Analisa Kinerja Dengan Rasio Keuangan Pada Perusahaan Food And Beverage yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014 Oleh: M. Daviq Zamzami Mubarrak Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang Dosen Pembimbing: Dr. Djumahir, SE.,MM.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh analisa rasio terhadap kinerja keuangan perusahaan food and beverage yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 20122014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan food ad beverage yang listing di BEI Tahun 2012-2014. Sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 18 (delapan belas) perusahaan. Peneliti menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini karena ingin menggambarkan kondisi analisis rasio yang dikaitkan dengan kinerja keuangan dari perusahaan food and beverage yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014. Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar sehingga penelitian deskriptif ini juga disebut survei normatif. Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar fenomena. Secara umum, kinerja keuangan perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI berfluktuasi. Rasio Likuiditas dengan Rasio Cepat dan Rasio Lancar mengalami fluktuasi. Rasio Leverage dengan Rasio Total Utang terhadap Total Aset mengalami fluktuasi. Rasio Aktivitas dengan Perputaran Piutang, Rata-rata umur piutang mengalami fluktuasi. Pada rasio profitabilitas dengan profit margin, return on asset, return on equity mengalami penurunan selama tahun penilitian.
Kata Kunci: Rasio Likuiditas, Rasio leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profiabilitas.
Pendahuluan Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari keadaan fisiknya saja, misalnya dilihat dari gedung, pembangunan atau ekspansi. Untuk menilai sejauh mana tingkat kekuatan kinerja perusahaan, maka sebaiknya seorang manajer keuangan dapat menilai dan menganalisis kinerja keuangan dari perusahaannya (Silvia Junita dan Siti Khairani: 2012). Untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangan dan aspek non-keuangan. Dari aspek non-keuangan, kinerja dapat diketahui dengan cara, mengukur tingkat kejelasan pembagian fungsi dan wewenang dalam struktur organisasinya, mengukur tingkat kualitas sumber daya yang dimilikinya, mengukur tingkat kesejahteraan pegawai dan karyawannya, mengukur kualitas produksinya, mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan serta dengan mengukur tingkat kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sosisal sekitarnya. Penilaian kinerja melalui aspek non-keuangan relatif lebih sulit dilakukan, karena penilaian dari satu orang berbeda dengan hasil penilaian orang lain. Sehingga dalam penilaian kinerja kebanyakan perusahaan menggunakan aspek keuangan. Menurut S. Munawir (2007 : 2) laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data finansial atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas, maka tujuan dari adanya laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi baik bagi para investor ataupun pengguna lainnya. Disisi lain, dengan adanya laporan keuangan kita bisa melihat tingkat likuiditas, tingkat leverage, tingkat profitabilitas, maupun tingkat efisiensi dari perusahaan tersebut. Menurut S. Munawir (2007:31) likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk untuk memenuhi kewajiban keuanganya pada saat di tagih. Untuk mengukur rasio likuiditas, maka menggunakan dua rasio yaitu rasio lancar dan rasio cepat. Rasio lancar menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Dengan demikian rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang hutang jangka pendeknya. Rasio cepat menunjukkan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan semua aktiva lancar, kecuali persediaan, dengan hutang lancar. Rasio cepat ini digunakan untuk membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi dengan menggunakan aktiva lancar. Menurut S. Munawir (2007:32) rasio leverage adalah rasio-rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Untuk menghitung rasio leverage, maka menggunakan total
hutang terhadap total aset atau long term debt to total asset. Long term debt to total asset menunjukkan hubungan antara jumlah total pinjaman jangka panjang yang di berikan oleh kreditur dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa besar kewajiban jangka panjang yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Rasio aktivitas menurut Brigham dan Houtson (2010 : 136) adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa efektif kemampuan perusahaan dalam mengatur asetnya. Untuk menghitung rasio aktivitas, maka menggunakan rasio perputaran piutang dan rasio perputaran persediaan. Rasio perputaran piutang diukur dengan cara membagi antara penjualan dengan piutang dagang, rasio perputaran persediaan diukur dengan cara membagi beban pokok penjualan dengan persedian. Menurut S. Munawir (2007: 33) Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya. Untuk menghitung rasio profitabilitas, maka menggunakan profit margin (PM), return on asset (ROA), return on equity (ROE). Profit margin (PM) merupakan rasio yang menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Return on asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Return on equity (ROE) merupakan suatu pengukuran penghasilan (income) yang tersedia bagi perusahaan (baik bagi pemegang saham
biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang diinvestasikan perusahaan. Dengan demikian rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Dipilihnya perusahaan food and beverage sebagai objek penelitian ini merupakan perusahaan yang memiliki peranan penting dalam kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya minat kebutuhan konsumen, semakin besar pula persaingan dalam dunia usaha ini. Perusahaan food and beverage juga merupakan perusahaan yang lebih stabil dan tidak mudah terpengaruh oleh musim ataupun perubahan kondisi perekonomian. Dalam keadaan apapun orang akan tetap mengkonsumsi makanan dan minuman sebagai kebutuhan dasar sehingga di perkirakan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang cukup baik, sahamsahamnya stabil, dan penjualan meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat membuat investor tertarik menamkan modalnya pada perusahaan, yang akhirnya berdampak pula pada kinerja perusahaan agar lebih baik lagi. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan penelitian, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana analisa rasio likuiditas dengan rasio lancar dan rasio cepat pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimana analisa rasio leverage dengan total hutang terhadap total asset pada perusahaan Food and
Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Bagaimana analisa rasio aktivitas dengan perputaran piutang, rata-rata umur piutang dan perputaran persediaan pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Bagaimana analisa rasio profitabilitas dengan profit margin, return on asset, dan return on equity pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? Tinjauan Pustaka Pengertian Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2007:2) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan tersebut dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan adalah sebuah proses yang diterbitkan oleh perusahaan bagi para pemegang saham. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan prospek di masa depan. (Brigham dan Houston, 2010 : 85). Menurut M. Hanafi (2007:12) menjelaskan pengertian dari laporan keuangan adalah laporan yang berisikan kegiatan-kegiatan perusahaan meliputi: kegiatan investasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan operasional, sekaligus mengevaluasi keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut S. Munawir (2007:3) adalah 1. "Menurut tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan. 2. Menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan drajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. 3. Menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggungjawab. 4. Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik." Jenis Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2007:5) menyatakan bahwa pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi/laba serta laporan perubahan modal. Dimana neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Brigham dan Houtsin (2010:87) menuatakan bahwa ada 4 jenis laporan keuangan yaitu : a. Neraca, mencerminkan posisi suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Pos neraca disusun secara berurutan berdasarkan tingkat
likuiditas atau seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubah pos tersebut menjadi kas (aset lancar) atau perkiraan atas masa manfaatnya (asep tetap). b. Laporan Laba-Rugi, merupakan laporan yang merangkum pendapatan dan beban perusahaan pada periode waktu akuntansi tertentu, biasanya dalam kurun waktu satu tahun. Setiap perusahaan memiliki struktur keuangan situasi pajak, dan jumlah aset non operasi yang berbeda-beda. c. Laporan Arus Kas, adalah laporan yang melaporkan dampak kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan suatu perusahaan pada arus kas sepanjang periode akuntansi tertentu. Faktanya adalah suatu perusahaan menghasilkan arus kas yang tinggi tidak selalu kas dilaporkan dalam neraca menunjukkan hasil yang tinggi pula. Biasanya arus kas tidak digunakan untuk meningkatkan akun kas, tetapi digunakan untuk membayar deviden menambah persediaan, mendanai piutang usaha, melunasi hutang perusahaan, berinvestasi pada aset tetap, dan pembelian kembali saham biasa. d. Laporan Laba Ditahan, adalah suatu laporan yang menggambarkan seberapa besar jumlah keuntungan atau laba perusahaan yang ditahan pada suatu usaha dan tidak dibayarkan sebagai deviden. Angka laba ditahan yang muncul dalam neraca merupakan jumlah keuntungan yang didapatkan setiap tahunnya sepanjang riwayat perusahaan.
Keterbatasan Laporan Keuangan S. Munawir (2007:9) menyebutkan bahwa terdapat beberapa keterbatasan laporan keuangan antara lain : a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan final. Karena itu semua, jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam interim report ini terdapat/terkandung pendapat-pendapat pribadi yang dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan. b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang terlihat bersifat pasti dan tepat, tapi sebenarnya dasar penyusunan dengan standar nilai yang mungkin tidak stabil dan berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai historis atau harga perolehannya atau pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap sebesar akumulasi depresiasinya. Oleh karena itu, angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan sebuah nilai buku yang belum tentu sama dengan keadaan pasar sekarang ini maupun nilai penggantinya. c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari beberapa periode waktu dan tanggal
lalu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan disebabkan karena naiknya harga jual barang tertentu yang memungkinkan diikuti naiknya tingkat harga. Jadi suatu analisa dengan membandingkan data beberapa tahun tanpa adanya penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan menyebabkan kekeliruan kesimpulan. d. Laporan keuangan tidak dapat menggambarkan berbagai faktor yang bisa mempengaruhi posisi keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak bisa dinyatakan dalam bentuk satuan. Seperti kontrak jual beli yang telah ddisetujui kemampuan dan integritas manager perusahaan, dan beberapa pesanan yang tidak mampu dipenuhi, dan banyak lagi lainnya. Analisis Laporan Keuangan Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2007:64) menyatakan bahwa analisis rasio adalah rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan jumlah tertentu dengan jumlah lain dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan dapat menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa tentang baik buruknya posisi keuanan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut S. Munawir (2007:36) terdapat dua metode analisa laporan keuangan yaitu : 1. “Analisa Horisontal Analisa horisontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal disebut pula sebagai metode analisis dinamis. 2. Analisa Vertikal Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan tersebut, sehingga akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertikal disebut juga sebagai metode analisis statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.”
Kinerja Keuangan Pengertian Kinerja Menurut S. Munawir (2007) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu hal penting yang harus dilakukan perusahaan karena merupakan salah satu upaya pengendalian perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan untuk melakukan perbaikan kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Informasi mengenai kinerja perusahaan bagi para manajer
dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan itu sendiri, sedangkan bagi para kreditor dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan pinjamannya dapat ditagih kembali, dan bagi para pemegang saham adalah untuk meramalkan keuntunan, dividen, serta harga saham. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggaran atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik. Tujuan Pengukuran Kinerja S. Munawir (2007:31) menjelaskan tentang tujuan pengukuran kinerja antara lain: 1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat di tagih. 2. Untuk menetahui tinkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuagannya apabilal perusahaan tersebut dilikuiditaskan, baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. 3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. 4. Untuk mengetahui stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutang tersebut
tepat pada waktunya, serta kemampuan perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan.
Analisis Rasio Pengertian Analisa Rasio Menurut S. Munawir (2007:64) menyatakan bahwa analisis rasio adalah rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan jumlah tertentu dengan jumlah lain dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan dapat menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa tentang baik atau buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Metode penelitian Jenis Penelitian Penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Penelitian jenis ini digunakan untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari prespektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau yang lainnya (Uma Sekaran, 2013: 158).
Maka dari itu dalam penelitian ini tidak digunakan suatu hipotesis karena peneliti hanya mmenggambarkan, menjelaskan
atau membuat prediksi serta mendapatkan hasil dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan dalam hal ini kinerja keuangan perusahaan food and beverage yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu dia tahun yaitu pada tahun 2012 hingga 2014 Populasi dan Sampel Populasi dalam penilitian ini adalah seluruh perusahaan food and beverage yang berjumah 20 (dua puluh) perusahaan dan sebagai syarat populasi adalah perusahaan yang telah terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014. Sehingga populasi dalam penelitian berjumlah 18 (delapan belas) perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi diambil sebagai sampel/sensus yaitu sebagai berikut: 1. PT. Akasha Wira Internasional Tbk 2. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3. PT. Tri Banyan Tbk 4. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 5. PT. Delta Djakarta Tbk 6. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 7. PT. Indofood Sukses Makmur 8. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 9. PT. Mayora Indah Tbk 10. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 11. PT. Pionerindo Coorment Internasional Tbk 12. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 13. PT. Sekar Bumi Tbk 14. PT. Sekar Laut Tbk 15. PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk 16. PT. Siantar Top Tbk 17. PT. Tunas Batu Lampung Tbk
18. PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk Metode Pengumpulan Data Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Penelitaan ini menggunakan data berupa laporan keuangan perusahaan food and beverage yang telah di audit dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan 2014, meliputi neraca dan laporan laba/rugi. Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan dan dapat diperoleh melalui Pojok BEI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryono No. 165, Malang, Jawa Timur. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yakni laporan historis yang telah tersusun dalam arsip. Dokumen yang dimaksud disini diperoleh dengan laporan keuangan perusahaan food and beverage pada tahun 2012-2014. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas.
Penjelasan dari masing-masing jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. a. Rasio Lancar, yaitu mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio lancar juga merupakan alat ukur rasio likuiditas yang dihitung dengan cara membagi aktiva lancar dan hutang lancar.
(Mamduh M. Hanafi 2005 : 37) b. Rasio Cepat, yaitu mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio cepat mengeluarkan persediaan dari komponen aktiva lancar. Rasio cepat juga merupakan alat ukur rasio likuiditas yang dihitung dengan cara membagi aktiva lancar dikurangi persediaan dibagi dengan hutang lancar.
2. Rasio Leverage Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. a. Rasio Total Utang terhadap Total Aset, merupakan perbandingan antara total hutang dan jumlah seluruh aset yang dimiliki perusahaan.
(Mamduh M. Hanafi 2005 : 41) 3. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa efektif kemampuan perusahaan dalam mengatur asetnya. a. Perputaran Piutang, rasio ini digunakan untuk mengetahui perputaran piutang atau siklus piutang, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan perusahaan untuk mengubah piutang kemudian menjadi kas. Rasio Perputaran Piutang merupakan alat ukur rasio aktivitas yang dihitung dengan cara membagi antara penjualan dengan piutang.
(Mamduh M. Hanafi 2005 : 38)
(Mamduh M. Hanafi 2005 : 38)
b. Rata-Rata Umur Piutang, rasio ini digunakan untuk melihat berapa lama waktu yang di perlukan untuk melunasi piutang yang dipunyai oleh perusahaan (mengubah
piutang menjadi kas). rasio ini merupakan alat ukur rasio aktivitas yang dihitung dengan cara membagi antara piutang dagang dengan penjualan dibagi 365.
(Mamduh M. Hanafi 2005 : 39) c. Perputaran Persedian, rasio ini digunakan untuk mengetahui perputaran persediaan atau siklus persediaan, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan perusahaan untuk mengelola persedian yang ada didalam perusahaan untuk dijadikan kas. rasio ini merupakan alat ukur rasio aktivitas yang dihitung dengan cara membagi antara Harga Pokok Penjualan dengan Persediaan.
(Mamduh M. Hanafi 2005 : 42) b. Return On Asset, Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Rasio ini merupakan alat ukur rasio profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.
(Mamduh M. Hanafi 2005 : 42) c. Return On Equity, Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan alat ukur rasio profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi antara laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri.
(Mamduh M. Hanafi 2005 : 39) 4. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. a. Profit Margin, Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini merupakan alat ukur rasio profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi antara laba bersih dengan penjualan.
(Mamduh M. Hanafi 2005 : 42)
Metode Analisis Data Dalam penelitian ini metode analisis data yang dilakukan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif. Analisis ini dilakukan dengan melakukan analisa rasio keuangan yakni rasio likuiditas, rasio leverage/solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Hasil Analisis Data 1. Rasio Lancar
Tabel 4.1. Perhitungan Rasio Lancar Tahun Perusahaan 2012 2013 PT. Akasha Wira 1,94 1,81 Internasional Tbk PT. Tiga Pilar 1,27 1,75 Sejahtera Food Tbk PT. Tri Banyan 1,51 1,84 Tbk PT. Wilmar 1,03 1,63 Cahaya Indonesia Tbk PT. Delta Djakarta 5,26 4,71 Tbk PT. Indofood CBP 2,72 2,41 Sukses Makmur Tbk PT. Indofood 2,05 1,67 Sukses Makmur PT. Multi Bintang 0,58 0,98 Indonesia Tbk PT. Mayora Indah 2,76 2,44 Tbk PT. Prasidha 1,61 1,68 Aneka Niaga Tbk PT. Pionerindo 1,47 1,86 Coorment Internasional Tbk PT. Nippon 1,12 1,14 Indosari Corpindo Tbk PT. Sekar Bumi 1,25 1,25 Tbk PT. Sekar Laut Tbk 1,41 1,23 PT. Sinar Mas 2,1 1,05 Agro Resources and Technology Tbk PT. Siantar Top 1 1,14 Tbk PT. Tunas Batu 1,59 1,12 Lampung Tbk PT. Ultrajaya Milk 2,02 2,47 Industri and Trading Company Tbk AVERAGE 1,82 1,79
Sumber: Data Diolah 2016
2014 1,54 2,66 3,08 1,47 4,47 2,18 1,81 0,51 2,09 1,46 1,49 1,37 1,48 1,18 1,08
1,48 1,1 3,34
1,88
2. Rasio Cepat Tabel 4.2. Perhitungan Rasio Cepat Perusahaan
Tahun 2012
2013
2014
PT. Akasha Wira Internasional Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Tri Banyan Tbk PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses Makmur PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PT. Pionerindo Coorment Internasional Tbk PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk PT. Sekar Bumi Tbk PT. Sekar Laut Tbk PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Tunas Batu Lampung Tbk PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk
1,19
1,03
0,95
0,77
1,02
1,83
2,64 1,31
2,47 1,36
4,73 1,12
3,99
3,63
3,46
4,39
3,92
3,54
4,03
3,59
3,42
0,43
0,75
0,37
1,98
1,89
1,46
1,93
2,04
2,33
3,32
4,16
3,91
6,05
5,58
6,83
1,75 2,13
1,51 1,84
2,09 1,83
3,88
2,05
1,94
1,76 3,12
1,98 2,39
2,58 2,46
3,52
3,59
4,49
AVERAGE
2,73
2,54
2,81
Sumber: Data Diolah 2016.
3. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset Tabel 4.3. Perhitungan Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Perusahaan
Tahun 2012
0,46 PT. Akasha Wira Internasional Tbk 0,47 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Tri Banyan Tbk 0,62 PT. Wilmar Cahaya 0,55 Indonesia Tbk 0,2 PT. Delta Djakarta Tbk 0,33 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses 0,43 Makmur 0,71 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0,63 PT. Mayora Indah Tbk PT. Prasidha Aneka 0,4 Niaga Tbk 0,42 PT. Pionerindo Coorment Internasional Tbk PT. Nippon Indosari 0,45 Corpindo Tbk PT. Sekar Bumi Tbk 0,56 0,48 PT. Sekar Laut Tbk PT. Sinar Mas Agro 0,45 Resources and Technology Tbk PT. Siantar Top Tbk 0,54 0,66 PT. Tunas Batu Lampung Tbk 0,31 PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk 0,48 AVERAGE Sumber: Data Diolah 2016.
2013
2014
0,4
0,1
0,53
0,51
0,64 0,51
0,57 0,58
0,22
0,23
0,38
0,4
0,51
0,52
0,45
0,75
0,59
0,6
0,39
0,39
0,38
0,45
0,57
0,55
0,6 0,54 0,65
0,51 0,54 0,63
0,53 0,71
0,52 0,66
0,28
0,22
4. Perputaran Piutang Tabel 4.4. Perhitungan Perputaran Piutang Perusahaan
Tahun 2012
2013
2014
PT. Akasha Wira Internasional Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Tri Banyan Tbk PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses Makmur PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PT. Pionerindo Coorment Internasional Tbk PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk PT. Sekar Bumi Tbk PT. Sekar Laut Tbk PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Tunas Batu Lampung Tbk PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk
6,67
6,36
5,57
4,91
4,48
3,82
3,42 7,09
3,29 8,92
4,53 11,8
4,82
7,38
4,1
9,64
10,2
11,1
16,5
13
18
9,39
10,9
7,82
5,16
4,3
4,65
20
18,1
11,1
109
192
177
8,74
8,24
8,81
12,3 7,91 10,6
9,38 7,73 11,9
13,6 8,44 17,4
6,97 9,88
7,79 8,91
8,36 10,2
9,45
9,39
9,91
AVERAGE
14,6
19
18,7
Sumber: Data Diolah 2016 0,49
0,48
5. Rata-rata Umur Piutang Tabel 4.5. Perhitungan Rata-rata Umur Piutang Perusahaan
Tahun 2012
2013
2014
PT. Akasha Wira Internasional Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Tri Banyan Tbk PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses Makmur PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PT. Pionerindo Coorment Internasional Tbk PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk PT. Sekar Bumi Tbk PT. Sekar Laut Tbk PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Tunas Batu Lampung Tbk PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk
54,7
57,3
65,5
74,4
81,4
95,4
107 51,5
111 40,9
80,6 31,1
75,8
49,5
88,9
37,9
35,7
32,8
22,1
28
20,3
38,9
33,4
46,7
70,7
84,9
78,5
18,2
20,2
33
3,36
1,9
2,06
41,7
44,3
41,4
29,7 46,1 34,4
38,9 47,2 30,7
26,9 43,2 21
52,4 36,9
46,8 41
43,6 35,6
38,6
38,9
36,8
AVERAGE
46,3
46,2
45,8
Sumber: Data Diolah 2016.
6. Perputaran Persediaan Tabel 4.6. Perhitungan Perputaran Persediaan Perusahaan
Tahun 2012
2013
2014
PT. Akasha Wira Internasional Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Tri Banyan Tbk PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses Makmur PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PT. Pionerindo Coorment Internasional Tbk PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk PT. Sekar Bumi Tbk PT. Sekar Laut Tbk PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Tunas Batu Lampung Tbk PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk
2,74
2,41
3,03
3,55
3,07
3,3
3,5 3,07
4,21 6,31
1,9 7,31
1,33
1,52
1,35
8,76
6,51
7,78
4,7
5,32
5,51
4,92
7,9
5,22
5,45
6,25
5,92
5,07
5,07
5,48
5,81
6,38
4,56
28,1
22,1
24
12,4 5,11 7,85
12,9 6,28 5,89
11,6 7,2 7,27
4,27 4,28
4,85 3,46
5,69 5,28
5,71
4,57
4,17
Rata-rata
6,64
6,53
6,64
Sumber: Data Diolah 2016.
7. Profit Margin Tabel 4.7. Perhitungan Profit Margin Perusahaan
8. Return on Asset Tabel 4.8 Perhitungan Return on Asset
Tahun 2012
2013
2014
PT. Akasha Wira Internasional Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Tri Banyan Tbk PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses Makmur PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PT. Pionerindo Coorment Internasional Tbk PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk PT. Sekar Bumi Tbk
0,17
0,11
0,05
0,09
0,09
0,07
0,03 0,05
0,02 0,03
0,03 0,01
0,3
0,31
0,33
0,11
0,09
0,08
0,1
0,06
0,08
0,29
0,33
0,27
0,07
0,09
0,03
0,02
0,02
0,03
0,14
0,1
0,01
0,13
0,1
0,1
0,02
0,04
0,06
PT. Sekar Laut Tbk PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT. Siantar Top Tbk
0,03 0,08
0,01 0,04
0,02 0,05
0,06
0,07
0,06
PT. Tunas Batu Lampung Tbk PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk
0,06
0,02
0,07
0,13
0,09
0,07
0,1
0,09
0,08
Rata-rata
Sumber: Data Diolah 2016.
Perusahaan
Tahun 2012
2013
2014
PT. Akasha Wira Internasional Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Tri Banyan Tbk PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses Makmur PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PT. Pionerindo Coorment Internasional Tbk PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk PT. Sekar Bumi Tbk PT. Sekar Laut Tbk PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Tunas Batu Lampung Tbk PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk
0,21
0,13
0,06
0,07
0,07
0,05
0,03 0,05
0,02 0,03
0,03 0,01
0,3
0,31
0,33
0,11
0,09
0,08
0,08
0,04
0,06
0,39
0,66
0,36
0,09
0,11
0,04
0,04
0,03
0,05
0,24
0,15
0,02
0,12
0,09
0,09
0,04 0,05 0,13
0,12 0,03 0,05
0,14 0,05 0,07
0,06 0,05
0,08 0,01
0,07 0,06
0,15
0,12
0,1
Rata-rata
0,12
0,11
0,09
Sumber: Data Diolah 2016.
9. Return on Equity Tabel 4.9. Perhitungan Return on Equity Perusahaan
Tahun 2012
2013
2014
PT. Akasha Wira Internasional Tbk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT. Tri Banyan Tbk PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk PT. Delta Djakarta Tbk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk PT. Indofood Sukses Makmur PT. Multi Bintang Indonesia Tbk PT. Mayora Indah Tbk PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PT. Pionerindo Coorment Internasional Tbk PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk PT. Sekar Bumi Tbk PT. Sekar Laut Tbk PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk PT. Siantar Top Tbk PT. Tunas Batu Lampung Tbk PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk
0,4
0,21
0,1
0,12
0,15
0,11
0,05 0,13
0,02 0,12
0,02 0,08
0,36
0,4
0,38
0,19
0,17
0,17
0,14
0,09
0,12
1,37
1,19
1,44
0,24
0,27
0,1
0,06
0,05
0,07
0,41
0,24
0,03
0,22
0,2
0,2
0,1 0,09 0,24
0,29 0,06 0,15
0,28 0,11 0,19
0,13 0,14
0,16 0,05
0,15 0,18
0,21
0,16
0,13
AVERAGE
0,25
0,22
0,21
Sumber: Data Diolah 2016.
Pembahasan 1. Rasio Lancar Dari hasil analisis rasio lancar dapat diketahui bahwa lancar dari PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT. Mayora Indah Tbk dan PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk merupakan perusahaan yang perhitungan rasio lancarnya selalu di atas rata-rata selama periode 20122014. Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki mulai tahun 2012-2014 juga mengalami peningkatan. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa dari tahun 2012-2014 perusahaan mampu memaksimalkan atas potensi aktiva lancar yang dimiliki sehingga tidak dapat secara maksimal untuk memberikan jaminan atas hutang lancar yang dimiliki. Kenaikan tersebut disebabkan oleh semakin kecilnya selisih nilai aktiva lancar dengan hutang lancar dengan hutang lancar, tetapi keduanya tetap mengalami kenaikan. 2. Rasio Cepat Berdasarkan dari keseluruhan perhitungan rasio cepat dari sembilan belas perusahaan selama tahun 2012 sampai 2014, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Fast Food Indonesia Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk, dan PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk merupakan perusahaan yang perhitungan rasio cepat selalu di atas rata-rata selama periode 2012-2014. Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya dengan aktiva lancar tanpa menggunakan persediaan yang dimiliki mulai tahun 2012-2014. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan mampu mebayar hutang lancarnya dengan aset yang dimilikinya dari tahun 2012-2014. 3. Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Dari keseluruhan perhitungan rasio total hutang terhadap total aset dari sembilan belas perusahaan selama tahun 2012 sampai 2014, PT. Tri Banyan Tbk, PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, dan PT. Mayora Indah Tbk, PT. Sekar Bumi Tbk, PT. Tunas Batu Lampung Tbk, merupakan perusahaan yang perhitungan rasio total hutang terhadap total aset selalu di atas rata-rata. Itu berarti nilai perusahaan tersebut lebih besar dibanding dengan perusahaan food and beverage lain yang listing di Bursa Efek Indonesia. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan utang yang tinggi. Penggunaan hutang yang tinggi akan menngkatkan profitabilitas dilain pihak, utang yang tinggi akan menimbulkan resiko yang tinggi. Jika penjualan tinggi, maka perusahaan bisa memperoleh keuntungan yang tinggi pula. 4. Perputaran Piutang Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. Berdasarkan dari keseluruhan perhitungan perputaran
piutang dari sembilan belas perusahaan selama tahun 2012 sampai 2014, PT. Pionerindo Coorment Internasional Tbk merupakan perusahaan yang perhitungan perputaran piutang selalu di atas ratarata dibandingkan dengan delapan belas perusahaan food and beverage pada periode 2012-2014. Pada tahun 2012 perputaran piutang sebesar 109, pada tahun 2013 mengalami kenaikan menjadi 192, dan pada tahun 2014 mengalamai penurunan menjadi 177. Dengan demikian nilai dapat dikatakan bahwa PT. Pionerindo Coorment Internasional Tbk pada tahun 2012 mengkonversikan piutang menjadi kas sebesar 109 kali, pada tahun 2013 mengkonversikan piutang menjadi kas sebesar 192 kali, dan pada tahun 2014 mengkonversikan piutang menjadi kas sebesar 177 kali. 5. Rata-rata Perputaran Piutang Dengan melihat rasio ini, kita bisa melihat dalam jangka waktu berapa hari piutang akan diubah menjadi kas atau ditagih. Berdasarkan perhitungan rasio rata-rata perputaran piutang PT. Tri Banyan Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan yang perhitungan perputaran piutang selalu di atas rata-rata dibandingkan dengan perusahaan food and beverage yang lain. Semakin cepat rata-rata penerimaan piutang semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola piutang. 6. Perputaran Persediaan Rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan perusahaan untuk mengelola persedian yang ada didalam perusahaan untuk dijadikan kas. Semakin besar angka perputaran
persediaan, semakin efektif perusahaan mengelola persediaanya. Berdasarkan dari keseluruhan perhitungan perputaran piutang dari sembilan belas perusahaan selama tahun 2012 sampai 2014, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk merupakan perusahaan yang perhitungan perputaran persedian selalu di atas rata-rata dibandingkan dengan delapan belas perusahaan food and beverage pada periode 2012-2014. 7. Profit Margin Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. ini menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena memasukkan semua unsur pendapatan dan biaya. Berdasarkan dari keseluruhan perhitungan profit margin dari sembilan belas perusahaan selama tahun 2012 sampai 2014, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk, dan PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk merupakan perusahaan yang perhitungan profit margin selalu di atas rata-rata. 8. Return On Asset Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap aset yang digunakan. Dengan mengetahui ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan openal perusahaan. Berdasarkan dari keseluruhan perhitungan return on asset dari sembilan belas perusahaan selama
tahun 2012 sampai 2014, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Company Tbk merupakan perusahaan yang perhitungan return on asset selalu di atas rata-rata selama periode 20122014. 9. Return On Equity Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih berdasarkan modal tertentu. ini merupakan ukuran profitabilitas ditinjau dari pemegang saham. Berdasarkan dari keseluruhan perhitungan return on equity dari sembilan belas perusahaan selama tahun 2012 sampai 2014, PT. Delta Djakarta Tbk, dan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang perhitungan return on equity selalu di atas rata-rata selama periode 2012-2014. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Penelitian ini untuk mengetahui kinerja keuangan pada perusahaan food and beverage yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012 sampai 2014 dengan menggunakan analisis rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas. Berdasarkan hasil analisis dan rasio yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas (rasio lancar dan rasio quick) rata-rata mengalami hasil fluktuatif selama tahun penilitian. Dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas perusahaan masih dalam
kondisi kurang baik karena dilihat dari tingkat likuiditas dalam keadaan fluktuatif atau tidak stabil, tetapi sudah dikatakan cukup baik karena secara keseluruhan nilai rasio likuiditas pada perusahaan food and beverage cukup mampu untuk memenuhi standar rasio keuangan. Dengan demikian perusahaan food and beverage menunjukkan adanya kesuksesan didalam mengelola operasional perusahaan. 2. Rasio leverage (total hutang terhadap total aset) rata-rata mengalami hasil fluktuatif selama tahun penilitian. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat leverage perusahaan masih dalam kondisi cukup baik, karena perusahaan food and beverage menunjukkan adanya kemampuan untuk membayar kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. 3. Rasio aktivitas (perputaran piutang, rata-rata umur piutang, dan perputaran persediaan) rata-rata mengalami fluktuasi selama tahun penilitian. Dapat dikatakan bahwa perusahaan food and beverage menunjukkan adanya tingkat efektifitas dalam menggunakan sumber dayanya. 4. Rasio profitabilitas (profit margin, return on asset, dan return on equity) rata-rata mengalami penurunan selama tahun penilitian. Hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan masih dalam kondisi kurang baik, karena nilai rata-rata rasio profitabilitas perusahaan food and beverage menunjukkan kurang maksimalnya untuk menghasilkan laba perusahaan. Saran
Berdasarkan hasil analisis terhadap rasio likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas maka dapat di kemukakan beberapa saran antara lain: 1. Bagi Pemilik Perusahaan dan Manajemen Hendaknya pemilik perusahaan dan manajemen selalu mempertahankan dan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan perusahaan agar dapat menjaga kepuasan pihak – pihak yang berkepentingan dengan perusahaan khususnya pihak pemegang saham kepemilik perusahaan di harapkan dapat menetapkan kebijakan-kebijakan dibidang keuangan sehingga dapat menjaga kelangsungan perusahaan di masa yang akan datang. 2. Bagi Investor Investor sebaiknya menggunakan analilis rasio keuangan sebagai dasar dalam melakukan penilaian kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan investasi di masa yang akan datang 3. Bagi Kreditor Dalam memberikan pinjaman dana kepada perusahaan, kreditor hendaknya mempertimbangkan rasio-rasio tersebut berkaitan dengan kemampuan perusahaaan untuk melunasi jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan. 4. Bagi Peniliti Selanjutnya Di sarankan untuk menambah rasio keuangan di gunakan sebagi variabel penelitian dan di sarankan mencari perusahaan yang selalu meningkat perkembangan kinerjanya,agar bisa di analisis secara jelas rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas
Daftar Pustaka Abdi Hamzah, 2007, Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, Solvabilitas Dan Investment Opportunity Set Dalam Tahapan Siklus Kehidupan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun 2001-2005, Jurnal Ilmiah Akuntasi dan Bisnis. Vol. 2, No. 1, Fakultas Ekonomi, Universitas Trunojoyo, Madura. Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston, 2010, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta. Dyah Saraswati, 2010, Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada PT. Telkom Indonesia, Tbk), Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Eka Cahya Rizki, 2012, Analisa Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2011, Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 1, No. 2, halaman 1 – 9. M Rozi Alfath, 2012, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2011, Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 1, No. 2, halaman 1 – 22. Mamduh, Hanfi M, 2005, Manajemen Keuangan, Edisi 2004/2005, BPFE: Yogyakarta. Munawir, S, 2007, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2009, Metodologi Penelitian
Bisnis, Edisi Pertama, Yogyakarta, Yogyakarta.
BPFE-
Ratnasari cici, Darminto, Siti R Handayani, 2012, Pengukuran Kinerja Keuangan Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan dan Economic Value Added (EVA) (Studi Pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dan anak perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2009-2011), Jurnal Ilmu Administrasi. Vol. 3, No. 2. Halaman 8-15. Sartono A, 2000, Manajemen Keuangan - Teori dan Aplikasi, Edisi 3, BPFE, Yogyakarta. Sekaran, Uma, 2013, Metodologi Penelitian untuk bisnis Edisi 4 Buku 1, Salemba Empat, Jakarta Silvia Junita dan Siti Khairani, 2012, Analisis Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Analisa Rasio Keuangan pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9. No. 1, halaman 68-79 Suad
Husnan, 2002, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Sugiyono, 2008, Statistika untuk Penelitian, CV. Alfabeta. Bandung