PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
ANALISA KELAYAKAN TARIF KAPAL FERRY RO-RO KMP AWUAWU LINTASAN BARRU-BATULICIN Abdul Haris Djlante (1) Farianto (1) Hendra Wijaya (1) Dosen tetap Jurusan perkapalan Fakultas Teknik Unhas
Abstrak Dalam era globalisasi, persaingan antar perusahaan pelayaran nasional maupun dengan perusahaan swasta semakin tinggi. PT. ASDP adalah salah satu contoh perusahaan yang melayani/menyediakan jasa angkutan laut, dan tarif yang diberlakukan oleh pihak ASDP pada lintasan Barru-Batulicin untuk kelas ekonomi Rp. 125.000Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tarif minimal yang dapat diberikan pihak ASDP pada lintasan Barru-Batulicin. Perhitungan tarif minimun ini dilakukan dengan metode RFR (Required Freigh Rates) dan menggunakan biaya operasinal kapal sebagai dasar perhitungan. Dari hasil perhitungan di peroleh bahwa tarif yang diberlakukan oleh pihak ASDP saat ini tidak bisa menutupi biaya operasional kapal sehingga bisa mengalami kerugian. Alhasil maka yang berlaku saat ini perlu ditinjau ulang sesuai dengan biaya operasional kapal saat ini. Kata kunci : tarif, RFR
PENDAHULUAN Kawasan indonesia bagian tengah dan timur sangat tertinggal di bandigkan dengan kawasan indonesia bagian barat, oleh karena itu dengan adanya kebijakan pemerintah yang lebih berorientasi pada pemerataan pembangunan di bagian tengah dan timur dalam upaya mengejar ketertinggalannya dengan kawasan indonesia barat, maka peran pelayaran antar pulau di indonesia menempati posisi strategis dalam jaringan transportasi nasional Untuk mendukung kebijakan pemerintah, pemerintah pemkab barru berkerja sama dengan ASDP meresponnya dengan membuka jalur pelayaran baru dari kabupaten barru ke batu licin kalimantan selatan. Namun seperti halnya pembukaan lintasan pelayaran baru, masalah klasik pun muncul yaitu masalah tarif yang layak diberlakukan Penetapan tinggi rendahnya tarif merupakan hal yang sangat penting dalam usaha pelayaran karena dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha pelayaran.Penentuan tarif yang terlalu kecil dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan karena biaya operasional tidak tertutupi, namun tarif yang terlalu tinggi dapat membuat masyarakat beralih ke jasa angkutan lain yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan juga. Diawal beroperasi kapal ferry KMP awuawu sempat mengalami kerugian(sumber pare pos), jadinya perlu ditinjau ulang tarif yang layak. Oleh karena itu perlu adanya suatu penelitian tentang besarnya tarif jasa angkutan laut barru-batulicin, apalagi mengingat jalur pelayaran ini baru dibuka.
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP17 - 1
ISBN : 978-979-127255-0-6
Analisa Kelayakan Tarif Kapal… Arsitektur Elektro
Geologi
Abdul Haris Djlante, Farianto & Hendra wijaya Mesin Perkapalan Sipil
KAJIAN PUSTAKA Kapal Ferry Kapal ferry adalah kapal khusus yang dibuat atau dibagun untuk penyebrangan barang dan penumpang dengan jarak pelayaran yang pendek dan dekat dalam melintasi sungai, kawasan pelabuhan juga sepanjang pantai atau pulau. Kapal ferry beroperasi sepanjang pantai ataupulau dan antar pulau hanya membawa sedikit kendaraan dan penumpang.
Gambar 2.1 Kapal ferry Biaya kapal Adapun jenis-jenis biaya disesuaikan dengan biaya operasional kapal penyebrangan maka akan diperoleh pembagi sebagai berikut : 1.Biaya tetap : biaya modal, biaya ABK, asuransi, manajemen. 2.Biaya variable : Bahan bakar, pelumas, air tawar, bahan makanan, RMS( reparasi biaya kapal di pelabuhan
maintenance suplay),
Kapasitas angkut dan produksi Kapasitas angkut adalah kemampuan maksimum kapal untuk mengangkut penumpang atau barang atau penumpang dan barang sesuai dengan perencanaan kapal. Kapasitas produksi adalah banyaknya jumlah muatan yang diangkut oleh kapal sesuai dengan keluaran persatuan waktu. Sedangkan load faktor adalah suatu persentase jumlah muatan yang diangkut kapal. Hubungan antara kapasitas angkut, kapasitas produksi dan load faktor dapat dituliskan sebagai berikut : If = ( Qp / Qa ) %. Dimana : If = load faktor penumpang – kandaraan pertrip ( % ) Qp = kapasitas produksi kapal ( SUP ) Qa = kapasitas angkut kapal pertrip ( SUP )
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Perkapalan TP17 - 2
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Satuan unit Produksi (SUP) SUP adalah cara perhitungan untuk mengukur kapasitas suatu ruang muat yang satuan outputnya berbeda-beda. Sebagai gambaran metode ini, dapat dilihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 berikut : Tabel 2.1 Kapasitas Angkut Kapal Ferry (orang/unit) dan Nilainya setelah konversi ke SUP Nilai penimbang Jenis produk muatan Kapasitas angkut Luasan (M2) per satu jenis kapal ferry produk (SUP) p ( orang ) a/c Kelas utama a /orang q ( orang ) b/c Kelas ekonomi b / orang r (orang ) 1 Kelas deck c / orang s ( unit ) 1d/c Kendaraan campuran d / unit
Kapasitas angkut (SUP) ap/c bq/c r ds/c
Sumber : ( margono 1984 ; 44 ) Tabel 2.2 kapasitas produksi kapal ferry per trip (orang/unit) dan nilainya setelah di konversi ke SUP Jenis produk muatan kapal Kapasitas Nilai penimbang per satu jenis Kapasitas angkut ferry produk produk (SUP) (SUP) Kelas utama k(orang) a/c ak/c Kelas ekonomi l (orang) b/c bl/c Kelas deck m (orang) l m Kendaraan campuran n (unit) d/c dn/c Sumber: ( supriono 1983 ; 27 )
Kapasitas angkut kapal ferry (Qa) adalah Qa =
( SUP).
Sedangkan kapasitas produksi kapal ferry ( Qpr ) adalah Qpr =
(SUP).
Jadi load faktor kapal ferry adalah If =
x 100%
Dimana : a,b,c, dan d = tarif tiap jenis produk muatan kapal ferry ( Rp/orang ) k,l,m, dan n = jumlah muatan / produksi kapal ferry ( orang ) p,q,r, dan s = kapasitas angkut kapal ( orang )
Tarif minimal Kapal Berdasarkan Metode RFR RFR ( Required freigh Rates ) adalah biaya yang dikeluarkan dalam suatu proyek transportasi untuk memindahkan sejumlah barang atau penumpang dari tempat asal ketempat tujuan. Nilai RFR banyak di tentukan oleh produksi jasa transportasi. Kriteria RFR dapat digunakan untuk menilai kelayakan tarif yang berlaku atau sebagai dasar penentuan tarif yang akan ditawarkan kepada pihak pemakai jasa angkutan. Untuk itu idrus ( 2000 ;35 ) telah memberikan rumus RFR adalah sebagai berikut :
Dimana : AAC = biaya rata-rata kapal pertahun = Y + ( CRF x P ) Dimana : Y = biaya operasional kapal pertahun CRF = koefisien faktor ( 0,11017 )
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP17 - 3
ISBN : 978-979-127255-0-6
Analisa Kelayakan Tarif Kapal… Arsitektur Elektro
Geologi
Abdul Haris Djlante, Farianto & Hendra wijaya Mesin Perkapalan Sipil
P = nilai investasi kapal C = kapasitas kapal pertahun/besar barang yang diangkut tiap tahun = Dimana : = jumlah penumpang kapal pertahun = frekuensi pelayaran dalam satu tahun = RFR x indeks konfersi x jarak pelayaran
METODE PENELITIAN Secara umum prosedur yang dilakukan dalam menganalisa kelayakan tarif kapal ferry pada lintasan BarruBatulicin : Mengumpulkan data berupa data kapal, besar tarif yang berlaku sekarang, jumlah penumpang, jumlah kunjungan kapal, biaya investasi. Melakukan perhitungan biaya operasional kapal Perhitungan biaya per satuan unit produksi Selanjutnya menhitung tarif minimal.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa kelayakan tarif pada rute Barru-Batullicin ini menggunakan metode RFR (Required freigh Rates). Adapun urutan hasil analisa dari metode ini adalah : 4.1 Analisa biaya kapal Biaya Operasional Kapal ( BOK ) merupakan penjumlahan dari biaya tetap dengan biaya variabel, dengan demikian total biaya pengoperasian kapal dalam setahun diuraikan seperti pada tabel 4.1 sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 6
Tabel 4.1 perhitungan Biaya Operasional Kapal ( BOK ) Uraian Biaya ( Rp ) Biaya Bahan Bakar 3.588.156.000 Biaya Minyak Pelumas 296.416.000 Biaya Air Tawar 98.560.000 Biaya Anak Buah Kapal 999.638.568 Biaya Bahan Makanan ABK & 584.320.000 Penumpang Biaya Reparasi, Biaya Stores 900.000.000 & Biaya Supply 7 Biaya Asuransi 360.000.000 8 Biaya Manajemen 524.313.200 9 Biaya Pelabuhan 27.139.200 1 Biaya Depresiasi 960.000.000 0 Total
8.338.542.968
Sumber : Hasil perhitungan
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Perkapalan TP17 - 4
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Konversi Satuan Unit Penumpang ( SUP ) Untuk mengetahui kapasitas kapal, digunakan Satuan Unit Penumpang ( SUP ), yaitu besarnya biaya operasi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk satu orang penumpang. Harga SUP didapat dengan membagi jumlah beban biaya operasional kapal pada satu kali pelayaran dengan jumlah muatan yang di angkut. Perhitungan biaya per SUP biasanya memakai acuan pada tarif kelas ekonomi. Adapun indeks konversi SUP berdasarkan tarif penumpang ekonomi yaitu sebesar Rp 125.000,
Tabel 4.2 indeks konversi SUP Muatan A. Penumpang ekomomi B. Kendaraan - golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV Golongan V Golongan VI Sumber : Hasil olahan data
Tarif
Indeks Konversi
125.000
1
187.000 310.300 665.300 2.024.800 2.904.000 5.153.000
1,50 2,48 5,32 16,20 23,23 41,22
Setelah indeks masing-masing muatan diketahui seperti pada tabel diatas, maka kapasitas angkut kapal berdasarkan Satuan Unit Penumpang (SUP) dapat dhitung sebagaimana pada tabel berikut ini. Kapasitas Muatan
Indeks Orang/unit
A. Penumpang -Ekonomi 1 B. Kendaraan -Kelompok I 1,50 -Kelompok II 2,48 -Kelompok IV 16,20 -Kelompok V 23,23 -kelompok VI 41,22 Total kapasitas angkut Sumber : hasil olahan data
SUP
298
298
15 20 5 5 5
22,5 49,6 81 116,15 82,44 676
Tabel diatas menunjukkan bahwa kapasitas angkut kapal setelah dikonversi ke dalam Satuan Unit Penumpang (SUP) adalah sebesar 676 SUP
Perhitungan tarif minimal Tarif minimal kapal untuk kapasitas penumpang penuh dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Fmin = = Rp 184.619 Sedangkan tarif minimal kapal untuk kondisi pemuatan ( load faktor 10% - 100%) disi
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP17 - 5
ISBN : 978-979-127255-0-6
Analisa Kelayakan Tarif Kapal… Arsitektur Elektro
Geologi
Abdul Haris Djlante, Farianto & Hendra wijaya Mesin Perkapalan Sipil
Tabel tarif minimal kapal pada beberapa kondisi pemuatan Load faktor Tarif minimal (%) ( Rp ) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
1.846.191 923.095 615.397 416.547 369.238 307.689 263.741 230.773 205.132 184.619
Sumber : Hasil olahan data
Pendapatan kapal pertahun Pendapatan kapal pertahun diperoleh dari harga tiket yang ditetapkan oleh pihak operator pelayaran, sebagaimana yang telah dirinci pada tabel di atas. Pendapatan kapal setiap tahun ditentukan dengan persamaan berikut: P = [( Rp 125.000 x Pnp)+(Rp 187.000 x Pnp)+(Rp 310.300 x Pnp)+(Rp 2.024.800 x Pnp)+(Rp 2.904.000 x Pnp)+(Rp 5.153.000 x Pnp)] x f Dimana : P = Pendapatan kapal pertahun Pnp = jumlah penumpang F = frekwensi pelayaran = 88 kali
Muatan kapal diasumsikan load faktor 100% sehingga diperoleh jumlah pendapatan kapal sebesar. P = 80.176.000 x 88 = 7.055.488.000 Besarnya pendapatan kapal untuk beberapa kondisi pemuatan ( load faktor 10% - 100% ) disimpulkan seperti pada tabel berikut ini:
Tabel pencapatan kapal pada beberapa kondisi pemuatan Load Faktor (%) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sumber : hasil olahan data
ISBN : 978-979-127255-0-6
Pendapatan Kapal ( Rp ) 705.548.800 1.411.097.600 2.116.646.400 2.822.195.200 3.527.744.000 4.233.292.800 4.938.841.600 5.644.390.400 6.349.939.200 7.055.488.000
Group Teknik Perkapalan TP17 - 6
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Analisa Kelayakan Investasi Untuk mengetahui analisa kelayakan investasi kapal dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Analisa Kelayakan Investasi pada jumlah penumpang penuh a. Perhitungan pengeluaran total pertahun Untuk hasil penjumlahan biaya-biaya tahunan sepanjang pengoperasian kapal untuk kapasitas penuh penumpang tanpa memperhatikan faktor pengembalian modal, maka didapatkan biaya rutin tahunan adalah Rp 8.338.542.968 b.Pendapatan kapal pertahun Dengan memperhatikan kapasitas penumpang penuh pada kapal ferry KMP.Awuawu maka pemasukan kapal pertahun Rp 7.055.488.000. c. Cash Flow Besarnya Cash Flow diperoleh sebesar : Cash Flow =Pendapatan kapal pertahun – Pengeluaran kapal pertahun = Rp 7.055.488.000 – 8.338.542.968 = Rp – 1.283.054.968
KESIMPULAN Tarif yang ditetapkan oleh pengelola kapal dalam hal ini pihak ASDP dapat ditinjau ulang lagi karna tarif yang berlaku sekarang ini tidak bisa menutupi biaya operasional kapal dan supaya subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak terlalu banyak.
DAFTAR PUSTAKA Edward K Morlok, (1995) Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga, Jakarta Jinca M. Y, ( 1995 ), Sistem dan Perencanaan transportasi Laut, Makassar. Jinca M. Y, ( 2002 ), Transportasi Laut Kapal Layar Motor Pinisi, Lembanga pemerintah Universitas Hasanuddin, Makassar. Kepmen perhubungan Laut, ( 2011 ), Tarif Batas Atas Penumpang Kelas Ekonomi, Jakarta. Idrus, M , 1995, Ekonomi perencanaan kapal, Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin Jinca,M.Y, 2002, Transportasi laut kapal layar motor pinisi, Lembaga penerbitan unhas, Makassar Purba, R, 1996, Analisa biaya dan manfaat, Rineka cipta, Jakarta Setijoprojudo, 1995, Ekonomi Teknik, Fakultas ITS, Surabaya Arifin, J, 1999, Aplikasi Excel dalam Aspek Finansial Studi Kelayakan, Gramedia, Jakarta Djalante, A.H, 2005, Struktur Biaya Operasional Kapal Studi Kasus KLM Pinisi 360 GRT,Proceeding FSTPT VIII di Palembang Djalante, AH, 2006, Studi Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Kelayakan Operasional Kapal Ikan di TPI Lappa Kab. Sinjai, Jurnal Torani, Fakultas Perikanan dan kelautan Universitas Hasanuddin, Makassar
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP17 - 7
ISBN : 978-979-127255-0-6
Analisa Kelayakan Tarif Kapal… Arsitektur Elektro
ISBN : 978-979-127255-0-6
Geologi
Abdul Haris Djlante, Farianto & Hendra wijaya Mesin Perkapalan Sipil
Group Teknik Perkapalan TP17 - 8
Volume 5 : Desember 2011