ABSTRACT EFFECT OF WAGE AND SOCIAL SECURITY ON EMPLOYEE PRODUCTIVITY (Case Study in CV. Herlina Putra Tasikmalaya)
By NIA HUSNIATI 093403113
Guidance : H. Maman Suherman, SE., MM., Ak. Rani Rahman, SE., M.Si.
This study aimed to determine (1) Wage, Social Security, Employee Productivity, (2) Effect of Wage and Social Security both partial and simultaneous on Employee Productivity. Method used in this research is descriptive method by using a case study approach. Data was collected through primary data is data obtained directly from the research subjects in this CV. Herlina Putra Tasikmalaya and secondary data is data obtained from other research literature. The results showed that : (1) The relationship between wages and employee productivity is very strong (2) Social securities had no significant effect on employee productivity (3) Wages and Social securities significantly effect employee productivity.
Keyword: Wage, Social security, Employee Productivity
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring era globalisasi dimana perkembangan perusahaan di dunia sangat pesat, sehingga menimbulkan persaingan antar perusahaan sejenis yang sangat ketat. Perusahaan dihadapkan dengan adanya masalah produktifitas yang tinggi, sehingga dapat memenuhi permintaan konsumennya. Hal ini terbentur dengan adanya sumber daya manusia, maka sekarang tenaga kerja sangat berperan dalam menentukan tercapainya tujuaan perusahaan. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba serta adanya kontinuitas kelancaran dalam menjalankan usahanya. Dalam kaitan untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan adanya tenaga kerja profesional serta semangat kerja yang tinggi, untuk mencapai target produksi yang ditentukan. Agar karyawan mau bekerja giat dan dengan semangat kerja yang tinggi sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan maka diperlukan sesuatu yang dapat memotivasi para karyawan, yaitu salah satunya dengan memperhatikan upah yang sesuai dengan keinginan karyawan. Apabila upah karyawan ini diabaikan oleh perusahaan maka akan menimbulkan berbagai masalah bagi perusahaan, membuat para karyawan malas bekerja, melakukan pemogokan-pemogokan, atau mungkin melakukan usaha-usaha untuk pindah ke perusahaan lain yang lebih menjamin kesejahteraan mereka. Tetapi sebaliknya apabila perusahaan mempunyai upah dan kesejahteraan karyawan yang direncanakan dengan baik dan diterima baik oleh karyawan tersebut, maka dianggap merupakan salah satu faktor yang dapat memotivasi mereka untuk dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Undang-Undang Ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dengan tegas mengatur tentang Pengupahan, dengan melindungi upah tenaga kerja yang merupakan upah minimum berdasarkan wilayah Provinsi atau kabupaten/kota, yang diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak. Sistem upah pada umumnya dipandang sebagai suatu alat untuk mendistribusikan upah kepada karyawan, pendistribusian ini berdasarkan produksi, lamanya kerja, lamanya dinas dan berdasarkan kebutuhan hidup. Fungsi system upah sebagai alat distribusi adalah sama pada semua jenis dan bentuk system upah, tetapi dasar-dasar pendistribusiannya tidak harus sama. Upah merupakan penghargaan dari energi karyawan yang menginvestasikan sebagai hasil produksi, atau suatu jasa yang dianggap sama dengan itu, yang berwujud uang, tanpa suatu jaminan yang pasti
dalam tiap-tiap minggu atau bulan, maka hakekat upah adalah suatu penghargaan dari energi karyawan yang dimanifestasikan dalam bentuk uang. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah jaminan sosial. Jaminan sosial yang diberikan oleh perusahaan akan dapat memberikan ketenangan dan perasaan aman pada para pekerjanya. Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapinya, oleh karena itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas nasional. Dengan adanya jaminan sosial ini para karyawan tidak perlu merasa khawatir dan waswas apabila ada sesuatu hal yang menimpanya. Program jaminan sosial ini bertujuan untuk menanggulangi berbagai peristiwa yang menimbulkan ketidakpastian, misalnya dengan memberikan penggantian untuk berkurangnya atau hilangnya penghasilan karena sakit, tunjangan kecelakaan kerja, tunjangan hari tua, tunjangan kematian dan lain-lain. Untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang tinggi, perusahaan perlu memperhatikan masalah upah dan jaminan sosial yang merupakan faktor pendorong dalam mencapai produktivitas kerja, karena dengan produktivitas yang tinggi akan dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. CV. Herlina Putra adalah industri paving block yaitu pabrik yang memproduksi paving block, yang merupakan perusahaan tunggal dengan mempekerjakan karyawan di dalam berproduksi, dengan demikian CV. Herlina Putra sebagai produsen yang terlibat proses produksi barang memerlukan adanya karyawan-karyawan yang produktive, sehingga dapat menghasilkan barang secara maksimal. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang akan dituangkan dalam bentuk Tesis dengan judul : “PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI CV. HERLINA PUTRA” 1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Upah (X1), jaminan sosial (X2), dan produktivtas kerja karyawan (Y) 2. Bagaimana Pengaruh Upah (X1) dan Jaminan Sosial (X2) Secara Parsial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y) 3. Bagaimana Pengaruh Upah (X1) Dan Jaminan Sosial (X2) Secara Simultan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y)
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya penelitian ini
adalah : 1. Untuk mengetahui Bagaimana Upah (X1), jaminan sosial (X2), dan produktivtas kerja karyawan (Y) 2. Untuk mengetahui Pengaruh Upah (X1) dan Jaminan Sosial (X2) Secara Parsial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y) 3. Untuk mengetahui Pengaruh Upah (X1) Dan Jaminan Sosial (X2) Secara Simultan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Y)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1
Tinjauan Pustaka
2.1.1 Upah 2.1.1.1 Pengertian Upah Upah merupakan balas jasa atau imbalan atas kerja Seorang Tenaga kerja, namun mengingat kebutuhan utama yang ingin terpuaskan dari mereka adalah memang mendapatkan upah untuk hidup mereka, upah tidak dapat berfungsi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan prestasi kerja dengan memberikan kepuasan kerja dari penghasilan. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha / pemberi kerja kepada pekerja / buruh yang ditetapkan dan di bayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja / buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan." (Undang Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2000, Bab I, pasal 1, Ayat 30) 2.1.1.2 Syarat Dan Dasar Penentuan upah 1. Syarat Upah Syarat-syarat bagi suatu rencana dan sistem upah yang baik Nitisemito,1997 : 90) antara lain : a) Adil bagi pekerja dan pemimpin perusahaan, artinya karyawan jangan sampai dijadikan alat pemerasan dalam dalam mengejar angka -angka produksi karyawan. b) Sistem upah sebaiknya bisa mempunyai potensi untuk mendorong semangat kerja karyawan dalam produktivitas kerja.
c) Selain upah dasar perlu disediakan pula upah perangsang sebagai imbalan tenaga kerja yang dikeluarkan oleh karyawan. d) Sistem upah itu sebaiknya harus mudah dimengerti artinya jangan berbelit-belit sehingga karyawan akan sulit memahaminya. 2. Dasar Penentuan Upah Menurut Desesser (1997 : 350) terdapat 3 (tiga) dasar penentuan upah antara lain : 1.
Kompensansi berdasarkan waktu
Pada umumnya karyawan diberi upah atas dasar waktu pelaksanaan pekerjaannya. Contohnya karyawan pabrik atau buruh biasanya atas dasar upah menrut jam atau harian hal ini sering disebut kerja harian, sedangkan karyawan yang digaji yaitu manajer professional dan andministrasi memperoleh upah atas dasar seperangkat priode waktu, biasanya dalam mingguan atau bulanan. 2. Upah borongan Berkaitan dengan kompensansi secara lansung dengan jumlah produksi yang dihasilkan karyawan. 3. Lint staf kompensansi Departemen personalia dan supervisor memiliki peranan penting dalam proses kompensansi perusahaan yaitu dengan menyusun kebijaksanaan kompensansi, melaksanakan suevey upah, melaksanakan proses evaluasi kerja, memiliki paket kesejahteraan karyawan perusahaan. 2.1.2 Jaminan Sosial Perkembangan dalam hubungan kerja menunjukkan bahwa imbalan atas prestasi kerja tidak terbatas pada gaji atau upah saja. Lebih dari itu, pekerja juga merasa berhak atas jaminan sosial yang dipandang sebagai bagian dari sistem imbalan menyeluruh atas peran sertanya di dalam perusahaan. Masalah jaminan sosial perlu mendapat perhatian dari pimpinan perusahaan dan juga organisasi lainnya. Oleh karena itu jaminan sosial dan sistem perangsang lainnya dapat menjadi daya tarik bagi pekerja untuk berprestasi melebihi standart. Beberapa peraturan perundangan dan para pakar mengemukan pendapatnya sebagai berikut : 1. Menurut Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang sistem Jaminan Sosial Nasional, dalam Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa jaminan sosial adalah : “suatu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.” 2. Menurut Sentanoe Kertonegoro didalam bukunya Zaini Asyahadie, jaminan sosial dikelompokkan dalam empat kegiatan usaha utama :
a. Usaha-usaha yang berupa pencegahan dan pengembangan, yaitu usaha-usaha di bidang kesehatan, keagamaan, keluarga berencana, pendidikan, bantuan hukum, dan lain-lain yang dapat dikelompokkan dalam Pelayanan Sosial (Social Service) b. Usaha-usaha yang berupa pemulihan dan penyembuhan, seperti bantuan untuk bencana alam, lanjut usia, yatim piatu, penderita cacat, dan berbagai ketunaan yang dapat disebut sebagai Bantuan Sosial (Sosial Assistance) c. Usaha-usaha yang berupa pembinaan, dalam bentuk perbaikan gizi, perumahan, transmigrasi, koperasi, dan lain-lain yang dapat dikategorikan sebagai Sarana Sosial (Social Infra Structure) d. Usaha-usaha di bidang perlindungan ketenagakerjaan yang khusus ditujukan untuk masyarakat tenaga kerja yang merupakan inti tenaga pembangunan dan selalu menghadapi resiko-resiko sosial ekonomis, digolongkan dalam Asuransi Sosial (Sosial Insurance). 3. Menurut Iman Soepomo yang merumuskan bahwa : ”Jaminan sosial adalah pembayaran yang diterima pihak buruh dalam hal buruh di luar kesalahannya tidak melakukan pekerjaannya, jadi menjamin kepastian pendapatan (income security) dalam hal buruh kehilangan upahnya karena alasan di luar kehendaknya.” Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa definisi tersebut adalah bahwa jaminan sosial merupakan jaminan perlindungan yang diberikan perusahaan terhadap hilangnya penghasilan karyawan seperti dalam pemberhentian kerja, karyawan sakit, mengalami kecelakaan, tunjangan kematian dan lain sebagainya. Program jaminan sosial mempunyai tujuan untuk menanggulangi berbagai peristiwa yang menimbulkan ketidakpastian sosial ekonomi secara universal dan meningkatkan taraf hidup pada umumnya. Program jaminan sosial juga memberikan berbagai pelayanan baik untuk pencegahan, penanggulangan maupun rehabilitasi akibat dari suatu peristiwa. 2.1.3 Produktivitas Produktivitas tenaga kerja sebagai suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja, maksudnya bahwa produktivitas seorang tenaga kerja sangat berkaitan dengan hasil kerja yang diperoleh terhadap waktu yang diperlukan untuk menghasilkannya (J. Ravianto 2001 : 102).
2.2 Kerangka Pemikiran Peranan sumber manusia daya dalam perusahaan sangatlah penting kerena sebagai penggerak utama seluruh kegiatan atau aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya, baik untuk memperoleh keuntungan maupun untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mempertahankan eksitensi perusahaan dimulai dari manusia itu sendiri dalam mempertahankan perusahaan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi secara maksimal. Dengan kata lain kinerja organisasi atau perusahaan sangat dipengaruhi dan bahkan tergantung pada kualitas dan kemampuan kompetitif sumber daya manusia yang dimilikinya. A
Upah
adalah
harga
yang
harus
dibayarkan
untuk
mereka
yang
menyelenggarakan jasa-jasa yang biasanya dibayarkan per jam, perhari, per minggu, dalam ilmu ekonomi semua jenis kompensansi untuk jasa-jasa merupakan wages (Winardi, 1986 : 501). Apabila upah karyawan ini diabaikan oleh perusahaan maka akan menimbulkan berbagai masalah bagi perusahaan, membuat para karyawan malas bekerja, melakukan pemogokan-pemogokan, atau mungkin melakukan usaha-usaha untuk pindah ke perusahaan lain yang lebih menjamin kesejahteraan mereka. Tetapi sebaliknya apabila perusahaan mempunyai upah dan kesejahteraan karyawan yang direncanakan dengan baik dan diterima baik oleh karyawan tersebut dianggap merupakan salah satu faktor yang dapat memotivasi mereka untuk dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Hubungan antara Upah dengan Produktivitas Tenaga Kerja Besar kecilnya upah yang diberikan perusahaan kepada para pekerjanya akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat produktivitas kerja karyawan (Setiadi, 2009, dalam Tambunan, 2012). Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan mengenai indikator upah diantaranya, Jumlah Tenaga Kerja dikali Jam Kerja Karyawan dibagi tarif Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah jaminan sosial. Jaminan sosial merupakan jaminan perlindungan yang diberikan perusahaan terhadap hilangnya penghasilan karyawan seperti dalam pemberhentian kerja, karyawan sakit, mengalami kecelakaan, tunjangan kematian dan lain sebagainya. (Setiadi, 2009). Dengan adanya jaminan sosial ini para karyawan tidak perlu merasa khawatir dan was-was apabila ada sesuatu hal yang menimpanya. Program jaminan sosial ini bertujuan untuk menanggulangi berbagai peristiwa yang menimbulkan ketidakpastian, misalnya dengan memberikan penggantian untuk berkurangnya atau hilangnya penghasilan karena sakit, tunjangan kecelakaan kerja, tunjangan hari tua, tunjangan kematian dan lain-lain. Hubungan
antara Jaminan Sosial dengan Produktivitas karyawan adalah dengan Adanya pemberian jaminan sosial bagi tenaga kerja akan membuat pekerja merasa aman dan nyaman dalam melakukan pekerjaan, sehingga tenaga kerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik (Chodijah, 2006). Dengan demikian adanya pemberian jaminan sosial memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja. Peningkatan produktivitas merupakan faktor kunci bagi perkembangan suatu perusahaan supaya dapat maju. Produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). (Sedarmayanti, 2001 : 57). Indikator dari Prokdutivitas Tenaga Kerja diantaranya, tingkat kesalahan yang terjadi dan tingkat penggunaan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. Dengan penetapan upah yang sesuai serta didukung dengan jaminan sosial yang baik merupakan dorongan penting bagi pekerja untuk dapat meningkatkan produktivitasnya. 2.3 Hipotesis Berdasarkan permasalahan dan kerangka berfikir di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa upah dan jaminan sosial diduga berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan di CV. Herlina Putra.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Mohammad Nazir, 1999:63).
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Upah (
)
Definisi
Indikator
Ukuran
Skala
Upah adalah harga yang
Jumlah tenaga kerja X jam kerja karyawan Tarif
Rupiah
Rasio
Resiko kerja, jabatan
Rupiah
Rasio
Rupiah
Rasio
harus dibayarkan untuk mereka yang menyelenggarakan jasajasa yang biasanya dibayarkan per jam, perhari, per minggu, dalam ilmu ekonomi semua jenis kompensansi untuk jasa-jasa merupakan wages (Winardi, 1986 : 501). Jaminan Sosial ( )
Produktivitas Tenaga Kerja (Y)
merupakan jaminan perlindungan yang diberikan perusahaan terhadap hilangnya penghasilan karyawan seperti dalam pemberhentian kerja, karyawan sakit, mengalami kecelakaan, tunjangan kematian dan lain sebagainya. (Setiadi, 2009) Produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). (Sedarmayanti, 2001 : 57)
Produktivitas = ( (
) )
Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menghubungkan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang digunakan. (Sugiyono, 2006:36). Dalam hal ini, sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Upah Dan Jaminan Sosial Tenaga kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Di CV. Herlina Putra”
Maka paradigma penelitiannya adalah :
Y
X1 X2
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
Keterangan : X1 = Pemberian Upah X2 = Pemberian Jaminan Sosial tenaga kerja Y
= Produktivitas Karyawan
3.3 Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data yang diperoleh sebagai upaya dalam menguji hipotesis yang diajukan, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan statistik parametik, karena skala yang digunakan adalah rasio. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian akan dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui pengaruh Upah dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja terhdap Produktivitas Karyawan Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam pengujian hipotesis, data tersebut akan diolah terlebih dahulu kemudian akan diolah dan dianalisis sebagai berikut : 1.
Uji Asumsi Klasik Untuk memperoleh hasil yang lebih akukarat pada analisis regresi linier berganda
maka dilakukan asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Linear Regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. 2.
Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda ini digunakan untuk memproyeksikan dan mencari pengaruh
dan hubungan terhadap variabel Y. Berdasarkan variabel X1 dan X2 pada objek penelitian, maka didapat persamaan regresi untuk dua prediktor sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 Sumber: Sugiyono (2012:277)
Keterangan : Y = variabel tak bebas (Produktivitas Karyawan) a = konstanta b1,b2 = koefisien arah garis
X1 = variabel bebas X1(Upah) X2 = variabel bebas X2 (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) Koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dalam regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Σy = a + b1ΣX1 + b2ΣX2 ΣX1y = aΣX1 + b1ΣX12 +b2ΣX1X2 ΣX2y = aΣX2 + b1ΣX1X2 + b2ΣX22
sumber: Sugiyono (2012 : 279) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian ini akan menunjukkan keberadaan CV. Herlina Putra yang menjadi objek penelitian, yang meliputi : upah, jaminan sosial dan produktivitas kerja karyawan. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Pemberian Upah, Jaminan Sosial dan Produktivitas Kerja Karyawan CV. Herlina Putra Tasikmalaya Pemberian upah di CV. Herlina Putra Tasikmalaya dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Kenaikan persentasi upah dari tahun 2005-2006 adalah sebesar 3,55%. Lalu pada tahun 2006-2007 mengalami kenaikan lagi sebesar 2,55%. Pada tahun 2007-2008 juga mengalami peningkatan bonus sebesar 6,96%. Ketika tahun 2009-2010 persentasi peningkatan upah sangatlah drastis yaitu 177%. Peningkatan yang sangat pesat ini dipengaruhi penambahan jam operasional seiring meningkatnya pesananan dari pelanggan. Pada tahun 2010-2011 bonus juga mengalami peningkatan, adapun persentasi upah dari tahun sebelumnya yaitu 7,11%. Lalu pada tahun 2011-2012 peningkatan persentasi upah adalah sebesar 17,86%. Dan untuk yang terakhir yaitu tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar
56,62%. Dan rata-rata peningkatan persentasi upah secara keseluruhan adalah sebesar 33,95%. Pemberian jaminan sosial di CV. Herlina Putra juga mengalami peningkatan pada tahun 2008-2012, dikarenakan ada kebijakan baru terhadap pemberian jaminan sosial kepada para pegawai. Pemberian jaminan sosial pada tahun 2005 di CV. Herlina Putra adalah sebesar Rp 28.560.000. Lalu pada tahun selanjutnya sampai tahun 2007 tidak mengalami peningkatan pemberian jaminan sosial oleh perusahaan. Tetapi pada tahun 2008 jaminan sosial meningkat sebesar 123, 52% dimana jaminan sosial karyawan ditambah 2 kali lipat. Itu dikarenakan ada kebijakan baru yang diberikan perusahaan bagi karyawannya. Untuk tahun selanjutnya sampai 2012 belum ada peningkatan pemberian jaminan sosial. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa produktivitas dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 peningkatan produktivitas hanya 0,26%. Pada tahun 2011 produktivitas meningkat cukup signifikan yaitu 5,04%. Itu dikarenakan ditambahnya jumlah target produksi dan penambahan mesin baru. Rata-rata produktivitas karyawan secara keseluruhan adalah sebesar 1,94%. 4.2.2 Pengaruh Pemberian Upah Secara Parsial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada CV. Herlina Putra Tasikmalaya Untuk menguji hipotesis, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 20.0 (Tabel Coefficients) pada lampiran 1, diperoleh nilai koefisien korelasi secara parsial untuk variabel X1 (upah) terhadap variabel Y (produktivitas kerja karyawan) adalah sebesar 0,878. Ini berarti antara upah dengan produktivitas kerja karyawan mempunyai hubungan yaitu sebesar 87,8% dengan kategori sangat kuat (Sugiyono, 2007:183). Sedangkan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,771 (0,8782), menunjukkan bahwa besarnya pengaruh upah terhadap Produktivitas kerja karyawan adalah
sebesar 77,1%. Artinya 77,1% variabilitas variabel produktivitas kerja karyawan dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah upah. Dengan kriteria tolak Ho jika thitung > ttabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 1, diperoleh nilai thitung sebesar 4,097. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka ttabel sebesar 2,447 sehingga thitung > ttabel (4,907 > 2,447) dengan tingkat signifikansi 0,009 < 0,05. Dikarenakan thitung > ttabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho1 atau terima Ha1, artinya upah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Dengan demikian, apabila upah yang diberikan kepada karyawan telah memadai maka secara tidak langsung akan berdampak terhadap produktivitas kerja karyawan. 4.2.3 Pengaruh Jaminan Sosial Secara Parsial Terhadap Produktivitas kerja karyawan Pada CV. Herlina Putra Untuk menguji hipotesis, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 20.0 (Tabel Coefficient) pada lampiran 1, diperoleh nilai koefisien korelasi secara parsial untuk variabel X2 (jaminan sosial) terhadap variabel Y (produktivitas kerja karyawan) adalah sebesar 0,729. Ini berarti antara jaminan sosial dengan produktivitas kerja karyawan mempunyai hubungan yaitu sebesar 72,9% dengan kategori kuat (Sugiyono, 2007:183). Sedangkan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,532 (0,7292), menunjukkan bahwa besarnya pengaruh jaminan sosial terhadap produktivitas kerja karyawan adalah sebesar 53,2%. Artinya 53,3% variabilitas variabel produktivitas kerja karyawan dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah jaminan sosial. Dengan kriteria tolak Ho jika thitung > ttabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 1 diperoleh nilai thitung sebesar 2,379. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka ttabel sebesar 2,447 sehingga thitung < ttabel (2,379 < 2,447) dengan tingkat signifikansi
0,063 > 0,05. Dikarenakan thitung < ttabel dan tingkat signifikansi lebih dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah terima Ho2 atau tolak Ha2, artinya jaminan sosial secara parsial berpengaruh tetapi tidak terlalu signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. Dengan demikian, apabila apabila pemberian jaminan sosial pada CV. Herlina Putra dilaksanakan dengan baik maka akan menunjang peningkatan produktivitas kerja karyawan. Namun disini hasilnya tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan jaminan sosial hanya meningkat pada tahun 2008, sedangkan tahun-tahun selanjutnya tunjangan belum mengalami kenaikan kembali. 4.2.4 Pengaruh Upah dan Jaminan Sosial Secara Simultan Terhadap Produktivitas kerja karyawan Pada CV. Herlina Putra Tasikmalaya Hasil perhitungan regresi ganda dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS versi 20.0, diperoleh hasil sebagai berikut : Y = 6,898169175 + 1,502E-009(X1) + 8,165E-009 (X2) Dari hasil diatas maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan persamaan regresi tersebut didapat nilai konstanta sebesar 6,898169175 artinya jika upah (X1) dan jaminan sosial (X2) nilainya adalah nol maka produktivitas kerja karyawan (Y) yang akan dicapai adalah sebesar 6,898169175. Dan dari koefisien b positif yang dapat diartikan bahwa angka arah atau koefisien regresi tersebut menunjukkan angka peningkatan, setiap peningkatan upah dan jaminan sosial, maka akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Hal ini berarti bahwa upah dan jaminan sosial berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Dari hasil perhitungan SPSS versi 20.0 (Tabel Model Summary) pada lampiran 1, diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara upah dan jaminan sosial terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 0,965. Ini berarti antara upah dan jaminan
sosial terhadap produktivitas kerja karyawan mempunyai hubungan yaitu sebesar 96,5% dengan kategori sangat kuat (Sugiyono, 2007:183). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh antara upah dan jaminan sosial terhadap produktivitas kerja karyawan, yaitu sebesar 0,932 atau 93,2%. Artinya 93,2% variabilitas variabel produktivitas kerja karyawan dipengaruhi secara simultan oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah upah dan jaminan sosial. Pengaruh variabel lainnya (faktor residu) terhadap produktivitas kerja karyawan selain upah dan jaminan sosial adalah sebesar 6,8%. Berdasarkan hasil penelitian, kecilnya faktor lain (faktor residu) yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada CV. Herlina Putra Tasikmalaya dapat diartikan bahwa upah dan jaminan sosial yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut merupakan faktor yang sangat kuat mempengaruhi pada peningkatan atau penurunan produktivitas kerja karyawan pada CV. Herlina Putra Tasikmalaya. Untuk menguji hipotesis, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dengan kriteria tolak Ho jika Fhitung > dari Ftabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 1 diperoleh nilai Fhitung sebesar 34,170. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka Ftabel sebesar 5,786 sehingga Fhitung > Ftabel (34,170 > 5,786) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 yang berarti lebih kecil dari tingkat α = 0,05. Dikarenakan Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho3 atau terima Ha3, artinya upah dan jaminan sosial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada CV. Herlina Putra Tasikmalaya mengenai pokok pembahasan “Pengaruh Upah dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan” maka diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Keadaan Upah, Jaminan Sosial dan Produktivitas kerja karyawan pada CV. Herlina Putra Tasikmalaya. a) Perkembangan Upah pada CV. Herlina Putra Tasikmalaya 2005-2012 setiap tahunnya berfluktuatif dan secara global mengalami peningkatan, hal ini tercermin dari nilai perubahan perkembangan Upah CV. Herlina Putra Tasikmalaya. Hal ini disebabkan karena kenaikan jumlah produksi setiap tahunnya. b) Perkembangan Jaminan Sosial pada CV. Herlina Putra Tasikmalaya 2005-2012 setiap tahunnya berfluktuatif dan secara global tidak ada perubahan yang berarti, hal ini tercermin dari nilai perubahan perkembangan Jaminan sosial CV. Herlina Putra Tasikmalaya. c) Produktivitas kerja karyawan CV. Herlina Putra Tasikmalaya periode 2005-2012 diketahui cenderung mengalami peningkatan yang befluktuasi setiap tahunnya hal ini diakibatkan oleh peningkatan jumlah produksi. 2. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS dapat ditarik kesimpulan bahwa Upah memiliki hubungan yang kuat dan berpengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas kerja karyawan. 3. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS dapat ditarik kesimpulan bahwa Jaminan sosial memiliki pengaruh namun tidak terlalu signifikan terhadap Produktivitas kerja karyawan.
4. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa hasil analisis regresi korelasi berganda diperoleh koefisien b positif yang dapat diartikan bahwa angka arah atau koefisien regresi tersebut menunjukkan angka peningkatan, setiap peningkatan upah dan jaminan sosial, maka akan meningkatkan Produktivitas kerja karyawan. Dan dari hasil uji hipotesis upah dan jaminan sosial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas kerja karyawan dan memiliki hubungan yang sangat kuat Artinya perubahan upah dan jaminan sosial akan disertai dengan perubahan Produktivitas kerja karyawan. 5.2 Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Pihak Perusahaan Melihat besarnya pengaruh upah dan jaminan sosial terhadap Produktivitas kerja karyawan penulis menyarankan agar perusahaan dapat meningkatkan aktivitas produksi pabrik untuk meningkatkan pendapatan dari Produktivitas kerja karyawan, namun perusahaan perlu perencanaan yang cermat agar upah dan jaminan sosial yang dikeluarkan dapat berguna secara efektif dan efisien sehingga tujuan yang hendak dicapai perusahaan untuk meningkatkan Produktivitas kerja karyawan dapat terwujud. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian yang dilakukan penulis meliputi pengaruh upah dan jaminan sosial terhadap Produktivitas kerja karyawan, untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi Produktivitas kerja karyawan, selain upah dan jaminan sosial sehingga hasil penelitian tersebut dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian penulis.