AUDIT OF MARKETING AT PT. NUSA RAYA CIPTA Rosiasih Astuti, Dr. Masodah dan Suryandari Sedyo Utami, SE, MM Undergraduate Program, Economy Faculty, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: Audit, Marketing, Customer satisfaction (customer satisfaction), SWOT Analysis ABSTRACT Marketing audit is an important activity for the company. This study aims to determine the audit process and results of marketing at PT. Nusa Raya Cipta. The result showed that the audit practice of marketing at PT. Nusa Raya Cipta carried out following the procedure of planning, preparation, execution and follow-up (audit findings). The audit findings are based on a questionnaire measuring customer satisfaction. While the marketing audit questionnaire instrument distributed researchers, the result of six components of the marketing audit and SWOT analysis is used for corrective action the company.
ABSTRAK Audit pemasaran merupakan aktivitas yang penting bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses audit pemasaran dan hasilnya pada PT. Nusa Raya Cipta. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa praktik audit pemasaran di PT. Nusa Raya Cipta dilakukan mengikuti prosedur perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut (temuan audit). Temuan audit didasarkan pada kuesioner pengukuran kepuasan pelanggan. Sedangkan melalui instrumen kuesioner audit pemasaran yang disebarkan peneliti, diperoleh hasil berupa enam komponen audit pemasaran dan analisis SWOT yang digunakan untuk tindak korektif perusahaan. Kata kunci : Audit Pemasaran, Kepuasan pelanggan (customer satisfaction), Analisis SWOT I. PENDAHULUAN Audit manajemen merupakan suatu penilaian dari organisasi manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan, departemen, atau setiap entitas dan subentitas yang dapat di audit. Penekanannya adalah untuk mencapai efisiensi yang lebih besar, efektivitas, dan ekonomisasi dalam usaha dan organisasi yang lain (Amin Widjaja Tunggal, 2003). Pendekatan audit yang biasa dilakukan dalam suatu audit manajemen adalah menilai efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam perusahaan. Misalnya : fungsi penjualan dan pemasaran, fungsi produksi, fungsi pergudangan dan distribusi, fungsi sumber
daya manusia, fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Prosedur audit yang dilakukan dalam suatu audit manajemen tidak seluas audit prosedur yang dilakukan dalam suatu general audit, karena ditekankan pada evaluasi terhadap kegiatan usaha perusahaan. Prosedur audit yang dilakukan mencakup : 1. Prosedur Penelaahan Analitis, 2. Evaluasi atas Management Control System yang Terdapat di Perusahaan, 3. Compliance Test (Pengujian Ketaatan). Dari beberapa fungsi yang perlu diperiksa oleh audit manajemen, salah satunya adalah fungsi marketing (pemasaran). Jika program yang ditetapkan untuk bagian marketing tidak bisa dicapai dan budget yang ditetapkan tidak bisa dipenuhi, berarti fungsi marketing tidak berjalan efektif. Misalnya market share perusahaan tidak bisa ditingkatkan sesuai rencana. Pemasaran memegang kunci keberhasilan dalam menggali, memelihara (mempertahankan), dan mengembangkan sumber-sumber penghasilan perusahaan. Karakteristik lingkungan bisnis yang penuh turbulence dan tingkat persaingan yang sangat ketat sudah merupakan sebuah keniscayaan. Oleh karena itu untuk dapat terus survive maka audit pemasaran merupakan salah satu kunci yang senantiasa harus selalu di perhatikan oleh kalangan bisnis. Karena di dalam iklim bisnis pasar yang semakin kompetitif dan penuh gejolak harus disadari bahwa keberhasilan dimasa depan hanya akan datang dari perencanaan pemasaran yang sangat cermat (McDonald, 2002) dan pelaksanaan audit pemasaran akan sangat menentukan keberhasilan implementasi perencanaan pemasaran tersebut.
Audit Pemasaran adalah suatu bentuk pengujian yang komprehensif, sistematis, independen dan dilakukan secara periodik terhadap lingkungan pemasaran baik itu dari segi tujuan, strategi, dan aktifitas perusahaan atau unit bisnis untuk menentukan peluang dan permasalahan yang terjadi, serta memberikan rekomendasi rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan. Audit pemasaran lebih menekankan pada evaluasi terhadap bagaimana efektivitas organisasi pemasaran dalam meningkatkan kinerjanya. Seperti halnya audit keuangan, audit pemasaran dilaksanakan secara berkala sebagai pengganti ketika mekanisme pengendalian tampak keluar dari sistem pengendalian. Audit pemasaran bukan suatu proses pengendalian yang digunakan hanya selama terjadi krisis, akan tetapi dalam bisnis yang mengalami hambatan mungkin digunakan untuk mengisolasi permasalahan dan mencarikan solusinya (IBK Bayangkara, 2008). Tujuan utama dari audit pemasaran adalah untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeliminasi ancaman tersebut. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari audit ini, hasil audit dapat memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran perusahaan dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam pengelolaan upaya pemasaran yang masih memerlukan perbaikan.. Didalam Audit pemasaran terdapat dua tipe audit pemasaran, yaitu: 1. audit fungsional (vertikal) merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari departemen pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis terhadap bagianbagian yang diaudit tersebut, 2. audit menyeluruh 3
(horizontal), yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan (IBK Bayangkara, 2008). Dalam penentuan tipe audit yang digunakan tergantung dari perusahaan itu sendiri akan seberapa penting audit pemasaran dibutuhkan oleh perusahaan dan seberapa besar pula dana yang sanggup dikeluarkan perusahaan tersebut untuk melakukan audit pemasaran, karena untuk melakukan audit menyeluruh diperlukan dana yang cukup besar. Audit pemasaran tidak hanya memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan yang sedang dirundung persoalan. Dalam situasi dan kondisi perusahaan yang berjalan normal, berbagai industri yang dapat melaksanakan audit pemasaran dan menindaklanjuti hasilnya dengan baik sehingga mampu untuk memperkecil kesenjangan negatif antara lingkungan bisnis dengan strategi, taktik dan kapasitas internal perusahaan akan memiliki tingkat return of investment (ROI) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memperhatikan audit pemasaran sebagaimana mestinya (Wilson Arafat, 2005). Arti penting pelaksanaan audit pemasaran bagi suatu perusahaan akan semakin dirasakan oleh suatu perusahaan ketika mereka memahami sejumlah manfaat yang akan dipetik dengan melaksanakannya dengan baik. Karena dengan melaksanakan audit pemasaran dengan baik dan benar maka akan memberikan banyak sekali manfaat, seperti : 1. memberikan suatu evaluasi yang independen dan tidak bias terhadap programprogram pemasaran, termasuk strategi, penawaran, dan kreatifitas suatu perusahaan. 2. dapat mengidentifikasi area-area yang
dibutuhkan dalam menigkatkan dan menghasilkan saran-saran dan ide-ide yang spesifik serta bagaimana memperbaikinya. 3. identifikasi tersebut termasuk beberapa cara (several ways) untuk memperbaiki respons pemasaran. 4. memberikan sebuah perusahaan ide-ide baru yang segar, teknik-teknik dan new direction pada masa mendatang. 5. membantu perusahaan secara periodik dalam menganalisis upaya pemasaran, mengcreate serta merevisi pendekatan pemasaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik (Wilson Arafat, 2005). Dengan demikian, audit pemasaran adalah merupakan aktivitas vital yang sangat menentukan kesuksesan suatu perusahaan. Karena, didalam iklim bisnis pasar yang semakin kompetitif dan penuh turbulence harus disadari bahwa keberhasilan dimasa depan akan sangat ditentukan oleh kesuksesan pelaksanaan audit pemasaran. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul untuk melakukan penelitian mengenai “AUDIT PEMASARAN DI PT. NUSA RAYA CIPTA “ II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Audit Pemasaran Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteriakriteria yang telah ditetapkan (Alvin A.Arens et al., 2003). Sebelum mengetahui pengertian Audit Pemasaran, terlebih dahulu penulis jelaskan pengertian dari Audit. Pada dasarnya, Audit merupakan suatu alat perusahaan agar dapat mengerti bagaimana perusahaan berhubungan dengan lingkungan tempat
perusahaan beroperasi. Audit merupakan alat perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya sebagaimana mereka berhubungan dengan peluang dan ancaman (Amin Widjaja Tunggal, 2003). Menurut Amin Widjaja Tunggal (2003) Audit Pemasaran merupakan sejumlah cara titik mulai yang benar untuk proses perencanaan pemasaran strategist, karena melalui audit, strategist sampai pada suatu tolak ukur baik dari peluang dan ancaman lingkungan ataupun kemampuan pemasaran organisasi. 4 Tujuan dan Manfaat Audit Pemasaran Menurut (IBK Bayangkara, 2008), tujuan utama dari audit pemasaran adalah untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeleminasi ancaman tersebut. Sedangkan manfaat yang diperoleh dari audit ini, hasil audit dapat memberikan gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran perusahaan dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam pengelolaan upaya pemasaran yang masih memerlukan perbaikan. Rekomendasi yang diberikan auditor dapat menjadi alternatif solusi atas kekurangan yang terjadi sehingga perbaikan-perbaikan yang diperlukan segera dapat dilakukan. Tipe Audit Pemasaran Ada dua tipe audit pemasaran, pertama audit fungsional (vertikal), merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari departemen pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis terhadap bagian-bagian yang diaudit tersebut. Kedua adalah audit menyeluruh (horizontal), yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan.
Bentuk Audit Pemasaran Menurut (Amin Widjaja Tunggal, 2003) : 1. Audit eksternal berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikendalikan, dimulai dengan suatu pengujian informasi atas ekonomi umum dan kemudian berpindah pada pandangan atas kesehatan dan pertumbuhan dari pasar yang dilayani oleh perusahaan. 2. Audit internal berkaitan dengan variabel yang dapat dikendalikan yang bertujuan untuk menilai sumber daya organisasi bagaimana mereka berhubungan dengan lingkungan dan berhadapan dengan sumber daya dari pesaing. Ruang Lingkup dan Tujuan Audit Menurut (IBK Bayangkara, 2008) Audit pemasaran dapat mencakup enam wilayah utama dalam pemasaran sebagai berikut : 1. Audit Lingkungan Pemasaran Audit terhadap lingkungan pemasaran mencakup penilaian terhadap pelanggan, pesaing, dan berbagai faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Audit ini meliputi aspek lingkungan makro seperti ekonomi, teknologi, sosial, dan politik. 2. Audit Strategi Pemasaran Audit ini bertujuan untuk menentukan bahwa perusahaan telah menetapkan strategi yang selaras dengan tujuannya, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Sering terjadi bahwa tujuan dan strategi perusahaan tidak secara jelas dinyatakan dan kemudian auditor harus menentukan pernyataan tujuan untuk kepentingan pengevaluasiannya. 3. Audit Organisasi Pemasaran Audit ini menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam mencapai tujuan perusahaan. Audit ini menentukan kemampuan tim pemasaran untuk secara efektif berinteraksi dengan bagian-bagian lain
seperti litbang, keuangan, pembelian, dan sebagainya. 4. Audit Sistem Pemasaran Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian operasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan penilaian apakah perusahaan telah memiliki metode yang memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin di bidang pemasaran. 5. Audit Produktivitas Pemasaran Audit ini menganalisis produktivitas dan profitabilitas produk, kelompok pelanggan, 5 atau unit analisis yang lain di dalam pemasaran. Analisis biaya pemasaran adalah salah satu metode untuk menganalisis profitabilitas dan produktivitas pemasaran. 6. Audit Fungsi Pemasaran Audit ini merupakan audit vertikal atau analisis secara mendalam terhadap setiap elemen bauran pemasaran seperti produk, harga, distribusi, tenaga penjual, periklanan, promosi, dan lain-lain (IBK Bayangkara, 2008). III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan mengambil data langsung dari perusahaan menggunakan alat instrumen berupa kuesioner yang diberikan pada pihak perusahaan yang bersangkutan. Alat Analisis yang digunakan Analisis SWOT dapat digunakan sebagai salah satu alternatif tools di dalam melakukan audit pemasaran. Analisis SWOT dapat membantu perusahaan dalam merumuskan strategi untuk mencapai keunggulan bersaingnya. Perusahaan harus melakukan analisis terhadap lingkungan pemasarannya untuk menentukan berbagai ancaman yang mungkin dihadapi dan beberapa peluang yang mungkin untuk dikelola. Di samping itu,
perusahaan juga harus melakukan analisis terhadap kekuatan dan kelemahannya. Hasil analisis pemasaran ini merupakan informasi penting yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan pada fungsi perencanaan pemasaran, implementasi pemasaran, dan pengendalian pemasaran (IBK Bayangkara, 2008). Empat faktor dalam Analisis SWOT adalah sebagai berikut : a. Sterngth / Kekuatan (S), adalah kemampuan internal yang menonjol dari sebuah perusahaan secara relatif dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Strength merupakan suatu kompetensi yang ada dalam perusahaan yang disajikan sebagai perbandingan dengan competitor. b. Weakness / Kelemahan (W), merupakan sifat-sifat dari suatu perusahaan yang cenderung mengurangi nilai-nilai kompeten dan perbandingan dengan pesaingpesaingnya. c. Opportunities / Peluang (O), merupakan peluang-peluang yang ada dalam diri perusahaan atau peluang-peluang yang dimiliki oleh perusahaan. d. Threats / Ancaman (T), merupakan kejadian-kejadian yang sangat mungkin terjadi yang dapat mengakibatkan kerugian tertentu bagi perusahaan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Audit Pemasaran di PT. Nusa Raya Cipta Hasil dari audit pemasaran mencakup enam komponen diantaranya adalah : 1. Lingkungan Pemasaran Lingkungan Makro Dalam lingkungan makro, perkembangan dan kecenderungan demografis utama tidak memberikan peluang ataupun ancaman bagi perusahaan karena perusahaan dapat memanfaatkan kecenderungan tersebut
dengan adanya kantor cabang dan perwakilan di wilayah Timur dan Barat untuk kemajuan perusahaan. Untuk menanggapi perkembangan dan kecenderungan tersebut, perusahaan menambah atau memperluas wilayah. Perusahaan memiliki ketersediaan sumber daya alam serta energi yang cukup baik, dan dapat mengantisipasi perkembangan utama dalam pendapatan, harga, penghematan, kredit yang dapat mempengaruhi perusahaan dengan meningkatkan kinerja sumber daya keuangan. Perusahaan mendapat tanggapan baik dari masyarakat mengenai bisnis dan produk/jasa 6 yang ditawarkan perusahaan, disamping itu perusahaan melakukan peningkatan kinerja Direktorat Teknik & Pengembangan dalam upaya meningkatkan upaya pemasaran terhadap gaya hidup dan nilai-nilai pelanggan. Lingkungan Mikro Di dalam lingkungan mikro terdapat segmen pasar utama perusahaan yaitu pelaku bisnis/komersial, dan terdapat pesaing utama yaitu konstruksi BUMN. Perusahaan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan melakukan analisa pasar dan telah menetapkan saluran distribusi yang tepat untuk menyalurkan produk/jasa kepada pelanggan, sehingga memiliki tingkat efisiensi dan potensi pertumbuhan yang baik dalam masing-masing saluran distribusi. 2. Strategi Pemasaran Dalam strategi pemasaran terdapat tujuan dan sasaran pemasaran perusahaan yang telah dinyatakan dengan jelas untuk dapat membimbing perencanaan pemasaran dan pengukuran kinerja juga terdapat misi bisnis perusahaan yang telah dinyatakan dengan jelas dan berorientasi pasar, tujuan pemasaran
yang tepat dan mempertimbangkan sumber daya, posisi persaingan dan peluang. 3. Organisasi Pemasaran Dalam organisasi pemasaran, wakil direktur bidang pemasaran memiliki wewenang dan tanggung jawab yang memadai dalam merencanakan, mengelola dan mengendalikan upaya pemasaran perusahaan dan otoritas final decision terdapat di wakil direktur. Di dalam perusahaan terdapat komunikasi dan hubungan kerja yang baik antara pemasaran dan tenaga penjualan. 4. Sistem Pemasaran Dalam sistem pemasaran perusahaan, sistem intelijen pemasaran menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu dan memadai mengenai perkembangan pasar yang berkaitan dengan pelanggan, calon pelanggan, pesaing dan masyarakat. Perusahaan, departemen, atau divisi memanfaatkan riset pemasaran untuk perencanaan sebagaimana halnya pemecahan masalah, seperti pengambilan keputusan pemasaran didasarkan pada hasil riset pemasaran yang memadai. Perusahaan juga memberikan cukup dorongan pada riset pemasaran. Perusahaan memiliki prosedur pengendalian untuk memastikan bahwa rencana tahunan tercapai yaitu yang tercatat pada Annual Bussiness Plan dan Management Review dan perusahaan terorganisasi dengan baik untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan menyaring ide-ide tentang produk baru melalui Rapat Triwulan dan Review Proyek. 5. Produktivitas Pemasaran Dalam produktivitas pemasaran, perusahaan memperluas segmen bisnis yang ada agar tercipta profitabilitas yang meningkat, disamping itu perusahaan tidak
perlu mengeluarkan biaya yang berlebihan untuk melakukan kegiatan pemasaran. 6. Fungsi Pemasaran o Kebijakan produk Pada fungsi pemasaran, perusahaan menyatakan secara tegas lini produknya yaitu melalui analisis order yang ada berupa tender atau non tender yang saat ini mampu mencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan pasar dan kontribusinya pada laba perusahaan. Lini produk yang ditetapkan perusahaan adalah merentang kedua arah yaitu pada saat posisinya di tingkat menengah tersebut mulai diserang pesaing, perusahaan memasuki pasar di tingkat bawah atau di tingkat atas atau mungkin secara bersamaan. Di samping itu perusahaan perlu menambah beberapa lini produknya untuk meningkatkan pangsa pasar melalui peningkatan strategi produk/jasa yang dibutuhkan pelanggan. o Kebijakan penetapan harga Dalam hal penetapan harga, perusahaan memiliki tujuan, kebijakan, strategi dan prosedur penetapan harga yang dinyatakan secara tegas untuk pencapaian tujuan pemasaran perusahaan. 7 o Kebijakan Distribusi Perusahaan memiliki tujuan dan strategi distribusi yang dinyatakan secara tegas dan dapat disosialisasikan secara memadai dan dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan distribusi. o Kebijakan promosi dan publikasi Perusahaan memiliki rencana promosi menyeluruh dengan menyeimbangkan komponen-komponen promosi dalam program tersebut untuk mendukung pencapaian tujuan pemasaran. Tujuan dari Audit Pemasaran adalah untuk menunjukkan sasaran dan strategi pemasaran organisasi diperlukan suatu format untuk mengatur penemuan-penemuan besar
dari hasil audit. Caranya adalah dengan melakukan analisis SWOT untuk setiap produk utama atau segmen pasar. Melalui SWOT akan didapat kekuatan dan kelemahan internal yang membedakannya dengan kekuatan dan kelemahan kompetitor dan dengan peluang maupun ancaman eksternal kunci. SWOT juga harus mencakup sebabsebab adanya kinerja yang baik ataupun buruk. Tabel 4.3 Hasil Analisis SWOT PT. Nusa Raya Cipta Periode 2009 Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weaknes) - Perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru oleh pesaing yaitu dalam hal jaringan kerja (Network) pada Group Surya. - Perusahaan cukup memiliki sumber daya manusia. - Perusahaan dapat mengerjakan - Perusahaan pernah mengalami penurunan pada saat krisis moneter (periode 1997-2000) namun saat ini sudah kembali pulih. - Organisasi pemasaran perusahaan tidak
memiliki posisi sesuatu lebih baik dibandingkan pesaing khususnya dalam segmen produk tertentu/unggulan. - Perusahaan memiliki kesan positif terhadap pelanggan dengan adanya Repeat order. - Perusahaan termasuk dikenal sebagai pemimpin pasar karena masuk dalam kelompok sepuluh besar. - Perusahaan memiliki teknologi yang sesuai dengan perkembangan jaman karena selalu mengikuti perkembangan IPTEK yang tepat guna. - Perusahaan dapat memproduksi dan memasarkan dengan biaya yang relatif lebih murah melalui pemberdaya sumber daya yang dimiliki dan IPTEK. Biaya produksi dan pemasaran dapat ditekan tanpa mengabaikan Mutu /Customer Satisfaction. - Perusahaan memiliki tim
manajemen dengan reputasi yang baik dengan adanya beberapa piagam penghargaan yang strategis di dalam struktur organisasi untuk mengoptimalkan perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan. - Profitabilitas yang diperoleh perusahaan plusminus mendekati angka sesuai Bussiness Plan dan Annual Bussiness Plan selama lima tahun. 8 diperoleh. - Perubahan yang terjadi di masyarakat tidak mempengaruhi bisnis yang dijalankan perusahaan, karena perusahaan selalu mengikuti Tread & Tendensi yang ada di masyarakat, kecuali bila perubahan yang sangat ekstrim (misal penjarahan tahun 1998). Peluang (Opportunity) Ancaman (Treath) - Perusahaan dapat memasuki segmen market baru
- Perusahaan dapat memperluas lini produk - Pasar tumbuh secara signifikan - Kondisi ekonomi sampai saat ini secara umum cukup menggairahkan. - Perusahaan memprediksikan sampai saat ini posisi pasar tidak akan menurun. - Perusahaan mendapat beberapa serangan pesaing baru, pesaing yang lebih kuat diantaranya pesaing BUMN. - Secara mikro kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi bisnis yang sedang dijalankan perusahaan, seperti BBM dll. Dengan melihat dampak-dampak tersebut maka PT. Nusa Raya Cipta dapat melakukan tindakan-tindakan sebagaimana yang diungkapkan oleh David (2002) yaitu : - Menggunakan strength untuk memanfaatkan opportunities dan menggunakan strengths untuk menghindari treaths. Strength perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru oleh pesaing membuka opportunities bagi perusahaan untuk memasuki segmen market baru, dan mengantisipasi apabila perusahaan mendapat serangan pesaing baru. Sehingga opportunities yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal dan threats yang timbul dapat diatasi
dengan baik. - Mengatasi weakness dengan memanfaatkan opportunities, dan meminimalkan weakness dan menghindari treaths, yaitu mengatasi profit yang plus-minus dengan memanfaatkan kondisi ekonomi yang sampai saat ini secara umum cukup menggairahkan, dan perusahaan memprediksikan sampai saat ini posisi pasar tidak akan menurun, sehingga apabila suatu saat kebijakan pemerintah mempengaruhi bisnis yang sedang dijalankan perusahaan, maka posisi pasar tetap tumbuh secara signifikan. Sehingga opportunities yang diharapkan dan treaths yang akan terjadi dapat dimanfaatkan serta diatasi berdasarkan strength yang ada. V. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pelaksanaan audit pemasaran di PT. Nusa Raya Cipta adalah : Audit Pemasaran dilakukan oleh pihak Management Representative dan bekerja sama dengan konsultan. Dilakukan dua kali dalam setahun (untuk menentukan posisi perusahaan) dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang terdiri dari enam komponen, diantaranya yaitu lingkungan pemasaran, strategi pemasaran, organisasi pemasaran, sistem pemasaran. Produktivitas pemasaran, dan fungsi pemasaran. Setelah itu evaluasi dan pengukuran audit pemasaran dilakukan dengan melakukan tools Analisis SWOT berdasarkan informasi (data-data) yang didapat. Hasil dari Audit pemasaran menjadi gambaran perusahaan untuk ditindak 9
lanjuti dengan melakukan tindakan-tindakan korektif yang dibutuhkan oleh perusahaan, sesuai dengan hasil atau rekomendasi yang didapat dari pelaksanaan audit pemasaran. Saran Berdasarkan hasil pembahasan maka saran yang dapat diberikan pada perusahaan yaitu mengacu pada David (2002) dengan menggunakan strength untuk memanfaatkan opportunities dan menggunakan strengths untuk menghindari treaths. Strength perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru oleh pesaing membuka opportunities bagi perusahaan untuk memasuki segmen market baru, dan mengantisipasi apabila perusahaan mendapat serangan pesaing baru. Sehingga opportunities yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal dan threats yang timbul dapat diatasi dengan baik. Mengatasi weakness dengan memanfaatkan opportunities dan meminimalkan weakness dan menghindari treaths, sehingga opportunities yang diharapkan dan treaths yang akan terjadi dapat dimanfaatkan serta diatasi berdasarkan strength yang ada. DAFTAR PUSTAKA Aeker, D., Kumar, V., & Day, G., 2001, Marketing Reaserch. 7th Edition, John Willey and Sons Inc., New York, NY. Alvin A.Arens et al., 2003, Auditing dan Pelayanan Verifikasi : Pendekatan Terpadu, Edisi 9, Jilid 1, Jakarta : PT. INDEKS Kelompok Gramedia. Amin Widjaja Tunggal, 2003, Audit Manajemen Kontemporer, Edisi revisi, Jakarta : Penerbit Harvarindo. David, F.R., 2002, Manajemen Strategis. Edisi Bahasa Indonesia, PT Perhallindo, Jakarta. Erita Dwi Cahyani, 2005, “Audit Pemasaran Berdasarkan Strategic Marketing Plus 2000 CV. Morinda House Bogor”, SINERGI Kajian Bisnis dan Manajemen, Hal : 1-29
IBK Bayangkara, 2008, Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi, Penerbit Salemba empat. Kotler, P., 2000, Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, PT. Perhalindo, Jakarta. McDonald, M., 2002, How Come Your Marketing Plans Aren’t Working : Kunci Sukses Perencanaan Pemasaran. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Philip Kotler et al, 2004, Manajemen Pemasaran : Perspektif Asia, Edisi 3, Jilid 1, Penerbit PT. INDEKS Kelompok Gramedia. Trisno Musanto, 2004, “Faktor-faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan : Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 6, No. 2:123-136. Wilson Arafat, 2005, The Real Power of Marketing Audit, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.