ANALYSIS OF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT WITH PLANNING AND RAW MATERIAL INVENTORY CONTROL IN FOOD SMEs SPECIAL REGIONAL RIAU "BOLU KEMOJO MINI MIMI" METHOD EOQ.
WIWIT MARYONI Undergraduate Program, Information Systems Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keyword: Supply Chain Management/ SCM, Economic Order Quantity (EOQ), Visual Basic 6.0
ABSTRACT
Culinary business field is one line of business that can survive during the economic crisis that Indonesia forge a few times. Diversification and modifications to the type of foods to be one that could potentially developed by SMEs in the field of culinary One of SMEs engaged in Riau traditional culinary field is "SMEs Bolu Kemojo Mini Mimi" which produce sponge kemojo with various flavors of mini-sized. Today Bolu marketing Kemojo Mini Mimi has been reaching the city of Batam, Tanjung Pinang, and Medan. To increase business, the company intends to use methods of Supply Chain Management or Supply Chain Management / SCM and Economic Order Quantity (EOQ) with the hope of increasing raw material, distribution network, maximizing competition and profits for the company and all member and customer satisfaction. Results from analysis of booking fees from January to December has increased significantly in September 2009, this caused due to increased demand in commemorating the feast of Eid al-Fitr. In EOQ inventory method can be known safety (Safety Stock) and reservations return (Reorder Point / ROP. By using these analytical methods can raw material demand prediction and booking fees will be in near come.
ABSTRAKSI ANALISIS MANAJEMEN RANTAI PASOK DENGAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA UKM MAKANAN
KHAS DAERAH RIAU “BOLU KEMOJO MINI MIMIE” DENGAN METODE EOQ. Kata Kunci : Manajemen Rantai Pasok/SCM, Economic Order Quantity (EOQ),
Visual Basic 6.0 (86+xv+lampiran) Bidang usaha kuliner merupakan salah satu bidang usaha yang dapat bertahan selama masa krisis ekonomi yang beberapa kali menempa Indonesia. Diversifikasi dan modifikasi jenis jenis makanan menjadi salah satu potensi yang dapat
dikembangkan oleh UKM dibidang kuliner Salah satu UKM yang bergerak dalam bidang kuliner tradisional daerah Riau adalah “UKM Bolu Kemojo Mini Mimie” yang memproduksi bolu kemojo dengan berbagai rasa yang berukuran mini. Saat ini pemasaran Bolu Kemojo Mini Mimie telah menjangkau kota Batam, Tanjung Pinang,
dan Medan. Untuk meningkatkan usahanya, perusahaan bermaksud menggunakan metode Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management/SCM dan Economic Quantity Order (EOQ) dengan harapan meningkatkan bahan baku, jaringan distribusi, memaksimalkan persaingan dan keuntungan bagi perusahaan dan
seluruh anggota serta kepuasan pelanggan. Hasil dari analisis biaya pemesanan dari bulan Januari hingga Desember mengalami peningkatan yang signifikan pada bulan September 2009, hal ini sebabkan
karena meningkatnya permintaan dalam memperingati hari raya Idul Fitri. Pada metode EOQ dapat diketahui persediaan pengaman (Safety Stock) dan
pemesanan
kembali (Reorder Point/ROP. Dengan menggunakan metode analisis tersebut dapat dilakukan prediksi kebutuhan bahan baku dan biaya pemesanan dimasa yang akan datang. Daftar Pustaka (1997-2010)
BAB I PENDAHULUA N kuliner Latar Belakang Bidang usaha merupakan salah satu bidang usaha 1.1
yang dapat bertahan selama masa krisis ekonomi yang beberapa kali menempa Indonesia. Hal ini dikarenakan setiap individu membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidup. Diversifikasi dan
1
modifikasi
jenis
jenis
makanan
menjadi salah satu potensi yang dapat
atau Supply Chain Management/SCM untuk usaha makanan khas daerah Riau yaitu Bolu Kemojo dengan memanfaatkan sistem informasi.
dikembangkan oleh UKM dibidang kuliner, terutama makanan yang mengangkat cita rasa tradisional, yang secara tidak langsung mengangkat/ memperkenalkan daerah tersebut. Salah satu UKM yang bergerak dalam bidang kuliner tradisional adalah “UKM Bolu Kemojo Mini Mimie” yang memproduksi bolu Kemojo, makanan tradisional dari Riau. Saat ini
Batasan Masalah Penelitian ini difokuskan pada pengelolaan atau manajemen rantai pasok UKM “Bolu Kemojo Mini Mimie” dengan alat bantu perangkat lunak Visual Basic sebagai pendukungnya.
pemasaran Bolu Kemojo Mini Mimie telah menjangkau kota Batam,
1.4
1.3
baku, jaringan distribusi, memaksimalkan persaingan dan keuntungan bagi perusahaan dan seluruh anggota serta kepuasan pelanggan. Atas dasar latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengangkat tema Manajemen Rantai
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis jumlah, bahan baku yang tepat untuk meminimmisasi biaya produksi dan distribusi produk dengan tujuan memberikan kepuasan layanan terhadap pelanggan serta meningkatkan keuntungan. 2. Memanfaatkan sistem informasi untuk menerapkan metode Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management/SCM pada produk UKM makanan khas Riau.
Pasok dalam rangka meningkatkan produksi dan distribusi “Bolu
1.5
Tanjung Pinang, dan Medan. Untuk meningkatkan usahanya, perusahaan bermaksud menggunakan
metode Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management/SCM dengan harapan meningkatkan bahan
Kemojo”. 1.2
Rumusan Masalah Dalam penelitian ini yang menjadi masalah adalah bagaimana membangun Manajemen Rantai Pasok
Metode Penulisan yang Tahapan kegiatan dilakukan adalah : 1. Pengumpulan informasi melalui observasi, wawancara dan datadata
yang mendukung terkait
dengan
UKM
makanan
khas
2
daerah Riau “ Bolu Kemojo” yang dijadikan sebagai objek penelitian,serta mencari literatureliteratur yang berhubungan dengan konsep SCM dan konsep teknologi
Informasi. 2. Analisa terhadap kegiatan yang berlangsung di UKM dalam
mengkaitkan dengan konsep SCM dan sistem informasi. 3. Perancangan Perangkat
Lunak
Implementasi dan uji coba.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Usaha Kecil Menengah (UKM) 2.1.1 Definisi UKM Pengertian Usaha Kecil menurut Undang-undang no. 9 tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling banyak 200 Juta Rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak satu Milyar Rupiah per tahun, serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas 50 Juta Rupiah
sampai dengan 500 Juta Rupiah. Menurut Keputusan Presiden RI
no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah Kegiatan ekonomi rakyat
yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari
persaingan usaha yang tidak sehat. Sedangkan pengertian Usaha Mikro menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak 100 Juta Rupiah per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak 50 Juta Rupiah. 2.1.2
Kriteria UKM Kriteria usaha kecil menurut UU
No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut: (1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak 200 Juta Rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, (2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1 Milyar Rupiah, (3) Milik Warga Negara Indonesia, (4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaanyang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar, (5) Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. 2.2
Definisi Manajemen Rantai Pasok Supply Chain Manajement / SCM Sejak tahun 1980-an, telah dikembangkan istilah Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management atau SCM). Istilah ini banyak digunakan, walaupun dengan
3
beberapa kerancuan pengertian. Beberapa pihak memberikan definisi/pengertian manajemen rantai pasok sebagai berikut: a. Lambert (1998) menyatakan
yang semakin penting pada era perdagangan bebas dan globalisasi. 2.3
bahwa SCM merupakan integrasi
atas
proses-proses
bisnis dari
pengguna akhir melalui pemasok
awal yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan. b. Menurut Simchi-Levi (2002), SCM adalah suatu kumpulan pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan secara efisien
Peranan Teknologi Informasi dalam SCM Chopra & Meindl
(2001)
menyatakan bahwa dalam SCM terdapat empat penggerak (driver), yaitu persediaan, transportasi, fasilitas, dan informasi. Dari keempat penggerak tersebut, informasi merupakan penggerak utama. Informasi sangat mempengaruhi ketiga penggerak lainnya, seperti tampak pada gambar 2.2.
antara pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan
toko, sehingga barang diproduksi dan didistribusikan pada kuantitas, lokasi, dan waktu yang benar, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan
kebutuhan tingkat pelayanan. c. Menurut Handfield (1999), SCM merupakan integrasi atas kegiatankegiatan dalam suatu rantai pasok dengan hubungan yang diperbaiki, untuk mencapai suatu keunggulan
bersaing yang berkelanjutan. d. Chopra
&
Meindl
(2001)
berpendapat bahwa SCM mencakup manajemen atas aliranaliran di antara tingkatan dalam suatu rantai pasok untuk memaksimumkan keuntungan total. SCM merupakan konsep
Gambar 2.1 SCM sebagai Integrasi dan Pengaturan Proses Bisnis di Sepanjang Rantai Pasok Sumber : Lambert et. Al dalam Croxton, 2001
2.3
Fungsi SCM Perusahaan
pada
Pada perusahaan manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah : Tabel 2.1 Fungsi-Fungsi Utama Rantai Pasok (Sumber : Pujawan, 2005) Bagian Penge mbang
Cakupan Kegiatan Melakukan riset pasar, merancang produk baru,
4
an Produk
melibatkan supplier dalam perancangan produk baru.
Pengadaan
Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan
baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier. Perencanaan Demand planning, peramalan dan permintaan, perencanaan Pengendalian kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan. Operasi /Ekseukusi produksi, Operasi pengendalian kualitas. Pengiriman / Perencanaan jaringan Distribusi distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan
EOQ=
Dimana: D : penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu. S : Biaya pemesanan (persiapan pesanan dan penyiapan mesin) per pesanan. H : Biaya penyimpanan per unit per tahun. 2.4.2
perusahaan jasa pengiriman,
memonitor service level di tiap pusat distribusi.
Metode Economic Quantity Order (EOQ) 2.4.1 Perumusan EOQ 2.4
Salah satu metode manajemen
persediaan yang paling terkenal adalah metode Economic Order Quantity atau disebut juga dengan EOQ. Metode ini dapat digunakan baik untuk barang yang dibeli maupun untuk barang yang diproduksi sendiri. Model EOQ biasa digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya (inverse cost) pemesanan persediaan. Rumusan EOQ yang digunakan adalah :
(1)
Anggapan Anggapan Dalam EOQ EOQ dapat Rumusan
digunakan bila anggapan anggapan ini terpenuhi. Anggapan tersebut antara lain : a. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui (deterministic) b. Harga per unit produk adalah konstan c. Biaya penyimpanan per unit per tahun ( H ) adalah konstan d. Biaya pemesanan per pesanan ( S ) adalah konstan e. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang barang diterima (lead time)
adalah konstan. f. Tidak terjadi kekurangan barang atau " back orders" 2.4.3
Safety Stock Merupakan persediaan minimal
yang harus ada dalam perusahaan untuk mengantisipasi kehabisan bahan
5
baku
baik
karena keterlambatan
pengiriman barang ataupun karena kecepatan penggunaan mesin karena penggunaan yang lebih dari biasanya.
Besarnya safety stock dapat diketahui dengan : SS = Z σ (2) Dimana : Z : Standar normal σ : Standar deviasi, deviasi = 1,65 Dengan menggunakan standar 2 deviasi yang mempunyai keyakinan sebesar 95 % yang berarti persediaan pengaman dapat dicari dengan mengalikan hasil standar deviasi dengan 1,65 (derajat keyakinan 95 %
2.10.5 Total Inventory Cost Merupakan keseluruhan dari biaya persediaan yang dikeluarkan, rumusnya : TIC =
(4)
Dimana : D : Jumlah kebutuhan barang (unit per periode) S : Biaya pemesanan (rupiah per pesanan) H : Biaya penyimpanan (per unit per periode).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
dari kurva normal). 3.1 Reorder Point ( ROP ) Perhitungan EOQ akan sangat menguntungkan jika disertai dengan 2.4.4
perhitungan penggunaan bahan selama lead time dan safety stock. Sehingga
perusahaan dapat melakukan pemesanan kembali ( ROP ), yaitu besarnya penggunaan bahan baku
selama lead time
ditambah dengan
safety stock Secara matematik Reorder
Point dapat dirumuskan sebagai berikut : ROP = ( d X L ) + SS (3) Dimana : ROP : titik pemesanan ulang d : tingkat kebutuhan per unit waktu SS : Persediaan pengaman L : Lead time
Kegiatan Proses Produksi Proses produksi yang dilakukan oleh “Bolu Kemojo Mini Mimie” adalah jenis proses produksi terus-menerus yaitu jenis produksi yang memiliki pola atau urutan terus menerus mulai dari pengolahan bahan baku hingga menjadi barang jadi yang siap dipasarkan dan dikonsumsi, sedangkan gambar 3.1 menunjukkan blok diagram aliran kegiatan proses produksi “Bolu Kemojo Mini Mimie”.
6
Proses Awal
Menimbang
Persiapan Adonan
Bahan Baku
Bolu Kemojo
Proses Utama Pencetakan
Pengadukan Adonan
Pembakaan
Bolu Kemojo
Bolu Kemojo
Proses Akhir
Pendinginan
Pengemasan
Bolu Kemojo
Bolu Kemojo
Gambar 3.1. Blok Diagram Aliran Kegiatan Proses Produksi Bolu Kemojo Mini Mimie
Secara umum dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan perencanaan proses adalah
untuk mengintegrasikan secara efisien pemasok (suppliers), pabrik (manufactures), gudang (warehouses), dan penyimpanan (stores), dengan demikian barang dagangan yang diproduksi dan di distribusikan dengan kuantitas, lokasi dan waktu yang tepat. Usaha Kecil Menengah (UKM) makanan khas Riau “Bolu Kemojo” memiliki beberapa kompleksitas, hal ini ditunjukkan dengan : (1) perolehan bahan-bahan pembuat “Bolu Kemojo”, (2) penyajian rasa masih sedikit, dan (3) cakupan pemasaran yang terbatas, untuk itu penulis membuat tahapan kegiatan sebagai berikut: Perencanaan
perencanaan bagaimana sekumpulan aktivitas produksi akan berlangsung
-
mulai dari input pemrosesan, hingga menghasilkan suatu produk (output). Proses produksi diatas atas dasar karakteristik aliran prosesnya disebut dengan aliran garis/repetitive process yaitu proses produksi dengan aliran input hingga output selalu tetap.
Persediaan Bahan Baku
Pengembangan Produk Pengadaan Bahan Baku Pengendalian dan Operasi
1.
Rancangan Rantai Pasok Pengembangan UKM Bolu Kemojo Mini Mimie Aktivitas rantai pasok pada UKM “Bolu Kemojo” dimulai dari pemasokan bahan baku untuk mengoptimalkan kegiatan operasional perusahaan sampai dengan pengiriman “Bolu Kemojo” kepada buyer. Dalam hal ini metode rantai pasok merupakan suatu pendekatan yang digunakan
Ramalan EOQ
3.2
Kualitas (tingkat kepuasan
pelanggan, loyalitas
pelanggan, ketepatan pengiriman).
2. 3. 4.
Waktu (total replenishment time, business cycle time). Biaya (total delivered cost, efisiensi nilai tambah). Fleksibilitas (jumlah dan spesifikasi)
Pendistribusian
Gambar 3.2. Rancangan Rantai Pasok UKM Bolu Kemojo Mini Mimie
7
3.3
Flowchart Program Berikut adalah tampilan flowchart program aplikasi analisis produksi bolu kemojo daerah Riau. Mulai
T Keluar
Layar Pembuka
T
Beranda
Y
Input Bahan Bahan Kue : Satuan :
Y
Tabel Bahan Baku
Y Belanja Bahan Baku Bahan Produksi : Bulan : Tahun : Jumlah :
T
T Batal
Y Simpan Y
A
Tabel Kuantitas Bahan Baku 1
A
Y
Analisa Bahan Produksi
Y
Pilihan Tahun
Tabel Kuantitas Bahan Baku Tiap Bulan Y T
Y Proses
Ramalan
Y
Bahan Baku
Keluar
Peramalan T Kebutuhan Bahan Baku
Keluar
T
Biaya Penyimpanan
Y
Tabel Biaya Penyimpanan
T Keluar
T
Perhitungan EOQ
Y
Proses Perhitungan
T Keluar
T B
2
B T
Safetystock Tepung
Y
EOQ Safetystock ROP
Y
IF Safety Stock >Σkuadrat “Pemberitahuan ” else “Not Respon”
T
Keluar
Y Alarm Pemberitahuan
T
Safetystock Telur
Y
EOQ Safetystock ROP
Y
IF Safety Stock >Σkuadrat “Pemberitahuan ” else “Not Respon”
T Keluar
Y Alarm Pemberitahuan
T
C
3
C T
Safetystock Gula
Y
EOQ Safetystock ROP
Y
IF Safety Stock >Σkuadrat “Pemberitahuan ” else “Not Respon”
T
Keluar
Y Alarm Pemberitahuan
T
Safetystock Santan
Y
EOQ Safetystock ROP
Y
IF Safety Stock >Σkuadrat “Pemberitahuan ” else “Not Respon”
T Keluar
Y Alarm Pemberitahuan
T
Selesai Gambar 3.3 Flowchart Program
4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA
B : Pengolahan bahan baku C : Pembakaran menggunakan oven D : Hasil produksi yang siap dikemas 4.3
4.1
Kinerja dan Ramalan Penjualan “Bolu Kemojo Mini Mimie” Aktivitas kinerja SCM pada Bolu Kemojo Mini Mimie dimulai dari pemasokan bahan baku untuk mengoptimalkan kegiatan operasional UKM
himgga
pengiriman
produksi kepada
barang-barang
customer, sehingga
SCM menjadi suatu pendekatan yang digunakan
untuk
mengintegrasikan
secara efisien pemasok (suppliers), pabrik (manu-factures), gudang (warehouses), dan penyimpanan (stores), dengan demikian barang dagangan
tersebut
diproduksi
dan
didistribusikan dengan kualitas, lokasi dan waktu yang tepat. 4.1.1 input
Tata Letak (Layout) Produksi A
D
B
C
Gambar 4.1 Tata letak Produksi Keterangan : A : Bahan baku
Penentuan Bahan Baku Bolu Kemojo Mini Mimie melakukan pembelian bahan baku untuk adonan bolu kemojo dari Toko barang harian di pasar senapelan kota Riau yang telah menjadi rekanan sejak usaha ini brdiri. Adapun untuk mengetahui trend projection memerlukan data yang diperoleh dari perusahaan tersebut tentang pembelian bahan baku tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1. Data Kebutuhan Bahan Baku Bolu Kemojo Mini Mimie Tahun 2009, Sumber : Data Primer yang Diolah Pemakaian (Bulan)
Tepung (Kg)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata ∑ Rata-rata
3 3 4 4 3 5 5 7 8 6 6 7 61 5.08
Telur (Butir)
Gula (Kg)
45 2 45 2 60 3 60 3 45 2 75 4 75 4 105 6 120 7 90 5 90 5 105 6 915 49 76.25 4.08 89,49
Santan (Kg) 2 2 3 4 2 4 4 6 7 5 5 6 49 4.08
Untuk mengetahui kebutuhan bahan baku tepung pada bulan pertama tahun 2009 dengan meng-gunakan metode trend projection, untuk mengetahui trend projection dapat dilihat data pada tabel 3.4. tentang 1
penggunaan bahan baku selama tahun 2009 berikut perhitunagannya : Y = a + bX Y = Peramalan kebutuhan bahan baku a = Konstanta rata-rata pada bahan baku b = Bilangan waktu X = Satuan waktu a = 89,49 (rata-rata bahan baku tepung pada tahun 2009, lihat tabel 3.4.) b = 2,3 (waktu pengerjaan produk/cetakan) X = 12 (bulan di Tahun 2009) Y = a + bX = 89,49 + 2,3 (12) = 89,49 + 27,6 = 117,09/kg/tahun Jadi peramalan bahan baku untuk selama tahun 2009 adalah sebesar 117,09/kg/tahun
4.9
Splash screen ini akan hilang dengan sendirinya apabila tab loading telah selesai berjalan . 4.9.1
Pembuatan Menu dan Halaman Beranda halaman Untuk membuat beranda, sintaks programnya adalah sebagai berikut:
Gambar 4.3 Tampilan Menu Beranda pada Aplikasi
Berikut adalah tampilan menu data bahan baku beserta keterangannya.
Implementasi Sistem Informasi Metode Rantai Pasok Untuk UKM Bolu Kemojo Mini Mimie
Berikut ini adalah tahap pengimplementasian dari perancangan output hingga menjadi program utuh menggunakan software Visual Basic 6.0.
Gambar 4.4 Tampilan Menu Data Bahan Baku pada Aplikasi 4.9.2
Pembuatan Halaman Analisa Produksi dan Penjelasannya Berikut ini adalah tampilan untuk pilihan menu analisa produksi. Gambar 4.2 Tampilan Loading Sebelum
Masuk Ke Menu Utama
2
Setelah tampilan biaya penyimpanan, jika ingin melihat data perhitungan EOQ dapat memilih menu bar perhitungan EOQ seperti tampilan berikut ini. Gambar 4.5 Tampilan Menu Analisis Produksi pada Aplikasi
Apabila combox dipilih maka akan tampil halaman dengan menu bar Ramalan Bahan Baku, Biaya Penyimpanan, Perhitungan EOQ, tampilannya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.6 Tampilan Menu Bar Ramalan Bahan Baku
Setelah tampilan ramalan bahan
baku,
jika
ingin
melihat
data
perhitungan biaya penyimpanan dapat memilih menu bar biaya penyimpanan
Gambar 4.8 Tampilan Menu Bar
Perhitungan EOQ Selanjutnya tabel perhitungan safety stock dapat dilihat pada setiap tab ramalan bahan baku, biaya penyimpanan dan perhitungan EOQ. Safety stock memiliki tiga tab bahan baku diantaranya bahan baku dasar bolu kemojo mini yaitu tepung, telur, gula dan santan. Setiap tab bahan baku berisi tabel perhitungan jumlah pesediaan dan perhitungan penggunaan bahan baku. Adapun tampilannya terlihat pada gambar dibawah ini.
seperti tampilan berikut ini.
Gambar 4.7 Tampilan Menu Bar Biaya
Penyimpanan
3
Gambar 4.9 Tampilan Menu Persediaan
Bahan Baku Tepung
Gambar 4.12 Tampilan Menu Persediaan
Bahan Baku Santan Gambar 4.10 Tampilan Menu Persediaan
Bahan Baku Telur
4.10
Uji Coba Aplikasi Setelah aplikasi selesai, penulis melakukan uji coba terhadap aplikasi yang dibuat, yaitu dengan menerapkannya pada UKM Bolu Kemojo dengan mendata bahan baku yang digunakan selama proses produksi berjalan. Ternyata dengan adanya aplikasi tersebut pengusaha UKM dapat dengan efisien mengetahui jumlah persedian bahan baku yang masih tersedia, besarnya biaya pemesanan, dan apabila ada penambahan bahan baku
Gambar 4.11 Tampilan Menu Persediaan
Bahan Baku Gula
yang baru, maka pengusaha UKM Bolu Kemojo Mini Mimie dapat langsung meng-input bahan baku tersebut pada aplikasi yang telah buat. Secara keseluruhan, aplikasi analisis produksi bahan baku bolu kemojo menurut pemilik perusahaan memiliki nilai guna (bermanfaant) untuk kelangsungan proses produksi dan penyediaan bahan baku bolu kemojo mini. 4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan hasil
pembahasan yang dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut : 1)
Penerapan konsep Manajemen Rantai Pasok pada UKM makanan khas Riau Bolu Kemojo Mini
Mimie membantu perusahaan dalam hal mengendalikan persediaan bahan baku dalam proses produksi. 2)
Implementasi konsep Manajemen Rantai Pasok pada UKM makanan khas Riau Bolu Kemojo Mimie
berbasiskan sistem informasi membantu meningkatkan efisiensi perusahaan dalam proses produksi. 5.2
Saran
Setelah diuraikan mengenai kesimpulan, maka akan dikemukakan saran-saran dengan harapan dapat
membantu
untuk
perbaikan
pengembangan UKM “Bolu Kemojo
Mini Mimie” di masa yang akan datang. Adapun saran yang dapat dikemukakan adalah diversifikasi jenis rasa dan jenis
ukuran bolu kemojo akan mempengaruhi proses perhitungan, penggunaan metode serta parameter yang digunakan dalam kegitan proses
produksi bolu kemojo mini “Mimie” dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA 1. Chopra, S., and Meindl, P.
2001.
Supply chain management: Strategy,
planning, and operations. New Jersey - Prentice-Hall. 2. Erlina.,SE, Manaejmen Persedian Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 2009. 3. Handfield, R., and Nichols, Jr., E. L. 2002. Supply chain redesign:Transforming supply chains into integrated value systems. New Jersey: Financial Times -
Prentice Hall. 4. Henmaidi dan Heryseptemberiza. 2007. Evaluasi dan Penentuan Kebijakan Persediaan Bahan Baku
Kantong Semen Tipe Pasted Pada PT.Semen Padang, Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri,
Universitas Andalas. 5. Indrayati Rike. 2007. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Pada Pt.
Tipota Furnishings Jepara, Laporan Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. 6. Nanum Sofia. 2009. Aneka Resep Masakan Melayu Riau, BKPBM dan Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.
5
7. Nasution,A.H. 1999. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Penerbit Guna Widya : Jakarta. 8. Nawari. 2010. Analisis Statistik dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17,Alex Media Komputindo
:
Jakarta. 9. Prawirosentono,S. 1997. Manajemen
Teknologi, Jurnal Usahawan No.02 Th XXX Februari: Bandung. 17. http://www.upplychain.com/2010 18. http://www.supplychainmanagement .com/2010 http://www.mm.ustjogja.ac.id/download /HANDOUT5.ppt/2010
Produksi dan Operasi. Bumi Aksara
: Jakarta. 10. Pujawan, I N. 2005.
Supply chain
management. Guna Widya : Jakarta. 11. Saragi Yusi. 2010. Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada UKM Waroeng Cokelat Bogor, Laporan Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. 12. Siagian, Yolanda M. 2005.
Aplikasi
Supply Chain Management Dalam Dunia Bisnis, Grasindo : Jakarta 13. Simchi-Levi, D., Kaminski, P., and
Simchi-Levi, E. 2000.
Designing
and managing the supply chain:
Concept, strategies, and case studies. Irwin McGraw-Hill. 14. Tampubolon,M.P.2003. Manajemen Operasional. Ghalia Indonesia : Jakarta. 15. Mauidzoh Uyuunul dan Zabidi Yasrin. 2008. Perancangan Sistem Penilaian dan Seleksi Supplier Menggunakan Multi Kriteria, Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto. 16. Wanatabe.R.,2001. Supply ChainManagement Konsep dan
6