Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Aktifitas Fisik, Pola Makan, Overweight
AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA ANAK SEKOLAH DASAR KATOLIK FRATER BAKTI LUHUR MAKASSAR 1
2
3
Thresia Dewi KB Hj. Sukmawati Istianah Adnan Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2 Alumni Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 1
Abstract Background: Overweight is a new problem that arises in certain segments of society, and not only among adults but for elementary school children can also experience it. Risk factors that may cause the primary school children were overweight ie diet, physical activity. Objectives: to describe the physical activity and diet with the incidence of overweight in children Katolik Primary School, Frather Bakti Luhur Makassar. Methods: survey with cross sectional approach. Samples were students of class IV and V which amounts to 162 people were selected by simple random. Nutritional status was obtained through weighing and height are then processed in the WHO Antro Plus. Obtained through the diet Quesionary Food Frequency (FFQ) which is then processed by summing the scores for each item were then compared with the foodstuff an average score of total score of all subjects. Physical activity was obtained through physical activity format which is then processed by way of calculating the duration and type of physical activity using the formula of physical activity levels. The data presented in the form of frequency distributions and narrative. Result: incidence of overweight subjects were 71.6% and 28.4% overweight not overweight. A diet high at 42.6% and 57.4% lower. Physical activity by 84.6% and 13.0% very mild mild. The results of the identification of physical activity with incidence of overweight are generally very mild ie 24.1%. The results of the identification of the diet is generally low incidence of overweight is 16.7% Conclusions: The number of children with very mild physical activity is expected to be a concern for teachers and parents to further improve physical activity in children by implementing exercise habits and lead children to better suit the needs of children consume food. Keywords: Diet, Physical Activity and Overweight
LATAR BELAKANG Salah satu ciri khas masalah kesehatan anak di negara berkembang termasuk Indonesia adalah adanya masalah gizi ganda, dimana masalah gizi kurang belum teratasi masalah gizi lebih mulai muncul pada golongan masyarakat tertentu di kota-kota besar. Istilah gizi lebih sering digunakan untuk menggambarkan overweight dan kegemukan atau obesitas (Subardja, 2004). Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka gizi
lebih atau obesitas dianggap sebagai sinyal awal, dan munculnya kelompok penyakitpenyakit degeneratif atau non infeksi yang sekarang ini banyak terjadi di seluruh pelosok Indonesia. Fenomena ini sering dikenal dengan sebutan New World Syndrom atau Sindrom Dunia Baru. Tingginya prevalensi obesitas, gizi lebih, hipertensi, dislipidemi dan beberapa penyakit degeneratif lainnya, menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia (Hamam, 2005). 21
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Pola penyakit di Indonesia tidak hanya penyakit infeksi tetapi juga non infeksi yang menyebabkan gizi lebih atau kegemukan (Agoes, 2003). Data Riskesdas tahun 2010, terjadi peningkatan dari 7,4% pada tahun 2007 menjadi 9,2% pada tahun 2010 pada anak umur 6-12 tahun. Prevalensi obesitas pada anak laki laki umur 6-12 tahun lebih tinggi dari prevalensi pada anak perempuan berturutturut sebesar 9,5% dan 6,4% (Balitbangkes, 2010). Hasil penelitian Husaini yang dikutip oleh Hamam (2005), mengemukakan bahwa, dari 50 anak laki-laki yang mengalami gizi lebih, 86% akan tetap obesitas hingga dewasa dan dari 50 anak perempuan yang obesitas akan tetap obesitas sebanyak 80% hingga dewasa. Obesitas permanen, cenderung akan terjadi bila kemunculannya pada saat anak berusia 5-7 tahun dan anak berusia 4-11 tahun, maka perlu upaya pencegahan terhadap gizi lebih dan obesitas sejak dini (Aritonang, 2003). Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gizi lebih pada anak usia sekolah, antara lain sosial ekonomi yang mempengaruhi pola konsumsi, dimana anak yang berasal dari keluarga ekonomi tinggi, cenderung mengkonsumsi makanan yang berkadar lemak tinggi. Secara singkat, gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi dengan energi yang digunakan.Selain itu faktor yang mempengaruhi gizi lebih, adalah umur, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, faktor lingkungan, aktivitas fisik, kebiasaan makan dan faktor neuropsikologik serta faktor genetika (Suhendro, 2003). Hasil penlitian Barre et.al (2013) tentang hubungan antara pengetahuan dan kebiasaan konsumsi fast food dengan kejadian gizi lebih pada siswa Sekolah Dasar Negeri Sudirman 1 Makassar mengungkapkan bahwa prevalensi overweight di sekolah tersebut semakin tinggi terdapat 63 siswa atau sekitar 27,8% yang berstatus gizi lebih. Berdasarkan uraian tersebut serta ditambah hasil obeservasi yang telah dilakukan di awal, peneliti telah melakukan
22
Aktifitas Fisik, Pola Makan, Overweight
penelitian tentang aktivitas fisik dan pola makan dengan kejadian overweight pada anak Sekolah Dasar Katolik Frater Bakti Luhur Makassar METODE Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Katolik Frater Bakti Luhur Makassar pada bulan Desember-Juli 2014. Populasi adalah kelas IV dan V. Data siswa diperoleh dari bagian administrasi SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar, selanjutnya subjek dipilih menggunakan simple random. Total subjek sebanyak 162 orang. Data status gizi diperoleh melalui penimbangan berat badan dan tinggi badan yang kemudian diolah di WHO Antro Plus. Aktivitas Fisik diperoleh melalui format aktivitas fisik dengan menggunakan rumus Physical Activity Level. Pola Makan diperoleh melalui Food Frequency Quesioner (FFQ) yang kemudian diolah dengan cara menjumlahkan skor setiap item bahan makanan lalu dibandingkan dengan skor ratarata dari jumlah skor seluruh subjek. Data dianalisis secara deskriptif HASIL PENELITIAN Kategori Aktivitas Fisik Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa pada umumnya subjek yang memiliki aktivitas fisik sangat ringan sebanyak 137 orang (84.6%). Tabel 1 Distribusi Subjek Berdasarkan Aktivitas Fisik Siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar Kategori Sangat Ringan Ringan Sedang Berat Total
n 137 21 2 2 162
% 84,6 13,0 1,2 1,2 100
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Aktifitas Fisik, Pola Makan, Overweight
Frekuensi Makan Tabel 2 Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori Frekuensi Makan Siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar
Bahan Makanan n 54 73 64 61 56 54 53 55 47
Makanan pokok Lauk hewani Lauk Nabati Sayuran Buah Minuman Makanan trendy Makanan lemak Jajanan
Frekeuensi Makan Tinggi Rendah % n % 33,3 108 66,7 45,1 89 54,9 39,5 98 60,5 37,7 101 62,3 34,6 106 65,4 33,3 108 66,7 32,7 109 67,3 34,0 107 66,0 29,0 115 71,0
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pada umumnya yang frekuensi makan subjek rendah dari seluruh jenis bahan makanan yaitu makanan pokok sebanyak 108 orang (66.7%), lauk hewani sebanyak 89 orang (54.9%), lauk nabati sebanyak 98 orang (60,5%), sayuran sebanyak 101 orang (62.3%), buah-buahan sebanyak 92 orang (56.8%), minuman sebanyak 84 orang (51.9%) tinggi, makanan fast food sebanyak 98 orang (60.5%), makanan berlemak sebanyak 107 orang (66.0%) dan makanan jajanan sebanyak 101 orang (62.3%). Pola Makan Tabel 3 Distribusi Subjek Berdasarkan Kategori Pola Makan Siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar Pola Makan
n
%
Tinggi Rendah Total
69 93 162
42.6 57.4 100
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa subjek yang memiliki pola makan yang tinggi sebanyak 69 orang (42.6%)dan subjek yang
Total n 162 162 162 162 162 162 162 162 162
% 100 100 100 100 100 100 100 100 100
memiliki pola makan yang rendah sebanyak 93 orang (57.4%). Kejadian Overweight Tabel 4 Distribusi Subjek Berdasarkan Kejadian Overweight Siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar Kejadian Overweight Overweight Tidak overweight Total
n
%
46 116 162
28.4 71.6 100.0
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa 71,6% subjek tidak overweight dan ada 28,4% subjek yang overweight Identifikasi Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa subjek yang memiliki aktivitas fisik yang sangat ringan pada umumnya tidak overweight sebanyak 60.5%, sedangkan kejadian overweight sebanyak 24.1%..
23
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Aktifitas Fisik, Pola Makan, Overweight
Tabel 5 Distribusi Subjek Berdasarkan Identifikasi Aktifitas Fisik dengan Kejadian Overweight Siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar
Aktivitas fisik Sangat ringan Ringan Sedang Berat Total
Kejadian Overweight Overweight Tidak Overweight n % n % 98 39 24.1 60.5 15 6 3.7 9.3 2 0 0.0 1.2 1 1 0.6 0.6
n 137 21 2 2
% 84.6 13.0 1.2 1.2
46
162
100.0
28.4
116
Total
71.6
Identifikasi Pola Makan dengan Kejadian Overweight Tabel 6 Distribusi Subjek Berdasarkan identifikasi Pola makan dengan Kejadian Overweight Siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar
Pola Makan Tinggi Rendah Total
Kejadian Overweight Overweight Tidak Overweight n % n 19 11.7 50 30.9 27 16.7 66 40.7 46 28.4 116 71.6
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa subjek yang memiliki pola makan yang tinggi pada umumnya tidak Overweight sebanyak 30.9% ,sedang kejadian overweight sebanyak 11.7%. dan subjek yang memiliki pola makan yang rendah pada umumnya tidak overweight sebanyak 40.7%, sedang kejadian overweight sebanyak 16.7%. PEMBAHASAN Aktivitas Fisik Hasil penelitian dari 162 subjek yang beraktivitas sangat ringan sebanyak 139 orang (84.6%), yang beraktivitas ringan sebanyak 21 orang (13.0%), yang beraktivitas sedang sebanyak 2 orang (1.2%) dan yang beraktivitas berat sebanyak 2 orang (1.2%). sampel yang beraktivitas sangat ringan hanya beraktivitas belajar dan nonton TV. Hasil penelitian Sylvester menunjukkan bahwa ada hubungan antara obesitas dan lamanya menonton televise pada anak umur enam hingga sebelas tahun dan pada anak remaja. Anak-anak lebih banyak menonton televise dan lebih sedikit beraktivitas fisik cenderung mempunyai indeks massa tubuh (IMT) lebih besar (Almatsier dkk, 2009) . 24
Total n 69 93 162
% 42.6 57.4 100.0
Aktivitas fisik sangat berkaitan erat dengan obesitas karena apa bila aktivitas kurang maka akan terjadi penimbunan lemak yang akan menyebabkan obesitas. Pola makan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai pola makan sampel, dari 162 subjek dengan pola makan tinggi sebanyak 69 orang (42.6%) dan pola makan rendah sebanyak 93 orang (57.4%). Hasil pengumpulan data diperoleh bahwa konsumsi makanan pokok, hewani, lauk nabati, sayuran buah-buahan, minuman, makanan trendy, makanan berlemak dan jajanan pada umumnya rendah. Pola makan pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap kejadian overweight karna overweight pada anak tidak hanya disebabkan pola makan tetapi asupan, aktivitas fisik, genetic dan factor-faktor lainnya. Salah satu pengamatan mengenai pola makan yaitu food frequency Metode yang digunakan ini untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu setiap hari, minggu, bulan, atau tahun. Selain itu Food Frequency juga memiliki kekurangan yang di antaranya yaitu
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
tidak dapat menghitung intake zat gizi sehari, sulit mengembangkan kuesioner pengumpulan data, responden juga harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi. Dan cukup menjemukkan bagi pewawancara. Kejadian Overweight Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada anak Sekolah Dasar Katolik Frater Bakti Luhur Makassar diperoleh bahwa kejadian overweight sebanyak (28.9%) data ini diperoleh sesuai dengan hasil pengukuran antropometri dengan menghitung IMT sampel. Status gizi sampel yang normal sebanyak (69.1%) keadaan ini dapat menggambarkan adanya kecenderungan peningkatan kejadian overweight jika dilihat dari dari hasil penelitian (Barre dkk, 2013) tentang hubungan antara pengetahuan dan kebiasaan konsumsi fast food dengan kejadian gizi lebih pada siswa Sekolah Dasar Negeri Sudirman 1 Makassar yang mengungkapkan bahwa yang berstatus gizi lebih sebanyak (27.8%). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan status gizi lebih yang dimana disebabkan karena perbedaan kedua sekolah tersebut yang salah satunya merupakan sekolah swasta dan sekolah negeri. Overweight merupakan penyakit multifaktorial yang sebagian besar disebabkan karena adanya interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan antara lain aktivitas fisik, gaya hidup, social ekonomi dan nutrisional (Nugraha,2009). Identifikasi Aktivitas Fisik dengan kejadian Overweight Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian dengan aktivitas fisik yang sangat ringan umumnya tidak overweight sebanyak (60.5%) dan subjek penelitian dengan aktivitas yang sangat ringan umumnya mengalami kejadian overweight sebanyak (24.1%). Hal ini berarti subjek memiliki aktivitas yang sangat ringan pada umumnya tidak mengalami overweight. Identifikasi Pola Makan dengan Kejadian Overweight Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian dengan pola makan yang tinggi umumnya tidak overweight sebanyak (30.9%) dan subjek penelitian dengan pola makan yang tinggi umumnya yang mengalami kejadian overweight sebanyak (11.7%), sedangkan subjek dengan pola makan yang rendah umumnya tidak overweight sebanyak (40.7%) dan subjek penelitian dengan pola
Aktifitas Fisik, Pola Makan, Overweight
makan yang rendah pada umumnya yang mengalami kejadian overweight sebanyak (16.7%). Hal ini berarti bahwa pada umumnya subjek penelitian memiliki pola makan yang rendah dan tidak mengalami overweight. Pola makan merupakan faktor eksternal yang dapat menyebabakan terjadinya overweight karena yang dinilai pada pola makan yang ditanyaka apa saja yang dimakan, jenis bahan makanan dan frekuensinya bukan berapa banyak yang dimakan atau asupan yang masuk didalam tubuh, akibatnya tidak dapat diketahui secara pasti apakah makanan yang di makan sudah cukup untuk kebutuhan anak. KESIMPULAN 1. Aktivitas fisik siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar umumnya (84.6%) sangat ringan. 2. Pola makan siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar pada umumnya (57.4%) dengan frekuensi rendah. 3. Kejadian Overweight siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar sebanyak 28.4%. 4. Identifikasi aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar umumnya sangat ringan yaitu sebanyak (24.1%) 5. Identifikasi pola makan dengan kejadian overweight pada siswa SD Katolik Frater Bakti Luhur Makassar umumnya Rendah yaitu sebanyak (16.7%) SARAN Anak dengan aktivitas fisik sangat ringan menjadi perhatian bagi guru dan orang tua agar lebih meningkatkan aktivitas fisik pada anak karena kurangnya aktivias fisik yang dilakukan anak-anak menyebabkan energi tidak terpakai oleh tubuh sehingga terjadi penimbunan lemak yang akan mengakibatkan terjadinya overweight dan obesitas, serta menerapkan kebiasaan berolahraga baik disekolah maupun dirumah, dan mengarahkan anakanak untuk lebih mengkonsumsi makanan sesuai anjuran kebutuhan anak DAFTAR PUSTAKA Adriani M, dkk. (2012). Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta; Kencana Prenada Media Group Barre A,dkk (2013).
25
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
http://repository.unhas.ac.id/bistream/ha ndle/123456789/5547/JURNAL.pdf?seq uence=1(diakses 18 juli 2014) Almatsier, dkk. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta; Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Aritonang, dkk. (2003). Hubungan Konsumsi Pangan dengan Gizi Lebih pada Anak TK di Kotamadya Medan. Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2007). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2010). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Barre A,dkk (2013). http://repository.unhas.ac.id/bistream/ha ndle/123456789/5547/JURNAL.pdf?seq uence=1(diakses 18 juli 2014) Hamam Hadi. (2005). Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap
26
Aktifitas Fisik, Pola Makan, Overweight
Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Khomsan A. (2003). Pangan dan Gizi untuk kesehatan. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada Nugraha, G. I. (2009). Etiologi Patofisiologi Obesitas. Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis. Jakarta; Sagung Seto Riyadi H. (2006). Penilaian Status Gizi. Jakarta; Penerbit Penebar Swadaya Rustiaty, Suci. (2012). Pola Jajanan dan Pola Konsumsi Buah dan Sayur pada Anak 9-11 Tahun di SDN Sudirman I Kota Makassar Tahun 2012. (Skripsi). FKM. Universitas Hasanuddin. Makassar Subardja D. (2004). Obesitas Primer pada Anak. Bandung;PT. Kiblat Buku Utama Suhendro, (2003). Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Remaja Siswa-Siswi SMU di Kota Tangerang Provinsi Banten.Tesis Magister Ilmu-ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Utama Gizi dan Kesehatan.Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada.