ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RULA PADA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN USU MEDAN
TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Oleh DINA MELIANA PANGARIBUAN 080423050
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S
T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
ANALISA POSTUR KERJA DENGAN METODE RULA PADA PEGAWAI BAGIAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN USU MEDAN
TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh DINA MELIANA PANGARIBUAN 080423050
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
(Ir. A. Jabbar M. Rambe, M. Eng )
(Ir. Dini Wahyuni, MT)
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S
T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas sarjana ini. Tugas sarjana ini merupakan salah satu persyaratan dalam penyelesaian studi pada Program Ekstensi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini penulis mengangkat judul yaitu “Analisa Postur Kerja dengan Metode RULA pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan” diharapkan mampu memberikan perbaikan metode kerja dan meningkatkan produktivitas Perpustakaan USU. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari tugas sarjana ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun dari para dosen dan teman-teman mahasiswa. Saya berharap tulisan ini dapat memberi manfaat bagi dunia pendidikan umumnya dan bagi perpustakaan USU khususnya.
Medan, Juni 2009 Penulis,
Dina Meliana .P. 080423050
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan Tugas sarjana ini, penulis berusaha sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan, waktu dan fasilitas yang ada. Penulis banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ayahanda G. Pangaribuan dan Ibunda M. Pane yang tercinta serta abangku Ardian Tamara Putra Pangaribuan yang telah memberikan motivasi dan dorongan dengan penuh cinta, karena berkat doa restu serta dukungan material yang diberikan kepada penulis mulai menuntut ilmu sampai terselenggaranya penyusunan tugas sarjana ini. 2. Bapak Ir. H. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng, sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis. 3. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT, sebagai dosen pembimbing II atas bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini. 4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri yang telah memberikan izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis. 5. Bapak Ir. Parsaoran Parapat, M.Si, selaku dosen Pembanding I atas bimbingan, pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini. 6. Ibu Ir. Anizar, M. Kes, selaku dosen Pembanding II atas bimbingan, pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini. 7. Ibu Ir. Nazlina, MT, selaku dosen Pembanding III atas bimbingan, pengarahan dan masukan yang diberikan dalam perbaikan Tugas Sarjana ini. 8. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara Medan yang selalu sabar memberikan ilmu-ilmunya kepada saya selama menjadi mahasiswa. 9. Bang Bowo, Bang Mijo, Kak Dina dan Ibu Ani selaku staf dijurusan yang dengan sabar membantu dalam proses birokrasi penyelenggaraan Tugas Sarjana ini.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
10. Bang Kumis Margono dan Kak Rahma selaku staf di bagian perpustakaan yang selalu membantu penulis dalam mengumpulkan referensi untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini. 11. Uda Syakirin Pangaribuan, Kak Hetty dan Kak Lisna serta seluruh pegawai perpustakaan USU yang telah membantu penulis dalam pengambilan data di lapangan. 12. Teman-teman terbaikku eda Dewi Angraini Gultom, Meliana Hutahaean, Nurhayati Munthe, Srihartati Rajagukguk, Siti Khadijah Parinduri, Dwi Lestari, Rusdi Lubis, M. Tazly Pramana, Benny, Rudi Kencana, Kesuma Hadibroto, Fauzi Hardiansyah, Ahmad Afandi, David, Wanjun, Hendri Joy, Sarihati Rahma, Kak Ayu, Wiwid dan seluruh teman-teman yang selalu memberikan semangat, canda dan tawa, serta berbagi dalam keadaan susah maupun senang. Kepada semua pihak yang ikut membantu yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan,
Juni 2009 Penulis
Dina Meliana .P.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR ISI
BAB
I.
II.
HALAMAN KATA PENGANTAR ....................................................................
i
UCAPAN TERIMA KASIH ..........................................................
ii
ABSTRAK .....................................................................................
iv
DAFTAR ISI ..................................................................................
v
DAFTAR TABEL ..........................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................
xvi
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan .................................................
I-1
1.2. Rumusan Permasalahan ..........................................................
I-3
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................
I-4
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................
I-4
1.5. Ruang Lingkup dan Asumsi Penelitian ...................................
I-5
1.5.1. Ruang Lingkup Penelitian ............................................
I-5
1.5.2. Asumsi Penelitian ........................................................
I-5
1.6. Sistematika Penulisan ............................................................
I-6
GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan .........
II-1
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR ISI (LANJUTAN) BAB
HALAMAN 2.2. Organisasi dan Manajemen Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ........................................................................
II-5
2.2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ..............................................................
II-5
2.2.2. Koleksi Perpustakaan ....................................................
II-9
2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perpustakaan ........
II-11
2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan ..........
II-13
2.3. Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ................
II-15
2.3.1. Keanggotaan .................................................................
II-15
2.3.2. Jenis Pelayanan .............................................................
II-15
III. LANDASAN TEORI 3.1. Definisi Ergonomi ....................................................................
III-1
3.2. Tujuan dan Pentingnya Ergonomi .............................................
III-2
3.3. Postur Kerja .............................................................................
III-3
3.4. Kerja Otot Statis Dan Dinamis ..................................................
III-5
3.5. Kelelahan .................................................................................
III-10
3.6. Metode Penilaian Postur Kerja .................................................
III-10
3.6.1. Ovako Working Postures Analysis System (OWAS) .......
III-12
3.6.2. Rapid Upper Limb Assessment (RULA) ........................
III-12
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR ISI (LANJUTAN) BAB
HALAMAN 3.6.3. Rapid Entire Body Assessment (REBA) .........................
III-25
3.6.4. Quick Exposure Check (QEC) .......................................
III-26
3.7. Nordic Body Map .....................................................................
III-26
IV. METODOLOGI PENELITIAN
V.
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................
IV-1
4.2. Metode Penelitian ....................................................................
IV-1
4.3. Instrumen Penelitian ...............................................................
IV-3
4.4. Metode Pengumpulan Data ......................................................
IV-3
4.5. Pengolahan Data ......................................................................
IV-4
4.6. Analisis Pemecahan Masalah ...................................................
IV-6
4.7. Kesimpulan dan Saran .............................................................
IV-6
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1. Pengumpulan Data ...................................................................
V-1
5.1.1. Data Postur Kerja ...........................................................
V-3
5.1.2. Data Waktu Postur Kerja ...............................................
V-6
5.1.3. Data Ukuran Fasilitas ....................................................
V-8
5.1.4. Data Jumlah Pegawai ....................................................
V-10
5.1.5. Data Standard Nordic Questionnaire ............................
V-11
5.2. Pengolahan Data.......................................................................
V-14
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR ISI (LANJUTAN) BAB
HALAMAN 5.2.1. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionnaire ...............
V-14
5.2.2. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh Jongkok..........................................................................
V-15
5.2.3. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh Bungkuk.........................................................................
V-19
5.2.4. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh Berdiri ............................................................................
V-22
5.2.5. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas ............................
V-26
5.2.6. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Tubuh Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas serta Posisi Kaki Berjinjit .................................................................
VI.
V-30
ANALISA PEMECAHAN MASALAH 6.1. Analisa Masalah .......................................................................
VI-1
6.1.1. Analisa Postur Kerja Berdasarkan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) ..........................
VI-1
6.1.2. Analisa Data Waktu Postur Kerja ....................................
VI-6
6.1.3. Analisa Berdasarkan Hasil Standard Nordic Questionnaire
VI-6
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR ISI (LANJUTAN) BAB
HALAMAN 6.1.4. Hubungan Analisa Postur Kerja dengan Hasil Standard Nordic Questionnaire ....................................................
VI-10
6.2. Pemecahan Masalah .................................................................
VI-11
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ..............................................................................
VII-1
7.2. Saran ........................................................................................
VII-2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR TABEL TABEL
HALAMAN
2.1. Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis (Januari s/d Desember 2007) .....
II-9
2.2. Data Jumlah Pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (Januari – Desember 2007) .............................................................
II-12
2.3. Jumlah Anggota Perpustakaan (Januari – Desember 2007) ..............
II-15
2.4. Jumlah Koleksi Digital (USU Repository) yang Dipublikasikan di Situs Web Perpustakaan (Januari – Desember 2007) ..................
II-19
3.1. Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm) ...........................................
III-16
3.2. Skor Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) .......................................
III-17
3.3. Skor Pergelangan Tangan (wrist) .....................................................
III-17
3.4. Skor Grup A....................................................................................
III-18
3.5. Skor Aktivitas .................................................................................
III-19
3.6. Skor Beban......................................................................................
III-20
3.7. Skor Bagian Leher (Neck) ...............................................................
III-21
3.8. Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk) .................................................
III-21
3.9. Skor Bagian Kaki (Legs) .................................................................
III-22
3.10. Skor Grup B (Trunk Posture Score).................................................
III-22
3.11. Skor Aktivitas .................................................................................
III-23
3.12. Skor Beban......................................................................................
III-23
3.13. Grand Total Score Table .................................................................
III-24
3.14. Kategori Tindakan RULA ...............................................................
III-24
3.15. Standard Nordic Questionnaire .......................................................
III-29
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR TABEL (LANJUTAN) TABEL
HALAMAN
5.1. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Koleksi Pinjam Singkat ...
V-1
5.2. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Lantai Tiga ......................
V-2
5.3. Data Waktu Postur Kerja ..................................................................
V-7
5.4. Data Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU.........................
V-11
5.5. Hasil Standard Nordic Questionnaire ..............................................
V-12
5.6. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionnaire ................................
V-14
5.7. Skor Grup A untuk Postur Jongkok .................................................
V-16
5.8. Skor Grup B untuk Postur Jongkok ..................................................
V-17
5.9. Skor Grup C untuk Postur Jongkok ..................................................
V-18
5.10. Skor Grup A untuk Postur Bungkuk ...............................................
V-20
5.11. Skor Grup B untuk Postur Bungkuk ...............................................
V-21
5.12. Skor Grup C untuk Postur Bungkuk ................................................
V-22
5.13. Skor Grup A untuk Postur Berdiri ...................................................
V-23
5.14. Skor Grup B untuk Postur Berdiri....................................................
V-25
5.15. Skor Grup C untuk Postur Berdiri....................................................
V-25
5.16. Skor Grup A untuk Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas ..........................................................................
V-27
5.17. Skor Grup B untuk Postur Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas ..........................................................................
V-29
5.18. Skor Grup C untuk Postur Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas ..........................................................................
V-29
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR TABEL (LANJUTAN) TABEL
HALAMAN
5.19. Skor Grup A untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ............................................
V-31
5.20. Skor Grup B untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ............................................
V-33
5.21. Skor Grup C untuk Postur Tubuh Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ............................................
V-33
5.22. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Berdasarkan Metode RULA ..........................................
V-34
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR GAMBAR GAMBAR
HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.........
II-7
3.1. Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm) .............................
III-15
3.2. Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) ..........................
III-16
3.3. Postur Tubuh Pergelangan Tangan (wrist) .......................................
III-17
3.4. Putaran Pergelangan Tangan (Wrist Twist) ......................................
III-18
3.5. Postur Tubuh Bagian Leher (Neck) ..................................................
III-20
3.6. Postur Bagian Batang Tubuh (Trunk) ..............................................
III-21
3.7. Posisi Kaki (Legs) ...........................................................................
III-22
3.8. Nordic Body Map ............................................................................
III-27
4.1. Blok Diagram Pengolahan Data.......................................................
IV-5
4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian ...................................................
IV-7
5.1. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan Postur Jongkok ................................................................................
V-4
5.2. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan Postur Bungkuk ...............................................................................
V-4
5.3. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan Postur Berdiri ..................................................................................
V-5
5.4. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas ............................
V-5
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN) GAMBAR
HALAMAN
5.5. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ..................................................................................
V-6
5.6. Rak Buku Besi Dua Sisi ..................................................................
V-9
5.7. Troli Pembawa Buku .......................................................................
V-10
5.8. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan Postur Jongkok ............
V-15
5.9. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan Postur Bungkuk ..............
V-19
5.10. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan Postur Berdiri .................
V-22
5.11. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan Postur Berdiri Dengan Tangan Terentang ke Atas ..................................................
V-26
5.11. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit ....................
V-30
6.1. Perbandingan Postur Kerja Aktual dengan Postur Kerja Usulan ......
V-12
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Permasalahan Studi tentang muscolosketal disorder pada berbagai jenis industri telah
banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa keluhan otot skeletal yang paling banyak dialami pekerja adalah otot bagian pinggang (low back pain) dan bahu. Muscolosketol disorder adalah masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja, khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakukan pekerjaannya. Masalah tersebut lazim dialami para pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus-menerus. Pekerjaan dengan beban yang berat dan perancangan alat yang tidak ergonomis mengakibatkan pengerahan tenaga yang berlebihan dan postur yang salah seperti memutar dengan membungkuk dan membawa beban adalah merupakan resiko terjadinya keluhan musculoskletal dan kelelahan dini. Postur kerja yang salah sering diakibatkan oleh letak fasilitas yang kurang sesuai dengan anthropometri operator sehingga mempengaruhi kinerja operator. Postur kerja yang tidak alami misalnya postur kerja yang selalu berdiri, jongkok, membungkuk, mengangkat dan mengangkut dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu anggota tubuh. Kelelahan dini pada pada pekerja juga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat bahkan kematian.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut maka setiap perusahaan wajib memperhatikan tentang kesehatan dan keselamatan bagi pekerjaannya dengan cara penyesuaian antara pekerja dengan metode kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi. Kondisi sikap kerja di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara pada bagian pelayanan khususnya pegawai yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi, masih banyak yang tidak alami. Postur kerja pegawai tersebut adalah jongkok, bungkuk, berdiri, berdiri dengan tangan terentang ke atas dan berdiri dengan tangan terentang keatas serta kaki berjinjit. Keluhan rasa sakit pada bagian tubuh sudah dirasakan oleh para pegawai akibat postur kerja yang tidak alami, berupa rasa sakit pada leher, bahu, punggung, pinggang, tangan, lutut, betis dan kaki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah memperbaiki metode kerja yaitu postur kerja yang tidak ergonomis. Sejauh ini banyak penelitian yang mencoba menganalisa postur kerja misalnya menggunakan metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment). Gutierrez (1998) telah menganalisa para pekerja bagian perakitan pada sebuah pabrik elektonik dan membandingkan antara postur kerja aktual dan postur kerja usulan. Hedge (1995) juga telah menganalisa perbedaan penggunaan peralatan komputer. Selain itu, Cook dan Kothiyal menganalisa pengaruh posisi mouse untuk
aktivitas
otot
dengan
menggunakan
metode RULA dan EMG
(elektromiografi). Dalam jurnal berjudul A Proposed RULA for Computer Users oleh Rani Lueder (1996) djelaskan cara pengaplikasian metode RULA, khususnya untuk
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
para pengguna komputer. Penelitian menggunakan metode RULA lainnya juga telah dilakukan oleh Mohammad Pourmahabadian, Mehdi Akhavan dan Kamal Azam dalam sebuah jurnal berjudul Investigation of Risk Factors of Work-Related Upper-Limb Musculoskeletal Disorders in a Pharmaceutical Industry. Penelitian tersebut dilakukan pada pekerja bagian pengepakan industri farmasi di Iran, dimana para pekerja banyak melakukan postur kerja duduk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total skor RULA adalah 3 dan 4 yang mengindikasikan bahwa pekerjaan pengepakan pada industri farmasi di Iran memiliki level resiko kecil dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja beberapa waktu ke depan. Pada penelitian ini analisis postur kerja akan menggunakan metode RULA. RULA merupakan suatu metode penilaian postur untuk menginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas. Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan 3 tabel skor dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi oleh Mc Phee sebagai faktor beban eksternal yaitu jumlah pergerakan, kerja otot statik, tenaga/kekuatan, penentuan postur kerja oleh kondisi lingkungan kerja yang sehat yaitu kondisi dimana pekerja dapat bekerja dengan rasa nyaman, aman dan mampu berinteraksi dengan fasilitas kerjanya.
1.2.
Rumusan Permasalahan Rumusan permasalahan yang akan dibahas adalah penilaian postur kerja
para pegawai di bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara, khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi. Para pegawai tersebut bekerja dengan cara jongkok, bungkuk, berdiri, berdiri dengan tangan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
terentang ke atas, dan berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Pekerjaan dilakukan dengan frekuensi pengulangan yang cukup tinggi, sehingga dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri pada beberapa bagian tubuh.
1.3.
Tujuan penelitian Tujuan penelitian ialah : 1. Menganalisa
postur
kerja
yang
ada
sekarang
dan
mempelajari
kemungkinan hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan pegawai dalam melakukan pekerjaanya. 2. Memberi suatu usulan perbaikan metode kerja yakni postur kerja yang ergonomis kepada para pekerja untuk mendapatkan postur kerja yang lebih baik dalam mengatasi ketidaknyamanan pekerja.
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Melatih kemampuan dan memberikan pengalaman pada peneliti untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan, khususnya penilaian postur kerja. 2. Bahan masukan bagi perusahaan untuk dipertimbangkan sebagai solusi perbaikan metode kerja, sehingga membantu pegawai pada bagian pelayanan khususnya untuk aktivitas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi agar bekerja dengan postur kerja yang ergonomis.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
1.5.
Ruang Lingkup Dan Asumsi Penelitian
1.5.1.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah
1. Pegawai yang diamati adalah pegawai yang telah bekerja minimal selama satu tahun di bagian pelayanan Koleksi Pinjam Singkat (KPS), lantai tiga dan lantai empat perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan. . 2. Pengamatan postur kerja dilakukan terhadap pegawai yang bekerja di bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi. 3. Data penelitian diperoleh langsung dari daerah penyusunan buku pada bagian pelayanan yang memiliki postur kerja yang tidak ergonomis.
1.5.2.
Asumsi Penelitian Asumsi yang digunakan dalam membahas permasalahan tersebut, antara
lain : 1. Pegawai yang diamati adalah pekerja normal, yaitu pekerja yang bekerja secara wajar, sudah terlatih dan tidak lagi memerlukan penyesuaian dalam bekerja. 2. Kondisi lingkungan dianggap baik dan memenuhi persyaratan 3. Peralatan dalam kondisi yang baik
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
1.6.
Sistematika Penulisan Secara keseluruhan penulisan tugas sarjana ini terdiri dari beberapa bab
yang berisi uraian sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi yang digunakan. BAB II. GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI Bab ini berisi tentang sejarah, organisasi, manajemen dan sistem pelayanan objek studi. BAB III. LANDASAN TEORI Bab ini menyajikan dan menampilkan tinjauan kepustakaan yang berisi teori dan pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan dan pemecahan masalah. BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang kerangka dalam pemecahan masalah, penjelasan secara garis besar bagaimana langkah pemecahan masalah dengan menggunakan metode yang digunakan. BAB V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi tentang data-data yang dikumpulkan dalam penelitian dan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pembahasan masalah.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB VI. ANALISA PEMECAHAN MASALAH Bab ini mengemukakan analisa hasil pengolahan data dan pemecahan dari masalah yang ada. BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak perusahaan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI
Penyelenggaraan perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu keharusan dan sangat penting dalam pendidikan. Pendidikan tinggi tidak mungkin terselenggara dengan baik jika para dosen dan mahasiswa tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah salah satu unsur penunjang yang baik bagi kegiatan akademik di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan Universitas Sumatera Utara sebagai pusat pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, pusat pendidikan yang mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja, penelitian yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta sebagai pusat konsultasi dan rujukan bagi dunia usaha atau industri. Berkaitan dengan itu, perpustakaan terus berupaya untuk menyelaraskan peranannya dalam mengikuti dinamika perkembangan Universitas Sumatera Utara.
2.1.
Sejarah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) didirikan pada tahun
1970. Perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
bergabungnya sejumlah perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang diresmikan pada tanggal 2 November 1987 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bila ditelusur kembali sejarah Universitas Sumatera Utara, perpustakaan pertama didirikan di lingkungan Universitas Sumatera Utara adalah perpustakaan fakultas kedokteran (1952) dan kemudian disusul oleh perpustakaan fakultas hukum (1954). Ketika itu Universitas Sumatera Utara masih merupakan sebuah yayasan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ke tujuh di Indonesia pada tanggal 20 November 1957. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara menempati sebuah gedung dengan luas sekitar 6.090 meter persegi yang terletak di tengah-tengah kampus. Disamping itu, ada beberapa perpustakaan tingkat fakultas dan departeman yang terdapat di lokasi masing-masing. Gedung perpustakaan dikelilingi areal taman dan parker seluas sekitar 4 hektar. Gedung perpustakaan dapat menampung sekitar 900 orang pembaca dalam waktu yang bersamaan. Pada masa kuliah (Agustus sampai dengan Desember dan Februari sampai dengan Juni), perpustakaan biasanya sangat ramai sehingga ada kalanya dalam memperoleh layanan tertentu mahasiswa harus antri terutama pada jam-jam sibuk. Perpustakaan USU terdiri atas empat lantai, yaitu : 1. Lantai Satu Pada lantai satu terdapat fasilitas sebagai berikut. a. Koleksi Pinjam Singka t (Short Loan Collection)
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
b. Layanan Digital (Electronic Materials Services) Layanan Digital dibagi dalam tiga ruangan yaitu Layanan Digital-1 (untuk Dosen, Peneliti, Pascasarjana), Digital-2 (untuk Mahasiswa Reguler), dan Digital-3 (Saiberlib). c. Layanan Akses Internet (Internet Accsess Service) d. Ruang Konferensi (Conference Room) e. Koleksi ADB/WB (ADB/WB Collection) f. American Corner Di lantai satu juga terdapat fasilitas fotokopi, kantin, warung telepon, musalla dan toilet. 2. Lantai Dua Pada lantai dua terdapat fasilitas sebagai berikut. a. Divisi Sirkulasi (Circulation Department) b. Pemanduan dan Keanggotaan (Guidance) c. Penitipan Tas (Locker) d. Tata Usaha (Administration) e. Divisi Pengatalogan (Cataloguing Department) f. Divisi Pengadaan (Acquisition Department) g. Katalog (Catalog) h. Perolehan Baru (Weekly New Acquisition Display) i.
Koleksi Jurnal Tercetak (Printed, Microfische, and Journal Collection)
j.
Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT Department)
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3. Lantai Tiga Pada lantai tiga terdapat fasilitas sebagai berikut. a. Koleksi Referens (Reference Collection) b. Layanan Fotokopi (Photocopying Services) c. Koleksi DDC 000-559 (Dewey 000-559 Collection) 4. Lantai Empat Pada lantai empat terdapat fasilitas sebagai berikut. a. Koleksi Dewey 600-999 (Dewey 600-999 Collection) b. Koleksi Deposit Universitas (USU Depository Collection) c. Koleksi Langka (Rare Collection) d. Divisi Pemeliharaan Koleksi (Book Maintenance Department) Dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya perpustakaan mengalami perkembangan pesat sejak lima belas tahun terakhir. Sejak tahun 1991, perpustakaan mulai melakukan perubahan mendasar dalam berbagai aspek pelayanannya dengan menerapkan manajemen baru untuk memberdayakan sivitas akademika Universitas Sumatera Utara. Perpustakaan benar-benar berorientasi pada kepentingan mahasiswa sebagai pelanggan utama perpustakaan Universitas Sumater Utara. Prinsip kewirausahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan dijadikan
sebagai
filosofi
penyelenggaraan
pelayanan.
Upaya
tersebut
menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan ditandai dengan meningkatnya penggunaan fasilitas perpustakaan oleh mahasiswa dengan pertumbuhan rata-rata antara 15 – 25 % setiap tahun dalam kurun waktu 1991 sampai dengan 2007.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2.2.
Organisasi dan Manajemen Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Struktur organisasi menggambarkan pengorganisasian sumber daya manusia untuk memanfaatkan sumber organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi.
Sebuah
struktur
organisasi
membuat
anggotanya
mampu
mengembangkan keahlian dan menjadikan lebih spesifik dan produktif. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggungjawab serta hubungannya satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur organisasi, sehingga para pegawai dapat mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tugasnya, dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa dia harus bertanggungjawab. Dipandang dari fungsinya, organisasi adalah pengelompokan dan pengurutan dari berbagai aktivitas, penunjukan orang-orang untuk mengerjakan aktivitas tersebut, penyediaan lingkungan kerja dan fasilitas yang sesuai dengan penempatan kepada masing-masing orang yang ditugaskan. Organisasi dapat juga diartikan sebagai
kelompok orang yang bertanggung jawab bersama-sama
mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan yang tertentu. Secara umum dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dasar organisasi adalah dua orang atau lebih, adanya maksud kerja sama, adanya pengaturan hubungan dan adanya tujuan yang hendak dicapai. Setiap perusahaan mempunyai suatu pola dasar struktur organisasi, yang relatif permanen sifatnya, tetapi kadang kala mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan yang dialami oleh organisasi tersebut, seperti penggantian
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
pemimpin, perubahan tujuan organisasi dan lain-lain. Dari sudut pandang ini organisasi dapat dianggap sebagai suatu wadah dimana kegiatan manajeman dilakukan. Adapun beberapa jenis struktur organisasi yang umum yaitu : 1.
Organisasi Garis (Line Organization)
2.
Organisasi Garis dan Staff (Line and Staff Organization)
3.
Organisasi Fungsional (Functional Organization)
4.
Kombinasi Organisasi Garis dan Fungsional
5.
Kombinasi Organisasi Garis, Fungsional dan Staf Sehubungan dengan perubahan status Universitas Sumatera Utara dari
perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi perguruan tinggi badan hukum milik negara (PT-BHMN) berdasarkan PP No. 56 tahun 2003, sejak tanggal 11 November 2003 organisasi dan tata kerja perpustakaan mengalami perubahan mengikuti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Universitas Sumatera Utara. Struktur organisasi yang baru telah ditetapkan dengan SK Rektor Universitas Sumatera Utara No.1177/J05/SK/KP/2005 pada tanggal 12 September 2005. Struktur organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi
Kelompok Pustakawan
Wakil Kepala Perpustakaan
Staf Ahli Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bidang Dukungan Teknis
Kepala Sub Bidang Pelayanan Pengguna
Kepala Sub Bidang Manajemen Koleksi dan Cabang
Ketua Tim Pengadaan
Ketua Tim Sirkulasi
Ketua Tim Perpustakaan Cabang
Ketua Tim Pengatalogan dan Data Bibliografis
Ketua Tim Rujukan dan Bantuan Pengguna
Ketua Tim Manajemen Koleksi
Ketua Tim Dukungan TIK dan E-Library
Ketua Tim Penataan Bahan Pustaka Cetak (1)
Ketua Tim Koleksi Khusus
Ketua Tim Pemeliharaan Koleksi
Ketua Tim Penataan Bahan Pustaka Cetak (2)
Ketua Tim Layanan Digital
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan struktur organisasi dan tata kerja yang baru, perpustakaan dipimpin oleh Kepala Perpustakaan dan dibantu oleh Wakil Kepala, 3 orang Kepala Sub Bidang, 12 orang Ketua Tim dan 1 orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Kepala perpustakaan juga dibantu oleh 3 orang Staf Ahli, masing-masing untuk bidang pengembangan sistem, pelatihan perpustakaan dan pengelola American Corner.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Pada prinsipnya bentuk struktur organisasi yang digunakan tergantung pada ukuran, sifat dan kerumitan masalah yang timbul di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini Perpustakaan Universitas Sumatera Utara mempunyai struktur organisasi yang berbentuk kombinasi organisasi garis, fungsional dan staf. Hubungan struktur organisasi garis atau lini ditunjukkan dengan adanya Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi sebagai pemegang komando organisasi dan pengambilan keputusan utama. Namun demikian, Kepala Sub Bagian dan Ketua Tim masih diberi kesempatan untuk membuat keputusan bagi departemen atau divisinya, tetapi tetap dalam komando Kepala Perpustakaan. Hubungan struktur organisasi staf ditunjukkan dengan adanya Kelompok Pustakawan, Staf Ahli dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertugas membantu pimpinan dalam hal ini Kepala dan Wakil Kepala Perpustakaan dalam perencanaan dan pengawasan tetapi tidak berhak memberi perintah. Hubungan struktur organisasi fungsional ditunjukkan dengan adanya pembagian departemen atau divisi berdasarkan fungsinya. Misalnya Divisi Pengatalogan Buku, Divisi Layanan Deposit, Divisi Pengadaan Jurnal, Divisi Layanan Serial, Divisi Pelayanan Pengguna dimana setiap divisi dapat berhubungan satu dengan yang lain walaupun mempunyai fungsi yang berbedabeda.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2.2.2. Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan terdiri atas 13 jenis dan dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Jumlah Koleksi Berdasarkan Jenis (Januari s/d Desember 2007) Jumlah No
Jenis Koleksi
1. 2. 3. 4.
Judul
Eksemplar
Buku 112.944 405.393 Jurnal (Tercetak) 2.556 33.187 Jurnal (Mikrofis) 515 61.440 Jurnal Elektronik 8.849 -*) (CD-ROM & Online) 5. Kaset audio/video 186 6. Disket Komputer 316 7. CD-ROM, database 30 8. CD-ROM, multimedia 152 9. CD-ROM, fulltext 762 10. Deposit USU 18.504 21.441 11. Deposit ADB 4.324 4.773 12. Deposit WB 1.196 1.331 13. American Corner 1.737 2.559 Jumlah 151.971 530.164 Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007
Kepingan CD, Disket, Kaset
5.114 394 838 1.571 167 1.307
9.391
Keterangan : *) = Jumlah eksemplar (edisi) tidak dihitung, karena bervariasi frekwensi penerbitannya Jenis koleksi perpustakaan pada Tabel 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Referensi Koleksi referensi biasanya terdiri dari bahan-bahan yang memuat informasi ringkas tentang sesuatu hal seperti kamus, ensiklopedi, buku pegangan, peraturan perundang-undangan dan sebagainya. Bahan-bahan jenis ini hanya untuk dipergunakan di dalam ruang perpustakaan, tidak dipinjam keluar.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
b. Buku Teks dan Jurnal Semua buku teks dan jurnal tercetak dikelompokkan kedalam tiga kelompok utama yaitu Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora (ISH), Ilmu-ilmu Dasar Keteknikan dan Pertanian (IDKP) dan Ilmu-ilmu Kedokteran dan Kesehatan (IKK). Bahan-bahan terjilid dapat dipinjam selama dua minggu, sedangkan bahanbahan lepas hanya dapat digunakan di ruang baca, tidak dipinjamkan keluar. c. Deposit USU Koleksi ini terdiri dari karya oleh dan tentang USU termasuk karya para dosen dan hasil-hasil penelitian yang tidak dipublikasikan (unpublished). Karena bahan-bahan ini merupakan deposit universitas, penggunanya ditetapkan hanya dalam ruang baca Deposit. d. Deposit ADB (Asian Development Bank) USU merupakan official depository library untuk semua jenis publikasi Asian Development Bank sejak tahun 1994. Koleksi ini terdiri dari bahan-bahan berupa buku, laporan studi ekonomi negara-negara Asia, kertas kerja, laporan tahunan, publikasi statistik, informasi umum dan lain-lain. e. Mikrofis Perpustakaan memiliki sejumlah bahan-bahan dalam bentuk mikrofis yang sebagian besar merupakan rekaman berbagai judul jurnal yang diterbitkan antara tahun 1977 sampai dengan 1989. Untuk menggunakan bahan-bahan ini disediakan peralatan micro reader dan printer.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
f. Audio Visual Bahan-bahan audio dan visual yang dimiliki oleh Perpustakaan terdiri dari kaset dan CD suara, video dan VCD. Untuk menggunakan bahan-bahan ini disediakan beberapa set peralatan yang dapat digunakan secara perorangan. Untuk penggunaan secara berkelompok disediakan ruang yang memiliki kapasitas 60 orang. g. CD-ROM Koleksi CD-ROM yang dimiliki oleh perpustakaan terdiri dari database indeks artikel jurnal dan dokumen dalam berbagai disiplin ilmu, bahan multimedia dan bahan-bahan referens lainnya. Untuk penggunaannya disediakan beberapa unit computer yang dapat dipergunakan secara perorangan.
2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perpustakaan 2.2.3.1. Jumlah Tenaga Kerja Setiap perusahaan memiliki sumber daya manusia (tenaga kerja) yang mendukung segala aktivitas perusahaan. Sumber daya manusia yang baik dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan operasional perusahaan juga untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Dengan demikian faktor tenaga kerja ini perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya guna memperoleh hasil yang optimal. Untuk itu, perusahaan akan memberikan penghargaan dan peningkatan karir bagi karyawan yang mempunyai dedikasi serta loyalitas tinggi kepada perusahaan dan juga dapat mengembangkan potensi dirinya di dalam perusahaan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Saat ini seluruh kegiatan perpustakaan dilayani oleh 98 orang staf yang terdiri dari 45 orang dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi dan 53 orang asisten perpustakaan dan staf administrasi, dengan perincian 47 orang adalah pegawai negeri sipil dan 51 orang adalah tenaga honorer. Perincian jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Data Jumlah Pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (Januari – Desember 2007) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Bagian
Kepala Perpustakaan Wakil Kepala Perpustakaan Staf Ahli Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kepala Sub. Bidang Ketua Tim Divisi Tata Usaha Divisi Pengatalogan Buku Divisi Layanan Deposit Divisi Sistem Automasi Divisi Pelayanan Pengguna Divisi Layanan Sirkulasi Divisi Layanan Digital Divisi Keanggotaan Divisi Pengadaan Jurnal Divisi Perpustakaan Cabang Divisi Perawatan Bahan Pustaka Divisi Dukungan Tik dan E-Library Divisi Penitipan Tas Keuangan Publikasi Perpustakaan American Corner Divisi Perawatan Gedung/Taman Penjaga Parkir Satpam Jumlah Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007
Jenis Kelamin Pria Wanita 1 1 1 2 1 3 4 8 1 2 4 2 2 2 8 16 4 1 4 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 9 43 55
Jumlah (orang) 1 1 3 1 3 12 3 4 4 2 24 4 5 2 3 2 2 2 3 1 1 3 1 2 9 98
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2.2.3.2. Jam Kerja Jam kerja perpustakaan selama masa kuliah dan hari kerja adalah sebagai berikut : 1. Seluruh Fasilitas Senin – Jumat
08.00 WIB – 16.00 WIB
Sabtu
08.00 WIB – 13.00 WIB
2. Fasilitas Lantai 1 Fasilitas yang ada dilantai 1 yaitu Koleksi Pinjam Singkat (KPS), ruang baca, American Corner, Layanan Digital-1 (untuk Dosen, Peneliti, Pascasarjana), Digital-2 (untuk Mahasiswa Reguler), dan Digital-3 (Saiberlib). Senin – Jumat
08.00 WIB – 21.30 WIB
Sabtu
08.00 WIB – 16.00 WIB
Selama libur semester Perpustakaan USU Medan ditutup lebih awal kecuali fasilitas yang terdapat di lantai satu, tetap dibuka seperti biasa.
2.2.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan 2.2.4.1. Sistem Pengupahan Sistem pengupahan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara berlaku untuk setiap pegawai perpustakaan baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Honorer. Hanya sistem pengupahannya berbeda. Upah atau gaji pegawai perpustakaan yang telah berstatus PNS ditetapkan oleh Negara dan dapat diambil di Biro Rektor USU. Sedangkan untuk pegawai perpustakaan yang masih
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
berstatus honorer, upah atau gajinya ditetapkan oleh pihak perpustakaan dan dapat diambil di Bagian Keuangan Perpustakaan USU. Selain itu ada beberapa keringanan yang diberikan, yaitu : 1.
Cuti tahunan diberikan selama 12 hari kerja
2.
Cuti hamil/melahirkan untuk pegawai wanita maksimal selama 3 (tiga) bulan
3.
Pegawai diberikan kesempatan mengajukan pinjaman uang melalui Koperasi yang
pembayarannya
dipotong
dari
gaji
bulanan
pegawai
yang
bersangkutan. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara juga memberikan kesempatan kepada pegawai honorer untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain itu pihak perpustakaan juga memberikan kesempatan untuk para pegawai yang telah berstatus PNS untuk mengajukan kenaikan golongan berdasarkan aturan yang berlaku.
2.2.4.2. Fasilitas yang Digunakan Dalam meningkatkan kesejahteraan pegawainya, pihak perpustakaan memberikan fasilitas untuk pegawainya, yaitu : 1. Tunjangan Hari Raya (THR) pada waktu Hari Raya Idul Fitri bagi yang beragama Islam dan Hari Natal bagi yang beragama Kristen. 2. Asuransi Kesehatan bagi setiap pegawai 3. Sarana ibadah bagi pegawai yang beragama Islam berupa Mushallah 4. Rekreasi setiap tahun bagi seluruh pegawai
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2.3.
Pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Keanggotaan Semua mahasiswa dan dosen yang terdaftar di USU secara otomatis menjadi anggota perpustakaan. Tetapi untuk dapat menggunakan sejumlah fasilitas dan pelayanan yang telah disediakan diperlukan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) untuk mahasiswa dan Kartu Tanda Anggota (KTA) untuk para dosen. Kategori anggota perpustakaan yaitu mahasiswa diploma, sarjana (S-1), mahasiswa pascasarjana dan dosen serta alumni dan umum. Jumlah anggota perpustakaan periode Januari - Desember 2007 dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Jumlah Anggota Perpustakaan (Januari-Desember 2007) No Kategori Jumlah (orang) 1. Mahasiswa 25.549 2. Dosen 1.710 3. Alumni dan Umum 3.481 Jumlah 29.740 Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007 2.3.2. Jenis Pelayanan Jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan yaitu : 1. Pemanduan Keanggotaan Layanan ini disediakan di lobby lantai dua. Berfungsi untuk membantu pengguna dalam menggunakan perpustakaan secara lebih efisien. Pustakawan yang bertugas membantu, mengatasi masalah dalam mendapatkan informasi atau bahan-bahan pustaka yang diperlukan, memberi petunjuk cara menggunakan katalog dan menjawab pertanyaan yang diajukan pengguna. Juga melayani hal-hal yang berkaitan dengan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
keanggotaan perpustakaan. Petunjuk penggunaan komputer untuk mencari buku yang diinginkan pengguna juga dapat dilihat pada setiap meja komputer yang tersedia di setiap lantai. 2. Sirkulasi Layanan ini berkaitan dengan peredaran bahan pustaka untuk koleksi umum dan koleksi pinjam singkat (KPS). Layanan sirkulasi meliputi kegiatan peminjaman dan pengembalian buku serta perpanjangan masa peminjaman buku. Masa peminjaman buku adalah 2 minggu dan dapat diperpanjang selama 1 minggu. Jumlah buku yang dapat dipinjam oleh seorang anggota perpustakaan adalah sebanyak 5 buah buku. Denda untuk keterlambatan pengembalian buku adalah Rp. 300/hari. 3. Koleksi Pinjam Singka t Koleksi ini terdiri dari bahan-bahan yang permintaannya tinggi yang sebagian besar direkomendasikan oleh dosen dan dibaca oleh mahasiswa. Untuk memperluas peluang untuk memperolehnya, masa pinjam bahanbahan koleksi pinjam singkat hanya untuk dua hari kerja. 4. Bantuan Pengguna Layanan ini terdapat di setiap lantai yang berfungsi melayani setiap pengguna yang mengalami kesulitan dalam menemukan bahan pustaka atau menggunakan peralatan yang tersedia di lantai yang bersangkutan. 5. Akses Internet Layanan akses internet terdapat di setiap lantai. Layanan ini dapat digunakan untuk mengakses sumber daya elektronik, baik yang dimiliki
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
oleh perpustakaan maupun sumber daya lain yang terdapat di luar perpustakaan. Sumber daya yang dimiliki oleh perpustakaan termasuk koleksi deposit USU versi elektronik (e-journal). 6. American Corner American Corner Universitas Sumatera Utara merupakan hasil kerja sama antara Kedutaan Amerika Serikat dengan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. American Corner diresmikan pada tanggal 19 Agustus 2005 dan dikelola oleh satu orang staf ahli yang dibantu oleh 3 orang pegawai. American Corner menyediakan informasi tentang Amerika Serikat yang dapat diakses melalui koleksi buku, internet, dan program local untuk masyarakat umum. Fungsi fundamental dari American Corner adalah untuk memberikan informasi mengenai Amerika Serikat melalui akses internet, produk audio dan video, DVD, CD dan CD-ROM. Jenisjenis koleksi yang terdapat di American Corner adalah. a. Koleksi Referens (Refrence Collections) Koleksi referens berupa kamus, direktori, ensiklopedia, kalender dan buku-buku tentang TOEFL, GRE, SAT yang juga tersedia di sekolahsekolah atau universitas-universitas di Amerika Serikat. Koleksi referens dapat diperoleh melalui telepon, e-mail dan fax. b. Video American Corner juga menyediakan kaset-kaset video yang dapat dilihat melalui monitor American Corner.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
c. CD-ROMs CD-ROM yang tersedia dan paling banyak digunakan adalah Encarta Encyclopedia, Encyclopedia Britannica, Flash Back Atlas, Multimedia of U.S. History dan World book Encyclopedia. d. Akses Internet Untuk pelayanan yang lebih cepat, American Corner menyediakan pelayanan melalui media elektronik seperti internet dan CD-ROM. Pelayanan diberikan secara gratis untuk setiap pengguna selama 30 menit. Semua material di American Corner perpustakaan USU hanya dapat dibaca dan digunakan dalam ruangan American Corner saja. Untuk memprint artikel dari internet dikenakan biaya sebesar Rp.500/halaman. Sedangkan untuk fotokopi dikenakan biaya Rp.200/halaman dan untuk scanning biayanya adalah Rp.3.000/halaman. 7. Layanan Digital Layanan digital terdapat di lantai dua. Layanan ini memberikan layanan khusus untuk penelusuran bahan-bahan elektronik baik journal online maupun dalam bentuk CD. Di ruangan ini tersedia lebih dari 13.000 judul jurnal elektronik dalam bentuk CD yang dilanggan oleh perpustakaan. Jumlah koleksi digital (USU Repository) yang dipublikasikan di Situs Web Perpustakaan periode Januari sampai Desember 2007 dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 2.4. Jumlah Koleksi Digital (USU Repository) yang Dipublikasikan di Situs Web Perpustakaan (Januari – Desember 2007) Jenis Dokumen
Format Dokumen Fulltext Abstract
Jumlah
1. Laporan Penelitian a. Kedokteran (Medicine) b. Hukum (Law) c. Pertanian (Agriculture) d. Teknik (Engineering) e. Ekonomi (Economics) f. Kedokteran Gigi (Dentistry) g. Sastra (Letters) h. MIPA (Mathematics and Natural Sciences) i. ISIPOL (Social Sciences and Politics) j. Kesehatan Masyarakat (Public Health) k. Ilmu Komputer (Computer Science) l. Kehutanan (Forestry) m. Keperawatan (Nursing) n. Psikologi (Psychology) 2. Tesis Magister (Masters Theses) 3. Disertasi Doktor (PhD Dissertation) 4. E-Books 5. E-Journal 6. Panduan (Guidelines) Jumlah Belum dipublikasi Total Sumber : Laporan Tahunan Perpustakaan 2007
275 143 118 203 132 30 153 88
√ √ √ √ √ √ √ √
69
√
114
√
1
√
140 23 26 1.071 28 27 13 10 2.664 3.000 5.664
√ √ √ √ √ √
√ √
√
8. Fotokopi Layanan fotokopi ini terdapat di lantai satu dan tiga. Fotokopi di lantai tiga hanya diperuntukkan untuk memfotokopi koleksi perpustakaan yang tidak dipinjamkan keluar.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
9. Pendidikan Pengguna Perpustakaan
dapat
menyelenggarakan
kelas
singkat
Orientasi
Perpustakaan dan Penelusuran Literatur untuk kelompok pengguna tertentu apabila diminta. 10. Usulan Pengadaan Bahan Pustaka Baru Pengguna dapat setiap saat mengusulkan pembelian suatu judul bahan pustaka dengan mengisi formulir usulan pengadaan bahan pustaka yang dapat diperoleh pada bagian pemanduan dan bantuan pengguna. Pengguna juga dapat mengisi formulir usualan melalui homepage perpustakaan. Sivitas akademik USU juga dapat memesan buku untuk dimiliki atas biaya sendiri.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB III LANDASAN TEORI
3.1.
Definisi Ergonomi Perubahan waktu secara perlahan-perlahan telah mengubah manusia dari
keadaan primitif atau tradisional menjadi manusia yang berbudaya atau modern. Manusia berusaha beradaptasi menurut situasi lingkungannya. Hal ini telah terlihat pada perubahan rancangan peralatan (teknologi) yang dipergunakan manusia untuk menaklukkan alam sekitarnya. Tujuan pokok manusia untuk selalu mengadakan perubahan rancangan peralatan yang dipakai adalah untuk memudahkan dan memberi kenyamanan dalam operasi penggunaannya. Penyelidikan dilakukan terhadap manusia, lingkungan, mesin, peralatan dan bahan baku yang saling berinteraksi, sehingga perlu pemahaman tentang manusia. Untuk dapat menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat-sifat, keterbatasan, serta kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Sistem kerja menganut perinsip human centered design yaitu manusia merupakan fokus dari rancangan sistem kerja. Ilmu yang mempelajari manusia beserta perilakunya didalam sistem kerja disebut Ergonomi. Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja, sehingga dapat hidup dan bekerja
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
dengan baik yang akhirnya akan mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan tersebut dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien. Dengan ergonomi diharapkan penggunaan objek fisik dan fasilitas dapat lebih efektif serta dapat memberi kepuasan kerja. Selain untuk memberi kepuasan kerja, ergonomi juga mengamati aspek-aspek manusia dan mesin dalam suatu produksi. Ergonomi juga dapat digunakan untuk menganalisa kapasitas produksi baik dari segi manusia maupun dari segi mesin, sehingga dapat digunakan untuk mengoptimalkan kapasitas produksi dari suatu sistem produksi. Ergonomi merupakan pertemuan berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika dan lain-lain. Masing-masing disiplin tersebut berfungsi sebagai pemberi informasi yang akan digunakan untuk merancang fasilitas kerja sedemikian rupa sehingga mencapai kegunaan yang optimal. Ergonomi dapat mengurangi beban kerja. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau cara-cara tidak langsung, beban kerja dapat diukur dan dianjurkan modifikasi yang sesuai diantara kapasitas kerja dan beban kerja serta beban tambahan. Tujuan utamanya adalah untuk menjamin kesehatan kerja, sehingga produktivitas juga dapat ditingkatkan. Dalam evaluasi kapasitas dan isi kerja, perhatian utama perlu diberikan kepada kegiatan fisik, yaitu postur kerja, intensitas, tempo, jam kerja, waktu istirahat dan pengaruh keadaan lingkungan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3.2.
Tujuan dan Pentingnya Ergonomi Tujuan ergonomi adalah untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja
pada suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini dapat tercapai apabila terjadi kesesuaian antara pekerja dengan pekerjaannya. Banyak yang menyimpulkan bahwa tenaga kerja harus dimotivasi dan kebutuhannya terpenuhi. Dengan demikian akan menurunkan jumlah tenaga kerja yang tidak masuk kerja. Namun pendekatan ergonomi mencoba mencapai kebaikan antara pekerja dan pimpinan perusahaan. Hal itu dapat dicapai dengan memperhatikan empat tujuan utama, antara lain : 1. Memaksimalkan efisiensi tenaga kerja 2. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja 3. Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat 4. Memaksimalkan performansi kerja yang meyakinkan Konsekuensi situasi kerja yang tidak ergonomis adalah kondisi tubuh menjadi kurang optimal, tidak efisien, kualitas rendah dan seseorang bisa mengalami gangguan kesehatan seperti nyeri (low back pain), gangguan otot rangka dan lain-lain. Oleh karena itu, ergonomi penting karena pendekatan ergonomi adalah membuat keserasian yang baik antara manusia dengan mesin atau lingkungan.
3.3.
Postur kerja Pertimbangan-pertimbangan ergonomi yang berkaitan dengan postur kerja
dapat membantu mendapatkan postur kerja yang nyaman bagi pekerja, baik itu
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
postur kerja berdiri, duduk, angkat maupun angkut. Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan postur kerja tertentu yang terkadang tidak menyenangkan. Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada postur kerja yang tidak alami dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, adanya keluhan sakit pada bagian tubuh, cacat produk bahkan cacat tubuh. Untuk menghindari postur kerja yang demikian, pertimbanganpertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal-hal sebagai berikut:* a. Mengurangi
keharusan
pekerja
untuk
bekerja
dengan
postur
kerja
membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengatasi hal ini maka stasiun kerja harus dirancang terutama sekali dengan memperhatikan fasilitas kerja seperti meja, kursi dan lain-lain yang sesuai dengan data anthropometri agar pekerja dapat menjaga postur kerjanya tetap tegak dan normal. Ketentuan ini terutama sekali ditekankan bilamana pekerjaan harus dilaksanakan dengan postur berdiri. b. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum. Pengaturan postur kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal (konsep/prinsip ekonomi gerakan). Disamping itu pengaturan ini bisa memberikan postur kerja yang nyaman. Untuk hal-hal tertentu pekerja harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh postur kerja yang lebih leluasa dalam bergerak. c. Pekerja tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama, dengan kepala, leher, dada atau kaki berada dalam postur kerja miring.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
d. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekwensi atau periode waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal. Postur duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri, karena hal ini dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki. Seorang operator yang bekerja dalam postur duduk memerlukan sedikit istirahat dan secara potensial lebih produktif. Sedangkan postur berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktifitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi yang dikeluarkan lebih banyak 10-15% dibandingkan duduk. Beberapa masalah berkenaan dengan postur kerja yang sering terjadi sebagai berikut : 1. Hindari kepala dan leher yang mendongak 2. Hindari tungkai yang menaik 3. Hindari tungkai kaki pada posisi terangkat 4. Hindari postur memutar atau asimetris 5. Sediakan sandaran bangku yang cukup di setiap bangku Kerja seseorang dihasilkan dari tugas pekerjaan, rancangan tempat kerja dan karakteristik individu seperti ukuran dan bentuk tubuh. Pertimbangan untuk semua komponen dibutuhkan analisis postur dan perancangan tempat kerja.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3.4.
Kerja otot statis dan Dinamis. Otot adalah organ yang terpenting dalam sistem gerak tubuh. Otot dapat
bekerja secara statis (postural) dan dinamis (rythmic). Pada kerja otot dinamis, kontraksi dan relaksasi terjadi silih berganti sedangkan pada kerja otot statis otot menetap dan berkontraksi untuk suatu periode tertentu. Pada kerja otot statis, pembuluh darah tertekan oleh pertambahan tekanan dalam otot akibat kontraksi sehingga mengakibatkan peredaran darah dalam otot terganggu. Otot yang bekerja statis tidak memperoleh oksigen dan glukosa dari darah dan harus menggunakan cadangan yang ada. Selain itu sisa metabolisme tidak dapat diangkut keluar akibat peredaran darah yang terganggu sehingga sisa metabolisme tersebut menumpuk dan menimbulkan rasa nyeri. Pekerjaan statis menyebabkan kehilangan energi yang tidak perlu. Keluhan muskulosletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan tendon. Keluhan dan kerusakan inilah yang dinamakan dengan keluhan muskulosletal disorders (MDSS) atau keluhan pada sistem muskulosletal. Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: 1. Keluhan sementara (reversible) Yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2. Keluhan menetap (persistent) Yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut. Keluhan otot skeletal pada ummnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang. Salah satu faktor yang menyebabkan keluhan moskuloskeletal adalah sikap kerja yang tidak alamiah. Di Indonesia, postur kerja yang tidak alami ini lebih banyak disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara dimensi alat dan stasiun kerja denga ukuran tubuh pekerja maupun tingkah laku pekerja itu sendiri. Postur kerja yang tidak alami tersebut juga dapat disebabkan oleh hal-hal berikut. 1. Peregangan Otot Yang Berlebihan Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) pada umumnya sering dikeluhkan oleh para pekerja di mana aktivitas kerjanya menuntut pengarahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, dan menahan beban yang berat. Peragangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengarahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal. 2. Aktivitas Berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-angkut dan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
sebagainya. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secar terus-menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi. 3. Sikap Kerja Tidak Alamiah Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan satasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja. Di Indonesia, sikap kerja tidak alamiah ini lebih banyak disebabkan oleh tidak adanya kesesuaian antara dimensi alat dan stasiun kerja dengan ukuran tubuh pekerja. Sebagai negara berkembang, sampai saat ini Indonesia masih tergantung pada perkembangan teknologi negara-negara maju, khususnya dalam pengadaan peralatan industri. Mengingat bahwa dimensi peralatan tersebut didesain tidak berdasarkan ukuran tubuh orang Indonesia, maka pada saat pekerja orang Indonesia harus mengoperasikan peralatan tersebut, terjadilah sikap kerja tidak alamiah. Hal tersebut disebabkan karena negara produsen didalam mendesain mesin-mesin tersebut hanya didasarkan antropometri dari populasi pekerja negara yang bersangkutan, yang pada kenyataannya ukuran tubuhnya lebih besar dari pekerja Indonesia. Sudah dapat dipastikan, bahwa kondisi tersebut akan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
menyebabkan sikap paksa pada waktu pekerja mengoperasikan mesin. Apabila hal ini terjadi dalam kurun waktu yang lama, maka akan terjadi akumulasi keluhan yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya cedera otot. 4. Faktor Penyebab Sekunder a. Tekanan Terjadinya tekanan langung pada jaringan otot yang lunak, Sebagai contoh, pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan yang lunak akan menerima tekan langsung dari pegangan alat, dan apabila hal ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap. b. Getaran Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri pada otot. c. Mikroklimat Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot. Demikian juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu lingkungan dengan suhu tubuh yang terlampau besar menyebabkan sebagian energi yang ada
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak diimbangi pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi kekurangan suplai energi ke otot. Sebagai akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada otot.
3.5.
Kelelahan Pada dasarnya kelelahan menggambarkan tiga fenomena yaitu perasaan
lelah, perubahn fisiologis tubuh dan pengurangan kemampuan melakukan kerja (Barnes, 1980). Kelelahan merupakan suatu pertanda yng bersifat sebagai pengaman yang memberitahukan tubuh bahwa kerja yang dilakukan telah melewati batas maksimal kemampuannya. Kelelahan pada dasarnya merupakan suatu keadaan yang mudah dipulihkan dengan beristirahat. Tetapi jika dibiarkan terus-menerus akan berakibat buruk dan dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Ada 2 (dua) jenis kelelahan yakni kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja akibat konstraksi tulang. Otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan, bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot menjadi gemetar (Suma’mur, 1990).
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3.6.
Metode Penilaian Postur Kerja Penilaian postur kerja diperlukan ketika didapati bahwa postur kerja
pekerja memiliki resiko menimbulkan cedera muskuleskeletal yang diketahui secara visual atau melalui keluhan dari pekerja itu sendiri. Dengan adanya penilaian dan analisis perbaikan postur kerja, diharapkan dapat diterapkan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko cedera muskuluskeletal yang dialami pekerja. Untuk penilaian kembali postur kerja, diperlukan ketika terjadi perubahan spesifikasi produk atau penambahan jenis produk baru. Kedua hal tersebut akan memungkinkan terjadinya perubahan metode kerja yang dilakukan pekerja dalam menghasilkan produk, dan metode baru tersebut kemungkinan juga dapat menimbulkan cedera muskuluskeletal, sehingga perlu dilakukan penilaian postur kerja kembali. Selain saat terjadi perubahan spesifikasi atau penambahan jenis produk baru, penilaian kembali postur kerja juga diperlukan saat dilakukan rotasi kerja. Rotasi kerja dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi rasa kebosanan pekerja karena melakukan pekerjaan yang sama dan terus-menerus (monoton). Maka saat terjadi rotasi kerja, perlu dilakukan penilaian postur kerja kembali. Hal ini dikarenakan pekerja tersebut akan beradaptasi terlebih dahulu terhadap pekerjaannya, dan postur kerjanya dalam melakukan pekerjaan tersebut akan berbeda dengan pekerjaan yang sebelumnya, sehingga perlu dilakukan penilaian kembali postur kerja dari pekerja. Namun jika tidak terjadi perubahan spesifikasi
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
produk, atau penambahan jenis produk baru, atau rotasi kerja, tidak perlu dilakukan penilaian kembali postur kerja dari pekerja yang ada.
3.6.1. Ovako Working Postures Analysis System (OWAS) OWAS adalah suatu metode untuk mengevaluasi beban postur (postural load) selama bekerja. Metode OWAS didasarkan pada sebuah klasifikasi yang sederhana dan sistematis dari postur kerja yang dikombinasikan dengan pengamatan dari tugas selama bekerja. Metode OWAS pertama kali dilakukan untuk menganalisis postur kerja pada industri baja. Metode ini telah digunakan dalam penelitian dan pembangunan di Finlandia, Swedia, Jerman, Belanda, India, dan Australia. Prosedur OWAS dilakukan dengan melakukan observasi untuk mengambil data postur, beban/tenaga, dan fase kerja untuk kemudian dibuat kode berdasarkan data tersebut. Evaluasi penilaian didasarkan pada skor dari tingkat bahaya postur kerja yang ada dan selanjutnya dihubungkan dengan kategori tindakan yang harus diambil. Klasifikasi postur kerja dari metode OWAS adalah pada pergerakan tubuh bagian belakang (punggung), lengan (arms), dan kaki (legs). Setiap postur tubuh tersebut terdiri atas 4 postur bagian belakang, 3 postur lengan, dan 7 postur kaki. Berat beban yang dikerjakan juga dilakukan penilaian mengandung 3 skala point.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3.6.2. Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Rapid Upper Limb Assessment (RULA) merupakan suatu metode penelitian untuk menginvestigasi gangguan pada anggota badan bagian atas. Metode ini dirancang oleh Lynn Mc Atamney dan Nigel Corlett (1993) yang menyediakan sebuah perhitungan tingkatan beban muskuluskeletal di dalam sebuah pekerjaan yang memiliki resiko pada bagian tubuh dari perut hingga leher atau anggota badan bagian atas. Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penetapan penilaian postur leher, punggung, dan lengan atas. Setiap pergerakan di beri skor yang telah ditetapkan. RULA dikembangkan sebagai suatu metode untuk mendeteksi postur kerja yang merupakan faktor resiko. Metode didesain untuk menilai para pekerja dan mengetahui beban musculoskletal yang kemungkinan menimbulkan gangguan pada anggota badan atas. Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan tiga tabel skor dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah diinvestigasi dijelaskan oleh McPhee sebagai faktor beban eksternal yaitu : 1. Jumlah pergerakan 2. Kerja otot statik 3. Tenaga/kekuatan 4. Penentuan postur kerja oleh peralatan 5. Waktu kerja tanpa istirahat.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Dalam usaha untuk penilaian 4 faktor beban eksternal (jumlah gerakan, kerja otot statis, tenaga kekuatan dan postur), RULA dikembangkan untuk (Mc Atamney dan Corlett, 1993): 1. Memberikan sebuah metode penyaringan suatu populasi ketja dengan cepat, yang
berhubungan dengan kerja
yang
beresiko
yang
menyebabkan gangguan pada anggota badan bagian atas. 2. Mengidentifikasi usaha otot yang berhubungan dengan postur kerja, penggunaan tenaga dan kerja yang berulang-ulang yang dapat menimbulkan kelelahan otot. 3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dengan sebuah metode penilaian ergonomi yaitu epidomiologi, fisik, mental, lingkungan dan faktor organisasi. Pengembangan dari RULA terdiri atas tiga tahapan yaitu : 1. Mengidentifikasi postur kerja 2. Sistem pemberian skor 3. Skala level tindakan yang menyediakan sebuah pedoman pada tingkat resiko yang ada dan dibutuhkan untuk mendorong penilaian yang melebihi detail berkaitan dengan analisis yang yang didapat. Ada empat hal yang menjadi aplikasi utama dari RULA, yaitu untuk : 1. Mengukur resiko muskuluskeletal, biasanya sebagai bagian dari perbaikan yang lebih luas dari ergonomi. 2. Membandingkan beban muskuluskeletal antara rancangan stasiun kerja yang sekarang dengan yang telah dimodifikasi.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
3. Mengevaluasi keluaran misalnya produktivitas atau kesesuaian penggunaan peralatan. 4. Melatih pekerja tentang beban muskuluskeletal yang diakibatkan perbedaan postur kerja. Dalam mempermudah penilaian postur tubuh, maka tubuh dibagi atas 2 segmen grup yaitu grup A dan grup B. 3.6.2.1.Penilaian postur tubuh group A Postur tubuh grup A terdiri atas lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), pergelangan tangan (wrist) dan putaran pergelangan tangan (wrist twist). a. Lengan atas (upper arm) Penilaian terhadap lengan atas (upper arm) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan atas pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh lengan atas diukur menurut posisi batang tubuh. Adapun postur lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.1. Postur Tubuh Bagian Lengan Atas (Upper Arm) Skor penilaian untuk postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Skor Bagian Lengan Atas (Upper Arm) Pergerakan
Article I.
Skor
Skor Perubahan
0
20 (ke depan maupun ke belakang dari tubuh) >200 (ke belakang) atau 20450 45-900 >900
1 2 3 4
+ 1 jika bahu naik + 1 jika lengan berputar/bengkok
b. Lengan Bawah (lower arm) Penilaian terhadap lengan bawah (lower arm) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk lengan bawah pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentu oleh lengan bawah diukur menurut posisi batang tubuh. Adapun postur lengan bawah (lower arm) dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.2. Postur Tubuh Bagian Lengan Bawah (Lower Arm) Skor penilaian untuk bagian lengan bawah (lower arm) dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Skor Lengan Bawah (lower arm) Pergerakan 60-1000
Skor 1
<600 atau 1000
2
Skor Perubahan Jika lengan bawah bekerja melewati garis tengah atau keluar dari sisi tubuh
c. Pergelangan Tangan (wrist) Penilaian terhadap pergelangan tangan (wrist) adalah penilaian yang dilakukan terhadap sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan pada saat melakukan aktivitas kerja. Sudut yang dibentuk oleh pergelangan tangan diukur menurut posisi lengan bawah. Adapun postur pergelangan tangan (wrist) dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.3. Postur Tubuh Pergelangan Tangan (wrist) Skor penilaian untuk bagian lengan atas (upper arm) dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Skor Pergelangan Tangan (wrist) Pergerakan Posisi netral 0 0- 15 (ke atas maupun ke bawah) >150 (ke atas maupun kebawah)
Skor 1 2 3
Skor Perubahan + 1 jika pergelangan tangan putaran menjauhi sisi tengah
d. Putaran Pergelangan Tangan (Wrist Twist) Adapun postur putaran pergelangan tangan (wrist twist) dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Postur Tubuh Putaran Pergelangan Tangan (wrist twist) Untuk putaran pergelangan tangan (wrist twist) postur netral diberi skor : 1 = Posisi tengah dari putaran 2 = Pada atau dekat dari putaran
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Nilai dari postur tubuh lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan putaran pergelangan tangan dimasukkan ke dalam tabel postur tubuh grup A untuk memperoleh skor seperti terlihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Skor Group A Wrist Upper Lower Arm Arm
1
2
3
4
5
6
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Wrist Twist 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 9 9
2 Wrist Twist 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 8 9 9
3 Wrist Twist 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 8 8 9 9 9
4 Wrist Twist 1 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 7 7 7 7 8 8 9 9 9 9 9
e. Penambahan Skor Aktivitas Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup A pada Tabel 3.4, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas. Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 3.5. Skor Aktivitas Aktivitas Postur Statik
Skor +1
Pengulangan
+1
Keterangan Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih dari 4 kali per menit
f. Penambahan Skor Beban Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur tubuh grup A pada Tabel 3.5, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Skor Beban Beban < 2 kg
Skor 0
2 kg – 10 kg
1
> 10 kg
3
Keterangan + 1 jika postur statis dan dilakukan berulang-ulang -
3.6.2.2.Penilaian postur tubuh group B Postur tubuh grup B terdiri atas leher (neck), batang tubuh (trunk), dan kaki (legs). a. Leher (neck) Penilaian terhadap leher (neck) adalah penilaian yang dilakukan terhadap posisi leher pada saat melakukan aktivitas kerja apakah operator harus melakukan kegiatan ekstensi atau fleksi dengan sudut tertentu. Adapun postur leher dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.5. Postur tubuh bagian leher (neck) Skor penilaian untuk leher (neck) dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. Skor Bagian Leher (neck) Article II.
Pergerakan Article III.
0-100 10-200 >200 Ekstensi
1 2 3 4
Skor
Section 3.01 Skor Perubahan + 1 jika leher berputar/bengkok + 1 batang tubuh bengkok
b. Batang Tubuh (Trunk) Penilaian terhadap batang tubuh (trunk), merupakan penilaian terhadap sudut yang dibentuk tulang belakang tubuh saat melakukan aktivitas kerja dengan kemiringan yang sudah diklasifikasikan. Adapun klasifikasi kemiringan batang tubuh saat melakukan aktivitas kerja dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.6. Postur Bagian Batang Tubuh (Trunk) Skor penilaian bagian batang tubuh (trunk) dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Skor Bagian Batang Tubuh (Trunk) Pergerakan Posisi normal (90 0) 0-200 20-600 >600
Skor 1 2 3 4
Skor Perubahan + 1 jika leher berputar/bengkok + 1 jika batang tubuh bungkuk
c. Kaki (Legs) Penilaian terhadap kaki (legs) adalah penilaian yang dilakukan terhadap posisi kaki pada saat melakukan aktivitas kerja apakah operator bekerja dengan posisi normal/seimbang atau bertumpu pada satu kaki lurus. Adapun posisi kaki dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 3.7. Posisi Kaki (Legs) Skor penilaian untuk kaki (legs) dapat dilihat pada Tabel 3.9. Tabel 3.9. Skor Bagian kaki (legs) Section 3.02 Pergerakan Posisi normal/seimbang Tidak seimbang
Skor 1 2
Nilai dari skor postur tubuh leher, batang tubuh, dan kaki dimasukkan ke Tabel 3.10. untuk mengetahui skornya. Tabel 3.10. Skor Group B Trunk Postur Score
1 Legs
Neck 1 2 3 4 5 6
1 1 2 3 5 7 8
2 Legs 2 3 3 3 5 7 8
1 2 2 3 5 7 8
2 3 3 4 6 7 8
Trunk Postur Score 3 4 Legs Legs 1 2 1 2 3 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 6 6 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 9
5 Legs 1 6 6 6 7 8 9
6 Legs 2 6 7 7 7 8 9
1 7 7 7 8 8 9
2 7 7 7 8 8 9
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
d. Penambahan Skor Aktivitas Setelah diperoleh hasil skor untuk postur tubuh grup B pada Tabel 3.10, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor aktivitas. Penambahan skor aktivitas tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.11. Tabel 3.11. Skor Aktivitas Aktivitas Postur Statik
Skor +1
Pengulangan
+1
Keterangan Satu atau lebih bagian tubuh statis/diam Tindakan dilakukan berulang-ulang lebih dari 4 kali per menit
e. Penambahan Skor Beban Setelah diperoleh hasil penambahan dengan skor aktivitas untuk postur tubuh grup B pada Tabel 3.11, maka hasil skor tersebut ditambahkan dengan skor beban. Penambahan skor beban tersebut berdasarkan kategori yang dapat dilihat pada Tabel 3.12. Tabel 3.12. Skor Beban Beban < 2 kg 2 kg – 10 kg
Skor 0 1
> 10 kg
3
Keterangan + 1 jika postur statis dan dilakukan berulang-ulang -
Untuk memperoleh skor akhir (grand score), skor yang diperoleh untuk postur tubuh grup A dan grup B dikombinasikan ke Tabel 3.13.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 3.13. Grand Total Score Table Score Group A 1 2 3 4 5 6 7 +8
Score Group B 1
2
3
4
5
6
7
1 2 3 3 4 4 5 5
2 2 3 3 4 4 5 5
3 3 3 3 4 5 6 6
3 4 4 4 5 6 6 7
4 4 4 5 6 6 7 7
5 5 5 6 7 7 7 7
5 5 6 6 7 7 7 7
Hasil skor dari Tabel 3.13 tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori level resiko pada Tabel 3.14 Tabel 3.14. Kategori Tindakan RULA Kategori Tindakan 1–2
Level Resiko Minimum
3–4
Kecil
5–6
Sedang
7
Tinggi
Tindakan Aman Diperlukan beberapa waktu ke depan Tindakan dalam waktu dekat Tindakan sekarang juga
3.6.3. Rapid Entire Body Assesment (REBA) REBA dirancang oleh Lynn Mc Atamney dan Sue Hignett (2000) sebagai sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai postur tubuh, kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau aksi, pengulangan dan pegangan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Skor akhir REBA dihasilkan untuk memberikan sebuah indikasi tingkat resiko dan tingkat keutamaan dari sebuah tindakan yang harus diambil. Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari batang tubuh (trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist). Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala postur
tubuh
dan
suatu
pernyataan
tambahan.
Diberikan
juga
faktor
beban/kekuatan dan pegangan (coupling). REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dan dalam sebuah pekerjaan : 1. Keseluruhan bagian badan digunakan 2. Postur tubuh statis, dinamis, cepat berubah, atau tidak stabil 3. Melakukan sebuah pembebanan seperti mengangkat benda baik secara rutin ataupun sesekali. 4. Perubahan dari tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sedang dilakukan dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.
3.6.4. Quick Exposure Check (QEC) Quick Exposure Check (QEC) merupakan salah satu metode penilaian postur kerja yang digunakan untuk menilai postur kerja pekerja yang berhubungan dengan gangguan otot (work related musculoskeletal disorders). Metode ini diciptakan oleh Guangyan Li dan Peter Buckle pada tahun 1999. QEC didasarkan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
kepada riset dan penelitian para praktisi pada jenis pekerjaan yang beresiko menimbulkan gangguan otot. Penilaian postur kerja dengan metode QEC dilakukan dari dua sisi. Penilaian pertama didasarkan kepada penilaian pengamat (Observer’s Assesment) dengan mengisi Observer’s Assesment Checklist dan penilaian kedua didasarkan kepada penilaian pekerja (Worker’s Assesment) dengan mengisi Worker’s Assesment Checklist. QEC menilai gangguan resiko yang terjadi pada bagian belakang punggung (back), bahu/lengan (shoulder/arm), pergelangan tangan (hand/wrist), dan leher (neck). Selanjutnya menghitung skor penilaian untuk masing-masing bagian tubuh yang dinilai dengan tabel skor penilaian sebagai skor akhir QEC untuk diwujudkan dalam empat tingkatan tindakan.
3.7.
Nordic Body Map Nala (1995) dan Hagg (1991) menyatakan bahwa kerja dengan sikap
paksa dapat menimbulkan gangguan pada sistem otot rangka. Pengaruh sikap atau postur kerja terhadap keluhan pada otot rangka dapat dilihat pada penelitian yang dibuat oleh Park & Bae (1997), yang melaporkan bahwa 40 % pekerja di industri elektronik
automobil
mengalami
gangguan
pada
sistim
otot
rangka.
Pengukurannya juga dengan menggunakan metoda Nordic Body Map. Instrumen Nordic Body Map yang terdiri dari 27 items pertanyaan sudah biasa digunakan terutama untuk penelitian ergonomi (Park & Bae, 1997; Sutajaya, 1997; Budiono,
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
1985). Dimensi tubuh yang diteliti dalam Nordic Body Map dapat dilihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8. Nordic Body Map Keterangan : 1
= Leher bagian atas
16 = Tangan kiri
2
= Bahu kiri
17 = Tangan kanan
3
= Bahu kanan
18 = Paha kiri
4
= Lengan atas kiri
19 = Paha kanan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5
= Punggung
20 = Lutut kiri
6
= Lengan atas kanan
21 = Lutut kanan
7
= Pinggang
22 = Betis kiri
8
= Bokong
23 = Betis kanan
9
= Pantat
24 = Pergelangan kaki kiri
10 = Siku kiri
25 = Pergelangan kaki kanan
11 = Siku kanan
26 = Kaki kiri
12 = Lengan bawah kiri
27 = Kaki kanan
13 = Lengan bawah kanan 14 = Pergelangan tangan kiri 15 = Pergelangan tangan kanan Dimensi-dimensi tubuh tersebut dapat dibuat dalam format Standard Nordic Questionnaire. Standard Nordic Questionnaire dibuat atau disebarkan untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan pekerja akibat pekerjaannya. Standard Nordic Questionnaire bersifat subjektif, karena keluhan rasa sakit yang dirasakan tergantung pada kondisi fisik masing-masing individu. Keluhan rasa sakit pada bagian tubuh akibat aktivitas kerja tidaklah sama antara satu orang dengan orang yang lain. Format Standard Nordic Questionnaire dapat dilihat pada Tabel 3.15.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 3.15. Standard Nordic Questionnaire No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Jenis Keluhan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan Sakit pada lengan atas kiri Sakit di punggung Sakit pada lengan atas kanan Sakit pada pinggang Sakit pada bokong Sakit pada pantat Sakit pada siku kiri Sakit pada siku kanan Sakit pada lengan bawah kiri Sakit pada lengan bawah kanan Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada pergelangan tangan kanan Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada paha kiri Sakit pada paha kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
A
B
A = Sakit B = Tidak sakit
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaiakan persoalan yang timbul, yang disusun berdasarkan latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan teori-teori pendukung dalam pemecahan masalah, dan melakukan pengumpulan data, baik melalui literatur maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan data sampai pada penarikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.
4.1.
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bagian pelayanan khususnya penyusunan
buku ke rak buku besi dua sisi di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan yang berlokasi di Jalan Perpustakaan No 1 Kampus USU Medan. Penelitian dilakukan dalam waktu 4 (empat) bulan (dari bulan Desember 2008 sampai dengan bulan Maret 2009).
4.2.
Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif ini digunakan untuk menjawab permasalahan penilaian postur kerja yang ada di bagian pelayanan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Metode deskriptif mempunyai beberapa kriteria umum sebagai berikut : 1. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas. 2. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum. 3. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini. 4. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas. 5. Harus ada deskriptif yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan. 6. Hasil penelitian harus berisi secara mendetail yang digunakan baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Sedangkan kriteria khusus dari Metode deskriptif ialah : 1. Prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value). 2. Fakta-fakta ataupun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status. 3. Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap variabel, peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap variabel. Variabel dilihat sebagaimana adanya.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
4.3.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data. Instrumen penelitian sangat mendukung dalam analisa dan pengambilan data di lokasi penelitian. Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : 1. Kamera, yang berfungsi untuk memfoto postur kerja dari para operator di bagian pelayanan perpustakaan USU. 2. Rapid Upper Limb Assesment (RULA) Worksheet, yang akan digunakan untuk menilai setiap pergerakan leher (neck), kaki (leg), lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), pergelangan tangan (wrist), punggung (trunk), serta mengukur beban (load/force), dan kegiatan (activity).
4.4.
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data yang digunakan terdiri dari:
1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian secara terhadap objek penelitian di lapangan yaitu kondisi aktual dari lantai produksi, meliputi pengamatan langsung postur kerja operator. Data yang diperlukan adalah : -
Data metode kerja
-
Data postur kerja, berupa foto pegawai ketika melakukan aktivitas dengan postur kerja tertentu
-
Data waktu postur kerja
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
-
Data ukuran fasilitas
-
Data Standard Nordic Questionaire
2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur dan referensi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, dan juga data yang diperoleh dari perusahaan, yaitu gambaran umum dan sejarah perusahaan, jumlah pegawai dan organisasi dan manajemen perusahaan.
4.5.
Pengolahan Data Pengolahan data terdiri dari :
1. Menggunakan data RULA worksheet untuk mengukur postur kerja dengan cara : a. Membagi pengamatan tubuh operator kedalam 2 grup, yaitu A yang terdiri atas leher (neck), kaki (leg), lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), pergelangan tangan (wrist), punggung (trunk), serta mengukur beban (load/force) dan skor aktivitas. b. Menilai setiap postur kerja operator menggunakan Rapid Upper Limb Assesment (RULA) ke dalam skor A dan skor B. c. Menentukan skor RULA dari hasil kombinasi perhitungan skor A dan skor B. d. Menentukan action level dari postur kerja operator.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
2. Menentukan postur kerja yang tidak ergonomis berdasarkan perhitungan skor RULA dan penentuan action level. Adapun langkah-langkah pengolahan data dapat dilihat pada blok diagram pengolahan data pada Gambar 4.1. Tabulasi hasil Standard Nordic Questionnaire
Pengamatan sikap kerja operator pada bagian pelayanan untuk setiap elemen kegiatan
Pembagian kegiatan kerja operator menurut postur tubuh yang diteliti
Penilaian postur kerja menurut tabel RULA Lengan atas (upper arm) Lengan bawah (lower arm) Pergelangan tangan (wrist) Putaran pergelangan tangan (wrist twist), Putaran pergelangan tangan (wrist twist), Penambahan skor aktivitas dan skor beban Leher (neck)
Batang tubuh (trunk)
Kaki (leg) Penambahan skor aktivitas dan skor beban
Penentuan level resiko dan tindakan yang harus dilakukan
Gambar 4.1. Blok Diagram Pengolahan Data
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
4.6.
Analisis Pemecahan Masalah Berdasarkan penilaian work sheet RULA maka akan didapatkan berbagai
level tindakan terhadap postur kerja pegawai. Dari level tindakan ini didentifikasikan dan dianalisis fasilitas penyebab postur kerja yang tidak alami. Hasil analisis digunakan untuk memperbaiki metode kerja agar didapat postur kerja yang alami terhadap pegawai.
4.7.
Kesimpulan dan Saran Pada proses analisa data yang telah dilakukan akan diperoleh kesimpulan
berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian yang harus dicapai. Berdasarkan kesimpulan, maka diuraikan saran
lebih lanjut yang
bermanfaat bagi perusahaan. Secara sistematis metode penelitian dapat dilihat pada blok diagram prosedur penelitian seperti pada Gambar 4.2.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tujuan Penelitian : 1. Menganalisa postur kerja yang ada sekarang dan mempelajari kemungkinan hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan pegawai dalam melakukan pekerjaannya. 2. Memberi suatu usulan perbaikan metode kerja yakni postur kerja yang ergonomis kepada para pegawai untuk mendapatkan postur kerja yang lebih baik dalam mengatasi ketidaknyamanan pegawai.
Pengumpulan Data : 1. Pengamatan metode kerja yang dilakukan pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi. 2. Pengamatan langsung pada pegawai yang sedang bekerja (mengamati postur kerja) dengan cara memotret postur kerja yang dilakukan pegawai. 3. Mengukur waktu pada postur tertentu. 4. Mengukur dimensi fasilitas kerja yaitu rak buku besi dua sisi dan troli pembawa buku. 5. Data jumlah pegawai dari Divisi Tata Usaha berupa Laporan Tahunan 2007 Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. 6. Menyebarkan Standard Nordic Questionnaire kepada para pegawai bagian pelayanan yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi dengan metode wawancara langsung.
Pengolahan Data : 1. Tabulasi hasil Standard Nordic Questionnaire dengan cara menghitung jumlah keluhan yang sejenis dan persentase keluhan tersebut dari jumlah pegawai yang diteliti. 2. Penilaian postur kerja pegawai dengan metode RULA sesuai dengan postur kerja yang diteliti 3. Rekapitulasi hasil perhitungan postur kerja pegawai bagian pelayanan berdasarkan metode RULA.
Analisa dan Evaluasi : Pembahasan dilakukan dengan : 1. Analisa postur kerja pada bagian pelayanan dengan metode RULA berdasarkan kondisi saat ini 2. Analisa data waktu postur kerja 3. Analisa berdasarkan hasil Standard Nordic Questionnaire. 4. Pemecahan masalah dengan memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah dan perbaikan metode kerja
Kesimpulan dan Saran
Gambar 4.2. Blok Diagram Prosedur Penelitian
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1.
Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada bagian pelayanan perpustakaan
Universitas Sumatera Utara melalui kegiatan pengamatan langsung postur kerja pegawai bagian pelayanan dan penelitian dari data perusahaan. Terdapat perbedaan metode kerja antara pegawai yang bekerja di bagian pelayanan koleksi pinjam singkat (KPS) dengan pegawai bagian pelayanan yang bekerja di lantai tiga dan lantai empat. Pegawai yang bekerja di bagian pelayanan koleksi pinjam singkat bertugas membantu anggota perpustakaan yang ingin meminjam buku dengan cara mencari buku tersebut di rak buku besi dua sisi secara manual, berdasarkan catatan kode buku yang diberikan anggota perpustakaan tersebut. Selain itu pegawai juga bertugas menyusun buku yang telah dikembalikan anggota perpustakaan ke rak buku besi dua sisi dengan menggunakan troli pembawa buku. Sedangkan pegawai bagian pelayanan yang bekerja di lantai tiga dan lantai empat hanya bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi dengan menggunakan troli pembawa buku. Metode kerja yang dilakukan oleh pegawai bagian pelayanan koleksi pinjam singkat dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.1. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Koleksi Pinjam Singkat No
Elemen Kegiatan
1.
Mencari buku yang akan dipinjam anggota perpustakaan pada rak buku besi dua sisi secara manual, berdasarkan catatan kode buku yang diberikan anggota perpustakaan tersebut. a. Menerima dan membaca catatan kode buku dari anggota perpustakaan b. Mencari dan mengambil buku di rak buku secara manual sesuai dengan catatan kode buku
2.
c. Memberikan buku kepada anggota perpustakaan Menyusun buku pada rak buku besi dua sisi dengan menggunakan troli pembawa buku a. Menyusun dan menyortir buku menurut kode buku sesuai dengan letak buku dalam rak buku besi dua sisi pada troli pembawa buku b. Mendorong troli ke rak buku terdekat
Waktu (detik)
Sikap Kerja
10
Duduk
30
Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang dicari pada rak buku besi dua sisi
5
Berdiri
300
Bungkuk atau berdiri
15
Berdiri Bungkuk atau berdiri, tergantung pada letak buku yang diambil dari troli Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang dicari pada rak buku besi dua sisi Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi
c. Mengambil buku dari troli dan membaca kode buku
6
d. Mencari kode katalog buku yang sesuai pada rak buku besi dua sisi
20
e. Menyusun buku di rak buku besi dua sisi sesuai dengan kode katalog buku
8
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.1. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Koleksi Pinjam Singkat (Lanjutan) No
Elemen Kegiatan
Waktu (detik)
f. Merapikan buku yang telah disusun pada rak buku besi dua sisi
5
g. Mendorong troli yang telah kosong ke area penyimpanan troli
15
Sikap Kerja Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku pada rak buku besi dua sisi Berdiri
Metode kerja yang dilakukan oleh pegawai bagian pelayanan di lantai tiga dan lantai empat pada dasarnya memiliki kesamaan, sehingga data cukup diambil sekali saja. Dalam hal ini data yang diambil adalah metode kerja pegawai bagian pelayanan di lantai tiga dan dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Lantai Tiga No 1. 2.
3. 4.
Elemen Kegiatan Mengambil troli pembawa buku dari area penyimpanan sementara Mengambil buku dari atas meja dan mengumpulkan buku tersebut dalam troli pembawa buku Menyortir buku sesuai dengan kode buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi Mendorong troli ke rak buku terdekat
Waktu (detik)
Sikap Kerja
10
Berdiri
600
Bungkuk atau berdiri
300
Berdiri
15
Berdiri Bungkuk atau berdiri, tergantung pada letak buku dalam troli Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi
5.
Mengambil buku dari troli dan membaca kode buku
8
6.
Menyusun buku di rak sesuai dengan kode katalog buku
8
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.2. Metode Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Lantai Tiga (Lanjutan) No
Elemen Kegiatan
Waktu (detik)
7.
Merapikan buku yang telah disusun pada rak
5
8.
Mendorong troli yang telah kosong ke area penyimpanan troli
15
Sikap Kerja Jongkok, bungkuk atau berdiri, tergantung kepada letak buku pada rak buku besi dua sisi Berdiri
Postur kerja yang akan dipilih untuk dinilai adalah postur kerja yang lebih sering dilakuka n selama satu siklus kerja, atau postur kerja yang menjadi postur utama ketika pekerja sedang bekerja. Elemen kegiatan yang paling sering dan paling lama dilakukan oleh pegawai adalah menyusun buku ke rak buku besi dua sisi. Postur kerja yang akan diteliti adalah postur kerja untuk elemen kegiatan menyusun buku ke rak buku besi dua sisi di lantai tiga. Postur kerja pada elemen kegiatan menyusun buku ke rak buku besi dua sisi di lantai tiga terdiri atas lima jenis postur yaitu jongkok, bungkuk, berdiri, berdiri dengan tangan terentang ke atas dan berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Kelima postur kerja tersebut dilakukan oleh para pegawai secara berulang-ulang sesuai dengan letak buku yang akan disusun pada rak buku besi dua sisi.
5.1.1. Pemilihan Pekerja Normal Pemilihan pekerja normal bertujuan untuk menentukan salah satu pekerja yang terpilih sebagai objek penelitian yang dilakukan di bagian pelayanan lantai
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
tiga perpustakaan Universitas Sumatera Utara, karena terdapat 8 pekerja yang bekerja di bagian pelayanan lantai tiga. Kegiatan yang diamati di bagian pelayanan tersebut khususnya untuk elemen kegiatan menyusun buku ke rak buku besi dua sisi. Data jumlah penyusunan buku yang diperoleh dari pengamatan pada pekerja setiap 15 menit secara bergantian selama dua hari dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Jumlah Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi pada Hari ke-1 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Waktu
15 menit 15 menit 15 menit 15 menit 15 menit 15 menit 15 menit 15 menit Jumlah Rata-rata
A 40 51 49 54 57 52 58 56 417 52
B 44 40 43 48 51 57 51 49 383 48
C 41 55 50 52 49 42 48 51 388 48
Pekerja D E 50 40 49 43 42 47 47 51 45 47 51 54 49 50 47 48 380 380 47 47
F 45 54 50 43 49 51 49 54 395 49
G 49 42 47 50 54 49 51 57 399 50
H 52 43 45 49 51 57 54 47 398 50
Untuk jumlah penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi pada hari ke-2 dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Jumlah Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi pada Hari ke-2 No
Waktu
1. 2. 3. 4. 5.
15 menit 15 menit 15 menit 15 menit 15 menit
A 50 50 48 56 52
B 54 42 47 49 50
C 47 56 52 54 44
Pekerja D E 51 49 47 45 49 48 45 52 47 45
F 47 56 51 47 44
G 45 49 49 51 51
H 54 47 47 44 54
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.4. Jumlah Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi pada Hari ke-2 (Lanjutan) No 6. 7. 8.
Waktu
A 50 56 51 413 52
15 menit 15 menit 15 menit Jumlah Rata-rata
B 54 52 47 395 49
C 49 44 54 400 50
Pekerja D E 52 54 47 51 45 47 383 391 48 49
F 50 47 52 394 49
G 44 52 50 391 49
H 56 51 47 400 50
Dari hasil data jumlah penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi yang dilakukan selama dua hari pada Tabel 5.3 dan 5.4, maka dilakukan perhitungan rata-rata hari pertama dengan hari kedua dari setiap pekerja. Maka hasil rata-rata tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Rata-rata Penyusunan Buku ke Rak Buku Besi Dua Sisi Oleh Pekerja pada Hari ke-1 dan Hari ke-2 Hari 1 2 Jumlah Rata-rata Rata-rata Pekerja
A 417 413 830 52
B 383 395 778 48
C 388 400 788 49
Pekerja D 380 383 763 47
E 380 391 771 48
F 395 394 789 49
G 399 391 790 49
H 398 400 798 50
49
Dari hasil perhitungan jumlah rata-rata dari kedelapan pekerja tersebut adalah sebesar 49 buku, maka pekerja yang mendekati jumlah rata-rata tersebut adalah pekerja C, F dan G.. Pemilihan pekerja normal yang menjadi objek penelitian untuk pengumpulan data postur kerja di bagian pelayanan lantai tiga pada penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi adalah pekerja C.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.1.2. Data Postur Kerja Postur kerja pegawai bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang diamati adalah postur kerja untuk elemen kegiatan menyusun buku ke dalam rak buku besi dua sisi. Elemen kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan Postur Jongkok Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa pegawai melakukan kegiatan menyusun buku di rak paling bawah dengan postur jongkok. Tinggi rak terbawah dari lantai adalah 23 cm. Lebar rak untuk setiap tingkatan adalah 498 cm, dimana dalam setiap tingkatan terbagi atas lima barisan penyusunan buku berdasarkan kode pengatalogan. Lebar setiap barisan penyusunan buku adalah 98 cm.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 5.2. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan Postur Bungkuk Penyusunan buku di rak kedua seperti terlihat pada Gambar 5.2 dilakukan dengan postur bungkuk. Tinggi rak kedua dari lantai adalah 61 cm.
Gambar 5.3. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan Postur Berdiri
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa pegawai melakukan kegiatan menyusun buku pada rak ketiga dengan postur berdiri. Tinggi rak ketiga dari lantai adalah 99 cm.
Gambar 5.4. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas Kegiatan menyusun buku pada rak keempat seperti terlihat pada Gambar 5.4 dilakukan dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas. Tinggi rak keempat dari lantai adalah 137 cm.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Gambar 5.5. Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit Penyusunan buku di rak paling tinggi atau rak kelima seperti terlihat pada Gambar 5.5 dilakukan dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Rentangan tangan pada rak kelima tersebut lebih jauh daripada rak keempat. Tinggi rak kelima dari lantai adalah 175 cm.
5.1.3. Data Waktu Postur Kerja Postur kerja pegawai bagian pelayanan yang bertugas menyusun buku kedalam rak buku besi dua sisi dilakukan dalam waktu yang bervariasi. Data waktu postur kerja diambil secara acak sebanyak 5 buah data dari setiap postur kerja yang dilakukan pegawai. Tujuan pengambilan data waktu postur kerja adalah untuk menganalisa pengaruh lamanya seorang pegawai melakukan suatu postur kerja terhadap keluhan rasa sakit yang mungkin timbul pada bagian tubuh pegawai akibat postur kerja tersebut.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Waktu dihitung mulai dari pegawai mengambil sebuah buku dari troli sampai pegawai mengangkat tangannya dari rak penyusunan buku untuk menyusun buku lainnya. Data waktu postur kerja dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Data Waktu Postur Kerja No
Postur Kerja
Waktu 5 detik 12 detik
1.
2.
Jongkok
Bungkuk
20 detik 8 detik 6 detik 4 detik 8 detik 5 detik 10 detik
3.
Berdiri
5 detik 6 detik 4 detik 5 detik 5 detik 4 detik 8 detik
4.
Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas
5.
Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit
7 detik 5 detik 6 detik 6 detik 4 detik 8 detik 6 detik 6 detik 5 detik
Keterangan Menyusun buku di rak pertama Menyusun dan merapikan buku di rak pertama Mencari kode katalog buku dan meyusun buku di rak pertama Menyusun buku di rak pertama Menyusun buku di rak pertama Menyusun buku di rak kedua Menyusun buku di rak kedua Menyusun buku di rak kedua Menyusun dan merapikan buku di rak kedua Menyusun buku di rak kedua Menyusun buku di rak ketiga Menyusun buku di rak ketiga Menyusun buku di rak ketiga Menyusun buku di rak ketiga Menyusun buku di rak ketiga Mencari kode katalog buku dan meyusun buku di rak keempat Menyusun buku di rak keempat Menyusun buku di rak keempat Menyusun buku di rak keempat Menyusun buku di rak keempat Menyusun buku di rak kelima Menyusun buku di rak kelima Menyusun buku di rak kelima Menyusun dan merapikan buku di rak kelima Menyusun buku di rak kelima
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.1.4. Data Ukuran Fasilitas Fasilitas yang mendukung kegiatan penyusunan buku adalah rak buku besi dua sisi yang berjumlah 438 buah dan troli pembawa buku dengan jumlah 50 buah. Rak buku besi dua sisi yang diukur adalah rak buku yang terdapat di lantai 1 yaitu di bagian koleksi pinjam singkat, lantai 3 dan lantai 4. Rak buku yang digunakan di lantai 2 terdapat dalam 2 jenis yang berbeda yang memiliki ukuran dan fungsi yang berbeda pula. Rak buku jenis yang pertama adalah rak buku besi satu sisi yang berfungsi sebagai tempat memajang buku-buku baru. Rak buku jenis yang kedua adalah rak buku besi dua sisi yang berfungsi untuk menyimpan jurnal, majalah dan koran. Rak buku besi dua sisi berfungsi sebagai tempat buku-buku disusun berdasarkan sistem pengatalogan untuk memudahkan para pembaca memperoleh buku-buku yang diperlukan. Sedangkan troli pembawa buku berfungsi sebagai alat yang dapat membantu para pegawai bagian pelayanan khususnya bagian penyusunan buku untuk memudahkan membawa buku yang akan disusun ke dalam rak buku besi dua sisi. Kapasitas maksimal troli pembawa buku adalah 170 buku. Ukuran rak buku besi dua sisi dan troli pembawa buku dapat dilihat pada Gambar 5.6 dan Gambar 5.7.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
498 cm
55 cm
23 cm
98 cm
23 cm
38 cm
236 cm
190 cm
Gambar 5.6. Rak Buku Besi Dua Sisi
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
60 cm
9.5 cm
25 cm
89 cm
25 cm
Gambar 5.7. Troli Pembawa Buku
5.1.5. Data Jumlah Pegawai Data pegawai yang digunakan adalah data pegawai bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya pegawai yang bertugas untuk menyusun buku ke dalam rak buku besi dua sisi. Data yang digunakan adalah data pegawai tahun 2008. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.7. Sebenarnya jumlah pegawai bagian pelayanan, khususnya yang bertugas menyusun buku adalah 24 orang, tetapi yang diamati hanya 15 orang. Hal ini disebabkan karena 9 orang pegawai adalah pegawai yang masa kerjanya pada
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
bagian pelayanan kurang dari satu tahun. Para pegawai tersebut sebelumnya bekerja pada bagian lain di perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Tabel 5.7. Data Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Nama Pegawai Nurhani Lisnawati Gultom Deliana Hadifah Hutabarat Rahmadsyah Siagian Ernawati Abbas Sorta Rusliya Manurung Eldalin Rotua Sinaga, A. Md Tri Wahyuni, S. S Ernawati Sri Netta Tarigan, S. S Juliaty, S. Sos Marianti Naibaho, A. Md Mustajab, A. Md Saidah Tarihoran Rahmat Hidayat, A. Md
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
Tinggi Tubuh 158 cm 156 cm 155 cm 165 cm 155 cm 156 cm 155 cm 158 cm 154 cm 160 cm 165 cm 155 cm 157 cm 153 cm 160 cm
Umur
Lama Bekerja
49 tahun 36 tahun 34 tahun 45 tahun 37 tahun 42 tahun 34 tahun 37 tahun 30 tahun 35 tahun 33 tahun 29 tahun 29 tahun 38 tahun 24 tahun
18 tahun 1 bulan 11 tahun 2 bulan 11 tahun 2 bulan 11 tahun 2 bulan 11 tahun 2 bulan 11 tahun 2 bulan 10 tahun 2 bulan 10 tahun 2 bulan 8 tahun 8 tahun 5 tahun 2 tahun 2 tahun 2 tahun 1 tahun
5.1.6. Data Standard Nordic Questionaire Standard Nordic Questionaire dibuat untuk mengetahui keluhan yang dialami para pegawai selama melaksanakan aktivitas penyusunan buku. Standard Nordic Questionaire memuat 27 keluhan sakit pada seluruh bagian tubuh. Standard Nordic Questionaire disebarkan pada hari kamis, 8 Januari 2009 dengan metode wawancara langsung kepada para pegawai bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Format Standard Nordic Questionaire dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil Standard Nordic Questionaire tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.8. Hasil Standard Nordic Questionaire No
Nama Pegawai
Jenis Kelamin
Umur
Lama Bekerja
1.
Nurhani
Perempuan
49 tahun
18 tahun 1 bulan
2.
Lisnawati Gultom
Perempuan
36 tahun
11 tahun 2 bulan
3.
Deliana Hadifah Hutabarat
Perempuan
34 tahun
11 tahun 2 bulan
4.
Rahmadsyah Siagian
Laki-laki
45 tahun
11 tahun 2 bulan
5.
Ernawati Abbas
Perempuan
37 tahun
11 tahun 2 bulan
6.
Sorta Rusliya Manurung
Perempuan
42 tahun
11 tahun 2 bulan
Jenis Keluhan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di bahu kiri Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada betis kiri Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.8. Hasil Standard Nordic Questionaire (Lanjutan) No
Nama Pegawai
Jenis Kelamin
Umur
Lama Bekerja
7.
Eldalin Rotua Sinaga, A. Md
Perempuan
34 tahun
10 tahun 2 bulan
8.
Tri Wahyuni, S. S
Perempuan
37 tahun
10 tahun 2 bulan
9.
Ernawati
Perempuan
30 tahun
8 tahun
10. Sri Netta Tarigan, S. S
Perempuan
35 tahun
8 tahun
11. Juliaty, S. Sos
Perempuan
33 tahun
5 tahun
12. Marianti Naibaho, A. Md
Perempuan
29 tahun
2 tahun
Laki-laki
29 tahun
2 tahun
13. Mustajab, A. Md
Jenis Keluhan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada pinggang Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada pinggang Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.8. Hasil Standard Nordic Questionaire (Lanjutan) No
Nama Pegawai
14. Saidah Tarihoran
15. Rahmat Hidayat, A. Md
5.2.
Jenis Kelamin
Umur
Lama Bekerja
Perempuan
38 tahun
2 tahun
Laki-laki
24 tahun
1 tahun
Jenis Keluhan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan Sakit di punggung Sakit pada pinggang
Pengolahan Data
5.2.1. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionaire Masing-masing keluhan yang terdapat pada Standard Nordic Questionaire ditabulasi dengan menjumlahkan keluhan-keluhan yang sejenis, untuk selanjutnya dibuat persentasenya dari seluruh pegawai bagian pelayanan yang bertugas menyusun buku ke dalam rak yang diteliti. Hasil tabulasi Standard Nordic Questionaire dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionaire No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Keluhan Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan Sakit di punggung Sakit pada pinggang Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada betis kiri
Jumlah 12 orang 3 orang 2 orang 9 orang 10 orang 1 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 4 orang
Persentase 80 % 20 % 13 % 60 % 67 % 7% 13 % 13 % 13 % 13 % 27 %
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
12 Sakit pada betis kanan 3 orang 20 % Tabel 5.9. Tabulasi Hasil Standard Nordic Questionaire (Lanjutan) No 13 14 15 16
Jenis Keluhan Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
Jumlah 1 orang 1 orang 8 orang 8 orang
Persentase 7% 7% 53 % 53 %
5.2.2. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Jongkok
Le he r ng
ta
Ba h
bu
Tu
s
an
L
Per
gela tan ngan gan
ata
g en
Lengan bawah
Gambar 5.8. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Pertama dengan Postur Jongkok
Dari Gambar 5.8 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai pada saat
menyusun buku dengan postur jongkok berada pada posisi yang sama,
sehingga perhitungan skor untuk postur kerja cukup dilakukan satu kali saja.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
a. Postur tubuh grup A - Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) Lengan atas membentuk sudut > 900 diberi skor = 4 - Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm) Lengan bawah membentuk sudut > 1000, skor = 2 - Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist) Sudut pergelangan tangan 0 - 150 diberi skor = 2 - Putaran pergelangan tangan (wrist twist) Putaran pergelangan tangan berada di garis tengah dengan skor = 1 Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10. Skor Group A untuk Postur Jongkok Wrist Upper Lower Arm Arm
1
2
3
4
5
6
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Wrist Twist 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 9 9
2 Wrist Twist 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 8 9 9
3 Wrist Twist 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 8 8 9 9 9
4 Wrist Twist 1 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 7 7 7 7 8 8 9 9 9 9 9
Skor postur kerja grup A berdasarkan tabel 5.7 adalah = 4
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
-
Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1 - Skor beban Beban < 2 kg dengan skor = 0 Total skor untuk grup A adalah 4 + 1 = 5 b. Postur tubuh Grup B - Postur tubuh bagian leher (neck) Leher membentuk sudut 100 - 200 diberi skor = 2 - Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk) Batang tubuh membentuk sudut 200 - 600 diberi skor = 3 - Postur tubuh bagian kaki (legs) Kaki tidak seimbang dengan skor = 2 Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Skor Group B untuk Postur Jongkok Trunk 1 Legs
Neck 1 2 3 4 5 6
1 1 2 3 5 7 8
2 Legs 2 3 3 3 5 7 8
1 2 2 3 5 7 8
3 Legs 2 3 3 4 6 7 8
1 3 4 4 6 7 8
4 Legs 2 4 5 5 7 8 8
1 5 5 5 7 8 8
5 Legs 2 5 5 6 7 8 9
1 6 6 6 7 8 9
6 Legs 2 6 7 7 7 8 9
1 7 7 7 8 8 9
2 7 7 7 8 8 9
Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.11 adalah = 5 -
Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1 -
Skor beban
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Beban < 2 kg dengan skor = 0 Total skor untuk grup A adalah 5 + 1 = 6 Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.12. Tabel 5.12. Skor Group C untuk Postur Jongkok Skor Grup B Skor Grup A
1
2
3
4
5
6
7+
1
1
2
3
3
4
5
5
2
2
2
3
4
4
5
5
3
3
3
3
4
4
5
6
4
3
3
3
4
5
6
6
5
4
4
4
5
6
7
7
6
4
4
5
6
6
7
7
7
5
5
6
6
7
7
7
8
5
5
6
7
7
7
7
Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur jongkok berdasarkan Tabel 5.12 adalah = 7. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur jongkok berada pada kategori level resiko tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja sekarang juga
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.2.3. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Bungkuk
r he Le
uh
n ata
ub gt
Leng a
tan
s
Ba
Pergelangan tangan
n Lenga h bawa
Gambar 5.9. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kedua dengan Postur Bungkuk Dari Gambar 5.9 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai pada saat
menyusun buku dengan postur bungkuk berada pada posisi yang sama,
sehingga perhitungan skor untuk postur tubuh cukup dilakukan satu kali saja. a. Postur tubuh grup A - Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) Lengan atas membentuk sudut 450 - 900 dengan skor = 3 - Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm) Lengan bawah membentuk sudut >1000 dengan skor = 2 - Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist) Pergelangan tangan membentuk sudut 0 - 150 dengan skor = 2
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Putaran pergelangan tangan (wrist twist) Putaran pergelangan tangan berada di garis tengah dengan skor = 1 Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.13. Tabel 5.13. Skor Group A untuk Postur Bungkuk
Upper Lower Arm Arm
1
2
3
4
5
6
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Wrist Twist 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 9 9
Wrist 2 3 Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 7 6 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 9 9 9 9 9
4 Wrist Twist 1 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 7 7 7 7 8 8 9 9 9 9 9
Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.13 adalah = 3 - Skor aktivitas Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1 - Skor beban Beban < 2 kg dengan skor = 0 Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
b. Postur tubuh Grup B - Postur tubuh bagian leher (neck) Leher membentuk sudut > 200 dengan skor = 3 - Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk) Batang tubuh membentuk sudut 200 - 600 dengan skor = 3 - Postur tubuh bagian kaki (legs) Kaki berada pada posisi normal/seimbang dengan skor = 1 Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Skor Group B untuk Postur Bungkuk Trunk 1 Legs
Neck 1 2 3 4 5 6
1 1 2 3 5 7 8
2 Legs 2 3 3 3 5 7 8
1 2 2 3 5 7 8
3 Legs 2 3 3 4 6 7 8
1 3 4 4 6 7 8
4 Legs 2 4 5 5 7 8 8
1 5 5 5 7 8 8
5 Legs 2 5 5 6 7 8 9
1 6 6 6 7 8 9
6 Legs 2 6 7 7 7 8 9
1 7 7 7 8 8 9
2 7 7 7 8 8 9
Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.14 adalah = 4 -
Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1 -
Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0 Total skor untuk grup A adalah 4 + 1 = 5 Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.15. Skor Group C untuk Postur Bungkuk Skor Grup B Skor Grup A
1
2
3
4
5
6
7+
1
1
2
3
3
4
5
5
2
2
2
3
4
4
5
5
3
3
3
3
4
4
5
6
4
3
3
3
4
5
6
6
5
4
4
4
5
6
7
7
6
4
4
5
6
6
7
7
7
5
5
6
6
7
7
7
8
5
5
6
7
7
7
7
Skor akhir kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur bungkuk berdasarkan Tabel 5.15 = 5. Berdasarkan skor tersebut, level resiko kegiatan menyusun buku untuk postur bungkuk termasuk level resiko sedang dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.2.4. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Berdiri
Le he r
elang
uh g tub Batan
Perg
an ta
ngan
Lengan ba
wah
tas
an a
Leng
Gambar 5.10. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Ketiga dengan Postur Berdiri
Dari Gambar 5.10 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai pada saat menyusun buku dengan postur berdiri berada pada posisi yang sama, sehingga perhitungan skor untuk postur tubuh cukup dilakukan satu kali saja. a. Postur tubuh grup A - Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) Lengan atas membentuk sudut 450 - 900 dengan skor = 3 - Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm) Lengan bawah membentuk sudut > 1000 dengan skor = 2 - Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist) Pergelangan tangan membentuk sudut 0 - 150 dengan skor = 2
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Putaran pergelangan tangan (wrist twist) Putaran pergelangan tangan berada di garis tengah dengan skor = 1 Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Skor Group A untuk Postur Berdiri
Upper Lower Arm Arm
1
2
3
4
5
6
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Wrist Twist 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 9 9
Wrist 2 3 Wrist Twist Wrist Twist 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 7 6 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 9 9 9 9 9
4 Wrist Twist 1 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 7 7 7 7 8 8 9 9 9 9 9
Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.16 adalah = 3 -
Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1 -
Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0 Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
b. Postur tubuh Grup B - Postur tubuh bagian leher (neck) Leher membentuk sudut > 200 dengan skor = 3 - Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk) Batang tubuh membentuk sudut 0 - 200 dengan skor = 2 - Postur tubuh bagian kaki (legs) Kaki berada pada posisi normal/seimbang dengan skor = 1 Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17. Skor Group B untuk Postur Berdiri Trunk 1 Legs
Neck 1 2 3 4 5 6
1 1 2 3 5 7 8
2 Legs 2 3 3 3 5 7 8
1 2 2 3 5 7 8
3 Legs 2 3 3 4 6 7 8
1 3 4 4 6 7 8
4 Legs 2 4 5 5 7 8 8
1 5 5 5 7 8 8
5 Legs 2 5 5 6 7 8 9
1 6 6 6 7 8 9
6 Legs 2 6 7 7 7 8 9
1 7 7 7 8 8 9
2 7 7 7 8 8 9
Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.17 adalah = 3 -
Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1 -
Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0 Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4 Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Tabel 5.18. Skor Group C untuk Postur Berdiri Skor Grup B Skor Grup A
1
2
3
4
5
6
7+
1
1
2
3
3
4
5
5
2
2
2
3
4
4
5
5
3
3
3
3
4
4
5
6
4
3
3
3
4
5
6
6
5
4
4
4
5
6
7
7
6
4
4
5
6
6
7
7
7
5
5
6
6
7
7
7
8
5
5
6
7
7
7
7
Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur berdiri berdasarkan Tabel 5.18 adalah = 4. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur berdiri berada pada kategori level resiko kecil dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja dalam beberapa waktu ke depan.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.2.5. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas
Leher
g an elan Perg gan tan
Batang tubuh
an
ng
Le h
wa
ba Leng
an a tas
Gambar 5.11. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Keempat dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas Dari Gambar 5.11 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai pada saat menyusun buku dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas berada pada posisi yang sama, sehingga perhitungan skor untuk postur tubuh cukup dilakukan satu kali saja. a. Postur tubuh grup A - Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) Lengan atas membentuk sudut > 900 dan bahu naik dengan skor = 4 + 1 = 5 - Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm) Lengan bawah membentuk sudut > 1000 dengan skor = 2
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist) Pergelangan tangan membentuk sudut 00 - 150 dengan skor = 2 - Putaran pergelangan tangan (wrist twist) Putaran pergelangan tangan berada dekat dari putaran dengan skor = 2 Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.19. Tabel 5.19. Skor Group A untuk Postur Berdiri dengann Tangan Terentang ke Atas Wrist Upper Lower Arm Arm
1
2
3
4
5
6
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Wrist Twist 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 9 9
2 Wrist Twist 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 8 9 9
3 Wrist Twist 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 8 8 9 9 9
4 Wrist Twist 1 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 7 7 7 7 8 8 9 9 9 9 9
Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.19 adalah = 6 -
Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
-
Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0 Total skor untuk grup A adalah 6 + 1 = 7 b. Postur tubuh Grup B - Postur tubuh bagian leher (neck) Leher berada pada posisi netral dengan skor = 1 - Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk) Batang tubuh berada pada posisi normal 900 dengan skor = 1 - Postur tubuh bagian kaki (legs) Kaki berada pada posisi tidak seimbang dengan skor = 2 Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.20. Tabel 5.20. Skor Group B untuk Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas Trunk 1 Legs
Neck 1 2 3 4 5 6
1 1 2 3 5 7 8
2 Legs 2 3 3 3 5 7 8
1 2 2 3 5 7 8
3 Legs 2 3 3 4 6 7 8
1 3 4 4 6 7 8
4 Legs 2 4 5 5 7 8 8
1 5 5 5 7 8 8
5 Legs 2 5 5 6 7 8 9
1 6 6 6 7 8 9
6 Legs 2 6 7 7 7 8 9
1 7 7 7 8 8 9
2 7 7 7 8 8 9
Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.20 adalah = 3 - Skor aktivitas Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Skor beban Beban < 2 kg dengan skor = 0 Total skor untuk grup A adalah 3 + 1 = 4 Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.21. Tabel 5.21. Skor Group C untuk Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas Skor Grup B Skor Grup A
1
2
3
4
5
6
7+
1
1
2
3
3
4
5
5
2
2
2
3
4
4
5
5
3
3
3
3
4
4
5
6
4
3
3
3
4
5
6
6
5
4
4
4
5
6
7
7
6
4
4
5
6
6
7
7
7
5
5
6
6
7
7
7
8
5
5
6
7
7
7
7
Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur tubuh berdiri dan tangan terentang ke atas berdasarkan Tabel 5.21 adalah 6. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU berada pada kategori level resiko sedang dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
5.2.6. Penilaian Postur Kerja Pegawai dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit
r
an ng s Le ata
Lehe
n enga Pergelangan L awah b tangan
Batang tubuh
Gambar 5.12. Sudut Pengukuran Metode RULA untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak Kelima dengan Postur Berdiri dengan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit
Dari Gambar 5.12 terlihat bahwa bagian kanan dan kiri tubuh pegawai pada saat menyusun buku dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit berada pada posisi yang sama, sehingga perhitungan skor untuk postur tubuh cukup dilakukan satu kali saja. a. Postur tubuh grup A - Postur tubuh bagian lengan atas (upper arm) Lengan atas membentuk sudut > 900 dengan skor = 4
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
- Postur tubuh bagian lengan bawah (lower arm) Lengan bawah membentuk sudut >1000 dengan skor = 2 - Postur tubuh bagian pergelangan tangan (wrist) Pergelangan tangan membentuk sudut 00 - 150 dengan skor = 2 - Putaran pergelangan tangan (wrist twist) Putaran pergelangan tangan berada dekat dari putaran dengan skor = 2 Penilaian postur tubuh grup A dapat dilihat pada Tabel 5.22. Tabel 5.22. Skor Group A untuk Postur Tubuh Berdiri Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit Wrist Upper Lower Arm Arm
1
2
3
4
5
6
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Wrist Twist 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 9 9
2 Wrist Twist 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 6 6 6 7 7 7 8 8 9 9
3 Wrist Twist 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 8 8 9 9 9
4 Wrist Twist 1 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 7 7 7 7 8 8 9 9 9 9 9
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Skor postur tubuh grup A berdasarkan Tabel 5.22 adalah = 4 - Skor aktivitas Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1 - Skor beban Beban < 2 kg dengan skor = 0 Total skor untuk grup A adalah 4 + 1 = 5 b. Postur tubuh Grup B - Postur tubuh bagian leher (neck) Leher berada pada posisi ekstensi dengan skor = 4 - Postur tubuh bagian batang tubuh (trunk) Batang tubuh berada pada posisi normal 900 dengan skor = 1 - Postur tubuh bagian kaki (legs) Kaki berada pada posisi seimbang dengan skor = 1 Penilaian postur tubuh grup B dapat dilihat pada Tabel 5.23. Tabel 5.23. Skor Group B Postur Tubuh Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit
1 Legs
Neck 1 2 3 4 5 6
1 1 2 3 5 7 8
2 Legs 2 3 3 3 5 7 8
1 2 2 3 5 7 8
2 3 3 4 6 7 8
Trunk 3 4 Legs Legs 1 2 1 2 3 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 6 6 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 9
5 Legs 1 6 6 6 7 8 9
6 Legs 2 6 7 7 7 8 9
1 7 7 7 8 8 9
2 7 7 7 8 8 9
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Skor postur tubuh grup B berdasarkan Tabel 5.23 adalah = 5 -
Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit dengan skor = 1 -
Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0. Total skor untuk grup A adalah 5 + 1 = 6 Skor akhir dapat dilihat pada Tabel 5.24. Tabel 5.24. Skor Group C Postur Tubuh Berdiri dan Tangan Terentang ke Atas serta Kaki Berjinjit Skor Grup B Skor Grup A
1
2
3
4
5
6
7+
1
1
2
3
3
4
5
5
2
2
2
3
4
4
5
5
3
3
3
3
4
4
5
6
4
3
3
3
4
5
6
6
5
4
4
4
5
6
7
7
6
4
4
5
6
6
7
7
7
5
5
6
6
7
7
7
8
5
5
6
7
7
7
7
Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit berdasarkan Tabel 5.24 adalah = 7. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU untuk postur berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit berada pada kategori level resiko tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja sekarang juga.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Hasil perhitungan untuk kelima postur kerja berdasarkan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) untuk pegawai bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara, khususnya yang bertugas menyusun buku ke dalam rak buku besi dua sisi, dapat direkapitulasi pada Tabel 5.25. Tabel 5.25. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Pegawai Bagian Pelayanan Berdasarkan Metode RULA No 1. 2. 3. 4.
5.
Postur Kerja Jongkok Bungkuk Berdiri Berdiri dengan tangan terentang ke atas Berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit
Skor Akhir 7 6
Level Resiko Tinggi Sedang
Tindakan Perbaikan Sekarang juga Dalam waktu dekat Beberapa waktu ke depan
4
Kecil
6
Sedang
Dalam waktu dekat
7
Tinggi
Sekarang juga
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH
6.1.
Analisa Masalah
6.1.1. Analisa Postur Kerja Berdasarkan Metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) Dari hasil pengolahan data postur kerja untuk elemen kegiatan penyusunan buku pada pegawai bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA), maka dapat dilakukan analisa terhadap permasalahan yang ada, yaitu : a. Postur tubuh jongkok Skor akhir untuk elemen kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur kerja jongkok adalah 7. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari kegiatan tersebut berada pada kategori level resiko tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja sekarang juga. Postur kerja jongkok dilakukan oleh para pegawai bagian pelayanan untuk menyusun buku di rak pertama. Para pegawai harus berjongkok karena tinggi rak pertama dari lantai adalah 23 cm. Apabila jumlah buku yang harus disusun pada rak pertama ini sangat banyak, maka para pegawai dapat melakukan postur kerja jongkok dalam waktu yang lama, sehingga bila terjadi perubahan postur kerja secara spontan, para pegawai sering merasa kehilangan keseimbangan tubuhnya. Postur tubuh jongkok
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
memiliki level resiko tinggi karena berdasarkan perhitungan postur kerja dengan metode RULA, sudut yang dibentuk oleh bagian tubuh pegawai cukup besar. Pegawai yang memiliki tinggi tubuh diatas 155 cm lebih sulit melakukan postur tubuh jongkok dibandingkan dengan pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm. Hal ini dapat disebabkan karena tinggi rak pertama dari lantai yang hanya 23 cm, jika diukur dari tubuh pegawai tersebut hanya sebatas lutut atau bahkan dibawah lutut, sehingga pegawai merasa kesulitan ketika harus berjongkok. b. Postur tubuh bungkuk Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur tubuh bungkuk adalah 5. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari aktivitas tersebut berada pada kategori level resiko sedang dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat. Aktivitas menyusun buku pada rak kedua dilakukan oleh pegawai dengan postur tubuh membungkuk. Hal ini disebabkan karena tinggi rak kedua dari lantai adalah 61 cm. Sistem pengatalogan buku juga sangat mempengaruhi postur kerja pegawai. Kode katalog buku yang terletak dibagian bawah buku juga dianggap menyulitkan oleh para pegawai, karena pegawai harus lebih membungkuk untuk melihat kode katalog buku. c. Postur tubuh berdiri Skor akhir untuk aktivitas menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur tubuh berdiri adalah 4. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
aktivitas tersebut berada pada kategori level resiko kecil dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja dalam beberapa waktu ke depan. Penyusunan buku di rak ketiga menyebabkan para pegawai bagian pelayanan harus berdiri. Tinggi rak ketiga dari lantai adalah 99 cm. Postur tubuh berdiri adalah postur tubuh yang memiliki level resiko paling kecil dibandingkan dengan postur tubuh lainnya. Tetapi postur tubuh berdiri juga memerlukan tindakan perbaikan karena bila dilakukan dalam waktu yang lama, bagian tubuh para pegawai khususnya kaki sering merasa sakit. d. Postur tubuh berdiri dan tangan terentang ke atas Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur berdiri dan tangan terentang ke atas adalah 6. Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari kegiatan tersebut berada pada kategori level resiko sedang dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja dalam waktu dekat. Postur tubuh berdiri dengan tangan terentang keatas dilakukan oleh para pegawai untuk menyusun buku di rak keempat, karena tinggi rak keempat dari lantai adalah 137 cm. Sudut yang dibentuk oleh rentangan tangan pegawai sangat bervariasi besarnya tergantung tinggi tubuh masing-masing pegawai. Umumnya pegawai dengan tinggi tubuh diatas 155 cm memiliki sudut rentangan tangan lebih kecil dibandingkan dengan pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm. e. Postur tubuh berdiri dan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit Skor akhir untuk kegiatan menyusun buku di perpustakaan USU dengan postur berdiri dan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit
adalah 7.
Berdasarkan skor tersebut maka level resiko dari aktivitas tersebut berada pada
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
kategori level resiko tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja sekarang juga. Penyusunan buku pada rak kelima membuat para pegawai harus berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Hal ini disebabkan tinggi rak kelima dari lantai adalah 175 cm. Tinggi tubuh pegawai yang paling tinggi adalah 165 cm, dan yang paling rendah adalah 153 cm. Untuk pegawai yang memiliki tinggi tubuh diatas 155 cm, umumnya tidak begitu kesulitan ketika harus menyusun buku di rak kelima, karena kaki para pegawai tersebut cukup berjinjit. Tetapi untuk pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm, umumnya kakinya harus berjinjit lebih tinggi. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode RULA tersebut maka dapat disimpulkan bahwa postur kerja yang memiliki level resiko tertinggi adalah postur kerja jongkok dan berdiri dengan tangan terentang keatas serta kaki berjinjit. Postur kerja ini harus diperbaiki sekarang juga. Selain itu, postur kerja bungkuk dan berdiri dengan tangan tangan terentang ke atas yang memiliki level resiko sedang juga harus diperbaiki dalam waktu dekat. Selanjutnya, walaupun resiko postur kerja berdiri berada pada level resiko yang kecil, tetapi juga perlu dilakukan tindakan perbaikan beberapa waktu ke depan. Tinggi rak buku besi dua sisi sangat mempengaruhi postur kerja para pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku. Tinggi rak buku dari lantai adalah 175 cm. Hal ini sangat menyulitkan para pegawai untuk menyusun buku terutama buku-buku yang berada pada rak keempat dan kelima. Untuk mencapai rak keempat, para pegawai harus merentangkan tangannya
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
keatas. Untuk mencapai rak kelima, para pegawai harus berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit sehingga postur kerja yang terbentuk menjadi tidak alami. Metode kerja yang kurang baik juga sangat mempengaruhi tingkat kelelahan dan produktivitas para pegawai bagian pelayanan. Para pegawai sering menumpuk buku-buku diatas troli pembawa buku melebihi kapasitas troli. Bukubuku diatas troli tersebut juga sering dibiarkan begitu saja di sudut ruangan dan tidak segera disusun kedalam rak. Hal ini sangat merugikan khususnya untuk para mahasiswa yang ingin membaca atau meminjam buku-buku tersebut. Terlebih lagi apabila buku-buku tersebut tersedia dalam jumlah terbatas pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Disamping itu, kurang disiplinnya para pegawai juga mempengaruhi produktivitas kerjanya. Hal ini terjadi apabila ada pegawai yang absen atau tidak masuk kerja. Buku-buku yang seharusnya disusun oleh pegawai tersebut menjadi terbengkalai. Terkadang buku-buku tersebut memang disusun oleh pegawai lain. Tetapi hanya bila beban kerja atau buku-buku yang harus disusun pada saat itu tidak terlalu banyak jumlahnya. Karena apabila buku-buku yang harus disusun oleh
para
pegawai
banyak
jumlahnya,
maka
masing-masing
pagawai
berkonsentrasi pada tugasnya. Sehingga buku-buku dari pegawai yang absen tersebut menjadi terbengkalai.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
6.1.2. Analisa Data Waktu Postur Kerja Para pegawai yang bekerja pada bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku kedalam rak buku besi dua sisi, terlihat sudah cukup terbiasa dengan kegiatan penyusunan buku. Para pegawai telah mengetahui dan mengenal wilayah penyusunan bukunya masing-masing. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menyusun buku kedalam rak relatif cukup singkat. Untuk menyusun satu buah buku, umumnya para pegawai hanya memerlukan waktu 4 sampai 6 detik. Waktu yang dibutuhkan untuk menyusun satu buah buku akan lebih lama apabila para pegawai harus mencari kode katalog buku yang akan disusun terlebih dahulu, ataupun para pegawai menyusun sambil merapikan buku yang ada didalam rak. Dari data waktu postur kerja terlihat bahwa waktu terbesar yang dibutuhkan untuk menyusun buku adalah selama 8 detik. Sedangkan waktu terbesar yang dibutuhkan untuk menyusun dan merapikan buku adalah pada rak pertama dengan postur tubuh jongkok selama 12 detik. Waktu yang dibutuhkan untuk mencari kode katalog buku dan menyusun buku pada rak pertama dengan postur tubuh jongkok merupakan waktu terbesar dibandingkan dengan waktu postur kerja lainnya yaitu selama 20 detik. . 6.1.3. Analisa Berdasarkan Hasil Standard Nordic Questionaire Hasil Standard Nordic Questionaire yang telah diperoleh melalui wawancara langsung terhadap 15 orang pegawai yang telah bekerja minimal satu tahun pada bagian pelayanan yang bertugas menyusun buku kedalam rak buku
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
besi dua sisi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keluhan yang paling banyak dirasakan oleh para pegawai akibat postur kerja jongkok, membungkuk, berdiri dan dengan tangan terentang ke atas adalah : a. Sakit kaku di leher bagian atas yang dirasakan oleh 12 orang pegawai atau dengan persentase 80 %. Rasa sakit kaku di leher bagian atas sering dirasakan para pekerja apabila melakukan postur kerja berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Pada postur kerja tersebut, umumnya leher bagian atas para pekerja berada pada posisi ekstensi atau mendongak untuk melihat kode katalog buku. b. Sakit pada pinggang yang dirasakan oleh 10 orang pegawai atau dengan persentase 67 %. Rasa sakit pada pinggang dirasakan terutama apabila terjadi perubahan postur kerja dari postur kerja jongkok menjadi postur kerja berdiri. Rasa sakit tersebut juga sangat terasa apabila para pegawai melakukan postur kerja jongkok atau bungkuk dalam waktu yang cukup lama. c. Sakit pada punggung yang dirasakan oleh 9 orang pegawai atau dengan persentase 60 %. Rasa sakit pada punggung lebih banyak dirasakan untuk postur kerja jongkok dan bungkuk, terutama bila dilakukan dalam waktu yang lama. d. Sakit pada kaki kiri dan kaki kanan yang masing-masing dirasakan oleh 8 orang pegawai atau dengan persentase 53 %. Rasa sakit pada kaki kiri dan kaki kanan dikeluhkan oleh para pegawai untuk kelima jenis postur kerja,
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
karena apabila kelima jenis postur kerja tersebut dilakukan dalam waktu yang lama, rasa sakit pada kaki kiri dan kanan sangat terasa. e. Sakit pada betis kiri yang dirasakan oleh 4 orang pegawai atau dengan persentase 27 %. Rasa sakit pada betis kiri umumnya dirasakan oleh para pegawai apabila melakukan postur kerja jongkok dalam waktu yang cukup lama. f. Sakit pada bahu kiri dan betis kanan yang masing-masing dirasakan oleh 3 orang pegawai atau dengan persentase 20 %. Rasa sakit pada bahu kiri dirasakan para pegawai apabila melakukan postur kerja berdiri dengan tangan terentang ke atas maupun postur kerja berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Sedangkan rasa sakit pada betis kanan lebih terasa untuk aktivitas penyusunan buku dengan postur jongkok dan bungkuk. g. Sakit di bahu kanan, tangan kiri, tangan kanan, lutut kiri dan lutut kanan yang masing-masing dirasakan oleh 2 orang pegawai atau dengan persentase 13 %. Rasa sakit di bahu kanan dirasakan para pegawai apabila melakukan postur kerja berdiri dengan tangan terentang ke atas, dan postur kerja berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Rasa sakit pada tangan kiri dan tangan kanan dirasakan oleh para pekerja untuk kelima jenis postur kerja apabila jumlah buku yang disusun cukup banyak. Sedangkan rasa sakit pada lutut kiri dan lutut kanan dirasakan terutama untuk postur kerja jongkok dan bungkuk.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
h. Sakit pada pergelangan tangan kiri, pergelangan kaki kiri dan pergelangan kaki kanan yang masing-masing dirasakan oleh 1 orang pegawai atau dengan persentase 7 %. Rasa sakit pada pergelangan tangan kiri dirasakan apabila buku yang disusun cukup banyak. Sedangkan rasa sakit pada pergelangan kaki kiri dan pergelangan kaki kanan dirasakan untuk kelima jenis postur kerja apabila dilakukan dalam waktu yang lama. Berdasarkan hasil Standard Nordic Questionaire, keluhan rasa sakit pada bagian tubuh yang dirasakan oleh para pegawai bagian pelayanan perpustakaan Universitas Sumatera Utara khususnya yang bertugas menyusun buku ke dalam rak buku besi dua sisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : a. Jenis kelamin Pegawai perempuan lebih banyak mengalami keluhan rasa sakit pada bagian tubuhnya dibandingkan dengan pegawai laki-laki. Hal ini dapat disebabkan karena energi yang dimiliki oleh laki-laki lebih besar dari perempuan, sehingga walaupun bekerja dengan beban kerja yang sama, perempuan lebih cepat merasa lelah dibandingkan dengan laki-laki. b. Umur Faktor umur pegawai juga sangat mempengaruhi keluhan rasa sakit yang dirasakan dalam melaksanakan aktivitasnya. Berdasarkan hasil Standard Nordic Questionaire, pegawai yang berumur diatas 28 tahun lebih banyak mengalami rasa sakit pada bagian tubuhnya dibandingkan dengan pegawai yang berumur dibawah 28 tahun.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
c. Lama bekerja Pada umumnya, pegawai yang bekerja lebih dari 4 tahun lebih banyak mengalami rasa sakit pada bagian tubuhnya dibandingkan dengan pegawai yang bekerja kurang dari 4 tahun. Meskipun jika dilihat dari hasil Standard Nordic Questionaire, hal ini tidak begitu terlihat mempengaruhi jumlah keluhan yang dirasakan para pegawai. Karena ada 2 orang pegawai perempuan yang baru bekerja selama 2 tahun, tetapi telah mengalami 5 – 6 jenis keluhan rasa sakit pada bagian tubuhnya. Disisi lain, ada 6 orang pegawai yang telah bekerja dibagian pelayanan lebih dari 7 tahun, tetapi hanya memiliki 3 – 4 keluhan rasa sakit pada bagian tubuhnya.
6.1.4. Hubungan Analisa Postur Kerja dengan Hasil Standard Nordic Questionnaire Hasil Standard Nordic Questionnaire memiliki hubungan atau kesesuaian dengan hasil perhitungan skor postur kerja dengan metode RULA. Perbandingan hasil standard Nordic Questionnaire dengan hasil perhitungan skor postur kerja dengan metode RULA adalah : 1. Berdasarkan hasil Standard Nordic Questionnaire, bagian tubuh yang dirasakan sakit oleh 80 % pegawai adalah leher. Skor terbesar untuk postur tubuh bagian leher berdasarkan metode RULA adalah 4, yaitu pada postur tubuh berdiri dengan tangan terentang ke atas serta kaki berjinjit. Skor tersebut diberikan karena leher berada pada posisi ekstensi ketika pegawai menyusun buku pada rak kelima. Skor yang juga cukup besar untuk postur
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
tubuh bagian leher adalah 3, yaitu pada postur tubuh bungkuk dan berdiri. Skor tersebut diberikan karena leher membentuk sudut > 200. Dengan kata lain, rasa sakit pada leher yang dirasakan para pegawai akibat aktivitas menyusun buku dapat disebabkan karena leher berada pada posisi ekstensi maupun posisi membentuk sudut > 200. 2. Rasa sakit pada punggung atau batang tubuh juga dirasakan oleh 60 % pegawai jika dilihat dari hasil Standard Nordic Questionnaire. Skor terbesar untuk postur batang tubuh berdasarkan metode RULA adalah 3, yaitu pada postur jongkok dan bungkuk. Skor tersebut diberikan karena batang tubuh membentuk sudut 200 - 600 ketika pegawai menyusun buku pada rak pertama dan kedua. Dengan kata lain, rasa sakit pada batang tubuh yang dirasakan para pegawai akibat kegiatan menyusun buku dapat disebabkan karena batang tubuh membentuk sudut 200 - 600. Keluhan rasa sakit pada leher dan batang tubuh yang dirasakan oleh para pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas meyusun buku ke rak buku besi dua sisi akan semakin terasa bila postur kerja dilakukan dalam waktu yang lama.
6.2.
Pemecahan Masalah Dari masalah-masalah yang ditemui pada bagian pelayanan perpustakaan
Universitas Sumatera Utara, maka diperoleh beberapa alternatif pemecahan masalah, yaitu :
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
a. Penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil dengan tinggi 10 cm. Hal ini dapat membantu para pegawai untuk menyusun buku pada rak kelima, khususnya untuk para pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm. Pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm ada 2 orang, sehingga jumlah bangku kecil yang perlu ditambahkan cukup 2 buah. Dengan penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil tersebut diharapkan para pegawai lebih mudah dalam melakukan postur kerja untuk aktivitas penyusunan buku di rak kelima, dan dapat mengurangi keluhan rasa sakit pada bagian tubuh yang dirasakan para pegawai. Perbaikan postur kerja dengan penambahan bangku kecil dapat dilihat pada Gambar 6.1.
10 cm
Gambar 6.1. Perbandingan Postur Kerja Aktual dengan Postur Kerja Usulan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Postur kerja usulan tersebut kemudian dinilai kembali dengan metode RULA untuk mengetahui apakah postur tersebut lebih baik atau tidak. Hasil penilaian postur kerja usulan dengan menggunakan metode RULA dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Hasil Penilaian Postur Kerja Usulan untuk Elemen Kegiatan Menyusun Buku pada Rak ke Lima No
Bagian Tubuh
1. 2. 3. 4.
Lengan atas membentuk sudut 45-900 Lengan bawah membentuk sudut 60-1000 Pergelangan tangan membentuk sudut 0-150 Putaran pergelangan tangan berada dekat dari putaran Penambahan skor aktivitas (berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit) Leher membentuk sudut 0-100 Batang tubuh berada pada posisi normal 900 Kaki berada pada posisi seimbang Penambahan skor aktivitas (berulang-ulang, lebih dari 4 kali/menit)
5. 6. 7. 8. 9.
Skor 3 1 2 2 1 1 1 1 1
Skor Akhir
Total Skor
3
3+1=4 (Skor A)
3
1 1+1=2 (Skor B)
Pada postur kerja sebelumnya yaitu postur kerja aktual, kesimpulan yang didapat adalah bahwa postur kerja perlu diperbaiki sekarang juga dengan skor 7 (level resiko tertinggi). Sedangkan untuk postur kerja usulan pada Tabel 6.1, didapat kesimpulan bahwa postur kerja perlu diperbaiki beberapa waktu ke depan atau memiliki resiko yang kecil dengan skor 3. Hal ini menunjukkan bahwa postur kerja usulan lebih baik daripada postur kerja aktual. Dengan penambahan bangku kecil untuk elemen kegiatan menyusun buku pada rak kelima, maka akan terjadi perubahan metode kerja para pegawai bagian
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
pelayanan, khususnya untuk kegiatan penyusunan buku ke rak buku besi dua sisi. Perubahan metode kerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.2. Tabel 6.1. Perubahan Metode Kerja dengan Penambahan Bangku Kecil No Elemen Kegiatan 1. 2. 3.
4. 5. 6.
7.
8.
Waktu Sikap Kerja (detik) Mengambil troli pembawa buku dan bangku Berdiri 10 kecil dari area penyimpanan sementara Meletakkan bangku kecil diatas troli 4 Berdiri Mengambil buku dari atas meja, menyortir Bungkuk atau berdiri, buku sesuai dengan kode buku yang akan 900 tergantung pada letak disusun pada rak buku besi dua sisi dan buku dalam troli meletakkan buku tersebut dalam troli Mendorong troli dan meletakkan bangku kecil 15 Berdiri di rak buku terdekat Bungkuk atau berdiri, Mengambil buku dari troli dan membaca kode 8 tergantung pada letak buku buku dalam troli Mengambil bangku kecil bila buku yang akan 8 Bungkuk disusun terletak di rak kelima Jongkok, bungkuk atau berdiri, Menyusun buku di rak buku besi dua sisi sesuai tergantung kepada dengan kode katalog buku dan merapikan buku 10 letak buku yang akan yang telah disusun pada rak buku besi dua sisi disusun pada rak buku besi dua sisi Mendorong troli yang telah kosong dan bangku 15 Berdiri kecil ke area penyimpanan sementara
b. Agar para pegawai tidak terlalu sering menyusun buku dengan postur kerja jongkok, khususnya untuk penyusunan buku pada rak pertama, sebaiknya dilakukan koordinasi dengan bagian pengatalogan. Bagian pengatalogan sebaiknya merubah susunan buku pada rak buku besi dua sisi, sehingga buku-buku yang jarang dipinjam oleh mahasiswa ditempatkan pada rak pertama. Dengan perubahan susunan buku tersebut, para pegawai tidak
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
akan terlalu sering menyusun buku di rak pertama, sehingga postur kerja jongkok dapat dikurangi. c. Perbaikan metode kerja untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan produktivitas. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : -
Para pegawai sebaiknya tidak menumpuk buku-buku diatas troli sampai melebihi kapasitas maksimal troli yaitu 170 buku, dan bila buku-buku yang akan disusun telah memenuhi kapasitas satu troli sebaiknya langsung disusun ke dalam rak buku besi dua sisi. Hal ini akan mengurangi rasa letih para pegawai dan rasa sakit yang dirasakan pada bagian tubuh. Selain itu, mahasiswa yang memerlukan buku-buku tersebut juga akan mudah memperolehnya, terutama untuk buku-buku yang tersedia dalam jumlah terbatas.
-
Untuk mengurangi rasa sakit pada leher, batang tubuh dan kaki, sebaiknya para pegawai tidak melakukan postur kerja yang menyebabkan rasa sakit pada bagian tubuh tersebut dalam waktu yang lama. Para pegawai sebaiknya melakukan postur kerja yang bervariasi untuk mengurangi rasa sakit pada bagian tubuh tertentu.
-
Bila ada pegawai yang tidak masuk kerja atau absen, para pegawai sebaiknya membantu menyusun buku-buku yang menjadi tugas pegawai yang absen tersebut. Agar tidak terlalu berat, sebaiknya tugas menyusun buku-buku tersebut dibagi-bagi antara para pegawai yang ada.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1.
Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan analisa pada
penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode RULA maka dapat disimpulkan bahwa postur kerja yang memiliki level resiko tertinggi adalah postur kerja jongkok dan berdiri dengan tangan terentang keatas serta kaki berjinjit dengan skor 7. Postur kerja ini harus diperbaiki sekarang juga. Selain itu, postur kerja bungkuk dengan skor 5 dan berdiri dengan tangan tangan terentang ke atas dengan skor 4 yang memiliki level resiko sedang juga harus diperbaiki dalam waktu dekat. Selanjutnya, walaupun resiko postur kerja berdiri berada pada level resiko yang kecil, tetapi juga perlu dilakukan tindakan perbaikan beberapa waktu ke depan. 2. Tinggi rak buku besi dua sisi yaitu 236 cm sangat mempengaruhi postur kerja para pegawai bagian pelayanan khususnya yang bertugas menyusun buku. Hal ini menyebabkan para pegawai yang tinggi tubuhnya dibawah 155 cm harus melakukan postur kerja yang tidak alami. 3. Untuk membantu para pegawai yang tinggi tubuhnya dibawah 155 cm perlu diberi fasilitas tambahan berupa bangku kecil. Penambahan bangku kecil tersebut untuk mempermudah pegawai menyusun buku pada rak buku besi dua sisi, khususnya pada rak kelima.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
4. Dengan penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil, maka terjadi perubahan postur kerja, khususnya untuk elemen kegiatan menyusun buku pada rak kelima. Postur kerja usulan memiliki skor akhir = 3, yang berarti bahwa postur kerja usulan memiliki level resiko kecil dan tindakan perbaikan diperlukan beberapa waktu ke depan. Perubahan postur kerja tersebut juga mengakibatkan perubahan metode kerja. 5. Metode kerja yang kurang baik juga sangat mempengaruhi tingkat kelelahan dan produktivitas para pegawai bagian pelayanan. Para pegawai sering menumpuk buku-buku diatas troli pembawa buku melebihi kapasitas troli, dimana kapasitas maksimal troli adalah 170 buku. 6. Kurang disiplinnya para pegawai juga mempengaruhi produktivitas kerjanya. Hal ini terjadi apabila ada pegawai yang absen atau tidak masuk kerja. Buku-buku yang seharusnya disusun oleh pegawai tersebut menjadi terbengkalai. 7. Waktu yang dibutuhkan untuk menyusun satu buah buku akan lebih lama apabila para pegawai harus mencari kode katalog buku yang akan disusun terlebih dahulu, ataupun para pegawai menyusun sambil merapikan buku yang ada didalam rak.
7.2.
Saran Saran yang dapat diberikan kepada pihak Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara adalah : 1. Penambahan fasilitas kerja berupa bangku kecil dengan tinggi 10 cm. Hal ini dapat membantu para pegawai untuk menyusun buku pada rak keempat
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
dan kelima, khususnya untuk para pegawai yang memiliki tinggi tubuh dibawah 155 cm. 2. Perbaikan metode kerja untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan produktivitas. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : a. Para pegawai terlebih dahulu menyusun buku-buku ditroli pembawa buku sesuai dengan kode katalog buku. b. Para pegawai sebaiknya tidak menumpuk buku-buku diatas troli sampai melebihi kapasitas troli, dan bila buku-buku yang akan disusun telah memenuhi kapasitas satu troli sebaiknya langsung disusun ke dalam rak buku besi dua sisi. c. Untuk mengurangi rasa sakit pada leher, batang tubuh dan kaki, sebaiknya para pegawai tidak melakukan postur kerja yang menyebabkan rasa sakit pada bagian tubuh tersebut dalam waktu yang lama. d. Bila ada pegawai yang tidak masuk kerja atau absen, para pegawai sebaiknya membantu menyusun buku-buku yang menjadi tugas pegawai yang absen tersebut. e. Para pegawai lebih meningkatkan kedisiplinan sehingga akan mempermudah dan tidak mengganggu tugas masing-masing pegawai. 3. Pihak perpustakaan USU sebaiknya mempertimbangkan tinggi tubuh pegawai yang akan ditempatkan pada bagian pelayanan, khususnya yang bertugas menyusun buku ke rak buku besi dua sisi.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 2007, Perpustakaan Universitas, 2007. Lueder, R., A Proposed RULA for Computer Users, Proccedings of the Ergonomics Summer Workshop, UC Berkeley Center for Occupational & Environmental Health Continuing Program, San Fransisco, August 89, 1996. Nurmianto, Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi Pertama, ITS, Surabaya, 1998. Pourmahabadian, Mohammad, Mehdi Akhavan dan Kamal Azam., Investigation of Risk Factors of Work-Related Upper-Limb Musculoskeletal Disorders in a Pharmaceutical Industry, Journal of Applied Sciences 8 (7): 12621267, 2008. Santoso G., Dr., Drs., M.Kes., Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan, Cetakan I, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2004. Suma’mur, Dr., P.K., M.Sc., Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Cetakan Kelima, Jakarta : Gunung Agung, 1986. Sutalaksana, I. Z., dkk., Teknik Tata Cara Kerja, Bandung : Penerbit ITB, 1982. Tarwaka, Solichul, Sudiajeng, L., Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Uniba Press, Surakarta, 2004. Wignosoebroto, S., Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, Penerbit : PT. Guna Widya, Surabaya, 1995.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Standard Nordic Questionaire Berilah tanda Check List (√) pada tabel Standard Nordic Questionaire berikut bila anda memilih sakit (A) atau tidak sakit (B). Nama
:
Jenis kelamin/Tinggi tubuh
:
Umur
:
Lama bekerja
: Tabel Standard Nordic Questionaire
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Jenis Keluhan
A
B
Sakit kaku di leher bagian atas Sakit di bahu kiri Sakit di bahu kanan Sakit pada lengan atas kiri Sakit di punggung Sakit pada lengan atas kanan Sakit pada pinggang Sakit pada bokong Sakit pada pantat Sakit pada siku kiri Sakit pada siku kanan Sakit pada lengan bawah kiri Sakit pada lengan bawah kanan Sakit pada pergelangan tangan kiri Sakit pada pergelangan tangan kanan Sakit pada tangan kiri Sakit pada tangan kanan Sakit pada paha kiri Sakit pada paha kanan Sakit pada lutut kiri Sakit pada lutut kanan Sakit pada betis kiri Sakit pada betis kanan Sakit pada pergelangan kaki kiri Sakit pada pergelangan kaki kanan Sakit pada kaki kiri Sakit pada kaki kanan
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.
Dina Meliana Pangaribuan : Analisa Postur Kerja Dengan Metode Rula Pada Pegawai Bagian Pelayanan Perpustakaan USU Medan, 2010.