L1
Lampiran 1 Hasil Wawancara dengan Pihak franchisee Indomaret
Wawancara dilakukan dengan Ibu Dyah, selaku Direktur Trading, pada tanggal 28 Mei 2009, jam 11.00 WIB. Kesimpulan hasil wawancara akan dipaparkan lebih jelas sebagai berikut :
P
: Selamat pagi ibu, saya dari mahasiswi Bina Nusantara, ingin sekali
mewawancarai ibu, dalam hal ini saya ingin tahu lebih mendalam sistem waralaba dalam bekerjasama dengan Indomaret, apakah diizinkan bu? Ibu Dyah : Iya, boleh. Ada yang ingin ditanyakan ? P
: Bagaimana bu, awal dari bekerjasamanya Indomaret dengan PT Akindo ini ?
Ibu Dyah : Sama halnya dengan sistem waralaba lainnya, sebelum melaksankan kerjasama sebagai franchisee, sebelumnya dilakukan dari pihak franchisor mengajukan persyaratan yang harus dipenuhi. Hal-hal apa saja yang harus dipenuhi. Seperti mengikuti persentasi yangdidalmnya terdapat survei lokasi, pembagian kerja, samapi dengan tahap pembukaan toko. Sampai dengan hasil akhirnya adalah penandatangan MOU sebagai nota kesepakatan. P
: Dalam, bekerjasama dengan waralaba Indomaret, berapa sih bu investasi yang
harus dikeluarkan? Ibu Duah : Investasi awal, yang meliputi bangunan, franchisee fee, semua perlengkapan dan peralatan toko, perizinan dibawah Rp.500.000.000,- Dengan bangunan sebesar Rp.200.000.000,P
: Franchisee fee dan royalty fee apa bu ? Dan bagaimana mekanisme ?
Ibu Dyah : Untuk biaya franchisee fee dibebakan sebesar Rp. 56.250.000,- untuk pemakaian seluruh sistem waralaba selama 5 (lima) tahun dan untuk royalty fee adalah
L2
hasil dana dari penjualan per bulannya yang langsung dipotong dan tarifnya mengikuti dari franchisor. Ibu Dyah : Untuk franchisee fee yang dikeluarkan ditentukan franchisor dan dalam hal P
: Sistem dari waralaba Indomaret ini, berarti semua halnya dilakukan atas
wewenang penuh dari franchisor ya bu ? Ibu Dyah : Iya jelas, semua terintegrasi dari pusat Indomaret. Dan seluruh sistemnya harus berdasarkan dari pusat Indomaret, selaku franchisor. P
: Untuk pendistribusian barangnya bagaimana bu ?
Ibu Dyah : Selaku franchisee pendistribusian barang dilakukan pembelian barang dagangan cukup dilakukan dengan telepon atau sistem online dengan distribusi langsung Indomaret dengan ≥ 500 pemasok, yang terpusat di Ancol dan di beberapa tempat lainnya. Kedua belah pihak akan menyusun jadwal pengiriman barang ke toko Indomaret, dengan mempertimbangkan efisiensi biaya kirim, kondisi para pemasok dan potensi tingkat penjualannya P
: Berarti sama halnya dengan penetapan harga, penempatan barang dagangan
harus sesuai dengan konsep dari franchior ? Ibu Dyah : Jelas iya, dan selaku franchisee tidak boleh merubah apapun sistem yang sudah ada. P
: Hal-hal apa saja yang menjadi kendala dan permasalahan dalam berwaralaba
ini ? Ibu Dyah : Sebenarnya semua sistem sudah bisa dijalankan dengan baik, hanya saja tarif yang harus dibayarkan pada saat royaltu fee per bulannya, cukup besar. P
: Terimakasih kasih banyak bu, atas waktu dan kesempatan untuk survei yang
diberikan kepada saya, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terimaksih bu.
L3
Lampiran 2 Hasil Wawancara Minimarket Ahadmart Wawancara dilakukan dengan Bapak Hamdani Harman, selaku Pemilik Toko Ahadmart, pada tanggal 22 Mei 2009, jam 09.30 WIB. Hasil wawancara akan dipaparkan lebih jelas sebagai berikut :
P
:
Selamat pagi pak, saya mahasiswi dari Bina Nusantara yang sedang
melakasanakan Tugas Akhir (Skripsi), dengan judul Analisis Peluang Bisnis Ritel Minimarket ingin sekali lebih jelas mengetahui keberadaan bisnis ritel jaringan minimarket khususnya, minimarket nonwaralaba mandiri, yaitu Ahadmart. Bapak tidak keberatan apabila dilakukan wawancara? Bapak Hamdani : Iya, saya siap. Tidak masalah untuk. Ada yang ingin ditanyakan? P
: Baik Pak, terimakasih, Sebelumnya saya ingin menanyakan sejak kapon
Ahadmart minimarket ini berdiri? Apakah Ahadmart ini memiliki membuka cabang dimana-mana? Bapak Hamdani : Untuk Ahadmart ini, pertama kali di dirikan pada tahun 2002 di Cipadu atau Ceger, dalam waktu 1 (satu) tahun saya membuka toko kembali di Gandul Cinere, selanjutnya saya membuka toko di Pondok Pinag, tetapi toko harus tutup karena biaya sewa tempat yang terlalu besar. Dan selanjutnya pada tahun 2004 saya membuka toko yang ketiga pengganti dari Ahadmart Pondok Pinang di Pondok Kacang ini. P
: Apakah minimarket Ahadmart ini mempunyai sistem perizinan yang hukumya
legal pak? Bapak Hamdani : Jelas legal, walaupun usaha ini didirikan dalam usaha perorangan, tapi perizinan tetap dillakukan seperti halnya pendirian minimarket yang lainnya. P
: Dalam mendirikan minimarket ini, berapa investasi awal yang dibutuhkan?
Apakah semua investasi sudah termasuk perlengkapan dan peralatan?
L4
Bapak Hamdani : Untuk investasi awal yang dibutuhkan sekitar Rp.700.000.000,-, itu sudah termasuk pembelian barang dagangan awal, perizinan, renovasi bangunan dan semua perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan. P
: Berarti dalam hal pengelolaan barang dagangan semua dilakukan sendiri ya
pak? Berarti dalam hal ini, bapak juga bebas berinovasi dan berkreatifitas dalam penentuan semua sistem seperti operasional toko yang meliputi desain toko, pengelolaan barang dagangan dalam pemilihan supplier? Bapak Hamdani : Sudah jelas, dalam minimarket Ahadmart ini, semua sistem yang ada menjadi wewenang penuh saya dalam mengkoordinasikannya. P
: Dalam pembelian barang dagangan yang dilakukan seperti apa pak? Untuk
permasalahan dalam pemilihan supplier juga bagaimana? Bapak Hamdani :
Pembelian barang dagangan dilakukan dengan dua sistem yaitu
pembayaran tunai (putus) atau konsinyasi. konsinyasi seperti susu, minyak, makanan ringan dan kebutuhan pokok lainnya. Pembayaran ini dilakukan dengan kesepakatan bersama, dan sistem pembayaran konsinyasi ini memberikan kontribusi keuntungan yang cukup tinggi, yaitu mencapai 5%-20%. Khusus untuk sistem konsinyasi, pembayaran dilakukan setelah barang dagangan datang, kemudian setiap 2 (dua) minggu setelahnya baru dilakukan pembayaran. Dan untuk pembayaran cash seperti elektronik , perlengkapan dan peralatan rumah tangga, perlengkapan bayi seperti boneka, dll dibeli dan dibayar langsung putus. Untuk permasalahan supplier, ditentukan sendiri. Dan untuk pembelian barang dagangan mendapatkan potongan harga sebesar 2.5% sampai dengan 25%. P
: Dan untuk pemberian harga jual dan kode barang, bagaimana pak?
Bapak Hamdani : Margin keuntungan produk yang dijual sesuai keingina saya, sebagai pemilik toko biasanya cukup besar sekitar 5% sampai dengan 15%. Tetapi untuk produk tertentu seperti dompet, sepatu, sendal, mainan anak-anak, dll margin keuntungan bisa
L5
mencapai 50%.
Sementara untuk produk sembako dan makanan ringan, margin
keuntungan maksimal 15%. P
: Bagimana untuk pengelompokkan barang dan pemberian kode barang pak ?
Bapak Hamdani : Pengelompokkan barang dagangan dalam manajemen Ahadmart, sesuai dengan jenis kategori barang dan pengelompokkan warna. Untuk pemberian kode barang atau barcode yang belum tertera pada kemasan produk, manajemen Ahadmart membuat sendiri kode barang tersebut, seperti perlengkapan dan peralatan rumah tangga, pakaian dan seluruh barang/produk maupun kemasan yang sebelumnya tidak tertera barcode. P
: Dan yang teralhir pak, permasalahan yang terjadi pada Ahadmart ini apa pak>
Bapak Hamdani : Permasalahannya, pada Stock Opname, dalam Ahadamart ini pemeriksaan barang dagangan dilakukan dalam waktu 6 (enam) bulan sekali. Dan ini menjadi kelemahan manajemen kami, karena kurangnya pelatihan karyawan. Ada yang perlu dipertanyakan lagi ? P
: Cukup pak, terimakasih atas kesempatan, waktu yang diberikan. Terimakasih
banyak pak