Majalah Perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) EDISI 38 2017
POS MENGUATKAN BISNIS KUKM KETIKA
CTK.1.88/KJA-SP/2017
KABAR DARI POS | 38 • 2017
A
KABAR DARI POS | 38 • 2017
CTK.1.88/KJA-SP/2017
B
DARI REDAKSI
DAFTAR ISI
Pembaca yang budiman, Bagi bangsa Indonesia pelaku Usaha Kecil dan Menengah adalah pilar utama perekonomian. Perannya sungguh tak tergantikan, mereka menyediakan aneka kebutuhan hidup dengan mudah dan murah. Jumlah mereka puluhan juta, tersebar hingga pelosok-pelosok desa. Pada saat ekonomi negeri mengalami krisis, mereka tetap bertahan, bahkan menyelamatkan kehidupan rakyat banyak. Namun, mereka tak mudah menjalankan bisnis. Terlebih ketika berhadapan dengan pasar yang semakin terbuka dan semakin mendunia. Tak bisa dipungkiri, pelaku UKM harus bekerja lebih keras agar bisa tetap menegakkan ekonomi bangsanya. Pemerintah sejak lama sudah memiliki komitmen dan langkah-langkah nyata dalam menguatkan pelaku UKM. Yang terbaru adalah mendorong BUMN, termasuk Pos Indonesia, untuk bahu membahu menguatkan pelaku UKM di seluruh Indonesia. Bagi Pos Indonesia amanah itu seperti menyuntikkan darah baru bagi komitmennya selama ini. Sebagai entitas bisnis yang telah ratusan tahun melayani bangsa ini, Pos Indonesia memang dekat dan senantiasa melayani para pelaku UKM. Aneka kebutuhan pelaku UKM dalam hal pengiriman surat, paket, bahkan uang sudah lama dipenuhi oleh Pos Indonesia dengan sebaik-baiknya. Namun ketika era informasi tiba, tak bisa dipungkiri ada peluang sekaligus tantangan berat bagi pelaku UKM. e-Commerce kini menjadi bisnis menggiurkan, bukan hanya bagi pelaku di dalam negeri namun juga dari luar negeri. Pada tataran inilah, pelaku UKM ditantang untuk bisa ikut menikmati kue bisnis e-Commerce yang sedang tumbuh pesat. Dalam kerangka inilah, amanah Pemerintah kepada Pos Indonesia untuk menguatkan UKM mendapatkan titik sambungnya. Karena itu, Kabar dari Pos edisi kali ini sengaja menurunkan informasi tentang bagaimana dan apa yang tengah disiapkan oleh Pos Indonesia untuk penguatan UKM dimaksud. Semoga informasi tersebut semakin menguatkan keyakinan pembaca, betapa pentingnya keberlangsungan Pos Indonesia bagi kemajuan ekonomi negeri kita tercinta. Selamat membaca
LETTER FROM CEO
We Carry Mission...! 4 KABAR UTAMA
Ketika Pos Menguatkan Bisnis KUKM 6 Rahasia Sukses AIDDA 9 O2O Kiosk untuk UKM Kita 10 CAP POS
Ira Puspadewi : 12 Doing Good Doing Well JEDA
16 Sebongkah Bata dari Check Point Charlie - Berlin INFO POS
Gelar Malam Penganugerahan 18 Festival Film Pendek Pos Indonesia Moviestival 2016 KARTU POS
Ganjar Pranowo 20 Harapkan Sinergi dengan Pos Indonesia untuk Tingkatkan Pelayanan Masyarakat BIS SURAT
7 Kantorpos Legedaris di Pulau Jawa 22 DARI SUDUT BANDA
GNP Sugiarta Yasa : 26 270–GCG–BTP Diterbitkan Oleh:
PT Pos Indonesia (Persero) Media Komunikasi Graha Pos Indonesia Lt. 7 Jl. Banda No. 30 Bandung 40115 Telepon (022) 4213640 | Faksimili (022) 4224542 http://www.posindonesia.co.id e-mail:
[email protected]
CTK.1.88/KJA-SP/2017
STT.2363/SK/DITJEN PPG/STT/1998
KABAR DARI POS | 38 • 2017
3
LETTER FROM
CEO
We Carry Mission...! Semangat Pagi!!! Pembaca Kabar dari Pos yang budiman. Dunia di luar Pos Indonesia bergerak sangat cepat dan dinamis. Kita sebagai manusia tidak saja disebut makhluk sosial, namun tidak kalah seringnya juga disebut makhluk ekonomi, yakni makhluk yang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara-cara dan prinsip rasional. Salah satu prinsip rasional dalam ekonomi adalah memperoleh hasil sebesar-besarnya dengan alat maupun sumber daya yang sekecilkecilnya. Teknologi pada awalnya adalah ‘alat’ manusia di dalam memenuhi kebutuhannya dengan cara yang lebih mudah. Namun hubungan manusia dan teknologi akhirnya bersifat interaktif. Manusia ingin mendapatkan lebih dari teknologi, namun keberadaan teknologi juga membuat manusia jadi punya keinginan lebih banyak. Dengan munculnya banyak temuan yang bersifat disruptive, cara-cara manusia melakukan pemenuhan kebutuhannya juga mengalami perubahan-perubahan baik yang bersifat gradual (sedikit demi sedikit) maupun yang bersifat drastis. Dalam dua tahun terakhir ini sesuatu yang dulu tidak mungkin menjadi mungkin dilakukan. Contohnya sekarang kita bisa menyuruh Ojek Online untuk membelikan gado-gado kesukaan dari warung langganan melalui perangkat smartphone, dan kita hanya bayar setelah gado-gado yang dipesan sampai di depan pintu rumah. Menariknya, manusia tidak pernah ‘sabar’ dalam menunggu. Sebelum solusi Ojek Online ada, biasanya warung-warung tertentu punya unit yang bersedia mengantarkan makanan pesanan kita ke rumah. Namun karena biasanya warung-warung ini ngetop terjadilah antrian yang panjang. Melalui Ojek Online kita tidak perlu mengikuti antrian, karena armada Ojek Online pada dasarnya adalah ‘siapa saja’ yang punya motor dan ‘kebetulan’ berada tidak jauh dari lokasi warung yang kita inginkan. Cerita Ojek Online dan Gado-gado di atas merupakan gambaran prinsip rasional bahwa ada masalah – ada jalan-keluarnya. Bukankah bisnis itu adalah ‘jalan-keluar’ dari masalah yang dihadapi oleh siapapun, dan untuk itu pemberi solusi mendapatkan imbalan. Fenomena Ojek Online ini dimungkinkan terjadi karena ada mobile technology, ada pembuat aplikasi yang sudah terlebih dahulu belajar pemrograman maupun algoritma yang membuat keseluruhan sistem itu ‘berpikir’ secara interaktif dan kolektif. (1) pemesan makanan; (2) smartphone pemesan makanan; (3) aplikasi yang tertanam di dalam smartphone pemesan makanan; (4) pelaku Ojek Online; (5) smartphone pelaku Ojek Online; (6) aplikasi yang tertanam di smartphone pelaku Ojek Online; (7) warung; (8) smartphone pelaku warung;
4
KABAR DARI POS | 38 • 2017
PT POS INDONESIA (PERSERO)
CTK.1.88/KJA-SP/2017
(9) aplikasi yang tertanam di smartphone pelaku warung. Ada sebuah proses ‘kerjasama’ yang luar biasa cerdas dan terkoordinasinya sehingga beli gado-gado dari tempat dimanapun kita berada mungkin terjadi. Disruptive technology ini sekarang sudah menjadi alat ‘pemberontakan’ terhadap keadaan yang bersifat status quo dan merupakan respons terhadap ketidak-puasan manusia terhadap kondisi yang ‘tidak equal’ tadi setidaknya dalam konteks kesempatan. Peran Pos Indonesia, sebagaimana yang telah sering saya sampaikan, ada dua (1) agen pembangunan; (2) korporasi yang harus sehat secara finansial. Dalam melakukan mandatnya ini Pos Indonesia telah berkali-kali ‘diganggu’ dalam dua hal penting: 1. Kurir surat dan berita. Lahirnya internet dan email di awal 90-an millenium lalu serta smartphone dan mobile technology telah membuat peran Pos Indonesia sebagai kurir surat tidak lagi sangat relevan. Surat tidak saja telah tergantikan oleh berbagai bentuk layanan messengers email dan chat mode yang sudah sangat beragam: Sms, Yahoo Messenger, Gtalk, Skype, Bbm, Facebook, Twitter, Whatsapp, Telegram, Kakao Talk, Line, Path, Instagram, dan lainnya. 2. Kurir dan distribusi uang. Lahirnya internet juga yang membuat bank bisa mendirikan cabang-cabangnya dengan ‘terkoneksi’ menjadi satu sistem. Bahkan lebih jauh dengan smartphone dan mobile technology telah membuat bank bisa punya cabang tanpa harus membuat cabang (branchless banking). Di luar banking malah muncul banyak pelaku bisnis keuangan yang semata mengandalkan financial technology (FINTECH). Dengan adanya fenomena ini tidak bisa dilawan kebutuhan terhadap logisik uang tidak lagi menjadi dominasi Pos Indonesia. We Carry Missions.... Indonesia terdiri dari 17 ribu pulau yang walaupun ‘hanya’ 6 ribuan pulau yang berpenghuni adalah sebuah negara dengan bentangan yang luar biasa besar dan luasnya. Pos Indonesia masih sangat relevan menjadi GOJEK nasional yang menjalankan slogan Nokia untuk CONNECTING PEOPLE menyambungkan 255 juta manusia Indonesia yang tersebar di ribuan pulau tersebut. Hanya saja, fenomena disruptive technology tidak akan berhenti. Tanpa kesadaran, keinginan, kebutuhan maupun desakan untuk berubah, Pos Indonesia akan menjadi tidak relevan. Artinya hanya dengan PERUBAHAN-lah Pos akan tetap relevan sebagai solusi bangsa Indonesia. Pilihan ini sangat gamblang: Pos menjadi korban dari disruptive atau Pos yang harus berubah menjadi disruptive baik untuk diri sendiri, maupun disruptive solusi-solusi bisnis yang masih nampak lamban di kehidupan bangsa Indonesia. Dalam 15 tahun ke depan industri e-Commerce diharapkan akan berada dalam kisaran 2500-3000 triliun rupiah. Kebutuhan yang sangat nampak jelas bagi Pos Indonesia untuk menciptakan disruptive-nya sendiri dan menjadi solusi utama bagi kurir e-Commerce sekaligus sistem pembayarannya. Bila kurir dan sistem pembayaran tadi bernilai 10% dari industri e-Commerce maka dalam 15 tahun kedepan akan ada 250-300 triliun rupiah kue bisnis yang harus diperjuangkan oleh Pos Indonesia. Untuk itu Kami bertekad untuk menggerakkan Pos Indonesia untuk menangkap kesempatan yang begitu besar terpampang di depan mata. Sumber daya itu ada batasnya, namun kretifitas tidak ada batasnya. Kepada Tuhan Kami sandarkan harapan, dengan bersatu-padu mari wujudkan kesejahteraan bangsa...!! Salam... Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W. Setijono
CTK.1.88/KJA-SP/2017
KABAR DARI POS | 38 • 2017
PT POS INDONESIA (PERSERO)
5
KABAR UTAMA
B
eberapa waktu silam Pos Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Republik Indonesia. Dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani 4 Juni 2016 tersebut dinyatakan bahwa BUMN satusatunya dalam bidang perposan ini berkomitmen untuk turut menguatkan salah satu pilar ekonomi negara. Sebagaimana ditegaskan oleh Agus F. Handoyo, Direktur Surat dan Paket PT Pos Indonesia (Persero), dalam kesempatan itu: ”Para pelaku UKM merupakan salah satu pilar ekonomi negara, sehingga perlu mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk Pos Indonesia.”
6
KABAR DARI POS | 38 • 2017
CTK.1.88/KJA-SP/2017
Bukan Hal Baru Bagi Pos Indonesia berinteraksi dan melayani UKM bukanlah hal baru. Sudah lama Kantorpos dikenal memiliki hubungan yang erat dengan pelaku usaha kecil dan menengah. Terutama di daerah-daerah yang belum memiliki akses transportasi dan telekomunikasi yang baik, Kantorpos menjadi andalan mereka. Di kalangan industri kerajinan yang mayoritas adalah pelaku UKM, untuk pengiriman sampel produk ke calon buyer di mancanegara seperti Jepang, negara-negara Eropa, maupun Australia dikirim melalui layanan favorit mereka EMS (Express Mail Service) di Kantorpos. “Selain harga kompetitif, produk EMS dipercaya oleh buyer kami di luar sana,” demikian ujar Tuti, pengrajin rotan dari Cirebon. Memang, Pos Indonesia memberikan perhatian yang cukup besar terhadap pelanggan-pelanggan EMS yang mayoritas adalah pelaku UKM dalam bidang industri kerajinan. “Karenanya, kami tak hanya memberikan pelayanan terbaik, tapi juga memberikan berbagai kemudahan dalam memanfaatkan layanan Pos,” ujar Agus F. Handoyo. Kemudahan yang dimaksud Agus antara lain menyangkut
CTK.1.88/KJA-SP/2017
Pick Up Service, dimana para pelaku UKM yang telah menjadi pelanggan Pos tak harus bersusah payah mengangkut barangnya ke Kantorpos. Sebagai gantinya mereka cukup mengontak petugas Kantorpos untuk datang mengangkut dan memproses pengiriman tersebut langsung dari lokasi usaha mereka. Tak hanya itu, Pos Indonesia juga memberikan fasilitas kredit pembayaran ongkos kirim, dengan cara demikian bisnis pelaku UKM menjadi lebih diringankan.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dukungan Pos Indonesia tak sebatas dalam penggunaan layanan perposan. Sejak lama Pos Indonesia memiliki unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), sebuah unit yang fokus memberikan dukungan terhadap masyarakat sekitar baik berkenaan dengan aktivitas usaha maupun sosial dan lingkungan hidup. Program ini sesungguhnya merupakan terjemahan dari Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan amanat Undang-Undang dalam konteks pelaksanaan Good Corporate Governance. Seperti diketahui, Undang Undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
KABAR DARI POS | 38 • 2017
7
KABAR UTAMA
(BUMN) antara lain menyatakan bahwa BUMN juga berkewajiban untuk turut serta membina dan menguatkan KUKM di lingkungan sekitarnya. Salah satu bentuk program PKBL yang dijalankan Pos Indonesia ialah memfasilitasi berbagai usaha kecil yang menjadi mitra binaan untuk dapat memamerkan produknya dalam berbagai pameran yang digelar secara lokal maupun nasional. Seperti diketahui, sejak lama Pos Indonesia sudah membina ribuan pengusaha kecil di seluruh Indonesia, juga telah mengikutkan mereka dalam berbagai pameran baik yang dikelola oleh Pos Indonesia maupun Kementerian BUMN.
Momentum dan Cara Baru Penandatangan Nota Kesepahaman itu menjadi momentum bagi Pos Indonesia untuk lebih gigih lagi dalam menguatkan bisnis KUKM. Dan berbekal Nota Kesepahaman ini Pos Indonesia pun mengembangkan cara baru dalam melakukan pembinaan terhadap UKM. Jika pada masa lalu, aktivitas pembinaan lebih bertumpu pada caracara seperti pengikutsertaan dalam pameran serta pelayanan perposan konvensional, maka saat ini Pos Indonesia mengembangkan penguatan itu dengan memanfaatkan teknologi modern. Ira Puspadewi, Direktur Ritel dan Jaringan mengungkapkan bahwa Pos Indonesia kini tengah membangun kerjasama dengan sejumlah mitra,
8
KABAR DARI POS | 38 • 2017
Nurbaya dan Marubeni dari Jepang, untuk mengembangkan Kiosk O2O (Online to Offline) di Kantorpos-Kantorpos. Masih menurut Ira, dengan Kiosk O2O nanti para pelaku UKM bisa mendapatkan secara online best deal atas produk-produk yang mereka perlukan bagi kepentingan produksi mereka, dan sebaliknya mereka dapat memanfaatkan Kiosk O2O untuk menawarkan hasil produksi mereka. Pertanyaan yang kemudian mengemuka ialah, lalu apa bedanya Kiosk O2O yang dikelola oleh Pos Indonesia dengan model bisnis e-Commerce sejenis yang banyak bertebaran di dunia maya? “Yang membedakan sekaligus menjadi kekuatan bisnis Kiosk O2O dengan bisnis online lain ialah Pos menyediakan layanan perposan yang bersifat terintegrasi,” demikian ujar Ira. Maksudnya dari sejak urusan pemasaran, transaksi, pengiriman, sampai pembayaran semuanya dapat dilakukan secara one stop service oleh Pos Indonesia. “Untuk urusan pengiriman, pengusaha UKM tinggal memilih mau kirim dengan apa? Bisa gunakan Pos Express, Kilat Khusus, atau EMS.” Lebih lanjut dikemukakan, “Sementara untuk pembayaran Weselpos Instan, Pospay, dan metode lainnya siap digunakan.” Masih menurutnya, dengan one stop service ini akan membuat bisnis UKM bisa lebih efisien, sehingga bisa bersaing baik di pasar nasional maupun pasar global.(MhP)
CTK.1.88/KJA-SP/2017
Tips Berbisnis Secara Online Bagi UKM
RAHASIA SUKSES
B
erbisnis di dunia maya itu gampang-gampang susah. Disebut gampang karena Anda tak memerlukan tempat fisik yang rumit dan membutuhkan biaya tinggi untuk menampilkan produk yang hendak dijual.cukup memfoto dengan tampilan yang bagus, lengkapi datadata produk plus harga jual, lalu unggah ke facebook, instagram, atau situs online yang ada. Semua bisa dilakukan dari rumah atau di sela-sela waktu kerja. Susah, karena ternyata jutaan orang juga melakukan hal yang sama, sehingga tidak mudah kita meraih pembeli. Butuh kemampuan tersendiri dalam mempromosikan produk secara online sehingga produk kita banyak dilihat, banyak diminat, dan tentu saja banyak yang membeli. Nah, jika Anda berniat memasuki bisnis e-Commerce dengan mengikuti sebuah situs layanan online, biasanya para pengelola situs itu akan memberikan sarana yang membuat Anda semakin mudah untuk berbisnis. Tinggal sekarang, bagaimana Anda melewati sisi sulit dari bisnis online tadi. Berikut ini tips yang boleh Anda pertimbangkan bila ingin meraih sukses dalam bisnis online, namanya AIDDA’s Secret. Ini bukan nama orang, tapi singkatan huruf yang merupakan rangkaian formula komunikasi periklanan yang efektif: Attention, Interest, Desire, Decision, Action. Selamat meraih sukses. (MhP)
CTK.1.88/KJA-SP/2017
AIDDA Attention
1
Mengunggah foto produk adalah cara pertama membuat orang menaruh perhatian kepada barang jualan kita. Tapi itu saja tidak cukup. Lakukan sesuatu, seperti membuat tagline tentang produk Anda, semisal paling murah dikelasnya atau produk legendaris warisan nenek moyang, atau apa saja yang membuat siapa pun berhenti sejenak untuk memperhatikan tampilan produk kita.
Interest
2
Buat siapa pun yang sudah berhenti memperhatikan produk kita menjadi lebih tertarik lagi. Sajikan dengan kata atau kalimat yang singkat padat dan jelas apa detil spesifikasi produk kita, jangan lupa harganya.
Desire
3
Sedikit menggoda dengan iming-iming diperbolehkan untuk membuat calon pembeli antusias. Misalnya tawarkan pembelian dua dapat satu, diskon lebih besar untuk seratus pembeli pertama, atau harga khusus untuk yang telah membeli dalam besar nilai belanja tertentu.
Decision
4
Pandu dengan kata-kata yang secara jelas dan gamblang untuk calon pembeli benar-benar mengambil keputusan. “Ayo beli sekarang juga!” adalah kalimat paling umum digunakan untuk tahap ini. Tapi Anda bisa mencari kata yang lebih unik dan ampuh untuk menggaet calon pembeli.
Action
5
Pastikan situs Anda dilengkapi dengan tata cara yang harus dilakukan calon pembeli dalam menjalankan keputusannya. Kode barang, harga barang, formulir pembelian, hingga informasi lengkap pengiriman, dan garansi pembelian, mutlak harus tersedia. Oh ya, jangan lupa khusus untuk pengiriman dan lalulintas pembayaran gunakan layanan Kantorpos. Kan Anda sudah menjadi bagian dari Pos Indonesia!
KABAR DARI POS | 38 • 2017
9
KABAR UTAMA
O2O “Dalam volume transaksi ritel kita, e-Commerce saat ini berkontribusi 1-2% total amount. Sayangnya, dari jumlah tersebut, sekira 95% adalah produk-produk China,” demikian ungkap Ira Puspadewi kepada Kabar dari Pos. Menyaksikan posisi yang sangat tidak ideal inilah, Direktur Ritel dan Jaringan PT Pos Indonesia (Persero) bertekad untuk meningkatkan volume ritel Indonesia. ”Memang kita tidak bisa membalikkan keadaan, tapi ke depan produk Indonesia berkontribusi setidaknya 20-30% sudah bagus,”ungkapnya. Dalam kerangka inilah Ira berkeyakinan dapat diwujudkan bila para pelaku UKM di seluruh Indonesia dapat digerakkan untuk memasuki e-Commerce. Disinilah Ira melihat peran Pos Indonesia sangatlah dinanti.
10 KABAR DARI POS | 38 • 2017
KIOSK UNTUK
UKM KITA
Apa Itu O2O Menyikapi hal tersebut, Pos Indonesia saat ini tengah melakukan langkah-langkah aksi yang didasarkan pada strategi O2O Commerce. Apa itu strategi O2O Commerce? Ingat dengan layanan ojek online dan taxi online? Institusi bisnis layanan transportasi ini termasuk yang sukses menerapkan strategi O2O (Online to Offline), memesan produk secara online dan mengonsumsinya secara fisik. Model strategi O2O juga mulai merambah ke bisnis jasa, sebut saja jasa pemesanan kamar hotel online atau pemesanan tiket online. Sementara Mataharimall beberapa waktu lalu secara resmi mengumumkan kesungguhannya untuk menerapkan O2O dimana pemesan bisa berbelanja via online namun dapat mengambil barangnya di Kantorpos atau toko-toko milik Matahari dimana pun. Sebenarnya model O2O bukan hal baru, jauh-jauh hari sudah pernah dikembangkan oleh para perintisnya. Sebut saja toko bunga, dimana foto aneka bunga dipajang pada sebuah situs, pemesan dapat memilih bunga yang diinginkan untuk dikirimkan kepada seseorang di tempat atau kota lain. Toko bunga yang menerima notifikasi pesanan segera memproses dan melakukan koordinasi dengan jejaring yang dimiliki di banyak lokasi, dan bunga pun dikirimkan oleh partner bisnis yang lokasinya berada di dekat alamat tujuan. Pada masa yang lebih awal, konsep ini dikenal dalam praktek telemarketing, dimana pemesan kebutuhan sehari-hari menelepon satu nomor kontak pelanggan, dan selanjutnya barang-barang seperti beras, minyak goreng, serta kebutuhan sehari-hari lainnya dikirimkan dari titik distributor terdekat alamat pemesan. Rupanya, seiring dengan pesatnya perkembangan penggunaan internet oleh masyarakat, model O2O mengalami revivalisasi (kebangkitan kembali). Bahkan diprediksi bakal menyedot lebih banyak peminat.
CTK.1.88/KJA-SP/2017
Sumber : Media Online Pos Indonesia
Bersiap Menerapkan O2O “Pos Indonesia pun tak tinggal diam, dalam waktu dekat kami akan membuka Kios O2O di Kantorposkantorpos,” demikian ujar Ira. Kios O2O ini ditujukan bagi pelaku UKM yang memerlukan aneka produk bagi kebutuhan produksinya dengan harga terbaik. Mereka bisa memilih dan memesan produk-produk tersebut secara online, selanjutnya kios-kios tersebut menyiapkan barang-barang yang dipesan untuk kemudian diantarkan oleh para pengantar Pos terdekat dari alamat yang dituju. Ira optimis keberadaan kios O2O di Kantorpos ini akan menguatkan bisnis UKM di seluruh Indonesia.
CTK.1.88/KJA-SP/2017
Melengkapi dibangunnya O2O Kiosk Pos Indonesia juga merespon sejumlah rencana mitra bisnis e-Commerce yang juga bergerak ke arah yang sama. Salah satunya mengantisipasi lonjakan penggunaan layanan On Demand Delivery dengan menyediakan Smart Locker. Seperti diketahui, On Demand Delivery merupakan tipikal O2O dimana pemesan melakukan transaksi online (internet via komputer, smartphone, dan sejenisnya) kemudian barang/jasa diantar langsung sesuai permintaan. Sementara ini tumbuh berkembang apartemen dan rumah susun yang dihuni mereka yang memiliki mobilitas tinggi. Mereka seringkali tidak bisa menunggu untuk menerima langsung kiriman yang datang. Membaca kebutuhan seperti ini diperlukan Smart Locker. Sesungguhnya, Smart Locker bukan hal baru bagi Pos Indonesia, pada masa lalu kotak pos sudah diterapkan guna melayani masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kotak pos ini mengalami inovasi dengan dilengkapi sejumlah fitur teknologi yang membuatnya sangat kompatibel dengan pengguna masa kini. Saat ini, Smart Locker sudah dirintis pemasangannya di sejumlah spot residence, terutama kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. (MhP)
KABAR DARI POS | 38 • 2017
11
CAP POS
Ira Puspadewi
Direktur Ritel dan Jaringan PT Pos Indonesia (Persero)
Doing Good Doing Well 12 KABAR DARI POS | 38 • 2017
CTK.1.88/KJA-SP/2017
amanya mudah diingat, Ira Puspadewi. Orangnya pun smart dan mudah akrab. Siang itu Ibu Ira menyapa dengan ramah tim redaksi Kabar dari Pos yang menyambanginya di ruang kerjanya, di Lantai 7 Graha Pos Indonesia Jalan Banda 30 Bandung. Meski jadwalnya sangat padat, namun wanita kelahiran Jawa Timur ini memberi kami kesempatan untuk berbincang-bincang seputar visinya dalam mengemban amanah sebagai Direktur Ritel dan Jaringan PT Pos Indonesia (Persero) yang baru. Berikut ini petikan wawancara dimaksud: Kabar dari Pos : Kantorpos baru saja merayakan genap 270 tahun usianya pada 26 Agustus 2016 ini. Apa maknanya bagi Ibu sebagai Direktur Ritel dan Jaringan PT Pos Indonesia (Persero)? Ira Puspadewi : Usia 270 tahun tercatat merupakan usia terpanjang dari sebuah korporasi yang ada di Indonesia, itu sebuah prestasi. Dari sejumlah riset yang saya ketahui, dibalik sukses korporasi yang berusia panjang ternyata mereka tidak hanya making money atau tidak hanya berorientasi profit, pasti ada sesuatu lain yang membuatnya berumur panjang. Ada beberapa hal, tapi salah satunya adalah dia punya benefit lain kepada komunitas. Kemudian dari sisi manajemen, adaptability terhadap perubahan juga berhubungan erat dengan seberapa panjang usia korporasi itu dapat bertahan. Jadi, usia 270 tahun bagi saya sebagai orang baru di jajaran Direksi merupakan testimoni bahwa selama ini keberadaan Pos Indonesia pasti memiliki sesuatu yang tidak sekadar making money tapi juga membawa misi/amanah yang besar sekali bagi bangsa kita. Kabar dari Pos: Dengan kata lain dengan 270 tahun usianya berarti Kantorpos masih relevan dengan kebutuhan masyarakatnya dari masa ke masa. Ira Puspadewi : Kantorpos menjawab relevansi kebutuhan masyarakat, akan tetapi harus diingat bahwa daya adaptability berhubungan erat dengan sustainibility, sehingga pertanyaan penting berikutnya ialah saat ini tengah terjadi perubahan yang begitu cepat dan signifikan, surat hampir-hampir sudah digantikan oleh email, bahkan email pun kini sudah mulai digeser oleh aplikasi whatsapp atau
CTK.1.88/KJA-SP/2017
telegram. Persoalan berikutnya menurut saya adalah how long can we go? Kabar dari Pos : Betul bu, itu yang ingin kami tanyakan berikutnya. Namun kami ingin mendalami persoalan itu dari segi eksistensi Kantorpos. Karena kita tahu kekuatan Pos Indonesia sesungguhnya bukan pada layanannya tapi keberadaan Kantorpos. Ibu melihat seperti apa ke depan Kantorpos sebagai titik kekuatan? Ira Puspadewi : Harus diakui sampai sekarang Kantorpos yang kita miliki sebagai jaringan itu luar biasa yang menjadi kekuatan kita. Namun at the same times, nggak bisa menjadi kekuatan yang selalu harus diandalkan karena di luar sana ada perubahan yang begitu cepat dan signifikan skalanya, sehingga kita harus adjusting. Karena itu, di Direktorat Ritel dan Jaringan Pos Indonesia telah menetapkan salah satu misi utama kita adalah bagaimana produktivitas per meter square outlet-outlet kita ditingkatkan terus dari waktu ke waktu. Ini dilakukan dengan menambahkan jenis pelayanan, jenis produk atau services, sehingga masyarakat bisa melakukan one stop shopping di Kantorpos. Salah satu bentuk nyata dari pelaksanaan misi itu, yang saat ini sedang kita kerjakan bersama mitra, Nurbaya dan Marubeni, yakni membangun O2O Kiosk (Kios Online to Offline). Bear in Mind, ada 60-an persen penduduk kita masih belum terkoneksi dengan internet. Kita melihat ada opportunity bahwa yang 60-an persen ini masih sangat membutuhkan Pos. Nantinya dengan keberadaan O2O Kiosk di Kantorpos, pertama, publik mendapatkan best deal untuk membeli aneka barang secara online dengan proses bisnis sepenuhnya dilakukan oleh Pos (secara offline). Kedua, O2O Kiosk juga dapat digunakan para pelaku bisnis UKM untuk memasukkan informasi penawaran produknya yang proses bisnisnya nanti ditindaklanjuti dengan Pos. Disitu Kantorpos bisa sangat relevan. Perlu diketahui saat ini Pos Indonesia ditunjuk pemerintah untuk menjadi backbone dari Logistic e-Commerce. Padahal, e-Commerce itu hanya 1-2% saja dari total retail amount Indonesia. Sementara diprediksi akan mengalami growth yang luar biasa. Sementara, dari 1-2% market e-Commerce itu ternyata 95% produknya berasal dari
KABAR DARI POS | 38 • 2017
13
CAP POS
China. Kita hanya 5% saja. Memang, kita tidak mungkin membalikkan keadaan dalam waktu dekat, tapi saya kira cukup realistik bila Indonesia bisa meraih 20-30%. Kita berharap O2O Kiosk yang dikembangkan Pos Indonesia bisa memainkan peran untuk meraihnya. Pendek kata, bagi Pos Indonesia kehadiran O2O Kiosk, pertama mendatangkan revenue stream baru (make money) dan kedua meng-online-kan jutaan pelaku UKM di seluruh pelosok Indonesia. Dengan cara demikian, maka Pos selain mampu terus making money tapi juga adaptif dengan perubahan sehingga menjadi korporasi yang memiliki sustainability tinggi. Pada tatanan bisnis global dikenal pameo yang berbunyi ”Doing good and doing well” Maksudnya, perusahaan yang sustain tak membedakan antara business program dan social program. Misalnya, Pos Indonesia punya program PKBL yang kita beri nama Financial literacy. Program sosial ini mendidik orang untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran sehingga mereka mampu mengelola finansial mereka dengan lebih baik. Program ini kami berikan kepada para TKI atau keluarganya melalui Kantorpos setempat. Apa harapannya? Selain mereka melek finansial ke depan mereka bakal mengirim remitansinya melalui Pos, membayar aneka kewajiban melalui Pos, dan seterusnya. Dengan cara demikian saya yakin Kantorpos bisa tetap hidup seribu tahun lagi. Kabar dari Pos: Bagaimana Kantorpos-kantorpos yang ada di remote area tetap memiliki manfaat bagi masyarakatnya, misalnya sebagai pusat perekonomian masyarakat? Ira Puspadewi: Itu memang visi kami. Dalam meningkatkan produktivitas per meter square outlet kita antara lain dilakukan dengan memperkaya atau melebarkan pelayanan, ada layanan perbankan, ada layanan pegadaian, layanan tabungan emas, layanan jual beli emas. Khusus layanan tabungan emas ingin saya jelaskan lebih khusus, karena menarik. Misalkan saat harga emas satu gram 500 ribu rupiah, nah orang yang punya uang seratus ribu rupiah dapat menabung emas di Kantorpos. Petugas Pos nanti mencatat bahwa hari ini si A menabung 0,2 gram emas. Penabung tak harus membawa pulang emasnya. Pos Indonesia nanti melakukan konsolidasi ke
14 KABAR DARI POS | 38 • 2017
PT Antam berapa jumlah besar berat emas yang berhasil ditabung melalui Kantorpos. Menariknya, penabung juga bisa menarik tabungannya setiap waktu melalui Kantorpos-kantorpos sesuai harga emas yang berlaku pada saat penarikan. Dengan pelebaran pelayanan ini kita yakin Kantorpos dapat menjadi economic center di remote-remote area. Kabar dari Pos: Dalam peningkatan kapasitas pelayanannya Pos Indonesia membuka ruang lebih lebar kepada masyarakat untuk membuka Agen-agenpos. Bagaimana ke depannya? Ira Puspadewi: Sebuah contoh menarik, Yogyakarta adalah kota dimana pendapatan Agenposnya lebih besar dari Kantorpos yang kita kelola. Ini tentu sangat menggembirakan. Ada hal-hal yang kalau bisa kita berikan kepada orang lain sehingga kita bisa menggarap revenue stream yang baru mengapa tidak? Arahannya kita kesana, akan tetapi bersifat gradual. Tetapi eventually, agen-agen inilah yang akan menjadi perpanjangan tangan kami dalam meraih “traditional revenue” sementara kita bisa fokus menangani revenue stream yang baru. Kabar dari Pos: Perkembangan mutakhir pelaku e-Commerce banyak yang melakukan pengiriman pada sore hari. Bagaimana dengan jam buka Kantorpos? Ira Puspadewi: Ada dua alasan mengapa kita perlu melakukan penyesuaian serius jam buka Kantorpos. Pertama, kita sudah dimandatkan oleh Presiden untuk menjadi backbone logistic e-Commerce. Kedua, perusahaan yang sustianable itu yang daya adjustability tinggi. Nah, kalau kita tetap gayanya tetap seperti dulu yang tutup jam 14.00 ya nggak mungkin kita bisa memenangkan persaingan. Itu sudah dimulai di beberapa tempat yang teridentifikasi pelaku e-Commerce banyak. Jadi kalau ditanya, are we doing it? Yes. Tapi kalau ditanya are we doing enough? Not yet, masih banyak banget. Tetapi adjustmentnya bergantung kepada sepandai-pandainya kita membaca situasi keadaan. Jadi nggak berarti semua harus buka 24 jam kita harus lihat relevansi jam buka dengan keadaan pasar di tiap lokasi.(MhP)
CTK.1.88/KJA-SP/2017
Kalau ditanya, are we doing it? Yes. Kalau ditanya are we doing enough? Not yet.
SEBELUMNYA menjabat sebagai direktur kawasan Asia Pasifik di GAP Inc., sebuah perusahaan garmen terkemuka di Amerika yang berbasis di San Fransisco. Tingginya mobilitas dan tuntutan pekerjaan yang telah dilakoninya selama 17,5 tahun mengharuskannya bekerja secara nomaden mengunjungi negara-negara di kawasan Asia. Dalam dua minggu, dirinya bisa berpindah-pindah tempat kerja, mulai dari Filipina, Vietnam, Thailand, lalu Indonesia dan kembali lagi ke Amerika. Sejak bulan Maret lalu Ira memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Walaupun bekerja di negara sendiri, wanita yang sedang menjalani studi S3 nya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini mengaku proses yang dilaluinya untuk menduduki posisi tertinggi itu tidaklah mudah. Kini setelah dua tahun menjadi Direktur Utama Sarinah, Ira dipercaya oleh Menteri BUMN Rini Soemarno untuk menjadi Direktur Ritel dan Jaringan Pos Indonesia.
CTK.1.88/KJA-SP/2017
KABAR DARI POS | 38 • 2017
15
JEDA
SEBONGKAH BATA DARI CHECK POINT CHARLIE
BERLIN
M
asih ingat lagu Wind of Change dari kelompok musik Scorpion? Ya, lagu ini bertutur tentang perubahan politik global pasca diruntuhkannya tembok Berlin, simbol kekuatan totalitarian Blok Timur (Uni Sovyet dan kawankawan) segera setelah negara Jerman Timur memutuskan bersatu dengan Jerman Barat. “Take me to the magic of the moment on a glory night… where the children of tomorrow share their dreams,” demikian cuplikan bagian akhir lagu yang begitu populer dinyanyikan pada pertengahan dasawarsa 1980.
16 KABAR DARI POS | 38 • 2017
CTK.1.88/KJA-SP/2017
mengurung warga dengan tembok
chekpoint charlie simbol perang dingin
Tembok Berlin atau orang Jerman menyebutnya Berliner Mauer dibangun pada tahun 1961 oleh pemerintahan Jerman Timur yang berhaluan Komunis untuk memisahkan wilayah Berlin Timur yang dikuasainya dari Berlin Barat yang berada dalam naungan Blok Barat (Amerika Serikat dan sekutunya). Pemerintah Jerman Timur beralasan hal ini dilakukan agar warganya tidak terpengaruh oleh fasisme yang masih merajalela di wilayah barat akibat belum sepenuhnya terbebas dari pengaruh Nazi. Dalam praktiknya, tembok Berlin akhirnya berfungsi membatasi orang-orang Jerman Timur yang mencoba melarikan diri ke Jerman Barat. Semakin seram ceritanya, ketika tentara Jerman timur membuat pos pemantauan serta lahan ranjau di seberang tembok. Mereka juga tak segan menembak warganya yang nekad menerobos. Tercatat ratusan orang tewas atas usahanya menyeberangi tembok ini.
Salah satu titik yang cukup ramai dikunjungi adalah Checkpoint Charlie (Checkpoint C). Pada masa itu Checkpoint C dikenal sebagai salah satu titik pemeriksaan bagi siapa pun yang hendak melintas dari wilayah Berlin Timur ke Berlin Barat. Checkpoint C dipasang persis di tengah-tengah jalan dan dijaga oleh tentara Amerika Serikat. Konon, pada kemelut yang terjadi pada 1961 tank-tank pasukan Amerika Serikat sempat berhadap-hadapan dengan tank milik Uni Sovyet. Untung tak terjadi baku tembak. Tak heran bila orang-orang menyebut Checkpoint Charlie sebagai simbol Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.
Kini tembok itu telah diruntuhkan. Pagar kawat berduri juga telah disingkirkan. Hanya sedikit saja dari tembok itu yang masih disisakan sebagai bagian dari museum. Suasana seram pun sudah sirna, berganti suasana ceria para wisatawan yang datang dari seluruh dunia. Memang, ketika kami berkunjung ke sana pada Oktober silam, tembok Berlin adalah salah satu destinasi wisata paling populer. Meski hawa dingin sudah terasa membekap tak menyurutkan wisatawan menyambangi salah satu sudut lokasi tembok di kawasan Postdamer Platz.
CTK.1.88/KJA-SP/2017
batu bata cenderamata terpopuler Kini Checkpoint Charlie sudah tak lagi seram. Meski tetap saja ada dua orang tentara berseragam Amerika Serikat yang tegak berdiri, tapi lebih sekadar objek wisata. Kita pun dapat berfoto-foto dengan para tentara tersebut. Tak jauh dari lokasi terdapat Museum Tembok Berlin yang menampilkan aneka peninggalan dan foto dokumentasi terkait tembok ini. Tepat di seberang Checkpoint Charlie terdapat pertokoan yang menyediakan beragam cenderamata, salah satunya yang cukup populer adalah kepingan bongkah batu bata berbagai ukuran. Konon itu adalah sisa-sisa batu-bata tembok Berlin. Unik juga, para wisatawan berlomba untuk membelinya. “Untuk apa?” tanya saya kepada sahabat saya yang mengantre di sebuah toko cenderamata. “Ya, kita sudah sampai di sini, saya kira membawa sekeping tembok Berlin bisa menjadi hal terunik dari perjalanan wisata saya ke sini,” jawabnya. Jadi, saya pun mengikuti antrean itu demi mendapatkan sebongkah kecil batu bata. Ada-ada saja.(MhP)
KABAR DARI POS | 38 • 2017
17
INFO POS
GELAR MALAM PENGANUGERAHAN
Moviestival merupakan festival atau lomba film pendek yang digagas oleh Komunitas Film Pendek Indonesia (KFPI) yang didukung penuh oleh PT Pos Indonesia (Persero) sebagai sponsor utama. Tahun 2016 ini Moviestival memasuki tahun kedua penyelengaraannya dan mengambil tema Nurani Bangsaku. Peluncuran festival sudah dilakukan di Graha Pos Indonesia pada Juni 2016 yang saat itu dihadiri oleh sejumlah pejabat Pos Indonesia serta media partner Harian Umum Pikiran Rakyat-Bandung.
Malam Penganugerahan Festival Memuncaki acara festival digelar Malam Penganugerahan (Awarding). Pada Moviestival tahun 2016 tercatat sebanyak 149 judul film yang bersaing untuk mendapatkan gelar juara pada 3 kategori. Tiga kategori tersebut adalah: Film Terbaik, Film Ide Cerita Terbaik dan Film Favorit. Acara awarding tersebut dilaksanakan pada 27 Oktober 2016 di Graha Pos Indonesia, Jalan Banda Nomor 30 Bandung. Tema awarding tahun 2016 sangat berbeda dengan tahun 2015 lalu. Jika tahun 2015 mengusung tema perkampungan dengan mengusung layar tancap sebagai media utama untuk menampilkan visualisasi acara, tahun 2016 panitia Moviestival mengusung tema glamour white, yang mampu menghadirkan citra megah dan santai. Hampir seluruh ruangan acara dibalut dengan warna putih yang elegant,
18 KABAR DARI POS | 38 • 2017
tata panggung yang sederhana nan apik dan hadirnya giant trophy yang merupakan duplikat piala pemenang Moviestival setinggi 1.8 m menambah kesan mewah dan keseriusan Pos Indonesia menggarap acara tersebut. Seluruh pengisi acara dan para tamu undangan juga diharuskan menggunakan dress code warna putih. Tahun 2016 juga sangat terasa begitu megah pada saat kirab atau iring-iringan piala pemenang yang dipersembahkan oleh generasi muda terbaik dari Mojang Jajaka Kota Bandung, Mojang Jajaka Kota Cimahi dan Mojang Jajaka Kabupaten Bandung. Pos Indonesia juga menunjukkan sisi kepeduliannya terhadap budaya pada pagelaran ini. Tari merak menjadi suguhan pembuka dengan penari yang dibalut kostum merak bernuansa putih. Acara dibuka oleh MC Astri Cahyani dan Dian Sukmawan yang begitu apik memandu acara. Dibalut busana bernuansa putih keduanya terlihat begitu serasi di
CTK.1.88/KJA-SP/2017
hadapan para hadirin. Sambutan pertama disampaikan oleh Teddy Tardiana selaku Ketua Panitia Moviestival 2016. Yang pada sambutannya menyampaikan terimakasih kepada seluruh peserta yang merata dari ujung Indonesia Barat sampai paling Timur, yang dilanjutkan dengan sambutansambutan dari pihak terkait.
Para Juara Makin Berkualitas Tahun 2016 kualitas dari peserta dianggap semakin membaik, tercatat beberapa judul film yang bersaing pada kategori Film Ide Cerita Terbaik adalah Mencari Imam (Bandung), Ir. Soemarno (Yogyakarta), Ruwat (Yogyakarta), Kembalikan! (Majalengka), dan Tafsir (Kutai Kartanegara), semua judul film tersebut bersaing dengan ketat dari segi dramaturgi dan kekuatan ide yang orisinal, sehingga terpilihlah Tafsir sebagai film dengan Ide Cerita Terbaik. Film-film yang masuk nominasi Film Favorit memiliki kriteria khusus, yakni film yang masuk pada kategori ini diharuskan mengandung unsur Pos. Judul-judul film seperti Jika Salah Karena Aku Berbeda (Situbondo), Kudanan Lambe
CTK.1.88/KJA-SP/2017
(Yogyakarta), Mimpi Ayah (Jakarta), Paket Cinta (Pekalongan) dan Pinjam Kamusnya (Semarang) dianggap film yang paling unggul untuk bersaing pada kategori ini. Film dengan judul Jika Salah Karena Aku Berbeda terpilih sebagai pemenang Film Favorit. Puncaknya adalah pengumunan pemenang Film Terbaik. Film-film yang masuk kategori Film Terbaik adalah Permainan Naluri (Sidoarjo), Ijolan (Purbalingga), Tafsir (Kutai), Do’a Mati Lampu (Aceh) dan Ruwat (Yogyakarta). Pemenang film Terbaik berhasil diraih Permainan Naluri. Pemenang Film Terbaik ini disutradarai oleh seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Tayang di PosTV Seluruh film pemenang dan nominasi akan ditayangkan di jaringan PosTV yang tersedia di Kantorpos-kantorpos. selain itu film-film tersebut juga dapat dinikmati di channel youtube Moviestival. Selamat kepada para pemenang Moviestival 2016, semoga mampu memacu kreativitas, mampu mewujudkan generasi muda yang kreatif dan arif. (Am)
KABAR DARI POS | 38 • 2017
19
KARTU POS
Sebagai salah satu kepala daerah yang mengikuti perkembangan transformasi bisnis Pos Indonesia, Ganjar Pranowo memiliki harapan besar untuk dapat bersinergi dengan BUMN ini khususnya dalam hal penyediaan layanan kepada masyarakat Jawa Tengah.
Ganjar Pranowo
HARAPKAN SINERGI
DENGAN POS INDONESIA UNTUK TINGKATKAN
PELAYANAN MASYARAKAT 20 KABAR DARI POS | 38 • 2017
CTK.1.88/KJA-SP/2017
B
“
icara mengenai sejarah panjang Pos Indonesia selalu jadi hal yang menarik. Bagaimana tidak, Perusahaan ini memiliki andil besar dalam memperlancar komunikasi kala teknologi belum sepenuhnya menyentuh manusia seperti hari ini. Kini Pos Indonesia yang bergerak di bidang jasa kurir menghadapi banyak sekali pesaing swasta, namun tidak lantas membuat Perusahaan ini menjadi tenggelam. Justru Pos Indonesia makin menunjukkan taringnya,” ungkapnya. Sosok Ganjar Pranowo sudah memiliki keterlibatan emosi dengan Pos Indonesia sejak lama. Ganjar mengaku sejak kecil sering melihat ayah dan kakaknya menempel prangko untuk berkirim surat. Menurutnya bahkan dari hal seperti prangko sekalipun, yang dulu desainnya biasa saja kini berinovasi dengan prangko gambar diri yang lebih familiar dengan sebutan Prisma. Selain itu Ganjar mengaku bahwa dulu sering memanfaatkan jasa Weselpos untuk menerima kiriman uang dari orangtuanya. “Waktu kuliah hobi saya mengumpulkan kertas-kertas wesel lalu diikat dengan karet. Hal ini saya anggap sebagai simbol cinta orangtua yang setiap bulan ingat mengirimkan uang untuk anaknya,” ujarnya sambil tertawa. “Saya mengikuti betul transformasi bisnis Pos, waktu itu sempat memimpikan Pos sebagai satu unit usaha milik pemerintah yang bisa mendistribusikan banyak hal. Tidak terbatas pada surat-menyurat saja.” Menurutnya Pos Indonesia menyimpan kekuatan sangat dahsyat karena memiliki jejaring luas di seluruh pelosok Indonesia. Selain itu, mampu melayani individu, lembaga maupun perusahaan. Business development yang dilakukan Pos Indonesia sampai saat ini dinilai Ganjar cukup luar biasa. Kedepannya meskipun persaingan semakin besar tapi dirinya optimis usaha logistic management ini dapat melayani hingga kelas dunia. Terutama karena di level tertentu orang masih menggunakan jasa angkutan. “Beli lemari misalnya, nggak bisa dong barangnya dikirim lewat SMS, fax, atau email. Teknologi milik Star Trek sekalipun juga belum bisa ya melakukan perpindahan barang secara digital.” Disini peran Pos Indonesia untuk mengawal proses perpindahan barang tersebut.
CTK.1.88/KJA-SP/2017
Terkait teknologi digital ada harapan saat itu bahwa Pos Indonesia bisa leading dalam bisnis teknologi, hanya saja nampaknya tidak terlalu berhasil. “Saya menunggu waktu itu kehebatan Wasantara Net. Betul-betul menunggu. Saat itu ketika email belum populer ada satu unit usaha yang sudah didevelop oleh Pos Indonesia. Bayangkan jika saat itu berhasil hari ini Pos Indonesia memiliki bisnis telekomunikasi IT based yang sangat hebat.” Ganjar menambahkan bahwa bisnis teknologi tersebut dapat disusun ulang oleh Pos Indonesia karena masyarakat saat ini sangat memerlukan hal ini. Contohnya dengan mengembangkan aplikasi yang memudahkan layanan Pos. Ganjar menuturkan dirinya termasuk orang yang sangat concern terhadap layanan. “Kami belajar secara individu maupun berkelompok dengan kawan-kawan yang ada di SKPD (Satuan Kerja Perangkat Desa) yang ada di ujung-ujung pelayanan. Untuk mencoba menerjemahkan tiga poin utama layanan yaitu Mudah, Murah, Cepat.” Harapan Ganjar, jajarannya mampu menyediakan layanan prima untuk masyarakat. Termasuk dengan mencoba untuk belajar dari beberapa perusahaan. Sekarang layanan prima tersebut sedang coba diaplikasikan keluar. Sedangkan secara internal harus akuntabel dan transparan. “Kita harus punya perubahan perilaku dalam birokrasi. Sekarang birokrat harus memaksa petugas melayani masyarakat,” tuturnya. Dan karena jumlah penduduk Jawa Tengah cukup banyak, yaitu sekitar 25 jutaan yang tersebar di banyak kabupaten dan kota, maka Ganjar mencoba memanfaatkan teknologi tersebut, sampai-sampai dirinya sering disebut juga sebagai Gubernur Twitter. “Sebenarnya saya menunggangi Twitter, Pertama karena layanan ini gratis, kedua masyarakat bisa mengakses dari mana saja, misalnya dari rumah. Tapi dari segi implementasinya tetap ada kerjaan administratif seperti konfirmasi, klarifikasi, dan membuat naskah keputusan tetap dilakukan di dapur kita,” jelas Ganjar. Ide untuk bersinergi dengan Pos Indonesia terbuka luas. Sebagai contoh pendapatan tertinggi propinsi Jawa Tengah berasal dari pajak kendaraan. “Saya membayangkan kalau yang di ujungujung gunung nggak perlu datang jauh-jauh, tapi cukup ke Kantorpos setempat atau justru dijemput langsung oleh petugas Pos. Kemudian ada program-program lain seperti mengurus ijin bisnis. Apakah ini bisa kita terapkan bersama-sama? Ketika semua bisa diakomodir oleh Pos Indonesia tentunya makin mempermudah masyarakat,” pungkasnya. (dita/medkom)
KABAR DARI POS | 38 • 2017
21
BIS SURAT
Tahun
270KANTORPOS MELAYANI NEGERI KANTORPOS
LEGENDARIS DI
PULAU JAWA
Tahun ini genap sudah 270 tahun Kantorpos hadir di Nusantara. Didirikan pada 1746 di Batavia (Jakarta kini) sebagai bagian dari kepentingan bisnis dan politik Kompeni, julukan kaum pribumi bagi VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie)-perusahaan multinasional asal Belanda yang berniaga di kepulauan Nusantara. Pada mulanya Postkantoor, demikian istilah asal dari Kantorpos, hanya melayani pengiriman surat dan barang dari dan ke Negeri Belanda. Itu pun terbatas untuk kepentingan para pedagang dan perwakilan penguasa Belanda. Namun seiring berjalannya waktu, meski tetap dalam kendali pemerintah waktu itu, Kantorpos pun melayani publik secara terbuka. Kantorpos pun dibuka tak hanya di Batavia, tapi juga Semarang, Cirebon, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, serta akhirnya kota-kota di seluruh penjuru Nusantara.
22 KABAR DARI POS | 38 • 2017
Kantorpos Melayani Anak Negeri Sejarah kemudian menyaksikan Kantorpos memainkan peran penting dalam perjalanan peradaban bangsa Indonesia. Tidak saja turut memajukan perekonomian melalui peran mediasi komunikasi jarak jauh, transportasi dan transaksi keuangan, tapi juga turut serta membangun literasi bangsa. Bahkan pada masa kini, Kantorpos yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 4000 unit tersebar di pelosok negeri, turut menopang gerak dinamika pembangunan nasional. Penyaluran dana-dana jaring pengaman sosial lewat Kartu Indonesia Sejahtera, Bantuan Operasional Sekolah, dipercayakan kepada Kantorpos. Demikian pula Pemilu sebagai pesta demokrasi bisa terselenggara berkat topangan Kantorpos yang berperan mengirimkan secara efektif dan tepat waktu segala macam dokumen terkait Pemilu. Proses penyelenggaraan Ujian Nasional yang digelar serentak juga dimudahkan berkat peran Kantorpos yang mampu menyalurkan bahan-bahan ujian. Dan ketika era digital mulai merambah negeri, Kantorpos menjadi tumpuan harapan para pelaku bisnis online dalam menjalankan roda bisnisnya, baik untuk urusan pengiriman barang maupun transaksi pembayaran. Hampir tiga abad insan-insan Pos silih berganti bahu membahu melapangkan umat manusia mewujudkan peradabannya di Indonesia. Mereka akan terus silih berganti berabad-abad kemudian setia melayani anak-anak negeri menjalin komunikasi, transportasi, dan transaksi melalui Kantorpos.
CTK.1.88/KJA-SP/2017
Tujuh Kantorpos Legendaris Berikut ini dipilihkan 7 bangunan Kantorpos di Pulau Jawa yang telah menjadi saksi sejarah perjalanan panjang pengabdian insan Pos di negeri ini.
1
KANTORPOS Pasar Ikan – Jakarta
Gubernur Jenderal Baron van Imhoff meresmikan kehadiran Postkantoor pada 26 Agustus 1746. Lokasinya berada pada salah satu ruangan di kompleks bangunan pemerintahan Hindia Belanda di Batavia. Sampai saat ini, lokasi itu sudah tak dapat dikenali lagi. Sebagian pihak meyakini bahwa Kantorpos pertama itu berada di kompleks Stadhuis (Museum Fatahilah kini), pusat pemerintahan Hindia Belanda yang berdiri pada 1707. Seiring dengan menguatnya peran Kantorpos dalam kehidupan masyarakat, pada 1928 dibangunlah gedung Kantorpos nan megah tepat berseberangan dengan Stadhuis yang kala itu menjadi kantor pemerintahan Jawa Barat. Gedung dirancang oleh Ir. Baumgartner dari Bauwkundig Bureau dan dikelola oleh dinas PTT (Post, Telegraf & Telefon) yang berada dalam naungan Burgerlijk Werker Openbaar atau Dinas Pekerjaan Umum. Dari Kantorpos inilah aktivitas perposan dari dan keluar Batavia dijalankan, utamanya berkait dengan pengiriman barang dan surat-menyurat. Saat ini Kantor Pos Fatahilah telah direnovasi dan menjadi salah satu bangunan cagar budaya Kota Tua Jakarta.
CTK.1.88/KJA-SP/2017
2
KANTORPOS Pasar Baru – Jakarta
Ketika Belanda datang ke tanah Jawa, pada mulanya mereka berlabuh di Banten dan membangun loji dagang di sana. Namun secara pelahan tapi pasti mereka mengalihkannya ke sebuah pelabuhan di sisi timur, tepatnya di pelabuhan Sunda Kelapa. Semula mereka hanya bermaksud untuk berdagang, namun bertahun-tahun kemudian mereka pun melakukan penaklukan politik dengan mengambil alih dan menguasai wilayah-wilayah Nusantara. Praktik kolonialisme pun dipraktikkan mereka. J.P Coen menjadi pelopor dalam penaklukan Sunda Kelapa dan mengubahnya menjadi sebuah kota yang dinamai Batavia. Mulamula mereka membangun kawasan itu di atas rawa-rawa tepi pantai (Oud Batavia) dengan bangunan Stadhuis sebagai pusat pemerintahan didirikan pada 1707. Namun, kondisi wilayah yang tidak sehat, panas, dan sering tergenang banjir, membuat penguasa kolonial berikutnya mengalihkannya ke daerah selatan yang lebih tinggi. Wilayah itu dikenal sebagai kawasan Weltevreden (kini dikenal sebagai kawasan Lapangan Banteng). Mereka tak hanya membangun kota Batavia yang baru (New Batavia) lengkap dengan gedung pemerintahan yang megah, tetapi juga membangun sebuah Kantorpos (Postkantoor) yang tak kalah gagahnya. Letak Kantorpos tepat di Post Weg (Jalan Pos) yang menghadap ke Pasar Baru, sehingga Kantorpos tersebut kemudian lebih dikenal sebagai Kantor Pos Pasar Baru. Bangunan saat ini ditengarai merupakan buah renovasi yang ketiga yang pembangunannya dilakukan pada 1913 sebagai buah rancangan arsitek J. Van Hoytema. Lama setelah memainkan peran penting dalam aktivitas perposan di Jakarta, pada tahun 1985 pada area di belakang Kantorpos ini oleh pihak Perum Pos dan Giro didirikan Gedung Pos Ibukota (GPI) yang lebih megah, yang dilengkapi dengan mesin otomat dalam pemrosesan kiriman pos. Aktivitas perposan pun dialihkan ke GPI, sementara gedung Kantorpos yang lama digunakan untuk berbagai aktivitas sekunder. Saat ini, setelah direnovasi, gedung Kantor Pos Pasar Baru dijadikan Kantor Filateli Jakarta. Dari sinilah aktivitas kegemaran mengoleksi prangko terus dikembangkan secara nasional.
KABAR DARI POS | 38 • 2017
23
BIS SURAT
3
KANTORPOS Alun-alun – Bandung
Bandung memiliki arti penting dalam sejarah pemerintahan Hindia Belanda, dan Kantor Pos Alun-alun Bandung menjadi saksinya. Alkisah Gubernur Jenderal H.W. Daendels pada 1810 memerintahkan pembangunan Jalan Raya Pos (de Groote Postweg) yang membentang dari Anyer di barat hingga Panarukan di ujung timur Pulau Jawa. Jalan sepanjang lebih kurang 1000 kilometer ini dimaksudkan sebagai jalur logistik dan ekonomi di Pulau Jawa sebagai pusat kekuasaan dan ekonomi kolonial Hindia Belanda. Daendels yang dikenal sangat tegas, ia dijuluki Mas Galak, memaksa penguasa pribumi untuk mengirimkan tenaga kerja guna membangun jalan raya yang meniru konsep Acta Diurna dari kekaisaran Romawi ini. Pada setiap pal (60 kilometer) dibangunlah Pos dimana kuda-kuda diganti, kereta Pos diistirahatkan, dan penumpangnya rehat atau bermalam. Pada daerah yang jalan raya Pos tersebut tidak melewati pusat kota, Daendels memerintahkan para penguasa setempat untuk memindahkan lokasi pemerintahan mereka agar mendekati Jalan Raya Pos. Inilah yang terjadi di kawasan Priangan. Saat itu memang R.A. Wiranatakusumah II tengah mencari lokasi di kawasan utara
4
24 KABAR DARI POS | 38 • 2017
bagi pusat kabupaten Tatar Ukur (nama daerah Bandung pada zaman dahulu kala) yang baru. Lokasi sebelumnya yang berada di Dayeuhkolot (Krapyak) sering dilanda banjir dan tak sehat untuk sebuah kota. Pucuk dicinta ulam pun tiba, instruksi Daendels menambah energi sang Bupati untuk teguh menetapkan dataran di tepi sungai Cikapundung tak jauh dari Postkantoor dan tentu saja Jalan Raya Pos. Lokasi inilah yang kemudian dijadikan pusat pemerintahan Kabupaten Bandung. Sebuah Pendopo, lapang alun-alun-alun dan sebuah masjid menjadi penanda keberadaan Kabupaten Bandung yang masih terawat hingga saat ini. Tentu saja, Postkantoor sebagai patokan kemudian berkembang menjadi Kantorpos yang ramai dan menjalani perannya sebagai pusat pelayanan perposan dari sebuah kota yang modern. Terlebih ketika Pemerintah Hindia Belanda pun memindahkan kantor pusat perposan (dulu tergabung dalam Dinas PTT) ke utara kota Bandung, Kantor Pos Alun-alun menjadi salah satu Kantorpos terpenting di Hindia Belanda. Antara tahun 1928-1931 gedung Kantorpos ini direnovasi. Sebuah rancangan baru dikerjakan oleh J. van Gent dengan mengadopsi gaya arsitektur Art Deco yang populer di Bandung saat itu. Kini Kantor Pos Alun-alun Bandung masih tegak berdiri dengan nama Kantor Pos Bandung, dan terus menjalankan aktivitasnya melayani masyarakat dalam berbagai kepentingan perposannya.
KANTORPOS Cirebon
Buku Sejarah Pos dan Telekomunikasi Indonesia jilid 1 (1980) mengungkapkan bahwa Cirebon termasuk kota penting yang menjadi titik hubung Jalan Raya Pos dari wilayah Priangan (Batavia, Bogor, dan Bandung) dengan Wilayah Jawa Tengah (Semarang). Dalam kaitan itulah, dibangun Postkantoor yang letaknya tidak jauh dari pelabuhan yang ramai. Kereta Pos yang datang dari Priangan biasanya beristirahat atau menginap terlebih dahulu di Kantorpos ini sebelum keesokan harinya melakukan perjalanan menuju kota Semarang. Bangunan Kantorpos yang kini terletak di Jalan Yos Sudarso dibangun pada tahun 1906 dan menjadi salah satu bangunan heritage di kawasan Kota Tua Cirebon.
CTK.1.88/KJA-SP/2017
5
6
KANTORPOS Semarang
KANTORPOS Yogyakarta
Seperti halnya Kantorpos-kantorpos yang lain, Kantor Pos Yogyakarta yang terletak di jalan Pangeran Senopati sesungguhnya merupakan bagian penting dalam aktivitas politik dan ekonomi pemerintah Hindia Belanda. Ini terlihat dari penempatan bangunan Kantorpos yang berada dalam satu kawasan dengan benteng Vrederburg (simbol kekuasaan politik sekaligus ekonomi kolonial Belanda). Berada tepat di seberang utara Keraton Yogyakarta, diperkirakan Kantorpos mulai hadir di sana sejak masa Gubernur Jenderal Daendels (1810-an). Saat ini Kantor Pos Yogyakarta juga menjadi salah satu destinasi wisata arsitektur yang memikat di Yogyakarta.
Kantorpos terletak di Jalan Pemuda-Semarang tercatat merupakan Kantorpos kedua yang didirikan Penguasa Hindia Belanda setelah Kantor Pos Batavia. Buku De ontwikkeling van het postwezen in Nederl. Oost-Indië (1935) menyebut bahwa pendiriannya dilakukan empat tahun (1750) setelah Kantor Pos Batavia. Keberadaan Kantor Pos Semarang dianggap strategis, karena menjadi pintu masuk logistik maupun komunikasi menuju wilayah selatan (Surakarta dan Yogyakarta). Itu sebabnya pada masa Gubernur Jenderal Herman W. Daendels membangun Jalan Raya Pos (1810) ketika pembangunannya sampai di Semarang dipecah menjadi dua jalur; jalur pertama mengarah ke selatan lewat Bawen dan jalur kedua mengarah ke timur melalui Karangtengah dan Demak menuju Kudus. Saat ini Kantorpos yang dibangun pada 1862 menjadi salah satu destinasi wisata Kota Tua Semarang.
7
KANTORPOS Surabaya
Kantor Pos Surabaya atau lebih tepatnya Kantor Pos Kebonrojo, karena berada di jalan Kebonrojo (Regenstraatdulu), memiliki sejarah yang unik. Dibangun pada 1880 sebagai Kantorpos terpenting di wilayah timur pulau Jawa. Namun dalam perkembangannya, Kantorpos sempat diubah penggunaannya sebagai kantor pemerintahan Kabupaten Surabaya dan kemudian menjadi sekolah HBS (Hogere Burgerschool) hingga tahun 1926, sebelum akhirnya difungsikan kembali sebagai Kantorpos. Menariknya, pada masa menjadi HBS inilah tercatat dua tokoh penting dalam sejarah pernah bersekolah di sini, pertama Hubertus Johannes van Mook (Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda 19441948) dan Ir. Soekarno (Proklamator dan Presiden Republik Indonesia pertama). (MhP)
CTK.1.88/KJA-SP/2017
KABAR DARI POS | 38 • 2017
25
DARI SUDUT BANDA
270–GCG–BTP Ini bukan kode booking tiket apalagi rumus undian. 270 adalah usia pelayanan Kantorpos di bumi Nusantara, GCG adalah singkatan Good Corporate Governance di bumi Nusantara, dan BTP juga singkatan dari Bersih, Transparan dan Profesional. Lalu apa hubungannya ketiga hal itu dengan Pos Indonesia?
Kami Akan Terus Mengantar Misi Ya, pada 26 Agustus 2016 genap sudah usia kami 270 tahun. Tentu Anda bertanya, benarkah Pos Indonesia sudah setua itu. Bukankah Indonesia saja baru merdeka 71 tahun silam. Memang, sebagai perusahaan persero bahkan usia PT Pos Indonesia (Persero) baru belasan tahun saja, berdiri pada Juni 1995. Tapi sebagai entitas bisnis sesungguhnya kami sudah melayani hampir tiga abad silam, melalui marketplace atau outlet kami yang disebut Kantorpos (dulu menggunakan bahasa Belanda: Postkantoor). Kehadiran Kantorpos memang erat kaitannya dengan kepentingan politik dan ekonomi bangsa Belanda di Nusantara. Bahkan jauh sebelum Kantorpos secara resmi didirikan di Batavia oleh Gubernur Jenderal Baron van Imhoff, usaha mengurus dan mengawasi lalulintas informasi (melalui surat) dan barang (komoditi) telah dilakukan. Konon, setiap surat yang datang dari mancanegara akan diperiksa isinya sebelum diumumkan kedatangannya, demikian pula surat-surat yang akan diberangkatkan dengan kapal ke mancanegara dibuka dan dibaca terlebih dahulu, siapa tahu ada informasi rahasia atau informasi dagang disampaikan diam-diam dalam surat tersebut. Bagaimanapun, Kantorpos waktu itu melayani kepentingan Penguasa Hindia Belanda. Termasuk ketika Gubernur Jenderal H.W. Daendels membangun Jalan Raya Pos sekira 1810-1812, peran Kantorpos dalam menyokong kepentingan pemerintah pun meningkat. Kantorpos tak hanya di Batavia tapi juga di kota-kota lainnya, semakin hari terus bertambah, dan kini jumlahnya sudah mencapai lebih dari 4000 unit di seluruh Indonesia. Seiring berjalannya waktu, masyarakat pun akhirnya diberi kesempatan untuk memanfaatkan berbagai layanan Pos yang tersedia. Teknologi yang digunakan pun disesuaikan perkembangan zaman. Meski sudah berusia 270 tahun, esensi kami tetap sama yakni mengantarkan misi dari satu pihak kepada pihak lain di muka bumi manapun. Misi tersebut dapat terwujud dalam bentuk surat, dokumen, paket, atau bahkan uang. Dan kami ingin tetap berada di sana seribu tahun yang akan datang.
Nilai GCG dalam BTP Tata Kelola Perusahaan yang Baik demikian terjemahan bebas dari Good Corporate Governance (GCG). Sebagai perusahaan yang dimiliki oleh Pemerintah, tentu kami harus teguh memegang prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan sebagaimana ditetapkan oleh Pemerintah. Dan GCG menjadi panduan utama sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No Per.01/ MBU/2011 tahun 2011. Dalam peraturan itu ditetapkan bagaimana mekanisme perusahaan dikelola secara efektif, efisien, patuh terhadap hukum yang berlaku, dan menjunjung etika.
26 KABAR DARI POS | 38 • 2017
Oleh : GNP SUGIARTA YASA Ada lima prinsip GCG yang kami terapkan dalam menjalankan roda perusahaan, yakni : Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian, dan Kewajaran. Tidak mudah untuk menegakkan kelima prinsip ini. Namun demikian kami punya resep yang memudahkan para insan Pos menjalankan kelima prinsip tersebut, namanya BTP (Bersih Transparan dan Profesional), maksudnya setiap insan Pos dalam menjalankan tugas dan kewajibannya melakukan dengan sekuat tenaga terbebas dari praktikpraktik yang melanggar hukum dan mengabaikan etika. Dalam menjalankan tugas baktinya insan Pos bersikap transparan serta senantiasa siap mempertanggungjawabkan segala langkah dan keputusannya dengan tetap mengacu kepada hukum dan ketentuan perusahaan yang berlaku. Profesional menjadi ciri khas insan Pos masa kini, dimana segala aktivitasnya dilandasi pada standar-standar kompetensi dan kaidah keilmuan yang berlaku. Saya percaya, bila segenap insan Pos dapat menegakkan nilai-nilai GCG secara konsisten dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sehari-hari Kantorpos akan terus eksis dan mampu mengemban misi ribuan tahun lagi ke depan. Salam Pos Indonesia........JUARA***
CTK.1.88/KJA-SP/2017
CTK.1.88/KJA-SP/2017
KABAR DARI POS | 38 • 2017
27
28 KABAR DARI POS | 38 • 2017 CTK.1.88/KJA-SP/2017