Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
Sistem Informasi Geografis Tempat Pariwisata (Studi Kasus : Kota Ternate Provinsi Maluku Utara) Darman Umagapi Politeknik Sains & Teknologi Wiratama Maluku Utara
[email protected] Abstrak : Kemajuan teknologi informasi di bidang komputer yang begitu pesat telah mendorong semakin berkembangnya sebuah informasi. Salah satunya sistem informasi geografis dunia pariwisata Pariwisata menjadi industri yang sangat menjanjikan di tengah otonomi daerah yang memaksa setiap daerah untuk mengembangkan potensi dari sumberda alam di masing-masing daerah tersebut. Kota ternate sendiri tidak terlepas sumberdaya alam yang di miliki, salah satunya adalah potensi pariwisata di yang ada di Kota ternate antara lain : Obyek Wisata Alam : a). Pantai Sulamadaha, b). Pantai Kastela, c). Pantai tobololo, d). Danau Laguna, e). Danau Tolire Besar, f). Batu Angus, g). Gunung Gamalama. Obyek Wisata sejarah : a). Benteng Orange, b). Benteng Kalamata, c). Benteng Santo Paulo, d). Kedaton Sutan Ternate, e). Masjid Kesultanan Ternate. Informasi yang dibuat oleh Dinas Pariwisata setempat menjadi sangat terbatas karena masyarakat luas tidak bisa mendapatkan informasi tentang kepariwisataan yang ada di Kota Ternate sehingga perlu dibuatkan sebuah media alternatif untuk menginformasikan pariwisata Kota Ternate agar bisa dinikmati masyarakat luas, peta lokasi objek wisata juga belum ada, selain itu penyimpanan data yang masih manual terutama dalam pencarian data memerlukan waktu begitu lama, maka perlu dirancang sistem informasi geografis yang menarik dalam bidang kepariwisataan agar bisa menarik perhatian pengunjung baik lokal maupun manca negara sehingga mampu memberikan informasi bagi masyarakat luas tentang tempat pariwisata yang ada di kota ternate melalui media internet. Penelitian ini menekan pada sistem informasi geografis (SIG) sebagai alat bantu yang tepat untuk menengani masalah ini. Sistem informasi geografis (SIG) memiliki kemampuan untuk menyediakan informasi dan menampilkan dalam bentuk peta. Peta terdiri dari data dan deskripsi tentang lokasi pariwisata sesuai dengan objek wisata yang ada pada kota ternate. Kata Kunci : Sistem Informasi Georgarafis, Tempat Pariwisata, Kota Ternate
Abstract: Advances in information technology in the computer field is so rapid has encouraged the development of an information. One of them is the world's geographic information system tourism industry Tourism is very promising in the midst of regional autonomy that forced school districts to develop the potential of natural sumberda in each of those areas. Eclectus town itself is inseparable natural resource that is owned, one of which is the potential for tourism in the city of Ternate, among others: Nature Tourism: a). Turkish Sulamadaha, b). Turkish Kastela, c). Turkish tobololo, d). Lake Laguna, e). Tolire Great, f). Angus Stone, g). Gamalama. Heritage history: a). Orange fortress, b). Fort Kalamata, c). Fortress Santo Paulo, d). Sutan kedaton Ternate, e). Ternate Sultanate mosque. The information created by the local Tourism Office to be very limited because the general public can not get information about tourism in the city of Ternate so it needs to be made an alternative media to inform tourism Ternate city to be enjoyed by the wider community, location map attractions as well not exist, other than the storage of that data is still manual, especially in the search data can take so long, it is necessary to design a geographic information system that draws in the field of tourism in order to attract the attention of visitors both local and foreign countries, so as to provide information for the public about the place of tourism in the city eclectus via the internet. This research was pressing on geographic information systems (GIS) as a tool appropriate for this problem menengani. Geographic information systems (GIS) have the ability to provide information and display a map. Map consists of data and a description of the location in accordance with the tourism attractions that exist in Ternate city. Keywords: Geographic Information System, Tourism place, Ternate 1.1 Latar Belakang Dinamika masyarakat dunia pada abad ini, menempatkan informasi sebagai sistem sekaligus sarana dalam berbagai bentuk interaksi kehidupan. Keinginan untuk terus mengembangkan sistem informasi yang cepat dalam kehidupan modern tentunya penuh
dengan aktifitas dan adakalanya dalam melakukan pekerjaan Salah satu perkembangan sistem informasi dalam dunia teknologoi informasi saat ini adalah dapat membantu manusia dan pengunjung secara cepat.
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
33
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
Maluku Utara merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati yang akan dibangun untuk mempermudah instansi dan masyarakat umum lainnya didalam melihat pariwisata serta sebagai objek wisata dalam melakukan aktivitas sehari-hari sehingga dapat mempermudah pengunjung maupun para pendatang dalam menelusuri daerah seputar kota ternate. Teknologi Informasi diperlukan manusia untuk menyelesaikan berbagai kegiatan keperluan hidupnya, termasuk di dalam pekerjaan. Dengan perkembangan teknologi pariwisata daerah dan dapat mempermudah pengunjung dalam mencapai tujuan dengan adanya dinas pariwisata akan memberikan kemudahan para pengunjung wisata yang di inginkan dan bisa membantu untuk mengetahui wisata yang ada di kota ternate. Penggunaan sarana teknologi informasi seperti internet merupakan salah satu alternatif untuk menjawab kebutuhan tersebut. Sistem informasi pariwisata yang berisi tentang informasi dan penjelasan mengenai obyek wisata, sarana transportasi, akomodasi, lembaga keuangan, biro perjalanan, dan sebagainya, mulai marak dibangun oleh para stakeholder khususnya di Indonesia. Hal ini selain bertujuan untuk memasarkan produk wisata, juga bertujuan untuk menyediakan informasi selengkaplengkapnya bagi calon wisatawan atau pengunjung agar dapat datang berkunjung ke tempat wisata tersebut. Terkait dengan teknologi dan kebutuhan akan informasi, maka penulis mencoba membangun sebuah sistem yang dapat menyediakan informasi tempat pariwisata untuk mendukung perjalanan para wisatawan lokal maupun mancanegara/uris selama berada di tempat tujuannya, dengan menggunakan teknologi komputer yang dapat mengolah data menjadi informasi yang berguna dalam bentuk peta, yang diterapkan pada Kota ternate. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana merancang suatu Sistem Informasi Geografi Tempat Pariwisata Di Kota Ternate.
1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk merancang Sistem Informasi Geografi Pariwisata Di Kota Ternate, sehingga dapat memudahkan para Pengunjung wisata. 2. Mempermudah masyarakat maupun pengunjung dalam menelusuri daerah Kota Ternate 1.5 Manfaat Penelitian 1. Untuk menambah pengatahuan yang lebih luas, serta diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pihak yang memerlukan terutama Dinas Pariwisata Kota Ternate. 2. Untuk membantu masyarakat umum yang memerlukan informasi letak Parawisata yang berada di Kota Ternate. 2.1. Perancangan Tabel Tabel 1 : Tempat Wisata Pada tabel tempat wisata terdiri dari 8 field nama yaitu :Pantai, Danau, Benteng. Ke 8 field nama tersebut Memiliki type data sama yaitu type data text dan field size yang berbeda.
Tabel 2 : Objek Wisata Pada tabel Objek Wisata terdiri dari 1 field name yaitu : Pantai. 1 field name memiliki field size yang sama
Tabel 3 : Data Pengunjung Pada tabel Pengunjung ini terdiri dari 6 field name yaitu : kode pengunjung ,jenis kelamin, usai, agama, tgl pengunjung, tujuan wisata
1.3 Batasan Masalah Mengingat begitu luasnya ruang lingkup permasalahan, maka penulis membatasi permasalahan pada Tempat Wisata, Objek Wisata, Pengunjung dan Fasilitas ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
34
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
Tabel 4 : Data Fasilitas Pada tabel data fasilitas ini terdiri dari 2 field name yaitu : tempat duduk dan kamar mandi. Ke 2 field name tersebut memiliki type dan field yang sama.
Referensial integrity Referensial integrity digunakan untuk menggambarkan hubungn antara field kunci utama (Primery key) suatu table dengan field kunci tamu (foreign key).
Gambar 2.1. Referensial integrity 3.1. Landasan Teori a. Konsep Dasar Sistem Kata Sistem mempunyai beberapa pengertian, tergantung dari sudut pandang mana kata tersebut didefenisikan. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen-elemen atau kelompoknya, yang dalam hal ini sistem didefenisiskan sebagai “Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. (Analisis & Desain Sistem Informasi,1990,1) Pendekatan Sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan operasi di dalam sistem. Prosedur didefenisikan oleh Neuschel sebagai “urutan operasi kerja (tulis-menulis), yang biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih apartemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi bisnis yang terjadi”. Menurut Hartono,: Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefenisikan sistem sebagai “sekumpulan elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu”. Dengan demikian di dalam suatu sistem, komponen-komponen tersebut tidak dapat
berdiri sendiri, tetapi sebaliknya, saling berhubungan hingga membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dari sistem tersebut dapat tercapai. Hartono, berpendapat bahwa sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu sebagai berikut : 1. Komponen Sistem ( Component ) Suatu sistem terdiri atas sejumlah komponen yang saling berinteraksi atau saling bekerja sama untuk membentuk suatu komponen sistem atau bagianbagian dari sistem. 2. Batasan sistem ( Boundary ) Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. 3. Lingkungan Luar Sistem ( Environment ) Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang dipengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar ini dapat bersifat menguntungkan dapat pula merugikan sistem tersebut. 4. Penghubung sistem ( Interface ) Media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber dapat mengalir dari subsistem ke subsistem lainnya. 5. Masukkan sistem ( input ) Data yang dimasukkan kedalam sistem. Masukkan dapat berupa masukan perawatan ( maintenance input ) dan dapat pula masukkan sinyal (signalinput). Maintenance input dapat dimasukkan dengan tujuan agar sistem tersebut dapat beroperasi, sedangkan sinyal input data adalah data yang diproses untuk pengeluaran sebuah informasi. 6. Keluaran sistem ( output) Keluaran sistem merupakan hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi sebuah keluaran yang bermanfaat. 7. Pengolahan sistem ( Proses ) Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan – bahan lainnya menjadi keluaran yang berupa sebuah informasi. 8. Sasaran Sistem ( Objectives ) Suatu sistem mempunyai tujuan, sasaran yang ingin di capai. Suatu sistem dikatakan berhasil jika sistem tersebut tepat pada sasaran atau tujuan yang diharapkan.
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
35
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
b. Konsep Dasar Informasi Menurut Davis : “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan”. Sumber informasi adalah data. Data belum memiliki nilai sedangkan informasi sudah memiliki nilai. Secara konseptual data dan informasi mempunyai arti yang berbeda. Data merupakan deskripsi tentangbenda, kejadian, aktivitas, dan transaksi yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung kepada pemakai. Jadi yang membedakan antara data dan informasi adalah makna yng dikandungnya. Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan model proses tertentu. Proses tersebut digambarkan oleh John Burch dalam siklus informasi.
Gambar 3.2. Siklus Informasi Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga hal, yaitu: a. Akurat (accurate) Informasi harus bebas dari kesalahan. Akurat juga berarti informasi itu harus dapat dengan jelas mencerminkan maksudnya b. Tepat pada waktunya (timeliness) Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Di dalam pengambilan keputusan, informasi yang sudah usang tidak lagi bernilai. Bila informasi datang terlambat maka pengambilan keputusan akan terlambat dilakukan, sehingga akan berakibat fatal bagi organisasi. c. Relevan (relevance) Informasi yang disampaikan harus mempunyai keterkaitan dengan masalah yang akan dibahas dengan informasi tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi pemakainya. c. Konsep Dasar Sistem Informasi Untuk menghasilkan informasi yang berkualitas maka dibuatlah sistem informasi. Sistem informasi didefenisikan oleh Robert A. Laitch dan K. Roscoe Davis : “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur atau pedoman, model manajemen dan keputusan, dan basis data (database). Maka defenisi umum tentang sistem nformasi adalah “Sebuah sistem yang terdiri atas rangkaian subsistem informasi terhadap pengolahan data. Untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. (Membangun SI dgn VB & Microsoft SQL Server,2007,9). Sistem informasi mempunyai enam buah komponen yang harus ada bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan. Ke-enam komponen tersebut adalah: 1. Perangkat keras (hardware), mencakup berbagai peranti fisik. 2. Perangkat lunak (software) atau program, yaitu sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras memproses data. 3. Prosedur, yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitkan keluaran yang dikehendaki. 4. Orang yaitu semua pihakyang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi. 5. Basis data (database), yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data. 6. Jaringan komputer dan komunikasi data, yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai. Sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol”. Basis data merupakan kumpulan file-file yang saling berhubungan berelasi antara file yang satu dengan yang lainnya. Dengan adanya relasi antar database ini, akan mempermudah dalam mencari, menganalisis, mengorganisasikan dan melindungi data sejak data dimasukkan dalam database. Relasi antar tabel dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu :
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
36
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
Sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol”. Basis data merupakan kumpulan file-file yang saling berhubungan berelasi antara file yang satu dengan yang lainnya. Dengan adanya relasi antar database ini, akan mempermudah dalam mencari, menganalisis, mengorganisasikan dan melindungi data sejak data dimasukkan dalam database. Relasi antar tabel dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Relasi One To One
Gambar 3.3. Relasi 1:1 (One to One ) Yaitu relasi antar dua buah table database berbanding (1 : 1), artinya satu data pada suatu table database hanya berhubungan dengan satu data table database lainnya atau sebaliknya. 2. Relasi One To Many
Gambar 3.4. Relasi 1:1 (One to Many ) Yaitu relasi antar dua buah table database berbanding (1 : banyak), artinya satu data pada suatu table database bisa berhubungan lebih dari satu table database lainnya tidak berlaku sebaliknya. 3. Relasi Many To Many
Gambar 3.5. Relasi 1:1 (Many to Many ) Yaitu relasi antar dua buah table database berbanding (banyak : banyak), artinya satru data pada suatu table database bisa berhubungan dengan beberapa data table database lainnya atau sebaliknya. d. Sistem Informasi Geografi Peta merupakan gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi (Wikantika, 2008). a) Peta di bagi atas dua yaitu : 1. Peta Umum (Peta Topografi) adalah peta yang menggambarkan bumi secara umum.
2. Peta Khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakan yang berkaitan dengan permukaan bumi b) Komponen-komponen peta yaitu : 1. Isi Peta Isi peta menunjukan isi dari makna ide penyusun peta yang akan disampaikan kepada pengguna peta. 2. Judul Peta Judul peta harus mencerminkan isi peta. 3. Skala Peta dan Simbol Peta Untuk melihat tingkat ketelitian dan kedetailan objek yang dipetakan dan simbol dengan tujuan untuk orientasi peta. 4. Lengenda atau Keterangan Pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh bagian dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan. 5. Inzet dan Index Peta Peta yang di baca harus mengetahui dari bagian bumi sebela mana area yang dipetakan. Inzet peta merupakan peta yang diperbesar dari bagian belahan bumi sedangkan Index peta merupakan sistem tata letak peta 6. Grid Untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukan letak sebuah titik di atas lembar peta. c) Karakteristik Peta sebagai berikut : a. Gambar disajikan pada bidang datar dalam bentuk dua dimensi b. Merupakan bentuk reduksi dari keadaan sebenarnya. c. Dalam penyajiannya mengalami suatu proses generalisasi, sehingga tidak semua informasi dapat disajikan. d. Merupakan suatu bentuk penegasan dari unsur yang terdapat di permukaan bumi. e. Pengertian Animasi Menurut (Fernandes, 2002) pengertian animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkain gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Sedangakan berdasarkan arti harfiah animasi adalah menghidupkan yaitu usaha untuk menggerakan sesuatu yang tidak bias bergerak sendiri. Animasi komputer dibagi atas dua kategori yaitu : 1. Kategori animasi 2 demensi 2. Kategori animasi 3 demensi
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
37
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
f.
g.
Metode Animasi dalam Flash 1. Frame by frame animation yaitu : Pembuatan animasi dengan cara melakukan perubahan objek pada setiap frame secara manual, sehingga dihasilkan perubahan yang diatur. Metode ini biasanya digunakan pada animasi dengan perubahan bentuk objek secara terusmenerus. Misalnya, film kartun. 2. Tweened animation yaitu : Pembuatan animasi dengan cara menentukan 2 poin keadaan pada objek awal dan akhir, sedangkan magromedia flash membuat rangkaian gerakan diantaranya. Animasi yang dihasilkan menggunakan metoda ini adalah gerakan yang halus, perubahan letak, ukuran, rotasi, bentuk maupun warna.
Gambar 4.6. Diagram Konteks 2. Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Pada gambar dibawah ini menjelaskan tentang diagram arus data level 1. Pada diagram tersebut memiliki dua entitas kepala dinas sementara prosesnya adalah 1.1 data wisata, dan 1.2 data tempat wisata, dan1.3 data objek, dan 1.4 data pengunjung, dan 1.5 data fasilitas setelah itu di masukan sistem.
Macromedia Flash Macromedia Flash merupakan sebuah program aplikasi standar authoring tool professional yang digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat menarik. Selain itu aplikasi ini juga dapat digunakan untuk membuat animasi logo, movie, game, pembuatan navigasi pada situs web, tombol animasi, banner, menu interaktif, interaktif form isian, e-card, screen saver dan pembuatan aplikasiaplikasi lainnya (Suciadi, 2003).
h. Pariwisata Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselengkarakan dari suatu tempat ke tempat lain. Yang semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beranekaragam (Andi M. Sammeng, 2001). 4.1. Prancangan sistem 1. Diagram Konteks Diagram konteks merupakan tahap pertama dari bagian data flow diagram (DFD) yang berfungsi memetakan model lingkungantem yang dipersentasikan dengan lingkunngan tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Dengan adanya diagram konteks dapat diketahui hubungan sistem dengan lingkungannya yang mendukuang peran dalam menjalankan sistem.
Gambar 4.7: Data Flow Diagram Level 1 3. Data Flow Diagram (DFD) Level 2 Dari diagram level 1 diatas, maka dapat dijabarkan lebih rinci menjadi diagram arus data level 2. Pada diagram arus data level 2 masing-masing dijelaskan lebih rinci. dimana data flow diagram level 2 yaitu data wisata, dimana pada data flow diagram level 2 memiliki entitas wisata, proses adalah simpan, edit, dan cari.
Gambar 4.8. Data Flow Diagram Level 2 4. DFD Level 2 Objek Wisata Sedangkan gambar dibawah ini menjelaskan tentang data flow diagram level 2 ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
38
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
proses objek wisata, dimana pada data flow diagram level 2 ini memiliki satu entitas, empat proses dan satu data store. Masing-masing diantaranya adalah entitas petugas, proses adalah simpan, edit, dan cari.
6. DFD Level 4 data fasilitas
Gambar 4.12 : Fasilitas)
Gambar 4.9 DFD Level 2 proses 2 (Objek Wisata) 5. DFD Level 2 Data Pengunjung Gambar dibawah ini menjelaskan tentang data flow level 2 proses data pengunjung, dimana pada data flow diagram level 2 memiliki satu entitas, empat proses dan satu data store. Masing-masing diantaranya adalah entitas petugas, prosesnya adalah simpan, edit, dan cari.
DFD Level 2 proses 4 (Data
7. Relationship Diagram Entity relationship diagram digunakan untuk menggambarkan hubungan yang terjadi setiap entiyas. Tujuan dari entity relationship diagram adalah untuk menyajikan model dari kebutuhan dari informasi dari suatu organisasi yang akan digunakan sebagai kerangka kerja. Model pada dinas Pariwisata Kota Ternate adalah sebagai berikut :
Gambar 4.13 : Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 4.10 DFD Level 1 proses 2 (Objek Wisata)
Gambar 4.11: DFD Level 2 proses 3 (Pengunjung)
Gambar 4.14 : Entity Relationship Diagram (ERD)
4.2. Implementasi Implementasi sistem merupakan rangkaian pelaksanaan kegiatan yang dilakukan setelah tahap perancangan perangkat lunak selesai dilakukan. Tujuan yang ingin dicapai adalah merealisasikan hasil rancangan yang telah dibuat. ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
39
Vol 4 No N 2 – Oktobe er 2016
Jurnal Biang glala Informatiika – bianglala a.bsi.ac.id
1. Ta ampilan Halam man Admin
4. Form Peta K Kelurahan Te empat Wisatta Kota Ternatte peta Form ini berfungsi menampilkan m kelu urahan temp pat wisata, apa bila me emilih anttara salah satu maka seca ara otamatis akan terssorot langsun ng ke peta sekaligus te erlihat pro ofilnya.
Gamba ar 4.15 : Tam mpilan Login 2. Ta ampilan Form m Menu Utam ma Tampilan form dibawah d ini adalah tampila an nagan system utama dari program rancan informa asi geografi tempat pa ariwisata kotta ternate e
Gambar 4.18 : T Tampilan Peta a Kelurahan
Gamba ar 4.16. : Tam mpilan Menu utama u 3. Fo orm Menu Uta ama Peta Ob bjek wisata Ko ota Ternate Fo orm ini berfu ungsi untuk menampilka an tombol-tombol p peta kelurahan, da an menam mpilkan peta pulau p ternate e, juga terdapat dua to ombol yaitu tu utup aplikasi berarti kelua ar dari pro ogram
Gamba ar 4.17. : Form Menu Utam ma Peta Obje ek wisata Kota Ternate e
40
5.1 1. Kesimpulan n Berdasarka an hasil implementasi sisstem ini maka dapatt disimpulkan n bahwa Sisstem ormasi Geog grafis (SIG) dapat diguna akan Info unttuk mendukung perjalanan wisata di Kota Terrnate, dimana a Sistem Info ormasi Geog grafis (SIG G) dapat me emberikan infformasi langssung kep pada user m mengenai lokkasi dari sa arana parriwisata dan ffasilitas pend dukung yang ada. Perrancangan d dan impleme entasi dari SIG menghasilkan b beberapa fun ngsi yang dapat d digunakan oleh h user yaittu fungsi untuk u mencari lokasi pariwisata yang ada di Kota Terrnate, selain itu user bisa melihat informasi seccara detail d dari hasil pe encarian terssebut serrta bisa melihat lokasi tempat wisata se ecara terd dekat dan jug ga mengukurr jarak meng genai sarrana pariwisatta yang ada di d Kota Ternate. 5.2 2. Saran 1. Pengemban ngan kaw wasan w wisata diharapkan dapat memenuhi pada tig ga hal utama yaitu : keberlangsungan alam m atau ekologi, memberi manffaat ekonomi, dan d secara psikkologi dapatt diterima dalam kehidupan ssosial masyarrakat lokal. nan sarana dan prasa arana 2. Pembangun pendukung mencirikan arsitektural lokal erwawasan lingkungan serta yang be menciptakan n kondisi ob byek wisata dan daya tarik w wisata baik wissata alam, bu udaya dan wisata buatan b yang saling s mendu ukung serta memp perkuat tujua an wisata de engan tetap mem mpertahankan atribut bu udaya lokal.
ISSN: 23 338-8145 (Priint), 2338-97 761 (Online)
Vol 4 No 2 – Oktober 2016
Jurnal Bianglala Informatika – bianglala.bsi.ac.id
3. Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata Kota Ternate selaku fasilitator dan 4. regulator dalam pengembangan kegiatan pariwisata agar dapat mengembangkan secara konsisten dan sasaran yang telah dicapai. 5. Menciptakan konsep competitive yang berusaha untuk mencari keunggulan bersaing dengan meningkatkan sumber daya manusia di bidang kepariwisataan. 6. Untuk pengembangan sistem Informasi Geografis (GIS) pariwisata ini dapat ditambahkan rute perjalan menuju lokasi pariwisata dengan fitur GPS sesuai dengan posisi jarak user dengan lokasi objek pariwisata yang ada di Kota Ternate Daftar Pustaka [1] Alting,Husein.,Taib,Rinto, Wisata kota pusaka ternate.ummu press: ternate, 2011. [2] Asmayanti, Pengantar Pariwisata. PT Grasindo, Jakarta, 2010. [3] Kusuma, Barry, 15 wisata terbaik di indonesia. PT elex media komputindo, Jakarta, 2012. [4] Yuti, Oka A, Perencanaan strategis pemasaran daerah tujuan wisata, Jakarta: PT.Pradnya Paramita, 2005. [5] Fernandes, 2002, Pengertian Animasi, http://cbsbogor.net/ebooklain/Animasi Multimedia/Animasi&Multimedia. 2010. [6] Suciadi A Andreas, 2003, Menguasai Pembuatan Animasi dengan Mecromedia Flash MX, PT Elex Media Koputindo, Jakarta. [7] Yoeti Oka A, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. [8] Catanese, A.J. dan Snyder J.C.
ISSN: 2338-8145 (Print), 2338-9761 (Online)
41
(1996), Perencanaan Kota (Judul Asli: Urban Planning, [9] Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 2009. UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan. [10] Zaki, Ali. 36 menit belajar komputer PHPdan MySQL, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2008. [11] Prahasta, Eddy 2009 “Sistem Informasi [12] Geografi Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika),” Bandung, Informatika [13] Rastuti, Leon Andretti Abdillah, Eka Puji Agustini Sistem Informasi Geografis Potensi Wilayah Kabupaten Banyuasin Berbasis Web, Student Colloquium Sistem Informasi & Teknik Informatika (SC-SITI) Palembang, 21-22 Agustus 2015. [14] Muga Linggar Famukhit, Lies Yulianto, Maryono, Bambang Eka Purnama (2013), Interactive Application Development Policy Object 3D Virtual Tour History Pacitan District based Multimedia, (IJACSA) International Journal of Advanced Computer Science and Applications, Vol. 4, No.3, 2013 [15] Muhammad Multazam, Bambang Eka Purnama, Influence Of Classified Ad On Google Page Rank And Number Of Visitors, Journal of Theoretical and Applied Information Technology, Vol. 81. No. 2 – 2015 [16] Karya Gunawan, Bambang Eka Purnama (2015), Implementation of Location Base Service on Tourism Places in West Nusa Tenggara by using Smartphone, (IJACSA) International Journal of Advanced Computer Science and Applications, Vol. 6, No. 8, 2015 [17] Zaeniah, Bambang Eka Purnama (2015), An Analysis of Encryption and Decryption Application by using One Time Pad Algorithm, (IJACSA) International Journal of Advanced Computer Science and Applications, Vol. 6, No. 9, 2015