbuhnya perekonomian nasional. Koperasi ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangkaian mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Koperasi sekaligus juga sebagai soko guru perekonomian di Indonesia. Menurut UU No 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azaz kekeluargaan. Sedangkan prinsip-prinsip koperasi menurut UU No 25 Tahun 1992 adalah keanggotaan bersifat sukarela, pengelolaan dilakuakan secara demokratis, pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas pada modal, kemandirian. Koperasi sebagai badan usaha mempunyai karekter tersendiri, karakter khusus yang dimiliki koperasi inilah yang membedakan koperasi dengan bentuk badan usaha lain. Dalam kegiatan usahanya koperasi tidak hanya berorientasi dalam mencari keuntungan saja melainkan berorientasi pada manfaat. Pada dasarnya tujuan koperasi ialah mensejahterakan commit to user
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anggota khususnya, dan mensejahterakan masyarakat pada umumnya. Tetapi dalam usaha-usahanya koperasi harus tetap memperoleh hasil yang layak. Sehingga pada akhir periode usahanya diharapkan dan ditargetkan menghasilakan sisa hasil usaha. Keuntungan dalam koperasi disebut dengan sisa hasil usaha. Menurut UU No 25 Tahun 1992 Pasal 45 ayat 1 bahwa sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Sisa hasil usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan koperasi dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota. Rapat anggota memiliki kedudukan tertinggi dalam koperasi. Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama. Partisipasi aktif dalam rapat anggota sangat diperlukan dengan cara hadir dalam RAT, berpartisipasi dalam pemilihan penggurus sehingga dapat terpilih pengurus yang tepat. Pembangunan koperasi di Indonesia sebagai wadah ekonomi rakyat diharapkan dapat turut serta dalam mengurai berbagai ketimpangan ekonomi, melaksanakan pemerataan untuk mencapai pertumbuhan yang menyeluruh, menghapus ketergantungan ekonomi kelompok miskin dan menghapus kemiskinan.
Koperasi mempunyai keunggulan untuk commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melaksanakanya dengan meminimalisir pola hubungan atas bawah dalam struktur organisasinya. Anggota koperasi dapat mandiri dan lebih berkembang secara individu maupun secara bersama-sama sehubungan dengan aktifnya partisipasi menyeluruh dari anggotanya. Keadaan ini mengembangkan kopersi menjadi badan usaha yang mandiri, tangguh dan efisien sehingga mampu menghadapi berbagi problem ekonomi. harus
ditingkatkan
agar
pemerataan
Sumbangan koperasi
pendapatan
dan
pengetasan
kemiskinan dapat terwujud. Pemerataan yang diharapkan bukanlah suatu jenis pemerataan yang hanya mengambil dari satu golongan untuk kemudian didistribusikan kepada golongan masyarakat yang lainnya. Namun lebih pada peningkatan produktifitas dan episien, pemeratan informasi skala ekonomi yang dapat tercipta apabila seseorangmenjadi anggota koperasi (M. Amin Aziz, 1987:76). Dimana selain menjadi pengguna jasa otomatis menjadi pemilik koperasi. Koperasi memerlukan peran aktif pada anggotanya dalam segala kegiatan koperasi untuk dapat berkembang atas kekuatan sendiri. Peran aktif tersebut tercipta apabila terdapat perasaan memiliki sehingga secara efektif dapat mengambil keputusan koperasi. Para anggota juga berhak dan harus mampu menjalankan pengawasan atas jalannya usaha koperasi (K. Tjilik Suwito,dkk, 1991:18). commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Salah satu bentuk peran serta anggota di dalam koperasi yaitu dalam hal penanaman modal di koperasi. Karena sebagai badan usaha memerlukan modal.
Besar kecilnya lapangan usaha koperasi juga
memerlukan sejumlah modal harus dihimpun baik dari anggota maupun sumber lain. Faktor modal dalam usaha koperasi adalah salah satu saran yang turut menentukan majunya koperasi modal adalah suatu sarana yang berguna untuk produksi lebih lanjut. Modal diperoleh dari anngota, bukan anggota, pemerintah, badan usaha, koperasi lain, dan bank. Modal dari anggota sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, dan modal yang terbentuk dari cadangan berbagai kegiatan yang dilakukan koperasi dalam usaha pencarian dana. Jenis koperasi yang ditentukan berdasarkan kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya.
Untuk memisah-misahkan koperasi
serba heterogen satu sama lainnya, bias digunakan berbagai kriteria seperti lapangan usaha, tempat tinggal para anggota, golongan, fungsi ekonomi maupun propesi para anggotanya. Khusus dalan hal profesi, (Revrisond Baswir, 1997:103) mengartikannya sebagai suatu jenis pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian atau kecakapan tertentu dan juga berdasarkan kode ektik tertentu.
Maka berdasarkan
profesi anggotanya koperasi dapat dibedakan antara lain menjadi koperasi karyawan, koperasi pegawai, koperasi anggota darat, koperasi mahasisiwa, koperasi pedagang pasar, dan sebagainya. commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Koperasi-koperasi
yang
dibentuk
oleh
golongan-golongan
fungsional sebagai pegawai negeri yang dikenal dengan nama koperasi pegawai negeri (KPN) yang terdapat di Indonesia. Para anggota KPN adalah golongan masyarakat yang mempunyai pendapatan tetap dan relatif sedang atau rendah sehingga perjuangan KPN diarahkan untuk minimal dapat mempertahankan tingkat kehidupan anggotanya sebagai suatu landasan pangkal tolak untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan secara maksimal dapat memperbaiki kualitas hidup anggota-anggotanya (Sumitro Joyohadikusumo dan Sri Edi Swasono, 1985:286) Besarnya SHU yang diperoleh koperasi setiap tahunnya juga sebagai pertanda bahwa koperasi telah dikelola dengan baik dan professional.
Pengelolaan
yang
profesional
memerlukan
sistem
pertanggung jawaban yang baik dari anggota, pengurus bahkan manajer. Semakin besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat pada umumya. SHU sangat tergantung dari besarnya modal yang berhasil dihimpun oleh koperasi untuk menjalankan usahanya. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lain, bank dan lembaga keuangan lain, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, sumber lain yang sah. commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan
partisipasi
yang
aktif
akan
perkembangan koperasi yang positif. Partisipasi
berdampak anggota
dalam meliputi
berbagai bidang, yaitu partisipasi dalam aktifitas koperasi, modal dan dalam penggunaan jasa usaha koperasi. Bidang aktifitas koperasi, anggota
berpartisipasi
aktif dalam
setiap
kegiatan
pengambilan
keputusan yang diselenggarakan melalui rapat-rapat anggota maupun di luar rapat anggota. Bidang modal koperasi, anggota koperasi aktif turut serta menanggung beban modal koperasi, hal itu bisa dilakukan dengan membayar simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Bidang jasa usaha koperasi, anggota sebagai pengguna dari setiap kegiatan usaha koperasi, di sini anggota koperasi sebagai konsumen bahkan
pelanggan dari kegiatan usaha koperasi. Dalam berpartisipasi
terhadap koperasi dalam bidang jasa koperasi dengan cara anggota sering menggunakn berbagai jasa atau unit usaha yang disediakan oleh koperasi. Perolahan sisa hasil usaha setiap tahun bagi koperasi menjadi sangat penting, karena sebagian dari SHU tersebut disisihkan sebagai cadangan yang akan memperkuat koperasi itu sendiri. Partisipasi yang aktif dari semua anggota koperasi terhadap semua kegiatan koperasi diharapkan dapat memperoleh sisa hasil usaha yang dari tahun ke tahun terus meningkat. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi merupakan salah satu daya tarik bagi seseorang untuk menjadi anggota koperasi tersebut dan akan mendorong anggota yang berpartisipasi pasif menjadi anggota
yang aktif. Hal itu disebabkan anggota yang berpartisipasi aktif commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan mendapatkan jasa yang lebih dari pembagian S i s a H a s i l Usaha (SHU) koperai tersebut. KPRI (Koperasi Pegawai Republik Indonesia) adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para pegawai negeri Republik Indonesia dalam suatu daerah kerja. Partisipasi anggota diharapkan dapat perpengaruh dengan perolehan sisa hasil usaha. Sebagian besar KPRI dalam mengelola usahanya lebih mengutamakan menggunakan pinjaman.
Hal
ini
modal
sendiri
daripada
modal
dikarenakan KPRI belum memperhatikan struktur
modal yang sesuai, sedangkan struktur modal yang efektif memungkinkan adanya kemudahan dalam pengumpulan modal tambahan bila diperlukan. Mengingat semakin pesat persaingan dalam pasar global, yang pada akhirnya menuntut koperasi untuk ikut ambil bagian didalamya. Oleh karena itu bukan tidak mungkin lambat laun kebutuhan para anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya semakin meningkat. Untuk mengantisipasi hal tersebut
koperasi
perlu
memperbesar
volume
usaha yang pastinya akan membutuhkan tambahan modal cukup besar. Dan kebutuhan akan tambahan modal tersebut dapat dipenuhi dengan pinjaman dari pihak luar. Pengumpulan modal yang berhasil dilakukan koperasi , baik modal sendiri maupun modal pinjaman secara
bersama-sama akan
digunakan untuk menggerakan kegiatan usaha. Kedua sumber modal tersebut
mendukung keberhasilan usaha koperasi dengan posisinya
masing-masing.
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Apabila
KPRI menggunakan
modal
pinjaman
lebih
besar
dalam menjalankan usahanya, maka akan sangat merugikan. Sebab beban bunga yang lebih besar dari keuntungan yang diperoleh akan memperkecil SHU, sehingga pada akhirnya akan berdampak buruk pada kesehatan keuangan koperasi. Maka dari itu KPRI harus benar-benar memperhatikan struktur finansial dan struktur modal yang tepat dalam Kegiatan usaha Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) meliputi usaha simpan pinjam dan pertokoan. Koperasi akan selalu berusaha untuk mensejahterakan anggotanya, salah satunya melalui pembagian SHU pada anggotanya. Salah satu cara untuk mensukseskan koperasi
perlu
adanya peran serta anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Maka
penelitian dilakukan di
Koperasi
Pegawai
Indonesia (KPRI) Kabupaten Wonogiri. Hal yang melakukan
penelitian
di
Koperasi
(KPRI) Kabupaten Wonogiri yang
Pegawai
relatif
Republik
mendasari peneliti
Republik
Indonesia
termasuk kota kecil perlu
adanya peran serta masyarakat terpelajar untuk mengembangkannya khususnya dalam bidang koperasi. Pada Pusat Koperasi Pegawai republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Wonogiri keanggotakan sebanyak 90 KPRI dengan jumlah perorangan sebanyak 13.207 orang dan sampel untuk penelitian ini berjumlah 40 KPRI di Kabupaten Wonogiri .
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka judul penelitian
ini
ialah
“ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009.” B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh modal sendiri terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri? 2. Bagaimana pengaruh modal pinjaman terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri? 3. Bagaimana pengaruh partisipasi usaha anggota terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri? 4. Bagaimana pengaruh jumlah anggota terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri? 5.
Bagaimana pengaruh jumlah pengurus terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri?
C. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh modal sendiri terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Untuk mengetahui pengaruh modal pinjaman terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. 3. Untuk memgetahui pengaruh partisipasi usaha anggota terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. 4. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anggota terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. 5. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pengurus terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. D. MANFAAT PENELITIAN a)
Manfaat Teoritis 1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat dalam pengembangan koperasi terutama masalah SHU. 2. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan bagi penulis 3. Untuk membuktikan pentingnya dalam perolehan SHU pada KPRI
b) Manfaat Praktis 1. Diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan bagi KPRI di Kabupaten Wonogiri untuk meningkatkan perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi koperasi dalam menyusun strategi untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha lainnya.
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori 1. Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari bahasa latin coopere atau dalam bahasa Inggris disebut cooperation. Co berarti bersama dan operation berarti bekerja atau berusaha (to operate) (Suwandi, 1982:10). Pengertian koperasi dilihat dari sudut pandang menurut beberapa tokoh, diantaranya (Firdaus, 2002:39) : a. Margono Djojohadikoesoemo Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya
sendiri
hendak
bekerja
bersama
untuk
memajukan
ekonominya. b. Soeriaatmadja Koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang halauan agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaaan atas tanggungan bersama. c. Marvin A. Schaars Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka atas dasar nir laba atau atas dasar biaya. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Undang-undang
No.12
Tahun
1967
Tentang
Pokok-pokok
Perkoperasian (Panji, 1998:4) Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. e. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian (Atmaji, 2007:6) Koperasi Indonesia adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan segala kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Berdasarkan kesimpulan,
beberapa
koperasi
pengertian
sebagai
suatu
diatas gerakan
bisa
ditarik
ekonomi
suatu rakyat,
beranggotakan orang-perorangan atau badan-badan hukum koperasi yang mempunyai landasan serta menggunakan asas kekeluargaan. 2. Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia Tujuan koperasi dapat dilihat dalam Bab II pasal 3 Undang-undang No. 25 tahun 1992. Menurut pasal tersebut, koperasi Indonesia bertujuan sebagai berikut : “Koperasi Indonesia bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.” Dari pernyataan tersebut, menurut Baswir (1997:48) dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi Indonesia bertujuan untuk : a.
Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya
b.
Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, dan
c.
Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional. Dari pasal tiga tersebut, jelas bahwa tujuan dari koperasi adalah
untuk memajukan kesejahteraan anggota, setelah itu baru masyarakat. Karena anggota koperasi juga merupakan anggota masyarakat, berarti peningkatan taraf hidup anggota juga berarti peningkatan taraf hidup masyarakat yang bertahap (Firdaus, 2002:43). Koperasi sebagai suatu lembaga ekonomi rakyat selalu berupaya untuk memacu kesejahteraan sosial masyarakat. Koperasi sebagai sebuah lembaga tentu memiliki beberapa fungsi dan peranan. Dalam Bab III bagian pertama dari pasal 4 Undang-undang No. 25 tahun 1992 terdapat uraian tentang fungsi dan peran lembaga koperasi, antara lain sebagai berikut (Firdaus, 2002:43-44) : a.
Koperasi dapat mengurangi tingkat pengangguran. Dengan adanya koperasi, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja untuk mengelola koperasi.
b.
Koperasi dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat. commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Misalnya KUD di bidang pertanian, dapat membantu untuk menyediakan alat-alat pertanian dengan harga yang lebih murah sehingga petani bisa meningkatkan usahanya. c.
Koperasi dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat, terutama pendidikan di bidang perkoperasian dan dunia usaha. Pendidikan yang diberikan oleh koperasi kepada para anggotanya, diharapkan bisa diamalkan pengetahuannya kepada masyarakat sekitar.
d.
Koperasi dapat berperan serta sebagai alat perjuangan ekonomi. Koperasi harus bisa mandiri dan tidak terlalu tergantung kepada pemerintah, serta koperasi harus mampu bersaing dengan badan usaha yang lain.
e.
Koperasi Indonesia dapat berperan serta untuk menciptakan demokrasi ekonomi. Demokrasi ekonomi berdasar Pancasila menekankan adanya peran aktif masyarakat dalam pembangunan. Diatas telah disebutkan bahwa tujuan koperasi adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota. Namun bagaimana cara mengukur kesejahteraan anggota? Kesejahteraan anggota bermakna sangat luas. Selain itu, kesejahteraan anggota relatif alias berbeda ukurannya antara satu orang dengan orang lainnya. Namun karena anggota adalah seorang manusia, maka kesejahteraan akan terus dicari hingga semaksimalnya. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sebagai sebuah lembaga ekonomi, koperasi juga mempunyai peranan-peranan tertentu. Adapun beberapa peranan koperasi menurut Anoraga, (1998:163) antara lain : a.
Koperasi berperan dalam meningkatkan produksi mewujudkan pendapatan yang adi dan makmur yang merata.
b.
Mengatur
penggunaan
sumber-sumber
secara
efektif
yang
diberikan oleh pemerintah pusat dan untuk memobilisasikan sumber-sumber lokal setempat desa secara cukup dalam proses pembangunan. c.
Memberikan input-input produksi dan pelayanan yang diperlukan oleh para anggotanya maupun mengelola input-input dan pelayanan yang berasal dari berbagai saluran dalam sistem lembaga.
d.
Meningkatkan kemampuan para anggotanya dalam berorganisasi secara efektif.
e.
Terakhir, koperasi dapat berperan sebagai penghubung antara penduduk dengan lembaga-lembaga nasional yang menguasai sumber-sumber dan kebijakan.
3. Jenis-jenis Koperasi di Indonesia Menurut pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi, pengertian dari penjenisan koperasi adalah pembedaan koperasi yang didasarkan pada golongan dan fungsi ekonomi. Dalam peraturan pemerintah tersebut, penjenisan koperasi lebih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
ditekankan pada lapangan usaha atau tempat tinggal para anggota suatu koperasi (Hendrojogi, 1998:50). Berdasarkan hal tersebut, menurut pasal 3 PP No. 60 Tahun 1959 maka terdapatBerdasarkan pasal 16 Undangundang nomor 25 Tahun 1992, jenis koperasi di Indonesia ada 2, yaitu koperasi berdasarkan kebutuhan dan efisiensi serta koperasi berdasarkan golongan fungsional. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya. Jenis koperasi tersebut antara lain : Berdasarkan kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi : a.
Koperasi konsumsi
b.
Koperasi kredit
c.
Koperasi produksi
d.
Koperasi jasa
e.
Koperasi distribusi (pemasaran) Sedangkan jenis koperasi yang satunya menurut pasal 16 Undang-
undang nomor 25 Tahun 1992, adalah di dasarkan pada golongan fungsionalnya. Koperasi-koperasi tersebut antara lain : a.
Koperasi angkatan darat (Kopad)
b.
Koperasi angkatan laut (Kopal)
c.
Koperasi angkatan udara (Kopau)
d.
Koperasi angkatan kepolisian (Koppol)
e.
Koperasi pegawai negeri commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f.
Koperasi pensiunan angkatan darat
g.
Koperasi pensiunan
h.
Koperasi karyawan
i.
Koperasi sekolah Penjenisan koperasi diatas hanya sebagian kecil saja, masih banyak
lagi penjenisan koperasi yang didasarkan bukan pada golongan fungsional dan kebutuhan ekonomi anggotanya. 4. Dimensi Partisipasi Partisipasi dari anggota adalah unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam sebuah koperasi (Mutis, 2004:93). Melihat dari pernyataan tersebut, berarti peranan partisipasi anggota sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan sebuah koperasi. Apabila ditinjau dari sudut pandang anggota perorangan, dimensi partisipasi itu mempunyai keterkaitan sebagai berikut (Hanel, 1985 : 6870) : a. Para anggota perorangan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan suatu perusahaan koperasi yang secara efisien menunjang kepentingannya. b. Para anggota harus menyetujui dan harus digerakkan melalui ketentuan-ketentuan organisasi, untuk berperan serta dalam membiayai perusahaan koperasi. c. Hal itu berarti para anggota (harus) memiliki hak dan kemungkinan serta termotivasi dan sanggup berpartisipasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
18 digilib.uns.ac.id
Disini akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian partisipasi anggota koperasi. Pengertian partisipasi menurut FAO (Forestry/Fishery and Agriculture Organization) dalam Prihatinigtas Saptorini (2004:26) antara lain : a.
Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri
b.
Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.
c.
Partisipasi adalah suatu proses yang aktif yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan mengungkapkan kebebasannya untuk meletakkan hal itu. Selain yang telah disebutkan diatas, partisipasi anggota koperasi
dapat diartikan sebagai suatu proses dimana sekelompok orang (anggota) menemukan dan mengimplementasikan ide-ide atau gagasan koperasi (Nasrudin, 2004:16). Pengertian partisipasi menurut Davis & Newstrom dalam Daerobi (1992:7) adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang pada situasi kelompok yang mendorongnya untuk ikut mengambil bagian terhadap pencapaian tujuan kelompok serta ikut bertanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut. Sedangkan pengertian partisipasi dari kamus istilah yang terdapat dalam website Departemen Koperasi, partisipasi adalah 1) keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab bersama mereka, 2) keterlibatan commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ego atau diri sendiri dan tidak sekedar keterlibatan secara fisik saja tetapi terlibat secara keseluruhan termasuk pikiran, perasaan dan kemauan. Pada dasarnya, keberhasilan usaha suatu koperasi sangat tergantung dari partisipasi anggotanya. Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan Mutis (2004:93) bahwa partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai business entity dan social entity dibentuk oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Oleh karena itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para anggota. Menurut Jochen Ropke dalam Nasrudin (2004:16) partisipasi anggota koperasi meliputi tiga aspek, yaitu: a.
Anggota
berpartisipasi
dalam
memberikan
kontribusi
atau
menggerakkan sumber-sumber dayanya. b.
Anggota berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (perencanaan, implementasi/pelaksanaan dan evaluasi).
c.
Anggota berpartisipasi dalam pengambilan/pembagian keuntungan. Koperasi harus memiliki atau mengembangkan satu keuntungan
komparatif, yaitu mampu memberikan jasa dengan keuntungan yang kurang lebih sama dengan para pesaing koperasi (uji koperasi). Keuntungan komparatif ini, menurut para ahli berasal dari keuntungan commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
biaya transaksi, pengurangan ketidakpastian, kepercayaan, keterkaitan, dsb.
Oleh
karena
itu,
penguasaan
wawasan
dan
pengetahuan
kewirausahaan sangat diperlukan (Ropke, 1995:46). 5. Keberhasilan Usaha Koperasi Keberhasilan usaha koperasi juga bisa dilihat dari tingkat solvabilitas, rentabilitas dan likuiditas. Supaya keberhasilan usaha koperasi bisa dicapai, maka partisipasi anggota koperasi perlu ditingkatkan. Disini terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat mempengaruhi keberhasilan koperasi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah (Mutis, 1992:92-93) : a.
Adanya perasaan kelompok yang kuat.
b.
Latihan yang berkesinambungan bagi calon anggota dan anggota.
c.
Kunjungan ke lapangan dari para penggerak koperasi yang berkesinambungan, dialog informal dengan anggota setempat.
d.
Para anggota membuat rencana koperasi.
e.
Para anggota dirangsang untuk mengetahui masalah-masalah koperasi, keadaan-keadaan keterbatasan keuangan, kebutuhan dan kemajuannya.
f.
Kesalahan-kesalahan koperasi di masa lampau menjadi tantangan bagi para anggota koperasi dan pengurus.
g.
Menanamkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang baru yang berhubungan dengan aneka simpanan, pemberian pinjaman dan aspek-aspek lain untuk bekerjasama dalam koperasi. commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Modal Koperasi Menurut pasal 41 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, modal sebuah koperasi berasal dari modal sendiri dan modal luar, serta modal penyertaan. Modal sendiri dari koperasi adalah modal yang menanggung resiko. Modal ini didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak bisa diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayarkan oleh anggota koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Sama seperti simpanan pokok, simpanan wajib tidak bisa diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang ditujukan untuk memupuk modal sendiri sertauntuk memutup kerugian koperasi bila perlu. Hibah adalah transfer atau pemberian dana dari pihak yang lain secara gratis, yaitu koperasi tidak mempunyai kewajiban untuk membayar kembali baik itu berupa pokok ataupun jasa. Modal luar koperasi berasal dari pinjaman-pinjaman. Modal pinjaman koperasi adalah sejumlah modal yang diperoleh dari pinjaman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
Modal pinjaman ini bisa diperoleh dari : a.
Pinjaman yang diperoleh dari anggota, termasuk calon anggota yang memenuhi syarat.
b.
Pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya dengan berdasarkan perjanjian kerjasama.
c.
Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan yang lainnya.
d.
Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasar ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
e.
Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan tidak melalui penawaran secara umum. Modal penyertaan adalah modal yang berasal dari pemerintah atau
dari masyarakat dalam bentuk investasi. Para pemilik modal penyertaan tidak mempunyai kekuasaan dalam rapat anggota serta dalam penentuan kebijakan koperasi secara keseluruhan. Pemilik modal penyertaan hanya dilibatkan dalam pengelolaan usaha koperasi serta pengawasan usaha investasinya, sesuai perjanjian dengan koperasi. Menurut Djoko Sutjiptadi dalam Nasrudin (2004:20), terdapat beberapa alasan tentang pentingnya pengaturan permodalan koperasi, yaitu: Pertama, modal koperasi akan selalu dibutuhkan selama usaha koperasi masih bisa beroperasi. Modal koperasi inilah yang akan terus menerus berputar di dalam kegiatan usaha koperasi. Pengeluaranpengeluaran untuk pembelian, pembayaran upah buruh atau gaji karyawan, akan kembali lagi menjadi uang kas melalui hasil penjualan yang akan commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digunakan lagi untuk belanja pembelian, upah buruh, pembayaran gaji karyawan pada periode kerja berikutnya. Kedua, modal koperasi merupakan suatu alat untuk mengukur likuiditas usaha koperasi. Hal ini berarti modal koperasi bisa digunakan sebagai alat untuk mengetahui kemampuan usaha suatu koperasi dalam memenuhi kewajiban finansial yang harus segera dipenuhi. Jika koperasi mampu memenuhi kewajiban finansial/keuangannya, maka koperasi bisa dinyatakan likuid atau lancar. Ketiga, Pengaturan modal koperasi dapat membantu pinjaman dalam penyusunan rencana-rencana usaha koperasi pada waktu yang akan datang dengan lebih baik dari waktu sebelumnya. Unsur-unsur permodalan dalam koperasi harus diperhatikan dalam hal jumlah dan perputarannya karena ini berpengaruh dalam kelangsungan usaha koperasi. Dalam hal ini, akan diperlihatkan aliran modal koperasi. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam pengelolaan modal koperasi adalah sebagai berikut: a.
Uang kas
b.
Surat berharga
c.
Piutang-piutang dagang
d.
Penyediaan barang dagangan
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kas
Beli bahan baku & bahan pembantu
Jual bahan baku & bahan pembantu
Kas
Persediaan bahan baku & bahan pembantu Gambar 2.1 Perputaran Modal Koperasi Pada awalnya, koperasi memiliki sejumlah modal berupa kas. Kas ini selanjutnya dipergunakan untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu. Bahan baku dan bahan pembantu ini ada yang langsung dijual dan ada juga yang dipakai sebagai persediaan, dimana nantinya juga akan dijual. Hasil penjualan berupa uang kas, akan dipergunakan untuk membeli bahan baku dan bahan pembantu lagi. Kurang lebih demikianlah siklus perputaran modal koperasi berlangsung. 7. Daya Saing Koperasi Untuk menjaga agar koperasi tetap bisa eksis atau bertahan di tengah-tengah masyarakat dan agar koperasi tidak ditinggalkan oleh para anggotanya, maka koperasi harus mempunyai keunggulan khusus. Keunggulan khusus dari koperasi yaitu bahwa anggota koperasi bisa menjadi pemilik sekaligus menjadi pelanggannya. Agar koperasi menjadi commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
salah satu alternatif yang menarik bagi para anggotanya maka ada baiknya koperasi: a.
Koperasi harus bisa menghasilkan paling tidak sama dengan yang dihasilkan seperti pesaing koperasi yang lain (non koperasi) dan koperasi harus bisa memberikan keuntungan kepada anggota.
b.
Walau koperasi memenangkan persaingan dengan badan usaha non koperasi tersebut, tetapi para anggota tak dapat berpartisipasi dalam keunggulan tersebut sehingga anggota tidak mempunyai rasa ketertarikan lagi sebagai anggota aktif dari koperasi (Ropke, 1996:56).
8. Koperasi Pegawai Negeri (KPN) Pengertian koperasi pegawai menurut Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto (2002:68) adalah koperasi yang anggota-anggotanya setiap orang mempunyai kesamaan dalam hal aktivitas atau pekerjaannya. Koperasi pegawai negeri seringkali disebut koperasi pegawai republik Indonesia. Untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan suatu kondisi maka pada tanggal 4 April 1995, nama induk koperasi pegawai negeri RI diganti. Perubahan nama KPN atau Koperasi Pegawai Negeri berubah menjadi KPRI atau Koperasi Pegawai Republik Indonesia, sejak tanggal tersebut. Ukuran keberhasilan suatu koperasi berkaitan dengan efisien ekonomis, kestabilan keuangan dan prestasi usaha KPN yang terletak pada keberhasilan
dalam
melayani kebutuhan commit to user
anggotanya
sehingga
perpustakaan.uns.ac.id
26 digilib.uns.ac.id
kesejahteraan atau kemampuan ekonominya meningkat.
Jika ada
keuntungan anggotalah yang pertama-tama merasakan manfaatnya. Sedangakan keuntungan yang diperoleh koperasi adalah hasil dari kegiataan pelayanan kepada anggota yng dikelola secara efisien dan profesional. Hal ini bukan berti koperasi tidak mementingkan keuntungan, keuntungan tetap penting karena dengan keuntungan ini koperasu dapat memperluas usahanya serta meningkatkan mutu produksi dan jasa pelayanan kepada anggotanya. Sebagai badan usaha koperasi tetap harus meningkatkan keuntungan (dalam hal ini adalah Sisa Hasil usaha) yang orientasi pada kepentingan ekonomi anngotanya. Ada kalanya modal koperasi yang berasal dari modal sendiri dan dari modal luar masih kurang, sehingga untuk menambah modal, sebagian keuntungan dari koperasi tidak dibagikan kepada anggota melainkan disimpan sebagai cadangan. Jika modalnya sudah cukup besar maka pemberian kredit kepada anggota juga ada kemungkinan untuk diperbanyak. Keberadaan koperasi pegawai negeri juga harus diadakan pengawasan atas penggunaan uangnya, agar penyelewengan bisa dihindari. 9. Keanggotaan Koperasi Di dalam koperasi, anggota-anggotanya mempunyai hak sebagai pemilik serba bias menjalankan sebagai pelanggan dan pemakai. Hal ini sering disebut sebagai prinsip identitas ganda. Prinsip identitas ganda merupakan pola perilaku utama dalam koperasi. Menurut pasal commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
17 ayat (1) UU No 25/1992 menyebutkan bahwa anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Berdasarkan UU tersebut, maka anggota koperasi memiliki identitas ganda atau dual identity. Prinsip identitas ganda inilah yang membedakan antara koperasi dengan badan usaha yang lain. Prinsip identitas ganda ini pertama kali diperkenalkan oleh Alfred Hanel, seorang guru besar dari Marburg, Jerman. Menurut Hanel, prinsip identitas ganda melihat anggota koperasi berperan sekaligus dua macam, sebagai pemilik dan sebagai pelanggan. Sebagai pemilik, anggota koperasi harus aktif dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan anggota koperasi sebagai pelanggan, mereka harus rajin untuk mengkonsumsi barang dan jasa koperasi yang telah disediakan untuk anggotanya. Sebagai pemilik, anggota juga harus ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, ikut memilih pengurus koperasi, membayar simpanan-simpanan yang telah ditetapkan, mengajukan berbagai usul dan saran-saran serta ikut menikmati hasil koperasi (Soewardi, 1995:11). Proses pertumbuhan dari prinsip identitas ganda terjadi secara berangsur-angsur alias bertahap sedikit demi sedikit. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhinya bisa berupa faktor internal maupun faktor
eksternal.
Faktor
internal
ini
bisa
berupa
pengaruh
kepemimpinan koperasi dan pengaruh pergaulan dengan sesama commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
anggota koperasi. Adapun faktor eksternal misalnya, ada pemaksaan untuk berlangganan kepada koperasi. Perilaku anggota koperasi sebagai pelanggan dipengaruhi oleh (Soewardi, 1995:49) : a.
Letak tempat pelayanan koperasi
b.
Cara-cara melayani anggota
c.
Harga barang-barang dan jasa yang disediakan Menurut faktor eksternal, adanya alternatif lain dari koperasi
seperti memberi harga yang lebih murah agar anggota mau membeli di koperasi. Perilaku anggota koperasi sebagai pemilik, mempunyai hubungan yang lebih kompleks. Sebagai pemilik, anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban. Anggota koperasi mempunyai hak untuk memilih pengurus dan Badan Pemeriksa, serta ikut ambil bagian dalam proses pengambilan keputusan. Dari hal tersebut, harus dicari bagaimana upaya-upaya kita untuk memajukan perkoperasian Indonesia dengan melihat dari sisi anggota koperasi sebagai pemilik dan anggota sebagai pemakai terhadap keberhasilan usaha koperasi. Dalam suatu organisasi yang memiliki karakteristik suatu kelembagan seperti koperasi, dipihak yang satu keberadaan anggota adalah sebagai pemilik kewajiban memberikan kontribusi kepada organisasinya. Dipihak lain anggota sebagai pemakai mempunyai hak untuk memperoleh insentif atau manfaat dari organisasi koperasi. Dengan kedua tersebut, anggota koperasi mempunyai kedudukan sentral dalam koperasi sebagai commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
suatu kelembagaan ekonomi.
Dilihat dari pengertian dasar, sifat, ciri
keanggotaan dan hak serta kewajiban anggota dalam organisasi koperasi, maka kedudukan anggota dapat diuraikan, menjadi: a. Pemilik, pemakai sekaligus pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi (melalui Rapat Anggota Tahunan). b. Orang-orang yang mempunyai kesepakatan berdasrkan kesadaran rasional
dan
utuh
yang
secara
bersama-sama
memenuhi
kepentingan ekonomi dan sosial mereka, baik sebagai konsumen, sebagai produsen, maupun sebagai anggota masyarakat yang hidup dan berinteraksi dalam suatu komunal. c. Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka untuk setiap warga negara memenuhi persyaratan-syaratan spesifikasi koperasinya. d. Keanggotaan melekat pada diri pribadi orang-orangnya,(1) memiliki senasib dalam upaya memenuhi kepentingan ekonomi dan
sosialnya,
(2)
memiliki
keyakinan
bahwa
hanya
bergabungbersama-sama akan dapat diselesaikan, (3) memiliki kesamaan dalam jenis kepentingan ekonominya. e. Keanggotaanya koperasi merupakan keputusan berdasarkan tingkat kesadaran rasional dari orang-orangyang: (1) merasa cocok bila mereka kegiatan tolong menolong khususnya dalam bidang ekonomi, (2) merasa kuat bila mereka bersatu menjadi anggota koperasi, (3) merasa tigdak perlu bersaing dengan kegiatan usaha koperasinya.
commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka. Keinginan untuk masuk menjadi anggota dan keluar tergantung pada kemauan setiap anggota. Namun demikian, keanggotaan seseorang akan berakhir bila: a. Meninggal dunia Bila seseorang telah meninggal, maka status keanggotaanya berakhir pada saat ia meninggal dan tidak biasa dialihkan kepada ahli warisnya. b. Minta berhenti atas kehendak sendiri Bila seseorang mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengurus untuk berhenti menjadi anggota, maka permintaan tersebut akan dibicarakan dalam rapat pengurus dan sekaligus akan ditentukan mengenai pengambilan simpanan-simpanannya di dalam koperasi, yaitu setelah dikurangi kewajibannya yang mungkin belum dilunasi. Bila keadaan tidak memungkinkan, maka pengembalian simpanan-simpanan itu akan ditentukan oleh pengurus menurut tata cara yang tidak merugikan koperasi dengan memperhatikan pula kepentingan anggota yang berhenti tersebut. c. Diberhentikan karena tidak memenuhi syarat keanggotaan Sebagai misal, jika seorang anggota koperasi berganti mata pencarian, maka keanggotaannya dapat berakhir pada saat itu juga. Demikian pula bila ia pindah alamat sehingga keluar dari daerah kerja koperasi tang bersangkutan. Sebagaimana ditentukan dalam commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
anggaran dasar koperasi, maka keanggotaannya dapat dinyatakan gugur. d. Dipecat karena tidak memenuhi syarat kewajiban sebagai anggota Bila seseorang anggota tidak memenuhi kewajibannya, misalnya tidak menbayar simpanan wajib yang telah ditetapkan didalam anggaran dasar, dan sengaja untuk merugikan koperasi, maka anggota tersebut bisa dihapuskan status keanggotaanya (Revrisond baswir 1997:135). 10. Pengurus Koperasi dan Tanggung Jawabnya Dalam organisasi koperasi Rapat Anggota memegang kekuasaan kekuasaan tertinggi jika dilihat dari system manajemen koperasi. Hal ini dapat dimengerti sebab anggota adalah pemilik koperasi. Seperti dijelaskan di muka bahwa tujuan utama operasi di Indonesia adalah sebagai alat pembangunan dan untuk memenuhi kepentingan para anggota yaitu kebutuhan yang sangat mendeasak. Dengan demikian pembangunan koperasi di Indonesia mempunyai tujuan ganda. Di satu pihak bertujuan memperjuangkan pemenuhan kebutuhan anggota dan di lain pihak sebagai alat untuk menjalankan kebijaksanaan pemerintah dalam menjalankan pembangunan. Kedudukan koperasi seperti ini menghendaki pengurus harus dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Disatu pihak sebagai wakil anggota dan dipihak lain sebagai alat untuk mencapai program pembangunan. commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam sistem manajemen koperasi di Indonesia, anggota sebagai pemilik tidak mungkin dapat melaksanaan pelaksanaan pengelolaan sendiri karena selain jumlah anggota yang terlalu banyak juga karena tempat tinggal mereka yang terpencar-pencar. Oleh karena itu untuk dapat mengelola usaha koperasi secara efektif anggota koperasi memilih beberapa orang wakilnya yang dapat dipercayakan untuk menangani hal tersebut. Wakil anggota yang dapat dipercayakan untuk mengelola usaha koperasi itu lebih dikenal eengan istilah pengurus, sedangkan wakil anggota yang melakukan pengawasan terhadap jalanya usah koperasi disebut sebagai Badan Pemeriksa. Pengurus mengelola koperasi dengan tujuan untuk memenuhi kepentingan para anggota ynag diwakilinya. Yang dijadikan sebagai dasar oleh pengurus untuk menjalankan pengelolaan usaha adalah keputusan Rapat Anggota yaitu merumuskan tujuan, sasaran antara yang dijabarkan ke dalam berbagai rencana pokok. Untuk setiap sasaran antara harus dijabarkan lagi ke dalam berbagai rebcana yang bersifat pelaksanaan. Pengurus sebagai wakil anggota bertindak untuk dan atas nama anggota. Oleh sebab itu, pengurus seharusnya berasal dari kalangan anggota yang benar-benar menghayati aspirasi para anggota dan benarbenar mengerti apa yang dikehendaki oleh para anggota sebagai pemilik koperasi.
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam Rapat Anggota, anggota memilih pengurus untuk mengelola usaha koperasi yang dapat mencerminkan keinginan seluruh anggota. Pengurus yang dipilih merupakan satu kesatuan yang terdiri dari beberapa orang. Di antara pengurus tersebut yang biasa disebut “pengurus lengkap” atau “ pengurus pleno” adalah orang-orang yang diserahi tanggung jawab khusus yang dala dunia perkoperasian disebut pengurus yang berkantor (officers). Para pengurus yang diserahi tanggung jawab khusus ini pada koperasi yang ada di Indonesia melakukan kegaitan-kegiatan yang lebih bersifat pengoperasian (operational) selaku wakil pengurus lengkap. Pengurus yang menjalankan tugas operasi itu dikelompokan ke dalam berbagai fungsi. Pada umumnya pembagian pekerjaan yang didasarkan pada fungsi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Ketua Umum Tugas Ketua Umum adalah memimpin rapat baik rapat pengurus maupun rapat yang lain. Selain itu ketua umum juga menjalankan tugas-tugas lain yaitu sebagai berikut. 1) Menandatangani semua perjanjian, kontrak dan surat lainya bersama sekertaris. 2) Bersama sekertaris menandatangani semua buku daftar anggota/ buku anggota sebagai tanda syahnya seseorang sebagai anggota koperasi. commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Bersama sekertaris menandatangani surat-surat berharga dan untuk bersama koperasi. 4) Melaksanakan semua tugas pimpinan organisasi seperti yang ditetapkan bersama baik dalam rapat anggota maupun dalam rapat pengurus. Untuk penandatangan surat berharga atau suatu yang sangat penting, rapat anggota dapat menentukan lain tidak berlaku rumusrumus yang tersebut di atas. Sedangkan untuk penandatanganan surat berharga atau cek yang bertujuan untuk kemajuan usaha sampai batas jumlah tertentu dapat didelegasikan pada menejer. 2. Wakil Ketua Tugas utama wakil ketua adalah mewakili ketua umum pada saat ketua umum tidak dapat menjalankan pada waktu bertindak sebagai ketua pada ketua umum tidak dapat menjalankan tugasnya wakil-wakil memperoleh wewenang dan tanggung jawab penuh sebaagio ketua. Di samping itu rapat anggota dapat memberikan tugas khusus kepada wakil ketua. 3. Sekretaris Tugas utama Sekretaris adalah mencatat semua pembicaraan dan keputusan pertemuaan rapat,baik Rapat Anggota maupun rapat pengurus. Selain itu juga melakukan korespodensi yang sangat penting menyangkut koperasi. Adapun tugas sekertaris secara terperinci dapat commit to user dikemukakan sebagai berikut.
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Sekertaris harus menyampaikan setiap pernyataan perusahaan kepada siapa pun tepat pada waktunya dan sesuai dengan kegunaanya. 2. Menyimpan seluruh arsip perusahaan dan hanya dapat menunjukannya pada saat diperlukan. 3. Menyimpan
stempel
perusahaan
dan
hanya
dengan
persetujuannya saja stempel tersebut dapat di gunakan. 4. Menyimpan seluruh dokumen dan alamat selurauh anggota koperasi agar dapat dengan mudah menghubunginya setiap saat di perlukan baik langsung maupun melalui pos. Perubahan alamat anggota harus diketahui sekertaris. 5. Menyimpan secara teratur dan berkesinambungan seluruh Keputusa Rapat, perubahan-perubahan keputusan, kebijksanaan, undang-undang, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. 6. Melakuakan pekerjaan administrasi perusahaan Tugas sekertaris banyak berhubungan dengan tugas yang sifatnya administrative. Meskipun demikian fungsi Sekertaris sifatnya dinamis karena dapat mendorong kegiatan dan bukan menantikan atau menerima tugas dari pihak lain. Dalam organisasi yang baik Sekertaris menjadi penggerak atau motor operasi.
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Bendahara Tugas seorang bendahara adalah yang berkaitan dengan masalah keuangan. Oleh sebab itu semua masalah keuangan perusahaan harus diketahui oleh bendahara. Tugas Bendahara secara terperinci dapat di kemukakan sebagai berikut. 1. Bertanggung jawab atas seluruh keuangan dan surat-surat berharga perusahaan. 2. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, semua tanda terima, pinjaman, dan bukti-bukti lainnya seperti penyimpanan dan bukti pembayaran harus diketahui oleh Bendahara. 3. Semua tugas dan tanggung jawab Bendahara harus sesuai yang di bebankan oleh pengurus dan dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Mengenai penandatangan cek atau pengambilan uang dari bank dan sebagainya, dalam batas jumlah tertentu dapat didelegasikan selain kepada manajer juga dapat didelegasikan wewenangnya kepada kepala bagian keuangan ( Revrisond baswir 1997:178).
11. Hubungan Antara Partisipasi Anggota dengan Keberhasilan Usaha Partisipasi anggota adalah hal yang penting dalam praktek berkoperasi. Tanpa partisipasi anggota, koperasi tidak akan bisa commit to user berkembang dengan baik. Ukuran partisipasi suatu anggota dapat dilihat
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari seberapa jauh ia mengetahui pengetahuan tentang koperasi, manfaatmanfaat yang bisa diperoleh dari berkoperasi, kesadarannya untuk sering membeli dari koperasi dan menjual ke koperasi, atau menyimpan uang ke koperasi dan meminjam uang dari koperasi, serta dalam hal rapat anggota. Terdapat
beberapa
faktor
negatif
yang
dianggap
penyebab
berkurangnya partisipasi atau tingkat partisipasi anggota rendah. Faktorfaktor tersebut antara lain (Mutis, 1992:93-95) : a.
Kurangnya pendidikan anggota.
b.
Adanya pengalaman dan praktek-praktek koperasi yang buruk di masa lalu.
c.
Ketidakcakapan pengurus koperasi dalam menata pembukuan
d.
Kurangnya penyebaran informasi yang berkaitan tentang penampilan koperasi seperti neraca, biaya-biaya, dan sebagainya.
e.
Kurangnya rencana pengembangan profesional untuk mengimbangi perkembangan dinamika kebutuhan para anggota koperasi. Selain faktor-faktor tersebut, persepsi anggota terhadap koperasi juga
memberikan pengaruh yang besar terhadap tingkat partisipasi anggota koperasi. Jika anggota koperasi memiliki persepsi yang positif terhadap koperasi maka kemungkinan besar partisipasi anggota terhadap koperasi akan lebih tinggi daripada anggota koperasi yang mempunyai persepsi negatif terhadap koperasi.
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
12. Sisa Hasil Usaha Sebagai suatu badan usaha, koperasi di dalam menjalankan kegiatan
usahanya
tentu
saja
menghendaki
untuk
mendapatkan
keuntungan atau sisa hasil usaha. Jika koperasi bisa mendapatkan sisa hasil usaha yang cukup banyak, maka sisa hasil usaha tersebut dapat di sisihkan sebagian untuk cadangan kopersi, yang selanjutnya bisa dipergunakan
untuk
menambah modal koperasi. Apabila modal
koperasi bertambah besar, maka dengan sendirinya lingkup usaha koperasi akan bertambah besar pula. Sisa hasil usaha koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh satu tahun buku seletah dikurangi dengan penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan (M. Tohar, 1999 : 22). Sumber sisa hasil usaha diperoleh dari jasa pelayanan kepada anggota maupun bukan anggota koperasi. Sisa hasil usaha mungkin tidak dibagi habis, karena pembagian sisa hasil usaha dalam koperasi terbatas sesuai dengan tingkat bunga bank pemerintah.
Atau,
mungkin
juga
terjadi,
rapat
anggota
memutuskan sisa hasil usaha tahun buku yang bersangkutan tetap tinggal dalam rekening simpanan
masing-masinganggota. Sisa hasil
usaha yang tidak dibagi ini digunakan untuk pemupukan modal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
39 digilib.uns.ac.id
Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dibagi untuk : a.
Cadangan koperasi.
b.
Anggota sebanding dengan jasa yang diberikan.
c.
Dana pengurus.
d.
Dana pegawai atau karyawan.
e.
Dana pendidikan koperasi.
f.
Dana sosial
g.
Dana pembangunan daerah kerja. (Ninik Widiyanti, 1991 :157)
Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan buka anggota dibagi untuk : a. Cadangan koperasi b. Dana pengurus c. Dana pegawai/ karyawan d. Dana pendidikan e. Dana sosial f. Dana pembangunan daerah kerja.(Ninik Widiyanti,1991:157) Komponen-kopmponen tersebut diatas sebelum dicairkan, disajikan sebagai kewajiban lancardalam neraca koperasi. Sedangkan cadangan koperai merupakan sisa hasil usaha yang tidak dibagikan dan digunakan untuk memupuk modal koperasi dan menutup kerugian dalam koperasi. Undang-Undang
koperasi Nomor 25 tahun 1992 pasal 5, commit to user menjelaskan bahwa pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebanding dengan besarnya jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota koperasi kepada koperasinya. Artinya, dalam pembagian sisa hasil usaha koperasi kepada para anggota ini tidak semata-mata melihat besar/ kecilnya modal yang dimasukan / diserahkan anggota koperasi melainkan harus sebanding atau seimbang dengan transaksi usaha dan partisipasi modal
yang
diberikan
anggota
kepada
koperasinya.
Penetapan
besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta besarnya keperluan lain ditetapkan dalam rapat anggota. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dana-dana yang berasal dari pembagian sisa hasil usaha koperasi selama belum dimanfaatkan digolongkan sebagai kewajiban lancar koperasi. Pembagian sisa hasil usaha
kopersi kepada anggotanya berdasarkan jasa
atau
sumbangsih anggota koperasi terhadap koperasinya.
B.
Penelitian Terdahulu Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang berkaitan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi SHU, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Novi Hasti Anggraini tahun 2009 dalam skripsinya yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri Di Kota Surakarta Tahun 2007”. Bahwa variabel jumlah anggota dari koperasi memiliki pengaruh commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
positif terhadap SHU namun variabel modal sendiri dan modal pinjaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap SHU. 2. Nasrudin pada tahun 2006 dalam skripsinya yang berjudul: “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Anggota Koperasi Shuttle Cock di Surakarta 2006”. Bahwa variabel modal sendiri, modal pinjaman dari koperasi dan tenaga kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan pengerajin Shuttle Cock namun variabel pengalaman usaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengrajin Shuttle Cock. 3. Andika Ari Prabowa pada tahun 2008 dalam skripsinya yang berjudul:
“Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Pengambilan Kredit pada Koperasi (Studi Kasus KUD Karya Bhakti dan KPRI Ngudi Rahayu) di Kabupaten Sukoharjo. Hasil analisis menunjukan bahwa tingkat pendidikan, pendapatan, simpanan berpengaruh negative terhadap pengambilan kredit pada koperasi di Kabupaten Sukoharjo. C.
Kerangka Pemikiran Perilaku masyarakat dalam menghadapi usaha koperasi sat ini ada banyak macamnya. Ada yang cenderung memanfaatkan koperasi sebagai suatu lembaga kredit, lalu sebagai pemindah kebutuhan akan barangbarang konsumsi, ada pula yang memanfaatkan sebagai tempat penyimpanan dana.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
Koperasi sendiri memiliki dua tujuan dalam usahanya, yaitu meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya dan mengumpulkan keuntungan yang dinantinya akan dikembalikan keanggotanya. SHU di dalam sebuah koperasi mendapat tempat yang penting dalam menunjang kinerjanya.
Hampir seluruh anggota selalu
mengharapkan nominal SHU yang akan diterima selalu tinggi, yang menentukan bahwa rentabilitas koperasi tersebut juga tinggi. Di lain pihak keaktifan anggota dalam bidang-bidang usaha koperasi turut menunjukkan peningkatan pemahaman dan kesadaran anggota koperasi dalam mengembangkan usaha koperasi tersebut sekaligus mengefektifkan kinerja koperasi tersebut. Jumlah modal sendiri yang tinggi menentukan jumlah SHU yang akan diperoleh koperasi semakin tinggi pula. Karena dana yang bias digunakan sebagai modal koperasi juga semakin banyak dan bias dimanfaatkan dengan lebih optimal. Modal yang dari luar koperasi hendaknya terus ditingkatkan karena dana yang disediakan dapat menjadi tambahan untuk modal koperasi dalam usahanya. Tingkat partisipasi usaha anggota yang tinggi dalam permodalan akan mengakibatkan volume usaha koperasi meningkat sehingga keberhasilan usaha bisa dicapai. Begitu pula dalam hal partisipasi usaha anggota terhadap pembelian jika anggota ’membeli’ atau memakai jasa yang disediakan koperasi (anggota jika meminjam uang dari koperasi, commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bukan badan usaha lain) maka keuntungan yang dihasilkan juga akan dikembalikan kepada anggota dalam bentuk SHU, selain itu tingkat perputaran modal juga tinggi sehingga keberhasilan usaha dapat tercapai. Tingkat partisipasi usaha
anggota dalam hal penjualan juga harus
meningkat agar keberhasilan usaha koperasi juga meningkat, karena pada dasarnya, tabungan koperasi digunakan sebagai suatu modal bagi koperasi tersebut. Besarnya SHU mampu dihimpun koperasi ditentukan oleh banyaknya anggota.
Dengan anggapan bahwa faktor lainnya tetap,
apabila jumlah anggota tinggi maka besarnya SHU juga akan semakin besar, karena semakin banyak anggota maka transaksi yang bias dilakukan di koperasipun akan semakin banyak. Dengan peran sebagai pengurus yang dipercaya untuk mengelola usaha koperasi agar berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, pengurus seharusnya berasal dari kalangan anggota yang benar-benar menghayati aspirasi para anggota dan benar-benar mengerti apa yang dikehendaki oleh para anggota sebagai pemilik koperasi. Sehingga besar SHU dapat dipengaruhi oleh jumlah pengurus.
Apabila pengurus koperasi dapat
menjalankan usaha koperasi denngan baik maka SHU akan meningkat pula.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berikut ini skema kerangka pemikiran dalam penelitian:
Modal sendiri mmmmmmmmm (X1)
Modal pinjaman (X2) Sisa Hasil Usaha (SHU) (Y)
Partisipasi usaha anggota (X3) Jumlah anggota (X4)
Jumlah Pengurus (X5)
D.
Hipotesis 1. Diduga modal sendiri berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. 2. Diduga modal pinjaman berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. 3. Diduga partisipasi usaha anggota berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. 4. Diduga jumlah anggota berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Diduga jumlah pengurus berpengaruh positif terhadap besarnya Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri.
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengambil ruang lingkup koperasi-koperasi negeri di Kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan masih dalam jangkuan penelitian. Penulisan dilakukan dengan mencari data sekunder tentang Koperasi Pegawai Negeri yang menjadi sempel dalam penelitian ini.
B. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Sumber data yang digunakan dari koperasi-koperasi yang
berada di Kabupaten Wonogiri.
Selain itu, data sekunder ini juga
diperoleh dari instansi pemerintahan seperti Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Biro Pusat Statistik, dan kajian Pustaka yang berkaitan erat dengan penelitian ini.
C. Teknik Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik simple random sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana. Pengambilan sampel secara acak adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan penggabungannya yang commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang sama (Weirsma dalam Sevilla, 1993:163). Pemilihan pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling harus diketahui terlebih dahulu jumlah populasinya. Menurut Gay dalam Sevilla et. all (1993:163), terdapat ukuran minimum untuk sampel yang akan diambil. Adapun beberapa ukuran minimum yang dalam beberapa penelitian berdasarkan tipenya yaitu, penelitian deskriptif menggunakan 10 persen dari ukuran populasinya, untuk penelitian korelasi menggunakan 30 subjek, penelitian kausal komparatif (ex post facto) memakai 15 subjek per kelompok, dan penelitian eksperimen sebanyak 15 subjek per kelompok. Pada tahun 2009, jumlah populasi koperasi pegawai negeri
di
Kabupaten Wonogiri menurut Dinas Koperasi dan UKM sebanyak 90 unit koperasi yang masih aktif. Berdasarkan pernyataan Gay tersebut, maka mengambil sampel sebanyak 40 koperasi.
D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan
data
untuk
kepentingan
penelitian
ini,
mengggunakan metode analisis deskriptif dan studi kepustakaan 1. Metode Deskriptif Menurut Gay dalam Sevilla et. all (1993:71), metode penelitian deskriptif diartikan sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian. 2. Studi Kepustakaan Teknik ini merupakan suatu cara dalam mendapatkan kelengkapan data yang dibutuhkan seperti dari buku, koran, dan artikel yang berhubungan dengan topik penelitian ini. Bahan-bahan di atas dapat diperoleh baik di perpustakaan maupun di internet. 3. Observasi Teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung terhadap obyek yang diteliti yaitu koperasi pegawai negeri yang berada pada PKPRI di Kabupaten Wonogiri.
E. Definisi Operasional Variabel Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu: 1) Variabel Dependen (Y) Variabel dependen (Y) dari penelitian ini adalah Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kabupaten Wonogiri. Sisa Hasil usaha sangat berpengaruh penting dalam keberhasilan pada KPRI di kabupataen Wonogiri.
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Variabel Independen (X) Variabel independen (X) dari penelitian ini adalah: a)
Modal sendiri Modal sendiri dari koperasi adalah modal yang menanggung resiko. Modal ini didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah.
b)
Modal pinjaman Modal pinjaman dari koperasi adalah pinjaman dari anggota, pinjaman dari koperasi lain atau anggotanya dengan berdasarkan perjanjian kerjasama, Pinjaman dari bank dan lembaga keuangan yang lainnya,penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya berdasar ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Sumber lain yang sah, adalah pinjaman dari bukan anggota yang dilakukan tidak melalui penawaran secara umum.
c)
Partisipasi usaha anggota Pada dasarnya, keberhasilan usaha suatu koperasi sangat tergantung dari partisipasi anggotanya. Hal ini sesuai dengan yang telah dikemukakan Mutis (2004:93) bahwa partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi sebagai business entity dan social entity dibentuk oleh anggota-anggota untuk menggapai manfaat tertentu commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melalui partisipasi. Oleh karena itu, koperasi harus memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-upaya bersama para anggota. d)
Jumlah anggota Dalam suatu organisasi yang memiliki karakteristik suatu kelembagan seperti koperasi, dipihak yang satu keberadaan anggota adalah sebagai pemilik kewajiban memberikan kontribusi kepada organisasinya.
Dipihak lain anggota
sebagai pemakai mempunyai hak untuk memperoleh insentif atau manfaat dari organisasi koperasi e)
Jumlah pengurus Oleh karena itu untuk dapat mengelola usaha koperasi secara efektif anggota koperasi memilih beberapa orang wakilnya yang dapat dipercayakan untuk menangani hal tersebut. Wakil anggota yang dapat dipercayakan untuk mengelola usaha koperasi itu lebih dikenal eengan istilah pengurus
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Metode analisis Data Untuk menguji apakah variable independen mempengaruhi variable dependen sebagaimana dikemukakan dalam hipotesis maka penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.
Menurut
Sugiyono regresi linier berganda adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variable terkat. Persamaan regresi linier berganda tersebut sebagai berikut:
SHU = β0+ β1MS1 + β2MP2 + β3 PUA3 + β4JA4 +β5JP5+Ut Dimana: SHU = Sisa Hasil Usaha (SHU) MS1 = modal sendiri MP2 = modal pinjaman PUA3 = partisipasi usaha anggota JA4 = jumlah anggota JP5 = jumlah pengurus Ut
= Variabel pengganggu
1. Uji Asumsi Klasik a. Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya lebih dari satu hubungan linier pasti antara beberapa / semua variabel independen dari model regresi (Gujarati, commit to user 1995 : 320 dalam Soma Ghofur,
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2008: ). Salah satu asumsi model klasik yang menjelaskan ada tidaknya hubungan antara beberapa / semua variabel dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinier, maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat diukur dengan ketepatan tinggi. Salah satu metode untuk mengetahui ada tidaknya multikolinier adalah menggunakan
pengujian
dengan
metode
Klein.
Metode
ini
membandingkan nilai korelasi setiap variabel penjelas ( r 2 xi, xj) dengan nilai koefisien determinasi ( R 2 y, xi, xj,… xn). Jika R 2 y, xi, xj,…xn <
r 2 xi, xj, maka terjadi masalah multikolinier dalam model, sedangkan jika danilai R 2 y, xi, xj,…xn > r 2 xi, xj. Maka tidak terjadi masalah multikolinear. b. Heteroskedastisitas Asumsi dari model regresi linier klasik adalah kesalahan penggangu mempunyai variasi yang sama. Apabila asumsi tersebut tidak terpenuhi maka akan terjadi heteroskedastisitas, yaitu suatu keadaan dimana variasi dari kesalahan penggangu tidak sama untuk semua nilai variabel bebas. Terdapat beberapa metode yang dipergunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas dalam model empiris yaitu Uji Park, Uji Glejser, Uji white, dan Uji Breusch Pagan – Godfeg. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini akan menggunakan uji White. Dalam uji White ditawarkan 2 jenis pengujian, yaitu: White heteroskedastisitas (no cross term) dan white heteroskedastisitas (cross commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
term). Untuk penelitian ini digunakan pengujian white heteroskedastisitas (no cross term) disebabkan banyak menggunakan variabel bebas. Jika nilai probabilitas dari semua variabel lebih besar nilai taraf signifikansi 5 %, maka pada model tersebut tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika nilai probabilitas dari semua variabel kurang atau lebih kecil dari nilai taraf signifikansi 5 %, maka pada model tersebut terdapat masalah heteroskedastisitas (Insukindro et. Al. 2003 : 201). c. Autokorelasi Autokoreasi adalah suatu keadaan diman kesalahan variabel penggangu pada suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan penggangu periode lain. Asusi ini untuk eneaskan bahwa nilai variabel dependen hanya diterangkan (secara sistematis) oleh variabel independen dan bukan oleh variabel gangguan (Gujarati, 1995 : 401). 2. Uji statistik Proses analisa yang akan dilakukan melalui pengujian variabelvariabel independen yang meliputi uji t (uji individual), uji F (uji bersama-sama), dan uji R² (uji koefisien determinasi). a. Uji t (uji secara individu) Uji t ini merupakan pengujian variabel-variabel secara individu, dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen, dengan beranggapan variabel independen lain tetap / konstan. Langkah-langkah commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengujian t test adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995: 119 dalam Hariawan Rahwanto, 2007: 51):
i. Menentukan hipotesisnya a) H : 1 0 Berarti suatu variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependent. b) Ha : 1 0 Berarti suatu variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen. ii. Melakukan perhitungan nilai t sebagai berikut: a) Nilai t table = t / 2 ; N K …………………………….... (3.1) Keterangan:
: derajat signifikansi N : jumlah sample (banyaknya observasi) K : banyaknya parameter b) Nilai t hit =
i ……………………………………… (3.2) Se ( i )
Keterangan:
i
: koefisien regresi
Se ( i ) : standard error koefisien regresi
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
iii. Kriteria pengujian Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t
Ho ditolak
Ho diterima
t/2; N K
Ho ditolak
t/2; N K
iv. Kesimpulan a.
Apabila nilai – t table < t hit < t table, maka Ho diterima. Artinya variabel Independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan.
b.
Apabia nilai t hit > +t table atau t hit < -t table, maka Ho ditolak. Artinya variabel independen mampu mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
b. Uji f (Uji bersama-sama) Uji f ini merupakan pengujian bersama-sama variabel independen yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadp variabel dependen secara signifikan. Langkahlangkah pengujian adalah sebagai berikut (Gujarati, 1995 : 134 dalam Soma Ghofur, 2008 : ) : commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i.
Menentukan Hipotesis a) Ho : 1 2 3 4 0 Berarti, semua variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. b) Ha : 1 2 3 4 0 Berarti, semua variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.
ii.
Melakukan perhitungan nilai F sebagai berikut: a) Nilai F table = F ; K 1; N K ………………………… (3.3) Keterangan: N : jumlah sample / data K : banyaknya parameter
R 2 /( K 1) b) Nilai F hitung = ……………………….. (3.4) (1 R 2 )( N K ) Keterangan :
R 2 : Koefisien determinasi N : jumlah observasi/ sample K : banyaknya variabel
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
iii. Kriteria pengujian Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F
Ho diterima Ho ditolak F(; K 1; N k)
iv. Kesimpulan a) Apabila nilai F hit < F table, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan. b) Apabila nilai F hit > F table, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen secara signifikan.
3. Nilai R2 (Goodness of Fit) Nilai R 2 untuk mengetahui berapa persen variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Uji ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi ( R 2 ) antara nol dan satu (0 < R 2 < 1). Jika koefisien determinasi 0, artinya variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen, atau dengan kata lain modelcommit tersebut tidak menjelaskan sedikitpun variasi to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam variabel tidak bebas. Sedangkan koefisien determinan mendekati 1, artinya variabel independen semakin mepengaruhi variabel dependen, atau dengan kata lain model dikatakan lebih baik apabila koefisien determinasinya mendekati 1.
commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Objek Penelitian 1. Keadaan Geografis Kab.Wonogiri dengan luas daerah 182.236,02 ha berada 32 km di sebelah selatan Kota Solo,sementara jarak ke ibukota propinsi (Kota Semarang) sejauh 133 km. Dengan wilayah dataran, pegunungan maupun pantai. Wilayah pegunungan memanjang dari sisi selatan sampai ke timur yang juga wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur. Disamping itu di sisi selatan juga memiliki wilayah pantai Samudera Indonesia. Sekaligus letak kecamatan terjauh yaitu Kab.Paranggupito dari ibukota kabupaten sejauh 68 km,kecamatan terdekat dengan ibukota kabupaten adalah Kec.Selogiri. Kec. Puhpelem yang memiliki luas wilayah 3.162 ha yang sekaligus merupakan kecamatan tersempit wilayahnya, sedangkan kecamatan yang paling luas adalah Kec.Pracimantoro. Sementara Kec.Karangtengah adalah kecamatan yang paling tinggi lokasinya yang berada pada ketinggian ±600 m diatas permukaan air laut dan yang paling rendah adalah Kec.Selogiri. Jenis macam tanah ada beberapa mulai dari litosol, regosol, sampai dengan grumusol beserta asosiasi perubahannya. Dan ternyata juga commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari bahan induk yang beranekaragam pula dari endapan, batuan maupun volkan. Kondisi tanah demikian mengakibatkan aneka penggunaan tanah yang berbeda pula, dari catatan Dinas Pertanian tahun 2008 diperoleh bahwa penggunaan tanah untuk tegalan sebesar 37,55 % sedangkan untuk sawah hanya sebesar 17,70 % saja. Dan yang digunakan sebagai hutan 12,65 % baik hutan Negara maupun hutan rakyat. Dari catatan meteorologi diketahui bahwa curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari 2008 yaitu 4554 mm dengan 16 hari hujan. Suhu udara rata-rata tertinggi terjadi pada bulan April (27,69ºC ) dan kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Desember (90,50ºC) dan terendah pada bulan Mei (84,83ºC). 2. Keadaan Alam Kabupaten Wonogiri 1. Letak Kabupaten Wonogiri terletak pada garis lintang 7º32’ - 8º15’ Lintang Selatan dan garis bujur 110º41’ - 111º18’ Bujur Timur. Keadaan alamnya sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping, terutama di bagian Selatan, termasuk jajaran Pegunungan Seribu yang merupakan mata air dari Bengawan Solo. 2. Iklim Wonogiri beriklim Tropis, mempunyai 2 musim penghujan dan kemarau dengan temperatur rata-rata 24ºC - 32ºC. commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Batas Daerah Sebelah Selatan
: Kab. Pacitan (jawa Timur) dan Samudera
Indonesia. Sebelah Utara
: Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar.
Sebelah Timur
: Kab. Karanganyar dan Kab.Ponorogo
(Jawa Timur). Sebelah Barat
: Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Luas Daerah Menurut Evaluasi penggunaan tanah (EPT) Sensus Pertanian bulan Maret 1983 seluas : 182.236,0236 ha. 5. Jarak Jauh dari Wonogiri ke : Kota Surakarta
: 32km
Kabupaten Sukoharjo
: 17km
Kabupaten Klaten
: 67km
Kabupaten Boyolali
: 55km
Kabupaten Sragen
: 49km
Kabupaten Karanganyar
: 49km
Kota Semarang
: 133km
3. Pemerintahan Kab. Wonogiri terbagi menjadi 25 kecamatan dengan jumlah desa / kelurahan 294 desa / kelurahan, terdiri dari 251 desa dan 43 kelurahan. Kecamatan dengan desa / kelurahan terbanyak adalah Kec. Pracimantoro sebanyak 18 desa / kel, sedangkan paling sedikit adalah commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kec. Karangtengah dengan 5 desa/kel. Ada 3 kecamatan yang tidak memiliki kelurahan yaitu Kecamatan Baturetno, Karangtengan dan Paranggupito. Jumlah Pegawai Negeri yang tercatat oleh dinas/ instansi baik dinas/ instansi Pemerintahan Kab. Wonogiri maupun pusat sebanyak 13.900 orang. Dengan jumlah pegawai Golongan III menempati porsi terbesar dan paling sedikit adalah Golongan I. Komposisi jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terbesar ditempati oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan jumlah wakil sebanyak 24 orang. Pada tahun 2008 DPRd Kab. Wonogiri menghasilkan Perda sebanyak 14 peraturan lebih banyak dari tahun 2007 yang sebanyak 12 peraturan. Dibidang Perlindungan Masyarakat (Linmas) jumlah kekuatan yang ada adalah 16.502 sama dengan tahun 2007. Untuk mendukung upaya Sistem Keamanan Lingkungan yang memadai di Kab. Wonogiri telah berdiri Pos keamanan Lingkungan (Poskamling) sebanyak 3.405 dari jumlah dusun sebanyak 2.306. Selama tahun 2008 jumlah pasar umum tercatat sebanyak 28 dan pasar desa 68 buah. Adapun pasar hewan ada 9 tempat, meskipun pengelolaan pasar hewan tersebut menyatu dengan pasar umum. Total jumlah pedagang di kios dan los sebanyak 12.160 pedagang commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menempati areal seluas 70.346 m2 sedangkan yang tidak ber-KTP (pasar) ada 3.079 pedagang. Permohonan sertifikat tanah yang diselesaikan sebanyak 27.839 dari 28.571 permohonan yang masuk pada tahun 2008. Sampai dengan tahun 2008 ini tanah yang bersertifikat sebanyak 511.582 persil. Dengan jumlah sertifikat hak milik 500.777. Tabel 4.1 Pembagian Wilayah Adminitrasi Kab. Wonogiri Keadaan Tahun 2008 Kecamatan Pracimantoro Paranggupito Giritontro Giriwoyo Batuwarno Karangtengah Tirtomoyo Nguntoronadi Baturetno Eromoko Wuryantoro Manyaran Selogiri Wonogiri Ngadirejo Sidoharjo Jatiroto Kismantoro Purwantoro Bulukerto Puhpelem Slogohimo Jatisrono Jatipurno Girimarto Jumlah
Desa 17 8 5 14 7 5 12 9 13 13 6 5 10 9 9 10 13 8 13 9 5 15 15 9 12 251
Sumber : BPS Kab.Wonogiri
commit to user
Kelurahan 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 6 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 43
Jumlah Desa/Kel 18 8 7 16 8 5 14 11 13 15 8 7 11 15 11 12 15 10 15 10 6 17 17 11 14 294
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Penduduk dan Tenaga Kerja Dari Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil jumlah penduduk menurut registrasi yang ada sbanyak 1.212.677 jiwa pada tahun 2008 bertambah dari 1.181.114 jiwa. Dari jumlah penduduk akhir tahun 2008 tersebut 609.159 laki-laki dan 603.518 perempuan. Sementara Warga Negara Asing yang tercatat hanya 1 orang. Penduduk terbanyak tercatat di Kec. Wonogiri (93.511 jiwa). Dari jumlah penduduk akhir tahun 2008 yang tercatat maka tingkat kepadatan penduduk per kilometer adalah 665 jiwa. Jumlah kelahiran tahun 2008 tercatat sebanyak 11.986 dan kematian 3.919 jiwa jumlah kematian lebih rendah daripada tahun sebelumnya. Dengan demikian pertumbuhan penduduk sebesar 31.563 atau 2.67%, lebih kecil dari pertumbuhan penduduk tahun sebelumnya. Jumlah kepala keluarga yang tercatat adalah 407.629 KK maka ratarata jiwa per KK adalah 3,0. Di sektor ketenagakerjaan terdaftar pencari kerja tertinggi di bulan November 2008 sebanyak 2.099 orang dan terendah pada bulan Februari sebanyak 211 orang. Sementara pencari kerja yang dihapuskan paling tinggi di bulan November sebanyak 3.531 orang. Dari jumlah perusahaan yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja sebanyak 356 perusahaan dengan 35 unit kerja SPSI.
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.2 PENDUDUK KABUPATEN WONOGIRI HASIL REGISTRASI DIPERINCI PER KECAMATAN AKHIR TAHUN 2004 – 2008 Kecamatan 2004 2005 2006 1.Pracimantoro 66,636 66,791 67,311 2.Paranggupito 20,889 21,013 21,089 3.Giritontro 24,726 24,782 24,816 4.Giriwoyo 47,186 47,138 47,171 5.Batuwarno 21,439 21,541 21,797 6.Karangtengah 24,492 24,608 24,742 7.Tirtomoyo 56,431 56,649 56,860 8.Nguntoronadi 27,906 27,959 28,091 9.Baturetno 51,233 51,302 51,557 10.Eromoko 49,220 49,340 49,521 11.Wuryantoro 31,291 31,306 31,342 12.Manyaran 41,774 41,647 41,703 13.Selogiri 53,892 54,126 54,703 14.Wonogiri 86,480 87,190 87,793 15.Ngadirojo 59,146 59,497 59,888 16.Sidoharjo 47,284 47,480 47,800 17.Jatiroto 42,893 43,085 43,530 18.Kismantoro 39,458 39,603 39,883 19.Purwantoro 58,734 58,936 59,318 20.Bulukerto 35,944 36,070 36,230 21.Puhpelem 21,107 21,144 21,260 22.Slogohimo 53,270 53,628 53,896 23.Jatisrono 67,056 67,511 67,908 24.Jatipurno 40,051 40,346 40,666 25.Girimarto 48,577 48,762 49,032 Kab.Wonogiri 1,117,115 1,121,454 1,127,907 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
2007 73,668 20,608 24,617 49,030 21,318 24,423 62,013 28,832 55,680 50,858 32,584 42,915 57,558 89,885 64,918 49,265 45,391 42,842 60,748 37,139 22,385 58,288 70,489 43,483 52,177 1,181,114
2008 75,165 21,032 25,872 49,805 21,821 25,289 63,283 29,049 56,861 51,885 33,118 43,730 59,643 93,511 67,539 50,380 46,546 44,058 62,683 37,816 23,131 59,492 72,842 44,755 53,371 1,212,677
5. Sosial
Dinas Pendidikan mencatat bahwa jumlah murid SD/MI 93.348 orang dengan jumlah sekolah sebanyak 849 SD/MI negeri maupun swasta. Rasio guru murid SD sebesar 13. Jumlah SLTP/MTS baik commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
negeri maupun swasta tahun 2008 sebanyak 134 menampung murid 44.625 murid. Di bidang kesejahteraan sosial tercatat bahwa jumlah penderita cacat sebanyak 7.780 orang baik cacat tubuh,rungu,wicara,netra maupun mental. Sarana layanan kesehatan dasar tersedia di 34 Puskesmas yang tersebar di 25 kecamatan. Dengan jumlah dokter umum sebanyak 74 orang, bidan 280 orang dan petugas kesehatan lainnya. Disamping layanan rujukan di Rumah Sakit yang menyediakan 450 tempat tidur dengan jumlah pasien mondok 24.968 orang baik di RS negeri maupun swasta. Sebanyak 352 balita di Kab. Wonogiri mengalami gizi buruk. Dari jumlah ibu hamil yang tercatat di Dinas Kesehatan ternyata 8,65% diantaranya mengalami KEK (kekurangan Energi Kronis). Di bidang penegakan hukum tercatat perkara yang diselesaikan oleh Pengadilan Negeri Wonogiri sebanyak 18.907 perkara dengan jumlah terdakwa/tertuduh 308 orang. SEmentara Acara Pemeriksaan oleh Kejaksaaan Negeri yang masuk semua dapat diselesaikan yaitu untuk biasa 208,pelanggaran 9.962 dengan korupsi 3 kasus. Tambahan narapidana tahun 2007 sebanyak 263 orang.,lebih tinggi dari tahun sebelumnya 248 orang. Kejahatan paling sering terjadi adalah pencurian berat dan perjudian sebanyak 51 kali yang dilaporkan/ ditemukan.
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari sejumlah 878 kasus cerai di Kab. Wonogiri disebabkan oleh tidak tanggungjawabnya pasangan sebanyak 564. Dari seluruh akta yang dikeluarkan oleh Pencatatan Sipil diperoleh pemasukan sebesar 423.122 (ribuan rupiah), lebih tinggi dari penerimaan tahun 2007 sebesar 287.862 (ribuan rupiah). Sementara KTP yang diterbitkan sebanyak 162.734 lembar dan Kartu Keluarga (KK) sebanyak 60.023 lembar. Dinas KB KS dan Pemberdayaan Perempuan mencatat bahwa tahun 2008, 82,85% Pasangan Usia Subur (PUS) menjadi peserta KB aktif dan 62,30% diantaranya merupakan peserta KB mandiri. Disamping itu Dinas KB KS dan Pemberdayaan Perempuan juga mencatat jumlah keluarga pra-KS sebesar 23,14% dari seluruh jumlah KK yang tercatat 317.790. Di bidang kebersihan Kab. Wonogiri volume sampah per harinya adalah 270 m2 , yang dilayani oleh 154 petugas kebersihan. Dengan komposisi tertinggi berasal dari sampah organic 38,50% disusul sampah plastic 20,25%. 6. Pertaniaan Rata-rata produksi padi sawah tahun 2008 mengalami kenaikan dari 53,90 kw/ha menjadi 56,09 kw/ha dan padi gogo dari 31,20 kw/ha menjadi 32,89 kw/ha. Sedangkan untuk palawija mengalami penurunan rata-rata produksinya untuk masing-masing komoditi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
68 digilib.uns.ac.id
Ketersediaan pangan untuk padi dan jagung di Kab. Wonogiri surplus masing-masing sebesar 58.484 ton padi dan 232.985 ton jagung. Dari scoring Ketahanan pangan Kab. Wonogiri masih dalam kategori aman (hijau) meskipun di 1 kecamatan dalam kategori merah. Untuk tanaman hortikultura buah-buahan terjadi kenaikan produksi antara lain alpokad,sirsak, dan nanas dibandingkan tahun 2007. Sementara untuk sayuran jumlah produksi bervariasi untuk masingmasing komoditi ada yang naik dan ada pula yang turun. Kenaikan tinggi terjadi pada kacang panjang dari 11.390 kw menjadi 14.990 kw, demikian juga cabe,bayam dan kubis. Produksi tanaman perkebunan tahun 2008 bervariasi pertumbuhan beberapa tanaman meningkat produksinya ada juga yang turun ada pula yang relatif tetap, sebagai contoh cengkeh mengalami penurunan menjadi 1.282 ton dari 2.511 ton sedangkan tebu mengalami kenaikan dari 1.559 ton tahun 2007 menjadi 2.819 ton. Jumlah populasi ternak meningkat, peningkatan populasi ternak terjadi pada ternak sapid an kambing/ domba. Sedangkan untuk unggas kenaikan terjadi pada ayam sayur dan ayam ras potong. Produksi daging meningkat sebagai contoh daging sapi dari 5.794.169 kg tahun 2007 menjadi 6.154.176 kg. Di sub sektor perikanan tahun 2008 tercatat jumlah produksi benih mencapai 4,9 juta ekor. Produksi ikan lauk dari pemeliharaan mencapai 1.157 ton dan dari hasil penangkapan sebesar 977 ton. commit to user
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lahan kritis yang dicatat oleh Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Alam sebesar 34.598 ha lebih kecil dari tahun sebelumnya yang sebesar 43.826 ha yang tersebar di 25 kecamatan. Dan Kecamatan Batuwarno memiliki luas lahan kritis terbesar yaitu 32.159 ha. Tabel 4.3 LUAS PANEN RATA-RATA PRODUKSI DAN PRODUKSI BAHAN MAKANAN DIPERINCI PER KECAMATAN DI KAB. WONOGIRI TAHUN 2008
Padi Sawah Kecamatan
Luas
Rata-
panen
rata
(ha)
(kw/ha)
Padi Gogo
Produksi (kw)
Luas
Rata-
panen
rata
(ha)
(kw/ha)
Produksi (kw)
1.Pracimantoro
776
48,93
37.970
3.464
30,26
104.821
2.Paranggupito
-
-
0
1.882
29,13
54.823
3.Giritontro
114
33,91
3.886
1.500
34,91
52.365
4.Giriwoyo
2.035
56,09
114.133
1.898
35,8
67.948
5.Batuwarno
739
53,22
39.330
870
42,15
36.671
6.Karangtengah 867
60,29
52.267
427
31,2
13.322
7.Tirtomoyo
3.163
57,99
183.407
-
-
0
8.Nguntoronadi 1.221
27,64
33.744
552
32,21
17.780
9.Baturetno
2.201
68,78
151.374
-
-
0
10.Eromoko
1.794
50,99
91.476
1.025
32,35
33.159
11.Wuryantoro
1.906
44,50
84.817
50
34,85
1.743
12.Manyaran
1.404
44,86
62.983
176
33,25
5.852
13.Selogiri
3.866
57,89
223.803
65
29,05
1.888
14.Wonogiri
1.659
57,81
95.907
165
29,16
4.811
15.Ngadirojo
3.197
16
34,16
547
46,72 149.348 commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lanjutan 16.Sidoharjo
2.135
63,70
136.000
344
30,44
10.471
17.Jatiroto
345
60,38
20.829
19
32,50
618
18.Kismantoro 1.200
63,31
75.972
67
31,63
2.119
19.Purwantoro 1.953
59,40
115.998
25
36,99
925
20.Bulukerto
1.611
67,84
109.282
-
-
0
21.Puhpelem
2.759
43,43
119.814
-
-
0
22.Slogohimo
1.025
44,26
45.370
407
39,59
16.113
23.Jatisrono
3.767
63,42
238.903
-
-
0
24.Jatipurno
2.182
66,15
144.339
5
35,26
176
25.Girimarto
1.681
68,15
114.560
-
-
0
Jumlah 2008
43.600
56,09
2.445.492
12.957
32,89
426.151
Jumlah 2007
45.015
53,90
2.435.101
13.081
31,20
392.294
Jumlah 2006
46.351
53,60
2.484.411
12.232
30,81
376.868
Jumlah 2005
38.944
59,85
2.330.767
12.630
31,06
392.264
Jumlah 2004
44.356
53,47
2.371.652
12.480
31,64
394.887
Sumber : Dinas Pertanian Kab. Wonogiri 7. Indusrti, Listrik,Air Minum dan Konstruksi Jumlah industri sedang dan besar yang dicatat oleh BPS di Kab. Wonogiri sebanyak 21 usaha. Yang dimaksud dengan industri sedang adalah pengolahan yang mempekerjakan karyawan 20-99 orang dan industri besar yang mempekerjakan 100 orang atau lebih. Industri besar hanya dijumpai di Kec.Wonogiri dan Selogiri. Pengguna jasa industry listrik di Kab. Wonogiri berkembang dengan jumlah pelanggan yang tercatat di PLN Cabang Wonogiri maupun Jatisrono sebanyak 197.058 dan total pamakaian 172.074.537 kwh.
commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jumlah air yang disalurkan ke pelanggan sebanyak 20.352 adalah sebesar 4.312.959 m3 untuk 17 kecamatan yang tersedia layanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum Kab. Wonogiri. Dari konstruksi jalan yang dikelola oleh Bina Marga Surakarta Selatan tercatat 9,39 km jalan aspal dengan kondisi kritis, sisanya mantap sepanjang 186,392 km. Dengan jumlah jembatan sebanyak 182 dan gorong-gorong 597. Ruas jalan Wonogiri – Biting merupakan ruas jalan dengan jumlah jembatan dan gorong-gorong terbanyak. Sedangkan ruas jalan Manyaran-Watukelir justru tidak ada jembatan dan gorong-gorong. Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertambangan (LHKP) mencatat selama tahun 2008 produksi terbesar jenis bahan galian C adalah batu kalsit (361.700 m3 ) yang menyerap 69 tenaga kerja, dengan luas areal penggalian 20.960 ha. 8. Perdagangan Penerbitan SIUP untuk tahun 2008 didominasi oleh perusahaan kecil sebanyak 857 usaha dari 901 usaha. Nilai ekspor tahun 2008 sebesar 48.998.872,556 juta rupiah. Didominasi oleh ekspor mebel kayu dengan Negara tujuan Eropa, Denmark, Jerman, dan Hongkong. Baru kemudian disusul ekspor gaplek ke negara Cina.
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jumlah alat ukur dan timbangan yang ditera ulang tahun 2008 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebanyak 25.230 menjadi 31.052. Pengadaan barang dan penyaluran beberapa barang di Kabupaten Wonogiri untuk masing-masing komoditi dan bulan berbeda volume penyediaan dan penyalurannya. Tahun 2008 minyak tanah paling banyak disalurkan pada bulan September dan Januari yaitu masingmasing sebanyak 2.195.000 liter dan 2.160.000 liter. Dan paling sedikit di bulan Desember. Penyaluran premium di SPBU paling banyak di bulan Oktober 2008 dengan jumlah premium disalurkan sebanyak 4.808.983 liter dan yang paling sedikit disalurkan pada bulan Februari dengan jumlah yang disalurkan 3.374.730 liter. Sedangkan untuk penyaluran Solar oleh SPBU tertinggi pada bulan Juli 2008 dengan total penyaluran 2.032.296 liter dan paling rendah pada bulan Februari sebanyak 1.459.198 liter. Sementara penyaluran Semen yang tercatat tertinggi pada bulan September 2008 sebanyak 11.403 ton dan terendah bulan Februari sebanyak 3.668 ton semen. 9. Transportasi dan Komunikasi Panjang jalan aspal di Kabupaten Wonogiri selama tahun 2008 tidak mengalami penambahan (801,49 km) dengan kondisi baik 623,19 km.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
73 digilib.uns.ac.id
Jumlah pengusaha maupun armada angkutan penumpang tahun 2008 mengalami penurunan. Jumlah armada bus AKDP sebanyak 249 dan AKAP sebanyak 497 bus. Dari jumlah bus tersebut paling banyak dijumpai di Kec. Ngadirojo dan Kec. Wonogiri. Selain bus angkutan penumpang lain yang ada di Kab. Wonogiri adalah kereta api, dari catatan PT.KAI yang beroperasi di Kab. Wonogiri tahun 2008 penumpang yang diangkut 14.861 penumpang. Lalulintas surat pos tahun 2008 mencapai 241.531 baik dikirim maupun diterima, sebanyak 69 surat dikirim ke luar negeri. Sementara lalulintas paket pos pada tahun yang sama dikirim sebanyak 882 buah dan tidak ada yang dikirim ke luar negeri, sedangkan yang diterima sejumlah 1.136 paket. Tahun 2008 Kantor Pos Wonogiri mencatat jumlah wesel yang diterima sebanyak Rp. 49.778.601.413,-. Nilai wesel diterima paling tinggi pada bulan September sebesar Rp. 7.562.789.861,- dan paling rendah bulan Februari, sedangkan wesel yang dikirim hanya Rp. 12.532.690.032,-. 10. Hotel dan Pariwisata Dari catatan BPS bahwa ada 19 hotel / losmen/ penginapan yang beroperasi di Kab. Wonogiri, 1 diantaranya berada di Kec. Baturetno, 2 di Kecamatan Selogiri dan yang lain berada di Kec. Wonogiri. Potensi objek wisata menyebar di seluruh Kab. Wonogiri mulai dari objek wisata rekreasi, pegunungan sampai dengan pantai. Namun commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sampai dengan tahun 2008 hanya 4 objek wisata yang dikelola untuk menambah pandapatan asli daerah. Keempat lokasi/ objek wisata tersebut adalah Objek Wisata gajahmungkur (Sendang), KayanganTirtomoyo, Goa Putri Pracimantoro dan Sendang Siwani Selogiri. Dari objek wisata yang sudah dikelola jumlah pengunjung sebanyak 235.239 orang dengan nilai karcis Rp. 536.929.000,-. 11. Keuangan dan Harga-Harga Dari Buku Perhitungan APBD Kab. Wonogiri tahun 2008 tercatat bahwa Pendapatan sebesar 841.402 juta rupiah dan Belanja sebesar 846.336 juta rupiah. Sumber penerimaan terbesar dari APBD kab. Wonogiri masih bersumber dari Pendapatan transfer yang mencapai 83,89 %, sedangkan sumber Pendapatan Asli Daerah hanya 6,43 % saja sisanya dari penerimaan lainnya. Dari dana perimbangan 84,85 % berasal dari Dana Alokasi Umum. Indeks umum harga 9 bahan pokok yang dicatat oleh BPS selama tahun 2008 cukup stabil, tidak ada kenaikan harga yang begitu menonjol. Dari catatan Bank Indonesia bahwa, jumlah simpanan masyarakat Wonogiri terbesar pada bulan Desember 2008 sebesar 1.090.365 juta rupiah. Sementara jumlah simpanan terendah pada bulan januari sebesar 895.584 juta rupiah. commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Di lain pihak kredit Usaha Mikro kecil dan menengah (UMKM) yang disalurkan selama tahun 2008 tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 1.360.291 juta rupiah dan yang paling rendah pada bulan Januari. Tabel 4.4 Jumlah Koperasi di Kab. Wonogiri pada Tahun 2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Koperasi Koperasi RT Koperasi Kovensional Koperasi Syariah KUD KPRI KSU Koperasi Pensiunan KOPPAS KOPKAR KOPWAN Koperasi lain-lainnya Jumlah
Jumlah Koperasi 6.912 21 50 25 90 45 12 11 14 12 26 7218
Jumlah Anggota 352.975 11.287 43.141 95.514 13.207 6.848 3.103 3.579 2.571 1.922 5.532 539.679
SHU 22.269.449 893.171.153 1.353.638.697 744.315.799 3.590.738.437 1.007.166.924 152.080.734 133.376.519 366.478.368 172.154.090 430.906.372 8.866.296.542
Sumber: diperindag dan UMKM, Kab. Wonogiri
B. Analisis Deskriptif Berdasarkan data sekunder yang telah diperoleh, selanjutnya dilakukan perhitungan kuantitatif untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh-pengaruh antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable).
Model analisis yang digunakan
adalah model regresi linear berganda. Melalui model tersebut akan dapat dievaluasi dan diketahui pengaruh variabel-variabel independent yang terdiri dari modal dendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jumlah anggota, dan jumlah pengurus terhadap variabel dependen yaitu Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut Sugiyono (2006) analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan/ menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat suatu kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Karakteristik sampel di sini adalah modal sendiri, modal pimjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah pengurus koperasi besarnya SHU koperasi tersebut. C. Deskriptif Variabel Penelitian a. Sisa Hasil Usaha SHU yang didapat dari selisih pendapatan koperasi setelah dipergunakan untuk memenuhi seluruh biaya operasional organisasi koperasi seringkali ditafsirkan sebagai tujuan utama koperasi. Padahal selain itu, masih ada tujuan lain yang lebih penting yaitu kesejahteraan ekonomi dan sosial anggotanya Tabel 4.5 Jumlah SHU KPN di Kab. Wonogiri Tahun 2009 No 1 2 3 4 5
Jumlah Sisa Hasil Usaha 1jt-19,99jt 20jt-38,99jt 39jt-57,99jt 58jt-76,99jt >77jt Jumlah
Sumber data: diolah data sekunder 2009
commit to user
koperasi 18 9 5 1 7 40
Presentase 45% 22,5% 12,5% 2,5% 17,5% 100%
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel diatas terlihat koperasi dengan SHU yang paling banyak >77jt keatas terdapat pada 7 koperasi. Hal ini dikarenakan modal usaha mereka yang tinggi, sehingga biasa menghasilkan SHU yang tinggi pula. Sedangkan koperasi yang memiliki SHU terendah ada 18 koperasi atau sekitar 45% dari keseluruhan sampel. Sehingga SHU pada tahun 2009 masih kecil atau rendah peningkatan SHU sangat kurang.
b. Modal sendiri Modal sendiri koperasi berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib,dana cadangan dan hibah. Sehingga maksimal mungkin sumber yang bisa digali dananya akan terus diupayakan oleh koperasi demi kelancaran dan keberhasilan usaha koperasi tersebut.
Tabel 4.6 Jumlah Modal Sendiri KPN di Kab. Wonogiri Tahun 2009 No 1 2 3 4 5
Jumlah modal sendiri 10jt-99,99jt 100jt-189,99jt 190jt-279,99jt 280jt-369,99jt >370jt Jumlah
Koperasi 6 8 4 2 20 40
Presentase 15% 20% 10% 5% 50% 100%
Sumber data: diolah data sekunder 2009
Dari data diatas koperasi yang memiliki modal sendiri 10jt-99,99jt ada 6 koperasi dengan presentase 15%.
Dan koperasi yang
mempunyai modal sendiri yang paling banyak yaitu sekitar 50% atau commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terdapat 20 koperasi. Sehingga banyak koperasi pegawai negeri yang memiliki modal sendiri >370jt.
c. Modal Pinjaman Modal pinjaman koperasi berasal dari hutang kepada anggota, hutang koperasi lainnya, bank, dan lembaga keuangan lainnya, obligasi dan sumber lainnya yang sah. Sehingga maksimal mungkin sumber yang bisa digali dananya akan terus diupayakan oleh koperasi demi kelancaran dan keberhasilan usaha koperasi tersebut. Tabel 4.7 Jumlah Modal Pinjaman KPN di Kab. Wonogiri Tahun 2009 No 1 2 3 4 5
Jumlah modal pinjaman 10jt-99,99jt 100jt-189,99jt 190jt-279,99jt 280jt-369,99jt >370jt Jumlah
koperasi 10 10 6 2 12 40
Presentase 25% 25% 15% 5% 30% 100%
Sumber data: diolah data sekunder 2009
Dari data diatas koperasi yang memiliki modal pinjaman 10jt99,99jt ada 10 koperasi dengan persentase 25%. Dan koperasi yang
mempunyai modal pinjaman paling banyak yaitu sekitar 30% atau terdapat 12 koperasi. Sehingga banyak koperasi yang memiliki modal pinjaman >370jt. d. Partisipasi Usaha Anggota Partisipasi usaha anggota koperasi berasal dari piutang anggota atau simpan pinjam commit anggota.to user Sehingga partisipasi usaha anggota
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tersebut maksimal mungkin peran aktif dalam simpan pinjamnya maka keberhasilan usaha koperasi akan lancar.
Tabel 4.8 Jumlah Partisipasi Usaha Anggota KPN di Kab Wonogiri No 1 2 3 4 5
Jumlah partisipasi Usaha Anggota 50jt-249,99jt 250jt-449,99jt 450jt-649,99jt 650jt-849,99jt >850jt Jumlah
Frekuensi 6 7 7 1 19 40
Presentase 15% 17,5% 17,5% 2,5% 47,5% 100%
Sumber data: diolah data sekunder 2009
Dari data diatas koperasi yang memiliki partisipasi usaha anggota 50jt-249,99jt juta rupiah ada 6 koperasi dengan persentase 15%. Dan koperasi yang mempunyai partisipasi usaha anggota paling banyak yaitu sekitar 47,5% atau terdapat 19 koperasi. Sehingga partisipasi usaha pada KPN di Kab. Wonogiri sangat meningkat. e. Jumlah Anggota Jumlah anggota Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri antara satu dengan yang lain tentulah beda tergantung dari besar kecilnya instansi terkait. Semakin besar lingkup instansi yang menjadi naungan koperasi tersebut, maka jumlah anggotapun juga semakin banyak.
Sebaliknya apabila instansi tersebut hanya kecil maka
anggota yang tergantung di dalam koperasi tersebut juga sedikit.
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.9 Jumlah Anggota KPN di Kab. Wonogiri No 1 2 3 4 5
Jumlah anggota 31-90 91-150 151-210 211-270 >271 Jumlah
koperasi 18 5 5 8 4 40
persentase 45% 12,5% 12,5% 20% 10% 100%
Sumber data: data diolah data sekunder 2009
Dari tabel diatas terlihat koperasi dengan jumlah anggota paling banyak yaitu dengan anggota >271 orang dengan hanya terdapat 3 koperasi.
Hal ini dikarenakan instansi tempat mereka bekerja
kemungkinan merupakan instansi yang besar, sehingga bisa memiliki anggota diatas>271 orang.
Instansi tersebut misalnya saja kantor
pemerintahan daerah setempat, sedangkan koperasi yang memiliki anggota 31-90 orang ada 18 koperasi dari keseluruhan sampel. Dan KPN di Kab. Wonogiri koperasi kecil masih banyak sehingga anggota yang ada masuk masih sedikit. a. Jumlah pengurus Jumlah pengurus Koperasi Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri antara satu dengan yang lain tentulah beda tergantung dari besar kecilnya instansi terkait. Semakin besar lingkup instansi yang menjadi naungan koperasi tersebut, maka jumlah penguruspun juga semakin banyak. Sebaliknya apabila instansi tersebut hanya kecil maka pengurus yang tergantung di dalam koperasi tersebut juga sedikit. commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.10 Jumlah Pengurus KPN di Kab. Wonogiri No 1 2 3 4 5
Jumlah pengurus 1-3 4-6 7-9 10-12 >13 Jumlah
koperasi 5 19 11 3 2 40
persentase 12,5% 47,5% 27,5% 7,5% 5% 100%
Sumber data: data diolah data sekunder 2009
Dari tabel diatas terlihat koperasi dengan jumlah pengurus paling banyak yaitu dengan pengurus >13 orang dengan hanya terdapat 2 koperasi. Hal ini dikarenakan instansi tempat mereka bekerja kemungkinan merupakan instansi yang besar, sehingga bisa memiliki pengurus diatas >13 orang.
Instansi tersebut misalnya saja kantor
pemerintahan daerah setempat, sedangkan koperasi yang memiliki pengurus 1-3 orang ada 5 koperasi dari keseluruhan sampel.
D. Hasil Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah pengurus terhadap SHU. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis dapat dilihat sebagai berikut:
commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Regresi Linier Berganda Dependent Variable: SHU Method: Least Squares Date: 06/17/10 Time: 08:36 Sample: 1 40 Included observations: 40 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C MS MP PUA JA JP
2.58E+08 0.061654 0.556256 0.170337 -213042.0 52691566
1.11E+08 0.029044 0.038083 0.053572 593284.9 23511238
2.317160 2.122813 14.60658 3.179562 -0.359089 2.241123
0.0266 0.0411 0.0000 0.0031 0.7217 0.0317
R-squared
0.913190
Mean dependent var
Adjusted R-squared
0.900424
S.D. dependent var
S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
2.56E+08 2.23E+18 -827.9433 1.687625
Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
1.95E+08 8.11E+08 41.69716 41.95050 71.53242 0.000000
Sumber: diolah dari data sekunder 2009
a.
Analisis Regresi Linier Berganda Hasil
pengolahan data untuk regresi linier berganda dengan
menggunakan program eviews dapat di lihat pada tabel1.5 diatas. Dari tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
SHU =2,58+ 0,061654 MS1
+
0,556256 MP2 + 0,170337 PUA3 –
213042,0 JA4+ 52691566 JP5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
83 digilib.uns.ac.id
Dari persamaan regresi linier berganda diatas dapat diuraikan sebagai berikut: a)
Nilai konstan bernilai positif, hal ini menunjukan bahwa apabila variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, dan jumlah anggota konstan, maka SHU sebesar 2,58.
b)
Koefisien regresi parsial variabel modal sendiri bernilai positif dan signifikan pada level 5% yaitu, 0,061654 hal ini menunjukan jika modal sendiri naik maka SHU akan naik dengan asumsi variabel lainnya konstan.
c)
Koefisien regresi parsial variabel modal pinjaman bernilai positif dan signifikan pada level 5% yaitu, 0,556256 hal ini menunjukan jika modal pinjaman naik maka SHU akan naik dengan asumsi variabel lainnya konstan.
d)
Koefisien regresi parsial variabel partisipasi usaha anggota bernilai positif dan signifikan pada level 5% yaitu, 0,170337 hal ini menunjukan jika partisipasi usaha anggota turun maka SHU akan turun dengan asumsi variabel lainnya konstan.
e)
Koefisien regresi parsial variabel jumlah anggota bernilai negatif dan signifikan pada level 5% yaitu, -213042,0 hal ini menunjukan jika jumlah anggota turun maka SHU akan turun dengan asumsi variabel lainnya konstan.
f)
Koefisien regresi parsial variabel jumlah pengurus bernilai positif dan signifikan pada level 5% yaitu, 52691566 hal ini menunjukan commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jika jumlah pengurus naik maka SHU akan naik dengan asumsi variabel lainnya konstan. b.
Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individu.
Pengujian regresi
digunakan pengujian dua arah (two tailed test) dengan menggunakan α = 5% yaitu berarti bahwa tingkat keyakinan adalah sebesar 95%. Hal ini perhitungan uji dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Uji t variabel
t hitung
kesimpulan
2.122813 14.60658 3.179562
P value signifikan 0.0411 0.0000 0.0031
Modal sendiri Modal pinjaman Partisipasi usaha anggota Jumlah anggota Jumlah pengurus
-0.359089 2.241123
0.7217 0.0317
Ho diterima Ho ditolak
Ho ditolak Ho ditolak Ho ditolak
Sumber: data diolah., data sekunder 2009
Dari hasil uji t pada tabel 4.9 di atas diperoleh hasil bahwa variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, dan jumlah pengurus mempunyai nilai probabilitas signifikan level bawah 0,05 yaitu 0,0411 (modal sendiri), 0,0000 (modal pinjaman), 0,0031 (partisipasi usaha anggota), dan 0,0317 (jumlah pengurus) berarti P < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya variabel modal sendiri , modal pinjaman, partsipasi usaha anggota, dan jumlah pengurus mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap SHU. commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dan variabel jumlah anggota mempunyai nilai probabilitas signifikan level di atas 0,05 yaitu 0.7217 (jumlah anggota), berarti P > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya jumlah anggota tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap SHU. c.
Uji F (secara bersama-sama) Uji F adalah untuk mengetahui apakah modal sendiri, modal
pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah pengurus secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap SHU. Dari hasil analisis diperoleh nilai Fhitung sebesar 71.53242 dengan probabilitas signifikan level sebesar 0.000000, karena nilai probabilitas Ftabel 2,57 lebih kecil dari 0,05. Maka H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah pengurus serta bersama-sama terhadap SHU. d.
Koefisien Determinasi (R2) Hasil perhitungan untuk nilai R2 dengan bantuan program Eview,
dari analisis regresi linier berganda diperoleh angka koefisien determinasi atau R2 0.9132. hai ini berarti 91,32% variabel SHU dijelaskan oleh variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah pengurus. Sementara sisanya sebesar 8,68% diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut terobservasi. commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinearitas Multikolinearitas terindikasi apabila terdapat hubungan linier diantara variabel independen yang digunakan dalam model.
Metode untuk
menguji adanya multikolinearitas menggunakan uji klein.
Hasil
analisis menunjukkan bahwa R2 semua antara variabel independen dibawah R2 model pertama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa R2 model pertama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas dalam model regresi sehingga model tersebut reliable sebagai dasar analisis. Hasil yang diperioleh dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel dependen Modal Sendiri
r2 0,430755
Tanda <
R2 0,913190
Modal Pinjaman
0,349732
<
0,913190
Partisipasi Usaha Anggota Jumlah anggota
0,898937
<
0,913190
0,905050
<
0,913190
Jumlah Pengurus
0,737592
<
0,913190
Kesimpulan Tidak ada muitikolinearitas Tidak ada muitikolinearitas Tidak ada muitikolinearitas Tidak ada muitikolinearitas Tidak ada muitikolinearitas
Sumber: data diolah., data sekunder 2009
2) Uji Heteroskesidas Heteroskedastisitas muncul dalam fungsi regresi dengan varian yang tidak sama, sehingga penaksir OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun besar (tapi masih tidak biasa dan commit to user ada tidaknya heteroskedastisitas konsisten). Pengujian terhadap
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam model empirik di lakukan dengan uji LM ARC. Kriteria pengujian adalah dengan membandingkan nilai Obs*R squared < x2 tabel, maka tidak signifikan, berarti bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskesidas White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
1.431468 13.21924
Probability Probability
0.216108 0.211671
Sumber: data diolah., data sekunder 2009
Dari tabel tersebut terlihat bahwa Obs*R squared dengan nilai 13,21924< x2 tabel 18,307, berarti dalam model penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 3) Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggotaanggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (seperti pada data time series) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (Gujarati, 1995). Adanya korelasi antara variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun sampel besar. Pengujian dilakukan dengan metode Breusch-Godfrey Test, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: jika BG(n-p)*R2 < x2 tabel, maka tidak signifikan, berarti bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi. Disamping itu juga dapat kita lihat dari probabilitasnya, jika probabilitas > maka model terhindar daritomasalah commit user autokorelasi.
,
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.15 Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
1.035176 1.216595
Probability Probability
0.316348 0.270030
Sumber data: diolah data sekunder 2009
Dari hasil autokorelasi diketahui bahwa (n-p)ObsR squared (R2) dengan nilai 1,216595< 18,307, berarti dalam model penelitian ini tidak terjadi masalah autokorelasi. Dilihat dari probabilitasnya juga lebih besar dari
0,05 (tidak signifikan)
berarti model terhindar dari masalah autokorelasi. F. Pembahasan Hasil Penelitian a) Pengaruh Modal Sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien modal sendiri sebesar 0,061654 dengan probabilitas 0,0411 pada tingkat signifikasi 5%, yang dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1000 rupiah modal sendiri akan mengakibatkan peningkatan SHU pada koperasi sebesar 616,54 rupiah. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa modal sendiri, diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah untuk mendorong peningkatan SHU. Sehingga modal sendiri akan meningkat maka SHU pada KPN tersebut juga akan meningkat. Maka modal sendiri perlu ditingkatkan.
commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Pengaruh Modal Pinjaman terhadap Sisa Hasil Usaha Modal pinjaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien modal pinjaman sebesar 0,556256 dengan probabilitas 0,0000 pada tingkat signifikasi 5%, yang dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1000 rupiah modal pinjaman akan mengakibatkan peningkatan SHU sebesar 556,256 rupiah. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa modal sendiri, diperoleh dari hutang dari anggota, hutang dari koperasi lain, obligasi, bank, dan dari sumber yang lain yang sah untuk mendorong peningkatan SHU. Sehingga modal pinjaman koperasi perlu ditingkatkan agar KPN memiliki SHU yang optimal. c) Pengaruh Partisipasi Usaha Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha Partisipasi Usaha Anggota
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap SHU. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien partisipasi usaha anggota sebesar 0,170337 dengan probabilitas 0.0031 pada tingkat signifikasi 5%, yang dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1000 rupiah partisipasi
usaha
anggota
maka
SHU
akan
meningkat
sebesar170,337rupiah. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa partisipasi usaha, diperoleh dari piutang anggota. Sehingga semakin banyak piutang anggota maka akan meningkat pula SHU.
d) Pengaruh Jumlah Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jumlah anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien jumlah anggota sebesar 213042.0 dengan probabilitas 0.7217 pada tingkat signifikasi 5%, yang dapat diartikan bahwa setiap penurunan 1 orang jumlah anggota tidak mempengaruhi peningkatan SHU.
Pada KPN di kabupaten Wonogiri
kurang diminati oleh anggota mungkin kualitas yang diberikan anggota kurang diperhatikan. e) Pengaruh Jumlah Pengurus terhadap Sisa Hasil Usaha Jumlah pengurus berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien jumlah anggota sebesar 52691566 dengan probabilitas 0.0317 pada tingkat signifikasi 5%, yang dapat diartikan bahwa setiap peningkatan 1 orang jumlah pengurus mempengaruhi peningkatan SHU.
Karena pengurus koperasi sangat
berperan aktif dalam mengelola usaha koperasi. Dan pengurus koperasi haruslah dilengkapi agar dapat mengelola usaha koperasi ditingkatkan.
commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A.
KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah anggoata, dan jumlah pengurus terhadap SHU. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Koefisien regresi variabel modal sendiri bernilai positif dan signifikan pada level 5% yaitu sebesar 0,061654, hal ini menunjukan bahwa jika modal sendiri meningkat maka SHU akan naik dengan asumsi variabel lainnya konstan. Modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan sebesar 0,0411 (P > 0,05), berarti hipotesis pertama yang menyatakan “diduga modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi”, terbukti. Besarnya SHU yang mampu dihimpun koperasi ditentukan oleh besarnya modal sendiri. Dengan anggapan bahwa faktor yang lain tetap, apabila modal sendiri meningkat maka besarnya SHU juga akan besar pula, karena semakin banyak transaksi usaha yang terjadi di koperasi tersebut. 2. Koefisien regresi variabel modal pinjaman bernilai positif dan signifikan pada level 5% yaitu sebesar 0,556256, hal ini menunjukan commitmeningkat to user maka SHU akan naik dengan bahwa jika modal pinjaman
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
asumsi variabel lainnya konstan.
Modal pinjaman berpengaruh
signifikan terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan sebesar 0,0000 (P > 0,05), berarti hipotesis kedua yang menyatakan “diduga modal pinjaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi”, terbukti.
Besarnya SHU yang mampu
dihimpun koperasi ditentukan oleh besarnya modal sendiri. Dengan anggapan bahwa faktor yang lain tetap, apabila modal pinjaman meningkat maka besarnya SHU juga akan besar pula, karena semakin banyak transaksi usaha yang terjadi di koperasi. 3. Koefisien regresi variabel partisipasi usaha anggota bernilai positif dan signifikan pada level 5% yaitu sebesar 0,170337, hal ini menunjukan bahwa jika partisipasi usaha anggota meningkat maka SHU akan naik dengan asumsi variabel lainnya konstan. Partisipasi usaha anggota berpengaruh signifikan terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan sebesar 0.0031 (P > 0,05), berarti hipotesis ketiga yang menyatakan “diduga partisipasi usaha anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi”, terbukti.partisipasi usaha anggota yang tinggi menentukan jumlah SHU yang dihasilkan. Karena partisipasi usaha anggota berjalan dengan seoptimal mungkin demi mencapai tujuan koperasi. Dimana partisipasi usaha anggota tersebut yang tersedia dapat digunakan untuk kepentingan koperasi dan anggota. commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Koefisien regresi variabel jumlah anggota bernilai positif dan signifikan pada level 5% yaitu sebesar -213042,0, hal ini menunjukan bahwa jika jumlah anggota meningkat maka SHU akan naik dengan asumsi variabel lainnya konstan. Jumlah anggota berpengaruh signifikan terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan sebesar 0,7217 (P > 0,05), berarti hipotesis keempat yang menyatakan “diduga jumlah anggota berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi”, tidak terbukti. Jumlah anggota yang tinggi tidak akan menentukan jumlah SHU yang dihasilkan. 5.
Koefisien regresi variabel jumlah pengurus bernilai positif dan signifikan pada level 5% yaitu sebesar 52691566, hal ini menunjukan bahwa jika jumlah pengurus meningkat maka SHU akan naik dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Jumlah pengurus berpengaruh
signifikan terhadap SHU, hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan sebesar 0,0317 (P > 0,05), berarti hipotesis ketiga yang menyatakan “diduga jumlah pengurus berpengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya SHU koperasi”, terbukti. Jumlah pengurus yang lengkap menentukan jumlah SHU yang dihasilkan. Karena pengurus koperasi yang lengkap dan cakap dalam mengelola koperasi maka usaha koperasi akan menjadi maju.
commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Melihat dari uji R2 ternyata masih memiliki variabel lain diluar model yang turut mempengaruhi atau menerangkan variabel independen sekitar 8,68% variabel lain masih bisa menerangkan selain dari variabel modal sendiri, modal pinjaman, partisipasi usaha anggota, jumlah anggota, dan jumlah pengurus.
B.
SARAN 1. Jumlah modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap SHU, sehungga pendisikan bagi pengurus ditingkatkan untuk dapat mengelola modal sendiri dan mengajak para anggota untuk tetap membayar simpanan pokok dan simpanan wajib. Sehingga modal sendiri dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dan akhirnya dengan dana yang besar perputaran dananya pun juga semakin luas yaitu digunakan untuk modal usaha unit-unit usaha lainnya dan perputaran roda ekonomi koperasi dan tidak hanya mengendap di koperasi tersebut. 2. Jumlah modal pinjaman berpengaruh positif terhadap SHU, oleh karena itu koperasi untuk meningkatkan pendapatan dapat dilakukan dengan menambah variabel modal pinjaman agar SHU meningkat. Koperasi diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusianya, terutama pengelolaan koperasinya. Sehingga dengan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi anggotanya dan kepentingan bersama. commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Jumlah partisipasi usaha anggota berpengaruh positif terhadap SHU. Dalam partisipasi usaha anggota sangat perlu di dalam koperasi sehingga ikut aktif di dalam kegiatan koperasi . dan dalam partisipasi usaha anggota dengan meningkatkan jumlah piutang anggota dalam koperasi tersebut. Sehingga dengan simpan pinjam semakin meningkat dapat meningkatkan pendapatan koperasi maka SHU yang diperoleh dapat meningkat. 4. Jumlah anggota tidak berpengaruh signifikan terhadap SHU. Jumlah anggota sangat perlu di dalam koperasi karena peran anggota dalam pengelolaan sangat penting. Maka KPN di Kabupaten Wonogiri dalam pengambilan bunga haruslah sangat rendah dibandingkan badan usaha lainnya. Sehingga anggota aktif di dalam simpan pinjam mka SHU akan meningkat 5. Jumlah pengurus berpengaruh positif terhadap SHU. Sehingga jumlah pengurus harus dilengkapi. Pengelola koperasi baik itu kominsaris, direksi, maupun pengurus haruslah memiliki potensi yang besar atau kecakapan yang layak dimiliki oleh seorang praktisi koperasi. Hal ini juga berkenan dengan kinerja koperasi agar mencapai titik optimal sesuai dengan kinerja koperasi.
commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Agraini, Novi Hasti. 2009.” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Koperasi Pegawai Negeri Di Kota Surakarta Tahun 2007”. Skripsi Fakultas Ekonomi Sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan. Aziz, Amin. 1987. Perkoperasian Indonesia. Yogyakarta: BPFE Baswir, Revrisond. 1997. Koperasi Indonesia. Yogyakarta : BPFE Chaniago, Arifinal. 1984. Perekonomiaan Indonesia. Bandung: Angkasa Departemen Koperasi. Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 1992. Tentang Perekonomian Djoyohadikusumo, Sumitro. 1985. Peranan Koperasi Pegawai Negeri Dalam Perekonomian Indonesia. Jakarta: UI Press Fakultas Ekonomi. 2003.
Modul Laboratorium Ekonometrika.
Fakultas
Ekonomi. Universitas Sebelas Maret Gujarati, Damodar dan Sumarno Zein. 1991. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga Hendrojogi. 1998. Koperasi : Azas-azas, Teori dan Praktek. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada IKOPIN. 1996.
Stardard Khusus Akuntasi Untuk
Koperasi Kartasapoetra. 1995. Praktek Pengelolaan Koperasi. Jakarta : PT Asdi Mahasatya -----------------. 2001. Koperasi Indonesia Yang Berdasarkan Pancasila Dan UUD 1945. Jakarta : PT Asdi Mahasatya Kuncoro, Mudrajad, PH.D. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto. 2002. Perkoperasian : Sejarah, Teori dan Praktek. Jakarta : Ghalia Indonesia Mutis, Thoby. 1992. Pengembangan Koperasi : Kumpulan Karangan. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nasrudin. 2006. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Anggota Koperasi Produksi Shuttlecocks Di Surakarta”. Skripsi, Fakultas Ekonomi UNS, tidak dipublikasikan Pandji Anoraga & Ninik Widiyanti. 1995. Manajemen Koperasi. Jakarta : Pustaka Jaya ----------------------------------------------. 1998. Dinamika Koperasi. Jakarta : Rineka Cipta Prabowo, Andika Ari. 2008.” Anlisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Kredit Pada Koperasi (Studi di Kasus KUD Karya Bhakti dan KPRI Ngudi Rahayu) Di Kabupaten Sukoharjo”. Skripsi, Fakultas Ekonomi UNS, tidak dipublikasikan Ropke, Jochen. 2003. Ekonomi Koperasi : Teori dan Manajemen. Jakarta : Salemba Empat ------------------. 1996. Teori Ekonomi Koperasi. Bandung : Unpad ------------------. 1995. Kewirausahaan Koperasi. Bandung : IKOPIN Schaar, Marvin A. Cooperations, Principles and Practice.
Coperative
Ext.Programes, University of Wiscounsin, Madison, 1971 Sevilla, G. Consuello, et all. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press Suwandi, Ima. 1982. Koperasi : Organisasi Ekonomi Yang Berwatak Sosial. Jakarta : Bhratara Karya Aksara Soewardi, Herman. 1995. Filsafat Koperasi atau Cooperativism. Bandung : IKOPIN Swasono, Sri Edi. 1987. Koperasi di dalam Orde Ekonomi Indonesia. Jakarta : Ikrar Mandiriabadi
commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user