PENGARUH INTERAKSI KOMITMEN ORGANISASI DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN DAN KETERLIBATAN KERJA TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN DINAS KESEHATAN SE-PROVINSI SULAWESI BARAT
The Influence of the Interaction between Organisation Commitment Budget Participation, and Work Involvement on the Consistency of Budget Use in the Health Office of West Sulawesi Province (Adriani Vemy P*), Gagaring Pagalung, Syarifuddin Email *):
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penelitian ini bertujuan mengetahui (1) pengaruh partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran, (2) pengaruh keterlibatan kerja terhadap senjangan anggaran, (3) pengaruh komitmen organisasi sebagai variabel moderating terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggara, (4) pengaruh komitmen organisasi sebagai variabel moderating terhadap hubungan antara keterlibatan kerja dan senjangan anggaran. Sampel penelitian adalah para pejabat eselon II, III, IV dan staf yang terlibat dalam penyusunan anggaran di satuan kerja perangkat daerah dinas Kesehatan Se-Provinsi Sulawesi Barat. Instrumen utama dalam pengumpulan data adalah kuesioner dan diukur dengan skala interval, Responden berjumlah 200 orang. Hanya 131 kuesioner yang diproses karena 68 tidak kembali dan 5 yang tidak selesai. Analisis data menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi anggaran tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran, dan analisis regresi hipotesis ketiga menunjukkan bahwa koefisien interaksi b3 yaitu interaksi antara komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran tidak signifikan. Hal ini berarti interaksi antara komitmen organisasi dan partisipasi anggaran tidak mempengaruhi secara signifikan terjadinya senjangan anggaran. Hal ini berarti hipotesis pertama dan ketiga tidak dapat diterima. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan kerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap senjangan anggaran, yang berarti bahwa hipotesis kedua diterima, dan hasil analisis regresi pada hipotesis keempat antara interaksi komitmen organisasi dengan keterlibatan kerja secara signifikan mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dan keempat dapat diterima.
ABSTRAK The objectives of thus study are to find out: (1) the influence of budget participation on the consistency of budget use; (2) the influence of work involvement on the consistency of budget use; (3) the influence of organisation commitment as a moderating variable on the relationship between budget participation and the consistency of budget use; (4) the influence of organisation commitment as a moderating variable on the relationship between work involvement and the consistency of budget use. The research samples were officials of grades II, III, IV; and staffs involving in the budget arrangement in the working unit of local officials in the Health Office of West Sulawesi province. The main instrument in the data collection was a questionnaire with an interval scale. There were 200 respondents. Only 131 questionnaires were processed because 68 of them were not returned and five questionnaires were not completed. The data analysis was conducted by using the multiple regression. The results reveal that budget participation does not have a significant influence on the consistency of budget use, and the third hypothesis of regression analysis reveals that the interaction coefficient b3 (interaction between organisation commitment and budget participation) is not significant. This means that the interaction between organisation commitment and budget participation does not significantly influence the consistency of budget use. Therefore, the first and the third hypotheses cannot be accepted. Furthermore, this research reveals that work involvement has a positive and significant influence on the consistencyof budget use, which means that the second hypothesis is accepeted. In addition, the result of regression analysis of the fourth hypothesis reveals that interaction between organisation commitment and work involvement significantly influence the consistency of budget use. It can be concluded that the second and the fourth hypotheses can be accepted Pendahuluan Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran financial. Penyusunan anggaran dalam sektor publik, terutama pemerintah merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan politis. Berbeda dengan penyusunan anggaran pada sektor privat yang muatan politisnya mungkin relatif lebih kecil. Sejalan dengan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah kota maupun kabupaten untuk mengatur rumah tangganya, mengakibatkan para aparat pemerintah daerah, terutama para pejabat eselon untuk terlibat dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan daerahnya. Salah satu bentuk perwujudan yang harus diperhatikan dari keterlibatan tersebut adalah partisipasi dalam penyusunan anggaran daerah. Partisipasi penyusunan anggaran merupakan suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh pihak
yang dapat membawa dampak di masa yang akan datang. Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dari dana publik. Penganggaran sektor publik terkait dalam proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter. Tahap penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang telah disusun (Mardiasmo, 2002). Dalam proses penyusunan, anggaran mempunyai dampak langsung terhadap perilaku manusia (Siegel dan Marconi, 1989) terutama bagi orang yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran. Misalnya bawahan yang ikut berpatisipasi dalam penyusunan anggaran memberikan perkiraan yang bias kepada atasan, padahal bawahan memiliki informasi yang dapat digunakan untuk membantu keakuratan anggaran perusahaan. Perkiraan bias tersebut dilakukan dengan melaporkan prospek penerimaan yang lebih rendah dan prospek biaya yang lebih tinggi, sehingga target anggaran dapat lebih mudah dicapai. Tindakan bawahan memberikan laporan yang bias dapat terjadi jika dalam menilai kinerja atasan mengukurnya berdasarkan pencapaian sasaran anggaran. Dengan tercapainya sasaran anggaran, bawahan berharap dapat mempertinggi prospek kompensasi yang akan diperolehnya. Bagi perusahaan laporan anggaran yang bias akan mengurangi keefektifan anggaran di dalam perencanaan dan pengawasan organisasi. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Camman (1976), Dunk (1993), Marchant (1985) dan Onsi (1973) menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan anggaran (berhubungan negatif). Hal ini terjadi karena bawahan membantu memberikan informasi pribadi tentang prospek masa depan, sehingga anggaran yang disusun menjadi lebih akurat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lowe dan Shaw (1968), Lukka (1988) dan Young (1985) menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan senjangan anggaran mempunyai hubungan positif yaitu peningkatan partisipasi anggaran semakin meningkatkan senjangan anggaran. Ini berarti bahwa bawahan tidak memberikan informasi pribadi dalam penyusunan anggaran, sehingga mengurangi keakuratan dalam penyusunan anggaran. Metodologi penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei (survey method). Metode survei digunakan untuk mengumpulkan data primer yang menggunakan pertanyaan tertulis (kuesioner), berupa persepsi para responden terhadap variabel-variabel yang digunakan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendatangi para responden untuk menyerahkan ataupun mengumpulkan kuesioner. Penelitian dilakukan selama 1 Bulan mulai dari Bulan April–Mei 2011.
Kuesioner yang didistribusikan pada para responden, terlebih dahulu harus seizin Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Linmas (Kesbang) provinsi berdasarkan surat permohonan izin penelitian dari ketua pengelola program studi. Setelah itu diterbitkan lagi surat izin penelitian ke masing-masing Dinas Kesehatan Se-Provinsi Sulawesi Barat. Dalam penelitian ini sampel/responden yang digunakan sebanyak 131 orang.
Komitmen Organisasi (X3) Partsispasi Anggaran (X1) Senjangan Anggaran (Y)
Keterlibatan Kerja (X2) Komitmen Organisasi (X3) Gambar 1. Model Penelitian Uji Kwalitas data Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel-variabel. Pengukuran yang reliable akan menunjukkan instrumen yang sudah dipercaya dan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Teknik Analisis Untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan metode statistik regresi berganda (multiple regression). untuk pengujian hipotesis Pertama dan ketiga menggunakan persamaan sebagai berikut:
Y = 0 +1XPA + 2XKO + 3XPAXKO + e ……………………. (1) Di mana: Y
= senjangan anggaran
XPA
= partisipasi anggaran
XKO
= komitmen organisasi
XPAXKO = interaksi XPA dan XKO 1-3
= koefisien regresi
Sedangkan, untuk pengujian hipotesis kedua dan keempat menggunakan persamaan 2 sebagai berikut: Y = 0 +1XKK + 2XKO + 3XKKXKO + e …………………… (2) Di mana: Y
= senjangan anggaran
XKK
= Keterlibatan Kerja
XKO
= komitmen organisasi
XKKXKO = interaksi XKK dan XKO 1-3
= koefisien regresi
Fokus utama persamaan regresi pada penelitian ini adalah pada signifikan indeks koefisien dan sifat pengaruh interaksi variabel independen (komitmen organisasi) terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran dan hubungan antara keterlibatan kerja dengan senjangan anggaran. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini mempunyai 4 hipotesis yang diuji dengan menggunakan teknik multiple regression analysis. Analisis regresi merupakan analisis yang digunakan untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Hipotesis 1 dan 2 bertujuan untuk menguji pengaruh langsung (direct effect) partisipasi anggaran dan keterlibatan kerja terhadap senjangan anggaran. Sedangkan hipotesis, 3 dan 4 untuk menguji pengaruh interaksi komitmen organisasi dan partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran dan interaksi komitmen organisasi dan keterlibatan kerja terhadap senjangan anggaran. Pengujian hipotesis pertama menggunakan persamaan (1): Y = a + b1XPA + b 2XKO + b3XPAXKO
dan
ketiga
dilakukan
dengan
Di mana, Y
= senjangan anggaran
XPA
= partisipasi anggaran
XKO
= komitmen organisasi
XPAXKO b1-3
= interaksi X1 dan X2 = koefisien regresi
TABEL 4.12: Hasil Regresi hipotesis pertama (persamaan 1): Variabel
Nilai Koefisien
Beta Standard Error
tvalue
pvalue
Konstanta
13,380
b0
5,208
2,569
0,011
Partisipasi anggaran (XPA)
0,055
b1
0,338
0,162
0,872
Komitmen organisasi (XKO)
0,199
b2
0,167
1,191
0,236
Interaksi XPA dengan XKO
0,003
b3
0,010
0,338
0,736
R2 = 18,90 %
F = 9,855
p = 0,000
n = 131
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah keterlibatan kerja mempunyai pengaruh terhadap senjangan anggaran dan hipotesis keempat untuk melihat interaksi antara variabel komitmen organisasi dengan keterlibatan kerja terhadap senjangan anggaran. Pengujian hipotesis kedua dan keempat dilakukan dengan menggunakan persamaan (2): Y = a + b1XKK + b2XKO + b3XKKXKO Di mana, Y
= senjangan anggaran
XKK
= Keterlibatan Kerja
XKO
= komitmen organisasi
XKKXKO b1-3
= interaksi X2 dan X3 = koefisien regresi
Tabel 4.13: Hasil regresi Hipotesis kedua (persamaan 2) Nilai Beta Standard koefisien error
t-
Konstanta
-5,427
b0
7,575
-0,716
0,475
Keterlibatan kerja (XKK)
0,755
b1
0,247
3,063
0,003
Komitmen organisasi (XKO)
0,649
b2
0,251
2,580
0,011
Interaksi XKK dengan XK O
-0,017
b3
0,008
-2,152
0,033
Variabel
R2 = 27,30 %
F = 15,899
p = 0,000
value
pvalue
n = 131
a. Pengujian Hipotesis 1 Hasil analisis regresi pada hipotesis pertama sebagaimana yang ditunjukkan dalam table 4.11, menunjukkan bahwa partisipasi anggaran tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap senjangan anggaran di mana nilai koefisien regresi sebesar 0,055 pada tingkat signifikan p sebesar 0,872 (P>0,05). Hal ini berarti hipotesis pertama tidak dapat diterima. Hasil ini mengindikasikan bahwa partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran tidak dapat mempengaruhi senjangan anggaran. b. Pengujian Hipotesis 2 Hasil analisis regresi pada hipotesis kedua sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 4.12, menunjukkan bahwa koefisien regresi sebesar 0,755 pada tingkat signifikan p sebesar 0,003 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan kerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap senjangan anggaran, yang berarti bahwa hipotesis kedua dapat diterima. Hasil ini mengindikasikan bahwa keterlibatan kerja yang tinggi dalam penyusunan anggaran dapat mempengaruhi senjangan anggaran.
c. Pengujian Hipotesis 3 Hasil analisis regresi pada hipotesis ketiga menunjukkan bahwa koefisien interaksi b3 yaitu interaksi antara komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran tidak signifikan. Hal ini berarti interaksi antara komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran tidak mempengaruhi secara signifikan terjadinya senjangan anggaran dengan koefisien regresi sebesar 0,003 pada tingkat signifikan p sebesar 0,736 (p>0,05). Hal ini berarti hipotesis ketiga tidak dapat diterima. .Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nouri dan Parker (1996) yang
menyatakan bahwa interaksi antara variabel komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran akan menurunkan kecenderungan dalam menciptakan senjangan anggaran pada pemerintah daerah. Hasil penelitian ini mempunyai implikasi menarik dimana partisipasi dalam proses penyusunan anggaran pemerintah daerah masih bersifat terbatas, sehingga tingginya partisipasi dan komitmen tidak dapat mempengaruhi kecenderungan pihak-pihak yang terlibat untuk menurunkan senjangan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem penganggaran pemerintah daerah masih mengarah pada pendekatan anggaran tradisional. Dalam kondisi tersebut diatas, partisipasi dan komitmen sulit untuk amati dampaknya pada kecenderungan pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran untuk tidak menciptakan senjangan anggaran. Secara teoritis, dengan adanya komitmen yang tinggi disertai partisipasi dalam proses penyusunan anggaran, membutuhkan informasi yang dimilikinya oleh setiap orang yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran sebagai dasar penilaian. d. Pengujian Hipotesis 4 Hasil analisis regresi pada hipotesis keempat menunjukkan bahwa koefisien interaksi b3 yaitu interaksi antara komitmen organisasi dengan keterlibatan kerja signifikan. Hal ini berarti interaksi antara komitmen organisasi dengan keterlibatan kerja secara signifikan mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran dengan koefisien regresi sebesar -0,017 pada tingkat signifikasi p sebesar 0,033 (p<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat dapat diterima. Selanjutnya untuk memperjelas sifat dan arah masing-masing variabel, dilakukan perhitungan matematis derivasi parsialnya yang hasilnya disajikan dalam bentuk grafik. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah pengaruh keterlibatan kerja terhadap senjangan anggaran akan konstan sepanjang garis variabel komitmen organisasi. Apabila konstan, maka akan memperlihatkan hubungan monotonic, sedangkan apabila tidak konstan, maka akan memperlihatkan hubungan non-monotonic. Persamaan regresi hasil pengujian hipotesis kedua adalah sebagai berikut: Y = a + b1Xkk + b2Xko – b3XkkXko Y = -5,427 + 0,755XKK + 0,649XKO - 0,017XKKXKO Persamaan derivasi parsialnya adalah: Y/XKK = 0,755 - 0,017XKO untuk XKO = 0, maka Y/XKK = 0,76
untuk Y/XKK = 0, XKO = 44,41 Y/XKK
1 0,76
XKO 25
44,41
75
Gambar 4.1. Pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara keterlibatan kerja dengan senjangan anggaran Dari perhitungan di atas diketahui bahwa titik yang memotong sumbu Y (Y/XKK) adalah 0,76, sedangkan titik yang memotong sumbu X (XKO) adalah 44,41 yang selanjutnya disebut titik infleksi (inflection point). Gambar 4.1 yang merefleksikan hasil perhitungan di atas memperjelas arah dan efek non-monotonic dari masing-masing variabel. Sumbu vertikal (Y/XKK) menunjukkan pengaruh keterlibatan kerja terhadap senjangan anggaran (Y) dan sumbu horizontal menunjukkan kisaran dari komitmen organisasi. Kurva (slope) garis menunjukkan perubahan senjangan anggaran yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam komitmen organisasi melalui kisaran yang ada pada variabel keterlibatan kerja. Gambar di atas dapat diartikan bahwa peningkatan komitmen organisasi akan menyebabkan penurunan terjadinya senjangan anggaran bagi individu yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi. Dengan demikian, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa komitmen organisasi mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara keterlibatan kerja dengan senjangan anggaran keterlibatan kerja akan menimbulkan senjangan anggaran apabila manajer memiliki komitmen organisasi yang rendah dan akan menurunkan senjangan anggaran apabila manajer memiliki komitmen organisasi yang tinggi. Hasil pengujian pada hipotesis kedua menunjukkan bahwa keterlibatan kerja mempunyai pengaruh posistif dan signifikan terhadap senjangan anggaran hal ini berarti bahwa keterlibatan kerja yang tinggi akan memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menciptakan senjangan anggaran. Namun hasil pengujian terhadap hipotesis keempat menunjukkan bahwa komitmen organisasi mampu merubah arah
pengaruh keterlibatan kerja terhadap senjangan anggaran menjadi negatif. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya komitmen oragnisasi maka pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran akan memanfaatkan keterlibatan kerja untuk menciptakan senjangan anggaran, dengan kata lain untuk mengurangi kecenderungan menciptakan senjangan anggaran dalam kondisi keterlibatan kerja yang tinggi dibutuhkan komitmen organisasi tinggi, dan hasil regresi pada hipotesis keempat menunjukkan bahwa dengan adanya interaksi antara keterlibatan kerja akan mampu menurunkan senjangan anggaran bila memiliki komitmen organisasi yang tinggi Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nouri (1994) yang menemukan bahwa interaksi antara keterlibatan kerja dengan komitmen organisasi akan mengurangi kecenderungan manajer untuk menciptakan senjangan anggaran. Bagi para manajer yang memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi, maka keterlibatan kerja akan berhubungan dengan menurunnya kecenderungan untuk menciptakan senjangan anggaran. Sedangkan, bagi manajer yang memiliki tingkat komitmen organisasi yang rendah maka keterlibatan kerja akan berhubungan dengan meningkatnya kecenderungan untuk menciptakan senjangan anggaran. Kesimpulan Hasil pengujian menemukan adanya pengaruh yang tidak signifikan pada interaksi antara komitmen organisasi dengan partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran. Karena hasil tersebut sifat dan arah masing-masing variabel yang dilakukan dengan perhitungan matematis partial derivative, tidak dapat dilanjutkan. Walaupun hasilnya tidak signifikan tetapi arah dan hubungan interaksi terhadap senjangan anggaran menunjukkan arah yang positif, sehingga kemungkinan partisipasi dan komitmen yang tinggi justru dapat menciptakan senjangan anggaran. Pengujian hipotesis keempat menemukan adanya pengaruh yang negatif signifikan pada interaksi antara komitmen organisasi dengan keterlibatan kerja terhadap senjangan anggaran, selanjutnya dilakukan perhitungan matematis partial derivative dan hasilnya disajikan dalam bentuk grafik. Pengujian non-monotonic menunjukkan arah yang sesuai dengan hipotesis yang peneliti ajukan, yaitu semakin besar komitmen organisasi akan menyebabkan semakin menurunnya kecenderungan individu yang memilki keterlibatan kerja yang tinggi untuk melakukan senjangan anggaran. Diskusi Penelitian ini menunjukkan bahwa apakah peningkatan komitmen organisasi akan menurunkan kecenderungan individu untuk meciptakan senjangan anggaran, ketika dia berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Kedua, untuk mengetahui apakah komitmen organisasi akan
mempengaruhi keinginan individu untuk menciptakan senjangan anggaran, apabila individu itu memiliki keterlibatan kerja yang tinggi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui variabel manakah yang lebih mempengaruhi pejabat eselon dalam menciptakan senjangan anggaran.
Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan diantaranya: sampel yang digunakan dalam penelitian ini masih sangat sempit hanya terbatas pada Dinas Kesehatan Se-Provinsi Sulawesi Barat yang mungkin hasilnya akan berbeda jika menggunakan sampel dari organisasi publik yang lebih luas. Ucapan Terima kasih Ucapan terimakasih dan penghargaan kepada Tim Pembimbing Penelitian, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi program Pasca Sarjana UNHAS, Para pejabat eselon II, III, IV dan staf yang terlibat dalam perencanaan Dinas Kesehatan se-Provinsi Sulawesi Barat, dan rekanrekan mahasiswa magister jurusan Akuntansi. Referensi Angle, H. dan Perry, J. 1981. “An Empirical Assesment of Organizational Commitment and Organizational Effectiveness”. Administrative Science Quarterly 26. hal. 1-14. Anthony, R. N. dan Govindarajan, V. 1998. Management Control Systems. Ninth Edition. Boston. McGraw-Hill Co. Argyris, C. 1952. The Impact of Budget on People, Ithaca: School of Business and Public Administration, Cornel University. Sardjito, B. dan Muthaher, O. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Kinerja Aparat Pemerintah Daerah: Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating (Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar 26-28 Juli 2007) Belianus Patria Latuheru. 2005. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Kawasan Industri Maluku) Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vo 7 No 2
Blau dan Boal. 1987. "Using Job Involvement dan Organizational Commitment Interactively to Predict Turnover". Journal of Management. Vol. 1. Hal. 124-153 Brownell, P. 1980. "Participation in the Budgeting, Process : When it Works and When it Doesn’t”. Journal of Accounting literature. Vol.1.Hal 124-153. Brownell, P. dan McInnes, M. 1986. "Budgetary Participation, Motivation, and Managerial Performance". The Accounting Review. Vol. LXI. No. 4. October. pp. 587–600. Camman, C. 1976. “Effects of the Use of Control System”. Accounting, Organizations, and Society. Vol. 4. Hal. 301-313. Chong, V.K. Dan Chong, K.M. 2002. Budget Goal Commitment and Informational Effect of Budget Participation on Performance: A Structural Equation Modeling Approach. Behavioral Research In Accounting. Vol 14. 65-86 Chow, C.W., Cooper, J.C. dan Waller, W.S. 1988. "Participative Budgeting: Effects of A Truth-Inducing Pay Scheme and Information Asymmetry on Slack and Performance".The Accounting Review 63. January. pp. 111-122 Cook, J. D. dan Wall, T.D 1980. “New Work Attitute Measures of Trust, Organizations Commitment, and Personal Need Nonfullfillment”. Journal of Accupational Psychology. Hal. 39-52. Cyert, H.M. dan March, J.G. 1963. “A Behavioral Theory of The Firm”. Englewood Cliffs. NI: Prentice-Hall. Inc Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, 2002. Direktorat Pengelolaan Keuangan Daerah Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Dunk, A.S. 1993. “The effect of Budget Emphasis and Information Asymmetry on the Relation Between Budgetary Participation and Slack”. The Accounting Review 68. April. hal. 400-410. Deddi Nordiawan “Akuntansi Sektor Publik “ Penerbit Salemba Empat Dobell, P. dan Ulrich, M. 2002. Parliament’s performance in the budget process: A case study. Vol 3 no 5. Falikhatun. 2007. Interaksi Informasi Asimetri, Budaya Organisasi, Dan Group Cohesiveness Dalam Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran
Fitri, Yulia. 2004. Pengaruh Informasi Asimetri, Partisipasi Penganggaran, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Timbulnya Senjangan Anggaran (Studi Empiris Pada Universitas Swasta Di Kota Bandung). SNA VII, 58 1-597 Ghozali, I. 2001. "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS".Badan Penerbit Universitas Diponegoro Govindarajan, V. 1986. “Impact of Participation in the Budgetary Process on Managerial Attitudes and Performance: Universalistic and Contingency Perspective”. Decision Science 17. Hal. 496-516. Hansen dan Mowen. 1997. Akuntansi Manajemen. Erlangga. Jakarta Harahap, S. S. 2001. Budgeting Penganggaran, edisi 1 cetakan kedua. Raja Grasindo Persada Jakarta Hopwood, A. G. 1976. Accounting and Human Behavior. New Jersey. Prentice-Hall. Inc. Huselid, A.M, Day E.N “Organizational Commitment Job Involvement, and Turnover A Subtantive and Methodological Analysis” Journal of Applied Psychology Ulupiu, I.G.K. 2005. “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Persepsi Keadilan Distributif, keadilan Prosedural, dan Goal Commitmen terhadap Kinerja Dinas”. Kanungo 1982. “Measurement of Job and Work Involvement” Journal of Applied Psychology. pp. 341–349. Kenis, I. 1979. “Effect of Budgetary Goal Characteristics on Managerial Attitutes and Performance”. The Accounting Review 54. Oktober. Hal. 702-721. Kren, L. 1992. “Budgetary Participation and Managerial Performance: The Impact of Imformation and Environmental Volatility” The Accounting Review vol 67.no.3, pp 511-526 Lawler, E. dan Hall, D. 1970. "Relationship of Job Characteristic to Job Involvement, Satisfaction and Intricsic Motivation". Journal of Applised Psychology. pp. 305-312 Lee, R.D. dan Johnson, R.W. 1998. Public Budgeting systems. Sixth edition. Gaithersburg, Maryland: Aspen Publishers, Inc.
Lintang Venusita “ Partispasi Anggaran dan Keterlibatan Kerja terhadap Senjagan Anggaran dengan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderasi ( Studi pada Perusahaan Industri Food and Beverage di Kawasan Industri SIER) Liou, K. dan Bazemore, G. 1994 "Professional Orientation and Job Involvement among Detention Case Worker". PAQ Summer. pp. 223-234 Lowe, E. A. dan Shaw, R. W. 1968. “An Analysis of Managerial Biasing: Evidence From a Company’s Budgeting Proses”. The Journal of Management Studies 5. Oktober. hal 304-315. Lukka, K. 1988. “Budgetary Biasing in Organizations: Theoritical Framework and Empirical Evidence”. Accounting, Organization, and Society 13. hal. 281-301. Luthans, F. 1998. Organizational Behavior. Eighth Edition. Boston: McGraw-Hill, Inc. Magner, N., Steel, R. dan Champbel, T. 1995. “The Interactive Effect of Budgetary Paticipation and Budget Favorability on Attitutes Toward Budgetary Decision Makers: A Research Note”. Accounting, Organizations and Society 20. hal. 611-618. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset Merchant, K. 1985. “Budgeting and Propersity to Create Budgetary Slack.” Accounting, organization, and Society. 10. Hal. 201-210. Milani, K. 1975. “The Relationship of Participation in Budget-Setting to Industrial Supervisor Performance and Attitudes: A field Study”. The Accounting Review. April. Hal. 274-284. Morrow, P. 1983. "Concept Redundancy in Organizational Research: The Case of Work Commitment". Academy of Management Review. pp. 224-247 Mowday, R., Steers, R. dan Porter, L. 1979. “The Measurement of Organizational Commitment.” Journal of Vacational Behavior 14. Hal. 224-247. Nouri, H. 1994. “Using Organizational Commitment and Job Involvement to Predict Budgetery Slack: A Research Note". Accounting, Organizatuon and Society. No. 3. pp. 289-295. Nouri, H. dan Parker, R.J. 1996. “The Effect of Organizational Commitment on Relation Between Budgetary Participation and Budgetary Slack”. Behavior Research in Accounting 8. pp. 74-89.
Onsi, M. 1973. “Factor Analysis of Behavioral Variables Affecting Budgetary Slack”. The Accounting Review. Juli. pp. 535-548. Porter, L.W., Steers, R., Mowday, R.T. dan Boulian, P. 1974. “Organizational Commitment, Job Satisfaction, and Turn Over Among Psychiatric Tehnicians”. Journal of Applied Psychology 59. pp. 603-609. William, W. C. “An Examination of Impact of Budgetary Participation, Budget Emphasis, and Asymmetry on Budgetary Slack in the Hotel Industry”. University of Nevada, Las Vegas Schiff, M. dan Lewin, A. Y. 1970. “The Impact of People on Budgets”. The Accounting Review 45. April. pp. 259-268. Schoonhoven, C.B. 1981. "Problem with Contingency Theory: Testing Assumption Hidden Within the Language of Contingency "Theory". Administrative Science Quarterly. Vol. 26. No. 3. pp. 349-377 Siegel, dan Marconi. 1989. Behavioral Accounting. Cincinnati. Ohio. South-Western Publishing Co. Suhartono, E. dan Solichin, M. “ Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Senjagan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah dengan komitmen organisasi sebagai pemoderasi Jurgen, V. 2002. “Fiscal rules, fiscal institutions, and fiscal performance”. The Economic and Social review 33(3): 263-284. Waller, W. S. 1988. “Slack in Participating Budgeting: The Joint Effect of a Truth-inducing Pat Scheme and Risk Preference”. Accounting, Organizations and society 13. pp. 87-98. Wiener, Y. 1982. “Commitment in Organization: A Normative View”. Academy of Management Review 7. pp. 418-428. Young, S. 1985. “Participative Budgeting: The Effects of Risk Aversion and Assymetric Information on Budgetary Slack.” Journal of Accounting Research 23. pp. 829-842.