93
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEPENDENSI DALAM PENAMPILAN AKUNTAN PUBLIK PADA KAP PEKANBARU Erni Budiarsih, Eny Wahyuningsih, Siska Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau
ABSTRAK This study was aimed to examine empirically the the effect of several factors on the independence in appearance of the public accountant. The factors included the financial and business relationships, engagement with unappropriate business, the implementation of other services, family relationships, fee professional, facilities and the provision in the form of gifts. Respondents of this study were 36 public accountants who work in 6 Pu blic Accountant offices in Pekanbaru. The analytical tool used in this study was multiple linier regression. The results of this study showed that the engagement with unappropriate business variable had a significant effect on auditor independence in appearance. While other variables, namely the relationship of business and finance, the implementation of other services, family relationships, fee professional, and facilities and the provision in the form of gifts had no effect on auditor independence in appearance. Keywords: independence in appearance, the financial and business relationships, engagement with unappropriate business, the implementation of other services, family relationships, fee professional, facilities and the provision in the form of gifts PENDAHULUAN Dalam kebutuhan informasi bisnis, laporan keuangan semakin dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) serta perubahan atas aktiva dan kewajiban selama satu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Sukrisno Agoes, etc. 2009, Lamp. 2:217). Laporan keuangan tersebut, terdiri atas: neraca, laporan laba-rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan akan digunakan oleh berbagai pihak dalam mengambil keputusan. Pengguna laporan keuangan dapat dibedakan pihak di dalam dan pihak diluar perusahaan. Laporan keuangan yang ditujukan untuk pengguna pihak luar (eksternal) akan dipercaya atau diyakini dan harus dijamin oleh auditor independen dengan melakukan audit. Menurut Randal J. Elder, etc. (2011:4), audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat
94
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Independensi harus dipandang sebagai salah satu ciri akuntan publik atau auditor yang paling penting. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Randal J. Elder, etc. (2011:74). Independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu : (1) independensi dalam fakta (independence in fact), dan (2) independensi dalam penampilan (independence in appearance). Independensi dalam fakta (independence in fact) muncul ketika auditor secara nyata menjaga sikap objektif selama melakukan audit. Sedangkan independen dalam penampilan (independence in appearance) merupakan interpretasi orang lain terhadap independensi auditor tersebut. Sehingga, independensi penampilan berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap independensi akuntan publik (Randal J. Elder, etc. 2011:74). Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi independensi dalam penampilan akuntan publik, yaitu diantaranya: hubungan usaha dan keuangan dengan klien, keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai, pelaksanaan jasa lain untuk klien audit, hubungan keluarga dengan klien, Imbalan atas jasa profesional (audit fee), dan pemberian fasilitas dan bingkisan kepada klien (Sukrisno Agoes, etc. 2009, Lamp. 3:224). Menurut penelitian Agustin Suryaningtias (2007:56-68) dengan judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi independensi akuntan publik pada KAP di Bandung, meneliti enam variabel, yaitu: 1) Hubungan keluarga akuntan dengan klien, 2)
Besar audit fee, 3) Hubungan usaha dan keuangan, 4) Pemberian fasilitas dan bingkisan, 5) Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai, 6) Pelaksanaan jasa lain. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap independensi akuntan publik adalah hubungan keluarga akuntan dengan klien, hubungan usaha dan keuangan, dan keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai. Sedangkan variabel yang tidak signifikan adalah besar audit fee, pemberian fasilitas dan bingkisan, dan pelaksanaan jasa lain. Menurut penelitian Ardiani Ika S. dan Ricky Satria Wibowo (2011:92-99) dengan judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi independensi penampilan akuntan publik pada KAP di Jawa Tengah, meneliti enam variabel, yaitu: 1) Ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, 2) Pemberian jasa lain selain jasa audit, 3) Lamanya hubungan audit, 4) Persaingan antar KAP, 5) Ukuran KAP, 6) Audit fee. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ke enam variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap independensi penampilan akuntan publik. Berdasarkan penelitian tersebut, maka peneliti mencoba mereplikasi penelitian Agustin Suryaningtias dengan mengganti objek penelitian yaitu pada KAP di Pekanbaru. Variabelvariabel tersebut dipilih karena paling dominan dan berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik. TELAAH PUSTAKA PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1.
DAN
Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Independensi….. ( Erni, Eny, & Siska) 95
catatan yang menyertainya, yang dimaksudkan untuk mengomunikasikan sumber daya ekonomi (aktiva) serta perubahan atas aktiva dan kewajiban selama satu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Sukrisno Agoes, etc. 2009, Lamp. 2:217). 2.
Definisi Audit Menurut Mulyadi (2010:9) memberikan pengertian audit adalah sebagai berikut: Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataanpernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. 3. Etika Profesi Akuntan Indonesia Dalam rerangka Kode Etik IAI dan IAPI terdapat: 1) Prinsip Etika, 2) Aturan Etika, 3) Interpretasi Aturan Etika, dan 4) Tanya Jawab. 4. Defenisi Independensi Independensi yang diungkapkan oleh Mulyadi (2010:26-27) berpendapat bahwa: Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
5. Aspek Independensi Akuntan Publik Randal J. Elder, etc dalam buku Jasa Audit dan Assurance (2011:74). Independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu : (1) independensi dalam fakta (independence in fact), dan (2) independensi dalam penampilan (independence in appearance). 6. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi independensi dalam penampilan akuntan public 1. Hubungan usaha dan keuangan dengan klien a. Hubungan keuangan dengan klien bisa mempengaruhi objektivitas dan bisa mengakibatkan pihak ketiga berkesimpulan bahwa objektivitas tidak dapat dipertahankan. b. Dengan adanya kepentingan keuangan, seorang akuntan publik jelas berkepentingan dengan laporan audit yang akan dikeluarkan. 2. Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai a. Seorang akuntan publik tidak boleh terlibat dalam usaha atau pekerjaan lain yang bisa menimbulkan pertentangan atau mempengaruhi independensi dalam pelaksanaan jasa profesional. b. Seorang akuntan publik tidak dapat melakukan kerja sama bisnis dengan perusahaan klien atau dengan salah satu eksekutif atau pemegang saham utama. 3. Pelaksanaan jasa lain untuk klien audit
96
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
Jika seorang akuntan publik disamping melakukan audit, juga melakukan jasa lain untuk klien yang sama, maka ia harus menghindari jasa yang menuntut ia melakukan fungsi manajemen atau memilih keputusan manajemen, yang tanggung jawabnya terletak pada Dewan Direksi dan manajemen. 4. Hubungan keluarga dengan klien a. Hubungan keluarga dan pribadi bisa mempengaruhi objektivitas. Karenanya, setiap penugasan untuk memberikan pendapat tidak boleh disertai hubungan keluarga dan pribadi. b. Hubungan keluarga yang pasti akan mengancam independensi adalah akuntan publik yang bersangkutan, atau staf yang terlibat dalam penugasan itu, merupakan suami atau istri, saudara sedarah semenda klien sampai dengan garis kedua. 5. Imbalan atas jasa profesional (Audit fee) a. Imbalan jasa profesional tidak boleh bergantung pada hasil atau temuan atas pelaksanaan jasa tersebut. b. Akuntan publik tidak boleh mendapatkan klien yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik lain dengan cara menawarkan atau menjanjikan imbalan yang jauh lebih rendah dari imbalan yang diterima oleh kantor akuntan publik sebelumnya. 6. Pemberian fasilitas dan bingkisan kepada klien Akuntan publik, suami atau istri, dan saudara sedarah-semendanya sampai dengan garis kedua tidak boleh memberikan barang atau jasa kepada
klien, yang diberikan dengan syarat yang tidak wajar, yang tidak lazim dalam kehidupan sosial. B. Hipotesis Penelitian H1 : Hubungan usaha dan keuangan berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik. H2 : Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik. H3 : Pelaksanaan jasa lain berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik. H4 : Hubungan keluarga dengan klien berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik. H5 : Imbalan atas jasa profesional (audit fee) berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik. H6 : Pemberian fasilitas dan bingkisan berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik. H7 : Hubungan usaha dan keuangan dengan klien, Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai, Pelaksanaan jasa lain untuk klien audit, Hubungan keluarga dengan klien, Imbalan atas jasa profesional (audit fee), dan Pemberian fasilitas dan bingkisan kepada klien berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik.
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Independensi….. ( Erni, Eny, & Siska) 97
METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berada di Pekanbaru. KAP yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah KAP yang ada di Pekanbaru berjumlah 6 KAP. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui data-data penelitian seperti: ukuran pemusatan data (mean), ukuran penyebaran data (standar deviasi, minimum, maksimum), dan distribusi data (Sofyan Yamin,etc. 2009:15). 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, atau pun rasio. 3. Pengujian Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan teknik statistika. Untuk mengukur variabel di atas, metode analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda (Duwi Priyatno, 2010:61). Alat uji hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: a.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Analisis determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen
terhadap variabel dependen adalah sempurna (Duwi Priyatno, 2010:66). b. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen (Duwi Priyatno, 2010:67). Tingkat signifikasi yang digunakan pada uji F ini digunakan α = 5%. Jika lebih besar dari 0,05 maka variabel tersebut tidak layak dipakai. c. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Duwi Priyatno, 2010:68-69). Tingkat signifikasi yang digunakan pada uji t ini digunakan α = 5%. Jika lebih besar dari 0,05 maka variabel tersebut tidak layak dipakai. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
A. Hasil Pengumpulan Data dan Demografi Responden Data demografi yang menjadi sampel penelitian ini diringkas menurut jenis kelamin laki-laki sebanyak 21 orang (58,33%) dan sisanya adalah wanita sebanyak 15 orang (41,67%). Jenjang pendidikan responden D3 sebanyak 4 orang (11,11%), S1 sebanyak 31 orang (86,11%), sedangkan S2 sebanyak 1 orang (2,78%). Kedudukan responden pada posisi partner berjumlah 3 orang (8,33%), pada posisi manajer berjumlah 3 orang (8,33%), posisi auditor senior berjumlah 19 orang (52,78%), sedangkan auditor junior berjumlah 11 orang (30,56%).
98
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
Tabel 1. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Tabel 1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Independensi dalam penampilan akuntan publik
36
11.00
20.00
14.8889
2.93528
Hubungan usaha dan keuangan dengan klien
36
5.00
14.00
10.7222
2.10593
Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai
36
2.00
10.00
6.7778
2.41556
Pelaksanaan jasa lain Hubungan keluarga dengan klien
36 36
6.00 4.00
15.00 15.00
10.4167 9.7222
2.28504 2.25022
Imbalan atas jasa profesional / audit fee
36
3.00
15.00
9.5833
2.56766
Pemberian fasilitas dan bingkisan
36
6.00
15.00
9.1667
2.26148
Valid N (listwise)
36
Sumber: Data Olahan Tabel 2. Hasil Pengujian Uji Normalitas Tabel 2 Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Independensi dalam penampilan akuntan publik
.158
36
.023
.882
36
.001
Hubungan usaha dan keuangan dengan klien Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai
.247
36
.000
.876
36
.001
.138
36
.081
.930
36
.025
Pelaksanaan jasa lain
.184
36
.003
.935
36
.035
Hubungan keluarga dengan klien
.180
36
.005
.922
36
.015
Imbalan atas jasa profesional / audit fee
.182
36
.004
.943
36
.062
Pemberian fasilitas dan bingkisan
.164
36
.015
.923
36
.016
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Data Olahan
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Independensi….. ( Erni, Eny, & Siska) 99
B. Uji Hipotesis dan Pembahasan Tabel 3. Hasil Pengujian Koefisien determinasi (R2) Tabel 3 Uji Hipotesis Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Model
R
1
Adjusted R Square
R Square .779a
.607
Std. Error of the Estimate
.525
2.023
a. Predictors: (Constant), X6, X2, X1, X3, X5, X4
Sumber: Data Olahan Tabel 4. Pengujian hipotesis secara simultan (Uji F) Tabel 4 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
182.904
6
30.484
Residual
118.652
29
4.091
Total
301.556
35
F
Sig.
7.451
.000a
a. Predictors: (Constant), X6, X2, X1, X3, X5, X4 b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data Olahan Pada tabel 4 uji secara simultan (uji F) diperoleh angka signifikan untuk semua variabel independen sebesar 0,000. Hal ini berarti semua variabel tersebut secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel independesi dalam penampilan akuntan publik. Tabel 5. Pengujian hipotesis secara parsial (Uji t) Tabel 5 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 12.934
2.618
X1
.115
.295
X2
.781
X3 X4
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 4.940
.000
.083
.391
.699
.244
.643
3.201
.003
-.477
.251
-.372
-1.902
.067
-.033
.373
-.026
-.090
.929
X5
-.096
.237
-.084
-.405
.688
X6
.179
.253
.138
.708
.485
Sumber: Data Olahan
100
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
Berdasarkan tabel V.6 di atas pada kolom Unstandardized Coefficient bagian B diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = 12,934 + 0,115X1 + 0,781X2 - 0,477X3 - 0,033X4 0,096X5 + 0,179X6 Berdasarkan Tabel 5 uji t di atas dapat diberi penjelasan berikut ini: 1. Hubungan usaha dan keuangan dengan klien (X1) Berdasarkan Tabel V.5 (uji t) diketahui bahwa besarnya pengaruh hubungan usaha dan keuangan dengan klien (X1) terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik (Y) diperoleh angka signifikan sebesar 0,699. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel independesi dalam penampilan akuntan publik. Karena tingkat signifikasi variabel (X1) lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Agustin Suryaningtias (2007), Akan tetapi, penelitian ini sejalan dengan penelitian Nani Amani dan Sulardi (2005). Berdasarkan Tabel V.5 (uji t) diketahui bahwa besarnya pengaruh keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai (X2) terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik (Y) diperoleh angka signifikan sebesar 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel independesi dalam penampilan akuntan publik, karena tingkat signifikasi variabel (X1) lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agustin Suryaningtias (2007) 2. Pelaksanaan jasa lain (X3) Berdasarkan Tabel V.5 (uji t) diketahui bahwa besarnya pengaruh pelaksanaan jasa lain (X3) terhadap
independensi dalam penampilan akuntan publik (Y) diperoleh angka signifikan sebesar 0,067. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel independesi dalam penampilan akuntan publik, karena tingkat signifikasi variabel (X3) lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agusti Suryaningtias (2007) 3. Hubungan keluarga dengan klien (X4) Berdasarkan Tabel V.5 (uji t) diketahui bahwa besarnya pengaruh hubungan keluarga dengan klien (X4) terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik (Y) diperoleh angka signifikan sebesar 0,929. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel independesi dalam penampilan akuntan publik, karena tingkat signifikasi variabel (X4) lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Agustin Suryaningtias (2007). 4. Imbalan atas jasa profesional / audit fee (X5) Berdasarkan Tabel V.5 (uji t) diketahui bahwa besarnya pengaruh imbalan atas jasa profesional / audit fee (X5) terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik (Y) diperoleh angka signifikan sebesar 0,688. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel independesi dalam penampilan akuntan publik. Karena tingkat signifikasi variabel (X5) lebih besar dari 0,05. Sejalan dengan penelitian Agustin Suryaningtias (2007) 5. Pemberian fasilitas dan bingkisan (X6) Berdasarkan Tabel V.5 (uji t) diketahui bahwa besarnya pengaruh
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Independensi….. ( Erni, Eny, & Siska) 101
pemberian fasilitas dan bingkisan (X6) terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik (Y) diperoleh angka signifikan sebesar 0,485. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel independesi dalam penampilan akuntan publik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sejalan dengan penelitian Agustin Suryaningtias (2007) Setelah dilakukan analisis atas setiap faktor yang mempengaruhi independensi dalam penampilan akuntan publik tersebut, maka penelitian ini memperoleh hasil bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik adalah keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai. Sedangkan yang tidak berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik adalah hubungan usaha dan keuangan dengan klien, pelaksanaan jasa lain, hubungan keluarga dengan klien, imbalan atas jasa profesional / audit fee dan pemberian fasilitas dan bingkisan. PENUTUP A. Kesimpulan. Hasil evaluasi terhadap model penelitian pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengujian hipotesis koefisien 2 determinasi (R ) diketahui bahwa R2 (R Square) dari model penelitian adalah 0,607 (60,7%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen mampu menjelaskan sebesar 60,7% sedangkan sisanya
sebesar 39,3% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel yang lain. 2. Pengujian hipotesis secara simultan (uji F), semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik pada kantor akuntan publik di Pekanbaru. 3. Pengujian hipotesis secara parsial (uji t), variabel yang berpengaruh signifikan terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik yaitu keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai, sedangkan variabel yang tidak berpengaruh terhadap independensi dalam penampilan akuntan publik adalah hubungan usaha dan keuangan dengan klien, pelaksanaan jasa lain, hubungan keluarga dengan klien, imbalan atas jasa profesional / audit fee, dan pemberian fasilitas dan bingkisan. B. Saran Atas dasar kesimpulan di atas dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Akuntan publik hendaknya menghindari keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai karena faktor ini sangat mempengaruhi independensi dalam penampilan akuntan publik. 2. Sebaiknya bagi para auditor tetap bisa mempertahankan independensi dalam penampilannya sehingga profesi akuntan publik yang dijalaninya tetap memiliki integritas moral yang tinggi di mata masyarakat khususnya klien yang memanfaatkan jasa mereka untuk perkembangan bisnisnya.
102
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno, 2004, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, Jilid II, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Agoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik, 2009, Etika Bisnis dan Profesi (Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya), Salemba Empat, Jakarta. Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasley, Mark S., 2008, Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Integrasi, Edisi Keduabelas, Jiid I, PT. Gelora Aksara Pratama, Erlangga, Jakarta. Elder, Randal J, Beasley, Mark S, Arens, Alvin A, Jusuf, Amir Abadi, 2011, Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia), Jilid I, Salemba Empat, Jakarta. Guy, Dan M., Alderman, C. Wayne, Winters, Alan J., 2002, Auditing, Edisi Kelima, Jilid II, Erlangga, Jakarta. Indriantoro, Nur dan Supomo Bambang, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Kalangi, Josep Bintang, 2008, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Edisi Keempat, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta. Kasidi, 2007, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor Persepsi Manajer Keuangan Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah, Tesis Universitas Diponegoro, Semarang. Mulyadi, 2010, Auditing, Edisi 6, Jilid Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta. Nazir, Moh., 2003, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Priyatno, Duwi, 2010, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, Edisi Pertama, MediaKom, Yogyakarta. S. Ardiyani, Ika dan Wibowo, Ricky Satria, 2007, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik, Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol.3, No.2, 90-100. Suryaningtias, Agustin, 2007, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik, Skripsi Universitas Widyatama, Bandung. Yamin, Sofyan dan Kurniawan, Heri, 2009, SPSS Complete, Edisi Pertama, Salemba Infotek, Jakarta.
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Independensi….. ( Erni, Eny, & Siska) 103
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik, 2011, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia, 2012, Daftar Akuntan Publik Pekanbaru (AkuntanPublikIndonesia.com), Jakarta.
104
Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi I Vol 20 No. 1 Desember 2013