ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM PENGUKURAN KINERJA ALTERNATIF PADA BANK JABAR CABANG SUBANG
globalisasi ini. Persaingan ini terjadi sebagai akibat perkembangan
Oleh : Sri Mulyati*)
mengharuskan segala hal berjalan dengan cepat dan tepat.
dunia yang begitu cepat. Saat ini perkembangan di bidang teknologi,
terutama
teknologi
informasi
dan
komunikasi,
Terutama dalam hal perekonomian, segala sesuatunya harus ABSTRAK
mengikuti perubahan yang terjadi. Persaingan di dunia perbank-kan sedang berada pada suatu perubahan yang cepat. Sehingga perubahan ini mengakibatkan bergantinya dasar acuan dalam sistem pengukuran kinerja, yang biasanya berdasarkan sistem pengukuran kinrja tradisional yang berfokus pada pengukuran kinerja keuangan menjadi sistem pengukuran kinerja yang lebih komprehensif. Sistem pengukuran kinerja tradisional sudah tidak memadai lagi bagi manajemen untuk memperoleh informasi mengenai kondisi suatu unit usaha. Salah satu sistem pengukuran kinerja yang baru disebut Balanced Scorecard, yang mengukur kinerja keuangan dan kinerja non keuangan. Balanced Scorecard memilki empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisns internal dan perspektif belajar dan bertumbuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan analisa melalui pendekatan deskriptif analisis. Tehnik penelitian yang digunakan adalah melalui interview dan penggunaan kuisioner serta pengolahan data primer dan sekunder. Kata Kunci: Pengukuran Kinerja, Balanced Score Card
Akibat adanya persaingan
dunia
perubahan usaha
tersebut,
dalam
bidang
menciptakan jasa
suatu
(perbankan).
Terbukanya perekonomian dunia dan berkembangnya informasi menyebabkan meningkatnya kegiatan dunia perbankan, yang tercermin
dengan
banyaknya
fasilitas-fasilitas
baru
yang
disediakan oleh suatu bank. Dengan begitu konsumen (nasabah) lebih leluasa menentukan bank yang sesuai dengan kriterianya, yang menyediakan jenis produk, fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan keinginan para nasabah dan dapat menjamin dana yang diinvestasikan oleh para nasabah. Bank yang mampu bertahan di dalam persaingan dunia usaha dalam bidang jasa hanyalah bankbank yang memiliki standar kinerja yang tinggi yang mampu menghasilkan keuntungan jangka panjang. Oleh karena itu,
*) Dosen Tetap Prodi Akuntansi STIESA.
banyak bank dewasa ini sedang melakukan penyesuaian dalam struktur dan system organisasi sesuai dengan perubahan1. Pendahuluan Persaingan
perubahan yang terjadi. bisnis
yang
semakin
kompetitif
merupakan
Dengan semakin kompetitifnya persaingan diantara pelaku
tantangan yang harus dihadapi oleh semuan perusahaan di era
ekonomi, mengharuskan bank menerapkan strategi baru dengan
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
1
2
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
mengorientasikan misinya pada kepuasan konsumen (nasabah).
asset) harta intelektual seperti sumber daya manusia. Selain itu
Pelayanan yang baik, banyaknya fasilitas- fasilitas baru yang
kinerja
disediakan serta menciptakan dan meluncurkan jenis-jenis produk
menceritakan mengenai kejadian masa lalu bank dengan baik dan
bank yang baru, mendorong banyak bank untuk meningkatkan
tidak
keunggulan
perusahaan kearah yang lebih baik (Kaplan dan Norton, 2000).
daya
saing
mereka.
Peningkatan
nilai
bagi
stockholder dan stakeholder akan tercipta apabila bank mampu melakukan
terobosan-terobosan
mampu
sepenuhnya
menggambarkan
mengarahkan
dan
dan
menuntun
Konsep ukuran kinerja model lama tersebut dianggap hanya mengejar tujuan untuk memperoleh laba jangka pendek semata
pendapatan melalui kemampuan untuk mengembangkan dan
dan cenderung mengabaikan kelangsungan hidup perusahaan
menciptakan jenis produk perbankan yang sesuai dengan
dalam jangka panjang. Oleh karena itu, di Era Informasi ini, tolak
perkembangan dunia bisnis saat ini, memperluas segmen pasar,
ukur
menyediakan banyak fasilitas-fasilitas baru, dapat menjamin dana
kebutuhan informasi bagi kelangsungan hidup prusahaan, apalagi
yang
meningkatkan daya saingnya.
diinvestasikan
masyarakat
dan
mampu
tidak
meningkatkan
telah
baru
keuangan
menciptakan
serta
meningkatkan nila bagi nasabah secara berkesinambungan.
keuangan
tersebut
tidak
memadai
untuk
memenuhi
Disini jelas terlihat bahwa manajemen membutuhkan suatu
Konsep pengukuran tradisional yang selama ini menggunakan
sistem pengukuran kinerja yang terpadu untuk mengetahui kinerja
ukuran kinerja seperti likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan
bank baik ditinjau dari aspek operasional dan keuangan. Dalam
profitabilitas mulai ditinggalkan. Pengukuran tersebut hanya
menunjang kebutuhan perusahaan/bank agar dapat mencapai
memberikan gambaran mengenai sumber- sumber keuangan
keberhasilan di masa mendatang, pada awal tahun 1990-an
yang telah digunakan oleh perusahaan dan lebih bermanfaat bagi
Kaplan (Harvard Business School) dan Norton (Balanced Scorecard
pihak internal perusahaan seperti manajemen dan pemegang
Collaburative) mulai mengembangkan suatu pendekatan baru
saham (stockholder). Pihah eksternal seperti masyarakat luas
terhadap bidang manajemen strategi yang disebut Balanced
sebagai
Scorecard, sebagai suatu measurement system yang mencoba
pengguna
produk
atau
jasa
lebih
memerlukan
pengukuran yang bersifat non keuangan. Kelemahan
dari
pengukuran
kinerja
menyeimbangkan alat ukur lama yang hanya berdimensi pada tradisional
adalah
ketidakmampuan mengukur harta tidak berwujud (intangible
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
3
profitabilitas dengan dimensi-dimensi baru seperti aspek kualitas yang memiliki elemen-elemen penyeimbangnya.
4
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Balanced Scorecard memiliki keistimewaan dalam hal cakupan
kinerja perusahaan agar dapat lebih ditingkatkan dan manajemen
pengukuran yang komprehensif, dimana selain mempertimbagkan
dapat lebih baik;(2) Penulis,Hasil penelitian diharapkan dapat
kinerja finansial (tolak ukur keuangan) juga mempertimbangkan
memperluas pengetahuan dan cara berfikir mengenai penilaian
kinerja non finansial (tolak ukur operasional). Tolak ukur
prestasi suatu bank; serta (3) Pihak Lain, Hasil penelitian ini
operasional meliputi tingkat kepuasan pelanggan, proses bisnis
diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan informasi untuk
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan organisasi.
penelitian selanjutnya dan berguna bagi perkembangan ilmu
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba
pengetahuan khususnya akuntansi.
untuk membahas dan membatasi permasalahan pada hal-hal sebagai berikut: (1) Bagaimana sistem pengukuran kinerja yang
2. Telaah Litelatur dan Hipotesis
selama ini diterapkan oleh Bank JABAR; (2) Bagaimana bila
Daya
saing oleh
perusahaan/bank bagaimana
dalam
strategi
persaingan perusahaan
bisnis,
Balanced Scorecard dijadikan sebagai suatu sistem pengukuran
ditentukan
dalam
kinerja alternatif pada Bank JABAR; serta (3) Bagaimana hasil dari
meningkatkan kinerja perusahaannya. Penetapan kinerja yang
penerapan pengukuran kinerja yang lama dengan hasil apabila
tepat, berpengaruh pada pencapaian kinerja perusahaan tersebut.
diterapkan sistem Balanced scorecard
Pengukuran kinerja yang efektif sangat dibutuhkan oleh bank di
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
dalam pengambilan keputusan. Agar pengukuran kinerja suatu
(1) Bagaimana sistem pengukuran kinerja yang selama ini
bank dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan suatu alat
diterapkan oleh Bank
pengukuran kinerja yang mampu mengukur kinerja sesuai dengan
JABAR; (2) Bagaimana bila Balanced
Scorecard dijadikan sebagai suatu sistem pengukuran kinerja
tujuan manajemen.
alternatif pada Bank JABAR; serta (3) Bagaimana hasil dari
Dalam bukunya Mulyadi (1999 : 227), memberikan konsep
penerapan pengukuran kinerja yang lama dengan hasil apabila
pengukuran kinerja yaitu: "penentuan secara periodik efektivitas
diterapkan pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard.
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut: Memberikan
(1)
Perusahaan
masukan
tentang
yang
bersangkutan,
metode
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan tujuannya adalah untuk memotivasi
pengukuran
5
6
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
personel dalam mematuhi standar prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya".
Kelemahan-kelemahan berusaha
mencari
di
sistem
atas
membuat
pengukuran
manajer
kinerja
yang
bank dapat
mengukur kemampuan / kinerja perusahaan di dalam penciptaan Perspektif
tradisional
yang
selalu
menggunkan
aspek
keuangan dalam mengukur kinerjanya tidak lagi sesuai dengan
nilai dimasa yang akan datang agar mampu bertahan dan bersaing.
perkembangan bisnis yang penuh dengan persaingan. Analisa laporan
keungan
semata-mata
dilakukan
hanya
untuk
Melihat keterbatasan-keterbatasan tersebut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1996:18) memperkenalkan sistem penilaian
menunjukan keberhasilan pemilik dan karyawan untuk jangka
kinerja
dengan
pendek.
Scorecard
menggunakan
merupakan
salah
Balaced
satu
Scorecard.
alternatif
alat
Balanced /
konsep
Dengan hanya menekankan pada satu aspek saja, yaitu
pengukuran kinerja yang dapat diterapkan, karena Balanced
keuangan maka kita dapat melihat kelemahan pendekatan
Scorecard tidak hanya menggunakan satu indikator sebagai
tradisional. Adanya program pelatihan dan pengembangan
ukurannya. Selain aspek keuangan, Balanced Scorecard juga
karyawan dan juga kegiatan penelitian, dianggap sebagai suatu
memasukkan aspek non keungan ( operasional ) lainnya seperti
biaya dan bukan dilihat sebagai suatu upaya untuk manciptakan
perspektif pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran
nilai dimasa yang akan datang. Penghilangan kegiatan semacam
dan pertumbuhan.
ini memang akan menunjukkan kinerja yang baik ( dimana
Menurut Michael (1997 : 65) mendefinisikan sebagai berikut :
penurunan biaya tampak dalam laporan keuangan ) untuk jangka
"Balanced Scorecard merupakan penilaian kinerja unit usaha yang
pendek. Namun untuk jangka panjang, penghilangan kegiatan-
melengkapi ukuran kinerja keuangan masa lampau dengan
kegiatan tersebut akan membuat bank sulit bertahan karena
pemicu kinerja unit usaha masa depan".
kurang terampilnya karyawan dan tidak adanya produk-produk
Pengukuran
Balanced
Scorecard
digunakan
untuk
baru yang mengakibatkan produk-produk yang ada tidak dapat
memperoleh informasi umpan balik guna keperluan evaluasi dan
bersaing secara kompetitif di dunia perbankkan. Dengan begitu
perencanaan
kinerja bank akan menurun karena bank tidak mampu untuk
perusahaan/bank dapat terus mengadakan perbaikan-perbaikan
menciptakan nilai dimasa yang akan datang
sehingga profitabilitas dan daya saing perusahaan/bank dapat
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
7
8
selanjutnya.
Melalui
proses
evaluasi,
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
terus terjaga. Selain itu peran pengukuran bertambah penting
manajemen perusahaan untuk memusatkan perhatiannya pada
karena adanya implikasi prilaku yang ditimbulkannya bagaimana
sasaran, tujuan dan strategi bank.
kinerja diukur dan dievaluasi dapat mempengaruhi prilaku partisipan dalam perusahaan/bank.
3. Metodologi Penelitian
Sistem pengukuran kinerja dengan menggunkan
konsep
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian terhadap
Balanced Scorecard diharapkan mampu meningkatkan kinerja
pengukuran kinerja dengan sistem Balanced Scorecard adalah
perusahaan. Perbedaan
metode deskriptif analisis, yang bertujuan untuk membuat
pengukuran kinerja antara metode
Balanced Scorecard dengan berdasarkan kinerja non finansial yang
gambaran
dapat
kemungkinan pelaksanaan Balanced Scorecard.
mengikhtisarkan
semua
kinerja
yang
dicapai
oleh
secara
sitematik,
aktual
dan
akurat
tentang
masyarakat, sedangkan ukuran finansial ( metode konvensional)
Penelitian yang dilakukan penulis adalah pendekatan
hanya merupakan umpan balik taktis dan pengendalian atas
deskriftif analisis. Dengan pendekatan ini penulis menganalisa
operasi jangka pendek perusahaan. Menurut metode Balanced
bagaimana hasil pengukuran kinerja yang selama ini dipakai
Scorecard ukuran finansial dan non finansial harus menjadi bagian
dengan hasil apabila diterapkan pengukuran kinerja dengan
dari sistem informasi bagi segenap karyawan dalam perusahaan.
Balanced Scorecard. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat
Oleh karena itu, secara konseptual pengukuran dengan menggunakan metode Balanced Scorecard memiliki kelebihan dan
memberi rekomendasi untuk keperluan di masa yang akan datang.
sesuai dengan tuntutan jaman dibandingkan dengan metode
Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih, yaitu "Analisis
tradisional (ukuran kinerja berdasarkan ukuran keuangan). Selain
Balanced Scorecard Sebagai Suatu Sistem Pengukuran Kinerja
itu juga metode Balanced Scorecard mampu mengintegrasikan
Alternatif", maka variabel yang diteliti yaitu Balanced Scorecard
tujuan jangka pendek dengan rencana stretegi jangka panjang
sebagai pengukuran kinerja alternatif.
dan mengidentifikasikan aktivitas / kegiatan penentu hasil akhir
Untuk menghindari kekeliruan dan perbedaan persepsi
suatu aktivitas. Dengan begitu jelas terlihat bahwa Balanced
terhadap variabel tersebut, berikut ini akan dijelaskan konsep
Scorecard merupakan suatu konsep yang dapat membantu
operasionalisasi variabel dalam tabel sebagai berikut :
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
9
10
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Tabel 1 Operasionalisasi Variabel
BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA ALTERNATIF
VARIABLE
DIMENSI Perspektif Keuangan
Perspekti f proses bisnis internal Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan Berdasar kan Pespektif Tradision al / Lap Keu.
INDIKATOR Siklus bisnis Tolak ukur yang digunakan (ROI) Pangsa pasar Kepuasan pelanggan / nasabah : - Atribut / Jasa perusahaan Hubungan dengan pelanggan - Citra perusa-haan Kemampuan mempertahankan pelanggan lama Tingkat profitabilitas pelanggan. Inovasi Operasional Pelayanan purna jual Kemampuan karyawan Kemampuan sistem informasi Motivasi Kekuasaan dan Keselarasan Laba Rugi Neraca
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis
UKURAN Ordinal Rasio
SKALA
Ordinal
Kuisoner
untuk mencari dan mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini adalah: a.
Wawancara
:
penulis
melakukuan
wawancara
langsung
dengan pihak manajemen, karyawan dan pelanggan yang (nasabah) yang berkaitan untuk membahas masalah yang diteliti. b. Kuisioner : penulis menyebar kuisioner kepada responden
Ordinal
Kuisoner
untuk memperoleh data-data tentang kepuasan pelanggan
Ordinal
Kuisoner
dan kepuasan karyawan yang diperlukan. c.
Dokumentasi : pengumpulan data dari catatan dan arsip yang tersendiri di bank
contohnya: laporan keuangan bank dan
laporan non keuangan terdiri dari struktur organisasi bank.
Ordinal Ordinal Ordinal
Jenis – jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ordinal Kuisioner
A. Data Primer
Ordinal
Yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan (Bank).
Kuisioner
B. Data Sekunder Kuisioner Rupiah Rupiah
Yaitu data – data yang mendukung dibahasnya data primer. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
dalam
penelitian
berupa
suatu
konsep
mempunyai variasi nilai.
Sumber : Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1996 :51)
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
11
12
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
yang
Selain menganalisa variabel kinerja melalui pengukuran Balanced
e. Rasio Efesiensi Usaha
Scorecard, dalam penelitian ini juga membahas mengenai
Pengukurannya secara kuantitatif berdasarkan atas rasio-rasio
pengukuran kinerja secara tradisional yaitu dari perspektif kinerja
sebagai berikut : leverage multiplier ratio dan asset utilization
keuangan (ratio keuangan).
ratio.
1.
Kinerja berdasarkan perspektif tradisional
1.
Kinerja tradisional adalah menentukan secara periodik
Kinerja berdasarkan perspektif Balanced Scorecard Adalah mengukur kinerja dari PT. Bank Jabar Cabang
efektivitas dan efesiensi operasional pada PT. Bank Jabar Cabang
Subang yang melihat empat perspektif, yaitu :
Subang.
a. Perspektif Keuangan
Pengukuran
kinerja
ini
hanya
dilihat dari
faktor
keuangannya saja. Pengukuran kinerja dengan menggunakan
Pengukurannya
perspektif tradisional atau dengan mengukur variabel
perusahaan dalam tahap siklus berkembang.
ratio
keuangan adalah mengukur:
dengan
menggunakan
ROI,
karena
b. Perspektif Pelanggan
a. Likuiditas
Variabel pengukurannya tediri dari : Peningkatan pangsa
Pengukurannya secara kuantitatif berdasarkan atas rasio-rasio
pasar,
sebagai berikut : quick ratio dan cash ratio.
kemampuan mempertahankan pelanggan lama dan tingkat
b. Rentabilitas
peningkatan
kepuasan
pelanggan/nasabah,
profitabilitas pelanggan.
Pengukurannya secara kuantitatif berdasarkan atas rasio-rasio
c. Proses Bisnis Internal
sebagai berikut : gross profit margin, net profit margin dan
Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan inovasi,
return on investment (ROI).
operasi dan pelayanana purna jual.
c. Rasio Resiko Usaha
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Pengukurannya secara kuantitatif berdasarkan atas rasio-rasio
Mengukur
sebagai berikut : deposit risk ratio dan interest rate risk ratio.
kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi dan
d. Rasio Permodalan (solvabilitas ratio)
kinerja
perusahaan
dengan
menggunakan
motivasi, wewenang dan keselarasan (kepuasan karyawan).
Pengukurannya secara kuantitatif berdasarkan atas rasiorasio: primary ratio dan current liabilities to equity ratio.
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
13
14
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
4.
Metode yang digunakan penulis dalam menganalisis adalah : A. Pengukuran
kinerja
keuangan
berdasarkan
perspektif
tradisional a) Menganalisis laporan keuangan PT. Bank Jabar Cabang Subang periode 2005 – 2006 b)Mengukur kinerja keuangan yaitu menganalisis laporan
Rasio Permodalan (Solvabilitas Ratio) a). Primary Ratio = Equity Capital Total Asset b). Current Liabilities To Equity Ratio = Utang Lancar Modal
5. Rasio Efisiensi Usaha a). Leverage Multiplier Ratio =
Total Asset . Total Equity Capital
keuangan dengan menggunakan Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas,
Rasio
Resiko
Usaha
Bank,
Rasio
b). Asset Utilization Ratio=Oper. Income+ Non Oper. Income Total Asset
Permodalan dan Rasio Efisiensi Usaha. Skala yang digunakan pada analisa ini adalah skala rasio dengan
B.
a). Mengukur kinerja PT.BANK JABAR CABANG SUBANG dengan
rumus : Rasio Likuiditas a). Quick Ratio = Cash Asset Total Deposite b). Cash Ratio = Cash Asset . Pinjaman yang harus segera dibayar 2. Rasio Rentabilitas a). Gross Profit Margin = Operating Income – Operating Expense Operating Expense b). Net Profit Margin = Net Income Operating Income c). Return On Investment (ROI)= Laba bersih setelah Pajak (EAT) Total Aktiva
menggunakan pengukuran kinerja keuangan, yaitu mengukur
1.
3.
Mengukur kinerja menurut Balanced Scorecard
prestasi
dengan
menggunakan
Return
On
Investment (ROI) dengan rumus :
Return On Investment (ROI) = Laba bersih setelah Pajak (EAT) Total Aktiva
b). Mengukur kinerja PT. Bank Jabar Cabang Subang dengan menggunakan pengukuran Perspektif Pelanggan melalui
Rasio Resiko Usaha Bank a). Depositet Risk Ratio = Equity Capital Total Deposite b). Interest Rate Risk Ratio = Interest Sensitivity Asset Interest Sensitivity Liabilities
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
keuangan
analisis kuisioner. Analisis kuisioner ini dilakukan terhadap 20 Responden yang telah mengisi kuisioner dengan skala likert dengan penjelasan sebagai berikut :
15
16
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Nilai
5 = sangat memuaskan
terhadap 20 Responden yang telah mengisi kuisioner dengan
4 = memuaskan
skala likert dengan penjelasan sebagai berikut :
3 = cukup memuaskan Nilai
2 = kurang memuaskan 1 = tidak memuaskan c). Mengukur kinerja PT.BANK JABAR CABANG SUBANG dengan
5 = sangat memuaskan 4 = memuaskan 3 = cukup memuaskan 2 = kurang memuaskan 1 = tidak memuaskssan
mengunakan Perspektif Proses Bisnis Internal yang meliputi :
Diukur dengan menggunakan Analisis data sekunder, yaitu
4. Hasil Penelitian 4.1 Pengukuran Kinerja Perusahaan PT. Bank Jabar Cabang Subang selama ini dalam
dengan cara pengumpulan brosur – brosur dan arsip yang
melakukan
memuat seluruh jenis produk yang ada.
keuangan yang di susun sesuai dengan prinsip dan praktek
1. Inovasi
2. Operasional.
pengukuran
kinerjanya
di
dasari
atas
laporan
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pengukuran yang
Pada proses operasional penulis melakukan pengukuran data
telah dilakukan di dasari atas data-data keuangan yang terdiri dari
dengan menggunakan analisis data primer yaitu dengan cara
neraca dan laporan rugi / laba, yang dipergunakan untuk
melakukan wawancara langsung dengan pihak manajemen
mengukur
profitabilitas
dan karyawan Bank Jabar.
mengetahui
posisi
perusahaan.
keuangan
digunakan
Sedangkan perhitungan
rasio
keuangan. Dalam pembahasan ini, dilihat pengukuran kinerja
3. Pelayanan Purna Jual Diukur dengan menggunakan analisis data sekunder yaitu
untuk periode 2005 dan2006.
dengan cara pengumpulan brosur – brosur dan arsip seluruh produk yang ada.
d). Mengukur kinerja PT.BANK JABAR CABANG SUBANG dengan menggunakan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan melalui analisis kuisioner. Analisis kuisioner ini dilakukan
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
untuk
17
18
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
4.1.1 Penilaian Dengan Laporan Keuangan
4.1.2
Tabel 2. Perbandingan Data Keuangan PT. Bank Jabar Cabang Subang Untuk tahun 2005 dan 2006 (Dalam Ribuan Rupiah) Periode Laporan Keuangan Laporan Laba/Rugi Pendapatan Laba Kotor Laba Bersih Neraca Aktiva Lancar Total Aktiva Total kewajiban Total Ekuitas
2005
2006
Tabel 3.Analisa Rasio Keuangan PT.BANK JABAR CABANG SUBANG Dan Standar Bank Indonesia ( BI ) NO
Bertambah - Berkurang Rp
%
a) b) a) b) c)
61.002.058.726 40. 492.021.599 20.799.616.711
71.803.747.177 47.425.491.312 30.802.996.987
10.801.688.451 6.960.469.713 10.003.380.276
17,71 17,19 48,1
349.841.045.566 386.101.186.901 365.301.570.190 20.799.616.711
426.484.904.710 472.240.555.527 414.437.558.540 30.802.996.987
76.643.859.144 86.139.368.626 76.135.988.350 10.003.380.276
21,91 22,31 20,84 48,1
Penilaian Dengan Rasio Keuangan
a) b)
Sumber : PT. Bank Jabar Cabang Subang
a) b)
a) b)
RASIO Rasio Likuiditas Quick Ratio Cash Ratio Rasio Rentabilitas Gross Profit Margin Net Profit Margin Return On Investment Rasio Resiko Usaha Bank Deposit Risk Ratio Interes Rate Risk Ratio Rasio Permodalan (Solvabilitas) Primary Ratio Current Liabilities to Equity Ratio Rasio Efisiensi Usaha Leverage Multiplier Ratio Asset Utilization Ratio
TH. 2005
TH. 2006
STANDAR BI
5% 2%
6% 4%
<2% <2%
218 % 34 % 5%
211 % 43 % 7%
> 110 % > 15 % >5%
11,4 % 9,5
11,1 % 5,2
> 10 % >8%
5% 17,397 %
7% 14,194 %
>8% > 12 %
18,56 16 %
15,33 15 %
> 15 % > 15 %
Sumber : PT. Bank Jabar Cabang Subang 4.2
Pengukuran Kinerja Menurut Balanced Scorecard Balanced Scorecard membagi pengukuran kinerja dalam
empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui ke empat perspektif ini di harapkan
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
19
20
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
perusahaan dapat meningkatkan sumber dayanya serta dapat
pegawai
mengefektifkan laba perusahaan secara bertahap.
memperhatikan kualitas produk, menyediakan fasilitas-fasilitas
Pada saat ini PT. Bank Jabar Cabang Subang belum
Bank
Jabar
Subang.
Bank
juga
harus
selalu
baru yang dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan nasabah
menggunakan pengukuran tersebut dalam mengukur kinerja
dan mencari inovasi
perusahaan. Bila keempat perspektif dalam Balanced Scorecard itu
diharapkan dapat menumbuhkan sikap rasa memiliki dari nasabah
digunakan maka dapat diketahui kekurangan yang ada, sehingga
dan menciptakan nasabah yang loyal terhadap Bank Jabar Cabang
perusahaan dapat segera melakukan perbaikan. Disamping itu
Subang dan juga dapat menjadi peluang untuk mendapatkan
juga perusahaan dapat mengetahui dimana posisi perusahaan
nasabah baru.
saat ini. Melalui Balanced Scorecard, para eksekutif dan manajer
2.
dapat memantau perusahaan dalam empat perspektif yang masing-masing dilengkapi dengan penilaiannya.
baru terhadap produk bank. Hal ini
Tolok Ukur yang Digunakan Penilaian
perspekif
keuangan
dengan
menggunakan
Balanced Scorecard sebenarnya tidak berbeda dengan penilaian
Adapun pengukuran yang dapat dilakukan oleh PT. Bank Jabar Cabang Subang berdasarkan Balanced Scorecard adalah
pada cara tradisional yang juga menggunakan rasio keuangan dan penilaian terhadap beberapa perkiraan dalam laporan keuangan.
sebagai berikut :
Dari pengukuran yang telah dijabarkan pada tolak ukur
a) Perspektif Keuangan
keuangan di atas terlihat bahwa pengembalian investasi yang
1.
dilakukan mengalami kenaikan pada tahun 2006 sebesar 7 %
Siklus Bisnis PT. Bank Jabar Cabang Subang Bila PT. Bank Jabar Cabang Subang kita identifikasikan maka
dibandingkan tahun 2005 sebesar 5 % , ini menunjukkan
bank berada dalam tahap bertahan (Sustain). Di dalam tahap ini
kemampuan
perhatian bank terpusat pada bagaimana mempertahankan
menghasilkan laba bersih setelah pajak. Pada tahun 2005 bank
pangsa pasar yang mereka miliki agar dapat terus meraih laba.
memperoleh
Serta terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen
mengalami
(nasabah), dengan memberikan pelayanan kepada nasabah secara
30.802.996.987. Hal ini membuktikan bahwa PT. Bank Jabar
familiar (kekeluargaan) dan juga mampu menciptakan hubungan
Cabang Subang mampu melakukan usahanya dengan baik
yang harmonis dengan memperhatikan service excellence dari para
sehingga dapat menghasilkan laba. Kenaikan laba ini disebabka
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
21
22
bank
dalam
keuntungan kenaikan
pada
mengelolah
sebesar tahun
Rp 2006
aktivanya
untuk
20.799.616.711 yaitu
sebesar
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
dan Rp
karena meningkatnya pendapatan operasional lainnya yaitu
Dari
Tabel
kepuasan
pelanggan
mengenai
atribut
meningkatnya jumlah provisi, komisi dan fee selain kredit.
perusahaan di atas penulis dapat menjelaskan bahwa secara
b) Perspektif Pelanggan
umum nasabah merasa puas dengan atribut jasa perusahaan, PT.
Pelanggan (nasabah) merupakan faktor penting yang
Bank Jabar Cabang Subang selalu memberikan produk yang
menentukan besar atau kecilnya keuntungan yang diterima oleh
terbaik bagi nasabahnya dengan cara memberikan kemudahan
bank. Untuk mempertahankan keuntungan dan mendapatkan
bagi nasabah untuk melakukan proses transaksi secara cepat dan
perolehan laba yang stabil atau meningkat, PT. Bank Jabar Cabang
tepat waktu sesuai keinginan nasabah, menjaga kualitas produk
Subang berupaya memperluas pangsa pasar untuk
yang dihasilkan, megeluarkan produk baru sebagai nilai tambah
produknya
yang memiliki nilai tambah. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
bagi Bank dalam memenuhi keinginan nasabah.
pengukuran perspektif pelanggan yang diukur adalah :
b.
a.
Atribut Produk/Jasa Perusahaan (Product/service Attributes) Menyangkut Kemampuan perusahaan dalam menjual produk, memberikan pelayanan dan melakukan proses transaksi. Tabel 4. Kepuasan Pelanggan oleh 20 Responden Mengenai Atribut Produk/Jasa Perusahaan (Product/Service Attributes) Nilai No
1
Uraian Kemampuan Bank dalam melakukan distribusi produk
Pelayanan transaksi 2 yang diberikan oleh Bank Harga untuk 3 memperoleh produk yang ditawarkan Bank Kualitas Produk yang 4 ditawarkan Bank Jumlah Nilai Rata – Rata
5
4
3
2
1
Rata Rata
%
6
10
4
0
0
4.10
82
5
10
5
0
0
4.00
80
7
9
4
0
0
4.15
83
5
7
8
0
0
3.85
Hubungan Dengan Pelanggan (Customer Relationship) Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian. Tabel 5. Kepuasan Pelanggan oleh 20 Responden Mengenai Hubungan Dengan Pelanggan (Customer Relationship) No
Kemampuan Bank untuk berkomunikasi dengan nasabah Kualitas Pelayanan yang diberikan oleh 2 Bank dalam setiap melayani permintaan jasa / produk dari nasabah Kemudahan untuk menghubungi pihak Bank mengenai 3 informasi jasa / produk Bank pada saat dibutuhkan Jumlah Nilai Rata – Rata 1
77
4.01
Sumber : Data Kuistioner
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
Uraian
5
4
Nilai 3
2
1
Rata Rata
%
6
9
5
0
0
4.05
81
7
10
3
0
0
4.20
84
5
8
7
0
0
3.90
78
4.08
Sumber : Data Kuestioner
23
24
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Menurut dari tabel kepuasan pelanggan/nasabah menge-
Menurut dari tabel kepuasan pelanggan mengenai citra
nai hubungan dengan pelanggan di atas penulis dapat menjelas-
perusahaan di atas penulis dapat menjelaskan bahwa secara
kan bahwa secara umum pelanggan/nasabah merasa puas de-
umum tanggapan pelanggan/nasabah terhadap PT. Bank Jabar
ngan pelayanan yang diberikan perusahaan, untuk itu PT. Bank
Cabang Subang yang menjaga citranya adalah memuaskan.
Jabar Cabang Subang berusaha menjaga hubungan dengan pelanggan/nasabah lama dengan cara berkomunikasi melalui
Customer
telepon, faksimili dan e-mail.
pelanggan lama)
c.
Citra Perusahaan (Image and Reputation) Yang dimaksud dengan citra perusahaan disini adalah tanggapan pelanggan/nasabah terhadap reputasi PT. Bank Jabar Cabang Subang. Tabel 6. Kepuasan Pelanggan oleh 20 Responden Mengenai Citra Perusahaan (Image and Reputation) No
1
2
3
Uraian
5
4
Nilai 3
Citra perusahaan sebagai Bank yang sangat memperhatikan kuali3 8 9 tas pelayanan, jasa/produk Citra perusaahan sebagai Bank yang berpengalaman, memi5 11 4 liki fasilitas lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan nasabah Citra perusahaan sebagai Bank yang memiliki efisiensi yang tinggi 5 11 5 dan menawarkan harga yang bersaing Jumlah Nilai Rata – Rata
2
1
Rata Rata
%
Retention
(kemampuan
mempertahankan
Mengukur kemampuan perusahaan / bank dalam menarik pelanggan / nasabah baru. Untuk mengetahui kemampuan mempertahankan pelanggan lama dan baru dapat dlihat dari laporan jumlah saldo tabungan dalam beberapa strata. Laporan ini digunakan oleh manajemen untuk mengukur berapa banyak jumlah rekening yang memiliki saldo dibawah dan diatas saldo minumum yang ditetapkan Bank. Laporan dibuat secara periodik
0
0
3.70
7 4
selama satu tahun sehingga dapat dilihat berapa banyak nasabah lama dan baru yang bermutasi selama jangka waktu tertentu. Contoh format laporan dapat dilihat sebagai berikut :
0
0
0
0
4.05
4.20
NO
8 1
1 2 3 5 5 6 7 8 9
8 4
3.90
Sumber : Data Kuestioner Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
25
STRATA
26
JUMLAH REKENING
SALDO (Jutaan Rupiah)
1 – 25 rb 25 – 50 rb 50 – 100 rb 100 – 300 rb 300 – 500 rb 500 rb – 1 juta 1 – 3 juta 3 – 5 juta > 5 juta Jumlah
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
2006 sebesar Rp 265.154.000. Langkah-langkah yang akan Catatan : mengingat data yang diukur dalam format laporan menyangkut
saldo
nasabah
Bank
yang
harus
dijaga
kerahasiaannya, maka penulis hanya membahas fungsi laporan saja dan tidak diperkenankan untuk mengambil data sumber.
diupayakan dalam meningkatkan posisi pengerahan dana antara lain adalah dengan membentuk team pemasaran dengan kualitas SDM yang handal, memiliki kemampuan dan kemauan, serta integritas
tinggi.
Pola
pemasaran
total
marketing
concept
merupakan pola yang akan dilakukan dimana semua pegawai
Customer Profitability (tingkat profitabilitas pelanggan) Mengukur besarnya keuntungan yang berhasil diraih oleh perusahaan dari penjualan produk / jasa kepada para pelanggan. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas pelanggan/nasabah dapat dilihat dari data laporan keuangan. Dari data laporan keuangan diperoleh pendapatan dari sektor provisi dan komisi selain kredit mengalami kenaikan yaitu tahun 2005 sebesar 853.647.428 dan tahun 2006 sebesar 11.606.562.554. tetapi untuk pendapatan Fee based Income – nya mengalami penurunan yaitu tahun 2005 sebesar 15.430.000 dan tahun 2006 sebesar 11.700.000. apabila
mampu menjadi pemasar yang baik dan diharapkan dapat menumbuhkan
nasabah. Tekhnologi informasi yang semakin berkembang juga menjadi media yang bisa dimanfaatkan dalam pemasaran dana pihak ketiga di luar pemerintah daerah Subang. Media iklan yang dilakukan ke beberapa radio di wilayah kabupaten Subang diharapkan juga mampu membangun corporate image Bank Jabar yang tidak terbatas dikalangan Pemerintah Daerah saja, namun juga diseluruh masyarakat kabupaten Subang. Di bidang perkreditan Bank Jabar Subang berupaya terus
melihat trend Bank sekarang yang sedang mengejar pendapatan dari sektor fee, maka PT.BANK JABAR CABANG SUBANG harus
image yang baik bagi nasabah maupun calon
meningkatkan volume pemberian kredit dan tahun 2007 posisi kredit direncanakan sebesar Rp 517.648.000 atau meningkat
lebih memberdayakan lagi pendapatan dari sektor ini.
sebesar Rp 86.140.000 (20%) dibandingkan akhir tahun 2006 sebesar Rp 431.508.000. Untuk meningkatkan bidang perkreditan
c). Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam meningkatkan posisi pengerahan dana pihak ketiga, PT. Bank Jabar Cabang Subang berencana meningkatkan posisi pengerahan dana untuk tahun 2007 sebesar Rp 318.185.000 atau
perlu
adanya
perencanaan
serta
langkah-langkah
strategis
sehingga pangsa pasar dapat diraih. Adapun langkah yang dilakukan adalah :
meningkat sebesar Rp 53.031.000 (20%) dibandingkan akhir tahun Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
27
28
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
1.
2.
3.
Dengan mempromosikan produk kredit yang ada di Bank
b). Simpeda (simpanan pembangunan daerah) dan Tandamata
Jabar melalui strategi pemasaran yang tepat dan terarah
(tabungan anda masa mendatang)
Melakukan sosialisasi dengan cara mengunjungi daerah yang
Simpeda merupkan tabungan yang diselenggarakan oleh
dianggap mempunyai potensi untuk pemasaran kredit
Bank Pembangunan Daerah (BPD). Simpeda dan Tandamata
Memelihara hubungan baik antara Bank Jabar dengan pihak
merupakan tabungan dengan tingkat suku bunga 8 % per tahun,
Pemda mengingat komponen terbesar dalam kegiatan usaha
pembukaan rekening tabungan dengan membayar setoran
bank serta peluang di Kabupaten Subang masih terbuka
pertama minimal Rp 10.000, dapat dijadikan jaminan kredit pada
khususnya untuk para PNS yang gajinya telah disalurkan
Bank Jabar dengan proses yang mudah dan singkat, didukung
melalui PT. Bank Jabar Cabang Subang sejalan dengan adanya
lebih dari 2.600 jaringan ATM yang tersebar diseluruh indonesia
otonomi daerah. Maksud dari proses bisnis internal ini adalah
baik ATM bersama maupun ATM BCA dengan pelayanan 24 jam.
untuk mengetahui bagaimana proses kegiatan bank selama
c). Tabah (tabungan ibadah haji)
ini.
Merupakan tabungan haji yang diselenggarakan oleh Bank Point-point yang dapat diukur dari perspektif ini adalah :
1.
Inovasi
Jabar, penabung dibebaskan dari biaya administrasi pembukuan, adanya
Dilihat dari segi inovasi PT. Bank Jabar Cabang Subang juga selalu berusaha untuk meluncurkan produk baru yang dapat
perlindungan
asuransi,
penabung
berkesempatan
memperoleh biaya ibadah umroh gratis. d). Deposito Bank Jabar
memberikan sesuatu yang baru. Banyak jenis produk yang
1, 3 dan 6 bulan dengan suku bunga 15 %, 12 bulan dan 24
dikeluarkan oleh PT. Bank Jabar Cabang Subang diantaranya :
bulan suku bunga 15,5 %, dapat digunakan sebagai jaminan
a). Tabungan Jabar Okey
kredit, setoran minimal Rp 1.000.000 dan valuta asing USD 1,000
Merupakan tabungan dengan tingkat suku bunga 11 % per tahun, memberikan perlindungan asuransi, layanan On-Line,
dengan fasilitas Automatic Roll Over. e). Deposito Berjangka Diskonto
bebas biaya administrasi, didukung lebih dari 3.500 jaringan ATM
Bunga dibayar dimuka, sertifikat deposito dapat diperjul
yang tersebar di seluruh Indonesia, baik ATM bersama maupun
belikan karena tidak atas nama, dapat dijadika sebagai agunan
ATM BCA, dapat dijadikan agunan kredit.
kredit, jangka waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan antara
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
29
30
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
1, 3, 6, 12, dan 24 bulan, tersedia dala berbagai pecahan mulai
2. Operasional
dari RP 1.000.000 sampai dengan Rp 25.000.000
Pada proses operasional penulis membatasi penelitian
f). Kredit Agribisnis
untuk mengukur tingkat efektifitas bank terhadap waktu. Yang
Suatu fasilitas kredit modal kerja atau investasi yang
diukur disini adalah waktu pembuatan produk, waktu untuk
disediakan untuk membantu para petani secara individual. Tingkat
penawaran produk / jasa kapada calon nasabah, hingga proses
suku bunga sebesar 19,5 %, besarnya plafond maksimal Rp
pendaftaran calon nasabah dan proses pelunasan untuk nasabah
5.000.000, jangka waktu kredit disesuaikan dengan jangka waktu
pinjaman. Produk ini terdiri dari pinjaman ( kredit ) dan Simpanan
usaha tani dengan jangka waktu maksimal 12 bulan tidak dapt
( tabungan ). Keseluruhan tahapan ditunjang oleh ketersediaan
diperpanjang. Biaya provisi dan administrasi tidak dipungut.
sistem dan prosedur perbankan yang canggih dan computerized,
g). Kredit Guna Bhakti
tidak berbelit – belit, sesuai dengan tuntutan jaman. Termasuk
paket
kredit
khusus
yang
ditujukan
untuk
yang
sistem input data nasabah, pengkinian data nasabah, sistem
berpenghasilan tetap dengan persyaratan ringan dan proses
informasi debitur serta sistem dan prosedur pembukuan yang
cepat, dengan tingkat suku bunga 15 %.
systematis – computerized , efektif dan efisien.
h). Kredit Peduli Jabar dan Banten
1. Pinjaman (Kredit)
Merupakan kredit modal kerja untuk membiayai modal kerja
a). Waktu Proses
usaha, besarnya kredit maksimum Rp 3.000.000, bunga pinjaman
Pengukuran waktu dimulai dari saat divisi pemasaran
9 % per tahun flat, biaya provisi dan administrasi tidak dipungut.
menawarkan kredit kepada calon debitur, kemudian berlanjut
i)
Jasa Devisa
pada saat calon debitur mendaftarkan dirinya / perusahaan yang
Memberikan jasa layanan devisa bidang ekspor : pembiayaan
akan dibiayai untuk memperoleh pinjaman modal termasuk
dan negoisasi dokumen ekspor, penerimaan pajak. Bidang impor :
melengkapi berkas persyaratan permohonan pinjaman sampai
pembukaan letter of kredit (L/C), pembiayaan kredit impor,
berkas permohonan pinjamannya lengkap dan siap untuk
penerimaan pajak. Jasa-jasa luar negeri lainnya : giro dan deposito
diperiksa kebenarannya oleh bagian survey / lapangan. Lama
valas, transfer dan inkaso luar negeri, jual beli valuta asing.
proses pendaftaran hingga siap diperiksa dibatasi maksimum 7 hari kalender. Waktu rata – rata dari proses awal hingga
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
31
32
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
pendaftaran untuk satu berkas pendaftaran diperhitungkan sekitar
hasil perhitungan waktu proses sebesar 28,5 % yang berarti
2 hari.
penyusunan waktu proses sudah cukup efisien mengingat untuk Berkas yang telah diperiksa kemudian dianalisa menurut
aspek perkreditan memang mengharuskan analisa dan putusan
kelayakan usaha (analisa kelayakan usaha) termasuk perhitungan
kredit yang benar – benar tepat sehingga setiap kredit yang
kelayakan
diterima nasabah adalah pembiayaan / modal yang tepat guna,
pemberian
jumlah
plafond
menurut
Repayment
Capacity (RPC) perusahaanya hingga berkas tersebut siap untuk
tepat sasaran dan menyehatkan perusahaan.
diputus oleh pejabat pemutus yang berwenang. Berkas yang telah
b). Waktu Pelunasan
diputus kemudian dilengkapi berkas pencairannya sampai calon
Lamanya waktu pelunasan tergantung jangka waktu
debitur mencairkannya. Lama waktu putusan hingga pencairan
kreditnya.
Bank
secara
periodik
melakukan
pembinaan
–
dibatasi maksimum 7 hari kalender. waktu rata – rata proses
pembinaan kepada para nasabahnya agar usaha nasabah tersebut
analisa hingga putusan dihitung sekitar 2 hari.
lancar / tidak mengalami kendala sehingga mampu membayar
Menurut lamanya waktu pendaftaran hingga pencairan,
angsurannya secara tepat waktu. Bank dinilai kurang mampu
maka waktu yang dibutuhkan untuk Bank memperoleh satu orang
melakukan pembinaan apabila terdapat nasabah yang wanprestasi
debitur dihitung maksimal 14 hari kalender. Penilaian dihitung
dan menunggak sehingga tidak dapat melunasi pinjamannya saat
menurut jumlah waktu yang dibutuhkan (hari) untuk suatu
jatuh tempo pembayaran yang diperjanjikan. Penilaian dihitung
rekening terhadap batas maksimum waktu yang disediakan (14
atas seberapa banyak rekening tunggakan (satuan rupiah) yang
hari) dalam persen. Semakin kecil prosentasenya, semakin baik
masuk kedalam kelas Non Performing Loan (NPL) dibagi dengan
pula kinerja Bank.
total sisa pinjaman (satuan rupiah) dalam persen. Semakin kecil
Apabila dari keseluruhan proses dihitung dibutuhkan
NPL Bank semain baik pula penilaiannya. Kelas – kelas yang
waktu sekitar 4 hari untuk satu berkas calon nasabah, sehingga
tergolong kualitas aktiva produktif (KAP) dibedakan berdasarkan
penilaian dapat dihitung sebagai berikut:
jumlah
hari
tunggakan
meliputi
Kelas
Lancar
(L),
Dalam
Pengawasan Khusus (DPK), Kurang Lancar (KL), Diragukan (D) dan Waktu proses (%) = 4. x 100 % = 28,5 % 14
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
Macet (M). NPL kredit diperhitungkan untuk golongan KL, D dan M.
33
34
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Sehinggan NPL dapat dihitung : NPL =
cakapnya seorang tenaga pemasar dalam menarik minat calon
DPK + KL + D + M . x 100 % Sisa Kredit
nasabah. b). Waktu pendaftaran Calon
Berdasarkan data akhir tahun 2005 dan 2006, NPL PT.BANK JABAR CABANG SUBANG untuk seluruh sektor usaha dapat dihitung
kemudian
Dapat dilihat bahwa NPL PT.BANK JABAR CABANG SUBANG mengalami kenaikan dari tahun 2005 sebesar 0,79 % dan tahun 2006 sebesar 1,26 %. Namun demikian kenaikan NPL ini masih dinilai wajar (dibawah 3%). Hal ini menunjukkan informasi kredit yang tepat, ketepatan sektor usaha nasabah yang dibiayai, dan
mendaftarkan
diri
secara
langsung di Bank. Pendaftaran dilapangan untuk simpanan justru tidak dibenarkan mengingat sistem
sebagai berikut :
pengawasan intern Bank
dengan pola MCS (Maker, Checker, Signer) dan penandatanganan juga dilakukan secara langsung dihadapan petugas Bank. Lamanya waktu pendaftaran tergantung seberapa cakapnya petugas Front Liner dalam melayani calon nasabah.
Maksimum waktu proses
tidak dibatasi, Bank dinilai berhasil dengan angka penilaian sangat baik apabila dibutuhkan waktu seminimum mungkin untuk
pembinaan nasabah yang baik dan terpadu. Pengaruh lain yang ditimbulkan dari penurunan NPL ini adalah terhadap naiknya laba rugi perusahaan, karena pencadangan
memperoleh nasabah simpanan. 3. Pelayanan Purna Jual Bentuk pelayanan purna jual yang meliputi berbagai
biaya kualitas aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk semakin kecil.
produk yang ada di PT.BANK JABAR CABANG SUBANG mencakup
2. Simpanan (Tabungan) dan jasa lainnya
pelayanan dalam bidang simpanan dan pinjaman.
a). Waktu proses Pengukuran
nasabah
waktu
dimulai
saat
divisi
melakukan on the spot terhadap calon nasabah baik perorangan maupun perusahaan untuk menawarkan produk – produk simpanannya. Strategi pemasaran tidak hanya dilakukan secara on the spot saja tetapi dapat melalui media komunikasi seperti televisi, surat kabar, radio dan media komunikasi lainnya. Lamanya proses promosi produk simpanan tergantung kepada seberapa Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
Dalam
pemasaran
35
bidang
simpanan,
tabungan
SIMPEDA
dan
TANDAMATA memberikan pelayanan transaksi 24 jam di lebih dari 2.600 jaringan ATM dan memberikan Hadiah Undian Total Rp.1 Milyar. Sedangkan tabungan JABAR OKEY memberikan pelayanan transaksi 24 jam di 3.500 jaringan ATM di seluruh Indonesia, sehingga penabung tidak perlu khawatir apabila ingin bertransaksi di luar jam kerja. Simpanan lainnya TABAH (
36
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Tabungan Ibadah Haji) memberikan fasilitas perlndungan asuransi
d). Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
kepada ahli waris penabung, apabila pada saat pelaksanaan
Agar seluruh proses yang ada pada tiga perspektif
Ibadah Haji penabung meninggal dunia sehingga pelaksanaan
sebelumnya dapat terlaksana dan tidak terjadi penyimpangan
Ibadah Haji menjadi lebih Khusuk dan tenang.
haruslah mendapat dukungan dari seluruh karyawan yang berada
Dalam bidang DEPOSITO, PT.BANK JABAR CABANG
dalam PT. Bank Jabar Cabang Subang. Pihak karyawan telah
SUBANG menjamin keamanan investasi dana karena merupakan
banyak
Bank Pemerintah yang memiliki reputasi pengalaman cukup
dimaksudkan
panjang di dunia perbankan serta didukung oleh tenaga – tenaga
sehingga mampu meningkatkan produktivitas kinerjanya. Fasilitas-
profesional, selain itu DEPOSITO bersifat atas Unjuk (tidak atas
fasilitas yang sudah diberikan oleh perusahaan adalah THR, THT,
nama) sehingga kerahasiaan nasabah lebih terjamin dan Sertifikat
tunjangan kesehatan, bonus dan penghargaan lainnya yang
Deposito dapat diperjual belikan karena tidak atas nama, dapat
mampu memotivasi karyawan tersebut.
dipersembahkan kepada kerabat sebagai hadiah dan dapat dijadikan sebagai agunan kredit.
memberikan untuk
fasilitas
bagi
memotivasi
karyawannya,
karyawan
dalam
hal
ini
bekerja,
Pada perspektif ini terdapat dua hal yang menjadi tolak ukurnya yaitu kemampuan pegawai dan motivasi serta kekuasaan
Dalam bidang kredit, PT.BANK JABAR CABANG SUBANG memberikan perlindungan asuransi kepada Debitur dengan cara
dan keselarasan. 1.
Kemampuan Pegawai
mengikut sertakan penerima kredit sebagai peserta asuransi di
PT. Bank Jabar Cabang Subang menyadari peranan sumber
Pembaga Penjamin Kredit PT.ASKRINDO. Klaim asuransi berlaku
daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dan
bagi seluruh nasabah kredit yang meninggal dunia dan tidak
menentukan untuk mencapai keberhasilan setiap usaha dan
melebihi
adanya
kegiatan. Oleh karena itu, pembinaan dan pengembangan sumber
perlindungan asuransi,nasabah tidak perlu melunasi utangnya /
daya manusia dilakukan secara terus menerus dan terencana agar
kredit kepada PT.BANK JABAR CABANG SUBANG karena sudah
penempatan setiap pegawai pada posisi yang tepat sesuai dengan
dilunasi oleh pihak asuransi.
kemampuannya dapat terlaksana.
jangka
waktu
pelunasan
kredit.
Dengan
PT. Bank Jabar Cabang Subang mempunyai karyawan sebanyak 31 orang dengan komposisi pendidikan sebagai berikut :
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
37
38
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Tabel 7. Tingkatan Pendidikan pada Karyawan Bank Jabar Subang Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase
Sarjana Sarjana Muda SLTA SLTP
20 4 6 1
64.52 12,90 19,35 3,23
India, yang dapat menampilkan dan menyimpan data keuangan nasabah dalam waktu yang cepat dan akurat. Dibidang pelayanan digunakan sistem input teller dikenal dengan nama sistem EBA (Equation Branch Automation) yang dapat melakukan input data transaksi keuangan kedalam database dan dapat menampilkan serta mecetak data untuk laporan keuangan yang akan digunakan
Total 31 100 % Sumber : PT. Bank Jabar Cabang Subang
pihak manajemen dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
Untuk meningkatkan kemampuan karyawan, PT. Bank Jabar Cabang Subang menyediakan berbagai program pendidikan baik berupa internal training ataupun eksternal training, sehingga
perusahaan. Juga dilengkapi dengan keamampuan Back Up data untuk penyimpanan semua data apabila ada bencana. 3.
Untuk melakukan motivasi, kekuasaan dan keselarasan di
diharapkan PT. Bank Jabar Cabang Subang memiliki tenaga kerja yang terlatih dan dapat diandalakan keahliannya sesuai dengan
melalui kuesioner terhadap karyawan guna mengetahui apakah
Kemampuan Sistem Informasi Penyediaan sistem informasi yang cepat, akurat dan tepat
waktu
sangat
mendukung
pegawai
operasional
dalam
memberikan pelayanan kepada nasabah. Kemampuan akses yang cepat dari sistem komputer dalam menampilkan database nasabah yang tersebar di seluruh komputer yang on – line, ketepatan dan keakuratan sistem pengelola data keuangan dan pembukuan serta laporan keuangan yang dibutuhkan pihak
JABAR
CABANG
motivasi, kekuasaan dan keselarasan di Bank telah dilakukan dengan baik. Data di dapat dari sebagian karyawan yang bekerja di PT. Bank Jabar Cabang Subang yaitu sebanyak 20 orang. Kuesioner ini diharapkan dapat mewakili suara keseluruhan dan kuesioner ini diisi karyawan berbagai tingkatan dan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : II. Status Responden Status responden : Karyawan PT.Bank Jabar Cabang Subang
manajemen sangat dibutuhkan. PT.BANK
dalam bank penulis melakukan survey terhdap pegawai yang berada di PT. Bank Jabar Cabang Subang. Survey dilakukan
bidangnya masing-masing. 2.
Motivasi, Kekuasaan dan Keselarasan
SUBANG
menggunakan
sistem
1.
Jenis Kelamin Responden
informasi berbasis server yang dikenal dengan nama AS-400 dari Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
39
40
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Tabel 10 Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase SMU / Sederajat 6 30 % Sarjana Muda / Sederajat 3 15 % S1 11 55 % S2 , S3 0 0% Sumber : Data Kuestioner
Rata – rata jenis kelamin responden yang bekerja di PT. Bank Jabar Cabang Subang adalah Wanita 8 Orang (40) % dan Pria 12 Orang (60) %. Tabel 8 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Wanita 8 40 % Pria 12 60 % Sumber : Data Kuestioner 2.
4.
Rata – rata lama bekerja responden yang bekerja di PT.
Usia Responden Rata – rata usia responden yang bekerja di PT. Bank Jabar
Cabang Subang adalah ≤ 25 tahun adalah : 2 orang (10 %), 26 – 35 tahun : 10 orang (50 %), 36 – 45 tahun : 6 orang (30 %) dan ≥
Bank Jabar Cabang Subang adalah < 1 tahun : 0, 1 – 4 tahun : 4 orang (20 %), 5 – 8 tahun : 9 orang
(45 %), > 8 tahun : 7 orang
(35 %). Tabel 11 Jumlah Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Jumlah Persentase < 1 Tahun 0 0% 1 – 4 Tahun 4 20 % 5 – 8 Tahun 9 45 % > 8 Tahun 7 35 % Sumber : Data Kuestioner
45 tahun : 2 orang (10 %). Tabel 9 Jumlah Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Persentase ≤ 25 Tahun 2 10 % 26 – 35 Tahun 10 50 % 36 – 45 Tahun 6 30 % ≥ 45 Tahun 2 10 % Sumber : Data Kuestioner 3.
Lama Bekerja
Pendidikan Terakhir Rata – rata pendidikan terakhir responden yang bekerja di
PT. Bank Jabar Cabang Subang adalah SMU / Sederajat : 6 orang (30 %), Sarjana Muda / Sederajat : 3 orang (15 %), S1 : 11 orang (55 %), S2 dan S3 : 0
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
41
42
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Tabel 12 Perhitungan kuestioner Karyawan PT. Bank Jabar Cabang Subang Nilai No
Uraian 5
4
3
2
1
Rata Rata
Nilai No
menetapkan Hak – hak dan kewajiban pekerja Pendirian serikat pekerja sebagai 9 upaya penegakan hak – hak pekerja Keselarasan Memelihara hubungan dan komunikasi yang 10 baik antara pekerja dan atasan Pendirian koperasi pekerja sebagai sarana menumbuhkan 11 semangat gotong – royong dan rasa persatuan dan kesatuan. Penyelesaian keluhan dan perselisihan hubungan industrial Menghilangka n rasa tidak 12 puas, frustasi serta iklim kerja yang tidak kondusif Serikat pekerja dapat menyampaika
%
Motivasi Adanya kesempatan untuk 1 promosi yang di berikan oleh PT. Bank Jabar Program pendidikan dan 2 pelatihan yang dilaksanakan oleh PT. Bank Jabar Gaji yang 3 diberikan oleh PT. Bank Jabar Tunjangan yang 4 diberikan oleh PT. Bank Jabar Pemberian penghargaan 5 kepada karyawan yang berprestasi Kekuasaan Pembagian tugas / job description yang ditetapkan 6 oleh PT. Bank Jabar sesuai dengan jabatan Adanya batasan 7 norma dan syarat – syarat kerja Komitmen 8 perusahaan dalam
5
7
8
0
0
3.85
77
6
7
5
2
0
3.85
77
6
9
5
0
0
4.05
81
6
1 0
4
0
0
4.10
82
5
7
8
0
0
3.85
77
4
5
1 1
0
0
3.65
73
5
5
9
1
0
3.70
74
5
1 0
4
1
0
3.95
79
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
43
44
5
4
3
2
1
Rata Rata
3
7
7
1
2
3.40
68
6
1 0
4
0
0
4.10
82
5
7
6
2
0
3.75
75
4
5
9
2
0
3.55
71
Uraian
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
%
Nilai No
Uraian 5
13
4
n keluhan dan atau memprakarsai upaya penyelesaian Budaya kerja sebagai nilai penting dijadikan sebagai pedoman berpikir, bersikap 1 7 dan berprilaku 0 dalam hubungan dengan nasabah, sesama pekerja dan atasan. Jumlah Nilai Rata - Rata
3
2
1
Rata Rata
berarti menunjukkan bahwa karyawan puas dengan adanya %
kesempatan promosi jabatan di PT. Bank Jabar Cabang Subang. 2.
responden memberikan jawaban sangat memuaskan, 7 responden memuaskan, 5 responden cukup memuaskan 2 responden kurang memuaskan. Nilai rata – rata yang diperoleh adalah 3,85 atau 77% yang berarti menunjukkan 3
0
0
4.20
84
bahwa karyawan puas dengan adanya program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan PT. Bank Jabar Cabang Subang. 3.
3,85
Sumber : Data Kuestioner
Gaji yang diberikan, sebanyak 6 responden memberikan jawaban sangat memuaskan, 9 responden memuaskan dan 5 responden cukup memuaskan. Nilai rata – rata yang diperoleh
Keterangan mengenai Tabel 12 hasil kuestioner kepuasan
adalah 4,05 atau 81% yang menunjukkan bahwa karyawan PT.
karyawan PT. Bank Jabar Cabang Subang berdasarkan pertanyaan
Bank Jabar Cabang Subang merasa puas dengan gaji yang
– pertanyaan yang diberikan adalah sebagai berikut :
diterimanya.
A. Motivasi 1.
Program pendidikan dan pelatihan, menunjukkan sebanyak 6
4.
Kesempatan promosi yang diberikan oleh PT. Bank Jabar
5
responden
memberikan
jawaban
diberikan,
sebanyak
6
responden
memuaskan dan 4 responden cukup memuaskan.nilai rata –
sangat
rata yang diperoleh adalah 4,10 atau 82% yang berarti bahwa
memuaskan, 7 responden memuaskan, 8 responden cukup
karyawan PT. Bank Jabar Cabang Subang merasa puas dengan
memuaskan. Nilai rata – rata yang diperoleh adalah 3,85 atau
tunjangan – tunjangan yang telah diterimanya.
77% yang
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
yang
memberikan jawaban sangat memuaskan, 10 rseponden
Cabang Subang dapat dilihat pada tabel di atas bahwa sebanyak
Tunjangan
45
46
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
5.
Pemberian penghargaan, sebanyak 5 responden memberikan
jawaban sangat memuaskan, 10 responden memuaskan, 4
jawaban sangat memuaskan, 7 responden memuaskan dan 8
responden
responden cukup memuaskan. Nilai rata – rata yang diperoleh
memuaskan. Nilai rata – rata yang diperoleh adalah 3,95 atau
adalah 3,85 atau 77% yang berarti bahwa karyawan puas
79% yang berarti bahwa karyawan merasa puas dengan
dengan adanya penghargaan yang diberikan PT. Bank Jabar
omitmen PT. Bank Jabar Cabang Subang dalam menetapkan
Cabang Subang.
hak – hak dan kewajiban pekerja. 9.
cukup
memuaskan
1
responden
kurang
Pendirian serikat pekerja, sebanyak 3 responden memberikan
B. Kekuasaan
jawaban sangat memuaskan, 7 responden memuaskan, 7
6.
Pembagian tugas / job description, sebanyak 4 responden
responden
memberikan jawaban sangat memuaskan, 5 responden
memuaskan dan 2 responden tidak memuaskan. Nilai rata –
memuaskan dan 11 responden cukup memuaskan. Nilai rata –
rata yang diperoleh adalah 3,40 atau 68% yang berarti
rata yang diperoleh adalah 3,65 atau 73% yang berarti bahwa
karyawan PT. Bank Jabar Cabang Subang cukup puas dengan
karyawan puas dengan pembagian tugas dari Manajemen PT.
pendiran serikat pekerja sebagai organisasi yang selalu
Bank Jabar Cabang Subang.
memperjuangkan hak – hak pekerja.
7.
Adanya batasan norma dan syarat – syarat kerja, sebanyak 5
C. Keselarasan
responden
10. Hubungan
memberian
jawaban
sangat
memuaskan,
5
dan
memuaskan,
komunkasi
antar
1
responden
pekerja,
kurang
sebanyak
6
responden memuaskan, 9 responden cukup memuaskan dan
responden memberikan jawaban sangat memuaskan, 10
1 responden kurang memuaskan. Nilai rata – rata yang
responden memuaskan, 4 responden cukup memuaskan. Nilai
diperoleh adalah 3,70 atau 74% yang berarti pekerja merasa
rata – rata yang diperoleh adalah 4,10 atau 82% yang berarti
puas dengan adanya batasan norma dan syarat – syarat
bahwa pekerja merasa sangat puas dengan jalinan komunikasi
pekerja sebagai peraturan kerja di PT. Bank Jabar Cabang
antar pekerja di PT. Bank Jabar Cabang Subang.
Subang. 8.
cukup
11. Pendrian koperasi karyawan sebagai sarana menumbuhkan
Komitmen perusahaan dalam menetapkan hak – hak dan
semangat gotong – royong dan rasa persatuan dan kesatuan,
kewajiban pekerja, sebanyak 5 responden memberikan
sebanyak
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
47
48
5
responden
memberikan
jawaban
sangat
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
memuaskan, 7 responden memuaskan, 6 responden cukup
sistem penggajian dan tunjangan, serta motivasi, kekuasaan dan
memuaskan, 2 responden kurang memuaskan. Nilai rata –
keselarasan di PT. Bank Jabar Cabang Subang.
rata yang diperoleh adalah 3,75 atau 75% yang berarti bahwa karyawan puas dengan pendirian koperasi di PT. Bank Jabar
4.3 Hasil dari Penerapan Pengukuran Kinerja yang Lama
Cabang Subang.
Dengan
12. Penyelesaian keluhan dan perselisihan, sebanyak 4 responden
Hasil
Apabila
Diterapkan
Sistem
Balanced
Scorecard
memberikan jawaban sangat memuaskan, 5 responden
Pengukuran kinerja secara tradisional, dapat dilihat dari
memuaskan, 9 responden cukup memuaskan, 2 responden
laporan keuangan PT. Bank Jabar Cabang Subang tahun 2005 dan
kurang memuaskan. Nilai rata – rata yang diperoleh adalah
2006 memberikan gambaran adanya kenaikan yang berarti. Dilihat
3,55 atau 71% yang berarti bahwa karyawan puas dengan
dari ROI pada tahun 2005 dan 2006 juga mengalami kenaikan dari
upaya penyelesaian keluhan dan perselisihan yang dilakukan
5 % menjadi 7 %. Apabila dilihat dari rasio keuangan dari data
PT. Bank Jabar Cabang Subang bersama dengan serikat
laporan keuangan perusahaan, PT. Bank Jabar Cabang Subang
pekerja.
mampu menggunakan aktiva dan modalnya untuk menutupi
13. Budaya pekerja dijadikan sebagai pedoman dalam menjaga
semua kewajiban – kewajibannya dan masih dapat menghasilkan
sikap dan perilaku dalam hubungan dengan nasabah dan
profit, dalam hal ini profit yang dihasilkan perusahaan dari tahun
sesama
2005 dan 2006 mengalami kenaikan.
karyawan,
sebanyak
7
responden
memberikan
jawaban sangat memuaskan, 10 responden memuaskan, 3
Melalui penilaian dengan menggunakan sistem Balanced
responden cukup memuaskan. Nilai rata –rata yang diperoleh
Scorecard yang menilai dari perspektif yang lebih banyak dan
adalah
mendetail juga memberikan hasil yang cukup memuaskan. Dari
4,20 atau 84% yang berarti bahwa karyawan puas
dengan Budaya pekerja di PT. Bank Jabar Cabang Subang. Menurut dari tabel hasil kuestioner kepuasan karyawan di
perspektif keuangan tidak berbeda hasilnya dengan laporan keuangan tradisional,
dari segi
pelanggan, bisnis
internal,
atas penulis dapat menjelaskan bahwa secara umum karyawan
pembelajaran dan pertumbuhan PT. Bank Jabar Cabang Subang
merasa puas dengan kondisi kerja, komunikasi dan kerjasama,
memberikan gambaran yang memuaskan.
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
49
50
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Pada perspektif pelanggan perusahaan terus berusaha untuk lebih
manajemen tidak memperoleh informasi yang jelas dan terukur
memperluas layanan tidak hanya dikalangan pemerintah daerah
tentang aspek–aspek non finansial perusahaan. Dengan mencoba
saja, tetapi juga diseluruh masyarakat kabupaten Subang, dengan
menerapkan
memberikan produk – produk yang berkualitas, selalu berusaha
Scorecard dapat diperoleh informasi yang lebih lengkap dan
memperbaiki produk dan jasa layanan dengan kualitas yang
komprehensif tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya.
terbaik
dengan
memenuhi
semua
yang
sistem
pengukuran
kinerja
dengan
Balanced
dibutuhkan
pelanggan/nasabah.
5. Kesimpulan dan Saran
Pada perspektif proses bisnis internal PT. Bank Jabar Cabang
5.1
Subang selalu membuat inovasi produk terbaru sebagai nilai
Kesimpulan Dalam
Bab
ini
penulis
berusaha
untuk
menarik
tambah dari produknya, hal ini membantu perusahaan dalam
kesimpulan yang didasarkan dari hasil analisis dan pembahasan
memperluas pangsa pasarnya.
yang telah dikemukakan sebelumnya. Adapun kesimpulan –
Dari segi pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan selalu
kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis pada penulisan
berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada karyawannya
skripsi ini adalah :
sesuai kemampuan perusahaan dan memberikan kesempatan
1.
Pengukuran kinerja yang digunakan PT.Bank Jabar Cabang
kepada karyawannya untuk meningkatkan pengetahuan dan
Subang didasarkan pada laporan keuangan sejauh ini
keterampilan mereka, dengan memberikan program training serta
menunjukan hasil yang baik. Tetapi pengukuran kinerja hanya
fasilitas kerja yang dapat menambah kemampuan karyawannya
berdasarkan laporan keuangan tidak mencerminkan kinerja
dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini dimaksudkan untuk
PT. Bank Jabar Cabang Subang secara keseluruhan, karena
meningkatkan produktivitas karyawan dan menambah semangat
masih mengabaikan faktor – faktor non keuangan yang
karyawan untuk terus bekerja lebih baik lagi di PT. Bank Jabar
memberikan kontribusi kepada perusahaan terhadap langkah
Cabang Subang karena hasil jerih payah mereka pun akan
– langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja perusahaan
dihargai.
secara keseluruhan. Pada saat ini PT. Bank Jabar Cabang
Dengan
menggunakan
pengukuran
kinerja
secara
Subang telah memiliki pengukuran keuangan yang dilakukan
tradisonal yaitu hanya dari aspek kinerja finansialnya saja,
oleh bagian keuangan dan pemasaran. Bagian – bagian
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
51
52
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
tersebut melaksanakan tugasnya dengan baik dan saling
menggambarkan
bekerjasama. Pengukuran kinerja dari sisi keuangan sudah
perusahaan mengalami kenaikan profitabilitas.
menunjukkan keadaan yang baik pada tahun 2005 dan 2006.
Selain
itu
juga
Dari perspektif pelanggan PT. Bank Jabar Cabang Subang mempunyai pangsa pasar yang cukup luas dan dapat
dari 5 % menjadi 7 % dan perusahaan juga mampu
mempertahankannya.
menghasilkan profit dari tahun ke tahun. Dengan demikian
pelanggan mengenai kualitas produk PT. Bank Jabar Cabang
PT.
dapat
Subang, koresponden menyatakan puas, karena PT. Bank
dalam
Jabar
Bank
Jabar
Cabang
perusahaan
Subang dan
dinilai
tetap
masih
bertahan
Cabang
Dari
Subang
hasil
melakukan
kuisioner
inovasi
kepuasan
dan
selalu
persaingan dunia perbankan yang semakin ketat.
memperbaiki produk yang dihasilkannya serta memperbaiki
Balanced Scorecard merupakan sistem pengukuran kinerja
jasa layanan. Dalam hal ini PT. Bank Jabar Cabang Subang
yang memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi
selalu mendengar keluhan dari pelanggan/nasabah tersebut
para manajer dan eksekutif yang melengkapi ukuran kinerja
dan pada akhirnya berusaha untuk memperbaiki kualitas
keuangan
menilai
produk yang dihasilkan agar sesuai dengan keinginan
perusahaan dari empat perspektif yang meliputi tolak ukur
pelanggan/nasabah dan memberikan yang terbaik bagi
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
pelanggan/nasabahnya.
bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. PT.
mengalami kenaikkan dari tahun sebelumnya, dilihat dari data
Bank Jabar Cabang Subang belum menerapkan sistem ini,
laporan keuangan.
masa
lampau.
Balanced
Scorecard
dengan sistem ini dapat dijadikan ukuran para manajer dan
3.
perusahaan.
Dlihat dari ROI dari tahun 2005 dan 2006 mengalami kenaikan
menstabilkan
2.
4.
keadaan
5.
Tingkat
profitabilitas
pelanggan
Dari perspektif Bisnis Internal, PT.BANK JABAR juga selalu
eksekutif PT. Bank Jabar Cabang Subang sebagai upaya
memberikan inovasi untuk menyempurnakan produknya. Dari
mengukur kinerja perusahaan secara simultan.
segi proses operasional yang dimulai dari waktu proses waktu
Dari perspektif keuangan tidak mempunyai perbedaan yang
pendaftaran, dan waktu pelunasan untuk produk simpanan
cukup
tradisional.
dan pinjaman dapat dikatakan telah mencapai tingkat
Perusahaan memiliki kemampuan untuk menggunakan aktiva
efisiensi cukup. Dari segi pelayanan purna jual PT. Bank Jabar
dalam
besar
dibandingkan
menghasilkan
laba
bila
pengukuran
dilihat
dari
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
ROI
yang
53
54
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Cabang
Subang
memberikan
banyak
fasilitas-fasilitas,
secara keseluruhan PT.BANK JABAR memiliki kinerja bisnis
keamanan dan kenyamanan terhadap nasabahnya. 6.
yang baik.
Dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan terlihat bahwa perusahaan sangat memperhatikan kinerja para karyawannya
dengan
melaukan
pembinaan
5.2
dan
Saran yang dapat diberikan oleh penulis agar dapat
pengembangan karyawan melalui program pendidikan dan
dimanfaatkan oleh perusahaan, antara lain :
pelatihan. Dari Segi kemampuan sistem, tersedianya sistem
1.
Penerapan Balanced Scorecard dapat dijadikan tolak ukur dari
dan prosedur perbankkan yang canggih dan computerized
perusahaan
sehingga diperoleh sistem informasi yang Cepat, akurat dan
menyeluruh. Tetapi penerapannya harus didukung dengan
tepat waktu. Dari segi motivasi, kekuasaan dan keselarasan,
komitmen yang sungguh – sungguh dari pimpinan PT. Bank
dari hasil kuestioner untuk mengukur tingkat kepuasan
Jabar
karyawan mengidentifikasikan bahwa karyawan PT. Bank Jabar
memuaskan.
Cabang Subang merasa puas terhadap pekerjaan, lingkungan
7.
Saran
2.
untuk
Cabang
menilai
Subang
kinerja
agar
perusahaan
memberikan
hasil
secara
yang
Perhatian terhadap nasabah harus tetap dipertahankan.
serta situasi dan kondisi kerja saat ini.
Perusahaan harus selalu memelihara citra baik dari nasabah
Hasil dari pengukuran kinerja keuangan dengan cara
sehingga
tradisional dan Balanced Scorecard pada PT. Bank Jabar
mengetahui tingkat kepuasan nasabah terhadap produk dan
Cabang Subang menunjukan hasil yang sama. Namun dengan
jasa yang diberikan oleh perusahaan dapat dilakukan survey
hanya menggunakan cara pengukuran tradisional saja tidak
kepuasan nasabah secara berkala.
mampu
menggambarkan
kinerja
perusahaan
yang
3.
kepuasan
nasabah
dapat
tercapai.
Untuk
Dalam perspektif bisnis internal perusahaan harus selalu
sesunguhnya secara menyeluruh. Dari perspektif kinerja non
mencari cara untuk menciptakan sesuatu yang baru pada
keuangan yaitu pangsa pasar, kepuasan pelanggan, tingkat
produknya dan mengefisienkan waktu pemrosesan produk
profitabilitas pelangga, inovasi, operasional, pelayanan purna
agar dapat meningkatkan penjualan produk dan tetap
jual, kemampuan pegawai, kemampuan sistem informasi,
mempertahankan kualitas produk yang baik.
motivasi, kekuasaan dan keselarasan menunjukkan bahwa
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
55
56
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
4.
DAFTAR PUSTAKA
Dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sasaran yang perlu dikembangkan adalah peningkatan kemampuan dan keterampilan karyawan, penialaian kinerja karyawan secara obyektif dan pemberian kesempatan bagi karyawan
Atkinson, Anthony A. Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, and Mark Young S. Young S. Management Accounting. USA. Prentice Hall International Inc. 1997
organisasi. Tolak ukur yang digunakan adalah kemampuan
Chow, Chee, W, Kamal M. Haddad, and James E. Williamson. Aplying The Balanced Scorecard to Small Companies. Management Accounting Review. Agustus 1997
dan tingkat kepuasan karyawan, pelatihan dan pendidikan
Endang
untuk mengembangkan karir dan turut berpartisipasi dalam
karyawan, kesempatan untuk memperoleh promosi dan
Darmawan. Diktat Manajemen. 2006
Kuiliah,
Sistem
Pengendalian
Sawir, Agnes. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2005
pemberian bonus berdasarkan kinerja perusahaan.
Harahap, Sofyan Safri. Analisa Kritis atas Laporan Keungan. Edisi ke-1. Jakarta: PT Grafindo Periada. 1999 Ikatan Akuntansi Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.1999 Thomson. Teori Akuntansi. Diterjemahkan oleh: Marwata dkk. Jakarta:Salemba Empat. 2000 Kaplan, Robert S. And David P. Norton. The Balanced Scorecard. Linking Tha Balanced Scorecard to Strategy. Management Review. Calfornia 1996 Mcleod,
raymond, JR. Managemet Information System. Diterjemahan oleh : Hendra Teguh. Sistem Informasi Manajemen. Jilid ke-1. Jakarta: PT Buana Ilmu populer. 1996.
Mirza, Teuku. Balanced Scorecard. Dalam Usahawan.06(Juni XXV). Jaarta. 1997 Mulyadi. Balanced Scorecard. Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan kinerja KeunganPerusahaan. Edisi ke-1 Jakarta : salemba empat 2001
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
57
58
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007
Mulyadi
dan Johny, Setiawan. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajeman. Sistem Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan. Edisi ke-1. Yogyakarta: Arditya Media. 1999
Simamora, Hendry. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi-6 BP. STIE YKPN.Yogyakarta. 1997
Analisis Balanced Scoredcard (Sri Mulyati)
59
60
Analisis Balanced Scoredcard (Sri1 Mulyati) Dimensia, Volume 4 Nomor Januari 2007