ABSTRAK USAHA – USAHA PENANGGULANGAN IJIME DI KALANGAN SISWA DI JEPANG Ijime adalah gangguan yang berisi ejekan, penindasan, perendahan martabat, atau bahkan kekerasan yang dilakukan oleh para para pelajar. Masalah ijime di Jepang sudah menjadi masalah sosial yang cukup serius. Hal ini terbukti masalah ijime tidak hanya membuat banyak siswa malas untuk datang ke sekolah, tetapi dapat membuat korbannya melakukan tindakan bunuh diri. Sebagai contoh adalah seorang siswa SMP di Fukuoka Jepang berusia 13 tahun yang melakukan bunuh diri untuk lepas dari kekejaman ijime yang dilakukan oleh teman sekelasnya. Masalah ijime yang timbul di Jepang ini tidak terlepas dari berbagai faktor. Adapun faktor penyebab timbulnya ijime di Jepang ini adalah budaya, berita yang dimuat di media massa, pendidikan di sekolah dan lingkungan keluarga. Dalam skripsi ini metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kepustakaan. Metode ini dilakukan dengan cara mengambil sumber acuan dari buku-buku dan artikel yang berhubungan dengan ijime di Jepang. Dalam hal ini penulis melakukan survey book di berbagai tempat serta mengambil beberapa data dari internet, jurnal, dan e-book. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan konsep ijime dan pendekatan sosiologis. Ijime adalah masalah kenakalan anak-anak sekolah di tingkat pendidikan dasar dan menengah berupa penganiayaan, penghinaan, baik segi mental maupun fisik yang mereka lakukan di antara mereka sendiri.
Agar dapat menjelaskan kasus ijime diperlukan sebuah teori pendekatan yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penulisan ini. Dalam hal ini, penulis menggunakan teori pendekatan sosiologi untuk meneliti ijime yang terjadi pada masyarakat Jepang. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat tidak sebagai individu yang terlepas dari kehidupan masyarakat. Fokus bahasan sosiologi adalah interaksi manusia, yaitu pengaruh timbal balik di antara dua orang atau lebih dalam perasaan, sikap, dan tindakan.
Walaupun masalah ijime sudah menjadi masalah yang sangat serius di lingkungan sekolah di Jepang, namun sebenarnya masalah tersebut dapat ditanggulangi. Masalah ijime tersebut dapat ditanggulangi melalui peran serta beberapa pihak seperti melalui diri siswa sendiri, keluarga, sekolah dan pemerintah. Adapun yang dapat dilakukan oleh setiap siswa untuk menanggulangi ijime adalah :
1. Memiliki kesadaran diri dan pribadi yang kuat. 2. Mampu menjadi seorang teman yang baik bagi semua orang dan memiliki teman yang setia baik pada saat senang maupun susah. 3. Memiliki sikap untuk berteman dengan bijak dan menjaga sebuah persahabatan. 4. Memiliki sikap keterbukaan untuk menceritakan masalahnya kepada orang tua. Peran orang tua dalam lingkungan keluarga juga sangat penting dalam penanggulangan ijime. Adapun yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah :
1. Mendidik dan mengasuh anak dengan pola asuh yang penuh kasih sayang dan penuh perhatian. 2. Menjalin komunikasi dengan anak sehingga memiliki kepekaan terhadap anak. 3. Jangan terlaku memanjakan anak. Biarkan anak untuk melakukan dan memutuskan sesuatu agar dirinya memiliki rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri. 4. Jangan terlalu mendidik anak dengan keras dan disiplin yang kuat. Berilah waktu mereka untuk bermain dengan teman – teman mereka dan bersosialisasi dengan orang lain. 5. Orang tua memiliki waktu dengan anaknya dan tidak terlalu sibuk dengan urusan pekerjaanya. Hal ini penting agar anak tidak merasa hampa dan orang tua juga mampu melakukan pengawasan terhadap tontonan anak sehingga anak tidak terpengaruh dengan dampak buruk dari tontonannya. Ijime sering terjadi di sekolah. Oleh karena itu, pihak sekolah dapat melakukan tindakan – tindakan untuk menanggulangi ijime, seperti : 1. Sekolah membangun sistem untuk mencegah dan menangani kasus ijime di sekolah. 2. Di sekolah dibangun kesadaran dan pemahaman tentang ijime dan dampaknya kepada semua warga sekolah, mulai dari murid, guru, kepala sekolah, hingga orang tua siswa.
3. Sekolah menyediakan berbagai kegiatan positif kepada siswa agar dapat membangun sikap sportifitas, kebersamaan, dan saling menyayangi antar warga sekolah. 4. Dibangun komunikasi antara sekolah, orang tua, dan siswa melalui pertemuan – pertemuan yang diadakan secara rutin. 5. Tindakan tegas terhadap siswa yang melakukan tindakan ijime. 6. Menghentikan praktek – praktek kekerasan dalam mendidik siswa. 7. Membangun kapasitas siswa dalam hal melindungi dirinya dari pelaku ijime dan tidak menjadi pelaku ijime. 8. Memberikan perhatian khusus pada tempat – tempat sering terjadinya ijime seperti halaman bermain, toilet, kantin, tempat olahraga, dan gudang sekolah. 9. Memberikan tindakan yang tegas pada guru yang melakukan tindakan ijime. Peran guru juga sangat penting dalam proses penanggulangan ijime. Adapun yang dapat dilakukan oleh guru adalah menjadi seseorang guru yang profesional. Adapun guru profesional itu adalah : 1. Bekerja keras untuk mendapatkan rasa hormat muridnya. 2. Menghargai muridnya dan orang lain secara sejajar dan mencoba untuk memahami mereka secara individu. 3. Menyadari bahwa hubungannya dengan para muridnya harus memuaskan bagi kedua belah pihak. Selain peran sekolah dan guru, peran bimbingan konseling juga dapat membantu penanggulangan ijime. Adapun yang dapat dilakukan oleh bimbingan
konseling sekolah adalah pemberian bimbingan konseling kepada siswa sebagai pelaku dan penderita ijime. Terakhir, pihak yang juga berperan dalam penanggulangan ijime adalah pemerintah. Adapun yang dapat dilakukan pemerintah dalam menanggulangi ijime adalah : 1. Membuat peraturan dan undang – undang tentang ijime 2. Membuat program kebijakan anti ijime 3. Perekrutan guru yang tidak hanya berdasarkan kemampuan psikomotor dan kognitif saja tetapi juga kemampuan afeksinya. 4. Membatasi dan mengurangi berita – berita atau tayangan – tayangan yang terkait dengan tindak kekerasan atau ijime yang dimuat di media massa