11/15/2014
Disampaikan oleh : DR. MENARI SITOHANG, MM Kedeputian Bidang Pengawasan dan Pengendalian BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
PELAYANAN PRIMA Birokrasi pemerintah yang profesional, Berintegritas, Berkinerja tinggi, Bebas dan bersih dari KKN Memegang teguh h nilai-nilai dasar Kode etik aparatur negara 11/15/2014
2
1
11/15/2014
Dasar Hukum Audit Kepegawaian dan Pelaporan UU Nomor 5 Tahun 2014: `
Pasal 48 huruf g, BKN bertugas :
Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan Norma, Standar, dan Prosedur (NSP) Manajemen Kepegawaian ASN.
`
Pasal 49: BKN berwenang:
Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan NSP dan kriteria Manajemen ASN.
11/15/2014
3
ManajemenManajemen ASN PPPK
Manajemen PNS •penyusunan dan penetapan kebutuhan; •pengadaan; p g dan jjabatan;; •pangkat •pengembangan karier; •pola karier; •promosi; •mutasi; •penilaian kinerja; •penggajian dan tunjangan; •penghargaan; •disiplin; d l •pemberhentian;
•jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
• penetapan kebutuhan; • pengadaan; • penilaian kinerja; • penggajian dan tunjangan; • pengembangan kompetensi; • pemberian penghargaan; • disiplin; • pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan • perlindungan.
•perlindungan.
11/15/2014
4
2
11/15/2014
`
Diperlukan analisis situasi yaitu metode analisis yang akan membantu Audit memperjelas dan mengelola masalah. Analisis situasi terdiri atas 4 (empat) proses utama, (Berny Gomulya, 2012) yaitu :
Mengidentifikasi masalah • Menggunakan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, and Threat),
•Audit cenderung melupakan klarifikasi masalah untuk mengetahui akar masalah. •Audiwan cenderung langsung memikirkan solusi.
• Membandingkan target dan d realisasi li i pencapaian, • Melakukan observasi lapangan, masukan dalam rapat, dan lainlain.
`
Mengklarifikasi masalah
•Audit perlu memperhatikan proses kegiatan sehingga dapat p diketahui benang g merah permasalahan. •Masalah-masalah yang sudah teridentifikasi biasanya masih bersifat kompleks, umum, dan tidak spesifik. •Masalah perlu diklarifikasi sehingga menjadi masalah tunggal.
Menentukan prioritas masalah •Tingkat kepentingan masalah / kasus berbeda-beda. •Harus menentukan prioritas penanganan. •Ingat, masalah kecil pun dapat berakibatbesar.
Menetapkan respons yang tepat terhadap masalah •Terakhir adalah mengambil tindakan berdasarkan hasil kerja Audiwan. •Mengembangkan M b k sejumlah strategi yang bisa dikembangkan selanjutnya, misalnya membuat rencana tindakan (action plan).
Setiap pemeriksaan audit kepegawaian harus dibuat dalam rencana tindakan (action plan), yang memuat secara jelas setiap tahapan dalam pemeriksaan kasus kepegawaian. Mengikuti prinsip 5W-2H yaitu :
What
• Apa norma, standard dan prosedur di bidang kepegawaian p g yang y g dilanggar? gg
When
• Kapan pelanggaran dilakukan?
Where
• Dimana pelanggaran dilakukan?
Who
• Siapa yang melakukan pelanggaran?
Why
• Mengapa tindakan pelanggaran itu dilakukan?
How
•Bagaimana langkah-langkah tindakan administratif yang diambil agar menimbulkan efek jera?
How Much
• Berapa besar manfaat yang akan diterima dari implementasi tindakan administratif dimaksud dan berapa pula biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai implementasi dari tindakan penegakkan NSP di bidang kepegawaian?
3
11/15/2014
Audit Kepegawaian, bersifat Reaktif
Proaktif
• Apabila Audiwan menerima atau mendapatkan informasi dari masyarakat atau pihak lain mengenai kemungkinan adanya pelanggaran terhadap NSP di bidang kepegawaian.
• Apabila pemeriksa atau Audiwan secara aktif mengumpulkan informasi dan menganalisis informasi dibidang pengelolaan kepegawaian apakah sudah sesuai dengan NSP atau belum.
Jenis Audit A dit Reguler Audit R l • Audit yang dilakukan secara tetap terhadap pelaksanaan administrasi kepegawaian pada instansi pemerintah;
Audit Investigatif •Audit yang dilakukan lebih mendalam terhadap masalah yang menjadi fokus. •Audiwan mencari, menemukan, mengumpulkan bukti secara sistematis . •Bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan yang memmmenyimpang dari NSP dan menemukan penyebabnya, sehingga dapat ditindaklanjuti.
A dit R Audit Review i • Audit yang dilakukan berupa peninjauan atas hasil audit yang telah dilakukan karena diperolehnya bukti baru yang perlu diteliti dan dipertimbangkan.
4
11/15/2014
Mengumpulkan materi yang cukup sebagai objek pelaksanaan audit; Melakukan identifikasi atas segala bukti materi yang dikumpulkan. Menganalisis lebih mendalam segala bukti materi yang telah diidentifikasi sesuai dengan peraturan yang berlaku; Membuat kesimpulan atas hasil analisa yang telah dil dilakukan. k k Membuat rencana tindak lanjut atas kesempatan yang ditetapkan. Membuat rekomendasi atas hasil pelaksanaan audit untuk pengambilan keputusan.
POKOK-POKOK PERUBAHAN PP 30 TAHUN 1980 MENJADI PP 53 TAHUN 2010 1. Pada Pasal 2 mengenai kewajiban (26 butir) dan Pasal 3 mengenai larangan (18 butir) disempurnakan dengan merumuskan kembali kewajiban dan larangannya. a. Adapun penyempurnaan tersebut meliputi : 7 butir kewajiban/larangan dimasukkan sebagai etika. pengelompokan beberapa butir kewajiban dan larangan dalam satu kesatuan bunyi sumpah jabatan dan sumpah PNS sebagai kewajiban dalam mengucapkan dan menaati sumpah/ janji PNS dan jabatan. penambahan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) sbg kewajiban. penambahan butir larangan dalam mendukung capres/ cawapres p dan anggota gg legislatif g ((DPR,, DPD,, dan DPRD)) sebagaimana amanat dalam UU Nomor 10 Tahun 2008 dan UU Nomor 42 Tahun 2008. penambahan butir larangan dalam mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang selama ini ditetapkan di dalam S.E. Menpan. 10 10
5
11/15/2014
penyempurnaan tersebut, maka butir-butir kewajiban yang semula berjumlah 26 butir berubah menjadi 17 butir, sedangkan butir larangan yang semula berjumlah 18 butir berubah menjadi 15 butir
b. Dengan
2. Pada Pasal 7 bagian g kedua mengenai g tingkat g dan jjenis hukuman disiplin, disempurnakan dengan mengubah dan menambah jenis hukuman sebagai berikut : a. Untuk jenis hukuman sedang : jenis hukuman yang berupa penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun dihapuskan, karena tidak diamanatkan dalam Penjelasan Pasal 29 UU Nomor 8 Tahun 1974 jjo UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. penambahan jenis hukuman penurunan pangkat 1 (satu) tingkat untuk selama 1 (satu) tahun, selama ini sebagai hukuman berat. 11
penyempurnaan tersebut, maka butir-butir kewajiban yang semula berjumlah 26 butir berubah menjadi 17 butir, sedangkan butir larangan yang semula berjumlah 18 butir berubah menjadi 15 butir
b. Dengan
2. Pada Pasal 7 bagian g kedua mengenai g tingkat g dan jjenis hukuman disiplin, disempurnakan dengan mengubah dan menambah jenis hukuman sebagai berikut : a. Untuk jenis hukuman sedang : jenis hukuman yang berupa penurunan gaji sebesar 1 (satu) kali gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun dihapuskan, karena tidak diamanatkan dalam Penjelasan Pasal 29 UU Nomor 8 Tahun 1974 jjo UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. penambahan jenis hukuman penurunan pangkat 1 (satu) tingkat untuk selama 1 (satu) tahun, selama ini sebagai hukuman berat. 12
6
11/15/2014
b. Tingkat dan jenis hukuman disiplin:
1. Hukuman disiplin ringan: a. Teguran lisan b. Teguran tertulis c. Pernyataan tidak puas secara tertulis 2. Hukuman disiplin sedang: a Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun a. b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun c. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun 3. Hukuman disiplin berat: a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan dalam jabatan setingkat ti k t lebih l bih rendah d h c. Pembebasan Jabatan d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS 13 13
`
`
`
Pasal 3: kewajiban PNS, butir 12: mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan. Pasal 9: dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang. Pada butir 12: apabila pencapaian sasaran kinerja pada akhir tahun hanya mencapai 25% sampai dengan 50% Pasal 10: dijatuhi hukuman disiplin g berat. Pada butir 12 : apabila p tingkat pencapaian sasaran kinerja pada akhir tahun kurang dari 25%
7
11/15/2014
Selama tahun 2012 Kedeputian Bidang Pengawasan dan Pengendalian BKN juga melakukan pendataan dan merekapitulasi data PNS di Instansi Pusat dan Daerah yang telah dijatuhi hukuman disiplin sebagai berikut : NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KODE JENIS HUKUMAN DISIPLIN
JUMLAH 22
Teguran Lisan
55
Teguran Tertulis
28
Pernyataan tidak puas secara tertulis
120
Penundaan KGB selama 1 Tahun
67
Penundaan KP selama 1 Tahun
74
Penurunan Pangkat 1 Tingkat selama 1 Tahun
180
Penurunan pangkat 1 tingkat selama 3 Tahun
5
Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan 1 tingkat
54
Pembebasan dari Jabatan
78
Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
130
Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS JUMLAH SELURUHNYA
Demikian juga
pada
tahun
2013
Kedeputian
Bidang
815
Pengawasan
dan
Pengendalian melakukan pendataan dan merekapitulasi data PNS di Instansi Pusat dan Daerah yang telah dijatuhi hukuman disiplin sebagai berikut : NO
KODE JENIS HUKUMAN DISIPLIN
JUMLAH
1
Teguran Lisan
129
2
Teguran Tertulis
123
3
Pernyataan tidak puas secara tertulis
95
4
Penundaan KGB selama 1 Tahun
93
5
Penundaan KP selama 1 Tahun
70
6
Penurunan Pangkat 1 tingkat selama 1 Tahun
134
7
Penurunan pangkat 1 tingkat lebih rendah selama 3 Tahun
299
8
Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan 1 tingkat
9
9
Pembebasan dari Jabatan
95
10
Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
139
11
Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS JUMLAH SELURUHNYA
228 1.415
8
11/15/2014
`
9