FINAL REPORT KNKT/KL.2008.38/2008.3.31
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI LAPORAN INVESTIGASI KECELAKAAN KAPAL LAUT TERBAKARNYA KMP. DHARMA KENCANA I DI SUNGAI MENTAYA HILIR SELATAN KOTA WARINGIN TIMUR, KALIMANTAN TENGAH 18 MEI 2008
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI DEPARTEMEN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2008
ii
Keselamatan merupakan pertimbangan utama KNKT untuk mengusulkan rekomendasi keselamatan sebagai hasil suatu penyelidikan dan penelitian. KNKT menyadari bahwa dalam pengimplementasian suatu rekomendasi kasus yang terkait dapat menambah biaya operasional dan manajemen instansi/pihak terkait. Para pembaca sangat disarankan untuk menggunakan informasi laporan KNKT ini hanya untuk meningkatkan dan mengembangkan keselamatan transportasi; Laporan KNKT tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk menuntut dan menggugat di hadapan peradilan manapun.
Laporan ini diterbitkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Gedung Karya Lantai 7, Departemen Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat No. 8, JKT 10110, Indonesia, pada tahun 2008.
i
D DA AF FT TA AR R IIS SII DAFTAR ISI ........................................................................................ ii SINOPSIS ............................................................................................3 I.
INFORMASI FAKTUAL .......................................................................5 I.1.
DATA KAPAL ..........................................................................5
I.2.
DATA MESIN ..........................................................................6
I.3.
DATA MUATAN .......................................................................6
I.4.
PERALATAN KESELAMATAN ........................................................7
I.5.
SURAT – SURAT KAPAL ..............................................................7
I.6.
SUSUNAN AWAK KAPAL .............................................................8
I.7.
LOKASI KEJADIAN .................................................................... 9
I.8.
KRONOLOGIS KEJADIAN .......................................................... 10
I.9.
PROSES EVAKUASI ................................................................. 11
I.10. KORBAN DAN KERUSAKAN ........................................................ 12
II.
I.10.1.
Korban ..................................................................... 12
I.10.2.
Kerusakan Muatan Dan Kerusakan Kapal ............................. 12
TEMUAN – TEMUAN ....................................................................... 13 II.1. TEMUAN INVESTIGATOR .......................................................... 13 II.1.1.
Temuan Hasil Pemeriksaan Lokasi Kejadian ........................ 13
II.1.2.
Cardeck .................................................................... 14
II.1.3.
Geladak No 2 ............................................................. 15
II.1.4.
Anjungan Dan Geladak Tempat Penumpang ........................ 16
III.
ANALISIS .................................................................................... 17
IV.
KESIMPULAN ............................................................................... 19 IV.1. KESIMPULAN ........................................................................ 19
V.
REKOMENDASI ............................................................................. 20 V.1. REGULATOR ........................................................................ 20 V.2. MANAJEMEN/OPERATOR KAPAL ................................................. 20
LAMPIRAN ........................................................................................ 21
ii
S SIIN NO OP PS SIIS S Berdasarkan informasi dari nota dinas Poskodal Ops No. 054/R.Ops/V/2008, pada tanggal 18 mei 2008, telah terjadi kecelakaan laut terbakarnya KMP. Dharma Kencana I di sungai mentaya hilir selatan kota waringin timur, Kalimantan Tengah pada tanggal 18 mei 2008. KNKT segera menugaskan Tim Investigasi ke lokasi kejadian untuk mengadakan penelitian sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yaitu mencari penyebab kecelakaan dengan tidak menyalahkan pihak manapun dan bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa di kemudian hari. KMP. Dharma Kencana I adalah kapal yang mempunyai rute pelayaran Semarang – Sampit – Surabaya. Kapal ini di operasikan oleh PT. Dharma Lautan Utama dan kapal di bangun di Japan tahun 1984 yang terbuat dari baja dan dirancang untuk mengangkut penumpang sebanyak 706 orang dan di awaki oleh 22 ABK ditambah dengan pegawai tidak tetap sebanyak 35 orang. Tanggal 17 Mei 2008, pukul 08.35 WIB KMP. Dharma Kencana I berangkat dari Semarang menuju ke Sampit, Kalsel dengan membawa penumpang sebanyak 712 orang dan kendaraan sebanyak 35 unit. Tanggal 18 Mei 2008 pukul 12.45 WIB, kapal tiba di sungai Mentaya Hilir Selatan dan mengalami kebakaran pada posisi 02° 50’ 81” LS dan 112° 58’ 91” BT. Api terlihat pertama kali pada pukul 13.00 WIB dan Nakhoda segera mengintruksi kelasi untuk segera memeriksa, kelasi melihat ada api di tros belakang di windlass yang letaknya di tween deck dan kelasi segera melaporkan ke anjungan. Setelah melaporkan, kelasi segera membawa botol pemadam dan segera memadamkan api di bantu oleh awak kapal lainnya dengan menggunakan selang yang menghubungkan ke hidran hingga api padam. Tidak lama kemudian timbul juga api di geladak no. 2 tepatnya di belakang ruang tidur penumpang ekonomi sebelah kanan. Awak kapal yang baru saja selesai memadamkan api tros di windlass segera naik ke geladak no. 2 untuk melakukan pemadaman. Tetapi karena api cepat menjalarnya sehingga menyulitkan awak kapal untuk menjalani proses pemadaman dan Markonis segera mengadakan komunikasi dengan Stasiun Radio Pantai bahwa kapal dalam keadaan darurat dan meminta bantuan kepada kapal – kapal terdekat. Pukul 14.00 WIB, Nakhoda mengambil alih komando dari pandu untuk melakukan olah gerak dan membawa kapal ke posisi yang aman untuk berlabuh jangkar. Karena banyaknya kapal nelayan yang berada di samping kapal, alat - alat keselamatan yang ada di atas kapal tidak jadi di turunkan. Bersamaan dengan itu Nakhoda memberikan aba – aba agar penumpang segera meninggalkan kapal karena api sudah menjalar ke ruang penumpang geladak no. 3, dan sebagian penumpang sudah ada yang keluar dari kapal. Pukul 14.40 WIB, setelah dipastikan tidak ada lagi penumpang yang tertinggal di atas kapal, Nakhoda memerintahkan awak kapal untuk meninggalkan kapal, dan proses pemadaman dilakukan oleh beberapa kapal disekitar sampai api benar – benar padam. KMP. Dharma Kencana I terbakar di semua ruang geladak penumpang dan anjungan, sedangkan ruang mesin, geladak kendaraan dan dapur tempat memasak tidak terbakar. Tanggal 23 Mei 2008, pukul 08.00 WIB, pada posisi 02° 32’ 365” S dan 112° 57’ 891” T. KMP. Dharma Kencana I membongkar kendaraan di pelabuhan Sampit dan setelah bongkar kapal langsung berlabuh jangkar di Palangsian pada posisi 02° 39’ 088” S dan 112° 581’ 251” T. 3
4
II.. IIN NF FO OR RM MA AS SII F FA AK KT TU UA AL L
Gambar I-1 KMP. Dharma Kencana I pada setelah terbakar
I.1. DATA KAPAL
Nama Kapal Nama Panggilan Tipe kapal Tonase Kotor (GT) Tonase Bersih (NT) Pelabuhan Pendaftaran Tanda Pendaftaran Pemilik Data Teknis Galangan Pembangunan Tahun Material Klasifikasi Jumlah Awak Kapal Ukuran utama kapal Panjang Lebar Sarat
: KMP. Dharma Kencana I :YDKL : RoRo Penumpang : 2326 : 836 : Surabaya : 2006 Ka No. 3377/L : PT. Dharma Lautan Utama : Naikai Ship Building, Japan : 1984 : Baja : BKI : 22
: 62,91m : 13,00 m : 4,00 m
5
Kapasitas Kapal Jumlah pelayar Awak Kapal Penumpang Tidur Penumpang Duduk
: 706 Orang : 22 Orang : 552 Orang : 132 Orang
I.2. DATA MESIN
Mesin Induk Jumlah Merk Type Daya Putaran Mesin Bantu Jumlah Merk Type Daya
: 2 (dua) : NIIGATA : 6 PA 5 L : 2 x 1800 Hp : 1000 rpm : 2 Unit : Yanmar : S 165 L : 2 x 300 Hp
I.3. DATA MUATAN No I.
Muatan
Satuan
Jumlah
Dewasa
668
Orang
Anak - anak
22
Orang
Bayi
22
Orang
712
Orang
Gol. II Motor
8
Unit
Gol. III Mobil
14
Unit
Gol. IV Truk kecil
3
Unit
Gol. V Truk Besar
4
Unit
Kendaraan Alat Berat
6
Unit
Jumlah
35
Unit
Penumpang
Jumlah II.
Kendaraan
6
I.4. PERALATAN KESELAMATAN JUMLAH NO.
ITEM KIRI
KAPASITAS KANAN
KANAN
KAPASITAS KIRI
1.
Sekoci
1
6
1
25
2.
ILR
18
450
18
450
3.
Alat Apung
5
100
5
100
4.
Jaket Pelampung
5.
Pelampung Penolong
1155 14
I.5. SURAT – SURAT KAPAL Berikut beberapa dokumen-dokumen kapal yang diperoleh oleh tim : No
Nama Surat
No. Surat
Tanggal di keluarkan
Berlaku sampai
1.
Sertifikat Keselamatan kapal Penyeberangan
PK.650/II/25/II/AD. Tg. Emas 2007
Semarang, 07 Juli 2008
02 Juli 2008
2.
Surat Ukur Internasional (1969) Sementara
1962/Ka
Surabaya, 20 Juni 2006
-
3.
Surat Susunan Perwira
PK.683/394/IV/AD. SBA – 2008
Surabaya, 11 April 2008
-
4.
Surat Laut
-
Jakarta, 29 Agustus 2006
-
5.
Sertifikat Kebangsaan
-
Jakarta, 28 Agustus 2006
-
6.
Dokumen Penyesuaian Manajemen Keselamatan (DOC)
032/III/DOC-DKP/2004
Jakarta, 8 Maret 2008
21 Desember 2008
7.
Sertifikat Manajemen Keselamatan (SMC)
PK. 690/194/SMC/DK-07
Jakarta, 25 Juni 2007
28 November 2011
8.
Surat Ijin Berlayar
M.I/KM.17/176/V/2008
Semarang, 17 Mei 2008
-
9.
Sertifikat Klasifikasi Mesin (BKI)
10640
Jakarta, 12 Februari 2008
-
10.
Sertifikat Garis Muat (BKI)
002616
Jakarta, 12 Februari 2008
16 April 2012
11.
Sertifikat Klasifikasi Lambung (BKI)
10645
Jakarta, 12 Februari 2008
-
7
I.6. SUSUNAN AWAK KAPAL No.
Jabatan
Ijazah
Masa Berlaku
Tahun
1.
Nahkoda
ANT III
27 Agustus 2009
2002
2.
Mualim I
ANT III
5 Desember 2008
2002
3.
Mualim II
ANT III
22 Juni 2008
2005
4.
Mualim III
ANT III
19 Februari 2010
2003
5.
Markonis
SRE II
3 Mei 2009
2002
6.
Kepala Kamar Mesin
ATT III
3 Desember 2008
2001
7.
Masinis I
ATT III
10 Februari 2009
2001
8.
Masinis II
ATT III
8 Juli 2010
2001
9.
Masinis III
ATT III
14 Juni 2009
2005
10.
Juru Mudi
ATT D
2 September 2009
2002
11.
Juru Mudi
ANT V
18 Juni 2009
2003
12.
Serang
ANT D
3 Juli 2009
2004
13.
Oiler
ATT D
19 Februari 2010
2002
14.
Oiler
ATT D
30 Juli 2010
2002
15.
Oiler
ATT D
5 September 2009
2003
16.
Kelasi
ANTD
21 Juni 2010
2003
17.
Kelasi
ANT D
23 Januari 2010
2003
18.
Kelasi
ANT D
13 Maret 2009
2005
19.
Kelasi
ANT D
6 April 2009
2005
20.
Kelasi
-
18 Juni 2010
-
21.
Kelasi
-
22 Agustus 2009
-
22.
Kelasi
-
13 Maret 2009
-
8
I.7. LOKASI KEJADIAN
Kapal Bongkar Muatan
Posisi Kapal Berlabuh Jangkar
Terbakarnya KMP. Dharma Kencana 1
Keterangan : I.
: Posisi 02 – 50’ – 81’ LS Posisi Terbakarnya 112 – 58’ – 91” BT KMP. Dharma Kencanan - I
II.
: Posisi 02 – 32’ – 365’S 112– 57’ – 891”T
Posisi Bongkar Muatan Di pelabuhan Sampit
III.
: Posisi 03 – 09’ – 088’S 112– 58’ – 251”T
Posisi Terakhir Kapal Berlabuh Jangkar
Gambar I-2 peta lokasi kejadian KMP. Dharma Kencana I
9
I.8. KRONOLOGIS KEJADIAN Tanggal 17 Mei 2008 pada pukul 08.35 WIB, KMP. Dharma Kencana I berangkat dari Semarang dengan membawa penumpang dan beberapa kendaraan. daftar muatan di dapat sebagai berikut: Muatan
Satuan
Jumlah
Dewasa
668
Orang
Anak - anak
22
Orang
Bayi
22
Orang
712
Orang
Gol. II Motor
8
Unit
Gol. III Mobil
14
Unit
Gol. IV Truk kecil
3
Unit
Gol. V Truk Besar
4
Unit
Kendaraan Alat Berat
6
Unit
35
Unit
Penumpang
Jumlah Kendaraan
Jumlah
Setelah melakukan embarkasi kapal langung berangkat menuju Sampit, Kalteng. Di dalam perjalanan menuju Sampit kapal tidak mengalami masalah. Tanggal 18 Mei 2008, pukul 12.45 WIB, kapal tiba di sungai Mentaya Hilir Selatan dan menurunkan kecepatan untuk menaikkan pandu dan olah gerak kapal di ambil alih oleh pandu, tidak lama kemudian Juru Minyak jaga melaporkan ke anjungan bahwa panel indikator Hz (frekuensi listrik) tidak teratur, Nakhoda memerintahkan kelasi untuk memeriksa ke bagian belakang kapal. Pukul 13.00 WIB, kelasi melaporkan ke anjungan bahwa ada api di gulungan tros di windlass tepatnya di twin dek. Setelah melapor kelasi membawa tabung pemadam untuk memadamkan api tersebut di bantu oleh awak kapal lainnya memakai selang yang di hubungkan ke hidran sehingga api berhasil di padamkan. Kondisi mesin induk masih dalam keadaan beroperasi dan komando masih di tangan pandu. Pukul 13.30 WIB tidak lama kemudian penumpang di geladak no. 2 berlari dan memberitahu bahwa ada api di ruang tidur penumpang ekonomi. Dengan cepat awak kapal yang baru saja selesai memadamkan api di windlass langsung naik ke atas lewat railing belakang membawa selang hidran dan tabung pemadam. Karena asap dan api semakin cepat menjalar menyulitkan awak kapal untuk dapat memadamkan api. Bersamaan dengan itu Markonis segera mengadakan komunikasi dengan Stasiun Radio Pantai bahwa kapal dalam keadaan darurat dan meminta bantuan kepada kapal – kapal terdekat. 10
Pukul 14.00 WIB, untuk menghindari akibat yang lebih buruk Nakhoda mengambil alih komando dan berinisiatif untuk berlabuh jangkar di alur sungai Mentaya Hilir Selatan. Nahkoda mengintruksikan awak kapal lainnya untuk segera membagikan baju penolong dan mengevakuasi penumpang ke arah haluan kapal, tetapi sebagian dari penumpang kapal sudah ada yang turun dari kapal dengan menggunakan tangga tali. Alat – alat keselamatan yang ada di atas kapal tidak jadi diturunkan karena banyak perahu nelayan berada di samping kapal yang ikut menolong penumpang. Pukul 14.15 WIB, Nakhoda segera memerintahkan penumpang agar segera turun dari kapal di bantu oleh awak kapal dengan menggunakan tangga tali dan tros. Pukul 14.40 WIB, setelah memastikan bahwa tidak ada penumpang yang terjebak dalam api, Nakhoda mengintruksikan awak kapal agar segera meninggalkan kapal, karena api dengan cepat menjalar ke geladak penumpang no.3. Pukul 15.00 WIB, dilakukan pemadaman oleh beberapa kapal yang berada dekat lokasi kejadian sampai api benar – benar padam dan ikut membantu mengevakuasi penumpang.
I.9. PROSES EVAKUASI Proses evakuasi KMP. Dharma Kencana I No.
Nama kapal
Milik
1.
TB. 18
PT. Pelindo
2.
TB. Delta Permai 3
-
3.
Kapal Indo Balompit
-
4.
Delta Sejahtera
-
5.
Kapal Negara
KPLP
6.
Perahu Nelayan
Nelayan
11
I.10. KORBAN DAN KERUSAKAN I.10.1. Korban Korban luka sebagian besar disebabkan karena salah posisi pada waktu loncat dari kapal, Berikut data korban yang di rawat di RSUD. Dr. Jamilah Sampit, Kalteng. Item
Jumlah
Keterangan
Luka Ringan
34
Sudah bisa keluar dari rumah sakit.
Luka Berat
12
3 (tiga) penumpang masih dirawat di rumah sakit terdekat.
Meninggal
1
Total
47
-
I.10.2. Kerusakan Muatan dan Kerusakan Kapal Kerusakan
Lokasi
Keterangan
Berat
Geladak penumpang no. 2
Semua ruangan yang ada di geladak no. 2 terbakar.
Geladak penumpang no. 3
Semua ruang yang ada di geladak no. 3 terbakar.
Anjungan
Alat – alat yang berada di anjungan terbakar.
Sedang
Tween dek/dek antara
Mesin windlass yang berada di sebelah kanan terbakar.
Ringan
Geladak kendaraan
Sebagian cat di Langit – langit geladak kendaraan bagian belakang terkelupas karena panas api. Mesin Windlass yang berada di belakang sebelah kanan terbakar. Katup-katup sistem springkler terbuka. Muatan kendaraan utuh.
12
IIII.. T TE EM MU UA AN N –– T TE EM MU UA AN N II.1. TEMUAN INVESTIGATOR II.1.1. TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN DI LOKASI KEJADIAN Adanya tanda – tanda kebakaran pertama kali dilaporkan oleh Juru Minyak jaga diruang kontrol yang segera melaporkan keanjungan. Selanjutnya Nakhoda memerintahkan kelasi untuk segera memeriksa. Kelasi tersebut menemukan adanya api dan asap di gulungan tros di windlass dan langsung melapor ke anjungan. Kelasi mengupayakan pemadaman dibantu oleh awak lainnya; Ruangan mesin tidak mengalami kebakaran, mesin Induk dan mesin bantu masih beroperasi dengan normal; Menurut pengakuan dari penumpang yang ada diruang tidur, penumpang ekonomi melihat asap putih dan mempunyai bau bahan plastik terbakar; Langit – langit geladak kendaraan bagian belakang sebagian terbakar dan sebagian besar geladak kendaraan tidak terbakar; Terdapat sisa kebakaran digulungan tros yang berada di geladak antara; Berdasarkan investigasi dilapangan terbakarnya tros menyebabkan adanya jalur api di langit-langit. Langit yang dijilat api merupakan rantai dari terbakarnya ruang tidur penumpang ekonomi, karena lantai tersebut dilapisi oleh vinyl, karpet, kayu untuk tempat tidur penumpang dan plafon yang dilapisi peredam, yang kemudian dengan cepat api menjalar ruang penumpang di geladak no. 2 dan 3 serta anjungan; Tidak ada penggunaan arus listrik untuk windlass, Tidak ada saklar kontaktor/lampu dan juga tidak ada kabel listrik yang melintas di atas gulungan tros. Windlass pada waktu itu dalam keadaan shutdown dan tidak menggunakan arus listrik akan tetapi mengunakan sistem hydrolik; Upaya pemadaman dilakukan oleh awak kapal namun api/kebakaran tidak bisa dikuasai karena api sangat cepat menjalar keruangan lainnya; Tanpa menunggu instruksi meninggalkan kapal, sebagian para penumpang sudah ada yang meninggalkan kapal melalui tangga tali, tros dan pintu pandu. Beberapa penumpang bahkan ada yang loncat langsung ke air sehingga menyebabkan 15 orang luka berat dan ringan; Dari hasil wawancara dengan penumpang dan awak kapal, diketahui bahwa kurangnya pengawasan terhadap barang – barang bawaan penumpang maupun isi muatan kendaraan, barang-barang tidak diperiksa secara fisik dengan unit X-ray maupun pemeriksaan yaitu membuka isi tas/colie/muatan secara terbuka. Hal ini dapat memungkinkan masuknya barang berbahaya/mudah terbakarnya ke kapal. Demikian pula halnya dari pengamatan dipelabuhan penumpang Sampit di mana tidak terlihat adanya peralatan deteksi (stationary/portable) untuk pengawasan isi barang–barang bawaan penumpang dan kendaraan; 13
Tidak terdapat sprinkler di ruang penumpang.
II.1.2. CARDECK
Gambar II-1 Kondisi terbakarnya tali troos yang diperkirakan awal terjadinya kebakaran
Gambar II-2 Kondisi atap cardeck dan dinding akibat kebakaran
Gambar II-3 Kondisi cardeck yang selamat dari kebakaran
14
II.1.3. GELADAK NO 2
Gambar II-4 kondisi anjungan dan ruang akomodasi penumpang setelah kebakaran
15
II.1.4. ANJUNGAN DAN GELADAK TEMPAT PENUMPANG
Gambar II-5 akibat kebakaran pada daerah akomodasi penumpang
16
IIIIII.. A AN NA AL LIIS SIIS S
Gambar III-1 Fault tree diagram kebakaran KMP. Dharma Kencana I
Dari hasil investigasi dan penelitian terhadap kecelakaan tersebut di atas dapat disusun fault tree diagram dengan rincian sebagai berikut: 1. Oksigen Oksigen dibutuhkan sebagai salah satu unsur terjadinya kebakaran. Pada kasus terjadinya kebakaran KMP. Dharma Kencana I, suplai oksigen tersedia bebas dikarenakan awal terjadinya kebakaran pada ruangan terbuka (di tween deck). 2. Flammable material Dari hasil penelitian di lokasi kejadian bahan penyebab terjadinya kebakaran pertama kali diperkirakan adalah tros buritan yang telah terkontaminasi oleh bahan yang mudah terbakar dan selanjutnya api menjalar dengan cepat ke arah geladak akomodasi no. 2. Api sangat cepat menjalar karena material untuk interior ruang penumpang mudah terbakar. Barang – barang bawaan penumpang yang berada di geladak akomodasi no. 2 dan 3 ikut terbakar, hal ini menyebabkan api bertambah besar. 3. Pemicu (Heat Energy) Selain dua unsur di atas dibutuhkan pemicu atau energi panas untuk terjadinya suatu proses kebakaran.
17
Dari hasil penelitian di lokasi kejadian, pemicu kebakaran tidak dapat di pastikan dan dibuktikan. 4. Lingkungan (Environment) Faktor cuaca juga berperan terhadap terjadinya kecelakaan ini. Pada saat kejadian angin dengan kecepatan 15 - 20 knot, hal ini menyebabkan api semakin cepat menjalar ke ruang akomodasi yang berada di geladak no. 2 dan 3. Dari keterangan para saksi diketahui ada pelayar yang merokok pada daerah larangan merokok. Pada pelaksanaannya oleh pihak operator telah di terapkan sistem ronda yang bertujuan untuk mendisiplinkan penumpang, hal ini harus lebih terjadwal agar lebih maksimalnya tingkat pengawasan. Barang bawaan pelayar atau kendaraan tidak dilakukan pemeriksaan secara detail.
18
IIV V.. K KE ES SIIM MP PU UL LA AN N IV.1. KESIMPULAN
Dari hasil temuan tim yang telah melakukan investigasi dan wawancara dengan para pihak yang terkait, maka dapat diperkirakan bahwa kebakaran pertama kali terjadi karena adanya unsur benda yang mudah terbakar, dalam hal ini ada kemungkinan tros di windlass terkontaminasi bahan – bahan yang sangat mudah terbakar (bahan kimia tertentu) yang diletakkan digulungan tali di windlass tersebut, selanjutnya mendapatkan sulutan api sehingga menyebabkan terbakar dan melelehkan tros tersebut. Setelah upaya pemadaman selesai muncul api di ruang akomodasi penumpang yang posisinya di geladak windlass. Api selanjutnya merambat sangat cepat ke plafon yang dilapisi peredam dan kemudian dengan cepat menghabiskan seluruh ruang berserta isinya. Faktor kontribusi antara lainnya adalah bahan interior ruang penumpang dan barang bawaan penumpang yang menyebabkan api semakin cepat menjalar ke ruang - ruang penumpang.
19
V V..R RE EK KO OM ME EN ND DA AS SII V.1. REGULATOR
Memberlakukan persyaratan penggunaan bahan bangunan kapal termasuk untuk interior dari bahan-bahan marine use sebagaimana yang di syaratkan di dalam Code.
Memperketat pengawasan dipelabuhan terhadap barang-barang bawaan penumpang dan isi dari kendaraan yang diangkut menggunakan kapal RoRo dengan peralatan X-ray.
Memberlakukan peraturan perundang-undangan mengenai pendeklarasian isi kemasan muatan oleh pengirim (termasuk muatan dalam truk/container).
Meningkatkan pengawasan terhadap lingkungan pelabuhan khususnya pencemaran oleh limbah minyak dan bahan berbahaya.
V.2. MANAJEMEN/OPERATOR KAPAL
Meningkatkan penjadwalan sistim ronda untuk kapal RoRo khususnya pada waktu kapal berlayar.
Memperhatikan peralatan operasional antara lain tros, tangga tali dari bahaya pencemaran zat-zat yang mudah terbakar/berbahaya.
Memberlakukan larangan membuat api bagi setiap pelayar di luar tempat yang ditentukan.
Membuat ruangan khusus (tertutup) untuk para perokok.
Memberikan informasi keselamatan (video keselamatan, Poster keselamatan dll) kepada pengguna jasa angkutan laut dalam setiap kesempatan yang memungkinkan.
Pemasangan sistem sprinkler (pemadam kebakaran) di ruang akomodasi penumpang.
20
L LA AM MP PIIR RA AN N
Gambar 0-1 diagram rentang waktu kejadian terbakarnya KMP. Dharma Kencana I
21
General Arrangement
22
General Arrangement (Lanjutan)
23
24